• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Humas Pemerintah Kota Batam Dalam Mensosialisasikan Website Pemko Batam Kepada Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Humas Pemerintah Kota Batam Dalam Mensosialisasikan Website Pemko Batam Kepada Masyarakat"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN HUMAS PEMERINTAH KOTA BATAM DALAM

MENSOSIALISASIKAN

WEBSITE PEMKO BATAM

KEPADA MASYARAKAT

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Diploma III Program Studi Public Relations

Oleh: RIAN WAHMAN

NIM. 43306018

PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

B A N D U N G

(2)

iv

KEPADA MASYARAKAT Rian Wahman NIM. 43306018

Tugas Akhir ini di bawah bimbingan, Sangra Juliano Prakasa S.I.Kom.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan humas Pemerintah Kota Batam dalam mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat. Untuk menjawab permasalahan di atas, peneliti mengidentifikasi masalah melalui: kegiatan yang dilakukan, pesan yang disampaikan, media yang digunakan, dan peran Humas Pemerintah Kota Batam Batam secara keseluruhan dalam mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara, studi pustaka, dan internet searching. Subjek penelitian ini adalah Humas Pemerintah Kota Batam. Informan dalam penelitian ini ditentukan melalui teknik purposif sampling dengan dua orang informan penelitian. Teknik analisis data yang dilakukan oleh reduksi data, kategorisasi, sintesisasi, dan penyusunan laporan penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan humas Pemerintah Kota Batam dalam mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat dimulai dari perencanaan, pembagian tugas, pelaksanaan, dan evaluasi melalui berbagai kegiatan protokoler Pemerintah Kota Batam, pameran, dan penggunaan media. Kegiatan Publikasi dilakukan secara teratur di berbagai media dengan melibatkan sektor swasta dan media massa. Pesan humas Pemerintah Kota Batam dalam mensosialisasikan “Website Pemko

Batam” kepada masyarakat bersifat informatif yang disampaikan secara persuasif dengan tujuan untuk lebih memberikan pemahaman tentang keberadaan dan manfaat website Pemko Batam. Media yang digunakan humas Pemerintah Kota Batam dalam mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat disampaikan melalui berbagai media massa seperti televisi lokal, ad lips di radio, menempatkan alamat website di berbagai baligho, spanduk, pamflet, stiker, spanduk, dan juga melalui pameran dan berbagai media iklan outdoor yang dimiliki oleh pemerintah Batam. Peranan humas Pemerintah Kota Batam dalam mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat telah dilakukan menurut perencanaan yang dirumuskan. Peneliti menilai bahwa humas telah melakukan berbagai bentuk sosialisasi sesuai dengan yang di harapkannya, hal ini terlihat dari banyaknya data pengunjung Website Pemko Batam. Walaupun begitu, humas masih tetap harus melakukan evaluasi dan perbaikan publikasi dengan memperbaiki kekurangan yang ada.

(3)

v ABSTRACT

THE ROLE OF BATAM GOVERMENT PUBLIC RELATIONS TO SOCIALIZE

WEBSITE PEMKO BATAM” TO THE PUBLIC

By: Rian Wahman NIM. 43306018

This final task under the guidance of, Sangra Juliano Prakasa S.I.Kom.

This study aims to determine the role of Public Relations in the dissemination Batam City Government “Website Pemko Batam" to the public. To answer the above problems, the researchers set about identifying the study as follows: the activities carried out, the message delivered, the media used, and the role of Public Relations of the City Government of Batam in Batam overall socializing "Website Pemko Batam" to the public.

This study used a qualitative approach with descriptive methods. Data were collected through interviews, literature study, and internet searching. The subject of this research is Public Relations of the Government of Batam City. Informants in the study was determined by using purposive sampling technique and a two-person informant. Techniques of data analysis performed by data reduction, categorization, sintesisasi, and preparation of the work.

These results show that the Batam City Government public relations activities in socializing "Website Pemko Batam" to the public starting from planning, division of tasks, implementation, and evaluation. Publication activity performed regularly in various media by involving the private sector and mass media. Batam City Government public relations messages in socializing "Website Pemko Batam" to the public informative delivered persuasively in order to better provide an understanding of the existence and benefits of the website Pemko Batam. Government public relations media used in the dissemination Batam City "Website Pemko Batam” work consists of the mass media like local television, radio ad lips, put the website address in various baligho, banners, pamphlets, stickers, banners, and also through exhibitions and a variety of outdoor advertising media owned by the government of Batam. Batam City Government public relations role in socializing the "Website Pemko Batam" to the community were considered active by the website in any interests include protocol Batam City government to be more socialized to the public.

(4)

vi

karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

yang berjudul “Peranan Humas Pemerintah Kota Batam dalam

Mensosialisasikan “Website Pemko Batam” Kepada Masyarakat”. Tugas Akhir

ini diajukan untuk menempuh ujian sidang Diploma III pada Program Studi Ilmu

Public Relations di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer

Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Penyusunan tugas akhir ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya

bantuan dari keluarga tercinta. Terima kasih kepada ayahanda tercinta Bapak

Wahman, Terima kasih untuk Ibunda Nuriah tercinta, terima kasih atas segala doa

dan dorongan yang tak terhingga untuk peneliti. Serta berbagai pihak lainnya yang

banyak membantu peneliti, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu

Soisal dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan

izin untuk penelitian ini dan dapat mengesahkan tugas akhir ini sehingga dapat

(5)

vii

2. Yth. Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Komputer Indonesia yang telah banyak membantu dan membimbing

penulis dalam bidang akademik.

3. Yth. Rismawaty, S.Sos., M.Si selaku wali dosen yang telah memberikan waktu

yang diberikan dan dukungannya.

4. Yth. Sangra Juliano P, S.I.Kom selaku dosen pembimbing yang sabar telah

menuntun dan memberikan pengarahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini

hingga selesai.

5. Yth. Melly Maulin, S.Sos., M.Si, Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si Selaku

dosen UNIKOM yang selalu member dukungan dalam penyusunan TA ini saya

ucapkan banyak-banyak terima kasih.

6. Yth. Seluruh Staff dosen Program Studi Public Relations Universitas Komputer

Indonesia yang telah banyak memberikan berbagai pengetahuan bagi penulis.

7. Yth. Seluruh staff seketariat Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas

Komputer Indonesia, terima kasih untuk Sekretaris Dekan Fisip dan Ibu Astri,

Amd. Kom, Atas berbagai bantuan yang telah diberikan bagi penulis.

8. Yth. Bapak Salim S.Sos. M.Si selaku KABAG Humas Pemko Batam yang telah

mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di Pemerintah Kota Batam

9. Yth. Bapak Yudi, S.STP selaku Kasubag Publikasi dan Ibu Dra Ratna Sari selaku

Kasubag Pemberitaan Pemerintah Kota Batam yang telah membimbing selama

(6)

viii

memberikan inspirasi sehingga penulis dapat menyelasaikan laporan ini.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, yang tidak

dapat disebut satu persatu.

13. Seluruh teman-teman dikelas Public Relations dan Ilmu Komunikasi UNIKOM,

serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu semoga seluruh

bantuan dan kebaikan yang diberikan dapat diterima sebagai amal shaleh dan

diberi balasan oleh Allah SWT.

Akhir kata Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang memerlukannya. Semoga Allah SWT membalas budi baik kepada kita

semua serta melimpahkan segala karunia- Nya. Amin.

Bandung, Juli 2011

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia telah memasuki era transformasi dalam membina hubungan

antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota yang dulunya menurut

UU No. 5 Tahun 1974 hanya merupakan kepanjangan tangan pusat di daerah.

Namun kini pemerintah daerah diberi kewenangan dan keleluasaan untuk

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri melalui undang-undang

yang baru yakni UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah atau

yang lebih dikenal sebagai UU Otoda (Otonomi Daerah) .

