SISWA KELAS IV SDN 2 SUMBEREJO KEMILING belajar siswa masih rendah. Terbukti dari 40 siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 20 siswa atau 50%. KKM yang telah ditetapkan adalah 60. Perolehan hasil belajar siswa rendah karena siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran pakem terhadap siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Kemiling. 2) untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran pakem terhadap siswa kelas IV di SDN 2 Sumberejo Kemiling. Teknik dan alat pengumpulan data dengan cara observasi menggunakan panduan observasi dan tes menggunakan soal tes. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Hasil Penelitian: 1) Siklus I rerata belajar siswa baru 69% yang melakukan aktivitas dengan kriteria aktif, siklus II rerata aktivitas belajar siswa mencapai 90% dengan kriteria sangat aktif. 2) Siklus I rata-rata hasil belajar siswa 64,33 yang tidak mencapai KKM 10 siswa. Pada siklus II yang tidak mencapai KKM ada 8 siswa dengan rata-rata nilai 73,00 dan siswa yang mencapai KKM 90% atau 32 siswa.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peran dan adanya keterlibatan guru dalam proses pembelajaran, merupakan salah satu faktor keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan seperti yang diharapkan masyarakat, memerlukan inovasi yang bersifat kreatif dan kooperatif sehingga tercipta suasana belajar dan pembelajaran yang kondusif dan tidak monoton. Tidak dapat dipungkiri bahwa yang turut menentukan sikap, mental, prilaku, kepribadian dan kecerdasan anak adalah pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan yang diberikan dan dialami serta dilalui sejak usia dini. Hal ini dapat terwujud jika guru dapat menjalankan peran yang baik sebagai fasilisator, motivator, maupun sebagai pengelola pembelajaran. Kondisi nyata di SD Negeri 2 Sumberejo, kemiling, Bandar Lampung dalam proses pembelajaran masih bersifat monoton dan konvensional, siswa tidak diberi kesempatan untuk kreatif dengan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terdapat dalam diri siswa.
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang didalamnya mencakup kegiatan pentransferan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta penanaman nlai–nilai posiif melalui bimbingan dan juga tauladan.
Mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga negara yang kreatif, cerdas dan berkompetensi, perlu diperlihatkan beberapa aspek dalam rangka optimalisasi pembelajaran di sekolah dasar dengan mewujudkan pembelajaran yang terpadu. Hal tersebut menunjukkan bahwa seorang guru harus mengerti, mengahayati, dan melaksanakan tuntutan dari tugas-tugas yang tersurat dalam proses pembelajaran guru disekolah dasar mempunyai peranan penting dalam rangka memudahkan anak mengenal dan mengetahui konsep-konsep pengetahuan yang diajarkan. Selain mengajar, guru sebagai pendidik artinya guru berperan aktif dalam rangka membantu mendewasakan anak didik. Pada mata pelajaran IPS ditentukan KKM sebesar 65. Ketika guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah kemudian memberikan evaluasi yang berupa test, hasilnya adalah sebagaian besar nilai siswa kelas IV dibawah KKM dan belum mencapai ketuntasan belajar.
Berdasarkan proses pembelajaran yang dilaksanakan diperoleh hasil belajar masih rendah dibawah KKM yang telah ditentukan sebesar 65, guru selalu menggunakan metode ceramah, anak banyak ngobrol disebabkan penyampaian materi yang kurang dipahami siswa serta kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung.
yang ditunjukkan oleh siswa banyak bertanya, saling bertukar pendapat antar teman, ada motivasi belajar yang lebih, ada unsur kerjasama. Hal ini diharapkan dapat memperbaiki hasil belajar IPS dikelas IV SD. Negeri 2 sumberejo.
