• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implikasi Penggunaan Teknologi Pesawat Siluman (Stealth Fighter) Dalam Kaitannya Dengan Kedaulatan Suatu Negara Atas Ruang Udara Wilayahnya Ditinjau Menurut Hukum Internasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implikasi Penggunaan Teknologi Pesawat Siluman (Stealth Fighter) Dalam Kaitannya Dengan Kedaulatan Suatu Negara Atas Ruang Udara Wilayahnya Ditinjau Menurut Hukum Internasional"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

Anand. R.P, International Law and The Developing Countries; Boston:

Martinus Nijhoff Publishers Tahun 1987

Black Campbel Henry, M.A., Law Dictionary, Fifth edition, St.Paul Minn,

West Publishing Co.1979

Brownlie Ian, Principle of Public International Law, Oxford University Press,

edisi ke-3, 1979

Cheng B., The Law of International Air Transport. London: Institute of World

Affair., 1982

Encyclopedia International Law

Green Maryan N.A.., International Law Peace, 1978

Greig, D.W., International Law, London: Butterworths, edisi ke 2, 1976.

Hamilton J.C. Practical Aviation Law., Third Edition. Iowa State Press 1996

Harris D.J.., Cases and Materials on International Law ,London: Sweet and

Maxwell., Edisi ke 3, 1983.

Kantaatmadja. M.K.; Berbagai Masalah Hukum Udara; Bandung: Remadja

Karya C.V Tahun 1992.

Kusumaatmadja Mochtar & Etty Agoes R., Pengantar Hukum Internasional,

Bandung: Alumni, 2003

Kusumaatmadja Mochtar, Hukum Laut Internasional, Jakarta: Badan

(2)

Lauterpacht, Recognition in International Law (1947)

Mahulikar, S.P., Sonawane, H.R., & Rao, G.A.:"Infrared signature studies of

aerospace vehicles", Progress in Aerospace Sciences, v. 43(7-8)

tahun (2007)

Martono.H.K, Kamus Hukum dan Regulasi Penerbangan ,Edisi Pertama.,

Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada., Tahun 2007

Martono.H.K, Pengantar Hukum Udara Nasional dan Internasional, Bagian

Pertama, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada 2007

May Rudy.T, Hukum Internasional 2, Cetakan Pertama., Bandung: Penerbit

Refika., 2002

O’Connell D.P., International Law.,edisi ke-2, vol.I, London: Stevens and

Sons, 1970

Oppenheim-Lauterpacht, International Law, Vol. I: Peace, Longmans: Edisi

ke 8, 1967

Rachmadi.F., Informasi dan Komunikasi dalam Pengaturan Internasional,

Bandung: Penerbit Alumni Tahun 1988

Raemer, Harold R.. Radar Systems Principles .Florida:CRC Press LLC Tahun

1997

Rao G.A & Mahulikar S.P. "Integrated review of stealth technology and its

role in airpower". Aeronautical Journal 106 (1066) Tahun (2002)

Saefullah E. Wiradipaja & Omar Mieke, Hukum Angkasa

Samidjo, Ilmu Negara, Bandung, Penerbit Armico:1986

(3)

Starke J.G., Introduction to International Law, London: Butterworths, edisi ke

9, 1984,

Starke. J.G, Pengantar Hukum Internasional, Edisi kesepuluh, Jakarta: Sinar

Grafika, 1988

Suharso & Retnonigsih Ana, Kamus Besar Bahasa Indonesia., Edisi Lux,

Semarang: Penerbit CV.Widya Karya, Tahun 2005

Suherman, Wilayah Udara dan Wilayah Dirgantara, Bandung: Alumni, 1983

Svarlien Oscar, An Introduction to the Law of Nations. McGraw-Hill, 1955,

Verschoor, I.H, An Introduction To Air Law, The Netherlands, Kluwer Law

Bahan Artikel dan Jurnal Hukum:

Dickinson, Introductory Comment to the Harvard Research Draft Convention

on jurisdiction with respect to crime 1935 (courtesy of Westlaw

Journal USU) ; 29 A.J.I.L., Supp 44 (1935)

The Commentary to the Harvard Research Draft Convention, 29 A.J.I.L

Supp.52 tahun 1935 (Courtesy of Westlaw Journal USU);

In memoriam of Paul Fauchille : 11 February 1858 – 9 February 1926 dikutip

dari situs :

http:www.jstor.org/discover/10.2307/2188922?uid=2129&uid=70

&uid=4&sid=21101170201421 diakses pada 10 Agustus 2012

pukul 22:40 wib

“Stealth Aircraft Ensiklopedi” dikutip dari:

http://en.wikipedia.org/wiki/Stealth_aircraft diakses pada 23

(4)

Artikel Stealth ternyata Ciptaan Rusia, Majalah Angkasa edisi Oktober 1994.

Method of Edge Waves In The Physical Theory of Difraction dikutip dari

situs:

http://www.dtic.mil/cgi-bin/GetTRDoc?Location=U2&doc=GetTRDoc.pdf&AD=AD0733

203 diakses 10 Agustus 2012 pukul 22:00 Wib

Artikel/ Kolom Konsultasi Majalah Angkasa edisi Juni 1992.

LOCKHEED F-117A NIGHTHAWK dikutip dari situs:

http://www.nationalmuseum.af.mil/factsheets/factsheet.asp?id=410

diakses 10 Agustus 2012 Pukul : 21:00 Wib

“NORTHROP B-2A” dikutip dari situs:

http://www.nationalmuseum.af.mil/factsheets/factsheet.asp?id=275

7 diakses pada tanggal 25 Agustus 2012 Pukul 20:00

“Chronology of the F-22 Program” dikutip dari situs:

http://www.f22-raptor.com/about/chronology.html diakses pada 26 Agustus 2012

pada pukul 20:17 Wib

“LOCKHEED-BOEING-GENERAL DYNAMICS YF-22” dikutip dari situs :

http://www.nationalmuseum.af.mil/factsheets/factsheet.asp?id=238

2 diakses pada 26 Agustus pada pukul 21:25 Wib

“JUST HOW GOOD IS THE F-22 RAPTOR?” - Carlo Kopp interviews F-22

Chief Test Pilot, Paul Metz dikutip dari situs:

http://www.ausairpower.net/API-Metz-Interview.html diakses pada

(5)

“Saudi King Condemns U.S. Occupation of Iraq” dikutip dari:

http://www.nytimes.com/2007/03/28/world/middleeast/29saudicnd.

html?_r=1&ex=1332820800&en=da8a156f30f093ea&ei=5124&pa

rtner=digg&exprod=digg diakses pada 2 September 2012 pada

pukul 19:17 Wib

“Rescue Operations in the Second Gulf War” dikutip dari situs:

http://www.airpower.maxwell.af.mil/airchronicles/apj/apj05/spr05/

whitcomb.html diakses pada 03 Agustus 2012 pada pukul 19:15

Wib.

“The 3rd Persian Gulf War” dikutip dari situs:

http://www.historyguy.com/GulfWar2.html diakses pada 03

Agustus 2012 pada pukul 19:15 Wib.

“Undeclared Civil War In Iraq” dikutip dari situs:

http://www.cbsnews.com/stories/2005/09/26/eveningnews/main88

6305.shtml diakses pada 2 Sepetember 2012 pada pukul 20:12

“Casualties in Iraq” dikutip dari situs: http://www.antiwar.com/casualties/ di

akses pada 2 September 2012 pada pukul 22:15 Wib.

“Iraqi Death Toll Estimates Go As High As 150.000” dikutip dari situs:

http://www.taipeitimes.com/News/front/archives/2006/11/11/2003

335773 diakses pada pukul 22:18 Wib.

“President Discusses Beginning of Operation Iraqi Freedom” dikutip dari:

(6)

http://georgewbush-whitehouse.archives.gov/news/releases/2003/03/20030322.html

diakses pada 3 September 2012 pada pukul 20:15 Wib.

“Perang Irak Berakhir Hari ini” dikutip dari:

http://internasional.kompas.com/read/2011/12/15/15251793/Perang

.Irak.Berakhir.Hari.Ini di akses pada 3 September 2012 pada pukul

20:12 Wib

“Sectarian Division Changes Baghdad’s Image: Violence-Plagued Iraq Capital

No Longer Seen as City of Religious Coexistence” dikutip dari:

http://www.msnbc.msn.com/id/13684759/ diakses pada tanggal 3

September 2012 pada pukul 20:21 Wib.

“Council says it's Libya's sole representative” dikutip dari:

http://www.thenational.ae/news/world/council-says-its-libyas-sole-representative diakses pada tanggal 3 September 2012 pada pukul

22:11

“The Libyan Interim National Council” dikutip dari:

http://www.ntclibya.org/english/ diakses pada tanggal 2 September

2012 pada pukul 22:01.

