• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemimpinan Dzulmi Eldin Sebagai Walikota Medan Berdasarkan Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kepemimpinan Dzulmi Eldin Sebagai Walikota Medan Berdasarkan Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang Baik"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

Narasumber :Ahmad Bakhori Nasution, S.T, M.T (Sekretaris PP Kota Medan)

Tempat/Tanggal :MPC PP Kota Medan/22 Maret 2016

DaftarPertanyaanWawancara DPRD Kota Medan

Dalam wawancara ini saya harus menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari wawancara ini. Dalam wawancara ini akan ada pertayaan mengenai 2 hal, yaitu:

1. Kepemimpinan Dzulmi Eldin Sebagai Walikota Medan.

2. Kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan berdasarkan dengan Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.

A. Kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan

1 Bagaimana Gaya kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan?

Jawaban :Birokrat, Pelindung dan Penyelamat (Missionary).

2 Apa tipe kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan?

Jawaban :Kepemimpinan Pengayom (Headmanship).

3 Dalam pembuatankeputusan, model kepemimpinan seperti apa yang Dzulmi Eldin terapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kota Medan?

Jawaban :Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam batas-batas yang telah dirumuskan oleh pimpinan.

4 Sifat-sifatkepemimpinan seperti apa yang Dzulmi Eldin terapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kota Medan?

Jawaban :Intelegensi dan Persuasif.

B. KepemimpinanDzulmiEldinsebagaiWalikota Medan

berdasarkandenganPrinsip Tata KelolaPemerintahan yang Baik.

(2)

Jawaban : Ya. Dzulmi Eldin melibatkan masyarakat dalam mengambil kebijakan, terbukti dalam menerima masukan dari masyarakat.

2 Dalam pemerintahan,

kerangkahukumharusadildandilaksanakantanpaperbedaan,

terutamahukumhakasasimanusia. Bagaimana wujudkonsep HAM di Kota Medan?

Sejauhmanaimplementasipemenuhanhak-hakdasarmasyarakat/pegawaiseperti yang dimaksuddalam Program PeraturanHakAsasiManusia di Kota Medan.

Bagaimanapenegakannyaselamaini?

Seberapabesariamengakomodasinilai-nilai universal?

Jawaban :Baik, karena tidak ada membeda-bedakan golongan yang satu dengan yang lainnya.

3 Bagaimana dengan transparansi pemerintahan Dzulmi Eldin?

Jawaban : Tranparansi berjalan karena mempunyai sistem dan manajemen. Sepanjang sistem dan manajemen berjalan dan tidak ada yang menggugat berarti transparansi itu berjalan. Tolak ukur dari transparansi terletak pada sistem dan manajemen yang ada.

4 Seluruh jajaran dibawah Dzulmi Eldin, apakah merespon cepat keluhan-keluhan dari masyarakat ?

Jawaban :Selalu berusaha untuk mendengar aspirasi atau keluhan dari masyarakat untuk melakukannya secara cepat setiap masukan dari masyarakat.

5 Apakah setiap kebijakan Dzulmi Eldin di buat berorientasi kepada kepentingan masyarakat yang luas?

Jawaban :Ya, Saya lihat kebijakannya itu berpihak kepada masyarakat. Contohnya yang sangat terlihat adalah pembangunan infrastruktur yaitu jalan.

6 Menurut anda, Apakah masyarakat Kota Medan mendapatkan kesejahteraan dan keadilan yang sama dalam pembangunan di Kota Medan?

(3)

7 Bagaimana tingkat efektivitas target anggaran belanja terhadap realisasinya? Dan tingkat efisiensi anggaran belanja? Apakah

rasionalitasbiayapembangunanuntukmemenuhikebutuhansemuamasyarak at. Semakinkecilbiaya yang terpakaiuntukkepentingan yang terbesar, makapemerintahantersebuttermasukdalamkategoripemerintahan yang efisien

Jawaban : Efisien karena setiap anggaran yang dipakai untuk pembangunan Kota Medan terutama infrastruktur jalan.

8 Bagaimana kepemimpinan Dzulmi Eldin

mempertanggungjawabkansemuakebijakan, perbuatan, moral,

maupunnetralissikapnyaterhadapmasyarakatdalamupayamenujupemerinta han yang bersihdanberwibawa.

(4)

Narasumber :Andi Lumbangaol, S.H

Tempat/Tanggal :DPRD Kota Medan/26 September 2016

Daftar Pertanyaan Wawancara DPRD Kota Medan

Dalam wawancara ini saya harus menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari wawancara ini. Dalam wawancara ini akan ada pertayaan mengenai 2 hal, yaitu:

3. Kepemimpinan Dzulmi Eldin Sebagai Walikota Medan.

4. Kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan berdasarkan dengan Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.

C. Kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan

5 Bagaimana Gaya kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan?

Jawaban : Pelindung dan Penyelamat (Missionary).

6 Apa tipe kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan?

Jawaban : Kepemimpinan Bebas (Laissez Faire).

7 Dalam pembuatan keputusan, model kepemimpinan seperti apa yang Dzulmi Eldin terapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kota Medan?

Jawaban :Pemimpin memberikan keputusan bersifat sementara yang kemungkinan dapat diubah dan Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran, dan membuat keputusan.

8 Sifat-sifat kepemimpinan seperti apa yang Dzulmi Eldin terapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kota Medan?

Jawaban : Persuasif.

D. Kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan berdasarkan dengan Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.

(5)

Jawaban : Ya, karena beliau kan melaksanakan pembangunan itu berdasarkan Perda, Perda itu dibuat oleh Walikota dan DPRD dan DPRD itu mewakili masyarakat.

10 Dalam pemerintahan, kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa perbedaan, terutama hukum hak asasi manusia. Bagaimana wujud konsep HAM di Kota Medan? Sejauh mana implementasi pemenuhan hak-hak dasar masyarakat/pegawai seperti yang dimaksud dalam Program

Peraturan Hak Asasi Manusia di Kota Medan. Bagaimana penegakannya selama ini? Seberapa besar ia mengakomodasi nilai-nilai universal?

Jawaban : Belum, banyak hak-hak dasar belum dilaksanakan dan diakomodir secara baik. Terjadinya banjir, tidak menciptakan suasana yang nyaman, banyak papan reklame yang tanpa IMB, tanpa ijin, dan tanpa aturan yang jelas.

11 Bagaimana dengan transparansi pemerintahan Dzulmi Eldin?

Jawaban : Kurang, bisa dibuktikan dengan APBD yang pelaksanaan dan hasilnya tidak maksimal. Cenderung banyak dimainkan oleh para pejabat yang terkait.

12 Seluruh jajaran dibawah Dzulmi Eldin, apakah merespon cepat keluhan-keluhan dari masyarakat ?

Jawaban : Tidak cepat tanggap, menyangkut pengurusan KTP, PAM, listrik dan pohon-pohon tumbang.

13 Apakah setiap kebijakan Dzulmi Eldin di buat berorientasi kepada kepentingan masyarakat yang luas?

Jawaban : Artinya pembangunannya tidak sesuai dengan gambar atau perencanaan. Saya tidak melihat apa-apa yang bagus dibuatnya.

14 Menurut anda, Apakah masyarakat Kota Medan mendapatkan kesejahteraan dan keadilan yang sama dalam pembangunan di Kota Medan?

Jawaban : Tidak merata

15 Bagaimana tingkat efektivitas target anggaran belanja terhadap

realisasinya? Dan tingkat efisiensi anggaran belanja? Apakah rasionalitas biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua masyarakat. Semakin kecil biaya yang terpakai untuk kepentingan yang terbesar, maka pemerintahan tersebut termasuk dalam kategori pemerintahan yang

(6)

Jawaban : Realisasi pelaksanaan pembangunan berdasarkan APBD itu sampai saat ini masih dalam tahap belum sampai 30%. Artinya realisasinya tidak seimbang dengan waktu yang berjalan. Biasanya nanti di akhir tahun lalu di gas pembangunan ini. Supaya bisa mencapai meminimalkan silva. Di percepat semua, disinilah

permainannya. Jd pembangunannya asal-asalan.

16 Bagaimana kepemimpinan Dzulmi Eldin mempertanggungjawabkan semua kebijakan, perbuatan, moral, maupun netralis sikapnya terhadap masyarakatdalam upaya menuju pemerintahan yang bersih dan

berwibawa.

(7)

Narasumber :Asmui Lubis, S.PdI

Tempat/Tanggal :DPRD Kota Medan/27 September 2016

DaftarPertanyaanWawancara DPRD Kota Medan

Dalam wawancara ini saya harus menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari wawancara ini. Dalam wawancara ini akan ada pertayaan mengenai 2 hal, yaitu:

5. Kepemimpinan Dzulmi Eldin Sebagai Walikota Medan.

6. Kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan berdasarkan dengan Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.

E. Kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan

9 Bagaimana Gaya kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan?

Jawaban : Kompromi (Compromiser), Pelindung dan Penyelamat (Missionary). 10 Apa tipe kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan?

Jawaban : Kepemimpinan Kharismatik dan Kepemimpinan Pengayom (Headmanship).

11 Dalam pembuatankeputusan, model kepemimpinan seperti apa yang Dzulmi Eldin terapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kota Medan?

Jawaban :Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam batas-batas yang telah dirumuskan oleh pimpinan, Pemimpin membuat keputusan dan kemudian mengumumkan kepada bawahannya dan Pemimpin memberikan keputusan bersifat sementara yang kemungkinan dapat diubah.

