• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMPN 6 MEDAN T. A. 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMPN 6 MEDAN T. A. 2015/2016."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUB US DA N B AL O K DI KE L AS VI I I

SMPN 6 MEDAN T.A. 2015/2016

Oleh:

Roy Adi Putra Manalu NIM. 4122111032

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII

SMPN 6 MEDAN T. A. 2015/2016

Roy Adi Putra Manalu (NIM. 4122111032) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui strategi yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. (2) Mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe GI. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 6 Medan yang berjumlah 38 orang sedangkan objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi luas permukaan dan volume kubus dan balok tahun ajaran 2015/2016. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Aktivitas belajar siswa pada siklus I belum memenuhi kategori ideal karena persentase aktivitas siswa Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/teman melewati batas toleransi PWI yaitu 30,835% dari waktu yang tersedia sedangkan idealnya 0% ≤ ��� ≤ 0% dan persentase aktivitas siswa berdiskusi/ bertanya antar siswa dan antara siswa dengan guru belum memenuhi batas toleransi PWI yaitu 18,99% dari waktu yang tersedia sedangkan idealnya 5% ≤ ��� ≤ 5%. Pada siklus II aktivitas siswa Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/teman memasuki batas toleransi PWI yaitu 27,094% dan aktivitas siswa berdiskusi/ bertanya antar siswa dan antara siswa dengan guru sudah memenuhi batas toleransi PWI yaitu 27,545%. Karena semua kriteria sudah dipenuhi maka aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus II telah memenuhi kategori ideal. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Materi Luas Permukaan dan Volume Kubus dan Balok di Kelas VIII SMPN 6 Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Adapun penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd, Ibu Dra. Mariani, M.Pd dan Ibu Erlinawati Simanjuntak, S.Pd, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih disampaikan penulis kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED, beserta Wakil Dekan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika, juga Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Matematika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.

(5)

dan membimbing penulis selama penelitian serta para guru dan staf administrasi yang telah memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda James Manalu dan Ibunda Meriati Sitohang orangtua penulis yang telah mengasuh, membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan selalu

mendo’akan penulis. Semoga Tuhan memberikan kesehatan dan panjang umur.

Amin. Terima kasih juga buat Abang Boy Sandi Manalu dan Adik Talenta Manalu yang telah memberikan do’a, semangat, motivasi, dan dukungan kepada penulis, serta terima kasih juga penulis ucapkan untuk sanak family yang banyak membantu dalam bentuk materi dan motivasi untuk penulis dalam menyusun skripsi ini yang terus memberikan dukungan, doa, kasih sayang, pengorbanan, dan perjuangan baik secara moral dan materil.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat selama perkuliahan, Laek Dalle Irul, Si cantik Putri, Amad Imut Muanget, Edak Elisa, Tulang Eldo, Laek Doksen, Laek Andre, Itok Agnes, Iban Tya, Bebeb Cika, Bebeb Maria, Bebeb Banila, Edak Ochak, Edak Lisna, Laek Danki, Lida Lemariku Medan, Asl, Sri Hartika, Satpol PP Cantik Liza, Husna, Dhiena, Tia Mariani, Risma, Windy, Jumedi, Suryati, Andry, Maria, Anju, Sriayu dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan khususnya Dik B MM 12 yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis dalam pembuatan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Juni 2016

Penulis,

(6)

vi

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika 10

2.1.1.1.Belajar 10

2.1.1.2.Pembelajaran Matematika 12

2.1.2. Aktivitas Belajar 14

2.1.2.1.Pengertian Aktivitas Belajar 14

2.1.2.2.Penilaian Aktivitas dalam Pembelajaran 19

2.1.3. Hasil Belajar 19

2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI 22

2.2. Teori Belajar yang mendukung 26

2.3. Materi Pembelajaran 28

2.4. Kerangka Konseptual 30

2.5. Hipotesis Tindakan 31

BAB III METODE PENELITIAN 32

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 32

3.1.1. Lokasi Penelitian 32

(7)

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 32

3.4.1.2. Perencanaan Tindakan I 34

3.4.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 34

3.4.1.4. Observasi I 35

3.6.2. Menganalisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa 40

3.6.3. Menganalisis Hasil Observasi 41

3.6.4. Interpretasi Data 42

3.6.4.1 Interpretasi Tes Hasil Belajar 42

3.6.4.2 Interpretasi Hasil Observasi 42

3.6.5. Menarik Kesimpulan 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46

4.1. Hasil Penelitian 46

4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I 46 4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus II 58

