NILAI ESTETIKA TARI DAMPENG PADA MASYARAKAT
MUARA PEA DESA BUKIT HARAPAN
KABUPATEN ACEH SINGKIL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat-Syarat Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
LINDA NOVALIA SIHOTANG
2112142007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TARI
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Maret 2016
i
ABSTRAK
LINDA NOVALIA SIHOTANG, NIM 2112142007, NILAI ESTETIKA TARI DAMPENG PADA MASYARAKAT MUARA PEA DESA BUKIT HARAPAN KABUPATEN ACEH SINGKIL. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. 2016
Tari Dampeng merupakan tarian yang tumbuhdanberkembang di KabupatenAceh Singkil. Dampeng inimerupakantariantradisi yang sudahpadatahun 1986. Tujuan dari penelitian ini yaitu membahas mengenai tari dampeng dilihat dari sudut pandang nilai estetika.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori estetika dari Dhrasono yang memuat tentang: gerak, busana syair dan musik. Teori ini menjadi acuan untuk mengupas permasalahan yang ada dalam tari Dampeng.
Waktu penelitian untuk membahas tari Dampeng dilakukan selama 3 bulan, yaitu dari pertengahan Desember 2015 sampai Februari 2016. Tempat penelitian di Desa Bukit Harapan. Kecamatan Gunung Meriah. Populasi pada penelitian adalah dua orang yaitu narasumber dan seniman, yang mengetahui tentang kebudayaan Singkil. Sampel pada penelitian ini adalah berjumlah dua orang yaitu narasumber dan seniman yang ada di Kabupaten Aceh Singkil.Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwatari dampeng memiliki dinamika gerak yang sedang dan cepat, adapun iringan musik Dampeng memakai iringan musik internal dan eksternal. Busana yang digunakan dalam tari Dampengterdiri dari baju tangan panjang warna putih, celana panjang warna hitam atau putih, kain sarung setengah tiang (disebut lunggi), dan attribut lainnya seperti tali pinggang, tutup kepala (sebelit pinder) dari kain persegi empat yang dilipat dan diikat keliling kepala. Sedangkan salah satu topinya mencuat ke atas, di bagian belakang kepala. Dalam busana tari Dampeng memakai perpaduan beberapa warna yang dikenakan yaitu warna putih (yang melambangkan kesucian), hitam (yang melambangkan ketegasan), merah (yang melambangkan keberanian), kuning (yang melambangkan perdamaian).
Dampeng diciptakan oleh Teungku Gemerinting yang berasal dari Singkil, yang
dalam perjalanan pulangnya dari hutan memutuskan untuk beristirahat di atas pohon. Kemudian dari atas pohon Tengku melihat seekor elang terbang berputar-putar di atas kepalanya. Dari gerakan elang tersebut muncul ide dan imajinasi Teungku Gemerinting untuk menciptakan sebuah tari yang yang bernama
Dampeng, dari gerakan-gerakan tersebut muncullah gagasan dari beberapa gerak
yang melambangkan kekuatan keperkasaan dan kebersamaan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan sebanyak-banyaknya kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan segala nikmat kebaikan kepada penulis, sehingga dapat
melaksanakan penulisan Skripsi ini dengan baik dengan judul “Keberadaan
TariDampeng Pada Masyarakat Muara Pea Desa Bukit Harapan KabupatenAceh
Singkil”. Atas berkat dan rahmatNya juga, penulis dapat menyelesaikan
perkuliahan hingga pada tingkat akhir.
Tujuan dari Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Tari
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Sebagai manusia yang
memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis juga mengalami berbagai
kesulitan. Namun berkat Doa dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Disini penulis dengan segala kerendahan hati
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M. Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
3. Uyuni Widiastuti, M. Pd Ketua Jurusan Sendratasik.
4. Sitti Rahmah, S.Pd.,M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Tari.
5. Martozet,S.Sn, MA Pembimbing Skripsi I
iii
7. Yusnizar Heniwaty, S.St.,M.Hum Narasumber I
8. Nurwani,S.S.T.M.Hum Narasumber II
9. Dosen Pendidikan Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan ilmunya selama proses pembelajaran
berlangsung dan selama perkuliahan.