12 Sifat-sifatkepemimpinan seperti apa yang Dzulmi Eldin terapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kota Medan?

Jawaban :Kepercayaan pada diri sendiri dan Persuasif.

F. KepemimpinanDzulmiEldinsebagaiWalikota Medan

berdasarkandenganPrinsip Tata KelolaPemerintahan yang Baik.

(8)

Jawaban : Tidak melibatkan, masih mendengarkan sebagai masukan

18 Dalam pemerintahan,

kerangkahukumharusadildandilaksanakantanpaperbedaan,

terutamahukumhakasasimanusia. Bagaimana wujudkonsep HAM di Kota Medan?

Sejauhmanaimplementasipemenuhanhak-hakdasarmasyarakat/pegawaiseperti yang dimaksuddalam Program PeraturanHakAsasiManusia di Kota Medan.

Bagaimanapenegakannyaselamaini?

Seberapabesariamengakomodasinilai-nilai universal?

Jawaban : terbuka.

19 Bagaimana dengan transparansi pemerintahan Dzulmi Eldin?

Jawaban : Belum terbuka. Masalah-masalah proyek-proyek, pemilihan kepala SKPD, Kepala Dinas.

20 Seluruh jajaran dibawah Dzulmi Eldin, apakah merespon cepat keluhan-keluhan dari masyarakat ?

Jawaban : Lebih banyak diam, tidak peduli.

21 Kebijakan apa saja yang sudah dilakukan Dzulmi Eldin yang di buat berorientasi kepada kepentingan masyarakat yang luas?

Jawaban : Seperti bantuan BPJS bagi masyarakat tidak mampu, per musibah kebakaran, pokoknya penanggulangan yang bersifat sementara cepat ditanggapi hanya sebatas itu.

22 Menurut anda, Apakah masyarakat Kota Medan mendapatkan kesejahteraan dan keadilan yang sama dalam pembangunan di Kota Medan?

Jawaban : Tidak merata, ada kesenjangan sosial antar kecamatan di kota medan.

23 Bagaimana tingkat efektivitas target anggaran belanja terhadap realisasinya? Dan tingkat efisiensi anggaran belanja? Apakah

(9)

Jawaban : Tidak efektif dan tidak efisiensi

24 Bagaimana kepemimpinan Dzulmi Eldin

mempertanggungjawabkansemuakebijakan, perbuatan, moral,

maupunnetralissikapnyaterhadapmasyarakatdalamupayamenujupemerinta han yang bersihdanberwibawa.

(10)

Narasumber :Drs. Brando Simanjuntak (Sekretaris IPK Kota Medan)

Tempat/Tanggal :DPD IPK Kota Medan/28 September 2016

DaftarPertanyaanWawancara DPRD Kota Medan

Dalam wawancara ini saya harus menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari wawancara ini. Dalam wawancara ini akan ada pertayaan mengenai 2 hal, yaitu:

7. Kepemimpinan Dzulmi Eldin Sebagai Walikota Medan.

8. Kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan berdasarkan dengan Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.

G. Kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan

13 Bagaimana Gaya kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan?

Jawaban :Otokrasi yang disempurnakan (Benevolent Autocrat), Birokrat, Pelindung dan Penyelamat (Missionary).

14 Apa tipe kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan?

Jawaban : Kepemimpinan Bebas (Laissez Faire) dan Kepemimpinan Pengayom (Headmanship).

15 Dalam pembuatankeputusan, model kepemimpinan seperti apa yang Dzulmi Eldin terapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kota Medan?

Jawaban :Pemimpin membuat keputusan dan kemudian mengumumkan kepada bawahannya danPemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam batas-batas yang telah dirumuskan oleh pimpinan.

16 Sifat-sifatkepemimpinan seperti apa yang Dzulmi Eldin terapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kota Medan?

Jawaban :Intelegensi, Energi dan Persuasif.

H. KepemimpinanDzulmiEldinsebagaiWalikota Medan

berdasarkandenganPrinsip Tata KelolaPemerintahan yang Baik.

(11)

Jawaban : Melibatkan. Beliau banyak membuat kegiatan itu melibatkan organisasi kepemudaan, masyarakat-masyarakat disetiap kecamatan, kelurahan dan juga mengajak dialog.

26 Dalam pemerintahan,

kerangkahukumharusadildandilaksanakantanpaperbedaan,

terutamahukumhakasasimanusia. Bagaimana wujudkonsep HAM di Kota Medan?

Sejauhmanaimplementasipemenuhanhak-hakdasarmasyarakat/pegawaiseperti yang dimaksuddalam Program PeraturanHakAsasiManusia di Kota Medan.

Bagaimanapenegakannyaselamaini?

Seberapabesariamengakomodasinilai-nilai universal?

Jawaban : Saya rasa belum merata. Terutama hak masyarakat yaitu perbaikan jalan rusak, banjir harus diperbaiki. Beliau harus peduli dengan semua yang adil disetiap kecamatan dan kelurahan. Saya belum melihat pemerataan itu ada.

27 Bagaimana dengan transparansi pemerintahan Dzulmi Eldin?

Jawaban : Tidak transparansi. Masyarakat secara umum tidak ada mengetahui, kita juga tidak mengetahui berapa pengeluaran APBD kita.

28 Seluruh jajaran dibawah Dzulmi Eldin, apakah merespon cepat keluhan-keluhan dari masyarakat ?

Jawaban : Belum nampak. Di koran-koran banyak keluhan-keluhan dari masyarakat yang belum bisa teratasi. Banyak keluhan-keluhan dari masyarakat saya lihat di koran, jalan ini berlobang-lobang. Tolong Pak diperbaiki, macet, banjir belum bisa teratasi. Artinya kan belum direspon dengan cepat. Tapi saya yakin, beliau juga punya keterbatasan. Tapi kalau kita bicara birokrasi pemerintahan, beliau kan punya banyak staff. Seharusnya bisa difungsikannya dan diawasi. Kalau beliau bisa

fungsikan semuanya itu, saya pikir tidak ada masalah.

29 Apakah setiap kebijakan Dzulmi Eldin di buat berorientasi kepada kepentingan masyarakat yang luas?

Jawaban : Ya. Karena kebijakannya untuk kepentingan masyarakat Kota Medan

30 Menurut anda, Apakah masyarakat Kota Medan mendapatkan kesejahteraan dan keadilan yang sama dalam pembangunan di Kota Medan?

(12)

31 Bagaimana tingkat efektivitas target anggaran belanja terhadap realisasinya? Dan tingkat efisiensi anggaran belanja? Apakah

rasionalitasbiayapembangunanuntukmemenuhikebutuhansemuamasyarak at. Semakinkecilbiaya yang terpakaiuntukkepentingan yang terbesar, makapemerintahantersebuttermasukdalamkategoripemerintahan yang efisien

Jawaban : Tidak jelas, karena APBD anggaran belanja tidak transparan.

32 Bagaimana kepemimpinan Dzulmi Eldin

mempertanggungjawabkansemuakebijakan, perbuatan, moral,

maupunnetralissikapnyaterhadapmasyarakatdalamupayamenujupemerinta han yang bersihdanberwibawa.

(13)

Daftar Pertanyaan Wawancara Walikota

Dalam wawancara ini saya harus menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari

wawancara ini. Dalam wawancara ini akan ada pertayaan mengenai 2 hal, yaitu:

1. Kepemimpinan Dzulmi Eldin Sebagai Walikota Medan.

2. Kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan berdasarkan dengan

Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.

A. Kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan

1. Gaya kepemimpinan seperti apa yang anda terapkan dalam

penyelenggaraan pemerintahan di Kota Medan?

Jawaban : Eksekutif (Pelaksana)

2. Tipe kepemimpinan seperti apa yang anda terapkan dalam

penyelenggaraan pemerintahan di Kota Medan?

Jawaban : Kepemimpinan Pengayom (Headmanship)

3. Dalam pembuatan keputusan, model kepemimpinan seperti apa yang anda

terapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kota Medan?

Jawaban : Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran dan membuat

keputusan

4. Sifat-sifat kepemimpinan seperti apa yang anda terapkan dalam

penyelenggaraan pemerintahan di Kota Medan?

(14)

B. Kepemimpinan Dzulmi Eldin sebagai Walikota Medan berdasarkan dengan Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.

1. Bagaimana anda mengambil keputusan dalam kebijakan, Apakah melibatkan

masyarakat atau mendengarkan aspirasi masyarakat dalam membangun Kota

Medan?

Jawaban : Iya, Walikota Medan mengambil kebijakan dengan mendengarkan dan

melibatkan aspirasi masyarakat.

2. Bagaimana hukum yang sudah dijalankan dalam setiap kebijakan yang ada?

Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa perbedaan, terutama

hukum hak asasi manusia. Bagaimana wujud konsep HAM di Kota Medan?

Sejauh mana implementasi pemenuhan hak-hak dasar masyarakat/pegawai

seperti yang dimaksud dalam Program Peraturan Hak Asasi Manusia

(RAN-HAM) di Kota Medan. Bagaimana penegakannya selama ini? Seberapa besar

ia mengakomodasi nilai-nilai universal?

Jawaban : Netral, tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, dan antar golongan.

3. Bagaimana dengan transparansi yang sudah dilakukan pemerintahan Kota

Medan?

