• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Motivasi dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

KUSIONER PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DJASAMEN

SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2016

No. Responden :

IDENTITAS RESPONDEN 1. Nomor Pegawai :

2. Umur : tahun

3. Jenis Kelamin : a. Laki – Laki b. Perempuan 4. Tingkat Pendidikan :

a. S1 Keperawatan b. D III Keperawatan

c. SPK

d. Lain - Lain

(2)

Berilah jawaban berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memilih jawaban sesuai pada kolom yang tersedia.

MOTIVASI asuhan keperawatan kepada pasien sesuai prosedur yang telah ditetapkan manajemen rumah sakit.

2. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan saya bekerja dengan penuh tanggung jawab.

3. Saya berupaya memenuhi kebutuhan pasien secara maksimal melalui asuhan keperawatan.

4. Saya berupaya memberikan kenyamanan kepada pasien selama pelaksanaan asuhan keperawatan.

Kemajuan

No. Pertanyaan S KK TP

1. Saya merasakan peningkatan kemampuan dan pemahaman tentang asuhan keperawatan di instalasi rawat inap.

2. Saya melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan pada pasien karena ingin mendapatkan kemajuan kerja sebagai petugas kesehatan.

(3)

di instalasi rawat inap.

2. Saya memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kemampuan saya.

3. Saya memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan asuhan keperawatan yang telah ditetapkan.

4. Saya memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan pendidikan yang saya miliki.

Pencapaian

No. Pernyataan S KK TP

1. Saya selalu membuat metode baru dalam melaksanakan tugas pelayanan keperawatan.

2. Saya selalu cekatan dalam melaksanakan pekerjaan khususnya asuhan keperawatan.

3. Saya selalu mengedepankan peningkatan prestasi kerja dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.

4. Saya mengajukan ide/karya dalam peningkatan mutu pelayanan keperawatan.

Pengakuan

No. Pernyataan S KK TP

1. Pelayanan kesehatan yang saya lakukan selalu dipuji oleh kepala ruangan.

2. Pelayanan kesehatan yang saya lakukan selalu dipuji oleh rekan pada tim keperawatan.

3. Pasien merasa senang karena saya memberikan pelayanan kesehatan dengan baik.

(4)

2. Faktor Ekstrinsik Administrasi dan Kebijakan

No. Pernyataan S KK TP

1. Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien sesuai dengan kasus yang dialami.

2. Penyusunan shift telah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dalam memberikan pelayanan kepada pasien. 3. Sarana dan prasarana telah mendukung dalam

melaksanakan pelayanan keperawatan.

4. Manajemen pengelolaan di instalasi rawat inap telah sesuai dengan kebutuhan.

Penyeliaan (Supervisi)

No. Pernyataan S KK TP

1. Atasan memberikan arahan dan bimbingan untuk bekerja sama dalam memberikan asuhan keperawatan.

2. Atasan memberikan kesempatan kepada saya untuk mendiskusikan masalah dalam pekerjaan.

3. Atasan memberikan semangat atau motivasi bagi saya untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

4. Atasan memberikan kesungguhan dan mendengarkan dalam setiap komunikasi.

Insetif

No. Pernyataan S KK TP

1. Saya menerima kenaikan jabatan bila mendapatkan penilaian prestasi baik.

2. Saya menerima dukungan dari teman dan atasan jika mendapat prestasi yang baik.

3. Saya menerima imbalan sesuai dengan pangkat dan golongan.

4. Saya menerima tunjangan jabatan fungsional perawat. Hubungan Antar Pribadi

No. Pernyataan S KK TP

1. Kepala keperawatan menjalin hubungan kerja dengan perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. 2. Pelaksanaan asuhan keperawatan terjalin antar perawat

pelaksana dalam suatu tim keperawatan.

3. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan dengan tenaga kesehatan lain.

(5)

tupoksi keperawatan. Kondisi Kerja

No. Pernyataan S KK TP

1. Pelaksanaan asuhan keperawatan didukung kondisi lingkungan rumah sakit.

2. Pelaksanaan asuhan keperawatan dapat terlaksana dengan fasilitas rumah sakit yang lengkap.

3. Pelaksanaan asuhan keperawatan didukung kenyamanan tempat pelayanan.

(6)

KINERJA

1. Perawat mengumpulkan dan mengelompokkan data bio-psiko-sosial-spiritual tentang data pasien.

2. Perawat mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman tentang pengkajian data pasien.

3. Perawat melakukan anamnesa, biodata pasien, keluhan utama dan mengkonfirmasi kepada ketua tim keperawatan sebagai penanggung jawab tentang pasien.

4. Perawat melakukan anamnesa, biodata pasien, keluhan utama dengan pengamatan, wawancara, dan pemeriksaan fisik tentang data pasien.

Diagnosis

No. Pernyataan S KK TP

1. Perawat melakukan analisis, interpretasi data, identifikasi masalah pasien yang saya tangani untuk semua pasien. 2. Perawat melakukan analisis, interpretasi data, identifikasi

masalah pasien berdasarkan masalah yang telah dirumuskan untuk setiap pasien.

3. Perawat merumuskan masalah yang ada mengacu pada pengelompokkan diagnosis keperawatan untuk setiap pasien.

4. Perawat membuat diagnosis keperawatan berdasarkan prioritas gejela – gejala yang dominana untuk pasien. Rencana Tindakan

No. Pernyataan S KK TP

1. Perawat merencanakan tindakan keperawatan dengan tujuan khusus berdasarkan aspek kognitif, perilaku dan afektif kepada pasien.

(7)

3. Perawat melibatkan keluarga pasien dalam rencana tindakan keperawatan kepada pasien.

4. Perawat bekerjasama dengan tim kesehatan lain dalam membuat rencana tindakan untuk pasien.

Pelaksanaan (Implementasi)

No. Pernyataan S KK TP

1. Perawat melatih tentang cara – cara perawatan kebersihan diri secara mandiri, makan, berdandan (pada wanita) yang kurang perawatan diri pada seluruh pasien.

2. Perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang cara – cara merawat pasien kepada keluarga pasien.

3. Perawat mengajari tentang manfaat obat – obatan, waktu makan obat, dan cara makan obat kepada pasien.

4. Perawat berperan serta dalam melaksanakan terapi aktivitas kelompok kepada pasien.

Evaluasi

No. Pernyataan S KK TP

1. Perawat mengevaluasi kemampuan seluruh pasien setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan.

2. Perawat mengevaluasi kemampuan keluarga pasien dalam merawat pasien.

3. Perawat membuat rencana lanjutan jika hasil tindakan asuhan keperwatan tidak memuaskan.

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, H. M. (2014). Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Anggraini, Sandra Sri. 2007. Hubungan Motivai dengan Kinerja Petugas Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2007. Tesis FKM-USU, Medan.

Arnis, Julita. 2014. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Petugas KIA Puskesmas di Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun Tahun 2014. Skripsi FKM–USU, Medan.

Budiono, S. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Bumi Medika: Jakarta.

Diana, Lady. 2015. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Petugas Lapangan KB di Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kota Binjai Tahun 2015. Skripsi FKM–USU, Medan.

Hasibuan, H. M. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Hendrarni, Wiwik (2008). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Asuhan Keperawatan dalam Pengkajian dan Implementasi Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Medan Tahun 2008. Skripsi FKM–USU, Medan.

