• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi Zat Besi Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi Zat Besi Tahun 2013"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP

PENCEGAHAN ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI DI KLINIK

CAHAYA KELURAHAN PULO BRAYAN

DARAT KECAMATAN MEDAN TIMUR

TAHUN 2013

Friska Margareth Parapat

125102063

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP PENCEGAHAN ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI

TAHUN 2013

Karya Tulis Ilmiah

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam karya tulis ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2013

Yang Membuat Pernyataan

Friska Margareth Parapat

(5)

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP PENCEGAHAN ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI

DI KLINIK CAHAYA KECAMATAN MEDAN TIMUR TAHUN 2013

Abstrak

Friska Margareth Parapat

Latar Belakang: anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak memiliki cukup sehat sel darah merah. Sel darah merah menyediakan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Tingginya angka kematian ibu di Indonesia salah satu penyebabnya adalah rendahnya asupan zat besi pada ibu hamil, sehingga banyak terdapat angka kejadian anemia gizi besi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 24,5%.

Tujuan penelitian: adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi.

Metodologi: yang digunakan adalah metode bersifat deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil Trimester III yang berjumlah 50 orang Pengambilan sampel ini diambil dengan tekhnik total sampling. Penelitian ii di Klinik Cahaya Kelurahan pulo Brayan Darat Kecamatan Medan Timur. Waktu penelitian ini dimulai dari November 2012 sampai April 2013.

Hasil Penelitian: berdasarkan karakteristik responden Dari hasil penelitian ini mayoritas responden yang didapatkan pada umur 20-25 tahun sebanyak 24 orang ( 48%). Dari segi tingkat pendidikan formal mayoritas responden pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 23 orang (46%). Dari segi pekerjaan mayoritas pada ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga sebanyak 26 orang (52%). Dari pengetahuan terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi diperoleh dari 50 ibu hamil di Klinik Cahaya sebanyak 26 orang (52%) berpengetahuan cukup, berpengetahuan baik ada 14 orang (28%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 10 orang (20%). Berdasarkan sikap ibu hamil Trimester III sebanyak 43 orang (86%) bersikap baik, dan 7 orang (14%) bersikap kurang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan anemia defisiensi zat besi.

Kesimpulan: penelitian ini perlu adanya peningkatan asupan nutrisi zat besi ibu hamil berdasarkan pola makan sehat dan berimbang (4 sehat 5 sempurna).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Trimester III terhadap Pencegahan Anemia

Defisiensi Zat Besi” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan pada Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat bimbingan, masukan

dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Proposal Karya Tulis Ilmiah ini

tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

kepada:

1. Prof. Dr. Chairuddin Lubis, DTH, Sp(A)K, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara dan selaku pembimbing yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan

Karya Tulis Ilmiah.

3. dr. Juliandi Harahap, MA selaku penguji I dalam sidang hasil Karya Tulis Ilmiah ini.

4. dr. Sarma N.Lumbanraja.Sp.OG (K) selaku penguji II dalam sidang hasil Karya Tulis

Ilmiah ini.

5. Nur Asnah Sitohang, S.kep, Ns, M.kep. selaku Ketua Program D IV Bidan Pendidik

(7)

6. Ibu yang telah memberi izin kepada penulis untuk meneliti di Klinik Bersalin Cahaya

Medan.

7. Seluruh staf dan dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

8. Ayahanda dan Ibunda yang penulis sayangi, dengan segenap kasih dan sayangnya telah

memberikan dukungan dan motivasi yang besar bagi penulis baik moril maupun materil

serta doa restu yang selalu menguatkan penulis selama mengikuti pendidikan dan

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Serta untuk sahabat-sahabat terbaik penulis Berry Prima Hutasoit, Ermi Witasano, Rotua

Lenawaty Tindaon, Ice Mayanti Sidabutar, dan seluruh teman-teman seperjuangan

Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU Medan T.A 2012/2013

dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak memberi

bantuan dan perhatian dalam menyelesaikan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi

maupun susunan bahasanya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, dalam

kesempatan ini penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dan

mudah-mudahan tulisan ini dapat berguna bagi penulis sendiri dan para pembaca khususnya,

semoga segala budi baik dari orang-orang yang peneliti sebut diatas mendapat berkat dari

Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, Juli 2013

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR SKEMA……… v

DAFTAR TABEL………. vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Bagi Instansi ... 5

1.4.2 Bagi Pendidikan ... 5

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 6

2.1 Pengetahuan (knowledge) ... 6

2.1.1 Pengertian ... 6

(9)

2.2 Sikap (attitude)………. 7

2.2.1 Pengertian ... 7

2.2.2Proses Terbentuknya Sikap ... 8

2.2.3 Komponen Pokok Sikap ... 8

2.2.4 Tingkatan Sikap ... 8

2.3 Kehamilan ... 9

2.3.1Pengertian masa kehamilan ... 9

2.4 Anemia Defisiensi Besi ... 10

2.4.1 Pengertian ... 10

2.4.2Penyebab Anemia ... 10

2.4.3 Gejala Anemia ... 11

2.4.4 Pencegahan Anemia Defisinesi Zat Besi ... 13

2.4.5 Waktu dan Cara Minum Tablet Tambah Darah yang benar….. 17

BAB III KERANGKA KONSEP ... 18

3.1. Kerangka Konsep ... 18

3.2 Defenisi Operasional ... 18

BAB IV METODE PENELITIAN ... 20

4.1 Desain Penelitian ... 20

4.2 Populasi Dan Sampel……… ... 21

4.2.1 Populasi ... 21

(10)

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

4.3.1Lokasi Penelitian ... 21

4.3.2 Waktu Penelitian ... 21

4.4 Etika Penelitian ... 21

4.5 Instrumen Penelitian ... 22

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 24

4.6.1 Uji Validitas ... 24

4.6.2 Uji Reliabilitas……… 24

4.7 Prosedur Pengumpulan Data ... 25

4.8 Pengolahan Data……… 26

4.9 Analisa Data………... 26

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Hasil Penelitian 5.1.1Karakteristik Responden ... 28

5.1.2 Pengetahuan Responden Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi zat besi ... 30

5.1.3 Sikap Responden Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi .. zat besi ... 33

5.2 Pembahasan 5.2.1 Pengetahuan Responden Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi zat besi ... 34

5.2.2 Sikap Responden Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi .. zat besi ... 38

(11)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 40

6.2 Saran ... 41

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 18

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Responden Ibu Hamil Trimester III terhadap

PencegahanAnemia Defisiensi Zat besi di Klinik Cahaya Medan………...26

Tabel 5.2 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Ibu Hamil Trimester

III terhadap PencegahanAnemia Defisiensi Zat besi di Klinik Cahaya Medan…...27

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Hamil Trimester III terhadap

PencegahanAnemia Defisiensi Zat besi di Klinik Cahaya Medan………...27

Tabel 5.4 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III

terhadap PencegahanAnemia Defisiensi Zat besi di Klinik Cahaya Medan………28

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan antara Tingkat Umur dan Pengetahuan

Ibu Hamil Trimester III terhadap PencegahanAnemia Defisiensi Zat besi di Klinik

Cahaya Medan...29

Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan antara Tingkat Pendidikan Formal dan

PengetahuanIbu Hamil Trimester III terhadap PencegahanAnemia Defisiensi Zat besi di

Klinik Cahaya Medan………...30

Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan SikapIbu Hamil Trimester III terhadap

(13)

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 2.1 Proses Terbentuknya Sikap………. 8

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembaran Permohonan menjadi Responden

Lampiran 2. Lembaran Persetujuan menjadi Responden

Lampiran 3. Kuesioner

Lampiran 4. Master Data Penelitian

Lampiran 5. Hasil Output Penelitian

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian

Lampiran 7. Surat Izin Pengambilan Data

Lampiran 8. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 9. Lembar Konsultasi

(15)

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP PENCEGAHAN ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI

DI KLINIK CAHAYA KECAMATAN MEDAN TIMUR TAHUN 2013

Abstrak

Friska Margareth Parapat

Latar Belakang: anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak memiliki cukup sehat sel darah merah. Sel darah merah menyediakan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Tingginya angka kematian ibu di Indonesia salah satu penyebabnya adalah rendahnya asupan zat besi pada ibu hamil, sehingga banyak terdapat angka kejadian anemia gizi besi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 24,5%.

