• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TANGKAP BOLA MENGGUNAKAN SASARAN KERANJANG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SOKATENGAH 02 KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2012 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TANGKAP BOLA MENGGUNAKAN SASARAN KERANJANG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SOKATENGAH 02 KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2012 2013"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR

TANGKAP BOLA MENGGUNAKAN SASARAN

KERANJANG PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI SOKATENGAH 02

KECAMATAN BUMIJAWA

KABUPATEN TEGAL

TAHUN PELAJARAN

2012/2013

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata I Untuk mencapai gelar sarjana pendidikan

Oleh

Bambang Wijanarko

6101911109

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)

ii

Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang pada Siswa Kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing (1) Drs. Bambang Priyono, M.Pd. (2) Drs. Uen Hartiwan, M.Pd.

Kata kunci : Hasil belajar, Lempar tangkap, Sasaran keranjang.

Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditemukan beberapa masalah yang kompleks, khususnya pada pembelajaran lempar tangkap bola kecil. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor 1.Siswa terlihat kurang tertarik pada pelajaran Penjas, 2.Siswa cepat bosan pada saat mengikuti pelajaran Penjas, 3.Belum adanya metode yang pas. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan: “Apakah model pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang dapat meningkatkan hasil belajar lempar tangkap bola pada siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013?” Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang dapat meningkatkan hasil belajar lempar tangkap bola pada siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2012/2013.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilakukan di SDN Sokatengah 02 kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal dengan subyek penelitian kelas V dengan jumlah 30 siswa terdiri dari 12 laki-laki dan 18 perempuan. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi motivasi belajar siswa, lembar observasi minat belajar siswa, angket respon siswa dan tes praktek. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dan melalui hitungan rumus yang telah ditentukan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang, pada siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal berdampak positif, hal ini terlihat pada hasil belajar siswa yang melebihi KKM yang ditetapkan yaitu 75 mengalami peningkatan pada siklus I ke siklus II sebesar 4,4 % yaitu dari 74,8% (siklus I) menjadi 79,2% (siklus II) dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan 27% yaitu dari siklus I 70% menjadi silus II 97%.

(3)

iii

Nama : Bambang Wijanarko

NIM : 6101911109

Fakultas : Ilmu Keolahragaan Jurusan/ Prodi : PJKR/ PGPJSD

Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang Pada Siswa

Kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2012/2013

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripi ini hasil karya saya sendiri dan tidak menjiplak karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian. Apabila pernyataan saya ini tidak benar saya bersedia menerima sangsi hukum akademika dari Unnes dan sangsi hukum sesuai yang berlaku di wilayah Negara Republik Indonesia.

Semarang, Juli 2013

(4)

iv

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Nama : Bambang Wijanarko NIM : 6101911109

Program Studi: S1 PGPJSD

Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2012/2013

Pada Hari : Sabtu, Tanggal : 27 Juli 2013

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Dr. H. Harry Pramono, M.Si. Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd. NIP. 19591019 198503 1 001 NIP. 19810129 200312 1 001

Dewan Penguji

1. Drs. Endro Puji Purwono, M.Kes. ( Penguji Utama ) _________________ NIP. 19590315 198503 1 003

2. Drs. Bambang Priyono, M.Pd. ( Penguji 1) __________________ NIP: 19600422 198601 1 001

(5)

v

1. Segala sesuatu akan dapat terwujud jika kita yakin pada kemampuan diri dan melakukannya dengan serius dan kerja keras.

2. Jangan menunda pekerjaan sampai besok, apa yang bisa kau kerjakan, kerjakanlah sekarang (Penulis).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan sebagai ungkapan rasa terimakasih kepada :

1. Istriku, Kristin Natalia, A.Ma. tercinta atas doa dan kasih sayangnya yang selalu mengalir. 2. Anakku Yose dan Angel tercinta yang selalu

menyayangi aku.

3. Kedua orang tua (alm) dan mertuaku, yang selalu memberi semangat dalam setiap langkahku dengan restu dan doanya.

(6)

vi

BerkahNya sehingga skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang pada Siswa Kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat diselesaikan dengan baik. Keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini juga atas bantuan dari berbagai pihak, dengan rasa rendah hati saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti menjadi mahasiswa UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak Dr. H. Harry Pramono, M.Si yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri Semarang, Bapak Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd yang telah memberi dorongan dan semangat serta ijin penelitian untuk menyelesaikan skripsi.

4. Pembimbing Utama Bapak Drs. Bambang Priyono, M.Pd. yang telah memberikan petunjuk, dorongan dengan sabar dan teliti dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(7)

vii

7. Kepala SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal yang telah memberi kemudahan dalam penelitian ini.

8. Dewan Guru SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa yang telah membantu dan memberi motivasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu pelaksanaan penelitian 10. Siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten

Tegal yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini

11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung dalam penelitian skripsi ini.

Semoga segala amal baik dari semua pihak, mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan berguna bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, Juli 2013

(8)

viii

(9)

ix

2.1.9. Bermain ... 24

2.1.10. Permainan dan Pendidikan Jasmani ... 28

2.1.11. Lempar Tangkap Bola Kecil ... 32

2.1.12. Permainan Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang ... 34

3.9. Indikator Keberhasilan Belajar... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 52

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan... 73

5.2. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(10)

x

Tabel Halaman

3.1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa ... 50

4.2. Hasil Belajar Pra Siklus ... 52

4.3. Lembar Observasi ... 55

4.4. Hasil Belajar Siklus I ... 57

4.5. Perolehan Nilai Pra Siklus dan Siklus I ... 60

4.6. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus II ... 62

4.7. Hasil Belajar Siklus II ... 65

4.8. Perolehan Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 66

4.9. Rekapitulasi Angket Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang ... 67

(11)

xi

Gambar Halaman

2.1. Lapangan Permainan ... 36

2.2. Alat Permainan ... 36

3.3. Dua Siklus PTK ... 40

4.4. Diagram Ketuntasan Siklus I ... 59

4.5. Diagram Ketuntasan Siklus II ... 66

4.6. Grafik Hasil Angket Motivasi Siswa ... 68

(12)

xii

Lampiran Halaman

1. Surat Keputusan Pembimbing ... 78

2. Surat Ijin Penelitian ke Sekolah ... 80

3. Surat Keterangan dari Sekolah ... 81

4. Daftar Nama Siswa Kelas V ... 82

5. Silabus Pembelajaran ... 83

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 85

7. Angket Minat Siswa ... 91

8. Angket Motivasi Siswa ... 93

9. Lembar Penilaian Kognitif Siswa Siklus I ... 95

10. Lembar Penilaian Aspek Afektif Siswa Siklus I ... 98

11. Lembar Penilaian Aspek Psikomotor Siswa Siklus I ... 101

12. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I ... 104

13. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 106

14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 108

15. Lembar Penilaian Kognitif Siswa Siklus II ... 114

16. Lembar Penilaian Aspek Afektif Siswa Siklus II ... 117

17. Lembar Penilaian Aspek Psikomotor Siswa Siklus II... 120

18. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II ... 123

(13)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan dari pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar manjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat jasmani dan rohani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab (UU RI No.20 Tahun 2003 tentang sistim Pendidikan Nasional). Undang–undang tersebut memberikan isyarat bahwa pembangunan pendidikan nasional diarahkan pada pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang memilki kepribadian yang kuat, sehat jasmani dan rohani, memiliki ilmu pengetahuan, demokratis dan bertanggung jawab, yang di landasi oleh keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

