PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP
PENCEGAHAN ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI DI KLINIK
CAHAYA KELURAHAN PULO BRAYAN
DARAT KECAMATAN MEDAN TIMUR
TAHUN 2013
Friska Margareth Parapat
125102063
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PERNYATAAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP PENCEGAHAN ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI
TAHUN 2013
Karya Tulis Ilmiah
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam karya tulis ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2013
Yang Membuat Pernyataan
Friska Margareth Parapat
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP PENCEGAHAN ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI
DI KLINIK CAHAYA KECAMATAN MEDAN TIMUR TAHUN 2013
Abstrak
Friska Margareth Parapat
Latar Belakang: anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak memiliki cukup sehat sel darah merah. Sel darah merah menyediakan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Tingginya angka kematian ibu di Indonesia salah satu penyebabnya adalah rendahnya asupan zat besi pada ibu hamil, sehingga banyak terdapat angka kejadian anemia gizi besi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 24,5%.
Tujuan penelitian: adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi.
Metodologi: yang digunakan adalah metode bersifat deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil Trimester III yang berjumlah 50 orang Pengambilan sampel ini diambil dengan tekhnik total sampling. Penelitian ii di Klinik Cahaya Kelurahan pulo Brayan Darat Kecamatan Medan Timur. Waktu penelitian ini dimulai dari November 2012 sampai April 2013.
Hasil Penelitian: berdasarkan karakteristik responden Dari hasil penelitian ini mayoritas responden yang didapatkan pada umur 20-25 tahun sebanyak 24 orang ( 48%). Dari segi tingkat pendidikan formal mayoritas responden pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 23 orang (46%). Dari segi pekerjaan mayoritas pada ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga sebanyak 26 orang (52%). Dari pengetahuan terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi diperoleh dari 50 ibu hamil di Klinik Cahaya sebanyak 26 orang (52%) berpengetahuan cukup, berpengetahuan baik ada 14 orang (28%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 10 orang (20%). Berdasarkan sikap ibu hamil Trimester III sebanyak 43 orang (86%) bersikap baik, dan 7 orang (14%) bersikap kurang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan anemia defisiensi zat besi.
Kesimpulan: penelitian ini perlu adanya peningkatan asupan nutrisi zat besi ibu hamil berdasarkan pola makan sehat dan berimbang (4 sehat 5 sempurna).
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Trimester III terhadap Pencegahan Anemia
Defisiensi Zat Besi” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan pada Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat bimbingan, masukan
dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Chairuddin Lubis, DTH, Sp(A)K, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara dan selaku pembimbing yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan
Karya Tulis Ilmiah.
3. dr. Juliandi Harahap, MA selaku penguji I dalam sidang hasil Karya Tulis Ilmiah ini.
4. dr. Sarma N.Lumbanraja.Sp.OG (K) selaku penguji II dalam sidang hasil Karya Tulis
Ilmiah ini.
5. Nur Asnah Sitohang, S.kep, Ns, M.kep. selaku Ketua Program D IV Bidan Pendidik
6. Ibu yang telah memberi izin kepada penulis untuk meneliti di Klinik Bersalin Cahaya
Medan.
7. Seluruh staf dan dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
8. Ayahanda dan Ibunda yang penulis sayangi, dengan segenap kasih dan sayangnya telah
memberikan dukungan dan motivasi yang besar bagi penulis baik moril maupun materil
serta doa restu yang selalu menguatkan penulis selama mengikuti pendidikan dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Serta untuk sahabat-sahabat terbaik penulis Berry Prima Hutasoit, Ermi Witasano, Rotua
Lenawaty Tindaon, Ice Mayanti Sidabutar, dan seluruh teman-teman seperjuangan
Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU Medan T.A 2012/2013
dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak memberi
bantuan dan perhatian dalam menyelesaikan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi
maupun susunan bahasanya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, dalam
kesempatan ini penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dan
mudah-mudahan tulisan ini dapat berguna bagi penulis sendiri dan para pembaca khususnya,
semoga segala budi baik dari orang-orang yang peneliti sebut diatas mendapat berkat dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Medan, Juli 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR SKEMA……… v
DAFTAR TABEL………. vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Umum ... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1 Bagi Instansi ... 5
1.4.2 Bagi Pendidikan ... 5
1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 6
2.1 Pengetahuan (knowledge) ... 6
2.1.1 Pengertian ... 6
2.2 Sikap (attitude)………. 7
2.2.1 Pengertian ... 7
2.2.2Proses Terbentuknya Sikap ... 8
2.2.3 Komponen Pokok Sikap ... 8
2.2.4 Tingkatan Sikap ... 8
2.3 Kehamilan ... 9
2.3.1Pengertian masa kehamilan ... 9
2.4 Anemia Defisiensi Besi ... 10
2.4.1 Pengertian ... 10
2.4.2Penyebab Anemia ... 10
2.4.3 Gejala Anemia ... 11
2.4.4 Pencegahan Anemia Defisinesi Zat Besi ... 13
2.4.5 Waktu dan Cara Minum Tablet Tambah Darah yang benar….. 17
BAB III KERANGKA KONSEP ... 18
3.1. Kerangka Konsep ... 18
3.2 Defenisi Operasional ... 18
BAB IV METODE PENELITIAN ... 20
4.1 Desain Penelitian ... 20
4.2 Populasi Dan Sampel……… ... 21
4.2.1 Populasi ... 21
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21
4.3.1Lokasi Penelitian ... 21
4.3.2 Waktu Penelitian ... 21
4.4 Etika Penelitian ... 21
4.5 Instrumen Penelitian ... 22
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 24
4.6.1 Uji Validitas ... 24
4.6.2 Uji Reliabilitas……… 24
4.7 Prosedur Pengumpulan Data ... 25
4.8 Pengolahan Data……… 26
4.9 Analisa Data………... 26
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Hasil Penelitian 5.1.1Karakteristik Responden ... 28
5.1.2 Pengetahuan Responden Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi zat besi ... 30
5.1.3 Sikap Responden Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi .. zat besi ... 33
5.2 Pembahasan 5.2.1 Pengetahuan Responden Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi zat besi ... 34
5.2.2 Sikap Responden Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi .. zat besi ... 38
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... 40
6.2 Saran ... 41
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 18
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Responden Ibu Hamil Trimester III terhadap
PencegahanAnemia Defisiensi Zat besi di Klinik Cahaya Medan………...26
Tabel 5.2 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Ibu Hamil Trimester
III terhadap PencegahanAnemia Defisiensi Zat besi di Klinik Cahaya Medan…...27
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Hamil Trimester III terhadap
PencegahanAnemia Defisiensi Zat besi di Klinik Cahaya Medan………...27
Tabel 5.4 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III
terhadap PencegahanAnemia Defisiensi Zat besi di Klinik Cahaya Medan………28
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan antara Tingkat Umur dan Pengetahuan
Ibu Hamil Trimester III terhadap PencegahanAnemia Defisiensi Zat besi di Klinik
Cahaya Medan...29
Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan antara Tingkat Pendidikan Formal dan
PengetahuanIbu Hamil Trimester III terhadap PencegahanAnemia Defisiensi Zat besi di
Klinik Cahaya Medan………...30
Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan SikapIbu Hamil Trimester III terhadap
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 2.1 Proses Terbentuknya Sikap………. 8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembaran Permohonan menjadi Responden
Lampiran 2. Lembaran Persetujuan menjadi Responden
Lampiran 3. Kuesioner
Lampiran 4. Master Data Penelitian
Lampiran 5. Hasil Output Penelitian
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian
Lampiran 7. Surat Izin Pengambilan Data
Lampiran 8. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 9. Lembar Konsultasi
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP PENCEGAHAN ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI
DI KLINIK CAHAYA KECAMATAN MEDAN TIMUR TAHUN 2013
Abstrak
Friska Margareth Parapat
Latar Belakang: anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak memiliki cukup sehat sel darah merah. Sel darah merah menyediakan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Tingginya angka kematian ibu di Indonesia salah satu penyebabnya adalah rendahnya asupan zat besi pada ibu hamil, sehingga banyak terdapat angka kejadian anemia gizi besi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 24,5%.
