• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pantang Larang Masyarakat Melayu Di Kecamatan Siantan: Suatu Kajian Folklor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pantang Larang Masyarakat Melayu Di Kecamatan Siantan: Suatu Kajian Folklor"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Daftar Informan Penelitian

1. Informan 1

Nama : Basri Mukti

Tempat, tanggal lahir : 24 Desember 1936 (79 Tahun)

Jenis kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Ketua Lembaga Adat Melayu Kab. Kep. Anambas

Alamat : Jl. Pemuda

No telpon : 081319097870

Tempat, tanggal wawancara: Rumah informan, 29 Agustus 2015

2. Informan 2

Nama : Murhini Abdullah

Tempat, tanggal lahir : (60 Tahun)

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Pembuat roti

Alamat : Jl. Jendral Ahmad Yani.

(2)

3. Informan 3

Nama : Rusdi, S.Pd

Tempat, tanggal lahir : Terempa, 10 Maret 1974

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Kabid Promosi Wisata

Alamat : Jl. Raden Saleh

No telpon : 081261954559

Tempat, tanggal wawancara: Disparbudpora, 1 Februari 2016

4. Informan 4

Nama :Siti Rosanah

Tempat, tanggal lahir : (74 Tahun)

Jenis kelmain : Perempuan

Pekerjaan : Jualan Klontong

Alamat : Jl. Rekam, Desa Tarempa Barat Daya

(3)

5. Informan 5

Nama : Hj. Mahaj

Tempat, tanggal lahir : 77 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Imam Mesjid

Alamat : Jl. Hangtuah

Tempat, tanggal wawancara: Rumah informan, 7 Februari 2016

6. Informan 6

Nama : Akmaruzzaman

Tempat, tanggal lahir : Terempa, 3 April 1972 (44 Tahun)

(4)

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Alamat : Jl. Kampung Baru

No telpon :082170883659

Tempat, tanggal wawancara: Bapeda, 9 Februari 2016

7. Informan 7

Nama : Mukhtar. J

Tempat, tanggal lahir : Terempa, 1 Juli 1938 (77 Tahun)

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Raden Saleh

(5)

8. Informan 8

Nama : Nuraini

Tempat, tanggal lahir : 50 tahun Jenis Kelamin : Perempun

Pekerjaan : berkebun( bertani)

(6)

DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Deraman dan Wan Ramli Wan Mohamad, 1995. Adat dan Pantang Larang Orang Melayu. Selangor Darul Ehsan: Fajar Bakti Sdn. Bhd

Ani Haji Omar, 2014. Pantang Larang Dalam Kalangan Orang Melayu: Analisis Dari Perspektif Teori Spb4k. Jurnal Antarabangsa Dunia Melayu Jilid 7

Bil. 1 2014(Online). Diakses Tanggal 08 Oktober 2015.

Airha, 2012. Studi Kepustakaan. Diakses dari

Pada

tanggal 11 Oktober 2015 pukul 14.54 WIB.

Basrowi dan Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Renika Cipta. Daryanto. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo Lestari.

Effeny Asmawi Alhajj, 2012. Sejarah Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau.

Diakses dari

2015 jam 22.53 WIB.

Eko Sugiarto, 2015. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Suaka Media

Isma Tantawi, 2014. Bahasa Indonesia Akademik. Bandung : Citapustaka Media James Danandjaja, 1982. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain Lain.

Jakarta: Grafitipres.

Leo Suryadinata, dkk., 2003. Penduduk Indonesia : Etnis dan Agama Dalam Era Perubahan Politik. Jakarta. LP3ES

(7)

Muhammad Takari, Dkk., 2012. Sejarah Kesultanan Deli: dan Peradaban Masyarakatnya. Medan: USU Press.

Nyoman Khuta Ratna, 2013. Stilistika Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suwardi Endaswara, 2009. Metodologi Penelitian Folklor: Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Media Pressindo.

Sarbaini, 2014. Kecamatan Siantan Dalam Angka 2014. Tarempa: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anambas

Stepanus dkk., 2014. Pantang Larang Masyarakat Dayak Sungkung Kecamatan Siding Kabupaten Bengkayang :Suatu Kajian Sosiolinguistik (Online).

Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia FKIP Untan.

Tenas Effendy, 1990. Pandangan Orang Melayu Terhadap Anak: Sumbangan Kebudayaan Melayu Menuju Idola Citra Anak Indonesia. Yogyakarta: PT.

Bayu Indra Grafika.

,1994. Tunjuk Ajar Melayu: Butir-Butir Budaya Melayu Riau. Pekanbaru: Yayasan Besar Melayu Riau

(8)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyajikan hasil analisis data.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, metode ini berusaha mengumpulkan data secara aktual, serta melukiskan gejala-gejala yang ada secara fakta. Oleh sebab itu peneliti memilih metode deksriptif, disini penulis akan berusaha mengumpulkan dan memaparkan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi yang ditetapkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau.

3.3Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data agar pekerjaan yang penulis lakukan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

(9)

2. Kamera. Penulis gunakan kamera untuk mengambil foto informan. Namun karena penelitian ini dilakukan oleh penulis sendiri, hanya ada 3 foto informannya.

3. Tape recorder. Untuk menvalidkan data penulis menggunakan rekaman dari handphone untuk merekam semua wawancara yang penulis lakukan.

4. Buku. Penulis menggunakan buku untuk mencatat pantang larang yang diucapkan oleh informan.

5. Pulpen

3.4Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah data-data atau informansi mengenai pantang larang dari orang-orangtua yang masih mengetahui dan mengamalkan PL. Syarat sebagai informan dalam penelitian ini adalah informan yang berumur minimal lima puluh tahun yang mengetahui dan memahami pantang larang sebagai informan kunci dan umur dibawah lima puluh tahun sebagai informan tambahan. Sumber data yang lain ialah sumber buku, jurnal, skripsi yang ada relevansinya dengan penelitian ini.

3.5Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan dan pemerolehan data penulis menggunakan dua metode pengumpulan data yakni metode pustaka dan metode lapangan.

(10)

b. Metode lapangan. Penulis menggunakan metode observasi dan wawancara tidak terstruktur.

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah metode atau cara-cara si peneliti dalam mengolah data yang mentah sehingga menjadi data yang cermat atau akurat dan ilmiah.

Adapun langkah-langkah untuk menganalis data dalam penelitian ini, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi data yang didapat di lapangan, kemudian penulis membuat transkripsi bahasa lisan ke bahasa tulisan, di dalam membuat transkripsi bahasa Melayu di kecamatan Siantan penulis menemukan transkripsi fonetik konsonan r menjadi R ovular. Kemudian penulis menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Penulis sendiri yang membuat transkripsi dan penerjemahan bahasa Melayu di kecamatan Siantan, karena penulis berasal dari tempat kajian, oleh sebab itu, penulis memahami bahasa Melayu di kecamatan Siantan.

(11)

makna penulis mengurutkan pantang larang sesuai dengan tujuh klasifikasi Hand, kemudian penulis mencari makna yang terkandung di dalam pantang larang tersebut.

3. Dicari makna tersirat dan makna tersurat. Didalam mencari makna tersirat, ada pemaknaan yang penulis buat berdasarkan logika penulis sendiri, ada pemaknaan yang penulis cari dari sumber terpecaya, dan ada juga pemaknaan yang penulis dapat dari hasil wawancara. Sedangkan pencarian makna tersurat penulis ambil dari akibat atau efek dari pantang larang tersebut. Makna ini sudah tertulis secara jelas sebagai akibat dari pantang larang.

(12)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1Klasifikasi Pantang Larang Masyarakat Melayu di Kecamatan Siantan

Berdasarkan penelusuran yang serius, penulis akhirnya menemui delapan orang yang dapat dijadikan informan di kecamatan Siantan. Dari delapan orang informan tersebut penulis mendapati mereka rata-rata berdomisili di Kelurahan Tarempa, Desa Tarempa Barat dan Desa Tarempa Barat Daya.

Tabel 1.Daftar nama, umur, tempat pemerolehan data, tanggal wawancara

dan jumlah data yang didapat dari setiap informan.

No Informan Umur Nama Desa Tgl Wawancara Jumlah Data

1. Basri Mukti 79 Thn Kelurahan Tarempa. 29 Agustus 2015 6 PL

2. Murhini Abdullah 60 Thn Desa Tarempa Barat 29 Agustus 2015 & 3 Februari 2016

(13)

serius penulis menemukan 175 yang penulis pikir tidak ada kesamaan yang mendasar antara satu PL dengan PL lainnya.

Dari hasil wawancara tersebut didapati 175 PL. Pantang larang ini kemudian diklasifikasikan sebagai berikut:.

1. PL yang ditujukan bagi ibu hamil 2. PL seorang ibu

3. PL seorang bapak 4. PL untuk anak bayi 5. PL untuk kanak-kanak

6. PLPantangan untuk anak dara/bujang 7. PL untuk calon pengantin/pengantin, 8. PL ketika berada dihutan dan di laut.

Berdasarkan teori folklor, dari 175 PL yang ditemui pada masyarakat Melayu di kecamatan Siantan tersebut kemudian di klasifikasikan kedalam tujuh bagian. Tujuh bagian tersebut di buat oleh Wayland D. Hand. Adapun ketujuh klasifikasi tersebut meliputi:

1. Lahir, masa bayi, dan kanak-kanak. 2. Tubuh manusia, dan obat-obatan rakyat 3. Rumah, dan pekerjaan rumah tangga 4. Mata pencaharian, dan hubungan sosial 5. Perjalanan dan perhubungan

(14)

Dari ketujuh klasifikasi yang di buat oleh Hand. Ada beberapa subbagian yang tidak ada pantang larangnya. subbagian tersebut adalah bagian obat-obatan rakyat, rumah, hubungan sosial, perhubungan, cinta, pacaran, serta pemakaman. Hal ini disebabkan, subbagian tersebut tidak memiliki PL, khususnya PL yang terdapat pada masyarakat melayu di kecamatan Siantan.