Herlambang S dan Muwarni A. (2012). Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Iskandar. (2012). Keperawatan Profesional. Jakarta: Penerbit In Medan.

Juliani. 2007. Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pringadi Medan. Tesis FKM-USU, Medan.

Mangkunegara, A. A. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Manik, Ervina Fedelia. 2015. Hubungan Karakteristik dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Bidan Desa Dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2015. Skripsi FKM–USU, Medan.

Munandar, A. S. 2011 Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit UI Press.

Noor, H Noer Bahry. 2013. Pengaruh motivasi kerja dengan kinerja perawat pelaksana di unit rawat inap RS. Stella Maris Makassar Tahun 2013. Skripsi FKM-UNHAS, Makassar.

Profil Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar, 2015. Pematangsiantar.

(24)

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) tahun 2005 tentang Standar Praktik Keperawatan Indonesia.

Priansa, D. J. (2014). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.

Robbins, S. P. (1999). Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga. Royani., Juaiti Sahar., Mustikasari. 2009. Sistem Penghargaan Terhadap

Kinerja Perawat Melaksanakan Asuhan Keperawatan. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 15, Nomor 2.

Siregar, Luberto Ridoan Panangian. 2009. Pengaruh Motivasi Instrinsik terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Tesis FKM–USU, Medan.

Sitorus, Sartika G. 2015. Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014. Skripsi FKM–USU, Medan.

Siagian, S. P. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Simarmata, Juni Mariati. 2015. Hubungan Motivasi Perawat dan Supervisi Kepala Ruangan Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam. Skripsi FKM–USU, Medan.

Sutrisno, H. E. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana. Syafrizal. 2014. Hubungan Motivasi dan Beban Kerja dengan Kinerja

Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Skripsi FKM–USU, Medan.

Torang, S. (2014). Organisasi dan Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya, dan Perubahan Organisasi). Bandung: Alfabeta.

Undang – Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan. Jakarta. Undang – Undang RI Nomor 44 tentang Rumah Sakit. Jakarta.

Yani, M. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey bersifat analitik dengan tipe explanatory research yang bertujuan untuk menganalisa pengaruh motivasi

dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar tahun 2016.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Adapun alasan pemilihan lokasi karena banyaknya keluhan pasien terhadap perawat di instalasi rawat inap seperti kurangnya respon cepat tanggap perawat dalam menangani pasien, perawat kurang cepat dalam melakukan tindakan, kurangnya keramatamahan perawat kepada pasien dan keluarga pasien.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 s/d Mei 2016.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

(26)

orang perawat (berdasarkan data perawat di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Desember tahun 2015).

Tabel 3.1 Distribusi Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

No. Instalasi Rawat Inap Kategori Kelas Perawat Tetap

1. Kelas Utama/Akasia Kelas VIP 6

2. Paviliun A/Anyelir Kelas I 7

3. Paviliun B/Aster Kelas II 6

4. Paviliun C/Bougenville Kelas III 6

5. Paviliun Anak/Cempaka Ruang Anak 7

6. Ruang 12/Lavender Ruang Internis Wanita 7 7. Ruang 17/Rosella Ruang Internis Laki – Laki 9

8. Ruang 16/Mawar Ruang Rawat Paru 7

9. Ruang C1/Dahlia Ruang Bedah Laki Laki I 7 10. Ruang C2/Kenaga Ruang Bedah Laki – Laki II 8 11. Ruang C3/Krisan Ruang Bedah Wanita 7

12. Ruang Seroja Ruang Neonati 5

13. Ruang Edelweiss Ruang ICU 9

Jumlah 90

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi perawat yaitu perawat pelaksana yang bekerja di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar sebanyak 77 orang dan kepala ruangan sebanyak 13 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

(27)

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari hasil pencatatan data-data dan laporan yang dibutuhkan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar.

3.5. Variabel dan Defenisi Operasional 3.5.1 Defenisi Operasional Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel yang merupakan variabel bebas adalah motivasi.

Variabel yang merupakan variabel bebas adalah sebagai berikut :

1. Tanggung jawab adalah suatu kewajiban yang timbul dalam diri perawat untuk pelaksanaan tugas secara memuaskan dalam pelayanan pasien di rawat inap.

2. Kemajuan adalah suatu keinginan yang dimiliki perawat untuk dapat meningkatkan jabatan atau golongan, kemampuan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di instalasi rawat inap.

3. Pekerjaan itu sendiri adalah bagaimana persepsi perawat tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya di instalasi rawat inap.

4. Pencapaian adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang perawat dalam melaksanakan tugas - tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

(28)

6. Administrasi dan Kebijakan Perusahaan adalah kesesuaian yang dirasakan perawat dalam melaksanakan tugasnya terhadap administrasi dan kebijakan di rumah sakit yang telah ditetapkan.

7. Penyeliaan (supervisi) adalah pemberi arahan atau pengendali perawat dalam melakukan tugasnya di instalasi rawat inap.

8. Insentif adalah wujud tindakan yang diimplementasikan dalam bentuk penghargaan kepada perawat karena telah melakukan tugasnya baik secara material maupun non material.

9. Hubungan antar pribadi adalah interaksi antar sesama perawat dalam unit kerjanya, atau hubungan antara bawahan dengan atasan.

10. Kondisi kerja adalah keadaan di tempat kerja yang tidak terbatas pada kondisi pekerjaan masing – masing, seperti rasa nyaman tempat kerja, ventilasi cukup, penerangan lampu yang memadai dan sarana yang ada.

3.5.2 Defenisi Operasional Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel yang merupakan variabel terikat adalah kinerja perawat. Kinerja merupakan hasil dari seluruh aspek pelayanan keperawatan yang diberikan perawat, yang dilihat dari proses asuhan keperawatan (meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi).

3.6 Metode Pengukuran

(29)

3.6.1 Variabel Bebas (Independen)

Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi motivasi intrinsik (tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, pencapaian, dan pengakuan) dan motivasi ekstrinsik (administrasi dan kebijakan perusahaan, penyeliaan, insentif, hubungan antar pribadi dan kondisi kerja) yang diberikan nilai/skor dengan alternatif jawaban sebagai berikut :

1. Sering (S) : Skor 3

2. Kadang - Kadang (KK) : Skor 2 3. Tidak Pernah (TP) : Skor 1

Berdasarkan skor tersebut, skor tertinggi yang diperoleh adalah 60 dan skor terendah adalah 20. Nilai interval motivasi dinilai dengan rumus :

Interval = ( nilai tertinggi – nilai terendah ) / kelas = ( 60 – 20 ) / 3

= 13

Berdasakan total skor yang diperoleh, variabel bebas dikategorikan sebagai berikut :

(30)

Tabel 3.2 Metode Pengukuran Variabel Bebas (Independen) No. Variabel Pertanyaan Alternatif

Jawaban

Nilai Kategori Total Skor

Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implemetasi, dan evaluasi yang diberikan nilai/skor dengan alternatif jawaban sebagai berikut :

1. Sering (S) : Skor 3

2. Kadang - Kadang (KK) : Skor 2 3. Tidak Pernah (TP) : Skor 1

Berdasarkan skor tersebut, skor tertinggi yang diperoleh adalah 60 dan skor terendah adalah 20. Nilai interval motivasi dinilai dengan rumus :

Interval = ( nilai tertinggi – nilai terendah ) / kelas = ( 60 – 20 ) / 3

= 13

Berdasakan total skor yang diperoleh, variabel bebas dikategorikan sebagai berikut :

(31)

2. Kategori sedang, apabila skor yang diperoleh pada sub variabel 33 – 45. 3. Kategori kurang baik, apabila skor yang diperoleh pada sub variabel 20 –

32.