Kebijakan yang diberikan kepada pemerintah daerah dalam rangka untuk

dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan

perundang-undangan yang berlaku. Hal ini sejalan dengan UU No. 32 Tahun 2004 yang

menegaskan bahwa otonomi Daerah adalah kewenangan daerah Otonom

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Menurut Sjafruddin tentang pemahaman akan otonomi daerah

mengatakan, bahwa “Istilah otonomi mempunyai makna kebebasan atas

kemandirian (zelfstandngheid) tetapi bukan kemerdekaan (onafhankelijheid),

maksudnya adalah kebebasan yang terbatas wujud pemberian yang harus

(8)

Sementara itu, Kaho memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai

otonomi daerah dalam kutipan, berikut ini:

“Mula-mula otonomi atau berotonomi berarti mempunyai peraturan sendiri atau mempunyai hak atau kekuasaan atau kewenangan untuk membuat peraturan sendiri (seringkali juga disebut hak atau kekuasaan atau kewenangan pengaturan atau legislatif sendiri). Kemudian arti dari pada otonomi ini berkembang menjadi pemerintahan sendiri. Pemerintahan sendiri ini meliputi pengaturan atau perundang-undangan sendiri, pelaksanaan sendiri dan dalam batas-batas tertentu, juga dalam peradilan dan kepolisian sendiri.” (Kaho, 1982: 14)

Melalui otonomi ini maka pemerintah daerah memiliki peluang yang

besar untuk mendorong dan memberi motivasi untuk membangun daerah

yang kondusif, sehingga akan muncul kreasi dan daya inovasi masyarakat

yang dapat bersaing dengan daerah lain. Otonomi daerah ini tidak dipandang

semata-mata sebagai hak dan kewenangan tetapi lebih merupakan kewajiban

dan tanggung jawab, sehingga bagi daerah dituntut mengembangkan dan

meningkatkan sumber daya manusia, kelembagaan, ketatalaksanaan, kualitas

personil (birokrat), kelayakan organisasi dan kecanggihan administrasi.

Diundangkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

ini pada hakikatnya juga memberikan kewenangan dan keleluasaan kepada

daerah kabupaten/kota berdasarkan asas desentralisasi dalam wujud otonomi

luas, nyata dan bertanggung jawab.

Otonomi luas adalah kewenangan dan keleluasaan pemerintah dalam

menyelenggarakan seluruh bidang kehidupan kecuali politik luar negeri,

pertahanan keamanan, peradilan, moneter, fiskal, agama serta bidang yang

ditetapkan menurut peraturan pemerintah (pasal 7). Otonomi nyata adalah

(9)

3

tertentu secara nyata dan diperlukan serta tumbuh, hidup, berkembang

didaerah. Sedangkan otonomi yang bertanggung jawab merupakan

perwujudan dan pertanggung jawaban terhadap pemberian hak dan

wewenang kepada daerah. Hal ini diwujudkan dalam bentuk tugas dan

kewjiban yang harus diemban oleh daerah untuk mencapai tujuan pemberian

otonomi, berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan, serta

pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat, daerah, dan antar daerah

dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kebijakan pemerintah pusat Indonesia dalam memberikan keleluasaan

dalam bentuk otonomi daerah pada pemangku jabatan di masing-masing

daerah telah memberikan sedikitnya keleluasan bagi pemerintah daerah untuk

dapat menetukan kebijakan-kebijakan intern menyangkut kepentingan daerah

dan eksplorasi seluruh kemampuan masyarakat dan alamnya untuk dapat

dipergunakan utuk penyelenggaraan daerah yang aktif dan bertanggungjawab.

Hal ini juga yang dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota Batam untuk dapat

memberikan kebijakan-kebijakan yang bersifat membangun untuk kemajuan

masyarakatnya.

Kota Batam merupakan kota terbesar di provinsi Kepulauan Riau dan

merupakan kota terbesar ke tiga populasinya di Sumatera setelah Medan dan

Palembang, dengan jumlah penduduk mencapai 949.775 jiwa. Metropolitan

Batam terdiri dari tiga pulau, yaitu Batam, Rempang dan Galang yang

(10)

letak sangat strategis. Selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini

memiliki jarak yang cukup dekat dengan Singapura dan Malaysia.

Berdasarkan kutipan dari ensiklopedia online “wikipedia” diketahui,

bahwa “Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di

Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an awal kota ini hanya dihuni

sekitar 6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam

bertumbuh hingga 170 kali lipat.” 1

Menurut sejarah, pengembangan Pulau Batam dapat dilihat pada tiga

periode yang berbeda yakni periode masa lampau, periode pendudukan

kolonial dan periode globalisasi. Perkembangan pulau Batam awalnya berasal

dari Pemerintahan Kesultanan yang sekarang telah berbaur dengan Republik

Singapura dan kerajaan Malaysia yang terlebih dahulu menganut paham

moderat. Sejarah pulau Batam dapat ditelusuri ketika pertama kali Bangsa

Mongolia dan Indo-Aryans pindah dan menetap di kerajaan Melayu sekitar

tahun 1000 Masehi atau sebelum kerajaan Islam Malaka dan Bintan muncul

serta saat datangnya Pemerintahan Kolonial Eropa yang diprakarsai oleh

bangsa Portugis, Belanda dan Inggris.

Sejak tahun 1513 M, pulau Batam dan Singapura telah menjadi bagian

dari kesultanan Johor. Penduduk pulau Batam sendiri berasal dari orang

Melayu atau yang lebih dikenal dengan orang Selat atau orang Laut. Mereka

menempati wilayah tersebut sejak zaman kerajaan Temasek atau paling tidak

dipenghujung tahun 1300 M (awal abad ke-14). Referensi lain menyebutkan,

1

(11)

5

pulau Batam telah dihuni orang Laut sejak 231 Masehi. Ketika Singapura

dinamai Temasek yang dikelilingi oleh perairan, wilayah Batam ini telah

dijadikan sebagai pusat perdagangan yang dikuasai oleh Temanggung

Tempatan (pemimpin wilayah).

Latar belakang sejarah tersebut bisa dijadikan sebagai alasan kuat

mengapa Batam menjadi salah satu kota di Indonesia yang memiliki

kemajuan pesat dalam bidang industri perdagangan. Sebagai kota pelabuhan

yang dilewati jalur internasional, telah memberikan nilai tambah bagi Kota

batam untuk terus berkembang dan maju. Maka bentuk-bentuk

pengembangan dan pemanfaatan sumber daya manusia dan alam di Batam

harus selaras demi kepentingan bersama.

Salah satu bentuk pengembangan sumber daya manusia Kota Batam

dilakukan oleh pemerintah Kota Batam dengan memberikan berbagai macam

informasi yang berguna bagi kemajuan masyarakat. Kemajuan informasi ini

didukung dengan adanya penggunaan teknologi yang dapat membantu

masyarakat untuk dapat mengenatui berbagai hal yang berhubungan dengan

kota dan pemerintahnya. Penggunaan informasi melalui media internet

dilakukan pemerintah batam melalui penggunaan website resmi Pemko

Batam dengan alamat situs http://www.batamkota.go.id yang di dalamnya

terdapat beragam informasi tentang Kota Batam dan beragam informasi

berguna lainnya yang dapat dijadikan sebagai media informatif bagi

(12)

Penggunaan media internet oleh Pemerintah Kota Batam pada dasarnya

dapat dijadikan sebagai alat yang baik untuk memberikan pendekatan

informatif bagi masyarakat mengenai apapun itu yang dirasa berguna bagi

masyarakat. Website Pemerintah Kota Batam ini juga dapat dijadikan sebagai

alat untuk mengenatui berbagai kebijakan-kebijakan yang diselenggarakan

pemerintah kota dan juga sebagai media aspriratif bagi masyarakatnya.

