BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemahaman
Pemahaman yang berasal dari kata paham yaitu kata sifat.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat tahun 2012 yang di susun oleh pusat bahasa, Departemen Pendidikan Nasional Pemahaman adalah :
Pengertian:Pengetahuan banyak;
- Pendapat; Pikiran: --nya Tidak bersesuaian dngn—kebanyakan orang; - Mengerti Benar (akan); tahu benar (akan)
- Pandai dan mengerti benar (tt suatu hal)
Menurut para ahli definisi atau pengertian pemahaman adalah sebagai berikut: Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008 : 607-608).
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian; pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengerti benar (akan); tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar. Apabila mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : (1) mengerti benar (akan); mengetahui benar, (2) memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan pe- an menjadi pemahaman, artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham) (Depdikbud, 1994: 74). Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.
Pemahaman (comprehension), kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Menurut Bloom “Here we are using the tern “comprehension“ to include those objectives, behaviors, or responses which represent an understanding of the literal message contained in a communication.“ Artinya : Disini menggunakan pengertian pemahaman mencakup tujuan, tingkah laku, atau tanggapan mencerminkan sesuatu pemahaman pesan tertulis yang termuat dalam satu komunikasi. Oleh sebab itu siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkan dengan hal-hal yang lain. (Bloom Benyamin, 1975: 89).
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). W.S Winkel mengambil dari taksonmi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang dikembangkan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional. Bloom membagi kedalam 3 kategori, yaitu termasuk salah satu bagian dari aspek kognitif karena dalam ranah kognitif tersebut terdapat aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam aspek di bidang kognitif ini merupakan hirarki kesukaran tingkat berpikir dari yang rendah sampai yang tertinggi.
Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi dibandingkan tipe belajar pengetahuan (Nana Sudjana, 1992: 24) menyatakan bahwa pemahaman dapat dibedakan kedalam 3 kategori, yaitu: (1) tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi.
pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam ide-ide atau simbol, serta kemempuan membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan konsekuensinya.
Sejalan dengan pendapat diatas, (Suke Silversius, 1991: 43-44) menyatakan bahwa pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu : (1) menerjemahkan (translation), pengertian menerjemahkan disini bukan saja pengalihan (translation), arti dari bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain, dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan konsep yang dirumuskan dengan kata –kata kedalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam kategori menerjemahkan, (2) menginterprestasi (interpretation), kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi, (3) mengektrapolasi(Extrapolation), agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.
Menurut Suharsimi Arikunto (1995: 115) pemahaman (comprehension) siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep. Menurut Nana Sudjana (1992: 24) pemahaman dapat dibedakan dalam tiga kategori antara lain : (1) tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok, dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat tertinggi yaitu pemahaman ektrapolasi.
2.2 Definisi Santri
Santri Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi Edisi Keempat tahun 2012 yang disusun oleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional santri Adalah
- Orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh
Dari Wikipedia dijelaskan bahwasannya yang di maksud dengan santri adalah Sebagai berikut:
Santri adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan Ilmu Agama Islam di suatu tempat yang dinamakan Pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa, istilah santri berasal dari bahasa Sanskerta, shastri yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata cantrik yang berarti para pembantu begawan atau resi, seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di Pondok Pesantren, sebagai konsekuensinya ketua Pondok Pesantren memberikan tunjangan kepada santri tersebut.
pesantren yang didirikan di luar kota dapat dijadikan alasan untuk membuktikan asal-usul pesantren dari Hindu dan pendapat serupa dikemukakan juga oleh Van Bruinessen.
Selain itu, Nurkholis Madjid meyakini bahwa kata santri berasal dari kata ‘Cantrik’ (bahasa sansekerta atau jawa), yang berarti orang yang selalu mengikuti guru. Sedang versi yang lainya menganggap kata ‘santri’ sebagai gabungan antara kata ‘saint’ (manusia baik) dan kata ‘tra’ (suka menolong). Sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.
2.3 Definisi Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.
tentang pengertian dan definisi sistem yang dijelaskan oleh beberapa ahli. Berikut pengertian dan definisi sistem menurut beberapa ahli:
a. Jogianto (2005:2), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti tempat, benda dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.
b. Indrajit (2001:2), Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya. c. Davis, G. B (1991:45), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
beroperai bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran.
