Oleh:
Putri Sion Rumahorbo NIM 4123121050
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Putri Sion Rumahorbo dilahirkan di Bukit Sion pada tanggal 26 Juli
1994. Ayah bernama Kasdun Rumahorbo dan ibu bernama Esly Manurung, dan
merupakan anak ke tiga dari enam bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk SD
Nomor 173807 Garoga dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis
melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 1 Simanindo dan lulus pada tahun 2009.
Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Simanindo, dan
lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMAN 9 MEDAN T.P. 2015/2016
Putri Sion Rumahorbo (NIM 4123121050) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMAN 9 Medan T.P. 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan two group pretest-posttest design dengan populasi seluruh siswa kelas X semester II SMAN 9 Medan yang terdiri dari 4 kelas dengan sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas X MIA 4 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan jumlah siswa 35 orang dan kelas X MIA 3 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional dengan jumlah siswa 35 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal dengan 5 pilihan jawaban yang telah dinyatakan valid oleh validator.
Dari hasil penelitian diperoleh data nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 37,00 dan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes 37,71. Setelah dilakukan perlakuan pada masing-masing kelas diperoleh rata-rata nilai postes pada kelas eksperimen sebesar 72,43 sedangkan siswa pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata postes siswa 60,57. Pada hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,539 > 1,669 pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk
= 68. Hal ini berarti Ha diterima, yang berarti ada pengaruh yang signifikan akibat
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMAN 9 Medan T.P. 2015/2016.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala kasih, pertolongan dan kemurahan-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga skiripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Skripsi berjudul ”Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di
Kelas X Semester II SMAN 9 Medan T.P. 2015/2016” disusun untuk memenuhi
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (UNIMED).
v
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Bapak Kasdun Rumahorbo dan Ibu Esly Manurung yang telah membimbing dan mendidik penulis dengan kasih sayang, doa, materi dan penguatan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Sudomo, Yohana, Elisabet, Jhon Peter, Gamaniel dan kepada keluarga besar Rumahorbo Sinaga dan Manurung Sinurat yang telah memberi dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan perkuliahan dan skripsi. Terimakasih juga kepada Dorpalda, Doana, Ernila, Ester, Kak Ida, Kak Molinta, Mulia R, Nisa, Nurhayati, Rosalina, Pristiana, dan pejabat kelas Bindu, Briana, Inomiaty mewakili seluruh teman Pendidikan Fisika 2012 A sebagai teman seperjuangan dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi. Terimakasih juga kepada Yosua Manurung dan Marina Rumahorbo sebagai abang dan adik kelas penulis, serta kepada Juni dan Michael sebagai teman satu bimbingan skripsi yang telah memberi bantuan, semangat, dan informasi dalam penyelesaian skripsi.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skiripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skiripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2016 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.7. Definisi Operasional 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1. Kerangka Teoritis 7
2.1.1. Belajar 7
2.1.1.1. Pengertian Belajar 7
2.1.1.2. Hasil Belajar 7
2.12. Model Pembelajaran 8
2.1.2.1. Model Pembelajaran Kooperatif 8
2.1.2.2. Efek Model Pembelajaran Kooperatif 9
2.1.2.3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation 9
2.1.2.4. Teori Belajar yang Melandasi Model Pembelajaran
Kooperatif
11
2.1.2.5. Hasil-hasil Penelitian dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation
12
2.1.3. Pembelajaran Konvensional 13
2.1.4. Materi Pembelajaran 14
2.1.4.1. Suhu dan Termometer 14
vii
2.1.4.2.1. Pemuaian Zat Padat 16
2.1.4.2.2. Pemuaian pada Zat Cair 17
2.1.4.2.3. Pemuaian pada Gas 18
2.1.3.2. Kalor 18
2.1.3.2.1. Pengaruh Kalor Terhadap Kenaikan Suhu Zat 19
2.1.3.2.2. Pengaruh Kalor Terhadap Perubahan Wujud Zat 20
2.1.3.3. Asas Black 21
2.1.3.4. Perpindahan Kalor 21
2.1.3.4.1. Konduksi 22
2.1.3.4.2. Konveksi 22
2.1.3.4.3. Radiasi 22
2.2. Kerangka Konseptual 23
2.3. Hipotesis Penelitian 24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 25
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 25
3.2.1. Populasi Penelitian 25
3.2.2. Sampel Penelitian 25
3.3. Variabel Penelitian 25
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 25
3.5. Prosedur Penelitian 26