Kepentingan penggunaan internet dengan menyediakan domain pribadi

bagi pemerintah Kota Batam seharusnya dapat diapresiasi oleh masyarakat

guna mempermudah komunikasi yang terjalin antara pemerintah dan

masyarakatnya. Situs resmi Pemerintah Kota Batam ini juga menjadi media

pembelajaran bagi masyarakat Batam khususnya untuk meningkatkan

pengetahuan tentang laju informasi yang pesat dan penggunaannya sebagai

media yang membantu banyak hal bagi masyarakat Batam.

Adanya situs resmi yang dimiliki Pemerintah Kota Batam ini seharusnya

dapat diketahui oleh khalayak banyak masyarakat Batam, karena seperti yang

telah diungkapkan sebelumnya, banyak hal yang dapat dimanfaatkan dari

adanya situs resmi ini untuk kepentingan masyarakat. Permasalahan yang

timbul adalah ketersediaan situs ini tidak diketahui masyarakat batam secara

keseluruhan, oleh karena itu penting adanya suatu bentuk sosialisasi yang

baik guna memperkenalkan situs resmi ini kepada masyarakat luas untuk

dapat di akses dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Humas Pemerintah Kota Batam selaku bagian yang memiliki

(13)

7

pengadaan situs resmi milik pemerintah ini, sudah seharusnya memberikan

bentuk-bentuk sosialisasi kepada masyarakat mengenai adanya “Website

Pemko Batam”. Humas menjadi bagian yang penting untuk dapat

mensosialisasikan keberadaan situs ini dengan berbagai program yang

direncakannya agar situs ini lebih bermanfaat bagi masyarakat Batam, dan

khalayak umum lainnya.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Rhenald Kasali mengenai

pengertian humas, bahwa:

“Humas merupakan suatu sistem manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seseorang atau sebuah perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana serta menjalankan progam-progam komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan publik.” (Kasali, 1994: 7)

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa peranan humas dalam

hubungannya dengan pemahaman dan penerimaan publik sangat dibutuhkan

untuk dapat menjalankan program-program dan berbagai kebijakan

pemerintah agar dapat diterima. Humas menjadi salah satu tonggak penting

dimana penyampaian program pemerintah dapat sampai dengan benar kepada

masyarakat. Sama halnya dengan sosialisasi “Website Pemko Batam” ini

yang sudah seharusnya disosialisasikan secara tepat untuk dapat diakses dan

dimanfaatkan keberadaannya.

Sosialisasi humas menjadi perhatian penting dalam penelitian ini, karena

berbagai program yang dicanangkan dan disusun humas Pemerintah Kota

Batam akan menjadi nilai penting untuk dapat dipaparkan dalam penelitian

(14)

publikasi dan informasi telah menyentuh kepentingan komunikasi massa

karena adanya media yang bersifat massal yang artinya dapat dipergunakan

secara luas oleh seluruh masyarakat yang mengaksesnya.

Bittner mengemukakan mengenai pengertian media massa yang

kemudian di kutip oleh jalaluddin Rakhmat bahwa, “Mass communication is

messages communicated through a mass medium to a large number of

people. (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah besar orang).” (Rakhmat, 1999: 188).

Keterlibatan media jaringan internet yang dapat diakses secara massal ini

menjadi nilai tambah yang sangat baik untuk dapat dieksporasi oleh

pemerintah Kota Batam untuk dapat dimanfaatkan, dengan bantuan Humas

sebagai media sosialisasinya. Humas sendiri tentunya memiliki program dan

berbagai perencanaan mengenai proses sosialisasi yang akan dilakukan

kepada masyarakat guna memasyarakatkan keberadaan “Website Pemko

Batam”. Untuk itu pula, pemerintah harus dapat menggunakan tangan-tangan

terampil humasnya guna dapat menunjukan hasil maksimal dari proses

sosialisasi yang dilakukan agar berjalan dengan baik dan tepat.

Peranan humas dalam sosialisasi “Website Pemko Batam” ini menjadi

nilai yang akan dicari dan dipaparkan dalam penelitian ini, karena peranan

humas ini akan menunjukan hasil akhir yang didapat dari program sosialisasi

yang akan direncanakan dan dijalankan kedepannya. Humas yang berperan

baik tentunya akan memberikan hasil positif dengan tersosialisasikannya

(15)

9

sebaliknya jika humas pemerintah Kota Batam tidak memiliki kopetensi yang

baik maka sosialisasi yang digaungkan hanya sekedar kinerja tanpa hasil

maksimal.

Menurut Sorjono Soekanto yang mengartikan peranan, bahwa “Peranan

adalah aspek dinamisi kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan

hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan

suatu peranan.” (Soekanto, 2002: 243).

Peranan yang dijadikan sebagai hasil akhir yang ingin dicapai peneliti,

diupayakan untuk dapat memperlihatkan kinerja humas secara keseluruhan

mengenai sosialisasi yang dilakukan. Humas yang memiliki peran yan baik

tentunya akan memberikan nilai positif pula bagi pemerintah Kota batam, dan

masyarakat Batam secara keseluruhan. Hal di atas menjadi alasan utama bagi

peneliti untuk dapat melihat peranan yang diberikan Humas Pemerintah Kota

Batam dalam mensosialisasikan “Website Pemko Batam”.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu bentuk sumbangsih

peneliti sebagai anak Batam yang memberikan sedikitnya upaya untuk turut

serta dalam memberikan kemajuan bagi Pemerintah Kota batam dan

masyarakat batam. Penelitian ini diharapkan menjadi suatu momentum baik

sebagai bentuk apresiasi melek informasi dan teknologi masyarakat Batam

dengan melihat kebiajakan pemerintahnya. Maka dengan latar belakang

masalah yang dijelaskan diatas maka peneliti ingin dapat merumuskan

permasalan yaitu: bagaimana “Peranan Humas Pemerintah Kota Batam

(16)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan identifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kegiatan humas Pemerintah Kota Batam dalam

mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat?

2. Bagaimana pesan yang disampaikan humas Pemerintah Kota Batam dalam

mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat?

3. Bagaimana media yang digunakan humas Pemerintah Kota Batam dalam

mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat?

4. Bagaimana peranan humas Pemerintah Kota Batam dalam

mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk dapat

mendeskripsikan tentang peranan humas Pemerintah Kota Batam dalam

mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi yang telah dirumuskan sebelumnya, maka

peneliti dapat merumuskan tujuan penelitian, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kegiatan humas Pemerintah Kota Batam dalam

(17)

11

2. Untuk mengetahui pesan yang disampaikan humas Pemerintah Kota

Batam dalam mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada

masyarakat.

3. Untuk mengetahui media yang digunakan humas Pemerintah Kota

Batam dalam mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada

masyarakat.

4. Untuk mengetahui peranan humas Pemerintah Kota Batam dalam

mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis peneliti berharap agar penelitian ini dapat menjadi

bahan pengembangan ilmiah bagi ilmu kehumasan, tentang peranan

humas dalam mempromosikan kebijakan-kebijakan pemerintah dan

kepentingan publik.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Kegunaan bagi peneliti, yaitu:

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan

pengetahuan dan pemahaman yang baik bagi peneliti mengenai

peranan humas Pemerintah Kota Batam dalam mensosialisasikan

kebijakan-kebijakan pemerintah dan manfaatnya bagi masyarakat

(18)

2. Kegunaan bagi Universitas Komputer Bandung (UNIKOM)

khususnya, yaitu:

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan

pengembangan ilmiah sejenisnya, sehingga penelitian ini dapat

memberikan suatu pengetahuan tambahan mengenai peranan humas

pemerintah dan kebiajakan-kebijakan yang dikeluarkan.