10.Akhif dan Jalla selaku Narasumber yang memberikan imformasi kepada
penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
11.Kepada kedua orang tua Ayah (Alm) Alimuddin Sihotang dan Ibunda
Rufiati yang selalu memberikan semangat dan materi untuk menyelesaikan
Skripsi. Dan kepada Eli Miftahul Rani S, Andi Afriska S, Sofrian dan
Wijaya Tri Permadi, Serta semua keluarga yang penulis sayangi yang
memberikan nasihat, semangat, dukungan serta doa hingga penulis dapat
menyelesaikan Pendidikan di Universitas Negeri Medan.
12.Terima kasih kepada Abror Harahap, SE yang sudah membantu dalam
persiapan pemberkasan.
13.Sahabat Kheliana, Semandari, Fitri Maya sari, Tri Jayanti, Morris,
Magdalena dan teman seperjuangan Seni Tari stambuk 2011.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak
yang turut membantu, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 2016
Linda Novalia Sihotang
iv DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...iv
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR...vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ...1
B. Identifikasi Masalah ...5
C. Pembatasan Masalah ...5
D. Rumusan Masalah ...6
E. Tujuan Penelitian ...6
F. Manfaat Penelitian ...7
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL ...8
A. LANDASAN TEORITIS ...8
1. TeoriBentuk...8
2. TeoriEstetika ...9
B. KERANGKA KONSEPTUAL ...10
v
BAB III. METODE PENELITIAN………. 12
A. Metode Penelitian ...12
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ...12
1. Lokasi Penelitian ...12
2. Waktu Penelitian ...12
C. Populasi ...13
D. Teknik Pengumpulan Data ...13
1. Observasi ...13
2. Wawancara ...14
3. Dokumentasi ...14
4. Studi Pustaka ...14
E. Teknik Analisi Data ...16
BAB IV PEMBAHASAN ...18
A. Gambaran umum lokasi penelitian singkil ...18
1. Geografis kecamatan aceh singki ...18
2. Sistem religi ...22
3. Kesenian ...23
B. Asal mula tari dampeng ...23
C. Bentuk tari dampeng aceh singkil ...25
1. Gerak ...28
2. Pala lantai ...36
vi
4. Musik ...37
D. Estetika tari dampeng aceh singkil ...39
1. Gerak ...40
2. Pola lantai ...42
3. Busana ...42
4. Syair ...43
BAB V PENUTUP ...46
A. KESIMPULAN ...46
B. Saran ...47
vii
DAFTAR TABEL
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ...11
Gambar 2.2 Peta Kabupaten Aceh Singkil ...18
Gambar 4.1 Denskrip Dampeng ...29
Gambar 4.2 Pola Lantai...36
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Denskripsi Gerak ...29
Gambar 4.2 Denskripsi Gerak Bekhani ...30
Gambar 4.3 Denskripsi Gerak Mengulukh Sayap...31
Gambar 4.4 Denskripsi Gerak Melompat ...22
Gambar 4.5 Denskripsi Gerak Meputakh...33
Gambar 4.6 Denskripsi Gerak Bertepuk Tangan ...34
Gambar 4.7 Denskripsi Gerak Mesimpukh ...35
Gambar 4.8 Rebana ...42
Gambar 4.9 Canang ...42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku
bangsa, bahasa serta budaya. Keanekaragaman kebudayaan ini berasal dari
kebudayaan-kebudayaan daerahyang mewarisi budaya leluhur dimasa lampau,
yang dilaksanakan sesuai dengan kebudayaan masyarakat pendukungnya.
Kebudayaan daerah adalah unsur-unsur yang bersifat universal yang dapat
diterima oleh suku-suku bangsa, tanpa menimbulkan masalah terhadap latar
belakang budaya kelompok yang menerima sekaligus mewujudkan konfigurasi
atau gagasan kesatuan budaya.