(14)

mencakup pengembangan individu secara menyeluruh, yaitu aspek jasmani, aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual.

Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang dilaksanakan di sekolah memiliki peranan sangat penting yaitu, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Hal tersebut bertujuan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat.

Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga dewasa ini adalah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Pengajaran pendidikan jasmani yang efektif dalam kenyataan lebih dari sekedar mengembangkan ketrampilan olahraga. Pengajaran tersebut pada hakikatnya merupakan proses sistematis yang diarahkan pada pengembangan pribadi anak seutuhnya.

(15)

program pendidikan lainnya dalam hal ranah pembelajarannya, yaitu sama-sama mengembangkan tiga ranah utama yaitu psikomotor, afektif dan kognitif. Namun ada kekhasan dari program pendidikan jasmani yang tidak dimiliki program pendidikan lainnya, yaitu dalam hal mengembangkan wilayah psikomotor, yang biasanya dicapai dengan tujuan mengembangkan kebugaran jasmani anak dan pencapaian ketrampilan geraknya.

Kondisi belum efektifnya kegiatan pembelajaran tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah kurangnya sarana dan prasarana olahraga, kurangnya variasi pengembangan model pembelajaran dalam memberikan materi pelajaran sehingga membuat siswa cepat bosan saat mengikuti pelajaran olahraga karena materi yang terlalu monoton dan tidak menjadikan pelajaran olahraga menjadi bagian pelajaran yang digemari dan dinanti-natikan.

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di dalamnya diajarkan beberapa macam cabang olahraga dan permainan yang terangkum dalam kurikulum pendidikan jasmani. Salah satu permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani yaitu permainan bola kecil. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar kelas V di tuliskan Standar Kompetensi 1: Mempraktekkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana dan olah raga serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya

(16)

kerjasama tim, sportifitas dan kejujuran. Lempar tangkap bola kecil ada di dalam permainan bola kecil. Lempar tangkap bola kecil ini dapat meningkatkan ketangkasan, kekompakan dan keakuratan anak, sehingga melalui lempar tangkap dapat menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama yang baik.

Hasil pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes yang dilakukan oleh beberapa sekolah yang ada di Kabupaten Tegal pada umumnya dan di SD Negeri Sokatengah 02 Kabupaten Tegal pada khususnya, menunjukkan bahwa teknik yang digunakan pada pembelajaran penjasorkes relatif sama, yaitu untuk pembelajaran lempar tangkap bola masih kurang siswa menguasai pelajaran itu.

Guru masih senantiasa memberi materi pembelajaran lempar tangkap bola dengan mengacu pada hasil yang dicapai siswa, tidak memperhatikan proses yang dilakukan, yang lebih disayangkan bahwa cara yang digunakan sangat membosankan dan menjenuhkan, sehingga yang seharusnya anak sudah terbiasa dengan lempar tangkap bola menjadi kurang bersemangat dalam mengikutinya.

(17)

Seorang guru pendidikan jasmani dan kesehatan untuk mencapai tujuan pembelajaran lempar tangkap bola kecil, harus memperhatikan perkembangan anak, karakteristik anak, kemampuan anak dan kesukaan anak serta tujuan yang harus dicapai.

Kenyataan di lapangan banyak siswa kurang senang dan kurang suka ketika guru menyampaikan materi lempar tangkap bola kecil, terlebih lagi setelah melihat sarana dan prasarana yang digunakan merupakan alat pembelajaran yang sesungguhnya anak akan merasa cepat bosan dan malas untuk mengikuti. Selain itu materi lempar tangkap merupakan materi yang membosankan dan menjenuhkan. Sejauh ini hasil pembelajaran siswa masih jauh dari hasil yang diharapkan. Hal ini diketahui dari hasil penilaian yang dilakukan oleh guru ternyata masih banyak siswa yang belum mampu mencapai nilai KKM yang telah ditentukan, yaitu 75.

(18)

adalah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikologis. Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Untuk itu perlu adanya pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran.

Model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merancang pengajaran. Isi yang terkandung di dalam model pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Contoh strategi pengajaran yang biasa guru terapkan pada saat proses belajar mengajar adalah manajemen kelas, pengelompokkan siswa, dan penggunaan alat bantu pengajaran. (Husdarta, dkk. 2000 : 35 ).

(19)

Pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang diharapkan dapat menjadi rangsangan siswa terhadap penguasan melempar dan menangkap bola dengan baik.

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas maka untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar Penjasorkes khususnya materi permainan bola kecil penulis mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah model pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang dapat meningkatkan hasil belajar lempar tangkap bola pada siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013?”

1.3Tujuan Penelitian

(20)

Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2012/2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis :

Dapat memperluas cakrawala dan khasanah ilmu pengetahuan. 2. Manfaat praktis :

Bagi siswa

a. Dapat meningkatkan kompetensi peserta didik khususnya lempar tangkap bola kecil.

b. Dapat belajar dengan model pembelajaran yang inovatif dan bervariasi melalui metode pembelajaran

Bagi guru

Untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan

Bagi Peneliti

(21)

1.5. Sumber Pemecahan Masalah

Mensikapi kurikulum yang sekarang (KTSP) dimana sekolah berhak menentukan sendiri materi yang diajarkan dan tentunya materi tersebut disesuaikan dengan kondisi sekolah, maka model pembelajaran dalam bentuk alat bantu sangatlah diperlukan, dalam penelitian ini bentuk model pembelajarannya adalah lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang.

Pemecahan permasalahan yang terkait pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang ini diharapkan dapat pula meningkatkan motivasi guru agar dapat membuat solusi pembelajaran melalui alat bantu olahraga lainnya, agar pembelajaran yang diselenggarakan dapat lebih bervariasi dan tidak membosankan.