Tabel 1.1 Hasil Tes Mata Pelajaran IPS Kelas IV Semester Genap SDN 2 Sumberejo kemiling bandar lampung
No Kriteria Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)
1 ≥ 65 (tuntas) 15 30%
2 < 65 (tidak tuntas) 25 70%
Jumlah 40 100%
Sumber: Daftar Nilai IPS Kelas IV Semester Genap SDN 2 Sumberejo kemiling bandar lampung
Berdasarkan data yang diperoleh tersebut, yang dinyatakan tuntas belajar yang memperoleh nilai minimal 65 sesuai dengan yang ditetapkan di SDN 2 Sumberejo Kemiling Bandar Lampung 30%. Hal ini belum mencapai kriteria keberhasilan proses pembelajaran yang ditetapkan di SDN 2 Sumberejo Bandar Lampung adalah 65%. Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran pakem.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi apa yang terjadi dalam proses pembelajaran, sehingga menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran sebagai berikut :
1. Rendahnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
2. Rendahnya minat belajar siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan. 3. Rendahnya kemampuan siswa untuk memahami penjelasan guru pada materi
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
Apakah melalui model pembelajaran pakem dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 sumberejo, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS melalui model pembelajaran pakem. 2. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran pakem.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa
Adapun manfaat penelitian ini bagi siswa, yaitu : a. Melatih siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. b. Menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
c. Memberikan kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan pemahaman materi yang diajarkan.
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Guru Secara Umum
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, guru dapat tertarik dan menggunakan metode pembelajaran pakem dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV serta sebagai masukan khususnya guru kelas yang mengajar dikelas IV tentang pendekatan pembelajaran pakem.
4. Bagi Sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah :
a. Sebagai dokumen dan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. b. Merupakan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN PUSTAKA a. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SLB sampai SMP/MTS /SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu bidang study yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping apek nilai dan moral. Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu ilmu yang dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pengajaran sejarah bertujuan agar siswa mapu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga kini.
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan agar siswa mampu menguasai saling keterkaitannya, kata mampu disini mengisyaratkan bahwa siswa tidak sekedar tahu dan hafal terhadap konsep yang diajarkan guru, tetapi siswa juga harus memahami konsep-konsep tersebut dan menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep-konsep lainnya.
langsung terhadap pemahaman individu, kelompok dan masyarakat dan penerapan dari informasi yang dipilih untuk maksud mendidik warga negara yang baik (Martorella, 1994:7).
Sehubungan dengan pengertian IPS, Barth (1990) mengemukakan bahwa IPS membawa misi pendidikan kewarganegaraan termasuk didalamnya pemahaman mengenai individu/masalah sosial yang terpadu secara interdisipliner dalam kurikulum sekolah yang akan menekankan pada praktek pengambilan keputusan. Dari berbagai teori di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan study terintegrasi dari ilmu sosial untuk mengembangkan potensi kewarganegaraan yang dikoordinasikan dalam program sekolah sebagai pembahasan sistematis yang dibangun dari beberapa disiplin ilmu.
2. Tujuan IPS
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
Memiliki kemampuan dasar untuk berfiir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi dalam
masyarakat yang majemuk, ditingkat nasional, dan global.
3. Fungsi IPS
Mata pelajaran IPS mempunyai fungsi yaitu: Megembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan siswa tentang Masyarakat, Bangsa dan Negara Indonesia.
4. Ruang Lingkup IPS
Ruang lingkup mata pembelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut : Manusia, tempat, dan lingkungan
Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
Sistem sosial dan budaya
Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. (Depdiknas, 2008)
b. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar
Menurut Djamarah (2005:216) bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan, dimana tujuan dalam belajar adalah terjadinya suatu perubahan dalam individu yaitu perubahan tingkah laku, sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar, dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas IV sekolah dasar sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran menggunakan metode diskusi.
Slameto (2002), menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Gagne (1997) dalam Slameto (2002), menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan diposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung selama periode tertentu dan perubahan perilaku tidak berasal dari proses pertumbuhan.
Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh pakar psikologi Gagne dan Berlier (1993) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah prilakunya karena hasil dari pengalaman.
