• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengelolaan Pengetahuan di SLB Negeri Cicendo Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pengelolaan Pengetahuan di SLB Negeri Cicendo Bandung"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Tempat, Tanggal lahir : Subang, 23 Maret 1995 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Tinggi, berat badan : 170 cm, 65 kg

Alamat rumah : Perum Griya Puspita Asri Block C1 No 6

RT 03 RW 01 Desa Wancimekar, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang 41373

Telepon (HP) : 085711511948

Email : noerarief03@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN PENDIDIKAN FORMAL :

1999-2000 : TK/TPA Darussalam Cikopo 2000-2006 : SDN Pucung III

2006-2009 : SMPN 3 Cikampek 2009-2012 : SMKN 1 Cikampek

2012-2016 : Universitas Komputer Indonesia (Jurusan Teknik Informatika) RIWAYAT ORGANISASI :

2006-2007 : Anggota Siswa TIK SMPN 3 Cikampek 2009-2010 : Anggota PASKIBRA SMKN 1 Cikampek 2010-2011 : Wakil Ketua PASKIBRA SMKN 1 Cikampek

2013-2014 : Anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika UNIKOM 2014-2015 : Sekretaris Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika UNIKOM 2015-2016 : Badan Pengawas HMIF UNIKOM

2015-2016 : Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa UNIKOM

(5)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

ARIEF NUR KHOERUDIN

10112040

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(6)

iii

Alhamdulillahi Rabbil alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, ilmu, petunjuk, pertolongan serta kemudahan yang dilimpahkan kepada penulis, shalawat dan salam tidak lupa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Sistem Pengelolaan Pengetahuan Di SLB Negeri Cicendo Bandung”. sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi jenjang strata satu (S1) di Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Selain itu, banyak sekali bantuan yang penulis terima. Karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik.

2. Orang tua dan keluarga yang saya cintai karena Allah SWT, serta adik saya yang selalu dengan tulus selalu mendoakan, memberikan dorongan moril dan materil, masukan, perhatian, dukungan sepenuhnya.

3. Ibu Tati Harihayati M., S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan saran serta ilmu pengetahuannya kepada penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.

4. Ibu Sufaatin, S.T., M.Kom. dan Ibu Dian Dharmayanti, S.T., M.Kom. Selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu guna mengarahkan, menguji, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam menyusun tugas akhir.

(7)

iv

7. Seluruh staf/guru di lingkungan SLB Negeri Cicendo yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.

8. Amanda, Eri dan Alif yang telah banyak membantu dan memotivasi dalam proses pengerjaan laporan tugas akhir ini.

9. Wisnu Arief Wicaksono, Ikhsan Anugerah, Gina Giovani, Muhammad Adlan E S, Muhammad Abyansyah F, Muhammad Zakky S U, Ridwan setiawan dan teman-teman IF-2/2012 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. 10. Sahabat-sahabat HIMA-IF yang selalu memberi semangat dan doanya dalam

proses pengerjaan laporan tugas akhir ini.

11. Teman-teman seperjuangan bimbingan dengan dosen pembimbing Tati Harihayati M., S.T., M.T.

12. Pihak – pihak lain yang juga membantu penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis akan selalu menerima segala masukkan yang ditujukan untuk menyempurnakan tugas akhir ini. Akhir kata semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang penulis telah terima dan mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan pengetahuan baik bagi penulis sendiri maupun bagi pihak yang membutuhkan.

Bandung, Agustus 2016

(8)

v

ASTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR SIMBOL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang Masalah ... 1

Perumusan Masalah ... 3

Maksud dan Tujuan ... 3

Batasan Masalah ... 3

Metodologi Penelitian ... 3

Sistematika Penulisan ... 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 13

Ruang Lingkup Instansi ... 13

2.1.1 Sejarah dan Profil Instansi ... 13

2.1.2 Visi dan Misi ... 15

2.1.3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan ... 15

Landasan Teori ... 25

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi ... 25

2.2.2 Pengertian Pengetahuan ... 25

(9)

vi

2.2.4.1 Tujuan Knowledge Management ... 29

2.2.4.2 Manfaat Knowledge Management ... 30

2.2.5 Manajemen Strategi ... 31

2.2.5.1 Perumusan Strategi ... 31

2.2.5.2 Pemilihan Strategi ... 31

2.2.6 Metode Case Based Reasoning ... 34

2.2.7 Perangkat Lunak Pendukung ... 39

2.2.7.1 Personal Home Page (PHP) ... 39

2.2.7.2 MySQL ... 40

2.2.8 Pengujian Perangkat Lunak ... 41

2.2.8.1 Pengujian Black Box... 41

2.2.8.2 Pengujian Beta ... 41

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 43

Analisis Sistem ... 43

3.1.1 Analisis Masalah ... 43

3.1.2 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 44

3.1.2.1 Prosedur Pelaksanaan Pelatihan ... 44

3.1.2.2 Prosedur Pergantian Guru Yang Tidak Masuk ... 46

3.1.3 Analisis Aturan Bisnis ... 47

3.1.3.1 Aturan Bisnis Berdasarkan Kebutuhan ... 48

3.1.1 Analisis Pengetahuan ... 48

3.1.2 Analisis Pencarian Metode Pembelajaran ... 50

3.1.2.1 Menentukan Metode Pembelajaran Yang Ada Pada Basis Kasus ... 54

(10)

vii

3.1.3.4 Analisis Jaringan ... 64

3.1.3.5 Analisis Pengkodean ... 67

3.1.4 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 69

3.1.4.1 Analisis Basis Data ... 69

3.1.4.2 Diagram Konteks ... 71

3.1.4.3 Data Flow Diagram (DFD) ... 75

3.1.4.4 Spesifikasi Proses... 85

3.1.4.5 Kamus Data ... 98

Perancangan Sistem ... 106

3.2.1 Perancangan Pengkodean... 106

3.2.2 Diagram Relasi... 108

3.2.3 Struktur Tabel ... 110

3.2.4 Perancangan Struktur Menu ... 114

3.2.5 Perancangan Antarmuka ... 115

3.2.6 Perancangan Pesan ... 134

3.2.7 Perancangan Jaringan Semantik ... 135

3.2.8 Perancangan Prosedural ... 136

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 145

4.1 Implementasi Sistem ... 145

4.1.1 Implementasi Perangkat Lunak ... 145

4.1.2 Implementasi Perangkat Keras ... 145

4.1.3 Implementasi Basis Data... 146

(11)

viii

4.2.1 Skenario Pengujian Black Box ... 155

4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian... 156

4.2.3 Kesimpulan Pengujian Blackbox ... 175

4.2.4 Pengujian Beta ... 176

4.2.5 Skenario Pengujian Beta ... 176

4.2.6 Kesimpulan Pengujian Beta ... 179

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 181

5.1 Kesimpulan ... 181

5.2 Saran ... 182

(12)

183 DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Ashman dan J. Elkins, “Educating Children With Special Needs,” 1994.