3. Kegunaan bagi Pemerintah Kota Batam, yaitu:

Diharapkan Pemerintah Kota Bandung dapat menjadikan penelitian

ini sebagai bahan kajian dalam menilai kinerja humas dan perannya

dalam menjalakan kebijakan pemerintah sehubungan dengan

pelayanan publik yang diberikan.

4. Kegunaan bagi masyarakat, yaitu:

Diharapkan masyarakat dapat mengetahui dan memantau kinerja dan

kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai

upaya untuk dapat memberikan bentuk pelayanan publik yang prima

(19)

13

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

Peranan menjadi point penting yang dijadikan sebagai variabel inti

dalam penelitian ini yang berusaha ditunjukan peneliti untuk dapat

melihat bagaimana peranan humas Pemerintah Kota Batam dalam

mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat.

Merujuk pada penjelasan yang diungkapkan oleh Onong Uchjana

Effendy mengenai peranan, menyatakan bahwa “Peranan adalah sesuatu

yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan secara menonjol

dalam suatu peristiwa.” (Effendy, 1989: 315)

Sedangkan pengertian peranan yang diungkapkan oleh Rhenald

Kasali, bahwa: “untuk mencapai tujuan yang diinginkan perlu membuat

kegiatan, apa pesannya, dan media apa yang digunakan”. (Khasali,

2006:31)

Dalam pengertian Sorjono Soekanto, mengartikan peranan sebagai

berikut “Peranan adalah aspek dinamisi kedudukan (status). Apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.” (Soekanto,

2002:243).

Dari penjelasan-penjelasan di atas memperlihatkan peranan suatu

sikap yang menyangkut atas suatu hal yang memiliki kemampuan dalam

menjalankan dan menggunakan kemampuannya untuk dapat

(20)

adanya kredibilitas dan kemampuannya dalam mengelola

program-programnya dan menyampaikannya sebagai bentuk pesan, serta

memaksimalkan penayampaian pesannya tersebut dalam kepentingan

media untuk mendapatkan hasil yang maksimal untuk dapat mendukung

peran dalam kedudukan dan kewenangannya.

Konsep tentang peran (role) menurut Komarudin dalam buku

“Ensiklopedia Manajemen”, diungkapkan sebagai berikut:

1. Bagaian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen.

2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyerupai pola status 3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata 4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi

karakteristik yang ada padanya.

5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat. (Komarudin, 1994: 768).

Dalam penelitian ini, Humas selaku bagian yang memiliki

kewenangan penuh dalam program sosialisasi dituntut untuk dapat

memberikan kinerja penuhnya agar program dapat tersosialisasikan

kepada masyarakat dengan benar dan tepat. Untuk itu, penting bagi

Humas untuk memiliki kesiapan dan kemampuan dalam mengurus

kegiatan sosialisasi tersebut agar berjalan dengan lancar.

Humas dalam melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan

sistematika yang terarah dalam kegiatannya melalui empat tahap yaitu

tahapan penelitian (research), perencanaan (planning), pelaksanaan

(action) dan penilaian (evaluation). Suhandang menjelaskan

(21)

15

1. Penelitian (Research)

Tahapan ini merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisa dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.

2. Perencanaan (Planning)

Pada tahapan ini, humas menyusun rencana kerja kegiatan yang berifat rasional, lentur (flexibel) dan berkelanjutan untuk melaksanakan tujuan dan cara mencapainya.

3. Pelaksanaan (Action)

Dalam tahapan ini humas memadukan tenaga kerja, laat kerja, informasi, uang, tempat dan waktu kerja,sehingga akhirnya dapat mewujudkan produk yang dinamakan hasil kerja, penempatan tenaga kerja dan kegiatan untuk menggerakkan para pelaksana agar mau dan mempu bekerja mencapai tujuan yang telah ditentukan.

4. Penilaian (Evaluation)

Melalui tahapan ini dapat diketahui hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut demi kesempurnaan cita-cita perusahaan selanjutnya. Tahapan penilaian ini merupakan kontrol atau barometer terhadap pelaksanaan kerja.

(Suhandang, 2004: 142).

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa kegiatan yang dilakukan

humas akan mengarah pada upaya-upaya produksi dan pasca produksi

yang menyangkut tentang berjalannya program yang di rencanakan dan

bertanggungjawab atas hasil yang didapatkannya. Penilaian kegiatan ini

penting untuk ditelaah karena akan menyangkut tentang program

sosialisasi yang dilakukan.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Effendy, bahwa “Seorang

komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan

sikap melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa

bahwa komunikator ikut serta dengan mereka dalam hubungannya

(22)

Humas sebagai komunikator dalam sosialisasi “Website Pemko

Batam” harus memiliki kredibilitas yang baik agar dapat menunjang

kebutuhan sosialisasi agar dapat berjalan dengan tepat. Kemampuan

humas dalam mengelola dan menjalankan program-program

sosialisasinya tersebut dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan humas

sebagai langkah awal untuk dapat menilai peranan humas kedepannya.

Penetapan pekerjaan pada ahli yang tepat, tentunya diharapkan dapat

menghasilkan program yang berjalan dengan baik dan benar.

Sebagaimana yang dikutip diatas dalam menilai peranan, pesan

memegang peranan penting mengenai apa yang akan disampaikan oleh

komunikator. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Onong Uchjana

Effendy mengemukakan mengenai pesan, adalah “Suatu komponen

dalam proses komunikasi berupa panduan dan pikiran dan perasaan

seseorang dengan menggunakan bahasa atau lambang-lambang lainnya

disampaikan kepada orang lain.” (Effendy, 1989: 224).

“Pesan dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain. Agar pesan disampaikan mudah dimengerti dan dapat mendorong prilaku komunikan, harus ditunjang dengan kejelasan pesan dan kelengkapan pesan. Menurut Brigley, pesan yang diorganisasikan dengan baik akan lebih mudah dimengerti dari pada pesan yang tidak tersusun dengan baik.” (Rakhmat, 1999: 295).

Dalam penyampain isi pesan secara tepat, dan jelas menurut

Siahaan, harus diperhatikan beberapa hal berikut ini :

1. Pesan itu harus jelas (clear), bahasa yang mudah dipahami, tidak

(23)

17

2. Pesan itu menarik dan meyakinkan (convicining), menarik

karena berkaitan dengan dirinya sendirinya sesuai dengan rasio.

(Siahaan, 1991:73)

Selain itu isi pesan berperan dapat mempengaruhi tingkat

kemampuan pesan untuk mempengaruhi komunikan yang efektif harus

memiliki syarat-syarat sebagai berikut :

1. Adanya kesamaan dalam mempermudah proses penyandian (decoding) yakni proses menterjemaahkan lambang-lambang yang diterima menjadi gagasan-gagasan.

2. Adanya kesamaan membantu membangun premis yang sama (persepsi).

3. Adanya kesamaan menyebabkan komunikan tertarik pada komunikator.

(Rakhmat, 1988: 271)

Selanjutnya media menjadi penentu yang memiliki kesempatan

untuk dapat mensosialisasikan berbaai program dan rencaran

komunikator untuk dapat menyampaikan pesannya agar berjalan dengan

tepat. Media mengakomodasikan penyampaian pesan menurut

kepentingannya. Sebagaimana uyang diungkapkan oleh Mulyana, bahwa

“Media adalah alat atau sarana yang digunakan oleh sumber untuk

menyampaikan pesan kepada penerima.” (Mulyana, 2002: 62).

Menurut Onong Uchjana Effendy yang menunjukan pentingnya

penggunaan media dalam kutipan berikut ini, bahwa, “Pentingnya peran

media, yakni media sekunder dalam proses komunikasi disebabkan oleh

efisiensi dalam mencapai komunikan.” (Effendy, 2003: 17).