4.2. Temuan Penelitian 70

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 70

BAB V 73

5.1. Kesimpulalan 73

5.2. Saran 74

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Kadar Aktivitas Awal Siswa dalam Pembelajaran 4 Tabel 2.1. Aspek Kategori Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 18 Tabel 2.2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 24 Tabel 3.1. Kadar Aktivitas Awal Siswa dalam Pembelajaran 33 Tabel 3.2. Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa 44 Tabel 4.1. Kadar Aktivitas Awal Siswa dalam Pembelajaran 46 Tabel 4.2. Perhitungan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa 52 Siklus I

Tabel 4.3. Hasil Observasi terhadap Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 54 Tabel 4.4. Kadar Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Pada Siklus I 58 Tabel 4.5. Perhitungan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas 64 Siklus II

Tabel 4.6. Peningkatan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa 66 pada Siklus I dan Siklus II

Tabel 4.7. Hasil Observasi terhadap Pengelolaan Pembelajaran 67 Siklus II

Tabel 4.8. Peningkatan Skor Rata-Rata Pengelolaan Pembelajaran dari 68 dari Siklus I ke Siklus II

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kubus dan Jaring-jaring 28

Gambar 2.2. Balok dan Jaring-jaring 29

Gambar 2.3. Bangun A 30

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 37 Gambar 4.1. Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus I 54 Gambar 4.2. Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus II 65 Gambar 4.3. Peningkatan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa 66 Siklus I dan Siklus II

Gambar 5.1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi 181 siswa

Gambar 5.2. Guru menjelaskan materi pelajaran mengenai kubus dan 181 balok

Gambar 5.3. Mengorganisasikan siswa ke dalam 7 kelompok belajar 181 Gambar 5.4. Guru membagikan LAS pada masing-masing kelompok 182 Gambar 5.5. Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam belajar 182

Kelompok

Gambar 5.6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di 183 Depan kelas

Gambar 5.7. Siswa mengerjakan tes hasil belajar 183 Gambar 5.8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk 184

Mengemukakan pendapat/ bertanya

Gambar 5.9. Guru bidang studi selaku observer mengamati kemampuan 184 Guru mengelola pembelajaran

(10)

x

Lampiran 8. Alternatif Tes Hasil Belajar I 100 Lampiran 9. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I 102 Lampiran 10. Lembar Observasi Guru I (Siklus I) 105 Lampiran 11. Lembar Observasi Guru II (Siklus I) 110 Lampiran 12. Lembar Observasi Aktivitas Siswa I (Siklus I) 115 Lampiran 13. Lembar Observasi Aktivitas Siswa II (Siklus I) 119

Lampiran 14. RPP Siklus II Pertemuan I 123

Lampiran 15. RPP Siklus II Pertemuan II 128

Lampiran 16. Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III) Siklus II 133 Lampiran 17. Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS IV) Siklus II 139 Lampiran 18. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 142

Lampiran 19. Tes Hasil Belajar II 143

Lampiran 20. Alternatif Tes Hasil Belajar II 144 Lampiran 21. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II 147 Lampiran 22. Lembar Observasi Guru I (Siklus II) 150 Lampiran 23. Lembar Observasi Guru II (Siklus II) 155 Lampiran 24. Lembar Observasi Aktivitas Siswa I (Siklus II) 160 Lampiran 25. Lembar Observasi Aktivitas Siswa II (Siklus II) 164 Lampiran 26. Kadar Aktivitas Siswa Siklus I 168 Lampiran 27. Kadar aktivitas Siswa Siklus II 170

Lampiran 28. Daftar Nama Siswa 172

Lampiran 29. Hasil Tes Materi Prasyarat 173

Lampiran 30. Hasil Tes Hasil Belajar I 175

Lampiran 31. Hasil Tes Hasil Belajar II 177

Lampiran 32. Daftar Anggota Kelompok Kooperatif Siklus I 179 Lampiran 33. Daftar Anggota Kelompok Kooperatif Siklus II 180

(11)

1 1.1.Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Matematika adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain. Dengan kata lain, banyak ilmu-ilmu lain yang penemuan dan perkembangnya bergantung dari matematika. Matematika adalah ilmu dasar yang berkembang pesat baik dari materi maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sehingga matematika perlu diberikan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut Cockroft (Abdurrahman, 2012) bahwa :

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah menantang.

Namun tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar matematika siswa. Pada kenyataannya hasil pembelajaran matematika masih memprihatinkan. Kenyataan yang ada menunjukkan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika kurang menggembirakan. Seperti yang diungkapkan Seokisno (2009)( http://kimfmipa. unnes.ac.id/home/61-membangun-keterampilan-komunikasi-matematika.html) :

(12)

TIMSS-2

Third International Mathematics and Science Study menunjukkan Indonesia pada mata pelajaran matematika berada di peringkat 34 dari 38 negara.

