ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH NON MUSLIM DALAM MENGGUNAKAN JASA
PERBANKAN SYARIAH
(Studi Pada Bank Syariah Wilayah Tangerang Selatan)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
Dian Purwaningsih
NIM. 1112085000029
PRODI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH NON MUSLIM DALAM MENGGUNAKAN JASA
PERBANKAN SYARIAH
(Studi Pada Bank Syariah Wilayah Tangerang Selatan)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
Dian Purwaningsih
NIM. 1112085000029
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Herni Ali HT, MM
NIDN. 0422125902
Santi Yustini, SE., M.Ak
NIP. -
PRODI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, 10 Agustus 2016 telah dilakukan ujian komprehensif atas nama mahasiswa:
1. Nama : Dian Purwaningsih
2. NIM : 1112085000029
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi :.Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Nasabah Non Muslim Dalam Menggunakan Jasa Perbankan Syariah (Studi Pada Bank Syariah Wilayah Tangerang Selatan).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan mahasiswa yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan “LULUS” dan diberikan kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Agustus 2016
1. Drs. Ade Ananto Terminanto, MM NIP.196811252014111002
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 18 Oktober 2016 telah dilakukan ujian skripsi atas nama mahasiswa:
1. Nama : Dian Purwaningsih
2. NIM : 1112085000029
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi :.Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Nasabah Non Muslim Dalam Menggunakan Jasa Perbankan Syariah (Studi Pada Bank Syariah Wilayah Tangerang Selatan).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan mahasiswa yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan “LULUS” dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 Oktober 2016
1. Fitri Damayanti, SE., M.Si ( )
NIP.19810731 200604 2 003 Ketua
2. Dr. Herni Ali HT, SE., MM ( )
NIDN. 0422125902 Sekretaris
3. Dr. Herni Ali HT, SE., MM ( )
NIDN. 0422125902 Pembimbing I
4. Santi Yustini, SE.,M.Ak ( )
Pembimbing II
5. Umiyati, SEI., M.Si ( )
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dian Purwaningsih
NIM : 1112085000029
Jurusan : Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan karya ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Tangerang, 24 Agustus 2016
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
a. Nama Lengkap : Dian Purwaningsih
b. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 7 Januari 1994
c. Agama : Islam
d. Alamat : Bumi Puspiptek Asri Blok III I No.9
Kel. Pagedangan, Kec.Pagedangan, Kab. Tangerang
e. Hp : 081310073405
f. E-mail : purwaningsihdian@gmail.com
II. Latar Belakang Pendidikan
a. SD : SD Negeri Puspiptek (2000-2006)
b. SMP : SMP IT Insan Harapan (2006-2009)
c. SMA : SMKN 4 Tangerang (2009-2012)
d. S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012-2016)
III. Latar Belakang Keluarga
a. Ayah : Purwanto
b. Ibu : Nensih
c. Anak ke/dari : 1/3 Bersaudara
g. Alamat : Bumi Puspiptek Asri Blok III I No.9 Kel. Pagedangan, Kec.Pagedangan,
ABSTRACT
This study aims to determine the factors that affect the interests of customers using the services of non-Muslims in Islamic banking. The factors include cultural, social, personal, and psychological. In this study were taken 50 respondents to the customer non-Muslims residing in the territory of South Tangerang. Sampling is done by simple random sampling, the questionnaire distributed to the population of Islamic bank customers South Tangerang region. Analysis model used in this study is a model of multiple regression analysis using SPSS version 20.0. The results showed that partially cultural has influence amounted to 0,029 and psychological variables have an effect on the interests of customers amounted to 0,001 non-Muslims to use Islamic banking services. While simultaneously variables of cultural, social, personal, and psychological influence that customer interest of 0.000 against non-Muslims to use islamic banking services.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah non muslim dalam menggunakan jasa perbankan syariah. Faktor-faktornya antara lain faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Dalam penelitian ini diambil sebanyak 50 responden kepada nasabah non muslim yang berada di wilayah Tangerang Selatan. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan
simple random sampling, yaitu penyebaran kuesioner pada populasi nasabah bank syariah wilayah Tangerang Selatan. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda dengan menggunakan program komputer SPSS versi 20.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel budaya memiliki pengaruh sebesar 0,029 dan variabel psikologis memiliki pengaruh sebesar 0,001 terhadap minat nasabah non muslim dalam menggunakan jasa perbankan syariah. Sedangkan secara simultan variabel budaya, sosial, pribadi, dan psikologis mempunyai pengaruh sebesar 0,000 terhadap minat nasabah non muslim dalam menggunakan jasa perbankan syariah.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim, segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan segala kenikmatan, rahmat, dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada hambaNya, baik itu nikmat iman dan nikmat sehat yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak dan memberikan wawasan kepada pembaca. Shalawat dan salam tidak lupa penulis ucapkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, karena dengan rahmat dan hidayahnya beliau dapat membawa risalah Allah SWT untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
Dengan selesainya penelitian ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua Orang tuaku tercinta, Bapak Purwanto dan Ibu Nensih, serta Adikku Uwi terima kasih atas segala doa, dukungan, bantuan dan dorongannya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta Terima kasih banyak penulis ucapkan atas segala pendidikan dan pengajaran yang telah diberikan, berupa ilmu dan waktunya untuk mendidik para Mahasiswa/i FEB UIN Jakarta.
3. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE., MM. selaku dosen pembimbing pertama. Terima kasih atas segala ilmu, bimbingan, pendapat, waktu, masukan, pertolongan, dan kebaikannya yang telah diberikan kepada penulis.
4. Ibu Santi Yustini, SE., M.Ak. selaku pembimbing kedua. Terima kasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan dengan penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan, dukungan, dan semangatnya selama ini. 5. Bapak Adhitya Ginanjar, M.Si. selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis.
pegetahuan, waktu dan pertolongan yang tak ternilai selama ini bagi penulis.
7. Teman-teman LiSEnSi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terima kasih atas bantuan, ilmu, doa, serta motivasi untuk penulis.
8. Kawan-kawan terbaikku RPL3rd, terima kasih atas bantuannya menyebarkan kuesioner, memberi doa, serta hiburan ketika penulis merasa kehilangan semangat.
9. Teman-teman seperjuanganku ina, obi, cindy. Terima kasih atas segala dukungan, dorongan, motivasi, hingga waktu yang telah kita lewati bersama yang tidak bisa diukur panjang, besar dan banyaknya, akan lelah, masalah, kemudahan. Semoga ini semua, menjadi buah manis untuk apa yang kita perjuangkan. Sukses untuk kita setelah ini yaa. Aamiin.
10.Mahasiwa Perbankan Syariah angkatan tahun 2012 FEB UIN, semangat terus untuk kita semua dan terima kasih atas bantuan, serta kebersamaannya selama ini.
11.Teman-teman KKN KREASI 2015, terima kasih atas kekompakan, dukungan, persahabatan, dan kekeluargaan yang sudah tercipta.
12.Responden yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner, tanpa adanya bantuan kalian mungkin penelitian ini tidak bisa berjalan dengan baik.