Aceh adalah sebuah propinsi di Indonesia. Aceh terletak di ujung pulau
Sumatera dan merupakan propinsi paling Barat di Indonesia, administratifnya
adalah Banda Aceh. Masyarakat Aceh terdengar sangar religius, memiliki budaya
berlandaskan Islam. Kehidupan kebudayaan (adat) Aceh dengan Islam tidak dapat
dipisahkan harmonisasi antara adat dan Islam ini berkembang berbagai aspek
kehidupan masyarakat. “Kebudayan adalah sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar”.Maka disimpulkan kebudayaan adalah hasil dari karya cipta, dan
rasa yang merupakan suatu kebiasaan yang integritas, dimiliki oleh manusia
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat yang
2
mempunyai sifat dinamis, artinya perubahan mengikuti setiap perkembangan daya
nalar manusia.
pengajarannya yang diwariskan dari mulut ke mulut (oral
tradition) (Nettl 1973:3). Dengan demikian pewarisan
kebudayaan melalui mulut ke mulut dapat menciptakan hasil kebudayaan musik yang berbeda dari setiap generasi. Hal ini tentu dapat dijadikan sebagai hal yang menarik untuk diteliti dan harus diketahui tentang materi-materi lisan dan variasi ragam musikyang menggunakan istilah-istilah ideal dari suatu kebudayaan musik itu sendiri.
Tari sebagai cabang kesenian, yang turut melengkapi kebutuhan jiwa
manusia. Keberadaan tari tradisi yang meliputi tata aturan pelaksanaanya,
fungsinya, perannya, makna, etika dan estetika yang tercermin dalam
geraknya,teknik melakukannya, tata busananya, serta musik pengiringnyaakan
menjelaskan dan mengungkapkan ciri khas dari tari tersebut, dan pesan yang ingin
disampaikan oleh masyarakat pendukungnya. Salah satunya etnis yang berada di
Aceh Singkil. Singkil sendiri berada di jalur barat Sumatera yang menghubungkan
Banda Aceh, Medan dan Sibolga. Kondisi topografi Kabupaten Aceh Selatan
sangat bervariasi, terdiri dari dataran rendah, bergelombang, berbukit, hingga
pegunungan.
Tari dampeng ( menari)berasal dari Kampong Laemate yang artinya air
mati. Kampung Laemate adalah termasuk salah satu kampung yang mempunyai
sejarah panjang didaerah (DAS) di wilayah Kota Subulussalam sampai ke Aceh
Singkil. Mata pencahariannya bercocok tanam, berdagang, dan kelapa sawit. Tari
Dampeng berasal dari seorang pendatang yang berasal dari Minangkabau untuk
berdagang ke Singkil, dan menetap di Singkil. Tarian ini merupakan salah satu
3
pada tahun 1986. Singkil banyak didatanagi berbagai etnis misalnya, pak-pak,
karo, jawa, gayo, alas dan minangkabau. Migrasi etnis ini lebih di dorong oleh
faktor dagang. Orang Padang terkenal sebagai pedagang ulung dan gigih. Banyak
perdagang membawa barang kebutuhan penduduk yang diminati oleh masyarakt
singkil. Orang Minangkabau, alas pak-pak dan jawa lebih banyak datangi dan
menetap di wilayah singkil sekitar pantai (laut).
Keberadaan dampeng merupakan suatu perkembangan tari yang
mengalami pencampuran etnis yaitu etnis Aceh singkil dan etnis
Minangkabau.Dampeng ditarikan oleh masyarakat Aceh Singkil untukmenghibur
sanak saudara dan para tamu yang hadir pada acara seperti pernikahan, khitanan,
dan hari-hari besar. Dengan cara menari, bersyair dan ada yang memainkan
musik . Dampeng memainkan alat musik tradisional aceh yang serinng digunakan
pada upacara-upacara adat di Aceh seperti upacara perkawinan, pengiring tari dan
sebagainya.
