• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prasarana Jalan Sebagai Aspek Pendukung Pengembangan Kawasan Ekowisata Tangkahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prasarana Jalan Sebagai Aspek Pendukung Pengembangan Kawasan Ekowisata Tangkahan"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

KERTAS KARYA

OLEH

DEFRIANTO

092204006

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PRASARANA JALAN SEBAGAI ASPEK PENDUKUNG

PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

OLEH

DEFRIANTO

092204006

Dosen Pembimbing,

Dosen Pembaca,

(3)

Judul Kertas Karya

: Prasarana Jalan Sebagai Aspek

Pendukung Pengembangan Kawasan

Ekowisata Tangkahan

Oleh

: Defrianto

NIM

: 092204006

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A

NIP. 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

Ketua,

(4)

PRASARANA JALAN SEBAGAI ASPEK PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

Pariwisata merupakan kegiatan jasa yang bersifat abstrak, yaitu tidak bisa dilihat semata, tetapi hanya bisa dirasakan, terlebih lagi Pariwisata ini adalah sebuah konsep yang bisa dilakukan sehari-hari. Pariwisata ini juga bisa dikatakan sebagai suatu kegiatan untuk menikmati keindahan objek wisata baik dari segi alam, budaya, kesenian, ataupun adat istiadat yang bertujuan untuk melepaskan kepenatan dari segala macam rutinitas seseorang, dan juga bisa dikatakan sebagai sebuah industri usaha bisnis yang bisa dikelola baik itu pengusaha ataupun dikelola secara swadaya oleh masyarakat itu sendiri. Oleh sebab itu, begitu banyak berbagai macam pariwisata yang dapat ditawarkan. Salah satunya adalah wisata alam yang berpotensi yang sudah dikelola dan dikembangkan oleh pemerintah dan masyarakat setempat. Suatu nilai eksotis alam dan sangat asri yang bisa dijadikan sebagai pilihan untuk menikmati Daerah Kawasan Ekowistata Tangkahan. Tangkahan memiliki kekayaan daya tarik wisata yang alami dan asri sebagai salah satu kekayaan alam yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Tangkahan memiliki potensi wisata yang unik, seperti wisata petualangan menyusuri hutan yang masih asri. Tapi sayangnya, pemerintah dan masyarakat setempat kurang memperhatikan akses pembangunan jalan untuk menuju Kawasan Ekowisata Tangkahan tersebut. Mungkin apakah karena pemerintah lokal dan masyarakat setempat tidak ingin mengeluarkan banyak biaya untuk menanggulangi akses pembangunan jalan tersebut atau apakah mereka sengaja agar para wisatawan yang datang bisa merasakan petualangan sesungguhnya untuk menuju ke kawasan ekowisata tersebut. Tapi, menurut penulis harus ada peranan penting untuk akses pembangunan jalan untuk menuju ke kawasan ekowisata ini, karena kondisi jalan semakin parah seperti : berbatu, berlubang, dan lembab jika musim hujan, dan menimbulkan genangan air sepanjang jalan pedesaan. Makanya dari itu, semua pihak yang ada di kawasan ekowisata ini harus berkontribusi untuk menciptakan akses pembangunan jalan yang lebih baik agar tercipta kenyamanan bersama.

Keyword : perbaikan jalan, kawasan ekowisata, tangkahan

(5)

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

kertas karya ini sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Diploma III

Program Studi Pariwisata Jurusan Usaha Wisata pada Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara. Adapun judul kertas karya yang penulis ajukan yaitu :

“Prasarana Jalan Sebagai Aspek Pendukung Pengembangan Kawasan Ekowisata Tangkahan.”.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini belumlah sempurna, yang dimana

masih ada kekurangannya. Karena disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan,

sumber bacaan, dan juga sumber informasi data tentang objek permasalahan yang

dibahas. Untuk itu, dengan hati yang tulus penulis berusaha untuk menerima saran

dan kritik dari para pembaca agar penulis bisa lebih baik lagi dalam penulisan kertas

karya ini.

Dalam kertas karya ini, penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang terlibat dalam bantuan, semangat dan motivasi serta doa yang diberikan

kepada penulis untuk menyelesaikan kertas karya ini. Untuk itu, Dengan segala

hormat dan terkasih penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak di bawah ini,

yaitu sebagai berikut :

(6)

Sumatera Utara.

2. Arwina Sufika, S.E., M.Si., selaku ketua Program Studi Diploma III

Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara dan juga selaku

Dosen Pembaca yang telah memberikan saran dan petunjuk kepada penulis

atas penyempurnaan kertas karya ini.

3. Solahuddin Nasution, S.E., MSP., selaku Koordinator Praktek Jurusan Usaha

Wisata, Program Studi Diploma III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Sumatera Utara.

4. Drs. Haris Sutan Lubis, MSP., selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bantuan dan semangat serta motivasi dan juga arahan yang baik

dalam penyusunan kertas karya ini.

5. Tersayang dan tercinta Ayahanda dan Ibunda yaitu Bapak Zainun dan Ibu

Wasti yang telah banyak memberikan dukungan moral dan kasih sayang serta

dorongan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan kertas karya

ini.

(7)

Program Sudi Diploma III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Sumatera Utara yang tak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih penulis

ucapkan kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan asuhan-asuhan dan

ajaran-ajaran materi perkuliahan selama penulis berada di bangku

perkuliahan.

7. Sahabat-sahabat tercinta semua anak-anak stambuk 2009 Program Studi

Diploma III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara

baik itu Jurusan Usaha Wisata dan Perhotelan, terima kasih atas bantuan dan

semangat kepada penulis.

8. Untuk “Team Solid” (Grup Owekers) Usaha Wisata 2009 Program Studi

Diploma III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara

khususnya buat Jasomandar Siregar, Ari Suhendra, Dewi Setyo Ningtyas,

Wilda Triyani, Laura Kahtleen, Desi Novita Sirait, Restu Veronika Manalu,

dan Netty HW Siregar. Kalian adalah sahabat terbaik bagi penulis. Suka,

duka, benci, iri, dengki, dan selisih paham yang pernah kita alami selama di

bangku perkuliahan semoga menjadi pembelajaran pendewasaan buat kita

semua. Kalian tetap yang terbaik di hati penulis.

(8)

memperoleh data-data dalam menyelesaikan kertas karya ini.

Dengan demikian, penulis telah mencurahkan segala kemampuan, tenaga, dan

pikiran, serta waktu untuk menyelesaikan kertas karya ini. Namun, penulis menyadari

bahwa kertas karya ini belumlah mencapai titik kesempurnaan. Untuk itu, dengan

kerendahan hati penulis untuk menerima saran dan masukan yang membangun dari

para pembaca. Sebagai harapan penulis, semoga kertas karya ini bisa bermanfaat bagi

para pembaca.

Medan, Desember 2012

Penulis

Defrianto

092204006

(9)

Halaman

KATA PENGANTAR………ii

DAFTAR ISI………...vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Alasan Pemilihan Judul……….1

1.2Pembatasan Masalah……….5

1.3Tujuan Penulisan………...6

1.4Metode Penelitian……….7

1.5Sistematika Penulisan………....9

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Definisi Kepariwisataan...……….11

2.2 Sejarah Munculnya Pariwisata………..20

(10)

2.4 Bentuk-Bentuk Pariwisata……….27

2.5 Dampak Positif dan Negatif Industri Pariwisata………..29

2.6 Pengaruh Pariwisata Terhadap Masyarakat………...31

BAB III DESKRIPSI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

3.1 Letak Geografis Kawasan Ekowisata Tangkahan……….35

3.2 Sejarah Kawasan Ekowisata Tangkahan………...36

3.3 Potensi Objek-Objek Wisata Tangkahan ………..38

BAB IV PRASARANA JALAN SEBAGAI ASPEK PENDUKUNG

PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

4.1 Definisi Sarana dan Prasarana………...………41

4.2 Definisi Prasarana Jalan ………...…………...46

4.3 Kondisi Prasarana Jalan Kawasan Ekowisata Tangkahan…….…48

4.4 Peranan Perbaikan Jalan Kawasan Ekowisata Tangkahan………51

(11)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan………...54

5.2 Saran………..55

DAFTAR PUSTAKA

(12)

PRASARANA JALAN SEBAGAI ASPEK PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