Morgen et al (1994) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil praktek atau pengalaman. Dari beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses penting bagi perubahan prilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peran penting didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, peringatan tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya. (Darianto, Kamus Bahasa Indonesia,1997).
Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. (Duffi dan Roehler, 1989).
Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa
( Winkel,1991 ).
Dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
c. Aktifitas Belajar
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, aktifitas artinya ”kegiatan / keaktifan.
Aktifitas belajar menurut Junaidi (2011), adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktifitas yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktifitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif.
Aktifitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2004:101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan kedalam 8 kelompok : a. Visual Activities, meliputi kegiatan seperti membaca, memperhatikan gambar,
demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.
b. Oral Activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi. c. Listening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik
dan pidato.
e. Drawing Activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor Activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, strategi,
mereparasi, bermain dan beternak.
g. Mental Activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
h. Emotional Activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang, gugup.
Berdasarkan pendapat berbagai ahli di atas, maka yang dimaksud dengan aktifitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk memperoleh pengalaman dalam proses pembelajaran yang diharapkan dengan indikator pelibatan fisik, mental, dan emosi siswa.
d. Hasil Belajar
Yapsir Ganghi Wirawan (1973) menyatakan : Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajarnya, sebagaimana dinyatakan dalam hasil raport.
Hasil belajar dalam bahasa inggris disebut Achievement, menurut Carter Good (1967) dalam Slameto (2002) adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam suatu keahlian atau sekumpulan pengetahuan. Sedangkan Hasil belajar dibidang akademik dinyatakan sebagai penegtahuan yang dicapai atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran tertentu disekolah, biasanya ditetapkan dengan nilai yang diberikan guru, atau keduanya ; pencapaian siswa dalam hal mata pembelajaran seperti membaca, aritmatika, dan sejarah, sebagaimana berlawanan dengan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran seperti seni atau pendidikan jasmani.
Hasil belajar adalah istilah yang dambil dari bahasa Belanda ”prestatie” yang berarti hasil usaha. Kata prestasi dalam berbagai penggunaaan selalu dihubungkan dengan aktifitas tertentu.
Menurut Zainal (2005:101), bahwa : ”Hasil Belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat dicapai saaat dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap berbagai hal yang pernah dilatihkan atau diajarkan sudah dapat diperoleh gambaran yang nyata tentang pencapaian program pembelajaran seccara menyeluruh”. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa, saat dilakukan evaluasi setelah melalui proses pembelajaran.
e. Model Pembelajaran Pakem 1. Pengertian Model Pakem
baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
Dalam pembelajaran ini, “Aktif” diartikan peserta didik maupun guru berinteraksi
dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran guru aktif akan memantau kegiatan belajar peserta didik, memberi umpan balik, mengajukan pertanyaan menantang dan menanyakan gagasan peserta didik. Dalam pembelajaran guru hendaknya menciptakan suasana sehingga peserta didik aktif bertanya, mengungkapkan ide, mendemonstrasikan gagasan atau idenya dan memberikan tanggapan.
Dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik aktif akan mendorong kreativitas peserta didik dalam belajar maupun memecahkan masalah. Peserta didik akan terlibat secara langsung, bertanya, mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan guru serta memecahkan masalah Pembelajaran.
“Kreatif”, diartikan bahwa guru memberikan variasi dalam kegiatan pembelajaran
dan membuat alat bantu pembelajaran bahkan menciptakan tekni-teknik mengajar tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik dan tujuan belajarnya. Peserta didik akan kreatif jika diberi kesempatan merancang/membuat sesuatu karya, menuliskan ide atau gagasan. Kegiatan tersebut akan memuaskan rasa keingintahuan dan imajinasi mereka.
2. Unsur Pembelajaran Pakem
Terdapat empat unsur di dalamnya antara lain : 1. Aktif.
Belajar merupakan suatu proses aktif dalam membangun makna/pemahaman dari informasi & pengalaman oleh si pembelajar.