Berdasarkan nilai UN SMP tahun 2014/2015 (http://disdik.kotabogor.go.id):

Kemampuan matematika siswa masih rendah jika dibandingkan dengan beberapa mata pelajaran yang diujikan lainnya. Demikian rinciannya, rata UN murni: (1) Bahasa Indonesia = 71,8 (2) Bahasa Inggris = 62,9 (3) IPA = 60,9 (4) Matematika = 59,1

Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika adalah siswa menganggap matematika pelajaran yang sangat sulit sebagaimana yang diungkapkan Abdurrahman (2012) bahwa: ”Dari berbagai bidang studi yang diajarkan disekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang berkesulitan belajar dan lebih – lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”. Adanya anggapan bahwa matematika itu sulit menjadi momok yang menakutkan bagi banyak peserta didik di sekolah juga dikemukakan oleh Nurhalimah (2009) (http://etd.eprints.ums.ac.id/2030/1/A410040120 .pdf) bahwa:

Matematika adalah pelajaran yang dianggap sulit dan menakutkan dalam tiap proses pembelajarannya. Anggapan demikian tidak lepas dari persepsi yang berkembang dalam masyarakat tentang matematika yang dianggap sebagai ilmu yang kering, abstrak, teoritis, penuh dengan lambang-lambang dan rumus-rumus yang sulit dan membingungkan. Hal ini akan berdampak buruk terhadap prestasi belajar matematika. Maka dari itu seorang guru matematika harus trampil dan berstrategi dalam penyelenggaraan pembelajaran agar dapat menepis anggapan negatif tentang belajar matematika.

(13)

Belajar bukanlah sekedar menghafal konsep-konsep yang sudah ada atau informasi yang sudah diketahui sebelumnya melainkan belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu model pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas belajar siswa. Adapun pengertian aktivitas belajar siswa menurut Kunandar (2008), yaitu:

“Aktivitas belajar siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari: pertama, mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajaran; kedua, aktivitas pembelajaran didominasi oleh siswa; ketiga, mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru”.

Namun pada kenyataannya aktivitas belajar siswa masih rendah dalam pelajaran matematika hal ini dikarenakan siswa tidak berperan aktif selama proses pembelajaran matematika karena ada beberapa guru menjadikan siswa sebagai objek yang menerima pelajaran matematika bukanlah sebagai subjek yang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sejalan dengan pemikiran Catur Supatmono,(dalam http://pandisuryadiberbagaiilmu.Blogspot.com/2011/01/penera pan-pembelajaranaktif kreatif .html) mengatakan :

Faktor penyebab rendahnya aktivitas siswa terhadap pelajaran matematika adalah (1) Guru sebagai subjek aktif sedangkan murid sebagai objek pasif yang hanya mendengar materi yang disampaikan guru. (2) Guru memilih dan memaksakan pilihannya sedangkan murid menuruti, akibatnya murid tidak bisa berfikir kreatif karena murid tidak diberi kesempatan untuk memilih apa yang harus dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. (3) Guru menilai siswa dari hasil akhir, sistem penilaian disekolah cenderung hanya menilai hasil akhir pekerjaan siswa dan bukan menilai proses pekerjaan siswa. Akibatnya siswa yang sudah berusaha keras pun jika hasilnya salah, maka akan memperoleh nilai yang jelek.

(14)

4

dengan teman sebangkunya atau mencatat yang mengakibatkan siswa cenderung menjadi pasif. Dengan kondisi kelas kurang kondusif, hanya siswa yang berada duduk didepan dan siswa yang pintar dapat mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. Rendahnya aktivitas belajar siswa, dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1 Kadar Aktivitas Awal Siswa Kelas VIII I

No Aspek Kategori Waktu Yang dipakai Siswa antara siswa dengan temannya dan kepada guru PWI merupakan persentase waktu ideal. Siswa lebih banyak melakukan aktivitas pasif seperti mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru. Menurut data yang diperoleh, maka disimpulkan bahwa aktivitas siswa di kelas tersebut masih di bawah standar maka perlu ditingkatkan.

(15)

bangun datar persegi dan persegi panjang. diperoleh hasil 68,422% atau 26 siswa dari 38 siswa belum mencapai nilai ketuntasan hasil belajar yaitu 65. Kelas tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan klasikal sesuai yang dikatakan Trianto (2009), sebuah kelas dikatakan tuntas secara klasikal jika 85% yang memiliki daya serap 65. Melalui data-data tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar matematika di kelas VIII-I SMP Negeri 6 Medan masih juga rendah.