“Libyan rebels vow fight, even without no-fly zone” dikutip dari:

http://www.reuters.com/article/2011/03/10/us-libya-east-council-idUSTRE7293W120110310 diakses pada tanggal 2 September

(7)

“Member States of the United Nations” dikutip dari :

http://www.un.org/en/members/ diakses pada tanggal 2 September

2012 pada pukul 22:17

“Great Socialist People’s Libyan Arab Jamahiriya: Libya” dikutip dari :

http://geographic.org/geographic_names/name.php?uni=9093369&

fid=3769&c=libya &

http://geographic.org/geographic_names/name.php?uni=6485614&

fid=3784&c=libya diakses pada 3 September 2012 pada pukul

20:16-17

“After Much Wrangling, General Assembly Seats National Transitional

Council of Libya as Country’s Representative For Sixty-Sixth

Session” dikutip dari :

http://www.un.org/News/Press/docs/2011/ga11137.doc.htm diakses pada 3

Agustus 2012 pada pukul 15:45 Wib

“B-2 Spirit, Pesawat Siluman Pembom Libya” dikutip dari:

http://dunia.news.viva.co.id/news/read/210993-peran-pesawat-siluman-b2-spirit-di-libya diakses pada: tanggal 3 September 2012

pada pukul 20:12

“Iran Tangkap Pesawat Siluman Amerika Serikat” dikutip dari:

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/12/111208_irandrone.

shtml diakses pada 5 September 2012 pada pukul 19:10

“AS Akhirnya Mengaku, Pesawat Siluman Mereka Sudah Dikuasai Iran”

(8)

http://id.berita.yahoo.com/akhirnya-mengaku-pesawat-siluman-mereka-sudah-dikuasai-iran-032423415.html

diakses pada 5 September 2012 pada pukul 19:11

“Pesawat Siluman Langgar Kedaulatan, Iran Minta Obama Minta Maaf”

dikutip dari:

http://news.detik.com/read/2011/12/13/181053/1790345/1148/pesawat-

siluman-langgar-kedaulatan-iran-minta-obama-minta-maaf?nd992203605 diakses pada 5 September 2012 pada pukul

19:20 Wib

“Iran tuntut PBB mengutuk kehadiran pesawat siluman AS” dikutip dari:

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/12/111210_iranunplan

(9)

INTERNASIONAL

A. Sejarah Pengembangan Teknologi Pesawat Siluman (Stealth Fighter)

Secara etimologi Pesawat Siluman adalah kendaraan udara yang di

rancang untuk dapat menghilangkan diri dari pandangan, namun dalam bahasa

kompleksnya Pesawat siluman adalah pesawat yang menggunakan teknologi

siluman untuk menghindari deteksi radar, inframerah, suara dan apapun jenis

spektrum gelombang yang mampu mendeteksi keberadaan pesawat siluman

tersebut.54

Pesawat siluman didesain untuk menghindari deteksi dari radar,

secara umum ada 3 jenis teknologi siluman, yaitu melalui material penyerap

gelombang radio, rekayasa bentuk (shape manipulation) dan rekayasa

teknologi lainnya seperti kamuflase spektrum cahaya; plasma stealth; dan

teknologi laser.

Sekilas tentang radar (Radio Detection and Ranging), radar adalah

tumpuan semua negara untuk melakukan pengawasan terhadap lalu lintas

udara dan pengecekan cuaca dan pendeteksi kondisi kelayakan alam untuk

dilintasi lewat udara. Radar bekerja dengan mengandalkan Panjang gelombang

yang dipancarkan radar sepanjang beberapa milimeter hingga satu meter.

Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda

      

(10)

tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisa sinyal yang

dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan

kadang-kadang dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal yang diterima relatif

lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dengan mudah dideteksi dan

diperkuat oleh radar. Radar dalam militer mempunyai fungsi sebagai berikut:

Airborne Early Warning55 (AEW) berfungsi untuk mendeteksi posisi dan

keberadaan pesawat terbang lain. Sistem radar ini biasanya dimanfaatkan

untuk pertahanan dan penyerangan udara dalam dunia militer; pemandu peluru

kendali, biasa digunakan oleh sejumlah pesawat tempur untuk mencapai

sasaran/target penembakan. Salah satu pesawat yang menggunakan jenis radar

ini adalah pesawat tempur Amerika Serikat F-14. Dengan memasang radar ini

pada peluru kendali udara (AIM-54 Phoenix), maka peluru kendali yang

ditembakkan ke udara itu (air-to-air missile) diharapkan dapat mencapai

sasarannya dengan tepat. Bisa dikatakan bahwa Radar adalah mata yang

digunakan untuk pengawasan wilayah udara oleh pihak-pihak militer yang di

miliki oleh setiap negara di dunia ini.

Menurut Aeronautical Journal yang dimaksud dengan teknologi

siluman atau sering disebut sebagai stealth technology atau LO (low observe)

Technology adalah56 :

“a sub-discipline of military tactics and passive electronic countermeasures, which cover a range of techniques used with

      

55 Raemer,Harold R..Radar Systems Principles.Florida:CRC Press LLC Tahun

1997

(11)

personnel, aircraft, ships, submarines, and missiles, to make them less visible (ideally invisible) to radar, infrared, sonar and other detection methods” (bagian dari sub-disiplin taktik militer dan perhitungan elektronik yang diperbandingkan dan terdiri atas penjangkauan teknologi yang digunakan personil, pesawat udara, kapal laut, kapal selam dan peluru kendali untuk membuatnya lebih sulit terlihat atau idealnya tidak terlihat sama sekali pada radar, sensor infra merah, sonar dan metode pendeteksian yang lain)

Secara visual, pesawat lebih sulit untuk terlihat bila mempunyai

warna yang sama dengan warna latar belakangnya (kamuflase). Secara audio,

tentunya berusaha untuk membuat pesawat semakin tenang. Secara sensor

panas, pesawat biasanya dideteksi dari panas yang timbul dari badannya atau

dari temperatur udara di sekelilingnya. Bagian paling panas dari pesawat

adalah saluran buangan udara mesin atau exhaust dan leading edge (bagian

pesawat yang pertama membelah udara).

Panas dari exhaust bisa dikurangi dengan cara mencampur

semburan mesin dengan udara dingin dari luar badan pesawat sebelum

dihembuskan keluar pesawat dan memperpanjang pipa exhaust (seperti A-4

Skyhawk yang mempunyai exhaust lebih panjang dibanding versi standarnya). Bagian exhaust ini biasanya dikejar oleh rudal anti-pesawat dengan sensor

inframerah. Akan tetapi rudal pencari panas modern kini juga memiliki

kemampuan untuk mendeteksi dan mengejar panas yang dihasilkan akibat

(12)

gelombang radio adalah dengan cara mencegah gelombang radio dari radar

tidak terpantul dari badan pesawat dan kembali ke radar.

Gelombang radio tersebut bisa diserap jika badan pesawat dilapisi

RAM (Radar Absorbent Material), dipantulkan ke arah lain, atau sedemikian

sehingga gelombang tersebut menjadi hilang atau saling meniadakan (hal

inilah yang mendasari bentuk pesawat siluman yang mempunyai bentuk yang

lain dari pesawat biasa atau agak aneh).

Pesawat siluman biasanya tidak 100% tidak terdeteksi radar. Tetapi

karena memiliki RCS (Radar Cross Section) yang kecil maka di layar radar

hanya tampak sebesar gerombolan burung, bukan pesawat.

Pesawat 'Siluman' awalnya dikembangkan oleh seorang ilmuwan

Rusia, pada tahun 1966 oleh Dr. Pyotr Ufimtsev57 melalui sebuah kertas kerja

yang berjudul method of edge waves in the physical theory diffraction58

(Metode Gelombang Tepian dalam Teori Fisik Difraksi) yang merupakan

kertas kerja yang cukup panjang namun tidak bertele-tele yang diterbitkan

oleh salah satu media di Moskow pada tahun 1966. Namun kertas kerja ini

tidak memperoleh sambutan yang hangat oleh para ahli di sana, karena banyak

isinya yang tidak bisa dicerna oleh akal sehat. Padahal Ufimtsev adalah ahli

yang berpengalaman dalam Institut Rekayasa Radio Moskow.

      

57 Artikel Stealth ternyata Ciptaan Rusia, Majalah Angkasa edisi Oktober 1994. 58 Mahulikar, S.P., Sonawane, H.R., & Rao, G.A.:"Infrared signature studies of

aerospace vehicles", Progress in Aerospace Sciences, v. 43(7-8) tahun (2007)., Hal 218-245; “Method of Edge Waves In The Physical Theory of Difraction” dikutip dari situs:

(13)

Ide murni Ufimtsev berupa formulasi pelumpuhan radar dan

jaringan kerjanya diambil dari kesimpulan mentah ahli Inggris James Clerk

Maxwell pada abad ke-19 di mana setelah diramu berkali-kali ditambah

dengan penalaran terpadu, Ufimtsev mengkalkulasikan cara-cara baru, yakni

membentuk ruang bentuk geometris khusus yang mencerminkan radiasi

elektromagnetis. Dengan menciptakan kalkulasi silang sebuah radar yang

mudah dilumpuhkan. Ia menetapkan rumus konfigurasi bersisi dua dimensi,

berupa tata cara mengutak-atik komponen dalam sebuah radar. Hasilnya, radar

bisa terganggu bila dikacaukan dengan sinar dua dimensi tadi. Sinar itu

sebenarnya masih belum cukup tetapi jika dikalkulasikan secara cermat dari

situ bisa diciptakan pesawat tiga dimensi yang sulit dilacak radar.

Secara teoritis, banyak sekali kekuatan untuk melumpuhkan

stealth, namun diperlukan sangat banyak jaringan komputer yang bekerja sangat cepat. Persisnya seperti mengamati bola dengan menggunakan

teropong di mana bisa dilokalisasi namun jangan harap bisa menjejaknya

sehingga ibarat bola yang dimainkan, para pemain sudah menggiring bola

entah ke mana dan tidak mungkin menembak bola yang terbang entah ke

mana arahnya dengan senapan angin.

Pada tahun 1976, salinan tersebut akhirnya bocor dan jatuh ke

tangan Amerika Serikat, lantas dialihbahasakan oleh divisi teknologi

Angkatan Udara Amerika. Secara rutin, para ahli di Angkatan Udara

menjabarkan, menganalisis dan mengembangkan teknologi steath tersebut. Di

(14)

Pada prinsipnya, supaya pesawat tersebut menjadi stealth (siluman)

adalah cara memperkecil Radar Cross Section (RCS) yang tampak pada

Radar. Langkah yang dilakukan adalah membuat desain bentuk pesawat

tersebut sedemikian rupa sehingga permukaan-permukaan pesawat sekecil

mungkin memantulkan energi yang dipancarkan radar untuk ditangkap

kembali oleh antena radar. Bahkan bila perlu bentuk pesawat tersebut sama

sekali tidak memantulkan energi radar. Kalaupun dipantulkan, diusahakan

agar pantulan energi radar tersebut diarahkan ke arah lain sehingga jika ada

yang tertangkap kembali, paling tidak hanya sebagian kecil saja. Untuk itu,

maka bentuk pesawat dibuat aneh tidak seperti biasanya. Seperti contoh,

bentuk pesawat B-2 yang memiliki rentang yang sama panjangnya dengan

rentang pesawat DC-10 namun bentuknya dibuat pipih dan melengkung di

bagian tengah badannya. Dengan bentuk demikian, disamping cepat rambat

pancaran radar diperlambat juga memberikan efek pantulan ke segala arah.

