• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI ALATMODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BULUKARTO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI ALATMODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BULUKARTO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI ALATMODIFIKASI

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BULUKARTO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN

PRINGSEWU

Oleh :

Darlina

Penelitianinidilaksanakan di SD Negeri 1

BulukartoKecamatanGadingrejoKabupatenPringsewu.

Adapuntujuanpenelitianinimengentahuiperbaikanpembelajaranlompatjauhgayajongkokmelalu

ialatmodifikasipadasiswakelas V SD Negeri 1

BulukartoKecamatanGadingrejoKabupatenPringsewu.

Metode yang dipergunakandalampembelajaranadalahPenelitianTindakanKelas (PTK), yang meliputi 3 (Tiga) siklus. Adapunsubjekpenelitiankelas V SD Negeri 1 Bulukarto yang berjumlah 36 Siswa. Adapunpenelitiandilaksanakantahapan 3 Siklus.

Temuan yang

didapatdalampenelitianinisiswasangatantusiasdalammelaksanakangerakdasarlompatjauhgayaj ongkok, sehinggatidakmengalamikesulitan.

A. Kesimpulan

Pembelajarankhususnyalompatjauh agar

lebihmeningkatdanefektifsetelahdiberikanmelaluialatbantu yang telahdimodifikasi.

B. Saran

Pihaksekolahdiharapkan agar

(2)

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikanjasmanimerupakanbagiandarikehidupanmanusia.

Dengankesegaranjasmaniataukondisifisikseseorangdapatditingkatkansehinggauntukm elaksanakanaktivitassehari-haritanpamengalamikelelahan yang berarti.

Melaluikegiatanolahragadapatmembentukmanusia yang

sehatjasmanidanmemilikiwatakdisiplinsertasportif yang padaakhirnyaakanmembentukmanusia yang berkualitas.

Didalam peranannya, penjaskes sering berkaitan dengan cabang olah raga atletik. Dalam hal ini dikarenakan, atletik adalah salah satu induk cabang atau ibu dari semua cabang olahraga, karena banyak nomor yang dipertandingkan dalam cabang ini, seperti berjalan, berlari, melompat dan lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik merupakan gerak dasar bagi cabang olahrag lainnya, karen hampir semua cabang olahrag memerlukan kekuatan, kecapatan, kelenturan dan daya tahan. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan sejarah mengemukakan bahwa atletik adalah ibu dari semua cabang olahraga. Cabang olahraga atletik mengandung nilai-nilai eduakatif yang memegang peranan penting dalam mengembangkan kondisi fisik serta dapat mengembangkan sikap percaya diri, disiplin, kerjasama, sportif dan berani. Sehingga untuk menunjang tujuan pembelajaran, sesuai dengan dengan tujuan kurikulum tingkat satuan pembelajaran atletik adalah salah satau cabang olahraga yang wajib diajarkan dari SD sampai SMA.

(3)

khususnya lompat jauh gaya jongkok memerlukan strategi pembelajaran yang baik dan tepat sasaran.

Strategi maupun methode pembelajaran ditingkatkan untuk pemahaman siswa dalam materi pembelajaran. Suatu proses pembelajaran membutuhkan alat pendukung yang optimal karena suatu proses pembelejaran tanpa didukung oleh media-media atau sarana dan prasarana lain, akan tidaklah mungkin pembelajaran tersebut tercapai secara optimal khususnya pada lompat jauh gaya jongkok, dimana harus menggunakan media yang memadai mulai dari tempat berlari hingga bak pasir tempat mendarat. Hal inilah yang terjadi di SD Negeri 1 Bulukarto dimana media pandukung proses pembelajaran kurang memuaskan bahkan tidak mencapai ketuntasan. Sistem dan model pembelajaran menggunakan media alat bantu pun kurang optimal sehingga menyebapkan pelajar sulit memahami konsep-konsep pelajaran yang wajib dipahami. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebap banyak siswa yang tidak bisa melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan benar. Sehingga agar tidak terjadi hal demikian, maka perlu dikembangkan suatu model pendidikan yang secara optimal dapat meningkatkan minat, aktivitas dan kretivitas pelajar. Adapun salah satu upaya peningkatan kemampuan siswa terhadap materi ataupun praktek atau latihan dasar lompat jauh.