Tujuan penelitian: adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi.
Metodologi: yang digunakan adalah metode bersifat deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil Trimester III yang berjumlah 50 orang Pengambilan sampel ini diambil dengan tekhnik total sampling. Penelitian ii di Klinik Cahaya Kelurahan pulo Brayan Darat Kecamatan Medan Timur. Waktu penelitian ini dimulai dari November 2012 sampai April 2013.
Hasil Penelitian: berdasarkan karakteristik responden Dari hasil penelitian ini mayoritas responden yang didapatkan pada umur 20-25 tahun sebanyak 24 orang ( 48%). Dari segi tingkat pendidikan formal mayoritas responden pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 23 orang (46%). Dari segi pekerjaan mayoritas pada ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga sebanyak 26 orang (52%). Dari pengetahuan terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi diperoleh dari 50 ibu hamil di Klinik Cahaya sebanyak 26 orang (52%) berpengetahuan cukup, berpengetahuan baik ada 14 orang (28%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 10 orang (20%). Berdasarkan sikap ibu hamil Trimester III sebanyak 43 orang (86%) bersikap baik, dan 7 orang (14%) bersikap kurang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan anemia defisiensi zat besi.
Kesimpulan: penelitian ini perlu adanya peningkatan asupan nutrisi zat besi ibu hamil berdasarkan pola makan sehat dan berimbang (4 sehat 5 sempurna).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangKehamilan berhubungan dengan perubahan fisiologis yang berakibat peningkatan
volume cairan dan sel darah merah serta penurunan konsentrasi protein pengikat nutrisi
dalam sirkulasi darah begitu juga dengan penurunan nutrisi mikro. Pada kebanyakan
negara berkembang, perubahan ini dapat di perburuk oleh kekurangan nutrisi dalam
kehamilan yang berdampak pada defisiensi nutrisi mikro seperti anemia yang dapat
berakibat fatal pada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. (Miyata, 2010).
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah
sel darah merah dibawah normal yang dipatok untuk perorangan. Anemia gizi adalah
keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah lebih rendah dari nilai
normal sebagian akibat dari defisiensi besi.
( Arisman, 2007).
Ibu hamil sering terjadi kekurangan zat besi di karenakan janin memerlukan sejumlah
besar besi utnuk pertumbuhan selama masih di dalam kandungan. Defisiensi besi dapat
menyebabkan bayi berat lahir rendah dan persalinan prematur. (Proverawati, 2011)
Menurut World Health Organization (WHO) (2005) melaporkan bahwa terdapat 52%
ibu hamil mengalami anemia di negara berkembang. Di Indonesia (Susenas dan Survei
Depkes-Unicef) dilaporkan bahwa dari sekitar 4 juta ibu hamil, separuhnya mengalami
anemia gizi dan satu juta lainnya mengalami kekurangan energi kronis. (Budiarni.W, 2012)
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) prevalensi anemia pada ibu hamil
Trimester III di Indonesia sebesar 24,5%. Hasil survey anemia pada ibu hamil di 15
kabupaten/kota Jawa Tengah tahun 2007 menunjukkan prevalensi anemia pada ibu hamil
sebesar 57,7%. ( Fatimah.H, 2011).
Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir harus melalui jalan
yang terjal. Terlebih kala itu dikaitkan dengan target Millenium Development Goals
(MDGs) 2015, yakni menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup, dan angka kematian bayi (AKB) menjadi 23 per 100.000 kelahiran hidup
yang harus dicapai. Waktu yang tersisa hanya tinggal dua tahun ini, tidak akan cukup
untuk mencapai sasaran itu tanpa upaya-upaya yang luar biasa.(Direktorat Bina
Kesehatan Anak, 2012).
Lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan,infeksi, eklampsi, partus lama
dan komplikasi abortus.Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia,
sebanyak 51% menurut Survey Kesejahteraan Rumah Tangga tahun 1995, Kekurangan
Energi protein (KEP) dan Kekurangan Energi Kalori sebanyak 4,8 % menurut sensus
tahun 2000. Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat
kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi dalam program-program kesehatan. Terutama
pada ibu dalam masa kehamilan. (Sulistyawati, 2009).
Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas sumber daya
manusia masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat di tentukan kondisinya di
ibu hamil baik, maka janin yang dikandungnya akan baik juga dan kesehatan ibu sewaktu
melahirkan akan terjalin. Sebaliknya jika kesehatan dan status gizi ibu hamil kurang baik
(anemia) maka akan berakibat janin lahir mati atau BBLR.(Waryana, 2010)
Besarnya angka kejadia anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%,
trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%. Hal ini disebabkan karena pada
trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi
menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga
ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen
dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah.(Tari, 2012)
Pengetahuan dan sikap seorang ibu hamil sangat berpengaruh terhadap perkembangan
janinnya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan respon yang masih tertutup
terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi
yang bersangkutan (senang tidak senang, setujutidak setuju,dan sebagainya).
(Notoatmodjo, 2007).
Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengetahui pengetahuan dan
sikap ibu hamil trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan dan sikap ibu
hamil trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi Klinik Cahaya
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III terhadap
pencegahan anemia defisiensi zat besi di Klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat
Medan Kec.Medan Timur
1.3.2 Tujuan Khusus
A. Mengetahui Karakteristik ibu hamil Trimester III terhadap pencegahan anemia
defisiensi zat besi Klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat Medan Kec.Medan Timur
B. Mengetahui pengetahuan ibu hamil trimester III terhadap pencegahan anemia
defisiensi zat besi Klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat Medan Kec.Medan Timur
C. Mengetahui sikap ibu hamil trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi
1.4 Manfaat Penelitian
A. Bagi Pelayanan Kebidanan
Sebagai bahan informasi bagi bidan di Klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat Medan
Kec.Medan Timur dalam peningkatan antisipasi pencegahan anemia defisiensi zat
besi khususnya pada ibu hamil trimester III.
