• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Manfaat Aktifitas Bersepeda (Studi Kasus : Manfaat Aktifitas Bersepeda Di Kota Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Manfaat Aktifitas Bersepeda (Studi Kasus : Manfaat Aktifitas Bersepeda Di Kota Bandung)"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE MANFAAT AKTIFITAS BERSEPEDA

DK 38315 /Tugas Akhir Semester II 2011/2012

Oleh:

I Made Aria Atmaja NIM :

51908076

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

▸ Baca selengkapnya: rudi bersepeda dari solo ke yogyakarta dengan kecepatan 40 km

(2)

ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE MANFAAT AKTIFITAS BERSEPEDA (Studi Kasus : Manfaat Aktifitas Bersepeda di Kota Bandung)

Oleh :

I Made Aria Atmaja 51908076

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Bersepeda merupakan aktifitas yang ringan atau mudah untuk dilakukan, dan bersepeda juga memiliki banyak manfaat baik, namun dengan menggunakan sepeda di Kota Bandung memiliki permasalahan, yaitu munculnya presepsi negatif mengenai aktifitas bersepeda diantaranya yaitu tingkat polusi yang diderita pesepeda dianggap lebih besar dibandingkan kendaraan lainnya, dan apabila terjadi kecelakaan dengan kendaraan bermotor sepeda relatif lebih lemah, dari presepsi tersebut dapat mempengaruhi meningkatnya kendaraan bermotor, sehingga ruas jalan akan semakin sering terjadi kemacetan, dan tentunya polusi udara pun akan terus meningkat. Maka dari permasalahan tersebut Penulis menetapkan kampanye sebagai langkah untuk memecahkan masalah yang ada di Kota Bandung.

Pada Kampanye Manfaat Aktifitas Bersepeda inilebih fokus pada manfaat bersepeda dan keunggulan bersepeda, yaitu dengan bersepeda 15-30 menit mampu menjaga agar tubuh selalu sehat dan bugar, dengan bersepeda secara rutin ke tempat kerja dapat mengurangi resiko kematian dini hingga 40%, tingkat polusi yang diderita pengendara kendaraan bermotor ternyata lebih besar dibandingkan bersepeda.

(3)

ABSTRACT

DESIGNING OF CAMPAIGN ADVANTAGE BICYCLING ACTIVITY

(Case Study : The Advantage for Bicycling Activity in Bandung City)

By :

I Made Aria Atmaja 51908076

Study Programme Visual Communication Design

Bicycling is a light activity that easy to do with a lot of good advantages, but using bicycle in Bandung City has a problem, the problem is the negative perception showed up about bicycling activity such as the level of pollution that suffered the people using bicycle are higher than other vehicle, and if accident happen between vehicles, bicycle are more fragile than other vehicle, it’s cause an influence that raising the level for using motor vehicle, and it cause more often the traffic jam, and the air pollution going higher. From the problem explained, the writer decided the campaign for solve the problem in Bandung City.

The Campaign of Advantage Bicycling Activity are focussing for the good advantage and the superiority of bicycling, such as bicycling for about 15 minutes

up to half an hour can keep our body healthy, always using bicycle to the workplace are decreasing the risk of early death up to 40%, the pollution level

that suffered by the people using motor vehicle are higher than people using bicycle.

(4)

i KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Penulis ucapkan kehadirat Allah. SWT atas limpahan rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini yang berjudul Perancangan Kampanye Manfaat Aktifitas Bersepeda.

Tujuan dibuat laporan ini untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Strata 1 Desain Komunikasi Visual.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu Penulis harapkan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari pihak-pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materil hingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat waktu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Laporan ini belum dapat dikatakan sempurna, oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan saran dari semua pihak guna untuk melakukan perbaikan dimasa mendatang.

Bandung, 16 Juli 2012

(5)

ii

DAFTAR GRAFIK ... viii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Fokus Masalah ... 3

I.4 Tujuan Perancangan ... 4

BAB II DEFINISI KAMPANYE DAN FENOMENA SEPEDA II.1 Kampanye ... 5

II.1.1 Jenis-Jenis Kampanye ... 6

II.1.2 Manfaat Kampanye ... 6

II.2 Sejarah dan Fenomena Aktifitas Sepeda ... 7

II.2.1 Bandung Sebagai Kota yangBaikuntukBersepeda ... 11

II.2.2 Bersepeda Merupakan Upaya Menjaga Kesehatan ... 15

II.3 Komunitas Sepeda di Kota Bandung ... 17

II.3.1 Jenis-Jenis Sepeda ... 17

II.3.2 Manfaat Bersepeda di Kota Bandung ... 23

II.3.3 Data Pengguna Sepeda Dan Data Penjualan Sepeda di Kota Bandung .. 24

II.4 SWOT ... 25

II.5 Matrix Pacal ... 27

II.6 Segmentasi ... 28

II.6.1 Demografis ... 28

II.6.2 Geografis ... 29

II.6.3 Psikografis ... 29

(6)

iii BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Komunikasi ... 30

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 30

III.1.2 Pendekatan Visual ... 30

III.1.3 Pendekatan Verbal ... 31

III.1.4 Strategi Kreatif ... 31

III.1.5 Strategi Media ... 32

III.1.6 Strategi Distribusi ... 38

III.2 Konsep Visual ... 40

III.2.1 Format Desain ... 41

III.2.2 Tipografi ... 42

III.2.3 Ilustrasi ... 43

III.2.4 Warna ... 44

III.2.5 Identitas Kampanye ... 44

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI IV.1 Media Utama ... 49

IV.1.1 Iklan tv ... 49

IV.2 Media Pendukung ... 53

IV.2.1 Billboard ... 53

IV.2.2 Poster ... 54

IV.3.4 Gantungan Kunci ... 60

IV.3.5 Stiker ... 60

IV.3.6 Handuk ... 61

IV.3.7 Kalender ... 61

(7)
(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bersepeda adalah sebuah atau kegiatan rekreasi atau olahraga, serta merupakan salah satu moda transportasi darat yang menggunakan sepeda. Orang yang mempergunakan sepeda secara rutin dapat disebut komuter. Bersepeda merupakan atifitas atau kegiatan yang ringan atau mudah dilakukan, namun walaupun ringan atau mudah untuk dilakukan, bersepeda memiliki manfaat baik yang cukup banyak, apalagi utnuk sekarang ini, fisik memegang peranan yang sangat penting. Banyak masyarakat sekarang ini berdiam diri, duduk dan menderita kegemukan, yang tidak lain karena kurangnya fisik. Melakukan fisik yang sederhana sampai tingkat sedang sealipun akan mendatangkan keuntungan yang cukup untuk tubuh dibandingkan dengan tidak melakukan apapun. Bersepeda merupakan merupakan kegiatan yang mudah dilakukan dengan bersepeda secara rutin dapat mengurangi resiko terserang penyakit berbahaya seperti jantung coroner, stroke, dan penyakit kronis lainnya yang tentunya mengancam jiwa.

(9)

2 saat terjadi kemacetan pengendara kendaraan bermotor suka menaikan motornya ketrotoar, yang dimana hal itu sudah melanggar dan mengganggu hak pengguna trotoar seperti pejalan kaki maupun sepeda. Pemerintah memiliki kewajiban kepada pesepeda, sesuai pasal 62 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkatan Jalan (1) Pemerintah harus memberikan kemudahan berlalu lintas bagi pesepeda, (2) Pesepeda berhak atas fasilitas pendukung keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran dalam berlalulintas. Dengan adanya kebijakan pemerintah itu, pihak pemerintah Kota Bandung menyediakan jalur khusus sepeda, namun jalur khusus sepeda sekarang terlihat kotor bahkan cat yang berwarna biru sudah pudar, selain itu jalur sepeda masih sering terhalang oleh kendaraan yang sedang parkir, dan juga terhalang oleh pedagang kaki lima.

