1
PENDAHULUAN
1.1.Latarbelakang Masalah
Negara Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkanPancasila danUdang-undang Dasar 1945. Bangsa Indonesia telah melaksanakan pembangunan yang sangat pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan dengan dukungan dan seluruh potensi masyarakat. Agar proses pembangunan selanjutnya berjalan lancer perlu adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara Angaran pendapatan dan Belanja Negara secara dinamis dan proposional dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang bertanggung jawab.
Pebangunan yang dilakukan oleh Indonesia disegalabidang yaitu : 1. Bidang ekonomi
2. Sosial budaya 3. Hukum
Bidang-bidang tersebut mempunyai tujuan yang sama dengan yang terdapa tpada pembukuan undang-undang Dasar 1945 alenia ke empat yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mensejaterahkan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.
pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujutkan kemandirian suatu bangsa-bangsa yaitu dengan mengali sumber daya yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk biaya pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Pembangunan Nasional Indonesia pada dasarnya dilakukan oleh masyrakat besama-sama pemerintah.
Pajak menjadi andalan utama bagi sebuah Negara yang mempunyai tekad kemandirian dalam pembiayaan pembangunan. Tanpa adanya pemasokan pajak, maka Negara tidak dapat berbuat apa-apa. Oleh karena itu pemerintah patut meningkatkantax rasioyang masih rendah.
Kebijakan pajak menjadi instrument penting dalam suatu Negara untuk mening katkan pendapatan pajak dan membiayai pembangunan bagi masyarakat, terutama dalam pembangunan danpengem bangan Negara dimana pajak merupakan sumber utama pendapatan Negara, yang dapat membuat stabilitas ekonomi dan pembangunan ekonomi yang merata dalamsuatu Negara.
Peranan pajak dalam suatu Negara sangatlah besar disamping dapat meningkatkan pendapatan Negara dan mensejaterahkan rakyat karena semakin tingginya pendapatan pajak suatu Negara maka semakin makmur kehidupan rakyat ini dan semakin tertutupi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembanguanan Negara. .
pajak untuk mebayar pajak dan kepatuhan pajak dan palayanan kator pelayanan pajak (KPP) yang kurang, sehingga membuat wajib pajak menghidari pajak dan hal ini berdanpak besar bagi penerimaan pajak untuk menekan kerendahan pendapatan pajak.
Dan untuk menghadapi kendala-kendala yang terurai di atas maka untuk mencapai hasil yang maksimal pemerintah melalui Direktorat Jendaral Pajak membentuk lembaga pendidikan yang mampu menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas di bidang perpajakan yang dapat memberikan kontribusi dari semua lapisan masyarakat. Dengan diadakannya perguruantinggi yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang salah satu caranya adalah bekerja sama dengan lembaga perpajakan, dimana salah satu kegiatannya adalah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang bertujuan untuk menyelaraskan teori yang didapat dengan kegiatan yang sebenarnya dilapangan.
1.2. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Adapun maksud penulis mengadakan kerja praktek ini adalah untuk mengetahuitinjauan atas Prosedur Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur. Sedangkan tujuan penelitian dalam Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosedur penerimaan surat pemberitahuan (SPT) masa pajak penghasilan pasal 23 pada kantor pelayanan pajak pratama cianjur.
2. Untuk Mengetahui hambatan-hambatan dan upaya penanggulangan Dalam penerimaan surat pemberitahuan (SPT) masa pajak penghasilan pasal 23 pada kantor pelayanan pajak pratama cianjur.
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
Pada dasarnya kerja praktek merupakan suatu implementasi dari teori menjadi praktek. Dari pelaksanaan kerja praktek lapangan ini penulis mengharapkan banyak manfaat dan kegunaan yang diperoleh baik bagi penulis, pihak intansi maupun pihak lain yang terkait.
1. Bagi Penulis
pengetahuan yang telah diproleh dibangku kuliah dan dibandingkan dengan keadaan dilapangan.
2. Bagi Instansi
Semoga hasil penelitian/ kerjapraktek ini diharapkandapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan pajak terutama dalam masalah penerimaan surat pemberitahuan (SPT) masa pajak penghasilan pasal 23 dan Sebagai bahan masukan tentang prosedur penerimaan surat pemberitahuan (SPT) masa pajak penghasilan pasal 23 pada kantor pelayanan pajak pratama cianjur .
3. Bagi Pihak Lain
Memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai bahan referensi atau masukan tambahan bagi yang membutuhkan dan sebagai saran untuk penelitian yang berhubungan dengan penulisan ini.
1.4 Metode Kerja Praktek
Dalam menyusun Laporan Kerja Peraktek ini, penulis mengunakan dengan metode BLOK RELEAS yaitu, penelitian yang di lakukan pada waktu tertentu dalam waktu satubulan. Sedangkan dalam penulisan penulis mengunakan metode deskriftif yaitu suatu metode yang menggambarkan dan melaporkan suatu kejadian atau pristiwa pada waktu peneliti mengadakanp enelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakana dalah :
Penulis melakukan Tanya jawab secara langsung kepada para karyawan (narasumber) tentanghal-hal yang berhubungan dengan oprasional kerja dimana penulis ditempatkan.
2. Pengamatan Langsung (Observasi)
Penulis mengamati dan mempelajari secara langsung dilapangan mengenai aturan-aturan prosedur penghapusan SPT PPh pasal 23 atas wajib pajak orang pribadi.