Tujuan penelitian: adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi.

Metodologi: yang digunakan adalah metode bersifat deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil Trimester III yang berjumlah 50 orang Pengambilan sampel ini diambil dengan tekhnik total sampling. Penelitian ii di Klinik Cahaya Kelurahan pulo Brayan Darat Kecamatan Medan Timur. Waktu penelitian ini dimulai dari November 2012 sampai April 2013.

Hasil Penelitian: berdasarkan karakteristik responden Dari hasil penelitian ini mayoritas responden yang didapatkan pada umur 20-25 tahun sebanyak 24 orang ( 48%). Dari segi tingkat pendidikan formal mayoritas responden pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 23 orang (46%). Dari segi pekerjaan mayoritas pada ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga sebanyak 26 orang (52%). Dari pengetahuan terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi diperoleh dari 50 ibu hamil di Klinik Cahaya sebanyak 26 orang (52%) berpengetahuan cukup, berpengetahuan baik ada 14 orang (28%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 10 orang (20%). Berdasarkan sikap ibu hamil Trimester III sebanyak 43 orang (86%) bersikap baik, dan 7 orang (14%) bersikap kurang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan anemia defisiensi zat besi.

Kesimpulan: penelitian ini perlu adanya peningkatan asupan nutrisi zat besi ibu hamil berdasarkan pola makan sehat dan berimbang (4 sehat 5 sempurna).

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan berhubungan dengan perubahan fisiologis yang berakibat peningkatan

volume cairan dan sel darah merah serta penurunan konsentrasi protein pengikat nutrisi

dalam sirkulasi darah begitu juga dengan penurunan nutrisi mikro. Pada kebanyakan

negara berkembang, perubahan ini dapat di perburuk oleh kekurangan nutrisi dalam

kehamilan yang berdampak pada defisiensi nutrisi mikro seperti anemia yang dapat

berakibat fatal pada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. (Miyata, 2010).

Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah

sel darah merah dibawah normal yang dipatok untuk perorangan. Anemia gizi adalah

keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah lebih rendah dari nilai

normal sebagian akibat dari defisiensi besi.

( Arisman, 2007).

Ibu hamil sering terjadi kekurangan zat besi di karenakan janin memerlukan sejumlah

besar besi utnuk pertumbuhan selama masih di dalam kandungan. Defisiensi besi dapat

menyebabkan bayi berat lahir rendah dan persalinan prematur. (Proverawati, 2011)

Menurut World Health Organization (WHO) (2005) melaporkan bahwa terdapat 52%

ibu hamil mengalami anemia di negara berkembang. Di Indonesia (Susenas dan Survei

Depkes-Unicef) dilaporkan bahwa dari sekitar 4 juta ibu hamil, separuhnya mengalami

anemia gizi dan satu juta lainnya mengalami kekurangan energi kronis. (Budiarni.W, 2012)

(17)

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) prevalensi anemia pada ibu hamil

Trimester III di Indonesia sebesar 24,5%. Hasil survey anemia pada ibu hamil di 15

kabupaten/kota Jawa Tengah tahun 2007 menunjukkan prevalensi anemia pada ibu hamil

sebesar 57,7%. ( Fatimah.H, 2011).

Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir harus melalui jalan

yang terjal. Terlebih kala itu dikaitkan dengan target Millenium Development Goals

(MDGs) 2015, yakni menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000

kelahiran hidup, dan angka kematian bayi (AKB) menjadi 23 per 100.000 kelahiran hidup

yang harus dicapai. Waktu yang tersisa hanya tinggal dua tahun ini, tidak akan cukup

untuk mencapai sasaran itu tanpa upaya-upaya yang luar biasa.(Direktorat Bina

Kesehatan Anak, 2012).

Lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan,infeksi, eklampsi, partus lama

dan komplikasi abortus.Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia,

sebanyak 51% menurut Survey Kesejahteraan Rumah Tangga tahun 1995, Kekurangan

Energi protein (KEP) dan Kekurangan Energi Kalori sebanyak 4,8 % menurut sensus

tahun 2000. Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat

kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk

menurunkan angka kematian ibu dan bayi dalam program-program kesehatan. Terutama

pada ibu dalam masa kehamilan. (Sulistyawati, 2009).

Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas sumber daya

manusia masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat di tentukan kondisinya di

(18)

ibu hamil baik, maka janin yang dikandungnya akan baik juga dan kesehatan ibu sewaktu

melahirkan akan terjalin. Sebaliknya jika kesehatan dan status gizi ibu hamil kurang baik

(anemia) maka akan berakibat janin lahir mati atau BBLR.(Waryana, 2010)

Besarnya angka kejadia anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%,

trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%. Hal ini disebabkan karena pada

trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi

menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga

ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen

dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah.(Tari, 2012)

Pengetahuan dan sikap seorang ibu hamil sangat berpengaruh terhadap perkembangan

janinnya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan respon yang masih tertutup

terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi

yang bersangkutan (senang tidak senang, setujutidak setuju,dan sebagainya).

(Notoatmodjo, 2007).

Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengetahui pengetahuan dan

sikap ibu hamil trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi.

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan dan sikap ibu

hamil trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi Klinik Cahaya

(19)

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III terhadap

pencegahan anemia defisiensi zat besi di Klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat

Medan Kec.Medan Timur

1.3.2 Tujuan Khusus

A. Mengetahui Karakteristik ibu hamil Trimester III terhadap pencegahan anemia

defisiensi zat besi Klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat Medan Kec.Medan Timur

B. Mengetahui pengetahuan ibu hamil trimester III terhadap pencegahan anemia

defisiensi zat besi Klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat Medan Kec.Medan Timur

C. Mengetahui sikap ibu hamil trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi

(20)

1.4 Manfaat Penelitian

A. Bagi Pelayanan Kebidanan

Sebagai bahan informasi bagi bidan di Klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat Medan

Kec.Medan Timur dalam peningkatan antisipasi pencegahan anemia defisiensi zat

besi khususnya pada ibu hamil trimester III.