2.4 Definisi Pondok Modern
Dalam mempertahankan nilai dan jiwa pesantren, K.H Imam zarkasyi berangkat dari suatu konsep pendidikan pesantren yang diambil dari pengertian dasar pesantren. Pondok Pesantren baginya berasal dari dua kata yang membentuk satu pengertian yang sama. Pondok berarti tempat menumpang sementara, pesantren berarti tempat para santri, sedangkan santri berarti pelajar yang menuntut ilmu agama islam. Di jawa tempat ini disebut pondok atau pesantren atau pondok pesantren.Tidak pesantren ada perbedaan yang berarti antara sebutan pondok atau pesantren, karena keduanya merujuk kepada satu pengerian yang sama. Sebutan Pondok Tebuireng, Pondok Langitan, Pondok Krapyak, atau pesantren Tebuireng, pesantren langitan, pesantren Krapyak tidak menunjukan perbedaan makna.
penciptaan lingkungan juga sangat penting. Lingkungan pendidikan itulah yang ikut mendidik. Penciptaan lingkungan dapat dilakukan melalui : pembiasaan contoh ke masjid dan sekolah tepat waktu, penugasan dengan diberi amanah menjadi pengurus rayon, konsulat dll, pelatihan dengan kegiatan training, kursus, dengan pengajaran baik di kelas dan di luar kelas, dengan pengarahan setiap ba’da shalat pengurus shalat membawakan arahan.
Kata “modern” yang sekarang melekat dan menjadi ciri khas dari pondok modern di nusantara, Dengan Selogannya Berdiri di Atas dan Untuk Semua Golongan” mempunyai kesatuan arti yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Kesatuan arti yang tersirat dalam kata yaitu: syumuliyah, dynamic, sistematic, homogenizing, progressiv, innovative, irreversible, evaluative. Sedangkan pembahasan arti kata “modern”:
a. Syumuliyah. Berarti berarti konfrehensif atau holistik. Dalam arti, Pondok Modern mendidik dan mengajarkan ilmu-ilmu agama dan pengetahuan umum dengan porsi yang sama, tidak ada dikotomi antara keduanya.
b. Dynamic. Dinamis adalah penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Maka, Seluruh kegiatan di Pondok Modern diadakan berdasarkan asas ini, baik kurikuler, non-kurikuler, maupun ekstra kurikuler. Seluruh elemen yang ada di pondok harus mengikuti seluruh kegiatan yang ada secara maksimal.
c. Sistematic. Sistematis berarti teratur dan menggunakan sistem, dan dengan cara yang diatur secara baik. Sistem itu sendiri berarti; 1) perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membantuk suatu totalitas; 2) susunan yang teratur dari pandangan, teori,asas, dan sebagainya; 3) metode.
merupakan proses pendidikan untuk menaungi minat dan mengembangkan kat santri yang beraneka ragam.
e. Progressiv. Berarti: 1) kearah kemajuan; 2) berhaluan ke arah perbaikan keadaan sekarang; bertingkat-tingkat.
f. Innovative artinya bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru; bersifat pembaruan (kreasi baru). Dengan kata lain, pondok Modern selalu terus berusaha berinovasi dalam proses pendidikan dan pengajaran dengan tidak keluar dari sesuatu yang telah di tetapkan. g. Irreversible. Berarti tidak dapat diubah. Artinya, Pondok Modern tidak
akan mengubah visi, misi, nilai, sunah, motto, disiplin, dan orientasi yang dijalankan sejak berdiri sampai saat ini. Tidak adanya perubahan dalam hal ini dirasa penting untuk menjaga tradisi dan orientasi pendidikan dan pengajaran di pondok Modern. Contoh kongkrit dari pelaksanaan konsep ini, Pondok modern tidak akan mengubah setatusnya menjadi pondok yang memihak kepada suatu ormas, madzhab, golongan, atau partai, pondok modern akan selalu tegap berdiri di atas dan untuk semua golongan.
h. Evaluative. Adalah segala hal yang dijalankandalam rangka proses pendidikan dan pengajaran harus dapat dinilai pencapayannya, termasuk kekurangan dan kelebihannya harus selalu di evaluasi.