13.Karyawan Bank Muamalat Indonesia, terima kasih atas ilmu, bantuan, serta doa sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai kesalahan dan kekurangan penulisan maupun dari isi materi. Oleh karena itu dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun bagi penulis. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Tangerang, 07 September 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... i
ABSTRACT ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
A. Definisi Konsep dan Teori ... 10
1. Perilaku Konsumen ... 10
a. Definisi dan Model Perilaku Konsumen ... 10
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 11
2. Minat ... 26
3. Perbankan Syariah ... 28
a. Pengertian Bank Syariah ... 28
b. Produk dan Jasa Pada Bank Syariah ... 29
c. Konsep Bunga Dalam Berbagai Agama ... 33
B. Penelitian Sebelumnya ... 39
C. Kerangka Pemikiran ... 44
D. Hipotesis ... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 47
B. Metode Penentuan Sampel ... 47
1. Populasi dan Sampel ... 47
C. Metode Pengumpulan Data ... 49
1. Studi Pustaka ... 49
2. Studi Lapangan ... 49
D. Metode Analisis Data ... 49
1. Uji Statistik Deskriptif ... 49
2. Uji Kualitas Data ... 50
a. Uji Validitas ... 50
b. Uji Reliabilitas ... 50
3. Uji Asumsi Klasik ... 51
a. Uji Normalitas ... 51
b. Uji Multikolinearitas ... 52
4. Analisis Regresi Berganda ... 53
5. Uji Hipotesis ... 54
a. Uji Parsial (t-test) ... 54
b. Uji Simultan (F-test) ... 54
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 55
E. Operasional Variabel Penelitian ... 55
1. Variabel Independen (X) ... 56
a. Budaya (X1) ... 56
b. Sosial (X2) ... 56
c. Pribadi (X3) ... 57
d. Psikologis (X4) ... 57
2. Variabel Dependen ... 57
a. Minat Transaksional ... 57
b. Minat Referensial ... 57
c. Minat Preferensial ... 57
d. Minat Eksploratif ... 58
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 60
B. Hasil Uji Deskriptif Demografi Responden ... 61
C. Analisis dan Pembahasan ... 63
1. Hasil Uji Kualitas Data ... 63
a. Hasil Uji Validitas ... 63
2. Hasil Uji Distribusi Frekuensi Pertanyaan Responden ... 65
a. Analisis Variabel Budaya (X1) ... 65
b. Analisis Variabel Sosial (X2) ... 69
c. Analisis Variabel Pribadi (X3) ... 72
d. Analisis Variabel Psikologis (X4) ... 75
e. Analisis Variabel Minat (Y) ... 77
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 79
a. Hasil Uji Normalitas ... 79
b. Hasil Uji Multikolinearitas ... 80
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 81
4. Hasil Uji Regresi Berganda ... 81
5. Hasil Uji Hipotesis ... 82
a. Hasil Uji Parsial (t-test) ... 82
b. Hasil Uji Simultan (F-test) ... 86
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 87
6. Interpretasi ... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91
A. KESIMPULAN ... 91
B. SARAN ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 94
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
1.1 Perkembangan Bank Syariah di Indonesia... 3
2.1 Penelitian Sebelumnya ... 40
3.1. Daftar Sampel Penelitian... 48
3.2. Model Skala Likert... 56
3.3 Operasional Variabel Penelitian... 58
4.1 Daftar Objek Penelitian... 60
4.2 Data Responden... 61
4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian... 64
4.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian... 65
4.5 Indikator Nilai... 65
4.6 Indikator Persepsi... 66
4.7 Indikator Preferensi... 66
4.8 Indikator Kebangsaan... 67
4.9 Indikator Agama... 67
4.10 Indikator Kelompok Ras... 68
4.11 Indikator Wilayah Geografis... 68
4.12 Indikator Kelas Sosial... 69
4.13 Indikator Sikap... 69
4.14 Indikator Perilaku... 70
4.15 Indikator Kebiasaan... 70
4.16 Indikator Orang Tua... 71
4.17 Indikator Kerabat Dekat... 71
4.18 Indikator Jabatan... 72
4.19 Indikator Selera... 72
4.20 Indikator Kebutuhan Materil... 73
4.21 Indikator Konsumsi... 73
4.23 Indikator Dominasi... 74
4.24 Indikator Aktivitas... 75
4.25 Indikator Kebutuhan... 75
4.26 Indikator Organisasi... 76
4.27 Indikator Implementasi... 76
4.28 Indikator Pengalaman... 77
4.29 Indikator Minat Transaksional... 77
4.30 Indikator Minat Referensial... 78
4.31 Indikator Minat Preferensial... 78
4.32 Indikator Minat Eksploratif... 78
4.33 Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov... 80
4.34 Hasil Uji Multikolinearitas... 80
4.35 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 82
4.36 Hasil Uji t (Parsial) ... 83
4.37 Hasil Uji F (Simultan) ... 86
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Model Perilaku Konsumen... 10
2.2 Kerangka Pemikiran... 44
4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual... 79
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 98
Lampiran 2. Jawaban Responden ... 102
Lampiran 3. Hasil SPSS Karakteristik Responden ... 107
Lampiran 4. Hasil SPSS Validitas
dan Reliabilitas Variabel Budaya (X1) ... 108
Lampiran 5. Hasil SPSS Validitas
dan Reliabilitas Variabel Sosial (X2) ... 108
Lampiran 6. Hasil SPSS Validitas
dan Reliabilitas Variabel Pribadi (X3) ... 109
Lampiran 7. Hasil SPSS Validitas
dan Reliabilitas Variabel Psikologis (X4) ... 109
Lampiran 8. Hasil SPSS Validitas
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Ajaran Islam tidak hanya terbatas pada masalah hubungan pribadi
antara seorang individu dengan penciptanya (Hablumminallah), namun
mencakup pula masalah hubungan antar sesama manusia
(Hablumminannas), bahkan juga hubungan antara manusia dengan
makhluk lainnya termasuk dengan alam dan lingkungan. Jadi, Islam
adalah suatu cara hidup, way of life, yang membimbing seluruh aspek
kehidupan manusia (Karim, 2007:2).
Dalam hal ini Islam mengatur seluruh kehidupan manusia termasuk
dalam kegiatan ekonomi atau muamalah. Seperti yang dijelaskan dalam
surat An-Nisa ayat 29: (Al-Arif, 2011:90)
َإ ل ابْلاب ْمكنْيب ْمكلا ْمأ ا لكْأت َ ا نمآ نيذلا ا يأ اي ْمكْنم ٍاَت ْنَ ًَاَت ْ كت ْْأ
ا ميحَ ْمكب ْاك َ ْإ ْمكسفْنأ ا لتْقت َ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu….”
Yusuf Halim al-„Alim mendefinisikan ilmu ekonomi Islam sebagai
”ilmu tentang hukum-hukum syariat aplikatif yang diambil dari dalil-dalil
yang terperinci terkait dengan mencari, membelanjakan, dan cara-cara
Ia mengatakan bahwa ekonomi Islam merupakan bagian dari suatu
tata kehidupan lengkap, berdasarkan pada sumber hukum Islam, yaitu
Al-Quran, As-Sunnah, Ijmak, dan Qiyas. Serta dalam memenuhi hidupnya
untuk mencari ridha Allah.