Pariwisata merupakan kegiatan jasa yang bersifat abstrak, yaitu tidak bisa dilihat semata, tetapi hanya bisa dirasakan, terlebih lagi Pariwisata ini adalah sebuah konsep yang bisa dilakukan sehari-hari. Pariwisata ini juga bisa dikatakan sebagai suatu kegiatan untuk menikmati keindahan objek wisata baik dari segi alam, budaya, kesenian, ataupun adat istiadat yang bertujuan untuk melepaskan kepenatan dari segala macam rutinitas seseorang, dan juga bisa dikatakan sebagai sebuah industri usaha bisnis yang bisa dikelola baik itu pengusaha ataupun dikelola secara swadaya oleh masyarakat itu sendiri. Oleh sebab itu, begitu banyak berbagai macam pariwisata yang dapat ditawarkan. Salah satunya adalah wisata alam yang berpotensi yang sudah dikelola dan dikembangkan oleh pemerintah dan masyarakat setempat. Suatu nilai eksotis alam dan sangat asri yang bisa dijadikan sebagai pilihan untuk menikmati Daerah Kawasan Ekowistata Tangkahan. Tangkahan memiliki kekayaan daya tarik wisata yang alami dan asri sebagai salah satu kekayaan alam yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Tangkahan memiliki potensi wisata yang unik, seperti wisata petualangan menyusuri hutan yang masih asri. Tapi sayangnya, pemerintah dan masyarakat setempat kurang memperhatikan akses pembangunan jalan untuk menuju Kawasan Ekowisata Tangkahan tersebut. Mungkin apakah karena pemerintah lokal dan masyarakat setempat tidak ingin mengeluarkan banyak biaya untuk menanggulangi akses pembangunan jalan tersebut atau apakah mereka sengaja agar para wisatawan yang datang bisa merasakan petualangan sesungguhnya untuk menuju ke kawasan ekowisata tersebut. Tapi, menurut penulis harus ada peranan penting untuk akses pembangunan jalan untuk menuju ke kawasan ekowisata ini, karena kondisi jalan semakin parah seperti : berbatu, berlubang, dan lembab jika musim hujan, dan menimbulkan genangan air sepanjang jalan pedesaan. Makanya dari itu, semua pihak yang ada di kawasan ekowisata ini harus berkontribusi untuk menciptakan akses pembangunan jalan yang lebih baik agar tercipta kenyamanan bersama.

Keyword : perbaikan jalan, kawasan ekowisata, tangkahan

(13)

PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Sebagai sebuah negara besar, pastinya negara Indonesia memiliki kekayaan

alam dan isinya yang bisa dikembangkan, baik itu dari segi sumberdaya alam dan

sumberdaya manusia. Negara yang memiliki potensi kekayaan alam, budaya, etnis,

kesenian, bahasa, dan ragam kekayaan kebudayaan masyarakat yang ada di

dalamnya. Apalagi semua kekayaan tersebut bisa dikembangkan kedalam kegiatan

usaha industri bisnis, khususnya di bidang Industri Pariwisata. Maka dari itu, Negara

yang penuh dengan kekayaan alamnya bisa kita kembangkan menjadi indutri

pariwisata yang berkembang.

Setiap Negara di dunia ini pastinya ingin memiliki ciri khas yang bisa menarik

perhatian mata dunia untuk menunjukkan potensi apa yang dimiliki oleh Negara

tersebut untuk dikembangkan. Seperti halnya Negara ini, pastinya ingin

mengembangkan potensi kekayaan alamnya untuk berkembang di industri pariwisata.

Begitu banyak yang bisa dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata, baik itu wisata

alam, budaya, kesenian, etnis, dan bahasa. Namun dalam pembahasan kali ini, penulis

(14)

akan menjabarkan potensi kekayaan alam sebagai wisata alam untuk memajukan

sektor pariwisata Indonesia. Sebagaimana yang telah penulis sebutkan diatas, begitu

banyak kekayaan wisata alam pada setiap daerah yang ada di Indonesia ini. Baik itu

wisata alam pegunungan, wisata alam pedesaan, dan wisata alam pertanian serta

wisata alam lainnya yang bisa dijadikan potensi pariwisata pada setiap daerah.

Namun, penulis mengambil gambaran subjek yang akan dibahas sebagai potensi

pariwisata yang berwawasan wisata alam dan bertemakan kawasan ekowisata. Salah

satunya kawasan ekowisata yang akan dibahas oleh penulis adalah Kawasan

Ekowisata yang ada di Pulau Sumatera.

Kawasan Taman Nasional Gunung Lauser yang berada di kawasan Provinsi

Nanggore Aceh Darussalam dan sebagian Provinsi Sumatera Utara. Salah satu Taman

Nasional Terbesar di Indonesia, pastinya memiliki potensi kekayaan wisata alam

sebagai pendongkrak potensi pariwisata daerah. Taman Nasional yang memiliki

kekayaan alam yang masih asri dan alami seperti kawasan pegunungan tempat

pelestarian flora dan fauna, dan juga sebagai kawasan hutan hujan tropis yang eksotis.

Taman Nasional Gunung Lauser yang membentang dari sebagian wilayah

Provinsi Nanggore Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara, pastinya memiliki

(15)

yang bertemakan kawasan ekowisata yang berwawasan wisata alam. Salah satunya

kawasan ekowisata Tangkahan yang berada pada kawasan Taman Nasional Gunung

Lauser yang terletak di Provinsi Sumatera Utara.

Kawasan Ekowisata Tangkahan yang terletak di Provinsi Sumatera Utara

tepatnya di kecamatan Sei Batang Serangan. Kawasan yang memiliki potensi

kekayaan alam seperti kawasan hutan hujan tropis yang masih alami, wisata alam

pegunungan, dan juga pelestarian flora dan fauna seperti halnya pelestarian gajah

yang bisa dijadikan atraksi wisata untuk mengembangkan potensi pariwisata daerah.

Namun sayangnya, kawasan ekowisata Tangkahan yang begitu banyak

memiliki potensi pariwisata dan juga sebagai penghasil devisa Negara, harus

terhambat dengan permasalahan kunjungan wisatawan yang kurang berminat untuk

mengunjungi kawasan ekowisata tersebut. Alasan kurangnya minat wisatawan

disebabkan oleh karena akses pembangunan jalan untuk menuju kawasan ekowisata

Tangkahan kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat, dan juga

kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kawasan wisata yang bisa menjadi

sumber pendapatan mereka. Kondisi akses jalan yang semakin parah, dengan kondisi

jalan yang berbatu, becek, dan tanah yang berlembab menyebabkan ketidaknyamanan

wisatawan dalam perjalanan menuju ke daerah kawasan ekowisata tersebut. Apalagi

(16)

semakin sulit. Apalagi jaringan komunikasi yang masih sulit dijangkau. Hal itu

menyebabkkan kurangnya minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah kawasan

ekowisata Tangkahan.

Oleh sebab itu, masyarakat lokal dan pemerintah setempat harus bisa bekerja

sama dalam menanggulangi permasalahan yang penulis jabarkan diatas. Untuk itu,

pemerintah setempat dan masyarakat lokal bisa mencari investasi untuk menciptakan

kenyamanan wisatawan dalam mengembangkan potensi pariwisata pada kawasan

ekowisata Tangkahan. Dan juga menciptakan akses pembangunan jalan yang

berdasarkan kasadaran untuk memajukan daya tarik wisata dan juga kenyamanan

wisatawan yang mendorong meningkatkan volume wisatawan untuk mengunjungi

kawasan ekowisata Tangkahan tersebut setiap tahunnya.

Dengan dasar permasalahan aksesbilitas pembangunan jalan yang belum

tercipta dengan baik yang telah dijabarkan diatas. Maka penulis ingin menjabarkan

pada sebuah tulisan untuk membuka pikiran kita tentang bagaimana mengelola

kawasan daerah wisata yang tercipta tentram, kenyamanan dan kepuasan wisatawan.

Baik itu dari segi pemerintah, masyarakat lokal dan kondisi daerah tujuan wisata yang

akan dikunjungi. Dan juga kita bisa memahami usaha untuk meningkatkan

(17)

pariwisata yang membaik. Hal demikian merupakan sebuah dorongan kepada penulis

untuk memilih judul “Prasarana Jalan Sebagai Aspek Pendukung Pengembangan Kawasan Ekowisata Tangkahan”.

1.2 Pembatasan Masalah

Sebagaimana kita ketahui bahwa kepariwisataan itu sangatlah luas ruang

lingkup permasalahannya, maka dalam pembahasan kertas karya ini penulis

membatasi pembahasan materi yang ada. Pembahasan yang dititikberatkan pada

daerah tujuan wisata itu sendiri, yang bertemakan kawasan ekowisata Tangkahan.

Pembahasan yang merupakan tujuan utama penulis untuk bisa meningkatkan potensi

daerah pariwisata.

Dalam pengembangan sektor pariwisata di kawasan ekowisata Tangkahan.

Dengan topik permasalahan aksesbilitas pembangunan jalan yang lebih baik, penulis

berharap semua yang dijabarkan oleh penulis bisa menjadi bahan pemikiran bagi

pemerintah setempat dan masyarakat untuk bekerja sama untuk menciptakan akses

perbaikan jalan pada kawasan ekowisata Tangkahan agar tercipta kawasan ekowisata

yang nyaman dan menjadi ketertarikan wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah

(18)

Bagaimanapun juga untuk menciptakan aksesbilitas pembangunan jalan yang

baik , harus ada kontribusi pemerintah setempat dan masyarakat lokal agar terjalin

kerja sama yang erat dan tidak menggolongkan perbedaan lapisan-lapisan masyarakat

agar tercipta kenyamanan wisatawan dalam mengunjungi daerah kawasan ekowisata

Tangkahan dan juga menjadi daya tarik wisatawan untuk meningkatkan potensi

pariwisata Tangkahan.