B. Bagi Pendidikan Kesehatan
Hasil penelitian ini, sebagai proses belajar dalam penerapan ilmu pengetahuan yang
di peroleh selama perkuliahan di Program D IV Bidan Pendidik di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
C. Bagi Penelitian Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai data dasar bagi peneliti selanjutnya yang
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Pengetahuan (knowledge)2.1.1 Pengertian
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca
inderanya. Pengetahuan sangat berbeda dengan kepercayaan (beliefs), takhyul, dan
penerapan-penerapan yang keliru (misinformation). Menurut Bruner, proses pengetahuan
tersebut melibatkan tiga aspek, yaitu proses mendapatkan informasi, proses transformasi,
dan proses evaluasi. Informasi baru yang didapat merupakan merupakan pengganti
pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau sebagai penyempurnaan
informasinya. Proses transformasi adalah: proses memanipulasi pengetahuan agar sesuai
dengan tugas-tugas yang baru. (Notoatmodjo, 2005).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang termasuk ke dalam kognitif mempunyai enam tingkatan
(Notoatmodjo, 2005) yaitu:
1. Tahu (know).
Tahu diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali (recall) materi yang telah
dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh rangsangan yang telah di terima.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang
3. Aplikasi (application).
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen yang masih saling terkait dan masih dalam suatu struktur
organisasi tersebut.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi diartikan sebagai ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
2.2 Sikap (attitude) 2.2.1 Pengertian
Sikap adalah respon yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek tertentu,
yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak
senang, setuju-tidak setuju,dan sebagainya). Menurut Campbell(1950) mendefenisikan
sangat sederhana, yakni: “An individual’s attitude is syndrome of response consistency
with regard to object.” Jadi, sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam
merespon stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian
2.2.2 Proses Terbentuknya Sikap
Stimulasi proses stimulus reaksi tingkah laku (terbuka)
Skema 2.1 Proses Terbentuknya Sikap
Rangsangan (stimulasi) yang di berikan kepada organisme dapat di terima atau di
tolak. apabila stimulus itu di tolak berarti stimulus itu tidak efektif dalam mempengaruhi
individu dan berhenti disini. Tetapi apabila stimulasi di terima oleh organisme berarti ada
perhatian dari individu dan stimulasi itu efektif. Apabila stimulasi telah mendapat
perhatian dari organisasi (diterima), maka ia mengerti stimulasi ini dan dilanjutkan pada
proses berikutnya, setelah itu organisme mengolah stimulasi sehingga terjadi kesediaan
untuk bertindak dari stimulasi yang telah di terimanya. (Notoatmodjo, 2003).
2.2.3 Komponen Pokok Sikap
Menurut Alport (1954) sikap terdiri dari 3(tiga) komponen pokok
(Notoatmodjo,2005) yaitu:
a. Kepercayaan/keyakinan,ide, dan konsep terhadap suatu objek.
b.Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap suatu objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude), dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan
emosi memegang peranan penting.
2.2.4 Tingkatan Sikap
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan
(Notoatmodjo , 2007) yaitu: 1. Menerima(receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek).
2. Merespon (responding)
Merespon diartikan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (valuing)
Menghargai adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
2.3 Kehamilan
2.3.1 Pengertian masa kehamilan
Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila di hitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9
bulan menurut kalender Internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana
trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua berlangsung 15 minggu (
minggu ke 13 hingga ke 27) dan trimester ke tiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke
40). (Sarwono, 1998).
Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan
sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim seorang wanita. Kehamilan
merupakan masa kehidupan yang penting. Dimana masa ini ibu harus mempersiapkan
diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. (Waryana, 2010).
2.4 Anemia Defisiensi Besi 2.4.1 Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak memiliki cukup sehat sel darah
merah. Sel darah merah menyediakan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Anemia
defisiensi zat besi adalah penurunan jumlah sel darah merah dalam darah yang
disebabkan oleh zat besi yang terlalu sedikit. Besi merupakan komponen utama dari
hemoglobin dan penting untuk fungsi yang tepat. Kehilangan darah kronis karena alasan
apapun adalah penyebab utama kadar zat besi yang rendah dalam tubuh karena
menghabiskan simpanan besi tubuh untuk mengkompensasi hilangnya zat besi yang
Kebutuhan besi total lebih dari 1000 mg secara khusus pada trimester II dan III
kehamilan yang setara dengan absorpsi besi 6 mg/hari pada ibu yang pada awal
kehamilannya tidak mempunyai simpanan besi ataupun mempunyai cadangan besi yang
kecil. Meskipun 450 mg besi digunakan untuk produksi sel darah merah, namun sebagian
besar digunakan untuk memperbesar simpanan besi setelah melahirkan bila volume sel
darah merah menurun. Status besi setelah melahirkan juga meningkat dengan
berkurangnya besi yang hilang, yaitu kurang dari 0,3 mg/hari keluar melalui Air Susu Ibu
dan haid yang jarang terjadi pada ibu-ibu selama menyusui beberapa bulan setelah
melahirkan.(Aritonang.E, 2010).
Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan
meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel
darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin.
Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan darah.
Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali
lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. (Tari, 2012).
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan
produksi eritropoietein. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah
(eritrosit) meningkat. Namun peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang
lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi peningkatan
konsentrasi hemoglobin(Hb) akibat hemodilusi. Anemia secara praktis di definisikan
sebagai kadar Ht, konsntrasi Hb atau hitung eritrosit dibawah normal. Pada umumnya ibu
hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobin dibawah 11gr/dlpada trimester ketiga atau
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil mempunyai dampak buruk, baik pada
ibunya maupun terhadap janinnya. Ibu hamil dengan anemia berat lebih memungkinkan
terjadinya partus premature dan memiliki berat badan lahir rendah serta dapat
meningkatkan kematian perinatal. Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara
berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakkan anemia pada
kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang
keduanya saling berinteraksi. Mengingatnya besarnya dampak buruk dari anemia
defisiensi besi pada wanita hamil dan janin, maka perlu perhatian yang cukup dan dengan
diagnose yang cepat serta pelaksanaan yang tepat komplikasi dapat diatasi serta akan
mendapat prognosa yang lebih baik. (Miyata,2010).
2.4.2 Penyebab Anemia
Anemia mempunyai beberapa penyebab (Manuaba ,2002) yaitu:
a. Anemia Defisiensi Besi
Defisiensi besi (iron deflection), eritropoesin defisiensi (iron deficient erythropoesis).
b. Anemia karena infeksi
Infeksi karena cacing tambang, infeksi malaria, infeksi HIV
c. Anemia karena kekurangan asam folat
Megaloblastik anemia, gangguan proses pembentukan eritrosit, asam folate makanan
kurang karena makanan terlalu lama di rebus, dan memanaskan makanan yang
berulang.
d. Anemia kelainan hemoglobin
Siklus sel anemia, talasemia anemia.
Gejala-gejala anemia menurut WHO (Manuaba,2002) dapat dilihat sebagai berikut:
1. Apabila Hb kurang dari 11 gr%
- Pusing, cepat lelah, prestasi kerja menurun
2. Apabila Hb kurang dari 8 gr%
- Tampak pucat, pusing, nyeri di dada, sukar bernafas
Anemia gizi besi yang berkelanjutan semakin parah akan mempengaruhi
struktur dan fungsi epitel, terutama lidah,kuku, mulut dan lambung, timbul rasa sakit
pada tenggorokan saat menelan.
2.4.4 Pencegahan Anemia Defisinesi Zat Besi
Pada saat ibu hamil mempunyai kebutuhan yang sangat banyak yang diperlukan
untuk proses perkembangan janin yang didalam kandungannya. Pada saat ibu hamil harus
makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti
makanan yang mahal harganya. Gizi pada waktu hamil harus di tingkatkan hingga 300
kalori perhari, ibu seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat
besi dan minum cukup cairan(menu seimbang)
a. Energi
Kehamilan yang sehat pada ibu dan janin dapat diperoleh dengan gizi yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Energi adalah faktor penentu gizi yang utama
untuk pertambahan berat badan kehamilan meskipun kekurangan zat gizi tertentu dapat
menghambat pertambahan berat badan tersebut.(Evawany,2010).
Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikkan berat badan sebesar 11-13 kg.