3.6. Instrumen Penelitian 27
3.6.1. Angket Siswa 27
3.6.2. Lembar Observasi Keterampilan Menyelidiki Siswa 28
3.6.3. Tes Hasil Belajar 28
3.7. Validitas Tes 28
3.7.1. Validitas Isi 28
3.8. Teknik Analisis Data 29
3.8.1. Analisis Data Hasil Belajar Kognitif 29
3.8.2. Analisis Perbedaan Tes Hasil Belajar Kelas Kontrol dan
Eksperimen
29
3.8.2.1. Menghitung Mean dari Pretest dan Posttest 29
3.8.2.2. Uji Normalitas 30
3.8.2.3. Uji Homogenitas 30
3.8.2.4. Uji Hipotesis 31
3.8.2.4.1. Uji hipotesis t dua pihak 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34
4.1. Hasil Penelitian 34
4.1.1. Deskripsi Data Penelitian 34
4.1.2. Pelaksanaan Pretest dan Posttest 34
4.1.2.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 34
4.1.2.2. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 35
4.1.3. Analisis Data 37
4.1.3.1. Uji Normalitas 37
4.1.3.2. Uji Homogenitas 37
4.1.3.3. Uji Hipotesis Penelitian 38
4.1.3.4. Tingkat Dimensi Pengetahuan Konseptual Tes Hasil Belajar
Kelas Eksperimen
38
4.1.3.5. Tingkat Dimensi Pengetahuan Konseptual Tes Hasil Belajar
Kelas Kontrol
39
4.2. Pembahasan 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 47
5.1. Kesimpulan 47
5.2. Saran 47
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Termometer dan skalanya 15
Gambar 2.2. Perpindahan kalor 21
Gambar 4.1. Diagram nilai pretes kelas eksperimen dan kelas
kontrol
35
Gambar 4.2. Diagram postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 36
Gambar 4.3. Diagram Nilai Persentase Dimensi Pengetahuan Konseptual Tes Kelas Eksperimen
39
Gambar 4.4. Diagram Nilai Persentase Dimensi Pengetahuan
Konseptual Tes Hasil Belajar Kelas Kontrol
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Sintaks dalam pembelajaran kooperatif tipe group
investigation
10
Tabel 2.2. Tabel hasil penelitian terdahulu 11
Tabel 2.3. Koefisien muai panjang beberapa zat padat 16
Tabel 3.1. Two group pretest-posttest design 26
Tabel 3.2. Pedoman observasi keterampilan menyelidiki siswa 28
Tabel 3.3. Pedoman penskoran keterampilan 28
Tabel 3.4. Kisi-kisi tes hasil belajar 28
Tabel 4.1. Data nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 34
Tabel 4.2. Data nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 36
Tabel 4.3. Hasil uji normalitas data 37
Tabel 4.4. Hasil uji homogenitas data 37
Tabel 4.5. Perhitungan uji hipotesis 38
Tabel 4.6. Nilai persentase dimensi pengetahuan konseptual tes hasil belajar eksperimen
38
Tabel 4.7. Nilai persentase dimensi pengetahuan konseptual tes hasil belajar kelas kontrol
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 51
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) 80
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian 88
Lampiran 4 Tes Hasil Belajar Siswa 95
Lampiran 5 Angket Siswa 99
Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Belajar 102
Lampiran 7 Perhitungan Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi 110
Lampiran 8 Uji Normalitas 113
Lampiran 9 Uji Homogenitas 116
Lampiran 10 Uji Hipotesis 119
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian 124
Lampiran 12 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors 127
Lampiran 13 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 128
Lampiran 14 Daftar Nilai Persentil Distribusi t 130
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan, manusia dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan mempengaruhi peningkatan berbagai bidang di dalam kehidupan seperti bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Ditinjau dari bentuk kegiatannya, pendidikan mempunyai ruang lingkup yang terentang dari bentuk-bentuk informal yang tidak direncanakan sampai dengan bentuk-bentuk pendidikan formal yang terprogram. Contoh pendidikan formal adalah sekolah atau persekolahan (schooling). Sekolah sebagai hasil rekayasa manusia diciptakan untuk menyelenggarakan pendidikan (Mudyahardjo,2010). Penyelenggaraan pendidikan di sekolah berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas yaitu mulai masa belajar di Taman Kanak-kanak sampai dengan Perguruan Tinggi. Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu bagian dari masa penyelenggaraan pendidikan.
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran cabang sains yang diajarkan di SMA. Bidang studi fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam merupakan objek mata pelajaran yang mempelajari tentang peristiwa dan fenomena alam, karena itu pelajaran fisika termasuk salah satu pelajaran yang cukup menarik dan langsung berkaitan dengan kejadian yang nyata dan juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran fisika merupakan pembelajaran yang lebih menekankan konsep sehingga siswa memperoleh pemahaman yang benar tentang materi fisika dan memahami penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman akan konsep fisika dengan baik belum dapat dianggap tuntas jika siswa hanya mampu menghafal rumus dan menghitung soal-soal fisika saja.