Kenyataan menunjukan bahwa sampai saat ini guru mengajar masih menggunakan cara tradisional yaitu ceramah dan memberikan latihan soal-soal. Penggunaan cara tradisional ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain guru tidak mau repot menggunakan model yang baru, guru kurang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mereka tidak mampu mengembangkan model pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa. Seharusnya guru bisa menggunakan model yang memaksimalkan siswa untuk berperan dalam proses pembelajaran, merancang pembelajaran dengan mencontohkan materi pelajaran terhadap kehidupan nyata dan membimbing siswa untuk mengkontruksi/menemukan sendiri pengetahuan mereka. Hendaknya guru tidak memberlakukan model pembelajaran tradisional atau pembelajaran yang berfokus kepada hapalan tetapi memberlakukan pembelajaran yang berfokus pada penanaman konsep dan keterampilan berhitung. Karena model pembelajaran tradisional ini masih lebih menekankan kepada pembelajaran yang berpusat pada guru sementara siswa pasif hanya mendengarkan dan menerima informasi yang diberikan guru. Sesuai pernyataan Marpaung (http://madfirdaus.wordpress.com) mengemukakan :

(16)

6

Agar pembelajaran tidak berpusat pada guru dan siswa juga lebih aktif dalam proses pembelajaran maka guru perlu memilih suatu model dan metode pembelajaran yang memerlukan keterlibatan siswa secara aktif dan juga dapat menumbuhkan respon positif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Untuk itu sebaiknya guru memberikan pembelajaran secara berkelompok bagi siswa yang disertai arahan terbimbing dari guru. Model pembelajaran koperatif dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Menurut Isjoni (2011):

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan yang lain.

Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran ini menekankan bahwa peserta didik adalah bertanggungjawab memegang peran dalam proses keseluruhan kegiatan pembelajaran, selaku pendidik berfungsi untuk memfasilitasi peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

(17)

dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Adanya interaksi sesama teman dalam kelompoknya memberikan siswa untuk mengeluarkan pendapatnya bagi permasalahan yang diberikan guru, sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, disimpulkan model pembelajaran koperatif tipe GI dinyatakan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Jadi untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika sebaiknya diberikan model pembelajaran yang efektif seperti disebutkan di atas. Berdasaran uraian-uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) pada Materi Luas Permukaan dan Volume Kubus

dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri 6 Medan T.A 2015/2016”. 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi masalah yang timbul adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah

2. Matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit oleh siswa. 3. Aktivitas belajar matematika siswa tidak mencapai waktu ideal di kelas

VIII I SMP Negeri 6 Medan.

4. Materi luas permukaan dan volume kubus dan balok masih sulit dipahami oleh siswa kelas VIII I SMP Negeri 6 Medan

5. Pembelajaran masih berpusat pada guru

(18)

8

1.3.Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi di atas, maka diperlukan pembatasan masalah agar pembahasan lebih terfokus dan terarah. Dalam hal ini masalah yang dibahas adalah upaya meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) pada materi luas dan volume kubus dan balok siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Medan T.A 2015/2016.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi yang dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi luas dan volume kubus dan balok di kelas VIII I SMP Negeri 6 Medan TA 2015/2016?

2. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar matematika siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe GI pada materi Luas Permukaan dan Volume Kubus dan Balok di kelas VIII I SMP Negeri 6 Medan TA 2015/2016?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi luas dan volume kubus dan balok di kelas VIII I SMP Negeri 6 Medan TA 2015/2016.

(19)

kooperatif tipe GI pada materi Luas Permukaan dan Volume Kubus dan Balok

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa

Sebagai usaha untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada pelajaran matematika melalui model Kooperatif tipe Group Investigation (GI)

2. Bagi calon guru / guru matematika

Sebagai bahan informasi mengenai model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI)

3. Bagi pihak sekolah

Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas kegiatan belajar – mengajar matematika di SMP Negeri 6 Medan 4. Bagi peneliti

(20)

73 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Strategi dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa:

a. Mengoptimalkan questioning (bertanya) agar siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan guru sehingga siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan atau pasif.

b. Memberikan LAS kepada siswa agar lebih mudah dalam berdiskusi.

c. Memberi reward atau penghargaan bagi siswa yang aktif untuk memotivasi siswa yang belum aktif.

d. Menggunakan isyarat non verbal, seperti menjalin kontak mata, meletakkan telunjuk jari di bibir atau menngelilingi kelas untuk menghentikan perilaku yang tidak relevan dengan proses belajar mengajar.