(10)

3 Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan dengan meningkatnya kesadaraan terhadap lingkungan, dan dengan banyaknya yang menggunakan sepeda, pada tanggal 27 Agustus 2005 dideklarasikan gerakan sosial Bike to Work (B2W) Indonesia. Bike to Work Chapter Bandung memiliki kurang lebih 800 anggota yang terdaftar, yang tidak terdaftar masih banyak, begitu pula Paguyuban Sapedah Baheula (PSB) yang kurang lebih memiliki anggota sekitar 300 anggota, dan komunitas lainnya kurang lebih dari 6000 anggota. (http://cetak .kompas.com), namun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Bandung yang memiliki kurang lebih 3juta jiwa, jumlah masyarakat yang bersepeda masih kurang bahkan sedikit.

I.2 Identifikasi Masalah :

Dari hasil penelitian di atas terdapat identifikasi masalah yaitu:

-Meningkatnya pengguna kendaraan bermotor yang disebabkan masyarakat yang lebih memilih kendaraan yang dianggap praktis dibandingkan sepeda.

-Masih minimnya antusias masyarakat untuk bersepeda. -Timbulnya persepsi negatif dari masyarakat mengenai sepeda.

-Jumlah pesepeda di Bandung masih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Bandung.

I.3 Fokus permasalahan:

Dan dari hasil identifikasi masalah muncul fokus permasalahan :

(11)

4 I.4 Tujuan perancangan

(12)

5 BAB II

DEFINISI KAMPANYE DAN FENOMENA SEPEDA

II.1 Kampanye

Kampanye adalah tindakan mempengaruhi dengan cara apapun untuk membuat komunikan berpihak kepada komunikator, Menurut Venus Antar, 2004 terdapat beberapa definisi mengenai kampanye diantaranya :

- Sebagai salah satu usaha yang terencana dan berjalan untuk memberikan informasi, mendidik, atau meyakinkan masyarakat untuk tujuan khusus. - Menggunakan berbagai lambang untuk mempengaruhi manusia sedemikian

rupa, sehingga tingkah laku yang ditimbulkan karena pengaruh tersebut sesuai dengan keinginan komunikator.

- Rencana kegiatan komunikasi pemasaran yang berkesinambungan dan dilaksanakan berdasarkan jadwal yang menunjukan suatu peran atau berbagai media (televisi, radio, majalah, surat kabar, dan film)

- Kampanye publik merupakan aktifitas komunikasi didalam menyampaikan pesan melalui jaringan saluran komunikasi secara terpadu dan mengorganisir aktifitas komunikasi tersebut dengan tujuan menghasilkan dampak pada individu-individu dalam jumlah besar, atau kelompok masyarakat sesuai dengan target yang ingin dicapai pada satuan waktu tertentu.

dari definisi tersebut maka dapat ditarik kesimpulan kampanye yaitu aktifitas komunikasi yang terencana untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan dan mempengaruhi individu-individu dalam jumlah besar atau kelompok masyarakat dengan menggunakan berbagai macam media agar memenuhi target yang ingin dicapai pada suatu waktu tertentu.

Menurut Venus Antar materi dan isi kampanye biasanya menyangkut : - Tema, topik, dan isu apa yang diangkat ke permukaan agar mendapat

tanggapan.

- Tujuan dari kampanye.

(13)

6 II.1.1 Jenis-jenis Kampanye

- Kampanye sosial

Adalah suatu kegiatan kampanye yang mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah sosial kemasyarakatan, dana bersifat non komersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial yang sedang terjadi.

- Kampanye promosi

Adalah kegiatan kampanye yang dilaksanakan dalam rangka promosi untuk meningkatkan atau mempertahankan penjualan dan sebagainya.

- Kampanye politik

Yaitu kampanye yang menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat agar memperoleh informasi tentang apa dan bagaimana suatu partai, program atau visinya. Dengan demikian masyarakat dapat memahami maksud dan tujuan dari pertai tersebut untuk menentukan yang dipilih atau tidak.

- Kampanye brisik

Yaitu kampanye yang dilakukan melalui gerakan untuk melawan atau mengadakan aksi secara serentak dengan menyiarkan kabar angin. (Venus Antar,2004 : 20)

II.1.2 Manfaat Kampanye

(14)

7 II.2 Sejarah dan Fenomena Aktifitas Sepeda

Sepeda ditemukan pada tahun 1817 oleh seorang jerman yang bernama Baron Karl Drais Von Sauebronn, namun beberapan buku sejarah dari perancis Pierre dan Ernest Michaux, pada tahun 1863. Namun Pierre dan Ernest Michaux bukanlah orang yang pertama menemukan sepeda, Pierre dan Ernest Michaux hanya menemukan pedal dan engkol diroda depan dari sepeda. Bahkan beberapa versi lain menyebutkan Leonardo da Vinci telah membuat sketsa sebuah mesin beroda yang sangat mirip dengan sepeda modern, lengkap dengan pedal dan rantai pengendali, pada tahun 1490, sketsa ini disebutkan ditemukan oleh beberapa pendeta italia pada tahun 1966 saat merestorasi manuskrip kuno Da Vinci, Namun sebagaimana sketsa pesawat dan sketsa-sketsa da Vinci lainnya yang melampaui zamannya, gambar tentang itu tak pernah melampaui kertas gambar model itu tak pernah dibuatnya, sehingga banyak pihak yang menyangsikan kebenaran adanya sketsa Da Vinci itu.

Gambar II.1: sepeda 1817

(sumber: Ultimate Bicycle Book, Richard Ballantine dan Richard Grant, A Dorling

Kindersley Book, 1992)

(15)

8 Gambar II.2 Sepeda 1839-1840

(sumber: Ultimate Bicycle Book, Richard Ballantine dan Richard Grant, A Dorling

Kindersley Book, 1992)

Pada tahun 1839-1840 di Skotlandia, Kirk Patrick Macmillan menambahkan pedal yang dihubungkan dengan roda belakang.

Gambar II.3 Sepeda 1860

(sumber: Ultimate Bicycle Book, Richard Ballantine dan Richard Grant, A Dorling

Kindersley Book, 1992)

(16)

9 Gambar II.4 Sepeda 1870

(sumber: Ultimate Bicycle Book, Richard Ballantine dan Richard Grant, A Dorling

Kindersley Book, 1992)

Pada tahun 1870, James Straley orang Inggris membuat “Ariel”sepeda dengan ban depan lebih besar dibandingkan roda belakang atau yang populer

disebut “Penny Farthing” roda depannya mencapai lima kaki,

Gambar II.5 Sepeda 1877

(sumber: Ultimate Bicycle Book, Richard Ballantine dan Richard Grant, A Dorling

Kindersley Book, 1992)

(17)

10 Gambar II.6 Sepeda 1885

(sumber: Ultimate Bicycle Book, Richard Ballantine dan Richard Grant, A Dorling

Kindersley Book, 1992)

Pada tahun 1885, Inggris Kemp Starley, menambahkan rantai pada sepeda dan memperbaiki ukuran sepeda menjadi lebih proporsional, selanjutnya pada tahun 1888 di Skotlandia, Boyd Dunlop menemukan roda berbahan karet yang bisa diisi dengan angin. (Ahmad Arif dengan sumber; Ultimate Bicycle Book, Richard Ballantine dan Richard Grant, A Dorling Kindersley Book, 1992). Sepeda masuk ke Indonesia sekitar pada tahun 1900-an sepeda adalah produk yang dibawa masuk oleh kolonial Belanda, pada saat itu sepeda merupakan kendaraan yang mewah dan merupakan kendaraan kalangan atas, namun dengan adanya revolusi industri mulai munculnya kendaraan bermotor.