B. Bagi Pendidikan Kesehatan

Hasil penelitian ini, sebagai proses belajar dalam penerapan ilmu pengetahuan yang

di peroleh selama perkuliahan di Program D IV Bidan Pendidik di Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

C. Bagi Penelitian Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai data dasar bagi peneliti selanjutnya yang

(21)

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Pengetahuan (knowledge)

2.1.1 Pengertian

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca

inderanya. Pengetahuan sangat berbeda dengan kepercayaan (beliefs), takhyul, dan

penerapan-penerapan yang keliru (misinformation). Menurut Bruner, proses pengetahuan

tersebut melibatkan tiga aspek, yaitu proses mendapatkan informasi, proses transformasi,

dan proses evaluasi. Informasi baru yang didapat merupakan merupakan pengganti

pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau sebagai penyempurnaan

informasinya. Proses transformasi adalah: proses memanipulasi pengetahuan agar sesuai

dengan tugas-tugas yang baru. (Notoatmodjo, 2005).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang termasuk ke dalam kognitif mempunyai enam tingkatan

(Notoatmodjo, 2005) yaitu:

1. Tahu (know).

Tahu diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali (recall) materi yang telah

dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh rangsangan yang telah di terima.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang

(22)

3. Aplikasi (application).

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

komponen-komponen yang masih saling terkait dan masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi diartikan sebagai ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.2 Sikap (attitude) 2.2.1 Pengertian

Sikap adalah respon yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek tertentu,

yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak

senang, setuju-tidak setuju,dan sebagainya). Menurut Campbell(1950) mendefenisikan

sangat sederhana, yakni: “An individual’s attitude is syndrome of response consistency

with regard to object.” Jadi, sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam

merespon stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian

(23)

2.2.2 Proses Terbentuknya Sikap

Stimulasi proses stimulus reaksi tingkah laku (terbuka)

Skema 2.1 Proses Terbentuknya Sikap

Rangsangan (stimulasi) yang di berikan kepada organisme dapat di terima atau di

tolak. apabila stimulus itu di tolak berarti stimulus itu tidak efektif dalam mempengaruhi

individu dan berhenti disini. Tetapi apabila stimulasi di terima oleh organisme berarti ada

perhatian dari individu dan stimulasi itu efektif. Apabila stimulasi telah mendapat

perhatian dari organisasi (diterima), maka ia mengerti stimulasi ini dan dilanjutkan pada

proses berikutnya, setelah itu organisme mengolah stimulasi sehingga terjadi kesediaan

untuk bertindak dari stimulasi yang telah di terimanya. (Notoatmodjo, 2003).

2.2.3 Komponen Pokok Sikap

Menurut Alport (1954) sikap terdiri dari 3(tiga) komponen pokok

(Notoatmodjo,2005) yaitu:

a. Kepercayaan/keyakinan,ide, dan konsep terhadap suatu objek.

b.Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap suatu objek.

(24)

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total

attitude), dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan

emosi memegang peranan penting.

2.2.4 Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan

(Notoatmodjo , 2007) yaitu: 1. Menerima(receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding)

Merespon diartikan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing)

Menghargai adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

(25)

2.3 Kehamilan

2.3.1 Pengertian masa kehamilan

Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila di hitung dari saat fertilisasi

hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9

bulan menurut kalender Internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana

trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua berlangsung 15 minggu (

minggu ke 13 hingga ke 27) dan trimester ke tiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke

40). (Sarwono, 1998).

Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan

sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim seorang wanita. Kehamilan

merupakan masa kehidupan yang penting. Dimana masa ini ibu harus mempersiapkan

diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. (Waryana, 2010).

2.4 Anemia Defisiensi Besi 2.4.1 Pengertian

Anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak memiliki cukup sehat sel darah

merah. Sel darah merah menyediakan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Anemia

defisiensi zat besi adalah penurunan jumlah sel darah merah dalam darah yang

disebabkan oleh zat besi yang terlalu sedikit. Besi merupakan komponen utama dari

hemoglobin dan penting untuk fungsi yang tepat. Kehilangan darah kronis karena alasan

apapun adalah penyebab utama kadar zat besi yang rendah dalam tubuh karena

menghabiskan simpanan besi tubuh untuk mengkompensasi hilangnya zat besi yang

(26)

Kebutuhan besi total lebih dari 1000 mg secara khusus pada trimester II dan III

kehamilan yang setara dengan absorpsi besi 6 mg/hari pada ibu yang pada awal

kehamilannya tidak mempunyai simpanan besi ataupun mempunyai cadangan besi yang

kecil. Meskipun 450 mg besi digunakan untuk produksi sel darah merah, namun sebagian

besar digunakan untuk memperbesar simpanan besi setelah melahirkan bila volume sel

darah merah menurun. Status besi setelah melahirkan juga meningkat dengan

berkurangnya besi yang hilang, yaitu kurang dari 0,3 mg/hari keluar melalui Air Susu Ibu

dan haid yang jarang terjadi pada ibu-ibu selama menyusui beberapa bulan setelah

melahirkan.(Aritonang.E, 2010).

Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan

meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel

darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin.

Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan darah.

Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali

lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. (Tari, 2012).

Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan

produksi eritropoietein. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah

(eritrosit) meningkat. Namun peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang

lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi peningkatan

konsentrasi hemoglobin(Hb) akibat hemodilusi. Anemia secara praktis di definisikan

sebagai kadar Ht, konsntrasi Hb atau hitung eritrosit dibawah normal. Pada umumnya ibu

hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobin dibawah 11gr/dlpada trimester ketiga atau

(27)

Anemia defisiensi besi pada wanita hamil mempunyai dampak buruk, baik pada

ibunya maupun terhadap janinnya. Ibu hamil dengan anemia berat lebih memungkinkan

terjadinya partus premature dan memiliki berat badan lahir rendah serta dapat

meningkatkan kematian perinatal. Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara

berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakkan anemia pada

kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang

keduanya saling berinteraksi. Mengingatnya besarnya dampak buruk dari anemia

defisiensi besi pada wanita hamil dan janin, maka perlu perhatian yang cukup dan dengan

diagnose yang cepat serta pelaksanaan yang tepat komplikasi dapat diatasi serta akan

mendapat prognosa yang lebih baik. (Miyata,2010).

2.4.2 Penyebab Anemia

Anemia mempunyai beberapa penyebab (Manuaba ,2002) yaitu:

a. Anemia Defisiensi Besi

Defisiensi besi (iron deflection), eritropoesin defisiensi (iron deficient erythropoesis).

b. Anemia karena infeksi

Infeksi karena cacing tambang, infeksi malaria, infeksi HIV

c. Anemia karena kekurangan asam folat

Megaloblastik anemia, gangguan proses pembentukan eritrosit, asam folate makanan

kurang karena makanan terlalu lama di rebus, dan memanaskan makanan yang

berulang.

d. Anemia kelainan hemoglobin

Siklus sel anemia, talasemia anemia.

(28)

Gejala-gejala anemia menurut WHO (Manuaba,2002) dapat dilihat sebagai berikut:

1. Apabila Hb kurang dari 11 gr%

- Pusing, cepat lelah, prestasi kerja menurun

2. Apabila Hb kurang dari 8 gr%

- Tampak pucat, pusing, nyeri di dada, sukar bernafas

Anemia gizi besi yang berkelanjutan semakin parah akan mempengaruhi

struktur dan fungsi epitel, terutama lidah,kuku, mulut dan lambung, timbul rasa sakit

pada tenggorokan saat menelan.

2.4.4 Pencegahan Anemia Defisinesi Zat Besi

Pada saat ibu hamil mempunyai kebutuhan yang sangat banyak yang diperlukan

untuk proses perkembangan janin yang didalam kandungannya. Pada saat ibu hamil harus

makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti

makanan yang mahal harganya. Gizi pada waktu hamil harus di tingkatkan hingga 300

kalori perhari, ibu seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat

besi dan minum cukup cairan(menu seimbang)

a. Energi

Kehamilan yang sehat pada ibu dan janin dapat diperoleh dengan gizi yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Energi adalah faktor penentu gizi yang utama

untuk pertambahan berat badan kehamilan meskipun kekurangan zat gizi tertentu dapat

menghambat pertambahan berat badan tersebut.(Evawany,2010).

Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikkan berat badan sebesar 11-13 kg.

Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari atau sekitar 15 %

(29)

Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak. Karbohidrat dapat di peroleh

dari beras,jagung,ubi,kentang, dan lain-lain. Sumber lemak terdiri dari lemak nabati dan

lemak hewani. Sumber lemak nabati dapat diperoleh dari minyak kelapa sawit,minyak

sayur dan margarine sedangkan dari lemak hewani dapat diperoleh dari mentega, susu

dan keju. (Huliana.M, 2007).

b. Protein

Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah kehamilan yaitu untuk

pertumbuhan janin, uterus, plasenta selain itu untuk pertumbuhan payudara dan sirkulasi

ibu (protein plasma, hemoglobin). Protein yang dianjurkan adalah protein hewani seperti

daging, susu, telur, dan ikan. .(Kusmiyati.Y, 2008).

Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein. Seperti halnya energi, protein

wanita hamil lebih banyak dari kebutuhan wanita normal. Kebutuhan protein yang

dianjurkan sekitar 80 gram/hari. Dari jumlah tersebut sekitar 70 % dipakai untuk

kebutuhan janin dalam kandungan. Protein dibutuhkan untuk membentuk plasenta,

menambah unsur-unsur cairan darah, terutama hemoglobin dan plasma.sumber protein

antara lain: ikan, udang,daging, hati, telur, susu, tahu, tempe kacang hijau, dan lain-lain.

(Huliana.M, 2008).

c. Zat Besi

Tubuh mengalami perubahan yang signifikan saat hamil. Jumlah darah dalam tubuh

meningkat sekitar 20%-30% sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi

dan vitamin untuk membuat hemoglobin. Ketika hamil, tubuh membuat lebih banyak

(30)

tidak hamil. Jika tubuh tidak memiliki cukup zat besi, tubuh tidak dapat membuat sel-sel

darah merah yang dibutuhkan untuk membuat darah yang lebih banyak. (Proverawati.A,

2011).

Di Indonesia, pil besi yang digunakan dalam suplemen zat besi adalah ferrous sulfat.

Senyawa ini tergolong murah dan dapat di absorpsi sampai 20%. Kendala utama dalam

suplemen zat besi ini adalah kesulitan dalam mematuhi untuk meminum pil karena

kurangnya kesadaran akan pentingnya masalah anemia defisiensi besi.

Akibat dari meminum pil besi ini terdapat pada saluran pencernaan seperti mual,

muntah, konstipasi, dan diare. Namun frekuensi efek samping ini tergantung pada dosis

zat dalam pil, semakin tinggi dosis yang diberikan maka kemungkinan efek samping akan

semakin besar.

Departemen Kesehatan telah melaksanakan program penanggulangan anemia gizi

besi dengan membagikan Tablet Tambah Darah (TTD) kepada ibu hamil sebanyak 1

tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. (Depkes RI,

1995). Agar penyerapan besi dapat maksimal, dianjurkan minum tablet zat besi dengan

air minum yang sudah dimasak. Vitamin C, vitamin A, Zn, asam folat juga dapat

meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain dari mengkonsumsi

makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan

sumber zat besi biasanya merupakan sumber vitamin A.(Waryana, 2010).Program

suplemen zat besi lebih efektif dengan penambahan vitamin A karena meningkatkan

pemanfaatan besi untuk membentuk hemoglobin

(31)

Kalsium semakin dibutuhkan ibu hamil saat memasuki trimester kedua dan ketiga

kehamilan. tetapi pada trimester awal ibu juga di anjurkan untuk mengkonsumsi kalsium

untuk pembentukan tulang dan gigi janin. Kebutuhan sekitar 1200 mg per hari (sama

dengan mengkonsumsi 2 gelas susu) jauh lebih banyak dibanding kebutuhan kalsium

selama tidak hamil yang hanya 1000 mg perhari.

Ada banyak sumber kalsium diantaranya, telur, susu, ikan teri,ikan salmon, sarden,

sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan. Bila kebutuhan kalsium tidak terpenuhi, janin

akan mengambil cadangan kalsium dari tulang ibu. Akibatnya rangka tulang ibu cepat

rapuh karena terjadi demineralisasi dan ibu akan mengalami pengeroposan tulang dini.(

Miyata,2010).

E. Asam folat

Asam folat termasuk kelompok vitamin B yang disarankan dikonsumsi semenjak

persiapan atau sebelum kehamilan karena pembentukan saraf pusat akan dimulai di awal

kehamilan. tjumlah yang diperlukan selama kehamilam adalah 600 mikrogram/hari.

Sumber asam folat antara lain sayur-sayuran , gandum, dan buah-buahan. (Miyata, 2010).

F. Vitamin

Vitamin B6 digunakan untuk mendukung pembentukan sel darah merah,

kesehatan gigi dan gusi. Sumber makanan yang mengandung vitamin B6 antara lain

gandum, jagung, hati dan daging. Vitamin B12 juga diperlukan oleh tubuh ibu selama

hamil untuk mendukung pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf.

(Huliana.M,2007).

Zat gizi yang sangat berperan dalam meningkatkan absorbsi zat besi adalah vitamin

(32)

lipat,buah-buahan segar dan sayur-sayuran merupakan sumber utama vitamin C. Namun perlu

diingat vitamin C di dalam bahan makanan, konsumsi bahan pangan yang menghambat

absorbsi besi harus di kurangi seperti teh yang mengandung tannin. Jika di konsumsi

bersama-sama pada saat makan akan mengurangi penyerapan zat penghambat fitat dan

fosfat yang banyak terdapat pada kalsium dan serat dalam bahan makanan

(Wirakusumah,2002).

Vitamin K dibutuhkan untuk mencegah terjadinya perdarahan di saat proses

persalinan nanti agar proses pembekuan darah berlangsung normal. Pada umumnya,

kebutuhan makanan bagi ibu hamil untuk tiap trimester berbeda-beda. Hal ini

berhubungan dengan kondisi ibu pada trimester tersebut. Pada kehamilan trimester

pertama umumnya nafsu makan ibu berkurang, sering timbul rasa mual dan muntah. Pada

kondisi ini ibu harus tetap berusaha makan agar janin dapat tumbuh dengan baik.

(Huliana.M, 2007)

f. Mobilisasi dan body mekanik

Ibu hamil tidak boleh melakukan kegiatan dan aktifitas fisik biasa selama tidak terlalu

melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan seperti menyapu, mengepel, masak

dan mengajar. Semua pekerjaan tersebut harus sesuai dengan kemampuan ibu hamil

tersebut dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Dengan pola istirahat yang teratur

dapat menghindarkan ibu untuk terjadinya anemia. (Kusmiyati.Y, 2008).

g. Selalu menjaga kebersihan diri dan mengenakan alas kaki setiap hari.

Pada ibu hamil dengan rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama

(33)

kesehatan, serta makan makanan yang bergizi seimbang dengan porsi 3x sehari dengan

porsi yang lebih banyak.(Waryana, 2010).

2.4.5 Waktu dan Cara Minum Tablet Tambah Darah yang benar

Penyerapan besi dapat maksimal apabila saat minum tablet atau sirup zat besi dengan

memakai air minum yang sudah dimasak. Selain itu tablet besi sebaiknya diminum pada

malam hari setelah makan sebelum tidur untuk mengurangi efek mual. Tablet zat besi

baik di konsumsi jika bersamaan dengan vitamin C untuk membantu penyerapan dari zat

besi ini. Tablet Zat besi sebaiknya tidak dikonsumsi dengan teh atau kopi karena dapat

(34)

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Konsep adalah merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan

member landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya.

Kerangka konsep harus didukung landasan teori yang kuat serta ditunjang oleh informasi

yang bersumber pada berbagai laporan ilmiah, hasil penelitian, jurnal penelitian, dan

lain-lain. Tidak semua penelitian terdapat hipotesis, jika penelitiannya bersifat deskriptif,

maka tidak perlu hipotesis tetapi bila sifatnya analitis maka perlu dilakukan hipotesis

(Hidayat, 2010).