(15)

4. Permasalahan apa saja yang sudah dengan cepat ditanggapi oleh Pemko

Medan atas keluhan-keluhan dari masyarakat?

Jawaban : Permasalahan perbaikan drainase untuk mengatasi banjir

5. Kebijakan apa saja yang sudah dilakukan oleh Pemko Medan yang berkaitan

dengan fasilitas umum yang berorientasi pada masyarakat luas?

Jawaban : Memperbaiki dan membuat drainasi dalam mengatasi banjir.

6. Menurut anda, Apakah masyarakat Kota Medan mendapatkan kesejahteraan

dan keadilan yang sama dalam pembangunan di Kota Medan?

Jawaban : Ya, hanya saja memerlukan waktu dalam pembangunan Kota Medan.

7. Bagaimana tingkat efektivitas target anggaran belanja terhadap realisasinya?

Dan tingkat efisiensi anggaran belanja? Apakah rasionalitas biaya

pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua masyarakat? (Semakin

kecil biaya yang terpakai untuk kepentingan yang terbesar, maka

pemerintahan tersebut termasuk dalam kategori pemerintahan yang efisien).

Jawaban :Efisiensi, karena semua anggaran untuk keperluan pembangunan Kota

Medan menjadi lebih baik.

8. Bagaimana Pemko Medan mempertanggungjawabkan semua kebijakan,

tindakan dan sikapnya terhadap masyarakat Kota Medan dalam upaya menuju

pemerintahan yang bersih dan berwibawa?

(16)

DAFTAR PUSTAKA

D, Riant, Nugroho.. 2004. Kebijakan Publik, Formulasi Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: Gramedia.

Faraidiany, Maghfira. 2015. Politik Identitas Etnis Di Indonesia Suatu Studi Terhadap Politik Identitas Etnis Tionghoa Di Kota Medan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Kaloh, J. 2009. Kepemimpinan Kepala Daerah. Jakarta: SinarGrafika.

Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Lubis, Suwardi. 1997. Metodologi Penelitian Sosial. Medan: USU Press.

Mantra, Ida B. 2004. Filsafat Penelitian Dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Martini Hadari dan Hadari Nwawi. 1995. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Nawawi, Hadari. 2004. Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sabarno, Hari. 2007. Memandu Otonomi Daerah Mejaga Kesatuan Bangsa. Jakarta: Sinar Grafika.

Safaria, Triantoro. 2004. Kepemimpinan. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Sedarmayanti. 2003. Good Governance (Kepemerintahan yang baik). Bandung: MandarMaju.

Siagian, Sondang P. 2003. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

(17)

Sofyan Effendi, Singarimbun dan Masri. 1993. Metode Penelitian survai. Jakarta: LP3ES.

Thoha, Mifta. 1995. Kepemimpinan dalam Suatu Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Thoha, Mifta. 1999. Perilaku Organisasi, Dimensi-dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta: PT. Rajawali Pers.

Yulk Gary. 2015. Kepemimpinan dalam Organisasi, edisi ketujuh. Jakarta: Indeks.

Winardi. 2000. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Wirawan. Dr. 2013. Kepemimpinan: teori psikologi, perilaku organisasi, aplikasi dan penelitian. Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada.

SumberLainnya:

Laporan Kajian Pemantapan Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Republik Indonesia

diakses pada

(18)

BAB III

ANALISIS KEPEMIMPINAN DZULMI ELDIN SEBAGAI WALIKOTA MEDAN BERDASARKAN PRINSIP TATA KELOLA PEMERINTAHAN

YANG BAIK

3.1. Kepemimpinan Dzulmi Eldin

Berbicara tentang pemimpin dan kepemimpinan masa depan, erat kaitannya

dengan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa ini. Bangsa ini

masih membutuhkan pemimpin yang kuat di berbagai sektor kehidupan masyarakat,

pemimpin yang berwawasan kebangsaaan dalam menghadapi permasalahan bangsa

yang demikian kompleks. Pemimpin dan kepemimpinan yang integratif harus

memiliki pola pikir, pola sikap dan pola tindak sebagai negarawan dan memiliki

kelebihan-kelebihan tertentu sebagai seorang pemimpin. Kelebihan seorang

pemimpin dapat dibedakan atas tiga hal, yakni kelebihan moral, ilmu dan fisik.

Kelebihan moral menghendaki pemimpin harus lebih tangguh takwanya kepada

Tuhan Yang Maha Esa, harus lebih tangguh kejujuran dan harus lebih tangguh

integritas. Kelebihan ilmu pengetahuan meminta pemimpin harus mempunyai bekal

ilmu pengetahuan yang lebih dari pengikut atau bawahannya. Sedangkan kelebihan

(19)

harus sehat jasmani dan rohani44

Keberadaan kepala daerah sebagai seorang pemimpin di dalam era otonomi

daerah sangatlah penting. Sebab, sebagai seorang pemimpin kepala daerah adalah

orang yang bergerak lebih awal atau mempelopori, mengarahkan pikiran dan

pendapat anggota organisasi, membimbing, menuntun, menggerakkan orang lain

melalui pengaruhnya, menetapkan tujuan organisasi, memotivasi anggota organisasi

agar sesuai dengan tujuan organisasi dan harus dapat mempengaruhi sekaligus

melakukan pengawasan atas pikiran, perasaan, dan tingkah laku aparatur Berbicara tentang masalah kepemimpinan di negara kita, maka pada akhirnya

kita akan membahas mengenai masalah pemerintahan yang dilaksanakan di

Indonesia, dan dalam hal ini peneliti tertarik untuk membahas masalah

kepemimpinan dari pemerintahan dalam politik lokal. Oleh Karena itu

berkaitanlangsung dengan masalah perubahan kehidupan sosial, ekonomi dan politik

dari masyarakat di daerah yang mereka pimpin. Berbagai macam persoalan yang

dihadapi masyarakat akhir-akhir ini selalu dikaitkan dengan permasalahan

otonomi daerah. Persoalan yang sangat mendasar adalah implementasi yang

tidak teratur dalam penerapan otonomi daerah. Untuk itu, dalam hal ini masyarakat

juga harus mengetahui bagaimana pemerintahnya memimpin dan mengatur urusan

pemerintahan mereka, agar mereka juga ikut berpartisipasi dalam menyukseskan

penerapan otonomi daerah di daerah mereka.

44

(20)

pemerintahan yang ia pimpin.45Untuk mewujudkan dan melaksanakan perannya

sebagai seorang pemimpin, kepala daerah diharuskan memiliki sikap dasar dan

sifat-sifat kepemimpinan, teknik dan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi

lingkungan organisasi, pengikut serta situasi dan kondisi yang melingkupi organisasi

yang dipimpinnya, serta ditopang oleh kekuasaan yang tepat.46

Dalam kehidupan organisasi, gaya kepemimpinan seorang pemimpin adalah

hal yang penting diperhatikan. Kepemimpinan dalam sebuah organisasi dituntut

untuk bisa membuat individu-individu dalam organisasi yang dipimpinnya bisa

berperilaku sesuai dengan yang diinginkan oleh pemimpin untuk mencapai tujuan

organisasi.

3.1. Gaya Kepemimpinan Yang Diterapkan Dzulmi Eldin

47

Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan

kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan gayanya membedakan Oleh karena itu seorang pemimpin haruslah bisa memahami perilaku

individu-individu di dalam organisasi yang dipimpinnya untuk bisa menemukan gaya

kepemimpinan yang tepat bagi organisasinya.Perilaku individu berbeda satu dengan

yang lainnya. Hal ini tergantung dari stimulus atau hal-hal yang bisa memotivasi

individu tersebut untuk berprilaku dan juga bagaimana individu tersebut mengelola

menindaklanjuti stimulus tersebut. Perbedaan inilah yang memunculkan adanya

perilaku yang bersifat positif dan negatif.

45

J. Kaloh. 2009. Kepemimpinan Kepala Daerah. (Pola Kegiatan, Kekuasaan, dan Perilaku Kepala Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah). Jakarta: Sinar Grafika. hlm. 43.

46

Ibid. hal. 44

47 Dr. Wirawan, MSL,Sp.A.,M.M.,M.Si. 2013. Kepemimpinan : teori psikologi, perilaku organisasi, aplikasi dan

(21)

dirinya dari orang lain.48

Kepala daerah sebagai pemimpin organisasi administrasi pemerintah daerah

dituntut untuk bersikap proaktif dengan mengandalkan kepemimpinan yang

berkualitas untuk membangkitkan semangat kerja para bawahannya. Seperti halnya

di organisasi lain, Walikota Medan yaitu Dzulmi Eldin dihadapkan dengan berbagai

tantangan dalam memimpin organisasi administrasi daerah. Oleh karena itu keadaan Gaya atau style hidupnya pasti akan mewarnai perilaku dan

tipe kepemimpinannya. Sehingga muncullah beberapa gaya kepemimpinan yaitu,

dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang pemimpin menganut berbagai gaya

kepemimpinan. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin dapat mempengaruhi

motivasi bawahannya dalam bekerja. Macam-macam gaya kepemimpinan antara

lain, gaya kepemimpinan kharismatis, paternalistis, militeristis, otokratis, laissez,

populis, administratif, dan demokratis.