(18)

11 mengalami perubahan, sepeda sempat menjadi tunggangan terhormat kalangan atas dimasa awal kedatangannya, kemudian status sosialnya digusur atau direndahkan kendaraan bermotor, dan sejak tujuh tahun terakhir sepeda mulai menemukan kelasnya kembali, jangan pernah lagi meremehkan sepeda sebagai tunggangan kalangan miskin, karena bisa jadi harga sepeda lebih mahal dibandingkan sepeda motor atau bahkan mobil, tetapi yang lebih penting adalah bukan masalah harga sepeda ini masalah kesadaran akan kesehatan dan lingkungan dari masyarakat sendiri.

II.2.1 Bandung Sebagai Kota yang Baik untuk Bersepeda

(19)

12 dapat berkeliling kota, baik menggunakan sepeda Fixie, cruiser, sepeda ontel, dan lainnya banyak tempat wisata yang dapat dikunjungi seperti outlet-outlet baju, ataupun mal namun pesepeda seringkali kesulitan untuk mencari tempat parkir sepeda karena tidak semua mal memberikan fasilitas parkir sepeda, namun ada beberapa mal yang memberi fasilitas parkir untuk sepeda, BEC (Bandung Electronic Center) yang memilki tempat parkir untuk sepeda, Istana Plaza yang masih memperbolehkan sepeda parkir didalam, BTC (Bandung Trade Center) yang memperbolehkan merantai sepeda dipagar mal dan menitipkannya pada satpam.

Pesepeda Bandung akan merasa untung bersepeda dikota Bandung jika dibandingkan dengan mengandarai kendaraan bermotor, dikarenakan berdasarkan data Kompas, panjang jalan di Bandung hanya 1.230,4 kilometer atau 5 persen dari luas kota yang sekitar 16.729 hektar, idealnya jaringan jalan minimal 30 persen dari luas kota padahal pada saat yang sama volume kendaraan di Bandung telah mencapai 700.000 unit, ditambah dengan data dari PT Jasa Marga yang menyatakan tiap hari rata-rata kendaraan yang masuk ke Kota Bandung lewat pintu tol mencapai sekitar 24.000 unit kendaraan, jika liburan volumenya bisa meningkat hingga 1.500 unit kendaraan. (Andang Iskandar, Sepeda Riwayatmu Kini, Humanika, Bandung, 2010). Hal ini membuat ruas-ruas jalan dikota Bandung semakin sempit dan sering terjadi kemacetan, namun masyarakat yang menggunakan sepeda dapat merasa lega, karena bentuk sepeda yang ramping sehingga masih memungkinkan melintas disela-sela kemacetan dan bila macet total dengan bahan yang ringan pesepeda dapat mengangkat sepeda ketrotoar dan melaju jalur sepeda.

(20)

13 Kota Yogyakarta, sehingga terciptalah sebuah ikrar “segosegawe”, sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe, artinya kurang lebih ajakan menggunakan sepeda ke sekolah dan pergi ke tempat kerja. Tak hanya berselogan, Pemerintah Kota Yogyakarta maju selangkah dibandingkan dengan kota-kota lain. Yogyakarta membuat jalur sepeda dijalan utama, memberi arah jalur alternatif buat sepeda, dan membuat ruang tunggu pesepeda disejumlah lampu merah. Lebih dari itu, aparat pemerintah Kota Yogyakarta mau memberi contoh. Setiap hari jumat, lingkungan Balai Kota Yogyakarta tidak boleh atau diharamkannya kendaraan bermotor, hanya pejalan kaki serta sepeda dan becak yang boleh memasuki kawasan ini.

Indra Trenggono, Budayawan Yogyakarta, bersepeda terkait erat dengan habit, dengan kebiasaan, dengan tradisi dan kultur. Sebagai prilaku yang baru, bersepeda akan menimbulkan persoalan psikologis. Orang yang terbiasa hidup serba praktis, mudah, dan dengan irama cepat, tidak bisa dengan serta-merta menjalani kehidupan yang lebih lambat, tidak praktis, dan susah. (Ahmad, Arif dengan sumber : Tranggono, Indra dalam Kompas Jawa Tengah, Sabtu 18 Oktober 2008. Hal 4.)

(21)

14 Grafik II.1. survey jumlah orang yang diangkut per meter per jam

(sumber: Ultimate Bicycle Book)

Survey volume lalulintas kota menunjukan bahwa dalam 1jam, satu lajur jalan dapat digunakan mengangkut dua kali lebih banyak pengguna sepeda dibandingkan pengguna mobil, dengan lalulintas hanya 16 km per jam.

Gambar II.7. Demontrasi di Montreal, Kanada

(22)

15 Kampanye bersepeda di montreal, Kanada yang mendemontrasikan betapa sepeda lebih hemat ruang dijalan dibandingkan mobil, rata-rata satu mobil menggunakan ruangan yang bisa dipakai oleh delapan pesepeda. (Ballantine, Richard dan Grant, Richard, Ultimate Bicycle Book hal :10)

II.2.2 Bersepeda Merupakan Upaya Menjaga Kesehatan

Bersepeda merupakan cara berolahraga yang menyehatkan, bersepeda rutin selama minimal 30 menit akan mengakibatkan terbakarnya trigliserin yaitu zat ditubuh yang menjadi bahan bakar kolesterol dan menyebabkan tubuh menjadi gemuk, dengan bersepeda pacu jantung pesepeda berdetak cepat memompa darah dengan cepat, dan menyebarkan kesemua aliran darah dalam tubuh, sehingga mencegah aliran darah yang tersumbat, dan dengan bersepeda dapat merangsang kekebalan tubuh, pusat studi jantung Compenhagen, Denmark menemukan fakta bahwa bersepeda ketempat kerja tiap harinya bisa mengurangi resiko kematian dini hingga mencapai 40%. Melihat semakin hari kualitas udara kota Bandung semakin buruk, hal itu dipicu polusi udara yang semakin tinggi, polusi udara di ibu kota Provinsi Jawa Barat ini lebih tinggi daripada Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang, dari hasil pengukuran kualitas udara Kota Bandung pada tahun 2005 diketahui bahwa kadar polutan di beberapa ruas jalan sudah melewati ambang batas. Hasil pengukuran ini menunjukan bahwa jalan Asia-Afrika kadar carbon monoksida (CO) 8-12 ppm dan di jalan Merdeka mencapai 8,2-14,7 ppm, padahal batas konsentrasi CO adalah 9 ppm, pengukuran ini juga menyimpulkan bahwa penyumbang polutan CO terbesar bagi kota Bandung adalah sektor transportasi yang terdiri atas kendaraan pribadi, motor, dan angkutan umum, hasil jajak pendapat yang dilakukan Bappenas sebanyak 1264 responden menyatakan bahwa kontributor pencemaran udara terbesar di berbagai kota besar berasal dari kendaraan bermotor (60 persen), di urutan kedua adalah sektor industri (30 persen) dan kebakaran hutan memberikan kontribusi penyebab polusi sebesar (10 persen).

