ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL
(
Studi
Kasus Di Pasar Baru Bogor)
Oleh :
FITRIA FISSAMAWATI A 14105548
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
FITRIA FISSAMAWATI. Analisis Keputusan Pembelian Konsumen Sayuran di Pasar Tradisional ( Studi Kasus di Pasar Baru Bogor ). Di bawah bimbingan YAYAH K. WAGIONO.
Sayuran dalam kehidupan manusia sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkaan gizi, karena sayuran merupakan salah satu sumber mineral, vitamin, serat, antioksidan dan energi yang dibutuhkan oleh manusia. Namun banyak masyarakat Indonesia belum menyadari hal tersebut, hal ini dapat di ketahui dari tingkat konsumsi sayuran masyarakat Indonesia yang masih rendah, berdasarkan catatan Ditjen Hortikultura, Deptan, konsumsi sayuran pada tahun 2007 baru sebesar 36,63 kg/kapita/tahun. Seharusnya menurut standar lembaga pangan dan pertanian dunia (FAO) konsumsi sayuran yang ideal adalah sebesar 65,75 kg/kapita/tahun. Konsumen dapat melakukan pembelian sayuran di berbagai alternatif tempat. Alternatif tempat itu diantaranya : pasar tradisional, swalayan, dan pedagang sayur keliling. Dan jika konsumen melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor, maka akan dianalisis tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen tersebut, karena peneliti merasa hal ini menarik untuk di kaji.
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen sayuran di lihat dari : umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, pengeluaran per bulan untuk membeli sayuran.
2. Menganalisis penilaian konsumen sayuran terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor, pedagang sayur keliling dan swalayan.
3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor.
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan informasi dan masukan mengenai penjualan sayuran bagi pedagang
sayur-mayur, Dinas Pasar khususnya UPTD Pasar Baru Bogor, masyarakat, serta pihak - pihak lain yang membutuhkan informasi ini.
2. Sebagai sarana yang efektif dalam menambah wawasan dan pengetahuan serta kemampuan dalam menganalisis kasus berdasarkan fakta yang ada bagi penulis
Jenis dan sumber data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer di peroleh melalui penyeberan kuesioner kepada responden yang berisi pertanyaan tertutup, sedangkan data sekunder yang di peroleh dari studi literatur yang berhubungan dengan topik penelitian ini.
Pengambilan sampel di lakukan dengan cara purposive yaitu : metode penentuan sampel dimana sampel yang di ambil berdasarkan pada pertimbangan tertentu dan pertimbangan itu di dasarkan pada tujuan penelitian. Responden yang di ambil sebanyak 30 orang. Analisis yang di gunakan adalah analisis deskriptif, important performance analysis, dan customer satisfication indeks
sayuran memberikan gambaran menyeluruh tentang karakteristik konsumen di Pasar Baru Bogor. Pendapatan per bulan merupakan alasan utama konsumen melakukan pembelian di Pasar Baru Bogor, di mana rata – rata yang berpenghasilan menengah kebawah lebih senang melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor hal ini di sebabkan karena harga sayuran yang dijual lebih murah dan terjangkau.
Pada diagram kartesius atribut-atribut yang terdapat pada kuadran I di antaranya garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran, Keamanan kendaraan di areal parkir. Pada kuadran II atribut tersebut diantaranya keragaman jenis sayuran yang tersedia, kualitas kesegaran sayuran, harga sayuran. Pada kuadran III, atribut tersebut diantaranya keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi, keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk, luas areal parkir yang tersedia. Pada kuadran IV, atribut tersebut di antaranya lokasi pasar yang sangat terjangkau.
(Studi
Kasus Di Pasar Baru Bogor)
Oleh :
FITRIA FISSAMAWATI A 14105548
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
Nama : Fitria Fissamawati
NRP : A 14105548
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir.Yayah K. Wagiono, M.Ec NIP. 131 473 953
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus :
PEMBELIAN SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL ( STUDI KASUS PASAR BARU BOGOR ) BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR – BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN – BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Januari 2009
Fitria Fissamawati A 14105548
Penulis lahir pada tanggal 30 juni 1984 di Bogor, penulis lahir dari pasangan
Bapak H. Ferry Adnan, MSi dan Ibu Hj. Rachmatullaily SE, MM. Pada tahun 1996
penulis menamatkan pendidikan dasar di SDN 002 Rengat Riau. Selanjutnya penulis
melanjutkan pendidikan di SLTPN 1 Rengat Riau, serta menamatkan pendidikan SMU di
SMUN 1 Bogor pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai
mahasiswi Jurusan Teknisi Usaha Ternak Daging Fakultas Peternakan Institut Pertanian
Bogor. Tahun 2005 penulis menamatkan kuliah di Diploma dan pada tahun yang sama
penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor.