Tabel 3.3 Metode Pengukuran Variabel Terikat (Dependen) No

.

Variabel Pertanyaan Alternatif Jawaban

Nilai Kategori Total Skor

3.7 Metode Analisis Data

Data kuantitatif diolah dan dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat seperti berikut :

1. Analisis Univariat

Analisis univariat untuk menjelaskan variabel independen yaitu motivasi intrinsik (tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, pencapaian, dan pengakuan) dan motivasi ekstrinsik (administrasi dan kebijakan perusahaan, penyeliaan, insentif, hubungan antar pribadi dan kondisi kerja) yang dibuat dalam tabel disribusi frekuensi.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan motivasi (variabel independen) dan kinerja (variabel dependen) dengan menggunakan uji korelasi pearson. Uji korelasi pearson digunakan karena hipotesis penelitian adalah asosiatif (hubungan), data numerik, skala ukur interval dan data berdistribusi normal.

(32)

Analisis multivariat untuk mengetahui pengaruh variabel motivasi (variabel independen) terhadap kinerja (variabel dependen) dengan menggunakan uji regresi linear berganda. Uji regresi linear berganda digunakan karena hipotesis penelitian adalah asosiatif (hubungan), data numerik, skala interval, berdistribusi normal, dan memiliki satu variabel dependen dan variabel independen.

Model persamaan regresi linear berganda dari penelitian ini adalah : Y = α + ฀1X1 + ฀2X2 + ฀3X3 + ฀4X4 + ฀5X5 + ฀6X6 + ฀7X7 + ฀8X8 +

฀9X9 + ฀10X10

Dimana :

Y = Variabel dependen (kinerja Perawat) α = Konstanta regresi

β1 - β10 = Nilai koefisien regresi dari X

X1 = Tanggung jawab

X2 = Kemajuan

X3 = Pekerjaan itu sendiri X4 = Pencapaian

X5 = Pengakuan

X6 = Administrasi dan Kebijakan X7 = Penyeliaan (supervisi) X8 = Insentif

(33)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar berdiri tahun 1911 pada area seluas 12,28 Ha. Secara geografis RSUD Djasamen Saragih berada di pusat Kota Pematangsiantar, yaitu di Jalan Sutomo, No. 230 Pematangsiantar.

Sejak tanggal 27 Desember 2001 kepemilikan RSUD Djasamen Saragih diserahkan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota Pematangsiantar.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1070/Menkes/SK/XI/2012 RSUD Djasamen Saragih merupakan rumah sakit Kelas B Pendidikan. RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar juga ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan regional di Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Surat Keputusan Kementrian Kesehatan RI No. 02.03/I/0363/2015. Status RSUD Djasamen Saragih telah menjadi rumah sakit Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) berdasarkan SK Walikota Pematangsiantar No. 445/632/VIII/WK-2013 tanggal 16 Agustus 2013.

4.1.1 Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

(34)

Direktur No. 2163/II/TU/V/2011 dan SK Walikota Pematangsiantar No. 188.45-794/WK/TAHUN 2011)

Untuk mewujudkan visi RSUD Djasamen Saragih, maka perlu merumuskan misi untuk mencapai tujuan rumah sakit tersebut. Misi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar adalah :

1. Meningkatkan kwalitas dan kwantitas pelayanan kesehatan dengan menjadikan rumah sakit terakreditasi paripurna sesuai dengan akreditasi internasional (Joint Comission International).

2. Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit yang mampu memberikan kenyamanan bagi masyarakat dengan berorientasi kepada lingkungan demi mewujudkan Kota Pematangsiantar Eco City serta mampu memberikan jaminan Keselamatan, Keamanan dan Kepuasan kepada Masyarakat. 3. Meningkatkan status rumah sakit menjadi rumah sakit pendidikan yang

melaksanakan kegiatan pendidikan, pelatihan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan secara bertahap dan kesinambungan.

4. Mewujudkan RSUD Djasamen Saragih menjadi rumah sakit rujukan dengan pelayanan dengan pelayanan unggulan bagi Kabupaten / Kota sekitarnya.

(35)

Motto Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar adalah :

S : Sosial ekonomi, melayani pasien dengan tidak memandang status ekonomi.

E : Empati, peduli terhadap kesembuhan dan perasaan pasien.

N : Nyaman, dapat membuat lingkungan pelayanan yang menyenangkan.

Y : Yakin, bahwa kesembuhan pasien dapat diperoleh dengan pelayanan yang baik.

U : Unggul, bahwa pelayanan yang diberikan adalah secara profesional dan diusahakan untuk selalu baik dari pada di rumah sakit lain. M : Memuaskan, bahwa hasil pelayanan yang diberikan dapat

memberikan rasa puas bagi penderita maupun keluarganya sehingga merupakan promosi masyarakat lainnya.

4.1.2 Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

(36)

Sumber dana yang diperoleh untuk mendukung sarana dan prasarana di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar adalah Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota dan sumber – sumber lain (hibah).

4.2 Analisis Univariat

4.2.1 Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang telah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Pematangsiantar dimana 77 perawat pelaksana menjadi sampel untuk motivasi dan 13 kepala ruangan menilai kinerja perawat pelaksana. Karakteristik responden yang diteliti terdiri dari : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama kerja sebagai PNS.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Jumlah Presentase (%) Umur

< 30 tahun 8 8,9 %

31 – 35 tahun 14 15,6%

36 – 40 tahun 32 35,6%

41 – 45 tahun 11 12.2 %

46 –50 tahun 14 15,6 %

> 51 tahun 11 12,2%

Jenis Kelamin

Laki – Laki 3 3,3%

Perempuan 87 96,7%

Tingkat Pendidikan

S1 Keperawatan 33 36,7%

DIII Keperawatan 44 48,9%

DIII Kebidanan 2 2,2%

SPK 11 12,2%

(37)

<5 tahun 35 38,9%

6 – 10 tahun 25 27,8%

11 – 15 tahun 5 5,6%

15 – 20 tahun 6 6,7%

21 – 25 tahun 7 7,8%

>26 tahun 12 13,3%

Total 90 100,0%

Berdasarkan umur responden, umur yang paling banyak adalah umur yang berkisar antara 36 – 40 tahun yaitu 32 orang (35,6%), selebihnya responden, berumur 31 – 35 tahun yaitu 14 orang (15,6%), berumur 46 – 50 tahun yaitu 14 orang (15,6%), berumur 41 – 45 tahun yaitu 11 orang (12,2%), berumur >51 tahun yaitu 11 orang (12,2%), dan berumur <30 tahun yaitu 8 orang (8,9%).

Berdasarkan jenis kelamin responden, jenis kelamin yang paling banyak adalah perempuan yaitu 87 orang (96,7%), selebihnya laki – laki yaitu 3 orang (3,3%).