A. Sistem Pembelajaran dan Metode Dalam Proses Pendidikan Karakter di Pondok Modern
N o
SISTEM FOKUS
1 Keteladanan Penonjolan sikap teladan dari para kiai, guru, pengasuh, dan santri
2 Penciptaan Lingkungan
Semua yang dilihat, didengar, dikerjakan, dan dialami sehari-hari harus mengandungg unsur pendidikan
3 Pengarahan
Kegiatan-kegiatan diawali dengan pengarahan, terutama tentang nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya
4 Pembiasaan
pemaksaan juga diperlukan
5 Penugasan Pelibatan dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kependidikan
1) Pembelajaran Karakter Dengan Keteladanan
Menurut salahsatu pimpinan pondok Gontor, K.H Hasan abdullah Sahal, pendidikan di pondok modern lebih banyak di tanamkan dan ditularkan secara tidak formal; tidak sekedar ceramah, pengarahan, penataran, diskusi, pengajian dan sdejenisnya. Justru transformasi pendidikan lebih banyak di lakukan melalui pembelajaran dengan keteladanan dan pembiasaan. Seperti berbagai aktivitas mulai dari pergi ke masjid dan ke kelas, mengadakan pelatihan, mengurus organisasi, bertisipasi dalam kegiatan asrama, hingga ikut kepanitiaan musyawarah rayon, Dan lomba. Bakan, pendidkan juga mereka terima dari proses menjalani segala hukuman yang diberikan pesantren serta mendapatat kepercayaan untuk menjadi pembimbing beberapa kegiataan. Lebih dari itu, Seorang ustadz pun tidak pernah menuntut balasan dan jasa atas loyalitas dan usahanya selama di pesantren kecuali hanya mencari ridho Allah Swt.
2) Pembelajaran Karakter Santri Melalui Penugasan dan Pengasuhan.
Adapun rincian nama-nama bagian-bagian yang inti di organisasi Pondok Modern beserta tugas-tugasnya contohnya adalah sebagai berikut:
a. Ketu, adalah jabatan tertinggi di organisasi di Pondok Modern - Bertanggung jawab atas anggotanya.
b. Sekretaris
- Menjadi penasihat ketua dan menyiapkan arsip-arsip serta dokumen-dokumen perbagian.
c. Bendahara
- Bertanggung jawab atas sirkulasi keuangan organisasi. d. Bagian Keamanan
- Bertanggung jawab atas jalannya peradilan dan mengontrol jalannya keamanan di pondok.
e. Bagian Bahasa
- Bertanggung jawab atas jalannya disiplin bahasa resmi di Pondok Modern.
f. Bagian Olahraga.
- Mengawasi dan bertanggung jawab atas jalannya kegiatan olahraga dan memintatkan bakat olahraga.
g. Bagian Kesehatan
- Bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan di Pondok Modern. Melalui staf pengasuhan santri dan seluruh jajaran kepengurusan dibawahnya, Pimpinan Pondok Modern mengajarkan dan membimbing sendiri melalui organisasi di dalam pondok. Mulai dari ketua asrama, ketua kelas, ketua kelompok, organisasi intra/ekstra, hingga ketua regu pramuka. Disanalah mereka membiasakan diri berkarakter jujur, seperti mengelola koprasi, sopan dan pantas, rendah hati dalam melayani tamu; tenang dan lemah lembut dalam mengurus dan mengurus adik-adik kelas. Berikut adalah bagan struktur organisasi Pondok Pesantren Modern biasanya seperti yang akan di tinjau di bawah.
STRUKTUR ORGANISASI
YAYASAN/BADAN WAKAF
PIMPINAN PONDOK
3) Pembelajaran karakter melalui pembiasaan
Seluruh santri, tanpa terkecuali harus membiasakan untuk melaksanakan dan mengaplikasikan seluruh ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Semua santri dibiasakan bangun pagi, sembahyang subuh, wirid dan sorogan di pagi hari. Dari pagi sampai sore melakukan kegiatan pembelajaran bersama-sama para guru. Sore hari menjalankan ekstrakurikuler, dan dibiasakan untuk sembahyang di masjid.