yang di berikan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul Analisis Keputusan
Pembelian Konsumen Sayuran di Pasar Tradisional ( Studi Kasus Pasar Baru Bogor )
dapat di selesaikan, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen sayuran di lihat dari : umur, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, pengeluaran per bulan untuk
membeli sayuran.
2. Menganalisis penilaian konsumen sauyran terhadap tingkat kepentingan dan kinerja
dari atribut-atribut sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor, pedagang sayur
keliling dan swalayan.
3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di
Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor.
Kegunaan dari penelitian ini yaitu :
1. Memberikan informasi dan masukan mengenai penjualan sayuran bagi pedagang
sayur-mayur, Dinas Pasar khususnya UPTD Pasar Baru Bogor, masyarakat, serta
pihak - pihak lain yang membutuhkan informasi ini.
2. Sebagai sarana yang efektif dalam menambah wawasan dan pengetahuan serta
kemampuan dalam menganalisis kasus berdasarkan fakta yang ada bagi penulis.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian
di Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak
memiliki kekurangan, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada
dosen pembimbing atas saran, masukan dan dorongan. Kepada pengurus UPTD Pasar
memberikan informasi yang penulis butuh kan selama penelitian, Serta semua pihak yang
membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Januari 2009
Penulis Fitria Fissamawati A 14105548
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada
penulis dalam meyelesaikan skripsi ini, yaitu :
1. Ir. Yayah K. Wagiono, M.Ec. sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, dorongan, saran dan perhatiannya yang sangat membantu penulis dalam
melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini.
2. Ir. Popong Nurhayati, MM. sebagai Dosen Penguji saat ujian sidang yang telah
memberikan koreksi, saran dan masukan bagi penulis.
3. Tintin Sariyanti SP.MM sebagai penguji sidang dari komisi pendidikan yang telah
memberikan koreksi, saran dan masukan bagi penulis.
4. Febriantina Dewi SE,MSc sebagai dosen evaluator kolokium yang telah memberikan
koreksi, saran dan masukan bagi penulis.
5. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan nasehat, Drs.H. Ferry Adnan MSi
dan Hj.Rachmatullaily SE.MM. Adik-adik M.Alfarissy dan Farhan Fadhzurahman.
6. Suamiku tercinta Lettu.Arm.Yoga Permana S.IP dan buah hatiku Azzahra
Ashshabirah yang telah memberikan semangat dalam hidupku.
7. Mertuaku yang selalu memberikan doa, Brigjen TNI (Purn) H.Said Mudjito S.IP
MBA dan HJ.Nurhasanah
8. Pengurus UPTD Pasar Baru Bogor yang telah bersedia diwawancarai dan
memberikan data yang penulis butuhkan
9. Sahabat-sahabatku tercinta : Sonny, Rita, Ririn, Fresti, Dhimas, Wildan, Bayu, Sandy,
Dicky, Endy, Fajar Alumni SMU N 1 Bogor Angkatan 2003, dan seluruh anak
ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL
(
Studi
Kasus Di Pasar Baru Bogor)
Oleh :
FITRIA FISSAMAWATI A 14105548
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
FITRIA FISSAMAWATI. Analisis Keputusan Pembelian Konsumen Sayuran di Pasar Tradisional ( Studi Kasus di Pasar Baru Bogor ). Di bawah bimbingan YAYAH K. WAGIONO.