Klasifikasi pantang larang yang terdapat di kecamatan Siantan yang dibuat oleh Wayland D. Hand dapat dijelaskan sesuai dengan tabel.

Tabel 2. Klasifikasi PL di kecamatan Siantan berdasarkan klasifikasi Hand.

No Klasifikasi Pantang Larang Jumlah Pantang Larang di

Kecamatan Siantan

1. Lahir, Masa Bayi, Kanak-Kanak

a. Pantang Larang Sekitar Kelahiran. b. Pantang Larang Anak Bayi

c. Pantang Larang Kanak-Kanak

d. Pantang Larang Anak Gadis dan Anak Bujang

54 PL

7 PL 38 PL 20 PL

2. Pantang Larang Berkaitan Dengan Tubuh Manusia

18 PL

3. Pantang Larang Berkaitan Dengan Pekerjaan Rumah Tangga

15 PL

4. Pantang Larang Berkaitan Dengan Mata Pencaharian

4 PL

5. Pantang Larang Berkaitan Dengan Perjalanan 10 PL

6. Pantang Larang Berkaitan Dengan Pengantin/Pernikahan

4 PL

7. Pantang Larang Berkaitan Dengan Kematian 5 PL

(15)

4.2 Makna Tersirat dan Tersurat Dalam Pantang Larang

Setiap pantang larang tentulah memiliki makna, baik makna tersirat maupun makna tersurat. Didalam makna tersirat dicari makna terdalam untuk mendapatkan makna yang lebih dalam lagi dari pantangan-pantangan tersebut. Sedangkan dalam mencari makna tersurat, pada umumnya sudah tertulis dan sudah dipercayai oleh masyarakat sebagai suatu makna yang bertujuan menakut-nakuti orang yang diberi pantangan.

4.2.1 Makna pantang larang lahir, masa bayi, dan masa kanak-kanak

Pada klasifikasi ini lebih berfokus menekankan kepada kepercayaan rakyat yang berkaitan dengan masa hamil, kelahiran, hingga seorang anak menjadi dewasa. Klasifikasi ini dapat dibagikan kedalam 4 bagian, yaitu PL yang berkaitan dengan kelahiran, PL anak bayi, PL kanak-kanak, dan PL yang berkaitan dengan anak gadis dan bujang.

a. Pantang larang sekitar kelahiran

(16)

tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berbudi baik, baik lahiriah dan baik pula batiniahnya (Effendy, 1990:1-2).

Di dalam adat dan tradisi Melayu, pantang larang bertujuan untuk menjaga keselamatan ibu beserta anaknya dan sekaligus menanamkan nilai-nilai luhur yang sangat banyak. Masyarakat Melayu percaya dengan mematuhi pantang larang tersebut berarti para orang tua menanamkan nilai-nilai luhur agama, budaya dan norma-norma sosial masyarakat kepada anak yang dikandungnya (Effendy, 1990:39). Pada masyarakat Melay di kecamatan Siantan ditemui 54 pantang larang yang berkaitan dengan kelahiran, yaitu:

1. Ibu ngandong ndok boleh ngunci lemaRi kaen, supaye ndok

susah melahekah

(ibu hamil tidak boleh mengunci lemari pakaian, supaya tidak susah melahirkan)

Makna tersirat:orang hamil memiliki perut yang besar, apabila lemarinya dikunci, bisa menyulitkannya ketika hendak membuka dan menutup lemari, apalagi jika kunci lemarinya jauh lebih rendah, akan sangat menyulitkan untuk membuka kunci lemari tersebut, ia harus jongkok atau duduk terlebih dahulu, hal ini membayakan kandungannya dan dapat membuatnya terjatuh hingga keguguran.

Makna Tersurat: susah melahirkan

2. Orang ngandong ndok boleh makan dalam talam, kalau

melahekan temboneknye beso, bise membuat ibunye meninggol

(17)

Makna tersirat: talam biasanya digunakan untuk meletakkan makanan dalam jumlah yang besar, ataupun tempat meletakkan gelas, ketika seseorang makan menggunakan talam akan terlihat jelek dan kurang sopan ketika dipandang mata. Ada piring yang dapat digunakan sebagai tempat makan.

Makna Tersurat: jika ari-arinya besar, akan susah melahirkan, bisa membuat sang ibu meninggal.

3. Orang ngandong ndok boleh dodok di atas bendol pintu, sosah

melahekah

(orang hamil tidak boleh duduk di atas bendul pintu, susah melahirkan)

Makna tersirat: orang Melayu melarang orang hamil duduk di bendul pintu karena orang hamil biasanya bertubuh besar, apabila dia duduk dibendul pintu, otomatis orang akan susah lewat. Rumah orang Melayu biasanya lantai dapur lebih rendah dari lantai ruang tamu, bagi seseorang yang sedang hamil duduk dibendul pintu terasa enak. Akan tetapi untuk mempermudah orang lain berlalu-lalang dibuatlah sebuah larangan agar orang hamil tersebut tidak duduk dibendul pintu tersebut.

Makna tersurat: susah melahirkan

4. Orang ngandong ndok boleh melilit anduk dilehe, nantek lelet

tali posat anaknye

(orang hamil tidak boleh melilitkan handuk dileher, nanti anaknya terlilit tali pusar)

Makna tersirat: melilit handuk dileher bisa menyebabkan sesuatu yang berbahaya. Jika terlalu kencang lilitan handuk tersebut, bisa membuat tercekik dan sesak nafas.

(18)

5. Orang ngandong ndok boleh lihat bulan gerhane, nantek anaknye punye lebam di pipi.

(orang hamil tidak boleh melihat gerhana bulan, nanti anaknya punya tanda biru kehitam-hitaman di pipi)

Makna tersirat: ketika gerhana bulan terjadi, bumi akan terlihat gelap, apabila ibu hamil keluar rumah disaat gerhana bulan, bisa membahayakan kandungannya, suasana yang gelap bisa membuatnya tersandung dan terjatuh. Orang hamil memiliki kondisi tubuh yang kurang kuat, sehingga harus benar-benar dijaga.

Makna tersurat: anak memiliki tanda hitam di pipi

6. Laki dilaRang membunuh binatang, nantik anaknye nyaban

(suami dilarang membunuh binatang, nanti anaknya cacat menyerupai binatang yang ia bunuh)

Makna tersirat: menyiksa dan membunuh binatang bisa dikaitkan dengan sikap anak yang akan lahir nanti, orangtua dituntut untuk bersikap pengasih, penyayang, suka memberi pertolongan. Diharapkan anak yang akan lahir menjadi anak yang demikian. Namun, jika orang tua suka membunuh dan menyiksa binatang, nanti sifat kejam, suka aniaya, dan sifat tidak berprikemanusiaan tersebut bisa ditiru oleh sang anak yang akan lahir.

Makna tersurat: anaknya cacat menyerupai binatang yang dibunuh

7. Orang ngandong ndok boleh makan pisang kembo, anaknye

nantek kembar

(19)

Makna tersirat: alasan dilarang karena pisang kembar itu berukuran besar, sehinga apabila dikonsumsi sendiri akan membuat kekenyangan. Orang hamil tidak boleh makan terlalu kenyang, dapat membuatnya susah bernafas.

Makna tersurat: anak kembar.

8. Emak bayi ndok boleh makan bende sejuk selame mase 40 ari,

nantek anaknye kembong

(ibu bayi tidak boleh memakan makanan yang dingin selama masa dalam 40 hari, nanti anaknya masuk angin)

Makna tersirat: makanan yang dingin kurang bagus dikonsumsi oleh ibu yang baru selesai melahirkan, bisa jadi makanan yang dingin tersebut bisa membuat sang ibu dan anak bayi menjadi sakit perut. Makanan dingin disini adalah makanan yang sudah lama dinginnya, misalnya makanan sisa makan malam kemudian dikonsumsi pada pagi harinya, hal ini tidak baik bagi ibu yag baru saja selesai melahirkan.

Makna tersurat: anak masuk angin.

9. Waktu nanam tembonek, ndok boleh longga ngikat

temboneknye, bio ndok saket perot, masok angen.

(sewaktu menanam ari-ari tidak boleh longgar dalam mengikat ari-arinya, biar tidak sakit perut, masuk angin)

Makna tersirat: masyarakat Melayu mempercayai bahwa ari-ari adalah kembaran dari si bayi, apabila penanamannya dilakukan asal-asalan, tentu akan berpengaruh dengan kembarannya.

(20)

10. Waktu hamil, laki ndok boleh nyikse binatang, nantek anaknye nyaban, mirip dengon binatang yak disikse.

(sewaktu hamil, suami tidak boleh menyiksa binatang, nanti anaknya cacat menyerupai dengan binatang yang disiksa tersebut)

Makna tersirat: perilaku menyiksa adalah perbuatan yang kurang terpuji, dikhawatirkan ketika seorang ayah menyiksa binatang, sifat ini akan di tiru oleh anaknya yang akan lahir nanti, dia bisa bersikap kasar, kejam dan aniaya. Tujuan ini dilarang agar, seorang ayah harus menunjukkan sikap dan akhlak terpuji kepada anaknya, walaupun anakya masih berada di dalam kandungan.

Makna tersurat: nanti anaknya cacat, mirip dengan binatang yang disiksa.

11. Ayah dan emak ndok boleh makan sise makanan anak kecik,

nantek lah beso anaknye jadi durhake dengon orangtue die

(bapak dan ibu tidak boleh memakan sisa makanan anaknya, nanti sudah besar anaknya menjadi durhaka kepada orangtuanya)

Makna tersirat: makanan sisa tidaklah baik jika dikonsumsi oleh orangtua, ini mengajarkan bahwa apabila anaknya besar nanti jangan memberikan makanan sisa kepada orangtua, jelas ini terlihat tidak sopan. Orangtua harus diutamakan dan tidak boleh diberi sisa.