3. Studi Pustaka
Penulis mencari literature yang berhubungan dengan topic laporan seperti buku-buku perpustakaan dan laporan yang di duplikasikan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
1.5. Lokasidan Waktu Penelitian
Penulis ini meneliti tentang tinjauan atas prosedur penerimaan SPT PPh (PajakPenghasilan) masa pasal 23 atas wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Cianjur. Adapun waktu praktek kerja lapangan sendiri ini dimulai tanggal 04 Juli 2011 sampai dengan tanggal 05 Agustus 2011. Berikutdata perusahaan yang bersangkutan :
Nama : Kantor Pelayan Pajak Pratama Cianjur
Alamat : Jl. Raya Cianjur-Bandung KM. 3
Waktu Kerja Praktek
Waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai dari tanggal 4 Juli 2011 s/d 5 Agustus 2011.
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Tabel 1.2
8
GAMBARAN UMUM INSTANSI
2.1 SEJARAH KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIANJUR
Kantor Pelayanan Pajak (KKP) Pratama Cianjur secara Geografis
dan administratif berada di bawah kantor wilayah Direktorat Jenderal
Pajak jawa barat I yang berkedudukan di bandung.
KKP Pratama Cianjur di bentuk berdasarkan surat keputusan
menteri keuangan republik Indonesia No.276/KMK/.01/1989, tanggal 25
maret 1989 dengan kriteria Type B, yang pada saat itu bernama kantor
inpeksi pajak (KIP) cianjur. Dengan perkembangan tugas yang semakin
bertambah seiring meningkat dan meluasnnya potensi ekonomi kabupaten
cianjur maka dalam rangka reorganisasi Direktorat jenderal pajak 1997
maka di bentuk kantor pelayanan Pajak Cianjur, dimana wilayah kerja
KKP cianjur adalah meliputi seluruh wilayah administrasi kabupaten
daerah tingkat II Cianjur seluas 350.148 ha, yang terdiri dari 24 kecamatan
dan 2 kemantren.
Sebelum menjadi KKP Cianjur, wilayah kabupaten cianjur
termasuk dalam wilayah kerja Kantor Inpeksi Pajak (KIP) Sukabumi
sebagai kantor dinas luar (KDL) Tingkat I. pada tahap awal berdirinya,
KKP cianjur menempati gedung KDL Tingkat I di jalan siliwangi No.71
Cianjur dan menyewa gedung yang terletak di jl. Sililwangi Ir,H. Juanda
tempati oleh seksi penagihan dan seksi penerimaan/keberatan. kepala
kantor dan seksi-seksi lainnya menempati gedung di Jl.Ir.H Juanda No.88
Cianjur.
Pada tahun 1993 KKP Pratama Cianjur mendapat dana untuk
pembelian tanah seluas 3850 M2 di Jl. Arief Rahman Hakim No 55
Cianjur. Pada tahun 1996 KKP Pratam Cianjur mendapat dana lagi untuk
proyek pembangunan gedung, dan sejak tahun itu bangun gedung KKP
Ciajur berlantai II dengan luas bangunan 1900 M2. Gedung tersebut
selesai di bangun pada bulan oktober 1997 dan di resmikan oleh direktur
jenderal pajak Dr. Fuad Bawazier pada tanggal 24 november 1997.
Semenjak itu seluruh kegiatan KKP Cianjur dilakukan dalam satu gedung
dengan alamat Jl. Arief Rahman Hakim No. 55 Cianjur. Dan pada awal
bulan September tahun 2007, Direktur jenderal pajak mencetus untuk
menggabungkan Kantor Palayanan Pajak (KKP) dengan Kantor Pelayanan
Pajak Bumi dan bangunan menjadi kantor Pelayanan Pajak Pratama
Cianjur dan bertempat dalam satu gedung yaitu di Jl. Raya Bandung KM 3
Cianjur, hal ini bertujuan agar memudahkan kepada wajib Pajak dalam
2.2 Visi dan Misi Kantor PelayananPajakPratamaCianjur
Adapun Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak yang harus
diwujudkan dengan kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur yaitu:
1. Visi Direktorat Jenderal Pajak
Menjadi model Pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan
sistem dan manajemen perpajakan kelas dunia, yang dipercaya dan di
banggakan masyarakat.
2. Misi Direktorat Jenderal Pajak
a. Fiskal
Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang
mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah
berdasarkan UU Perpajakan dengan tingkat efesiensi yang tinggi.
b. Ekonomi
Mendukung kebijakan Pemerintah dalam mengatasi permasalahan
ekonomi bangsa dengan bijaksana.
c. Politik
Mendukung proses demokratisasi bangsa.
d. Kelembagaan
Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi
masyarakat dan teknologi perpajakan serta administrasi
8
2.3 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi sangat penting untuk terlaksananya fungsi pengorganisasian dengan baik, sebab dengan adanya struktur
organisasi akan terlihat dengan jelas tugas dan wewenang dari setiap bagian yang terdapat dalam hirearki organisasi dan ini akan
memudahkan setiap karyawan untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
Gambar 2.1 StrukturOganisai
KANTOR PEMERIKSAAN DAN
PENYIDIKAN PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIANJUR
8
2.4 Uraian TugasInstansi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur 1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur
Adapun tugas dan wewenang Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Pratama adalah mengkoordinasikan dan mengagendakan kegiatan
operasional pelayanan perpajakan di bidang PPh, PPN/PPN-BM dan
PTLL berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan untuk
meningkatkan kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak.