Selain faktor tersenbut ada faktor internal dan eksternal seperti : Pelatih, Guru, Waktu Latihan dan penggunaan alat belajar. Olahraga atletik lompat jauh gaya yang sulit dilakukan terutama dikalangan siswa yang belum memiliki kemampuan yang baik dalam teknik dasar lompat jauh. Kebanyakan siswa pada saat melakukan lompat jauh hanya sekedar lompat dan tidak memperhatikan teknik gaya yang dipelajari, sehingga dalam proses pembelajaran memerlukan cara yang dapat membantu memperbaiki teknik melompat yang baik dan benar sesuai dengan tujuan kurikulum pembelajaran penjaskes. Kurangnya pemahaman siswa terhadap teknik dasar lompat jauh dapat diamati di SD Negeri 1 Bulukarto Kec. Gadingrejo Kab. Pringsewu, pada mata pelajaran penjaskes pokok bahasan atletik cabang lompat jauh gaya jongkok

(4)

kemampuan siswa terhadap materi maupun praktek yaitu melalui media alat bantu pembelajaran.

Hasil pengamatan penulis dalam mengikuti program pengalaman lapangan di SD Negeri 1 Bulukarto, pembelajaran atletik lompat jauh gaya jongkok pembelajarannya rendah dan belum mendapat mencapainya ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar adalah tingkat tercapainya kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Kriteria ketuntasan minimal ditentukan melalui analisis tiga hal yaitu tingkat kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor rata-rata siswa dan tingkat kemampuan daya dukung sekolah. Adapun siswa rata-rata mendapat nilai kurang dari 6,5 sebanyak 70 %, sedangkan siswa yang mendapatkan lebih dari 6,5 sebanyak 30 % dan dari keseluruhan kelas V memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam melakukan teknik lompat jauh gaya jongkok.

Untuk meningkatkan proses belajar mengajar khususnya teknik dasar lompat jauh gaya jongkok penulis mencoba menggunakan Penelitian Tindaka Kelas (PTK) sebagai solusi. Harapannya dengan model pembelajaran menggunakan media alat bantu pembelajaran akan lebih memudahakan mengingat dan menghubungkan fakta atau konsep pada mata pelajaran penjaskes pokok bahasan lompat jauh gaya jongkok.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di SD Negeri I Bulukarto kurang efektif 2. Belum terprogramnya penggunaan alat bantu yang tepat untuk pembelajaran

lompat jauh gaya jongkok di SD Negeri 1 Bulukarto

3. Masih banyak sisiwa yang tidak bisa melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan baik

C. Pembatasan Masalah

(5)

akan membatasi permaslahan ini yaitu : Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Atletik pada Cabang Lompat Jauh Gaya Jongkok di SD Negeri 1 Bulukarto Kec. Gadingrejo.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, Indentifikasi masalah dan Permasalahan, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Apakah pembelajaran denganmodifikasi alat dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam lompat jauh gaya jongkok pada SD I Bulukarto ?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan memperbaiki pembelajaran jauh gaya jongkok

2. Untuk mengentahui informasi peningkatan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan modifikasialat

3. Untuk membantu mempermudah implementasi siswa pada mata pembelajaran penjaskes pokok bahasan lompat jauh gaya jongkok dengan tolakan satu kaki.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkandarihasilpenelitianiniadalah :

1. Dapat meningkatkan cara belajar yang efektif dan memacu agar siswa senang dengan olahraga lompat jauh terutama gaya jongkok .

2. Bagi guru agar dapat memperbaiki pembelajaran yang diajarkan serta menemukan strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan cara lompat jauh gaya jongkok yang sesuai.

G. Ruang lingkup Penelitian

Penelitiandilaksanakan di

(6)
(7)

II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pembelajaran

Suparno (2001 : 2) mengungkapkan “ Belajar Merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya”. Sedangkan Ahmadi ( 2004 : 128 ) mengemukakan “ Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interkasi dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”

Berdasarkan pendapat tersebut, jelas bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik, yang proses perubahan tersebut salah satunya melalui sekolah-sekolah yang ada dilingkungan masyarakat. Sadirman A.M, dalam bukunya interaksi dan motivasi balajar mengajar ( 1987 : 98 ), mendefinisikan tentang aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan manusia karena manusia memiliki jiwa sebagai sesuatu yang dinamis memiliki potensi dan energi sendiri.