Makna tersurat: anak menjadi durhaka.

12. Orang ngandong ndok boleh motong bende yang beRekat,

putus tembonek

(21)

Makna tersirat: biasanya tali yang digunakan untuk mengikat ikan adalah tali yang kuat, sehingga apabila seorang yang hamil mencoba memotong tali tersebut dikhawatirkan akan melukai tangannya.

Makna tersurat: putus ari-ari

13. Orang ngandong ndok boleh makan bende sejuk, anak sobo

(orang hamil tidak boleh makan sesuatu yang dingin, nanti anaknya gemuk)

Makna tersirat: makanan dingin disini seperti air es, dengan banyak mengonsumsi makanan yang dingin bisa membuat urat-urat di dalam perut mengambang, dikhawatirkan setelah melahirkan badan akan menjadi gemuk atau mengembang.

Makna tersurat: anak gemuk

14. Orang ngandong ndok boleh ngeRat boloh, anak sumbing

(orang hamil tidak boleh membelah bambu, anaknya sumbing)

Makna tersirat: bambu umumnya berukuran besar, panjang, dan berat. Kemudian bambu juga memiliki serbuk gatal. Dikhawatirkan ketika pekerjaan berat ini dilakukan oleh orang hamil akan membahayakan kandungannya, misalnya tertimpa bambu tersebut ataupun terkena serbuk gatal dari bambu tersebut. Intinya orang hamil disuruh untuk beristirahat dan tidak melakukan pekerjaan yang berat-berat.

Makna tersurat: anak sumbing

15. Pas beRanak harus makan di pinggon Rengan/ pinggon ayan,

bio badan Rengan gok

(22)

Makna tersirat: biasanya piring-piring yang ada di dalam rumah masyarakat Melayu umunya piring-piring batu ataupun piring kaca, yang lumayan berat. Dikhawatirkan jika makan dipiring batu atau piring kaca, akan terjatuh piring tersebut, sehingga bisa membuat berantakan dan bisa membuat kaki atau tangannya terluka. Umumnya ibu yang selesai melahirkan memiliki kondisi tubuh yang agak lemah. Piring plastik dianjurkan karena piring tersebut ringan, tidak berat untuk dibawa atau diangkat, sehingga tidak dapat melukai sang ibu.

Makna tersurat: agar badan ringan

16. Orang ngandong ndok boleh tedo dengon bontol yang Rendoh,

nantek doRoh moyan naek ke kepale

(orang hamil tidak boleh tidur dengan bantal rendah, nanti darah nifas naik ke kepala)

Makna tersirat: kondisi bantal yang rendah akan membuat tidur kurang nyaman, dan bisa membuat kepala pusing.

Makna tersurat: darah siap melahirkan naik ke kepala.

17. Orang siap melahekah ndok boleh makai emas, ndok masok

ubot.

(orang setelah melahirkan tidak boleh memakai emas, hilang khasiat obat yang diminum)

Makna tersirat: penggunaan emas bagi seorang wanita yang baru saja selesai melahirkan tentu akan membuatnya agak susah, kondisi emas yang lumayan berat akan membuatnya agak sulit beraktifitas. Misalnya penggunaan kalung emas, tentu akan menyulitkannya ketika hendak memberikan ASI kepada anaknya.

(23)

18. Orang ngandong ndok boleh makan tah talam/nyeRok, temboneknye beso

(orang hamil tidak boleh makan didalam talam/tepisan, ari-arinya besar)

Makna tersirat: untuk mnegajarkan kesopan santunan, memberikan contoh yang baik dari mulai anak masih di dalam kandungan. Lebih terlihat sopan jika makanan tersebut dimasukkan ke dalam piring kemudian baru dimakan.

Makna tersurat: ari-ari besar.

19. Orang ngandong ndok boleh biRok atas pelepah niok, anak

kepek edong

(orang hamil tidak boleh buang air besar di atas pelepah kelapa, nanti hidung anaknya pesek)

Makna tersirat: orang hamil memiliki bentuk tubuh yang berat, jika dia menginjak pelepah kelapa, bisa dikhawatirkan pelepah kelapanya akan patah, bisa membuatnya terjatuh, atau kakinya terkilir.

Makna tersurat: hidung anaknya pesek.

20. Orang ngandong ndok boleh makan sise binatang, nantek

nyaban binatang anaknye

(orang hamil tidak boleh makan sisa binatang, nanti anaknya mirip dengan binatang tersebut)

Makna tersirat: dikhawatirkan nanti sakit, kemungkinan banyak bakteri dari mulut dan kaki-kaki binatang tersebut.

(24)

21. Orang ngandong ndok boleh kelua petang aRi, nantek nyiman (orang hamil tidak boleh keluar diwaktu senja, nanti anaknya cacat)

Makna tersirat: orang-orangtua ingin mengajarkan , waktu senja adalah waktu untuk melaksanakan sholat magrib, para orangtua menginginkan anaknya melakukan ibadah sholat dari pada berjalan-jalan di waktu senja. Selain itu para orangtua menginginkan semenjak anak tersebut berada di dalam kandungan sudah mulai didekatkan dan diajak beribadah oleh sang ibu.

Makna tersurat: anaknya cacat

22. Orang ngandong ndok boleh mandik malam, nantek kesambai

antu takus

(orang hamil tidak boleh mandi malam, nanti kerasukan hantu toilet)

Makna tersirat: masyarakat Melayu mempercayai bahwa mandi malam bisa mendatangkan penyakit bagi pelakunya.

Makna tersurat: dirasuki hantu toilet.

23. Orang ngandong ndok boleh lewat dibowoh penyidoi kaen,

nantek elang semangat anak bayinye

(orang hamil tidak boleh melintas dibawah jemuran, nanti hilang semangat anak bayinya)

Makna tersirat: jemuran pakaian rata-rata tidak terlalu tinggi, dikhawatirkan jika ibu hamil lewat di bawah jemuran akan membuatnya tersandung lalu terjatuh,hal ini akan berbahaya bagi kehamilannya.

(25)

24. Orang ngandong ndok boleh dodok nyengkang, nantek pas nak lahekah anak, anaknye nyongsang, kaki dolok baru kepale yang kelua.

(orang hamil tidak boleh duduk mengangkang, nanti ketika mau melahirkan anak, anaknya sungsang, kaki lebih dahulu keluar baru kepala)

Makna tersirat: orang Melayu dahulunya senang bertapih kain, akan terlihat kurang sopan jika duduk seperti itu apalagi jika dilihat oleh orang lain. Para orangtua ingin mengajarkan etika yang baik.

Makna tersurat: ketika mau melahirkan anak, anaknya sungsang, kaki lebih dahulu keluar baru kepala.

25. Orang ngandong ndok boleh makan kolet ayam, kolet ikan,

nantek tebol totop, susah nak lahe

(orang hamil tidak boleh memakan kulit ayam, kulit ikan, nanti tidak terbuka pembukaan lahiran, susah mau melahirkan)

Makna tersirat: kulit ayam, kulit ikan tidak baik bagi kesehatan. Menurut penelitian di Jepang dengan gelombang energy, bahwa banyak antibiotik, hormone, racun yang larut dalam lemak terdapat di dalam kulit hewan, termasuk ayam. Di dalam kulit ayam banyak racun yang larut dalam lemak yang kemungkinan akan mepengaruhi metbolisme racun hati6.

Makna terurat: tidak kelihatan pembukaan persalinan, susah melahirkan

6

(26)

26. Ndok boleh makan peRot ayam, peRot ikan, nantek tebol totop, susah nak lahe

(tidak boleh memakan perut ayam, perut ikan, nanti tidak terbuka pembukaan lahiran, susah mau melahirkan)

Makna tersirat: ketika seseorang hamil, memakan jeroan sangat tidak dianjurkan, karena dengan mengkonsumsi jeroan akan mengalami masalah kesehatan yang serius, serta dapat mengancam kesehatan kehamilan dan pertumbuhan janin yang ada di dalam kandungan. Seperti mengalami alergi, gatal-gatal berkepanjangan, sakit pinggang dan peningkatan berat badan secara drastis7

27. Orang ngandong ndok boleh dodok atas batu, nantek tebol

totop

.

Makna tersurat: tidak kelihatan pembukaan persalinan, susah melahirkan.

(orang hamil tidak boleh duduk di atas batu, nanti tidak terbuka pembukaan lahiran)

Makna tersirat: dikhawatirkan sang ibu akan jatuh ketika naik atau turun dari batu. Selain itu dikhawatirkan pantat sang ibu akan sakit jika duduk di atas batu, karena tekstur batu tidak rata.

Makna tersurat: tidak kelihatan pembukaan persalinan.

28. Orang ngandong ndok boleh dodok atas tanah, nantek tebol

totop.

(orang hamil tidak boleh duduk di atas tanah, nanti tidak terbuka pembukaan lahiran)

7

Retno. 2015. Jeroan Untuk Ibu Hami, Ini Bahaya dan Manfaatnya!. Diakses dari

(27)

Makna tersirat: dikhawatirkan ada bakteri-bakteri di tanah yang masuk ke dalam tubuh orang yang sedang hamil. Dikhawatirkan membuatnya sakit.

Makna tersurat: tidak kelihatan pembukaan persalinan.

29. Orang ngandong ndok boleh makan kerak nasik, nantek tebol

totop

(orang hamil tidak boleh memakan kerak nasi, nanti tidak terbuka pembukaan lahiran)

Makna tersirat: tekstur kerak nasi keras, dikhawatirkan ibu hamil ini susah dalam pencernaannya.

