• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP PROSES NATURALISASI SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENUTUP PROSES NATURALISASI SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan, dapat dikemukakan bahwa :

1. Proses naturalisasi setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006

Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, mengatur lebih efektif dan

lebih baik, khususnya dalam hal permohonan naturalisasi atau

pewarganegaraan jika dibandingkan dengan ketentuan yang diatur

sebelumnya dalam Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 Tentang

Kewarganegaraan Republik Indonesia, hal tersebut dapat dilihat dari :

a. Persyaratan yang lebih sederhana dari sebelumnya;

b. Adanya kepastian mengenai jangka waktu penyelesaian naturalisasi;

c. Biaya yang lebih terjangkau;

d. Prosedur lebih sederhana dari sebelumnya; dan

e. Birokrasi yang lebih singkat.

2. Belum ditemukan kendala-kendala yang terjadi oleh Kantor Wilayah

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi DIY serta Kantor

Imigrasi Kelas I Yogyakarta, karena belum ada yang mengajukan

permohonan naturalisasi setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 12

(2)

3. Walaupun belum ada yang mengajukan permohonan naturalisasi setelah

berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, akan tetapi Kantor

Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi DIY serta

Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta berupaya untuk memberikan pelayanan

terbaiknya terhadap para pemohon naturalisasi atau pewarganegaraan pada

nantinya.

B. SARAN

1. Perlu adanya kerjasama antara instansi-instansi yang terkait, sehingga

pelaksanaan proses naturalisasi dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan yang

telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006

2. Perlu dibentuk Tim Pengawas untuk memastikan bahwa pelaksanaan proses

naturalisasi telah dilaksanakan dengan baik, sehingga kepentingan para

pemohon naturalisasi lebih terjamin dalam hal pelaksanaan proses naturalisasi

tersebut

3. Perlu adanya sosialisasi yang lebih baik kepada masyarakat mengenai

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, sehingga masyarakat pada umumnya

lebih mengenal dan mengerti tentang keberadaan Undang-Undang

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Indardi Kusuma,M dan Wahyu Effendy, 2002, Kewarganegaraan Indonesia (Catatan Kritis atas Hak Asasi Manusia dan Institusional Diskriminasi Warganegara), Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) dan Gerakan Perjuangan Anti Diskriminasi (GANDI), Jakarta.

Koerniatmanto Soetoprawiro, 1994, Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

N.H.T, Siahaan, 2007, Hukum Kewarganegaraan dan HAM, Pancuran Alam dan Pusat Kajian Kebijakan Hukum dan Ekonomi, Jakarta.

S. Toto Pandoyo, 1982, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Mengenai Warganegara dan Penduduk Negara Indonesia, Liberty, Yogyakarta.

Sudargo Gautama, 1983, Tafsiran Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia, Alumni, Bandung.

Sumyar,Arti pentingnya Status Kewarganegaraan(lanjutan), Justitia Et Pax, NO. 1 TH. XI Januari-Februari 1987

Tim Primavena, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gita Media Press, Jakarta.

Peraturan dan Peraturan Perundang-undangan :

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia;

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia;

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Tata cara Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan dan Memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia.

(4)

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1995 Tentang Tata cara Penyelesaian Permohonan Kewarganegaraan Republik Indonesia;

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai contoh, pada pembuatan katalis, kondisi pengeringan dapat menyebabkan perbedaan nyata dalam aktivitas katalis tersebut melalui perubahan luas permukaan

[r]

(4) Pergeseran anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan dengan cara mengubah Peraturan Bupati tentang penjabaran APBD sebagai dasar

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat perbedaan tingkat efektivitas antara model

Tari Bujang Sambilan merupakan pengembangan dari tari mancak yang dikenal masyarakat Minangkabau yang dikembangkan dari gerak silat Gunuang atau silat Tuo.. Tari

BOGOLJUB MARKOVIĆ PREDUZETNIK, MENJAČNICA COD BEOGRAD (NOVI BEOGRAD) Београд-Нови Београд, Булевар Михаила Пупина број

Michele Hoffnung dalam artikelnya “Motherhood: Contemporary Conflict for Women” mengatakan bahwa merubah nilai-nilai sosial itu perlu, tapi hampir tidak dapat menjadi

Afrianto dan Peningkatan suhu akan mempercepat laju respirasi dan dengan demikian laju penggunaan oksigen juga meningkat Hal tersebut dapat dibuktikan adanya nilai