Peran seorang pemimpin begitu besar dalam kemajuan bangsa, dan

menegakkan kebijakan demi mengantarkan masyarakat untuk menjawab tantangan

masa depan. Masyarakat yang bisa menjawab tantangan masa depan adalah

masyarakat yang maju, beretika, berpendidikan dan yang paling penting adalah tertib

atau taat pada kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Dalam upaya penegakan

kebijakan oleh pemimpin tentunya tidak semata-mata tugas dari pemimpin, namun

juga harus dibantu oleh segenap pemerintahan yang berwenang. Untuk mewujudkan

pemerintahan yang bersihpun tidak mudah, hal ini harus diawali dengan hubungan

yang baik antara pemimpin dan semua dinas terkait yang membantunya.

48

(22)

yang dihadapi antara lain bagaimana mewujudkan otonomi luas, nyata dan

bertanggung jawab sebagai suatu paradigma bara yang di dukung oleh kualitas

sumber daya yang memadahi dan mampu meningkatkan kehidupan masayarakat

melalui program dan strategi pelayanan dan pemberdayaan.49

“Bertanggung jawab harus dalam setiap tindakan nyata untuk memperbaiki kota Medan.”50

Kepemimpinan walikota yang efektif dan efisien diharapkan dapat menerapkan

dan menyesuaikan dengan paradigma baru otonomi daerah demi pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat dalam konteks penelitian ini di Kota Medan.

Bahwasannya demi mewujudkan pelayanan yang berkualitas baik pelayanan internal

dalam organisasi maupun eksternal kepada masyarakat, kepala daerah menerapkan

pola dan strategi mendengarkan, merasakan, menanggapi dan mewujudkan

keinginan, aspirasi, tuntutan dan kepentingan masyarakat serta tuntutan organisasi. Walikota merupakan peran strategis yang mengharuskan penerapan pola

kegiatan yang dinamis, aktif, komunikatif, menerapkan pola kekuasaan yang tepat

maupun pola perilaku kepemimpinan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan

masyarakat yang telah berubah pasca reformasi. Reformasi telah melahirkan

demokratisasi dan transparansi yang menumbuhkan masyarakat untuk terlibat dalam

pembangunan daerah melalui tuntutan dan harapan harus direspon cepat.

49

Prof. Dr. J. Kaloh. 2009. Op.Cit. hal 6.

50WawancaradenganAsmui Lubis anggota DPRD Kota Medan, 27 September 2016, Pukul 13.50 WIB di Kantor

(23)

Dengan demikian Hal-hal tersebut merupakan kekuatan dalam upaya mewujudkan

tuntutan organisasi dan peningkatan kehidupan serta kesejahteraan masyarakat.51

Walikota Medan Dzulmi Eldin dikategorikan mempunyai gaya kepemimpinan

Pelindung dan Penyelamat (Missionary) oleh sebagian besar narasumber.

3.1.1Gaya Kepemimpinan Pelindung dan Penyelamat

Gaya Kepemimpinan Pelindung dan Penyelamat memiliki ciri-ciri yaitu,

Pemimpin mengutamakan orientasi hubungan dengan anggota organisasinya,

sehingga sering terlihat ramah, banyak senyum, dan akrab. Kemudian Pemimpin

berusaha keras untuk mencegah pertentangan/konflik, perdebatan dan permusuhan

dengan orang lain. Selanjutnya, Pemimpin dalam bekerja berusaha menghindari

formalitas dan birokrasi sehingga organisasi akan terkesan memperoleh kemudahan

dalam menjumpai atau mengahadap pimpinan dan yang terakhir yaitu dalam

pengawasan dijadikan sarana untuk memberi kesan bahwa pimpinan memberi

perhatian pada anggota organisasi dalam melaksanakan keputusan.

52

51

Ibid. hal. 4-5

52 Perilaku atau gaya kepemimpinan Pelindung dan Penyelamat (Missionary) diutarakan oleh Asmui Lubis, Andi

Lumbangaol, Waginto, Brando Simanjuntak pada saat wawancara.

Perilaku

atau gaya kepemimpinan yang ditunjukan oleh Dzulmi Eldin mempunyai ciri-ciri

pemimpin berkepribadian ramah dan murah senyum. Dzulmi Eldin selalu berusaha

secara aktif mencegah pertentangan, menghindari perdebatan, dan konflik-konflik

dengan orang lain. Dalam kategori kepemimpinanPelindung dan Penyelamat

(24)

tekanan emosional. Kemudian memiliki kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam

menghormati, menghargai orang lain, dan mengendalikan diri.

Dzulmi Eldin dihadapkan pada berbagai keadaan dan tantangan dalam

memimpin organisasi pemerintahan Kota Medan. Keadaan dan tantangan yang

dihadapi oleh kepala daerah antara lain mewujudkan otonomi yang luas, nyata, dan

bertanggung jawab sebagai suatu paradigma baru, yang didukung oleh kualitas

sumber daya aparatur yang prima, sumber alam, dan sumber keuangan, serta sarana

dan prasarana yang memadai, yang mampu meningkatkan dan mengembangkan

kemampuan dan kehidupan masyarakat melalui program dan strategi pelayanan dan

pemberdayaan.

“....Bertanggung jawab harus dalam setiap tindakan nyata untuk memperbaiki

Kota Medan.”53

Dalam menjalankan roda pemerintahan daerah, tentunya setiap kepala daerah

memiliki gaya kepemimpinan yang digunakan dalam memimpin daerahnya.

Penggunaan gaya kepemimpinan yang tepat tentunya akan membawa kemajuan bagi

masyarakat yang ada di daerah. Oleh karena itu setiap gaya kepemimpinan

berdampak pada sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah. Menyadari hal

tersebut walikota Medan, Bapak Dzulmi Eldin selaku kepala daerah dan sekaligus

sebagai pemimpin pemerintahan di Kota Medan, dituntut untuk bersikap proaktif

53

(25)

dengan mengandalkan kepemimpinan yang berkualitas untuk membangkitkan

semangat kerja bawahannya. Disamping itu, juga mampu menggerakkan masyarakat

untuk berperan aktif dan berpartisipasi dalam pembangunan serta menjadi fasilitator

dalam rangka efektifitas penyelenggaraan pemerintahan demi terwujudnya pelayanan

yang maksimal kepada masyarakat di Kota Medan.

“Melibatkan. Beliau banyak membuat kegiatan itu melibatkan organisasi

kepemudaan, masyarakat-masyarakat disetiap kecamatan, kelurahan dan juga

mengajak dialog.”54

Penyelenggara pemerintahan daerah harus mau untuk dikontrol oleh

masyarakat dan masyarakat harus mau peduli terhadap permasalahan pemerintahan.

Dalam birokrasi publik, peranan pemimpin sangat strategis. Keberhasilan birokrasi

publik dalam menjalankan tugas-tugasnya sangat ditentukan oleh kualitas

pemimpinnya. Jika diidentifikasi secara umum terdapat beberapa fenomena

kepemimpinan pada birokrasi publik. Pertama, pemimpin birokrasi publik dalam menjalankan roda birokrasi pada umumnya belum digerakkan oleh visi dan misi.

Akan tetapi, senantiasa masih digerakkan oleh peraturan yang sangat kaku.

Akibatnya, pemimpin tidak dapat mengembangkan potensi organisasi, serta tidak

mampu menyesuaikan dengan tuntutan lingkungan eksternal dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat. Kedua, pemimpin birokrasi lebih mengandalkan kewenangan

54 Wawancara dengan Brando Simanjuntak Sekretaris DPD IPK Kota Medan, 27 September 2016. Pukul 14.00

(26)

formal yang dimilikinya. Kekuasaan menjadi kekuatan dalam menggerakkan

bawahan untuk memenuhi berbagai kepentingan pemimpin. Ketiga, rendahnya kompetensi pemimpin birokrasi. Hal ini terlihat dari pola promosi dari birokrasi yang

kurang mempertimbangkan kompetensi pejabat yang akan ditempatkan pada suatu

jabatan struktural. Tidak jarang pemimpin lebih melihat pada siapa orang yang akan

ditempatkan pada suatu jabatan tertentu daripada memperhatikan bagaimana

kapabilitas mereka. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah faktor kedekatan dari

seorang dengan pemimpinnya. Penilaian yang dilakukan lebih banyak bersifat

irrasional. Keempat, lemahnya akuntabilitas pemimpin birokrasi dengan tidak adanya tranparansi pertanggungjawaban publik atas apa yang telah dilakukan oleh birokrasi.

Seharusnya akuntabilitas ini penting dilakukan agar masyarakat dapat memberikan

koreksi dan kontrol terhadap kinerja birokrasi.

Kecenderungan utama birokrasi lebih mengutamakan pendekatan struktural

daripada pendekatan fungsional dalam penyusunan organisasi. Sehingga benturan

dan tarik-menarik kewenangan menjadi sulit dihindarkan. Begitu pula dengan

besaran organisasi belum mengarah pada proposional akan tugas dan fungsi birokrasi

sebagai lembaga pemberi layanan pada masyarakat. Selanjutnya konsep otonomi

daerah muncul dengan tujuan awalnya adalah untuk memberikan pelayanan yang

baik kepada rakyatnya.