(21)

sudah memenuhi batas toleransi PWI yaitu 21,79% dan 5,755% (total 27,545%). Karena semua kriteria sudah dipenuhi maka aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus II telah memenuhi kategori ideal. Selanjutnya terdapat peningkatan rata-rata persentase waktu aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II, ini terlihat dari rata-rata persentase waktu yang diperoleh pada siklus II semakin mendekati waktu ideal yang sudah ditetapkan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika, dalam mengajarkan pokok bahasan luas permukaan dan volume kubus dan balok atau topik lain yang sesuai sebaiknya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang terdiri dari enam tahap yaitu memilih topik, tahap perencanaan, implementasi/investigasi, menyiapkan laporan akhir, presentasi laporan akhir, evaluasi sebagai salah satu upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa. 2. Kepada guru matematika diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan refleksi

pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan dan lebih baik setiap akhir pertemuan dilakukan refleksi. Sehingga kesulitan yang menghalangi keberhasilan pembelajaran baik yang dialami guru maupun siswa pada pembelajaran dapat diatasi.

3. Kepada siswa SMP Negeri 6 Medan disarankan lebih aktif dalam menemukan sendiri konsep matematika dan berani menanyakan hal-hal yang kurang dipahami kepada guru untuk menemukan konsep itu.

(22)

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Artini, dkk., (2015), Jurnal Mitra Sains: Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA pada

Siswa Kelas VI SD Inpres 1 Tondo. Pascasarjana Universitas Tadulako : Volume 3 Nomor 1.

Djamarah, S., (2011), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan, FMIPA Unimed.

Isjoni, (2011), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, CV.ISCOM, Medan.

Kunandar, (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Nurhalimah (2009), http://etd.eprints.ums.ac.id/2030/1/A410040120.pdf (diakses 05 Februari 2016)

Rejeki, N.E.S., (2009), Jurnal Lemlit. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Kelas VIII G Semester 2 SMP Negeri 2 Toroh Grobogan. SMPN 2 Toroh Grobogan: Volume 3 Nomor 2.

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit CV Alfabeta, Bandung.

(23)

Sihombing, W.L., (2014), Telaah Kurikulum (Pendidikan Matematika Sekolah), FMIPA Unimed, Medan.

Sinaga, B., (2007), Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3)., Disertasi, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, R., (2005), Cooperative Learning, Penerbit Nusa Media, Bandung.

Soekisno (2009), http://kimfmipa .unnes.ac.id/home/61-membangun-keterampilan-komunikasi-matematika.html (diakses 13 Februari 2014).

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya , Bandung.

Soekino, dkk., (2006), Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.

http://pandisuryadiberbagaiilmu.Blogspot.com/2011/01/penerapanpembelajaranak

tifkreatif .html ( diakses 05 Februari 2016)

http://disdik.Kotabogor.go.id/get-file-118-19REKAPITULASI%20RENTANG%

20NILAI%20UN%20SMP.docx.html. ( diakses 05 Februari 2016)

http://madfirdaus.wordpress.com/2010/01/03/menumbuh-kembangkan-daya-dan-disposisi-matematis-siswa-sma-melalui-model-pembelajaran-investigasi/ (diakses

Gambar

Tabel 1.1 Kadar Aktivitas Awal Siswa Kelas VIII I

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini berjudul KEPURBAKALAAN KOMPLEK MAKAM SYEKH IBRAHIM ASMOROQONDI DI TUBAN (Studi Sejarah dan Akulturasi). Masalah yang diangkat dalam penulisan ini adalah

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan refleks fonem-fonem proto- Austronesia pada bahasa Jawa dialek Banyumas (BJDB) dan Tengger (BJDT), mendeskripsikan

Gambar 1 Grafik pola konsumsi pakan Ayam Kampung umur 8-12 minggu Berdasarkan hasil analilis ragam yang dapat dilihat pada Tabel 3 bahwa perlakuan tidak mempengaruhi

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DISTANNAK-06/POKJA/2015 tanggal 07 Juli 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Pembuatan Pagar BRC

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/CK-06/POKJA/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor

ata yang diperoleh dari suatu penelitian yang masih berupa random dapat disusun menjadi data yang berurutan satu per satu atau berkelompok, yaitu data yang

JKT48 Surakarta adalah salah satu fanbase yang berasal dari

Klarifikasi dan Negosiasi aspek Harga/Biaya dilakukan terhadap: - Kesesuaian rencana kerja dengan jenis pengeluaran biaya; - Volume kegiatan dan jenis pengeluaran;. - Biaya