2. Kasubag Umum
Dalam hal ini Kasubag Umum mempunyai tugas dan fungsi dalam
mengkoordinasikan tugas pelayanan kesektariatan dengan cara
mengatur kegiatan tata usaha Kepegawaian, Keuangan serta Rumah
Tangga dan Perlengkapan untuk menunjang kelancaran tugas Kantor
Pelayanan Pajak Pratama menyusun laporan pemeriksaan sehubungan
dengan adanya dugaan pelanggaran disiplin pegawai berdasarkan
Peraturan Pemerintah dan melakukan pemberhentian gaji dan
tunjangan terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran sesuai
dengan Keputusan Menteri Keuangan.
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Mempunyai tugas mengkoordinasikan dan mengawasi
pengumpulan atau perincian, menerima, pemecahan, penyortiran,
pengindentifikasian, editing, perekaman data perpajakan, peminjaman
keluaran perpajakan, serta ekstensifikasi data wajib pajak sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan untuk menyajikan informasi
perpajakan yang diperlukan.
4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Tugas dari seksi Pengawasan dan Konsultasi
a. Untuk mengawasi pembayaran pajak, untuk konsultasi wajib pajak
terhadap keluhak atau ketidak cocokan yang terjadi pada wajib
pajak.
b. Pengawasan penerbitan surat teguran kepada wajib pajak yang
belum menyapaikan surat pemberitahuan (SPT)
c. Melakukan Pengawasan, penelitian dan analisa kepatuhan material
wajib pajak
5. Seksi Pelayanan
Prosedur kerja pada bagian Seksi Pelayanan secara garis besar adalah
sebagai berikut:
a. Mentatausahakan surat-surat masuk untuk seksi pelayanan. Bagian
pelayanan mentatausahakan surat-surat yang diterima untuk bagian
pelayanan. Surat-surat tersebut kemudian diteliti untuk dibuat suat
jawaban, kemudian diteruskan kepada Subag Umum.
b. Menyelesaikan registrasi wajib pajak
Dalam menyelesaikan registrasi wajib pajak bagian pelayanan
menerima, meneliti, dan merekam data wajib pajak yang akan
kartuNPWP ataupun untuk pembuatan Surat Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak (PKP).
c. Mengadministrasikan Surat Pemberitahuan (SPT) dan Surat
Pemberitahuan masa PPN dan SPT masa PPh
Dalam hal ini pelaksana bagian pelayanan menerima, meneliti dan
merekam SPT yang diterima dari Wajib pajak kemudian
mencetaknya dan memaraf pada Lembar Pengawasan Arus
Dokumen (LPAD) untuk dilampirkan pada SPT
6. Seksi Pemeriksaan
Fungsi dari Seksi Pemeriksaan adalah mengkoordinasikan
pelaksana penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan
pelaksana aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran surat
perintah pemeriksaan pajak serta administrasi perpajakan lainnya
berdasarkan ketentuan yang berlaku. Seksi pemeriksaan hanya
,e,erilsa secara fisik administrasi atau hanya dokumen-dokumen
wajib pajak saja, sedangkan yang memeriksa atau mengevaluasi
langsung ke lapangan adalah Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun tugas-tugas yang dikerjakan oleh seksi pemeriksaan yaitu
sebagai berikut :
a. Membuat rencana kerja tahunan seksi pemeriksaan
b. Meminjam berkas dan data wajib pajak dari seksi pelayanan dan
seksi pengolahan data dan Informasi.Pada hal ini, salah seorang
berkas dan data wajib pajak sesuai dengan daftar nominatif wajib
pajak yang akan diperiksa. Kemudian menyampaikan berkas
tersebut kepada tim pemeriksa melalui ketua Kelompok Jabatan
Fungsional pemeriksaan pajak, selanjutnya mengembalikan tanda
terima ke seksi pelayanan dan Seksi Pengolahan data dan
Informasi.
c. Memeriksa SPT tahunan/ SPT masa
Dalam hal ini bagian pemeriksaan memeriksa SPT yang
lebih dalam pembayaran ataupun yang kurang bayar. Selain dari
tugas-tugas tersebut diatas seksi pemeriksaan juga bertugas dalam
penghapusan NPWP, tetapi dalam penghapusan NPWP bagian
pemeriksaan hanya menerima dan meneliti administrasi wajib
pajak yang berupa dokumen, sedangkan yang memeriksa ke
lapangan bagian Fungsional.
7. Seksi Penagihan
a. Mengkoordinasikan piutang pajak dan tunggakan pajak
b. Pelaksanaan penagihan
c. Pembuatan Nota perhitungan SPT bunga penagihan
d. Pelaksanaan angsuran atau penundaan pembayaran utang pajak
e. Penghapusan piutang pajak serta menyiapkan laporan dibidang
penagihan sesuai ketentuan yang berlaku guna ketertiban dalam
8. Seksi Eksensifikasi
a Penilaian PBB non Fungsional
- Melaksanakan pengecekan, penelitian, dan kelengkapan berkas wajib
pajak OP PBB yang mengajukan data baru, mutasi, pembetulan dan
pembatalan SPPT PBB serta mengadministrasikan berkas Wajib
Pajak OP PBB yang telah diselesaikan.