Sayuran dalam kehidupan manusia sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkaan gizi, karena sayuran merupakan salah satu sumber mineral, vitamin, serat, antioksidan dan energi yang dibutuhkan oleh manusia. Namun banyak masyarakat Indonesia belum menyadari hal tersebut, hal ini dapat di ketahui dari tingkat konsumsi sayuran masyarakat Indonesia yang masih rendah, berdasarkan catatan Ditjen Hortikultura, Deptan, konsumsi sayuran pada tahun 2007 baru sebesar 36,63 kg/kapita/tahun. Seharusnya menurut standar lembaga pangan dan pertanian dunia (FAO) konsumsi sayuran yang ideal adalah sebesar 65,75 kg/kapita/tahun. Konsumen dapat melakukan pembelian sayuran di berbagai alternatif tempat. Alternatif tempat itu diantaranya : pasar tradisional, swalayan, dan pedagang sayur keliling. Dan jika konsumen melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor, maka akan dianalisis tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen tersebut, karena peneliti merasa hal ini menarik untuk di kaji.
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen sayuran di lihat dari : umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, pengeluaran per bulan untuk membeli sayuran.
2. Menganalisis penilaian konsumen sayuran terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor, pedagang sayur keliling dan swalayan.
3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor.
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan informasi dan masukan mengenai penjualan sayuran bagi pedagang
sayur-mayur, Dinas Pasar khususnya UPTD Pasar Baru Bogor, masyarakat, serta pihak - pihak lain yang membutuhkan informasi ini.
2. Sebagai sarana yang efektif dalam menambah wawasan dan pengetahuan serta kemampuan dalam menganalisis kasus berdasarkan fakta yang ada bagi penulis
Jenis dan sumber data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer di peroleh melalui penyeberan kuesioner kepada responden yang berisi pertanyaan tertutup, sedangkan data sekunder yang di peroleh dari studi literatur yang berhubungan dengan topik penelitian ini.
Pengambilan sampel di lakukan dengan cara purposive yaitu : metode penentuan sampel dimana sampel yang di ambil berdasarkan pada pertimbangan tertentu dan pertimbangan itu di dasarkan pada tujuan penelitian. Responden yang di ambil sebanyak 30 orang. Analisis yang di gunakan adalah analisis deskriptif, important performance analysis, dan customer satisfication indeks
sayuran memberikan gambaran menyeluruh tentang karakteristik konsumen di Pasar Baru Bogor. Pendapatan per bulan merupakan alasan utama konsumen melakukan pembelian di Pasar Baru Bogor, di mana rata – rata yang berpenghasilan menengah kebawah lebih senang melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor hal ini di sebabkan karena harga sayuran yang dijual lebih murah dan terjangkau.
Pada diagram kartesius atribut-atribut yang terdapat pada kuadran I di antaranya garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran, Keamanan kendaraan di areal parkir. Pada kuadran II atribut tersebut diantaranya keragaman jenis sayuran yang tersedia, kualitas kesegaran sayuran, harga sayuran. Pada kuadran III, atribut tersebut diantaranya keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi, keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk, luas areal parkir yang tersedia. Pada kuadran IV, atribut tersebut di antaranya lokasi pasar yang sangat terjangkau.
(Studi
Kasus Di Pasar Baru Bogor)
Oleh :
FITRIA FISSAMAWATI A 14105548
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
Nama : Fitria Fissamawati
NRP : A 14105548
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir.Yayah K. Wagiono, M.Ec NIP. 131 473 953
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus :
PEMBELIAN SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL ( STUDI KASUS PASAR BARU BOGOR ) BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR – BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN – BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Januari 2009
Fitria Fissamawati A 14105548
Penulis lahir pada tanggal 30 juni 1984 di Bogor, penulis lahir dari pasangan
Bapak H. Ferry Adnan, MSi dan Ibu Hj. Rachmatullaily SE, MM. Pada tahun 1996
penulis menamatkan pendidikan dasar di SDN 002 Rengat Riau. Selanjutnya penulis
melanjutkan pendidikan di SLTPN 1 Rengat Riau, serta menamatkan pendidikan SMU di
SMUN 1 Bogor pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai
mahasiswi Jurusan Teknisi Usaha Ternak Daging Fakultas Peternakan Institut Pertanian
Bogor. Tahun 2005 penulis menamatkan kuliah di Diploma dan pada tahun yang sama
penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor.
yang di berikan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul Analisis Keputusan
Pembelian Konsumen Sayuran di Pasar Tradisional ( Studi Kasus Pasar Baru Bogor )
dapat di selesaikan, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen sayuran di lihat dari : umur, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, pengeluaran per bulan untuk
membeli sayuran.