Untuk meningkatkan kualitas santri dalam berbicara dalam dua bahasa asing, semua santri dibiasakan untuk berbahasa inggris dan bahasa arab, satu minggu bahasa inggris, satu minggu bahasa arab. Setiap santri yang tidak menaati aturan itu akan dipanggil dan disidang oleh dewan sidang yang ditujuk. Sedangkan nilai raport santri tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan otak saja, juga ditentukan oleh kualitas sikap dan perilaku keseharian santri di lingkungan pondok pesantren tersebut.
4) Peambelajaran Karakter Melalui Partisipasi Dalam Beragam Kegiatan; Integrasi nilai dalam kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler.
Saat ini, banyak murid yang enggan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan kesiswaan di sekolah. Padahal kegiatan Ko-Kurikuler dan ekstrakurikurel akan semakin bermakna (meaningful learning) jika diisi dengan kegiatan yang menarik, bernilai, dan bermanfaat bagi siswa. Ada sebagian siswa yang hanya belajar saja, tanpa menghiraukan kegiatan Ko-Kurikuler, terlebih kegiatan ekstrakurikuler. Mereka enggan mengikuti kegiatan tersebut dengan alasan malas, tidak bermanfaat, mengganggu konsentrasi belajar, membuang-buang waktu, dan lain sebagainya.
5) Pembelajaran Karakter Melalui Penghargaan dan Hukum
Dengan Selogan yang selalu di raungkan ”Siap meminpiin dan siap di pimpin” Semua apa yang dilakukan di Pondok modern kalu melakukan kesalahan haru bertanggung jawab atas kesalahan tersebut,
Pemberian hukukuman merupakan wujud dari pemberlakuan wujud dari konsekuensi pelanggaran yang dilakukan anak didik yang meninggalkan
kewajiban-kewajibannya. (pemberian hukuman (punisment) ini hendaknya diimbangi dengan pemberian penghargaan (reward) sehingga eksistensi dan perilaku anak merasa dihargai.
Pondok Modern mengajarkan pendidikan karakter di dukung oleh beberapa unsur diantaranya :
1. Pimpinan yang memiliki manajemen yang propesional. 2. Sarana dan prasarana yang sederhana.
3. Sistem yang teruji dengan baik mulai muatan di siplin yang ketat tanpa pandang bulu sampai dengan aktifitas yang mengacu pada prinsip-prinsip pendidikan dan pengajaran karakter yang baik.
4. Sumber daya yang bermutu.
5. Panca jiwa dan Motto pondok pesantren yang selalu di dengungkan oleh pengurus dan ustadz dan pimpinan pondok.
a). Penerapan Kurikulim KMI (kuliyyattul mualimin al-islamiyah) di Pondok Modern
Kurikulum yang diterapkan oleh K.H Imam
z
arkasyi di pondoknya menjadi cikal-bakal pertama adanya kurikulum KMI(Kurikulum Pondok Modern) yang dicetuskan Oleh Pondok Moder Gontor Ponoroga yang sekarang telah di pakai oleh pondok-pondok modern lainnya di seluruh nusantara.islam, dan lain-lain. Adapun materi pelajaran umum terdiri atas Ilmu Sosial, Biologi,IPA, Civic, Matematika dan lain-lain. Pelajaran bahasa (arab dan inggris) di pandang sebagai kunci pokok ilmu pengetahuan.
Walaupun materi pelajaran agama di Pondok Modern sama dengan materi pelajaran di pesantren-pesantren lama, tetapi kitab-kitab yang dipakai tidak seluruhnya sama, tetapi kitab-kitab itu telah disederhanakan dalam susunan yang lebih “madrasy” sehingga lebih efektif untuk mecapai tujuan pelajaran. Beberapa pelajaran di Pondok Modern bahkan disusun sendiri oleh pendiri pondok modern K.H Imam zarkasyi, sepertib pelajaran bahasa arab, Aqidah, Fiqih, Tajjwid dan lain-lain.