Oleh karena itu secara alamiah anak didik juga menjadi aktif karena adanya motivasi dan didukung oleh bermacam-macam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organisme yang yang mempunyai potensi untuk berkembang, dan tugas guruadalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Keadaan ini siswa yang beraktivitas, berbuat dan harus aktif sendiri.

(8)

Efektivitas belajar bersal dari kata dasar (efektif) dan ditambah dengan akhiran (itas). Efektivitas berarti ada pengaruh, dapat membawa hasil dan berguna. Akhiran (itas) membentuk kata benda yang memiliki sifat dan kata dasar. Jadi efektifitas adalah keefektivitasan dari suatu keadaan atau usaha sehingga ada pengaruhnya dan daya guna. (Balai Pustaka, 2001

: 284 ).

Pengertian efektivitas menurut Soewarno Handayanigrat mengutip peryataan Emerson dalam Buku Pengantar Studi Administrasi dan Manjemen bahwa efektivitas merupakan pengukuran dalam arti pencapaian sasaran atau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Setelah melihat beberapa pengertian efektivitas tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa efektivitas merupakan pengukuran dalam arti pencapaian sasaran atau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik dan matang untuk masalah program perencanaan dengan berbagai pertimbangan. Perencanaan proses penentuan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran harus mempertimbangkan keefektivan dan efektivitasnya.

Hal-hal yang harus diperhatikan agar dalam pembelajaran dapat efektif : a. Suasana dan sistem belajar yang kondusif

b. Tenaga Pengajar c. Metode Pembelajaran

d. Media pembelajaran yang digunakan.

C. Tujuan Pembelajaran

(9)

lain yang akan menentukan hasil belajar siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor pengajar/pendidik.

Oleh sebap itu, mengajar dapat diartikan sebagai usaha menciptakan sistem lingkungan harus memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang Fun and Enjoy . sistem lingkungan belajar itu sendiri dipengaruhi berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu diantaranya yaitu : Tujuan pembelajaran, bahan kajian yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dikembangkan, metode pembelajaran serta media pembelajaran yang dipilih.

Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang utuh dan komleks. Masing-masing profil sistem lingkungan belajar diperuntukkan untuk tujuan-tujuan yang dengan kata lain untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan tujuan belajar tertentu pula.

Dari uraian di atas, secara umum tujuan belajar itu ada tiga jenis, yaitu :

a. Untuk mendapat pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Ilmu pengentahuan dan kemampuan berfikir adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengentahuan, sebaliknya berfikir akan memperkaya pengentahuan.

(10)

sendiri untuk mengembangkan cara berfikir dalam rangka memperkaya pengentahuannya.

b. Pemahaman Konsep dan Keterampilan

Pemahaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan keterampilan. Keterampilan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu keterampilan jasmani dan rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat sehingga akan meniti beratkan pada keterampilan gerak anggota tubuh sesorang yang sedang belajar.

Termasuk dalam hal ini masalah-masalah teknik pengulangan. Sedangkan keterampialan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut soal penghayatan dan keterampilan berfikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. Jadi semata-mata bukan soal pengulangan, tetapi mencari jawaban yang cepat dan tepat.

Keterampilan ini memang dapat dipelajari, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Misalnya dengan cara mengungkapkan perasaan melalui tulisan bahasa tulis atau lisan, bukan soal tata bahasa atau kosa kata, semua memerlukan banyak latihan.

Interaksi yang mengarah terhadap tercapainya keterampilan atau menuruti kaidah tertentu dan bukan semata-mata menghafal atau meniru cara berinteraksi dengan metode Role Playing.

c. Pembentukan Sikap

(11)

dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.

Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar dan ditiru semua prilakunya oleh para siswanya. Dalam proses observasi dapat dimungkinkan juga menirukan itu diharapkan terjadi proses internalisasi sehingga menumbuhkan proses penghayatan pada setiap diri siswa untuk kemudian diamalkan.