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari atau sekitar 15 %
Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak. Karbohidrat dapat di peroleh
dari beras,jagung,ubi,kentang, dan lain-lain. Sumber lemak terdiri dari lemak nabati dan
lemak hewani. Sumber lemak nabati dapat diperoleh dari minyak kelapa sawit,minyak
sayur dan margarine sedangkan dari lemak hewani dapat diperoleh dari mentega, susu
dan keju. (Huliana.M, 2007).
b. Protein
Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah kehamilan yaitu untuk
pertumbuhan janin, uterus, plasenta selain itu untuk pertumbuhan payudara dan sirkulasi
ibu (protein plasma, hemoglobin). Protein yang dianjurkan adalah protein hewani seperti
daging, susu, telur, dan ikan. .(Kusmiyati.Y, 2008).
Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein. Seperti halnya energi, protein
wanita hamil lebih banyak dari kebutuhan wanita normal. Kebutuhan protein yang
dianjurkan sekitar 80 gram/hari. Dari jumlah tersebut sekitar 70 % dipakai untuk
kebutuhan janin dalam kandungan. Protein dibutuhkan untuk membentuk plasenta,
menambah unsur-unsur cairan darah, terutama hemoglobin dan plasma.sumber protein
antara lain: ikan, udang,daging, hati, telur, susu, tahu, tempe kacang hijau, dan lain-lain.
(Huliana.M, 2008).
c. Zat Besi
Tubuh mengalami perubahan yang signifikan saat hamil. Jumlah darah dalam tubuh
meningkat sekitar 20%-30% sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi
dan vitamin untuk membuat hemoglobin. Ketika hamil, tubuh membuat lebih banyak
tidak hamil. Jika tubuh tidak memiliki cukup zat besi, tubuh tidak dapat membuat sel-sel
darah merah yang dibutuhkan untuk membuat darah yang lebih banyak. (Proverawati.A,
2011).
Di Indonesia, pil besi yang digunakan dalam suplemen zat besi adalah ferrous sulfat.
Senyawa ini tergolong murah dan dapat di absorpsi sampai 20%. Kendala utama dalam
suplemen zat besi ini adalah kesulitan dalam mematuhi untuk meminum pil karena
kurangnya kesadaran akan pentingnya masalah anemia defisiensi besi.
Akibat dari meminum pil besi ini terdapat pada saluran pencernaan seperti mual,
muntah, konstipasi, dan diare. Namun frekuensi efek samping ini tergantung pada dosis
zat dalam pil, semakin tinggi dosis yang diberikan maka kemungkinan efek samping akan
semakin besar.
Departemen Kesehatan telah melaksanakan program penanggulangan anemia gizi
besi dengan membagikan Tablet Tambah Darah (TTD) kepada ibu hamil sebanyak 1
tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. (Depkes RI,
1995). Agar penyerapan besi dapat maksimal, dianjurkan minum tablet zat besi dengan
air minum yang sudah dimasak. Vitamin C, vitamin A, Zn, asam folat juga dapat
meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain dari mengkonsumsi
makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan
sumber zat besi biasanya merupakan sumber vitamin A.(Waryana, 2010).Program
suplemen zat besi lebih efektif dengan penambahan vitamin A karena meningkatkan
pemanfaatan besi untuk membentuk hemoglobin
Kalsium semakin dibutuhkan ibu hamil saat memasuki trimester kedua dan ketiga
kehamilan. tetapi pada trimester awal ibu juga di anjurkan untuk mengkonsumsi kalsium
untuk pembentukan tulang dan gigi janin. Kebutuhan sekitar 1200 mg per hari (sama
dengan mengkonsumsi 2 gelas susu) jauh lebih banyak dibanding kebutuhan kalsium
selama tidak hamil yang hanya 1000 mg perhari.
Ada banyak sumber kalsium diantaranya, telur, susu, ikan teri,ikan salmon, sarden,
sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan. Bila kebutuhan kalsium tidak terpenuhi, janin
akan mengambil cadangan kalsium dari tulang ibu. Akibatnya rangka tulang ibu cepat
rapuh karena terjadi demineralisasi dan ibu akan mengalami pengeroposan tulang dini.(
Miyata,2010).
E. Asam folat
Asam folat termasuk kelompok vitamin B yang disarankan dikonsumsi semenjak
persiapan atau sebelum kehamilan karena pembentukan saraf pusat akan dimulai di awal
kehamilan. tjumlah yang diperlukan selama kehamilam adalah 600 mikrogram/hari.
Sumber asam folat antara lain sayur-sayuran , gandum, dan buah-buahan. (Miyata, 2010).
F. Vitamin
Vitamin B6 digunakan untuk mendukung pembentukan sel darah merah,
kesehatan gigi dan gusi. Sumber makanan yang mengandung vitamin B6 antara lain
gandum, jagung, hati dan daging. Vitamin B12 juga diperlukan oleh tubuh ibu selama
hamil untuk mendukung pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf.
(Huliana.M,2007).
Zat gizi yang sangat berperan dalam meningkatkan absorbsi zat besi adalah vitamin
lipat,buah-buahan segar dan sayur-sayuran merupakan sumber utama vitamin C. Namun perlu
diingat vitamin C di dalam bahan makanan, konsumsi bahan pangan yang menghambat
absorbsi besi harus di kurangi seperti teh yang mengandung tannin. Jika di konsumsi
bersama-sama pada saat makan akan mengurangi penyerapan zat penghambat fitat dan
fosfat yang banyak terdapat pada kalsium dan serat dalam bahan makanan
(Wirakusumah,2002).
Vitamin K dibutuhkan untuk mencegah terjadinya perdarahan di saat proses
persalinan nanti agar proses pembekuan darah berlangsung normal. Pada umumnya,
kebutuhan makanan bagi ibu hamil untuk tiap trimester berbeda-beda. Hal ini
berhubungan dengan kondisi ibu pada trimester tersebut. Pada kehamilan trimester
pertama umumnya nafsu makan ibu berkurang, sering timbul rasa mual dan muntah. Pada
kondisi ini ibu harus tetap berusaha makan agar janin dapat tumbuh dengan baik.
(Huliana.M, 2007)
f. Mobilisasi dan body mekanik
Ibu hamil tidak boleh melakukan kegiatan dan aktifitas fisik biasa selama tidak terlalu
melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan seperti menyapu, mengepel, masak
dan mengajar. Semua pekerjaan tersebut harus sesuai dengan kemampuan ibu hamil
tersebut dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Dengan pola istirahat yang teratur
dapat menghindarkan ibu untuk terjadinya anemia. (Kusmiyati.Y, 2008).
g. Selalu menjaga kebersihan diri dan mengenakan alas kaki setiap hari.
Pada ibu hamil dengan rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama
kesehatan, serta makan makanan yang bergizi seimbang dengan porsi 3x sehari dengan
porsi yang lebih banyak.(Waryana, 2010).
2.4.5 Waktu dan Cara Minum Tablet Tambah Darah yang benar
Penyerapan besi dapat maksimal apabila saat minum tablet atau sirup zat besi dengan
memakai air minum yang sudah dimasak. Selain itu tablet besi sebaiknya diminum pada
malam hari setelah makan sebelum tidur untuk mengurangi efek mual. Tablet zat besi
baik di konsumsi jika bersamaan dengan vitamin C untuk membantu penyerapan dari zat
besi ini. Tablet Zat besi sebaiknya tidak dikonsumsi dengan teh atau kopi karena dapat
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Konsep adalah merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan
member landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya.