1.6. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah pengertian dalam penafsiran judul skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang dianggap penting dengan demikian ada kesamaan pendapat dalam memberikan penafsiran. 1.6.1. Belajar

Belajar menurut Gagne dan Berliner dalam Achmad Rifa,i RC, dkk (2009:82),

belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.

(22)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan belajar adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu atau yang tidak terampil menjadi terampil.

1.6.2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar (Chatarina Tri Anni, dkk, 2007:5).

Bloom dalam Rifa’I (2009:86), menyatakan bahwa hasil belajar meliputi tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar.

Jadi yang dimaksud hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti yang diukur menggunakan teknik penilaian tertentu setelah mengalami kegiatan belajar.

1.6.3. Media Pembelajaran

Media merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti “tengah, perantara atau pengantar”(arsyad, 2000). Media dapat berupa sesuatu bahan atau alat (dalam bukunya Agus Kristiyanto, 2006:126).

(23)

11 2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan suatu usaha pendidikan dengan menggunakan aktifitas otot-otot hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organic, neuromuskuler, intelektual dan sosial (H.Abdulkadir Ateng, 1992). Menurut Pangrazi Dauger (1992) dalam Adang Suherman (2000:20) menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari program umum yang memberikan kontribusi, terutama perkembangan anak secara menyeluruh.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa, (Samsudin, 2008:2)

(24)

melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya. Hal ini kemudian disusun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial siswa. Jadi berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai pengertian pendidikan jasmani dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan dengan melalui aktifitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif siswa.

a. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. (Kurikulum Penjas, 2004).

b. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.

(25)

2.1.1.1 Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani

a. Permainan dan olahraga : olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak keterampilan lokomotor non lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, bola voli, bola basket, sepak bola, tenis meja, tenis lapangan dan bela diri serta aktivitas lainnya.

b. Aktivitas pengembangan: mekanika sikap tubuh komponen kebugaran jasmani dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.

c. Aktivitas senam meliputi : ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, serta aktivitas lainnya.

d. Aktivitas ritmik meliputi : gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya.

e. Aktivitas air meliputi : permainan di air, keselamatan di air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.

f. Pendidikan luar kelas meliputi : piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.

2.1.1.2. Tujuan Pendidikan Jasmani

a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan peeliharan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis lebih baik. c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

(26)

e. Mengembangkan sikap positif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.

2.1.1.3 Fungsi Pendidikan Jasmani a. Aspek Organik

1. Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan ketrampilan.

2. Meningkatkan kekuatan yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot.

3. Meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama.

4. Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan aktivitas berat secara terus menerus dalam waktu lama. 5. Meningkatkan fleksibilitas, yaitu: rentang gerak dalam persendian yang

diperlukan untuk menghasilkan gerakan efisien dan mengurangi cidera. b. Aspek Neuromuskuler

1. Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot.

2. Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti: berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap/ mencongklang, bergulir, dan menarik.

(27)

4. Mengembangkan keterampilan dasar manipulatif seperti: memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah,

memantulkan, bergulir.

5. Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti: ketepatan, irama, rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan.

6. Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti: sepak bola, soft ball, bola voli, bola basket, baseball, atletik, tennis, beladiri dan lain-lain c. Aspek Perseptual

1. Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat. 2. Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat

atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di: depan, belakang, bawah, sebelah kanan atau sebelah kiri dari dirinya.

3. Mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu: kemampuan mengkoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh, atau kaki.

4. Mengembangkan keseimbangan tubuh yaitu; kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis.

5. Mengembangkan dominansi yaitu : konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanan/kiri dalam melempar atau menendang.

(28)

2.1.2. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan (Sri Rumini,dkk, 1993:59). Lebih lanjut Wasty Soemanto (1998:104) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses dasar perkembangan hidup manusia, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang.

Menurut Sugihartono, dkk (2007:74) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan lingkungannya dalam memenuhi hidupnya.

Belajar merupakan suatu perubahan dimana perubahan itu untuk memenuhi kebutuhannya yang disesuaikan dengan lingkungannya.

Sejalan dengan pendapat sebelumnya Oemar Hamalik (2008:29) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses, belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan, jadi merupakan langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh.

(29)

2.1.3. Pengertian Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar menurut Hamalik (2002: 155): tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Gagne mengungkap ada lima kategori hasil belajar, yaitu: informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara belum mengungkap tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dapat dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana,1990:22)

Dari beberapa pengertian hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar.

2.1.4. Pengertian Belajar Gerak

(30)

Menurut Schmidt (dalam Amung Mataun dan Yudha M. Saputra, 2004:45) mengatakan bahwa belajar gerak adalah suatu proses yang berhubungan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada terjadinya perubahan-perubahan yang relative permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil.

Menurut Gagne (dalam Ari Asnaldi,2008) mengatakan bahwa belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses pertumbuhan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat kita simpulkan bahwa belajar gerak merupakan suatu proses yang di dalamnya terjadi penyampaian informasi, pemberian latihan dan perubahan yang terjadi akibat latihan relatif permanen. Penyampaian informasi dalam belajar gerak dapat berupa penjelasan dan pemberian contoh gerakan.

2.1.5. Gerak Dasar

(31)

bimbingan, latihan dan pengembangan agar anak-anak dapat melaksanakan dengan benar dan baik.

Sebagian besar gerak dasar lokomotor berkembang sebagai hasil dari beberapa tahap kematangan, namun yang menjadi permasalahannya sekarang adalah bagaimana cara menanamkan dan mengembangkan bentuk-bentuk gerak dasar yang telah dimiliknya itu, agar dapat dilakukan dengan benar dan baik.

Rusli Lutan (1988: 21) menyatakan bahwa kemampuan gerak dasar dapat diterapkan dalam aneka permainan, olahraga, dan aktivitas jasmani yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui aktivitas bermain, sangatlah tepat untuk mengembangkan keterampilan gerak dasar anak di sekolah dasar, karena pada dasarnya dunia anak-anak adalah bermain.

Untuk itulah penulis pada kesempatan ini akan mencoba menyajikan pembelajaran lempar tangkap bola untuk anak-anak kelas V di sekolah dasar menggunakan sasaran keranjang dalam permainan.

2.1.6. Pengertian Minat

(32)

Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek (Mohamad Surya, 2004:100). Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang terhadap suatu objek. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan, jabatan atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat akan suatu pekerjaan akan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik.

Hal ini seperti dikemukakan oleh Slameto (2003:180) yang menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Lebih lanjut Slameto mengemukakan bahwa suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.