- Pengawasan Pendataan Objek Pajak dalam rangka SISMIOP
- Pembuatan Klasifikasi ZNT/NIR
- Merespon/ menjawab surat-surat Wajib Pajak OP PBB
- Pembentukan data update peta digital pada program Smart Map
- Mengumpulkan Data Nilai Pasar Properti
- Update Daftar Biaya dan Komponen Bangunan
b Pengolahan dan Penata Usaha Data dan Potensi Perpajakan
(Intensifikasi dan Ekstensifikasi)
- Melaksanakan penatausahaan surat masuk dan surat keluar
- Membuat laporan – laporan (mingguan, bulanan, Triwulan)
- Melaksanakan SE-06/PJ.9/2001, PER-175/PJ/2006 dan PER-16/2007
- Membuat rencana Penggalian Potensi Perpajakan
- Membuat kartu jalan yang bersumber dari pemutakhiran data
PBB/KPP
- Membuat himbauan data alat keterangan yang bersumber dari kata
PPAT, KPP/KPP Pratama Lainnya dan Canvassing
-9. Kelompok Jabatan Fungsional
Tugas dari kelompok jabatan Fungsional yaitu sebagai berikut :
a. Mengadakan pemeriksaan sederhana lapangan kelompok
Fungsional bertugas memeriksa ke lapangan tentang wajib pajak
berdasarkan dengan surat pemerintahan
b. Membuat daftar hasil pengamatan/ pemeriksaan ke lapangan
c. Meminjam data wajib pajak pada bagian Pelayanan dan bagian
Pengolahan Data dan Informasi untuk memperlancar proses
19
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam pelaksanaan kerja praktek pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Cianjur, penulis ditempatkan di bagian pelayanan. Bidang kajian dalam
pelaksanaan kerja praktek yang penulis laksanakan adalah di bidang perpajakan
yang memfokuskan pada prosedur penerimaan dan pengolahan SPT Masa PPh
Pasal 23 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur.
3.1.1 Definisi yang Berhubungan dengan Perpajakan
3.1.1.1 Pengertian Pajak
Didalam melaksanakan pembangunan nasional sebagai pengamalan dari
pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat dan oleh karena itu pula dikelola untuk meningkatkan peran serta
masyarakat sesuai dengan kemampuannya, maka untuk mewujudkan tujuan dalam
melaksanakan dan meningkatkan pembangunan nasional, salah satu sumber
penerimaan Negara yang sangat menunjang untuk kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat.
Menurut pasal 1 angka 1 Undang-undang perpajakan No. 28 Tahun
2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983
Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah sebagai berikut:
untuk digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Definisi pajak menurut Andriani yang telah diterjemahkan oleh R.
Santoso Brotodihardjo (2003)adalah sebagai berikut:
“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelengarakan pemerintahan”.
Menurut Prof. Dr. P.J.A Adriani yang telah diterjemahkan oleh R.
Santoso Brotodiharjo dalam buku “Pengantar Ilmu Hukum Pajak “
mengemukakan bahwa :
“Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.
(2000 : 2 )
Sedangkan pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH.,
dalam buku “Teori Perpajakan dan Kasus” mengemukakan bahwa definisi
pajak adalah :
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbale balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjuk. Dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.
(2007 : 1)
Definisi tersebut kemudian disempurnakan menjadi :
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan tentang cirri-ciri atau unsur pokok yang terdapat pada pengertian
pajak yaitu:
1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya
yang sifatnya dapat dipaksakan.
2. Dalam pembayaran pajak tidakdapat ditunjukan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah.
3. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.
4. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila
dari pemasukannya terdapat surplus, diperuntukan untuk membiayai
public investment.
5. Pajak pula mempunyai fungsi sebagai budgetair dan regulerend.
3.1.1.2 Fungsi Pajak
Sebagaimana telah diketahui ciri-ciri pajak yang diatas ada dua fungsi pajak yaitu:
1. Fungsi Penerimaan (Budgeter)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiayaan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
Contoh : Dimasukannnya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam
Negeri.
2. Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan
Contoh : Dikenakannya pajak yang tinggi terhadap minumankeras dan
terhadap barang mewah pula, sehingga penggunaannya dapat ditekan dan
dibatasi.
3.1.1.3 Jenis - Jenis Pajak
Dalam hukum pajak terdapat pembagian jenis-jenis pajak yang dibagi
dalam berbagai kelompok pajak. Pengelompokan jenis pajak dapat dibagi atas:
1. Berdasarkan Golongan
Pajak dapat dikelompokan menjadi dua yaitu :
a. Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri
oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada
oranglain atau pihak lain.
Contoh: Pajak Penghasilan (PPh) yang harus dibayar atau ditanggung oleh
pihak pihak tertentu yang memproleh penghasilan tersebut.
b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada oranglain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung
terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, atau perbuatan yang
menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau
jasa.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terjadi karena terdapat
pertambahan nilai terhadap barang atau jasa. Pajak ini dibayarkan oleh
produsen tetapi dapat dibebankan kepadakonsumen baik secara eksplisit
2. Berdasarkan Sifatnya
Pembagian pajak menurut sifatnya dimaksudkan pembedaan dan
pembagiaannya berdasarkan ciri-ciri prinsip :
a. Pajak subjektif adalah yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi
wajib pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya.