2. Menganalisis penilaian konsumen sauyran terhadap tingkat kepentingan dan kinerja
dari atribut-atribut sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor, pedagang sayur
keliling dan swalayan.
3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di
Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor.
Kegunaan dari penelitian ini yaitu :
1. Memberikan informasi dan masukan mengenai penjualan sayuran bagi pedagang
sayur-mayur, Dinas Pasar khususnya UPTD Pasar Baru Bogor, masyarakat, serta
pihak - pihak lain yang membutuhkan informasi ini.
2. Sebagai sarana yang efektif dalam menambah wawasan dan pengetahuan serta
kemampuan dalam menganalisis kasus berdasarkan fakta yang ada bagi penulis.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian
di Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak
memiliki kekurangan, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada
dosen pembimbing atas saran, masukan dan dorongan. Kepada pengurus UPTD Pasar
memberikan informasi yang penulis butuh kan selama penelitian, Serta semua pihak yang
membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Januari 2009
Penulis Fitria Fissamawati A 14105548
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada
penulis dalam meyelesaikan skripsi ini, yaitu :
1. Ir. Yayah K. Wagiono, M.Ec. sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, dorongan, saran dan perhatiannya yang sangat membantu penulis dalam
melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini.
2. Ir. Popong Nurhayati, MM. sebagai Dosen Penguji saat ujian sidang yang telah
memberikan koreksi, saran dan masukan bagi penulis.
3. Tintin Sariyanti SP.MM sebagai penguji sidang dari komisi pendidikan yang telah
memberikan koreksi, saran dan masukan bagi penulis.
4. Febriantina Dewi SE,MSc sebagai dosen evaluator kolokium yang telah memberikan
koreksi, saran dan masukan bagi penulis.
5. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan nasehat, Drs.H. Ferry Adnan MSi
dan Hj.Rachmatullaily SE.MM. Adik-adik M.Alfarissy dan Farhan Fadhzurahman.
6. Suamiku tercinta Lettu.Arm.Yoga Permana S.IP dan buah hatiku Azzahra
Ashshabirah yang telah memberikan semangat dalam hidupku.
7. Mertuaku yang selalu memberikan doa, Brigjen TNI (Purn) H.Said Mudjito S.IP
MBA dan HJ.Nurhasanah
8. Pengurus UPTD Pasar Baru Bogor yang telah bersedia diwawancarai dan
memberikan data yang penulis butuhkan
9. Sahabat-sahabatku tercinta : Sonny, Rita, Ririn, Fresti, Dhimas, Wildan, Bayu, Sandy,
Dicky, Endy, Fajar Alumni SMU N 1 Bogor Angkatan 2003, dan seluruh anak
10. Staf Sekretariat MAB : Mbak Nur, Mbak Rahmi, Mbak Riska, Mbak Maya, Mas Aji,
Mas Agus dan semu staf lainnya yang telah membantu dalam memfalitasi proses
pendidikan terutama saat penelitian.
Semoga Allah SWT, membalas semua amal kebaikan dan semoga kita menjadi
Halaman
2.3.1 Studi Terdahulu Tentang Sayur ……….. 17
2.3.2 Studi Terdahulu Tentang Pasar ………... 19
2.3.2 Studi Terdahulu Tentang Analisis Keputusan Konsumen ... 21
2.3.3 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu …... 24
III KERANGKA PEMIKIRAN ……….... 25
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ……….... 25
3.1.1 Definisi Konsumen ………..………. 25
3.1.2 Definisi Perilaku Konsumen ………..………... 25
3.1.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen……..………. 25
3.1.3.1 Pengenalan Kebutuhan………...………… 26
3.1.3.2 Pencarian Informasi………....……… 27
3.1.3.3 Evaluasi Alternatif………...……. 28
3.1.3.4 Keputusan Pembelian ……… 28
3.1.3.5 Evaluasi Setelah Pembelian………..… 29
3.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian .. 29
3.1.5 Atribut dan Dimensi Produk ………... 30
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ………. 32