(23)

16 Dengan hasil data tersebut bukan berarti bersepeda di daerah kota Bandung menjadi tidak aman, meskipun bersepeda di tengah polusi kendaraan bermotor masih tetap aman bagi kesehatan pesepeda, Tom Cole-Hunter seorang peneliti dari Queensland University of Technology (QUT) telah membuktikan bahwa pengendara motor menghirup polusi lebih daripada sepeda yang duduk diantara asap kendaraan bermotor, pengendara sepeda yang terengah-engah dengan cepat membersihakan paru-paru pesepeda saat pesepeda mengayuh sepedanya, bernafas di udara yang mengandung polusi kendaraan sepanjang jalan selam pagi dan sore hari hanya berdampak kecil bagi kesehatan pengendara sepeda.

Grafik II.2. Tingkat polusi yang diderita pengendara sepeda dan mobil

(sumber: Chirstian Ege (2005)

Penelitian di Belanda menunjukan konsentrasi gas berbahaya lebih tinggi di dalam mobil di bandingkan di luar, sedangkan penelitian Denmark menghitung total potensi terpapar polutan per km perjalanan, pesepeda ternyata tidak lebih buruk dibandingkan mobil.

(24)

17 II.3 Komunitas Sepeda di Kota Bandung

Menurut Ketua (BBC) Bandung Bicycle Club, Iwan Ahmad di Bandung tumbuh pesat berbagi macam kelompok sepeda setidaknya ada 7000 pesepeda dari 7 komunitas pesepeda Bandung telah diramaikan oleh berbagai komunitas sejak 1991 meski sempat pamor pada 2000-an awal, namun dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat atas kesehatan dan kesadaran lingkungan dan banyak yang menggunakan sepeda pada tanggal 27 Agustus 2005 dideklarasikan Bike to Work (B2W).Di Bandung sendiri komunitas dari “Onthel”

sampai “Cruiser” suasana akhir pekan diBandung memang biasanya ramai.Oleh komunitas sepeda ragam sepedanyapun beragam ada yang sepeda gunung, BMX, Sepeda Onthel, Sepeda Mini, Cruiser, dan bahkan sepeda balap,ada berbagai komunitas yang terkelompok karena jenis sepeda yang sama atau wilayah yang berdekatan. Kebanyakan Komunitas ini bersifat nonformal, pemilik dan pemakai sepeda onthel biasa bergabung dalam paguyuban Sapedah Baheula (PSB). Yang biasa bertemu dimuseum geologi, Jln Diponegoro Bandung setiap hari minggu, dan pengguna mountain bike atau sepeda gunung mungkin yang paling banyak komunitasnya, diantaranya ada 022, Cangkilung, Bicycle All Mountain (BAM), Terjal,dan termasuk juga kumpulan pesepeda yang sering Cross, adapun komunitas sepeda jenis Cruiser sepeda yang berkembang di amerika, komunitas ini bernama Cruiser Van Java, Bandung lebih cocok pakai Cruiser apalagi dengan warna yang ngejreng, dan dianggap sesuai dengan citra kota Bandung Sebagai Kota Kembang yang Bermartabat penuh dengan warna, Komunitas yang awal pembentukannya dilatarbelakangi kedekatan wilayah diantaranya KPS yang terbentuk di kampus Unjani dan Antapani Bike Cycling Club (ABCC) dan komunitas-komunitas lainnya (Bonny Osborn 1912-2006).

II.3.1 Jenis-jenis Sepeda

(25)

18 lain sebagainya. Selain itu, ukuran sepeda ternyata berbeda-beda, sepeda orang untuk orang Eropa berbeda dengan sepeda untuk orang Asia, rangka sepeda berukuran 18 inch bagi kebanyakan potur tubuh orang Indonesia biasanya terlalu besar. Dengan rata-rata postur tubuh orang Indonesia yang sekitar 170 cm sebaiknya memakai sepeda dengn ukuran rangka 16 inch.

Dengan berbagai variasi sepeda ini, tak heran banyak pemula yang keliru saat membeli sepeda, misalnya, membeli sepeda gunung tapi hanya digunakan di jalan raya, demikian sebaliknya membeli sepeda balap tapi digunakan untuk off road, atau menggunkan sepeda lipat untuk menjelajah dengan jarak yang jauh. Selain dapat menghambat pergerakan, tidak nyaman, penggunaan sepeda yang salah dapat membahayakan. Sebaiknya bagi para pemula yang ingin membeli sepeda, setidaknya tentukan terlebih dahulu keingingan penggunaannya, apakah membeli sepeda untuk olahraga, atau untuk digunakan sebagai kendaraan untuk menuju ke tempat kerja, atau menjajal trek-trek dipegunungan, atau untuk menjelajah ke kota-kota lain, sehingga tidak salah membeli sepeda, dan cocok pada saat digunakan. Ada beberapa jenis sepeda yaitu diantaranya :

- Sepeda Balap :

Gambar II.8 Sepeda balap

(sumber: http://www.ibnuadhicahya.blogspot.com (16 Februari 2012))

(26)

19 - Sepeda Gunung :

Gambar II.9 Sepeda gunung

(sumber: http://www.mochsabri.page.tl (16 Februari 2012))

Di Indonesia, sepeda gunung menjadi yang paling populer akhir-akhir ini, sehingga banyak yang mengunakannya disegala medan, sepeda ini walaupun memang didesain untuk segala medan, tetapi sebenarnya lebih cocok digukan untuk medan yang berat seperti jalan tanah dan kontur yang naik-turun. Rangkanya agak berat dan kokoh. Garpu (fork) biasanya berpegas dan ada juga yang ditambahkan suspensi di bawah sadel, atau bahkan ada yeng berpegas ganda di bagian rangka, roda tebal dan bergerigi, sehingga bila digunakan dijalan raya akan memungkinkan dapat menghambat kecepatan saat digunakan, namun bila digunakan di jalan tanah pengendara tibak perlu ketakutan licin dan aman, sepeda gunung kemudian menjadi beberapa varian, seperti downhillers untuk medan yang sangat ekstrem, cross coutry untuk medan yang tidak terlalu ektrem, dan all mountain untuk menjelajah.

- Sepeda Kota :

Gambar II.10 Sepeda kota

(sumber: http://www.polygonowner.wordpress.com (13 Februari 2012))

(27)

20 melengkung atau leher angsa. Di Indonesia sering disebut sepeda perempuan. Roda tipis bisa dengan satu kecepatan atau ada juga dengan fasilitas beberapa kecepatan. Biasanya sepeda ini dilengkapi dengan keranjang depan dan boncengan di belakang.

- Sepeda BMX :

Gambar II.11 Sepeda BMX

(sumber: http://www.bicyclestore.com.au/readline.asset.html (12 Juli 2012))

Sepeda kecil tapi kuat biasanya di gunakan untuk akrobatik atau lomba di lintasan yang bergelombang.

- Sepeda Tandem :

Gambar II.12 Sepeda tandem

(sumber: http://www.appllobikes.com (12 Juli 2009))

(28)

21 - Sepeda Lipat :

Gambar II.13 Sepeda lipat

(sumber: http://www.bike4everything.wordpress.com (23 Desember 2010))

Sepeda lipat memiliki ciri kahas yaitu bisa dilipat dan sangat ringan sehingga mudah dibawa-bawa. Sepeda ini cocok untuk pekerja yang menempuh rute pendek dan dikombinasikan dengan berbagai moda transportasi lainnya. Umumnya memiliki diameter roda yang kecil, yaitu 16 inch atau 18 inch.