2
menyelesaikan soal-soal fisika. Kegiatan pembelajaran fisika yang sudah diterapkan di kelas diharapkan akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa atau siswa yang sudah mengikuti pembelajaran fisika seharusnya lulus dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sesudah dilaksanakannya ujian. Masalahnya siswa yang sudah mengikuti pembelajaran fisika tersebut masih hanya beberapa yang mampu lulus dari nilai KKM. Hal ini didukung dari hasil observasi dengan melakukan wawancara dengan ibu Dewi Kemala Sari yaitu guru fisika di SMAN 9 Medan, beliau menyatakan bahwa rata-rata ujian fisika siswa kelas X semester I pada tahun pelajaran 2015/2016 masih sedikit yang bisa mencapai ketuntasan minimal sebelum dilakukan remedial yang mana nilai KKM mata pelajaran fisika di sekolah tersebut adalah 75. Kegiatan pembelajaran yang memfokuskan pada pemberian teori-teori, rumus-rumus dan cara menyelesaikan soal-soal fisika, jelas menjadi sumber masalah terhadap rendahnya hasil belajar siswa.
Pembelajaran di Kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Sehingga siswa seharusnya lebih aktif untuk menemukan konsep dari pelajaran fisika. Hasil pembagian angket kepada siswa kelas X SMAN 9 Medan, mereka menyatakan kegiatan pembelajaran fisika di kelas berlangsung dengan mencatat dan mengerjakan soal-soal yang artinya siswa hanya menerima pembelajaran bukan menemukan sendiri. Masalahnya, apabila guru yang lebih aktif dibandingkan siswa atau apabila pembelajaran masih berpusat pada guru akan menyebabkan siswa tidak aktif untuk menemukan sendiri konsep dari pembelajaran, siswa hanya akan sekedar mendengarkan penjelasan guru, mencatat penjelasan guru kemudian mengerjakan soal.
sesuai dengan Kurikulum 2013, dan yang dapat meningkatkan pengetahuan konseptual siswa yang dengan sendirinya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pengetahuan akan konsep fisika. Model pembelajaran yang menurut penulis efektif yaitu model pembelajaran kooperatif dengan tipe group investigation. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation tepat untuk
mengatasi masalah di atas karena tujuan kognitif atau hasil dari group investigation adalah pengetahuan konseptual akademis dan keterampilan
menyelidiki (Arends, 2008). Model pembelajaran ini menekankan penyelidikan dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga siswa bukan hanya mendengar penjelasan, mencatat dan mengerjakan soal, tetapi siswa akan lebih aktif dengan melakukan penyelidikan bersama dengan teman sekelompoknya untuk mencapai tujuan dari topik yang dibahas. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation diharapkan hasil belajar siswa pada pengetahuan konseptualnya akan meningkat.
Penelitian terkait model pembelajaran kooperatif tipe group investigation ini sudah pernah diteliti sebelumnya. Peneliti sebelumnya yaitu Sakinah (2014), Simanjuntak (2014), Maisyarah (2014), Harahap (2014), dan Yasemin, dkk (2010). Berdasarkan hasil penelitian mereka didapatkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe group investigation hasil belajar fisika siswa meningkat, dan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, group investigation adalah lebih efektif untuk meningkatkan prestasi akademik siswa.
4
Dari kendala tersebut maka penelitian ini harus mampu dikelola peneliti dengan mampu mengelola dan mengontrol kelas dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang jelas. Perbedaan lainnya dari peneliti terdahulu adalah tempat penelitian, sampel dalam penelitian, dan materi yang akan dibawakan dalam penelitian.
Berdasarkan hal-hal di atas, peneliti akan mengajukan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang berhubungan dengan materi suhu dan kalor. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMAN 9 Medan T.P. 2015/2016”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran masih bersifat berpusat pada guru, padahal seharusnya
pada Kurikulum 2013 berpusat pada siswa.
2. Pembelajaran yang lebih aktif pada guru menyebabkan siswa kurang aktif
dalam pembelajaran di kelas.
3. Proses pembelajaran fisika lebih memfokuskan pada rumus-rumus dan
penyelesaian soal-soal yang seharusnya lebih menekankan pada konsep.
4. Hasil belajar fisika pada pengetahuan konsep para siswa masih rendah.
1.3.Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester II SMAN 9 Medan T.P.
2015/2016.
2. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif
3. Materi pokok adalah suhu dan kalor di kelas X semester II SMAN 9 Medan T.P. 2015/2016.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMAN 9 Medan T.P. 2015/2016?
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional
pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMAN 9 Medan T.P. 2015/2016?
3. Adakah pengaruh yang signifikan setelah menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMAN 9 Medan T.P. 2015/2016?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation pada materi pokok suhu dan kalordi kelas
X semester II SMAN 9 Medan T.P. 2015/2016.
2. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran
konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMAN 9 Medan T.P. 2015/2016.
3. Mengetahui adanya pengaruh yang signifikan setelah menerapkan model
6
1.6.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi tentang hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada materi suhu dan kalor.
2. Sebagai bahan dalam pemilihan model pembelajaran di sekolah.
3. Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
1.7.Definisi Operasional
Definisi operasional diberikan untuk menghindari terjadinya persepsi yang berbeda mengenai istilah-istilah yang ada yaitu:
1. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran menggambarkan pola-pola interaksi antar guru dan siswa dari awal hingga akhir pembelajaran (Sutirman, 2013).
2. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan salah satu
bentuk pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan keaktifan siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. (Arends, 2008).
3. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi pada individu yang
47
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan:
1. Hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X
semester II SMAN 9 Medan T.P. 2015/2016 lebih mengalami peningkatan akibat, pengaruh dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
2. Hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X
semester II SMAN 9 Medan T.P. 2015/2016 kurang mengalami peningkatan akibat, pengaruh dari penerapan pembelajaran konvensional.
3. Ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa setelah
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMAN 9 Medan T.P. 2015/2016.
5.2. Saran
Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation, agar membimbing siswa dalam pemilihan sub topik sehingga siswa mampu memilih sub topik pilihan mereka dan supaya sub topik yang dipilih siswa tidak menyimpang dari materi pembelajaran.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model
48
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation, agar membagi siswa ke dalam lima kelompok saja, supaya peneliti dapat mengikuti kemajuan setiap kelompok dalam melaksanakan praktikum terutama bagi kelompok yang kurang mampu dalam melaksanakan praktikum agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal dan menyeluruh bagi setiap siswa.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation, agar memantau kemajuan setiap kelompok dalam melakukan analisis dan sintesis supaya bahan presentasi yang dipresentasikan oleh siswa isinya sesuai topik pembelajaran.
5. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation, agar memantau kemajuan setiap kelompok dalam saat melakukan analisis dan sintesis supaya bahan presentasi yang dipresentasikan oleh siswa menarik, terutama bagi kelompok yang akan melakukan presentasi.
6. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model
49
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R., (2008), Learning to Teach, Pustaka pelajar, Yogyakarta
Hamalik, O.,(2005), Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Tarsito, Bandung
Harahap, R. dan Turnip, B., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif TipeGroup Investigation (GI) Berbantu Media Flash Terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa SMA, Jurnal Inpafi, Vol 2, No 3:156-163
Kanginan, M, (2010), For Senior High School Second Semester Grade X, Erlangga, Jakarta
Maisyarah, S. dan Ginting, E., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbasis Peta Konsep terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Materi Pokok Usaha dan Energi di Kelas VIII
semester Ganjil SMP N 9 T.Balai, Jurnal Inpafi, Vol 2, No 2:180-188
Mudyahardjo, R., (2010), Filsafat Ilmu Pendidikan, Rosda, Bandung
Mursid, (2013), Pengembangan Model Pembelajaran berbasis kompetensi, Unimed Press, Medan
Nurachmadani, S, (2009), Fisika I untuk SMA/MA, Grahadi, Jakarta
Sakinah, F. dan Purwanto, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi
Pokok Suhu dan Kalor Kelas X SMA Negeri I Perbaungan, Jurnal Inpafi,
Vol 2, No 3:84-88
Sani, R., (2013), Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta
Sanjaya, W., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Kencana, Bandung
Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
50
Simanjuntak, S. dan Simanjuntak, M., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Media Komputer
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis di
Kelas X Semester II SMA Negeri 10 Medan T.A. 2013/2014, Jurnal
Inpafi, Vol 2, No 4:97-104
Slavin, R., (2005), Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung
Smaldino, S., Lowther dan Russell, (2011), Instructional Technology and Media for Learning (Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar),
Kencana, Jakarta
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, bandung
Sumarsono, J., (2007), Fisika untuk SMA/MA, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Sutirman, (2013), Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif, Graha Ilmu :
Yogyakarta
Yasemin, Kemal, Ataman, dan Umit, (2010), The Effect of Two Cooperative Learning Strategies on the Teaching and Learning of the Topics of