IV METODE PENELITIAN ………. 35
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 35
4.2 Jenis dan Sumber Data ………. 35
4.3 Metode Pengambilan Sampel ……… 36
4.4 Instrumen Penelitian ………. 37
4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ………. 37
4.5.1 Analisis Deskriptif ……….. 37
4.5.2 Metode Important Performance Analysis (IPA) ... 37 4.5.3 Metode Customer Satisfaction Index (CSI) ... 40
4.6 Batasan dan Definisi Operasional ……… 42
V GAMBARAN UMUM UPTD PASAR BARU BOGOR DAN
5.1Gambaran Umum UPTD Pasar Baru Bogor………..…. 43
5.2Karakteristik Umum Responden………... 47
5.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen……….... 51
5.3.1 Pengenalan Kebutuhan………. 51
5.3.2 Pencarian Informasi……..……….…. 54
5.3.3 Evaluasi Alternatif………...………... 55
5.3.4 Proses Pembelian ………..……… 57
5.3.5 Evaluasi Setelah Pembelian..………. 58
VI ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA…. 59
6.1Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Sayuran
di UPTD Pasar Baru Bogor…...………. 59
6.1.1Keragaman Jenis Sayuran yang Tersedia……….... 59
6.1.2Kesegaran Sayuran………... 60
6.1.3Keramahan dan Pelayanan Penjual dalam Bertransaksi….. 61
6.1.4Garansi Keakuratan Timbangan Saat Melakukan Penimbangan
Sayuran………... 62
6.1.5Harga Sayuran………..………. 63
6.1.6Pemasaran Langsung………... 64
6.1.7Lokasi Pasar………. 65
6.1.8Luas Areal Parkir yang Tersedia………….………. 66
6.1.9Keamanan Kendaraan di Areal Parkir………. 67
6.2Diagram Kartesius Kepentingan dan Kinerja Atribut Sayuran
di UPTD Pasar Baru Bogor………...………. 68
6.2.1Kuadran Prioritas Utama………..………. 70
6.2.2Kuadran Pertahankan Prestasi…………..………. 70
6.2.3Kuadran Prioritas Rendah……… 71
6.2.4Kuadran Berlebihan………. 73
6.3Customer Satisfaction Index (CSI)……… 73
VII KESIMPULAN……… 75
7.1 Kesimpulan………... 75
VIII REKOMENDASI………. 77
DAFTAR PUSTAKA ………. 79
LAMPIRAN ……… 81
1. Produksi Sayuran di Indonesia dari tahun 2001-2006………… 1
2. Produksi Sayuran di Bogor dan Jawa Barat tahun 2007 ……… 3
3. Penjualan Sayuran di Matahari Market Place Ekalokasari
Bogor... 4
4. Pasar Tradisional yang terdapat di Kota Bogor……….. 5
5. Daftar Harga Sayuran Di Pasar Tradisional, Swalayan dan Pedagang
Sayur Keliling Bulan Agustus 2008 ...………… 6
6. Konsumsi Sayuran di Indonesia tahun 2003 – 2006………….. 8
7. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu... 24
8. Sebaran Responden Berdasarkan Lokasi/Tempat Tinggal……. 47
9. Sebaran Responden Berdasarkan Usia………... 48
10. Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir………. 48
11. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan……… 49
12. Sebaran Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga/Bulan... 50
13. Sebaran Responden Berdasarkan Pengeluaran / Bulan Untuk
Membeli Sayuran…...…. 50
14. Tingkat Kepentingan Responden Mengkonsumsi Sayuran……. 52
15. Alasan Responden Mengkonsumsi Sayuran……….. 52
16. Sebaran Frekuensi Pembelian Sayuran yang Dilakukan oleh
Responden di Pasar Baru Bogor………. 53
17. Frekuensi Respoden Mengkonsumsi Sayuran Dalam Setiap
Minggu…...……… 53
18. Sumber Informasi yang Diperoleh Oleh Konsumen... 54
19. Hal – hal yang Menjadi Pertimbangan Responden Hingga Memutuskan Untuk Melakukan Pembelian Sayuran di Pasar Baru Bogor Daripada
Swalayan dan Pedagang Sayur Keliling……… 55
20. Alternatif Tempat Pembelian Sayuran yang Dilakukan Oleh
21. Sebaran Responden Berdasarkan Cara Memutuskan Untuk Berbelanja
di Pasar Baru Bogor……...……… 57
22. Jenis Sayuran yang Menjadi Prioritas Responden di Pasar Baru
Bogor...………. 57
23. Sebaran Kepuasan Responden Setelah Membeli Sayuran di Pasar
Baru Bogor……...………... 58
24. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Keragaman Jenis Sayuran yang