Ulama fiqh sepakat bahwa hukum asal dalam transaksi muamalah
adalah diperbolehkan (mubah), kecuali terdapat dalil dari nash yang
melarangnya. Hal ini bertolak belakang dengan konsep dalam Ibadah,
yang hukum asalnya adalah dilarang. Suatu ibadah tidak bisa dilakukan,
kecuali ada dalil yang mensyariatkan ibadah tersebut, sehingga tidak serta
merta dapat beribadah kepada Allah SWT, kecuali atas dasar landasan
syariat yang disyariatkan-Nya. Sehingga disini terdapat perbedaan
mendasar antara fiqh ibadah dengan fiqh muamalah. Maka setiap transaksi
dalam muamalah diperbolehkan, kecuali terdapat nash yang melarang
akan transaksi tersebut.
Muamalah dalam pembahasan yang luas mencakup masalah al-ahwal
al-syakhsyiah, hukum keluarga yang mengatur hubungan antara suami
istri, anak, dan keluarganya. Pokok kajiannya meliputi munakahat
(pernikahan), mawaris (Hukum Kewarisan), wasiat, dan wafat. Wakaf
termasuk bidang ibadah bila ditinjau dari segi niat (maksud), kemungkinan
masuk al-ahwal al-syahsiyah bila wakaf itu wakaf dzuri yaitu wakaf untuk
keluarga. Sedangkan muamalah dalam pembahasan sempit meliputi jual
beli, gadai, salam pemindahan utang, serta yang lainnya (Sahrani dan
Ekonomi Islam melarang adanya transaksi yang mengandung riba,
gharar, dan maysir. Fatwa dari lembaga-lembaga Islam yang menyatakan
bahwa bunga bank adalah salah satu bentuk riba, antara lain akademi fiqih
liga muslim dunia dan pimpinan pusat dakwah, penyuluhan, kajian islam,
dan fatwa kerajaan saudi arabia (Antonio, 2001:66). Oleh karena itu, bank
syariah lahir karena adanya permintaan masyarakat yang menginginkan
bank tanpa bunga.
Dalam Al-Quran, istilah bank tidak disebutkan secara eksplisit, tetapi
jika yang dimaksud adalah sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti
struktur, manajemen, fungsi, hak dan kewajiban maka semua itu
disebutkan dengan jelas seperti zakat, sadaqah, ghanimah (rampasan
perang), ba’i (jual beli), dayn (utang dagang), maal (harta), dan sebagainya
yang memiliki fungsi yang dilaksanakan oleh peran tertentu dalam
kegiatan ekonomi (Arifin, 2009:3).
Perkembangan perbankan syariah saat ini semakin meningkat
dibuktikan dengan banyak berdirinya bank syariah. Hal ini dilihat pada
data statistik perbankan syariah pada jumlah BUS dan BPRS dari tahun
2012 sampai pada tahun 2016, sebagai berikut:
Tabel. 1.1
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Indikasi 2012 2013 2014 2015 2016
KP/UUS KP/UUS KP/UUS KP/UUS KP/UUS
BUS 11 11 12 12 12
UUS 24 23 22 22 22
BPRS 158 163 163 161 165
Keterangan :
BUS = Bank Umum Syariah UUS = Unit Usaha Syariah
BPRS = Bank Perkreditan Rakyat Syariah KP/UUS = Kantor Pusat/Unit Usaha Syariah
Bank syariah merupakan bank yang berlandaskan hukum-hukum
Islam atau berdasarkan dari Al-Quran dan Hadist. Sistem perbankan
syariah juga diatur dalam Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang bank
syariah.
Bermula didirikannya Bank Muamalat pada tahun 1992, yang
merupakan bank syariah pertama di Indonesia, terbukti tahan krisis
moneter pada tahun 1998. Melihat keadaan tersebut, membuat bank
konvensional termotivasi untuk mendirikan bank syariah. Hal ini dapat
menjadi peluang bagi bank syariah untuk mendapatkan nasabah terutama
nasabah muslim.
Dalam perbankan syariah, produk dan jasa dibedakan menjadi 2 yaitu
produk dan jasa yang berhubungan dengan penyerapan dana masyarakat
(funding) dan produk dan jasa yang bersifat penyaluran dana ke
masyarakat yaitu pembiayaan. Dengan semakin berkembangnya
perekonomian, semakin berkembang pula jenis dan ragam produk dan jasa
perbankan. Hal ini dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan keinginan
masyarakat yang semakin bank minded (Wahjono, 2010:90).
Dalam hal promosi, perbankan syariah mempunyai target kepada
produk pada perbankan syariah. Namun pada saat ini konsumen non
muslim pun mulai tertarik pada produk perbankan syariah dan perbankan
syariah pun tidak menutup diri untuk membuka layanan kepada konsumen
non muslim. Pada artikel yang ditulis oleh situs berita “republika”, seorang
direktur BNI Syariah, Imam T Saptono mengatakan umumnya non muslim
menggemari bank syariah karena didasarkan pada benefit yang diperoleh.
"Misalnya margin bagi hasil dan tingkat margin pembiayaan yang
kompetitif”. Kemudian Imam T Saptono juga menyebutkan, Produk
perbankan syariah ternyata diminati komunitas non muslim. Beberapa
jenis produk yang berbasiskan bagi hasil dan jual beli dengan angsuran
tetap dianggap lebih fair dan transparan (www.republika.co.id).
Mengenai bunga bank, dalam Islam bunga bank termasuk dalam riba.
Adapun konsep bunga dikalangan non muslim lebih khususnya agama
Kristen terdapat pada Lukas 6:34-35 sebagai ayat yang mengecam praktik
pengambilan bunga.
Masalah dalam penelitian ini adalah Bank syariah didirikan terutama
untuk masyarakat muslim yang menginginkan adanya bank tanpa bunga.
Namun pada kenyataannya saat ini nasabah bank syariah pun banyak
diminati oleh nasabah non-muslim. Hal tersebut terdapat dalam artikel
yang ditulis oleh republika berjudul Nasabah Non muslim Perbankan
Syariah Terbesar dari KTI, bersumber dari Direktur Retail Banking Bank
Muamalat Indonesia, Adrian A Gunadi, mengatakan “Nasabah non
(KTI), menyusul kontribusinya mencapai 50 persen dari total nasabah di
KTI” (republika.co.id). Selain itu masih bersumber dari republika dalam
artikel lain menyebutkan bahwa nasabah non muslim permata bank
syariah mencapai 170 orang atau mencapai 38 persen dari total nasabah
yang ada (republika.co.id). Dalam artikel lain yang bersumber dari
Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang berjudul Bali merupakan
penerima terbesar pembiayaan dari bank syariah menyebutkan bahwa
komposisi pembiayaan bank syariah sebesar 55 persen nasabah non
muslim dan hanya 45 persen nasabah muslim (ekonomisyariah.org).
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, peneliti termotivasi
dalam melakukan penelitian ini. Motivasi penelitian ini, yaitu sumber
hukum yang digunakan bank syariah adalah Al-Quran dan Hadist,
sedangkan sumber hukum yang digunakan nasabah non muslim bukan
berdasarkan Al-Quran dan Hadist. Kaitannya dengan variabel yang
digunakan dalam hal ini adalah variabel budaya dimana budaya terdiri dari
subbudaya yang mencakup agama. Bahwa setiap agama tersebut dalam hal
ini agama non muslim memiliki tata aturan sendiri, dan aturan dalam
agama tersebut menjadi salah satu hal yang dapat mempengaruhi perilaku
konsumen (Sumarwan, 2011:197).