Adapun variabel – variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini,dapat dilihat dalam

bagan berikut :

Skema 3.1 Kerangka Konsep 3.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan

karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau Pengetahuan Ibu

Hamil Trimester III

Sikap Ibu Hamil trimester III

(35)

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional

ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedngkan cara

pengukuran merupakan cara di mana variabel dapat diukur dan ditentukan

karekteristiknya (Hidayat, 2010).

Tabel 3.2 Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi

Operasional Alat ukur

Cara di ketahui oleh ibu hamil trimester III

1. Baik: bila responden memperoleh skor > 14 dari 20 pertanyaan. 2. Cukup: bila responden

memperoleh skor 8-13 dari 20 pertanyaan. 3. Kurang : bila responden

memperoleh skor < 7 dari 20 pertanyaan.

Kuesioner Dengan

(36)

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dan

pendekatan cross sectional untuk menunjukkan pengetahuan dan sikap ibu hamil

Trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi di Klinik Cahaya Kel.Pulo

Brayan Darat Medan Kec.Medan Timur

4.2 Populasi dan sampel 4.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2003).

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil Trimester III yang berkunjung ke

Klinik Cahaya Medan Tahun 2012. Dari data yang didapat selama 2 bulan terakhir

(November – Desember 2012), jumlah keseluruhan ibu hamil Trimester III yang

berkunjung untuk memeriksakan kehamilannya adalah 50 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang jumlahnya di tetapkan berdasarkan populasi

yang dapat mewakili populasi untuk di jadikan sumber informasi yang menggunakan

(37)

Menurut Arikunto (2006) sekedar perkiraan maka apabila subjeknya kurang dari 100,

lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis mengambil seluruh populasi untuk di jadikan

sampel. Sampel yang digunakan adalah semua ibu hamil Trimester III yang

memeriksakan kehamilan di Klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat Medan Kec.Medan

Timur

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik Cahaya yang merupakan tempat bidan bekerja dan memberikan pelayanan kebidanan pada ibu hamil. Pemilihan lokasi ini berhubungan

peneliti mendapat kemudahan akses terhadap Klinik Cahaya dan jumlah Ibu Hamil

Trimester III banyak yang memeriksakan ke klinik Cahaya Kel.Pulo Brayan Darat Medan

Kec.Medan Timur

4.3.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian di hitung sejak dilakukan penelitian yaitu bulan November 2012 sampai pada bulan April 2013.

4.4 Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan objek manusia sebagai objek penelitian, untuk itu

hakikatnya sebagai manusia harus dilindungi dengan memperhatikan prinsip-prinsip dan

pertimbangan etik yaitu responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah ia

bersedia menjadi subjek atau tidak tanpa ada sangsi apapun, tidak menimbulkan

penderitaan bagi responden, dalam hal ini peneliti juga memberi penjelasan dan informasi

secara lengkap dan rinci serta tanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada

responden. Responden juga harus diperlakukan secara baik sebelum, selama, dan sesudah

(38)

ada prinsip-prinsip etik yang meliputi : Informed consent yaitu lembar persetujuan yang

diberikan dan ditanda tangani oleh responden yang akan di teliti di sertai judul penelitian

dan manfaat penelitian. Bila responden menolak maka peneliti tidak dapat memaksa dan

tetap menghormati hak-hak responden.

4.5 Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan instrumen penelitian yaitu kuesioner yang disusun sendiri

oleh peneliti dengan berpedoman pada kerangka konsep dan tinjauan pustaka. .

Kuesioner di bagi atas 2 bagian yaitu:

1. Identitas responden berisi nomor responden, umur, pekerjaan

2. Kuesioner pengetahan ibu hamil trimester I terhadap pencegahan anemia

defisiensi zat besi

1. Kuesioner data pengetahuan

Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 10 (sepuluh), dengan bentuk pertanyaan tertutup

yang terdiri dari pilihan jawaban benar salah. Jika jawaban benar maka diberi nilai satu

(skor = 1), dan jika jawaban salah maka diberi nilai nol (skor = 0). Penilaian yang

digunakan tersebut ialah menurut Guttman.

P merupakan panjang kelas (i), R adalah rentang merupakan skor terbesar, skor terendah,

banyak kelas merupakan banyaknya kelompok / lebar interval yang terdiri dari 3 (tiga)

kelas yakni, baik, cukup dan kurang. Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan,

menentukan skor tertinggi dan terendah.

Skor tertinggi = 20

Skor terendah = 0

a. Menentukan nilai rentang (R)

(39)

Rentang = Skor tertinggi – skor terkecil

= 20 – 0

= 20

b. Menentukan panjang kelas (i)

Panjang kelas (i) = Rentang

c. Untuk menentukan kategori pengetahuan adalah sebagai berikut :

1. Kategori kurang : kurang dari 6,6 (jika responden menjawab 0 – 7 pertanyaan dengan

benar)

2. Kategori cukup : 6,6 - 13,3 (jika responden menjawab 8 – 13 pertanyaan dengan benar)

3. Kategori baik : lebih dari 13,3 (jika responden menjawab 14 – 20 pertanyaan dengan

benar)

3. Kuesioner Data Sikap

Bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap ibu nifas terhadap kunjungan masa

nifas, yang terdiri dari 10 pertanyaan. Aspek pengukuran sikap dilakukan berdasarkan

jawaban responden dari semua pertanyaan sikap yang diberikan terdiri dari empat

kategori yaitu, Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju

(STS). Skor yang diperoleh yaitu jika menjawab Sangat Setuju (SS) bernilai 4, Setuju (S)

bernilai 3, Tidak Setuju (TS) bernilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 1. Total

skor diperoleh nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 40.

(40)

Kelas Banyak

Rentang P=

Ket : P = Panjang kelas interval

Rentang = Nilai tertinggi – Nilai terendah

Banyak Kelas = Jumlah kategori

Di mana diketahui skor maksimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban tertinggi

dikali jumlah pernyataan (4x10) dan skor minimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban

terendah dikali jumlah pernyataan (1x10). Rentang kelas sebesar 30 dan banyak kelas

sebanyak 2 kelas maka didapatkan panjang kelas sebesar 15. Jika skor maksimum adalah

40 dan skor minimum adalah 10 dapat dikategorikan :

a. Positif : apabila mendapat skor : 26-40 (>50%)

b. Negatif : apabila mendapat skor : 10-25 (<50%)

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.6.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mengukur aspek yang perlu diukur. Semakin tinggi validitas suatu alat test tersebut

semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur

(Notoatmodjo, 2010).

Sebelum mengumpulkan data, harus dilakukan uji coba dengan cara menguji validitas

dengan uji validitas dan dikonsultasikankan kepada dosen pembimbing Febrina

(41)

penelitian yang di content validity pada pertanyaan pengetahuan dan sikap ibu hamil

trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besidengan valid nilai CVI

(Content Validity Index) adalah 0,95.

4.6.2 Uji Realibitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau

kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan

(Nursalam, 2008). Setelah pertanyaan dinyatakan valid, analisa selanjutnya adalah uji

reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach. Dalam uji reliabilitas

sebagai nilai r hasil adalah nilai Alpha. Dengan ketentuan bila nilai r Alpha > konstanta

(0,6) maka instrumen tersebut reliabel (Riyanto, 2009). Uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan rumus Cronbach’s alpha. Uji reliabilitas dilakukan pada 10 orang sampel

yang mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel penelitian.. Nilai koefisien

dikatakan reliabel apabila koefisien alpha ≥ 0,7.

4.7 Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data berupa data primer yang diperoleh dari kuesioner yang

dibuat sendiri oleh penulis berdasarkan dalam beberapa pertanyaan yang ada, kuesioner

diisi langsung oleh responden saat itu juga dan setelah kuesioner selesai diisi,

dikumpulkan kembali.