Apabila dikaitkan dengan penetapan kegiatan/tugas maka dapat diketahui

bahwa Walikota Dzulmi Eldin merupakan pemimpinan yang kurang tegas dalam

(27)

diadakan rapat kooordinasi bidang pembangunan fisik dengan SKPD terkait. Dalam

pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastuktur yang dilakukan menunjukkan bahwa

Pemerintahan Dzulmi Eldinbelum berupaya untuk memberikan jaminan atas

pembangunan infrastuktur yang benarbenar mampu memberikan jaminan atas

kesejahtaraan masyarakat.

“Realisasi pelaksanaan pembangunan berdasarkan APBD itu sampai saat ini masih dalam tahap belum sampai 30%. Artinya realisasinya tidak seimbang dengan waktu yang berjalan. Biasanya nanti di akhir tahun lalu di gas

pembangunan ini. Supaya bisa mencapai meminimalkan SiLPA.55 Di percepat semua, disinilah permainannya. Jadi pembangunannya asal-asalan.”56

Walikota Medan Dzulmi Eldin dalam menjalankan kepemimpinanya di

Balaikota menerapkan 2 tipe kepemimpinan, yaitu tipe kepemimpinan kharismatik,

dan tipe kepemimpinan bebas (Laissez Faire). Berdasarkan wawancara menunjukkan

bahwa tipe kepemimpinan kharismatik merupakan tipe kepemimpinan yang paling

dominan diterapkan oleh Walikota Medan yaitu Dzulmi Eldin, namun tipe

kepemimpinan yang lainya juga diterapkan namun disesuaikan dengan kondisi dan

situasi yang dihadapi saat memimpin. contohnya tipe kepemimpinan kharismatik

diterapkan Walikota Dzulmi Eldin dalam menentukan keputusan dan kedisiplinan

3.1.2Tipe Kepemimpinan Dzulmi Eldin

55

SiLPA adalah singkatan dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 56

(28)

tata tertib sedangkan tipe kepemimpinan bebas (Lassies Faire) jika Walikota lebih sering beraktivitas di luar kantor. Oleh karena itu kemampuan pegawai

menunjukkan peningkatan tanpa harus selalu diberikan arahan dari Walikota Medan

karena sudah memiliki tugas dan fungsi pokoknya sesuai bidang masing-masing di

kantor Balaikota Medan.

Sejak awal kepemimpinannya setelah menggantikan Walikota Rahudman

Harahap, Dzulmi Eldin selaku Kota Medan, jelas sekali terlihat bahwa

perkembangan pembangunan di Kota Medan mengalami kemajuan signifikan.

Indikatornya tidak hanya dapat dilihat dalam perspektif angka-angka statistik yang

bersifat kuantitatif, namun juga dinamika politik kemasyarakatan yang cenderung

semakin kondusif, serta pembangunan perbaikan sarana dan prasarana yang secara

kualitatif dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kota Medan. Peneliti melihat

bahwa Pada periode kedua ini capaian pembangunan di Kota Medan meningkat,

dibuktikan dengan relokasi pedagang pasar sekitaran sambu ke pasar induk di daerah

lauchi dan perbaikan jalan dan drainase.

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari narasumber anggota DPRD Kota

Medan, Andi Lumbangaol, S.H menjelaskan bahwa rapot merah yang diberikan

kepada pemerintahan Dzulmi Eldin untuk memerintah di Kota Medan.

Kepemimpinan Dzulmi Eldin mempertanggungjawabkansemuakebijakan, perbuatan,

moral, maupunnetralissikapnyaterhadapmasyarakatdalamupayamenujupemerintahan

yang bersihdanberwibawa tidak sesuai dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang

(29)

mendapatkan kesejahteraan dan keadilan yang sama dalam pembangunan di Kota

Medan secara merata.

“Tidak berhasil. Jadi sebenarnya mereka selalu mengekspos proyek-proyek yang mereka anggap berhasil dan yang tidak berhasil ditutupi...Kurang, bisa dibuktikan dengan APBD yang pelaksanaan dan hasilnya tidak maksimal. Cenderung banyak dimainkan oleh para pejabat yang terkait...banyak papan reklame yang tanpa IMB, tanpa ijin, dan tanpa aturan yang jelas.”57

“....Tidak semua SKPD cepat tanggap atas keluhan masyarakat. Berarti kan beliau yang mengendalikan, bahkan yang dilihat matanya pun ditutup....Di koran-koran banyak keluhan-keluhan dari masyarakat yang belum bisa teratasi. Banyak keluhan-keluhan dari masyarakat saya lihat di koran, jalan ini berlobang-lobang. Tolong Pak diperbaiki, macet, banjir belum bisa teratasi. Artinya kan belum direspon dengan cepat. Tapi saya yakin, beliau juga punya keterbatasan. Tapi kalau kita bicara birokrasi pemerintahan, beliau kan punya Pada dasarnya suatu tata kelola pemerintahan selalu dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Begitupun dengan gaya kepemimpinan kepala daerah yang selalu dipengaruhi

oleh banyak hal dalam menjalankan pemerintahannya. Walikota atau kepala daerah

merupakan orang yang selalu menjadi fokus oleh semua staf-staf yang ada diberbagai

instansi. Oleh karena itu seorang Walikota atau kepala daerah selalu dituntut agar

mampu menjadi pemimpin yang terampil mempengaruhi bawahannya dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

57

(30)

banyak staff. Seharusnya bisa difungsikannya dan diawasi. Kalau beliau bisa fungsikan semuanya itu, saya pikir tidak ada masalah...”58

Bapak Dzulmi Eldin yang merupakan Walikota atau kepala daerah di Kota

Medan berupaya menjalankan pemerintahan sebaik-baiknya dengan memberikan

pelayanan yang maksimal bagi masyarakat serta mencanangkan beberapa program

yang dianggap mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di Kota

Medan dalam memimpin wilayah Kota Medan. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kepemimpinan dalam penyelenggaraan pemeritahan daerah di Kota Waginto menjelaskan bahwa pemerintahan Dzulmi Eldin bahwa masih terjadi

kesenjangan sosial yang contohnya antara kecamatan Medan Timur dengan Medan

Utara. Kemudian di daerah Belawan banyak orang yang susah dan pembangunan

lebih banyak diarahkan ke kota-kota. Dalam menunjang sarana dan prasarana tidak

efisien dengan membagusi jalan yang sudah cantik aspalnya, diaspal lagi.Kemudian

Tidak semua SKPD cepat tanggap atas keluhan masyarakat yang berarti beliau yang

mengendalikan, bahkan yang dilihat matanya ditutup. Soal transparansi waginto

mengatakan bahwa Dzulmi Eldin tidak transparansi dan Tidak pernah sama

pengeluaran dengan pemasukan. Pemerintahan Dzulmi Eldin tidak pernah

memberikan kepada siapapun termasuk dewan mengenai berapa titik

kontrak-kontrak parkir di wilayah Kota Medan. Dzulmi Eldin mengatakan dalam penuturan

Waginto bahwa Tidak berani beliau, artinya tidak transparan.

58

(31)

Medan. Hal tersebut diperoleh oleh beberapa Bawahan, Legislator dan Masyarakat

yang notabene adalah orang yang sering berinteraksi dengan bapak Dzulmi Eldin

untuk persoalan pemerintahan di Kota Medan dan hasilnya rata-rata pemerintahan

yang buruk.

Menurut wawancara dengan Asmui Lubis, salah satu anggota DPRD Kota

Medan bahwa Dzulmi Eldin Tidak melibatkan masyarakatdan masih mendengarkan

aspirasi masyarakat dalam membangun Kota Medan. Seluruh jajaran dibawah

Dzulmi Eldin kurang merespon cepat keluhan-keluhan dari masyarakat lebih banyak

diam, dan tidak peduli akan keluhah-keluhan dari masyarakat Kota Medan.Ketidak

merataan masyarakat Kota Medan mendapatkan kesejahteraan dan keadilan yang

sama dalam pembangunan di Kota Medan dan ada kesenjangan sosial antar

Kecamatan di Kota Medan.59

Definisi Tata kelola pemerintahan atau yang lebih dikenal dengan sebutan

good governance, secara umum pengertiannya adalah segala sesuatu yang terkait

dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan, mengendalikan atau

mempengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan sehari-hari Good governance tidak hanya sebatas pengelolaan lembaga

3.2Kepemimpinan Berdasarkan Prinsip Tata Kelola Pemerintahan.

59

(32)

pemerintahan, namun menyangkut semua lembaga baik pemerintah maupun

non-pemerintah.60

Partisipasi (participation) adalah salah satu unsur untuk menunjang pembangunan di dalam pemerintahan, baik pembangunan secara ekonomi, politik,

dan sosial. Partisipasi masyarakat Kota Medan dalam hal ini sangat dibutuhkan oleh

pemerintahan Kota Medan, dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik

(good governance), agar tercipta kesetaraan antara masyarakat dan aparatur Tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dapat di katakan baik apabila

sistem pelayanannya yang baik maka produk pelayanan itu akan berjalan sesuai

dengan rel yang ada. Standar buruk atau baik tata kelola pelayanan yang baik dan

bersih sangat ditentukan pemberian layanan publik yang lebih professional dan efektif, efisien, sederhana, transparan, tepat waktu, responsif dan adaptif, sekaligus dapat membangun kualitas individu dalam arti menigkatkan kapasitas individu dan

masyarakat untuk secara aktif masa depannya. Responsif, kemauan untuk membantu konsumen bertanggung jawab terhadap mutu layanan yang diberikan, kompeten

tuntutan yang dimiliki, pengetahuan dan keterampilan yang baik oleh aparatur dalam

memberikan layanan. Pelayanan publik (publik services) merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai abdi masyarakat dan abdi Negara.