- Sepeda Fixed Gear (Fixie) :

Gambar II.14 Sepeda fixie

(sumber: http://www.betzaholicroad.wordpress.com (14 November 2011))

(29)

22 otomatis putaran roda sepeda akan berhenti juga. Di Indonesia sepeda ini banyak dipakai anak-anak muda untuk bergaya dan berbagai kegiatan akrobatik.

- Sepeda Lowrider :

Gambar II.15 Sepeda lowrider

(sumber: http://www.outsiders-lowrider.blogspot.com (4 Februari 2011))

Sepeda ini dipopulerkan tahun 1960-an di Amerika Serikat, yang diinspirasi dari modifikasi mobil yang dibuat ceper atau rendah (low). Bentuk sepeda cenderung rendah dan rangka melengkung. Jok berbentuk panjang atau banana seat, memiliki tiang penyangga jok, dan setang yang menjulang ke atas.

- Sepeda Anak-anak :

Gambar II.16 Sepeda anak-anak

(sumber: http://www.tokosarana.wordpress.com (29 Oktober 2010))

(30)

23 - Sepeda Onthel :

Gambar II.17 Sepeda onthel

(sumber: http://www.peterparker742.blogspot.com (12 November 2009))

Sepeda ini mengacu pada usia dibandingkan pada bentuk. Sepeda ini diproduksi sejak awal 1900-an hingga tahun 1960-an. Kebanyakan yang ada di Indonesia buatan Eropa dan terakhir muncul buatan china. Biasanya untuk koleksi, namun di desa-desa dan beberapa pekerja masih menggunakannya secara fungsional. Biasanya untuk beban berat karena rangkanya sangat kuat karena terbuat dari besi kuno yang berkualitas. Dari sisi jenisnya, sepeda onthel terbagi berbagai macam, mulai dari sepeda untuk anak-anak, untuk lelaki dewasa, hingga utuk perempuan.

II.3.2 Manfaat Bersepeda di Kota Bandung

(31)

24 II.3.3 Data Pengguna Sepeda dan Data Penjualan Sepeda di Kota Bandung

Bandung sebagai salah satu kota yang dinamis memang menjadi salah satu pasar potensial bagi pemasaran sepeda. Menurut Willsan, sales manajer polygon Area Jawa Barat, beberapa tahun terakhir perkumpulan pemasaran sepeda di Bandung dan sekitarnya cukup pesat. Hingga November 2009 penjualan sepeda polygon berhasil mencapai 3300 unit pencapaian itu meningkat signifikan dibandingkan dengan tahun 2008 sekitar 2600 unit. Entah karena kampanye global warning atau disebabkan kedatangan sebuah komunitas sepeda seperti Bike To Work, pengguna sepeda diBandung mulai meningkat. Hal itu terlihat dari penjualan sepeda di folker yang mengalami peningkatan sampai 30%, tutur Agus Zaelani (32 Tahun) karyawan perakit sepeda di folker.

Grafik II.3. Produksi sepeda dan mobil di dunia, 1950-2000.

(32)

25 Tabel II.1. Produksi sepeda di beberapa negara, 1990-2000

(sumber:Bicycle Retailer & Industri News Directory, from Cycle Press, European Bicycle

Manufakturers Association, Japan Bicycle Promotion Institute, Bike Europe, and Bicycle

Retailer & Industri News)

II.4 SWOT

Produk strengths weakness opportunities threats Sepeda - Kendaraan

yang

- Angsuran motor yang murah atau ringan. - Ikaln-iklan tv atau

(33)

26 - Angsuran motor yang

ringan.

- Jalan-jalan kota yang sering terjadi - Polusi udara yang

(34)

27 II.5 MATRIX PACAL

MATRIX PACAL Strengths Weakness

- Kendaraan yang sangat ramah lingkungan.

- Menyehatkan

- Ramping dan ringan sehingga hemat lahan badan jalan. - Ekonomis.

- Kecepatan ditentukan oleh tenaga pengendara. - Relative mudah dicuri. - Keselamatan pengendara

sepeda relative lemah bila terjadi kecelakaan dengan kendaraan bermotor.

- Jalur lintasan yang naik turun membuat pengendara mudah

- Menjadi gaya hidup masyarakat. - Harga BBM yang

naik.

- Sepeda merupakan kendaraan yang sangat ramah lingkungan sehingga sepeda menjadi salah satu kendaraan yang dapat mengurangi dampak global warming.

- Dengan bentuk sepeda yang ringan dan ramping sepeda tidak boros lahan badan jalan sehingga sepeda merupakan kendaraan yang dapat mengurangi kemacetan.

- Sekarang sepeda merupakan gaya hidup di sebagian masyarakat, selain itu sepeda juga

mennyehatkan.

- Sepeda merupakan kendaraan yang ekonomis karena pengendara tidak perlu mengeluarkan banya biaya untuk perawatan sepeda, terutama biaya untuk bahan bakar minyak, dengan meningkatnya harga bahan bakar minyak, sepeda pesepeda masih dapat tenang karena sepeda tidak memerlukan minyak untuk bahan bakar.

- Kecepatan sepeda ditentukan oleh tenaga pengendara atau pesepeda walau begitu pengandara dapat ikut serta mencegah global warming. - Sepeda relative mudah dicuri

namun tidak menyurutkan pesepeda untuk bersepeda sebagai gaya hidup masyarakat yang didasari kesadaran kesehatan dan kesadaran terhadap lingkungan. - Keselamatan pengendara

sepeda relative lemah bia terjadi kecelakaan dengan kendaraan bermotor, namun dengan sering terjadinya kemacetan di ruas-ruas jalan kota sepeda terhindar dari kecelakaan karena dengan kondisi macet kendaraan bermotor melaju perlahan, sedangkan sepeda dapat melaju disela-sela kemacetan bahkan dapat melaju diatas trotoar. - Jalur lintasan yang naik turun

membuat pengendara mudah berkeringat, namun bila dibandingkan dengan kendaraan bermotor dengan lintasan naik turun juga dapat menghabiskan banyak bahan bakar minyak, dan pengendara bermotor akan lebih boros pengeluarannya, ditambah dengan kondisi harga bahan bakar minyak mengalami

- Sepeda merupakan kendaraan yang sengat ramah lingkungan namun semakin majunya revolusi

- Pada umumnya sifat

(35)

28 kendaraan dengan kadar emisi gas yang sedikit, akan

membingungkan masyarakat untuk memilih sepeda.

- Dengan banyaknya promosi yang dilakukan pemasaran kendaraan bermotor, akan mempengaruhi masyarakat dan akan merubah cara pandangnya terhadap sepeda yang merupakan yang

menyehatkan.

- Sepeda adalah kendaraan yang ekonomis dalam artian sepeda tidak memerlukan biaya mahal untuk perawatannya, atau memerlukan bahan bakar minyak tiap hari. Namun dengan cara pandang masyarakat bahwa yang mempunyai mobil merupakan cirri orang dengan kelas social yang tinggi, akan banyak masyarakat yang memfokuskan hasil kerja untuk membeli mobil. - Banyaknya mitos-mitos yang

berkembang di masyarakat, seperti bersepeda di tengah-tengah sesaknya polusi udara yang dihasilkan kendaraan bermotor akan gampang terserang asma karena banyak menghirup polusi udara, dengan mitos itu sepeda yang bentuknya ramping dan ringan dan sebagai kendaraan yang dapat mengurangi kemacetan, akan tersisihkan karena timbulnya ketakutan pada masyarakat.

kecepatannya tergantung dari tenaga pengendara dan dengan revolusi industri yang semakin maju, dengan banyak

menciptakan kendaraan yang memilki kecepetan yang tinggi, akan menjauhkan pandangan masyarakat terhadap sepeda. - Banyaknya promosi yang

dilakukan kendaraan bermotor dengan positioning keamanan atau anti maling bila

dibandingkan dengan sepeda yang relatif mudah dicuri, masyarakat akan lebih memilih kendaraan bermotor.