2. Kreatif.
Proses pembelajaran harus dapat menumbuhkan sikap kreatif pada diri anak. Anak dilahirkan memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi.
3 Efektif.
Pembelajaran dilaksanakan memiliki tujuan yang harus dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu faktor yang menentukan adalah model pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran yang dilaksanakan dapat menunjang kelanjutan pembelajaran berikutnya.
4. Menyenangkan.
Situasi yang menyenangkan dalam pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk memperhatikan pembelajaran, senang untuk belajar sehingga dapat meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran. Menyenangkan juga dapat memotivasi seseorang untuk mau belajar di luar bangku sekolah dengan kata lain senang belajar seumur hidup.
3. Pembelajaran yang Menggunakan Model Pakem
Pembelajaran Yang Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Pakem dapat kita lihat dari dua sisi, yaitu :
a. Aktif, guru aktif :
- Memantau kegiatan belajar siswa. - Memberi umpan balik
- Mengajukan pertanyaan yang menyenangkan - Mempertanyakan gagasan siswa.
b. Kreatif, guru :
- Mengembangkan kegiatan yang beragam. - Membuat alat bantu belajar sederhana. c. Efektif, pembelajaran :
- Mencapai tujuan pembelajaran. d. Menyenangkan, pembelajaran : - Tidak membuat anak takut. - Takut salah
- Takut ditertawakan, Takut dianggap spele.
2. Dari sisi siswa dalam pembelajaran : a. Aktif, siswa aktif :
- Bertanya.
- Mengemukakan gagasan.
- Mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya.
b. Kreatif, siswa :
- Merancang/memuat sesuatu . - Menulis/mengarang
- Menguasai ketrampilan yang diperlukan. d. Menyenangkan, Pembelajaran :
- Membuat anak :
Berani membuat/mencoba Berani bertanya
Berani mengemukan pendapat/gagasan Berani mempertanyakan gagasan orang lain. Sumber: (Budimansyah, 2012)
4. Karakteristik / Keunggulan Model Pembelajaran Pakem
Secara fisikal, ada beberapa ciri menonjol yang tampak secara kasat mata dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pakem, yaitu :
Sumber belajar yang beraneka ragam dan tidak lagi mengandalkan buku
sebagai satu-satunya sumber belajar.
Sumber belajar yang beraneka ragam tersebut kemudian didesain skenario
pembelajarannya dengan berbagai kegiatan.
Hasil kegiatan belajar mengajar kemudian dipajang ditembok kelas, papan
tulis, dan bahkan ditambah dengan tali rapiah disana-sini.
Kegiatan belajar mengajar bervariasi secara aktif, yang biasanya didominasi
Dalam mengerjakan berbagai tugas tersebut, para siswa baik secara individual
maupun secara kelompok mencoba mengembangkan semaksimal mungkin kreativitasnya.
Dalam melaksanakan kegiatannya yang beraneka ragam itu, tampaklah
antusiasme dan rasa senang siswa.
Pada akhir proses pembelajaran semua siswa melakukan kegiatan dengan apa
yang disebut refleksi, yakni menyampaikan (kebanyakan secara tertulis) kesan dan harapan mereka terhadap proses pembelajaran yang baru saja diikutinya. (Dasim. B, dkk, 2012)
5. Kelemahan Model Pembelajaran Pakem Kelemahan dari model pembelajaran pakem, yaitu : Guru harus memahami sifat yang dimiliki anak
Guru mampu mengenal anak secara perorangan
Dapat memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Guru mampu mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan
kemampuan memecahkan masalah pada siswanya.
Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Guru dapat memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar.
Guru mampu membedakan antara aktif fisikal dan aktif mental.
6. Langkah-Langkah Penggunaan Model Pakem di Sekolah
Adapun langkah-langkah Penggunaan Model Pakem di Sekolah, adalah : Para siswa diberi daftar contoh masalah yang ditemukan dalam masyarakat.
Memilih masalah sebagai bahan kajian kelas, yang bertujuan agar kelas dapat
memilih satu masalah sebagai bahan kajian kelas.
