ABSTRAK
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativaL.) PADA LAHAN
KELOMPOK TANI TRI JAYA DESA TULUNG KAKAN KECAMATAN BUMIRATU NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
O l e h
A K S A N O P R I Y A N T O
Kegiatan evaluasi lahan pada dasarnya mengarah pada rekomendasi penggunaan lahan dengan mempertimbangkan semua aspek yang menjadi pembatas dalam
penggunaan lahan yang ditetapkan agar lahan dapat berproduksi secara optimal dan lestari. Hasil evaluasi lahan merupakan dasar bagi pengambilan keputusan untuk menetapkan penggunaan lahan dan pengelolaan lahan yang diperlukan. Evaluasi
lahan mencakup pertimbangan sosial, ekonomi, dan faktor lingkungan. Dengan adanya evaluasi kesesuaian lahan pada Kelompok Tani Tri Jaya Desa Tulung
Kakan Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah maka akan mengurangi kegagalan dalam usaha budidaya dan dapat mengenalkan perencanaan usaha tani dengan membandingkan berbagai alternatif penggunaan lahan yang
ekonomi budidaya tanaman padi dilakukan dengan menghitung nilaiNPV, Net B/C
Ratio,danIRR. Kelas kesesuaian lahan pertanaman padi sawah irigasi kelompok tani Tri Jaya Desa Tulung Kakan Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah
menurut kriteria Djaenuddin dkk., memiliki kelas kesesuaian lahan sesuai marjinal dengan
faktor pembatas C-organik (S3nr). Usaha budidaya tanaman padi sawah irigasi kelompok tani Tri Jaya Desa Tulung Kakan Kecamatan Bumiratu Nuban
Kabupaten Lampung Tengah secara finansial menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan selama empat musim tanam
yang menunjukkan bahwa nilai NPV rata-rata sebesar Rp 31.037.528,94. Net B/C rata-rata sebesar 1,59 yang nilainya lebih dari 1 (Net B/C >1) dan IRR rata-rata sebesar 17,62 % per bulan yang nilainya lebih besar dari tingkat suku bunga yang
berlaku saat ini yang diasumsikan sebesar 1,25% per bulan atau 13% per tahun.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF TANAMAN PADI SAWAH (
Oryza sativa
L.)
PADA LAHAN KELOMPOK TANI TRI JAYA DESA TULUNG
KAKAN KECAMATAN BUMIRATU NUBAN KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH
Oleh
Aksa Nopriyanto
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian
pada
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativaL.) PADA LAHAN
KELOMPOK TANI TRI JAYA DESA TULUNG KAKAN KECAMATAN BUMIRATU NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
( SKRIPSI )
Oleh
AKSA NOPRIYANTO
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
xviii
xviii DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Petak pengambilan titik sampel dan deskripsi karakteristik tanah pada areal pertanaman padi sawah(Oriza sativa L.) dengan total luasan 10 ha. ...………...
25
2. Peta lokasi penelitian kelompok tani Tri Jaya Desa Tulung Kakan Kecamatan Bumi Ratu Nuban Kabupaten Lampung
Tengah. ... 98 3. Lahan lokasi penelitian kelompok tani Tri Jaya Desa Tulung
Kakan Kabupaten Lampung Tengah. ...…... 99
4. Profil boring tanah dengan kedalaman 0- 120 di lokasi
viii DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1
1.2 Tujuan Penelitian ... 3
1.3 Kerangka Pemikiran ... 3
1.4 Hipotesis ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Padi (Oryza sativaL.) ... 6
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Padi (Oryza sativaL.) ... 7
2.3 Fase Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativaL.) ... 8
2.4 Teknik Budidaya Tanaman Padi (Oryza sativaL.) ... 9
2.5 Tanah dan Konsep Lahan ... 11
2.6 Evaluasi Lahan ... 13
2.7 Klasifikasi Kesesuaian Lahan ... 14
2.8 Karakteristik dan Kualitas Lahan ... 16
2.9 Analisis Finansial ... 19
III. BAHAN DAN METODE ... 21
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 21
3.2 Bahan dan Alat ... 21
3.3 Metode Penelitian ... 22
3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31
4.1 Hasil penelitian ... 31
4.1.1 Kesesuaian Lahan Kualitatif ... 31
ix
4.1.1.2 Ketersediaan Air ... 32
4.1.1.3 Media Perakaran ... 32
4.1.1.4 Retensi Hara ... 35
4.1.1.5 Toksisitas ... 35
4.1.1.6 Bahaya Sulfidik ... 35
4.1.1.7 Bahaya Erosi ... 36
4.1.1.8 Bahaya Banjir ... 36
4.1.1.9 Penyiapan Lahan ... 36
4.1.2 Analisis Kuantitatif ... 37
4.1.2.1 Biaya usaha tani tanaman padi sawah irigasi .. 37
4.1.2.2 Penerimaan ... 40
4.1.2.3 Analisis Finansial ... 40
4.2 Pembahasan ... 42
4.2.1 Kesesuaian Lahan Kualitatif ... 42
4.2.2.Kesesuaian lahan Kuantitatif ... 44
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 48
5.1 Kesimpulan ... 48
5.2 Saran ... 49
PUSTAKA ACUAN ... 50
x DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Metode analisis dilaboratorium. ... 28 2. Evaluasi kesesuaian lahan aktual tanaman padi sawah irigasi
pada komposit lahan pertama menurut kriteria Djaenudin dkk.
(2003). ... 38 3. Biaya penyusutan. ...
39 4. Produksi gabah padi selama 4 musim tanam pada kelompok tani
Trijaya Desa Tulung Kakan Kecamatan Bumi Ratu Nuban
Kabupaten Lampung Tengah. ... 41 5. Penerimaan selama 4 musim tanam pada kelompok tani Trijaya
Desa Tulung Kakan Kecamatan Bumi Ratu Nuban Kabupaten
Lampung Tengah. ... 41
6. Nilai rata- rata kelayakan finansial responden pada kelompok Tani Trijaya Desa Tulung Kakan Kecamatan Bumi Ratu Nuban
Kabupaten Lampung Tengah. ... 42
7. Persyaratan klasifikasi kesesuaian lahan Tanaman Padi Sawah Irigasi menurut Djaenudin dkk. (2003). ...
54 8. Data Temperatur (°C) Lampunt Tengah Tahun 2010–2014. ...
55 9. Data Kelembaban udara (%) Lampung Tengah Tahun
2010-2014 ... 55 10. Data curah hujan (mm) Tahun 2010-2014 Kecamatan Bumi Ratu
Nuban Kabupaten Lampung Tengah. ... 56 11. Hasil analisis contoh tanah di lahan Kelompok Tani Tri Jaya. ...
56 12. Deskripsi Profil Boring Tanah 1. ...
57 13. Deskripsi Profil Boring Tanah 2. ...
xi 14. Deskripsi Profil Boring Tanah 3. ...
58 15. Cash flow usaha tani Misman. ...
59 16. Perhitungan analisis Internal Rate of Return usaha tani tanaman
padi Misman. ... 61 17. Cash flow usaha tani Susanto. ...
62 18. Perhitungan analisis Internal Rate of Return usaha tani tanaman
padi Susanto. ... 64
19. Cash flow usaha tani Wakidi. ...
65 20. Perhitungan analisis Internal Rate of Return usaha tani tanaman
padi Wakidi. ... 67 21. Cash flow usaha tani Purwadi. ...