3.2.1 Partisipasi (participation)

60 Dr. Sedarmayanti. M.Pd. Good Governance(Pemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka Otonomi Daerah.

(33)

pemerintahan Kota Medan. Untuk mendapatkan tujuan bersama, demi terwujudnya

kesejahteraan di dalam masyarakat, dan menciptakan demokrasi di Kota Medan,

partisipasi menjadi sangat penting, karena dengan adanya partisipasi masyarakat,

desa akan lebih cepat maju, baik dari segi ekonomi, sosial, dan politik.

Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung

maupun secara tidak langsung, yaitu melalui lembaga yang dapat menyalurkan

aspirasinya.Demi mendapatkan tujuan bersama partisipasi harus dibangun atas dasar

kebebasan berasosiasi dan berbicara, serta berpartisipasi secara konstruktif. Dalam

penelitian yang dilakukan peneliti melihat bahwa dalam menjalankan pemerintahan

Kota Medan, partisipasi masyarakat Kota Medan dalam menjalankan pemerintahan

Kota sangat tinggi dan masyarakat sangat tertarik dengan ikut aktif dalam

memberikan partisipasinya.

“....Melibatkan. Beliau banyak membuat kegiatan itu melibatkan organisasi kepemudaan, masyarakat-masyarakat disetiap kecamatan, kelurahan dan juga mengajak dialog...”61

Pengambilan keputusan merupakan hasil pemecahan masalah yang dihadapi

dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu

pernyataan. Keputusan harus menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan

dalam hubugannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan

3.2.2 Kesetaraan (equity)

61

(34)

terhadap pelaksanaan yang menyimpang dari rencana semula. Oleh karena itu

apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperoleh dari semua yang terlibat, baik

pengawas maupun pelaksana mau mentaati ketentuan yang ada, maka tidak sama

dengan mentaati perintah. Bisa dikatakan bahwa keputusan adalah sebuah pilihan

dari seseorang pemimpin. Beban tugas yang begitu banyak, menyebabkan para

kepala daerah sering diperhadapkan dengan masalah-masalah pemerintahan,

pembangunan, dan kemasyarakatan yang rumit dan sulit dipecahkan.

Masalah masalah tersebut seperti diungkapkan para narasumber dalam

penelitian ini. Walikota Medan banyak menerima keluhan-keluhan dari masyarakat

seperti perbaikan jalan, banjir, dan macet yang belum bisa teratasi.62

“....Pertanggungjawabannya menggunakan laporan keuangan dan di dalam pemeriksaan keuangan sering ditemukan “temuan”. Tidak bertanggungjawab, masalah banjir, masyarakat sudah putus asa. Hanya menganggarkan gaya kepemimpinan karismatik saja. Seharusnya kerja, kerja, dan kerja...”

Salah satu tugas

dari seorang pemimpin yang dalam hal ini walikota adalah mengambil keputusan,

dapat diartikan bahwa efektifitas seorang pemimpin yang menduduki jabatandalam

birokrasi pemerintahan tidak terlalu bergantung pada keterampilan melakukan

kegitan-kegiatan teknis, akan tetapi dapat tergantung terhadap kemampuannya dalam

mengambil suatu keputusan.

63

62

Wawancara dengan Brando Simanjuntak Sekretaris DPD IPK Kota Medan. 63

WawancaradenganWaginto anggotaDPRD Kota Medan.

(35)

Supremasi Hukum (Rule of Law), dalam pemberian pelayanan publik dan pelaksanaan pembangunan seringkali terjadi pelanggaran hukum, seperti yang paling

populer saat ini yaitu terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dalam bentuk KKN,

serta pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Dalam hal ini, siapa saja yang

melanggarnya harus diproses dan ditindak secara hukum atau sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Wujud nyata prinsip ini

mencakup upaya pemberdayaan lembaga-lembaga penegak hukum, penuntasan

kasus KKN dan pelanggaran HAM, peningkatan kesadaran HAM, peningkatan

kesadaran hukum, serta pengembangan budaya hukum. Tidak diterapkannya prinsip

supremasi hukum akan menimbulkan ketidakpastian dalam penyelenggaraan

pemerintahan.Oleh karena itu peran dari walikota sangat penting dalam menegakkan

hukum yang adil didalam menjalankan pemerintahan di Kota Medan, misalnya

dalam hal pembangunan Kota Medan.Dalam hal menciptakan hukum yang adil

dalam menjalankan pemerintahan Kota Medan, baik secara pembangunan, sosial,

politik, maupun pelayanannya terhadap masyarakat.

Dalam penjelasan ini didapat dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti

terhadap berbagai pihak yang mengetahui pasti kepemimpinan Walikota Medan

Dzulmi Eldin yaitu, seperti yang dijelaskan oleh anggota DPRD Kota Medan Andi

Lumbangaol, yang mengatakan bahwa:

“...Banyak hak-hak dasar belum dilaksanakan dan diakomodir secara baik. Terjadinya banjir, tidak menciptakan suasana yang nyaman, banyak papan reklame yang tanpa IMB, tanpa ijin, dan tanpa aturan yang jelas.”64

64

(36)

Begitu juga dengan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat yakni Brando

Simanjuntak, yang mengatakan bahwa Walikota Medan Dzulmi Eldin masyarakat

Kota Medan belum mendapatkan Hak Haknya di setiap Kecamatan dan Kelurahan.

Berikut adalah penuturan beliau:

“Saya rasa belum merata. Terutama hak masyarakat yaitu perbaikan jalan rusak, banjir harus diperbaiki. Beliau harus peduli dengan semua yang adil disetiap kecamatan dan kelurahan. Saya belum melihat pemerataan itu ada.”65

Adanya transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembuatan

kebijakan dapat menjadi poin penting bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi

3.2.4Transparansi (transparency)

Pemerintahan yang terbuka (transparency), adalah tujuan dari seluruh warga Kota Medan, dimana supaya pemerintahan yang dijalankan oleh pemerintah dapat

dikontrol oleh masyarakat Kota Medan, dan dapat diketahui oleh seluruh warga

masyarakat sejauh mana kinerja oleh aparatur pemerintahan Dzulmi

Eldin.Demokrasi adalah salah satu faktor yang mendukung adanya keterbukaan

(transparency) terhadap pemerintahan yang dijalankan oleh suatu negara, agar tercipta kesejahteraan, dan tujuan bersama antara warga masyarakat dan

pemerintahan Kota Medan.Dalam mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance), juga merupakan salah satu konsep-konsep untuk menunjang agar terciptanya pemerintahan yang baik di Kota Medan.

65

(37)

sehingga dapat melakukan check and balance terhadap jalannya pemerintahan. Transparansi berarti terbukanya akses bagi semua pihak yang berkepentingan

terhadap setiap informasi terkait, seperti berbagai peraturan dan

perundang-undangan, serta kebijakan pemerintah dengan biaya minimal. Penyebarluasan

berbagai informasi yang selama ini aksesnya hanya dimiliki pemerintah dapat

memberikan kesempatan kepada berbagai komponen masyarakat untuk turut

mengambil keputusan. Oleh karena itu, perlu dicatat bahwa informasi ini bukan

sekedar tersedia, tapi juga relevan dan bias dipahami publik.

“...Tidak transparansi. Masyarakat secara umum tidak ada mengetahui, kita juga tidak mengetahui berapa pengeluaran APBD kita....”66

Dari hasil wawancara yang dilakukan jawaban mengenai transparansi

pemerintahan Dzulmi Eldin menyatakan bahwa pemerintahan yang tidak transparan.

Menurut penuturan Waginto bahwa pemerintahan Dzulmi Eldin Tidak pernah sama

pengeluaran dengan pemasukan. Sekarang pemerintah tidak pernah memberikan

kepada siapapun termasuk dewan mengenai berapa titik kontrak-kontrak parkir yang

berada di wilayah Kota Medan. Menurut Waginto hal itu berarti ketidak beranian

Dzulmi Eldin menjelaskan itu, artinya Dzulmi Eldin tidak transparan. Dipertegas

oleh anggota DPRD Kota Medan lainnya, yaitu Asmui Lubis mengungkapkan bahwa

pemilihan kepala SKPD dan Kepala Dinas dilakukan secara tertutup, kemudian

Masalah-masalah proyek-proyek yang ada di Kota Medan, pertanggung jawabannya

kurang maksimal yang diterima oleh DPRD Kota Medan.67

66

Wawancara dengan Brando Simanjuntak Sekretaris DPDIPK KotaMedan.

67

(38)

3.2.5 Responsif (responsiveness)

Dari penyataan anggota legislatif yaitu waginto menegaskan bahwa kurangnya

Responsifitas yang dilakukan oleh pemerintahan Dzulmi Eldin dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat Kota Medan. Kemudian juga

dipertegas juga oleh Brando Simanjuntak bahwa dikoran-koran banyak

keluhan-keluhan dari masyarakat yang belum bisa teratasi. Banyak keluhan-keluhan-keluhan-keluhan dari

masyarakat dilihat beliau di koran, jalan ini berlobang-lobang. Tolong Pak

diperbaiki, macet, banjir belum bisa teratasi.