Meskipun demikian, K.H Imam zarksyi berpandangan bahwa kurikulum bukanlah sekedar susunan mata pelajaran di dalam kelas, tetapi merupakan seluruh program kependidikan. Ini berarti bahwa tujuan pelajaran di Pondok Modern bukanlah tujuan yang berdiri sendiri, melainkan disatukan secara integral dengan tujuan pendidikan pesantren secara keseluruhan. Sebagai sebuah pesantren, tujuan pendidikan di Pondok Modern tidak berbeda dengan tujuan pesantren pada umumnya mencetak ulama, alim, shaleh, berguna.
Yang menonjol dalam hal Pondok Modern ini adalah Pemahaman K.H Imam zarkasyi terhadap konsep ilmu. Ya menangkap bahwa Islam Tidak memisahkan pengetahuan agama dan pengetahuan umum. Maka dalam menggambarkan porsi materi pelajaran dalam Pondok Modern yang di terapkann oleh K.H Imam zarkasyi adalah 100% agama dan 100% umum. Ini berarti bahwa ilmu pengetahuan umum itu sebenarnya adalah bagian dari ilmu agama, dan sama pentingnya. Latar belakang pemikirannya ini berangkat dari kenyataan bahwa sebab terpenting kemunduran umat Islam adalah kurangnya ilmu pengetahuan.
tidak lain untuk menginterasikan sistem madrasah dengan sistem pesantren. Sudang barang tahu hasilnya akan berbeda dari kebanyakan pendidikan madrasah dan sekolah-sekolah umum.
Dalam dunia madrasah sendiri sebenarnya tidak ada kurikulum yang baku dan standard. Setiap madrasah dapat memilih mata pelajaran yang dianggap perlu dan memiliki tenaga pengajar. Terbukti ketika diadakan muktamar madrasah-madrasah di padang pada tahun 1936 baru disepakati tingkatan-tingkatan madrasah dan kurikulumnya untuk seluruh Minangkabau dengan penetapan lama waktu belajar.
b) Sistem Pengajaran
Meskipun lembaganya tetap bernama pesantren, K.H Imam zarkasyi tidak lagi menggunakan sisstm pengajaran sorogan ala pesantren tradisional pada umumnya. Pengajarani di Pondok Modern ini menggunakan sistem klasikal, sebagaimana di terapkan di sekolah-sekolah umum atau madrasah-madrasah pada umumnya. Alat bantu kapur dan papan tulis digunakan dalam pengajaran. Masa belajarnya 6 tahun(KMI).Para santri belajar di dalam kelas dengan menggunakan pantalon dari jam 7.00 pagi hingga 14.00 sore. Guru mengajar dengan mengenakan dasi. Inilah dia antara yang mula-mula di anggap orang sebagai Pondok Modern.
c) Bahasa
bait-bait alfiyah, Misalnya, harus memulai lagi dari pengenalan kata benda, kerja, kata sifat hingga pengenalan struktur kalimat dalam bahasa arab. Untuk tujuan ini K.H Imam zarkasyi menyusun buku yang berjudul Durus al-lughah yang materinya sistematis dan mudah diajarkan dengan metode langsung tanpa terjemah sedikitpun.
Setelah 3-6 bulan para santri diwajibkan berbicara dengan dua bahasa, arab dan inggris dalam percakapan sehari-hari. Baru ketika duduk di kelas dua santri mulai belajar ilmu nahwu dan sharaf. Selain itu, beberapa mata pelajaran agama sudah mulai diajarkan dengan kitab berbahasa arab. Demikian seterusnya pada kelas III, IV, V, dan VI; hampir seluruh pelajaran agama menggunakan kitab-kitab berbahasa Arab. Di kelas v dan kelas VI misalnya, untuk pelajaran Fiqihnya digunakan kitab Bidayah al-mujtahid karangan Ibnu Rusyd. Kitab-kitab itu diajarkan dengan menggunakan pengantar bahasa arab tanpa terjemah.