Bentuk sayap pesawat juga memengaruhi pantulan pancaran energi

radar. Bentuk sayap pesawat lama yang lurus ke samping misalnya

memberikan pantulan yang sempurna sehingga pesawat ini mudah terdeteksi.

pada layar monitor, titik RCS pesawat-pesawat itu tampak besar.

Melihat kenyataan demikian, kemudian orang membuat sayap

sayung kebelakang, memang memperkecil pantulan namun tidak memuaskan

karena RCS makin besar, maka dibuatlah delta yang membuat sebagian besar

pancaran radar yang mengenai sayap itu, sebagian besar dibuang ke arah lain.

(15)

pesawat-pesawat generasi berikutnya. Dengan membuat lengkungan pada bagian

sayap, leading edge, maka pantulan ke arah lain semakin sempurna.

Desain lain adalah membentuk pesawat bersegi-segi kubustik

seperti bentuk mata faset, seperti pada mata capung. Bentuk tersebut juga

ditemui pada helikopter pada generasi 1980-1990-an seperti pada AH-1

Cobra, dan AH-64 Apache sehingga pantulan radar tidak kembali ke antena radar.

Kemudian umumnya desain pesawat stealth tidak mengijinkan

adanya pylon atau penggantung rudal maupun roket yang digantungkan pada

badan dan sayap pesawat seperti yang dijumpai pada pesawat umumnya.

Sehingga rudal ditempatkan pada rak-bom (bomb bay) khusus.59

Cara lain yakni dengan menggunakan material khusus yang dikenal

sebagai RAM (Radar Anti material) yang merupakan bahan penyerap energi

pancaran radar. Bahan-bahan tersebut antara lain komposit berupa graphyte

epoxy dari karbon. Karena bahan itulah, maka energi radar tidak terpantulkan. Dari generasi pertamanya pesawat siluman yang paling terkenal

adalah F-117A Nighthawk. F-117A Nighthawk adalah pesawat serang darat

yang hanya dimiliki oleh angkatan udara Amerika Serikat (United States Air

Force – USAF). Pesawat ini adalah hasil dari program pesawat siluman Lockheed Have Blue60, dan merupakan pesawat pertama yang dirancang khusus untuk menggunakan teknologi siluman. F-117A banyak mendapatkan

      

59 Artikel/ Kolom Konsultasi Majalah Angkasa edisi Juni 1992. 60 “LOCKHEED F-117A NIGHTHAWK” dikutip dari situs:

(16)

publikasi pada masa Perang Teluk. Kini Angkatan Udara Amerika Serikat

berencana untuk mempensiunkan F-117, dikarenakan akan mulai dipakainya

F-22 Raptor yang lebih efektif. F-117 akan mulai dipensiunkan secara

bertahap dari Oktober 2006 sampai 2008, dan sudah tidak ada lagi pilot baru

yang dilatih untuk menggunakan pesawat ini. Selain F117 ada juga pesawat

pembom siluman B-2 Spirit sebagai pionir generasi pertama pesawat siluman.

B-2 Spirit merupakan pesawat pembom jenis siluman pertama

yang di produksi oleh Northrop-Grumman dan sama halnya dengan F117, B-2

Spirit ini hanya dimiliki oleh angkatan udara Amerika Serikat. Dalam sejarahnya, Seperti dikutip dari laman Daily Mail, B-2 Spirit bertugas

menghantam pertahanan Libya. Salah satu keistimewaan pesawat ini adalah

mampu mengangkut hingga 8 bom GBU-37, bom yang mampu

menghancurkan bunker, atau perlindungan bawah tanah.

Setelah serangan 110 rudal Tomahawk ke Libya, B2 Spirit

disiapkan untuk variasi serangan udara pasukan Sekutu terhadap Libya.

Pesawat tempur termahal ini bertugas menghancurkan 45 misil yang

dikendalikan satelit milik pasukan Khadafi.

Wajar jika pesawat siluman ini menjadi pesawat termahal dalam

sejarah penerbangan militer. B2 Spirit merupakan pembom strategis jarak jauh

yang memiliki kemampuan lolos dari pantauan radar. Presisi pemboman B2

Spirit pun dikenal tepat.

Pesawat ini memiliki kapasitas angkut 2 orang. Panjang pesawat

(17)

ton dalam keadaan kosong, pesawat ini mampu mencapai kecepatan hingga

760 kilometer per jam.61 Amerika Serikat mengembangkan pesawat ini sejak

1978 melalui program Advance Technology Bomber. Pesawat ini baru

diumumkan kepada publik pada 1988. AS hanya memiliki 20 unit pesawat ini.

Pesawat siluman yang paling dikenal dalam beberapa tahun

terakhir ini adalah F-22 Raptor. F-22 Raptor adalah pesawat tempur siluman

buatan Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya direncanakan untuk dijadikan

pesawat tempur superioritas udara untuk digunakan menghadapi pesawat

tempur Uni Soviet, tetapi pesawat ini juga dilengkapi peralatan untuk serangan

darat, peperangan elektronik, dan sinyal intelijen. Pesawat ini melalui masa

pengembangan yang panjang, versi prototipnya diberi nama YF-22, tiga tahun

sebelum secara resmi dipakai diberi nama F/A-22, dan akhirnya diberi nama

F-22A ketika resmi mulai dipakai pada Desember 2005.

Lockheed Martin Aeronautics adalah kontraktor utama yang bertanggungjawab memproduksi sebagian besar badan pesawat, persenjataan,

dan perakitan F-22. Kemudian mitranya, Boeing Integrated Defense Systems

memproduksi sayap, peralatan avionik, dan pelatihan pilot dan perawatan.

Sejarah kelahiran F-22 sendiri ditandai dengan lahirnya Advanced Tactical

Fighter (ATF) yang merupakan kontrak untuk demonstrasi dan program validasi yang dilakukan Angkatan Udara Amerika Serikat untuk

mengembangkan sebuah generasi baru pesawat tempur superioritas udara

untuk menghadapi ancaman dari luar Amerika Serikat, termasuk       

61 “NORTHROP B-2A” dikutip dari situs:

(18)

dikembangkannya pesawat kelas Su-27 era Soviet (pesawat siluman versi Uni

Soviet).

Pada tahun 1981, Angkatan Udara Amerika Serikat memetakan

syarat-syarat yang harus dipenuhi sebuah pesawat tempur baru yang

direncanakan untuk menggantikan F-15 Eagle. ATF direncanakan untuk

memadukan teknologi modern seperti logam canggih dan material komposit,

sistem kontrol mutakhir, sistem penggerak bertenaga tinggi, dan teknologi

pesawat siluman.

Proposal untuk kontrak ini diajukan pada tahun 1986, oleh dua tim

kontraktor, yaitu Lockheed-Boeing-General Dynamics dan

Northrop-McDonnell Douglas, yang terpilih pada Oktober 1986 untuk melalui fase demonstrasi dan validasi selama 50 bulan, yang akhirnya menghasilkan dua

prototip, yaitu YF-22 dan YF-23.62

Pesawat ini direncanakan untuk menjadi pesawat Amerika Serikat

paling canggih pada awal abad ke-21, karena itu, pesawat ini merupakan

pesawat tempur paling mahal, dengan harga US$120 juta per unit, atau

US$361 juta per unit bila ditambahkan dengan biaya pengembangan. Pada

April 2005, total biaya pengembangan program ini adalah US$70 miliar,

menyebabkan jumlah pesawat yang direncanakan akan dibuat turun menjadi

438, lalu 381, dan sekarang 180, dari rencana awal 750 pesawat.

Salah satu faktor penyebab pengurangan ini adalah karena F-35

Lightning II akan memiliki teknologi yang sama dengan F-22, tapi dengan

      

(19)

http://www.f22-harga satuan yang lebih murah. YF-22 merupakan pesawat pengembangan

yang menjadi dasar untuk pembuatan F-22 versi produksi. 63 Namun, ada

beberapa perbedaan signifikan antara keduanya, yaitu perubahan posisi kokpit,

perubahan struktur, dan banyak perubahan kecil lainnya. Kedua pesawat ini

sering tertukar pada foto-foto, umumnya pada sudut pandang yang sulit untuk

melihat fitur-fitur tertentu. YF-22 diberikan julukan Lightning II oleh

Lockheed, nama ini bertahan sampai pertengahan 1990-an. Untuk beberapa

waktu, pesawat ini juga sempat diberi julukan SuperStar and Rapier. Namun

F-35 kemudian secara resmi mendapat nama Lightning II pada 7 Juli 2006.

YF-22 mendapatkan kontrak ATF setelah memenangkan kompetisi

terbang mengalahkan YF-23 buatan Northrop-McDonnell Douglas. Pada

April 2002, pada saat pengetesan, prototip pertama YF-22 jatuh ketika

mendarat di Pangkalan Udara Edwards di California. Sang tes pilot, Tom

Morgenfeld, tidak terluka. Penyebab jatuh ini adalah kesalahan pada perangkat

lunak. F-22 versi produksi pertama kali dikirim ke Pangkalan Udara Nellis,

Nevada, pada tanggal 14 Januari 2003. Pengetesan dan evaluasi terakhir

dilakukan pada 27 Oktober 2004.

Pada akhir 2004, sudah ada 51 Raptor yang terkirim, dengan 22

lagi dipesan pada anggaran fiskal 2004. Kehancuran versi produksi pertama

kali terjadi pada 20 Desember 2004 pada saat lepas landas, sang pilot selamat

setelah eject beberapa saat sebelum jatuh. Investigasi kejatuhan ini

      

63 “LOCKHEED-BOEING-GENERAL DYNAMICS YF-22” dikutip dari situs:

(20)

menyimpulkan bahwa interupsi tenaga saat mematikan mesin sebelum lepas

landas menyebabkan kerusakan pada sistem kontrol.

Versi produksi pesawat ini diberi nama F-22 Raptor ketika pertama

kali dimunculkan pada tanggal 9 April 1997 di Lockheed-Georgia Co.,

Marietta, Georgia.

Pada September 2002, petinggi Angkatan Udara Amerika Serikat

mengubah nama Raptor menjadi F/A-22. Penamaan ini, yang mirip dengan

penamaan F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat, bertujuan untuk

mendorong citra Raptor sebagai pesawat tempur sekaligus pesawat serang

darat, dikarenakan oleh perdebatan yang terjadi di pemerintahan AS tentang

pentingnya pesawat tempur superioritas udara yang sangat mahal. Nama ini

kemudian dikembalikan lagi menjadi F-22 saja pada 12 Desember 2005, dan

kemudian pada 15 Desember 2005 F-22A secara resmi mulai dipakai.

Awalnya Angkatan Udara Amerika Serikat berencana memesan 750 ATF,

dengan produksi dimulai pada tahun 1994. Pada tahun 1990 Major Aircraft

Review mengubah rencana menjadi 648 pesawat udara yang dimulai pada tahun 1996.

Tujuan akhirnya berubah lagi pada tahun 1994, menjadi 442

pesawat memasuki masa pakai pada tahun 2003-2004. Laporan Kementerian

Pertahanan pada tahun 1997 mengubah pembelian menjadi 339. Pada tahun

2003, Angkatan Udara mengatakan bahwa pembatasan pembiayaan

kongresional yang ada sekarang membatasi pembelian menjadi 277. Pada

(21)

menghemat $15 miliar tapi akan menaikkan pembiayaan per pesawat.

Rencana ini telah mendapat persetujuan de facto dari Kongres dalam bentuk

rencana pembelian beberapa tahun, yang masih membuka peluang untuk

pemesanan baru melewati titik tersebut. Lockheed Martin telah mengatakan

bahwa pada FY(Fiscal Year/Tahun Fiskal) 2009 mereka sudah harus tahu

apakah lebih banyak pesawat akan dibeli, untuk pemesanan barang-barang

long-lead.

Pada April 2006, biaya F-22A ditaksir oleh Government

Accountability Office menjadi $361 juta per pesawat. Biaya ini mencerminkan total biaya program F-22A total program cost, dibagi jumlah jet yang akan

dibeli oleh Angkatan Udara. Sejauh ini, Angkatan Udara telah

menginvestasikan sebanyak $28 miliar dalam riset, pengembangan, dan

percobaan Raptor. Uang itu, yang disebut sebagai "sunk cost," telah

dibelanjakan dan terpisah dari uang yang digunakan untuk pengambilan

keputusan di masa depan, termasuk pembelian kopi dari jet tersebut.

Saat semua 183 jet telah dibeli, $34 miliar akan dibelanjakan untuk

pembelian pesawat udara ini sebenarnya. Ini akan menghasilkan biaya sekitar

$339 juta per pesawat udara berdasarkan biaya total program. Kenaikan biaya

dari satu tambahan F-22 adalah sekitar $120 juta. Jika Angkatan Udara akan

membeli 100 buah tambahan F-22 hari ini, tiap pesawat akan berharga lebih

rendah dari $117 juta dan akan terus jatuh dengan tambahan pembelian

(22)

F-22 bukan pesawat paling mahal yang pernah ada; kekhasan itu

sepertinya berpulang pada B-2 Spirit yang secara kasar bernilai $2.2 miliar per

unit; walaupun kenaikan biaya di bawah 1 miliar US Dollar. Untuk lebih

adilnya, pemesanan B-2 berubah dari ratusan menjadi beberapa lusin ketika

Perang Dingin berakhir sehingga harga per unitnya melangit. F-22

menggunakan lebih sedikit bahan penyerap radar daripada B-2 atau F-117

Nighthawk, dengan harapan biaya perawatan yang akan menjadi lebih rendah. Kemampuan F-22 sendiri ditopang oleh Mesin turbofan ganda Pratt &

Whitney F119-PW-100 F-22 memiliki kemampuan pengarah daya dorong. Pengarah ini bisa mengatur perputaran axis pitch sampai sekitar 20°. Daya

dorong maksimum mesin ini masih dirahasiakan, namun diperkirakan sekitar

35.000 lbf (156 kN) per turbofan. Kecepatan maksimum pesawat ini

diperkirakan sekitar Mach 1,2 ketika dalam supercruise tanpa senjata

eksternal. Dengan afterburner, menurut Lockheed Martin, kecepatannya

"lebih dari Mach 2,0" (2.120 km/jam).

F-22 juga bisa bermanuver dengan sangat baik pada kecepatan

supersonik maupun subsonik. Penggunaan pengarah daya dorong membuatnya

bisa berbelok secara tajam, dan melakukan manuver ekstrem seperti Manuver

Herbst, Kobra Pugachev, dan Kulbit. F-22 juga bisa mempertahankan sudut menyerang konstan yang lebih besar dari 60°. Ketinggian terbang juga

memengaruhi serangan. Dalam latihan militer di Alaska pada Juni 2006, para

pilot F-22 menyebut bahwa kemampuan terbang pada ketinggian yang lebih

(23)

mutlak F-22 pada latihan tersebut. F-22 menggunakan radar AN/APG-77

AESA yang dirancang untuk operasi superioritas udara dan serangan darat,

yang sulit dideteksi pesawat lawan, menggunakan apertur aktif, dan dapat

melacak beberapa target sekaligus dalam cuaca apapun. AN/APG-77

mengganti frekuensinya 1.000 kali setiap detik, membuatnya juga sangat sulit

dilacak. Radar ini juga dapat memfokuskan emisi terhadap sensor lawan,

membuat pesawat lawan mengalami gangguan.64

Informasi pada radar ini diproses oleh dua prosesor Raytheon, yang

masing-masing dapat melakukan 10,5 miliar operasi per detik, dan memiliki

memori 300 megabyte. Perangkat lunak pada F-22 terdiri dari 1,7 juta baris

koding, yang sebagian besar memproses data yang ditangkap radar. Radar ini

memiliki jarak jangkau sekitar 125-150 mil, dan direncanakan untuk

dimutakhirkan dengan jarak maksimum sekitar 250 mil. F-22 juga memiliki

beberapa fungsi yang unik untuk pesawat seukurannya. Antara lain, pesawat

ini memiliki kemampuan deteksi dan identifikasi musuh yang hampir setara

dengan RC-135 Rivet Joint. Kemampuan mini-AWACS ini membuat F-22

sangat berguna di garis depan. Pesawat ini bisa menandakan target untuk

pesawat F-15 dan F-16, dan bahkan dapat mengetahui pesawat apa yang

pesawat kawan sedang targetkan, jadi bisa membuat agar pesawat kawan tidak

mengejar target yang sama65.

      

64 “JUST HOW GOOD IS THE F-22 RAPTOR?” - Carlo Kopp interviews F-22

(24)

Bus data yang digunakan pesawat ini diberi nama

MIL-STD-1394B, yang dirancang khusus untuk F-22. Sistem bus ini dikembangkan dari

sistem komersial FireWire (IEEE-1394), yang diciptakan oleh Apple dan

sering ditemukan pada komputer Apple Macintosh. Sistem bus data ini juga

akan digunakan pada pesawat tempur F-35 Lightning II. F-22 dirancang untuk

membawa peluru kendali udara ke udara yang tersimpan secara internal di

dalam badan pesawat agar tidak mengganggu kemampuan

silumannya.Peluncuran rudal ini didahului oleh membukanya katup

persenjataan lalu rudal didorong kebawah oleh sistem hidraulik.

Pesawat ini juga bisa membawa bom, misalnya Joint Direct Attack

Munition (JDAM) dan Small-Diameter Bomb (SDB) yang lebih baru, bahkan sering dijadikan sebagai pesawat penguji untuk menggunakan senjata nuklir

lewat bantuan rudal penjelajah. Selain penyimpanan internal, pesawat ini juga

dapat membawa persenjataan pada empat titik eksternal, tetapi apabila ini

dipakai akan sangat mengurangi kemampuan siluman, kecepatan, dan

kelincahannya.

Untuk senjata cadangan, F-22 membawa meriam otomatis M61A2

Vulcan 20 mm yang tersimpan di bagian kanan pesawat, meriam ini membawa 480 butir peluru, dan akan habis bila ditembakkan secara terus-menerus

selama sekitar lima detik. Meskipun begitu, F-22 dapat menggunakan meriam

ini ketika bertarung tanpa terdeteksi, yang akan dibutuhkan ketika rudal sudah

habis. Kemampuan siluman F-22 sendiri sudah menjadi standard bagi Pesawat

(25)

mereka lebih sulit dideteksi di radar dari pesawat sebelumnya, seperti

pemakaian material penyerap radar66.

Pada F-22, selain pemakaian material penyerap radar, bentuk dan

rupa F-22 juga dirancang khusus, dan detail lain seperti cantelan pada pesawat

dan helm pilot juga sudah dibuat agar lebih tersembunyi. F-22 juga dirancang

untuk mengeluarkan emisi infra-merah yang lebih sulit untuk dilacak oleh

peluru kendali "pencari panas".

Namun, F-22 tidak tergantung pada material penyerap radar seperti

F-117 Nighthawk. Penggunaan material ini sempat memunculkan masalah

karena tidak tahan cuaca buruk. Dan tidak seperti pesawat pengebom siluman

B-2 Spirit yang membutuhkan hangar khusus, F-22 dapat diberikan perawatan

pada hangar biasa. Selain itu, F-22 juga memiliki sistem yang bernama

"Signature Assessment System", yang akan menandakan kapan jejak radar pesawat sudah tinggi, sampai akhirnya membutuhkan pembetulan dan

perawatan.

B. PENGATURAN TENTANG PESAWAT SILUMAN (STEALTH

FIGHTER) MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

Secara umum pesawat siluman (stealth fighter) merupakan bagian

dari perlengkapan militer bagi negara yang memilikinya. Maka sehubungan

dengan hal itu dalam kajian hukum internasional pengaturan tentang pesawat

siluman ini dimasukkan pada bagian tentang pengaturan pesawat negara.

(26)

Karena pesawat militer itu sendiri merupakan bagian dari pesawat

negara (selain itu kajian khusus tentang Pesawat Siluman belum ada di buat

dalam perjanjian internasional). Dalam Konvensi Paris 1919 terdapat sebuah

bab khusus yang diberi judul State Aircraft (Bab VII) dimana dalam pasal 30

yang bunyinya67:

“The Following shall be deemed to be State Aircraft: Military Aircraft, Aircraft exclusively employed in State service, such as Posts, Custom, Police. All State aircraft other than military, custom and police aircraft shall be treated as private aircraft and as such shall be subject to all the provisions of the present Convention” (berikut yang dimasukkan sebagai pesawat negara adalah pesawat militer yang dikhususkan untuk tugas negara seperti pos, bea cukai dan polisi. Semua pesawat negara selain dari pesawat militer, petugas bea dan polisi akan dianggap sebagai sebagai pesawat pribadi yang pengaturannya diatur menurut ketentuan negara peserta konvensi yang memiliki hak kedaulatan tersebut)

Dari isi pasal di atas jelas kita lihat posisi pesawat militer itu

dikategorikan sebagai pesawat negara (state aircraft). Maka bisa kita tarik

suatu garis lurus bahwa pesawat siluman itu adalah pesawat negara. Dalam

pasal 31 lebih jelas lagi dideskripsikan tentang pesawat militer, seperti tertera

bunyinya sebagai berikut:68

“Every aircraft commanded by a person in military service detailed for the purpose shall be deemed to be a military aircraft.”(setiap pesawat udara       

(27)

yang dipimpin oleh seorang personil militer untuk tujuan tertentu dinyatakan sebagai pesawat militer)

Maka menurut pasal di atas setiap pesawat yang di pimpin oleh seseorang

yang berwenang dari militer untuk tujuan tertentu dianggap sebagai pesawat

militer.

Tentu kita sendiri mengetahui dalam sebuah pesawat militer

minimal harus ada seseorang perwira militer, atau jika itu adalah pesawat

tempur maka harus dipiloti oleh seorang pilot yang merupakan seorang

personel militer. Sehubungan dengan hal itu dalam pasal 32 terdapat sebuah

aturan mutlak yang isinya mengkaji tentang pesawat negara tersebut, isi

pasalnya adalah sebagai berikut:69

“No military aircraft of a contracting State shall fly over the territory of another contracting State nor land thereon without special authorisation. In case of such authorisation the military aircraft shall enjoy, in principle, in the absence of special stipulation, the privileges which are customarily accorded to foreign ships of war. A military aircraft which is forced to land or which is requested or summoned to land shall by reason thereof acquire no right to the privileges referred to in the above paragraph.”(tidak ada pesawat militer dari negara peserta konvensi yang diperbolehkan terbang diatas wilayah negara lain peserta konvensi tanpa adanya otorisasi khusus. Jika otorisasi diberikan maka pesawat militer akan diberikan wewenang khusus sebagai kapal perang asing. Namun

(28)

wewenang ini tidak akan diberikan pada pesawat militer yang terpaksa mendarat atau diminta untuk mendarat karena terbang tanpa izin)

Dari isi pasal di atas jelas kita melihat bahwa tanpa adanya

otorisasi khusus dari negara yang bersangkutan maka pesawat militer asing

tidak akan bisa melintasi atau mendarat di wilayah udara negara tersebut. Dan

jika otorisasi diberikan maka pesawat militer akan diberikan kewenangan

khusus yang sesuai posisinya sebagai kapal perang asing70. Dimana pesawat

yang terpaksa mendarat atau diminta untuk mendarat dengan alasan karena

tidak memiliki izin untuk melintasi wilayah udara negara tersebut, tidak

memiliki hak-haknya sebagai kapal perang seperti yang diatur diatas.

Isi dari ketiga Pasal diatas juga sangat berkorelasi pada isi dari

pasal 3 Konvensi Chicago 1944 tentang pesawat negara (states aircraft). Jika

kita analisa isi dari pasal 32 diatas tentu hal yang pertama terpikirkan oleh kita

adalah bagaimana isi pasal ini bisa berlaku pada pesawat siluman jika tujuan

utama dibuatnya pesawat siluman adalah untuk memasuki suatu wilayah udara

tanpa diketahui (unnoticed penetration). Namun pasal ini dengan tegas

menyatakan bahwa setiap pesawat militer harus memberitahukan dan meminta

otorisasi dari negara kolong untuk melintasi wilayah udara tersebut. Ini

menjadi suatu dilema karena pesawat siluman ini dibuat untuk melanggar

aturan di atas.

Memang jika sampai pesawat siluman tersebut ketahuan

melakukan penyusupan tanpa izin ke suatu wilayah udara, maka dalam 30

(29)

menit setelah di ketahui memasuki wilayah udara tanpa izin akan diberlakukan

status alertfa atau peringatan awal oleh pusat pengontrol lalu lintas udara di

negara tersebut, jika 30 menit kemudian tetap tidak ada kontak radio atau

komunikasi apapun maka statusnya naik menjadi incerfa yaitu tindakan

pengusiran dengan pengiriman 1 skuadron pesawat tempur tetapi belum diberi

izin untuk melakukan serangan (dogfight) dan jika 30 menit kemudian tetap

tidak ada perubahan maka statusnya akan menjadi destressfa yaitu perintah

untuk menembak jatuh pesawat penyusup. Namun tahapan-tahapan ini bisa di

persingkat dari alertfa menjadi destressfa jika pesawat penyusup tersebut

langsung melakukan manuver menyerang dan melakukan baku tembak secara

langsung.71

      

(30)

KASUS PELANGGARAN KEDAULATAN WILAYAH UDARA

SUATU NEGARA OLEH PESAWAT SILUMAN (STEALTH FIGHTER)

A. Penggunaan Pesawat Siluman (Stealth Fighter) Dalam Operasi Militer.

Sama seperti pertempuran yang dilaksanakan oleh prajurit darat,

pertempuran udara pun memiliki taktik-taktik tertentu untuk mendapatkan

keunggulan. Taktik yang digunakan merupakan hasil perpaduan keunggulan

teknologi, kemahiran penerbang, dan seni perang. Tidak hanya saling kejar

dan adu cepat. Taktik tersebut merupakan sebuah konsep yang telah tertata

dengan baik, sebagai gabungan pengalaman dan pengkajian. Sebuah pepatah

tentang pertempuran udara sering terdengar yang bunyinya: “Semua teori

tentang taktik pertempuran udara yang sekarang tersusun dalam buku, yang

kalian pelajari dan latihkan, telah ditulis dengan tinta darah. Ikuti dan jangan

sekalipun melanggarnya.” Ini tidak terlalu berlebihan mengingat besarnya

resiko dan korban yang telah berjatuhan dalam praktek pertempuran udara

walaupun dalam bentuk latihan.

Taktik pertempuran udara sendiri sudah berkembang dengan

demikian pesatnya hingga saat ini.

Pesawat dan persenjataan yang baru, paling tidak akan

mempengaruhi taktik yang digunakan. Namun, dasar-dasar pertempuran yang

(31)

Tanggal 5 Oktober 1914 merupakan sebuah hari penting dalam

sejarah pertempuran udara. Pada hari itu, sebuah pesawat Voisin 3 Perancis,

yang diterbangkan oleh Sersan Joseph Frantz dan Louis Quenault sedang

melaksanakan patroli di dekat perbatasan Jerman. Mereka melihat sebuah

pesawat Jerman tengah berleha-leha di sepanjang wilayah udara perbatasan

kedua negara. Dan Voisin pun segera mendekat dan mengambil posisi yang

baik untuk menembak.

Tidak bisa dipastikan, apa yang ada dalam benak

penerbang-penerbang Jerman saat itu. Juga tidak diketahui, apakah ia melihat atau tidak

terhadap kedatangan pesawat Perancis didekatnya. Karena sampai saat itu,

belum ada pesawat yang saling tembak di udara. Pesawat hanyalah sebuah alat

pengintai, bukan senjata mematikan.

Bila pesawat-pesawat dari dua pihak yang bermusuhan bertemu,

mereka hanya saling menghindar dan pulang ke pangkalan. Sehingga, saat

senapan Quenault memuntahkan amunisinya dan menewaskan penerbang

Jerman, maka dunia penerbangan mengukir sejarah besar dengan dimulainya

pertempuran udara untuk pertama kali.

Sejak saat itu, negara-negara Eropa yang terlibat PD I (Inggris,

Perancis, Jerman) segera mempersenjatai pesawatnya. Metode-metode

pertempuran udara mulai dipelajari. Taktik pertempuran yang pertama kali

digunakan adalah pertempuran jarak dekat 1 lawan 1 dengan pemanfaatan

ketinggian. Para penerbang yakin, dengan posisi pesawat yang lebih tinggi,

(32)

Selain jarak pandang ke bawah yang luas, juga serangan dengan

daya kejut dan kecepatan yang besar akan dengan mudah dilaksanakan dari

atas.

Pada tahun 1915, perubahan yang menonjol adalah mulai

dikenalkannya pesawat tempur kursi tunggal. Bila sebelumnya seorang juru

tembak duduk di cockpit belakang, maka selanjutnya penerbang harus bisa

terbang sambil menembak. Hal ini cukup sulit dilakukan pada awalnya

karena belum ada sistem HOTAS (Hands On Throttle And Stick) dimana

semua tombol untuk menembak ditempatkan di tongkat kemudi. Sehingga

penerbang harus terbang dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya untuk

mengarahkan tembakan.

Namun, pertempuran demi pertempuran telah membuat para

penerbang mahir menggunakan sistem senjata udara tradisional tersebut.

Dalam tahun yang sama, para penerbang mulai mengenal istilah ace yang

berarti penerbang yang mampu menjatuhkan 5 pesawat musuh. Sedangkan

penerbang Jerman menyebutnya dengan kanone yang berarti mesin

pembunuh. Istilah ace lahir dari Perancis, saat Rolland Garros mampu

menjatuhkan 5 musuh dalam awal bulan April 1915. Sedangkan penerbang

yang bisa menjatuhkan korban lebih banyak lagi, disebut dengan ace of aces.

Sampai tahun 1916, pesawat tempur mulai melakukan terbang

patroli formasi. Namun demikian, pertempuran masih dilaksanakan dalam

taktik satu lawan satu. Penerbang yang mulai menekuni kegiatan perumusan

(33)

Boelcke adalah orang pertama yang mampu menggambarkan detail-detail pertempuran yang telah dilakukannya. Dari pengalamannya, ia kemudian

berhasil merumuskan prinsip-prinsip dasar pertempuran udara. Sehingga

Boelcke nantinya dinobatkan menjadi bapak pertempuran udara dunia. Walaupun terbang formasi akhirnya dilaksanakan, pertempuran udara satu

lawan satu masih menjadi taktik andalan sampai akhir PD I. Memang

pertempuran udara besar (dog fight) sudah sering terjadi.

Namun rumusan yang baik tentang pertempuran udara yang

dilakukan lebih dari 2 pesawat belum pernah terwujud. “He who has height

controls the battle” Ini adalah kalimat suci bagi semua penerbang tempur. Memanfaatkan ketinggian adalah taktik pertama yang ditemukan untuk

pertempuran udara dan kekal sampai sampai saat ini. Memiliki keuntungan

ketinggian berarti keunggulan kecepatan dalam sebuah serangan dan saat

melarikan diri, penerbang memiliki pandangan yang lebih luas, dan daya kejut

yang lebih baik. Perkembangan kemampuan pesawat juga ikut mempengaruhi

perkembangan taktik pertempuran yang dilaksanakan.

Pada awal terjadinya pertempuran udara, taktik yang dugunakan

oleh penerbang hanya saling berputar-putar horizontal untuk menempatkan

diri pada posisi tembak yang baik. Mengapa demikian? Karena saat itu tak ada

satupun pesawat yang mampu digunakan untuk terbang vertikal. Gerakan

pesawat amat sangat terbatas. Tenaga dorong yang kecil dan cockpit pesawat

yang masih terbuka tidak memungkinkan penerbang untuk berjumpalitan di

(34)

pertempuran udara? Bukan dari Amerika, Perancis, ataupun Inggris. Dia

adalah seekor elang dari Jerman, bernama Max Immelmann. Dengan didukung

pesawat berdaya dorong besar buah karya si jenius dari Belanda Anthony

Fokker, Max Immelmann menjadi mesin pembunuh nomor satu Jerman bersama Oswald Boelcke. Immelmann menciptakan taktik vertikal yang pada

saat sebelumnya tidak mungkin dilaksanakan. Taktik yang diciptakan

Immelmann masih memanfaatkan ketinggian sebagai dasar pelaksanaannya. Dari posisi di atas, Immelman akan menukik ke bawah menuju belakang

pesawat lawan.

Dalam posisi tembak yang baik dan kecepatan yang tinggi,

Immelmann akan melepaskan rentetan tembakan. Sambil terus menembak,

Immelman akan membiarkan pesawatnya terus mendekat pada jarak minimum

terhadap pesawat lawan. Saat berada di jarak minimum itulah dia akan

membetot pesawatnya naik ke atas sampai mendekati kecepatan stall,

berputar, inverted, mencari lawan yang lain dan dihunjamkan lagi ke bawah.

Immelmann siap memakan korban lainnya. Gerakan ini dikenal dengan

sebutan Immelmann Turn. Sebuah gerakan yang sangat terkenal hingga saat

ini dan diajarkan secara luas di semua sekolah penerbang tempur.

Tak satupun penerbang mengetahui mengapa manuver vertikal

jauh lebih unggul daripada manuver horizontal. Dalam setiap belokan yang

dimulai pada saat yang bersamaan, maka penerbang yang menggunakan

vertikal manuver akan mampu bergerak lebih cepat. Bahkan Immelman sendiri

(35)

PD II, barulah diketahui rahasia keunggulan manuver vertikal yang

disebabkan adanya Radial G, sebagai pengaruh dari gaya gravitasi bumi.

Perkembangan teknologi yang berpengaruh besar pada perubahan taktik

pertempuran udara adalah ditemukannya komunikasi radio.

Teknologi ini ditemukan pada masa jeda pasca PD I. Dengan

teknologi ini, para penerbang akan dengan leluasa melakukan pertempuran

lebih dari 2 pesawat, karena para penerbang bisa menyampaikan instruksi

dengan baik. Mulai dari pertempuran 1 lawan 1 berkembang menjadi 2 lawan

2, 3 lawan 3, dan selanjutnya. Perkembangan menakjubkan yang sangat

mempengaruhi taktik pertempuran udara adalah penemuan teknologi radar.

Bila sebelumnya para penerbang harus menggunakan mata telanjang untuk

mencari musuh, maka setelah era radar, penerbang hanya melihat layar radar

di cockpit dan informasi dari radar permukaan ataupun radar AWACS

(Airborne Warning and Air Control System).

Bagi radar modern, radar bahkan sudah bisa menangkap target di

segala arah pesawat dengan teknologi Radar Warning Receiver (RWR).

Jerman pernah menjadi negara paling maju dalam pengembangan pesawat jet.

Namun karena manajemen politik yang salah, apa yang diperjuangkan para

ahli jenius Jerman itu hancur berantakan pada akhir PD II. Setelah itu Amerika

dan Rusia memimpin penguasaan teknologi pesawat tempur hingga saat ini.

Dengan daya dorong mesin yang lebih besar, sistem avionik dan senjata yang

(36)

Manuver-manuver vertikal maupun horizontal telah bisa dieksploitasi

sedemikian hingga menjadi seni gerakan yang mematikan.

Melihat perkembangan yang ada di kancah pertempuran udara

modern, pada saat ini tidak ada lagi pesawat yang terbang sendiri dan

bertempur sendiri. Pertempuran udara telah biasa dilakukan dalam jumlah

yang besar. Hal ini tentunya tergantung dari kekuatan tiap-tiap negara untuk

menyediakan jumlah pesawat yang diinginkan untuk taktik pertempuran udara

yang akan digunakan. Namun demikian, taktik pertempuran udara 1 lawan 1

adalah taktik dasar yang harus dikuasai oleh setiap penerbang tempur.

Sehingga, taktik ini sudah pasti akan diajarkan di seluruh sekolah penerbang

tempur. Dari taktik dasar ini, mereka akan mempelajari taktik pertempuran

dalam jumlah yang lebih besar.

“Pertempuran udara lahir dari teknologi” Inilah kalimat yang tepat

menyimak kemajuan yang terjadi dalam sejarah pertempuran udara. Semua

taktik baru yang dikembangkan dalam pertempuran udara adalah hasil

kemajuan teknologi. Dari mata telanjang, penerbang kini telah memiliki mata

yang lain di pesawat berupa radar dan RWR. Selain itu, penerbang akan

dibantu oleh operator-operator radar, yang akan mengarahkannya menuju

target yang dikehendaki, lalu menembakkan rudal dengan hanya

mengandalkan mata elektronik yang ada di pesawat.

Hasil dari kemajuan teknologi lainnya juga telah menghasilkan

performance pesawat yang sempurna. Mulai dari PD II, tidak hanya

(37)

mulai dipertimbangkan. Para desainer pesawat mulai memperhitungkan

kecepatan belok (rate turn) ataupun jari-jari belokan (radius turn) dari

pesawat untuk meningkatkan kelincahan tempur. Mereka juga mulai

memperhatikan sedetail-detailnya tentang akselerasi kecepatan, efesiensi

bahan bakar, jarak jangkau, dan lain-lainnya. Untuk menambah keamanan

tempur, mereka menciptakan kursi lontar, kokpit tertutup, ataupun pesawat

bermesin ganda.

Dalam pertempuran udara, faktor paling dominan yang

kelihatannya akan mengakhiri taktik pertempuran udara jarak dekat adalah

kemajuan teknologi rudal. Dengan jarak jangkau yang semakin jauh dan

akurasi perkenaan yang hampir 100 %, akan sangat sulit bagi pesawat musuh

untuk lolos dari sergapan. Dan bagi para penerbang sendiri, hal ini tentunya

sangat menguntungkan. Mereka tidak perlu melakukan dog fight dengan

berjumpalitan di angkasa. Mereka hanya melihat di layar, sedikit bergerak

untuk mengambil posisi menembak yang baik, melepaskan rudalnya, dan

pulang ke rumah. Dalam era seperti sekarang, pertempuran udara jarak dekat

seperti pada era PD I dan PD II juga sudah jarang terjadi.

Dengan perkembangan sistem radar dan rudal, pertempuran

dilaksanakan dalam Beyond Visual Range (BVR), dimana penerbang dari

pihak yang bermusuhan bahkan tidak saling melihat. Rudal jarak dekat

dengan sistem infra red seeker dengan jarak tembak efektif 2 mil dan harus

dilepaskan dari belakang pesawat lawan, memang sempat merajai di perang

(38)

Namun rudal jenis ini sudah mulai ditinggalkan oleh sebagian

negara pengguna. Untuk negara maju sendiri sudah bertumpu pada rudal

dengan jangkauan yang lebih jauh dan mampu dilepaskan dari berbagai

macam sudut serangan.

Sebagian besar kemenangan yang didapatkan dalam perang udara

dalam 4 dekade terakhir telah melibatkan pertempuran jarak dekat antar

pesawat tempur yang menggunakan rudal AIM-9 Amerika, Atoll Rusia,

Shafrir Israel, dan rudal jarak dekat lainnya. Rudal jarak sedang dan senapan mesin telah mulai menggantikan peran rudal-rudal jarak pendek tersebut sejak

dimulainya perang Vietnam.

Sejalan dengan kemajuan teknologi, faktor politik, dan usaha

keunggulan dalam perang, sebagian besar kemenangan yang didapatkan dalam

perang teluk dan konflik Kosovo, telah menggunakan rudal jarak sedang.

Sejak perang teluk 1990-1991, 60% (24 kemenangan) dari kemenangan

armada pesawat NATO terhadap Irak didapatkan dengan rudal udara ke udara

jarak sedang generasi ketiga dengan sistem radar homing, AIM-7 Sparrow.

Banyak dari rudal tersebut diluncurkan dari jarak yang cukup jauh. Pesawat

Irak lainnya jatuh dengan rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder (12

kemenangan), senapan mesin (2 kemenangan), 1 pesawat rusak dengan bom

907 kg dan 2 pesawat lagi jatuh pada saat bermanuver.

Pada saat ini, USAF telah mulai menggusur rudal lamanya dengan

AIM-120 AMRAAM. Rudal jarak sedang generasi keempat seperti AIM-120

(39)

pertempuran jarak dekat yang seharusnya menggunakan rudal jarak dekat

seperti ASRAAM dan AIM-9. Rudal jarak sedang seperti AIM-120 Amerika

dan R-77 juga telah ditingkatkan kemampuannya, sehingga mampu

menembak sasaran jarak jauh yang seharusnya menggunakan rudal jarak jauh

AIM-54 Phoenix. Rudal-rudal tersebut adalah jenis rudal jarak sedang yang

bisa diluncurkan dari jarak jauh tanpa melihat target dengan mata telanjang,

cukup dengan visualisasi pada layar radar. R-27 adalah rudal radar homing

semi aktif yang mempunyai kemampuan hampir sama dengan AIM-7 Sparrow

model terbaru. R-27 juga dibuat dalam jenis infra red missile. Rudal R-27 bisa

dipasang pada pesawat Mig-29 and Su-27. Sedangkan versi R-27RE memiliki

motor rocket lebih besar sehingga kecepatan dan jarak jangkau yang dimiliki menjadi lebih tinggi dibandingkan AIM-7 Sparrow milik NATO.

Rudal R-77 adalah rudal Rusia yang memiliki sistem dengan

kemampuan “fire and forget” setara dengan AIM-120 A/B. Namun jarak

jangkau dan kecepatannya lebih tinggi dibandingkan rudal Amerika tersebut.

Sehingga Amerika berusaha dengan keras untuk meningkatkan kemampuan

rudal-rudal jenis AIM-120 untuk mengimbangi musuhnya.

Rudal udara ke udara milik Perancis, MICA, memiliki jarak

jangkau lebih pendek dibanding AIM-120 dan R-27/77, yaitu 30 mil. Rudal ini

mempunyai versi radar aktif ataupun infrared. Rudal ini dipasang pada

pesawat Mirage 2000-5, rencananya akan dipasang untuk pesawat Rafale.

Amerika, Eropa, dan Rusia sebagai negara desainer senjata paling

(40)

kemampuan terbaik untuk jenis medium range, yang rencananya akan

digunakan untuk abad ke-21. Rusia sudah menyiapkan beberapa jenis desain

rudal seperti Zvezhda Kh-37 dan Novator Ks-172, yang memiliki kecepatan

tinggi, jarak jangkau 62 mil, dan sistem penjejak radar homing. Para petinggi

departemen pertahanan dan keamanan Inggris pun telah memesan sebuah

rudal baru jenis Beyond Visual Range Air To Air Missile (BVRAAM), yang

akan dipasang pada Eurofighter dengan jarak jangkau lebih besar dan

memiliki ketahanan manuver untuk membuat “no escape zone” bagi pesawat

musuh yang memiliki manuver tangguh. Perlombaan yang tak akan pernah

usai.

Mayor Nebojsa Nilkolic, salah satu dari penerbang AU Yugoslavia yang tertembak pertama kali pada pembukaan serangan udara NATO di

Kosovo. Malang tidak bisa ditolak, penerbang Yugoslavia ini baru saja

mengudara dari landasan, namun puluhan rudal baik air to air ataupun ground

to air missile sudah berhamburan mengejarnya. Pesawatnya jatuh sebelum mampu berbuat sesuatu dengan persenjataan yang dibawanya.

Hal inipun terjadi pada penerbang-penerbang Yugoslavia lainnya.

Jangankan bermanuver, justru pesawat-pesawat itu sudah jatuh lebih dulu di

sekitar landasan. Ini adalah paradigma baru dalam pertempuran udara bahwa

daerah pertahanan belakang pun sudah tidak bisa menghindar dari serbuan

senjata lawan. Tidak ada dog fight, baik 1 lawan 1 ataupun dalam jumlah yang

lebih besar, baik dalam jarak dekat ataupun BVR. Bagi Amerika sendiri,

(41)

dengan mencapai kemenangan dengan kerugian seminimum mungkin pada

korban prajurit.

Mereka mengembangkan pertempuran jarak jauh dan smart war.

Tidak ada jumpalitan, tidak ada hiruk pikuk ataupun teriakan prajurit.

Tinggal lihat di layar dan tekan tombol.

Strategi pertempuran sebenarnya hanya 3 macam, yaitu kekuatan,

kecepatan bergerak, dan kerahasiaan. Sehingga, rasio yang diambil dari ketiga

taktik itu adalah bila kalah kuat maka harus bergerak, jika masih kalah maka

bersembunyi.

Jika masih kalah juga, maka kita harus bergerak sambil sembunyi.

Hal ini pun berlaku bagi taktik pertempuran udara. Sehingga, mulai

dikembangkan teknologi stealth.

Ini adalah salah satu cara untuk menghindari pertempuran bentuk

lain yang sangat beresiko. “Bila dari jauh sudah bisa dibunuh kenapa harus

mendekat.” Integrasi teknologi rudal, radar dan satelit telah membuat Amerika mampu berbuat segalanya. Pengalaman tragis dari pangkalan MiG-29

Yugoslavia adalah sebuah contoh nyata. Jangankan pesawat yang ada di

udara, pesawat baru ditarik keluar hanggar pun sudah bisa dilihat dari

Amerika dengan teknologi satelitnya. Sehingga masalah eksploitasi luar

angkasa telah menjadi ancaman tersendiri bagi angkatan udara yang masih

bertahan pada cara bertempur yang lama.

Dengan gabungan teknologi radar, satelit, dan rudal yang canggih

(42)

Karena segala macam penghancuran akan bisa dilaksanakan dari pusat

komando di bawah dan deteksi pusat ancaman yang sempurna dari satelit.

Sehingga sempat terpikirkan oleh ahli-ahli senjata Amerika untuk

mengkonsep sistem senjata yang bertumpu pada satelit di luar angkasa. Hal ini

dilakukan dengan semakin sempurnanya sistem deteksi satelit. Dengan sistem

ini maka peran pesawat tempur akan jauh menurun dalam pertempuran.

Namun, sebagai manusia normal, siapa yang mau begitu saja

menggantungkan nasib hidup seluruh rakyat kepada peralatan yang terletak

jauh ribuan kilometer di luar angkasa, padahal ancaman kadang-kadang sudah

nampak di depan mata. Sehingga, pesawat tempur masih akan tetap menjadi

senjata pemusnah nomor satu dalam pertempuran. Namun, pertempuran tidak

lagi dalam jarak dekat, dan tidak pula bertumpu pada manuver akrobatik

sebuah pesawat. Pertempuran akan lebih tergantung pada kemampuan sistem

deteksi radar, akurasi dan jangkauan senjata, juga satelit di luar angkasa, yang

hanya dikendalikan dari sebuah remote control di laboratorium pertahanan

udara.

Ada beberapa perkembangan baru yang membuat prinsip-prinsip

penggunaan aset militer itu menjadi lebih kompleks. Saat ini muncul apa yang

disebut sebagai Revolutionary in Military Affairs (RMA) yang ditandai dengan

penggabungan tiga aspek yaitu sistem informasi (information system); sistem

persenjataan (weaponry system) dan ruang angkasa (space).

Sistem informasi telah menjadi suatu bagian yang sangat penting

(43)

militernya. Perang teluk 1991 dan aksi militer NATO terhadap Yugoslavia

menunjukkan hal ini. Sistem persenjataan dengan mengintegrasikan sistem

informasi melalui satelit dan komputerisasi telah merubah sifat suatu operasi

militer menjadi cepat, akurat dan efisien. Ukuran senjata juga menjadi lebih

kecil namun dengan kekuatan yang lebih besar. Karena ketergantungan pada

sistem informasi tersebut, operasi militer juga akan menjadikan jaringan

komunikasi dan infrastruktur yang sangat vital bagi musuh sebagai target

serangan militer baik penghancuran secara fisik, maupun melalui perang

komputer dan elektronik. Integrasi antara sistem persenjataan dan informasi

memerlukan ruangan/space. Ruangan yang dimaksud di sini adalah

penguasaan kendali atas ruang udara di daerah operasi militer.