“...Artinya kan belum direspon dengan cepat. Tapi saya yakin, beliau juga punya keterbatasan. Tapi kalau kita bicara birokrasi pemerintahan, beliau kan punya banyak staff. Seharusnya bisa difungsikannya dan diawasi. Kalau beliau bisa fungsikan semuanya itu...”68

Pelayanan publik oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Kondisi masyarakat saat ini telah berkembang dengan

sangat dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin baik, merupakan sebuah

indikasi dari empowering yang dialami oleh masyarakat Penyebabnya ialah pelayanan buruk yang diberikan kepada masyarakat umum. Pelayanan buruk tersebut

dikarenakan adanya peraturan yang berlebihan, minimnya transparansi, serta tingkah

laku para birokrat yang tidak mendukung untuk menciptakan hukum dan peraturan

yang dapat dipatuhi oleh sebagian besar anggota masyarakat. Oleh karena itu tujuan

3.2.6 Efektivitas (effectiveness) dan efisiensi (efficiency)

68

(39)

dari tata kelola pemerintahan yang baik sebagai tujuan pertama adalah mewujudkan

pendidikan politik kepada masyarakat (demokrasi) sementara tujuan kedua adalah

menciptakan sistem pelayanan yang efesien dan efektif, akuntabilitas, tapi yang

menjadi persoalan sekarang adalah tata kelola pemerintahan yang baik lebih fokus

kepada pelayan publik, artinya ketika seseorang berbicra tata kelola pemerintahan

yang baik maka yang terbayang di depan matanya adalah pelayanan yang efektif dan

efesien.

Agar dapat meningkatkan kinerjanya, tata kepemerintahan membutuhkan

dukungan struktur yang tepat.Oleh karena itu, pemerintahan baik pusat maupun

daerah dari waktu ke waktu harus selalu menilai dukungan struktur yang ada,

melakukan perubahan struktural sesuai dengan tuntutan perubahan seperti menyusun

kembali struktur kelembagaan secara keseluruhan serta menyusun jabatan dan fungsi

yang lebih tepat. Disamping itu, pemerintahan yang ada juga harus selalu berupaya

mencapai hasil yang optimal dengan memanfaatkan dana dan sumber daya lainnya

yang tersedia secara efisien. Dalam hal ini, harus ada upaya untuk selalu menilai

tingkat keefektifan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk

kesejahteraan dan keadilan pembangunan di Kota Medan. Tidak diterapkannya

prinsip keefisienan dan keefektifan akan menyebabkan pemborosan keuangan dan

sumber daya yang ada.

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh Brando Simanjuntak mengatakan

bahwa pembangunan di setiap kecamatan belum merata sehingga dapat dikatakan

(40)

mendapatkan kesejahteraan dan keadilan yang sama dalam pembangunan di Kota

Medan. Penjelasan Brando Simanjuntak juga ditegaskan oleh anggota DPRD Kota

Medan yaitu Asmui Lubis bahwa ada kesenjangan sosial antar kecamatan di Kota

Medan.

“Belum. Masih terjadi kesenjangan sosial. Contohnya antara kecamatan Medan Timur dengan Medan Utara. Di Belawan banyak orang yang susah dan pembangunan lebih banyak diarahkan ke kota-kota. Yang sudah cantik aspalnya, diaspal lagi.”69

Akuntabilitas publik adalah prinsip yang menjamin bahwa setiap kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka oleh

pelaku kepada pihak-pihak yang terkena dampak penerapan kebijakan. Akuntabilitas

didefinisikan sebagai mekanisme penggantian pejabat atau penguasa, tidak ada usaha

untuk membangun monoloyalitas secara sistematis, serta ada definisi dan

penanganan yang jelas terhadap pelanggaran kekuasaan dibawah rule of law. Sedangkan Akuntabilitas publik didefinisikan sebagai adanya pembatasan tugas yang

jelas dan efisien. Prinsip akuntabilitas publik adalah suatu ukuran yang menunjukkan

seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran

nilainilai atau norma-norma eksternal yang dimiliki oleh para stakeholders yang berkepentingan dengan pelayanan tersebut.

3.2.7Akuntabilitas (accountability)

69

(41)

Dalam penjelasan ini didapat dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti

kepada Anggota DPRD yakni Andi Lumbangaol menjelaskan bahwa realisasi

pelaksanaan pembangunan berdasarkan APBD di Kota Medan sampai saat ini masih

dalam tahap belum sampai 30% yang artinya realisasinya tidak seimbang dengan

waktu yang berjalan. Beliau juga menjelaskan bahwa biasanya nanti di akhir tahun

lalu di percepat pembangunan di Kota Medan. Anggota DPRD lainnya yaitu Asmui

Lubis juga menjelaskan bahwa Pemerintahan Kota Medan mengenai akuntabilitas

anggaran untuk pembangunan Kota Medan tidak efektif dan tidak efesiensi.

“...Tidak jelas, karena APBD anggaran belanja tidak transparan.”70

Dari hasil penelitian ini peneliti melihat bahwa pemerintahan Walikota

MedanDzulmi Eldin sejauh ini kurang menerapkan prinsip-prinsip dari tata kelola

pemerintahan yang baik itu, terlihat dari jalannya pemerintahan Kota Medan kurang

serius menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip

tata kelola pemerintahan yang baik. Walikota Medan Dzulmi Eldin banyak menerima

keluhan-keluhan dari masyarakat seperti perbaikan jalan, banjir, dan macet yang

belum bisa teratasi yang dalam hal ini responsif pemerintahannya kurang. Mengenai transparansi pemerintahan Dzulmi Eldin Masyarakat Kota Medan secara umum tidak

ada mengetahui berapa pemasukan pengeluaran APBD Kota Medan.Keterlibatan

masyarakat Kota Medan dalam pembuatan keputusan yang dilakukan Dzulmi Eldin

adalah nilai positif bagi tata kelola pemerintahan Kota Medan.

70

(42)

BAB IV

Kesimpulan dan Saran

4.1. Kesimpulan

Walikota Medan Dzulmi Eldin dalam menjalankan kepemimpinanya di Balaikota

paling menonjol menurut narasumber yaitu menerapkan gaya kepemimpinan

Pelindung dan Penyelamat (Missionary). Perilaku atau gaya kepemimpinan yang ditunjukan oleh Dzulmi Eldin mempunyai ciri-ciri pemimpin berkepribadian ramah

dan murah senyum. Dzulmi Eldin selalu berusaha secara aktif mencegah

pertentangan, menghindari perdebatan, dan konflik-konflik dengan orang lain. Tipe

kepemimpinan yang cocok untuk Dzulmi Eldin adalah tipe kepemimpinan

kharismatik yang dalam halini diterapkan Walikota Dzulmi Eldin dalam menentukan

keputusan dan kedisiplinan tata tertib sedangkan tipe kepemimpinan bebas (Lassies Faire) jika Walikota lebih sering beraktivitas di luar kantor.

Berikut ini adalah gaya kepemimpinan Dzulmi Eldin hasil penelitian dilihat dari

aspek tata kelola pemerintahan yang baik.

1. Partisipasi

Keterlibatan stakeholder, bagaimana kepemimpinan Dzulmi Eldin dalam

mengambil keputusan sangat tergantung dengan situasi dan kondisi.

Pembongkaran pemukiman sekitaran rel kereta api, penertiban pedagang

(43)

Induk. Dilakukan langkah antisipasi terhadap segala kemungkinan yang akan

terjadi. Semua stakeholderdilibatkan, seperti melibatkan masyarakat meskipun tidak secara langsung.Melibatkan organisasi kepemudaan,

masyarakat-masyarakat disetiap kecamatan, kelurahan dan juga mengajak

dialog.

2. Rule of Law

Dalam penjelasan ini didapat dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti

terhadap berbagai pihak yang mengetahui pasti kepemimpinan Walikota

Medan Dzulmi Eldin yaituBanyak hak-hak dasar belum dilaksanakan dan

diakomodir secara baik. Terjadinya banjir, tidak menciptakan suasana yang

nyaman, banyak papan reklame yang tanpa IMB, tanpa ijin, dan tanpa aturan

yang jelas.

3. Transparansi

Tidak adanya Transparansi atau keterbukaan yang dilakukan oleh Walikota

Medan Dzulmi Eldin, seperti membahas anggaran yang dilakukan secara

tidak terbuka dan semua orang tidak mengetahui anggaran, Masyarakat

secara umum tidak ada mengetahui berapa pemasukan dan pengeluaran

APBD. Pemerintahan Dzulmi Eldin tidak pernah memberikan kepada

siapapun termasuk anggota dewan mengenai berapa titik kontrak-kontrak

parkir yang berada di wilayah Kota Medan Hal ini adalah kondisi yang sangat

kontras dengan yang terjadi selama ini hampir di seluruh birokrasi, pemilihan

(44)

Masalah-masalah proyek-proyek yang ada di Kota Medan, pertanggung

jawabannya kurang maksimal yang diterima oleh DPRD Kota Medan.

4. Responsiveness

Pemerintahan Walikota Medan Dzulmi Eldin dan Seluruh jajaran dibawah

Dzulmi Eldin kurang merespon cepat keluhan-keluhan dari masyarakat lebih

banyak diam, dan tidak peduli akan keluhah-keluhan dari masyarakat Kota

Medan.