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis melakukan penelitian yang
berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
JASA PERBANKAN SYARIAH (Studi pada Bank Syariah Wilayah Tangerang Selatan)”.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya
oleh Rifa‟atul Machmudah yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Nasabah Non Muslim Menjadi Nasabah Di Bank
Syariah (Studi Pada Bank CIMB Niaga Syariah Cabang Semarang)” pada
tahun 2009.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
penelitian sebelumnya menggunakan enam faktor, di antaranya: faktor
lokasi, pelayanan, religius stimuli, reputasi, profit sharing, dan promosi.
Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan faktor-faktor yang terdapat
pada teori Kotler di antaranya: faktor budaya, sosial, pribadi, dan
psikologis.
Objek dalam penelitian sebelumnya pada Bank CIMB Niaga Syariah
Cabang Semarang. Sedangkan objek dalam penelitian ini pada bank
syariah wilayah Tangerang Selatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apakah faktor budaya berpengaruh secara parsial terhadap minat
nasabah non muslim dalam menggunakan jasa perbankan syariah?
2. Apakah faktor sosial berpengaruh secara parsial terhadap minat nasabah
3. Apakah faktor pribadi berpengaruh secara parsial terhadap minat
nasabah non muslim dalam menggunakan jasa perbankan syariah?
4. Apakah faktor psikologis berpengaruh secara parsial terhadap minat
nasabah non muslim dalam menggunakan jasa perbankan syariah?
5. Apakah faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis berpengaruh
secara simultan terhadap minat nasabah non muslim dalam
menggunakan jasa perbankan syariah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisa pengaruh dari faktor budaya secara parsial terhadap
minat nasabah non muslim dalam menggunakan jasa perbankan syariah.
2. Untuk menganalisa pengaruh faktor sosial secara parsial terhadap minat
nasabah non muslim dalam menggunakan jasa perbankan syariah.
3. Untuk menganalisa pengaruh faktor pribadi secara parsial terhadap
minat nasabah non muslim dalam menggunakan jasa perbankan syariah.
4. Untuk menganalisa pengaruh faktor psikologis secara parsial terhadap
minat nasabah non muslim dalam menggunakan jasa perbankan syariah.
5. Untuk menganalisa pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi, dan
psikologis secara simultan terhadap minat nasabah non muslim dalam
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Selain sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan, penelitian ini
dapat menambah pengetahuan serta menambah kemampuan di bidang
penelitian.
2. Bagi perusahaan
Dengan mengetahui faktor-faktor yang menjadi minat nasabah,
perusahaan dapat mengembangkan strategi-strateginya sehingga dapat
menarik nasabah lebih banyak, baik muslim maupun non muslim.
3. Bagi akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi untuk penelitian
selanjutnya, sehingga penelitian ini dapat berkembang dan menjadi
lebih baik.
4. Bagi Masyarakat
Menambah informasi dan pengetahuan bagi masyarakat baik muslim
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Konsep dan Teori 1. Perilaku Konsumen
a. Definisi dan Model Perilaku Konsumen
Schiffman dan Kanuk mendefinisikan perilaku konsumen
sebagai berikut: “the term consumen behavior refers to the behavior
that consumers display in searching for, purchasing, using,
evaluating, and disposing of products and services that they
expected will satisfy their needs”.
“istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang
diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka
harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka” (Sumarwan, 2011:4).
Menurut Kotler (2009:226) titik tolak untuk memahami perilaku
pembelian adalah model rangsangan-tanggapan yang diperlihatkan
dalam gambar 2.1
Model tersebut menunjukkan bahwa rangsangan pemasaran
yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi, secara
bersama-sama dengan rangsangan pihak lain seperti keadaan
ekonomi, teknologi, kebudayaan dan politik, mulai merasuki
kesadaran pembeli. Karakteristik atau ciri-ciri pembeli itu sendiri
dibentuk oleh faktor budaya, sosial, individu dan psikologis. Proses
keputusan pembelian dibuat konsumen dengan tahapan yang dimulai
dari memahami masalah, mencari informasi, evaluasi alternatif
keputusan sampai dengan perilaku setelah pembelian. Setelah
tahapan-tahapan tersebut dilalui baru pembeli membuat keputusan
tentang jenis produk, merek, penjual, waktu pembelian, dan jumlah
pembelian.
Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor
(Kotler, 2009:214). Di antaranya: faktor budaya (budaya,
sub-budaya, dan kelas sosial), sosial (kelompok acuan, keluarga, serta
peran dan status), pribadi (usia, tahap siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep-diri), dan
psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan, dan sikap).
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Philip Kotler, perilaku pembelian konsumen
dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan
adalah faktor-faktor budaya. (Kotler dan Keller, 2009:214).
Penjelasan dari setiap faktor sebagi berikut:
1) Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi
perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan
perilaku paling dasar. Budaya adalah segala nilai, pemikiran, dan
simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan
kebiasaan seseorang dan masyarakat. Seperangkat budaya antara
lain: nilai, persepsi, dan preferensi. Nilai adalah kepercayaan atau
segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau suatu
masyarakat. Berbagai instrumen nilai yang populer yang telah
digunakan dalam berbagai studi perilaku konsumen, termasuk
Rokeach Value Survey (survei nilai rokeach) antara lain nilai-nilai
instrumental yang terdiri dari ambius, pemikiran luas, mampu,
bersih, berani, pemaaf, suka menolong, jujur, intelektual, logis,
penuh kasih sayang, patuh, sopan santun, dan bertanggung jawab
(Schifman dan kanuk, 2008:369).
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan
individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke
dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia
(Schifman dan Kanuk, 2008:137).
Preferensi konsumen diartikan sebagai pilihan untuk
atau jasa yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan
kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada.
Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya
yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi
para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama,
kelompok ras, dan wilayah geografis. Konsep subbudaya sangat
terkait dengan demografi. Demografi akan menggambarkan
karakteristik suatu penduduk. Misalnya suku dan kebangsaan
adalah variabel demografi. Di dalam variabel demografi tersebut,
kita bisa mendapatkan subbudaya yang berbeda, yaitu suku
Sunda, suku Jawa, dan lain-lain (Sumarwan, 2011:251).
Salah satu karakteristik demografi yang paling penting
adalah agama yang dianut oleh penduduk. Berdasarkan data-data
yang dipublikasikan oleh berbagai lembaga maka tercatat
beberapa agama yang paling banyak dianut oleh penduduk di
dunia, yaitu Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Agama merupakan
kepercayaan akan keberadaan Tuhan. Hampir sebagian besar
manusia yang hidup di dunia, umumnya salah satu agama. Setiap
agama tersebut memiliki tata aturan sendiri, dan aturan dalam
agama tersebut menjadi salah satu hal yang mempengaruhi
perilaku konsumen (Sumarwan, 2011:197).
Kelas sosial adalah strata yang relatif tetap dalam masyarakat
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat
ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda, sehingga para
anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama
dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih
tinggi atau lebih rendah (Schifman dan Kanuk, 2008:329).