Makna tersurat: tidak kelihatan pembukaan persalinan

30. Orang ngandong ndok boleh mandik malam, nantek anak die

sobo

(orang hamil tidak boleh mandi malam, nanti anaknya gemuk)

Makna Pesan tersirat: mandi malam dikhawatirkan akan membawa penyakit bagi orang yang sedang hamil, seperti sakit tulang.

Makna tersirat: nanti anaknya gemuk

31. Waktu bini ngandong, laki ndok boleh maku-maku bende,

nantek anaknye nyeman

(sewaktu istri hamil, suami tidak boleh memaku sesuatu, nanti anaknya cacat)

(28)

Makna tersurat: anaknya cacat.

32. Waktu bini ngandong, laki ndok boleh mancong boloh, nantek

anak lahe sumbing

(swaktu istri hamil, suami tidak boleh memotong bambu, nanti anaknya menjadi sumbing)

Makna tersirat: pada zaman dahulu masyarakat Melayu masih kuat memegang mitos, dikhawatirkan akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan baik untuk suami maupun istri yang sedang hamil.

Makna tersurat: anak menjadi sumbing.

33. Orang ngandong ndok boleh tedo pagi-pagi butok, nantek

bise peneng mate.

(orang hamil tidak boleh tidur di waktu pagi, nanti bisa sakit kepala)

Makna tersirat: waktu pagi waktunya rezeki bertaburan di muka bumi ini, para orangtua mengajarkan supaya jangan tidur di pagi hari, supaya rezeki untuk sang ibu hamil dan calon anaknya juga mengalir. Selain itu, matahari pagi sangat bagus untuk kebugaran tubuh, bisa menambah stamina tubuh.

Makna tersurat: bisa sakit kepala

34. Emak bayi ndok boleh makan ikan baRu, nantek anye aik susu

(ibu bayi tidak boleh memakan ikan segar, nanti amis air susunya)

(29)

Makna tersurat: amis air susunya.

35. Emak bayi ndok boleh makan betomboh, nantek peRot die

buncit

(ibu bayi tidak boleh makan bertambah, nanti perutnya jadi buncit)

Makna tersirat: para orangtua mengajarkan jangan terlalu banyak makan, nanti bisa membuat susah bernafas, lebih baik makan berkali-kali dari pada sekali makan tapi dalam porsi yang banyak ataupun berulangkali menambah makanan. Nanti kekenyangan susah bergerak dan bawaannya mengantuk.

Makna tersurat: perutnya jadi buncit.

36. Emak bayi ndok boleh ndok menom ubot, nantek lunggo

oRat-oRat dolom peRot

(ibu bayi tidak boleh tidak minum obat tradisional, nanti longgar urat-urat didalam perut)

Makna tersirat: fungsi obat-obatan yang dikonsumsi di waktu setelah melahirkan adalah obat-obatan tradisional yang berfungsi untuk mengembalikan lagi urat-urat perut kembali ke normal, kemudian untuk menyegerakan kesembuhan sang ibu setelah melahirkan.

Makna tersurat:longgar urat-urat didalam perut.

37. Emak bayi ndok boleh makan menyak, nantek lecen ubot yang

dimenom

(30)

Makna tersirat: makanan yang berminyak, dikhawatirkan akan membuat sang ibu akan menjadi gemuk. Selain itu makanan yang berminyak bisa memperlambar sembuh luka selesai melahirkan.

Makna tersurat: licin obat yang diminum

38. Emak bayi ndok boleh makan lade idup, nantek pedos peRot,

bise buat anak saket peRot

(ibu bayi tidak boleh memakan cabe, nanti anaknya sakit perut)

Makna tersirat: makanan yang pedas akan membuat perut sakit, apalagi sehabis melahirkan, urat-urat perut belum sembuh, apabila sang ibu memakan cabe, akan menimbulkan sakit perut bagi sang ibu dan juga sang bayi.

Makna tersurat: anaknya sakit perut.

39. Emak bayi ndok boleh bejolon cepat, nantek Benton

(ibu bayi tidak boleh berjalan cepat, nanti kejang-kejang/menggigil)

Makna tersirat: seorang ibu setelah melahirkan disuruh berhati-hati dan menjaga keselamatannya, oleh sebab itu tidak boleh berjalan cepat, dikhawatirkan dapat membuat sang ibu terjatuh

Makna tersurat: kejang-kejang/menggigil

40. Emak bayi ndok boleh dodok betenggong, nantek kelua jobo

(Ibu bayi tidak boleh duduk jongkok, nanti sakit ambeyen)

(31)

Makna tersurat:sakit ambayen.

41. Emak bayi ndok boleh nungging dolok baRu bediRi, nantek

doRoh moyan naek ke muke

(ibu bayi tidak boleh menungging dulu baru berdiri, nanti darah nifas naik ke muka)

Makna tersirat: orangtua mempercayai bahwa wanita yang baru selesai melahirkan berada dalam kondisi yang lemah. Dikhawatirkan ia akan terjatuh ke depan jika harus berjongkok dahulu baru berdiri. Alangkah baiknya jika dia pelan-pelan naik ke atas ketika berdiri.

Makna tersirat: darah nifas naik ke muka.

42. Emak bayi ndok boleh menom aek masak, nantek kembang

oRat lokak, oRat peRot

(ibu bayi tidak boleh minum air putih, nanti mengembang urat luka, urat perut)

Makna Pesan tersirat: orang-orang tua Melayu sangat memperhatikan apa yang harus diminum dan dimakan oleh seorang ibu yang baru selesai melahirkan. Terdapat ramuan daun-daun yang direbus lalu diminum, agar minuman tradisonal ini tetap diminum oleh sang ibu, dibuatlah aturan dilarang meminum air putih agar sang ibu tetap meminum air ramuan yang pahit tersebut.

Makna terurat: mengembang urat luka, urat perut.

43. Emak bayi ndok boleh menom bediRi, nantek teRos ojok eak ke

bowoh

(32)

Makna tersirat: kebiasaan minum sambil berdiri itu dapat menyebabkan gangguan pada ginjal dan juga saluran air kencing8

44. Orang ngandong ndok boleh makan dolom mangkok, nantek

nyeman

.

Makna tersurat: nanti air tersbeut terus saja ke bawah.

(orang hamil tidak boleh makan didalam mangkok, nanti anaknya cacat)

Makna tersirat: para orangtua ingin mengajarkan kesopan santunan, makan pada tempat yang sesuai yaitu dipiring. Seorang ibu adalah madrasyah pertama bagi setiap anak, oleh sebab itu seorang ibu harus menunjukkan sikap dan sifat yang baik, penuh dengan tata aturan yang baik. Sehingga anaknya nanti menjadi anaknya yang berbudi baik pula.

Makna tersurat: anaknya cacat

45. Orang ngandong ndok boleh lewat belakang dulang, nantek

nyeman

(orang hamil tidak boleh melewati belakang talam, nanti cacat)

Makna tersirat: biasannya talam disenderkan ditepi dinding, atau didekat rak piring, apabila orang hamil melewati dibelakang talam tersebut dikhawatirkan lantai rumah bergerak dan talam tersebut jatuh, bisa mengenai si ibu hamil. Sebenarnya mengajarkan kehati-hatian.

8

Joshua Riwu Kaho. 2015. Ini Alasan Kenapa Kamu Nggak Boleh Minum Sambil Berdiri. Diakses

dari

(33)

Makna tersurat: anaknya cacat

46. Orang ngandong ndok boleh makan telo, nantek oRat peRot

kendo

(orang hamil tidak boleh makan telur, nanti urat perut longgar)

Makna tersirat: telur mengandung lemak, jika dikonsumsi oleh ibu yang selesai melahirkan, sedangkan kondisi tubuhnya belum sembuh, akan memperlama penyembuhan luka setelah melahirkan tersebut.

Makna tersurat:urat perut longgar

47. Emak bayi ndok boleh makan nangkak, nantek Benton

(ibu bayi tidak boleh makan nangka, nanti sakit/kejang-kejang/bengkak-bengkak badannya)

Makna tersirat: buah nangka dikhawatirkan akan membuat sang ibu dan sang anak alergi, kemudian buah nangka juga dapat mengakibatkan perut menjadi kembung atau bergas.9

48. Emak bayi ndok boleh makan polot, nantek Benton

.

Makna tersurat:sakit perut.

(ibu bayi tidak boleh makan ketan, nanti sakit/kejang-kejang/bengkak-bengkak badannya)

Makna tersirat: sifat lengket dari ketan membuatnya lama dalam pencernaan, sehingga dikhawatirkan ibu yang baru selesai melahirkan akan mengalami sembelit ketika mengkonsumsi ketan.

9

__, 2015. 7 Manfaat Buah Nangka Untuk Ibu Hamil. Diakses dari

(34)

Makna tersurat: sakit/kejang-kejang/bengkak-bengkak badannya.

49. Emak bayi ndok boleh makan pesang nangkak, nantek Benton

oRat peRot

(ibu bayi tidak boleh makan pisang nangka, nanti sakit urat perut)

Makna tersirat: dikhawatirkan akan membuat si ibu dan si anak diare akibat dari mengonsumsi pisang nangka.

Makna Pesan tersurat: akan sakit urat perut.

50. Emak bayi ndok boleh makan pesang ijau, nantek Benton oRat-

oRat peRot

(ibu bayi tidak boleh makan pisang hijau, nanti sakit urat-urat perut)

Makna tersirat: dikhawatirkan akan menimbulkan diare pada siibu dan sianak yang meminum ASI.

Makna tersurat: sakit urat-urat perut.

51. Emak bayi ndok boleh makan bende manis, nantek benton,

Rosak oRat-oRat peRot

(ibu bayi tidak boleh memakan makanan yang manis, nanti sakit, rusak urat-urat perut)

(35)

glukosa. Kemudian kadar gula di dalam darah bisa ibu hamil rentan mengalami komplikasi10

52. Emak bayi ndok boleh makan Rebus ubi, nantek kembang

oRat-oRat peRot. .

Makna tersirat: rusak urat-urat perut.

(ibu bayi tidak boleh makan rebus ubi, nanti mengembang urat-urat perut)

Makna tersirat: dikhawatirkan perut akan menjadi gendut jika memakan singkong11

53. Semase orang puan ngandong, ndok boleh becampo laki bini

dimalam aRi Raye, nantek anak jadi bisuk

.

Makna tersurat: mengembang urat-urat perut.

(ketika perempuan hamil, tidak boleh melakukan hubungan suami istri dimalam lebaran, nanti anaknya menjadi bisu)

Makna tersirat: malam hari raya, baik idul fitri maupun idul adha, dua hari raya ini adalah hari yang mulia, jika hari raya idul fitri manusia kembali ke fitrahnya(suci) dan hari raya idul adha manusia suruh untuk berkurban demi membersihkan diri, oleh sebab itu di malam hari raya ini setiap orang tetaplah terus beribadah kepada-Nya.

Makna tersurat:anaknya menjadi bisu.

54. Orang ngandong ndok boleh nyeRah kaen, nantek anak

penanges

10

___, 2015. 89 Pantangan Makanan Ibu Hamil. Diakses dari

WIB

11

Silvi febrianita. 2013. Pantangan Makanan Dalam Masa Nifas. Diakses dari

(36)

(orang hamil tidak boleh mengoyakkan kain, nanti anaknya penangis)

Makna tersirat: dikhawatirkan ibu hamil didak memiliki tenaga yang kuat dalam mengoyakkan kain, sehingga koyakan kain tersebut menjadi tidak rapi,

Makna tersurat: anak penangis.

b. Pantang Larang Anak Bayi

Anak atau zuriat adalah suatu karunia Allah yang tidak ternilai bagi setiap pasangan suami istri. Bagi masayarakat Melayu yang umumnya beragama islam mempercayai setiap anak yang lahir membawa rezekinya masing-masing. Didalam aspek kelahiran, masyarakat Melayu mengamalkan adat-adat yang berkaitan dengan kelahiran tersebut12

1. Ndok boleh sidoi kaen anak bayi tinggi-tinggi, nantek telongak

. Untuk menjaga keselamatan anak bayi harus adanya upaya dari orangtua untuk menjaga keselamatan bagi bayi tersebut, agar terhindari dari mara bahaya dan dari penyakit. Oleh sebab itu, untuk menjaga keselamatan bayi tersebut, perlu adanya pantangan-pantangan yang harus di amalkan oleh orangtua.

Pada masyarakat Melayu di kecamatan Siantan ditemui 7 PL, yaitu:

(tidak boleh menjemur kain anak bayi tinggi-tinggi, nanti mata anak tersebut terus-menerus melihat ke atas kepalanya)

Makna tersirat: dalam sehari anak bayi bisa menghabiskan pakaian yang banyak, karena sebentar-sebentar dia buang air kecil, buang air besar dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, jika menjemurnya tinggi-tinggi, dikhawatirkan akan sulit ketika

12

(37)

Hhtp://zanas.wordpress.com/Pembina-bangsa-dan-negara-malaysia-yang-berdaulat/konsep-budaya-menjemur dan mengambilnya ketika tiba-tiba hujan datang sehingga dapat membahayakan si ibu.

Makna tersurat: mata anak tersebut terus-menerus melihat keatas kepalanya.

2. Ndok boleh sidoi kaen lampen anak bayi tah boloh, nantek

ngigit susu maknye

(tidak boleh menjemur kain lampin anak bayi di atas bambu, nanti bayi tersebut suka mengigit susu ibunya)

Makna tersirat: bambu memiliki permukaan yang licin, dikhawatirkan jika selimut anak bayi yang tipis tersebut dijemur dibambu, akan mudah jatuh ketanah, dan membuat orangtua menjadi repot untuk mencucinya kembali.

Makna tersurat: menggigit susu ibunya.

3. Anak bayi pas petang aRi ndok boleh dibowok ke muke pintu,

takot demom.

(ketika senja, anak bayi tidak boleh dibawa ke depan pintu, takut demam)

Makna tersirat: waktu senja adalah waktunya setan-setan berkeliaran di luar rumah, dikhwatirkan anak tersebut diganggu oleh setan tersebut. Selain itu para orangtua disuruh untuk berdiam diri di dalam rumah ketika waktu senja, agar bisa melaksanakan ibadah sholat.

Makna tersurat: takut demam.

4. Orang ndok boleh lewat kot penyidoi anak bayi, nantek elang

(38)

(orang tidak boleh melintasi jemuran anak bayi, nanti hilang semangat anak tersebut)

Makna tersirat: jemuran pakaian biasanya dibuat tidak terlalu tinggi, paling-paling setinggi ukuran tubuh manusia, pakaian anak bayi beragam, terdiri dari kain-kain selimut, dan baju-bajunya yang kecil-kecil, jika kita lewat dibawah jemuran tersebut dikhawatirkan orang yang melintasi jemuran tersebut membawa bakteri, sehingga dapat lengket dipakaian yang sedang dijemur tersebut.

Makna tersurat: hilang semangat anak tersebut.

5. Kaen lampen anak bayi ndok boleh dijemu tinggi-tinggi,

nantek anak bayi tok keje telongak

(kain lampin anak bayi tidak boleh dijemur tinggi-tinggi, nanti anak bayi tersebut suka melihat diatas kepalanya)

Makna tersirat: menjemur pakaian anak bayi tinggi-tinggi dikhawatirkan sulit dalam mengambil dan mengangkatnya. Baju anak bayi kecil-kecil, akan membuat orang yang menjemurnya mengalami kesulitan.

Makna tersurat: anak bayi tersebut suka melihat diatas kepalanya.

6. Waktu dicuci, pakaian anak bayi ndok boleh di pelen-pelen,

nantek badan die bepelen-pelen gok

(sewaktu dicuci, pakaian anak bayi tidak boleh dililit-lilit, nanti badan anak tersebut jadi melilit-lilit juga)

(39)

Makna tersirat: badan anak tersebut jadi melilit juga.

7. Laki ndok boleh meRas kuat-kuat baju anak keciknye, nantek

anaknye saket peRot.

(suami tidak boleh memeras kuat-kuat baju anak bayi, nanti anaknya sakit perut)

Makna tersirat: tenaga laki-laki berbeda dengan tenaga perempuan, tenaga laki-laki jauh lebih kuat, jika dia memeras baju anak bayi yang sangat tipis dan kecil dengan tenaga yang kuat, dikhawatirkan baju tersebut akan robek dan rusak.

Makna tersurat: anaknya sakit perut.

c. Pantang larang kanak-kanak

Dalam konsep adat istiadat Melayu, yang dikatakan anak yang menjadi orang(bertuah) adalah anak yang nantinya ketika dia menjadi dewasa dia menjadi manusia yang sempurna lahir dan batin, selalu mengingat dan berguna untuk orangtua dan kaum kerabat, berguna bagi bangsa dan Negara, serta patuh dan tat pada agama dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangannya. Pembinaan yang baik pada anak akan menjuju kepada keluarga yang sejahtera, sehat, serta bahagia lahir dan batin13

13

1990. Sudut Pandang Adat Budaya Melayu terhadap Konsep NKKBS. Halaman 3

. Seperti unggapan berikut :

tuahnya selilit kepala

mujurnya selilt pinggang

(40)

Untuk menciptakan anak yang menadi orang, perlu adanya pendidikan yang diberikan berupa pantang larang. Pantang larang ini digunakan sebagai salah satu alternative orang Melayu dalam mendidik anak-anak mereka.

Pada masyarakat Melayu di kecamatan Siantan ditemui 38 pantang larang yang berkaitan dengan kanak-kanak, yaitu:

1. Anak-anak dilaRang kelua magrib, nantek diganggu iblis

(anak-anak dilarang keluar magrib, nanti diganggu iblis)

Makna tersirat: waktu magrib, waktunya mengerjakan ibadah sholat magrib, anak-anak sudah dari kecil, diajarkan untuk melakukan ibadah sholat. Selain itu, jika dibiarkan anak-anak keluar rumah diwaktu magrib, dikhawatirkan anak mengganggu tetangga yang lain, anak-anak pasti berisik sewaktu bermain.

Makna tersurat: diganggu iblis.

2. Anak kecik ndok boleh makan kepale ekan, nantek bodoh

(anak kecil tidak boleh makan kepala ikan, nanti jadi bodoh)

Makna tersirat: kepala ikan memiliki tulang yang cukup banyak, dan ada bagian-bagian yang keras. Dikhawatirkan anak-anak yang makan kepala ikan akan terkena tulang ikan tersebut.

Makna tersurat: menjadi bodoh.

3. Anak-anak ndok boleh dodok atas daon, nantek bisul

(41)

Makna tersirat: dikhawatirkan warna pada daun tersebut melengket di bokong anak-anak yang sedang duduk di atas daun. Selain itu ada jenis daun yang memiliki getah, jika terkena pakaian sulit untuk dibersihkan.

Makna tersurat: bisul.

4. Anak-anak ndok boleh makan kepale dan ekok ikan, Nantek

tengol

(anak-anak tidak boleh makan kepala dan ekor ikan, nanti bodoh)

Makna tersirat: orangtua takut anaknya termakan tulang ikan.

Makna tersurat: bodoh

5. Anak-anak ndok boleh dodok di atas bantal, nantek besol

(anak-anak tidak boleh duduk di atas bantal, nanti bisul)

Makna tersirat: bantal digunakan untuk tidur, bukan untuk diduduki, dikhawatirkan jika bantal didudukki akan membuat bantal tersebut pecah atau rusak. Para orangtua ingin mengajarkan sopan santun.

Makna tersurat: bisul.

6. Anak laki ndok boleh makan dalam piok, nantek bise kalah pas

betandeng.

(42)

Makna tersirat: para orangtua menganjarkan kesopan santunan, tidak baik dilihat tamu atau oranglain jika anak-anak makan di dalam periuk. Periuk digunakan untuk memasak gulai dan lain sebagainya.

Makna tersurat: nanti bisa kalah ketika bertanding

7. Anak laki ndok boleh makan dalam tempat kecik, nantek

pikiran sempit.

(anak laki-laki tidak boleh makan didalam tempat yang kecil, nanti pikirannya sempit)

Makna tersirat: dikhawatirkan makan ditempat kecil, akan membuat makanan tersebut berserakan, anak kecil makan tidak serapi orang dewasa. Orangtua Melayu dahulu mempercayai bahwa jika ada sesuatu yang ingin dibuat akan buntu pikiran sehingga akan sulit dalam mengeluarkan ide-ide cemerlang.

Makna tersurat: nanti pikirannya sempit.

8. Anak puan ndok boleh makan dalam piok belange, nantek saat

besandeng wajah buruk tak berseri

(anak perempuan tidak boleh makan di dalam periuk belanga, nanti ketika bersanding wajah menjadi jelek tidak merona)

Makna tersirat: sebagai ajaran sopan santun, kurang sopan jika anak perempuan makan di dalam periuk, terlihat tidak beretika dan akan menjadi omongan orang jika melihat anak gadis atau anak perempuan makan di dalam periuk.

Makna tersurat: ketika bersanding wajah menjadi jelek tidak merona.

9. Ndok boleh makan dalam tepisan/ talam, nantek gambang

(43)

(tidak boleh makan dalam tepisan/talam, nanti bingung menentukan pilihan)

Makna tersirat: biasanya makanan yang baru siap digoreng dimasukkan kedalam tepisan/talam, memakan makanan yang hangat tentu sangat sedap. Para orangtua menganggap kurang sopan ketika melihat seorang anak makan di dalam tepisan. Orang lain akan makan sisa dari si anak tersebut.

Makna tersurat: bingung menentukan pilihan.

10. Ndok boleh dodok diatas lesong, nantek besol

(tidak boleh duduk diatas lesung, nanti bisul)

Makna tersirat: lesung digunakan untuk menumbuk cabe, jika diduduki dikhawatirkan pantat anak tesebut akan kepanasan. Selain itu dikhawatirkan lesungnya akan pecah jika terus-menerus diduduki.

Makna tersurat: bisul.

11. Anak ndok boleh makan tebu malam-malam, nantek digangu

iblis

(anak tidak boleh makan tebu diwaktu malam, nanti digangu iblis)

Makna tersirat: pada zaman dahulu setiap rumah menggunakan pelita, kulit luar tebu tergolong kulit yang keras dan bisa dikupas dengan parang atau pisau yang tajam.dengan suasana yang gelap dikhawatirkan jari-jemari anak tersebut akan terluka sewaktu membersihkan kulit tebu tersebut.

(44)

12. Anak laki ndok boleh manjat batang betik, nantek bigik die beso

(anak laki-laki tidak boleh memanjat pohon papaya, nanti kemaluannya menjadi besar)

Makna tersirat: umumnya pohon pepaya tidak memiliki batang yang kuat dan besar, selain itu batangnya juga tergolong licin, sehingga apabila dipanjat bisa membuat anak terjatuh ataupun bisa membuat pohon pepayanya tumbang.

Makna tersurat:kemaluannya menjadi besar.

13. Ndok boleh ngelangkah orang yang agek baReng, nantek

doRoh oRang tok diambek same yang ngelangkah.

(tidak boleh melangkah orang yang sedang berbaring, nanti darah orang yang sedang berbaring tersebut diambil oleh orang yang melangkahnya)

Makna tersirat: kurang sopan melangkahi orang yang sedang tertidur ataupun berbaring. Menurut informan14

14. Ndok boleh main api cangkok, nantek tekenceng malam.

masyarakat Melayu mempercayai bahwa orang yang sedang berbaring dianggap seperti Al-Qur’an yang tidak boleh dilangkahi.

Makna tersurat: mengambil darah orang yang sedang berbaring oleh yang melangkahinya.

(tidak boleh main lampu pelita, nanti terkencing dimalam hari)

Makna Pesan terirat: dikhawatirkan akan terjadi kebakaran jika minyaknya tertumpah ataupun jika pelitanya yang terjatuh.

Makna tersurat: terkencing dimalam hari(ngompol).

(45)

15. Ndok boleh pakai payung dalam umah, nantek pale gondol (tidak boleh memakai payung didalam rumah, nanti kepalanya gundul)

Makna tersirat: dikhawatirkan akan tercucuk mata orang yang lewat dan menyusahkan orang yang hendak berlalu lalang. Selain itu, dikhawatirkan payung tersebut akan cepat rusak.

Makna tersurat: kepalanya gundul

16. Ndok boleh mokol orang pakai sapu lidi, sial

(tidak boleh memukul orang dengan sapu lidi, sial).

Makna tersirat: sapu lidi digunkan untuk menyapu rumah, menyapu halaman, sapu lidi itu kotor, tidak sopan dan tidak beretika jika memukul orang dengan sapu lidi.

Makna tersurat: sial

17. Ndok boleh ngentep oRang mandi, nantek matenye tembel

(tidak boleh mengintip orang yang sedang mandi, nanti matanya bintilan)

Makna tersirat: pekerjaan mengintip orang sedang mandi adalah pekerjaan yang sangat tidak mulia, oleh sebab itu perkara ini harus dihindarkan.

Makna tersurat: matanya bintilan

18. Ndok boleh tedo depon pintu, nantek dilangkah antu.

(46)

Makna tersirat: tidur di depan pintu tentu akan menyulitkan orang lain untuk berlalu-lalang.

Makna tersurat: dilangkahi hantu.

19. Ndok boleh besiul dalam umah, nantek masok ola dalam umah

(tidak boleh bersiul didalam rumah, nanti masuk ular ke dalam rumah)

Makna tersirat: para orangtua suka dengan suasana yang tenang dan nyaman. Apabila ada anggota keluarga yang suka bersiul di dalam rumah, tentu akan membuat kebisingan.

Makna tersurat: masuk ular kedalam rumah

20. Ndok boleh nonjok pelangi, nantek jaRi jadi kodong

(tidak boleh menunjuk pelangi, nanti putus jari telunjuk)

Makna tersirat: orang dulu-dulu, mempercayai pelangi merupakan tangga untuk bidadari-bidadari turun mandi ke laut-laut, sungai-sungai, air terjun dan lain sebagainya. Dipercayai bahwa apabila menunjuk pelangi, bidadari yang turun tersebut akan marah dan dia pun sumpah akan putus jari seseorang yang menunjukknya15

21. Anak kecik ndok boleh nonjok bulan, kudis telinge, tesayat

bulon .

Makna tersurat: jari telunjuk menjadi terputus.

15

__,2012. Pantang Larang dan Sebabnya. Diakses dari

(47)

(anak kecil tidak boleh menunjuk bulan, kudis telinga, tersayat bulan)

Makna tersirat: luka ditelinga disebabkan oleh kurangnya kebersihan diri dalam membersihkan belakang telinga, daun telinga. Akibat kurang menjaga kebersihan didaerah telinga, makan terjadi infeksi dibagian belakang telinga16

22. Ndok boleh makan dolom penganyak/nyeRok, gambang mate

.

Makna tersurat: tersayat telinga.

(tidak boleh makan di dalam saringan, tidak teguh pendirian, mau yang ini, mau yang itu).

Makna tersirat: para orangtua ingin mengajarkan, kurang sopan jika seorang anak-anak makan di dalam saringan, akan terlihat jelek jika dilihat orang lain. Biasanya makanan yang diletakkan di dalam saringan adalah makanan yang panas, dikhawatirkan akan membuat lisah si anak melepuh sewaktu memakannya.

Makna tersurat: tidak teguh pendirian, mau yang ini, mau yang itu.

23. Ndok boleh makan ndok abes, nanti mati ayam.

(tidak boleh makan tidak habis, nanti mati ayam)

Makna tersirat: orangtua ingin mengajarkan anak-anak harus diajarkan dari kecil untuk tidak mubazir terhadap makanan.

Makna tersurat: mati ayam

24. Ndok boleh makan tah koRan, nantek idop seRang

(tidak boleh makan di atas kukuran kelapa, nanti hidup sendiri)

16

__, 2011. Benarkah Menunjuk Bulan Akan dipotong Telinganya?. Diakses dari

(48)

Makna tersirat: orang Melayu sangat memperhatikan kesopansantunan, jika seorang anak makan lalu duduk di atas kukuran kelapa, dikhawatirkan tersibak kain atau pakaian yang dia pakai. Orang Melayu sangat menyukai anak-anak yang makan dalam keadaan rapi atau duduk bersila/bersimpuh di atas lantai.

Makna tersurat: hidup sendiri

25. Ndok boleh makan tebu petang aRi, kenak penyaket benaon

(tidak boleh makan tebu diwaktu senja, terkena penyakit yang tidak bisa disembuhkan)

Makna tersirat: pada zaman dahulu setiap rumah orang Melayu menggunakan pelita sebagai penerangan. Dikhawatirkan akan melukai tangan ketika mengupas kulit tebu, selain itu, waktu magrib adalah waktunya untuk melaksanakan ibadah sholat magrib. Setiap anak wajib diajar dan diajak untuk melakukan ibadah sholat.

Makna tersurat: kenak penyakit yang tidak bisa sembuh.