(33)

Menurut Saiful Bahri Djamarah (2002:132-133), seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dan rasa senang. Selain itu dapat juga diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan dan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminati tanpa menghiraukan sesuatu yang lain. Sedangkan Hurlock (1993:139), mengemukakan bahwa kondisi yang mempengaruhi minat anak pada sekolah yaitu : 1) Pengalaman dini sekolah, 2) Pengaruh orang tua, 3) Sikap saudara kandung, 4) Sikap teman sebaya, 5) Penerimaan oleh kelompok teman sebaya, 6) Keberhasilan akademik, 7) Sikap terhadap pekerjaan.

Berdasarkan uraian di atas maka faktor-faktor yang mempengaruhi adanya minat sebagai berikut:

2.1.6.1. Faktor intrinsik atau faktor dari dalam yaitu minat dipengaruhi oleh kekuatan –kekuatan yang mendorong dari dalam diri seseorang yang terdiri dari rasa tertarik, rasa senang, adanya perhatian dan ada kemauan untuk melakukan suatu kegiatan.

2.1.6.2. Faktor ekstrinsik atau faktor dari luar diri seseorang. Dalam pembelajaran penjasorkes pengaruh dari luar tersebut adalah guru penjasorkes, alat dan fasilitas, metode yang digunakan guru dan materi yang diberikan guru kepada anak didik.

2.1.7. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

(34)

ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar. Masa usia sekolah dianggap sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. (Suryobroto, 1990:119)

Pada saat umur anak antara 7 sampai 12 tahun dimasukan oleh para ahli kedalam tahap perkembangan intelektual. Dalam tahap ini perkembangan intelektual dimulai ketika anak sudah dapat berpikir atau mencapai hubungan antar kesan secara logis serta membuat keputusan tentang apa yang dihubung-hubungkannya secara logis. Perkembangan intelektual ini biasanya dimulai pada masa anak siap memasuki usia sekolah dasar. Dengan berkembangnya fungsi pikiran anak, maka anak sudah dapat menerima pendidikan dan pengajaran. Masa perkembangan intelektual ini meliputi masa siap bersekolah dan masa anak bersekolah yaitu umur 7 sampai 12 tahun. (Dalyono, 1997:96)

Dalam belajar yang terlihat bukan hanya kegiatan fisik, tetapi diikuti oleh proses mental. Kegiatan fisik mempunyai arti penting dalam kegiatan belajar. Sisi ini tidak hanya sebagai penopang kegiatan belajar tetapi juga berperang untuk mendapatkan ketrampilan tertentu. Keberhasilan anak melewati fase pertumbuhan fisik membuat anak menjadi orang yang siap secara fisik. Sehingga pada usia 7 sampai 12 tahun gerakan fisiknya beraneka ragam dan dengan kekuatan, daya tahan dan rasa percaya diri yang berlainan. (Muhibbin Syah, 1993:13)

(35)

Dengan berkembangnya fungsi pikiran anak, maka anak sudah dapat menerima pendidikan dan pengajaran. Sisi ini tidak hanya sebagai penopang kegiatan belajar tetapi juga berperang untuk mendapatkan ketrampilan tertentu.

2.1.8. Pengertian Metode Pembelajaran

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai apabila siswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Hasil belajar seseorang ditentukan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar sesorang yaitu, profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan belajar yang baik.

Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pembelajaran. Berkaitan dengan metode pembelajaran Nana Sudjana (2005: 76) bahwa, “ metode pembelajaran adalah cara yang

(36)

Berdasarkan pengertian metode pembelajaran yang dikemukaan dua ahli tersebut dapat disimpulkan, metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi suatu proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.

Adapun tujuan proses pembelajaran menurut Benny A. Pribadi (2009:11) adalah, “agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang

diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sitematik dan sistemik”.

2.1.9. Bermain

Pendidikan modern berpendapat bahwa bermain merupakan alat pendidikan . Menurut Theodore Roosvelt Jr (dalam Soemitro : 3) bahwa keinginan bermain bagi anak-anak itu ada hubungannya dengan naluri bergerak, yang merupakan kodrat bagi anak-anak. Naluri atau dorongan bergerak ini harus dipuaskan dengan hal-hal yang menggembirakan dan menarik bagi anak. Adanya naluri untuk bergerak inilah yang menjelma menjadi perbuatan yang disebut ”Bermain” yang sesuai dengan kebutuhan

anak.

(37)

kegemaran. Soekintaka mengatakan bahwa bermain adalah aktivitas jasmani yang dilakukan dengan sukarela dan bersungguh-sungguh untuk memperoleh rasa senang. Bermain adalah suatu bagian yang penting bagi setiap orang dan merupakan media yang memungkinkan untuk proses pembelajaran pendidikan jasmani. Tokoh pendidikan Friederich Wilhelm Froebel (1782-1852) mendefinisikan; Play is what we do when we do whatever we want to do. Secara garis besar dapat disimpulkan yang disebut bermain adalah Dorongan bergerak mengikuti pola kegitan yang membantu anak berkembang menjadi manusia dan tidak untuk memenuhi tuntutan orang dewasa.

Faktanya saat ini kegiatan bermain kemudian disematkan dalam aktivitas pembelajaran, misalnya, mendisain permainan yang bertujuan agar anak dapat mengenal huruf atau angka, dsb. Pada dasarnya kita tidak pernah rela membiarkan anak bermain secara natural. Bermain secara natural, esensinya adalah bermain yang sesuai dengan natur anak dan harus mampu menjadi sarana mengekspresikan diri. Seorang anak harus diberi kesempatan dalam mengekspresikan diri secara tuntas dan total dalam bermain agar ia kemudian cukup siap untuk belajar dan menerima segala sesuatu yang datang dari luar dirinya.

(38)

Aktivitas bermain sangat mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani yang mengutamakan gerak aktif dari anak. Wall dan Murray (1994), mengemukakan, “masa anak-anak adalah masa yang sangat kompleks, dimana pikiran, perasaan, dan tindakannya selalu berubah-ubah. Oleh karena sifat anak-anak yang selalu dinamis pada saat mereka tumbuh dan berkembang, maka perubahan satu element sering kali mempengaruhi perubahan pada eleman lainnya. Oleh karena itulah, anak secara keseluruhan yang harus kita didik, tidak hanya mendidik jasmani atau tubuhnya saja.” Aktivitas bermain bertujuan agar anak memiliki efesiensi

dan koordinasi dalam gerak, serta agar aspek sosial siswa berkembang dengan baik.

Dalam bermain anak belajar untuk mematuhi peraturan yang telah disepakati, belajar bekerja sama dan bertanggung jawab serta dengan bermain anak akan terlatih untuk meningkatkan daya kreatifitasnya dan belajar untuk memecahkan suatu masalah. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bermain dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani diharapkan anak dapat belajar untuk menghadapi kehidupan yang sesungguhnya dimasa depan.

(39)

pendidikan yang sedang dijalani oleh mereka. Sebelum melakukan kegiatan, maka guru pendidikan jasmani, sebaiknya memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada siswanya imajinasi tentang permainan yang akan dilakukannya. Keunikan dari kegiatan bermain terletak pada proses yaitu pemain memberikan keputusan untuk melakukan dan menerapkan suatu teknik secara tepat dalam situasi yang berubah-ubah. Oleh sebab itu, keputusan yang diambil secara tepat dalam situasi bermain merupakan faktor yang penting.

Apabila siswa kurang memahami kondisi permainan, hal itu akan berdampak terhadap kemampuannya dalam mengidentifikasi teknik yang benar pada situasi tertentu dalam permainan. Menurut Endang Komara Hakekat pembelajaran bermain terletak pada keterlibatan emosional pemeran dan pengamat dalam situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Melalui bermain dalam pembelajaran, diharapkan para peserta didik dapat:

a. Mengeksplorasi perasaannya

b. Memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan persepsinya

c. mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi

d. Mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai macam cara.

(40)

perhatian dari guru-guru pendidikan jasmani, dalam kegiatan mengajar atau membina.

Kenyataan ini merupakan kendala sekaligus menjadi tantangan bagi para guru pendidikan jasmani. Bagaimana membangkitkan motivasi siswa, bagaimana mengemas perencanaan tugas ajar dalam permainan bola kecil yaitu lempar tangkap bola dengan sasaran keranjang dapat diterima dan mendapat perhatian serta antusias siswa dalam mengikutinya.

Kegiatannya didominasi oleh pendekatan eksplorasi dalam suasana kegembiraan dan diperkuat oleh pemenuhan dorongan berkompetensi, sesuai dengan perkembangan anak, baik yang menyangkut perkembangan kognitif, emosional maupun perkembangan geraknya.

2.1.10.Permainan dan Pendidikan Jasmani

Permainan merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pendidikan jasmani. Oleh sebab itu permainan atau bermain mempunyai tugas dan tujuan yang sama dengan tugas dan tujuan pendidikan jasmani.

(41)

jasmani dapat melaksanakan kewajibannya. Sebab dari situasi itu, bilamana perlu, guru dapat memberi pengarahan, koreksi, saran, latihan, atau dorongan yang tepat agar anak didiknya berkembang lebih baik, dan dapat mencapai kedewasaan yang diharapkan. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa dengan bermain kita dapat meningkatkan kualitas anak sesuai dengan aspek pribadi manusia (Sukintaka, 1992:11-12).

Bermain mempunyai peranan dalam aspek jasmani pribadi manusia. Sasaran jasmani tersebut sebagai berikut :

a. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Aktivitas bermain pada anak-anak banyak dilakukan dengan aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani ini sangat penting bagi anak-anak dalam masa pertumbuhannya. Gerak mereka berarti berlatih tanpa disadarinya. Dasar gerak mereka menjadi lebih baik, karena kekuatan otot, kelentukan, daya tahan otot setempat, dan daya tahan kardiovaskuler menjadi baik. Di samping itu bertambah panjang dan bertambah besar otot-otot mereka. Dari pertumbuhan mereka, berarti semakin baik pula fungsi organ tubuh nereka, sehingga dapat dikatakan, bahwa dari pertumbuhan mereka, akan terjadi perkembangan yang lebih baik (Sukintaka, 1992:12).

b. Kemampuan Gerak

(42)

seseorang dalam melakukan tugas gerak yang spesifik yang agak luas terhadap keterampilan gerak (motor skill) yang banyak.

Kemampuan gerak dalam berolahraga biasanya juga akan memberi pengaruh kepada gerak dan sikap gerak sehari-hari. Kemampuan gerak akan didasari oleh gerak dasar yang baik. Adapun dasar gerak itu ialah, kekuatan otot, kelentukan otot, daya tahan otot setempat, dan daya tahan kardiovaskuler (Sukintaka, 1992:16).

Bergerak tidak hanya merupakan kebutuhan alami peserta didik usia sekolah dasar, melainkan dari sisi lain juga dapat membentuk, membina dan mengembangkan individu peserta didik. Sementara itu dari sisi lain aktivitas geraknya dapat meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik (Yanuar Kiram, 1992:4).

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, kemampuan gerak di dalamnya terdiri beberapa macam unsur kondisi fisik yaitu, koordinasi mata-tangan, koordinasi mata-kaki, kekuatan, kecepatan, power, kelentukan, daya tahan dan kelincahan. Unsur-unsur kondisi fisik tersebut sangat menunjang tampilan motor ability

seseorang.

c. Kesegaran Jasmani

(43)

yang besar mendapatkan kesenangan dalam menggunakan waktu luang (Sukintaka, 1992:27).

Sadoso Sumosardjuno (1989 : 9) mendefinisikan Kesegaran Jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak. Dengan kata lain Kesegaran jasmani dapat pula didefinisikan sebagai kemampuan untuk menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sukar, dimana orang yang kesegaran jasmaninya kurang, tidak akan dapat melakukannya.

Jadi Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Untuk dapat mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar. d. Kesehatan

(44)

2.1.11.Lempar Tangkap bola kecil

Gerak dasar terdiri dari jalan, lari, lompat dan lempar. Lempar adalah suatu gerakan yang menyalurkan tenaga pada suatu benda yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan memiliki kekuatan ke depan atau ke atas (Djumidar,1997:2) sedangkan tangkap adalah suatu gerakan menerima suatu benda yang bergerak baik dari atas, depan maupun bawah. Melempar bisa menggunakan benda apa saja, akan tetapi di dalam pelajaran penjasorkes di sekolah dasar diajarkan lempar tangkap menggunakan bola kasti atau bola tenis.

Gerakan melempar diawali dengan menggenggam sebuah bola kasti atau tenis, baik menggunakan tangan kanan maupun kiri, kemudian tariklah tangan kebelakang, luruskan tangan yang tidak memegang bola kedepan, letakkan kaki sesuai dengan tangan apa yang ditarik kedepan. Condongkan badan kearah sesuai dengan tangan yang ditarik kebelakang atau yang memegang bola. Pandangan mata lurus, seakan-akan siap melempar sasaran, siap! Lemparkan bola sekuat tenaga. Demikian menangkap bola, arahkan kedua tangan menyatu kearah datangnya bola, begitu bola menyentuh, masuk ke tangan, maka tangan segera menutup dan tangan ditarik kearah bawah.