Berdasarkan tingkat pendidikan responden, tingkat pendidikan yang paling banyak adalah DIII Keperawatan yaitu 44 orang (48,9%), selebihnya S1 Keperawatan yaitu 33 orang (36,7%), SPK yaitu 11 orang (12,2%), dan DIII Kebidanan yaitu 2 orang (2,2%).

(38)

4.2.2 Motivasi Intrinsik

4.2.2.1 Motivasi Intrinsik Berdasarkan Tanggung Jawab

Berdasarkan indikator tanggung jawab diketahui sebanyak 74 orang (96,1%) responden menyatakan bahwa perawat sering bekerja sesuai jadwal dan dalam melaksanakan tugas asuhan keperawatan kepada pasien sesuai prosedur yang telah ditetapkan manajemen rumah sakit, 74 orang (96,1%) responden menyatakan bahwa perawat sering dalam melaksanakan asuhan keperawatan perawat bekerja dengan penuh tanggung jawab, 74 orang (96,1%) responden menyatakan bahwa perawat sering berupaya memenuhi kebutuhan pasien secara maksimal melalui asuhan keperawatan, 74 orang (96,1%) responden menyatakan bahwa perawat sering berupaya memberikan kenyamanan kepada pasien selama pelaksanaan asuhan keperawatan.

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Intrinsik Berdasarkan Tanggung Jawab di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

No. Pertanyaan / Jawaban Jumlah Persen

1. Perawat bekerja sesuai jadwal dan dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai prosedur yang telah ditetapkan manajemen rumah sakit. 2. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan perawat

bekerja dengan penuh tanggung jawab. - Sering (S) 3. Perawat berupaya memenuhi kebutuhan pasien

secara maksimal melalui asuhan keperawatan. - Sering (S) 4. Perawat berupaya memberikan kenyamanan kepada

pasien selama pelaksanaan asuhan keperawatan.

(39)

- Kadang – Kadang (KK)

4.2.2.2 Motivasi Intrinsik Berdasarkan Kemajuan

Berdasarkan indikator kemajuan diketahui sebanyak 67 orang (87%) responden menyatakan bahwa perawat sering merasakan peningkatan kemampuan dan pemahaman tentang asuhan keperawatan di instalasi rawat inap, 67 orang (87%) responden menyatakan bahwa perawat sering melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan pada pasien karena ingin mendapatkan kemajuan kerja sebagai petugas kesehatan, 68 orang (88,3%) responden menyatakan bahwa perawat sering melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan pada pasien karena ingin mengikuti perkembangan dan kemajuan di bidang keperawatan, 64 orang (83,1%) responden menyatakan bahwa perawat sering berusaha mencari informasi baru dalam pengembangan profesi sebagai perawat.

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Intrinsik Berdasarkan Kemajuan di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

No. Pertanyaan / Jawaban Jumlah Persen

1. Perawat merasakan peningkatan kemampuan dan pemahaman tentang asuhan keperawatan di instalasi rawat inap. 2. Perawat melaksanakan asuhan keperawatan

kesehatan pada pasien karena ingin mendapatkan kemajuan kerja sebagai petugas kesehatan.

- Sering (S) 3. Perawat melaksanakan asuhan keperawatan

kesehatan pada pasien karena ingin mengikuti perkembangan dan kemajuan di bidang keperawatan.

(40)

- Kadang – Kadang (KK)

4.2.2.3 Motivasi Intrinsik Berdasarkan Pekerjaan Itu Sendiri

Berdasarkan indikator pekerjaan itu sendiri diketahui sebanyak 74 orang (96,1%) responden menyatakan bahwa perawat sering menyukai pekerjaan mereka sebagai perawat pelaksana di instalasi rawat inap, 75 orang (97,4%) responden menyatakan bahwa perawat sering memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kemampuan mereka, 69 orang (89,6%) responden menyatakan bahwa perawat sering memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan asuhan perawat sering memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan pendidikan yang dimiliki, 69 orang (89,6%) responden menyatakan bahwa perawat sering Perawat memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan pendidikan yang dimiliki.

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Intrinsik Berdasarkan Pekerjaan Itu Sendiri di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

No. Pertanyaan / Jawaban Jumlah Persen

1. Perawat menyukai pekerjaan mereka sebagai perawat pelaksana di instalasi rawat inap.

- Sering (S) 2. Perawat memberikan pelayanan keperawatan sesuai

dengan kemampuan mereka. 3. Perawat memberikan pelayanan keperawatan sesuai

(41)

- Sering (S) 4. Perawat memberikan pelayanan keperawatan sesuai

dengan pendidikan yang dimiliki.

4.2.2.4 Motivasi Intrinsik Berdasarkan Pencapaian

Berdasarkan indikator pencapaian diketahui sebanyak 49 orang (63,6%) responden menyatakan bahwa perawat kadang – kadang membuat metode baru dalam melaksanakan tugas pelayanan keperawatan, 51 orang (66,2%) responden menyatakan bahwa perawat sering selalu cekatan dalam melaksanakan pekerjaan khususnya asuhan keperawatan, 57 orang (74%) responden menyatakan bahwa perawat sering mengedepankan peningkatan prestasi kerja dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan, 46 orang (59,7%) responden menyatakan bahwa perawat kadang – kadang mengajukan ide/karya dalam peningkatan mutu pelayanan keperawatan.

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Intrinsik Berdasarkan Pencapaian di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

No. Pertanyaan / Jawaban Jumlah Persen

1. Perawat selalu membuat metode baru dalam 2. Perawat selalu cekatan dalam melaksanakan

pekerjaan khususnya asuhan keperawatan. 3. Perawat selalu mengedepankan peningkatan prestasi

kerja dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.

(42)

- Kadang – Kadang (KK) 4. Perawat mengajukan ide/karya dalam peningkatan

mutu pelayanan keperawatan.

4.2.2.5 Motivasi Intrinsik Berdasarkan Pengakuan

Berdasarkan indikator pengakuan diketahui sebanyak 45 orang (58,4%) responden menyatakan bahwa kadang – kadang pelayanan kesehatan yang perawat lakukan selalu dipuji oleh kepala ruangan, 45 orang (58,4%) responden menyatakan bahwa kadang – kadang pelayanan kesehatan yang perawat lakukan selalu dipuji oleh rekan pada tim keperawatan, 49 orang (63,6%) responden menyatakan bahwa pasien sering merasa senang karena perawat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik, 53 orang (68,8) responden menyatakan bahwa keluarga pasien sering merasa senang karena perawat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik.

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Intrinsik Berdasarkan Pengakuan di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

No. Pertanyaan / Jawaban Jumlah Persen

1. Pelayanan kesehatan yang perawat lakukan selalu dipuji oleh kepala ruangan. 2. Pelayanan kesehatan yang perawat lakukan selalu

dipuji oleh rekan pada tim keperawatan. - Sering (S) 3. Pasien merasa senang karena perawat memberikan

(43)

- Tidak Pernah (TP) 0 0% 4. Keluarga pasien merasa senang karena perawat

memberikan pelayanan kesehatan dengan baik. - Sering (S)

Berdasarkan akumulasi motivasi intrinsik perawat di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar tahun 2016 sebanyak 75 orang (97,4%) mempunyai motivasi intrinsik pada kategori tinggi sedangkan 2 orang (2,6%) mempunyai motivasi intrinsik pada kategori sedang.