[2] H. Jogiyanto, Sistem Teknologi Informasi, Yogyakarta: Andi, 2005.

[3] G. Probst, S. Raub dan K. Romhardt, Knowledge Building Blocks for Success, New York: John Wiley & Sons., 2001.

[4] N. Munir, Knowledge Management Audit, Jakarta: PPM, 2008.

[5] T. P. L, “Knowledge Management Konsep,” dalam Arsitektur dan Implementas, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2007..

[6] A. Tiwana, “The 10‐Step Knowledge Management Road Map,” 2002.

[7] D. (. Bhatt, “EFQM - Excellence Model and Knowledge,” 2012.

[8] K. Dalkir, Knowledge management in Theory and Practice, Massachusetts Insitute of Technology., 2011.

[9] S. Siagian, Manajemen SDM., Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

[10] Sule, E. Tisnawati dan K. Saefullah, Pengantar Manajemen, Jakarta: Prenada Media Group, 2005.

[11] E. Armengol, S. Onta dan E. Plaza, “Explaining similarity in CBR Eva Armengol. Artificial Intelligence Research Institute (IIIA-CSIC),” Campus UAB, 08193 Bellaterra, Catalonia..

[12] A. A. dan E. Plaza, “Case Based Reasoning: Foundation Issues, Methodological Variations, and System Approaches,” Artifcial Intelligence Communication, IOS Press,, vol. 7, pp. 39-59, 1994.

[13] Iswanto, Membangun Aplikasi Berbasis PHP 5 dan Firebird 1.5, Yogyakarta: Andi, 2007.

[14] Sugiri dan H. Saputro, Pengelolaan Database MySQL dengan PhpMyAdmin, Graha Ilmu, 2008.

(13)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Cicendo Bandung adalah sekolah untuk penyandang disabilitas tunarungu. Materi kurikulum yang diterapkan di SLB Negeri Cicendo pada umumnya tidak jauh berbeda dengan sekolah umum lainnya yakni menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang membedakan penerapan kurikulumnya yaitu materi yang lebih sedikit ataupun rendah dibanding sekolah umum, dengan perbandingan misal dalam UN adalah 60% materi vokasional dan 40% materi akademis. Total materi dari tiap kelas di SDLB sebanyak 12 materi untuk di SMPLB dan SMALB sebanyak 14 Materi. Saat ini terdapat 33 guru. Proses belajar mengajar Guru mata pelajaran yang berhalangan untuk mengajar dapat digantikan oleh guru piket sebagai pengganti guru yang memberikan materi di kelas. Dalam proses belajar mengajar terdapat tiga metode utama individu tunarungu belajar yaitu dengan membaca ujaran, melalui pendengaran, dan dengan komunikasi manual, atau dengan kombinasi ketiga cara tersebut. Berdasarkan tingkat keberfungsian telinga dalam mendengar bunyi, ketunarunguan diklasifikasikan ke dalam empat kategori [1], yaitu Ketunarungguan ringan (mild hearing impairment), Ketunarunguan sedang (moderate hearing

impairment), Ketunarunguan berat (severe hearing impairment) dan

Ketunarunguan berat sekali (profound hearing impairment).

(14)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Humas Ibu Endah Mulyani, M.M.Pd., para guru SLB Negeri Cicendo yang pernah mengikuti pelatihan atau workshop dibidangnya tidak dapat menyimpan hasil pelatihan yang dijalaninya ke sekolah akibatnya guru yang tidak mengikuti pelatihan tersebut tidak mengetahui pengalaman atau hasil ilmu dari pelatihan yang telah dijalani oleh guru yang lainya, dan guru tidak bisa berbagi atau sharing hasil pelatihan ke guru lain.

Berdasarkan hasil evaluasi dari Ibu Dedeh Rohayati, S.Pd. sebagai pengajar Bahasa Indonesia, ketika mengajarkan siswa dengan tingat Ketunarunguan sedang (moderate hearing impairment). Metode pembelajaran dengan kondisi tersebut bisa ditangani dengan membaca ujaran (Speechreading) dimana siswa dapat memahami pembicaraan orang lain dengan “membaca” ujarannya melalui gerakan bibirnya. Akan tetapi, hanya sekitar 50% bunyi ujaran yang dapat terlihat pada bibir. Di antara 50% lainnya, sebagian dibuat di belakang bibir yang tertutup atau jauh di bagian belakang mulut sehingga tidak kelihatan, atau ada juga bunyi ujaran yang pada bibir tampak sama sehingga pembaca bibir tidak dapat memastikan bunyi apa yang dilihatnya. Hal ini sangat menyulitkan bagi mereka yang ketunarunguannya terjadi pada masa prabahasa, dimana dalam evaluasi suatu kelas berjumlah 10 siswa terdapat 4 siswa dengan tingkat ketunarungguan prabahasa dan 3 diantaranya mendapatkan nilai kurang dari rata-rata kelas. Untuk mengatasi masalah yang dialaminya guru harus bertanya kepada kurikulum untuk menemukan metode lain dalam melengkapi atau mengganti metode pembelajaran tersebut berdasarkan kasus sebelumnya.

(15)

3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan yang terjadi di SLB Negeri Cicendo adalah bagaimana membangun Sistem Pengelolaan PengetahuanDi SLB Negeri Cicendo Bandung.

Maksud dan Tujuan

Maksud dari penetilian yang dilakukan adalah untuk membangun Sistem Pengelolaan Pengetahuan Di SLB Negeri Cicendo Bandung. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian dan pembangunan sistem ini adalah :

1. Membantu guru mencari metode pembelajaran berbasis kasus.

2. Membantu guru yang berhalangan hadir dalam mengajar untuk memberikan materi ajar kepada guru piket untuk disampaikan didalam kelas.

3. Membantu guru mendapatkan hasilpelatihan yang tidak diikuti.

Batasan Masalah

Batasan masalah dimaksudkan untuk menghindari penyimpangan dan kesalahan dari permasalahan utama serta tujuan yang dicapai. Adapun batasan maslaah pada penelitian dan pembangunan sistem ini adalah :

1. Knowledge yang akan di sharing adalah materi ajar, metode pembelajaran, hasil pelatihan serta informasi mengenai sekolah.

2. Menggunakan Metode Case Based Reasoning (CBR) untuk menemukan metode pembelajaran dari suatu kasus berdasarkan kasus sebelumnya. 3. Analisis metode Case Based Reasoning (CBR) menggunakan kasus

metode pembelajaran pada mata pelajaran bahasa indonesia. 4. Format file dokumen yang dapat diunggah adalah .doc, .docx, .pdf 5. Sistem yang akan dibangun berbasis website.

6. Pengguna yang dapat masuk ke sistem adalah Wakasek Kurikulum dan Guru.

7. Bahasa pemprograman yang digunakan adalah PHP dan MySQL. Metodologi Penelitian

(16)
(17)

5 Merumuskan maksud dan tujuan

penelitian

Mengumpulkan data yang dibutuhkan selama penelitian

Observasi

Wawancara Studi Pustaka

Mulai

Analisis sistem yang sedang berjalan 1. Jurnal

Analisis Metode case based reasoning

(18)

A. Merumuskan Masalah

Tahapan pertama dalam penelitian adalah merumuskan masalah. Peneliti merumuskan masalah yang berkaitan dengan Sistem Informasi yang akan dibangun. Peneliti merumuskan masalah berdasarkan bagian-bagian yang ada di SLB Negeri Cicendo Bandung.

B. Merumuskan Maksud dan Tujuan Penelitian

Tahapan kedua adalah merumuskan maksud dan tujuan penelitian berdasarkan hasil dari perumusan masalah. Sehingga tujuan ini menjadi acuan peneliti untuk melakukan penelitian ini.

C. Mengumpulkan data yang dibutuhkan selama penelitian

Tahap pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan 3 teknik, yaitu:

1. Wawancara

Wawancara yang digunakan yaitu jenis wawancara tidak terstruktur, untuk mengetahui mengenai sistem sekolah yaitu melakukan dialog secara langsung dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Humas Ibu Endah Mulyani, M.M.Pd.

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan didalam lingkungan SLB Negeri Cicendo dengan mengamati secara langsung proses kerja dilapangan.

3. Studi Pustaka

Studi literatur diperoleh dari sumber bacaan berupa dokumen tertulis maupun elektronik seperti: buku, jurnal dan tugas akhir yang dijadikan referensi.

B. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

Analisis sistem yang sedang berjalan adalah penggambaran prosedur-prosedur apa saja yang ada pada sekolah saat ini. Pemodelan yang digunakan peneliti untuk menggambarkan prosedur-prosedur yang berjalan menggunakan

(19)

7 C. Analisis Aturan Bisnis

Analisis aturan bisnis merupakan suatu identifikasi dan pencatatan terhadap aturan-aturan baik tertulis atau lisan yang berlaku di lingkungan sistem dan memberikan pengaruh terhadap pembangunan sistem

D. Analisis Pengetahun

Pada tahapan ini peneliti menganalisis hal apa saja yang dapat diterapkan pada Sistem Informasi yang akan dibangun dengan pendekatan knowledge management yang digambarkan dengan model SECI.

E. Analisis Metode

Penggambaran mengenai penentuan metode pembelajaran menggunakan metode case based reasoning yang terdiri dari tahap retrieve, reuse, revise dan

retain.

F. Analisis Kebutuhan Non Fungsional

Pada tahapan ini peneliti menganalisis kebutuhan non fungsional yang dibutuhkan untuk sistem yang akan dibangun. Analisis kebutuhan non fungsional meliputi :

1. Analsis Jaringan

Mengnalisis jaringan yang ada disekolah untuk mengetahui apakah jaringan yang dimiliki SLB Negeri Cicendo Bandung telah memenuhi kebutuhan dalam penerapan sistem.

2. Analisis Hadware

Menganalisis hardware (perangkat keras) yang ada disekolah untuk mengathui apakah hardware yang yang dimiliki SLB Negeri Cicendo Bandung telah memenuhi kebutuhan minimum dalam penerapan KM. 3. Analisis Software

(20)

4. Analisis Pengguna

Menganalisis pengguna Sistem Pengelolaan Pengetahuan untuk mengetahui apakah pengguna yang terdiri dari seluruh pengajar disekolah dapat menjalankan sistem dengan baik.

G. Analisis Kebutuhan Fungsional

Pada tahapan ini peneliti menganalisis kebutuhan fungsional yang dibutuhkan untuk sistem yang akan dibangun. Analisis kebutuhan fungsional meliputi:

a. Analisis Basis Data

Pada tahapan ini peneliti menganalisis kebutuhan basis data dari sistem yang akan dibangun. Tool yang akan digunakan yaitu Entity Relationship Diagram (ERD)

b. Diagram Konteks

Pada tahapan ini peneliti menganalisis proses yang terjadi secara umum berupa aliran informasi dari pengguna ke dalam sistem yang akan dibangun

c. DFD (Data Flow Diagram)

Pada tahapan ini peneliti menganalisis proses yang terjadi secara khusus berupa aliran informasi dari pengguna ke dalam sistem dan basis data yang akan dibangun

d. Spesifikasi Proses

Pada tahapan ini peneliti menganalisis spesifikasi setiap proses yang ada pada DFD dalam bentuk tabel.

e. Kamus Data

(21)

9

H. Melakukan Perancangan Sistem Informasi yang akan dibangun Tahapan sistem informasi selanjutnya adalah melakukan perancangan sistem informasi yang akan dibangun. Perancangan sistem yang dilakukan antara lain:

a. Perancangan Tabel Relasi

Pada tahapan ini peneliti merancang basis data dimana setiap tabel yang ada pada basis data di relasikan.

b. Perancangan Struktur Tabel

Pada tahapan ini membuat penjelasan struktur tabel basis data yang akan dibangun.

c. Perancangan Struktur Menu

Pada tahapan ini peneliti membuat rancangan struktur menu yang ada pada Sistem Informasi yang akan dibangun.

d. Perancangan Antarmuka

Pada tahapan ini peneliti membuat tampilan antarmuka sistem beserta keterangan dan instruksi yang ada pada tampilan antarmuka.

e. Perancangan Pesan

Pada tahapan ini peneliti membuat pesan apa saja yang akan muncul pada sistem

f. Perancangan Jaringan Semantik

Pada tahapan ini peneliti membuat jaringan semantik dimana merupakan proses hubungan antarmuka yang telah dirancang sebelumnya.

g. Perancangan Prosedural

(22)

I. Pembangunan Sistem Informasi Dengan Pendekatan Knowledge Management

Sistem Informasi yang akan dibangun berbasis web. Pada tahapan ini peneliti menerjemahkan hasil analisis dan perancangan yang telah dibuat ke dalam bahasa pemrograman PHP.

J. Melakukan Pengujian Terhadap Sistem Informasi yang telah dibangun

Pada Tahap ini peneliti melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibangun sebelumnya.Pengujian sistem yang dilakukan yaitu pengujian blackbox

dan pengujian beta. Berikut adalah penjelasan dari setiap pengujian yang dilakukan: a. Pengujian black box

Dalam tahap ini sistem yang telah dibangun akan diuji ada kesalahan atau tidak dan sudah sesuai dengan analisis yang ditentukan atau belum, penulis menggunakan pengujian black box. Pengujian black box adalah pengujian yang dilakukan dengan mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsionalitas dari perangkat lunak.

b. Pengujian beta

Pengujian beta adalah pengujian yang dilakukan secara objektif dan dilakukan secara langsung di lapangan atau tempat dimana aplikasi yang dibuat diimplementasikan.