- Mobil menjadi kendaraan yang menjadi penunjuk kelas social atas, Bandung yang memiliki jalur lintasan kendaraan yang naik turun membuat

pengendara sepeda mudah untuk berkeringat, dan bila masyarakat mengikuti gaya hidup mewah yang pada umumnya memprioritaskan penampilan. Sepeda akan ditinggalkan karena dengan berkeringat akan merusak penampilan seseorang. - Mitos-mitos yang berkembang

di masyarakat dan dengan keselamatan pengendara sepeda yang relative lemah bila terjadi kecelakaan dengan kendaraan bermotor, akan lebih menjauhkan masyarakat dari

(36)

29 II.6.2 Geografis

Dalam segi geografis target sasaran perancangan meliputi kawasan kota Bandung.

II.6.3 Psikografis

- Target audience merupakan orang atau masyarakat yang peduli terhadap kesehatan tubuhnya dan peduli terhadap lingkungan.

- Menggunakan kendaraan bermotor saat melakukan perjalanan.

- Jalan yang sering dilalui disetiap aktifitasnya merupakan jalan yang sering terjadi kemacetan atau padat kendaraan.

- Hal yang dilakukan saat waktu senggang adalah menonton televisi, berbelanja.

II.7 Kampanye Manfaat Aktifitas Bersepeda

(37)

30 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Komunikasi

Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang, kata-kata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain.

Dalam kampanye ini strategi komunikasi yang digunakan adalah strategi komunikasi informatif persuasif. Dalam kampanye ini berisikan informasi tentang manfaat bersepeda sehingga masyarakat mendapatkan informasi manfaat bersepeda dan diharapkan masyarakat menjadi lebih antusias untuk bersepeda.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi dalam perancangan iklan adalah : - Membangun rasa antusias masyarakat untuk bersepeda.

- Memberi pemahaman kepada masyarakat tentang manfaat bersepeda.

- Merubah gaya hidup masyarakat yang sering menggunakan kendaraan bermotor untuk bersepeda, sekaligus mengurangi kemacetan didaerah Bandung.

- Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.

III.1.2 Pendekatan Visual

(38)

31 III.1.3 Pendekatan Verbal

Bahasa yang digunakan dalam penyampaian pesan kampanye sangat dibutuhkan agar pesan kampanye dapat diterima oleh target sasaran dengan baik. Bahasa dapat mempengaruhi pemikiran, perilaku, dan pengambilan sikap. Dalam perancangan kampanye ini. Gaya bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia yang informatif, singkat, padat namun pesan yang akan disampaikan mudah untuk dimengerti. Sehingga muncul tagline yang cocok untuk kampanye manfaat aktifitas bersepeda yaitu :

Tagline : “Bersepeda Gaya Hidup Mudah Sehat Tanpa Polusi” Kalimat ini termasuk bahasa yang informatif, karena Bersepeda sebagai gaya hidup sekarang memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh manusia, sepeda merupakan kendaraan yang tidak memakai mesin untuk mengerakannya dan tidak menghasilkan polusi, selain itu dengan pembuktian dari Queensland University of Technology (QUT) yang menyatakan bahwa bernapas di udara yang mengandung polusi kendaraan sepenjang jalan selama pagi dan sore hari hanya berdampak kecil bagi kesehatan pengendara sepeda. bersepeda merupakan kegiatan yang mudah untuk dilakukan.

III.1.4 Strategi Kreatif

(39)

32 tipography yang memilki sifat yang sama seperti sepeda, yaitu kuat tetapi ringan, dan santai. Dalam teknik pewarnaan, diberi warna yang hangat agar memiliki kesan panas, menegaskan keadaan yang sebenarnya. Sehingga apabila dipadukan iklan terlihat santai, namun informatif dan jelas.

III.1.5 Strategi Media

Media adalah alat komunikasi yang berfungsi untuk menginformasikan, memberitahu, memperkenalkan, menghimbausesuatu pada masyarakat. Setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat sebagai komunikan. Pemilihan media yang tepat dapat memberikan pengaruh yang sangat besar pada target audience yang dituju, strategi media dibagi menjadi 2 yaitu media utama dan media pendukung.

 Media Utama :

a. Iklan TV

Gambar III.1 Media utama

(sumber: Pribadi)

(40)

33 menonton televisi bila dibandingkan dengan membaca buku atau koran, dan dengan media iklan TV ini pesan akan terus diulang, dengan pengulangan pesan, masyarakat sebagai komunikan akan mengingat dan pastinya memahami isi pesan tersebut.

 Media Pendukung :

a. Billboard

Gambar III.2 Media pendukung billboard

(sumber: Pribadi)

(41)

34 persimpangan jalan dan dipasang dijalan-jalan besar, dan pengguna jalan akan dapat melihat pesan secara berulang, sehingga pesan dapat diingat, etknik yang digunakan pada media ini adalah dengan teknik fotografi, dan dengan editing HDR, agar pengendara kendaraan bermotor yang rata-rata melaju dengan kondisi cepat akan dapat melihat billboard, dan dapat terlihat walaupun posisi komunikan jauh.

b. Poster

Gambar III.3 Media pendukung poster

(sumber: Pribadi)

(42)

35 fotografi dan dengan hasil editing HDR, agar target audience tertarik membacanya.

c. Brosur

Gambar III.4 Media pendukung brosur

(sumber: Pribadi)

(43)

36 d. X-Banner

Gambar III.5 Media pendukung x-banner

(sumber: Pribadi)

(44)

37 e. Flyer

Gambar III.6 Media pendukung flyer

(sumber: Pribadi)

Seperti halnya brosur, flyer juga bersifat informatif dengan memberi informasi lengkap mengenai manfaat bersepeda, dan tingkat polusi yang diderita pengendara kendaraan bermotor lebih tinggi dibanding pesepeda.

Gimmick

Media ini merupakan media yang dapat dipergunakan oleh target audience, sehingga kaos adalah media yang akan diberikan kepada target audience, dan disaat target audience menggunakan media ini orang-orang disekitarnya akan tertarik dan pesan dapat tersampaikan.

(45)

38 a. Mug.

b. Pin. c. Kaos. d. Stiker.

e. Gantungan kunci. f. Handuk.