Dengan mempelajari bahasa arab terlebih dahulu, para santri diharapkan mampu membaca kitab-kitab berbahasa arab secara mandiri tanpa tergantung kepada bimbingan guru atau Kiai. Tidak saja membaca kitab-kitab kubing (klasik), tapi juga membaca kitab apapun yang berbahasa Arab. Demikian juga dengan bahasa Inggris. Dengan Metode Berlitz para santri diajari bagaimana dapat berbicara secara aktif dalam bahasa inggris di samping membaca dan menulis
B. Struktur Organisasi Balai Pendidikan Pondok Psesantren Modern
Lembaga tertinggi dalam organisasi Balai Pendidikan Pondok Modern adala Badan Wakaf/yayasan. Lembaga ini menjadi semacam badan legislatif dalam tubuh pondok.Mereka bertanggung jawab atas segala pelaksanaan dan perkembangan dan pendidikan di Pondok Moden. Untuk Tugas dan keseharian amanat ini dijalankan oleh Pimpinan Pondok Modern adalah sebagai berikut:
2. Lembaga Pengasuhan Santri yang mengurusi bidang pengasuhan santri khususnya bidang ekstra kulikuler. Lembaga ini membawahi dua organisasi santri:
a. Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Modern (OPPM) yaitu organisasi santri siswa KMI.
b. Koordinator gugus depan Pondok Pesantren Modern Daarul Huda, yakni organisasi kepramukaan siswa KMI.
3. Lembaga wadah Pemersatu para alumni yang disebut Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Modern (IKPM).
C. Motto Pondok Modern
Pendidikan Pondok Modern Daarul Huda menekankan pada pembentukan pribadi Mukmin Muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebes. Kriteria atau sifat-sifat utama ini menjadi motto pendidikan semua pondok modern.
a. Berbudi tinggi adalah landasan paling utama yang ditanamkan oleh pondok modern kepada seluruh santri dalam semua tingkatan.
b. Berbadah sehat maksudnya tubuh yang sehat adalah sisi lain yang dianggap penting dalam peendidikan pondok Modern ini. Dengan tubuh yang sehat, para santri akan melaksanakan tugas hidup dan beribadah dengan sebaik-baiknya. Pemeliharaan kesehatan dilakukan melalui berbagai kegiatan olahraga, bahkan ada rutinitas olahraga yang diwajibkan oleh semua santri sesuai jadwal yang ditetapkan seperti lari pagi pada hari jum’at.
c. Berpengetahuan luas, maksudnya para santri di pondok Modern dididik melalui proses yang telah dirancang secara sistematik agar dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mereka.
d. Berpikiran bebas, maksudnya tidak berarti bebas sebebas-bebasnya. Kebebasan disini tidak boleh menghilangkan prinsip, terutama prinsip sebagai Muslim Mukmin. Justru kebebasan disini merupakan lambang kematangan dan kedewasaan dari hasil pendidikan yang telah diterangi oleh petunjuk ilahi (Hidayah Allah). Motto ini di tanamkan setelah santri memiliki budi tinggi , budi luhur, dan sesudah ia memili pengetahuan luas. Contoh:
Dalam rangka mengembangkan dan memejukan Balai Pendidikan Pondok Modern ada yang namanya panca jangka. Hal ini merupakan program kerja pondok Modern yang memberikan arah dan panduan untuk mewujudkan upaya pengembangan dan pemajuan tersebut. Adapun panca jangka meliputi bidang-bidang.:
a. Pendidikan dan pengajaran. Jangka berarti berusaha secara maksimal untuk meningkatkan dan menyempurnakan pendidikan dan pengajaran di Pondok Modern. Usaha ini tercatat dalam sejarah perjalanan Pondok Modern yang dimulai pada tahun 1926. b. Kadersisasi. Dengan Selogan “patah tumbuh hilang berganti”
Sejarah timbul dan tenggelamnya suatu usaha, terutama hidup dan matinya Pondok-Pondok di tanah air, memberikan pelajaran kepada para pendiri pondok tentang pentingnya perhatian terhadap kaderisasi. Sudah banyak riwayat tentang pondok-pondok yang maju dan terkenal, tetapi suatu ketika mengalami kemunduran, bahkan mati setelah pendiri atau Kyai Pondok itu meninggal duni. Diantara faktor terpenting yang menyebabkan kemunduran ataupun matinya pondok tersebut adalah tidak adanya program kaderisasi yang baik.