68 22. Perhitungan analisis Internal Rate of Return usaha tani tanaman
padi Purwadi. ... 70
23. Cash flow usaha tani Suroso. ...
71 24. Perhitungan analisis Internal Rate of Return usaha tani tanaman
padi Suroso. ... 73 25. Cash flow usaha tani Surono. ...
74 26. Perhitungan analisis Internal Rate of Return usaha tani tanaman
padi Surono. ... 75
27. Cash flow usaha tani Tukimin. ...
76 28. Perhitungan analisis Internal Rate of Return usaha tani tanaman
padi Tukimin. ... 78 29. Cash flow usaha tani Sarmin. ...
80 30. Perhitungan analisis Internal Rate of Return usaha tani tanaman
padi Sarmin. ... 81
31. Cash flow usaha tani Rumin R. ...
83 32. Perhitungan analisis Internal Rate of Return usaha tani tanaman
xii 34. Perhitungan analisis Internal Rate of Return usaha tani tanaman
padi Wasidi. ... 87
35. Cash flow usaha tani Supangat. ...
89 36. Perhitungan analisis Internal Rate of Return usaha tani tanaman
padi Supangat. ... 90 37. Cash flow usaha tani Ismanto. ...
92 38. Perhitungan analisis Internal Rate of Return usaha tani tanaman
padi Ismanto. ... 93 39. Cash flow usaha tani Sutikno. ...
95 40. Perhitungan analisis Internal Rate of Return usaha tani tanaman
Hal yang paling indah adalah melihat kedua orang tua tersenyum bangga. (Aksa Nopriyanto)
Kalau kamu tidak capek, berarti kamu sedang tidak memperjuangkan apapun dihidup mu.
(Soyidiyos)
If you wait until you are ready, you will be waiting the rest of your life (Thegoodqoute)
Berilah kesempatan seseorang untuk berubah.
Karya ilmiah ini kupersembahkan kepada:
Almamaterku dan fakultas pertanian unila
Kedua Orangtuaku
Papaku tercinta Holisyanto dan Mamaku tersayang Rita Rosada
yang telah mendukung, mendidik, menjaga, memberikan cinta dan kasih
Semoga aksa selalu bisa membuat papa dan mama bangga dan bahagia, walaupun
tidak bisa membalas semua kebaikan yang telah kalian beri
Kakakku Agta Harwanto. dan adik
–
adikku Ayu Harasepta dan Alyana Atina
iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Holisyanto dan Ibu Rita
Rosada yang dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 17 November 1992.
Pendidikan formal penulis diawali dari pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Wayhui (1999-2004). Penulis melanjutkan ke Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Bandar Lampung (2004-2007). Sekolah Menengah Atas Negeri 5
Bandar Lampung pada tahun (2007-2010). Tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa di Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri (UM).
Penulis memilih Ilmu Tanah sebagai minat penelitian. Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kebun Percobaan Natar Lampung Selatan. Kemudian Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata
vi SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala
atas segala karunia, hidayah, serta nikmat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan Kualitatif dan Kuantitatif Tanaman Padi Sawah (Oryza sativaL.) pada Lahan Kelompok Tani
Tri Jaya Desa Tulung Kakan Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah”. Penyusunan skripsi merupakan syarat memperoleh gelar Sarjana
Pertanian pada Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Dalam penyusunan skripsi ini Penulis banyak mendapat bantuan baik ilmu,
dukungan moril, petunjuk, bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Ir. Kuswanta F. Hidayat, M.P., selaku pembimbing kedua dan
Ketua Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang telah banyak meluangkan waktu memberikan bimbingan kepada penulis. 3. Bapak Prof. Dr. Ir. Ali Kabul Mahi, M.S., selaku dosen pembimbing I yang
vii 4. Bapak Dr. Ir. Tamaluddin Syam, M.S., selaku penguji yang telah memberikan
bimbingan, motivasi dan ilmu dalam penyelesaian skripsi penulis. 5. Ibu Ra. Diana Widyastuti S.P. selaku pembimbing akademik, atas segala
bimbingan dan motivasi selama penulis mengikuti kuliah. 6. Seluruh dosen mata-kuliah Jurusan Agroteknologi.
7. Kedua orang tuaku, Bapak Holisyanto dan Ibu Rita Rosada tercinta yang
telah mencurahkan segala cinta, kasih sayang, dan doa kepada penulis. 8. Kakakku Agta Harwanto, adik-adikku tercinta Ayu harasepta dan Alyana
Atina yang telah memberikan perhatian, nasehat dan doa pada penulis. 9. Maya Azhari S.P. yang yang telah mencurahkan segala kasih sayang, waktu,
perhatian, doa dan bantuannya sehingga penulisan skripsi ini berjalan lancar.
10. Sahabat-sahabatku, Laskar agt Jimi, Haris, Putu, Tyo, Tabroni, Sopi, Dendy, Dika, Riki, Roki, Agung dan Bang Zulizar atas kesetiaan, keceriaan, bantuan pada penulis.
11. Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
Semoga Allah SWT membalas semua amal baik yang telah dilakukan. Penulis berharap tugas akhir ini berguna bagi kelanjutan riset mengenai tema tersebut.
Bandarlampung, 20 Oktober 2015
Penulis
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Tanaman padi(Oryza sativaL.)merupakan tanaman pangan penting yang telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia. Di Indonesia, padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat. Indonesia
sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Oleh karena itu, kebijakan ketahanan
pangan menjadi fokus utama dalampembangunan pertanian (Anggraini dkk., 2013).
Menurut data Badan Pusat Statistik (2013),konsumsi beras pada tahun 2012
mencapai 139 kg kapita-1tahun-1dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa, sehingga konsumsi beras nasional pada tahun 2012 mencapai 34 juta ton. Kebutuhan akan
beras terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang lebih cepat dari pertumbuhan produksi pangan yang tersedia.
Permasalahan yang dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan beras saat ini antara lain
semakin banyaknya lahan pertanian yang mengalami konversi menjadi lahan non
pertanian, menurunnya tenaga kerja produktif di sektor pertanian, dan menurunnya
produktivitas lahan sehingga memerlukan pengelolaan dengan teknologi yang tepat
2
Lahan pertanaman padi sawah Kelompok Tani Tri Jaya Desa Tulung Kakan
Kecamatan Bumiratu Nuban merupakan lahan yang produktif dengan produksi gabah tanaman padi Varietas Ciherang yang digunakan mampu mencapai
7,5 t ha-1dalam setiap musim tanam dengan potensi hasil tanaman padi varietas Ciherang mampu mencapai 8,5 t ha-1.
Untuk mencapai produksi yang optimal, tanaman padi (Oryza sativaL.)
seharusnya ditanam pada lahan yang sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman tersebut. Tujuan yang dimaksud memberikan informasi kesesuaian lahan untuk komoditas padi (Oryza sativaL.) baik aktual maupun potensial (Rizkayanti,
2013). Penilaian kesesuaian lahan sangatlah diperlukan guna mendapatkan informasi mengenai kualitas dan karakteristik lahan yang sesuai dan dapat diketahui kelas
kesesuaian lahan dan faktor pembatasnya, maka dapat ditentukan tingkat pengelolaan
yang diperlukan (Astungkara, 2013).