Kerangka konsep harus didukung landasan teori yang kuat serta ditunjang oleh informasi
yang bersumber pada berbagai laporan ilmiah, hasil penelitian, jurnal penelitian, dan
lain-lain. Tidak semua penelitian terdapat hipotesis, jika penelitiannya bersifat deskriptif,
maka tidak perlu hipotesis tetapi bila sifatnya analitis maka perlu dilakukan hipotesis
(Hidayat, 2010).
Adapun variabel – variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini,dapat dilihat dalam
bagan berikut :
Skema 3.1 Kerangka Konsep 3.2 Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau Pengetahuan Ibu
Hamil Trimester III
Sikap Ibu Hamil trimester III
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional
ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedngkan cara
pengukuran merupakan cara di mana variabel dapat diukur dan ditentukan
karekteristiknya (Hidayat, 2010).
Tabel 3.2 Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi
Operasional Alat ukur
Cara di ketahui oleh ibu hamil trimester III
1. Baik: bila responden memperoleh skor > 14 dari 20 pertanyaan. 2. Cukup: bila responden
memperoleh skor 8-13 dari 20 pertanyaan. 3. Kurang : bila responden
memperoleh skor < 7 dari 20 pertanyaan.
Kuesioner Dengan
BAB IV
METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dan
pendekatan cross sectional untuk menunjukkan pengetahuan dan sikap ibu hamil
Trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi di Klinik Cahaya Kel.Pulo
Brayan Darat Medan Kec.Medan Timur
4.2 Populasi dan sampel 4.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2003).
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil Trimester III yang berkunjung ke
Klinik Cahaya Medan Tahun 2012. Dari data yang didapat selama 2 bulan terakhir
(November – Desember 2012), jumlah keseluruhan ibu hamil Trimester III yang
berkunjung untuk memeriksakan kehamilannya adalah 50 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang jumlahnya di tetapkan berdasarkan populasi
yang dapat mewakili populasi untuk di jadikan sumber informasi yang menggunakan
Menurut Arikunto (2006) sekedar perkiraan maka apabila subjeknya kurang dari 100,
lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Berdasarkan pendapat diatas maka penulis mengambil seluruh populasi untuk di jadikan
sampel. Sampel yang digunakan adalah semua ibu hamil Trimester III yang
memeriksakan kehamilan di Klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat Medan Kec.Medan
Timur
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di klinik Cahaya yang merupakan tempat bidan bekerja dan memberikan pelayanan kebidanan pada ibu hamil. Pemilihan lokasi ini berhubungan
peneliti mendapat kemudahan akses terhadap Klinik Cahaya dan jumlah Ibu Hamil
Trimester III banyak yang memeriksakan ke klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat Medan
Kec.Medan Timur
4.3.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian di hitung sejak dilakukan penelitian yaitu bulan November 2012 sampai pada bulan April 2013.
4.4 Etika Penelitian
Penelitian ini menggunakan objek manusia sebagai objek penelitian, untuk itu
hakikatnya sebagai manusia harus dilindungi dengan memperhatikan prinsip-prinsip dan
pertimbangan etik yaitu responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah ia
bersedia menjadi subjek atau tidak tanpa ada sangsi apapun, tidak menimbulkan
penderitaan bagi responden, dalam hal ini peneliti juga memberi penjelasan dan informasi
secara lengkap dan rinci serta tanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada
responden. Responden juga harus diperlakukan secara baik sebelum, selama, dan sesudah
ada prinsip-prinsip etik yang meliputi : Informed consent yaitu lembar persetujuan yang
diberikan dan ditanda tangani oleh responden yang akan di teliti di sertai judul penelitian
dan manfaat penelitian. Bila responden menolak maka peneliti tidak dapat memaksa dan
tetap menghormati hak-hak responden.
4.5 Instrumen Penelitian
Peneliti menggunakan instrumen penelitian yaitu kuesioner yang disusun sendiri
oleh peneliti dengan berpedoman pada kerangka konsep dan tinjauan pustaka. .
Kuesioner di bagi atas 2 bagian yaitu:
1. Identitas responden berisi nomor responden, umur, pekerjaan
2. Kuesioner pengetahan ibu hamil trimester I terhadap pencegahan anemia
defisiensi zat besi
1. Kuesioner data pengetahuan
Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 10 (sepuluh), dengan bentuk pertanyaan tertutup
yang terdiri dari pilihan jawaban benar salah. Jika jawaban benar maka diberi nilai satu
(skor = 1), dan jika jawaban salah maka diberi nilai nol (skor = 0). Penilaian yang
digunakan tersebut ialah menurut Guttman.
P merupakan panjang kelas (i), R adalah rentang merupakan skor terbesar, skor terendah,
banyak kelas merupakan banyaknya kelompok / lebar interval yang terdiri dari 3 (tiga)
kelas yakni, baik, cukup dan kurang. Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan,
menentukan skor tertinggi dan terendah.
Skor tertinggi = 20
Skor terendah = 0
a. Menentukan nilai rentang (R)
Rentang = Skor tertinggi – skor terkecil
= 20 – 0
= 20
b. Menentukan panjang kelas (i)
Panjang kelas (i) = Rentang
c. Untuk menentukan kategori pengetahuan adalah sebagai berikut :
1. Kategori kurang : kurang dari 6,6 (jika responden menjawab 0 – 7 pertanyaan dengan
benar)
2. Kategori cukup : 6,6 - 13,3 (jika responden menjawab 8 – 13 pertanyaan dengan benar)
3. Kategori baik : lebih dari 13,3 (jika responden menjawab 14 – 20 pertanyaan dengan
benar)
3. Kuesioner Data Sikap
Bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap ibu nifas terhadap kunjungan masa
nifas, yang terdiri dari 10 pertanyaan. Aspek pengukuran sikap dilakukan berdasarkan
jawaban responden dari semua pertanyaan sikap yang diberikan terdiri dari empat
kategori yaitu, Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju
(STS). Skor yang diperoleh yaitu jika menjawab Sangat Setuju (SS) bernilai 4, Setuju (S)
bernilai 3, Tidak Setuju (TS) bernilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 1. Total
skor diperoleh nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 40.
Kelas Banyak
Rentang P=
Ket : P = Panjang kelas interval
Rentang = Nilai tertinggi – Nilai terendah
Banyak Kelas = Jumlah kategori
Di mana diketahui skor maksimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban tertinggi
dikali jumlah pernyataan (4x10) dan skor minimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban
terendah dikali jumlah pernyataan (1x10). Rentang kelas sebesar 30 dan banyak kelas
sebanyak 2 kelas maka didapatkan panjang kelas sebesar 15. Jika skor maksimum adalah
40 dan skor minimum adalah 10 dapat dikategorikan :
a. Positif : apabila mendapat skor : 26-40 (>50%)
b. Negatif : apabila mendapat skor : 10-25 (<50%)
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.6.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mengukur aspek yang perlu diukur. Semakin tinggi validitas suatu alat test tersebut
semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur
(Notoatmodjo, 2010).
Sebelum mengumpulkan data, harus dilakukan uji coba dengan cara menguji validitas
dengan uji validitas dan dikonsultasikankan kepada dosen pembimbing Febrina
penelitian yang di content validity pada pertanyaan pengetahuan dan sikap ibu hamil
trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besidengan valid nilai CVI
(Content Validity Index) adalah 0,95.