Keefektifan dan efisiensi komunikasi bermedia hanya dalam

(24)

disampaikan humas Pemerintah Kota Batam yang berkepentingan dalam

mensosialisasikan “Website Pemko Batam”. Sosialisasi melalui media ini

dapat menggunakan media yang bersifat massal atau pun yan bersifat

individual tergantung dari adanya kebutuhan penyampaian pesan itu

sendiri.

Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa, “Proses komunikasi

menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa

(massmedia) dan media nirmassa atau nonmassa (non-mass media).”

(Effendy, 2003: 18). Media massa seperti surat kabar, radio, televisi,

film, dan lain-lain memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain massif (massive)

atau massal yakni tertuju kepada sejumlah orang yang relatif banyak.

Sedangkan media nirmassa atau media nonmassa seperti, telepon, surat,

telegram, spanduk, papan pengumuman, dan lain-lain tertuju kepada satu

orang atau sejumlah orang yang relatif sedikit.

Penjelasan berbagai teori diatas telah cukup mendukung penelitian

ini untuk dapat dilakukan dan dikembangkan tanpa mengunakan bantuan

model komunikasi tertentu untuk diaplikasikan. Kerangka pemikiran

dalam pendekatan kualitatif memungkinkannya untuk tidak di batasi

dalam satu rancangan model tertentu. Kebebasan peneliti untuk dapat

menentukan jalannya penelitian dengan berdasarkan pada teori, telah

cukup membangun alur penelitian kualitatif. Hal ini dapat dilihat dari

(25)

19

“Peneliti terjun langsung kelapangan tanpa di bebani oleh model bahkan teori sekalipun sehingga persfektifnya tidak tersaring. Ia bebas mengamati objeknya, menjelajah, dan menentukan wawasan-wawasan baru sepanjang jalan. Peneliti terus menerus mengalami reformulasi dan redireksi ketika informasi-informasi baru ditemukan. Hipotesis tidak dating sebelum penelitian. Hipotesis-hipotesis baru muncul dalam penelitian.” (Rakhmat, 1999: 26).

Penjelasan pada kutipan diatas menjelaskan bahwa penelitian

kualitatif ini diperbolehkan untuk dibebaskan dari adanya pemilihan

model komunikasi semata. Karena lebih penting dari hal tersebut, yakni

hipotesis dan berbagai struktur model akan berkembang pada saat

penelitian sedang berlangsung di lapangan.

1.5.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam peneilitian ini ditujukan untuk dapat

memberikan stuktur dari penerapan teori dari para ahli yang digunakan

dalam penelitian untuk dapat diterapkan. Konseptualisasi ini merupakan

langkah konkret peneliti untuk dapat memberikan gambaran spesifik

mengenai identifikasi masalah yang diangkat ke dalam pemaparan

pemahaman yang dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk memahami

teori dari para ahli agar lebih dapat dicerna dan di selaraskan ke dalam

keperluan penelitian. Maka peneliti memaparkan konseptualisasi teori

(26)

1. Peranan humas Pemerintah Kota Batam, dilihat dari kemampuannya

dalam menelitian, merencanaan, melakukan penilaian, dan

melaksanakan perencanaan di lapangan. Keempat kegiatan yang

dilakukan humas tersebut dapat memperlihatkan kemampuan humas

dalam meneliti lebutuhan kegiatan sosialisasi, merencanakan

kegiatan sosialisasi, mengolah kegiatan sosialisasi, menentukan

frekuensi kegiatan, menentukan itensitas kegiatan, menentukan

bagian-bagian yang akan menjalankan program secara langsaung d

lapangan, dan melakukan evaluasi sebagai cara untuk dapat

menjalankan kegiatan sosialisasi yang lebih efektif kedepannya.

2. Pesan yang disampaikan humas Pemerintah Kota Batam, harus

memiliki aspek kejelasan, daya tarik, persepsi, dan kesamaan

pandangan. Hal ini mutlak dibutuhkan sebagai cara agar dapat

melihat kejelasan pesan yang disampaikan, jenis kelangkapan pesan

yang digunakan, cara menyampaikan pesan yang tepat, menilai daya

tarik pesan yang ditimbulkan, dan melihat tujuan pesan yang akan

disampaikan.

3. Media yang digunakan humas Pemerintah Kota Batam, meliputi

penggunaan media massa yang bersifat massal seperti redio, televisi,

spanduk, buletin, koran, majalah, serta penggunaan media nirmassa

yang bersifat pribadi seperti telepon, email, faximili, dan surat.

Beragam media yang dipergunakan oleh humas Pemerintah Kota

(27)

21

yang di sampaikan sehingga peneliti dapat menilai peranan humas.

Dalam hal ini peneliti mencoba untuk dapat mengetahui media yang

digunakan, melihat keefektifan media yang digunakan, mendapatkan

jawaban atas alasan penggunaan media yang dipakai, dan

mengetahui berapa lama penggunaan media tersebut digunakan

sehingga peneliti dapat mendeskripsikan isi media ini sebagai suatu

hal yang holistik dalam kegiatan sosialisasi “Website Pemko

Batam”.

1.6 Pertanyaan Penelitian

1. Kegiatan humas Pemerintah Kota Batam dalam mensosialisasikan

Website Pemko Batam” kepada masyarakat:

1) Seperti apa kemampuan humas Pemerintah Kota Batam dalam meneliti

kebutuhan kegiatan sosialisasi “Website Pemko Batam”?

2) Seperti apa perencanaan kegiatan humas Pemerintah Kota Batam dalam

melaksanakan kegiatan sosialisasi “Website Pemko Batam”?

3) Seperti apa kemampuan humas Pemerintah Kota Batam dalam

mengolah kegiatan sosialisasi “Website Pemko Batam”?

4) Seperti apa frekuensi kegiatan humas Pemerintah Kota Batam dalam

mensosialisasikan “Website Pemko Batam”?

5) Seperti apa intensitas kegiatan humas Pemerintah Kota Batam dalam

(28)

6) Siapa saja yang melaksanakan kegiatan sosialisasi “Website Pemko

Batam”?

7) Seperti apa bentuk evaluasi kegiatan sosialisasi “Website Pemko

Batam” yang dilakukan Pemerintah Kota Batam?

8) Apakah kegiatan sosialisasi sudah berjalan dengan efektif?

9) Apakah yang menjadi kelebihan dan kekurangan humas Pemerintah

Kota Batam dalam mengolah kegiatan sosialisasi “Website Pemko

Batam”?

2. Pesan yang disampaikan humas Pemerintah Kota Batam dalam

mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat:

1) Seperti apa kejelasan pesan yang disampaikan humas Pemerintah Kota

Batam dalam mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada

masyarakat?

2) Apa jenis kelengkapan pesan yang disampaikan humas Pemerintah

Kota Batam dalam mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada

masyarakat?

3) Seperti apa cara penyampaian pesan humas Pemerintah Kota Batam

dalam mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat?

4) Seperti apa daya tarik pesan yang disampaikan humas Pemerintah Kota

Batam dalam mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada

masyarakat?

5) Apa tujuan pesan yang disampaikan humas Pemerintah Kota Batam

(29)

23

3. Media yang digunakan humas Pemerintah Kota Batam dalam

mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat:

1) Apa saja media yang digunakan humas Pemerintah Kota Batam dalam

mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat?

2) Apakah alasan humas Pemerintah Kota Batam nggunakan media

tersebut dalam mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada

masyarakat?

3) Apakah media yang digunakan humas Pemerintah Kota Batam dalam

mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat sudah

berjalan efektif?

4) Sudah berapa lama humas Pemerintah Kota Batam menggunakan media

dalam mensosialisasikan media “Website Pemko Batam” kepada

masyarakat?