Berdasarkan hal tersebutmaka perlu adanya suatu usaha dalam menilai kesesuaian lahan secara kualitatif dan kuantitatif pada lahan pertanaman padi sawah di Desa
3
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengevaluasi kesesuaian lahan tanaman padi sawah (Oryza sativaL.) secara kualitatif pada Kelompok Tani Tri Jaya Desa Tulung Kakan Kecamatan
Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah.
2. Mengevaluasi kesesuaian lahan tanaman padi sawah (Oryza sativaL.) secara kuantitatif dengan menganalisis nilai kelayakan finansial pada Kelompok Tani Tri Jaya Desa Tulung Kakan Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah.
1.3 Kerangka Pemikiran
Kegiatan evaluasi lahan pada dasarnya mengarah pada rekomendasi penggunaan lahan dengan mempertimbangkan semua aspek yang menjadi pembatas dalam
penggunaan lahan yang ditetapkan agar lahan dapat berproduksi secara optimal dan lestari (Mahi, 2013). Kualitas lahan ada yang dapat diukur secara langsung di lapangan, tetapi pada umumnya ditetapkan berdasarkan karateristik lahan (Balai
Tanah dan World Agroforestry Centre, 2007).
Hasil evaluasi lahan merupakan dasar bagi pengambilan keputusan untuk
menetapkan penggunaan lahan dan pengelolaan lahan yang diperlukan. Evaluasi
lahan mencakup pertimbangan sosial, ekonomi, dan faktor lingkungan. Evaluasi lahan berfungsi untuk meniadakan hal tersebut dan mengenalkan perencanaan dengan membandingkan berbagai alternatif penggunaan lahan yang paling
4
mengurangi kegagalan dalam usaha budidaya dan dapat mengenalkan
perencanaan usaha tani dengan membandingkan berbagai alternatif penggunaan lahan yang diharapkan (Djaenuddin dkk., 2000).
Tanaman padi tumbuh di daerah tropis/ subtropis pada 45oLU sampai 45oLS
dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan dengan rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/ bulan atau 1.500–2.000 mm/
tahun. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22-27oC. Tanah yang cocok untuk tanaman padi mulai dari berliat, berdebu halus, berlempung, halus sampai kasar dengan keasaman tanah mulai dari
4 -8 (Soemarjono, 1990).
Lahan yang termasuk kedalam kelas S1 (sangat sesuai) untuk tanaman padi sawah (Oryza sativaL.) yaitu daerah yang memiliki temperatur udara 24 -29o
C dengan
kelembaban udara 33 -39%, drainase agak baik, tekstur tanah halus/ agak halus,
kemasaman tanah 5,5–8,2 dengankedalaman tanah > 59 cm, KTK liat lebih dari 16 cmol kg-1, kejenuhan basa 35–50%,serta kandungan C-organik 0,8 -1,5
(Djaenuddin dkk., 2000).
Penelitian dilakukan di Desa Tulung Kakan Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah. Topografi wilayah terdiri dari lahan datar
kemiringan kurang dari 5%, curah hujan 2.315 mm pertahun, dengan pH tanah berkisar 4,5–5,5. Sedangkan tingkat kesuburan tanah dari sedang samapai baik,
5
Tanaman padi yang dibudidayakan oleh Kelompok Tani Tri Jaya Desa Tulung
Kakan Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah adalah varietas non-hibrida yaitu Ciherang dengan kelebihan antara lain umur tanam yang pendek
sehingga mempercepat panen.
Berdasarkan wawancara dengan petani padi sawah pada Kelompok Tani Desa Tulung Kakan Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah petani
mampu menghasilkan gabah kering 7–7,5 ton ha-1dengan pendapatan Rp 24.000.000,00 musim-1dengan biaya produksi Rp 10.000.000,00 ha-1musim-1.
Penilaian kesesuaian lahan yang dilakukan menggunakan kriteria biofisik yang disusun oleh Djaenuddin dkk. (2000), sedangkan penilaian kelayakan ekonomi
budidaya tanaman padi dilakukan dengan menghitung nilaiNPV, Net B/C Ratio, danIRR(Ibrahim, 2003).
1.4 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan yaitu:
1. Kelas kesesuaian lahan kualitatif pada tanaman padi sawah (Oryza sativaL.) pada Kelompok Tani Tri Jaya Desa Tulung Kakan Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah adalah cukup sesuai dengan faktor
pembatas retensi hara (S3 nr).
2. Usaha tani tanaman padi sawah (Oryza sativaL.) pada Kelompok Tani Tri
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Padi (Oryza sativaL.)
Botani tanaman padi diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monotyledonae Keluarga : Gramineae (Poaceae)
Genus :Oryza
Spesies :Oryza sativaL.
Tanaman padi (Oryza sativaL.) termasuk golongan Gramiae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas daun. Tanaman padi membentuk rumpun dengan
anakannya, biasanya anakan akan tumbuh pada dasar batang. Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan diantara ruas satu dengan ruas lainnya dipisahkan oleh satu buku (Chang dkk., 1976). Pada buku bagian bawah dari ruas
tanaman padi tumbuh daun pelepah yang membalut ruas sampai buku bagian atas, tepat pada buku bagian atas ujung dari daun pelepah memperlihatkan percabangan
7
Daun teratas disebut daun bendera yang posisi dan ukurannya tampak berbeda
dari daun yang lainnya. Ciri khas daun tanaman padi yaitu adanya sisik dan telinga daun, hal ini yang menyebabkan daun tanaman padi dapat dibedakan dari
jenis rumput yang lain. Adapun bagian daun padi yaitu: (1) Helaian daun terletak pada batang padi, bentuk memanjang seperti pita, (2) Pelepah daun menyelubungi batang yang berfungsi memberi dukungan pada ruas bagian jaringan, (3) Lidah
daun terletak antara helaian daun dan leher daun (Vergara dan Arradeu, 1980).
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Padi (Oryza sativaL.)
Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau
lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki tahun-1 sekitar 1.500–2.000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalahn 23 °C dan tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0
–1.500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan
tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada ketebalan lapisan atas tanah 18 - 22 cm dengan pH 4 - 7 (Siswoputranto, 1976).
Faktor yang menentukan jarak tanam pada tanaman padi sawah tergantung pada: a) Jenis tanaman Jenis padi tertentu dapat menghasilkan banyak anakan.
Jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih besar,
8
b) Kesuburan tanah Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan
mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik dari pada
perkembangan akar / tanaman pada tanah yang kurang subur. Jarak tanam yang dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih lebar dari pada jarak tanam padah tanah yang kurang subur (Siswoputranto, 1976).
Tanaman padi secara umum membutuhkan suhu minimum 11 - 25°C untuk perkecambahan, 22 - 23oC untuk pembungaan, dan 20 - 25°C untuk pembentukan biji (Aak, 1990). Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang
berhawa panas dan banyak mengandung uap air dengan curah hujan rata-rata 200 mm bulan-1atau sekitar 1.500–2.000 mm tahun-1dengan ketinggian tempat
berkisar antara 0–1.500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah dengan ketebalan lapisan atasnya sekitar 18 - 22 cm dengan pH tanah 4 - 7 (Surowinoto, 1982).