Contoh: Dalam PPh terdapat subjek pajak (wajib pajak) dan harus
memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak (status perkawinan, banyaknya
tanggungan, dan lainnya), hal ini selanjutnya digunakan untuk menentukan
besarnya penghasilan yang tidak kena pajak.
b. Pajak objektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya
baik berupa benda, keadaaan, perbuatan, atau pristiwa yang
mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa
memperhatikan keadaan subjek pajak maupun tempat tingggal.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM), serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
3. Dasar Hukum
Landasan hukum pajak penghasilan adalah Undang-undang No. 17 Tahun
2000 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan.
3.1.2 Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)
3.1.2.1 Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)
Surat pemberitahuan (SPT) merupakam dokumen yang menjadi alat kerja
diperlukan untuk menetapkan secara tepat jumlah pajak yang terutang. Sementara
itu pengertian SPT sendiri dalam pasal 1 butir 10 UU KUP dijelaskan bahwa
“Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pada dasarnya SPT harus diisi sendiri oleh wajib pajak karena wajib
pajaklah yang mengetahui tentang transaksi dan kegiatan yang berhubungan
dengan perpajakannya. Setelah diisi SPT harus dikembalikan atau disampaikan
lagi ke Kantor Pelayanan Pajak dan wajib pajak akan diberi tanda terima SPT,
namun jika disampaikan melalui kantor pos harus tercatat dan resi pos merupakan
tanda bukti atas penyampaian SPT tersebut. SPT sendiri memiliki jangka waktu
penyampaian yaitu untuk :
1. SPT masa selambat-lambatnya 20 hari setelah akhir masa pajak
2. SPT tahunan selambat-lambatnya 3 bulan setelah akhir tahun
3.1.2.2 Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)
Fungsi dari SPT sendiri bagi wajib pajak adalah:
a. Memberikan data dan angka yang relevan dengan penghitungan kena
pajak
b. Menentukan besarnya pajak yang harus dibayar
c. Melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan
oleh wajib pajak
d. Melaporkan pembayaran dari kegiatan pemotongan atau pemungutan
e. Melaporkan pembayaran pajak yang dipungut.
Terdapat dua macam SPT yaitu:
1. SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak.
2. SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau
Bagian Tahun Pajak.
3.1.3 Pajak Penghasilan Pasal 23
3.1.3.1 Pengertian PPh Pasal 23
Pajak Penghasilan Pasal 23 merupakan pajak penghasilan yang dipotong
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri dan
Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau
penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21,
yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah atau subjek pajak dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap atau perwakilan perusahaan
luar negeri lainnya.
3.1.3.2 Subjek Pajak PPh Pasal 23
Subjek pajak atau penerima penghasilan yang dipotong pajak penghasilan
Pasal 23 adalah wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT).
Pemotong Pajak PPh Pasal 23:
1. Badan pemerintah.
2. Subjek pajak badan dalam negeri.
3. Penyelenggara kegiatan.
4. Bentuk Usaha Tetap.
6. Orang pribadi sebagai wajib pajak dalam negeri tertentu, yang ditunjuk
oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak sebagai Pemotong Pajak Penghasilan
Pasal 23, yaitu :
a. Akuntan, arsitek, dokter, notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
kecuali Pejabat Pembuat Akta Tanah tersebut adalah camat, pengacara,
dan konsultan yang melakukan pekerjaan bebas, atau
b. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan
pembukuan atas pembayaran berupa sewa.
3.1.3.3 Objek PPh Pasal 23
Jenis penghasilan atau jasa yang termasuk objek PPh Pasal 23 diantaranya:
1. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis.
2. Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang.
3. Royalti.
4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong
PPh Pasal 21.
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta khusus
kendaraan angkutan darat untuk jangka waktu tertentu berdasarkan
kontrak atau perjanjian tertulis ataupun tidak tertulis.
6. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunan harta selain
kendaraan angkutan darat, dalam jangka waktu tertentu berdasarkan
penghasilan lain sehubungan dengan persewaan tanah dan atau bangunan
yang telah dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final.
7. Jasa teknik
Adalah pemberian jasa dalam bentuk pemberian informasi yang
berkenaan dengan pengalaman dalam bidang industri, perdagangan dan
ilmu pengetahuan.
8. Jasa manajemen.
Adalah pemberian jasa dengan ikut serta secara langsung dalam
pelaksanaan manjemen dalam balas jasa berupa imbalan manajemen
(management fee).
9. Jasa konsultan.
10. Jasa lain yang meliputi:
a. Jasa penilai (appraisal);
b. Jasa aktuaris;
c. Jasa akuntansi;
d. Jasa perancang (design);
e. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas
bumi, kecuali yang dilakukan oleh BUT;
f. Jasa penunjang di bidang penamambangan migas;
g. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan
selain migas;
h. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
j. Jasa pengolahan limbah;
k. Jasa penyedia tenaga kerja (outsearching services)
l. Jasa perantara dan/atau keagenan;
m. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga kecuali yang
dilakukan Bursa Efek, KSEI, dan KPEI.
n. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan kecuali yang dilakukan
KSEI;
o. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/sulih sura;
p. Jasa mixingfilm;
q. Jasa sehubungan dengan software computer, termasuk perwatan,
pemeliharaan dan perbaikan.
r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air,
gas, AC, dan/atay TV kabel selain yang dikakukan oleh wajib
pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai
izin dan/atau sertifikasi sebagaipengusaha konstruksi;
s. Jasa perwatan/perbaikan/pemeliharaan mesin , peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel selain yang dikakukan
oleh wajib pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan
mempunyai izindan/atau sertifikasi sebagaipengusaha konstruksi;
t. Jasa makloon;
u. Jasa penyelidikan dan keaman,
v. Jasa penyelengaraan kegiatan/event organizer;
x. Jasa penyedia tempat dan/atau waktu dalam media massa, media
luar ruang atua media lain untuk penyampaina informasi;
y. Jasa pembasmi hama;
z. Jasa kebersihan/cleaning service;
- Jasacateringatau tata boga.