D. Teori Belajar

Seorang guru perlu mengentahui teori belajar sehingga dapat mempertahankan bagaimana seharusnya siswa belajar. Adapun teori yang perlu diketahui antara lain teori Conditioning dan teori Conectionism. Menurut Pavlo (1990 : 1), teori Conditioning menekankan bahwa proses belajar mengajar diperoleh dari hasil latihan atau kebiasaan mereaksikan terhadap syarat atau rangsangan tertentu yang dialaminya dalam kehidupan. Pengertian belajar menurut teori ini adalah perubahan yang terjadi karena syarat-syarat (Conditioning) yang kemudian menimbulkan reaksi (respon). Adapun kelemahan teori ini adalah menganggap bahwa belajar hanya disebapkan oleh latiahan atau kebiasaan tanpa menghiraukan peranan pribadi dalam memilih dan juga menentukan perbuatan atau reaksi apapun yang akan dilakukan. Belajar merupakan proses aktif untuk mendapatkan pengentahuan atau pengalaman sehingga mampu mengubah tingkah laku manusia yang bersangkutan.

E. Pengertian Belajar

Pengertian mengajar menurut Hustrda dan Saputra (2002 : 2)

(12)

Upaya yang guru maksudkan agar tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai. Oleh karena itu, guru harus menguasai materi pelajaran guru juga harus dituntut untuk memiliki kesabaran dan kecintaan dalam materi yang hendak disampaikan.

F. Pendekatan dalam Pembelajaran

Menurut Tim Dikdatif Metodik Depdikbud (1995 : 1), pembelajaran berarti perbuatan atau aktivitas yang menyebapkan timbulnya kegiatan atau kecakapan baru pada orang lain.

Definisi lain lain dari Roeestiya (1986 : 41), Pembelajaran adalah : 1. Transfer pengentahuan kepada siswa.

2. Mengajar siswa bagaiman belajar.

3. Hubungan interaksi antara siswa dan guru.

4. Proses interakasi siswa dengan siswa dan konsultasi kepada guru.

Dari difinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dikelas kelas dan dalam menyampaikan program pembelajaran pada sejumlah siswa sehingga terjadi interaksi dua arah, yaitu : Guru dan siswa, siswa dan siswa untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

G. Hakikat Belajar Keterampilan Motorik

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai

(13)

: 4) dan Rijsdorop (1971) mengatakan bahwa pendidikan jasmani adalah pergaulan paedagogik dalam bidang gerak dan kebugaran.

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada peserta didik berupa aktivitas jasmani , bermain dan olahraga yang telah direncanakan secara sistematis dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan guna merangsang perkembangan fisik, keterampilan berfikir, emosional, sosial dan moril. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina dan sekaligus untuk membentuk gaya hidup sehat dan aktivitas sepanjang hayat. Salah satu tujuan pendidikan jasmani adalah mengembangkan keterampilan gerak. Dalam perkembangannya melalui suatu pembinaan yang sistematis dan teratur. Proses pelajaran harus sejalan dengan kematangan siswa sepanjang usia maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur yaitu dari masa balita, anak-anak, remaja, dewasa dan tua.

Dengan demikian tahap perkembangan anak dalam hal ini usia SD, merupakan proses belajar gerak dasar, bila kemampuan gerak dasar umum telah dikuasai maka untuk mempelajari gerak kelanjutannya akan lebih mudah untuk diarahkan guna mempelajari keterampilan yang lebih tinggi, dalam hal ini mempelajari bentuk-bentuk gerakan suatu cabang lompat jauh gaya jongkok.

Intensifikasi penyelenggaran pendidikan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani sangat erat kaitanya dengan gerak menusia, prestasi yang optimal yang akan diperoleh dari bentuk-bentuk gerakan yang terdapat dalam aktivitas atletik yaitu lompat jauh gaya jongkok adalah akibat dari pendidikan jasmani.

H. Media Pembelajaran

(14)

Sugiantana (2005) kaitan media dengan pembelajaran, media sebagai suatu perantara pesan-pesan atau materi ajar dari guru kepada siswa.

Dari pendapat media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Bila media sebagai sumber belajar materi maka materi yang dikemas dalam suatu media dalam penyampaiannya akan diinformasikan melalui media sehingga materi akan kebih mudah dimengerti dan dipahami .

Dalam hal ini guru harus pandai memilih media pendidikan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamanik (1987 : 7) tentang memilih media yang memenuhi syarat adalah sebagai berikut :

a. Rasional, sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh kita. b. Ilmiah, sesuai dengan perkembangan akal dan mampu dipikirkan. c. Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pembiyayan yang ada.

Dengan adanya syarat-syarat tersebut diharapkan seorang guru tidak ragu-ragu untuk menentukan pilihannya mengenai media dan alat bantu dalam pembelajaran.