2.3 Fase Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativaL.)
Menurut Yoshida (1981), pertumbuhan tanaman padi dibagi kedalam tiga fase
yaitu : (1) Vegetatif (awal pertumbuhan sampai pembentukan malai/ primordia); (2) Reproduktif (pembentukan mala/ primordia sampai pembungaan); dan (3)
Pematangan (pembungaan sampai gabah matang). Fase vegetatif meliputi pertumbuhan tanaman dari mulai berkecambah sampai dengan inisiasi primordia malai. Untuk suatu varietas berumur 120 hari yang ditanam di daerah tropik,
9
Fase reproduktif ditandai dengan memanjangnya ruas teratas pada batang, yang
sebelumnya tertumpuk rapat dekat permukaan tanah. Di samping itu, stadia reproduktif juga ditandai dengan berkurangnya jumlah anakan, munculnya daun
bendera, bunting dan pembungaan (heading). Inisiasi primordia malai bisaanya dimulai 30 hari sebelum heading. Stadia inisiasi ini hampir bersamaan dengan memanjangnya ruas-ruas yang terus berlanjut sampai berbunga (Suparyono dan
Setyono, 1994).
Fase pemasakan bulir terdiri dari 4 stadia masak dalam proses pemasakan bulir (Soemartono, 1992), adalah sebagai berikut :
1. Stadia masak susu
Tandanya: tanaman padi masih berwarna hijau, tetapi malai-malainya sudah
terkulai, ruas batang bawah kelihatan kuning, gabah bila dipijit dengan kuku keluar cairan seperti susu.
2. Stadia masak kuning
Tandanya : seluruh tanaman tampak kunin, hanya buku-buku sebelah atas yang masih hijau: isi gabah sudah keras, tetapi mudah pecah dengan kuku. 3. Stadia masak penuh
Tandanya : buku-buku sebelah atas berwarna kuning, sedang batang-batang mulai kering: isi gabah sukar dipecahkan.
4. Stadia masak mati
Tandanya : isi gabah keras dan kering: varietas yang mudah rontok pada stadia ini sudah mulai rontok. Stadia masak mati terjadi setelah ± 6 hari
10
2.4 Teknik Budidaya Tanaman Padi (Oryza sativaL.)
Teknik bercocok tanam yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi harus
diperhatikan sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara dengan baik,
terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan
penyakit yang sering kali menurunkan produksi (Arafah, 2010). Teknik budidaya
tanaman padi antara lain adalah sebagai berikut (Hanum, 2008) : a. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk mengubah keadaan tanah yang akan
digunakan dengan alat tertentu sehingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang dikehendaki oleh tanaman.
b. Persemaian
Persemaian untuk satu hektar padi sawah diperlukan 25 - 40 kg benih tergantung pada jenis padinya. Lahan persemaian dipersiapkan 50 hari
sebelum semai dengan luas lahan 1 20-1dari areal sawah yang akan ditanami. Lahan persemaian dibajak dan digaru kemudian dibuat bedengan sepanjang 500 - 600 cm, lebar 120 cm dan tinggi 20 cm.
Sebelum penyemaian, dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk urea dan SP-36 masing-masing 10 g m-2. Pembuatan persemaian
memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian akan menentukan pertumbuhan padi, oleh karena itu persemaian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk
11
c. Penyiapan bibit
Bibit dipersemaian yang telah berumur 17–25 hari (tergantung jenis padinnya, genjah/ dalam) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah
disiapkan. Bibit yang berumur 25 kurang baik untuk di jadikan bibit. d. Penanaman
Bibit ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm, 25 cm x
25 cm, 22 cm x 22 cm atau 30 cm x 20 cm tergantung pada varietas padi, kesuburan tanah dan musim. Padi dengan jumlah anakan yang banyak
memerlukan jarak tanam yang lebih lebar. Jarak tanam di daerah pegunungan lebih rapat karena bibit tumbuh lebih lambat.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan pada tanaman padi tadah hujan meliputi penyulaman, penyiangan, pengairan dan pemupukan.
f. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan /
produksi, pupuk yang sering digunakan oleh petani adalah pupuk alam (organik), pupuk buatan (anorganik).
g. Panen
Padi perlu dipanen pada saat yang tepat untuk mencegah kemungkinan mendapatkan gabah berkualitas rendah yang masih banyak mengandung
12
2.5 Tanah dan Konsep Lahan
Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair, dan gas, dan mempunyai sifat serta prilaku yang dinamik. Benda alami ini terbentuk oleh hasil kerja interaksi antara iklim (i) dan jasad renik hidup
(o) terhadap suatu bahan induk (b) yang dipengaruhi oleh relief tempatnya terbentuk (r) dan waktu (w). Sebagai produk alami yang heterogen dan dinamik,
maka ciri dan prilaku tanah berbeda dari sutu tempat ke tempat lain, dan berubah dalam waktu ke waktu (Arsyad, 2010).
Pengembangan pertanian pada suatu daerah merupakan salah satu cara meningkatkan produktifitas pertanian, secara umum kegiatan pengembangan
daerah tersebut meliputi juga pengenalan pola pertanian secara tepat dan sesuai dengan potensi lahannya. Potensi lahan perlu dijabarkan secara baik agar dapat digunakan dengan rencana pengembangannya (Abdullah, 1993).
Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas flora, fauna, dan manusia baik di masa lalu maupun sekarang. Sebagai contoh aktivitas dalam penggunaan lahan pertanian, reklamasi lahan
rawa, dan pasang surut, atau tindakan konservasi lahan pertanian akan memberi karakteristik lahan yang spesifik (Djaenuddin dkk., 2003). Lahan merupakan
13
Penggunaan lahan diartikan sebagai setiap bentuk campur tangan manusia
terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materi maupun spiritual (Arsyad, 2010). Penggunaan lahan dibagi menjadi dua, yaitu
penggunaan ganda dan penggunaan majemuk. Penggunaan ganda adalah penggunaan lahan secara sekaligus lebih dari satu jenis penggunaan, sedangkan penggunaan majemuk adalah penggunaan lahan lebih dari satu jenis penggunaan
(Mahi, 2013).
2.6 Evaluasi Lahan
Evaluasi lahan adalah potensi daya guna sumber daya lahan untuk berbagai altenatif penggunaan lahan, termasuk penggunaan produktif seperti: pertanian,
kehutanan, peternakan, bersamaan penggunaan tersebut disertai pula dengan pelayanan atau keuntungan lain seperti: konservasi daerah aliran air sungai, daerah wisata, dan perlindungan margasatwa (Mahi, 2013). Evaluasi Lahan
merupakan proses untuk menduga potensi sumber daya lahan untuk penggunaan tertentu, baik untuk pertanian maupun untuk non pertanian. Evaluasi lahan
melibatkan pelaksanaan survei/penelitian bentuk bentang alam, sifat dan distribusi tanah, macam dan distribusi vegetasi, aspek-aspek lahan, keseluruhan evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membuat perbandingan dari macam-macam
penggunaan lahan yang memberikan harapan positif (Abdullah, 1993).
Untuk memperoleh lahan yang benar-benar sesuai diperlukan suatu kriteria lahan yang dapat dinilai secara objektif, penilaian kesesuaian lahan menggunakan
kriteria klasifikasi kesesuaian lahan yang pada umumnya disusun dalam
14
dugaan berdasarkan potensi kelas kesesuaian lahan yang terbentuk (Karim dkk.,
1996). Kelas kesesuaian lahan pada prinsipnya ditetapkan dengan mencocokkan antara data karakteristik lahan dari setiap satuan peta dengan kriteria kelas
kesesuaian lahan untuk masing-masing komoditas yang mengevaluasi faktor pembatas yang paling sulit atau secara ekonomis tidak dapat diatasi atau diperbaiki (Djaenuddin dkk., 2000).