K. Melakukan Penarikan Kesimpulan

(23)

11 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi pembahasan masalah umum yang berhubungan dengan dengan penyusunan laporan tugas akhir, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi pembahasan mengenai profil SLB Negeri Cicendo. Meliputi sejarah, struktur organisasi dan job description, visi dan misi instansi, dan teori – teori yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini berisi tentang pembahasan tentang analisis dan perancangan dari sistem yang akan dibangun., selain itu juga terdapat perancangan antarmuka untuk aplikasi yang dibangun sesuai dengan hasil analisis yang telah dibuat.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini berisi hasil implementasi dari hasil analisis dan perancangan yang telah dibuat disertai juga dengan hasil pengujian dari sistem yang dibangun ini yang dilakukan di SLB Negeri Cicendo Bandung sehingga diketahui apakah sistem yang dibangun sudah sesuai dengan kebutuhan sekolah atau belum.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(24)
(25)

13 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Ruang Lingkup Instansi

Tahap ini merupakan peninjuan terhadap tempat penelitian studi kasus yang dilakukan di SLB Negeri Cicendo Bandung. Tinjauan ini meliputi sejarah, visi dam misi, logo sekolah, struktur organisasi serta deskripsi jabatan yang ada di sekolah.

2.1.1 Sejarah dan Profil Instansi

Pada tanggal 3 Januari 1930 merupakan sebuah perkumpulan penyelenggaraan pengajaran pada anak-anak Tuli Bisu di Indonesia atas inisiat if Ny. CM. Roeslfsema Wesselink istri dokter HL. Roeslfsema seorang ahli THT di Indonesia. Peletakan batu pertama oleh Hoogedel Geboren istri dari Gouveneur Generaal Van Neaderland disch Indie, pada tanggal 18 Desember 1933 sekolah dan asrama dibuka secara resmi dan mendatangkan 2 orang guru ahli dari Neaderland yaitu Tuan. Dw Bloemink dan Nn. E.Gudberg, Tuan Bloemink di angkat menjadi direktur.

Pada Tahun 1942-1945 selama peperangan Jepang sekolah dan asrama di pergunakan untuk klinik bersalin. Pada tanggal 1 Juni 1949 sekolah dikembalikan pada perkumpulan Kementrian dan Pendidikan Pengajaran mendatangkan guru ahli dari Nederland yaitu Jivan Dooran dan di susul oleh Tuan Vanderbeek, Jivan Dooran diangkat menjadi Direktur Lembaga LPATB, kemudian pada tahun 1952 diteruskan oleh Van der beek.

Pada Tahun 1954 LPATB di ganti menjadi SLB B P3ATR berstatus swasta yang di pegang P3ATR, Vanderbeek diganti oleh Bpk. Saleh Bratawijaya, BA. Pada tahun 1956 beliau pensiun di ganti oleh Bpk. RA. Suwandi Tirtaatmadja, BA.

(26)

Pada waktu Gubernur Bpk.Yogi SM menunjuk Bpk. Rh Gartina Dendadipura SH. Hingga SLB P3ATR Menjadi YP3ATR. Sebagai pengganti dari Bpk.Suwandi adalah Drs Purnama, kemudian diganti oleh Bpk.Djajuri BA

Setelah itu bpk. Uu Somawinata diganti oleh ibu Dra.Elly Sri Melinda tidak lama kemudian pada tahun 1996 SLB dijadikan 2 sekolah menjadi SLB I dikepalai ibu Kartika dan SLB II dikepalai oleh Ibu dra Elly Sri Melinda, SLB I untuk anak tunarungu murni dan SLB II anak tunarungu yang mengalami kelainan ganda Ibu Dra Elly SM alih tugas menjadi pengawas PLB diganti oleh Dra Eti Rochaeti. Ibu Dra Kartika alih tugas ke Purwakarta digantikan Oleh bapak Priyono,S.Pd. sampai dengan sekarang.

(27)

2.1.2 Visi dan Misi

SLB Negeri Cicendo Bandung sama seperti sekolah pada umumnya, yaitu memiliki impian dalam mengembangkan dan memajukan sekolah kedepanya. Impian SLB Negeri Cicendo Bandung tertuang dalam sebuah visi, yaitu : “Terwujudnya peserta didik yang berkarakter, cerdas dan memiliki kecakapan hidup tahap 2020”.

Untuk mewujudkan visi tersebut maka terciptalah misi-misi sebagai berikut: a. Mengembangkan pendidikan karakter kepada peserta didik agar menjadi insan yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, disiplin, mandiri dan komunikatif.

b. Mempersiapkan SLB Negeri Cicendo Bandung sebagai pusat pengembangan talenta bahasa dan komunikasi bagi anak.

c. Meningkatkan prestasi peserta didik dalam berbagai bidang.

d. Mengembangkan minat dan bakat peserta didik sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

e. Mempersiapkan peserta didik memiliki keterampilan kecakapan hidup dan wawasan kewirausahaan.

f. Meningkatkan kuantitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten dan profesional.

g. Menciptakan lingkungan sekolah ramah, sehat dan tertib.

h. Memelihara dan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan. i. Menjalin jejaring dengan berbagai pihak dalam bidang pendidikan,

finansial, sosial dan keprofesian.

2.1.3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan

(28)
(29)

Berdasarkan struktur organisasi akademik SLB Negeri Cicendo diatas, berikut deskripsi tugas masing-masing dari setiap bagian adalah sebagai berikut :

A. Kepala Sekolah

Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai Edukator Manager, Administrator dan Supervisor, Pemimpin atau leader, Inovator, Motivator

a. Kepala Sekolah sebagai edukator

Kepala Sekolah sebagai Edukator bertugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.

b. Kepala Sekolah selaku manager Mempunyai tugas :

6. Melakukan evalusi terhadap kegiatan 7. Menentukan kebijaksanaan

8. Mengadaka rapat 9. Mengambil keputusan

10. Mengatur proses belajar mengajar

11. Mengatur administrasi, ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana, prasarana dan keuangan (RAPBS)

12. Mengatur Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

13. Mengatur hubungan siswa dengan masyarakat dan instansi terkait. c. Kepala Sekolah selaku administrator

Bertugas menyelenggarakan Administrasi :

1. Perencanaan 11.Perpustakaan 2. Pengorganisasian 12.Laboratorium

3. Pengarahan 13.Ruang keterampilan/kesenian 4. Pengkoordinasian 14.Bimbingan konseling

(30)

6. Kurikulum 16.UKS

7. Kesiswaan 17.OSIS

8. Ketatausahaan 18.Serba Guna

9. Ketenangan 19.Media

10. Kantor 20.7 K

d. Kepala Sekolah selaku supervisor

Bertugas menyelenggarakan supervisi mengenai : 1. Proses belajar mengajar (PBM)

2. Kegiatan bimbingan dan konseling 3. Kegiatan ekstrakurikuler

4. Kegiatan ketatausahaan

5. Kegiatan kerja sama dengan masyarakat dan instansi terkait 6. Sarana dan Prasarana

7. Kegiatan OSIS 8. Kegiatan 7 K

e. Kepala Sekolah selaku pemimpin/leader 1. Dapat dipercaya jujur dan bertanggung jawab 2. Memahami kondisi Guru, Karyawan dan Siswa

3. Memiliki Visi dan Memahami Misi dan ekstern sekolah 4. Membuat mencari dan memilih gagasan baru

f. Kepala Sekolah sebagai inovator 1. Melakukan pembaharuan dibidang :

a. KBM b. BK

c. Ekstrakurikuler d. Pengadaan

(31)

3. Melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya di KOMITE SEKOLAH dan Masyarakat.

g. Kepala Sekolah sebagai motivator

1. Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja 2. Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBM/BK 3. Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk Praktikum 4. Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar 5. Mengatur halaman/lingkungan sekolah yang sejuk dan teratur

B. Komite Sekolah

Adapun tugas komite sekolah adalah :

a. Menyelenggarakan rapat-rapat komite sesuai dengan program yang ditetapkan

b. Bersama pihak sekolah menyusun dan menetapkan standar pelayanan pembelajaran di sekolah

c. Bersama pihak sekolah merumuskan dan menetapkan visi misi sekolah

C. Kepala Tata Usaha

Kepala Tata Usaha sekolah mempunyai tugas melaksanakan Ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah

2. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah 3. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah

4. Penyusunan data penyajian data/statistika sekolah 5. Mengkoordinasi dan melaksanakan 7K

6. Pelayanan adm kepegawaian dan kesiswaan

(32)

D. WKS Kurikulum

1. menyusun program kerja

2. menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan 3. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran

4. Mengatur penyusunan program pengajaran (program semester), program satuan pelajaran dan persiapan mengajar penjabaran dan penyesuain kurikulum

5. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakulikuler

6. Mengatur pelaksanaan program penilaina kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan dan laporan kemajuan belajar

7. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai kemajuan belajar 8. Mengatur pembangan MGMPP dan koordinator mata pelajaran 9. Mengatur Mutasi Siswa

10. Melakukan supervisi administrasi dan akademis 11. Menyususn Laporan

12. Menyusun jadwal Ujian Semester dan Daftar Pengawas 13. Menyusun kelengkapan administrasi

A. WKS Kesiswaan

1. Menyusun program kerja

2. Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling

3. Mengatur dan mengkoordinasikan, pelaksanaan 7K (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Kekekurangan, Kesehatan, dan Kerindangan 4. Mengatur dan membina program kegiatan kegiatan OSIS meliputi :

Kepramukaan, Palang Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Patroli keamanan Sekolah (PKS), Paskibra.

5. Mengatur program kegiatan siswa

6. Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan sekolah 7. Menyelenggarakan cerdas cermat, olahraga prestasi

(33)

9. Menyusun tata tertib sekolah

10.Mengatur pengisian buku induk, mutasi dan klaper 11.Mengatur penerbitan majalah dinding

12.Membuat papan statistik siswa 13.Membuat buku kasus

14.Menyusun program PSB (Penyusunan Kelas dan MOS)

B. WKS HUMAS

1. Menyusun program kerja 2. Membuat surat menyurat

3. Membuat proposal (kerjasama, bantuan, dll)

4. Mengatur dan mengembangkan hubungan dan peran dengan KOMITE SEKOLAH

5. Menyelenggarakan bakti sosial, karya wisata

6. Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan sekolah (gebyar pendidikan)

7. Menyususn daftar mutasi siswa 8. Menyusun laporan

C. WKS SARPAS

1. Merencanakan kebutuhan prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar

2. Merencanakan program pengadaannya 3. Mengatur pemanfaatan sarana prasarana 4. Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian 5. Mengatur pembukuan

6. Menyusun laporan

(34)

D. Koordinator RC

Bimbingan dan konseling membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut :

1. Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan konseling

2. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar.

3. Memberikan layanan dan bimbingan kepada para siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar.

4. Memberikan saran dan bimbingan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai.

5. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling 6. Menyusun statistika hasil penilaian bimbingan dan konseling 7. Melaksanakan kegiatan analisis evaluasi hasil evaluasi belajar

8. Menyususn dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling.

9. Menyusun buku kasus siswa 10.Membuat buku pribadi siswa

E. Koordinator LAB

Koordinator Lab mempunyai tugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Melaksanakan pengadaan bahan dan alat dalam pengelolaan lab 2. Merencanakan penggunaan lab

3. Menyiapkan alat menjelang siswa melaksanakan kegiatan praktikum 4. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan lab

5. Mengatur penyimpan dan daftar alat-alat lab

(35)

F. Wali Kelas

Wali kelas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Pengelolaan kelas

2. Penyelenggarakan administrasi kelas meliputi : a. Denah tempat duduk siswa

b. Papan absen siswa c. Daftar pelajaran siswa d. Buku absensi siswa

e. Buku pembelajaran/buku kelas f. Tata terti siswa

g. Membuat struktur organigram kelas h. Menyusun jadwal piket kelas

3. Pengisian daftar kumpulan nilai siswa (legger) 4. Pembuatan catatan khusus tentang siswa 5. Pencatatan mutasi siswa

6. Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar 7. Pembagian buku laporan penilaian hasil belajar

G. Guru

Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai ugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab seorang guru meliputi :

1. Membuat perangkat pengajaran : a. AMP dan LKS

b. Program mingguan guru dan program tahunan/semester c. Program satuan pelajaran dan program rencana pengajaran 2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

(36)

4. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian dan mengisi daftar nilai siswa

5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

6. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru lain dalam proses belajar mengajar

7. Membuat alat pelajaran/alat peraga

8. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni

9. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum 10.Melaksanakan tugas tertentu di sekolah

11.Mengadakan pengembangan program pengajaran yng menjadi tanggung jawabnya

12.Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa

13.Mengisi dan meneliti daftar siswa sebelum memulai pelajaran 14.Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum

15.Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkat

H. Guru Piket

Guru piket membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. menyiapkan perangkat sebelum waktu pembelajaran dimulai 2. Mengisi data guru pengajar pada buku pikrt

3. Mendata kehadiran guru

4. Mendata jumlah siswa yang hadir dan tidak hadir selama pelaksanaan KBM

5. Menangani kelas yang guru pengajarnya tidak hadir 6. Memberitahukan waktu pembelajaran melalui bel 7. Membuat laporan kejadian pada hari yang bersangkutan

I. Peserta Didik

(37)

Landasan Teori

Landasan teori merupakan dasar yang kuat dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan. Landasan teori ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh. Teori yang dibahas pada bagian ini adalah teori-teori tentang pengetahuan yang mendukung pembangunan pengembangan program.

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu sistem dan informasi. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur - prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersamasama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Informasi diartikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan, menyediakan semua informasi yang mempengaruhi semua operasi organisasi. [2]

2.2.2 Pengertian Pengetahuan

Keunggulan suatu perusahaan salah satunya disebabkan oleh kemampuan dalam menciptakan dan memanfaatkan pengetahuan. Knowledge atau pengetahuan adalah keseluruhan bagian dari pengetahuan yang ada dan keterampilan individu yang digunakan untuk memecahkan masalah. Pengetahuan tersebut terbagi dalam teori dan praktek yang pada umumnya berupa aturan dan petunjuk untuk mengambil keputusan. Pengetahuan bergantung pada data dan informasi yang dimiliki oleh suatu personal yang merefleksikan tentang suatu pendapat. Penambahan pengetahuan dalam persepektif manajemen pengetahuan pada dasarnya berorientasi pada penambahan pengetahuan. Misalnya dengan mendapatkan, mencari, melahirkan, menciptakan, menangkap dan berkolaborasi [3].

(38)

1. Pengetahuan inti adalah tingkatan dan cakupan pengetahuan yang dibutuhkan hanya untuk sekedar dapat beroperasi dalam industri atau lingkungan dimana organisasi berada.

2. Pengetahuan lanjut adalah pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi yang ingin mempunyai kinerja prima.

3. Pengetahuan inovatif adalah pengetahuan yang membuat organisasi mampu menjadi pimpinan dalam persaingan.

2.2.3 Siklus Knowledge

Polanyi seorang ahli kimia merupakan orang pertama yang memperkenalkan bahwa knowledge terdiri dari dua jenis yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge merupakan knowledge yang diam di dalam benak manusia dalam bentuk instuisi, judgement, skill, values dan beliefe yang sangat sulit diformalisasikan dan di share dengan orang lain. Explicit knowledge adalah

knowledge yang dapat atau sudah terkodefikasi dalam bentuk dokumen atau bentuk berwujud lainnya sehingga dapat dengan mudah dipindahkan dan didistribusikan dengan menggunakan berbagai media. Explicit knowledge dapat berupa formula, kaset / cd video dan audio, spesifikasi produk atau manual.

Kedua jenis knowledge tersebut, oleh Nonaka dan Takeuchi (1995) dapat dikonversikan melalui empat jenis proses konversi, yaitu: sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasai. Keempat jenis proses konversi ini disebut SECI Process ( S: socialzation, E: externalization, C: combination, dan I: internalization) seperti yang dilukiskan pada gambar 2.3.

Sosialisasi Eksternalisasi

Internalisasi Kombinasi Tacit Knowledge Explicit Knowledge

ke

(39)

Penjelasan mengenai model konversi pengetahuan model SECI adalah: [5] 1. Sosialisasi merupakan proses sharing dan penciptaan tacit knowledge melalui

interaksi dan pengalaman langsung.

2. Ekdternalisasi merupakan pengartikulasian tacit knowledge menjadi explicit knowledge melalui proses dialog dan refleksi.

3. Kombinasi merupakan proses konversi explicit knowledge menjadi explicit knowledge yang baru melalui sistemasi dan pengaplikasian explicitknowledge

dan informasi

4. Internalisasi merupakan proses pembelajaran dan akuisisi knowledge yang dilakukan oleh anggota organisasi terhadap explicit knowledge yang disebarkan ke seluruh organisasi melalui pengalaman sendiri sehingga menjadi tacit knowledge anggota organisasi.

2.2.4 Knowledge Management (KM)

Pengertian mengenai manajemen pengetahuan adalah pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keunggulan bersaing atau kinerja prima. Melalui manajemen pengetahuan, secara sadar organisasi mengidentifikasikan pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki dan memanfaatkanya untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan berbagai inovasi. [6]. Penerapan knowledge management tidak lepas dari 3 komponen, yaitu people,

(40)

70 % People

Data store & formats Network, Internet,

Gambar 2. 3 Komponen Knowledge Management [8]

Ketiga komponen tersebut saling terkait satu sama lainnya. Setiap komponen ini memiliki peran dan persentase yang berbeda. Komponen – komponen manajemen pengetahuan tersebut adalah [7]:

1. People

Suatu KM yang berhasil didalam penerapannya harus didukung dengan ketersediaan resource individu yang memiliki kompetensi didalamnya. Individu – individu ini yang memiliki peranan penting dalam KM, Oleh karena itu hal utama yang perlu dikembangkan adalah kompetensi masing – masing individu yang ada didalam organisasi atau perusahaan sepert halnya yang disampaikan oleh dan selanjutnya tiap - tiap individu ini dipastikan mengetahui dengan jelas peran dan tanggung jawab nya didalam mengelola pengetahuan dan menjalankan proses KM yang ada didalam organisasi atau perusahaan.

2. Process

(41)

3. Technology

Dalam mempermudah penerapan KM, diperlukan sebuah teknologi yang dapat membantu dalam aliran informasi dan data yang terjadi dalam proses KM, diantaranya dengan menangkap, menyimpan, dan mempermudah dalam penggunaan informasi dalam organisasi atau perusahaan. Adapu teknologi yang dibangun dapat berupa : Forum, Portal, SharePoint, dll.

2.2.4.1 Tujuan Knowledge Management

Penerapan KM akan memberikan pengaruh terhadap proses bisnis organisasi. Adapun tujuan manajemen pengetahuan sebagai berikut:

1. Penghematan Waktu dan Biaya

Adanya sumber pengetahuan yang terstruktur dengan baik, maka organisasi akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk konteks yang lainnya, sehingga organisasi akan dapat menghemat waktu dan biaya. 2. Peningkatan Aset Pengetahuan

Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan organisasi akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih luas da setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya.

3. Kemampuan Beradaptasi

Organisasi akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang terjadi.

4. Peningkatan Produktfitas

(42)

2.2.4.2 Manfaat Knowledge Management

Manajemen pengetahuan dapat bermanfaat bagi individu, komunitas dari praktek, maupun dalam organisasi. Manfaat manajemen pengetahuan sebagai berikut: [8].

1. Individu

Manfaat manajemen pengetahuan dapat dirasakan bagi individu, yaitu: a. Membantu individu dalam pekerjaanya dan menghemat waktu untuk

pembuatan keputusan yang lebih baik dan penyelesaian masalah. b. Membangun ikatan komunitas dalam organisasi.

c. Membantu individu tetap menjadi individu yang terbaru. d. Penyediakan tantangan dan kesempatan untuk berkontribusi. 2. Komunitas dari Praktek

Manajemen pengetahuan dapat membantu dalam komunitas. Manfaat manajemen pengetahuan pada komunitas dari praktek, yaitu:

a. Mengembangkan kemampuan profesional. b. Menyediakan proses belajar mengajar.

c. Fasilitas lebih baik dalam jaringan dan berkolaborasi.

d. Mengembangkan kode etik yang dapat dipatuhi oleh anggota. e. Mengembangkan suatu bahasa umum.

3. Organisasi

Manfaat Manajemen tidak hanya dirasakan bagi individu atau komunitas dari praktek namun dapat dirasakan juga pada organisasi, yaitu:

a. Membantu dalam menjalankan strategi organisasi b. Menyelesaikan suatu masalah lebih cepat.

c. Menjalankan prakter terbaik ( best practice)

d. Meningkatkan pengetahuan dalam suatu produk dan pelayanan.

e. Menyatukan ide dengan mengumpulkan gagasan dan meningkatkan kesempatan dalam inovasi.

(43)

2.2.5 Manajemen Strategi

Manajemen strategi berkaitan dengan upaya memutuskan persoalan strategi dan perencanaan, dan bagaimana strategi tersebut dilaksanakan dalam praktek. Manajemen strategi dapat dipandang sebagai hal yang mencakup tiga macam elemen utama. Terdapat adanya analisis strategi dimana penyusun strategi yang bersangkutan berupaya untuk memahami posisi strategi organisasi yang bersangkutan, adanya pilihan strategi serta implementasi strategi. Manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. [9]

2.2.5.1 Perumusan Strategi

Tahapan manajemen strategi diawali dengan perumusan strategi. Perumusan strategi adalah proses memilih strategi untuk mewujudkan visi organisasi. Proses pengambilan keputusan untuk menetapkan strategi seolah merupakan konsekuensi mulai dari penetapan visi-misi-tujuan jangka panjang-swot-strategi. Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats) mencangkup analisis mengenai lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Analisis eksternal akan memberikan gambaran tentang peluang dan ancaman (OT) sedangkan analisis lingkungan internal akan memberikan tentang keunggulan dan kelemahan (SW) dari perusahaan.

2.2.5.2 Pemilihan Strategi

Pemilihan strategi dikaji penentuan pilihan melalui matriks kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman (strengths, weaknesses, opportunities, threats). Proyek - proyek organisasi harus dilaksanakan setelah ditentukan tujuan dan sasaran-sasaran strategis. Suatu strategi adalah suatu rencana yang direkayasa untuk menyelesaikan suatu misi. Misi itu harus direncakan dalam parameter-parameter

strength (S, kekuatan) dan weakness (W, kelemahan) dari organisasi, opportunities

(O, kesempatan) dan threats (T, ancaman) dalam lingkungan.

(44)

merupakan machinetool yang membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi, matriks ini dinilai mampu menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh organisasi harus disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi yang dapat dilihat pada gambar 2.8.

Peluang

Gambar 2. 4 Diagram Analisis SWOT [10]

Kuadran I : kuadaran I merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Organisasi tersebut memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Kuadran II : Kuadran II menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.

Kuadran III : kuadran III organisasi menghadapi peluang yang sangat besar, akan tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala /kelemahan internal.

(45)

yang dapat dilakukan oleh organisasi yang didasarkan pada hasil analisis SWOT.

Dalam analisa SWOT dapat menghasilkan 4 (empat) kemungkinan strategi alternatif yang dikenal dengan Strategi Strength-Opportunities (SO), Strategi

Weaknesses-Opportunities (WO), Strategi Strength-Threats (ST), Strategi

Weaknesses-Threats (WT).

1. Kuadran I strategi SO; adalah strategi yang digunakan organisasi dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki/Strengths (S) untuk memanfaatkan berbagai peluang/Opportunity (O).

2. Kuadran III strategi WO; adalah strategi yang digunakan organisasi dengan seoptimal mungkin meminimalisir kelemahan/Weaknesses (W) yang ada untuk memanfaatkan berbagai peluang/Opportunity (O).

3. Kuadran II strategi ST; adalah strategi yang digunakan organisasi dengan meanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan/Strengths (S) untuk mengurangi berbagai ancaman/Threats (T) yang mungkin melingkupi organisasi.

4. Kuadran IV strategi WT; adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan/Weaknesses (W) dalam rangka meminimalisir ancaman/Threats

(T).

(46)

INTERNAL

2.2.6 Metode Case Based Reasoning

Case Based Reasoning (CBR) adalah metode untuk menyelesaikan masalah dengan mengingat kejadian-kejadian yang sama/sejenis (similar) yang pernah terjadi dimasa lalu kemudian menggunakan pengetahuan/ informasi tersebut untuk menyelesaikan masalah yang baru, atau dengan kata lain menyelesaikan masalah dengan mengadaptasi solusi-solusi yang pernah digunakan di masa lalu [11]. Case

Based Reasoning adalah suatu pendekatan untuk menyelesaikan suatu

permasalahan (problem solving) berdasarkan solusi dari permasalahan sebelumnya. Metode case based reasoning terdiri dari 4 tahap, yaitu retrieve, reuse, revise dan

(47)

Gambar 2. 6 Siklus Case Based Reasoning

New case New Case

Learned case

Tested / repaired

case Solved case

Retrived case

RETRIEVE

REUSES

REVISE RETAIN

PAST CASES

(48)

Gejala atau faktor penyebab pada kasus memiliki nilai. Gejala penting memiliki nilai 5, gejala sedang memiliki nilai 3 dan gejala biasa memiliki nilai 1. Persamaan untuk menghitung tingkat similaritas kasus baru terhadap kasus lama dapat dilihat pada persamaan 2.2.

� � � � , = ∑��=1 �, � ∗ �� (2.1)

�� � � � � , = [ � ∗� + � ∗� + � ∗� +⋯+ ��∗�� ]

� +� +� +⋯+�� (2.2)

Keterangan pada persamaan diatas adalah S sebagai similaritas memiliki nilai sama 1 dan similaritas beda memiliki nilai 0, W sebagai weight (bobot yang diberikan). Pemberian bobot dilakukan secara langsung atau direct weight.

1. Retrive

Proses Retrive merupakan proses pencarian kemiripan kasus baru dengan kasus yang lama. Pencarian kemiripan antara kasus baru dengan kasus lama dilakukan dengan cara mencocokan indikator yang diinputkan oleh pengguna dengan memilih beberapa gejala yang sedang dialami pada siswa dengan gejala yang ada pada basis pengetahuan.

Pencocokan dilakukan dengan cara memilih indikator yang telah ada. Dalam menentukan ketepatan dalam proses penilaian persamaan kasus digunakan metode

forward chaining untuk melacak gejala pada frame yang memiliki kemiripan dengan kasus baru yang diajukan.

Tingkat Kemiripan (S):

Jika 0 tidak ada indikator yang sama, jika 1 terdapat indikator yang sama Dengan menggunakan rumus

(49)

Mulai

Menemukan kembali kasus yang ada

Menghitung Tingkat Kemiripan

Selesai Kriteria yang terpilih

dengan kemiripan terbaik

Gambar 2. 7 Alur Proses Retrive

2. Reuse

Proses Reuse yaitu menggunakan kembali masalah atau kasus untuk mencoba memecahkan masalah atau kasus tersebut. Alur tahap reuse dapat dilihat pada Gambar 2. 8.

Mulai

Melihat hasil retrive

Kasus ditemukan ?

Tidak

Memodifikasi kasus menjadi kasus baru

Ya Ambil solusi dari basis kasus

Gunakan solusi

Selesai

(50)

3. Revise

Proses Revise yaitu meninjau kembali solusi yang telah diberikan, Kasus yang tidak memiliki faktor penyebab yang sama akan diproses dalam tahap revise dimana kasus baru tersebut direvisi untuk memperbaharui basis kasus yang telah ada. Basis pengetahuan tersebut akan terus mendapatkan perbaikan jika ditemukan kasus-kasus lain yang berbeda. Alur proses revise dapat dilihat pada Gambar 2. 9.