4. Peranan humas Pemerintah Kota Batam dalam mensosialisasikan

Website Pemko Batam” kepada masyarakat?

1) Apakah humas Pemerintah Kota Batam telah berperan dalam

mensosialisasikan “Website Pemko Batam” kepada masyarakat?

2) Apakah yang menjadi perhatian humas dalam mensosialisasikan

Website Pemko Batam” kepada masyarakat?

3) Bagaimana usaha yang dilakukan humas Pemerintah Kota Batam agar

sosialisasi “Website Pemko Batam” kepada masyarakat dapat terus

(30)

1.7 Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Catherine Marshal (1995) sebagaimana dikutip oleh Jonathan Sarwono dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian

Kuantitatif & Kualitatif” menyatakan bahwa, “Kualitatif riset didefinisikan

sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang

lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia.”

(Sarwono, 2004: 193).

Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) sebagaimana dikutip oleh Lexy

J. Moleong dalam buku “Metodologi Penelitian Kualitatif” mengatakan

bahwa, “Kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.” (Moleong, 2006: 3).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode ini

dipilih dengan tujuan untuk lebih dapat menggambarkan peranan humas

Pemerintah Kota Batam dalam mensosialisasikan “Website Pemko Batam”

kepada masyarakat. Penggunaan metode deskriptif ini pada dasarnya

digunakan untuk dapat lebih memberikan keleluasaan bagi peneliti untuk

dapat memberikan wacana yang ada dalam penelitian sebagai sebuah upaya

dalam memaparkan fenomena secara utuh.

Djalaluddin Rakhmat mengungkapkan mengenai pengertian metode

(31)

25

“Metode deskriptif, yaitu dengan cara mempelajari masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara sistematis, fakta atau karakteristik subjek tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.” (Rakhmat, 1997: 22)

Kutipan diatas menunjukan bahwa metode deskriptif digunakan

sebagai upaya penggambaran fenomena sosial yang dilaporkan dengan

sistematika peristiwa yang menyeluruh. Artinya peneliti memiliki

kesempatan untuk dapat memberikan pemahaman yang luas yang

didasarkan atas apa yang terjadi dalam penelitian.

1.8 Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara (interview)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan

data yang salah satunya ialah wawancara. Wawancara menjadi alat-alat

re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang

diperoleh sebelumnya. Menurut Subana (2000: 29) yang dikutip oleh

Riduwan, mengatakan bahwa: “Wawancara adalah suatu cara

pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung

dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal

dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit.”

(Riduwan, 2005: 29).

2. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan bentuk pengumpulan data atau keterangan

(32)

pustaka digunakan sebagai salah satu teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini, karena penting untuk peneliti memperoleh data dari buku

serta karya ilmiah yang berhungan dengan penelitian ini untuk melengkapi

data yang telah ada atau sebagai bahan perbandingan. Dalam studi pustaka,

peneliti menggunakan berbagai buku dan karya ilmiah yang telah ada

untuk mencari perkembangan baru mengenai berbagai hal mengenai

penelitian.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Singaribun, bahwa “Studi

Pustaka yaitu pendayagunaan sumber informasi di perpustakaan dan jasa

informasi dari literatur lainnya yang tersedia.” (Singarimbun, 1987: 79).

3. Internet Searching

Internet sebagai teknologi yang mereduksi jarak dan waktu dapat

menjadi sumber informasi yang bermanfaat dalam penelitian dengan

memanfaatkan berbagai informasi dan ilmu pengetahuan yang berada di

dalamnya. Informasi dari berbagai penjuru dunia yang relevan untuk

penelitian dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan sumber yang

memperkaya hasil penelitian. kemudahan akses dan kemampuan internet

untuk menjangkau informasi yang tidak terbatas, memungkinkan peneliti

untuk menghasilkan informasi-informasi penting.

Sebagaimana yang diungkapkan Lani Sidharta, mengenai pengertian

Internet searching, yaitu “Suatu pencarian data melalui website guna

(33)

27

merupakan sumber daya informasi suatu database atau perpustakaan

multimedia yang sangat besar dan lengkap.” (Sidharta, 1996: 10 ).

1.9 Teknik Analisis Data

Teknis analisa data penelitian ini berguna sebagai sistematika proses

penelitian yang mengarahkan peneliti pada gambaran dari proses penelitian

yang digunakan sebagai teknis analisis data. Teknis analisa data ini disajikan

sebagai suatu teknis dari kepentingan data penelitian yang meliputi:

1. Reduksi Data

Reduksi data dengan identifikasi satuan (unit). Pada mulanya diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian terkecil yang yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.

2. Kategorisasi

a) Menyusun kategori. Kategori adalah memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan. b) Labelisasi kelompok menurut kategori yang ditentukan 3. Sintesisasi

a) Mensintesiskan berarti mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya.

b) Kaitan satu kategori dengan kategori lainnya dikelompokan. 4. Menyusun hasil kerja

(34)

1.10 Subjek Penelitian & Informan 1.10.1 Subjek Penelitian

Subjek ini merupakan objek penelitian secara keseluruhan

mengenai tempat dimana penelitian dilakukan dan ditujukan kepada

siapa penelitian ini dilakukan. Subjek dalam hal ini berkaitan erat

sebagai subjek yang dengan kependudukan, masyarakat, penduduk,

khalayak umum, kumpulan orang dalam suatu tempat secara

berkelompok dan segala hal yang berkenaan dengan sifat kuantitatif

dalam jumlah dan data.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bailey (1994: 83) yang

dikutip oleh Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah

mengatakan bahwa, “Subjek adalah keseluruhan gejala/satuan yang

ingin diteliti.” (Prasetyo dan Jannah, 2005: 119).

Penentuan subjek penelitian ini menentukan tempat dan

pihak-pihak terkait yang menjadi media penelitian. Ketentuan subjek

penelitian ini memberikan kejelasan mengenai siapa yang menjadi

perhatian penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah Humas

Pemerintah Kota Batam yang memiliki kewenangan dalam

sosialisasi website Pemko Batam.

(35)

29

1.10.2 Informan

Penentuan subjek penelitian merupakan langkah awal dalam

menentukan informan. Informan ini dalam penelitian kualitatif sama

halnya dengan narasumber yang memiliki kapasitas dalam

memberikan beragam informasi megenai informasi tentang

sosialisasi Website Pemko Batam. Melalui ketersedian informan

yang ada, maka dibutuhkan suatu teknik penarikan informan untuk

dapat menunjuk informan yang dibutuhkan melalui teknik purposive

sampling.

Teknik penarikan informan dengan menggunakan purposive

sampling dipilih karena teknik ini memilih orang (informan) dengan

berbagai penilaian tertentu menurut kebutuhan peneliti sehingga

dianggap layak untuk dijadikan sumber informasi/ narasumber.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Jalaluddin Rakhmat bahwa,

“Sampling purposif, yaitu memilih orang-orang tertentu karena

dianggap —berdasarkan penilaian tertentu.” (Rakhmat, 1997: 81).

Informan ini ditetapkan menurut kepentingan penelitian.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Jonathan Sarwono bahwa,

“Banyak sedikitnya orang yang akan digunakan untuk menjadi

informan dalam penelitian kita tergantung pada cakupan masalah

penelitian yang akan dilakukan.” (Sarwono, 2004: 205).

Dalam penelitian ini digunakan dua orang informan yang

(36)

informan ini telah dianggap cukup memenuhi kriteria peneliti untuk

dijadikan sebagai informan yang memiliki kompetensi dan

kemampuan yang cukup untuk dapat memberikan berbagai

informasi yang berguna bagi penelitian ini. Kedua orang informan

ini secara langsung turut terlibat dalam perencanaan, sosialisasi, dan

pengembangan website Pemko Batam.