3.1.3.4 Tidak Termasuk Objek PPh Pasal 23
Yang tidak termasuk objek PPh pasal 23 diantaranya sebagai berikut:
1. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank.
2. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha
dengan hak opsi.
3. Dividen:
- yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak
dalam negeri, BUMN/D, bank pemerintah dan bank pembangunan
daerah dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan
bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
a. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
b. Bagi perseroan terbatas, BUMN/D yang menerima dividen,
kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling
rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor
dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham
tersebut. Yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri
4. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan,
perkumpulan, firma, dan kongsi termasuk pemegang unit penyertaan
kontrak investasi kolektif.
5. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggotanya.
6. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa
keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan
yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Teknis pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan oleh penulis
adalah dengan melaksanakan praktek dan pengamatan secara langsung di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur.
Kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama melakukan kerja praktek di
bagian pelayanan, yaitu sebagai berikut:
1. Mengagendakan dan mencatat surat masuk dan keluar
perusahaan.
2. Melakukan penomoran atas surat permintaan konfirmasi dan
klarifikasi PPh maupun PPN.
3. Membuat laporan pengeposan surat.
4. Mengklasifikasikan Laporan Pemeriksaan Arus Dokumen
5. Membuat Register Harian yang berdasarkan pada Laporan
Pemeriksaan Arus Dokumen (LPAD) yang telah diklasifikasi.
6. Mengarsipkan berkas wajib pajak.
3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
3.3.1 Prosedur Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak
Penghasilan Pasal 23 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur
Di bawah ini merupakan uraian prosedur penerimaan dan pengolahan
Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayan
Pajak Pratama Cianjur yaitu sebagi berikut:
1. Wajib Pajak/Pengusaha Kena Pajak menyampaikan SPT Masa baik
langsung maupun melalui Pos/Ekspedisi ke Kantor Pelayanan Pajak.
2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima SPT Masa yang
disampaikan langsung oleh Wajib Pajak dan SPT Masa yang
disampaikan melalui Pos/Ekspedisi. Untuk SPT Masa Wajib Pajak
yang terdaftar pada KPP lain yang diterima secara langsung harus
ditolak sedangkan yang melalui Pos/Ekspedisi diteruskan ke Kantor
Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dengan Surat Pengantar.
3. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mengecek kelengkapan SPT Masa
berdasarkan ketentuan:
a. Untuk SPT Masa lengkap, dilanjutkan dengan merekam data
SPT Masa atau kelengkapannya, menerbitkan BPS/LPAD,
Pajak atau kuasanya, menggabungkan LPAD dengan SPT
Masa atau dokumen kelengkapan SPT Masa.
b. Untuk SPT Masa tidak lengkap yang diterima langsung harus
ditolak sedangkan yang melalui Pos/Ekspedisi diteruskan ke
Wajib Pajak dengan disertai Surat Penolakan SPT Tahunan
c. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu meneruskan konsep Surat
Pengantar Penerusan SPT ke Kantor Pelayanan Pajak lain dan
Surat Penolakan SPT ke Kepala Seksi Pelayanan, dan
meneruskan SPT beserta batch header ke Pelaksana Seksi
Pengolahan Data dan Informasi.
4. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menandatangani konsep surat yang
diterima. Proses atas surat yang telah ditandatangani dilanjutkan ke SOP
Tata Cara Penatausahaan Dokumen WP dan SOP Tata Cara Penyampaian
Dokumen di KPP.
5. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi mengecek dan
mencocokkan kebenaran fisik SPT Masa apakah telah sesuai dengan isi
batch header, merekam SPT Masa lengkap, dan mengirimkan SPT Masa
yang telah direkam ke Seksi Pelayanan.
6. Account Representative meneliti dan memproses SPT yang terdapat
kesalahan matematis dan/atau terlambat disampaikan/dibayar berdasarkan
data hasil perekaman SPT. Dalam hal terdapat kesalahan matematis,
Account Representative membuat Surat Himbauan (SOP tentang Tata
terjadi keterlambatan penyampaian/pembayaran SPT dibuatkan STP (SOP
tentang Tata Cara Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP).
7. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima SPT yang sudah direkam dari
Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi dan menatausahakan SPT
Masa. SPT Masa LB yang meminta pengembalian dikirim ke Seksi
Pemeriksaan dan ditindaklanjuti dengan SOP Tata Cara Pemeriksaan.