Mulai

Evaluasi Solusi dengan menanyakan solusi

kepada ahli

Memperbaiki kasus dengan mendeteksi kesalahan pada

kasus baru

Selesai

(51)

4. Retain

Proses Retrain yaitu mempertahankan atau menyimpan solusi baru sebagai bagian masalah atau kasus baru. Alur proses revise dapat dilihat pada Gambar 2. 10.

Mulai

Membangun kasus baru untuk disimpan pada basis

kasus

Indexing

Selesai Mengintegrasikan

basis kasus lama dengan basis kasus

baru

Gambar 2. 10 Alur Proses Retrain

2.2.7 Perangkat Lunak Pendukung

Adapun program aplikasi yang digunakan dalam pembangunan perangkat lunak ini adalah PHP dan database MySQL.

2.2.7.1 Personal Home Page (PHP)

PHP adalah kependekan dari PHP Hypertext Preprocessor, bahasa interpreter yang mirip dengan bahasa C dan Perl yang memiliki kesederhanaan dalam perintah, PHP dapat digunakan bersama dengan HTML sehingga memudahkan dalam pembangunan aplikasi web dengan cepat. PHP dapat digunakan untuk meng-update basis data dan menciptakan basis data. Interpreter

(52)

program yang akan dijalankan kemuadian interpreter tersebut akan meminta CPU untuk menlakukan perintah yang diterimanya.

Seperti halnya program open source lainnya, PHP dibuat di bawah lisensi GNU, General Public License, yang dapat di download gratis melalui situs

http://www.php.net. Awalnya, PHP diciptakan oleh Andi Gutmans untuk menghitung jumlah pengunjung yang mengakses homepage yang dbuatnya. PHP banyak mendukung basis data, seperti MYSQL, PostgresSQL, Interbase, ODBC, mSQL, Oracle, dan Sybase [13].

2.2.7.2 MySQL

MySQL termasuk dalam kategori database management system, yaitu suatu database yang terstruktur dalam pengolahan dan penampilan datanya MySQL

merupakan database yang bersifat client server, dimana data diletakkan di server

yang bisa diakses melalui komputer client. Pengaksesan dapat dilakukan apabila komputer telah terhubung dengan server, berbeda dengan database desktop, dimana segala pemrosesan data harus dilakukan pada komputer yang bersangkutan.

MySQL dapat juga dikatakan sebagai Relational Database Management System (RDBMS), yaiut hubungan antar tabel yang berisi data-data pada suatu database, dengan demikian dapat mempercepat pencarian suatu data. Tabel-tabel tersebut di-link oleh suatu relasi yang memungkinkan kombinasi data dari beberapa tabel ketika user menginginkan tampilannya informasi dari suatu database.

MySQL merupakan database yang dikembangkan dari bahasa SQL

(Structured Query Language), SQL merupakan bahasa terstruktur yang digunakan untuk interaksi antara script program dengan database server dalam hal pengolahan data. Dengan SQL, maka dapat dibuat tabel yang akan diisi data, memanipulasi data seperti menambah, menghapus dan mengupdate data.

(53)

2.2.8 Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian menyajikan anomali yang menarik bagi perekayasa perangkat lunak. Pada proses perangkat lunak, perekayasa pertama-tama berusaha membangun perangkat lunak dari konsep abstark ke implementasi yang dapat dilihat, baru kemudian dilakukan pengujian. Perekayasa menciptakan sederatan test case yang dimaksud untuk “ membongkar” perangkat lunak yang sudah dibangun.

Pada dasarnya pengujian merupakan satu langkah dalam proses rekayasa perangkat lunak yang dapat dianggap (paling tidak secara psikologis) sebagai hal yang destruktif dari pada konstruktif.

2.2.8.1 Pengujian Black Box

Pengujian black-box berfokus pada persyartan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian black-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk program. Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut :

- Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, - Kesalahan interface,

- Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal,

- Kesalahan kinerja,

- Inisialisasi dan kesalahan terminasi.

Pengujian black-box cenderung diaplikasikan selama tahap akhir pengujian, karena pengujian black-box memperhatikan struktur kontrol, maka perhatian berfokus pada domain informasi.

2.2.8.2 Pengujian Beta

(54)
(55)

181 BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5. Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan berisi hasil yang diperoleh setelah melakukan analisis, perancangan sistem dan implementasi dari perangkat lunak yang dibangun dan saran yang memberikan catatan penting untuk pengembangan perangkat lunak selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan analisis dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan terhadap Sistem Pengelolaan PengetahuanDi SLB Negeri Cicendo Bandung sebagai berikut :

1. Sistem Pengelolaan PengetahuanSLB Negeri Cicendo Bandung yang dibangun sudah cukup membantu guru dalam mencari metode pembelajaran berdasarkan kasus sejenis yang sebelumnya telah terjadi di sekolah.

2. Sistem Pengelolaan PengetahuanSLB Negeri Cicendo Bandung yang dibangun dapat membantu guru yang berhalangan hadir dengan mengunggah materi ajar yang akan disampaikan, kemudain materi yang diunggah digunakan oleh guru piket untuk materi ajar yang disampaikan dikelas.

(56)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam membangun Sistem Pengelolaan Pengetahuan SLB Negeri Cicendo Bandung, hal yang diharapkan kedepannya dapat dikembangkan lebih luas antara lain:

1. Penggunaan data kasus yang lebih luas pada semua mata pelajaran sehingga dapat digunakan di semua mata pelajaran

Gambar

Gambar 1. 1 Flowchart Alur Penelitian
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi SLB Negeri Cicendo Bandung
Gambar 2. 2 Empat Model Konversi Knowledge [5]
Gambar 2. 3 Komponen Knowledge Management [8]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas XI SMALB Cicendo K ota Bandung mengenai “ Profil KPS Siswa Tunarungu pada Pembelajaran IPA- Fisika” dapat

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang diberikan pada penelitian ini adalah bagi siswa remaja SMA SLB-B Cicendo yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan

Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini yakni tentang pembelajaran braille di SLB Negeri A Kota Bandung kelas 1 SDLB mengenai kondisi faktual pembelajaran

Permasalahan yang sering muncul dalam proses pembelajaran di SMA Negeri 16 Bandung adalah pada saat guru atau siswa berhalangan hadir sehingga materi pelajaran yang diberikan

Dengan adanya Sistem Informasi Belajar Online di SMA Negeri 13 Bandung ini memudahkan guru dalam memberikan materi, tugas dan kuis kepada siswa ketika guru berhalangan

Untuk mengatasi kendala – kendala yang dihadapi di Rawat Jalan PMN Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung maka dibuat perancangan sistem informasi rekam medis elektronik Rawat Jalan

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara memeriksa langsung keadaan mulut objek penelitian, untuk mengetahui indeks def-t dan DMF-T pada siswa tunarungu

Dengan permasalahan tersebut dibuatlah aplikasi yang diharapkan dapat membantu SLBN Cicendo dalam pembuatan RAB, memberikan informasi dana masuk kepada kepala