I. Alat Bantu Pembelajaran

Alat bantu pembelajaran merupakan salah satu media penunjang bagi peserta didik dan memiliki manfaat untuk meningkatkan perhatian anak, dengan alat bantu anak diajak secara aktif untuk memperhatikan apa yang telah diajarkan oleh guru.

(15)

J. Proses Lompat Jauh Gaya Jongkok

Lompat jauh gaya jongkok merupakan sebuah gerakan yang dilakukan secara terencana dan terorganisir oleh bagian tubuh manusia. Lompat jauh gaya jongkok bukanlah sebuah lompatan yang dilakukan secara sembarangan, melainkan menggunakan kelentukan dan kekuatan tubuh yang telah terorganisir untuk mendapatkan hasil yang optimal.

a. Teknik-teknik dalam melakukan lompat ajauh gaya jongkok

(1) Teknik awalan

Awalan atau ancang-ancang adalah gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk mendapatkan kecepatan horizontal pada waktu akan melakukan tolakan (Jess Jarver, 1982 : 34). Kecepatan lari awalan dan besarnya sudut tolakan merupakan komponen unsur-unsur yang menentukan pencapaian jarak lompatan (Ballesteros,1979 : 54).

(2) Teknik tumpuan atau tolakan

Maksud dari tolakan atau take off adalah merubah gerakan lari menjadi suatu lompatan. Dengan melakukan lompat tegak lurus sambil mempertahankan kecepatan horisontal (Jess Jarver, 1982 : 36).

Yang perlu diperhatikan dalam melakukan tolakan:

(a) Tolakan dilakukan dengan kaki yang terkuat (Tamsir Riyadi, 1985 : 96). (b) Untuk menghidari hilangnya kecepatan horizontal sudut proyeksi

tidak boleh terlalu besar (Derek Boosey, 1980 : 97).

Mengenai sudut tolakan Derek Boosey (1980: 98) berpendapat bahwa “film studies of first class performers show a wide variety of take-off

(16)

than 250”. Artinya “pada kenyataannya pelompat terbaik tidak tinggal landas pada sudut lebih dari 250”.

(3) Sikap badan di udara lompat jauh gaya jongkok

Sikap badan di udara lompat jauh gaya jongkok yaitu, waktu lepas dari papan tolak, kedua tungkai di udara dalam keadaan jongkok, kedua lutut ditekuk, kedua tangan ke depan. Pada waktu akan mendarat kedua tungkai dijulurkan ke depan, kemudian mendarat dengan kedua kaki.

Adapun cara yang digunakan yaitu :

a. Kaki yang memimpin diajatuhkan setelah kaki yang take off selesai manjalankan tugasnya dan digerkan kedepan.

b. Pada saat kedua tungkai berada diudara yaitu waktu berada dalam posisi melanyang dan kedua tanggan diangkat keatas.

c. Gerakan merentang tubuh ini menambah kelambatan pada sumbu horizontal dan melambatkan terjadinya rotasi kedepan.

(4) Teknik mendarat

Mendarat merupakan gerakan terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Mendarat bertujuan mendapatkan suatu posisi dengan kedua kaki menyentuh pasir sejauh mungkin di depan pusat dari gaya berat tubuh pelompat (Jess Jarver, 1982 : 42).

Pendaratan sebaiknya dilakukan dengan kedua belah kaki dan pada bagian tumit terlebih dahulu. Sebelum tumit menyentuh pasir, kedua kaki diluruskan kedepan. Jarak antara kaki jangan terlalu berjauhan. Setelah tumit berpijak pada pasir. Kedua lutut segera ditekuk dan badan condong ke depan, kedua tangan dijulurkan kedepan (Tamsir Riyadi, 1985 : 102).

(17)

as the trunk scoops past the point of contact”. Artinya: “ … kedua tungkai di julurkan ke depan seperti menyekop dan kemudian setelah menyentuh lutut ditekuk di depan badan”. Pada gerakan the side fall landing technique, “ … the athlete locks one knee joint and relaxes the other knee, so when contact is made the rigid knee is used as a lever and swings to the side past the point of ground contact” artinya, … atlet meluruskan atau mengunci salah satu lutut dan melenturkan lutut yang lain, maka pada saat menyentuh pendaratan terjadi lutut yang terkunci dipakai sebagai tumpuan dan berayun disisi lutut yang rifleks (lentur), sementara badan menjatuhkan pada sisi menyentuh pendaratan” (Boosey, 1980 : 101)

b.Tujuan Lompat jauh gaya jongkok

Adapun tujuan menggunakan gaya ini untuk mendapatkan keseimbangan sewaktu melayang dan memperoleh posisi landing yang efesien kemudian untuk mengurangi arah rotasi dengan merntangkan tubuh saat melayang.