Tersedia... 60
25. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kesegaran Sayuran... 61
26. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Keramahan dan Pelayanan
Penjual Dalam Bertransaksi……...…… 62
27. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Garansi/Keakuratan Timbangan
Saat Melakukan Penimbangan Sayuran………. 63
28. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Harga Sayuran... 64
29. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Keaktifan Penjual Dalam
Memasarkan atau Menawarkan Produk……… 65
30. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Lokasi Pasar yang Sangat
Terjangkau………...…… 66
31. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Luas Areal Parkir yang Tersedia.. 67
32. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Keamanan Kendaraan di
Areal Parkir………...……….. 67
33. Perhitungan Rata-Rata Dari Penilaian Tingkat Kepentingan dan
Kinerja Atribut Sayuran di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor.. 68
34. Perhitungan CSI……… 74
35. Nilai Index Kepuasan Konsumen………. 75
36. Dimensi Atribut yang Dipakai dalam Penelitian... 91
DAFTAR GAMBAR
Judul Halaman
3. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif ……….. 28
4. Tahap–Tahap Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian…. 29
5. Kerangka Pemikiran Operasional ……….. 34
6. Stuktur Organisasi UPTD Pasar Baru Bogor……….. 45
7. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Sayuran Di Pasar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangSayuran dalam kehidupan manusia sangat berperan dalam pemenuhan
kebutuhan pangan dan peningkaan gizi, karena sayuran merupakan salah satu sumber
mineral, vitamin, serat, antioksidan dan energi yang dibutuhkan oleh manusia. Namun
banyak masyarakat Indonesia belum menyadari hal tersebut, ini dapat diketahui dari
tingkat konsumsi sayuran masyarakat Indonesia yang masih rendah. Berdasarkan
catatan Ditjen Hortikultura, Deptan, konsumsi sayuran pada tahun 2007 baru sebesar
36,63 kg/kapita/tahun. Seharusnya menurut standar lembaga pangan dan pertanian
dunia (FAO) konsumsi sayuran yang ideal adalah sebesar 65,75 kg/kapita/tahun.
Konsumsi sayuran berkaitan dengan produksi sayuran, jika dilihat produksi
sayuran di Indonesia beberapa tahun belakangan ini mengalami peningkatan (hal ini
dapat dilihat pada Tabel 1), tetapi tidak semua masyarakat menyadari akan pentingnya
mengkonsumsi sayuran hal ini disebabkan oleh tingkat pengetahuan rata-rata
masyarakat yang masih rendah.
Tabel 1. Produksi Sayuran di Indonesia tahun 2001 – 2006
Tahun Produksi ( Ton )
2001 * 6.919.624
2002 7.144.745
2003 8.574.870
2004 9.059.676
2005 9.101.986
2006 9.350.436
Rata - Rata 8.358.556.167
Ket : * Sejak tahun 2001 termasuk 4 propinsi baru Sumber Departemen Pertanian 2007.
Jika dilihat data dari Tabel 1, dari tahun 2001 sampai tahun 2006 produksi
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan persentase peningkatan sebesar
produksi sudah mengalami peningkatan tetapi belum memenuhi kebutuhan konsumsi
sayuran masyarakat di Indonesia. Rahardi (2001) menyatakan bahwa idealnya
seseorang mengkonsumsi sayuran sekitar 200 gram/hari, ini bertujuan agar
metabolisme didalam tubuh tidak terganggu sebagai akibat dari kekurangan serat.
Fakta ini mengindikasikan bahwa pasar untuk komoditi sayuran masih terbuka. Dari
segi ekonomi, sayuran memegang peran penting sebagai sumber pendapatan petani,
pedagang, maupun penyerapan tenaga kerja. bahkan secara nasional, sayuran mampu
memberikan sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) secara signifikan. Pada tahun
2007, PDB berdasar harga konstan mencapai Rp17,275 triliun ( Ditjen Hortikultura,
2008).