Kelas sosial memiliki beberapa ciri. Pertama, orang-orang di
dalam kelas sosial yang sama cenderung berperilaku lebih
seragam dari pada orang-orang dari dua kelas sosial yang
berbeda. Kedua, orang merasa dirinya menempati posisi yang
inferior atau superior di kelas sosial mereka. Ketiga, kelas sosial
ditandai oleh sekumpulan variabel, seperti pekerjaan,
penghasilan, kesejahteraan, pendidikan, dan orientasi nilai.
Keempat, individu dapat pindah dari satu tangga ke tangga lain
pada kelas sosialnya selama masa hidup mereka. Besarnya
mobilitas itu berbeda-beda tergantung pada seberapa kaku
stratifikasi sosial dalam masyarakat tertentu.
2) Faktor Sosial
Faktor sosial terdiri dari:
(a) Kelompok acuan (reference groups).
Kelompok acuan (reference groups) adalah seseorang
terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh
langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap
menunjukkan apa yang disukai dan tidak disukai konsumen.
Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap
seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa
kelompok keanggotaan merupakan kelompok primer, seperti
keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang berinteraksi
dengan seseorang secara terus menerus dan informal. Orang
juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok
keagamaan, profesi, dan asosiasi perdagangan yang
cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang
tidak begitu rutin.
Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka,
sekurang-kurangnya melalui tiga cara. Kelompok acuan
membuat seseorang menjalani perilaku dan gaya hidup baru
dan mempengaruhi perilaku serta konsep pribadi seseorang;
kelompok acuan menuntut orang untuk mengikuti kebiasaan
kelompok sehingga dapat mempengaruhi pilihan seseorang
akan produk dan merek aktual. Orang juga dipengaruhi oleh
berbagai kelompok di luar kelompok mereka. Kelompok
aspirasi adalah kelompok yang ingin dimasuki seseorang;
kelompok dissosiasi adalah kelompok yang di nilai atau
perilakunya ditolak seseorang.
Perusahaan manufaktur yang produk dan mereknya
cara menjangkau dan mempengaruhi para pemimpin opini di
kelompok acuan itu. Pemimpin opini (opinion leader) adalah
orang yang komunikasi informalnya atas produk dapat
memberikan saran atau informasi tentang produk atau jenis
produk tertentu, seperti merek apa yang terbaik atau apa
manfaat produk tertentu. Para pemasar berusaha menjangkau
para pemimpin opini dengan mengidentifikasikan ciri-ciri
demografis dan psikografis yang berkaitan dengan
kepemimpinan opini, mengidentifikasikan media yang dibaca
oleh pemimpin opini, dan mengarahkan pesan iklan kepada
pemimpin opini.
Ada tiga macam pengaruh kelompok acuan, diantaranya
pengaruh normatif, pengaruh ekspresi nilai, dan pengaruh
informasi. Pengaruh normatif adalah pengaruh dari kelompok
acuan terhadap seseorang melalui norma-norma sosial yang
harus dipatuhi dan diikuti. Kelompok acuan akan
mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai
pembawa ekspresi nilai. Kelompok acuan akan
mempengaruhi pilihan produk atau merek dari seorang
konsumen karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya
sarannya karena ia memilki pengetahuan dan informasi yang
(b) Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen
yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota
keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling
berpengaruh.
Keluarga orientasi terdiri orang tua dan saudara kandung
seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi
atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga
diri, dan cinta. Walaupun pembeli tersebut tidak lagi
berinteraksi secara mendalam dengan orang tuanya, pengaruh
orang tua terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan.
Keluarga terdiri dari berbagai macam, antara lain:
keluarga inti (suami, isteri dan seorang anak atau lebih),
keluarga yang diperluas (suami, isteri, seorang anak atau
lebih, dan kakek/nenek), dan keluarga orang tua tunggal
(seorang orang tua dan seorang anak). (Schiffman dan
Kanuk, 2008:306)
(c) Peran dan status.
Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan
oleh seseorang.
Masing-masing peran menghasilkan status. Orang-orang
memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan
3) Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam
siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, dan
kepribadian dan konsep diri.
(a) Usia dan tahap dalam siklus hidup
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda
sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap pakaian, perabot,
rekreasi, dan lain-lain juga berhubungan dengan usia.
Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan
jumlah, usia, dan gender orang dalam rumah tangga pada
suatu saat.
Selain itu, tahap siklus hidup psikologis bisa terjadi.
Orang dewasa mengalami perjalanan dan perubahan tertentu
sepanjang hidupnya, misalnya menikah, mempunyai anak,
dan lain-lain yang tentunya membutuhkan segala sesuatu
yang berhubungan dengan barang atau jasa.
(b) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola
konsumsinya. Misalnya pekerja kerah biru akan membeli
pakaian kerja, sepatu kerja, dan kotak makan siang
mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan
country club, dan perahu layar.
Pilihan produk atau jasa sangat dipengaruhi oleh keadaan
ekonomi seseorang: penghasilan yang dapat dibelanjakan
(level, kestabilan, pola waktunya), tabungan dan aktiva
(termasuk persentase aktiva yang lancar/liquid), utang,
kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap kegiatan
berbelanja atau menabung.
Berdasarkan kedekatannya dengan konsumen,
lingkungan konsumen bisa terbagi dalam lingkungan mikro
dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah lingkungan
yang sangat dekat konsumen, yang berinteraksi langsung
dengan konsumen. Misalnya ayah, ibu, adik, kakak atau
keluarga lain yang tinggal bersama akan mempengaruhi sikap
dan perilaku konsumen secara langsung. Lingkungan makro
adalah lingkungan jauh dari konsumen. Lingkungan makro
sosial bersifat umum dan berskala luas, misalnya sistem
politik dan hukum, dan kondisi ekonomi. Karena itu,
lingkungan makro memiliki pengaruh luas terhadap
masyarakat, bukan hanya kepada individu konsumen
(c) Gaya hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang
terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup
mengggambarkan keseluruhan diri seseorang yang
berinteraksi dengan gaya hidup.
Gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang
menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia
menggunakan waktu dan uang. Konsep yang terkait dengan
gaya hidup adalah psikografik. Psikografik adalah suatu
instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan
pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis
data yang sangat besar. Analisis psikografik sering juga
diartikan sebagai suatu riset konsumen yang menggambarkan
segmen konsumen dalam hal kehidupan mereka, pekerjaan,
dan aktivitas lainnya. Psikografik berarti menggambarkan
(graph) psikologis konsumen (psyco) (Sumarwan, 2011:45).
(d) Kepribadian dan konsep diri.
Masing-masing orang memiliki karakteristik kepribadian
yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya.
Kepribadian adalah ciri bawaan psikologis manusia (human
pschological traits) yang khas yang menghasilkan tanggapan
yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan
menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi,
otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan
diri dan kemampuan beradaptasi.
Dengan mengetahui kepribadian konsumen, para
pemasar dapat merancang komunikasi yang sesuai dengan
sasaran konsumen yang dituju sehingga konsumen bisa
menerima produk atau jasa yang dipasarkan tersebut.