Mengumpulkan informasi tentang masalah yang dikaji, yang bertujuan agar
kelas dapat memperoleh informasi tambahan yang akurat dan komprehensif untuk memahami masalah yang menjadi kajian kelas.
Mengembagkan portofolio kelas, yang bertujuan agar para siswa dapat
menyusun portofolio kelas, baik portofolio bagian tayangan maupun portofolio bagian dokumentasi berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kegiatan penelitian.
Menyajikan portofolio kelas, yang bertujuan untuk memberikan informasi
kepada para hadirin tentang pentingnya masalah yang diidentifikasi itu bagi masyarakat, menjelaskan dan memberikan penilaian atas kebijakan alternatif kepada para hadirin, mendiskusikan bahwa pilihan kebijakan yang telah dipilih adalah kebijakan yang paling baik untuk menangani permasalahan tersebut, menunjukkan bagaimana cara kelas dapat memperoleh dukungan dari masyarakat.
Merefleksikan Pengalaman Belajar, yang bertujuan untuk menghindari agar
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian 1. Termpat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Sumberejo yang beralamat di Gang Bayur No. 5 Kemiling Bandar Lampung.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 20I2 - 2013.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV (empat) SD Negeri 2 Sumberejo
dengan jumlah siswa 20 orang, yang terdiri dari 20 laki – laki dan 20 perempuan serta satu orang guru, yakni guru kelas I.V Dalam pelaksanaan, peneliti dibantu oleh seorang guru atau teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran, kemudian hasil observasi dianalisis bersama-sama berdasarkan data-data yang terkumpul, didiskusikan masalah-masalahnya dan dicarikan solusinya, hasil diskusi dijadikan rekomendasi untuk merencanakan siklus berikutnya.
C. Prosedur Penelitian
mencapai hasil yang lebih baik. Penelitian tindakan. kelas ini dilaksanakan melalui tahap-tahap: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Proses penelitian tindakan model Arikunto. (2007:137) digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
1. Perencanaan
Sebelum penelitian dilaksanakan, hal-hal yang harus dipersiapkan adalah: (1) menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, (3) membuat lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru, (4) Membuat soal test formatif (LKS), (5) Menyiapkan media pembelajaran.
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Observasi
SIKLUS I
SIKLUS II
PerencanaanObservasi
2. Pelaksanaan
Merupakan realisasi kegiatan pembelajaran yang disusun dalam perencanaan pembelajaran. Proses pembelajaran mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam perencanaan pembelajaran yang meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam hal ini penelitian menerapkan pendekatan pembelajaran pakem.
a. Kegiatan Pendahuluan
1. Membuka pelajaran dengan mengucap salam dan mengajak sisvva berdoa bersama-sama kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. 2. Melakukan apersepsi dengan cara bertanya jawab tentang materi
pembelajaran.
3. Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti
1. Guru menempelkan beberapa gambar yang termasuk teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
2. Siswa diminta mengamati dan menganalisa gambar yang ditempel di papan tulis.
3. Guru menanyakan perihal gambar tersebut.
4. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang dan mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
dicapai.
6. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, melakukan konfirmasi dan penyimpulan.
c. Kegiatan Penutup
1. Melakukan tes formatif
2. Memberikan penguatan dan pekerjaan rumah.
3. Observasi
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengamati aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru dalam mengajar. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh rekan guru atau teman sejawat yang telah mendapat ijin dari kepala sekolah. Adapun hal-hal yang diobservasi mengenai aktivitas siswa adalah sebagai berikut: (1) bekerja sama (2) memperhatikan (3) mengerjakan LKS, (4) bertanya atau menjawab pertanyaan, (5) berdiskusi. Hasil observasi yang didapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan tindakan pada proses pembelajaran berikutnya.
4. Refleksi
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1.Teknik Pengumpulan Data
a. Non Tes
Observasi (observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai aktivitas siswa) selama mengikuti pelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran pakem. b. Tes
tes dilakukan u n t u k mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada setiap siklusnya.