8. Proses Selesai.
3.3.2 Bagian-bagian yang Terkait dalam Prosedur Penerimaan Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Cianjur
Bagian-bagian yang terkait dalam Prosedur Penerimaan Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Cianjur, yaitu:
1. Wajib Pajak, yang tugas pokoknya yaitu:
a. Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar.
b. Menyampaikan secara langsung SPT Masa pajak penghasilan
ke Kantor Pelayanan Pajak.
c. Menerima Bukti Penerimaan Surat (BPS) sebagai SPT yang
telah disampaikan telah lengkap dan sesuai dengan ketentuan
perpajakan.
2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT), tugas pokoknya yaitu:
a. Menerima, meneliti, dan melakukan validasi kelengkapan Surat
kertas maupun dalam bentuk didgital yang diterima oleh KPP
sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk masing-masing
jenis surat pemberitahuan atau laporan sebelum dilakukan
perekaman melalui aplikasi komputerisasi untuk diterbitkan
Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) atau Bukti
Penerimaan Surat (BPS).
b. Mencetak Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) atau
Bukti Penerimaan Surat (BPS).
c. Merekam SPT Masa atau laporan yang diterima melalui surat
tercatat PT. Pos Indonesia atau melalui perusahaan jasa
ekspedisi atau jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal
Pajak untuk mencetak LPAD/BPS dengan tanggal penerimaan
sesuai dengan tanggal penerimaan pada PT. Pos Indonesia atau
jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak.
d. Mencantumkan nama, NIP, dan tanda tangan petugas TPT yang
bersangkutan serta cap KPP Partama Cianjur
e. Menyatukan LPAD dengan SPT Masa sebagai alat pengawasan
proses penyelesaian tindak lanjut SPT Masa Tersebut.
f. Mencetak register harian penerimaan SPT Masa pajak
penghasilan setiap akhir hari kerja.
3. Kepala Seksi Pelayanan, tugas pokoknya yaitu:
Meneliti dan menandatangani konsep surat pengantar ke KPP lain,
Penatausahaan Dokumen WP dan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen
di KPP.
4. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI), tugas pokoknya
yaitu:
a. Menerima dan meneliti register harian dengan SPT Masa yang
diterima dari petugas Tempat Pelayan Terpadu (TPT)
b. Mengecek dan mencocokkan kebenaran fisik SPT Masa apakah telah
sesuai dengan isi batch header.
c. Merekam SPT Masa yang telah lengkap
d. Mengirimkan SPT Masa yang telah direkam ke Seksi Pelayanan.
5. Account Representative(AR), tugas pokoknya yaitu:
a. Meneliti dan memproses SPT yang terdapat kesalahan matematis
dan/atau terlambat disampaikan/dibayar berdasarkan data hasil
perekaman SPT.
b. Membuat Surat Himbauan apabila terdapat terdapat kesalahan
matematis sedangkan dalam hal terjadi keterlambatan
penyampaian/pembayaran SPT diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP)
6. Seksi Pemeriksaan, tugas pokoknya yaitu:
Menindaklanjuti SPT Masa Lebih Bayar (LB) yang meminta
pengembalian dengan Standard Operating Procedures (SOP) Tata Cara
Pemeriksaan.
- Menerima berkas SPT Masa yang telah selesai direkam oleh seksi
PDI.
- Mencetak surat himbauan apabila terdapat kesalahan matematis
pengisian SPT.
- Menatausahakan SPT Masa.
3.3.3 Dokumen dan Formulir yang Digunakan dalam Prosedur Penerimaan
Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur
1. Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa)
SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu masa pajak.
Yang digunakan dalam pelaksaan prosedur ini adalah SPT Masa PPh
Pasal 23.
SPT Masa dapat disampaikan secara langsung oleh wajib pajak ke
Kantor Pelayanan Pajak dan akan diberi tanggal penerimaan dan bukti
penerimaan oleh petugas yang ditunjuk. SPT Masa juga dapat
dikirimkan melalui Kantor Pos secara tercatat, dan bukti
pengiriman/resi sebagai bukti penerimaan.
2. Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD)
Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) adalah dokumen
yang digunakan oleh Kantor Pelayanan Pajak dalam proses
pengelolaan SPT Tahunan maupun SPT Masa. Dokumen ini
menunjukkan catatan dari tahapan-tahapan pengelolaan SPT yang
sampai berkas SPT selesai diarsipkan. Dokumen ini dihasilkan oleh
petugas TPT ketika SPT yang disampaikan telah lengkap dan
dikeluarkan bersamaan dengan bukti penerimaan surat.
3. Bukti Penerimaan Surat (BPS)
Bukti Penerimaan Surat (BPS) adalah dokumen yang diterima
oleh wajib pajak yang berasal dari petugas di bagian Tempat Pelayan
Terpadu (TPT) sebagai tanda bukti penerimaan SPT yang disampaikan
oleh wajib pajak atau kuasanya. Bukti Penerimaan Surat (BPS)
diterbitkan setelah petugas TPT melakukan penilaian tentang
kebenaran penulisan, SPT yang sudah lengkap akan dibuatkan BPS.
4. Surat Penolakan SPT Masa.
Adalah dokumen yang dikeluarkan oleh petugas tempat
pelayanan terpadu apabila SPT Masa yang disampaikan wajib pajak ke
Kantor Pelayanan Pajak tidak lengkap.