1.3 Tujuan Penulisan

Dengan diprioritaskannya Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu daerah

tujuan wisata Nasional, maka penulis mengambil tema peran penting aksesbilitas

pembangunan jalan bagi Kawasan Ekowisata Tangkahan sebagai upaya

meningkatkan potensi kepariwisataan di daerah tersebut,

Adapun tujuan dari penulisan kertas karya ini adalah :

1. Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi di program

studi Diploma III Pariwisata Bidang Usaha Wisata pada Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Memberikan informasi tentang potensi pariwisata yang dimiliki Kawasan

(19)

3. Ingin menjabarkan tentang permasalahan aksesbilitas pembangunan jalan

yang belum tersealisasikan sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintah

setempat, masyarakat setempat, dan semuanya.

Maka dari itulah, penulis ingin menjabarkan secara mendalam tentang

permasalahan yang berkaitan dengan peran penting aksesbilitas pembangunan jalan

bagi kawasan ekowisata Tangkahan. Dimana penjabaran tersebut, penulis sampaikan

demi membuka pola pikir pemerintah dan masyarakat agar lebih peduli dan perhatian

pada kondisi akses jalan yang semakin memburuk untuk menuju ke daerah kawasan

ekowisata Tangkahan. Agar tercipta kenyamanan pengguna jalan baik itu bagi

wisatawan ataupun bagi seluruh lapisan masyarakat yang berada pada ruang linkup

kawasan ekowisata Tangkahan.

1.4 Metode Penelitian

Penulis telah berusaha mencoba mengumpulkan berbagai data dalam

penyusunan kertas karya ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk

lebih jelasnya penulis mengumpulkan data dengan berbagai cara sebagai berikut :

(20)

Dimana penulis memperoleh berbagai data berdasarkan penelitian

kepustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku perpustakaan maupun

diktat-diktat yang diperoleh penulis selama perkuliahan di Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Field Research

Dimana penulis memperoleh berbagai data berdasarkan penelitian langsung

ke Kawasan Ekowisata Tangkahan untuk memperoleh berbagai data yang

dapat diperoleh dari :

 Observasi, yaitu melihat langsung permasalahan sarana aksesbilitas

kondisi jalan pada Kawasan Ekowisata Tangkahan.

 Wawancara, yaitu penulis memperoleh berbagai data dengan

mewawancarai langsung pihak-pihak yang berkaitan dengan

permasalahan yang dibahas.

3. Internet Browsing

Dimana penulis juga bisa memperoleh berbagai data dari internet browsing.

Berdasarkan topik-topik permasalahan yang memang lagi hangat untuk

(21)

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang harus diperhatikan dalam kertas karya ini adalah

harus bisa menjadi alur jalan pikiran yang terarah dalam penyajian kertas karya ini

agar tersusun secara utuh. Penulis menyusun sistematika pembahasan pada kertas

karya ini yaitu sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini, penulis menjabarkan tentang bagaimana konsep

pemilihan judul, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode

penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : Uraian Teoritis Tentang Kepariwisataan

Pada bab ini, penulis menjabarkan tentang pengertian Pariwisata,

Sejarah munculnya Pariwisata, jenis-jenis dan bentuk-bentuk

pariwisata, Dampak Positif dan Negatif Industri Pariwisata, dan

Pengaruh Ilmu Pariwisata terhadap masyarakat.

BAB III : Deskripsi Kawasan Ekowisata Tangkahan

Pada bab ini, penulis menjabarkan tentang letak geografis, historis

atau sejarah, dan objek-objek wisata Ekowisata Tangkahan yang bisa

(22)

BAB IV : Prasarana Jalan Sebagai Aspek Pendukung

Pengembangan Kawasan Ekowisata Tangkahan

Pada bab ini, penulis menjabarkan tentang Definisi Sarana dan

Prasarana baik secara umum ataupun dalam pariwisata, Definisi

Prasarana Jalan, kondisi dan peranan prasarana jalan, serta upaya dan

kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat dalam usaha

perbaikan prasarana jalan pada Kawasan Ekowisata Tangkahan.

BAB V : Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran

Pada bab terakhir ini, penulis mencoba menarik beberapa kesimpulan

dan saran terhadap permasalahan yang ada pada Kawasan Ekowisata

Tangkahan, untuk memajukan potensi pariwisata di daerah wisata

tersebut.

(23)

URAIAN TEORITS TENTANG KEPARIWISATAAN

2.1 Definisi Kepariwisataan

Secara umum, pengertian “pariwisata” adalah suatu perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang (wisatawan) untuk mengunjungi tempat wisata di daerah

objek wisata yang dikunjungi dengan maksud dan tujuan untuk mendapatkan

kepuasan dan kesenangan yang bersifat sementara. Namun, dengan berkembangnya

Ilmu Pariwisata, Pariwisata bisa memiliki beberapa banyak pengertian dalam

pemikiran manusia. Bukan hanya sebagai suatu perjalanan melainkan pariwisata bisa

dikatakan sebuah bisnis yang bisa dikelola oleh industri pariwisata. Disamping dari

pengertian diatas, berikut ini adalah pendapat beberapa ahli pariwisata tentang

pengertian “pariwisata”, yaitu sebagai berikut :

1. Undang-undang No.9 Tahun 1990

Pariwisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari suatu kegiatan yang

dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan

daya tarik wisata.

(24)

2. Prof. Salah Wahab dalam bukunya berjudul “An Introduction On Tourist

Theoraphy” (dalam Yoeti : 1996 : 116) (dalam Kesrul : 2003)

Menjelaskan bahwa Pariwisata adalah suatu aktifitas manusia yang dilakukan

secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara bergantian di antara

orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri ataupun di luar negeri meliputi

pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu dalam

mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialami

di tempat ia memperoleh pekerjaan tetap.

3. Menurut Hornby dalam buku berjudul “Penyelenggaraan Operasi Perjalanan

Wisata” (dalam M. Kesrul, S.E, M.B.A, 2003:3)

“Tour is a journey in which short stays are made at a number of places, and

the traveller finally returns to his or her own place.”

Pariwisata adalah suatu perjalanan dimana seseorang dalam perjalanannya

singgah sementara di beberapa tempat dan akhirnya kembali ke tempat asal,

yang merupakan tempat ia memulai perjalanan.

4. “World Tourist Organizer” (WTO, dalam Richard & Flicker, 2004:6) (dalam

Kesrul : 2003)

“The activities of person travelling to and staying in places outside their

usual environment for not more than one consecutive year for leisure,

(25)

Itulah beberapa pengertian tentang “pariwisata” yang dikemukakan oleh

beberapa ahli Ilmu Pariwisata. Dengan beberapa pengertian tersebut, penulis dapat

menyimpulkan bahwa Pariwisata adalah sebuah aktifitas seseorang sebagai

turis/wisatawan melakukan perjalanan ke dan tinggal di tempat di luar tempat

tinggalnya sehari-hari untuk periode tidak lebih dari 12 bulan untuk beragam kegiatan

leisure, bisnis, agama, dan alasan pribadi lainnya tetapi tidak mendapat gaji/upah dari

perjalanan tersebut.

Pariwisata bukan hanya dikatakan sebagai ilmu yang memiliki pengertian

suatu perjalanan, tetapi juga Pariwisata memiliki pengertian yang lebih luas lagi.

Dimana pengertian tersebut bukan dasar utama dari pengertian Ilmu Pariwisata yang

berawal dari sebuah perjalanan. Melainkan pengertian kedua untuk Ilmu Pariwisata

tersebut. Berikut ini adalah pengertian kedua dari Ilmu Pariwisata tersebut, yaitu :

1. Pariwisata adalah sebuah “Pergerakan”.

(26)

2.1.1 Pariwisata adalah sebuah “Pergerakan”

Pada pengertian di atas adalah dimana setiap perjalanan seseorang (turis)

dalam kegiatan pariwisata pasti ada pergerakan yang ada di dalamnya. Secara umum,

Pergerakan adalah pemindahan yang berdasarkan hal-hal yang berhubungan yang

dimulai dari satu titik ke satu titik lainnya atau ke beberapa titik lainnya. Namun,

dalam Pariwisata arti dari Pergerakan tersebut adalah perpindahan dari langkah atau

setiap perjalanan seorang turis atau wisatawan yang di mulai dari :

 Titik Pertama (Place of Origins)

Merupakan titik awal yang menjelaskan tempat asal usul dimana seseorang

memulai melakukan sebuah perjalanan tersebut.