2.1.12.AKURASI

(45)

konsentrasi anak dalam melempar sangat dibutuhkan agar akurasi dalam melempar bola dapat terarah dengan baik. Akurasi atau sering juga diartikan sebagai ketepatan merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh anak yang bermain dalam permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang, sedangkan pengertian akurasi atau ketepatan dari beberapa ahli adalah kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk mengarahkan sesuatu sesuai dengan sasaran yang dikehendaki. Artinya saat tubuh melakukan suatu gerakan seperti melempar bola tentu sangat membutuhkan akurasi, sebab kalau tidak akurat maka hasilnya tentu tidak sesuai dengan yang diharapkan.(Wahjoedi (2001)), sedangkan menurut Sikumbang, dkk (1982) mengemukakan bahwa ketepatan (akurasi) adalah kemampuan seseorang mengontrol gerakan volunter untuk tujuan, seperti dalam pelaksanaan lempar bola ke arah sasaran keranjang. Hal senada diungkapkah oleh Moeslim (1986) mengatakan bahwa ketepatan atau akurasi diartikan sebagai kemampuan seseorang melakukan gerakan-gerakan volunter untuk suatu tujuan. Gerakan volunter dimaksudkan disini adalah gerakan merubah arah untuk menempatkan posisi yang pas sehingga sasaran yang diharapkan tercapai.

(46)

dirinya pada posisi yang pas yang kira-kira hasil dari apa yang dilakukan akan tepat pada tujuan.

2.1.13.Permainan Lempar Tangkap Bola Menggunakan Sasaran Keranjang Pembelajaran lempar tangkap bola kecil diajarkan di sekolah, sebab ini merupakan suatu dasar untuk menuju ke permainan kasti, bola bakar,

rounders, keepres dan soft-ball. Karena unsur lempar tangkap paling utama didalam permainan itu.

Permainan ini adalah permainan beregu yang terdiri dari 12 pemain atau lebih, bahkan bisa kurang dari 12 pemain, bisa disesuaikan dengan jumlah anak di kelas.

Tujuan dari lempar tangkap bola dengan sasaran keranjang adalah masing-masing regu berusaha mematikan kelompok lawan dengan keakuratan, ketrampilan dan ketepatan dalam waktu yang cepat.

Lempar tangkap bola dengan sasaran keranjang merupakan permainan beregu yang memerlukan dasar kerjasama antar sesama anggota regu dengan peraturan yang dapat dimodifikasi sendiri.

1. Ukuran lapangan

a. Persegi dengan panjang 10 m, lebar 10 m

b. Diantara dua sudut yang berhadapan ditarik garis diagonal 2. Aturan permainan

(47)

b. Kelompok yang menang pada undian awal atau main dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok menempatkan diri di dalam segitiga yang sudah ada.

c. Kelompok yang kalah pada undian awal atau jaga diambil 4 anak untuk memegang keranjang dan menempatkan diri pada garis diagonal yang telah ada, kemudian sisanya ditempatkan di garis persegi.

d. Setelah semua siap guru memulai dan menghentikan permainan dengan bunyi peluit.

e. Setelah peluit berbunyi tanda mulai permainan anak yang berjaga mematikan lawannya harus melempar terlebih dahulu melalui keranjang yang dipegang temannya di garis diagonal ke teman yang digaris seberang, baru boleh memukulkan bola ke lawan, jadi setiap akan mematikan satu orang lawan bola harus dilempar melalui keranjang ditangkap kemudian baru bisa mematikan lawan dengan dilempar atau dipukulkan sampai lawan habis, kemudian bergantian. f. Anak yang memegang keranjang boleh bergerak searah garis diagonal. g. Bola yang telah dilempar melalui keranjang boleh dilemparkan atau

diumpankan ke teman yang lebih dekat kearah pemain lawan atau untuk mendekatkan musuh.

(48)

10 meter

10 meter Keterangan : Tanda : Main Tanda : Jaga

Gambar 2.1. Lapangan permainan 3. Alat

a. Bola tenis

b. Keranjang ukuran 30 x 40 cm yang dilobangi diberi peganggan kayu panjang 1 meter

c. Bendera dan tali pembatas

Gambar 2.2. Alat Permainan 2.1.14.Kerangka Berpikir

(49)

kurangnya sarana prasarana dan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Siswa berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan mengaplikasikan apa yang disampaikan oleh guru. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran yang dapat memancing peran aktif dan minat siswa.

Modifikasi merupakan suatu cara atau usaha yang dilakukan guru berupa rancangan model pembelajaran yang baru dan lebih variatif untuk menarik minat siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan dapat menciptakan perubahan, sekaligus meningkatkan mutu pendidikan. Penggunaan modifikasi dalam pelaksanaan tindakan tiap dengan topik materi yang akan dipelajari, seperti dalam penelitian ini lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang. Dengan modifikasi ini anak dapat merasa lebih senang, aktif bergerak dan lebih bergairah pada saat mengikuti pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah, karena pembelajaran ini menggunakan permainan dan alat yang lebih menarik.

2.2.Hipotesis Tindakan

(50)

38

Metode penelitian merupakan syarat mutlak dalam suatu penelitian. Berbobot tidaknya sebuah penelitian tergantung dari pertanggungjawaban metode penelitian. Dalam penggunaan metode penelitian diharapkan dapat tepat sasaran dan dapat bermanfaat, serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penggunaan metode penelitian ini yaitu dengan penelitian tindakan kelas (PTK).

3.1 Subyek Penelitian

Sebagai subjek penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti adalah siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun 2013 sebanyak 30 siswa.

3.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan bulan Mei sampai dengan Juni2013.

3.2.1. Pra Siklus

Pelaksanaan kegiatan ini berupa persiapan, pengamatan dan perumusan masalah yang ditemukan. Dalam kegiatan pra siklus ini mendasari dilakukannya kegiatan siklus I dan siklus II.

(51)

Kegiatan ini berupa persiapan dan penerapan permainan dan alat yang dilaksanakan

3.2.4. Penyusunan Laporan

Dalam kegiatan ini peneliti mengumpulkan semua data yang telah diperoleh selama penelitian dan melengkapinya, serta menyusun laporan berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian.

3.3 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dalam penelitian ini di pilih yaitu di SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.

3.4 Prosedur dan Rancangan Tindakan 3.4.1. Prosedur Tindakan

Penelitian tindakan kelas terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), refleksi (reflection), (Agus Kristiyanto, 2010:55). Adapun langkah yang dilakukan penelitian ini sebagai berikut:

3.4.1.1. Perencanaan (planning)

Dalam tahap perencanaan ini meliputi pengenalan pembelajaran dengan metode discovery serta menyiapkan permainan dan alat yang diperlukan dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3.4.1.2. Pelaksanaan Tindakan (action)

(52)

3.4.1.3. Pengamatan (observing)

Observer mengamati pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauh mana efek pembelajaran dalam meningkatkan pembelajaran yang dapat dilihat dari motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

3.4.1.4. Refleksi (reflection)

Refleksi merupakan suatu kegiatan perenungan secara kritis apa yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Tujuan utama PTK adalah untuk peningkatan dan perbaikan layanan profesionalisme guru dalam menangani proses belajar mengajar (PBM). Model penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Agus Kristiyanto (2010:55 ) yang setiap siklus/ penelitiannya terdiri atas empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Secara rinci ditunjukkan dalam gambar berikut ini :

(53)

3.4.2. Rancangan Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, setiap siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Siklus berikutnya dilakukan penelitian terhadap prestasi belajar siswa melalui pemberian evaluasi. Siklus akan dikatakan berhasil apabila penelitian telah mencapai target sesuai indikator kinerja. Langkah-langkah dalam siklus ini terdiri dari :

3.4.2.1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dilakukan persiapan yang berhubungan dengan penerapan modifikasi alat, seperti identifikasi masalah, pembuatan rencana pembelajaran, pembuatan lembar kerja siswa, pembuatan lembar pengamatan siswa dan guru, penyediaan alat yang akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

3.4.2.2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan dilaksanakannya skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun tindakan yang dilakukan oleh guru adalah membuat dan mempersiapkan permainan lempar tangkap bola dengan sasaran keranjang dan peralatannya, serta memberikan tes di akhir siklus.

3.4.2.3. Pengamatan

(54)

keranjang. Pengumpulan data pada tahap ini meliputi data nilai hasil belajar siswa dan data observasi.

3.4.2.4. Refleksi

Refleksi berkenaan dengan proses dan dampak yang akan dilakukan. Dengan data observasi, guru dapat merefleksi apakah dengan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil dari refleksi adalah diadakannya perbaikan terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan digunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada siklus selanjutnya (Rochiti Wiriaatmaja, 2005:66).

3.4.3. Langkah-langkah Tindakan

3.4.3.1. Siklus I

3.4.3.1.1 Perencanaan

a) Permasalahan diidentifikasi melalui pengambilan data hasil ulangan dan pengamatan aktivitas belajar siswa .

b) Merancang skenario pembelajaran dengan penerapan modifikasi alat meliputi rencana pembelajaran, lembar kerja siswa, dan lembar pengamatan.

c) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan materi pelajaran dari segi psikomotorik.

(55)

3.4.3.1.2 Pelaksanaan

a. Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dengan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang.

b. Guru memberikan penjelasan teknik dan aturan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang.

c. Guru memberikan penjelasan teknik mematikan lawan d. Guru memperagakan teknik melempar dan menangkap e. Siswa memperagakan contoh yang diberikan guru

f. Siswa melakukan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang

g. Guru menilai ketrampilan permainan siswa 3.4.3.1.3 Pengamatan

a) Guru mengamati permainan siswa dalam lemparan dan tangkapan.

b) Guru mengumpulkan hasil pengamatan permainan c) Guru menganalisis data hasil pengamatan

3.4.3.1.4 Refleksi

a) Guru membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus ke - 1.

(56)

3.4.3.2. Siklus II

3.4.3.2.1. Perencanaan

a) Merancang tindakan siklus II.

b) Merancang skenario pembelajaran dengan penerapan modifikasi bola meliputi rencana pembelajaran, lembar kerja siswa, dan lembar pengamatan.

c) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan materi pelajaran dari segi psikomotorik .

d) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru dan guru mitra atau observer secara kolaborasi untuk mengamati kegiatan secara keseluruhan.

e) Merancang perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan siklus I.

3.4.3.2.Pelaksanaan

a. Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dengan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang.

b. Guru memberikan penjelasan teknik dan aturan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang.

(57)

e. Siswa memperagakan contoh yang diberikan guru

f. Siswa melakukan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang

g. Guru menilai ketrampilan permainan siswa 3.4.3.2.3 Pengamatan

a) Guru mengamati permainan siswa dalam lemparan dan tangkapan.

b) Guru mengumpulkan hasil pengamatan permainan

c) Guru menganalisis data hasil siklus II serta hasil observasi. 3.4.3.2.4 Refleksi

a) Guru membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II.

b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II.

c) Mengumpulkan data dan membuat kesimpulan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II bersama teman sejawat.

d) Menyusun laporan hasil tindakan perbaikan pembelajaran 3.5. Variabel Penelitian

(58)

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel penyebab, variabel terikat adalah variabel akibat. Yang menjadi variabel bebas adalah lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar penjasorkes dalam permainan lempar tangkap bola menggunakan sasran keranjang pada siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal tahun 2013.

3.6. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.6.1.Teknik Pengumpulan Data

3.6.1.1. Observasi selama proses pembelajaran berlangsung

Selama proses belajar mengajar berlangsung peneliti minta bantuan teman sejawat untuk menjadi pengamat. Dengan tujuan agar pelaksanaan tindakan ada perbaikan dalam pembelajaran bagi peneliti selaku guru yang menerapkan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang dalam pembelajaran penjasorkes.

3.6.1.2.Tes setelah proses pembelajaran selesai

(59)

bola menggunakan sasaran keranjang setelah dalam mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran sebagai barometer pengukuran apakah lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang yang diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak. 3.6.1.3.Dokumentasi

Data yang diperoleh berupa foto dan gambar-gambar pada saat pembelajaran berlangsung.

3.6.2. Alat Pengumpulan Data

3.6.2.1.Lembar Evaluasi

Berupa lembaran untuk menilai ketangkasan dan ketrampilan siswa dalam permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang

3.6.2.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

RPP merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk setiap pertemuan. Masing-masig RPP berisi kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.

3.7.Validasi Data

(60)

3.8. Analisa Data

3.8.1. Penilaian Tes

Setelah data terkumpul, penulis dalam menganalisis data menggunakan analisis deskriptif dengan menganalisa gambaran data nilai hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun 2013. Berapa jumlah siswa yang mengalami nilai ketuntasan 75 dan berapa jumlah siswa yang belum tuntas serta bagaimana hasil observasi teman sejawat tentang pelaksanaan proses belajar mengajar baik dari siklus I maupun siklus II.

Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar yang diperoleh masing-masing siswa digunakan rumus :

100

Untuk menentukan nilai rata-rata kelas yaitu nilai yang diperoleh siswa dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah siswa sehingga diperoleh rata-ratanya. Nila rata-rata diperoleh dengan rumus sebagai berikut (Zainal Aqib, 2009: 40):

(61)

X

 = jumlah semua nilai siswa N

 = jumlah siswa 3.8.2. Penilaian Ketuntasan Belajar

Dari hasil nilai tes yang diperoleh siswa maupun hasil observasi teman sejawat dirangkum dan dibuat tabel pengelompokan ketuntasan serta hasil observasi teman sejawat. Hal ini dilakukan pada setiap siklus dan dilihat bagaimana gambaran ketingkatan efektivitas belajar siswa serta bagaimana proses belajar mengajar yang berlangsung yaitu penerapan upaya meningkatkan hasil belajar lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang dalam permainan.

Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Pada penelitian ini digunakan deskripsi persentase dengan rumus sebagai berikut (Zainal Aqib, 2009: 40):

Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut pada siklus selanjutnya.

(62)

untuk mengetahui kualitas keberhasilan yang diperoleh. Tingkat keberhasilan ini mengacu pada lima skala likert.

Tabel 3.1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa

Tingkat Keberhasilan

(%)

Tingkat Keberhasilan

> 80% Sangat Baik

60% – 79% Baik

40% – 59% Cukup atau Sedang

20% – 39% Buruk

< 20% Sangat Buruk

(Zainal Aqib, 2009: 40) 3.9. Indikator Keberhasilan Belajar

(63)

Dengan penerapan permainan lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang diharapkan siswa akan mengalami peningkatan hasil belajar dari saat kondisi awal atau pada saat pra siklus sampai pada kondisi siklus II.

(64)

52 4.1. HASIL PENELITIAN

4.1.1. Deskripsi Pra Siklus

Prestasi dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengartikan sebagai hasil belajar yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran Penjasorkes. Siswa kelas V SD Negeri 1 Sokatengah 02 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal tahun 2013 sejumlah 30, saat pra siklus mata pelajaran Penjasorkes mengalami ketidak berhasilan dalam prestasi belajar sebelum diadakan tindakan perbaikan dengan menggunakan sasaran keranjang pada lempar tangkap bola kecil dalam permainan lempar sasaran.

Setelah melakukan pengamatan dan wawancara, dalam pra siklus ini peneliti juga memperoleh data hasil ulangan. Berdasarkan hasil ulangan tersebut diperoleh data tentang tingkat penguasaan siswa dalam pembelajaran penjasorkes materi lempar tangkap. Data tersebut dinyatakan dalam bentuk angka yaitu dalam bentuk nilai atau hasil belajar siswa pada mata pelajaran Penjasorkes materi lempar tangkap bola kecil yang dapat di lihat dari tabel pra siklus di bawah ini :

Tabel 4.2. HASIL BELAJAR PRA SIKLUS

No. Nama Siswa Penilaian Jumlah Ket.

Psikomotor Afektif Kognitif Skor

1 Arpan zaki 30 30 20 80 T

(65)

3 Khaerul U. 30 24 16 70 TT

Jadi deskriptif prosentase ketuntasan siswa: Siswa yang tuntas (%) = 8 / 30 x 100% = 26,7 %. Siswa yang tidak tuntas (%) = 22 / 30 x 100% = 73,3 % Nilai rata-rata kelas = 2124/3000 x 100% = 70,8 %

(66)

4.1.2. Deskripsi Siklus I

4.1.2.1 Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I adalah :

1. Merancang skenario pembelajaran. 2. Menyusun alat evaluasi.

3. Menyiapkan lembar observasi. 4.1.2.2Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rancangan tindakan, yaitu : Siswa dibariskan tiga bersaf, guru memimpin berdoa, setelah itu dilakukan presensi, kemudian guru menjelaskan materi pelajaran lempar tangkap bola dengan tangan kanan dan tangan kiri cara melemparnya, kegiatan ini dilakukan selama 15 menit.

Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, waktu yang digunakan untuk Pemanasan adalah 15 menit. Kegiatan pertama siswa melakukan peregangan statis kemudian dilanjutkan pemanasan dinamis.

(67)

Kegiatan penutup dialokasikan waktu 30 menit yang terdiri dari 20 menit untuk koreksi menyeluruh mengenai cara lempar tangkap dengan benar, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab. Setelah selesai, 10 menit berikutnya untuk pendinginan dan penutupan.

4.1.2.3Pengamatan Tindakan

Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dalam mengikuti pembelajaran lempar tangkap bola kecil siswa kurang berminat dan termotovasi, kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran lempar tangkap bola kecil. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru, observasi berdasarkan pengamatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengisian lembar observasi kaitannya dengan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran, pengadaan alat dan fasilitas yang digunakan selama pembelajaran.

Tabel 4.3. Lembar Observasi

No Objek yang diamati

Skala Penilaian

1 2 3 4

1. Minat siswa ketika melakukan tindakan V

2.

Motivasi siswa selama mengikuti proses

pembelajaran V

3. Kesungguh-sungguhan siswa V

4. Keseriusan siswa melakukan kegiatan V

Gambar

Gambar 2.2.  Alat Permainan
Gambar 3. 3. Dua siklus PTK
Tabel  3.1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa
Tabel 4.2.  HASIL BELAJAR PRA SIKLUS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian adalah (1) Perencanaan diawali dengan penyusunan RPP, guru merencanakan materi, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar dan teknik penilaian yang

MEDIA BELAJAR INTERAKTIF ILMU PENGETAHUAN

Ilafi, Afiliasi. Serat Nitik Bayunan dalam Kajian Filologis. Program studi Sastra Jawa, Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni,Universitas

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laba bersih dan total arus kas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham baik secara parsial

Berdasarkan model pembelajaran Make A Match yang diterapkan pada kelas eksperimen yaitu di SD N 1 Bogorejo , dapat dilihat peningkatan nilai rata- rata dari pretest

Nigella sativa seed extract was able to reduce the breast cell damage and proliferation. This study indicated

Sebelum melaksanakan praktik Bimbingan dan Konseling di sekolah, praktikan telah menyusun rancangan program praktik pengalaman lapangan yang telah dilengkapi dengan

In this study, teaching vocabulary refers to how the teachers teach vocabulary of noun and chunks, then to how pre-school students learn and respond to those