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkaan Kategori Secara Akumulasi Motivasi Intrinsik di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

Motivasi Intrinsik Jumlah Persen

Tinggi 75 97,4%

Sedang 2 2,6%

Rendah 0 0%

Total 77 100%

4.2.3 Motivasi Ekstrinsik

4.2.3.1 Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan Administrasi dan Kebijakan

(44)

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan Administrasi dan Kebijakan di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

No. Pertanyaan / Jawaban Jumlah Persen

1. Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien sesuai dengan kasus yang dialami.

- Sering (S)

kondisi dalam memberikan pelayanan kepada pasien. - Sering (S) 4. Manajemen pengelolaan di instalasi rawat inap telah

sesuai dengan kebutuhan.

4.2.3.2 Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan Penyeliaan (Supervisi)

(45)

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan Penyeliaan (Supervisi) di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

No. Pertanyaan / Jawaban Jumlah Persen

1. Atasan memberikan arahan dan bimbingan untuk bekerja sama dalam memberikan asuhan keperawatan. 2. Atasan memberikan kesempatan kepada perawat

untuk mendiskusikan masalah dalam pekerjaan. - Sering (S)

perawat untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

4. Atasan memberikan kesungguhan dan menderngarkan dalam setiap komunikasi.

4.2.3.3 Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan Insentif

(46)

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan Insentif di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

No. Pertanyaan / Jawaban Jumlah Persen

1. Perawat menerima kenaikan jabatan bila 2. Perawat menerima dukungan dari teman dan atasan

jika mendapat prestasi yang baik. - Sering (S) 3. Perawat menerima imbalan sesuai dengan pangkat

dan golongan. 4. Perawat menerima tunjangan jabatan fungsional

perawat.

4.2.3.4 Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan Hubungan Antar Pribadi

(47)

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan Hubungan Antar Pribadi di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

No. Pertanyaan / Jawaban Jumlah Persen

1. Kepala keperawatan menjalin hubungan kerja dengan perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. 2. Pelaksnaan asuhan keperawatan terjalin antar

perawat pelaksana dalam suatu tim keperawatan. - Sering (S) 3. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan

dengan tenaga kesehatan lain.

dengan tugas pokok dan fungsi perawat. - Sering (S)

4.2.3.5 Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan Kondisi Kerja

(48)

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan Kondisi Kerja di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

No. Pertanyaan / Jawaban Jumlah Persen

1. Kepala keperawatan menjalin hubungan kerja dengan perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. 2. Pelaksnaan asuhan keperawatan terjalin antar

perawat pelaksana dalam suatu tim keperawatan. - Sering (S) 3. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan

dengan tenaga kesehatan lain.

dengan tugas pokok dan fungsi perawat. - Sering (S)

Berdasarkan akumulasi motivasi ekstrinsik perawat di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar tahun 2016 sebanyak 61 orang (79,2%) mempunyai motivasi ekstrinsik pada kategori tinggi sedangkan 16 orang (20,8%) mempunyai motivasi ektrinsik pada kategori sedang.

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkaan Kategori Secara Akumulasi Motivasi Ekstrinsik di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

Motivasi Ekstrinsik Jumlah Persen

Tinggi 61 79,2%

Sedang 16 20,8%

Rendah 0 0%

(49)

4.2.4 Kinerja Perawat Pelaksana

4.2.4.1 Kinerja Perawat Pelaksana Berdasarkan Pengkajian

Berdasarkan indikator pengkajian diketahui sebanyak 7 orang (53,8%) kepala ruangan menyatakan bahwa perawat sering mengumpulkan dan mengelompokkan data bio-psiko-spiritual tentang data pasien, 9 orang (69,2%) kepala ruangan menyatakan bahwa perawat sering mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman tentang pengkajian data pasien, 8 orang (61,5%) kepala ruangan menyatakan bahwa perawat kadang – kadang melakukan anamnesa, biodata pasien, keluhan utama dan mengkonfirmasi kepada ketua tim keperawatan sebagai penanggung jawab tentang pasien, 9 orang (69,2%) kepala ruangan menyatakan bahwa perawat kadang - kadang melakukan anamnesa, biodata pasien, keluhan utama dengan pengamatan, wawancara, dan pemeriksaan fisik tentang data pasien.

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja Berdasarkan Pengkajjian di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

No. Pertanyaan / Jawaban Jumlah Persen

1. Perawat mengumpulkan dan mengelompokkan data bio-psiko-sosial-spiritual tentang data pasien.

pedoman tentang pengkajian data pasien. - Sering (S) 3. Perawat melakukan anamnesa, biodata pasien,

(50)

- Tidak Pernah (TP) 0 0% 4. Perawat melakukan anamnesa, biodata pasien,

keluhan utama dengan pengamatan, wawancara, dan pemeriksaan fisik tentang data pasien.

- Sering (S)

4.2.4.2 Kinerja Perawat Pelaksana Berdasarkan Diagnosis

Berdasarkan indikator diagnosis diketahui sebanyak 7 orang (53,8%) kepala ruangan menyatakan bahwa perawat sering melakukan analisis, interpretasi data, identifikasi masalah pasien yang perawat tangani untuk semua pasien, 12 orang (92,3%) kepala ruangan menyatakan bahwa perawat kadang - kadang Perawat melakukan analisis, interpretasi data, identifikasi masalah pasien berdasarkan masalah yang telah dirumuskan untuk setiap pasien, 9 orang (69,2%) menyatakan bahwa perawat kadang - kadang merumuskan masalah yang ada mengacu pada pengelompokkan diagnosis keperawatan untuk setiap pasien, 8 orang (53,8%) kepala ruangan menyatakan bahwa perawat kadang - kadang membuat diagnosis keperawatan berdasarkan prioritas gejala – gejala yang dominan untuk pasien.

Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja Berdasarkan Diagnosis di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

No. Pertanyaan / Jawaban Jumlah Persen

(51)

Total 13 100% 2. Perawat melakukan analisis, interpretasi data,

identifikasi masalah pasien berdasarkan masalah yang telah dirumuskan untuk setiap pasien.

- Sering (S)

pada pengelompokkan diagnosis keperawatan untuk setiap pasien. 4. Perawat membuat diagnosis keperawatan

berdasarkan prioritas gejala – gejala yang dominan

4.2.4.3 Kinerja Perawat Pelaksana Berdasarkan Rencana Tindakan

(52)

Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja Berdasarkan Rencana Tindakan di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

No. Pertanyaan / Jawaban Jumlah Persen

1. Perawat merencanakan tindakan keperawatan dengan tujuan khusus berdasarkan aspek kognitif, perilaku dan afektif kepada pasien.

- Sering (S) 2. Perawat membuat penyelesaian masalah

keperawatan berdasarkan diagnosis yang telah ditetapkan kepada pasien. 3. Perawat melibatkan keluarga pasien dalam rencana

tindakan keperawatan kepada pasien.

dalam membuat rencana tindakan untuk pasien. - Sering (S)

(53)

kadang - kadang berperan serta dalam melaksanakan terapi aktivitas kelompok kepada pasien.

Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja Berdasarkan Pelaksanaan (Implementasi) di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

No. Pertanyaan / Jawaban Jumlah Persen

1. Perawat melatih tentang cara – cara perawatan kebersihan diri secara mandiri, makan, berdandan (pada wanita) yang kurang perawatan diri pada 2. Perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang

cara – cara merawat pasien kepada keluarga pasien. - Sering (S) 4. Perawat berperan serta dalam melaksanakan terapi

aktivitas kelompok kepada pasien.

4.2.4.5 Kinerja Perawat Pelaksana Berdasarkan Evaluasi

(54)

ruangan menyatakan bahwa perawat kadang - kadang membuat rencana lanjutan jika hasil tindakan asuhan keperawatan tidak memuaskan, 8 orang (61,5%) kepala ruangan menyatakan bahwa perawat kadang - kadang memberikan reinforcement (penguatan) pada pasien – pasien sehingga mengalami perubahan positif.

Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja Berdasarkan Evaluasi di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

No. Pertanyaan / Jawaban Jumlah Persen

1. Perawat mengevaluasi kemampuan seluruh pasien setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan. - Sering (S) 2. Perawat mengevaluasi kemampuan keluarga pasien

dalam merawat pasien.

tindakan asuhan keperawatan tidak memuaskan. - Sering (S) 4. Perawat memberikan reinforcement (penguatan)

pada pasien – pasien sehingga mengakami

(55)

Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkaan Kategori Secara Akumulasi Kinerja di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

Kinerja Jumlah Persen

Baik 3 23,1%

Sedang 10 76,9%

Kurang Baik 0 0%

Total 13 100%

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan motivasi intrinsik (tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, pencapaian, dan pengakuan) dan motivasi ekstrinsik (administrasi dan kebijakan, penyeliaan (supervisi), insentif, hubungan antar pribadi, dan kondisi kerja) terhadap kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar dengan menggunakan uji korelasi pearson.

4.3.1 Hubungan Motivasi Intrinsik dengan Kinerja Perawat Pelaksana Berdasarkan hasil analisis bivariat antara motivasi intrinsik (tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, pencapaian, dan pengakuan) dengan kinerja perawat di instalasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar tahun 2016 ditemukan bahwa :

1. Ada hubungan signifikan antara tanggung jawab dengan kinerja perawat pelaksana (p = 0,007 < 0,05).

2. Ada hubungan signifikan antara kemajuan dengan kinerja perawat pelaksana (p = 0,007 < 0,05).

(56)

4. Ada hubungan signifikan antara pencapaian dengan kinerja perawat pelaksana (p = 0,047 < 0,05).

5. Tidak ada hubungan signifikan antara pengakuan dengan kinerja perawat pelaksana (p = 0,150 > 0,05).

Tabel 4.20 Hubungan antara Motivasi Intrinsik (Tanggung Jawab, Kemajuan, Pekerjaan Itu Sendiri, Pencapaian, Pengakuan) dengan Kinerja Perawat di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

Motivasi Intrinsik

Kinerja Perawat

Pearson Correlation Sig. (p)

Tanggung Jawab 0,307 0,007

Kemajuan 0,307 0,007

Pekerjaan Itu Sendiri 0,239 0,036

Pencapaian 0,227 0,047

Pengakuan 0,150 0,194

4.3.2 Hubungan Motivasi Ektrinsik dengan Kinerja Perawat Pelaksana Berdasarkan hasil analisis bivariat antara motivasi ekstrinsik (tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, pencapaian, dan pengakuan) dengan kinerja perawat di instalasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar tahun 2016 ditemukan bahwa :

1. Ada hubungan signifikan antara administrasi dan kebijakan dengan kinerja perawat pelaksana (p = 0,003 < 0,05).

2. Ada hubungan signifikan antara penyeliaan (supervisi) dengan kinerja perawat pelaksana (p = 0,030 < 0,05).

3. Ada hubungan signifikan antara insentif dengan kinerja perawat pelaksana (p = 0,031 < 0,05).

(57)

5. Tidak ada hubungan signifikan antara kondisi kerja dengan kinerja perawat pelaksana (p = 0,847 > 0,05).

Tabel 4.21 Hubungan antara Motivasi Ekstrinsik (Administrasi dan Kebijakan, Penyeliaan (Supervisi), Insentif, Hubungan Antar Pribadi, Kondisi Kerja) dengan Kinerja Perawat di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

Motivasi Ekstrinsik

Kinerja Perawat

Pearson Correlation Sig. (p) Administrasi dan Kebijakan 0,330 0,003

Penyeliaan (Supervisi) 0,248 0,030

Insentif 0,240 0,031

Hubungan Antar Pribadi 0,031 0,788

Kondisi Kerja 0,022 0,847

4.4 Analisis Multivariat

Dalam analisis bivariat diketahui variabel tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, pencapaian, administrasi dan kebijakan, penyeliaan (supervisi), dan insentif berhubungan terhadap kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan variabel dominan yang berpengaruh terhadap kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Jika dalam analisis bivariat nilai p < 0,05 maka akan dilanjutkan ke dalam uji regresi linear berganda.

Tabel 4.22 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Variabel Motivasi dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016.

Variabel Nilai B Sig. R R Square

Tanggung Jawab -0,781 0,088

Kemajuan -0,427 0,252

Pekerjaan Itu Sendiri -0,174 0,720

(58)

Administrasi dan Kebijakan -0,455 0,110 Penyeliaan (Supervisi) 0,554 0,004

Insentif -0,269 0,087

Constant 59,702 0,0001

Berdasarkan hasil analisa regresi linear berganda, dapat diketahui bahwa variabel administrasi dan kebijakan, penyeliaan (supervisi) berpengaruh terhadap kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih (p < 0,05). Sedangkan variabel tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, pencapaian, administrasi dan kebijakan, dan insentif tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat (p > 0,05). Nilai R (pengaruh) variabel penyeliaan (supervisi) terhadap kinerja adalah kuat karena nilai R > 0,05.

Berdasarkan variabel yang berpengaruh terhadap kinerja diketahui bahwa variabel yang paling besar pengaruhnya adalah variabel dengan nilai koefisien regresi (β) yang paling besar, yaitu penyeliaan (supervisi). Pengaruh variabel terhadap kinerja adalah sebesar R square (0,308). Artinya, 30,8% kinerja perawat dipengaruhi oleh penyeliaan (supervisi). Sisanya 69,2% kinerja dipengaruhi oleh faktor motivasi yang lainnya.

Berdasarkan nilai koefisien regresi (β) variabel yang berpengaruh, maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut :

Y = α + β1X1

Y = 60,215 + 0,554 (penyeliaan (supervisi))

(59)

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Motivasi Intrinsik dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

Motivasi intrinsik muncul karena motif yang timbul dari dalam diri pegawai. Motif ini aktif atau berfungsi tanpa adanya rangsangan dari luar (Priansa, 2014). Motivasi intrinsik perawat yang diteliti di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar terdiri dari tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, pencapaian, dan pengakuan.

5.1.1 Pengaruh Tanggung Jawab dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

Tanggung jawab yang diteliti dalam penelitian ini adalah suatu kewajiban yang timbul dalam diri perawat untuk pelaksanaan tugas secara memuaskan dalam pelayanan pasien di rawat inap. Berdasarkan indikator tanggung jawab, peneliti membuat empat buah pertanyaan yang diajukan kepada perawat pelaksana.