 Titik Yang Di Singgahi (Tourism Destination)

Merupakan konteks perjalanan utama yang dimana daerah-daerah yang

(27)

2.1.2 Pariwisata adalah sebuah “Bisnis”

Dari pengertian utama kata pariwisata adalah sebuah perjalanan, pariwisata

bisa dijadikan sebuah bisnis yang bisa dikelola baik itu dari pihak-pihak yang berada

di Place Of Origins ataupun Tourism Destination. Bisnis Pariwisata sama halnya

dengan industri bisnis lainnya. Namun, yang dijual adalah jasa bukan barang yang

dimana jasa tersebut adalah berupa pelayanan (service) tentang objek-objek wisata

yang akan diberikan dan dinikmati oleh konsumen atau wisatawan.

Berikut ini merupakan bisnis-bisnis pariwisata yang bisa dikelola oleh

beberapa pengusaha pariwisata berdasarkan pengertian pariwisata sebagai

pergerakan, yaitu sebagai berikut :

1. Corebuisness (Bisnis Utama)

Merupakan bisnis yang paling utama dan umum serta sangat besar

(28)

a) Berdasarkan pada Place Of Origins (Titik awal Wisatawan), mencakup

bisnis-bisnis berikut ini

 Transportasi, dalam melakukan perjalanan wisata seorang turis

membutuhkan alat untuk mengangkut dirinya dengan tujuan untuk

mengunjungi Daerah Tujuan Wisata.

Travel Agency (Jasa Informasi), dimana seorang wisatawan

membutuhkan informasi-informasi yang menarik dari Daerah Tujuan

Wisata yang akan dikunjungi yang diperoleh dari bisnis Travel Agency

tersebut.

b). Berdasarkan pada Tourism Destination (Daerah Tujuan Wisata),

mencakup bisnis-bisnis berikut ini :

 Akomodasi, dimana setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh ke

Daerah Tujuan Wisata. Seorang wisatawan merasakan kelelahan,

maka akomodasi merupakan tempat beristirahat seorang wisatawan

(29)

Restaurant (Rumah Makan), dimana selain membutuhkan tempat

penginapan. Maka, seorang wistawan membutuhkan makanan untuk

mengisi perut ataupun mencicipi makanan yang khas dari Daerah

Tujuan wisata yang dikunjungi.

2. Supporting Buisness (Bisnis Pendukung)

Merupakan bisnis-bisnis kecil-kecilan yang biasanya dikelola secara swadaya

oleh masyarakat setempat.

a). Berdasarkan Place Of Origins (Titik awal Wisatawan), mencakup

bisnis-bisnis berikut ini :

 Alat Perlengkapan, bekal makanan, atau obat-obatan.

Bisnis pendukung ini jarang terlihat, karena biasanya digunakan oleh

wisatawan “Bag Packer”, dimana mereka membutuhkan bekal makanan

dan obat-obatan dalam perjalanan agar bisa lebih irit.

 Bahan Bakar Minyak (BBM)

Merupakan bisnis pendukung yang penting, yang bisa digunakan oleh

wisatawan yang membawa kendaraan pribadi sendiri. Maupun sebuah

(30)

b). Berdasarkan Tourism Destination (Daerah Tujuan Wisata) mencakup

bisnis-bisnis berikut ini :

 Biro perjalanan wisata

Biasanya bisnis ini digunakan oleh para wisatawan berkelompok. Baik

itu perusahaan yang berdiri sendiri atau perusahaan yang terikat oleh

hotel.

 Sewa Mobil (Car Rental)

Bisnis yang memperbolehkan wisatawan mengendarai mobil untuk

menikmati daerah tujuan wisata. Namun, bisnis ini sudah jarang terlihat,

karena bisa menimbulkan tindakan pencurian.

Entertainment (Hiburan)

Sebuah bisnis yang bersifat menghibur seperti konser musik, acara

ultah di hotel, bartender, serta wahana bermain bagi wisatawan baik yang

(31)

 Souvenir

Dimana sebuah bisnis pendukung yang dikelola oleh masyarakat

setempat secara swadaya yang membuat pernak pernik atau cinderamata

yang menarik dan khas dari Daerah Tujuan Wisata yang dikunjungi oleh

wisatawan.

 Atraksi Wisata atau Budaya

Dimana sebuah bisnis pendukung yang sangat besar pengaruhnya.

Seperti atraksi kesenian budaya, baik itu dari segi tarian tradisional,

tempat bersejarah, atau warisan-warisan leluhur, maupun konservasi flora

dan fauna yang ada di Daerah Tujuan Wisata yang memiliki keunikan dari

masing-masing daerah. Sebenarnya bisnis ini sangat besar sekali

pengaruhnya, dimana seorang wisatawan bukan hanya menikmati

perjalanannya melainkan bisa mendapatkan pembelajaran tentang

kebudayaan-kebudayaan yang berbeda-beda dari setiap daerah yang

(32)

2.2 Sejarah Munculnya Pariwisata

Sesungguhnya, data atau fakta tentang munculnya Ilmu Pariwisata itu belum

ada data yang pasti dan akurat. Namun, dalam kertas karya ini penulis mencoba untuk

merincikan tentang asal mula Pariwisata yang telah penulis peroleh dari beberapa

data pustaka, yaitu sebagai berikut :

2.2.1 Sejarah Pariwisata di Dunia

Pada zaman prasejarah, manusia hidup berpindah-pindah (nomadism)

sehingga perjalanan yang jauh (travelling) merupakan gaya dan cara untuk bertahan

hidup. Orang primitif sering melintasi tempat yang jauh untuk mencari makanan,

minuman, pakaian, dan iklim yang mendukung kehidupannya (Theoblad, 2005 : 6;

Macdonald, 2004 : 8) (dalam Pitana & Diarta :2009). Sejarah panjang dari Nomaden

mempengaruhi pikiran manusia sehingga secara tidak sadar membuat aktifitas

perjalanan (travel) secara insting menjadi perilaku yang alamiah. Seiring perjalanan

(33)

Di abad 11 sampai 15 dalam sejarah peradaban barat, terjadi model baru

perjalanan manusia untuk melakukan ziarah ke tempat khusus untuk alasan religius.

Selanjutnya, abad 17 sampai 20 merupakan era perpindahan dan perjalanan manusia

melintasi Negara dan Benua. Ini adalah periode migrasi dimana jutaan manusia

meninggalkan satu benua untuk bermukim di benua lain. Seiring dengan sejarah,

motivasi dan tujuan orang berpergian juga bertambah, tidak saja untuk berwisata

tetapi juga untuk kegiatan ekonomi, perjalanan religius, perang, migrasi, dan

keperluan studi. (Theoblad, 2005 : 6 ; MacDonald, 2004 : 8) (dalam Pitana & Diarta :

2009).

Istilah Tour telah menjadi perbendaharaan kata dalam Bahasa Inggris sejak

berabad-abad lalu, yang artinya adalah perjalanan ke suatu tempat yang mana orang

tersebut akan kembali ke titik awal dari mana dia berangkat. Kata Tour itu sendiri

berasal dari Bahasa Latin (Yunani), yang awalnya berarti alat untuk membuat

lingkaran. Journal Of Tourism History mengklaim bahwa sebuah keluarga di Eropa,

de la tour, di tahun 1500an mempunyai bisnis memberangkatkan orang. Namun,

istilah Tour yang berarti perjalanan baru secara luas dikenal dan dipakai setelah abad

(34)

1.2.1 Sejarah Berkembangnya Pariwisata di Indonesia

Sesungguhnya, Pariwisata berkembang di Indonesia sejak penghujung tahun

1970an. Hal ini disebabkan karena pada tahun itu harga minyak dan gas menurun.

Dengan kondisi tersebut, Pemerintah Indonesia mengalami kebingungan karena

satu-satunya pendapatan Negara (income) adalah minyak bumi dan gas alam tersebut.

Maka dengan keadaan tersebut, mereka berpikir untuk mengembangkan Pariwisata di

Indonesia pada penghujung tahun 1970an sampai 1980an. Setelah pemerintah

menetapkan keputusan tersebut, tetapi mereka masih bingung karena mereka tidak

tahu apa yang bisa dipromosikan dari Pariwisata tersebut. Maka, pemerintah

menyewa dan mamanggil beberapa ahli Pariwisata dari PATA (Pacific Area Travel

Association) yaitu suatu organisasi yang menangani minat Pariwisata yang berpusat

di San Fransisco. Pemerintah menyewa beberapa ahli Pariwisata tersebut untuk

melakukan sebuah penelitian di Sumatera Utara. Dari hasil penelitian tersebut, maka

para ahli PATA menyimpulkan bahwa di daerah Sumatera Utara terdapat kekayaan

Sumber Daya yang bisa dipromosikan sebagai objek Pariwisata yang bisa dijual. Baik

itu kekayaan Sumber Daya Alam maupun Kebudayaan dan kehidupan masyarakat

setempat. Bukan hanya di daerah Sumatera Utara saja yang mereka teliti, melainkan

daerah-daerah lainnya di Indonesia. Maka beberapa ahli PATA tersebut menetapkan

(35)

 Bali,

 DKI Jakarta,

 Jawa Barat,

 Jawa Tengah,

 D.I Yogyakarta,

 Jawa Timur,

 Sumatera Utara,

 Sumatera Barat.