Karyawan yang ada di Humas Pemerintah Kota Batam yang

akan menjadi subjek penelitian diantaranya:

Tabel 1.1 Informan penelitian

No. Nama Informan Jenis Kelamin Jabatan

1. Yudi Atmajianto S, STP Laki-laki Kasubag Publikasi

2. Dra. Ratna Sari Perempuan Kasubag Pemberitaan

Sumber: Dokumen peneliti, 2011

1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.11.1 Lokasi Penelitian

Penelitian berlangsung di Kantor Pusat Pemerintah Kota Batam,

Jl. Engku Putri no. 1 Batam Center, Batam 29464.

Telepon : (+62778) 462164

Fax : (+62778) 461813

Email : kominfo@batamkota.go.id

(37)

31

1.11.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara bertahap dari bulan Maret

2011 sampai dengan Juli 2011. Tahapan penelitian ini meliputi

persiapan, pelaksanaan, penelitian lapangan, penyelesaian laporan,

dan sidang kelulusan. Untuk dapat melihat tahapan penelitian

secara jelas, maka dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

(38)

1.12 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran,

pertanyaan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data,

teknik analisis data, subjek penelitian dan informan, lokasi dan

waktu penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tinjauan tentang komunikasi, tinjauan tentang komunikasi

massa, tinjauan tentang humas, tinjauan tentang peranan, tinjauan

tentang sosialisasi, tinjauan tentang internet, tinjauan tentang

website, dan tinjauan tentang masyarakat.

BAB III OBJEK PENELITIAN

Berisikan tentang sejarah Pemerintah Kota Batam, Lambang Kota

Batam, Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat

Daerah bagian Humas, Kondisi umum masa kini, visi dan misi

Humas Setdako Batam, tujuan, Struktur organisasi Pemerintah

Kota Batam, dan Struktur divisi Humas.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisikan tentang deskripsi identitas informan, hasil, dan

pembahasan.

BAB V PENUTUP

(39)

33 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Pengertian mengenai komunikasi banyak diungkapkan oleh para ahli

komunikasi dengan menilainya dari sudut kepentingan dan keteraturannya

sendiri mengenai makna inti dari komunikasi. Onong Uchjana Effendy

melihat pengertian komunikasi secara etimologi, bahwa “Istilah komuniksi

atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin

communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama

disini maksudnya adalah sama makna.” (Effendy, 2003: 9).

Komunikasi merupakan alat utama yang digunakan dalam rangka

melakukan interaksi yang berkesinambungan untuk beragam kepentingan.

Komunikasi bersifat fundamental karena berbagai maksud dan tujuan yang

ingin dicapai memerlukan adanya suatu pengungkapan atas dasar-dasar

tujuan tersebut, maka dalam hal ini komunikasi menjadi alat utama yang

digunakan untuk menyampaikan tujuannya. Komunikasi sangat mendasari

berbagai pemaknaan yang akan dibuat dan yang akan terbuat setelahnya.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Fisher (1986: 17) yang dikutip oleh

Wiryanto bahwa, “Ilmu komunikasi mencakup semua dan bersifat eklektif.

(40)

Penjelasan mengenai hakikat komunikasi juga diungkapkan oleh

Charles R. Berger dan Steven H. Chaffe dalam buku “Handbook

Communication Science” (1983:17) yang dikutip oleh Wiryanto, bahwa:

Communication science seeks to understand the production, processing and effect of symbol and signal system by developing testable theories containing lawful generalization, that explain phenomena associated with production, processing and effect”

(Ilmu komunikasi itu mencari untuk memahami mengenai produksi, pemrosesan dan efek dari simbol serta sistem sinyal, dengan mengembangkan pengujian teori-teori menurut hukum generalisasi guna menjelasken fenomena yang berhubungan dengan produksi, pemrosesan dan efeknya). (Wiryanto, 2004: 3).

Sebagaimana yang dikatakan oleh Sarah Trenholm dan Arthur Jensen

(1966: 4) dalam buku “Interpersonal Communication” yang dikutip oleh

Wiryanto menerangkan bahwa, “A process by which a source transmits a

message to a receiver through some channel (Komunikasi adalah suatu

proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui

beragam saluran).” (Wiryanto, 2004: 6).

Raymond S. Ross (1983: 8) dalam buku “Speech Communication;

Fundamentals and Practice” sebagimana yang dikutip oleh Wiryanto

mengatakan bahwa, “Komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih,

dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu

pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa

(41)

35

Everett M. Rogers dan D. Lawrence Kincaid (1981: 8) dalam buku

“Communication Network: Towards a New Paradigm for Research”

sebagaimana yang dikutip oleh Wiryanto menerangkan bahwa,

“Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk

atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada

gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.” (Wiryanto, 2004: 6).

Bernard Berelson dan Gary A. Steiner (1964: 527) dalam buku

“Human Behavior: An Inventory of Scientific Finding” sebagaimana yang

dikutip oleh Wiryanto mengatakan bahwa, “Communication: the

transmission of information, ideas, emotions, skills, etc. by the uses of

symbol… (Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi,

keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, dan

sebagainya).” (Wiryanto, 2004: 7).

Claude E. Shannon dan Warren Weaver (1949) dalam buku “The

Mathematical Theory of Communication” sebagaimana yang dikutip oleh

Wiryanto mengatakan bahwa, “Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia

yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan

tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi

muka, lukisan, seni dan teknologi.” (Wiryanto, 2004: 7).

Dari beragam definisi dan pengertian komunikasi yang telah

(42)

penting yang digaris bawahi di dalamnya adalah adanya proses

penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain melalui media. Ada

beberapa pandangan tentang banyaknya unsur komunikasi yang mendukung

terjadi dan terjalinnya komunikasi yang efektif. secara garis besar

komunikasi telah cukup didukung oleh tiga unsur utama yakni sumber,

pesan dan penerima, sementara ada juga yang menambahkan umpan balik

dan lingkungan selain ketiga unsur yang telah disebutkan.

Aristoteles, seorang ahli filsafat Yunani Kuno menerangkan dalam

bukunya “Rhetorica” sebagaimana yang dikutip oleh Hafied Cangara

mengatakan bahwa, “Suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsur yang

mendukung, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa

yang mendengarkan.” (Cangara, 2005: 21).

Pandangan Aristoteles ini oleh sebagian pakar komunikasi dinilai lebih

tepat untuk mendukung suatu proses komunikasi publik dalam bentuk

pidato atau retorika, karena pada zaman Aristoteles retorika menjadi bentuk

komunikasi yang sangat populer bagi masyarakat Yunani.

Claude E. Shannon dan Warren Weaver (1949), dua orang insinyur

listrik yang mendasari hasil studi yang mereka lakukan mengenai

pengiriman pesan melalui radio dan telepon, sebagaimana yang dikutip oleh

Hafied Cangara menyatakan bahwa, “Terjadinya proses komunikasi

(43)

37

signal, penerima dan tujuan.” (Cangara, 2005: 22).

Awal tahun 1960-an David K. Berlo membuat formula komunikasi

sederhana yang dikutip oleh Hafied Cangara bahwa, “Formula ini dikenal

dengan nama "SMCR", yakni: Source (pengirim), Message (pesan),

Channel (saluran-media), dan Receiver (penerima).” (Cangara, 2005: 22).

Selain Shannon dan Berlo, juga tercatat Charles Osgood, Gerald Miller

dan Melvin L. De Fleur menambahkan lagi unsur komunikasi lainnya,

sebagaimana yang dikutip oleh Hafied Cangara, “Unsur efek dan umpan

balik (feedback) sebagai pelengkap dalam membangun komunikasi yang

sempurna.” (Cangara, 2005: 22). Kedua unsur ini nantinya lebih banyak

dikembangkan pada proses komunikasi antarpribadi (persona) dan

komunikasi massa.