4.6.2 Uji Realibitas
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau
kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan
(Nursalam, 2008). Setelah pertanyaan dinyatakan valid, analisa selanjutnya adalah uji
reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach. Dalam uji reliabilitas
sebagai nilai r hasil adalah nilai Alpha. Dengan ketentuan bila nilai r Alpha > konstanta
(0,6) maka instrumen tersebut reliabel (Riyanto, 2009). Uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan rumus Cronbach’s alpha. Uji reliabilitas dilakukan pada 10 orang sampel
yang mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel penelitian.. Nilai koefisien
dikatakan reliabel apabila koefisien alpha ≥ 0,7.
4.7 Prosedur Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data berupa data primer yang diperoleh dari kuesioner yang
dibuat sendiri oleh penulis berdasarkan dalam beberapa pertanyaan yang ada, kuesioner
diisi langsung oleh responden saat itu juga dan setelah kuesioner selesai diisi,
dikumpulkan kembali.
Beberapa prosedur yang dilaksanakan pada pengumpulan data ini adalah:
-Mendapatkan surat permohonan melakukan penelitian dari Ketua Program studi D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan –USU
-Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Klinik Cahaya Kec.Pulo Brayan
Darat Medan
-Peneliti melakukan pendekatan kepada responden dan menjelaskan tujuan penelitian
-Peneliti menanyakan kesediaan calon responden, calon responden yang bersedia menjadi
responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan.
-Responden di persilahkan untuk menjawab semua pertanyaan yang di ajukan peneliti
dalam kuesioner setelah di beri penjelasan tentang tata cara pengisian kuesioner.
-Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi responden kemudian meemriksa kelengkapan
data yang terkumpul pada kuesioner dan bila terdapat kesalahan dan kekurangan data
maka di perbaiki dan dilengkapi dengan menggunakan pendataan ulang.
4.8 Pengolahan Data
Data di peroleh secara manual dengan langkah-langkah pengolahan data, yaitu:
a. Editing
Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang terkumpul, bila terdapat kesalahan dan
kecurangan dalam pengumpulan data akan di perbaiki dengan pemeriksaan yang
dilakukan pendataan ulang.
b. Coding
Data yang telah di ubah kedalam kode atau angka nama responden berubah menjadi
kode angka
c. Tabulating
Menghitung data telah lengkap, sesuai dengan variabelnya masing-masing kemudian
di sajikan dalam distribusi frekuensi.
4.9 Analisa Data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat data yang telah terkumpul
dan masing-masing jawaban responden ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi,
kemudian di cari besarnya persentase untuk masing-masing jawaban responden.
Skala ukur yang di gunakan adalah interval (Ghuttman) dengan 20 pertanyaan yang
terdiri dari 2 pilihan jawaban. Bila responden menjawab dengan benar, maka di beri nilai
1 dan salah diberi nilai 0. Dari total seluruh jawaban responden atas 20 pertanyaan
tersebut diperoleh total skor tertinggi, yaitu 20.
a. Baik, jika total skor jawaban ibu > 75% atau dengan interval (>14)
b. Cukup, jika total skor jawaban ibu 40%-75% atau dengan interval (8-13)
c. Kurang, jika total skor jawaban ibu < 40% atau dengan interval (<7).
Sikap terdiri dari 10 pernyataan (7 pernyataan positif dan 3 pernyataan negative)
dengan 5 pilihan jawaban. Pengukuran ini berdasarkan skala interval (likert) yaitu:
Tabel 4.1 Aspek Pengukuran Sikap Pernyataan Positif skor Pernyataan
Negatif
Skor
Setuju 4 Sangat Setuju 1
Sangat setuju 3 Setuju 2
Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3
Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 4
Selanjutnya variabel sikap diinterpretasikan secara keseluruhan dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Angka 0-25%: Sangat Tidak Setuju
2. Angka 26-50% : Tidak Setuju
3. Angka 51-75% : Setuju
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi umur dan pendidikan yang bertujuan sebagai bahan
perbandingan terhadap seberapa besar persentase pengetahuan dan sikap responden mengenai
anemia defisiensi zat besi.
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Umur F %
< 20 Tahun 20-35 tahun >35 tahun
13 29 8
26.0 58.0 16.0
Total 50 100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui ibu hamil Trimester III yang berumur 20-35 tahun
paling banyak yaitu 29 orang ( 58 % ), berumur kurang dari 20 tahun sebanyak 13 orang (26%)
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui ibu hamil yang berpendidikan SMP lebih banyak yaitu
23 orang (46 %), berpendidikan SMA sebanyak 17 orang ( 34%), berpendidikan SD ada
sebanyak 6 orang (12%), dan 6 orang berpendidikan DIII/S1 ada sebanyak 4 orang (8 %).
Tabel 5.2
Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal
Pendidikan F %
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat sebagian besar responden tidak bekerja, atau hanya
sebagai ibu rumah tangga saja yaitu sebanyak 26 orang (52%), sedangkan respnden yang bekerja
sebagai Pegawai Negri sebanyak 4 orang ( 8%).
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Total 50 100.0
5.1.2 Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia Defisiensi Zat Besi
Pada variabel ini secara umum diukur melalui seberapa jauh yang diketahui ibu mengenai
pengertian, penyebab, dan pencegahan jenis anemia defisiensi zat besi. Secara jelas dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 5.4
Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan
PENGETAHUAN F %
Baik Cukup Kurang
14 26 10
28.0 52.0 20.0
Total 50 100.0
Tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu mengenai cara pencegahan anemia
defisiensi zat besi berpengetahuan cukup ada 26 orang (52%), pengetahuan baik ada sebanyak 14
Bila dilihat Tabel 5.5 dari latar belakang tingkat umur ibu menunjukkan dari 24 orang
(48%) yang berumur antar 20-25 tahun, sebanyak 13 orang (54,2%) berpengetahuan cukup
tentang pencegahan anemia defesiensi zat besi. sebanyak 6 orang (25%), berpengetahuan baik
dan sebanyak 5 orang (20,8%) yang berpengetahuan kurang mengenai pencegahan anemia
defisiensi zat besi.
Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan antara Tingkat Umur dan Pengetahuan
Tingkat Umur Tingkat Pengetahuan Total Baik Cukup Kurang
F % F % F % F %
< 20 tahun 2 4.0 7 14.0 4 8.0 13 26.0
20-35 tahun 9 18.0 17 34.0 3 6.0 29 58.0
> 35 tahun 3 6.0 2 4.0 3 6.0 8 16.0
Berdasarkan tabel 5.6 ini diketahui sebanyak 23 orang berpendidikan SMP sebanyak 20
orang (40%) berpengetahuan cukup tentang pencegahan anemia defisiensi zat besi, sebanyak 2
orang (4%) berpengetahuan baik dan 1 orang (2%) yang berpengetahuan kurang.
Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan antara Tingkat Pendidikan Formal dan Pengetahuan
Tingkat
Distribusi Responden Berdasarkan antara Tingkat Pekerjaan dan Pengetahuan
Total 14 28.0 26 52.0 10 20.0 50 100.0
Berdasarkan tabel 5.7 diketahui pekerjaan responden sebagian besar memiliki
pengetahuan cukup adalah tidak bekerja atau ibu rumah tangga sebanyak 11 orang (22.0),
sebanyak 7 orang (14.0) memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 8 orang berpengetahuan
kurang mengenai pencegahan anemia defisiensi zat besi.