2.3 Jenis-jenis Pariwisata

Sebelum penulis mengklasifikasikan jenis-jenis Pariwisata. Terlebih dahulu,

penulis akan menjelaskan bahwasannya jenis-jenis Pariwisata yang akan dijabarkan

oleh penulis berkaitan dengan persamaan antara jenis-jenis Pariwisata tersebut

dengan tujuan atau motivasi seseorang atau wisatawan melakukan perjalanan wisata

tersebut. Dimana, tujuan seseorang melakukan perjalananan wisata tersebut berkaitan

(36)

Dengan demikian, penulis mengambil sebuah contoh yang mengandung

jenis-jenis Pariwisata dalam sebuah “Konferensi Roma : Purpose To Visit” yang

diselenggarakan pada tahun 1963, yang berisi tentang :

1. Holiday (Bersifat Langsung)

Dimana seorang turis/wisatawan melakukan perjalanan wisata pasti dengan

tujuan utama yaitu berlibur untuk menikmati Objek Daerah Tujuan Wisata

yang dikunjungi untuk melepas kepenatan dari rutinitas yang dijalani.

2. Visited Tired Of Relativities (No.2 dan seterusnya bersifat Tidak Langsung)

Dimana seseorang yang ada keperluan untuk mengunjungi keluarganya yang

sedang sakit atau melepas kerinduan dengan keluarganya tersebut. Maka,

setelah itu barulah seseorang tersebut melakukan perjalanan wisata.

3. Buisness (Bisnis)

Dimana seseorang mengunjungi daerah/Negara lain dengan 1 sampai 2 hari

untuk urusan pekerjaan bisnis dengan kleinnya. Setelah pekerjaannya selesai

(37)

4. MICE (Meeting Intencive Convention Exadition)

Dimana beberapa orang pengusaha-pengusaha berkumpul di satu daerah

wisata untuk melakukan meeting project. Setelah urusan mereka selesai, maka

mereka akan berwisata di daerah wisata tersebut.

5. Healthy (Kesehatan)

Dimana seseorang yang mengalami sakit akan berobat di daerah/Negara lain

yang memang telah direkomendasi dari Negara/daerah asal. Setelah

melakukan pengobatan dan perawatan, maka dia bisa melakukan perjalanan

wisata di Negara/daerah yang dikunjunginya.

6. Sport (Olahraga)

Dimana seseorang mengikuti sebuah kegiatan turnamen perlombaan bidang

olahraga di Negara lain yang menjadi tuan rumah dari ajang pelombaan

tersebut. Setelah perlombaan itu selesai, maka dia berkesempatan untuk

(38)

7. Ziarah

Dimana seseorang melakukan ibadah atau berziarah ke makam orang yang

berpengaruh di kepercayaannya. Setelah dia melakukan ibadah dan ziarah

tersebut, dia akan melanjutkan dengan kegiatan berwisata di daerah yang

dikunjunginya.

8. Studi (Sekolah)

Dimana seseorang yang mendapat beasiswa atau yang memang ingin

melanjutkan kuliah atau sekolah di Negara lain. Maka, meraka akan menetap

untuk beberapa tahun. Dan juga mereka bisa menikmati Objek Daerah Tujuan

(39)

2.3 Bentuk-bentuk Pariwisata

Menurut Nyoman.S.Pendit, (1994) (dalam Tanjung : 2011) dalam bukunya

Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana, mengklasifikasikan berbagai macam

bentuk Pariwisata yang dapat dibagi kedalam 5 kategori, yaitu sebagai berikut :

1. Menurut asal wisatawan, terbagi atas :

• Pariwisata Dalam Negeri adalah seorang wisatawan yang melakukan

kegiatan wisata dalam negeri (domestik).

• Pariwisata Internasional adalah seorang wisatawan yang melakukan

kegiatan wisata luar negeri (mancanegara).

2. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

• Pariwisata Aktif adalah kedatangan wisatawan domestik ke dalam

negeri yang bersifat positif

• Pariwisata Pasif adalah kepergian wisatawan domestik ke luar negeri

(40)

3. Menurut Jangka Waktu

• Pariwisata Jangka Pendek adalah seorang wisatawan yang

mengunjungi Daerah Tujuan Wisata hanya 1 hari, 2 hari, atau

seminggu.

• Pariwisata Jangka Panjang adalah seorang wisatawan yang

mengunjungi Daerah Tujuan Wisata lebih dari seminggu atau bahkan

lebih dari sebulah.

4. Menurut Jumlah Wisatawan

• Pariwisata Tunggal adalah kegiatan wisata yang dilakukan oleh

wisatawan hanya satu orang atau satu keluarga.

• Pariwisata Kelompok adalah kegiatan wisata yang dilakukan secara

berkelompok atau rombongan yang berjumlah 15 sampai 20 orang.

5. Menurut alat angkut yang digunakan

• Pariwisata Udara adalah kegiatan wisata yang menggunakan pesawat

udara.

(41)

• Pariwisata Darat adalah kegiatan wisata yang menggunakan bus,

kereta api, mobil, dan lain sebagainya.

2.5 Dampak Positif dan Negatif Berkembangnya Industri Pariwisata

Seperti layaknya sebuah industri, pastinya sebuah industri memiliki paham

pro dan kontra pada sebuah industri yang dikembangkan tersebut. Seperti industri

pariwisata saat ini yang dibahas oleh penulis pada bab ini, memiliki dampak postif

dan negatif bagi masyarakat dan lainnya atas perkembangan pariwisata tersebut.

Berikut ini penulis mencoba menjabarkan beberapa dampak yang bisa ditimbulkan

dari industri pariwisata tersebut.

2.5.1 Dampak Positif Industri Pariwisata

Menurut World Travel Organitation (WTO) (1980 ; 9-12) (dalam Pitana &

Diarta : 2009), mengungkapkan dampak positif pariwisata, yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatnya permintaan akan produk pertanian lokal.

2. Memacu perkembangan lokasi atau lahan yang kurang produktif.

3. Menstimulasi minat dan permintaan akan produk eksotik dan tipikal bagi

(42)

4. Meningkatkan jumlah dan permintaan akan produk perikanan.

5. Mendorong pengembangan wilayah dan penciptaan kawasan ekonomi baru.

6. Menghindari konsentrasi penduduk dan penyebaran aktifitas ekonomi.

7. Penyebaran infrastruktur ke pelosok wilayah.

8. Manajemen pengelolaan sumber daya sebagai sumber revenue bagi otoritas

lokal.

2.5.2 Dampak Negatif Industri Pariwisata

Menurut WTO (1980 : 9-12) (dalam Pitana & Diarta : 2009), dampak negatif

yang ditimbulkan pariwisata adalah sebagai berikut :

1. Kelangkaan akan sumber bahan makanan.

2. Ketidakcocokan produk lokal dengan permintaan pasar pariwisata.

(43)

2.6 Pengaruh Pariwisata Terhadap Masyarakat

Seperti halnya sebuah konsep atau ilmu, pastinya pariwisata memiliki sifat

yang dapat berpengaruh pada sikap dan perilaku masyarakat setempat atau daerah

yang berada di Daerah Tujuan Wisata. Maka dari itu, penulis menjabarkan pengaruh

tersebut sebagai objek yang ditujukan kepada wisatawan yang bisa menimbulkan

pengaruh yang berbeda-beda terhadap perilaku masyarakat setempat menerima

kedatangan seorang wisatawan, yaitu sebagai berikut :

1. Euphoria

Yaitu sifat dimana masyarakat sangat antusias dengan pembangunan

pariwisata di daerahnya. Dan juga kedatangan wisatawan karena sebagai

pembawa rejeki buat mereka yang ada di Daerah Tujuan Wisata tersebut.

2. Apathy

Yaitu sifat dimana mulai pengaruh buruk dari pengembangan pariwisata

tersebut dan juga perilaku wisatawan yang bisa menimbulkan gaya hidup

(44)

3. Imitation

Yaitu sifat dimana semakin buruknya pengaruh wisatawan yang egois dan

acuh terhadap lingkungan. Dan hilangnya kebudayaan lokal pada daerah

tersebut membuat masyarakat setempat merasa kesal atas kedatangan

wisatawan.

4. Antagonism

Yaitu sifat dimana sudah tidak peduli dengan kedatangan wisatawan, karena

bisa mengancam kebudayaan lokal mereka. Maka, mereka tidak ingin bergaul

(45)

DESKRIPSI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

Indonesia merupakan Negara yang sangat kaya dan subur, dimana negara ini

sangat kaya akan Sumber Daya Alamnya atau Sumber Daya Manusia. Negara yang

memiliki potensi alam dan budaya, negara yang banyak sekali memiliki ragam

budaya pada setiap daerah-daerah yang ditempati oleh beragam suku masyarakat.