Dalam penelitian ini jenis sayuran yang dibahas antara lain : cabe merah
keriting, cabe merah teropong, cabe hijau, cabe rawit, bawang merah, bawang putih,
kentang, tomat, kol, wortel, buncis, bayam, kangkung, dan kacang panjang. Peneliti
membatasi pada beberapa jenis komoditas sayuran di atas dikarenakan jenis
komoditas sayuran tersebut adalah jenis sayuran yang paling dominan yang terdapat
di pasar tradisional Pasar Baru Bogor, Swalayan, dan Pedagang sayur keliling. Dalam
penelitian ini reponden yang dipilih harus sudah pernah melakukan pembelian
sayuran di ketiga tempat tersebut, yaitu : Pasar Tradisonal Pasar Baru Bogor yang
lebih dikenal dengan nama Pasar Bogor yang berlokasi di Jln.Surya Kencana. Pasar
Baru Bogor ini merupakan salah satu pasar tradisional di Kota Bogor yang menjual
beraneka ragam jenis sayuran.
Tabel 2. Produksi Sayuran (Ton) di Bogor dan Jawa Barat tahun 2007
Jenis Sayuran Bogor Jawa Barat
Cabe Rawit 2,84 79,71
Bawang Merah 0 116,14
Bawang Putih 0 770
3
Kacang panjang 16,16 145,06
Total 462,41 2,094.63
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat/ 2007
Dari data diatas jumlah produksi bawang merah dan bawang putih pada tahun
2007 untuk kota Bogor di datangkan dari daerah lain di Jawa Barat. Dari data diatas
produksi sayuran di Kota Bogor diperoleh sebesar 38,5 ton/bulan, sedangkan untuk
Jawa Barat di peroleh sebesar 174,55 ton/bulan. Hasil-hasil produk sayuran diatas
umumnya dijual di pasar, pasar itu sendiri terbagi 2 jenis yaitu : pasar tradisional dan
pasar modern
Kehadiran pasar modern sejak tahun 90 an menjadi alternatif bagi masyarakat
dalam memenuhi kebutuhannya. Namun ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun
1997 pasar modern sempat mengalami guncangan. Pada saat itu tindakan penjarahan
dan pembakaran pusat perbelanjaan membuat bisnis ini tidak stabil, tetapi pada tahun
yang sama pasar tradisional terbukti masih tetap bertahan di tengah kondisi ekonomi
yang tidak stabil, hingga beberapa tahun setelah krisis terjadi pasar modern mulai
bangkit kembali. Kini pasar modern menjual beraneka ragam sayuran diantaranya
dapat di lihat pada data Tabel 3
.
Cabe merah keriting 33.590 785.611 35.03
Cabe merah teropong 28.590 547.319 23.84
Cabe rawit 25.950 332.220 12.8
Kacang panjang 12.250 297.732 24.3
Sumber : Matahari Market Place Ekalokasari Bogor / 2008
Berdasarkan data penjualan di atas dapat di ketahui bahwa sayuran yang
paling banyak terjual adalah tomat mencapai angka penjualan sebesar Rp
2.008.501 Kg dan yang paling sedikit terjual adalah wortel dengan jumlah penjualan
sebesar 1 Kg.
Disamping pasar modern terdapat juga pasar tradisional yang sangat berbeda
dengan pasar modern jika dilihat fisik pasar tradisional (bangunan dan infrastuktur)
relatif tua. Pemeliharaan yang kurang menimbulkan kesan pasar tidak terawat, kumuh
tidak nyaman dan aman. Meskipun demikian, tidak seluruh pasar tradisional memiliki
kondisi fisik yang demikian, terdapat di antaranya yang masih rapih, bersih, dan
aman, tetapi masih dengan pola pengelolaan yang tradisional (Pusat Penelitian dan
Pengembangan Dalam Negeri, 2006).
Menurut data yang di peroleh dari Departemen Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi Kota Bogor, saat ini terdapat 7 pasar tradisional yang ada di Kota Bogor, di
antaranya : Pasar Kebon Kembang (Pasar Anyar), Pasar Baru Bogor, Pasar Jambu
Dua, Pasar Sukasari, Pasar Merdeka, Pasar Padasuka, dan Pasar Gunung Batu, berikut
data luas tanah, bangunan, kios/los yang terdapat di pasar – pasar tersebut.