Evaluasi lahan dapat dikemukan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Evaluasi kualitatif adalah evaluasi kesesuaian lahan berdasarkan kondisi biofisik untuk berbagai macam penggunaan yang digambarkan dalam bentuk kualitatif seperti
sangat sesuai, cukup sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan spesifik. Evaluasi kuantitatif secara ekonomi adalah evaluasi yang hasilnya diberikan dalam bentuk
keuntungan atau kerugian masing-masing macam penggunaan lahan. Evaluasi ekonomi tidak semata-mata hanya membatasi pada pertimbangan keuntungan dan kerugian saja, akan tetapi konsekuensi yang lain seperti lingkungan dan sosial
(Mahi, 2013). Hasil dari evaluasi lahan adalah untuk memberikan alternatif penggunaan lahan dan batas kemungkinan penggunaan serta tindakan pengelolaan yang diperlukan sehingga lahan dapat digunakan secara lestari (Kirana, 2011).
2.7 Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Menurut Djaenuddin dkk. (2003), dalam menilai kesesuaian lahan ada beberapa cara, antara lain, dengan perkalian parameter, penjumlahan, atau menggunakan hukum minimum yaitu mencocokkan antara kualitas dan karakteristik lahan
15
komoditas lainnya yang dievaluasi. Klasifikasi kesesuaian lahan dibagi menjadi
empat kategori (FAO, 1976) , yaitu :
1. Ordo: adalah keadaan kesesuaian lahan secara global. Pada tingkat
ordo kesesuaian lahan dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai (S =Suitable) dan lahan yang tidak sesuai (N =Not Suitable).
2. Kelas: adalah keadaan tingkat kesesuaian dalam tingkat ordo. Berdasarkan tingkat detail data yang tersedia pada masing-masing
skala pemetaan, kelas kesesuaian lahan dapat dibedakan menjadi : (1) untuk pemetaan tingkat semi detail (skala 1:25.000-1:50.000) pada tingkat kelas, lahan yang tergolong ordo sesuai (S) dibedakan
dalam tiga kelas, yaitu: lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan sesuai marginal (S3). Sedangkan lahan yang tergolong ordo tidak sesuai (N) tidakdibedakan kedalam kelas-kelas.(2) untuk
pemetaan tingkat tinjau (skala 1: 100.000-1:250.000) pada tingkat kelas dibedakan atas kelas sesuai (S), sesuai bersyarat (CS) dan
tidak sesuai (N).
2.1) Kelas S1 (sangat sesuai) : Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti, nyata terhadap penggunaan secara
berkelanjutan, atau faktor pembatas bersifat minor dan tidak ada pengaruh terhadap produktivitas lahan secara nyata.
16
(input). Pembatas tersebut biasanya dapat diatasi oleh
petani sendiri.
2.3) Kelas S3 (sesuai marjinal): Lahan mempunyai faktor
pembatas yang berat, dan faktor pembatas ini akan sangat berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak daripada lahan yang
tergolong S2. Untuk mengatasi faktor pembatas pada S3 memerlukan modal tinggi, sehingga perlu adanya bantuan
atau campur tangan pemerintah atau pihak swasta. Tidak sesuai (N): Lahan yangmempunyai faktor pembatas yang sangat berat atau sulit diatasi.
3) Sub Kelas: adalah keadaan tingkatan dalam kelas kesesuaian lahan. Kelas kesesuaian lahan dibedakan menjadi subkelas berdasarkan kualitas dan karakteristik lahan (sifat-sifat tanah dan lingkungan
fisik lainnya) yang menjadi faktor pembatas terberat.
4) Unit: adalah keadaan tingkatan dalam sub kelas kesesuaian lahan,
yang didasarkan pada sifat tambahan dan pengelolaannya. Dalam praktek evaluasi lahan, kesesuaian lahan pada kategori unit ini jarang digunakan.
2.8 Karakteristik dan Kualitas Lahan
Karakteristik lahan merupakan sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi. Setiap karakteristik lahan yang digunakan secara langsung dalam evaluasi
17
atauattributeyang bersifat kompleks dari sebidang lahan. Setiap kualitas lahan
mempunyai keragaan (Performance) yang berpengaruh terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan tertentu (Djaenuddin dkk., 2003). Menurut Djaenuddin dkk.
(2003), deskripsi karakteristik lahan yang menjadi pertimbangan dalam menentukan kelas kesesuaian lahan dikemukakan sebagai berikut :
1. Temperatur (tc)
Merupakan suhu tahunan rata-rata yang dikumpulkan dari hasil
pengamatan stasiun klimatologi setempat. Suhu berpengaruh terhadap
aktivitas mikroorganisme dalam tanah, fotosintesis tanaman, respirasi, pembungaan, dan perkembangan buah.
2. Ketersediaan air (wa)
Merupakan pengukuran kelembaban udara rata-rata yang diambil dari stasiun klimatologi setempat. Pertumbuhan tanaman sangat tergantung
pada ketersediaan air dalam tanah. Daerah yang beriklim kering akan berpengaruh terhadap produksi padi. Sebaliknya di daerah beriklim basah akan menyebabkan pertumbuhan padi mudah terserang penyakit yang
disebabkan oleh cendawan.
Air dibutuhkan tanaman untuk membuat karbohidrat di daun, menjaga
hidrasi protoplasma, mengangkut makanan dan unsur mineral, dan
mempengaruhi serapan unsur hara oleh akar tanaman (Hakim dkk.,1986). 3. Media Perakaran (rc)
Karakteristik lahan yang menggambarkan kondisi perakaran terdiri dari kelas drainase tanah dibagi menjadi 7 kelas, yaitu: sangat terhambat,
18
Menurut Zulhakki dkk. (2013), bagi kepentingan pertanian, drainase atau
pembuangan air kelebihan tersebut sangat penting, tujuannya untuk
mengatur tata air dalam tanah terutama di daerah/zona perakaran tanaman,
agar dengan demikian perkembangan akar tanaman berada dalam keadaan yang menguntungkan.
4. Tekstur Tanah
Tekstur tanah dibagi menjadi 5 kelas, yaitu: halus, agak halus, sedang, agak kasar, dan kasar. Menurut Foth (1994), tekstur tanah merupakan
perbandingan relatif antara pasir, debu, dan liat yang dinyatakan dalam persen (%).
5. Kedalaman Tanah (cm)
Kedalaman tanah menyatakan dalamnya lapisan tanah dalam cm yang dapat dipakai untuk perkembangan perakaran tanaman padi yang
dievaluasi. Kedalaman tanah dibedakan menjadi : (a) sangat dangkal < 20 cm, (b) dangkal 20 - 50 cm, (c) sedang 50 - 75 cm dan (d) dalam > 75 cm. 6. Retensi Hara (nr)
Retensi hara merupakan kemampuan tanah untuk menjerap unsur-unsur hara atau koloid di dalam tanah yang bersifat sementara, sehingga apabila
kondisi di dalam tanah sesuai untuk hara-hara tertentu maka unsur hara yang terjerap akan dilepaskan dan dapat diserap oleh tanaman.
7. Toksisitas (xc)
19
organik seperti (K+, Cl+, SO42-, dan CO32-) dalam suatu larutan tanah
sehingga menurunkan produktivitas tanah (Hardjowigeno, 2007) 8. Sodisitas
Karakteristik lahan yang menggambarkan sodisitas adalah kandungan natrium (Na+) dapat ditukar, yang dinyatakan dalam nilaiexchangeable sodium percentageatau ESP (%) yaitu dengan perhitungan :
ESP (%) = Naddx 100 x KTK-1 9. Bahaya Sulfidik (xs)
Karakteristik lahan yang menggambarkan bahaya sulfidik adalah
kedalaman ditemukannya bahan sufidik yang diukur dari permukaan tanah sampai batas atas lapisan sulfidik atau pirit (FeS2).
10. Bahaya Erosi (eh)
Bahaya erosi dapat diketahui dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang (rata-rata) pertahun dibandingkan tanah tererosi.
11. Bahaya Banjir (fh)
Bahaya banjir dapat diketahui dengan melihat kondisi lahan yang pada
permukaan tanahnya terdapat genangan air. 12. Penyiapan Lahan (lp)
Penilaian penyiapan lahan didasarkan pada jumlah batu dan batuan yang
tersebar di permukaan.
2.9 Analisis Finansial
20
ekonomi. Dalam analisis finansial diperlukan kriteria kelayakan usaha, antara
lain:Net Present Value(NPV),Net Beneffit Cost Ratio(Net B/C), danInternal Rate of Return(IRR).
2.6.1Net Present Value(NPV)
Net Present Value(NPV) sering diterjemahkan sebagai nilai bersih, merupakan
selisih antara manfaat dengan biaya padadiscount ratetertentu. JadiNet Present Value(NPV) menunjukkan kelebihan manfaat dibanding dengan biaya yang
dikeluarkan dalam suatu proyek (usaha tani). Suatu proyek dikatakan layak diusahakan apabila nilaiNPVpositif (NPV > 0) (Ibrahim, 2003).
2.6.2Net Benefit /Cost Ratio(Net B/C)
Net Beneffit Cost Ratio(Net B/C ratio) adalah perbandingan jumlahNPVpositif denganNPVnegatif yang menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan
diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Jadi jika nilaiNPV> 0, maka NetB/C ratio> 1 dan suatu proyek layak untuk diusahakan (Ibrahim, 2003).
2.6.3Internal Rate of Return(IRR)
Internal Rate of Return(IRR) adalah suatu tingkat bunga (dalam hal ini sama
artinya dengandiscount rate) yang menunjukkan bahwa nilai bersih sekarang (NPV) sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi usahatani atau dengan kata
21
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di lahan padi sawah (Oryza sativa L.) milik petani pada Kelompok Tani Tri Jaya Desa Tulung Kakan Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah. Lokasi penelitian berada pada koordinat titik
pertama 522850 mT dan 9439970 mU,titik kedua 522865 mT dan 9440132 mU titik ketiga 523203 mT dan 9440334 mU, titik keempat 523757 mT dan 9440079
mU, titik kelima 523570 mT dan 9439836 mU, titik keenam 523085 mT dan 9439957 mU dengan luas areal pertanaman padi sawah irigasi yg diteliti seluas 10 ha. Penelitian dilakukan pada bulan November 2014 sampai Februari 2015.
Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : adalah contoh tanah dan
bahan-bahan kimia untuk analisis tanah.
Alat-alat yang digunakan antara lain :
22
3. Kompas : digunakan untuk menentukan arah dan mengetahui arah mata
angin.
4. Global positioning system(GPS) : digunakan untuk menetukan posisi lokasi
manapun yang terdapat dipermukaan bumi.
5. Meteran : digunakan untuk mengukur kedalaman sampel tanah.
6. Munsell Soil Color Chart: digunakan untuk mengamati dan mengetahui
karakteristik tanah melalui pengamatan warna tanah.
7. Cangkul : digunakan untuk menggali tanah yang akan dijadikan sampel
berdasarkan kedalaman tanah yang dibutuhkan untuk dianalisis. 8. Kantung plastik : digunakan untuk tempat sampel tanah
9. Alat-alat tulis : digunakan untuk mencatat hasil pengamatan baik di lapang
maupun di laboratorium
10. Kamera Digital : digunakan sebagai alat dokumentasi
11. Alat-alat laboratorium : digunakan untuk menganalisis tanah di laboratorium.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan pendekatan evaluasi lahan dengan cara pararel, yaitu dengan melakukan evaluasi kualitatif (biofisik) dan kuantitatif (ekonomi) secara bersamaan. Metode yang digunakan
yaitu:
a. Evaluasi berdasarkan kriteria biofisik menurut kriteria Djaenudin dkk. (2000).
23
3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Tahap persiapan
Tahap ini merupakan tahap pengurusan izin penelitian, meneliti dan mengkaji sumber-sumber pustaka tentang keadaan lokasi penelitian sehingga memperoleh
gambaran umum tentang lokasi penelitian, seperti data iklim, dan karakteristik lahan pada tahap ini dilakukan survey lapang secara kasar dan penentuan titik
pengambilan contoh tanah yang mewakili secara keseluruhan berdasarkan keadaan lapang, dan penyusunan daftar pertanyaan (kuesioner).
3.4.2 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data fisik dan data ekonomi. Data fisik meliputi
data fisik primer dan fisik sekunder, sementara itu data ekonomi meliputi data ekonomi primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan secara observasi dan wawancara langsung dengan petani pemilik lahan, data yang
dikumpulkan meliputi : anlisis tanah, kemiringan lereng, drainase tanah, luas lahan, kegiatan usaha tani, jumlah produksi permusim, harga ditingkat petani, tenaga kerja yang dibutuhkan dalam usaha tani padi sawah tadah hujan, dan
sarana produksi yang dibutuhkan, serta biaya produksi permusim yang meliputi: upah tenaga kerja, benih, pupuk, peralatan, dan sewa tanah. Data sekunder
24
3.4.3 Pengamatan Lapang
Data yang diamati adalah dalam pengamatan lapang adalah : A. Data fisik primer
Pengumpulan data fisik primer, dilakukan dengan cara pengamatan dan
pengukuran langsung dilapang dan mengambil contoh, kemudian di analisis di laboratorium. Data fisik primer yang diamati di lapang sebagai berikut :
1. Drainase
Drainase tanah menunjukan kecepatan meresapnya air dari tanah atau keadaan tanah yang menunjukan lamanya dan seringnya jenuh air. Hal ini
dapat dilihat dari ruang pori tanah pada lahan penelitian tersebut, semakin besar ruang pori tanah maka kapasitas menahan airnya cepat, tetapi
sebaliknya jika ruang pori tanah kecil maka kapasitas menahan airnya buruk.
2. Bahan kasar
Bahan kasar adalah persentasi kerikil atau batuan pada setiap lapisan tanah. Cara pengamatan bahan kasar dilapang yaitu dengan melihat ada tidaknya batu-batu kecil pada tiap lapisan tanah dengan cara pengeboran
pada lahan yang akan diteliti sampai kedalaman 120 cm. 3. Kedalaman Tanah
Kedalaman tanah diukur dengan melakukan pengeboran menggunakan bor tanah pada lokasi penelitian sampai dengan kedalaman 120. Kedalaman efektif merupakan keadaan dimana tanah tidak dapat ditembus oleh akar
25
4. Bahaya Sulfidik
Bahaya sulfidik dikur dengan cara melihat ada tidaknya pirit (Fe2S) di lapangan. Analisis pirit dilakukan dengan cara meneteskan hidrogen
peroksida (H2O2) pada lapisan tanah yang diamati, apabila terdapat buih berarti lapisan tersebut mengandung pirit. Akan tetapi karena lahan penelitian jauh dari pantai maka diasumsikan bahwa kedalaman pirit lebih
dari 120 cm. 5. Lereng
Cara pengukuran lereng dilakukan dengan pengambilan titik koordinat dan ketinggian tempat dari lokasi yang paling rendah ke lokasi yang tinggi yang dinyatakan dalam persen, dengan menggunakan klinometer.
6. Bahaya erosi dilapang
Tingkat bahaya erosi dapat dilihat berdasarkan kondisi di lapangan, yaitu dengan memperhatikan adanya erosi lembar permukaan (sheet erosion),
erosi alur (rill erosion), dan erosi parit (gully erosion) atau dengan memperhatikan lapisan tanah yang sudah hilang. Pendekatan lain untuk
memprediksi tingkat bahay erosi yang relatif lebih mudah dilakukan dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang pertahun,
dibandingkan tanah yang tidak tererosi yang dicirikan oleh masih adanya
horizon A. 7. Genangan
Bahaya banjir dicirikan dengan adanya genangan air yang ada
26
dengan air (terendam air) pada lahan yang akan diteliti pada saat musim
hujan lebih dari 24 jam. 8. Batu permukaan
Batu di permukaan diamati dengan melihat ada tidaknya batu-batu kecil atau besar yang tersebar pada permukaan tanah atau lapisan olah di lokasi penelitian, lalu diukur berapa persentasi penutup lahan oleh batu-batuan
tersebut.
9. Batuan singkapan
Batuan singkapan diamati dengan melihat ada tidaknya batuan-batuan besar yang tersingkap pada lokasi penelitian dan kemudian diukur persentase penutupan batuan yang tersingkap pada lahan penelitian.
B. Data Fisik Sekunder
Pengumpulan data fisik sekunder meliputi :
1. Temperatur udara (suhu) : ditentukan oleh keadaan temperatur rata-rata
yaitu temperatur udara tahunan selama 5 tahun terakhir 2010–2014 dan dinyatakan dalamoC. Data temperatur udara dapat diperoleh dari stasiun klimatologi masgar lampung.
2. Curah hujan : ditentukan oleh curah hujan tahunan selama 5 tahun terakhir 2010–2014 yang dinyatakan dalam mm. Data curah hujan dapat diperoleh
dari stasiun metereologi dan geofisika masgar lampung.
27
3.3.4 Pengambilan Contoh Tanah
Prinsip pengambilan contoh tanah adalah pengambilan sampel harus mewakili daerah yang di teliti. Pengambilan contoh tanah dilakuakan dengan sampling tanah. Lokasi penenlitian terletak pada topografi datar, sehingga pengambilan
contoh tanah menggunakan teknik sampling tanah metode proposional.
Luas lahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ha. Pengamatan profil boring dilakukan pada 3 titik (gambar 2, Lampiran) pengambilan contoh tanah
komposit dilakukan pada 9 titik masing - masing pada kedalaman 0–40 cm. Contoh tanah yang dianalisis di laboratorium ada 2 contoh tanah masing - masing
pada kedalaman 0–20 cm dan 20–40 cm. Kemudian kedua contoh tanah yang telah dikompositkan, dikering udara, lalu diayak dengan menggunakan ayakan 2 mm. Tanah kemudian dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
3.3.5 Metode analisis di Laboratorium
Contoh yang telah dikompositkan dari lahan dikering anginkan, diayak dengan menggunakan ayakan 2 mm. Tanah kemudian dianalisis di Laboratorium Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung untuk mengetahui sifat kimia dan fisiknya. Sifat kima yang dianalisis adalah pH H2O, kejenuhan basa, C-organik,
28
Tabel 1. Metode analisis laboratorium.
No Analisis Metode
1 pH H2O pH meter
2 Basa-basa dapat ditukar NH4OAC 1 N pH 7
3 C-organik Walkey and Black
4 KTK NH4OAC 1 N pH 7
5 Tekstur tanah Hydrometer
3.3.6 Pengumpulan Data Sosial Ekonomi
Data sosial ekonomi primer dikumpulkan dengan wawancara kepada petani padi Kelompok Tani Tri Jaya Desa Tulung Kakan Kecamatan Bumiratu Nuban
Kabupaten Lampung Tengah dengan luas 10 ha selama 4 musim tanam.dengan jumlah petani sebanyak 13 orang.
1. Analisis Data Ekonomi Primer
Untuk mengetahui apakah usaha tanaman padi ini menguntungkan dan layak atau tidak, harus dilakukan analisis finansial dengan menggunakan
kriteriaNPV, Net B/C dan IRR. Seluruh perhitungan analisis finansial dilakukan mulai dari tanaman ditanam sampai dengan panen.
1) Net Present Value(NPV)
AnalisisNET Present Value(NPV) digunakan untuk menghitung selisih antarapresent valuepenerimaan (benefit) denganpresent
valuedari biaya (cost). Rumus untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut (Soekartawi, 1995) :
NPV =
29
t = Waktu
B =Benefit(manfaat) C =Cost(biaya)
I = Tingkat bunga bank yang berlaku Kriteria pengambilan keputusan :
Bila NPV≥ 0, maka investasi untung Bila NPV < 0, maka usaha investasi rugi
2) Net Benefit / Cost Ratio(Net B/C)
Net B/C merupakan nilai ratio perbandingan present value penerimaan bersih dengan present value biaya. Rumus matematisnya sebagai berikut (Soekartawi, 1995) :
Keterangan :
N = Lama kegiatan t = Waktu
B =Benefit(manfaat) C =Cost(biaya)
I = Tingkat bunga bank yang berlaku
Kriteria pengambilan keputusan :
Bila Net B/C > 1, maka usaha layak untuk dilanjutkan Bila Net B/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dilanjutkan Bila Net B/C = 1, usaha dalam keadaanbreak even point
3) Internal rate of return(IRR)
IRRadalah suatu tingkat bunga (dalam hal ini sama artinya dengan
30
(NPV) sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi usahatani
atau dengan kata lain tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan nol (NPV = 0), Rumus matematisnya sebagai berikut
(Soekartawi, 1995) :
IRR = i+ + [NPV (+)/ NPV(+)+NPV (-)] (i-- i+) Keterangan :
i+ = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV positif i- = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif NPV(+)= NPV yang bernilai positif
NPV(-)= NPV yang bernilai negatif
Kriteria pengambilan keputusan :
Bila IRR≥ tingkat suku bunga yang berlaku, maka investasi untung
Bila IRR < tingkat suku bunga, maka investasi rugi
Bila IRR = tingkat suku bunga, usaha dalam keadaanbreak even point.
