HUBUNGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA SISWA-SISWI SEKOLAH DASAR YAYASAN PENDIDIKAN
SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN OLEH:
FENNY 100100348
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA SISWA-SISWI SEKOLAH DASAR YAYASAN PENDIDIKAN
SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran
OLEH: FENNY 100100348
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Hubungan Arus Puncak Ekspirasi dengan Indeks Massa Tubuh pada
Siswa-Siswi Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan
Nama : Fenny
NIM : 100100348
Pembimbing Penguji I
(Prof. dr. Yasmeini Yazir) (dr. Anita Rosari Dalimunthe, Mked(PD). SpPD) NIP. 197005192009122001
Penguji II
(dr. Harry A. Asroel, SpTHT) NIP. 197008121999031002
Medan, 24 Desember 2013 Dekan,
ABSTRAK
Indeks massa tubuh merupakan sebuah metode pengukuran untuk menentukan komposisi lemak tubuh dengan membandingkan tinggi badan dan berat badan. Arus puncak ekspirasi merupakan suatu metode untuk mengetahui kecepatan dan volume maksimal ekspirasi. Masalah respirasi berhubungan dengan obesitas, yang merupakan peningkatan indeks massa tubuh, dan hal ini terjadi dikarenakan peningkatan beban thorax yang menekan paru dan menyebabkan restriksi pernafasan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara indeks massa tubuh dengan arus puncak ekspirasi pada siswa-siswi di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan tahun 2013.
Penelitian ini bersifat analitik dengan metode pengambilan potong lintang (cross-sectional study). Sampel penelitian ini diambil dengan cara total sampling dengan jumlah 230 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2013. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan yang selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus indeks massa tubuh dan dilakukan pengukuran arus puncak ekspirasi dengan menggunakan peak flow meter.
Jumlah anak yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah 230 orang. Terdapat 84 anak dengan nilai PEFR ringan, 79 anak dengan nilai PEFR sedang, 67 anak dengan nilai PEFR berat. Dari hasil uji hitung, p value yang didapat sebesar 0,0001 (p<0,05).
Penelitian menunjukkan adanya hubungan arus puncak ekspirasi dengan indeks massa tubuh anak SD di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah.
ABSTRACT
Body Mass Index is a method to measure fat accumulation in body with comparing height and weight. Peak flow expiratory rate is a method to know the maximal expiration velocity and volume. Respiratory problem correlates with obesity, the high body mass index. The respiratory problem is caused by the increases in thorax load compress the lungs. The study aimed to prove the correlation between students’ body mass index and peak flow rate in Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan Primary School, year of enrollment 2013.
This study is an analytic study with a cross-sectional method. The samples of this study are obtained with total sampling of 230 observations. This study is conducted on September 2013. This study collects data from measurement of height and weight and then put into body mass index formula. Then, the data of peak flow expiratory rate collects with peak flow meter.
There were 230 students who became the subjects of this study. There were 84 students with mild PEFR, 79 students with moderate PEFR, 67 students with severe PEFR. Statistical analysis reveals p value 0,0001 (p<0,05).
The study shows there is a correlation between peak flow expiratory rate and body mass index in Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan Primary School.
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang dengan petunjuk dan rahmatNya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana
Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini saya telah mendapat
banyak bimbingan, pengarahan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, dengan kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. dr. Yasmeini Yazir selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk dapat memberikan bimbingan,
saran, motivasi serta semangat sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan.
3. dr. Anita Rosari Dalimunthe, Mked(PD), SpPD dan dr. Harry A. Asroel,
SpTHT selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah memberikan
saran dan nasehat dalam penyempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. dr. Rusdiana, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan dukungan, semangat dan motivasi kepada saya.
5. Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhinga saya persembahkan kepada
kedua orang tua saya, Daniel Sugianto dan Gekling, beserta saudara saya,
Tinny atas doa, perhatian dan dukungan yang tidak pernah putus sebagai
bentuk kasih sayang kepada saya.
6. Pihak Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah yang telah memberikan
7. Teman-teman saya, Annisa Putri, Jane, Peak, Menca, Jessica, Stefanie, Ripin,
Harmen, Hasfi Fauzan, Ari, Octisa Almira, Susan, Ruth Daratri, Manda,
Kristin, Dewi Arianna, Rodinda, Dwi, Kiting, Tya, Adja, Yuri, Ivonne, Pepita
yang telah banyak membantu meluangkan waktu, pikiran dan tenaga mereka.
8. Kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam pengerjaan KTI ini
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi dunia kesehatan, khususnya bagi pembaca
Karya Tulis Ilmiah ini.
Medan, Desember 2013
Penulis
Fenny
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN …...………...……. i
ABSTRAK...ii
ABSTRACT………..iii
KATA PENGANTAR …...……….iv
DAFTAR ISI …...………....vi
DAFTAR TABEL …...………...viii
DAFTAR GAMBAR ...………...ix
DAFTAR SINGKATAN ………x
DAFTAR LAMPIRAN ………...xi
BAB 1 PENDAHULUAN...………...……….……. 1
1.1. Latar Belakang ………...……….……... 1
1.2. Rumusan Masalah ……….. 3
1.3. Tujuan Penelitian ………... 3
1.3.1. Tujuan Umum ……….. 3
1.3.2. Tujuan Khusus ………. 3
1.4. Manfaat Penelitian ………. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………. 4
2.1. Arus Puncak Ekspirasi .………..……….………… 4
2.2. Indeks Massa Tubuh..………..……….….…….. 5
2.3. Hubungan Tingginya IMT dengan APE………. ………….…………9
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ...10
3.1. Kerangka Konsep Penelitian………..……….10
3.2. Defenisi Operasional …...………...10
3.3. Hipotesis Penelitian……….10
BAB 4 METODE PENELITIAN………12
4.1. Rancangan Penelitian ……….……… 12
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian …...……..………12
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ………..12
4.3.2. Sampel Penelitian ………..12
4.4. Metode Pengumpulan Data ……….13
4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ………..………..13
4.5.1. Pengolahan Data……….13
4.5.2. Analisis Data………...13
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………16
5.1. Hasil Penelitian……….16
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………...……….16
5.1.2. Distribusi Responden………..…………17
5.1.3. Hasil Analisis Statistik………19
5.1.3.1. Hubungan APE dengan IMT………..19
5.2. Pembahasan………...20
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………..23
6.1. Kesimpulan………23
6.2. Saran………..23
DAFTAR PUSTAKA ………...………..…...24
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1. Conditions associated with reduced Peak expiratory (PEmax) pressures
5
Tabel 2.2. Indeks Massa Tubuh 6
Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
17
Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan
Indeks Massa Tubuh
17
Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan
Klasifikasi PEFR
18
Table.5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Arus
Puncak Ekspirasi dengan Indeks Massa
Tubuh
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Indeks Massa Tubuh pada Anak
Laki-laki
7
Gambar 2.2 Indeks Massa Tubuh pada Anak
Perempuan
8
Gambar 3.3 Kerangka Konsep Penelitian 10
Gambar 5.1 Diagram tebar (Scatter plot) dari Hubungan APE dengan IMT
DAFTAR SINGKATAN
APE : Arus Puncak Ekspirasi
CDC : Center for Disease Center
FEV1 : Forced Expiratory Volume in one second
FRC : Functional Residual Capacity FVC : Forced Vital Capacity
IMT : Indeks Massa Tubuh
PEFR : Peak Expiratory Flow Rate SD : Sekolah Dasar
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Peneliti
Lampiran 2 Lembar Penjelasan Penelitian
Lampiran 3 Lembar Pernyataan Persetujuan Setelah
Penjelasan
Lampiran 4 Rekam Medik Hasil Pemeriksaan Pada
Penelitian
Lampiran 5 Output SPSS
Lampiran 6 Ethical Clearance
Lampiran 7 Surat Penjelasan Telah Melakukan Penelitian
ABSTRAK
Indeks massa tubuh merupakan sebuah metode pengukuran untuk menentukan komposisi lemak tubuh dengan membandingkan tinggi badan dan berat badan. Arus puncak ekspirasi merupakan suatu metode untuk mengetahui kecepatan dan volume maksimal ekspirasi. Masalah respirasi berhubungan dengan obesitas, yang merupakan peningkatan indeks massa tubuh, dan hal ini terjadi dikarenakan peningkatan beban thorax yang menekan paru dan menyebabkan restriksi pernafasan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara indeks massa tubuh dengan arus puncak ekspirasi pada siswa-siswi di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan tahun 2013.
Penelitian ini bersifat analitik dengan metode pengambilan potong lintang (cross-sectional study). Sampel penelitian ini diambil dengan cara total sampling dengan jumlah 230 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2013. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan yang selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus indeks massa tubuh dan dilakukan pengukuran arus puncak ekspirasi dengan menggunakan peak flow meter.
Jumlah anak yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah 230 orang. Terdapat 84 anak dengan nilai PEFR ringan, 79 anak dengan nilai PEFR sedang, 67 anak dengan nilai PEFR berat. Dari hasil uji hitung, p value yang didapat sebesar 0,0001 (p<0,05).
Penelitian menunjukkan adanya hubungan arus puncak ekspirasi dengan indeks massa tubuh anak SD di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah.
ABSTRACT
Body Mass Index is a method to measure fat accumulation in body with comparing height and weight. Peak flow expiratory rate is a method to know the maximal expiration velocity and volume. Respiratory problem correlates with obesity, the high body mass index. The respiratory problem is caused by the increases in thorax load compress the lungs. The study aimed to prove the correlation between students’ body mass index and peak flow rate in Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan Primary School, year of enrollment 2013.
This study is an analytic study with a cross-sectional method. The samples of this study are obtained with total sampling of 230 observations. This study is conducted on September 2013. This study collects data from measurement of height and weight and then put into body mass index formula. Then, the data of peak flow expiratory rate collects with peak flow meter.
There were 230 students who became the subjects of this study. There were 84 students with mild PEFR, 79 students with moderate PEFR, 67 students with severe PEFR. Statistical analysis reveals p value 0,0001 (p<0,05).
The study shows there is a correlation between peak flow expiratory rate and body mass index in Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan Primary School.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Arus puncak ekspirasi adalah metode sederhana, noninvasif, dan ekonomis
untuk mengetahui kecepatan dan kekuatan dari ekspirasi, dengan satuan liter
permenit, dengan ekspirasi paksa dari kapasitas total paru. Ini biasa digunakan untuk
mendeteksi fungsi paru yang berhubungan dengan penyempitan saluran nafas.
Pengukuran ini khususnya diperlukan bagi pasien yang tidak mampu mendeteksi
obstruksi saluran pernafasan. (Zapletal,2003).
Pengukuran arus puncak ekspirasi tergantung pada otot thoracoabdominal dan tingkat stres dari subjek dievaluasi, dan karena memerlukan ekspirasi maksimal.
(Barcala,2008)
Hasil data peak flow yang dapat menggambarkan tanda-tanda peringatan dini untuk suatu penyakit yang dalam beberapa kasus mungkin menunjukkan penurunan
fungsi paru-paru 1-3 hari sebelum gejala pernapasan lain menjadi jelas. Tinggi badan,
jenis kelamin dan usia merupakan hal yang dapat menunjukkan hasil perkiraan dari
nilai peak flow. Ada tiga zona yang dibagi berdasarkan konsep warna : zona hijau (80%-100%) yang dapat menggambarkan fungsi paru yang baik, zona kuning
(50%-80%) yang memberikan indikasi penyempitan saluran nafas besar, dan juga zona
merah (≤50%) yang menunjukkan telah terjadinya penyempitan saluran nafas besar yang berat. (Febrina et.al, 2009)
Jenis kelamin, umur, tinggi badan, berat badan, dan body surface area, merupakan Faktor-faktor yang mempengaruhi Arus Puncak Ekspirasi (APE), pada
Hubungan antara IMT yang lebih tinggi dengan arus puncak ekspirasi yang
rendah mungkin menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko penting untuk
mengurangi aliran udara atau fungsi paru-paru pada anak-anak. hasil ini menekankan
pentingnya pencegahan obesitas pada anak dan remaja untuk menghindari
kemungkinan masalah pernapasan. (Gundogdu et.al,2011)
Indeks Massa Tubuh (IMT) dapat didefinisikan untuk mengukur lemak dan
komposisi tubuh dikalangan orang dewasa dan anak-anak. Ada konsensus umum
bahwa IMT berkaitan dengan usia yang harus digunakan, karena IMT secara
signifikan berhubungan dengan kegemukan tubuh pada anak-anak dan remaja. Dan
didefenisikan sebagai berat dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari pengukuran
tinggi badan dalam meter (kg/m2), dan umumnya digunakan sebagai cara praktis untuk menilai kegemukan tubuh. (Frontini,2001)
Untuk anak-anak dan remaja dalam pengaturan klinis, persentil IMT yang
direkomendasikan oleh pusat pengendalian dan pencegahan penyakit, dengan IMT
sama dengan atau diatas persentil ke-95 menunjukkan obesitas. Banyak penelitian
juga menunjukkan hubungan antara kelebihan berat badan atau berat badan dan
disfungsi paru. (De Lorenzo A,2001)
Menurut penelitian dari Zuhal pada tahun 2010 di Turki didapatkan bahwa
arus puncak ekspirasi pada anak obesitas rendah, dimana hal itu menunjukkan adanya
peningkatan tahanan pernafasan karena obesitas. Hal tersebut membuat saya lebih
ingin mengetahui bagaimana pengaruh arus puncak ekspirasi dengan indeks massa
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang akan dibahas
adalah Bagaimanakah Hubungan Arus Puncak Ekspirasi dengan Indeks Massa
Tubuh pada Anak?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum :
1. Mengetahui hubungan arus puncak ekspirasi dengan indeks massa tubuh
pada anak.
1.3.2. Tujuan Khusus :
1. Mengetahui arus puncak ekspirasi pada anak.
2. Mengetahui indeks massa tubuh pada anak.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peneliti :
a. Memperoleh pengalaman dan wawasan pada saat melakukan penelitian.
b. Meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi dan mengukur indeks
massa tubuh pada anak.
2. Manfaat bagi siswa-siswi :
a. Dapat mengetahui hubungan arus puncak ekspirasi dengan indeks massa
tubuh.
3. Manfaat bagi sekolah :
a. Dapat mengetahui hubungan arus puncak ekspirasi dengan indeks massa
tubuh pada siswa-siswi sekolahnya sehingga dapat menentukan langkah
antisipasi terhadap kejadian penyempitan saluran nafas besar pada anak
4. Manfaat bagi peneliti lain :
a. Dapat menjadi masukan dalam mencari hubungan arus puncak ekspirasi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Arus Puncak Ekspirasi
Arus puncak ekspirasi adalah aliran maksimum yang dicapai selama ekspirasi
dengan kekuatan maksimal mulai dari tingkat inflasi paru maksimal. Nilai yang
diperoleh mungkin berbeda tergantung pada jenis instrumen yang digunakan untuk
mengukurnya. (Quanjer et.al,1997)
Arus puncak ekspirasi adalah aliran maksimum yang dicapai selama manuver
FVC (Forced vital capacity). Hal ini terjadi sangat awal dalam manuver FVC (biasanya dalam 0.2 detik pertama jika manuver baik dilakukan). Dengan demikian,
arus puncak ekspirasi secara signifikan tergantung dari FEV1 (Forced Expiratory Volume in one second). (Crapo, 2009)
Cara menggunakan Peak flow meter anak-anak harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tempatkan penanda di bagian bawah skala.
2. Berdiri.
3. Mengambil napas dalam-dalam.
4. Menempatkan meter di mulut dan menutup bibir sekitar corong dan pastikan
tidak ada udara yang keluar. Tidak menempatkan lidah di dalam lubang.
Tidak menutup lubang di ujung belakang peak flow meter saat memegangnya.
5. Meniup sekeras dan secepat mungkin. Jangan batuk ke dalam peak flow meter, karena ini akan memberikan pembacaan yang salah.
7. Ulangi langkah satu sampai enam, dua kali lagi.
8. Menulis nilai yang terbaik (tertinggi) dari tiga angka dalam peak flow.
[image:21.612.123.517.159.278.2](Polgar,1979)
Tabel 2.1.Conditions associated with reduced Peak expiratory (PEmax) pressures.
Note :↓ (Decreased), N (Normal)
Sumber:Grippi,2008
2.2. Indeks massa tubuh
IMT adalah indeks yang memiliki formula berat badan (kg) dibagi kuadrat
tinggi badan (m2). IMT mulai disosialisasikan untuk penilaian status nutrisi pada anak dalam kurva CDC (Center for Disease Center) tahun 2004. Tingkat kelebihan berat badan yang dinyatakan dengan standar deviasi dari rerata IMT untuk populasi
umur tertentu. Rerata IMT juga bervariasi seperti pada berat badan normal pada status
gizi dan frekuensi kelebihan berat pada rerata IMT dan standar deviasi yang dihitung.
(Narendra, 2006)
Setelah IMT dihitung untuk anak-anak dan remaja, jumlah IMT diplot pada
Condition PEmax
Poor effort ↓
Fatigue ↓
Neuromuscular disease ↓
laki-laki) untuk mendapatkan peringkat persentil. Persentil adalah indikator yang
paling umum digunakan untuk menilai ukuran dan pertumbuhan pola masing-masing
anak. Persentil menunjukkan posisi relatif dari jumlah IMT anak antara anak-anak
dari jenis kelamin dan usia yang sama. Grafik pertumbuhan menunjukkan kategori
status berat badan digunakan dengan anak-anak dan remaja (di bawah berat badan,
berat badan yang sehat, kelebihan berat badan, dan obesitas).(CDC,2011)
Berat kategori status IMT untuk usia dan persentil yang bersangkutan,
ditampilkan dalam tabel berikut :
Tabel 2.2. Indeks Massa Tubuh
IMT dapat dihitung menggunakan rumus-rumus dibawah:
Formula Metrik: IMT = Berat (kg) ÷ Tinggi (m)2
Formula Inggris: IMT = (Berat [lb] ÷ Tinggi [in] ÷ Tinggi [in]) – 703
(Hammond, 2000)
Status Berat Badan Jangkauan Persentil
IMT pada remaja dan anak-anak dapat dikategorikan sesuai table
pertumbuhan yang dikeluarkan oleh Centers for Disease Control and Prevention pada tahun 2000. Data tersebut disampaikan pada bagan IMT untuk anak-anak di atas
usia dua tahun dan mempunyai bagan yang berbeda untuk jenis kelamin laki-laki dan
jenis kelamin perempuan. (Keane, 2007)
Penggolongan dari IMT itu sendiri dibagi berdasarkan empat golongan, yaitu
underweight apabila IMT berada di bawah 5 persentil, normal apabila IMT berada pada 5-90 persentil, overweight apabila IMT berada pada 90-95 persentil, dan obese apabila IMT lebih besar dari 95 persentil golongan usia dan jenis kelamin remaja.
(CDC, 2011)
Overweight Persentil ke-85 - < persentil ke-95
2.3. Hubungan Tingginya IMT dengan APE
Masalah respirasi berhubungan dengan obesitas, yang merupakan peningkatan
Indeks Massa Tubuh, dan hal ini terjadi dikarenakan peningkatan beban thorax yang
menekan paru dan menyebabkan restriksi pernafasan. Secara umum dapat diterima
bahwa peningkatan muatan masa tubuh dari sistem respirasi (thorax dan paru-paru)
mengakibatkan perkembangan masalah respirasi yang disebabkan oleh karena
ketidakmampuan otot respirasi atau ventilasi yang signifikan yang menyebabkan
kualitas perfusi yang tidak sama. (Laurenco,1989)
Pada penelitian sebelumnya, olahraga dapat menginduksi kejadian
bronkospasme yang ditemukan pada anak yang obesitas tetapi terjadi sebaliknya pada
anak-anak yang sehat. Bahkan, beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan
obesitas atau tinggi Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan gejala pernapasan, asma dan
saluran napas hiper-responsif. (Kaplan et.al,1993) Dalam penelitian yang dilakukan
Li et al (2003) didapati anak-anak obesitas mengalami pengurangan Functional Residual Capacity (FRC) dan penurunan difusi adalah kelainan umum ditemukan pada anak obesitas, dan bahwa penurunan fungsi paru statis berkorelasi dengan
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep bagi penelitian ini
[image:27.612.120.539.308.441.2]adalah :
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian.
3.2. Definisi Operasional
Siswa-Siswi SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah merupakan semua
Siswa-Siswi yang bersekolah di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah
Variabel Independen
Indeks Massa Tubuh
Siswa-Siswi SD Yayasan
Variabel Dependen
Arus Puncak Ekspirasi Siswa-Siswi SD Yayasan
Indeks Massa Tubuh
Definisi : Indeks massa tubuh merupakan sebuah metode pengukuran
untuk menentukan komposisi lemak tubuh dengan
membandingkan tinggi badan dan berat badan pada
Siswa-Siswi SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah
Alat Ukur : Timbangan yang sudah dikalibrasi dan Meteran
Cara Ukur : Menghitung IMT anak yaitu menimbang berat badan dengan
menggunakan timbangan dan tinggi badan dengan
menggunakan meteran, hasil yang diperoleh dihitung dengan
menggunakan rumus IMT:
Hasil IMT yang diperoleh lalu dimasukkan ke dalam bagan
pertumbuhan CDC yang sesuai dengan jenis kelamin dan
kelompok usia
Hasil Ukur : Indeks massa tubuh dalam persen
Skala Pengukuran : Rasio
Akhir Puncak Ekspirasi
Definisi : Arus puncak ekspirasi merupakan suatu metode untuk
mengetahui kecepatan dan volume maksimal ekspirasi pada
Alat ukur : Peak flow meter.
Cara ukur : Menentukan arus puncak ekspirasi dengan cara inspirasi dalam
kemudian memasukkan corong kedalam mulut kemudian
melakukan ekspirasi maksimal
Hasil ukur : Arus puncak ekspirasi dinyatakan dalam liter/menit
Skala pengukuran : Rasio
3.3. Hipotesis Penelitian
Terdapat Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Arus Puncak Ekspirasi pada
Siswa-Siswi SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun Ajaran
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat analitik
dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan untuk melihat Apakah terdapat Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Arus Puncak Ekspirasi
Siswa-siswi SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun 2013 dan dilaksanakan di Yayasan
Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan di bulan Agustus 2013
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 3, 4, 5, dan 6 Sekolah
Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan.
4.3.2. Sampel Penelitian
Jumlah sampel penelitian ini adalah sama dengan jumlah populasi (total sampling)
1. Kriteria Inklusi :
a. Siswa-Siswi Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun
Ajaran 2013/2014
2. Kriteria Eksklusi :
a. Menderita penyakit metabolik / kardiovaskuler
b. Riwayat menderita batuk berulang, sesak nafas, atau mengi
4.4. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu
data yang didapat langsung dari masing-masing sampel penelitian, meliputi
pengukuran indeks massa tubuh dan arus puncak ekspirasi.
Pengumpulan data indeks massa tubuh dilakukan dengan pengukuran berat
badan dan tinggi badan sesuai prosedur yang telah ditentukan. Sedangkan,
pengumpulan data arus puncak ekspirasi dilakukan melalui wawancara langsung
kepada sampel penelitian dengan berpedoman pada instrumen penelitian, instrumen
penelitian akan divalidasi terlebih dahulu. Data pengukuran indeks massa tubuh dan
arus puncak ekspirasiyang akan didapat berupa data diskrit kontinu.
4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1. Pengolahan Data
1. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi
dengan mewancarai ulang responden.
2. Coding
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya
kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan
komputer.
3. Entry
Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam program
komputer SPSS
4. Cleaning
Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna
menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
5. Saving
Penyimpanan data untuk siap dianalisis.
4.5.2. Analisis Data
Analisis data diawali dengan membuat suatu diagram tebar (scatter plot) guna melihat bagaimana pola hubungan antara kedua variabel numerik tersebut. Data
Indeks Massa Tubuh ditampilkan pada sumbu X (axis), sementara data Arus Puncak
Ekspirasi disajikan pada sumbu Y (ordinat) sedemikian sehingga setiap pengamatan
diwakili oleh satu titik.
Setelah didapatkan gambaran pola hubungan kedua variabel, analisis
dilanjutkan dengan menguji kekuatan hubungan antara indeks massa tubuh dengan
Untuk menilai kekuatan hubungan indeks massa tubuh dengan arus puncak
ekspirasi digunakan uji korelasi Pearson dengan interval kepercayaan 95% dan batas
kemaknaan P<0,05. Uji korelasi Pearson merupakan suatu uji untuk mengukur derajat
keeratan suatu hubungan antar urutan jenjang suatu hasil pengamatan suatu variabel
dengan urutan jenjang hasil pengamatan pada variabel yang lain (Ibnu, 2009).
Koefisisen korelasi (r) berkisar 0-1 makin mendekati angka 1 maka makin dekat
derajat hubungan. Untuk mengetahui tinggi rendahnya r, dilakukan interpretasi
sebagai berikut (Wahyuni, 2007):
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,0 – 0,199 Sangat rendah
0,2 – 0,399 Rendah
0,4 – 0,599 Sedang
0,6 – 0,799 Kuat
0,8 – 1,0 Sangat Kuat
[image:33.612.187.457.318.506.2]
Tabel 4.1 Interpretasi tingkat hubungan koefisien korelasi (r)
(Wahyuni, 2007)
Dari koefisien korelasi (r) yang didapat, dapat dianalisis lebih lanjut
ketergantungan satu variabel dengan variabel lainnya melalui analisis regresi linier
sedemikian sehingga didapatkan suatu persamaan berbentuk:
y = a + bx
dimana:
y = Arus Puncak Ekspirasi
x = Indeks Massa Tubuh
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh dari pengukuran berat badan, tinggi badan dan
pengukuran arus puncak ekspirasi siswa-siswi SD pada 230 orang di Yayasan
Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah yang selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus
perhitungan indeks massa tubuh serta pengukuran arus puncak ekspirasi siswa-siswi
tersebut. Sampel penelitian diperoleh dari pengambilan populasi yang berjumlah 230
anak SD secara total sampling. Hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan serta hasil pengukuran arus puncak ekspirasi yang dianalisis, sehingga dapat disajikan hasil
penelitian sebagai berikut.
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah
(YPSA) yang berlokasi di jalan Setia Budi No. 191/ Jl. Kemuning No. 8 Kecamatan
Medan Sunggal, Medan, Indonesia. YPSA adalah sebuah yayasan yang bergerak
dalam bidang pendidikan dari KB (Kelompok Bermain), Taman Kanak-Kanak (TK),
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas
(SMA). YPSA merupakan sekolah dengan tanah seluas 3,5 Ha. Sarana dan prasarana
yang ada di YPSA meliputi gedung kantor, ruang belajar full AC, masjid, ruang multiguna, laboratorium komputer, bahasa, matematika, Ilmu Pengetahuan Alam,
perpustakaan, ruang audiovisual, sarana olahraga dan seni, ruang bermain, studio
musik, ruang makan siswa, klinik pemeriksaan kesehatan, konsultasi psikolog, kantin
Siswa-siswi mengikuti kegiatan olah raga dua kali dalam satu minggu peralatan olah
raga lain. Kegiatan belajar mengajar dimulai dari jam 7 pagi hingga jam 5 sore
sehingga memperkecil kemungkinan siswa untuk melakukan aktivitas setelah jam
belajar mengajar.
[image:36.612.103.517.268.353.2]5.1.2. Distribusi Responden
Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (n) %
Laki-laki 127 55.2
Perempuan 103 44.8
Total 230 100
Pada Tabel 5.1 ditunjukkan bahwa jumlah responden pada penelitian ini terdapat 127
orang (55.2%) laki-laki dan 103 orang (44.8%) perempuan.
Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh
IMT Jumlah (n) %
Underweight 13 5.7
Healthyweight 112 48.7
Overweight 42 18.3
Obese 63 27.4
Total 230 100
Pada Tabel 5.2 ditunjukkan bahwa jumlah responden pada penelitian ini terdapat 13
[image:36.612.106.522.454.584.2]Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi PEFR
PEFR Jumlah (n) %
Tinggi 84 36.5
Rendah 79 34.3
Sangat Rendah 67 29.1
Total 230 100
Pada Tabel 5.3 ditunjukkan bahwa jumlah responden pada penelitian ini terdapat 84
orang (36.5%) memiliki APE yang tinggi, 79 orang (34.3%) memiliki APE yang
rendah, dan 67 orang (29.1%) memiliki APE yang sangat rendah.
Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Arus Puncak Ekspirasi dengan Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh Total Under weight Healthy weight Over weight Obese Klasifikasi PEFR
Tinggi 6 72 4 2 84
Rendah 7 40 22 10 79
Sangat
Rendah
0 0 16 51 67
Total 13 112 42 63 230
Pada Tabel 5.4 ditunjukkan bahwa jumlah responden pada penelitian ini terdapat
[image:37.612.107.518.424.598.2]ada siswa-siswi yang underweight dan healthyweight tetapi terdapat 16 orang overweight, 51 orang obese.
5.1.3. Hasil Analisis Statistik
5.1.3.1.Hubungan Arus Puncak Ekspirasi dengan Indeks Massa Tubuh
Sebanyak 230 responden diperiksa apabila telah memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi. Data yang telah dikumpulkan dianalisis melalui uji hipotesis Korelasi
Pearson yang dilanjutkan dengan Regresi Linier.
Untuk mengetahui hubungan arus puncak ekspirasi dengan indeks massa
tubuh. Diawali dengan membuat suatu diagram tebar (scatter plot). Dari diagram ini dapat diketahui pola hubungan antara kedua variable numerik tersebut. Data arus
puncak ekspirasi ditampilkan pada sumbu Y (ordinat). Sementara data indeks massa
tubuh disajikan pada sumbu X (axis). Setiap pengamatan diwakili oleh satu titik. Dari
hasil diagram tebar (scatter plot) didapatkan pola hubungan yang linier. Dengan demikian data tersebut memungkinkan untuk dapat dianalisis lebih lanjut dengan
menggunakan uji Korelasi Pearson guna mengetahui kekuatan hubungan diantara
Gambar 5.1. Diagram tebar (Scatter plot) dari Hubungan Arus Puncak Ekspirasi (APE) dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Dari hasil uji hitung, p value yang didapat sebesar 0,0001. Karena nilai p yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis nol dalam penelitian ini ditolak.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan arus puncak ekspirasi
dengan indeks massa tubuh. Selanjutnya, dilakukan uji kekuatan hubungan antara arus puncak ekspirasi dengan indeks massa tubuh dengan menggunakan uji korelasi
pearson. Pengukuran ini dilakukan dengan interval kepercayaan 95% dan batas kemaksaan P < 0,05. Hasil uji korelasi pearson hubungan arus puncak ekspirasi dan
indeks massa tubuh yaitu sebesar 0,537. Hal ini menyatakan derajat keeratan tingkat
rendah.
arus puncak ekspirasi dengan indeks massa tubuh. Untuk nilai r = 0,537 atau nilai r
kuadrat ( r2 ) = 0,288, maka didapati persamaan sebagai berikut:
y = 127,178 – 2,614x
dimana:
y = Arus Puncak Ekspirasi (APE)
x = Indeks Masa Tubuh (IMT)
sedemikian sehingga diperoleh persamaan:
Arus Puncak Ekspirasi = 127,178 - (2,614 × Indeks Masa Tubuh)
Dengan adanya persamaan ini, maka dapat dilakukan prediksi arus puncak
ekspirasi siswa-siswi SD berdasarkan indeks massa tubuh.
5.2. Pembahasan
Dari penelitian yang telah disajikan pada lembar sebelumnya tentang arus
puncak ekspirasi di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan tahun
2013 ternyata diperoleh bahwa sebagian responden pada penelitian ini terdapat 84
orang (36,5%) memiliki APE yang tinggi, 79 orang (34,3%) memiliki APE yang
rendah, dan 67 orang (29,1%) memiliki APE yang sangat rendah. (tabel 5.3)
Salah satu yang mempengaruhi arus puncak ekspirasi pada penelitian ini
adalah berat badan dan tinggi badan. Pada penelitian ini dihubungkan antara arus
puncak ekspirasi dengan indeks massa tubuh.
Indeks massa tubuh yang didapat pada penelitian ini terdapat 13 orang (5.7%)
healthyweight, 42 orang (18.3%) memiliki IMT yang overweight, dan 63 orang (27.4%) memiliki IMT yang obese. (tabel 5.2)
Hubungan antara indeks massa tubuh yang lebih tinggi dengan arus puncak
ekspirasi yang rendah mungkin menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko
penting untuk mengurangi aliran udara atau fungsi paru-paru pada anak-anak. hasil
ini menekankan pentingnya pencegahan obesitas pada anak dan remaja untuk
menghindari kemungkinan masalah pernapasan. (Gundogdu et.al,2011)
Berdasarkan Tabel 5.4 ditunjukkan bahwa jumlah responden pada penelitian
ini terdapat PEFR tinggi 6 orang underweight, 72 orang healthyweight, 4 orang overweight, 2 orang obese, pada PEFR rendah terdapat 7 orang underweight, 40 orang healthyweight, 22 orang overweight, 10 orang obese, pada PEFR sangat rendah tidak ada siswa-siswi yang underweight dan healthyweight tetapi terdapat 16 orang overweight, 51 orang obese.
Yang menjadi hubungan terjadinya penurunan arus puncak ekspirasi pada
anak yang overweight dikarenakan peningkatan beban thorax yang menekan paru dan menyebabkan restriksi pernafasan. Secara umum dapat diterima bahwa peningkatan
muatan masa tubuh dari sistem respirasi (thorax dan paru-paru) mengakibatkan
perkembangan masalah respirasi yang disebabkan oleh karena ketidakmampuan otot
respirasi atau ventilasi yang signifikan yang menyebabkan kualitas perfusi yang tidak
sama. (Laurenco,1989)
Penelitian ini memiliki beberapa kekurangan seperti pada saat mengumpulkan
data yaitu berat badan, tinggi badan, dan pengukuran arus puncak ekspirasi.
Keterbatasan waktu pada saat pengumpulan data memungkinkan adanya
ketidaktepatan hasil ukur dan juga pada saat pengukuran arus puncak ekspirasi
melihat usia responden yang masih dalam kategori anak menyebabkan responden
Kelebihan dari penelitian ini memiliki homogenitas responden yaitu latar
belakang yang mayoritas sama diantaranya dalam program pendidikan, pola makan
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisi disimpulkan bahwa:
- Nilai arus puncak ekspirasi pada anak obesitas lebih rendah dibandingkan
dengan anak yang indeks massa tubuh normal di Yayasan Pendidikan
Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA).
- Nilai arus puncak ekspirasi terbanyak yang didapat pada sampel adalah
tinggi dengan jumlah 84 (36,5%) orang di Yayasan Pendidikan
Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA).
- Nilai IMT terbanyak yang didapat pada sampel adalah healthyweight dengan jumlah 114 (48,7%) orang di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul
Amaliyyah (YPSA).
6.2. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka saran-saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut:
- Diperlukan pemeriksaan yang lebih lengkap mengenai kesehatan respirasi
untuk memberikan gambaran yang lebih baik mengenai kesehatan respirasi
siswa-siswi Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA).
- Diperlukan pendidikan oleh pihak sekolah mengenai hubungan arus puncak
ekspirasi dengan indeks massa tubuh pada anak untuk meningkatkan taraf
DAFTAR PUSTAKA
Barcala, F.J.G., Suarez, C.C., Cuadrado, L.V., 2008. Lung Function reference values
in Children and Adolescents aged 6 to 18 years in Galicia. Arch Bronconeumol. 44(6):295-302.
Centers for Disease Control and Prevention, 2011. About BMI for Children and
Teens.CDC. Accessed from:
http://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/childrens_bmi/about_childrens
_bmi.html
DeLorenzo, A., Maiolo, C., Mohamed, E., Andreoli, A., DeLuca, P.P., Rossi, P.,
2001. Body Composition Analysis and Changes in Airways Function in Obese
Adults After Hypocaloric Diet. Chest. 119(5):1409-1415.
Frontini, M.G., Bao, W., Elkasabany, A., Srinivasan, S.R., Berenson, G., 2001.
Comparison of Weight-for-Height Indices as A Measure of Adiposity and
Cardiovascular Risk from Childhood to Young Adulthood. Journal of Clinical Epidemiology. 54(8):817-822.
Gundogdu, Z., Eryilmaz, N., 2011. Correlation Between Peak Flow and Body Mass
Index in Obese and Non-Obese Children in Kocaeli, Turkey. Primary Care Respiratory Journal. 20(4):403-406.
Hammond, K.A., 2000. Krause’s Food, Nutrition, and Diet Therapy: Dietary
and Clinical Assessment. Philadelphia: Saunders Elseviers.
Kaplan, T.A., Montana, E., 1993. Exercise-Induced Bronchospasm in Nonasthmatic
Obese Children. Clinical Pediatrics 32(4):220-225.
Keane, V., 2007. Nelson Textbook of Pediatrics: Assessment of Growth. Philadelphia: Saunders Elseviers.
Laurenco, R.V., 1989. Diaphragm Activity in Obesity. The Journal of Clinical Investigation. 49:147-152.
Li, A.M., Chan, D., Wong, E., Yin, J., Nelson, E.A.S., Fok, T.E., 2003. The Effects
of Obesity on Pulmonary Function. Archives of Disease in Childhood. 88(4):361-363.
Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya. Divisi Tumbuh Kembang Anak dan
Remaja. Available from :
Quanjer, P.H., Lebowitz, M.D., Gregg, I., Miller, M.R., Pedersen, O.F., 1997. Peak
Expiratory Flow: Conclusions and Recommendations of a Working Party of The
European Respiratory Society. European Respiratory Journal. 24:2s-8s.
Sharma, M., Sharma, R.M., Choudhary, R., 2012. Peak Expiratory Flow Rates in
Children of Western Rajasthan 7-14 Years of Age. Pakistan Journal of Physiology. 8(1):45-48.
Siregar, F.Z., Panggabean, G., Daulay, R.M., Lubis, H.M., 2009. Comparison of Peak
Expiratory Flow Rate (PEFR) Before and After Physical Exercise in Obese and
Non-Obese Children. Paediatr Indones. 49(1):20-24.
Wahyuni, Arlinda S.2007. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication.
Zapletal, A., Chalupova, J., 2003. Forced Expiratory Parameter in Healthy Preschool
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Fenny
Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 16 Juni 1993
Agama : Buddha
Alamat : Jl. Sei Mati No.178
Orang Tua : Ayah : Daniel Sugianto
Ibu : GekLing
Riwayat Pendidikan :
1. TK Yayasan Pendidikan Swasta Andreas Medan (1996)
2. SD Yayasan Pendidikan Swasta Andreas Medan (1998)
3. SMP Yayasan Pendidikan Swasta Andreas Medan (2004)
5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( 2010 - Sekarang)
Lampiran 2
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
“ Hubungan Arus Puncak Ekspirasi dengan Indeks Massa Tubuh pada Siswa-Siswi Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan”
Saya Fenny, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya sedang melaksanakan penelitian yang
berjudul “Hubungan Arus Puncak Ekspirasi dengan Indeks Massa Tubuh pada
Siswa-Siswi Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Arus Puncak Ekspirasi dengan Indeks
Massa Tubuh pada Siswa-Siswi di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul
Amaliyyah Medan. Diharapkan penelitian ini kelak akan bermanfaat untuk
masyarakat, agar mereka dapat menambah pengetahuan tentang hubungan arus
puncak ekspirasi dengan indeks massa tubuh.
Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, Saya sangat
mengharapkan kesediaan Saudara/Saudari untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dengan bersedia dalam pengukuran tinggi badan, berat badan, dan arus puncak
ekspirasi. Penelitian ini bersifat sukarela dan bebas. Semua informasi yang
Saudara/Saudari berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian, tidak
disalahgunakan untuk maksud lain. Keikutsertaan Saudara/Saudari dalam penelitian
ini sangat saya harapkan.
Demikianlah penjelasan ini saya sampaikan. Atas perhatian dan kesedian
Saudari saya ucapkan terima kasih.
Medan,
Hormat saya,
Lampiran 3
LEMBAR PERNYATAAN P E R SE T U JU A N SE T E L A H P E N JE L A SA N (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Kelas :
Setelah membaca dan mendapatkan penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang
penelitian,
Judul Penelitian : Hubungan Arus Puncak Ekspirasi dengan Indeks Massa Tubuh
pada Siswa-Siswi Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah
Medan.
Nama Peneliti : Fenny
Instansi Penelitian : Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dengan sukarela
dan tanpa paksaan.
Medan,
Yang membuat pernyataan
Lampiran 4
REKAM MEDIK HASIL PEMERIKSAAN PADA PENELITIAN
KODE :
Identitas Pribadi
Nama :
Tempat/Tanggal Lahir :
Alamat :
Anak Ke : dari bersaudara
Identitas Orang Tua
Nama :
Tempat/Tanggal Lahir :
Pekerjaan :
Pemeriksaan Fisik
Tinggi Badan : m
Berat Badan : kg
Lampiran 5
Output SPSS A. Deskripsi Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Laki-laki 127 55.2 55.2 55.2
Perempuan 103 44.8 44.8 100.0
Total 230 100.0 100.0
Indeks Massa Tubuh
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Underweight 13 5.7 5.7 5.7
Healthyweight 112 48.7 48.7 54.3
Overweight 42 18.3 18.3 72.6
Obese 63 27.4 27.4 100.0
Klasifikasi PEFR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ringan 84 36.5 36.5 36.5
Sedang 79 34.3 34.3 70.9
Berat 67 29.1 29.1 100.0
Total 230 100.0 100.0
B. Hasil Analisis Data
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Klasifikasi PEFR * Indeks Massa Tubuh
Klasifikasi PEFR * Indeks Massa Tubuh Crosstabulation
Count
Indeks Massa Tubuh Total
Underweight Healthyweight Overweight Obese
Klasifikasi PEFR
Ringan 6 72 4 2 84
Sedang 7 40 22 10 79
Berat 0 0 16 51 67
Total 13 112 42 63 230
Correlations
Score PEFR IMT
Score PEFR
Pearson Correlation 1 -.537**
Sig. (2-tailed) .000
N 230 230
IMT
Pearson Correlation -.537** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 230 230