(60)

Pada analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi linear berganda yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan antara tanggung jawab yang dimiliki perawat dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Hal ini diketahui berdasarkan nilai p yang diperoleh yaitu p = 0,088 lebih besar dari nilai α = 0,05.

Hal ini berbeda dengan pendapat Herzberg (dalam Munandar, 2011) yang menyatakan bahwa tanggung jawab merupakan motivasi intrinsik yang mempengaruhi kinerja.

Sejalan dengan penelitian ini, penelitian Siregar (2008) tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2008 menemukan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan antara tanggung jawab dengan kinerja perawat pelaksana.

Sementara penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Manik (2015) tentang hubungan karakteristik dan motivasi kerja terhadap kinerja bidan desa dalam pelayanan KB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2015 menemukan bahwa ada pengaruh secara signifikan antara tanggung jawab dengan kinerja bidan desa.

(61)

5.1.2 Pengaruh Kemajuan dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

Kemajuan yang diteliti dalam penelitian ini adalah suatu keinginan yang dimiliki perawat untuk dapat meningkatkan jabatan atau golongan, kemampuan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di instalasi rawat inap. Berdasarkan indikator kemajuan, peneliti membuat empat buah pertanyaan yang diajukan kepada perawat pelaksana.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 71 perawat pelaksana (92,2%) memiliki motivasi kemajuan ketegori tinggi dan 6 perawat pelaksana (7,8%) kategori sedang dari 77 jumlah perawat pelaksana. Pada analisis bivariat dengan menggunakan uji korelasi pearson yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kemajuan yang dimiliki perawat berhubungan secara signifikan dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Hal ini diketahui berdasarkan nilai p yang diperoleh yaitu p = 0,007 lebih kecil dari nilai α = 0,05.

Pada analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi linear berganda yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan antara kemajuan yang dimiliki perawat dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Hal ini diketahui berdasarkan nilai p yang diperoleh yaitu p = 0,252 lebih besar dari nilai α = 0,05.

Hal ini berbeda dengan pendapat Herzberg (dalam Munandar, 2011) yang menyatakan bahwa kemajuan merupakan motivasi intrinsik yang mempengaruhi kinerja.

(62)

di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2015 menemukan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan antara kemajuan dengan kinerja bidan desa.

Sementara penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Noor (2013) tentang pengaruh motivasi kerja dengan kinerja perawat pelaksana di unit rawat inap RS. Stella Maris Makassar tahun 2013 menemukan bahwa ada pengaruh secara signifikan antara pengembangan dengan kinerja perawat pelaksana.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat memberikan kesimpulan bahwa dengan adanya kemajuan tinggi atau rendah, kinerja perawat pelaksana tidak akan dipengaruhi.

5.1.3 Pengaruh Pekerjaan Itu Sendiri dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

Pekerjaan itu sendiri adalah bagaimana persepsi perawat tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya di instalasi rawat inap. Berdasarkan indikator pekerjaan itu sendiri, peneliti membuat empat buah pertanyaan yang diajukan kepada perawat pelaksana.

(63)

Pematangsiantar. Hal ini diketahui berdasarkan nilai p yang diperoleh yaitu p = 0,036 lebih kecil dari nilai α = 0,05.

Pada analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi linear berganda yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan antara pekerjaan itu sendiri yang dimiliki perawat dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Hal ini diketahui berdasarkan nilai p yang diperoleh yaitu p = 0,720 lebih besar dari nilai α = 0,05.

Hal ini berbeda dengan pendapat Herzberg (dalam Munandar, 2011) yang menyatakan bahwa pekerjaan itu sendiri merupakan motivasi intrinsik yang mempengaruhi kinerja.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat memberikan kesimpulan bahwa dengan adanya pekerjaan itu sendiri tinggi atau rendah, kinerja perawat pelaksana tidak akan dipengaruhi.

5.1.4 Pengaruh Pencapaian dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

Pencapaian adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang perawat dalam melaksanakan tugas - tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Berdasarkan indikator pencapaian, peneliti membuat empat buah pertanyaan yang diajukan kepada perawat pelaksana.

(64)

menggunakan uji korelasi pearson yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pencapaian yang dimiliki perawat berhubungan secara signifikan dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Hal ini diketahui berdasarkan nilai p yang diperoleh yaitu p = 0,047 lebih kecil dari nilai α = 0,05.

Pada analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi linear berganda yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan antara pencapaian yang dimiliki perawat dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Hal ini diketahui berdasarkan nilai p yang diperoleh yaitu p = 0,967 lebih besar dari nilai α = 0,05.

Hal ini berbeda dengan pendapat Herzberg (dalam Munandar, 2011) yang menyatakan bahwa pencapaian merupakan motivasi intrinsik yang mempengaruhi kinerja.

Sejalan dengan penelitian ini, penelitian Manik (2015) tentang hubungan karakteristik dan motivasi kerja terhadap kinerja bidan desa dalam pelayanan KB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2015 menemukan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan antara pencapaian dengan kinerja bidan desa.

(65)

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat memberikan kesimpulan bahwa dengan adanya pencapaian tinggi atau rendah, kinerja perawat pelaksana tidak akan dipengaruhi.

5.1.5 Pengaruh Pengakuan dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

Pengakuan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan tugasnya untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain. Berdasarkan indikator pengakuan, peneliti membuat empat buah pertanyaan yang diajukan kepada perawat pelaksana.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 49 perawat pelaksana (63,6%) memiliki motivasi pengakuan ketegori tinggi, 27 perawat pelaksana (35,1%) kategori sedang dan 1 perawat pelaksana (1,3%) kategori rendah dari 77 jumlah perawat pelaksana. Pada analisis bivariat dengan menggunakan uji korelasi pearson yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengakuan yang dimiliki perawat tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Hal ini diketahui berdasarkan nilai p yang diperoleh yaitu p = 0,194 lebih besar dari nilai α = 0,05.

Hal ini berbeda dengan pendapat Herzberg (dalam Munandar, 2011) yang menyatakan bahwa pengakuan merupakan motivasi intrinsik yang mempengaruhi kinerja.

(66)

Labuhanbatu Utara tahun 2015 menemukan bahwa tidak ada hubungan secara signifikan antara pengakuan dengan kinerja bidan desa.

Penelitian Anggraini (2007) tentang hubungan motivasi dengan kinerja petugas rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Djasamen dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2007 menemukan bahwa pengakuan orang lain tidak terkait erat dengan kinerja rekam medis.

Sementara penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2009) tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Tapanuli tahun 2008 menemukan bahwa ada pengaruh secara signifikan antara pengakuan dengan kinerja perawat pelaksana.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat memberikan kesimpulan bahwa dengan adanya pengakuan tinggi atau rendah, kinerja perawat pelaksana tidak akan dipengaruhi.