26. Kalau betangkal, ndok boleh lewat di bowoh penyidoi kaen,

elang khasiat daRi tangkal tesebot

(kalau bertanggal, tidak boleh lewat di bawah jemuran kain, hilang khasiat dari tanggkal tersebut)

Makna tersirat: orang dahulu mempercayai bahwa jimat memiliki kekuatan, kekuatan itu akan melindungi yang empunya dari segala macam bahaya, orang dahulu juga mempercayai bahwa ada syarar-syarat dan larangan- larngan selama memakai jimat tersebut.

(49)

27. Ndok boleh ngibos kaen tah anak yang sedong baReng, nantek sawan

(tidak boleh mengibas kain di atas anak yang sedang berbaring, nanti sawan )

Makna tersirat: pada kain bisa melekat debu, dikhawatirkan apabila mengibaskan kain tersebut ke arah anak yang sedang berbaring akan masuk debu tersebut ke mata, dan hidung anak tersebut, bisa membuatnya kelilipan ataupun bersin-bersin akibat debu dari kain tersebut.

Makna tersurat: sawan

28. Anak-anak ndok boleh baReng ndok pakai bantal, ndok

sampai cita-cita

(anak-anak tidak boleh berbaring tidak memakai bantal, tidak sampai cita-cita)

Makna tersirat: orang Melayu mempercayai kepala itu berada pada posisi yang tinggi, yang di muliakan, jika kepala diletakkan di lantai tanpa alas, sama derajatnya dengan kaki yang berada di atas lantai. Selain itu, jika terlalu lama berbaring tidak menggunakan bantal, dikhawatirkan akan membuat kepala pusing.

Makna tersurat: tidak sampai cita-cita.

29. Anak laki ndok boleh makan pedol ayam, nantek tebol kolet

malu

(50)

Makna tersirat: orang Melayu mempercayai pedal ayam dapat menggangu kesehatan, terutama bisa membuat kerja otak melambat17

30. Anak-anak ndok boleh main petang aRi, nantek kelalu antu

.

Makna tersurat: tebal kulit kemaluannya

(anak-anak tidak boleh main di waktu senja, nanti digangu hantu )

Makna tersirat: waktu senja adalah waktunya berkumpulnya dengan keluarga dan waktunya untuk melakukan ibadah sholat magrib.

Makna tersurat: diganggu hantu.

31. Ndok boleh dodok di atas lesong, nantek jadi beRok

(tidak boleh duduk di atas lesung, nanti menjadi monyet)

Makna tersirat: lesung digunakan untuk menumbuk atau menggiling Sesuatu untuk dijadikan makanan, tidak baik jika diduduki dan dikhawatirkan lesung tersebut akan rusak jika diduduki.

Makna tersurat: menjadi monyet

32. Anak-anak ndok boleh makan dolom piok, nantek etam

beRondom semase jadi penganten

(anak-anak tidak boleh makan di dalam periuk, nanti hitam wajah ketika menjadi pengantin)

Makna tersirat: kurang sopan jika anak-anak makan di dalam periuk, harus diletakkan di dalam piring dahulu baru boleh dimakan.

17

Eriq Nas, 2011. Bahaya Makan Hati Ayam. Diakses dari

(51)

Makna tersurat:hitam wajah ketika menjadi pengantin.

33. Anak-anak ndok boleh nelentankah todong, nantek hari cepat

malam

(anak-anak tidak boleh mentelentangkan tudung saji, nanti hari segera malam)

Makna tersirat: dikhawatirkan tudung tersebut cepat rusak,

Makna tersurat: hari segera malam.

34. Anak-anak ndok boleh ngelawan orang tue, nantek jolon

nungging

(anak-anak tidak boleh melawan orangtua, nanti jalan nungging)

Makna tersirat: sudah menjadi hakikat seorang anak untuk tunduk dan patuh terhadap kedua orangtuanya. Bahkan mengatakan perkataan “ah” saja tidak boleh. Begitulah tingginya derajat orangtua.

Makna tersurat: jalan nungging.

35. Orang tue ndok boleh beRik name anaknye dengon

name-name yang beRot, nantek anak keje saket.

(orang tua tidak boleh memberi nama anaknya dengan dengan nama-nama yang memberatkan si anak, nanti anaknya gampang sakit)

Makna tersirat: dalam pemberian nama anak, hendaklah diberi nama-nama yang bermakna dan memiliki arti yang baik pula, seperti nama Muhammad, Abdullah, Addurrahman, Abdul Majid, dan lain-lain18

Makna terurat: anaknya gampang sakit.

18

(52)

36. Anak –anak ndok boleh bowok goRom kelua omah malam-malam, nantek tolak rezeki, sial.

(anak-anak tidak boleh membawa garam keluar rumah diwaktu malam, nanti tolak rezeki, sial)

Makna tersirat: pada zaman dahulu belum ada listrik, jadi suasana malam begitu sangat gelap. Dikhawatirkan anak-anak ini akan terjatuh dan garam yang dibawa akan berserak di tanah.

Makna tersurat: nanti tolak rezeki, sial

37. Anak-anak ndok boleh bowok menyak tanah kelua omah

malam-malam, nantek tolak rezeki, sial.

(anak-anak tidak boleh membawa minyak tanah keluar rumah diwaktu malam, nanti tolak rezeki, sial)

Makna tersirat: pada zaman dahulu belum ada listrik, jadi suasana malam begitu sangat gelap. Dikhawatirkan anak-anak ini akan terjatuh dan minyak tanah yang dibawa akan tumpah di tanah.

Makna tersurat: tolak rezeki. Sial.

38. Anak-anak ndok boleh kelua omah pas ujon panas, nantek

kesomboi.

(anak-anak tidak boleh keluar rumah di waktu hujan panas, nanti digangu hantu )

(53)

Makna tersurat: nanti diganggu hantu

d. Pantang larang kepada anak gadis dan anak bujang

Sebagai upaya menjaga keselamatan dan menghindarkan dari segala musibah, ada beberapa pantangan-pantangan yang harus di patuhi dan dilaksanakan oleh anak gadis dan anak bujang. Pantangan ini semata-mata sebagai tunjuk ajar yang akan membimbing mereka menjadi manusia yang lebih baik, bertutur kata yang sopan santu, serta berakhlak yang mulia. Pada masyarakat Melayu di kecamatan Siantan ditemui 20 pantang larang bagi anak gadis dan anak bujang.

1. Anak dare ndok boleh nyanyi sambel mandik, nantek dopot

laki tue

(anak dara tidak boleh bernyanyi sambil mandi, nanti mendapatkan suami tua)

Makna tersirat: ketika seorang gadis mandi, kemudian dia bernyanyi di dalam kamar mandi sudah dipastikan mandinya akan sangat lama. Oleh sebab itu dibuat pantangan agar cepat dan tidak bertele-tele ketika mandi.

Makna tersurat: mendapat suami tua.

2. ORang puan ndok boleh makan pindoh-pindoh, nantek banyak

laki

(perempuan tidak boleh makan berpindah-pindah, nanti suaminya banyak)

(54)

Makna tersurat: suaminya banyak

3. Ndok boleh nyanyi kot dapo, nantek dopot laki tue.

(tidak boleh bernyanyi didapur, nanti mendapatkan suami tua)

Makna tersirat: dikhawatirkan masakan akan gosong, dan supaya lebih konsentrasi ketika memasak.

Makna tersurat:mendapat suami tua.

4. Anak gades ndok boleh dodok nyengkang dibendol pintu,

penang balek

(anak gadis tidak boleh duduk mengangkang di bendul pintu, pinang balik)

Makna tersirat: orang Melayu sangat memperhatikan segala tindak tanduk seorang gadis, hanya gadis-gadis yang baik etikanya akan dijadikan seorang menantu, akan terlihat kurang sopan jika seorang gadis duduk mengangkang di depan pintu. Dikhawatirkan akan tersibak kain yang dia kenakan. Selain itu sulit untuk orang berlalu lalang jika dia duduk di bendul pintu.

Makna tersurat: pinang balek

5. Ndok boleh sudoh makan ndok beRangkat, nantek ndok

dipinjamkah mentue tempat.

(tidak boleh selesai makan tidak berpindah, nanti tidak dipinjamkan tempat oleh mertua)

(55)

Makna tersurat: tidak dipinjamkan tempat oleh mertua.

6. Anak mudok ndok boleh makan dolom piok, nantek muke

lebom sewaktu jadi penganten

(anak gadis tidak boleh makan di dalam periuk, nanti wajah tidak berseri sewaktu jadi pengantin)

Makna tersirat: untuk mengajarkan kesopan santunan

Makna tersurat: muka lebam sewaktu jadi pengantin.

7. Anak mudok ndok boleh nunggingkah piok, nantek tungging

mentue tongkeng

(anak gadis tidak boleh menelungkupkan periuk, nanti di tunggingkan pantat oleh mertua)

Makna tersirat: pada zaman dahulu orang Melayu memasak dengan api kayu, pantat periuk mereka hitam seperti arang, jika ditelungkupkan dikhawatirkan akan terkena hitam arang tersebut ketika berada di dekat periuk tersebut.

Makna tersurat: ditunggingkan pantat oleh mertue

8. Anak mudok ndok boleh makan bolak balek, misalkan makan

dihotan, lalu bawak balek, makan agak kot omah sise makan kot otan tesebot, nantek sosah melahekah

(anak gadis tidak boleh makan bolak-balik, misalkan makan bekal dihutan, lalu dibawa pulang ke rumah bekal tersebut, makan kembali di rumah sisa makanan tersebut, nanti susah melahirkan)

(56)

Makna tersurat: susah melahirkan.

9. Anak mudok ndok boleh besandang kaen, nantek tali posat

pendek

(anak gadis tidak boleh bertapih kain, nanti tali pusat pendek)

Makna tersirat: anak gadis mendapat perhatian khusus oleh orangtua. Karena anak gadis akan menikah suatu hari nanti, jadi anak gadis benar-benar harus mendapat perhatian khusus, dalam segala aspek, termasuklah dalam berpakaian. Akan terlihat tidak sopan jika anak gadis bertapih kain, kemudia dikhawatirkan kain itu akan terbuka dan akan terlihat seluruh tubuh anak gadis tersebut.