Salah satunya adalah potensi alam yang bisa dijadikan sebagai salah satu daya tarik

wisata baik itu untuk Pariwisata domestik atau Pariwisata Mancanegara. Banyak

potensi alam yang bisa dijadikan daya tarik wisata di Negara ini, seperti : kawasan

pegunungan, hutan hujan tropis, taman nasional, ataupun pelestarian flora dan fauna.

Namun, penulis akan membahas hal tersebut pada bab ini. Taman Nasional yang ada

di Negeri ini sudah banyak tersebar luas di Negeri ini. Salah satunya Taman Nasional

Gunung Lauser yang berada di Pulau Sumatera.

Maka dari itu, penulis akan membahas Taman Nasional yang ada di Pulau

Sumatera. Sebelum itu, Penulis akan menjelaskan tentang pengertian Taman

Nasional. Taman Nasional adalah suatu kawasan pegunungan dan hutan lindung yang

dikelola suatu dinas pemerintah pada setiap daerah-daerah di Indonesia yang

(46)

berwawasan tentang ekosistem yang bertujuan untuk melestarikan kehidupan

makhluk hidup yaitu flora dan fauna agar tidak terancam punah dan terhindar dari

perburuan ilegal oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Berikut ini adalah Taman Nasional Gunung Lauser yang terletak di Pulau

Sumatera yang membentang dari kawasan Aceh Tengah, Aceh Barat dsn Timur

sampai ke sebagian Provinsi Sumatera Utara. Taman Nasional yang memiliki luas

lebih dari 10.000ha sangat eksotis dan menawan karena memiliki penangkaran

ataupun kawasan ekosistem yang bertema ekowisata yang bertujuan untuk

melestarikan kelangsungan hidup flora dan fauna. Salah satunya adalah Kawasan

Ekowisata Tangkahan yang menawan dan eksotis yang terletak di Kabupaten Langkat

Provinsi Sumatera Utara. Ekowisata Tangkahan bukan hanya sebagai sebuah

ekosistem makhluk hidup. Tetapi Tangkahan bisa menjadi suatu Daerah Tujuan

Wisata yang bernuansa petualang untuk supaya lebih dekat dengan alam. Bukan

hanya saja bisa memperoleh kesenangan dari objek yang dikunjungi. Tetapi bisa

belajar tentang kehidupan alam yang sangat indah dan menyenangkan dalam

menelusuri hutan belantara di Kawasan Ekowisata Tangkahan.

Oleh karena itu, penulis akan menjelaskan tentang letak geografis,

histori/sejarah, potensi wisata apa saja yang bisa dikembangkan di Kawasan

(47)

3.1 Letak Geografis Kawasan Ekowisata Tangkahan

Tangkahan merupakan sebuah kawasan ekowisata yang dijadikan sebagai

tempat populasi ekosistem flora dan fauna. Kawasan yang memiliki hijaunya hutan

hujan tropis, asrinya hutan lindung, eksotisnya alam pegunungan, dan juga

keanekaragaman populasi flora dan fauna yang ada di kawasan tersebut, Kawasan

yang yang terletak tepat di kaki Taman Nasional Gunung Lauser yang membentang

antara Provinsi Nanggore Aceh Darussalam sampai ke sebagian Provinsi Sumatera

Utara, memiliki keindahan alam yang tidak boleh dilewatkan. Kawasan yang bisa

dijadikan sebagai Objek Daerah Tujuan Wisata yang bertemakan ekowisata. Suatu

nilai positif bagi wisatawan yang mengunjungi daerah Kawasan Ekowisata

Tangkahan ini. Karena sebuah kawasan ekosistem flora dan fauna yang asri yang bisa

menjernihkan mata seorang wisatawan untuk melepas kepenatan dalam aktifitas

sehari-harinya.

Secara geografis, Kawasan Ekowisata Tangkahan berada pada 03º 05’30” LU

dan 98º 04’26.8” BT yang terletak di Desa Namo Kecamatan Batang Serangan

Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Kawasan Ekowisata Tangkahan

memiliki luas area lebih kurang 17.000ha yang diselimuti oleh hijaunya dan lebatnya

hutan hujan tropis yang merupakan ciri khas hutan yang ada di Pulau Sumatera.

(48)

flora dan fauna yang terdapat di hutan belantara pada kawasan tersebut. Salah satu

contohnya adalah sebagai berikut :

1. Jenis Fauna yang terdapat di Kawasan Ekowisata Tangkahan, yaitu : gajah

sumatera, orangutan, kera ekor panjang, harimau, kambing hutan, babi hutan,

burung kuau, dan lain sebagainya.

2. Jenis Flora yang terdapat di Kawasan Ekowisata Tangkahan, yaitu : bunga

rafflessia, kantong semar (bunga pemakan serangga), amorphophalus sp,

damar, meranti, mayang.

Kawasan Ekowisata Tangkahan sering juga disebut sebagai surga tersembunyi di

Gunung Lauser oleh masyarakat setempat.

3.2 Sejarah Ekowisata Tangkahan

Antara tahun 1980 hingga tahun 1990-an, masyarakat di sekitar Tangkahan

dulunya giat membalak kayu hutan yang berasal dari Taman Nasional Gunung

Leuser. Namun seiring dengan waktu, masyarakat kemudian sadar akan kerusakan

dan kesalahan yang telah mereka lakukan sehingga atas kesepakatan bersama

masyarakat di Tangkahan kemudian memutuskan untuk menghentikan pembalakan

(49)

Tangkahan daerah ekowisata. Pada tahun 2001, masyarakat Tangkahan berkumpul

dan menyepakati peraturan desa (perdes) yang melarang segala aktifitas yang

mengeksploitasi hutan secara ilegal dan mendirikan Lembaga Pariwisata Tangkahan

(LPT).

Pada bulan April 2002, LPT membuat nota kesepahaman (MoU) dengan

pihak pengelola Taman Nasional Gunung Leuser untuk mengelola Tangkahan

sebagai tujuan wisata. LPT juga mendirikan Community Tour Operator (CTO) yang

berfungsi memfasilitasi penyediaan akomodasi, interpreter bagi pengunjung dan

paket-paket wisata yang menarik. Selain untuk trekking di hutan Taman Nasional

Gunung Leuser yang mempesona, Tangkahan juga merupakan tempat kegiatan

Conservation Response Unit (CRU) yang terdiri dari beberapa gajah bekas peliharaan

(ex-captive) dan sekelompok mahout (pelatih gajah) yang secara teratur berpatroli

untuk melindungi kawasan Taman Nasional Gunung Leuser dari aktifitas perambahan

kawasan. Pengunjung juga dapat ikut dalam trekking gajah selama 1 – 2 jam

bersama-sama dengan mahout berpetualang dan menelusuri hutan, atau menikmati

trekking menunggangi gajah selama 4 hari 3 malam dari Tangkahan ke Bukit

(50)

3.3 Potensi Objek-objek Wisata Tangkahan

Adapun objek-objek wisata yang ada di Kawasan Ekowisata Tangkahan, yang

bisa dijadikan sebagai potensi daya tarik wisata bagi setiap wisatawan yang ingin

berkunjung di kawasan ini. Berikut ini adalah objek-objek atau sarana-sarana wisata

yang bisa dinikmati oleh wisatawan yaitu sebagai berikut :

1. Trekking Menelusuri Hutan Belantara

Jika anda berjiwa petualang, maka onjek wisata ini bisa dinikmati oleh

wisatawan. Dimana wisatawan bisa menelusuri hutan belantara yang masih

asri dan alami dengan rintangan-rintangan yang menakjubkan pada setiap

perjalanan, yang pasti akan dipandu oleh guide lokal. Anda juga bisa trekking

dengan berjalan kaki ataupun menunggangi gajah sumatera dengan rute yang

bisa dipilih. Setelah anda puas dengan trekking menunggangi gajah, anda juga

bisa ikut dengan pemandu wisata lokal untuk memandikan gajah di sungai

yang tentunya akan dipandu oleh pemandu lokal., dengan tarif Rp.

50.000/orang (untuk rute pendek) dan Rp. 100.000/orang (untuk rute

(51)

2. Pemandian Air Terjun dan Air Panas

Setelah penelusuran hutan belantara, anda akan disinggahkan oleh pemandu

lokal untuk merilekskan tubuh anda dengan bermandi di air terjun (walaupun

pendek) maupun bermandi air panas asli dari pegunungan yang mengalir di

sepanjang Sungai Batang Serangan pada Kawasan Ekowisata Tangkahan.

3. Atraksi Pemberian Makan Orangutan

Dimana para wisatawan akan diajak ke tempat penangkaran hutan yang ada di

kawasan ini untuk melihat atraksi pemberian makan untuk Orangutan

Sumatera yang dilakukan oleh pemandu lokal setempat dengan tarif gratis,

asalkan wisatawan bisa membawa makanan sendiri untuk orangutan, yang

tentunya akan dipandu oleh pemandu lokal.