5.1.3 Sikap Ibu Hamil Trimester III tentang Anemia Defisiensi Zat Besi
Sikap ibu hamil dalam penelitian ini berupa respon yang diberikan ibu terhadap
gambaran tindakan yang ada kaitannya dengan upaya preventif ibu hamil Trimester III agar
terhindar dari masalah anemia defisiensi zat besi.
Tabel 5.8
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
SIKAP F %
Baik
Kurang
43
7
86
14
Total 50 100.0
Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas ibu mempunyai sikap positif/baik mengenai
hal yang berkaitan dengan pencegahan anemia defisiensi zat besi yaitu ada sebanyak 43 orang
Tabel 5.9
Distribusi Responden Berdasarkan antara Tingkat Umur dan Sikap
Tingkat Umur Sikap Total
Baik Kurang
F % F % F %
< 20 tahun 10 20.0 3 6.0 13 26.0
20-35 tahun 25 50.0 4 8.0 29 58.0
>35 tahun 8 16.0 0 0.0 8 16.0
Total 43 86.0 7 14.0 50 100.0
Berdasarkan tabel 5.9 diketahui sebagian besar umur ibu mempunyai sikap positif/baik
mengenai hal berkaitan dengan pencegahan anemia defisiensi zat besi yaitu 20-35 tahun
sebanyak 25 orang( 50.0) dan sebanyak 4 orang (8.0) mempunyai sikap kurang.
Tabel 6.0
Distribusi Responden Berdasarkan antara Tingkat Pendidikan dan Sikap
Tingkat Pendidikan
Sikap Total
Baik Kurang
F % F % F %
SD 2 4.0 4 8.0 6 12.0
SMP 21 42.0 2 4.0 23 46.0
SMA 16 32.0 1 2.0 17 34.0
DIII/S1 4 8.0 0 0.0 4 8.0
Berdasarkan tabel 6.0 diketahui sebagian besar ibu mempunyai sikap positif/baik
mengenai pencegahan anemia defisiensi zat besi yaitu pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 21
orang (42.0) dan sebanyak 2 orang (4.0) mempunyai sikap kurang.
Tabel 6.1
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Sikap
Tingkat Pekerjaan Sikap Total
Baik Kurang
F % F % F %
Ibu Rumah Tangga 21 42.0 5 10.0 26 52.0
Karyawan 10 20.0 0 0.0 10 20.0
Wiraswasta 8 16.0 2 4.0 10 20.0
PNS 4 8.0 0 0.0 4 8.0
Total 43 86.0 7 14.0 50 100.0
Berdasarkan tabel 6.1 dilihat dari latar belakang pekerjaan responden sebagian besar
memiliki sikap baik pada ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga sebanyak 21 orang
(42.0), sebanyak 5 orang (10.0) bersikap kurang terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui, bahwa sebagian besar umur responden antara 20-25
tahun yaitu sebanyak 24 orang (48%). Menurut Anderson (1975) yang dikutip Azhari
menyatakan umur merupakan salah satu bagian yang dimiliki seseorang yaitu faktor yang dapat
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui umur ibu yang berpengetahuan cukup sebagian besar
umur 20-25 tahun sebanyak 13 orang (54,2%), sebanyak 6 orang (25%) berpengetahuan baik dan
berpengetahuan kurang ada sebanyak 5 orang ( 20,8%).
Dengan bertambahnya umur seseorang, maka pengetahuan yang diperolehnya juga akan
mengalami pertambahan dan lebih matang dalam berfikir serta mudah untuk menerima
perubahan-perubahan yang mengarah untuk meningkatkan kualitas, hal ini juga di dukung oleh
pendapat Hurlock yang dikutip oleh Nursalam (2001), semakin cukup tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang, maka akan lebih matang orang tersebut dalam berfikir dan bekerja.
Kemampuan berfikir kreatif mencapai puncaknya pada umur 20-25 tahun. Karena di usia 20-25
tahun termasuk usia yang masih aktif dalam mencari informasi mengenai kehamilannya.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Elsie (2008) di Puskesmas Pekan Heran
di Indragiri pengetahuan terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi yang cukup pada usia
antara 20-25 tahun
Dilihat dari tabel 5.3 hampir semua responden tidak bekerja atau hanya sebagai ibu
rumah tangga saja yaitu sebanyak 26 orang (52%). Istiarti (2003) mengemukakan, bahwa
pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai macam sumber seperti media massa dan elektronik.
Hal ini sulit untuk mereka para wanita yang bekerja diluar rumah, karena menurut Notoatmodjo
(1997), bahwa dengan bekerja seseorang akan memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk
menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian masyarakat yang
sibuk, hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, sehingga pengetahuan yang
mereka peroleh juga kemungkinan kurang. dari hasil responden mayoritas tidak bekerja hal ini
Berdasarkan tabel 5.4 pengetahuan ibu hamil terhadap pencegahan anemia defisiensi zat
besi sebanyak 26 orang (52%) berpengetahuan cukup, pengetahuan baik sebanyak 14 orang
(28%), pengetahuan buruk ada sebanyak 10 orang (20%).
Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dari individu
dan ini terjadi setelah individu tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Tingkat pengetahuan terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi mayoritas cukup 20
orang (40%). Tingkat pendidikan seseorang sangat menentukan dalam penerimaan informasi
yang di terima baik dari pelayanan kesehatan, media dan masyarakat.
Berdasarkan tabel 5.6 responden yang berpengetahuan cukup terhadap pencegahan
anemia defisiensi zat besi mayoritas tingkat pendidikan formal SMP sebanyak 20 orang (40%),
berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (4%) dan sebanyak 1 orang (2%) berpengetahuan kurang.
Sebagaimana yang dikemukakan Gagne yang di kutip oleh Azhari (2002), bahwa tingkat
pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat seseorang dalam berbuat
sesuatu, membuat lebih mengerti dan memahami, menerima dan menolak sesuatu. Tingkat
pendidikan formal memungkinkan adanya perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan
terhadap suatu objek. Hal ini sesuai dengan penelitian Yolla (2008) di klinik Kartini tingkat
pendidikan SMP berpengetahuan cukup.
Menurut Istiarti (2000) bahwa sebagian besar ibu hamil banyak mengetahui
pencegahan anemia defisiensi zat besi melalui buku ataupun media cetak bahkan. Ada juga
Pengetahuan terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi selama kehamilan sangat
membantu ibu hamil untuk lebih menyadari dan tanggap tentang bahayannya anemia defisensi
zat besi selama kehamilan
Sebagaimana yang dikemukakan Gagne yang dikutip oleh Azhari (2002), bahwa tingkat
pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu, membuat lebih
mengerti dan memahami sesuatu, menerima dan menolak sesuatu. Tingkat pendidikan formal
memungkinkan adanya perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan terhadap suatu
objek.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yolla (2008) yaitu pengetahuan ibu
cukup sebanyak 38 orang (54,3%).
Menurut Hotmauli (2008) mengemukakan ibu hamil Trimester III yang banyak
mengetahui anemia defisiensi zat besi akan lebih tahu bagaimana cara bertindak dalam mengatur
pola hidup sehat selama masa kehamilannya dan pentingnya untuk persiapan persalinan yang
akan dihadapi nanti. Begitupun sebaliknya, ibu yang kurang bahkan tidak ada mengetahui segala
sesuatu yang berhubungan dengan pencegahan anemia defisiensi zat besi, maka ibu tdak akan
termotivasi untuk berbuat sesuatu dalam meningkatkan kesehatan dan kehamilannya.