Beberapa prosedur yang dilaksanakan pada pengumpulan data ini adalah:

-Mendapatkan surat permohonan melakukan penelitian dari Ketua Program studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan –USU

-Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Klinik Cahaya Kec.Pulo Brayan

Darat Medan

-Peneliti melakukan pendekatan kepada responden dan menjelaskan tujuan penelitian

(42)

-Peneliti menanyakan kesediaan calon responden, calon responden yang bersedia menjadi

responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan.

-Responden di persilahkan untuk menjawab semua pertanyaan yang di ajukan peneliti

dalam kuesioner setelah di beri penjelasan tentang tata cara pengisian kuesioner.

-Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi responden kemudian meemriksa kelengkapan

data yang terkumpul pada kuesioner dan bila terdapat kesalahan dan kekurangan data

maka di perbaiki dan dilengkapi dengan menggunakan pendataan ulang.

4.8 Pengolahan Data

Data di peroleh secara manual dengan langkah-langkah pengolahan data, yaitu:

a. Editing

Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang terkumpul, bila terdapat kesalahan dan

kecurangan dalam pengumpulan data akan di perbaiki dengan pemeriksaan yang

dilakukan pendataan ulang.

b. Coding

Data yang telah di ubah kedalam kode atau angka nama responden berubah menjadi

kode angka

c. Tabulating

Menghitung data telah lengkap, sesuai dengan variabelnya masing-masing kemudian

di sajikan dalam distribusi frekuensi.

4.9 Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat data yang telah terkumpul

dan masing-masing jawaban responden ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi,

kemudian di cari besarnya persentase untuk masing-masing jawaban responden.

Skala ukur yang di gunakan adalah interval (Ghuttman) dengan 20 pertanyaan yang

terdiri dari 2 pilihan jawaban. Bila responden menjawab dengan benar, maka di beri nilai

1 dan salah diberi nilai 0. Dari total seluruh jawaban responden atas 20 pertanyaan

tersebut diperoleh total skor tertinggi, yaitu 20.

(43)

a. Baik, jika total skor jawaban ibu > 75% atau dengan interval (>14)

b. Cukup, jika total skor jawaban ibu 40%-75% atau dengan interval (8-13)

c. Kurang, jika total skor jawaban ibu < 40% atau dengan interval (<7).

Sikap terdiri dari 10 pernyataan (7 pernyataan positif dan 3 pernyataan negative)

dengan 5 pilihan jawaban. Pengukuran ini berdasarkan skala interval (likert) yaitu:

Tabel 4.1 Aspek Pengukuran Sikap Pernyataan Positif skor Pernyataan

Negatif

Skor

Setuju 4 Sangat Setuju 1

Sangat setuju 3 Setuju 2

Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3

Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 4

Selanjutnya variabel sikap diinterpretasikan secara keseluruhan dibagi menjadi 4 yaitu:

1. Angka 0-25%: Sangat Tidak Setuju

2. Angka 26-50% : Tidak Setuju

3. Angka 51-75% : Setuju

(44)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden meliputi umur dan pendidikan yang bertujuan sebagai bahan

perbandingan terhadap seberapa besar persentase pengetahuan dan sikap responden mengenai

anemia defisiensi zat besi.

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur F %

< 20 Tahun 20-35 tahun >35 tahun

13 29 8

26.0 58.0 16.0

Total 50 100.0

Berdasarkan tabel diatas diketahui ibu hamil Trimester III yang berumur 20-35 tahun

paling banyak yaitu 29 orang ( 58 % ), berumur kurang dari 20 tahun sebanyak 13 orang (26%)

(45)

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui ibu hamil yang berpendidikan SMP lebih banyak yaitu

23 orang (46 %), berpendidikan SMA sebanyak 17 orang ( 34%), berpendidikan SD ada

sebanyak 6 orang (12%), dan 6 orang berpendidikan DIII/S1 ada sebanyak 4 orang (8 %).

Tabel 5.2

Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal

Pendidikan F %

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat sebagian besar responden tidak bekerja, atau hanya

sebagai ibu rumah tangga saja yaitu sebanyak 26 orang (52%), sedangkan respnden yang bekerja

sebagai Pegawai Negri sebanyak 4 orang ( 8%).

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

(46)

Total 50 100.0

5.1.2 Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia Defisiensi Zat Besi

Pada variabel ini secara umum diukur melalui seberapa jauh yang diketahui ibu mengenai

pengertian, penyebab, dan pencegahan jenis anemia defisiensi zat besi. Secara jelas dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 5.4

Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan

PENGETAHUAN F %

Baik Cukup Kurang

14 26 10

28.0 52.0 20.0

Total 50 100.0

Tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu mengenai cara pencegahan anemia

defisiensi zat besi berpengetahuan cukup ada 26 orang (52%), pengetahuan baik ada sebanyak 14

(47)

Bila dilihat Tabel 5.5 dari latar belakang tingkat umur ibu menunjukkan dari 24 orang

(48%) yang berumur antar 20-25 tahun, sebanyak 13 orang (54,2%) berpengetahuan cukup

tentang pencegahan anemia defesiensi zat besi. sebanyak 6 orang (25%), berpengetahuan baik

dan sebanyak 5 orang (20,8%) yang berpengetahuan kurang mengenai pencegahan anemia

defisiensi zat besi.

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan antara Tingkat Umur dan Pengetahuan

Tingkat Umur Tingkat Pengetahuan Total Baik Cukup Kurang

F % F % F % F %

< 20 tahun 2 4.0 7 14.0 4 8.0 13 26.0

20-35 tahun 9 18.0 17 34.0 3 6.0 29 58.0

> 35 tahun 3 6.0 2 4.0 3 6.0 8 16.0

(48)

Berdasarkan tabel 5.6 ini diketahui sebanyak 23 orang berpendidikan SMP sebanyak 20

orang (40%) berpengetahuan cukup tentang pencegahan anemia defisiensi zat besi, sebanyak 2

orang (4%) berpengetahuan baik dan 1 orang (2%) yang berpengetahuan kurang.

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan antara Tingkat Pendidikan Formal dan Pengetahuan

Tingkat

Distribusi Responden Berdasarkan antara Tingkat Pekerjaan dan Pengetahuan

(49)

Total 14 28.0 26 52.0 10 20.0 50 100.0

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui pekerjaan responden sebagian besar memiliki

pengetahuan cukup adalah tidak bekerja atau ibu rumah tangga sebanyak 11 orang (22.0),

sebanyak 7 orang (14.0) memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 8 orang berpengetahuan

kurang mengenai pencegahan anemia defisiensi zat besi.

5.1.3 Sikap Ibu Hamil Trimester III tentang Anemia Defisiensi Zat Besi

Sikap ibu hamil dalam penelitian ini berupa respon yang diberikan ibu terhadap

gambaran tindakan yang ada kaitannya dengan upaya preventif ibu hamil Trimester III agar

terhindar dari masalah anemia defisiensi zat besi.

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap

SIKAP F %

Baik

Kurang

43

7

86

14

Total 50 100.0

Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas ibu mempunyai sikap positif/baik mengenai

hal yang berkaitan dengan pencegahan anemia defisiensi zat besi yaitu ada sebanyak 43 orang

(50)

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan antara Tingkat Umur dan Sikap

Tingkat Umur Sikap Total

Baik Kurang

F % F % F %

< 20 tahun 10 20.0 3 6.0 13 26.0

20-35 tahun 25 50.0 4 8.0 29 58.0

>35 tahun 8 16.0 0 0.0 8 16.0

Total 43 86.0 7 14.0 50 100.0

Berdasarkan tabel 5.9 diketahui sebagian besar umur ibu mempunyai sikap positif/baik

mengenai hal berkaitan dengan pencegahan anemia defisiensi zat besi yaitu 20-35 tahun

sebanyak 25 orang( 50.0) dan sebanyak 4 orang (8.0) mempunyai sikap kurang.