K. Hipotesis

Hipotesis merupakan sebuah bagian pentiang dalam setiap penelitian, karena melalui hipotesis inilah suatu penelitian perlu diuji kebenaranya. Secara

(18)
(19)

III.METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sesuaidenganrumusanmasalah, penelitianinimenggunakanmetodetindakankelas (Class room action research). Dalampenelitiantindakkelasinidesain yang digunakanadalahbersifatspesifikmelaluiputaran-putaran spiral orientasi, rencana, diteruskandengantindakan, observasidanrefleksi.

Penelitiantindakanbertujuanuntukmengembangkanketerampilan-keterampilanbaruuntukmeningkatakanprofesinalisme guru.

Ciri-ciritindakanpenelitianyaitu :

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktul dalam dunia kerja

2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah perkembangan-perkembangan yang lebih baik

3. Dilakukan melalui putaran-putaran bersepiral

DalambukupedomanpelaksanakanPTK, satusiklusadabeberapakomponen yang

perludilakukanolehpenelitimelakukanpenelitianyaitu :Rencana, tindakan,

observasidanrefleksi (Supardi, 2007 : 99).

Dalampenelitianinipenulismerencanakandalamtigasiklusdansetiapsiklusmemilikik

egiatan yang berbeda-bedadalampelaksanaannya, setiap proses

penelitianmerupakantindakanlanjutdarisikluspenelitianselanjutnyasepertidigamba rkandibawahini :

(20)

Refleksi

Tindakan/Observasi PerbaikanRencana

Refleksi

Tindakan/Observasi PerbaikanRencana

Refleksi

Tindakan/Observasi Dan seterusnya

Gambar :sikluspenelitiankajiantindakan

SubyekPenelitian

Adapun yang menjadisubyekpenelitianiniadalahsiswakelas V SDN BulukertoGadingrejoPringsewu.

Proses Pembelajaran Keterampilan Lompat Jauh Gaya Jongkok.

Siklus Pertama

1. Rencana

a. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk pembelajaran. Alatnya yaitu : gambar-gambar tentang rangkaian lompat jauh gaya jongkok.

b. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama dan sebagai pendahuluan siswa melakukan pemanasan lari keliling 2 kali putaran lapangan, pegangan, gerakan koordinasi, inti pembelajaran dan evaluasi. 2. Tindakan

a. Memperkenalkan dan menjelaskan alat yang akan digunakan pada siklus pertama, yaitu : gambar-gambar tentang rangkaian lompat jauh gaya jongkok.

b. Siswa dibariskan satu bersap, kemudian dipanggil menurut urutan absensi untuk melakukan gerkan lompat jauh gaya jongkok.

c. Guru menjelaskan rangkaiaan lompat jauh gaya jongkok yang ada pada gambar dengan step by step mulai dari awalan, melompat, melayang (sikap di udara), dan mendarat serta dilanjutkan dengan memutar video klip lompat jauh gaya jongkok.

(21)

Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan diniliai/dievaluasi hasil pada siklus pertama.

4. Refleksi

a. Hasil observasi disimpulakan, bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, namun masih terdapat kekurangan

b. Letak kesulitan siswa yang terjadi pada tes siklus pertama adalah pada saat melompat yang tidak tepat pada papan tolakan

c. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana peneliti merencankan untuk menggunakan bak pasir

SiklusKedua

Melihatdarihasilsikluspertama 1. Rencana

a. Mempersiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan dalam mengavaluasi tindakan

b. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua 2. Tindakan

a. Memperkenalkan dan menjelaskan alat yang akan digunakan untuk siklus kedua , antara lain : Bak pasir yang sudah diratakan

b. Siswa dibariskan satu berbanjar

c. Siswa melakukan ancang-ancang untuk melakukan Take Off pada papan tolakan kemudian melayang dan diteruskan dengan mendarat menggukan kedua kaki.

3. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi,

diberikan waktu pengulangan dan diniliai/dievaluasi hasil pada siklus kedua. 4. Refleksi

a. Hasil observasi tersebut dapat disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua denagn menggunakan bak pasir dan melakukan awalan yang berpengaruh terhadap proses lompat jauh gaya jongkok, namun masih terdapat kekurangan.

b. Pada kemampuan siswa melakukan rangkaian gerakan lompat jauh teknik jongkok mulai dari awalan, melompat, sikap melayang di udara dan mendarat.

c. Merencanakan tindakan untuk siklus ketiga, yang mana peneliti merencanakan untuk menggunakan bak pasir dan peragaan gerakan lompat jauh gaya jongkok.

SiklusKetiga 1. Rencana

a. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrumen yang diperlukan untuk mengevaluasi tindakan

b. Menyiapkan siswa untuk melakukan siklus ketiga 2. Tindakan

(22)

untuk siklus ketiga, antara lain : Bak pasir dan peragaan gerakan lompat jauh gaya jongkok oleh seorang peraga.

b. Siswa dibariskan menjadi 2 bersap sesuai dengan urutan absen, untuk melihat/mengamati peragaan gerakan lompat jauh teknik jongkok mulai dari awalan, take off, sikap melayang di udara dan mendarat.

c. Kemudian siswa dipanggil untuk melakukan gerakan lompat jauh teknik jongkok

d. Siswa mengambil awalan sesuai dengan kemampuan masing-masing e. Kemudian siswa melakukan gerakan yaitu langkah dan menolak yang

mana harus menolak dengan menggunakan kaki yang benar atau kaki yang terkuat

f. Siswa melakukan tolakan pada papan tolakan yang ada di depan bak pasir

g. Siswa harus melayang dengan posisi badan rileks dan tegak , kedua kaki kedepan mengikuti selama melayang.

h. Saat mendarat menggunakan kedua kaki bersamaan dan kedua lutut mengeper.

3. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan diniliai/dievaluasi hasil pada siklus ketiga.

Hasilobservasisiklusketigadisimpulkanbahwapelaksanaantindakansikluske tigadenganmengunakanbakpasirdanpergaangerakanlompatjauhgayajongko kterhadappeningkatan yang sangatsignifikandenganpresentase rata-rata 50 %,

untukitupenelitiberanggapanbahwapenelitianinidianggapberhasildanmend apatkannilai yang memuaskan.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes dan pengamatan di lapangan untuk mengumpulkan informasi dan menilai atau mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

C. Analisi Data

Setelah data terkumpul melalui tindakan di setiap siklus data dianalisis. Untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus digunakan rumus menurut Subagyo (1987), yaitu :

= 100 %

(23)

P : Presentase Keberhasilan

F : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti

Untuk melihat keefektivan hasil tindakan pada PTK ini diguanakan perhitungan yang dikemukakan oleh Goodwin dan Coates, dalam Sirisman (1997) dengan rumusan sebagi berikut :

= − 100 %

Keterangan :

E : Efektivitas gerak melompat pada siswa Xn : Rerata nilai akhir siklus ketiga

Xi : Rerata tes awal/tes sebelum tindakan

(24)

UPAYA MENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI ALATMODIFIKASI

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BULUKARTO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN

PRINGSEWU

Oleh

DARLINA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(25)

DAFTAR ISI

F. Pendekatan Dalam Pembelajaran ... 17

G. Hakekat Pembelajaran Motorik ... 19

H. Media Pembelajaran ... 19

I. Alat Bantu Pembelajaran ... 21

J. Proses Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 26

B. Subjek Penelitian ... 29

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 36

B. Pembahasan ... 36

C. Temuan Penelitian ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

(26)

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ...

SURAT IZIN PENELITIAN ...

SURAT KETERANGAN PENELITIAN ...

FOTO PENELITIAN ...

(27)

KATA PENGANTAR

Pujisyukurpenulispanjatkankehadirat Allah SWT atasberkahrahmathidayahdanInayahnya PTK inidapatdiselsaikandenganJudul :

Upayapeningkatanpembelajarangerakdasarlompatjauhgayajongkokmelaluialatmodifikasipada siswakelas V SD Negeri 1 BulukartoKecamatanGadingrejoKabupatenPringsewu.

Penulismenyadaribahwadalampenyusunan PTK initidakterlepasdariperanandanbantuanberbagaipihak.