Gambar III.7 Media gimmick

(sumber: Pribadi)

III.1.6 Strategi Distribusi

Berdasarkan pemilihan media yang telah dijabarkan diatas, dikategorikan pertimbangan dalam beberapa bagian yaitu :

(46)

39 Penyebaran media-media kampanye ditujukan pada daerah perkotaan Bandung sesuai dengan segmentasi demografis dari kampanye manfaat aktifitas bersepeda.

b. Lokasi Penyebaran

Lokasi penyebaran untuk media utama, yaitu iklan televisi akan disiarkan melalui beberapa stasiun televisi, dan dengan demografis dari kampanye ini yang ditempatkan di daerah Kota Bandung, maka penyebaran akan melalui stasiun televisi lokal, yaitu Bandung TV, dengan jam tayang antara jam 17.00–20.00. Sedangkan utnuk media pendukung akan diarahkan pada daerah-daerah yang memiliki mobilitas masyarakatnya tinggi atau padat, seperti persimpangan jalan, dan beberapa media lain disebar di tempat-tempat yang sesuai dengan kampanye sepeda seperti di komunitas-komunitas sepeda di Bandung, tempat penyewaan sepeda, dan dalam acara Car free day.

c. Jadwal Penyebaran Media

Kampanye ini dilakukan selama empat bulan, dan dimulai dari bulan Februari sampai Mei. Berikut adalah jadwal penyebaran media selama kampanye dilaksanakan :

(47)

40 III.2 Konsep Visual

Konsep visual adalah data-data yang dikumpulkan dan kemudian dijadikan sebagai dasar dari perancangan desain kampanye ini. Konsep visual terdiri dari beberapa unsur visual yang mengandung pesan dari kampanye ini. Secara umum konsep visual dalam kampanye ini sesuai dengan temanya itu sendiri yaitu bekesan bersih, sehat dan tanpa polusi. Dalam pengambilan gambar, pengambilan sudut pandang yang variatif agar penonton atau target audience tidak bosan.

Gambar III.8 Sketsa visual awal

(sumber: Pribadi)

Gambar III.9 Capture hasil jadi media iklan tv

(48)

41 III.2.1 Format Desain

Format desain yang digunakan disesuaikan dengan media yang akan dipakai salah satunya media utama yaitu iklan tv. Iklan tv sebagai media utama dengan menggunakan format wide screen dan format audio visual menggunakan format AVI , format desain digunakan audio visual dengan tambahan animasi teks didalamnya dan telah mengalami proses pengeditan, dengan pengambilan gambar dengan tiga sudut pandang.

Gambar III.10 Pengambilan gambar dengan sudutr pandang objektif (sumber: Pribadi)

Pengambilan gambar dengan sudut pandang objektif yaitu pengambilan gambar dengan sudut pandang penonton atau menjadi pihak ketiga namun tidak berperan didalamnya.

Gambar III.11 Pengambilan gambar dengan sudutr pandang subjektif (sumber: Pribadi)

(49)

42 Gambar III.12 Pengambilan gambar dengan sudut pandang subjektiftidak langsung

(sumber: Pribadi)

Pengambilan gambar dengan sudut pandang subjektif tidak langsung yaitu sudut pandang yang membuat penontonnya akan lebih dalam untuk memahami pesan iklan.

III.2.2 Tipografi

Tipografi yang digunakan dalam kampanye ini adalah tipografi yang memilki tingkat keterbacaan yang baik, tipografi dipilih sesuai dengan tema kampanye yaitu sepeda, dengan melihat sifat sepeda yang terbuat dari bahan besi atau bahan yang keras, namun memiliki berat yang ringan, sehingga terpilihlah tipografi yang sesuai dengan sifat sepeda tersebut, selain itu dengan bentuk tipografi yang tebal mempunyai makna tekad yang bulat, sehingga tipografi dipilih dengan bentuk yang tebal atau bold, jenis huruf yang digunakan adalah Berlin Sans FB Bold :

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

a b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z

(50)

43 Gambar III.13 Pengaplikasian tipografi pada media iklan tv

(sumber: Pribadi) III.2.3 Ilustrasi

Ilustrasi yang digunakan dalam kampanye tidak hanya satu tetapi menggunakan dua macam gaya ilustrasi diantaranya yaitu fotografi, dalam teknik fotografi terdiri dari beberapa visual yaitu visual yang difokuskan adalah seseorang yang dekat dengan posisi kamera dan sedang bersepeda dan sementara beberapa orang lainnya menggunakan kendaraan bermotor namun berada dibelakang posisi pesepeda, pengendara kendaraan bermotor lebih diblur dan gelap menandakan sesak oleh udara yang kotor atau sesak polusi udara. Sedangkan gaya ilustrasi yang lainnya menggunakan teknik vector, yang membentuk siluet dari seseorang yang bersepeda.

(51)

44 III.2.4 Warna

Warna yang digunakan adalah warna untuk memperlihatkan perbandingan dalam maknanya. Menggunakan warna- warna yang bermakna sehat, bersih dan sebagai perbandingannya adalah warna yang panas dan mencirikan polusi yaitu warna orange. Warna yang dipergunakan diantaranya :

Gambar III.15 Warna kampanye (sumber: Pribadi)

Gambar III.16 Pengaplikasian warna pada media iklan tv

(sumber: Pribadi)

III.2.5 Identitas Kampanye

(52)

45 Gambar III.17 Logo kampanye

(sumber: Pribadi)

Visual

a) Bunga : Visual bunga digunakan sebagai logo karena dapat mengartikan lingkungan yang sehat, selain itu bunga merupakan julukan kota Bandung sebagai Kota Kembang, yang arti dari

kembang itu sendiri dalah bunga, karena geografis dari kampanye ini adalah kota Bandung. Pada visual bunga didesain menyerupai roda

b) Daun : daun menyerupai seseorang yang sedang bersepeda, dan mempunyai makna bahwa bersepeda itu sehat.

c) Matahari : mempunyai makna mencerahkan atau memberikan ilmu atau informasi, hangat, dan semangat.

(53)

46 Gambar III.18 Pengaplikasian logo pada media iklan tv

(sumber: Pribadi)

 Warna logo

Warna yang digunakan adalah hijau, kuning, dan orange. - Hijau warna pada daun mempunyai makna sehat, dan bersih.

- Kuning warna pada bunga mempunyai makna harapan yang mengembang, dan ceria.

- Orange warna pada matahari mempunyai makna hangat, dan semangat.

(54)

47 Gambar III.20 Pengaplikasian warna logo pada media billboard

(sumber: Pribadi)

 Tipografi logo

Tipografi yang digunakan adalah

Binary ITC Bold

A B C D E F G H I J K L M N O P Q

R S T U V W X Y Z

a b c d e f g h i j k l m n o p q

r s t u v w x y z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 ! ? . , & ; :

(55)

48 Gambar III.21 Pengaplikasian tipografi logo pada media billboard

(56)

49 BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Media Utama IV.1.1 Iklan TV

Pengambilan gambar menggunakan kamera DSLR yaitu EOS CANON 550 D dengan teknis produksi editing menggunakan software Adobe Premiere dan untuk editing animasi menggunakan software Adobe After Effect. Adapun proses persiapan sebelum pengambilan gambar yaitu membuat diantaranya:

a. Ide-tema

keunggulan sepeda dalam kondisi macet dan sesak polusi

b. Sinopsis

(57)

50 diderita pengendara mobil lebih tinggi dibandingkan dengan sepeda.

c. Storyline

Opening:

Dimulai dengan memperlihatkan kondisi jalanan yang sedang terjadi kemacetan. Pengambilan gambar dengan sudut pandang objektif.

Act 1

Model 1 menggunakan mobil dan kesal saat terkena macet. Pengambilan gambar dengan sudut pandang objektif.

Knalpot yang mengeluarkan asap atau polusi udara. Pengambilan gambar dengan sudut pandang subjektif tidak langsung.

Model 2 menggunakan motor dan terganggu karena asap yang tebal dan terhirup oleh Model2. Pengambilan gambar dengan sudut pandang objektif.

Act 2

Model 3 bersepeda menghampiri sudut pandang Model 2. Pengambilan gambar dengan sudut pandang subjektif dari Model 2.