c. Pergedungan. Jangka ini memberikan perhatian pada upaya penyediaan sarana dan pra-sarana pendidikan dan pengajaran yang layak bagi para santri.
d. Chizanatullah. Di antara syarat terpenting agar sebuah lembaga pendidikan tetep bertahan hidup dan berkembang adalah memiliki dana sendiri. Sebuah lembaga pendidikan yang hanya menggantungkan hidupnya kepada bantuan pihak lain yang belum tentu didapat tentu tidak dapat terjamin kelangsungan hidupnya. Bahkan hidupnya akan seperti ilalang di atas batu, “hidup enggan mati tak hendak”. Oleh karena itu biasanya pondok modern memiliki unit-unit usaha.
B) Panca jiwa pondok modern
umumnya, seperti Snoch Hurgronje, Hanya melihat Pesantren dari bentuk lahiriahnya. Misalnya, bentuk rumah pondokan, cara berpakaian, peralatan yang digunakan, tata letak bangunan dan tradisi-tradisinya yang statis. Sementara itu K.H Imam zarkasyi melihat pesantren dari isi dan jiwanya. Ia menyimpulkan bahwa di dalam kehidupan pondok sekurang-kurangnya terdapat dan diusahakan tertanam lima jiwa pesantren yang kemudian dia sebut panca jiwa.
Seluruh kehidupan di pondok modern di dasarkan pada nilai-nilai yang dihayati secara mendalam. Nilai-nilai tersebut terejawantah dalam Panca jiwa atau lima nilai yang mendasari kehidupan Pondok Modern:
a. Jiwa Keikhlasan, jiwa ini sepi ing pamrih, yakni berbuat sesuata bukan karena didorong oleh keinginan karena ingin mendapatkan keuntungan tertentu. Segala aktivitas dengan niat semata-mata untuk ibdah, lillah.
Menurut Azmi sirodjudin, mahasiswa doktoral UII Yogjakarta dan sebagai Pimpinan Lembaga Risaz College menyatakan bahwa guru-guru menjungjung tinggi moto pondok yaitu keikhlasan maksudnya ikhlas berjuang, bermanfaat bagi orang lain, ikhlas dan jujur dalam setiap sikap dan mendahulukan kepentingan jamaah. Diharapkan santri ikhlas dalam melaksanakan kegiatan yang ada di pondok modern, mulai dari piket pondok di pagi hari, piket rayon, piket kamar, (Harisulail) piket jaga malam di malam hari beserta kegiatan lainnya.
tumbuhnya mental dan karakter yang kuat, yang menjadi syarat bagi pejuangan dalam segi kehudupan.
c. Jiwa Berdikari. Berdikari atau kesanggupan menolong diri sendiri merupakan senjata ampuh yang di bekalkan pesantren kepada santrinya. Berdikari tidakhanya berarti bahwa santri sanggup belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri, tetapi pondok pesantren itu sendiri sebagai lembaga pendidikan juga harus sanggup berdikari sehingga tidak pernah menyandarkan kehidupannya kepada bantuan atau belas kasih pihak lain. Meski demikian, pondok tidak bersifat kaku sehingga menolak orang-orang yang hendak membantu.
d. Jiwa Ukhuwwah Islamiah. Kehidupan di Pondok Pesantren diliputi suasana persaudaraan yang akrab. Karena itu, segala suka dan duka dirasakan bersama dalam jalinan ukhuwwah islamiah. Tidak ada dinding yang dapat memisahkan antara mereka. Ukhuwwa ini bukan saja selama mereka di Pondok Pesantren, tetapi juga memengaruhi ke arah persatuan umat di dalam mayarakat setelah mereka terjun di masyarakat seperti organisasi kemasyarakatan sosial, dan alin-lain.
dengan penuh tanggung jawab, baik dalam kehidupan pesantren maupun dalam kehidupan masyarakat. Jiwa yang melingkupi kehidupan pondok pesantren itulah yang nanntinya dibawa santri sebagai bekal utama di dalam kehidupan di masyarakat .