Tabel 6.0

Distribusi Responden Berdasarkan antara Tingkat Pendidikan dan Sikap

Tingkat Pendidikan

Sikap Total

Baik Kurang

F % F % F %

SD 2 4.0 4 8.0 6 12.0

SMP 21 42.0 2 4.0 23 46.0

SMA 16 32.0 1 2.0 17 34.0

DIII/S1 4 8.0 0 0.0 4 8.0

(51)

Berdasarkan tabel 6.0 diketahui sebagian besar ibu mempunyai sikap positif/baik

mengenai pencegahan anemia defisiensi zat besi yaitu pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 21

orang (42.0) dan sebanyak 2 orang (4.0) mempunyai sikap kurang.

Tabel 6.1

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Sikap

Tingkat Pekerjaan Sikap Total

Baik Kurang

F % F % F %

Ibu Rumah Tangga 21 42.0 5 10.0 26 52.0

Karyawan 10 20.0 0 0.0 10 20.0

Wiraswasta 8 16.0 2 4.0 10 20.0

PNS 4 8.0 0 0.0 4 8.0

Total 43 86.0 7 14.0 50 100.0

Berdasarkan tabel 6.1 dilihat dari latar belakang pekerjaan responden sebagian besar

memiliki sikap baik pada ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga sebanyak 21 orang

(42.0), sebanyak 5 orang (10.0) bersikap kurang terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui, bahwa sebagian besar umur responden antara 20-25

tahun yaitu sebanyak 24 orang (48%). Menurut Anderson (1975) yang dikutip Azhari

menyatakan umur merupakan salah satu bagian yang dimiliki seseorang yaitu faktor yang dapat

(52)

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui umur ibu yang berpengetahuan cukup sebagian besar

umur 20-25 tahun sebanyak 13 orang (54,2%), sebanyak 6 orang (25%) berpengetahuan baik dan

berpengetahuan kurang ada sebanyak 5 orang ( 20,8%).

Dengan bertambahnya umur seseorang, maka pengetahuan yang diperolehnya juga akan

mengalami pertambahan dan lebih matang dalam berfikir serta mudah untuk menerima

perubahan-perubahan yang mengarah untuk meningkatkan kualitas, hal ini juga di dukung oleh

pendapat Hurlock yang dikutip oleh Nursalam (2001), semakin cukup tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang, maka akan lebih matang orang tersebut dalam berfikir dan bekerja.

Kemampuan berfikir kreatif mencapai puncaknya pada umur 20-25 tahun. Karena di usia 20-25

tahun termasuk usia yang masih aktif dalam mencari informasi mengenai kehamilannya.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Elsie (2008) di Puskesmas Pekan Heran

di Indragiri pengetahuan terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi yang cukup pada usia

antara 20-25 tahun

Dilihat dari tabel 5.3 hampir semua responden tidak bekerja atau hanya sebagai ibu

rumah tangga saja yaitu sebanyak 26 orang (52%). Istiarti (2003) mengemukakan, bahwa

pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai macam sumber seperti media massa dan elektronik.

Hal ini sulit untuk mereka para wanita yang bekerja diluar rumah, karena menurut Notoatmodjo

(1997), bahwa dengan bekerja seseorang akan memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk

menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian masyarakat yang

sibuk, hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, sehingga pengetahuan yang

mereka peroleh juga kemungkinan kurang. dari hasil responden mayoritas tidak bekerja hal ini

(53)

Berdasarkan tabel 5.4 pengetahuan ibu hamil terhadap pencegahan anemia defisiensi zat

besi sebanyak 26 orang (52%) berpengetahuan cukup, pengetahuan baik sebanyak 14 orang

(28%), pengetahuan buruk ada sebanyak 10 orang (20%).

Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dari individu

dan ini terjadi setelah individu tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Tingkat pengetahuan terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi mayoritas cukup 20

orang (40%). Tingkat pendidikan seseorang sangat menentukan dalam penerimaan informasi

yang di terima baik dari pelayanan kesehatan, media dan masyarakat.

Berdasarkan tabel 5.6 responden yang berpengetahuan cukup terhadap pencegahan

anemia defisiensi zat besi mayoritas tingkat pendidikan formal SMP sebanyak 20 orang (40%),

berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (4%) dan sebanyak 1 orang (2%) berpengetahuan kurang.

Sebagaimana yang dikemukakan Gagne yang di kutip oleh Azhari (2002), bahwa tingkat

pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat seseorang dalam berbuat

sesuatu, membuat lebih mengerti dan memahami, menerima dan menolak sesuatu. Tingkat

pendidikan formal memungkinkan adanya perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan

terhadap suatu objek. Hal ini sesuai dengan penelitian Yolla (2008) di klinik Kartini tingkat

pendidikan SMP berpengetahuan cukup.

Menurut Istiarti (2000) bahwa sebagian besar ibu hamil banyak mengetahui

pencegahan anemia defisiensi zat besi melalui buku ataupun media cetak bahkan. Ada juga

(54)

Pengetahuan terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi selama kehamilan sangat

membantu ibu hamil untuk lebih menyadari dan tanggap tentang bahayannya anemia defisensi

zat besi selama kehamilan

Sebagaimana yang dikemukakan Gagne yang dikutip oleh Azhari (2002), bahwa tingkat

pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu, membuat lebih

mengerti dan memahami sesuatu, menerima dan menolak sesuatu. Tingkat pendidikan formal

memungkinkan adanya perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan terhadap suatu

objek.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yolla (2008) yaitu pengetahuan ibu

cukup sebanyak 38 orang (54,3%).

Menurut Hotmauli (2008) mengemukakan ibu hamil Trimester III yang banyak

mengetahui anemia defisiensi zat besi akan lebih tahu bagaimana cara bertindak dalam mengatur

pola hidup sehat selama masa kehamilannya dan pentingnya untuk persiapan persalinan yang

akan dihadapi nanti. Begitupun sebaliknya, ibu yang kurang bahkan tidak ada mengetahui segala

sesuatu yang berhubungan dengan pencegahan anemia defisiensi zat besi, maka ibu tdak akan

termotivasi untuk berbuat sesuatu dalam meningkatkan kesehatan dan kehamilannya.

5.2.2 Sikap Ibu Hamil Trimester III terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi Zat Besi

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui mayoritas ibu bersikap baik terhadap hal yang berkaitan

dengan pencegahan anemia defisiensi zat besi yaitu ada sebanyak 43 orang (86%) dan 7 orang

(55)

Menurut Azwar (2007) faktor pengalaman pribadi seseorang salah satu dengan

pembentukan sikap. Sikap seseorang terbentuk atas dasar adanya tanggapan dan untuk

menanggapi seseorang harus mempunyai suatu pengalaman yang berkaitan dengan objek.

Hal ini sejalan dengan penelitian Yolla (2008) di Klinik Kartini yaitu mayoritas

responden sebanyak 64 orang (91,4%) bersikap baik.

Sikap ibu hamil yang postif/baik terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi

termasuk salah satu tanggapan terhadap apa yang dilakukannya dalam menjalani masa-masa

kehamilan tersebut. Ibu hamil akan setuju jika dianjurkan makan-makanan yang bergizi

seimbang, minum suplemen zat besi selama kehamilan, dan mengurangi mengkonsumsi minum

teh dan kopi demi kesehatan janin yang di kandungnya.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini berdasarkan desain penelitian deskriptif yang hanya menggambarkan

pengetahuan dan sikap ibu hamil Trimester III terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi.

sebaiknya pada penelitian lanjutan untuk meneliti ada pengaruh pengetahuan dan sikap ibu hamil

(56)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan karakteristik responden

a. Dari hasil penelitian ini mayoritas responden yang didapatkan pada umur 20-25 tahun

sebanyak 24 orang ( 48%).

b. Dari segi tingkat pendidikan formal mayoritas responden pada tingkat pendidikan SMP

sebanyak 23 orang (46%).

c. Dari segi pekerjaan mayoritas pada ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga

sebanyak 26 orang (52%).