5.2.2 Sikap Ibu Hamil Trimester III terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi Zat Besi
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui mayoritas ibu bersikap baik terhadap hal yang berkaitan
dengan pencegahan anemia defisiensi zat besi yaitu ada sebanyak 43 orang (86%) dan 7 orang
Menurut Azwar (2007) faktor pengalaman pribadi seseorang salah satu dengan
pembentukan sikap. Sikap seseorang terbentuk atas dasar adanya tanggapan dan untuk
menanggapi seseorang harus mempunyai suatu pengalaman yang berkaitan dengan objek.
Hal ini sejalan dengan penelitian Yolla (2008) di Klinik Kartini yaitu mayoritas
responden sebanyak 64 orang (91,4%) bersikap baik.
Sikap ibu hamil yang postif/baik terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi
termasuk salah satu tanggapan terhadap apa yang dilakukannya dalam menjalani masa-masa
kehamilan tersebut. Ibu hamil akan setuju jika dianjurkan makan-makanan yang bergizi
seimbang, minum suplemen zat besi selama kehamilan, dan mengurangi mengkonsumsi minum
teh dan kopi demi kesehatan janin yang di kandungnya.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini berdasarkan desain penelitian deskriptif yang hanya menggambarkan
pengetahuan dan sikap ibu hamil Trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi.
sebaiknya pada penelitian lanjutan untuk meneliti ada pengaruh pengetahuan dan sikap ibu hamil
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan karakteristik responden
a. Dari hasil penelitian ini mayoritas responden yang didapatkan pada umur 20-25 tahun
sebanyak 24 orang ( 48%).
b. Dari segi tingkat pendidikan formal mayoritas responden pada tingkat pendidikan SMP
sebanyak 23 orang (46%).
c. Dari segi pekerjaan mayoritas pada ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga
sebanyak 26 orang (52%).
2. Berdasarkan pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III terhadap pencegahan anemia
defisiensi zat besi
A. Pengetahuan
a. Berdasarkan umur responden sebagian besar pada umur 20-25 tahun mempunyai
pengetahuan cukup sebanyak 13 orang ( 54,2%).
b. Berdasarkan pendidikan responden diketahui sebagian besar ibu pada tingkat pendidikan
SMP sebanyak 20 orang (40%).
c. Berdasarkan pekerjaan responden diketahui sebagian besar pada ibu yang tidak bekerja
B. Sikap
Sikap ibu hamil Trimester III terhadap hal berkaitan dengan pencegahan anemia defisiensi
zat besi, diketahui mayoritas ibu mempunyai sikap baik ada sebanyak 43 orang (86%) dan 7
orang (14%) yang memunyai sikap kurang.
a. Berdasarkan Umur dan sikap responden dapat dilihat sebagian besar responden berumur
20-35 tahun yang memiliki sikap baik sebanyak 25 orang (50.0)
b. Berdasarkan pendidikan formal dan sikap responden dapat dilihat sebagian besar
responden memiliki sikap baik pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 21 orang (42.0).
c. Berdasarkan pekerjaan dan sikap responden dapat dilihat sebagian besar responden
memiliki sikap baik pada ibu rumah tangga atau ibu yang tidak bekerja sebanyak 21
orang (42.0).
6.2. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi pada pola menu makan ibu hamil selama
Trimester III khususnya asupan suplemen zat besi agar terhindar dari anemia defisiensi zat
besi dengan mengkonsumsi tablet zat besi secara teratur dan memperbanyak makan makanan
yang mengandung zat besi dan vitamin yang membantu proses penyerapan zat besi
2. Penyelenggaraan peningkatan kualitas dan kuantitas program penyuluhan kesehatan bidang
gizi masyarakat oleh petugas kesehatan. dalam rangka menurunkan angka gizi buruk/
3. Peningkatan pola kunjungan ibu hamil Trimester III untuk memeriksakan kehamilannya ke
petugas kesehatan untuk mengetahui kondisi kehamilannya dan konsultasi apa saja yang
harus di persiapkan untuk menjelang persalinan nanti.
4. Bagi peneliti lanjut agar dapat menggali variabel-variabel yang berkaitan dengan peningkatan
ilmu pengetahuan tentang pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap pencegahan anemia
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Arisman.(2007).Gizi dalam Daur kehidupan.Jakarta:Buku kedokteran(EGC)
Budiarni.W.,Subagio.W.H.(2012). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi
dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat pada Ibu Hamil. Journal of Nutrition
College. Di akses pada tanggal 15 Januari 2012.
http://ejournal-s1.undip.ac.id
Budiyanto.K.(2004).Dasar-dasar Ilmu Gizi.Malang:Universitas Negeri Malang
Direktorat Bina Kesehatan Anak.(2012). Upaya Percepatan Penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia. Diakses pada tanggal 04 July 2012.
http://www.kesehatananak.depkes.go.id
Hidayat.A.A.(2010).Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisi Data.Jakarta:
Salemba Medika
Huliana.M.(2007).Panduan Menjalankan Kehamilan Sehat.Jakarta:Puspa Swara
Kusmiyati.Y,Wahyuningsih.P.H,Sujiyatini.(2009).Perawatan Ibu Hamil.Yogyakarta:Fit
ramaya
Fatimah.H.(2011). Pola Konsumsi dan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil di
kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Makara Kesehatan. Diakses pada bulan Juni 2011.
Miyata.I.M.S, Proverawati.A(2010).Nutrisi Janin dan Ibu Hamil.Yogyakarta:Nuha
Manuaba.I.B.G(2002),Buku PanduanPraktis Pelayanan KesehatanMaternal dan
Neonatal.Jakarta:Buku Kedokteran (EGC)
Mitayani,Sartika.W.(2010).Ilmu Gizi.Jakarta:Trans Info Media
Mubarak.I.W.(2011).Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika
Notoatmodjo.S.(2005).Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya.Jakarta:Rineka Cipta
Notoatmodjo.S.(2003).Pendidikan dan Perilaku Kesehatan,Jakarta:Rineka Cipta
Notoatmodjo.S.(2005).Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta
Notoatmodjo.S.(2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta:Rineka Cipta
Notoatmodjo.S.(2007).Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta:Rineka Cipta
Pantikawati.I.(2010)..Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan).Yogyakarta: Nuha Medika
Pieter.Z.(2010).Pengantar Psikologi dalam Keperawatan.Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup
Proverawati.A.(2011).Anemia dan Anemia Kehamilan.Yogyakarta: Nuha Medika
Waryana.(2010).Gizi Reproduksi.Yogyakarta: Pustaka Rihama
Purwanto.H.(1998).Pengantar Perilaku Manusiauntuk Keperawatan.Jakarta:Buku
Kedokteran (EGC)
Sulistyawati.A.(2009).Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.Jakarta:Salemba
Medika
Yolla.A. (2008).Pengetauan dan Sikap Ibu Hamil terhadap Pencegahan Anemia di
Klinik Kartini Lubuk Pakam.diambil dari Universitas Sumatera Utara Fakultas
Keperawatan.
Hotmauli.(2004).Gambaran Pengetahuan ibu Hamil terhadap Pencegahan Anemia di
SURAT PERNYATAAN CONTENT VALIDITY
Nama : Friska Margareth Parapat
Nim : 125102063
Judul KTI : Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Trimester III terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi Zat Besi di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Darat Kecamatan Medan Timur
Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan uji validitas terhadap kuesioner penelitiannya dengan pertanyaan pengetahuan sebanyak 20 pertanyaan.
Medan, 15 Maret 2013
Disetujui Oleh