Pemasar mengharapkan konsumen menilai bahwa produk
atau jasa tersebut sebagai sesuatu yang cocok dengan
kepribadiaanya sehingga mereka menyukai, membeli, dan
menggunakan produk dan jasa tersebut (Sumarwan, 2011:95)
4) Faktor Psikologis
Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model
rangsangan-rangsangan yang diperlihatkan pada gambar model
perilaku konsumen. Satu perangkat proses psikologis
berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk
menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Tugas
pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran
konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dan
keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis penting:
motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori secara fundamental
mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai
Faktor psikologis terdiri dari motivasi, persepsi,
pembelajaran, keyakinan dan sikap. Di dalam faktor psikologis
terdapat empat proses psikologis penting, yaitu motivasi, persepsi,
pembelajaran dan memori.
(a) Motivasi adalah kebutuhan cukup mampu mendorong
seseorang bertindak. Tiga teori yang paling terkenal antara
lain: teori Sigmund Freud, Abraham Maslow, dan Frederick
Herzberg.
(1) Teori Sigmund Freud
Sigmund Freud mengasumsikan bahwa kekuatan
psikologis yang membentuk perilaku manusia sebagaian
besar tidak disadari dan bahwa seseorang tidak dapat
sepenuhnya memahami motivasi dirinya. Ketika
seseorang mengamati merek-merek tertentu, ia akan
bereaksi tidak hanya pada kemampuan yang terlihat
nyata pada merek-merek tertentu, melainkan juga pada
petunjuk (clues) lain yang samar. Wujud, berat, bahan,
warna, dan nama merek dapat memicu asosiasi (arah
pemikiran) dan emosi tertentu.
(2) Teori Abraham Maslow
Maslow menjelaskan bahwa kebutuhan manusia
tersusun dalam hierarki, dari yang paling mendesak
urutan tingkat kepentingannya, kebutuhan-kebutuhan
tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan,
kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan
kebutuhan aktualisasi diri.
(3) Teori Frederick Herzberg
Frederick Herzberg mengembangkan teori
dua-faktor yang membedakan dissatisfiers (faktor-faktor
yang menyebabkan kepuasan). Teori motivasi Herzberg
memiliki dua implikasi. Pertama, para penjual harus
berusaha sebaik-baiknya menghindari dissatisfiers.
Kedua harus mengidentifikasi satisfier atau motivator
utama pembelian di pasar dan kemudian menyediakan
faktor satisfier itu.
(b) Persepsi
Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu
untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi
masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang
memiliki arti. Dalam pemasaran, persepsi itu lebih penting
daripada realitas, karena persepsi itulah yang akan
mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Orang dapat
memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena
tiga proses persepsi, diantaranya:
Para pemasar harus bekerja keras dalam rangka
menarik perhatian konsumen. Tantangan yang
sesungguhnya adalah menjelaskan rangsangan mana
yang akan diperhatikan orang. Berikut adalah beberapa
temuan: orang cenderung memperhatikan rangsangan
yang berhubungan dengan kebutuhannya, orang
cenderung memperhatikan rangsangan yang mereka
antisipasi, dan orang cenderung memperhatikan
rangsangan yang berdeviasi besar terhadap rangsangan
normal.
(2) Distorsi selektif
Distorsi selektif adalah kecenderungan menafsirkan
informasi sehingga sesuai dengan pra-konsepsi kita.
Konsumen akan sering memelintir informasi sehingga
sesuai dengan konsisten dengan keyakinan awal mereka
atas merek dan produk.
(3) Ingatan selektif
Orang akan melupakan banyak hal yang mereka
pelajari, tapi cenderung mengingat informasi yang
mendukung pandangan dan keyakinan mereka. Karena
adanya ingatan selektif, kita cenderung mengingat
hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang kita sukai
menggunakan drama dan pengulangan dalam
mengirimkan pesan ke pasar sasaran mereka untuk
memastikan bahwa pesan mereka tidak diremehkan.
(c) Pembelajaran
Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang
yang timbul dari pengalaman.
Schiffman dan Kanuk dari perspektif pemasaran, proses
belajar konsumen dapat diartikan sebagai sebuah proses
dimana seseorang memperoleh pengetahuan dan pengalaman
pembelian dan konsumsi yang akan ia terapkan pada perilaku
yang terkait di masa datang. Belajar adalah suatu proses yang
berkelanjutan. Konsumen tidak pernah berhenti belajar. Ia
akan menerima informasi kapanpun dan dimana pun. Oleh
karena itu, ia akan selalu memperoleh pengetahuan baru dari
membaca, melihat, mendengar, dan berpikir dari
pengalamannya. Semua proses belajar ini akan
mempengaruhi apa yang diputuskan, apa yang dibeli, dan apa
yang dikonsumsinya (Sangadji dan Sopiah, 2013:136).
(d) Memori
Semua informasi dan pengalaman yang dihadapi orang
ketika mereka mengarungi hidup dapat berakhir dalam
memori jangka panjang. Para psikolog kognitif membedakan
menyimpan informasi sementara dan memori jangka panjang
(LTM-Long Term Memory) atau lebih permanen. Pandangan
yang paling luas diterima terhadap sturktur memori jangka
panjang mencakup beberapa jenis formulasi model asosiatif.
Model memori jaringan asosiatif, pengetahuan merek
konsumen dalam memori dapat dikonseptualisasikan terdiri
dari titik pertemuan dalam memori dengan berbagai asosiasi
yang terkait. Kekuatan dan organisasi dari asosiasi ini akan
menjadi determinan penting atas informasi yang dapat diingat
tentang merek. Asosiasi merek terdiri dari semua pemikiran,
perasaan, persepsi, citra, pengalaman, keyakinan, sikap, dan
lain-lain yang terkait dengan merek yang tersambung dengan
titik merek. Terdapat dua proses memori antara lain:
encoding memori dan mendapatkan kembali ingatan.
2. Minat
Pengertian minat menurut (Kanuk, 2008:25) yaitu,“Pengaruh
eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi
alternatif adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen.
Pengaruh eksternal ini terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial
budaya.
a. Macam-Macam Minat
Menurut (Shaleh dan Wahab, 2004:264), minat dapat dibagi
1) Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi
minat primitif dan minat kultural. Minat primitif adalah minat
yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan
tubuh. Sedangkan minat kultural atau minat sosial adalah minat
yang timbul karena proses belajar.
2) Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat
intrinsik dan ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang
langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri. Minat
ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir
dari kegiatan tersebut.
3) Berdasarkan cara mengungkapkan, minat dapat di bedakan
menjadi empat yaitu: 1) expressed interest; minat yang
diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk
kenyatakan kegiatan yang disenangi maupun tidak, dari
jawabannya dapat diketahui minatnya, 2) manifest interest; minat
yang diungkapkan dengan melakukan pengamatan langsung, 3)
tested interest; minat yang diungkapkan dengan cara
menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif, dan 4) inventoried
interest; minat yang diungkapkan dengan menggunakan alat-alat
yang sudah distandardisasikan.
b. Indikator Minat Beli
Indikator minat beli menurut Ferdinand (2002:129), minat beli
1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk
membeli produk.
2) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain.
3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut.
Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan
produk prefrensinya.
4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang
yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya
dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari
produk tersebut.
3. Perbankan Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah adalah merupakan lembaga intermediasi dan
penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem
nilai Islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba), bebas dari
kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian (maysir),
bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), prinsip
keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal
(Yumanita, 2005:4).
Sedangkan (Muhammad, 2000:13) dalam buku Manajemen
pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoprasiannya
disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.
Menurut Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah bahwa Perbankan Syariah adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bank syariah adalah bank yang
dalam kegiatan usahanya sesuai dengan syariat Islam.
b. Produk dan Jasa pada Bank Syariah
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah
dapat dibagi menjadi tiga bagian besar (Karim, 2004: 97), yaitu:
1) Produk Penghimpunan Dana (funding)
(a) Giro Wadi‟ah. Dana nasabah yang dititipkan di bank. Setiap
saat nasabah berhak mengambilnya dan berhak mendapatkan
bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro oleh bank.
(b) Tabungan Mudharabah. Dana yang disimpan oleh nasabah
akan dikelola bank, untuk memperoleh keuntungan.
Keuntungan yang diberikan kepada nasabah berdasarkan
kesepakatan bersama.
(c) Deposito Investasi Mudharabah. Dana yang disimpan
telah ditentukan, dengan bagi hasil keuntungan berdasarkan
kesepakatan bersama.
(d) Tabungan bentuk lain berdasarkan prinsip wadi‟ah dan
mudharabah. Misalnya tabungan Haji mudharabah, tabungan
Qurban dimana simpanan pihak ketiga, penarikannya
dilakukan pada saat nasabah akan menunaikan ibadah yang
bersangkuatan atau pada kondisi-kondisi tertentu sesuai
dengan kesepakatan dan perjanjian bank dengan nasabah.
2) Produk Penyaluran Dana (financing)
(a) Mudharabah. Bank dapat menyediakan pembiayaan modal
investasi atau modal kerja, hingga 100% sedangkan nasabah
menyediakan usaha dan manajemennya. Bagi hasil
keuntungan melalui perjanjian yang sesuai dengan porsinya.
(b) Salam. Pembiayaan kepada nasabah untuk membuat barang
tertentu atas pesanan pihak-pihak lain atau pembeli. Bank
memberikan dana pembiayaan diawal untuk membuat barang
tersebut setelah adanya kesepakatan tentang harga jual
kepada pembeli. Barang yang di beli dalam tanggungan
nasabah dengan perjanjian yang telah ditentukan.
(c) Istisna‟. Pembiayaan kepada nasabah yang terlebih dahulu
memesan barang kepada bank atau produsen lain dengan
perjanjian yang mengikat tentang harga jual dan cara
pembayarannya.
(d) Ijarah wa Iqtina‟. Merupakan penggabungan sewa dan beli,
dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang
pada akhir masa sewa.
(e) Murabahah. Pembiayaan pembelian barang lokal atau pun
internasional. Pembiayaan ini diaplikasikan untuk tujuan
modal kerja dan pembiayaan investasi baik jangka panjang
atau pun jangka pendek. Bank mendapat keuntungan dari
harga barang yang dinaikkan.
(f) Al-Qardhul Hasan. Pinjaman lunak bagi pengusaha yang
benar-benar kekurangan modal. Nasabah tidak perlu
membagi keuntungan kepada bank, tetapi hanya membayar
biaya administrasi saja.
(g) Musyarakah Pembiayaan sebagian dari modal usaha
keseluruhan, dimana pihak bank akan dilibatkan dalam
proses manajemen. Pembagian keuntungan berdasarkan
perjanjian.
3) Produk Jasa (service)
Pada dasarnya ada lima akad jasa yang digunakan dalam bank
syariah, antara lain: wakalah (deputyship), kafalah (guaranty),
benevolent loan) (Antonio, 2001:120). Sedangkan untuk aplikasi
dalam perbankan syariah sebagai berikut:
(a) Jasa penerbitan L/C
Yaitu pendanaan ulang LC atau fasilitas pendanaan L/C yang
diberikan kepada importir dengan menggunakan dana dari
bank lain (Suwiknyo, 2009:143).
(b) Jasa Transfer
Adalah kegiatan penyelesaian permohonan pemindahan
uang/dana dari satu kantor cabang bank ke kantor cabang
lainnya atau bank korespondennya di luar negeri yang
dilakukan melalui sarana komunikasi yang telah dilengkapi
dengan transfer dari nasabah, diteruskan bank dengan
instruksi untuk membayar sejumlah tertentu kepada orang
yang disebutkan namanya dalam transfer tersebut serta
pembayaran kepada nasabah (Suwiknyo, 2009:259).
(c) Jasa Inkasso
Merupakan penagihan warkat kliring (cek/bilyet giro atau
warkat lain) melalui kantor cabang bank kepada bank
penerbit warkat kliring di luar wilayah kliring (Suwiknyo,
2009:117).
(d) Bank Garansi
Adalah kesanggupan tertulis yang diberikan oleh bank
sejumlah uang kepadanya pada waktu tertentu jika pihak
terjamin tidak dapat memenuhi kewajibannya (Suwiknyo,
2009:38).
(e) Menerima Zakat, Infaq dan Sadaqoh (untuk disalurkan).
Definisi zakat menurut ulama dalam lingkungan mazhab
Syafi‟i adalah suatu istilah tentang suatu ukuran tertentu dari
harta yang telah ditentukan, yang wajib dibagikan kepada
golongan-golongan tertentu serta dengan syarat-syarat yang
telah ditentukan (Mujahidin, 2007:57).
Infak yaitu pemberian sesuatu yang akan digunakan untuk
kemaslahatan umat (Mujahidin, 2007:117).
Sedangkan sadaqoh adalah tindakan beramal atau pemberian
sejumlah uang kepada pihak lain dengan tujuan sosial tanpa
maksud komersial, yaitu tidak mengambil keuntungan materi
(Mujahidin, 2007:229).
c. Konsep Bunga Dalam Berbagai Agama 1) Konsep Bunga Dalam Hindu dan Budha
Praktek riba (rente) dalam agama Hindu dan Budha dapat kita
temukan dalam naskah kuno India. Teks-teks Veda India kuno
(2.000-1.400.SM) mengkisahkan “lintah darat” (kusidin)
disebutkan sebagai pemberi pinjaman dengan bunga. Dalam teks
Sebagai contoh Vasishtha, seorang Hindu terkenal pembuat
hukum waktu itu, membuat undang-undang khusus yang
melarang kasta yang lebih tinggi dari Brahmana (pendeta) dan
Ksatria (pejuang) menjadi rentenir atau pemberi pinjaman dengan
bunga tinggi. Juga dalam Jataka, riba disebut sebagai hypocritical
ascetics are accused of practising it. Pada abad kedua, riba telah
menjadi istilah yang lebih relatif, seperti yang tersirat dalam
hukum Manu, “ditetapkan bunga melampaui tingkat hukum yang
berlaku. (Mutasowifin, 2003:32).