4. Arung Jeram dan Gua Kalong

Dimana seorang wisatawan bisa memacu adrenalin dengan arung jeram untuk

mengarungi Sungai Batang Hari, Sungai Batang Gadis, atau Sungai Batang

Serangan dengan Ban (Tubbing) dan juga bisa menelusuri kegelapan Gua

(52)

5. Penyeberangan Rakit dan Penginapan

Terdapat rakit penyeberangan di Sungai Batang Serangan yang

menghubungkan ke sarana penginapan Bamboo River Lodge memiliki 6

kamar double dilengkapi dengan kamar mandi dengan tarif Rp. 75.000 s/d

100.000 per malam dan Alex’s House yang memiliki 8 kamar dengan tarif

Rp.125.000 s/d Rp. 150.000 per malam, Hotel Green Load 6 kamar

Rp.125.000 s/d 150.000 per malam dan Homestay dengan tarif Rp. 15.000 s/d

30.000 per malam. Dimana masing-masing penginapan terdapat pendopo

yang berfungsi sebagai ruang pertemuan dan restoran. Fasilitas lainnya yang

tersedia adalah Visitor Centre, papan interpretasi, jalan trail, camping ground

dan warung makan tradisional milik masyarakat setempat. Pada hari libur

banyak dikunjungi wisatawan nusantara/lokal untuk berekreasi mandi di

(53)

PRASARANA JALAN SEBAGAI ASPEK PENDUKUNG

PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

4.1 Definisi Sarana dan Prasarana

Secara umum, pengertian sarana dan prasarana adalah sama yaitu sebagai

berikut : sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya

yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia

maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang

diharapkan sesuai dengan rencana.

Moenir (dalam Tarigan : 2006) mengemukakan bahwa sarana adalah segala

jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat

utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan

yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Pengertian yang dikemukakan

oleh Moenir, jelas memberi arah bahwa sarana dan prasarana adalah merupakan

seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut

adalah merupakan peralatan pembantu maupun peralatan utama, yang keduanya

(54)

berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.

Berdasarkan pengertian di atas, maka sarana dan prasarana pada dasarnya

memiliki fungsi utama sebagai berikut :

1). Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat

waktu.

2). Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa.

3). Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin.

4). Lebih memudahkan dalam gerak para pengguna/pelaku.

5). Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.

6). Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan.

7). Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang

mempergunakannya.

Namun, dalam pariwisata kata sarana dan prasarana memiliki perbedaan arti,

(55)

1). Sarana Pariwisata

Sarana kepariwisataan, adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan

pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung dan

kehidupannya tergantung kepada kedatangan wisatawan tersebut. Sarana

kepariwisataan ini harus tetap dijaga dan ditingkatkan baik dari segi kualitas dan

kuantitasnya sesuai dengan perkembangan kebutuhan wisatawan. Untuk mendukung

pencapaian yang lebih baik perlu adanya kemampuan pengelolaan yang memadai

sesuai dengan kondisi objek dan kebutuhanpengunjung.

Ada 3 (tiga) bagian yang penting dalam sarana kepariwisataan, yaitu :

1). Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure)

Yang dimaksud dengan sarana kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan

kehidupannya sangat tergantung kepada kedatangan orang yang melakukan

perjalanan wisata, yang termasuk di dalamnya adalah :

Travel Agent.

Tour Operator.

• Perusahaan Transportasi.

(56)

2). Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Suprastructure)

Adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya

tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah

untuk membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal, di tempat atau daerah

yang dikunjunginya. Yang termasuk dikelompok ini adalah :

• Lapangan tenis.

• Lapangan golf.

• Lapangan bola kaki, kolam renang, bilyard, dan lain-sebagainya.

3). Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure)

Adalah perusahaan yang menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap yakni

fasilitas-fasilitas yang diperlukan wisatawan khususnya tourism business yang

berfungsi untuk membuat para wisatawan lebih lama tinggal di daerah yang

dikunjungi agar lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di daerah

tersebut. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah :

Night Club.

Casino.

(57)

2). Prasarana Pariwisata

Prasarana (infrastructure) kepariwisataan sesungguhnya merupakan tourist

supply yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila akan mengembangkan industri

pariwisata, karena kegiatan pariwisata pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu

kegiatan dari sektorperekonomian juga.

Yang dimaksud prasarana (infrastucture) adalah semua fasilitas yang

memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa

sehingga dapat memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya. Jadi fungsi dari

prasarana adalah untuk melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat

memberikan pelayanan sebagaimana mestinya.

Adapun beberapa prasarana yang dapat menunjang pelayanan dan kemudahan

bagi wisatawan, meliputi :

1. Pelayanan makan dan minum, yang dapat menyajikan makanan dan minuman

yang khas dari daerah setempat.

2. Pelayanan tenaga kerja, yang sangat dominan sekali dibutuhkan karena salah

satu kunci keberhasilan pembangunan objek wisata adalah kemampuan para

(58)

3. Pelayanan informasi, agar dapat mengatur pengunjung yang datang ke objek

wisata Untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak unsur objek wisata

yang dikunjungi, maupun yang dapat mengganggu ketenangan pengunjung itu

sendiri mengingat arus kunjungan yang datang cenderung akan lebih

meningkat.

4. Pelayanan Prasarana Jalan, dimana agar jika seorang wisatawan mengunjungi

suatu daerah kawasan wisata, pastinya menginginkan kondisi infrastruktur

jalan yang baik dan terpelihara. Agar waktu yang ditempuh oleh wisatawan

sesuai dengan jadwal itenarary yang dibuat. Dimana kondisi jalan yang rusak

bisa menghambat kegiatan transportasi menjadi lambat dan memperlambat

waktu yang ditempuh.

4.2 Definisi Prasarana Jalan

Menurut penulis, pengertian prasarana jalan adalah suatu jalur penghubung

pada suatu daerah dimana berfungsi untuk mempelancar mobilitas dan kegiatan

ekonomi masyarakat. Jalan merupakan juga sebagai akses untuk mempermudah alur

transportasi dalam bentuk kegiatan barang dan jasa. Dalam pariwisata, jalan adalah

(59)

Dimana waktu yang ditempuh sesuai dengan jadwal tidak membuat seorang turis

merasakan kelelahan karena kondisi jalan rusak.

Berikut ini, penulis akan membagi klasifikasi jalan berdasarkan administrasi

pemerintahan yaitu sebagai berikut :

1. Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem

jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan

strategis nasional, sert

2. Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer

yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau

antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

3. Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer

yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan

ibukota

kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem

jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis

kabupaten.

4. Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang

(60)

pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan

antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.

5. Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau

antar permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

Berdasarkan pengklasifikasian diatas, penulis akan menjabarkan tentang

kondisi prasarana jalan, peranan prasarana jalan, dan upaya penanggulangan

kerjasama pada pembangunan perbaikan jalan di area pedesaan untuk pengembangan

Kawasan Ekowisata Tangkahan.

4.3 Kondisi Prasarana Jalan Ekowisata Tangkahan

Untuk mencapai lokasi tangkahan dapat ditempuh dari Medan selama 3 jam

dengan jarak berkisar 124 km melewati kota Binjai dan Tanjung Pura dengan kondisi

jalan sangat baik/telah diaspal. Jalur lain adalah melalui jalur jalan memotong

Stabat-Simpang Sidodadi dengan jarak sekitar 95 km dengan waktu tempuh 2 jam

perjalanan. Jalur ini sebagian jalannya dalam kondisi rusak (13 km) belum beraspal

terutama di kawasan perkebunan. Setiap hari terdapat angkutan umum regular untuk

(61)

Lokasi pemberhentian bus berada di simpang Robert di Dusun Titi Mangga.

Perjalanan ke lokasi Tangkahan dari simpang ini dilanjutkan dengan mengendarai

ojek/sepeda motor. Jalan dari simpang ini ke Tangkahan merupakan jalan perkebunan

dengan kondisi jalan belum beraspal dan masih berupa jalan batu/kerikil.

Objek Wisata Tangkahan sangat luar biasa. Sayangnya, akses jalan menuju ke

Tangkahan rusak parah. Setidaknya, terdapat 30 km jalan rusak dari 93 km jarak

antara Medan-Tangkahan. Akibatnya, jarak tempuh yang seharusnya bisa dilakukan

sekitar 3-4 jam bisa memakan waktu 6 jam. Untuk sampai ke Tangkahan, wisatawan

harus melewati jalan yang berlubang hingga kedalaman setengah meter. Selain itu,

banyak jembatan yang sudah rapuh dan mudah sekali ambruk jika dilewati kendaraan

melebihi batas muatannya. Kondisi jalan beraspal hanya sampai di sekitar Pasar

Batang Serangan. Padahal, dari Pasar Batang Serangan menuju Tangkahan yang

masih berjarak 30 km, kondisi jalannya hampir semuanya tak beraspal. Bila hujan

turun, kondisi jalan dari Pasar Batang Serangan menuju Tangkahan bagaikan

kubangan dan dipenuhi lumpur. Bahkan, di beberapa titik terdapat jembatan yang

kondisinya sangat rapuh. Rata-rata konstruksi jembatan terbuat dari kayu dan tak kuat

menahan beban kendaraan dengan muatan besar. Kondisi ini jelas sangat

(62)

Ketua DPP Asosiasi Tour dan Travel (ASITA) Indonesia, Ben Sukma menyebutkan,

“buruknya infrastruktur di Sumut mengakibatkan wisatawan asing maupun dalam

negeri yang berkunjung turun drastis dibandingkan tahun 80-an“. Jika dibandingkan

tahun 1988, jumlah wisatawan yang berkunjung itu sebanyak 500.000 orang.

“Tapi sekarang, di tahun 2009 saja, jumlah wisatawan hanya 163 orang.

Pariwisata kita begitu tertinggal,” ujar Ben Sukm. Ben juga menjelaskan, kondisi

Pariwisata Sumatera Utara saat ini memang sangat terpuruk. Pelaku usaha perjalanan

wisata juga mengeluh karena sulitnya menjual paket-paket wisata kepada wisatawan.

“Bagaimana tidak sulit, wisatawannya enggan datang ke sini karena memang

perjalanan yang melelahkan mulai dari bandara hingga ke lokasi wisata. Jalan rusak

parah. Semua wisatawan selalu mengeluh sehingga mereka tak ingin lagi datang ke

Sumatera Utara,” ungkap Ben. Lihat saja kondisi jalan Berastagi,

Medan-Parapat, juga Medan-Tangkahan yang begitu buruk. Medan-Berastagi seharusnya

bisa ditempuh satu setengah jam, tapi karena jalan rusak bisa memakan waktu tiga

jam. Begitu juga Medan-Tangkahan yang menghabiskan waktu enam jam. Kepala

Seksi (Kasi) Pengaturan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sumatera Utara Antony Brena

mengakui kondisi jalan di Sumatera Utara khususnya menuju daerah kunjungan

(63)

4.4 Peranan Perbaikan Jalan Ekowisata Tangkahan

Sebagai daerah kawasan yang sudah dikembangkan sebagai Daerah Tujuan

Wisata yang bertemakan Ekowisata. Pastinya Daerah Ekowisata Tangkahan harus

memiliki pelayanan fasilitas sarana dan prasarananya. Salah Satunya adalah prasarana

Jalan yang sampai saat ini belum tersealisasikan dengan baik. Prasarana Jalan yang

pastinya bisa meningkatkan volume kedatangan wisatawan dan menunjang mobilitas

penduduk di daerah sekitar Ekowisata Tangkahan. Jika terwujudnya pelaksanaan

perbaikan Prasarana Jalan yang beraspal di Daerah Kawasan Ekowisata Tangkahan

pastinya akan menimbulkan efek positif dan peran penting dalam kegiatan turis

ataupun dalam kehidupan masyarakat dan pemerintah. Penulis akan mencoba

menjabarkan peranan perbaikan prasarana jalan di Daerah Kawasan Ekowisata

Tangkahan, yaitu sebagai berikut :

 Untuk melancarkan kegiatan lalu lintas transportasi.

 Munculnya kendaraan lain untuk menuju ke kawasan tersebut selain Bus

Pembangunan Semesta.

 Tidak menyebabkan jalanan berlumpur, becek, dan berlubang jika musim

hujan datang.

 Wisatawan tidak akan ragu lagi berkunjung ke kawasan ekowisata Tangkahan

(64)

 Melancarkan kegiatan ekonomi perdagangan dan pendidikan dan lain

sebagainya.

 Suasana prasarana jalan yang tidak lagi seram dan menakutkan.

 Menciptakan dan membuka penerangan jalan dan listrik serta komunikasi

sebagai pendukung prasarana yang bukan hanya digunakan oleh wisatawan

melainkan juga untuk masyarakat setempat.

4.5 Upaya Penanggulangan Perbaikan Jalan

Dalam hal ini, penulis akan mencoba merangkumkan hal-hal apa saja atau

upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh masyarakat setempat dan pemerintah lokal

pada Dearah Kawasan Ekowisata Tangkahan demi terwujudnya kondisi perbaikan

prasarana jalan di Ekowisata Tangkahan, yaitu sebagai berikut :

 Pemerintah lokal/daerah mengusulkan permohonan dana atau pengajuan

donatur kepada pihak pemerintah pusat.

 Pemerintah lokal dan masyarakat setempat membuat tim kerja yang

berkompeten.

 Membuka unit usaha dan kegiatan usaha untuk menciptakan prasarana

(65)

 Menyelenggarakan kegiatan amal atau atraksi wisata kepada wisatawan yang

datang untuk menarik perhatian wisatawan agar ikut berpartisipasi dalam

peningkatan fasilitas prasarana jalan di Ekowisata Tangkahan.

 Menyatakan himbauan kepada wisatawan untuk tidak merusak alam agar

(66)

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sebagai Daerah Tujuan Wisata yang bertemakan Ekowisata. Tangkahan

merupakan kawasan ekowisata yang bisa menjadi potensi sumber pendapatan

masyarakat setempat dan pemerintah daerah, untuk meningkatkan kunjungan

wisatawan asing maupun domestik. Dengan kekayaan alam yang dimilikinya, seperti

keanekaragaman populasi flora dan fauna, keindahan sungai dan alam pegunungan

dan juga kawasan hutan hujan tropis. Menjadi salah satu nilai eksotis bagi Ekowisata

Tangkahan. Dengan didukungnya sarana dan prasarana disediakan dan dipelihara

oleh masyarakat setempat dan Dinas Pariwisata pemerintah lokal untuk menjadikan

Ekowisata Tangkahan sebagai daya tarik wisata Internasional di mancanegara.

Dengan dilaksanakannya tidak merusak lingkungan hidup dengan tidak

membuang sampah sembarangan dan tidak menebang pohon secara ilegal. Dan juga

harus terjaga dan terjalin antara masyarakat dan pemerintah setempat dalam aspek

perbaikan jalan di kawasan Ekowisata Tangkahan yang menuju lebih baik agar

tercipta kenyamanan bersama dan meningkatkan minat kunjungan wisatawan ke

(67)

Objek Daerah Tujuan Wisata tersebut. Bukan hanya untuk wisatawan, melainkan

juga untuk seluruh lapisan masyarakat yang telah berkontribusi di kawasan Ekowisata

Tangkahan.

5.2 Saran

Penulis menyarankan semoga tercipta dan terjalin kerja sama antara

masyarakat setempat dan pemerintah lokal. Demi kenyamanan wisatawan dan

kepentingan bersama dalam aspek perbaikan jalan di kawasan Ekowisata Tangkahan.

Agar menjadi ciri khas Sumber Daya Alam yang eksotis dan berpotensi di mata

internasional. Sebagai Objek Daerah Tujuan Wisata yang natural dan alami yang

(68)

Pitana, I Gde. dan Surya Diarta, I Ketut. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.

Yogyakarta : Penerbit Andi.

Kesrul, Muhammad. 2003. Penyelenggaraan Operasi Perjalanan Wisata. Jakarta :

Grasindo.

Lubis, Nisrina. 2010. Full Travelling Yuk! Yogyakarta : DIVA Press.

Tanjung, Lenwi Maya Tati. 2011. Pentingnya Sadar Wisata Untuk Menunjang

Kepariwisataan di Kabupaten. Medan : Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Tarigan, Andi Yusuf. 2006. Eksotika Alam Taman Nasional Gunung Lauser. Jakarta :

Referensi

Dokumen terkait

Penyelenggaraan pendidikan multikultural di dunia pendidikan diyakini dapat menjadi solusi nyata bagi konflik dan disharmonisasi yang terjadi di masyarakat, khususnya yang

Perspektif Customer merupakan perspektif yang paling memuaskan dalam pencapaian target perusahaan dengan perolehan nilai bobot tertinggi (0 358) selanjutnya diikuti perolehan

Pembahasan tentang profil agroekonomi tanaman pangan umurnnya men- cakup topik-topik: (1) keadaan geografi, (3) topografi, (3) iklim, (4) tanah, (5) jumlah dan struktur penduduk,

KEEMPAT Dengan berlakunya Keputusan Bupati ini maka Keputusan Bupati Bantul Nomor 11 F Tahun 2008 tentang Pembentukan Tim Penerbitan Tabloid/Majalah Sejada

dibungkus dalam kemasan yang mewah namun harganya cukup terjangkau, sehingga penulis ingin mengetahui bahwa apakah label halal, harga dan celebrity endorser juga menjadi

Dari persamaan menjelaskan bahwa konsentrasi larutan akan berbanding terbalik dengan nilai konduktifitasnya, hal tersebut terjadi karena dalam larutan yang pekat ion ion

Air pemadam kebakaran yang terkontaminasi harus dibuang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.. Tindakan