Model 2 terkagum-kagum, pandangan mengarah Model 3 yang bersepeda. Pengambilan gambar dengan sudut pandang subjektif tidak langsung.

(58)

51  Act 3

Model 3 terjebak macet, namun dapat mengatasinya dengan mengangkat sepeda ketrotoar. Pengambilan gambar dengan sudut pandang objektif.

Close up bagian kaki yang sedang menggowes pedal sepeda. Pengambilan gambar dengan sudut pandang objektif.Pengambilan gambar dengan sudut pandang subjektif dari Model 3 yang sedang bersepeda di jalur sepeda.

Pengambilan gambar secara frog atau pengambilan gambar dengan gaya sudut pandang katak, yang pengambilan gambar diambil dari bawah. Model 3 melaju dijalur sepeda.

Closing

Model 3 melintas depan bangunan gedung sate sebagai simbol kota Bandung. Pengambilan gambar dengan sudut pandang objektif.

Logo kampanye.

a. Storyboard

Gambar IV.1 Storyboard

(59)

52 b. Capture

Gambar IV.2 Media iklan tv

(sumber: Pribadi)

Format : Microsoft AVI

Ukuran : Widescreen 48 KHz

(60)

53 IV.2 Media Pendukung

IV.2.1 Billboard

Gambar IV.3 Media billboard

(sumber: Pribadi)

Format : Potrait

Ukuran : 200 cm x 300 cm

(61)

54 IV.2.2 Poster

Gambar IV.4 Media poster

(sumber: Pribadi)

Format : Potrait

(62)

55 IV.2.3 Brosur

Depan

Belakang Gambar IV.5 Media brosur

(sumber: Pribadi)

Format : Landscape

(63)

56 IV.2.4 Flyer

Depan Belakang

Gambar IV.6 Media Flyer

(sumber: Pribadi)

Format : Potrait

Ukuran : 10 cm x 21cm

(64)

57 IV.2.5 X-Banner

Gambar IV.7 Media X-Banner

(sumber: Pribadi)

Format : Potrait

Ukuran : 60 cm x 160cm

Material : PVC

(65)

58 IV.3 Gimmick

IV.3.1 Kaos

Gambar IV.8 Media kaos

(sumber: Pribadi)

Format : Potrait

Ukuran : All size

Material : Kain

(66)

59 IV.3.2 Mug

Gambar IV.9 Media Mug

(sumber: Pribadi)

Format : Landscape

Ukuran : 8 cm x20 cm

Material : Keramik

Teknis produksi : Digital Printing

IV.3.3 Pin

Gambar IV.10 Media Pin

(sumber: Pribadi)

(67)

60 IV.3.4 Gantungan Kunci

Gambar IV.11 Media Gantungan kunci

(sumber: Pribadi)

Ukuran : Diameter 4,4 cm Material : Art paper dilaminasi Teknis produksi : Digital Printing

IV.3.5 Stiker

Gambar IV.12 Stiker

(sumber: Pribadi)

Ukuran : 10cm X 6cm

(68)

61 IV.3.6 Handuk

Gambar IV.13 Handuk

(sumber: Pribadi)

Ukuran : 80 cm X 30 cm

Material : Kain Handuk Teknis produksi : Bordir

IV.3.7 Kalender

Gambar IV.14 Kalender

(sumber: Pribadi)

Ukuran : 14,8 cm X 21 cm

Material : Art Paper

(69)

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Ahm Buku

ad (2010). Melihat Indonesia dari Sepeda.Jakarta: Kompas

k. Dorling

Ege, Christian and Krag, Thomas (2005). Cycling Will Improve Environment and

Iskandar, A Bandung: Humanika

Uchjana, Onong E (2008). . Bandung: RemajaRosdakarya

Laman web

. tersedia di

Antara,Jalur Sepeda di Bandung pas.com diakses

Rini Kustrasih, . Tersedia di

Robert Adhi Ksp . Tersedia di

Susilo B Utom

Ballante, Richard and Grant Richard (1998). Ultimate Bicycle Boo Kindersley

Health. Dublin: Velo-City

ndang (2010). Sepeda Riwayatmu Kini. Dinamika Komunikasi

Venus, Antar.(2004). Manajemen Kampanye. Bandung : PT Remaja Rosda Karya Offset

Ayi, Pengguna Kendaraan Bermotor Akan Berkurang http://bandung.detik.com diakses pada 20 Maret 2010

. Tersedia di http://cetak.kom pada 25 November 2009.

Mari Bertegur Sapa Melalui Sepeda http://cetak.kompas.com diakses pada 10 Mei 2010.

, Pesepeda Bandung Terhambat Jalan Sempit http://regional.kompas.com diakses pada 18 April 2010

o, Memaknai arti bersepeda. Tersedia di http://cetak.kompas.com diaksespadaSelasa, 1 Desember 2009

(70)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : I Made Aria Atmaja

Nama Panggilan : Made

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 22 April 1989

Umur : 23 Tahun

Jenis Kelamin : Laki- Laki

Agama : Islam

Alamat : Kp. Pasir Ipis. Ds. Kertawangi. RT 02. RW 14 Cisarua Bandung

E- mail : made.aria.atmaja@gmail.com Nama Orang Tua

 Ayah : Alm. I Nyoman Sara

 Ibu : Mimi Sumiati

Riwayat Pendidikan :

No Keterangan Tahun Lulus

1 TK Bhayangkari 1993-1995

2 SD Negeri Kayu Ambon 2 1995-2001

3 SMP Negeri 2 Denpasar 2001-2004

4 PGRI 2 Denpasar 2004-2007

5 Universitas Komputer Indonesia ( UNIKOM )

Bandung 2008-sekarang

Pengalaman Kerja :

No Keterangan Tahun Lulus

1 Inlander.Inc 2007-2009

Gambar

Gambar II.17 Sepeda onthel
Grafik II.3. Produksi sepeda dan mobil di dunia, 1950-2000.
Tabel II.1. Produksi sepeda di beberapa negara, 1990-2000
Gambar III.1 Media utama
+7

Referensi

Dokumen terkait

pembayaran karena keadaan diluar dugaan dari pihak pemesan sehingga mengakibatkan penundaan pembayaran paket aqiqah yang tidak sesuai dengan kontrak yang

[r]

Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Pelajaran Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya Dengan Penerapan Metode Eksperimen1. (PenelitianTindakanKelas di Kelas V SD Negeri

Dari penjelelasan pasal 40 ayat (1) huruf j tersebut, menurut hemat penulis bahwa motif batik tradisional yang dimodifikasi dengan menambahkan beberapa bentuk lain atau dengan

Melalui kegiatan menyusun gambar tahapan pertumbuhan hewan dan tumbuhan, Peserta didik mampu menyimpulkan (C6) siklus makhluk hidup yang ada di sekitarnya

Dengan bimbingan guru siswa membahas tentang berbagai pekerjaan yang menjadi cita-cita antara lain menjadi seorang guru, arsitek, dokter hewan, penyanyi, dan pilot.?.

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana hubungan berat sesak napas yang dialami pasien PPOK (ditunjukkan dengan nilai mMRC) dengan tingkat keparahan PPOK

KEPIMPINAN ORGANISASI 1 Menghadiri Mesyuarat Pentadbiran Sekolah Kuantiti: Bilangan Mesyuarat 10 kali setahun 2 Penyediaan Takwim Unit Hal Ehwal Murid dan agihan tugas guru