Untuk mewujudkan hal tersebut peran Pesawat siluman dalam

suatu operasi militer memiliki fungsi yang sangat vital sebagai pesawat

mata-mata (pengintai) di daerah musuh dan sebagai serangan kejutan karena

kehadirannya yang sangat sulit untuk di deteksi oleh Radar lawan. Pada

umumnya pesawat siluman dalam operasi militer terbagi atas: pesawat tempur

(fungsi pengintaian dan serangan kilat) dan pesawat pengebom.

Dalam tugas pengintaian pesawat yang digunakan sering kali

adalah drone stealth atau pesawat siluman robot tanpa awak pesawat

seringkali disebut juga sebagai UAV (Unmanned Aerial Vehicle). UAV ini

sendiri digunakan untu melakukan tugas yang terlalu berbahaya untuk

dilakukan seorang diri oleh seorang pilot pesawat tempur. Kemampuan jelajah

(44)

menghimpun informasi-informasi penting yang ada di lapangan perang yang

berhubungan dengan musuh. Jelas kita ketahui bahwa sering kali keunggulan

dalam informasi intelejensi sangat mendukung hasil operasi militer secara

signifikan. Dari jenis pesawatnya, UAV yang sering digunakan adalah MQ

Reaper Predator yang memiliki kemampuan juga untuk melakukan serangan kilat karena dipersenjatai oleh rudal hellfire yang mampu membumihanguskan

suatu area dalam radius 1 hektar lebih. Namun dalam serangan kilat yang

efektif biasanya yang digunakan adalah pesawat siluman yang berawak seperti

pesawat tempur seri sukhoi buatan Rusia atau pesawat F-22 Raptor yang

terkenal dengan kegesitannya dalam melakukan penyusupan ke wilayah udara

tertentu dan superioritasnya saat melakukan dogfight (duel udara dengan

sesama pesawat tempur lainnya).

Pesawat siluman pengebom sendiri digunakan untuk

membombardir suatu area tertentu yang sudah ditentukan. Jenis pesawat

siluman untuk tipe pengebom ini sendiri adalah B-2 Spirit yang sering disebut

sebagai Stealth Bomber. Namun pada saat ini baik F-22 Raptor maupun B-2

spirit masing-masing sudah dilengkapi kapasitas untuk melakukan peluncuran

rudal dengan inti nuklir (Nuclear Warhead Missiles). Secara umum ini

menjadi solusi atas kesulitan peluncuran nuklir yang sebelumnya harus

diluncurkan dengan menggunakan rudal penjelajah yang di luncurkan melalui

sebuah silo (pangkalan instalasi peluncuran rudal), dimana jika peluncuran ini

dilakukan melalui silo akan ada batas jangkauan jarak yang dapat ditempuh

(45)

Hal ini memang sempat terpecahkan dengan munculnya nuclear

submarine atau kapal selam nuklir. Namun dengan lahirnya teknologi siluman, maka peluncuran nuklir dirasa akan lebih efektif jika menggunakan pesawat

siluman. Sehingga dapat disimpulkan penguasaan kendali atas ruang udara

yang dapat dilakukan oleh pesawat siluman tersebut sangat perlu untuk

menopang proses RMA tersebut.

Kemampuan pesawat siluman di dalam pertempuran itu menjadi

nilai tawar yang sangat tinggi bagi perkembangan pertempuran udara yang

terjadi. Radar yang menjadi mata elektronik pada saat pertempuran udara

sudah bisa dilumpuhkan melalui teknologi stealth tersebut, seorang pilot yang

berhadapan dengan pesawat siluman hanya tinggal mengandalkan naluri dan

mata telanjangnya saja untuk menentukan lokasi sebuah pesawat siluman, dan

tentu hal ini sangat merugikan karena visibilitas di atas pesawat tempur tanpa

adanya radar sangatlah terbatas. Selain itu kesulitan lainnya adalah pada saat

akan melakukan serangan berupa tembakan rudal, untuk membidik rudal

secara tepat di perlukan fungsi radar untuk mengunci target rudal yang di

kombinasikan dengan sensor inframerah untuk mendeteksi panas dari pesawat

yang akan ditembak jatuh. Hal ini sendiri sudah dimentahkan oleh pesawat

siluman dengan kemampuan menghilang dari radar, kemampuan manipulasi

bahan bakar yang dikomposisikan dengan model saluran pembuangan (thrust)

yang biasanya memancarkan panas yang di bentuk memanjang supaya

(46)

pesawat siluman telah menandai besarnya kekuatan militer negara yang

memiliki teknologi tersebut.

B. Kasus Pelanggaran Kedaulatan Wilayah Udara Suatu Negara Oleh

Penggunaan Teknologi Pesawat Siluman (Stealth Fighter).

Pada dasarnya penulis sendiri mengalami kesulitan yang sangat

luar biasa untuk mencari contoh kasus pelanggaran kedaulatan yang

disebabkan oleh penggunaan teknologi pesawat siluman. Hal ini disebabkan

oleh jarangnya pemberitaan mengenai penggunaan pesawat siluman tersebut

secara terang-terangan. Secara umum dari segi politis dan ekonomisnya,

pelanggaran kedaulatan oleh pesawat siluman telah terjadi pada saat perang

Irak dan pada saat Revolusi di Libya. Dimana semua insiden tersebut yang

mengakibatkan terjadinya pelanggaran kedaulatan wilayah udara suatu negara

dengan adanya alasan-alasan politis dan ekonomis yang di gabungkan dengan

justifikasi hukum internasional yang berlaku. Namun yang benar-benar murni

merupakan sebuah pelanggaran kedaulatan secara utuh baru terjadi pada 4

Desember 2011, dimana Angkatan Udara Iran mengklaim telah menembak

jatuh sebuah drone stealth (UAV) dengan jenis RQ – 170 Sentinel. Satu

persatu kasus tersebut akan dipaparkan dan dikaji menurut peraturan

internasional yang berlaku sebagai berikut:

(47)

Perang Irak (tahun 2003–2011), yang dikenal juga dengan istilah

Pendudukan Iraq72, Perang Teluk II73, Perang Teluk III74, atau, oleh

Amerika Serikat, Operasi Pembebasan Irak75, dimulai dengan

invasi Irak pada tahun 2003.

Okupasi yang kemudian dilakukan oleh pasukan koalisi

pimpinan Amerika Serikat dan Britania Raya mengakibatkan

berlanjutnya peperangan antara para pemberontak dengan pasukan

koalisi. Tentara Baru Irak lalu dibentuk untuk menggantikan

tentara lama Irak setelah dibubarkan oleh koalisi, dan diharapkan

tentara baru ini akan mengambil alih tugas-tugas koalisi setelah

mereka pergi dari Irak.

Sebelum invansi dilaksanakan, pemerintah Amerika Serikat

dan Britania Raya menuduh Irak sedang berusaha membuat senjata

pemusnah masal yang mengancam kemanan nasional mereka,

koalisi, dan sekutu regional. Pada tahun 2002, Dewan Keamanan

PBB mengeluarkan Resolusi 1441 yang mewajibkan Irak untuk

bekerjasama sepenuhnya dengan inspektur senjata PBB guna

membuktikan bahwa Irak tidak berada dalam suatu usaha membuat

      

72“Saudi King Condemns U.S. Occupation of Iraq” dikutip dari:

http://www.nytimes.com/2007/03/28/world/middleeast/29saudicnd.html?_r=1&ex=13328 20800&en=da8a156f30f093ea&ei=5124&partner=digg&exprod=digg diakses pada 2 September 2012 pada pukul 19:17 Wib

73“Rescue Operations in the Second Gulf War” dikutip dari situs:

http://www.airpower.maxwell.af.mil/airchronicles/apj/apj05/spr05/whitcomb.html diakses pada 03 Agustus 2012 pada pukul 19:15 Wib.

74“The 3rd Persian Gulf War” dikutip dari situs:

(48)

senjata pemusnah masal. Hans Blix, pemimpin dari tim inspeksi

senjata yang dikirim, mengatakan bahwa tidak ditemukan senjata

pemusnah masal dan Irak telah bekerja sama dengan aktif, akan

tetapi, dibawah ketentuan-ketentuan tertentu dan

penundaan-penundaan.

Di antara peperangan yang terjadi antara para pemberontak,

koalisi, dan tentara baru Irak, perang saudara antar kelompok

mayoritas Syi'ah dan minoritas Sunni masih berlanjut sampai

sekarang76. Sebab dan akibat terjadinya perang ini sampai kini

masih kontroversial.77

Dalam perang ini jenis pesawat siluman yang digunakan

adalah F-22 Raptor. Dima

Referensi

Dokumen terkait

Kesiciler yüklerin devreye sokulup çıkarılması için kullanılması ile birlikte bağlı olduğu sistemi veya bölümü aşırı yüke, kısa devreye

Anda dapat membuat hasil cetak berwarna yang akurat menggunakan Color Center [Pusat Warna] untuk mengkalibrasi printer, membuat dan menginstal profil warna kustom ICC, dan

demurrage mencapai 43,75%. Terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada bulan Mei dan Juni hingga 69,23% disebabkan oleh banyaknya kapal yang harus dilayani

Setelah melakukan penelitian dan menganalisisnya, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pada tahun 2002 terdapat selisih harga bahan baku yang menguntungkan pada periode I, periode

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis data yang diperoleh pada tahap observasi. Berdasarkan hasil analisa data dilakukan refleksi guna melihat

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Pemanfaatan teknologi oleh guru dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu : akses terhadap terhadap teknologi, manfaat yang dirasakan dari penggunaan teknologi,

Dalam menggunakan MONS ini secara bersama ada baiknya regulator yaitu pemerintah dan operator membuat regulasi secara bersama, sehingga MONS ini dapat dilakukan dengan