2. Berdasarkan pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III terhadap pencegahan anemia

defisiensi zat besi

A. Pengetahuan

a. Berdasarkan umur responden sebagian besar pada umur 20-25 tahun mempunyai

pengetahuan cukup sebanyak 13 orang ( 54,2%).

b. Berdasarkan pendidikan responden diketahui sebagian besar ibu pada tingkat pendidikan

SMP sebanyak 20 orang (40%).

c. Berdasarkan pekerjaan responden diketahui sebagian besar pada ibu yang tidak bekerja

(57)

B. Sikap

Sikap ibu hamil Trimester III terhadap hal berkaitan dengan pencegahan anemia defisiensi

zat besi, diketahui mayoritas ibu mempunyai sikap baik ada sebanyak 43 orang (86%) dan 7

orang (14%) yang memunyai sikap kurang.

a. Berdasarkan Umur dan sikap responden dapat dilihat sebagian besar responden berumur

20-35 tahun yang memiliki sikap baik sebanyak 25 orang (50.0)

b. Berdasarkan pendidikan formal dan sikap responden dapat dilihat sebagian besar

responden memiliki sikap baik pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 21 orang (42.0).

c. Berdasarkan pekerjaan dan sikap responden dapat dilihat sebagian besar responden

memiliki sikap baik pada ibu rumah tangga atau ibu yang tidak bekerja sebanyak 21

orang (42.0).

6.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi pada pola menu makan ibu hamil selama

Trimester III khususnya asupan suplemen zat besi agar terhindar dari anemia defisiensi zat

besi dengan mengkonsumsi tablet zat besi secara teratur dan memperbanyak makan makanan

yang mengandung zat besi dan vitamin yang membantu proses penyerapan zat besi

2. Penyelenggaraan peningkatan kualitas dan kuantitas program penyuluhan kesehatan bidang

gizi masyarakat oleh petugas kesehatan. dalam rangka menurunkan angka gizi buruk/

(58)

3. Peningkatan pola kunjungan ibu hamil Trimester III untuk memeriksakan kehamilannya ke

petugas kesehatan untuk mengetahui kondisi kehamilannya dan konsultasi apa saja yang

harus di persiapkan untuk menjelang persalinan nanti.

4. Bagi peneliti lanjut agar dapat menggali variabel-variabel yang berkaitan dengan peningkatan

ilmu pengetahuan tentang pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap pencegahan anemia

(59)

Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta

Arisman.(2007).Gizi dalam Daur kehidupan.Jakarta:Buku kedokteran(EGC)

Budiarni.W.,Subagio.W.H.(2012). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi

dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat pada Ibu Hamil. Journal of Nutrition

College. Di akses pada tanggal 15 Januari 2012.

http://ejournal-s1.undip.ac.id

Budiyanto.K.(2004).Dasar-dasar Ilmu Gizi.Malang:Universitas Negeri Malang

Direktorat Bina Kesehatan Anak.(2012). Upaya Percepatan Penurunan Angka

Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia. Diakses pada tanggal 04 July 2012.

http://www.kesehatananak.depkes.go.id

Hidayat.A.A.(2010).Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisi Data.Jakarta:

Salemba Medika

Huliana.M.(2007).Panduan Menjalankan Kehamilan Sehat.Jakarta:Puspa Swara

Kusmiyati.Y,Wahyuningsih.P.H,Sujiyatini.(2009).Perawatan Ibu Hamil.Yogyakarta:Fit

ramaya

Fatimah.H.(2011). Pola Konsumsi dan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil di

kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Makara Kesehatan. Diakses pada bulan Juni 2011.

Miyata.I.M.S, Proverawati.A(2010).Nutrisi Janin dan Ibu Hamil.Yogyakarta:Nuha

(60)

Manuaba.I.B.G(2002),Buku PanduanPraktis Pelayanan KesehatanMaternal dan

Neonatal.Jakarta:Buku Kedokteran (EGC)

Mitayani,Sartika.W.(2010).Ilmu Gizi.Jakarta:Trans Info Media

Mubarak.I.W.(2011).Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika

Notoatmodjo.S.(2005).Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya.Jakarta:Rineka Cipta

Notoatmodjo.S.(2003).Pendidikan dan Perilaku Kesehatan,Jakarta:Rineka Cipta

Notoatmodjo.S.(2005).Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta

Notoatmodjo.S.(2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta:Rineka Cipta

Notoatmodjo.S.(2007).Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta:Rineka Cipta

Pantikawati.I.(2010)..Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan).Yogyakarta: Nuha Medika

Pieter.Z.(2010).Pengantar Psikologi dalam Keperawatan.Jakarta: Kencana Prenada

Media Grup

Proverawati.A.(2011).Anemia dan Anemia Kehamilan.Yogyakarta: Nuha Medika

Waryana.(2010).Gizi Reproduksi.Yogyakarta: Pustaka Rihama

Purwanto.H.(1998).Pengantar Perilaku Manusiauntuk Keperawatan.Jakarta:Buku

Kedokteran (EGC)

Sulistyawati.A.(2009).Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.Jakarta:Salemba

Medika

Yolla.A. (2008).Pengetauan dan Sikap Ibu Hamil terhadap Pencegahan Anemia di

Klinik Kartini Lubuk Pakam.diambil dari Universitas Sumatera Utara Fakultas

Keperawatan.

Hotmauli.(2004).Gambaran Pengetahuan ibu Hamil terhadap Pencegahan Anemia di

(61)

SURAT PERNYATAAN CONTENT VALIDITY

Nama : Friska Margareth Parapat

Nim : 125102063

Judul KTI : Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Trimester III terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi Zat Besi di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Darat Kecamatan Medan Timur

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan uji validitas terhadap kuesioner penelitiannya dengan pertanyaan pengetahuan sebanyak 20 pertanyaan.

Medan, 15 Maret 2013

Disetujui Oleh

Gambar

Tabel 3.2 Defenisi Operasional
Tabel 4.1 Aspek Pengukuran Sikap
Tabel 5.1
Tabel 5.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika asma terjadi karena keadaan yang dapat diperkirakan seperti latihan berat pada olah raga, terapi pencegahan dengan B-agonis inhaler dianjurkan untuk pasien dengan fungsi paru

Perlindungan hukum bagi pasien yang mengalami kerugian akibat pengobatan tradisional dilakukan dengan ketentuan pidana tentang setiap orang yang tanpa izin

kinerja Performance based grant Hibah untuk memperluas cakupan pelayanan dan meningkatkan kinerja berdasarkan pencapaian target Matching grant Hibah untuk mendorong Investasi

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari hasil validasi media pembelajaran interaktif grading pola dasar I diperoleh hasil se- bagai berikut: format

Nilai rata-rata tertinggi daya serap air papan lamina selama 24 jam terdapat pada papan lamina 7 Karakteristik Balok Laminasi Dari Batang Kelapa dan Kayu Kemiri... Gambar

Salah satu pranata lunak yang dipastikan mengarah pada tujuan yang lebih baik adalah mempersiapkan software panduan bagi mahasiswa baru yang akan masuk dan bergulat

pendidikan D 2 terhadap profesi guru anak luar biasa, (4) Tidak terdapat perbedaan yang berarti antara sikap guru yang mempunyai masa kerja kurang dari 5

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru dalam memberikan pembelajaran di sekolah dan pemilihan instransi untuk pelaksanaan praktek kerja