Makna tersurat: tali pusat pendek.

10. Anak mudok ndok boleh lalukah dulang tah pale, nantek ndok

belaki

(anak gadis tidak boleh diletakkan talam di atas kepala, nanti tidak menikah/tidak dapat jodoh)

Makna tersirat: orang-orang Melayu meyakini bahwa kepala adalah sesuatu yang paling mulia, apabila ketika duduk, kemudian ada talam dilewatkan diatas kepala, di percayai bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang kurang sopan, tidak sesuai dengan adat istiadat yang diajarkan.

Makna tersurat: tidak menikah/tidak dapat jodoh.

11. Anak bujang dan anak puan ndok boleh makan telo, nantek

jerawat

(57)

Makna tersirat: jika telur dikonsumsi setiap hari akan membawa dampak resiko sakit jantung, keseimbangan hormone, menimbulkan alergi, berat badan naik, dan jerawat19

12. ORang puan ndok boleh ngate oRang laki, nantek bebalek,

kenak gune-gune daRi oRang laki yang die kate. .

Makna tersurat: berjerawat.

(perempuan tidak boleh mengejek laki-laki, nanti berbalik perempuannya yang mengejar laki-laki tersebut, terkena guna-guna dari laki-laki yang dia ejek)

Makna tersirat: para orangtua mengajarkan, seorang wanita harus menjaga tingkah laku, kesopanan walaupun di depan orang yang tidak disukainya. Dan perkara mengejek adalah tindakan yang tidak baik.

Makna tersurat: terkena guna-guna dari laki-laki yang dia ejek

13. ORang puan ndok boleh beludoh depon laki-laki yang ndok

disuke die, nantek bebalek, kenak gune-gune orang laki yang ndok disukei tersebot

(perempuan tidak boleh meludah didepan laki-laki yang tidak disukainya, nanti berbalik perempuan tersebut yang mengejar laki-laki tersebut, terkena guna-guna)

Makna tersirat: seorang perempuan harus menjaga sikap, menjaga tingkah laku, dan tidak boleh berperilaku kasar.

Makna tersurat: terkena guna-guna.

19

__, 2015. Kebanyakan Makan Telur, Ini Akibatnya!. Diakses dari

(58)

14. Orang puan ndok boleh mandik magrib, nantek kesambai (perempuan tidak boleh mandi magrib, nanti kerasukan hantu)

Makna tersurat: mandi malam dapat mengganggu kesehatan, seperti kesehatan pada tulang. Selain itu waktu magrib adalah waktu orang beribadah, biasanya wanita mandinya lama akan menggangu orang lain untuk mengambil wudhu.

Makna tersurat: kemasukan hantu

15. Anak gadis ndok boleh ndok mencuci kaen pembalut ketike

datang bulan, nantek ditontot doroh tersebot.

(anak gadis tidak boleh tidak mencuci kain pembalut ketika datang bulan, nanti dituntut oleh darah tersebut )

Makna tersirat: para orangtua mengajarkan kebersihan. Darah kotor yang tidak dibersihkan sangat disukai oleh setan. Oleh sebab itu harus dibersihkan hingga benar-benar bersih. Menurut informan ketika mencuci pembalut, dibaca kata-kata sebagai berikut:

“Mandi anakku mandi (mandi anakku mandi)

Mandi sempang tige (mandi simpang tiga)

Mati anakku mati (mati anakku mati)

Mati menisan tide” (mati tidak bernisan)

Kemudian pembalut dilangir dan dilimau, dicampurkan semuanya. Kemudian membaca kata-kata berikut:

“Bismillahi belange tial, belange tuse (bismillahi, belagir tial, belangir tuse)

Anyot duet daRi ulu (uang hanyut dari hulu)

Buang sial, buang duse (buang sial, buang dosa)

(59)

Kemudian pada saat dilimau/diberi jeruk purut. Membaca kata-kata lagi:

“ limau aku limau usani20

16. Anak gadis ndok boleh dodok depon pintu, nantek penang balek

(jeruk aku jeruk purut)

Cincang kerat-kerat (potong halus-halus )

Bismillah aku cuci belimau belange (bismillah aku bersuci)

Dari dunie sampai akhirat” (dari dunia sampai akhirat)

(sumber: Siti Rosanah, 1 Februari 2016)

Makna tersurat: akan dituntut oleh darah tersebut.

(anak gadis tidak boleh duduk di depan pintu, nanti pinang balik)

Makna tersirat: jika duduk didepan pintu, akan menyulitkan orang untuk berlalu lalang.

Makna tersurat: pinang balik

17. Anak gadis ndok boleh menom bende yang paet-paet, nantek

sosah nak dopot anak

(anak gadis tidak boleh meminum sesuatu yang pahit, nanti susah mendapatkan anak)

Makna tersirat: para orangtua Melayu mempercayai dengan memakan makanan yang pahit akan mengganggu kesehatan urat-urat perut, akan membuat sempit urat-urat perut sehingga dapat mengurangi tingkat kesuburan.

Makna tersurat: susah mendapatkan anak.

18. Anak gades ndok boleh makan depon pintu, susah dopot jodoh

20

(60)

(anak gadis tidak boleh makan di depan pintu, susah mendapatkan jodoh)

Makna tersirat: tempat makan yang baik adalah makan di dalam rumah, jika makan di depan pintu akan menyulitkan orang lain untuk berjalan.

Makna tersurat: susah mendapatkan jodoh.

19. Anak mudok ndok boleh ninggolkah sendok nasik dolom piok,

anak mati bungkus

(anak gadis tidak boleh meninggalkan sendok nasi di dalam periuk, nanti anak meninggal di dalam perut)

Makna tersirat: agar tidak masuk binatang kecil ke dalam periuk yang berisi makanan, seperti cicak dan lain sebagainya.

Makna tersurat: anak meninggal didalam periuk.

20. Anak mudok ndok boleh makan tombong ayam, nantek gencit

(anak gadis tidak boleh makan buntut ayam, nanti gencit)

Makna tersirat: secara kesehatan, pantat ayam tidak baik untuk dikonsumsi, karena pada pertumbuhan ayam, ayam disuntik antibiotik, ada beberapa antibiotik yang larut dalam lemak, jika waktu penyuntikan dan penyembelihan terlalu dekat, maka antibiotik yang larut dalam lemak akan tertelan kedalam tubuh, yang nantinya bisa menyebabkan kanker pencernaan21

Makna tersurat: gencit

21

(61)

4.2.2 Makna Pantang larang berkaitan dengan tubuh manusia

Pada masyarkat Melayu di kecamatan Siantan ditemui 18 pantang larang yang berkaitan dengan tubuh manusia, yaitu:

1. Emak bayi selame mase 40 ari ndok boleh tesantak ibu jaRi

kakinye, nantek benton

(selama masa 40 hari, ibu bayi tidak boleh tersandung ibu jarinya, nanti bisa kejang-kejang/menggigil/bengkak-bengkak tubuhnya)

Makna tersirat: ibu yang masa dalam pantangan, masih rentan dengan penyakit, apabila kakinya tersandung, tentu akan membuatnya menjadi sakit. Misalnya dia akan menggigil, demam, sakit seluruh badannya.

Makna tersurat: menjadi sakit

2. Rambut harus disanggol teRek-teRek, ndok boleh teRoRai, bio

oRat peRot teRek gok

(rambut harus disanggul kuat-kuat, tidak boleh terurai, biar urat perut kuat juga)

Makna n tersirat: tujuan rambut di sanggul agar terlihat rapi, apabila rambut digerai akan membuat gerah sang ibu. Selain itu supaya rambut tersebut tidak gugur ketika sedang memasak.

Makna tersurat: agar urat perut kuat juga

3. Rambut ndok boleh teRoRai, nantek oRat peRot kendo/teRorai

gok serupe dengon Rambut yang teRoRai

(rambut tidak boleh terurai, nanti urat perut kendor/terurai juga serupa dengan rambut yang terurai)

Gambar

Tabel 1.Daftar nama, umur, tempat pemerolehan data, tanggal wawancara
Tabel 2. Klasifikasi PL di kecamatan Siantan berdasarkan klasifikasi Hand.

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian promosi adalah suatu komunikasi persuasif, mengajak, mendesak, membujuk, dan menyakinkan kepada calon konsumen (Drs. Dengan demikian promosi

Gambar 4.1 Tampilan data sensor tidak sama rata Dari data dia atas dapat dilihat hasil pembacaan data dari sensor LDR ke layar LCD yang tidak sama rata yang di

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan inovasi terhadap ketersediaan payung di maksud terutama jika payung di tempatkan di ruang terbuka hijau atau lokasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai implementasi program Reuse, Reduce, Recycle (3R) dalam pengelolaan sampah di bank sampah pelita

Soal : Pada masa prasejarah adanya kepercayaan dinamisme , yang manakah dibawah ini merupakan ciri-ciri dari kepercayaan dinamisme tersebut?.. a. Pemujaan dan penghormatan kepada

Disimpulkan bahwa pemberian tepung daun katuk pada level ≥ 5% dalam ransum, menurunkan berat kuning telur dan kadar kolesterol telur itik Mojosari, tetapi tidak

Untuk soal pilihan ganda, peserta akan mendapat 4 poin untuk setiap jawaban benar,.. (-1) untuk jawaban salah, dan 0 poin untuk pertanyaan yang tidak

Berdasarkan data kemampuan komunikasi awal siswa kelas D IV di SLB-B YRTRW Surakarta menunjukkan bahwa dari empat siswa diperoleh nilai rata-rata 56,25. Nilai