5. Consensus orientation

Berorientasi pada kepentingan masyarakat yang lebih luas, baik dalam hal

kebijakan maupun prosedur.Seperti bantuan BPJS bagi masyarakat Kota

Medan yang tidak mampu, kemudian para musibah kebakaran, dalam hal ini

penanggulangan yang bersifat sementara cepat ditanggapi.Jika dicermati

Dzulmi Eldin lebih fokus kepada aspek sementara untuk menaikan

kredibilitasnya bagi kaum yang tertimpa musibah.

6. Equity

Setiap masyarakat Kota Medanbelum mendapatkan Hak yang sama untuk

memperoleh kesejahteraan dan keadilan pembangunan di Kota Medan

kesenjangan sosial antar Kecamatan di Kota Medan. Contohnya antara

kecamatan Medan Timur dengan Medan Utara dan juga Di daerah Belawan

banyak orang yang susah dan pembangunan lebih banyak diarahkan ke

daerah Medan Kota yang dibuktikan dengan aspal jalan yang sudah bagus,

diaspal kembali.

(45)

Pemerintahan Walikota Medan Dzulmi Eldin mengenai akuntabilitas

anggaran untuk pembangunan Kota Medan tidak efektif dan tidak efesiensi.

8. Accountability

Efektivitas target anggaran belanja terhadap realisasinya Banyak yang tidak

dipenuhi dan Kurang efisiensi.Realisasi pelaksanaan pembangunan

berdasarkan APBD di Kota Medan sampai saat ini masih dalam tahap belum

sampai 30% yang artinya realisasinya tidak seimbang dengan waktu yang

berjalan. Beliau juga menjelaskan bahwa biasanya nanti di akhir tahun lalu di

percepat pembangunan di Kota Medan.

9. Strategic vision

Visi Walikota Medan Dzulmi Eldin yaitu Medan berhias, kota indah yang

tertata rapi dan manusiawi, dengan kepemimpinan dan pemerintah yang

bersih melayani.Misi Walikota Medan Dzulmi Eldin yaitu (1) Mewujudkan

Medan sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten dengan Rencana

Tata Ruang Wilayah; (2) Menjadikan Medan sebagai kota yang bebas dari

masalah-masalah menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah

dan lain-lain; (3) Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak

serta terjangkau bagi warga kota dan ketersediaan pelayanan kesehatan yang

gratis sampai rawat inap dan pendidikan yang berkualitas secara gratis selama

12 tahun untuk warga Medan; (4) Membangun budaya masyarakat perkotaan

yang toleran, tetapi juga sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara

kota; dan (5) Membangun pemerintahan yang bersih dan trasparan serta

(46)

4.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyarankan Dzulmi Eldin sebagai

kepala pemerintahan di Kota Medan untuk semakin memahami dan melaksanakan

prinsip prinsip tata kelola pemerintahan yang digunakan untuk mengoptimalkan

sumber daya yang ada di daerah sehingga dapat dipergunakan sebesar-besarnya

untuk kemajuan masyarakat di Kota Medan. Ketika penerapan prinsip prinsip tata

kelola pemerintahan dapat dimaksimalkan dengan baik, penulis percaya bahwa

kemakmuran masyarakat Kota Medan yang selama ini diidam-idamkan dapat

tercapai.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan Kota Medan yang sesuai prinsip –

prinsip good governance, Dzulmi Eldin merupakan figure dan cermin pemerintahan Kota Medan. Oleh karena itu, Dzulmi Eldin harus menerapkan prinsip prinsip tata

kelola pemerintahan yang baik di Kota Medan, sehingga partisipasi masyarakat yang

diharapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah semakin ideal karena secara

langsung masyarakat memiliki sosok yang dijadikan sebagai panutan dalam

(47)

BAB II

PROFIL KOTA MEDAN DAN DZULMI ELDIN

2.1 SEJARAH KOTA MEDAN

Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan

keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai

melintasi Kota Medan dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu

adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei

Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera.31

Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli Serdang)

sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa

pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah diantara kedua sungai

tersebut. Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah

pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal ini merupakan

penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun

1910 bahwa disamping jenis tanah seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang

spesifik. Tanah liat inilah pada waktu penjajahan Belanda ditempat yang bernama Pada mulanya yang membuka

perkampungan Medan adalah Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka

sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–

Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara

berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular.

31

(48)

Bakaran Batu (sekarang Medan Tenggara atau Menteng) orang membakar batu bata

yang berkwalitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu adalah Deli

Klei.

Mengenai curah hujan di Tanah Deli digolongkan dua macam yakni : Maksima

Utama dan Maksima Tambahan. Maksima Utama terjadi pada bulan-bulan Oktober

s/d bulan Desember sedang Maksima Tambahan antara bulan Januari s/d September.

Secara rinci curah hujan di Medan rata-rata 2000 pertahun dengan intensitas rata-rata

4,4 mm/jam.Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba

dan disana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman

penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada tahun 1863

orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi

primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan

menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.

Pada awal perkembangannya merupakan sebuah kampung kecil bernama

"Medan Putri". Perkembangan Kampung "Medan Putri" tidak terlepas dari posisinya

yang strategis karena terletak di pertemuan sungai Deli dan sungai Babura, tidak jauh

dari jalan Putri Hijau sekarang. Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu

merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan

demikian Kampung "Medan Putri" yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat

berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting.32

32

R.Thaib. 1959. Lima Puluh Tahun Kotapraja. Medan: Panitia Tahun Kotapraja Medan. hal. 44. Lihat dalam

Semakin lama semakin

banyak orang berdatangan ke kampung ini dan isteri Guru Patimpus yang mendirikan

(49)

kampung Medan melahirkan anaknya yang pertama seorang laki-laki dan dinamai si

Kolok. Mata pencarian orang di Kampung Medan yang mereka namai dengan si

Sepuluh dua Kuta adalah bertani menanam lada. Tidak lama kemudian lahirlah anak

kedua Guru Patimpus dan anak inipun laki-laki dinamai si Kecik.

Pada zamannya Guru Patimpus merupakan tergolong orang yang berfikiran

maju. Hal ini terbukti dengan menyuruh anaknya berguru (menuntut ilmu) membaca

Alqur’an kepada Datuk Kota Bangun dan kemudian memperdalam tentang agama

Islam ke Aceh.Kampung Medan ini merupakan Benteng dan sisanya masih ada

terdiri dari dinding dua lapis berbentuk bundaran yang terdapat dipertemuan antara

dua sungai yakni Sungai Deli dan sungai Babura. Rumah Administrateur terletak

diseberang sungai dari kampung Medan. Kalau kita lihat bahwa letak dari Kampung

Medan ini adalah di Wisma Benteng sekarang dan rumah Administrateur tersebut

adalah kantor PTP IX Tembakau Deli yang sekarang ini.

Sekitar tahun 1612 setelah dua dasa warsa berdiri Kampung Medan, Sultan

Iskandar Muda yang berkuasa di Aceh mengirim Panglimanya bernama Gocah

Pahlawan yang bergelar Laksamana Kuda Bintan untuk menjadi pemimpin yang

mewakili kerajaan Aceh di Tanah Deli. Gocah Pahlawan membuka negeri baru di

Sungai Lalang, Percut. Selaku Wali dan Wakil Sultan Aceh serta dengan

memanfaatkan kebesaran imperium Aceh, Gocah Pahlawan berhasil memperluas

wilayah kekuasaannya, sehingga meliputi Kecamatan Percut Sei Tuan dan

Kecamatan Medan Deli sekarang. Dia juga mendirikan kampung-kampung Gunung

Klarus, Sampali, Kota Bangun, Pulau Brayan, Kota Jawa, Kota Rengas Percut dan

Gambar

Tabel 2.1. Daftar Nama Walikota Medan Sepanjang Masa
Tabel 2.2. Luas Wilayah Kota Medan Berdasarkan Kecamatan
Tabel 2.3. Perbandingan Suku Bangsa di Kota Medan pada Tahun 1930, 1980, 2000
Gambar 2.1. Peta Kota Medan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Aspek kedua ialah aspek isi yang terdiri atas empat kriteria, kriteria pertama adalah buku saku memudahkan siswa untuk mengingat materi tumbuhan paku, diperoleh nilai CVR

• Guru memulai pelajaran dengan mengajak siswa mengamati gambar pada buku tema 6 Subtema 4 Pembelajaran 2, atau kalau guru, mempunyai tayangan video tentang sikap pemborosan

International Conference on Islam and Muslim Societies (ICONIS) 2018 231 Religious authority and social media: Indonesian da'i use of Facebook.. Rina

merupakan kegiatan awal sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas. Pada pembelajaran pertama peneliti menjelaskan tentang cara menyusun kalimat. Pada pembelajaran pertama

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Perlawanan Bersenjata, melalui perlawanan di berbagai daerah yaitu peristiwa pertempuran antara pasukan Sekutu dan Belanda antara

he irst hypothesis is “there is positive and signiicant inluence of school policy, curriculum implementation, school culture and school infrastructure management collectively

Saya pernah menggunakan jasa doorsmeer ditempat lain.,menurut saya perbedaannya dengan doorsmeer lain terletak diruang tunggu Sabena yang luas dan juga

Pasien di wilayah Kabupaten semarang jika ingin berobat dengan fasilitas lengkap tidak perlu pergi jauh, begitupun pihak rumah sakit akan untung jika banyak pasien yang