5. Surat Pengantar Penerusan SPT Masa ke KPP lain
Adalah surat yang dikeluarkan oleh petugas pelayanan terpadu
untuk wajib pajak yang tidak terdaftar di KPP yang bersangkutan
ketika meyampaikan SPT melaui pos/ekspedisi. Petugas TPT akan
menolak SPT untuk wajib pajak yang tidak terdaftar di KPP dan akan
meneruskan SPT tersebut ke tempat wajib pajak terdaftar dengan surat
3.3.4 Catatan yang Digunakan dalam Prosedur Penerimaan Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Cianjur
Catatan yang digunakan dalam prosedur penerimaan SPT Masa
yaitu Register Harian Penerimaan SPT.
1. Tujuan dan Fungsi Register Harian Penerimaan SPT.
Tujuannya dibuatnya register harian penerimaan SPT
adalah sebagai bukti tanda terima bahwa SPT yang disampaikan
telah lengkap.
Fungsinya adalah sebagai internal control mengenai
tanggal pembayaran, penyampaian SPT dan perekaman jenis pajak
berdasarkan jenis SPT. register harian juga berfungsi sebagai dasar
untuk proses lebih lanjut dalam prosedur pengolahan data SPT
yang dialakukan oleh bagian seksi pengolahan data dan informasi.
2. Dasar Pencatatan
Dasar pembuatan/pencatatn register harian penerimaan SPT
adalah setiap SPT beserta dokumen-dokumen lainnya yang
disampaikan oleh wajib pajak dinyatakan telah lengkap oleh petugas
TPT.
3. Cara Pelaksanaan
Wajib pajak yang menyampaikan SPT ke Kantor Pelayanan
Pajak dan dinyatakan telah lengkap maka dibuatlah register harian.
Dokumen (LPAD). Register harian memuat beberapa keterangan
yaitu:
a. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
b. Nama wajib pajak
c. Nomor Registrasi
d. Tanggal terima SPT.
Assalamualaikum Wr. Wb
Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
mampu menyelesaikan Laporan Hasil Kerja Praktek dengan judul “Prosedur
Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur”.
Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini adalah untuk memenuhi salahsatu
syarat untuk menempuh jenjang S1 Program Studi Akuntansi di Universitas
Komputer Indonesia Bandung.
Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek
(KKP) ini masih banyak terdapat kekurangan baik isi maupun bahasa yang
digunakan. Hal ini tidak lain karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta
pengalaman penulis. Namun penulis mengharapkan semoga Laporan Kuliah Kerja
Praktek (KKP) ini dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi pihak lain yang memerlukan.
Selain itu penulis menyadari bahwa Laporan ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bimbingan, dorongan, nasehat, serta doa dan bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesarnya-besarnya kepada .
1. Dr. Ir. Eddy SuryantoSoegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer
3. Ibu Sri Dewi Anggadini, SE., M. Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
4. Ibu Ony Widilestari Ningtyas, SE.,M.Si.,selaku Dosen Wali 4 AK 4.
5. Bapak Inta Budi, SE,.M.Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya kepada penulis dan dengan sabar serta tekun dalam
membimbing penulis dalam menyusun Laporan Kuliah Kerja Praktekini.
6. Seluruh Bapak Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia
Bandung.
7. Ibu Siscka Mirela Juniarti, selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Cianjur, penulis ucapakan trimakasih.
8. Bapak Soyono SE, selaku Kepala Pimpinan seksi Pelayanan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Cianjur
9. Bapak Amuh Muslihat, selaku pembimbing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Cianjur, yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dan dengan sabar
serta tekun dalam membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Kerja
Praktekini.
10. Ibu Sandra, Pak Saepul, Pak Hendro, yang telah banyak membantu dalam
proses penyelesaian tugas kerja paraktek ini.
11. Seluruh Staf dan Pegawai yang bekerja di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
kalian diberi kesehatan dan rejeki yang berlimpah serta selalu dalam
lindungan Allah SWT.
13. Kakak serta Adik-ku tersayang yang selalu memberikan semangat.
14. Buat Sinta, yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada penulis
serta cinta dan kasih sayangnya.
15. Teman-teman kerjapraktek Hilman, Dea, Indra, Imam, serta Raka, penulis
ucapkan trimakasih atas kerja samanya.
16. Teman-teman-ku Hery, Ega, Catur , Basit, Frega, Faris, Iren, Mba Rani,
Anggun, Rislian, terimakasih atas kebersamaan, bantuan, dan semangatnya
sehingga terselesaikannya laporan kuliah kerja praktek ini, serta teman-teman
akuntansi angkatan 2008 khususnya kelas AK-4, terimakasih atas
kebersamaannya.
17. Serta seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik
secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan
satupersatu.
Dengan segala keterbatasan, penulis memohon maaf apabila tulisan
kurang berkenan. Semogaapa yang telah penulis sajikan dalam laporan ini dapat
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Desember 2011
Penulis
Bandung: Genesis
Rahayu, SitiKurnia, 2010, Perpajakan Indonesia KonsepdanAspek Formal, EdisiPertama, Yogyakarta: GrahaIlmu
Rahayu, SitiKurnia, 2010, Perpajakanteoridanteknisperhitungan, EdisiPertama, Yogyakarta: GrahaIlmu
SitiResmi. 2007 PerpajakanTeoridanKasus.Jakarta :SalembaEmpat
Waluyo, Wirawan B Ilyas. 2000 Perpajakan Indonesia.Jakarta :SalembaEmpat