2) Konsep Bunga Dalam Yahudi
Orang-orang Yahudi dilarang mempraktekkan pengambilan
bunga. Pelarangan ini banyak terdapat dalam kitab suci mereka,
baik dalam Old Testament (Perjanjian Lama) maupun
undang-undang Talmud. Kitab Exodus (Keluaran) pasal 22 ayat 25
menyatakan: “Jika engkau meminjamkan uang kapada salah
seorang ummatku, orang yang miskin di antaramu, maka
janganlah engkau berlaku sebagai penagih hutang terhadap dia,
janganlah engkau bebankan bunga terhadapnya.”
Kitab Deuteronomy (Ulangan) pasal 23 ayat 19 menyatakan:
“Janganlah engkau membungakan kepada saudaramu, baik uang
maupun bahan makanan, atau apa pun yang dapat dibungakan”.
Selain itu juga terdapat dalam Kitab Levicitus (Imamat) pasal
atau riba darinya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu,
supaya saudara-mu bisa hidup di antaramu. Janganlah engkau
memberi uang-mu kepadanya dengan meminta bunga, juga
makananmu janganlah kau berikan dengan meminta riba.”
3) Konsep Bunga Dalam Yunani dan Romawi
Pada masa Yunani, sekitar abad VI Sebelum Masehi hingga I
Masehi, telah terdapat beberapa jenis bunga. Besarnya bunga
tersebut bervariasi tergantung kegunaannya.
Pada masa Romawi, sekitar abad V sebelum Masehi hingga
IV Masehi, terdapat undang-undang yang membenarkan
penduduknya mengambil bunga selama tingkat bunga tersebut
sesuai dengan tingkat maksimal yang dibenarkan hukum
(maximum legal rate). Nilai suku bunga ini berubah-ubah sesuai
dengan berubahnya waktu. Meskipun undang-undang
membenarkan pengambilan bunga, tetapi pengambilannya tidak
dibenarkan dengan cara bunga berbunga (double countable).
Pada masa pemerintahan Genucia (342 SM) kegiatan
pengambilan bunga tidak diperbolehkan. Tetapi, pada masa
Unciaria (88 SM) praktik tersebut diperbolehkan kembali seperti
semula. Meskipun demikian, praktik pengambilan bunga dicela
oleh para ahli filsafat. Dua orang ahli filsafat Yunani terkemuka,
Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM), mengecam
(106-43 SM). Para ahli filsafat tersebut mengutuk orang-orang
Romawi yang mempraktekkan pengambilan bunga.
Plato mengecam sistem bunga berdasarkan dua alasan.
Pertama, bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak
puas dalam masyarakat. Kedua, bunga merupakan alat golongan
kaya untuk mengeksploitasi golongan miskin. Sedangkan
Aristoteles, dalam menyatakan keberatannya mengemukakan
bahwa fungsi uang adalah sebagai alat tukar atau medium of
exchange. Ditegaskannya, bahwa uang bukan alat untuk
menghasilkan tambahan melalui bunga. Ia juga menyebut bunga
sebagai uang yang berasal dari uang yang keberadaannya dari
sesuatu yang belum tentu pasti terjadi. Dengan demikian,
pengambilan bunga secara tetap merupakan sesuatu yang tidak
adil.
Penolakan para ahli filsafat Romawi terhadap praktik
pengambilan bunga mempunyai alasan yang kurang lebih sama
dengan yang dikemukakan ahli filsafat Yunani. Cicero memberi
nasihat kepada anaknya agar menjauhi dua pekerjaan, yakni
memungut cukai dan memberi pinjaman dengan bunga. Cato
memberikan dua ilustrasi untuk melukiskan perbedaan antara
1) Perniagaan adalah suatu pekerjaan yang mempunyai risiko
sedangkan memberi pinjaman dengan bunga adalah sesuatu
yang tidak pantas.
2) Dalam tradisi mereka terdapat perbandingan antara seorang
pencuri dengan seorang pemakan bunga. Pencuri akan didenda
dua kali lipat sedangkan pemakan bunga akan didenda empat
kali lipat.
Ringkasnya, para ahli filsafat Yunani dan Romawi menganggap
bahwa bunga adalah sesuatu yang hina dan keji. Pandangan
demikian itu juga dianut oleh masyarakat umum pada waktu itu.
Kenyataan bahwa bunga merupakan praktik yang tidak sehat
dalam masyarakat merupakan akar kelahiran pandangan tersebut.
4) Konsep Bunga Dalam Agama Kristen
Adapun konsep bunga dalam Agama Kristen terdapat pada
Lukas 6:34-35 sebagai ayat yang mengecam praktik pengambilan
bunga. Ayat tersebut menyatakan,”Dan, jikalau kamu
meminjamkan sesuatu kepada orang karena kamu berharap akan
menerima sesuatu darinya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa
pun meminjamkan kepada orang berdosa supaya mereka
menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah
musuhmu dan berbuat baik kepada mereka dan pinjamkan dengan
tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu
terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan
terhadap orang-orang jahat” (Antonio, 2001:45).
5) Konsep bunga dalam Agama Islam
Menurut bahasa, riba memiliki beberapa pengertian, yaitu;
bertambah, berkembang, dan berlebihan atau menggelembung.
Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan riba menurut
Al-Mali ialah “akad yang terjadi atas penukaran barang tertentu
yang tidak diketahui perimbangannya menurut ukuran syara‟,
ketika berakad atau dengan mengakhirkan tukaran kedua belah
pihak atau salah satu keduanya”. (Suhendi, 2008:57).
Dalam Al-Quran pelarangan riba terdapat dalam surat Al
Imran ayat 130: (Antonio, 2001:49)
لْفت ْمكلعل َ ا قتا ۖ ةفَا م ا فاعْضأ ابَلا ا لكْأت َ ا نمآ نيذلا ا يأ اي ْ ح
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu
kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”
Dalam hadist Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Abu
Said al-Khudri bahwa Rasulullah saw. Bersabda,”Emas
hendaklah dibayar dengan emas, perak dengan perak, gandum
dengan gandum, tepung dengan tepung, kurma dengan kurma,
garam dengan garam, bayaran harus dari tangan ke tangan (cash).
Barangsiapa memberi tambahan atau meminta tambahan,
pemberi sama-sama bersalah.” (HR Muslim no. 2971, dalam kitab
al-Massaqah) (Antonio, 2001:53).
Dalam literatur ulama fikih klasik tidak dijumpai pembahasan
mengaitkan antara riba dengan bunga bank. Mengutip pada
bukunya Drs. Ghufron A. Mas‟adi, M. Ag., dalam bukunya “Fiqh
Muamalah Kontekstual”, Wahbah al-Zuhaily membahas bunga
bank dengan menggunakan sudut pandangan teori fikih klasik
menurutnya bunga bank termasuk Riba Nasi‟ah (Ghufron,
2002:166).
B. Penelitian Sebelumnya
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam
Tabel. 2.1
Hasil-hasil Penelitian Sebelumnya
No Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Dwita Darmawati, Bambang Subekti, Sri Murni S, Sumarsono (2007) Analisis Pengaruh Kebudayaan, Sosial, Kepribadian dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian
Shar‟e (Survei pada
nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Purwokerto) Penggunaan variabel independen yaitu budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian sebelumnya menggunakan analisis jalur (path). Sedangkan penelitian ini analisis regresi berganda.
Variabel kepribadian dan psikologis mempunyai pen