Untukitupenulismenguncapkanterimakasih kepada :

1. Prof. Drs Bujang Rahman, M.Si selaku dekan FKIP Unila 2. Bapak Drs. Usman Adam, M.pd. selaku Ketua Prodi 3. Bapak Drs. Wiyono, M.pd.

4. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.pd.

5. Bapak Drs. Rahmat Hermawan, M.kes

6. Bapak dan Ibu dosen beserta stat FKIP Unila jurusan Penjaskes Orkes, yang banyak membantu penulis dalam memberikan bekal pengetahuaan

7. Rekan-rekan mahasiswa FKIP jurusan Penjas Orkes 8. Semua pihak yang membantu penyusunan PTK ini.

Semoga PTK inibermanfaatdandapatdigunakanuntukkitasemua. Amin. Akhir kata penulisuncapkanterimakasih.

Bandar Lampung, Desember 2011 Penulis

(28)

JudulSkripsi : UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK

DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 BULUKARTO KECAMATAN

GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU.

NamaMahasiswa :

Darlina

NomorPokokMahasiswa : 1013118003 Program Studi : PendidikanPenjaskes Jurusan : IlmuPendidikan

JenisPenelitian : PenelitianTindakanKelas (PTK) LokasiPenelitian : SD Negeri 1 Bulukarto Fakultas : KeguruandanIlmuPendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

KetuaJurusanIlmuPendidikan DosenPembimbing

Drs. BaharuddinRisyak, M.Pd. Drs. Wiyono, M.Pd.

NIP. 19510507 198103 1 003 NIP. 19570111 198303 1 002

(29)

1. Tim Penguji

Penguji :Drs.Wiyono, M.Pd ...…………

Penguji

BukanPembimbing : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. ...…………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(30)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : DARLINA

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118003

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Program Studi : S 1 Penjaskes dalam Jabatan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lokasi Penelitian : SD N 1 Bulukarto Kec. Gadingrejo

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul :

“ Upaya Peningkatan Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Alat Modifikasi Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Bulukarto Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu” adalah asli hasil penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumber-sumbernya dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Demikian Pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan seperlunya dan apabila

dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan yang Berlaku.

Bandar Lampung : Desember 2011 Yang membuat peryataan

Darlina

(31)

PERSEMBAHAN

Teriringdo’adan rasa syukurkehadirat Allah SWT. Penulismempersembahkan PTK

inisebagaitandabuktidancintakasihku yang tuluskepada :

Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan cinta kasih sayang,

pengorbanan dan senantiasa mendo’akan keberhasilan dan kebahagiaan untuk ku.

Suami tercinta

Anak-anak ku tersayang, antara lain :

-

Dwi Maya Sari

-

Deka Satriya Imanda

-

Anisa Ade Tiara

Semua dosen dan pihak yang telah membantu terselesainya PTK ini.

Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Bulukarto dan kawan-kawan seprofesi di SD

Negeri 1 Bulukarto

Kawan-kawan seangkatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Penjaskes

(32)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulisdilahirkan di

desaBulumanisKecamatanGadingrejoKabupatenTanggamuspadatanggal 24 Oktober 1963. Jenjangpendidikan yang telahditempuh :

1. SD lulus dan berijazah tahun 1975 2. SMP lulus dan berijazah tahun 1980

3. SMA lulus dan berijazah tahun 1983

4. SKKM lulus dan berijazah tahun 1984

5. D II lulus dan berijazah tahun 2003

Gambar

Gambar :sikluspenelitiankajiantindakan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA DI KUMON SETIABUDI BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Analisis studi kelayakan bisnis pada Jawatop Bakery di Kelurahan Pasteur,Kecamatan Sukajadi Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

karindingan dengan kaulinan barudak. Kegiatan tersebut dipandang penting, karena hahpu hengenalkan dan hengehbangkan kehbali husik-husik tradisional yang telah punah

Sehingga penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan bagaimana aktivitas pengungkapan CSR yang telah dilaksanakan oleh perusahaan pertanian dan pertambangan, kemudian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode evaluasi implementasi dengan desain penelitian Single Subject Research dimana terdapat proses pembelajaran

BAB IV ANALISIS JEUNG DEKKRIPSI STRUKTUR CARITA KATUT ASPÉK PSIKOLOGIS DINA KUMPULAN CARITA PONDOK PANGGUNG WAYANG……… .... ix Roni Suryana

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran.. Oleh: