• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEKOMPOSISI AZOLLA DAN KANDUNGAN NH 4 + TANAH PADA BEBERAPA KEADAAN UNSUR HARA TANAH SAWAH YANG BERBEDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DEKOMPOSISI AZOLLA DAN KANDUNGAN NH 4 + TANAH PADA BEBERAPA KEADAAN UNSUR HARA TANAH SAWAH YANG BERBEDA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

AZOLLA

DECOMPOSITION AND CONTENT OF NH

4+

SOIL OF SOME

ELEMENTS IN RICE FIELDS OF DIFFERENT SOIL NUTRIENTS

By ADI SUGARA

Green fertilizer Azolla water fern contained nitrogen around 02,-0,3% of wet weight or 4-5% of dry weight and its decomposition was very fast, so it could be used as an alternative source of nitrogen for rice fields. This research aimed to study the decomposition of Azolla and NH4+content of soils derived from the application of Azolla in the water lassed soil that had

different soil nutrient. The experiment design were conducted by randomized block design with five treatment of fertilizers and four replications. The treatment applied were to: T0: control, T1: NPK fertilizer, T2: NP fertilizers, T3: PK fertilizers, T4: NK fertilizers. Different nutrient content condition did not influenced Azolla dry weight, the content of N-total Azolla, C-organic Azolla, C/N ratio Azolla, soil reaction (pH) and decomposition rate after embedding. While in the content of NH4+ the soil was influenced by the condition of

soil nutrient which was different only on day 7. Along with Azolla decomposition process, Azolla dry weight, C-organic content, low C/N ratio Azolla, while N-total Azolla content and soil reaction (pH) increased after embedding. From Azolla decomposition side was not influenced by the soil content of nutrient, but it influenced the mineralization of NH4+or soil

nitrogen content. On the soil applied by Azolla content of NH4+, the soil increased from day

3 up to day 14 after embedding. The content of NH4+ of soil was really influenced by the

treatment of giving N rather than that of which was not given or applied by N fertilizer. The content of NH4+soil on with out nitrogen soil (Control and PK) was actually lower than other

soil. But, this had been approved whether the content of NH4+ soil higher than that which

was given N derived from Urea or Azolla.

(2)

ABSTRAK

DEKOMPOSISI

AZOLLA

DAN KANDUNGAN NH

4+

TANAH

PADA BEBERAPA KEADAAN UNSUR HARA TANAH

SAWAH YANG BERBEDA

Oleh ADI SUGARA

Pupuk hijau Azolla merupakan paku air yang mengandung nitrogen antara 0,2-0,3% dari berat basah atau 4-5% dari berat kering dan dekomposisinya sangat cepat, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu sumber hara nitrogen alternatif yang cocok untuk padi sawah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dekomposisi Azolla dan kandungan NH4+ tanah

yang diperoleh dari aplikasi azolla dalam tanah pada keadaan unsur hara tanah sawah yang berbeda-beda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah: T0: Kontrol, T1: Pupuk NPK,T2: Pupuk NP,T3: Pupuk PK,T4: Pupuk NK. Kondisi kandungan hara yang berbeda tidak mempengaruhi bobot kering Azolla, kandungan N-total Azolla, C-organik Azolla, C/N rasio Azolla, pH tanah, dan laju dekomposisi setelah pembenanam. Sedangkan pada kandungan NH4+tanah dipengaruhi oleh keadaan unsur hara tanah yang berbeda hanya pada

hari ke-7. Seiring dengan proses dekomposisi Azolla, bobot kering Azolla, kandungan C-organik, C/N rasio Azolla menurun, sedangkan kandungan N-total Azolla, dan pH tanah meningkat setelah pembenanam. Dari segi dekomposisi Azolla tidak dipengaruhi oleh kandungan unsur hara tanah, tetapi mempengaruhi mineralisasi NH4+ atau kandungan

nitrogen tanah. Pada tanah yang diaplikasi Azolla kandungan NH4+tanah meningkat dari

hari ke-3 sampai hari ke-14 setelah pembenanam. Kandungan NH4+ tanah sangat nyata

dipengaruhi oleh perlakuan pemberian N dari pada yang tidak diberi pupuk N. Kandungan NH4+tanah pada tanah tanpa nitrogen (Kontrol dan PK) nyata lebih rendah dari tanah lainnya.

Namun hal ini masih belum dapat dibuktikan apakah kandungan NH4+tanah yang lebih tinggi

pada tanah yang diberi N itu berasal dari Urea atau dari Azolla.

(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil dapat disimpulkan bahwa :

1. Laju dekomposisi Azolla tidak dipengaruhi oleh keadaan unsur hara tanah yang berbeda.

2. Kandungan NH4+tanah dipengaruhi oleh keadaan unsur hara tanah yang berbeda hanya

pada hari ke-7 dan tertinggi pada tanah yang diberi pupuk NPK.

3. Seiring dengan proses dekomposisi Azolla, bobot kering Azolla, kandungan C-organik,

C/N rasio Azolla menurun, sedangkan kandungan N-total Azolla, pH tanah meningkat.

B. Saran

Azolla dapat digunakan sebagai pensubsitusi pupuk N sintetis dan penelitian tentang berapa

(4)

1.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Salah satu dari program intensifikasi pertanian adalah pemupukan. Pupuk yang banyak

digunakan oleh petani adalah pupuk kimia. Dalam memproduksi pupuk kimia dibutuhkan

biaya tinggi sehingga harganya semakin mahal, dan pengaruhnya pun terhadap tanah semakin

rendah. Untuk mengatasi dan menyubtitusi penggunaan pupuk kimia, diperlukan

penggunaan pupuk organik. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan oleh petani

adalah pupuk hijau, salah satu contohnya adalah Azolla (Yusnaini dkk., 1995 ; Redhani,

2008)

Azolla adalah paku air yang mengandung nitrogen tinggi 0,2-0,3% dari BB (berat basah) atau

4-5% dari BK (berat kering) dan dekomposisinya sangat cepat, sehingga dapat dijadikan

sebagai salah satu sumber hara nitrogen alternatif yang cocok untuk padi sawah (Khan dalam

Yusnaini dkk., 1995). Di Asia dilaporkan bahwa penggunaan Azolla untuk budidaya padi

sawah mampu memasok 20-40 kg N ha-1 ke dalam tanah dan mampu meningkatkan hasil

padi 0,5 t ha-1. Apabila penggunaan Azolla diberikan dua kali yaitu sebelum dan sesudah

tanam, peningkatan hasil padi dapat mencapai 38,46% atau 1 t ha-1 (Giller dan Welson,

1991).

Azolla dapat hidup di kolam, danau, rawa dan sungai kecil baik pada kondisi tropis maupun

subtropis (Immanudin, 2009). Azolla mempunyai permukaan daun yang lunak mudah

berkembang dengan cepat dan hidup bersimbiosis dengan Anabaena azollae yang dapat

memfiksasi nitrogen (N2) dari udara (Tyasmoro, 2006). Azolla dapat dikembangbiakkan

(5)

Hidrolisa

asam, sehingga pengembangan azolla tidak memerlukan perlakukan khusus. Azolla tersebut

dapat digunakan, baik pada padi musim hujan maupun kemarau (Redhani, 2008).

Azolla dapat melepaskan nitrogen bagi tanaman pada saat terdekomposisi di dalam tanah.

Dekomposisi Azolla sangat cepat (3-6) minggu dengan melepas 56-80% nitrogen ke dalam

tanah. Sepuluh ton azolla segar setara dengan 50 kg Urea (Kuncarawati dkk., 2004).

Masalahnya berapa laju dekomposisi Azolla dalam tanah dengan berbagai kondisi belum

banyak diketahui dan perlu diklarifikasi kembali. Pertanaman padi sawah merupakan sistem

pertanian yang dominan di Indonesia, oleh karena itu penerapan teknologi pupuk organik

Azolla sangat membantu petani dalam meningkatkan produksi, dan mengurangi biaya

produksi serta menjaga kondisi struktur tanah.

Perubahan dari nitrogen organik menjadi nitrogen anorganik yang dapat digunakan oleh

tanaman umumnya hanya sekitar 2-3%. Perubahan ini merupakan sumber nitrogen tanah

yang tersimpan relatif lama untuk tanaman, bila tidak terdapat gangguan lain yang

mempercepat proses mineralisasi. Mineralisasi juga mencakup pelapukan bahan organik

tanah yang melibatkan kerja enzim-enzim yang menghidrolisi komplek protein, seperti reaksi

berikut ini :

R NH2+ HOH R OH + NH3+ energi

2 NH + H2CO3 (NH4)2CO3 2 NH4+CO

Mineralisasi akan dipercepat bila keadaan tanah berdrainase dan aerasi baik dan banyak

kation basa (Hakim dkk., 1986).

Amina-amina dan asam-asam amino yang dibebaskan dimanfaatkan oleh golongan bakteri

heterostrop yang lain dan membebaskan amonium. Proses enzimatik dari amonifikasi dapat

(6)

R NH2+ HOH R OH + NH3+ energi

Kombinasi amino

2NH3+ H2CO3 (NH4)2CO3 2 NH4+CO

Proses amonifikasi dapat berlangsung hampir dalam setiap keadaan, disebabkan oleh

organisme sangat banyak dan heterogen di dalam tanah. Amonium yang dihasilkan dengan

cara demikian akan mengalami beberapa perubahan yaitu: (1) dipakai langsung oleh bakteri

dalam melanjutkan proses dekomposisi, (2) diambil langsung oleh tanaman, (3)

dikonversikan ke nitrit dan nitrat dan (4) difiksasi oleh mineral liat tertentu dari tipe 2:1

(Hakim dkk., 1986).

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dekomposisi Azolla dan kandungan NH4+ tanah

yang diperoleh dari aplikasi azolla dalam tanah pada keadaan unsur hara tanah sawah yang

berbeda-beda.

C. Kerangka Pemikiran

Di antara sekian banyak faktor yang mempengaruhi kadar bahan organik dan nitrogen tanah,

faktor yang penting adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah, drainase, dan unsur hara.

Hakim dkk. (1986), melaporkan bahwa pupuk yang diberikan ke dalam tanah, walaupun

jumlah sedikit dapat menstimulir nitrifikasi. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh

tersediannya bahan dasar sebagai sumber untuk nitrifikasi. Suatu keseimbangan antara N, P,

dan K sangat menolong nitrifikasi. Pemberian pupuk yang mengandung amonium adalah

sangat menstimulir proses nitrifikasi, karena untuk terjadinya nitrifikasi harus ada amonium.

Disamping itu sebagai sumber amonium ini dapat pula dari bahan organik tanah yang telah

(7)

Pemberian bahan organik ke dalam tanah akan memberikan pengaruh positif terhadap

kesuburan tanah dengan terjadinya perbaikan sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Pupuk

hijau Azolla merupakan salah satu bahan organik yang dibenamkan ke dalam tanah.

shum dkk. (2003), menyatakan bahwa bahan organik sangat nyata mempengaruhi

aktivitas mikroorganisme tanah melalui perannya sebagai penyedia sumber karbon dan

energi.

Dekomposisi bahan organik dalam tanah termasuk Azolla dapat dilihat dari penurunan bobot

keringnya yang dipengaruhi oleh lingkungan seperti keadaan unsur hara tanah (Hakim dkk.,

1986). Dalam pupuk kimia yang berkadar hara tinggi seperti Urea, TSP, dan KCl, Azolla

mudah terdekomposisi dan lebih cepat memineralisasi nitrogen ke lingkungannya (Arifin,

1996). Jumlah nitrogen yang diikat Azolla melebihi kebutuhannya sendiri sehingga sebagian

nitrogen dilepaskan ke lingkungan sekitarnya dan dapat diserap oleh tanaman (Immanudin,

2009). Penelitian Lubis (2008) menunjukkan bahwa pembenanam Azolla efektif sebagai

sumber nitrogen untuk padi dengan menyumbang 70 kg N ha-1(Lubis, 2008).

Yusnaini dkk. (1995), melaporkan bahwa dekomposisi azolla langsung dimulai pada minggu

pertama, dan setelah tiga minggu jumlah amonium yang dilepaskan ke dalam tanah adalah

konstan. Menurut penelitian (IRRI, 1985), amonium yang dilepaskan ke dalam tanah pada

proses dekomposisi dan mineralisasi Azolla berlangsung cepat pada minggu pertama sampai

dengan 30 hari setelah penggenangan, dan kadar amonium mencapai maksimum pada 60 hari

setelah penggenangan. Sedangkan Kuncarawati dkk. (2004), melaporkan bahwa sebayak

70% N-Azolla dilepaskan selama dekomposisi dua hari pertama, setelah itu mineralisasi

berlangsung lambat.

Penggunaan pupuk organik tidak boleh terlalu berlebihan, penggunaan pupuk organik juga

(8)

pemberian pupuk organik yang terlalu banyak dapat mengakibatkan ketidakseimbangan hara

di dalam tanah dan tanaman. Selain itu tidak semua N dari pupuk anorganik dapat diserap

oleh tanaman, sehingga mengakibatkan berlebihnya hara N dan dapat menjadi polusi

lingkungan (Roostika dkk., 2005). Pemberian pupuk TSP dan KCl pada Azolla, selain dapat

meningkatkan produksi biomassa, juga meningkatkan kemampuan Azolla menambat N2

sehingga kadar N biomassa Azolla meningkat (Niswati dan Nugroho, 1996).

D. Hipotesis

Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah :

1. Laju dekomposisi Azolla berbeda-beda pada keadaan unsur hara tanah yang berbeda dan

tertinggi pada tanah yang dipupuk NPK.

2. Kandungan NH4+ tanah berbeda-beda pada keadaan unsur hara tanah yang berbeda dan

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini akan faktor keamanan terhadap diafragma wall didapat membagi momen ultimate diafragma wall dengan momen maksimum diafragma wall

Dengan data ini pula kita bisa mendapatkan gambaran dalam segi instalasi web browser mana yang akan lebih menunjang kita dengan waktu instalasi yang relative lebih cepat

Namun dari hasil wawancara dengan operator PLIK/MPLIK dapat diketahui bahwa partisipasi masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong dalam implementasi PLIK dan MPLIK sangat kurang

Terdapat 5 subjek yang mengalami peningkatan dan 11 subjek yang mengalami penurunan kadar kolesterol LDL pada kelompok kontrol.Kepatuhan subjek pada kelompok perlakuan

Dinas kelautan dan Perikanan dalam pelaksanaan program PUGAR di Kabupaten Brebes berwenang dalam administrasi.Tim pendamping dalam program PUGAR ini adalah pihak

Bentuk Rumah Kebaya yang identik dengan model rumah tradisional China yang disebut yingshan ding karena memiliki konstruksi yang sama dalam penerapan proses pembangunan rumah

4 dapat dijelaskan bahwa dari 26 orang mahasiswa yang dijadikan responden, hanya 4 orang mahasiswa (15%) yang menjawab “Setuju”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih banyak

1 Kota Surabaya 1 Bye 1 Kota Semarang 2 Kota Jakarta Pusat 2 Kabupaten Pesisir Selatan 2 Kota Batu 3 Kota Manado 3 Kabupaten Polman 3 Kota Kediri 4 Kabupaten Minahasa 4 Kota