2. Alat Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan menggunakan :
a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, untuk mengetahui aktivitas belajar siswa.
Analisa Data
Keterangan :
% A : persentase siswa aktif Na : banyaknya siswa yang aktif N : banyaknya siswa yang hadir
Na
4) Setelah diperoleh jumlah siswa yang aktif, maka dilakukan penghitungan persentase aktivitas siswa yang aktif dengan rumus :
5) Kemudian menghitung rata-rata persentase aktivitas siswa
Tabel 3.1 Kriteria Aktivitas Belajar
Rentang Kriteria
Tes dilakukan pada akhir pertemuan setiap siklus. Tes dilakukan dalam rangka untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang dipelajari setelah pemberian tindakan.
Keterangan :
a. Nilai Tes Tertulis
NA = Nilai Akhir b. Nilai Rerata
tuntas dan siswa yang mendapat nilai < 59 maka siswa tersebut dikatakan tidak tuntas.
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Hasil Belajar
Rentang Kriteria
<60 Tidak Tuntas
>60 Tuntas
1. Aktivitas belajar siswa dikatakan berhasil apabila 75% siswa melakukan aktivitas dengan kriteria sangat aktif. Kriteria peningkatan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut : < 20% siswa dinyatakan sangat tidak aktif 20% - 39% siswa dinyatakan kurang aktif 40% - 59% siswa dinyatakan cukup aktif 60% - 79% siswa dinyatakan aktif > 80% siswa dinyatakan sangat aktif.
Sumber : Aqib (2009:41)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut. 1 Terjadi peningkatan nilai kinerja guru dari 77,27 menjadi 90,91
2 Terjadi peningkata aktivitas belajar siswa dari 69% menjadi 90% dengan kriteria sangat aktif.
3 Terjadi peningkatan hasil belajar dari 75% menjadi 90% siswa dengan nilai kriteria tuntas atau mencapai KKM.
B. Saran 1. Untuk Guru
Agar pembelajaran dapat dilaksanakan secara maksimal, sebaiknya guru.
a. Menyusun Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan SK/KD dan pemilihan model/strategi disesuaikan dengan karakteristik siswa.
b. Dalam penerapan model pembelajaran pakem harus berdasarkan langkah-langkah yang terdapat dalam RPP agar pembelajaran menjadi aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, diantaranya guru harus :
1) Memberikan penjelasan tentang tugas siswa terkait model pembelajaran pakem dengan bahasayang jelas dan mudah dipahami siswa
2) Memberi batasan waktu agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.
c. Melakukan penilaian proses untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun RPP.
d. Melakukan penilaian hasil belajar (tes formatif) 2. Untuk Pihak Sekolah
a. Menyiapkan sarana pembelajaran untuk menunjang kegiatan pembelajaran aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Ahmadi dan Prasetyo.2005. SGM Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia: Bandung
Arikunto, S dan Supardi, S. 2007. Penelitian Tindakan Kelas: PT Bumi Aksara.Jakarta
Arikunto.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta
Badawi, dkk, 1997. Kelompok Belajar, FIP IKIP Yogyakarta
Dasim Prof Dr. Budimansyah dkk. 2012. PAKEM Pembelajran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, PT. Genesindo, Bandung
Dimyati, dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta: Jakarta
Djamarah, Syaipul Bahri, dkk. 2005 Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta: Jakarta
Majid, Abdul Majid. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan standar Kompetensi Guru, Rosda Karya, Bandung
Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta Modjiono dan Dimyati. 19992. Strategi Belajar Mengajar : Depdikbud.
Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : PN Balai Pustaka. Jakarta
Peaget. 2010. Perkembangan Anak Usia Dini, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Departemen Pendidikan, Jakarta
Panduan KTSP. 2007 Menggunakan Prinsip Belajar Sambil Bermain dan Menyenangkan, Rineka Cipta, Jakarta.