5.2 Pengaruh Motivasi Ekstrinsik dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

(67)

5.2.1 Pengaruh Administrasi dan Kebijakan dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Administrasi dan Kebijakan adalah kesesuaian yang dirasakan perawat dalam melaksanakan tugasnya terhadap administrasi dan kebijakan di rumah sakit yang telah ditetapkan. Berdasarkan indikator administrasi dan kebijakan, peneliti membuat empat buah pertanyaan yang diajukan kepada perawat pelaksana.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 58 perawat pelaksana (75,3%) memiliki motivasi administrasi dan kebijakan ketegori tinggi dan 19 perawat pelaksana (24,7%) kategori sedang dari 77 jumlah perawat pelaksana. Pada analisis bivariat dengan menggunakan uji korelasi pearson yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa administrasi dan kebijakan yang dimiliki rumah sakit berhubungan secara signifikan dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Hal ini diketahui berdasarkan nilai p yang diperoleh yaitu p = 0,003 lebih kecil dari nilai α = 0,05.

Pada analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi linear berganda yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan antara administrasi dan kebijakan yang dimiliki rumah sakit dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Hal ini diketahui berdasarkan nilai p yang diperoleh yaitu p = 0,110 lebih besar dari nilai α = 0,05.

Hal ini berbeda dengan pendapat Herzberg (dalam Munandar, 2011) yang menyatakan bahwa administrasi dan kebijakan merupakan motivasi ekstrinsik yang mempengaruhi kinerja.

(68)

terhadap kinerja bidan desa dalam pelayanan KB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2015 menemukan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan antara administrasi dan kebijakan dengan kinerja bidan desa.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat memberikan kesimpulan bahwa dengan adanya administrasi dan kebijakan tinggi atau rendah, kinerja perawat pelaksana tidak akan dipengaruhi.

5.2.2 Pengaruh Penyeliaan (Supervisi) dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

Penyeliaan (supervisi) adalah pemberi arahan atau pengendali perawat dalam melakukan tugasnya di instalasi rawat inap. Berdasarkan indikator penyeliaan (supervisi), peneliti membuat empat buah pertanyaan yang diajukan kepada perawat pelaksana.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 52 perawat pelaksana (67,5%) memiliki motivasi penyeliaan (supervisi) ketegori tinggi dan 25 perawat pelaksana (32,5%) kategori sedang dari 77 jumlah perawat pelaksana. Pada analisis bivariat dengan menggunakan uji korelasi pearson yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa penyeliaan (supervisi) yang dimiliki rumah sakit berhubungan secara signifikan dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Hal ini diketahui berdasarkan nilai p yang diperoleh yaitu p = 0,030 lebih kecil dari nilai α = 0,05.

(69)

instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Hal ini diketahui berdasarkan nilai p yang diperoleh yaitu p = 0,004 lebih kecil dari nilai α = 0,05.

Hal ini sesuai dengan pendapat Herzberg (dalam Munandar, 2011) yang menyatakan bahwa penyeliaan (supervisi) merupakan motivasi ekstrinsik yang mempengaruhi kinerja.

Sementara penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendarni (2008) tentang pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja asuhan keperawatan dalam pengkajian dan implementasi perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Medan tahun 2008 menemukan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan antara penyeliaan (supervisi) dengan kinerja asuhan keperawatan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat mengindikasikan bahwa dengan adanya penyeliaan (supervisi) yang tinggi maka kinerja perawat pelaksana akan semakin lebih baik. Sebaliknya dengan penyeliaan (supervisi) yang rendah maka kinerja perawat pelaksana akan semakin kurang baik.

5.2.3 Pengaruh Insentif dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

Insentif adalah wujud tindakan yang diimplementasikan dalam bentuk penghargaan kepada perawat karena telah melakukan tugasnya baik secara material maupun non material. Berdasarkan indikator insentif, peneliti membuat empat buah pertanyaan yang diajukan kepada perawat pelaksana.

(70)

sedang, dan 35 perawat pelaksana (45,5%) dari 77 jumlah perawat pelaksana. Pada analisis bivariat dengan menggunakan uji korelasi pearson yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa insentif yang diberikan rumah sakit berhubungan secara signifikan dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Hal ini diketahui berdasarkan nilai p yang diperoleh yaitu p = 0,031 lebih kecil dari nilai α = 0,05.

Pada analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi linear berganda yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan antara insentif yang diberikan rumah sakit dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Hal ini diketahui berdasarkan nilai p yang diperoleh yaitu p = 0,087 lebih besar dari nilai α = 0,05.

Hal ini berbeda dengan pendapat Herzberg (dalam Munandar, 2011) yang menyatakan bahwa insentif merupakan motivasi ekstrinsik yang mempengaruhi kinerja.

Penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendarni (2008) tentang pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja asuhan keperawatan dalam pengkajian dan implementasi perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Medan tahun 2008 menemukan bahwa ada pengaruh secara signifikan antara insentif dengan kinerja asuhan keperawatan.

(71)

5.2.4 Pengaruh Hubungan Antar Pribadi dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Hubungan antar pribadi adalah interaksi antar sesama perawat dalam unit kerjanya, atau hubungan antara bawahan dengan atasan. Berdasarkan indikator hubungan antar pribadi, peneliti membuat empat buah pertanyaan yang diajukan kepada perawat pelaksana.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 63 perawat pelaksana (81,8%) memiliki motivasi hubungan antar pribadi ketegori tinggi dan 14 perawat pelaksana (18,2%) kategori sedang dari 77 jumlah perawat pelaksana. Pada analisis bivariat dengan menggunakan uji korelasi pearson yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa hubungan antar pribadi di rumah sakit tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Hal ini diketahui berdasarkan nilai p yang diperoleh yaitu p = 0,788 lebih besar dari nilai α = 0,05.

Hal ini berbeda dengan pendapat Herzberg (dalam Munandar, 2011) yang menyatakan bahwa hubungan antar pribadi merupakan motivasi ekstrinsik yang mempengaruhi kinerja.

Sejalan dengan penelitian ini, penelitian Manik (2015) tentang hubungan karakteristik dan motivasi kerja terhadap kinerja bidan desa dalam pelayanan KB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2015 menemukan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan antara hubungan antar pribadi dengan kinerja bidan desa.

Gambar

Tabel 3.2 No.
Tabel 4.1 Karakteristik Responden  Karakteristik Responden Umur
Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Intrinsik Berdasarkan Tanggung Jawab di RSUD Djasamen Saragih Kota
Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Intrinsik Berdasarkan Kemajuan di RSUD Djasamen Saragih Kota
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kerjasama dalam bentuk pengembangan kerjasama untuk mencapai tujuan pelayanan di ruang rawat inap disesuaikan dengan disiplin ilmu yang dimiliki perawat serta di unit kerja

Saya bekerja sesuai jadwal dan dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai prosedur yang telah ditetapkan manajemen rumah sakit.. Dalam melaksanakan

Mengetahui hubungan antara komunikasi (tingkat supportif perawat-dokter) dengan stres kerja (beban kerja) di Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD

Berdasarkan hal tersebut, menurut penulis penting untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja perawat di instalasi rawat inap

Tesis : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Berprestasi Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr.. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun

5 Saya tidak hanya memanfaatkan pelayanan rawat inap saja, tetapi juga akan memanfaatkan pelayanan lain yang disediakan RSUD Dr. Djasamen Saragih bila

Untuk menganalisis pengaruh orang terhadap loyalitas pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih

KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai hubungan motivasi dan beban kerja dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Kota Makassar dapat disimpulkan bahwa