Perkembangan terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph de

Vito, K. Sereno dan Erika Vora yang menambahkan unsur komunikasi

lainnya, sebagaimana yang dikutip oleh Hafied Cangara bahwa, “Faktor

lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam

mendukung terjadinya proses komunikasi.” (Cangara, 2005: 22).

Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan

yang diterima oleh komunikan. Dengan perkataan lain, komunikasi adalah

proses membuat pesan setala (tuned) bagi komunikator dan komunikan.

(44)

“Pertama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. ini berarti ia memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian menjadi giliran komunikan untuk mengawa-sandi (decode) pesan komunikator itu. ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator berfungsi sebagai penyandi (encoder) dan komunikan berfungsi sebagai pengawa-sandi (decoder).” (Effendi, 2003: 13).

Bagian penting dalam proses penyandian (coding) ialah bahwa

komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat mengawa-sandi hanya

ke dalam kata bermakna yang pernah diketahui dalam pengalamannya

masing-masing.

2.1.2 Tujuan Komunikasi

Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari

komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi adalah

mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan berbicara kita serta

semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan

adanya efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Menurut

Onong Uchjana dalam buku “ Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”

mengatakan ada pun beberapa tujuan berkomunikasi:

a. Perubahan sikap(attitude change)

b. Perubahan pendapat(opinion change)

(45)

39

d. Perubahan sosial(social change). (Effendi, 2003: 8)

Joseph Devito dalam bukunya “Komunikasi Antar Manusia”

menyebutkan bahwa tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Menemukan

Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara baik diri kita sendiri dan diri orang lain yang kita ajak bicara. Komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar-dunia yang dipenuhi obyek, peristiwa, dan manusia lain.

2. Untuk berhubungan

Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik, dan film sebagian besar untuk hiburan. (Devito, 1997: 31)

2.1.3Fungsi-Fungsi Komunikasi

Berbicara mengenai fungsi komunikasi, Onong Uchjana Effendy,

mengemukakan bahwa fungsi komunikasi adalah :

1. Menginformasikan (to inform)

adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.

2. Mendidik (to educated)

(46)

3. Menghibur (to entertain)

adalah komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

4. Mempengaruhi (to influence)

adalah fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang di harapkan. (Effendy, 2003: 36)

2.1.4 Proses komunikasi

A. Proses Komunikasi Primer

Dalam melakukan komunikasi, perlu adanya suatu proses yang

memungkinkannya untuk melakukan komunikasi secara efektif. Proses

komunikasi inilah yang membuat komunikasi berjalan dengan baik

dengan berbagai tujuan. Dengan adanya proses komunikasi, berarti ada

suatu alat yang digunakan dalam prakteknya sebagai cara dalam

pengungkapan komunikasi tersebut. Menurut Onong Uchjana Effendy

dalam buku Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Proses komunikasi

terbagi menjadi dua tahap yakni proses komunikasi secara primer dan

secara sekunder, yakni:

(47)

41

Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa, “Bahasa digambarkan

paling banyak dipergunakan dalam proses komunikasi karena dengan

jelas bahwa bahasa mampu menerjemahkan pikiran seseorang untuk

dapat dimengerti dan dipahami oleh orang lain secara terbuka.”

(Effendy, 2003: 11).

Apakah penyampaian bahasa tersebut dalam bentuk ide, informasi

atau opini mengenai hal yang jelas (kongkret) maupun untuk hal yang

masih samar (abstrak), bukan hanya mengenai peristiwa atau berbagai

hal yang sedang terjadi melainkan pada waktu dulu dan masa yang akan

datang.

Effendy selanjutnya menjelaskan berbagai pemahaman lain dari

elemen komunikasi primer tersebut sebagai berikut:

“Kial (gesture) merupakan terjemahan dari pikiran seseorang sehingga dapat terekspresikan secara nyata dalam bentuk fisik, tetapi kial ini hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu secara terbatas.

Isyarat juga merupakan cara pengkomunikasian yang menggunakan alat “kedua” selain bahasa yang biasa digunakan seperti misalnya kentongan, semaphore (bahasa isyarat menggunakan bendera), sirine, dan lain-lain. Pengkomunikasian ini juga sangat terbatas dalam menyampaikan pikiran seseorang.

Warna sama seperi halnya isyarat yang dapat mengkomunikasikan dalam bentuk warna-warna tertentu sebagai pengganti bahasa dengan kemampuannya sendiri. dalam hal kemampuan menerjemahkan pikiran seseorang, warna tetap tidak “berbicara” banyak untuk menerjemahkan pikiran seseorang karena kemampuannya yang sangat terbatas dalam mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain.

(48)

hal kemampuan menerjemahkan pikiran seseorang, tetapi tetap tidak dapat melebihi kemampuan bahasa dalam pengkomunikasian yang terbuka dan transparan. Penggunaan bahasa sebagai “penerjemah” pikiran dapat didukung dengan menggunakan gambar sebagai alat bantu pemahaman, tetapi posisinya hanya sebagai pelengkap bahasa untuk lebih mempertegas maksud dan tujuannya.” (Effendy, 2003: 12).

Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam

komunikasi adalah bahasa, tetapi tidak semua orang dapat mengutarakan

pikiran dan perasaan yang sesungguhnya melalui kata-kata yang tepat

dan lengkap. Hal ini juga diperumit dengan adanya makna ganda yang

terdapat dalam kata-kata yang digunakan, dan memungkinkan kesalahan

makna yang diterima. Oleh karena itu bahasa isyarat, sandi, simbol,

gambar, dan lain-lain dapat memperkuat kejelasan makna.

B. Proses Komunikasi Sekunder

Setelah proses komunikasi primer, maka proses komunikasi kedua

adalah proses komunikasi sekunder. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Onong Uchjana Effendy bahwa, “Proses komunikasi secara

sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang

lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah

memakai lambang sebagai media pertama.” (Effendy, 2003: 16).

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam

Gambar

Tabel 1.1 Informan penelitian
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian
Gambar 3.1
Gambar 3.3 Bagan Struktur Organisasi Bagian Humas Setdako Batam
+2

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini aparat hubungan masyarakat (Humas) di berbagai Instansi pemerintah menghadapi tantangan berat sejak era kebebasan pers.. dikarenakan secara faktual

Dengan demikian, peran humas pemerintah dalam pemasaran #ViralkanKabarBaik dapat menggunakan media massa atau pers sebagai media pemasarannya atau sebagai tools

Skripsi ini berjudul “Hubungan Badan Pengusahaan Dan Pemerintah Kota Batam Dalam Pengelolaan Pemerintahan di Batam”, merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna

Strategi Komunikasi dalam mensosialisasikan Website LAPOR di Kota Makassar sudah menerapkan indikator penelitian yang berjalan sesuai dengan tujuan di luncurkan website

Dengan menggunakan media tersebut, Humas Pemerintah Kabupaten Siak dapat bisa menyebarluaskan informasi pembangunan daerah, agar masyarakat mengetahui dan memahami

Lebih dari itu pemerintah kota Prabumulih juga lebih percaya diri dalam pengembangan informasi kepada masyrakatnya yaitu dengan menekankan kerjasama yang sangat

Beradasarkan hasil dan analisa mengenai penentuan faktor penyebab keberhasilan website KPU Kota Pematang Siantar dalam mensosialisasikan pemilu kepada masyarakat dapat ditarik

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL TIKTOK SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI OLEH HUMAS PEMERINTAH DALAM MENYAMPAIKAN PESAN KEPADA MASYARAKAT Oleh : Anissa Nimas Syaharani 210606110046 Seiring dengan