2. Analisis Data Ekonomi Sekunder
Pengumpulan data ekonomi sekunder dilakukan dengan cara mengambil data dari kantor badan penyuluh pertanian. Data ekonomi sekunder yang
dikumpulkan meliputi :
a. Jumlah produksi tanaman padi di Desa Tulung Kakan Kabupaten
Lampung Tengah selama 4 musim terakhir. b. Harga padi selama 4 musim terakhir.
c. Biaya produksi usaha tani tanaman padi pertahun yang meliputi bibit,
48
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan :
1. Kelas kesesuaian lahan pertanaman padi sawah irigasi kelompok tani Tri Jaya
Desa Tulung Kakan Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah menurut kriteria Djaenuddin dkk. (2003), memiliki kelas kesesuaian lahan sesuai marjinal dengan faktor pembatas C-organik (S3nr).
2. Usaha budidaya tanaman padi sawah irigasi kelompok tani Tri Jaya Desa
Tulung Kakan Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah secara finansial menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan. Hal ini
dibuktikan dari hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa nilai NPV rata-rata sebesar Rp 31.037.528,94. Net B/C rata-rata-rata-rata sebesar 1,59 yang nilainya lebih dari 1 (Net B/C >1) dan IRR rata-rata sebesar 17,62 % per bulan yang
49
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah penggunaan jerami sisa hasil panen sebagai bahan organik melalui
pengomposan sangat dianjurkan bagi kelompok tani di Indonesia khususnya pada kelompok tani Tri Jaya di Desa Tulung Kakan Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah sebagai pupuk organik, agar dapat meningkatkan
50
PUSTAKA ACUAN
Aak. 1990.Budidaya Tanaman Padi. Kanisius. Yogyakarta. 172 hlm.
Abdullah, T.S. 1993.Survey Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar swadaya. Jakarta. 172 hlm
Anggraini, F., Suryanto, A., Aini, N. 2013. Sistem tanam dan umur bibit pada tanaman padi sawah (Oryza sativaL.) varietas inpari.J. Prod. Tanaman
2 (1): 52–60.
Arafah, 2010.Pengolahan dan Pemanfaatan Padi Sawah. Bumi Aksara. Bogor. 429 hlm
Arsyad, S. 2010.Konservasi Tanah dan Air. IPB Perss. Bogor. 290 hlm. Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI). 2014.Fertilizer Production Year
2001-2010. http://www.appi.or.id. Di akses 19 Juli 2015.
Astungkara, T. S. 2013.Evaluasi Kesesuaian Lahan Kualitatif dan Kuantitatif Pertanaman Padi Sawah Irigasi Kelompok Tani Mekar Desa Tulung
Balak Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur. Skripsi.
Universitas Lampung. Lampung. 92 hlm.
Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre. 2007.Panduan Evaluasi Kesesuaian Lahan Dengan Contoh Peta Arahan Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Barat. Institut Pertanian Bogor. 48 hlm.
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2013. Luas Panen,Produktvitas dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Lampung.http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php. Diakses tanggal 6 Agustus 2014.
Balittan. 2005. Evaluasi Kesesuaian Lahan.http://balittanah.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 10 Agustus 2014.
51 Chang, Te-Tzu and E.A. Bardenas. 1976. The morphology and varietal
charatheristic of rice plant.Technical Bulletin 4–the International Rice Reserch Institute.Los Banos. Philipppines. 98 hlm.
Djaenuddin, D., H. Marwan, H. Subagyo, A. Mulyani dan N. Suharta. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Departemen Pertanian. 264 hlm.
Djaenuddin, D., Marwan, H., A. Hidayat, dan H, Subagyo. 2003.Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah. 305 Hlm.
FAO. 1976. A Framework For Land Evaluation.FAO Soil Bulletin 32. Food and Agriculture Organization of United Nations. Rome 87 p.
Foth, H. D. 1994.Dasar-dasar Ilmu Tanah. Terjemahan Soemartono disoemarto. Airlangga. Jakarta. 374 hlm.
Gusmaini dan Sugiarto. 2004. Pemanfaatan bahan organik in situ untuk efisiensi budidaya jahe yang berkelanjutan.J. Litbang Pert. 23 (2): 37-43.
Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, D.G. Nugroho, M. R. Saul, M. A. Diha, G. B. Hong dan H. H. Bailey. 1986.Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. 448 hlm.
Hanafiah, K.A. 2010.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta. 360 hlm.
Hanum, C. 2008.Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2.Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Departemen Pendidikan Nasional. 535 hlm. Hardjowigeno, S. 2007.Ilmu Tanahcetakan 6. Akademi Pressindo. Jakarta. 288
hlm.
Ibrahim, M. Y. 2003.Studi Kelayakan Bisnis. (Edisi Revisi). PT Rineka Cipta. Jakarta. 249 hlm.
Karim, A., U. S. Wiradisastra, Sudarsono dan Yahya. 1996. Evaluasi Kesesuaian Lahan Kopi Arabika CarifnacMiAceh Tengah.J.Tropika3.
Kim, S and B.E. Dale, 2004.Global potential bioethanol production from wasted crops and crop residues. Biomass and Bioenergy, 26, pp. 361-375.
Kirana, E. N. 2011.Evaluasi Kesesuaian Lahan Kualitatif dan Kuantitatif
Tanaman Padi Tadah Hujan Pada Lahan Kelompok Tani Tri Mulya Desa
Galih Lunik Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.
52 Mahi, A. K. 2013.Survei Tanah, Evaluasi dan Perencanaan Penggunaan Lahan.
Lembaga Penelitian Universitas Lampung. Bandar Lampung. 220 hlm.
Nurjaya, Rochyati S., Pratiwi E. 2012.Teknologi Pengelolaan Jerami pada Lahan Padi Sawah. Peneliti Balitbangtan Penelitian Tanah. 14 hlm.
Purwono dan H. Purnamawati. 2009.Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul cetakan IV. Penebar Swadaya. Jakarta. 139 hlm.
Rizkayanti, I. 2013.Evaluasi Kesesuaian Lahan Kualitatif dan Kuantitatif
Tanaman Padi Tadah Hujan Pada Lahan Kelompok Tani Karya Subur Di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Padang Cermin Kabupaten
Pesawaran. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung. 78 hlm.
Siregar, H. 1981.Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya. Jakarta. 320 hlm.
Siswoputranto. 1976. Komoditi ekspor Indonesia. Jakarta. Gramedia. 147hlm. Soemarjono. 1990Bertanam padi Sawah. Penerbit : Swadaya. 56 hlm.
Soemartono. 1992.Bercocok Tanaman Padi.Yasaguna. Jakarta. 87 hlm. Suparyono dan Setyono, A. 1994.Padi. Penebar Swadaya. Jakarta. 234 hlm. Souri, Sofyan. 2001.Penggunaan Pupuk Kandang Meningkatkan Produksi
Petani.Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Mataram. Litaram@mataram.wasantara.net.id. Di akses tanggal 10 Juli 2015. Surowinoto, S. 1982.Teknologi Produksi Tanaman Padi Sawah dan Padi Gogo.
IPBPress. Bogor. 143 hlm.
Vergara, B.S. and M.A. Arradeu. 1988.A Farmer Primer on Growing Upland Rice.International Rice Research Institute and French Institute for Tropical Food Crops Research. Los Banos. Philippines. 290 hlm.
Yoshida, S. 1981.Fundamental of Rice Crop Science.International Rice Research Institute. Los Banos. Philippines. 269 hlm.
Yuwono D. 2005.Kompos. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. 76 hlm.