Tari dampengini merupakan tarian adat di wilayah Aceh Singkil. Bila
manaada suatu pesta tanpa dihibur atau dibuka dengan tari dampeng sepertinya
acara pesta tersebut kurang sempurna dan tari ini merupakan bagian dalam setiap
acara pesta pernikahan dan khitanan. Tari ini dilakukan beramai-ramai untuk
menghibur tamu yang datang, para penari membentuk lingkaran dan mengelilingi
tamu-tamu yang datang ke acara tersebut. Didalam tarian ini (dampeng)Aceh
Singkil terdapat syair yang mengiringi sebagai musik. Tari dampeng diartikan
4
Gerakan-gerakan ini dilakukan dengan berdiri maupun
melingkar,mengembangkangerakan-gerakan badan, tangan, dan kaki. Tari
dampeng digolongkan sebagai tari adat.Dampeng muncul di desa Subulussalam,
tari ini berperan sebagai rasa hormat dan syukur atas terlaksananya acara yang
diharapkan. Selain bertujuan untuk acara pembukaan, dampengjuga bertujuan
untuk menghibur tuan rumah dan para tamu yang hadir.Tari Dampeng memiliki
nilai estetis dalam gerak. Estetika yang dapat diamati dari lengan, torso, kaki dan
kepala. Tari dampeng lebih menekankan gerak pada bagian kaki, dan menjadikan
gerak unik dan mengandung nilai estetika dalam tari ini. Selain estetis dalam
gerak ada juga dalam busana, yang dilihat dari warna, serta tetap mengikuti
aturan-aturan ajaran islam yang menutup aurat. Tari dampeng dilakukan dengan
membentuk lingkaran yang didalamnya mengkombinasikan gerak-gerak silat dan
musik yang berisi lantunan syair-syair dan ungkapan rasa kegembiraan.
Syair-syair tersebut dilantunkan oleh pemain musik ketika penari sedang
melakukan gerakan. Dampengini adalah tari tardisi. Penari tari ini berjumlah
genap yaitu 6-10 orang penari maupun lebih. Tari ini dulu berawal dari
masyarakat yang mearikan tari dampeng untuk memberikan penghormatan pada
Raja yang berada di Aceh Singkil (Abdurrauf Al Singkil). Seiring berkembangnya
zaman tari ini banyak digunakan dalam pertunjukan, serta pesta perkawinan,
khitanan, penyambutan tamu dan sebagainya. Untuk mengetahui lebih dalam lagi
tentang tari dampeng penulis tartarik untuk meneliti tantang “ Nilai Estetika Tari
Dampeng pada Masyarakat Muara Pea Desa Bukit Harapan Kabupaten Aceh
5
B.Identifikasi Masalah
Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka penulis perlu
melakukan penelitian studi, objek yang diteliti dan melakukan observasi dan
wawancara keberbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat
diidentifikasi. Berdasarkan pembahasan latar belakang permasalahan dapat
diidentifikasi beberapa masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah nilai estetika tari Dampeng pada masyarakat Muara Pea
Kecamatan Bukit Harapan Kabupaten Aceh Singkil?
2. Bagaimanakah nilai tari Dampeng pada masyarakat Aceh Singkil?
3. Bagaimana tari Dampeng pada masyarakat Muara Pea Kecamatan Bukit
Harapan Kabupaten Aceh Singkil?
C.Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar pembahasan tidak terlalu meluas,
penulis merasa perlu memberikan batasan serta rumusan permasalahan sebagai
berikut. Batasan masalah untuk mempermudah didalam memahami proposal ini.
Dengan luasnya permasalahan timbul dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul,
maka diadakan kemungkinan untuk mempersempit lingkup pada fokus perhatian
sang peneliti.Adapun pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakahbentuk Tari Dampeng Pada Masyarakat Aceh Singkil?
2. BagaimanakahNilaiEstetika Tari Dampeng Pada Masyarakat Muara Pea
6
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data. Sebuah penelitian bisa dilakukan, apabila
rumusan dalam penelitian sudah didapat. Perumusan masalah diperlukan agar
dalam penelitian dilapangan tidak terjadi penyimpangan dalam pengambilan data.
Oleh sebab itu maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: “Nilai Estetis Tari Dampeng Pada Masyarakat Muara Pea Kecamatan
Bukit Harapan Kabupaten Aceh Singkil “?
E.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan apa yang menjadi
manfaat dari penelitian yang dilakukan. Untuk memulai tujuan penelitian ini bisa
diambil dari objek dan variabel penelitian dan dijadikan bagian dari kerangka
penelitian. Tujuan dan manfaat selalu ada dalam penelitian. Tujuan penelitian
biasanya untuk mengetahui sebuah atau sejumlah fenomena tertentu. Adapun
tujuan penelitian:
1. Untuk mendeskripsikan bentuk tari Dampeng pada masyarakat desa Muara
Pea Kecamatan Bukit Harapan Kabupaten Aceh Singkil.
2. Untuk mendeskripsikan nilai estetika tari Dampeng pada masyarakat desa
7
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yakni sesuatu yang bisa dirasakan dan dilaksanakan.
Sehingga dapat digunakan baik oleh peneliti, khalayak umum, maupun instansi
tertentu. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengalaman kepada penulis untuk menerapkan dan
memperluas wawasan tentang kebudayaan yaitu tari Dampeng.
2. Analisa yang dilakukan dapat membantu untuk mengetahui bagaimana tari
dampeng di Aceh Singkil.
3. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca,khusus generasi muda dan
masyarakat di Aceh Singkil.
4. Sebagai sumber informasi mengenai kesenian yang terdapat di Aceh
Singkil.
5. Dapat bermanfaat untuk mengantisipasi agar kesenian dan nilai estetika
tari dampeng menjadi identitas dari Aceh Singkil.
6. Sebagai referensi semua pihak yang hendak meneliti kesenian ini lebih
dalam yang membangun kebudayaan khususnya dibidang seni tradisional.
7. Sebagai referensi bagi mahasiswa dan mahasiswi program Seni Tari di
46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan dan penejelasan yang
sudah di uraikan mulai dari latar belakang hingga pembahasan, maka dapat
disimpulkan secara keseluruhan Tari Dampengmempunyai sejarah panjang
didaerah (DAS) di wilayah Kota Subulussalam sampai ke Aceh Singkil. Adapun
tarian ini menceritakan beberapa hal,yaitu sebagai berikut :
1. Tari Dampeng berasal dari seorang pendatang yang berasal dari Minangkabau
untuk berdagang ke Singkil, dan menetap di Singkil. Tarian ini merupakan
salah satu tarian pembuka pada masyarakat Suku Singkil. Tari ini pertama
kali ditarikan pada tahun 1986. Singkil banyak didatanagi berbagai etnis
misalnya, pak-pak, karo, jawa, gayo, alas dan minangkabau. Migrasi etnis ini
lebih di dorong oleh faktor dagang. Orang Padang terkenal sebagai pedagang
ulung dan gigih. Banyak perdagang membawa barang kebutuhan penduduk
yang diminati oleh masyarakt singkil. Orang Minangkabau, alas pak-pak dan
jawa lebih banyak datangi dan menetap di wilayah singkil sekitar pantai
(laut).
2. Musik iringan pada dampeng merupakan musik syair dan internal yang
berasal dari nyanyian dan bebrapa alat musik.
47
3. Busana yang digunakan penari pada dampeng terdiri dari baju tangan panjang
warna putih, celana panjang warna hitam atau putih, kain sarung setengah
tiang (disebut lunggi), dan attribut lainnya seperti tali pinggang, tutup kepala
(sebelit pinder) dari kain persegi empat yang dilipat dan diikat keliling
kepala. Sedangkan salah satu topinya mencuat ke atas, di bagian belakang
kepala. Sedangkan salah satu topinya mencuat ke atas, di bagian belakang
kepala. Dalam busana tari Dampeng memakai perpaduan beberapa warna
yang dikenakan yaitu warna putih (yang melambangkan kesucian), hitam
(yang melambangkan ketegasan), merah (yang melambangkan keberanian),
kuning (yang melambangkan perdamaian).
B. Saran
Dari hasil kesimpulan penelitian diatas, maka dapat diajikan beberpa saran
antara lain sebagai berikut :
1. Penulis berharap dengan adanya peneltian ini masyarakat Singkil untuk
menjaga , mengembangkan serta melestarikan tari-tarian yang berada pada
masyarakat Muara Pea khususnya di Kabupaten Aceh Singkil.
2. Diharapkan kepada masyarakat Muara Pea khususnya kepada pemerintah
daerah agar senantiasa memperkenalkan berbagai tari-tarian kepada
masyarakat luas baik lokal maupun diluar daerah dan mengadakan
pertunjukkan kesenian dampeng agar dapat memahami keseniaan Singkil
baik secara bentuk geraknya hingga makna yang ingin disampaikan akan
tersampaikan kepada penikmat seni maupun masyarakat yang
48
3. Dengan meningkatkan kepedulian terhadap kesenian daerah, berarti telah
menyelamatkan anak cucu kita dari pengaruh budaya luar yang akan merusak
budaya sendiri.
4. Semoga penelitian ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat
Muara Pea bagaiman Nilai Estetika Pada Tari Dampeng Kabupaten Aceh
50
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rishan, Hasibuan. 2009. Keberadaan Tari Cengkok-Cengkok pada Masyarakat Labuhan Batu Induk. Skripsi Sendratasik. Universitas Negeri Medan.
Anderson. 1974. Antropologi Tari. Bandung: Press STSI.
Hadari, dkk. 1994. Metode Penelitian Publik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hadi. Y. 1984. Sosiologi Tari. Yogyakarta: Pustaka.
Jakfar Paleh, M. 2013. Sistem sosial dan budaya masyarakat aceh. Aceh: islamic Studiens Jurnal.
Kaelan. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Paradigma: Indonesia
Langer, Sezane K,1978. Problematika Seni, Terjemah F.X. Widaryanto, Bandung: Akademi Seni Tari Indonesia.
Locke, John. 2003. Sciology: A Global Perspective. Belmonth: Wodsworth, 5edition.
Nettl, 1973.Pewarisan kebudayaan melalui mulut ke mulut dapat menciptakan hasil kebudayaan musik. Bandung : Balai Pustaka.
Nugrahaningsi. Tari identitas dan eksistensi, Medan : Unimed Press.
Peterson,Anya. 2007. Antropologi Asal-Usul. Surabaya: Paramita.
Junianda, Riska.2015. Etika Dan Nilai Estetika Tari Rapa’i Geleng Pada Masyarakat Aceh Barat Daya, Medan. Skripsi Sendratarik. Universitas Negeri Medan.
Purba, Ana. 2014. Analisis Musikal Dampeng Pada Upacara Adat Perkawinan, Medan : Unversitas Sumatera Utara.
Rochmat, Saefur. 2009. Ilmu Sejarah dalam Perspektif Ilmu Sosial, Yogyakarta: Graha Ilmu.
S. Praja, Juhaya,2008. Aliran-aliran Filsafat dan Estetika, Prenada Media Jakarta.
50
Soedarsono, 1978, Djawa Bali: Dua Pusat Perkembangan Damartunggi Tradisional Di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada Univessitas Press.
Sumandiyo. 2005. Antropologi Tari. Bandung: Press STSI
Sumandiyo. 1966. Antropologi Tari. Bandung: Press STSI
Sony Dharsono, 2007. Estetika. Bandung: Rekayasa Sains Bandung.
Westra, Pariata. 1981. Teori dan Metodologi Sastra. Jakarta: Sinar Harapan.
Yunus, Ahmad. 1986. Ensiklopedi Musik dan Tari Daerah Istimewa Aceh. Banda Aceh: Firdaus
http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2014/03/metode-dan-tehnik-pengumpulan-data.htm
lhttps://www.google.peta+kecamatan+gunung+meriah+aceh+singkil.com