Tabel 4. Pasar Tradisional yang Terdapat di Kota Bogor
Nama Pasar Alamat Pasar
Di Bogor
5
Pasar Jambu Dua Jln. Ahmad yani 6.124 449 756
Pasar Merdeka Jln.Perintis Kemerdekaan 5.985 12.795 878
Pasar Devreies * Jln. Veteran Panaragan 400 160 48
Pasar Taman
Anggrek * Jln.Pemuda 506 353 28
Pasar Taman
Kencana * Jln. Ceremai 104 104 18
Pasar Sukasari Jln. Siliwangi 5.450 4.702 275
Pasar Padasuka Jln. Padasuka 2.168 1.282 220
Pasar Gunung
Batu Jln. Raya gunung batu 2.495 134 203
Ket :* Pengelolaannya berada di bawah UPTD Pasar Merdeka Sumber Diperindagkop Kota Bogor 2007
Salah satu dari ke tujuh pasar tradisional di Kota Bogor adalah Pasar
Tradisional Pasar Baru Bogor yang berdiri sudah cukup lama, pasar ini berdiri sejak
tahun 1870 an, tetapi mulai dikelola oleh Pemerintah pada tahun 1970 an, dan
mengalami perkembangan yang pesat setelah di bangun Plaza pusat perbelanjaan
pasar Bogor pada tahun 1990 an. Pasar tradisional Pasar Baru Bogor ini juga menjual
beraneka ragam sayuran dengan harga yang cukup terjangkau terutama untuk
masyarakat menengah kebawah, lokasi dari Pasar tradisional pasar baru Bogor ini
sendiri cukup strategis sehingga mudah di jangkau.
Selain dari kedua jenis pasar di atas, sayuran juga di perjual belikan oleh
Pedagang sayur keliling. Pedagang sayur keliling ini pada umumnya berjualan di
wilayah perumahan yang salah satu tujuannya adalah memberikan servis kepada
konsumen yang tidak memiliki banyak waktu untuk berbelanja di pasar tradisional
atau swalayan. Pengguna jasa pedagang sayur keliling ini umumnya adalah ibu
rumah tangga. Pedagang sayur keliling ini membeli sayurannya di pasar tradisional
Jika dilihat dari segi harga, harga sayuran pada pasar tradisional, swalayan,
dan pedagang sayur keliling berbeda, untuk mengetahui harga-harga tersebut dapat di
lihat pada Tabel 5
Tabel 5.Daftar Harga Sayuran Di Pasar Tradisional, Swalayan dan Pedagang Sayur Keliling di Perumahan Taman Cimanggu Bogor Bulan Agustus 2008
Jenis Sayuran Satuan
Harga Sayuran (Rp)
Pasar Tradisional Pedagang Sayur Swalayan Pasar Baru Bogor Keliling (Giant)
Cabe merah keriting Kg 18.000 20.000 24.900
Cabe merah teropong Kg 16.000 18.000 24.950
Cabe Hijau Kg 8.000 10.000 14.990
Cabe Rawit Kg 24.000 18.000 27.500
Bawang Merah Kg 9.000 12.000 10.900
Bawang Putih Kg 5.000 6.000 3.990
Kentang Kg 4.000 4.500 5.990
Tomat Kg 4.000 4.000 3.990
Kol Kg 5.000 4.000 6.950
Wortel Kg 3.000 3.500 3.450
Buncis Kg 5.000 6.000 5.950
Bayam / Kangkung Ikat 500 500 990
Kacang Panjang Kg 6.000 6.000 6.500
Sumber : UPTD Pasar baru Bogor, Pedagang sayur keliling Perumahan Taman
Cimanggu Bogor, Giant Hypermart Bogor
Dari data harga sayuran di atas di simpulkan bahwa sayuran yang di
perjual belikan di Pasar Tradisional umumnya jauh lebih murah ketimbang di
Pedagang sayur keliling atau Swalayan, namun harga sayuran di Pasar Tradisional
tidak semuanya murah seperti harga kol di Pasar Tradisional Rp 5.000,-/Kg
sedangkan di Pedagang sayur keliling Rp 4.500,-/Kg dan adapula di Swalayan yang
harga nya sedikit lebih murah daripada di Pedagang sayur keliling dan Pasar
Tradisional, seperti harga bawang merah di Swalayan Rp 10.900,-/Kg sedangkan di
Pedagang sayur keliling Rp 12.000,-/Kg, harga bawang putih di Swalayan Rp
3.990,-/Kg sedangkan di Pedagang sayur keliling Rp 6.000,-/Kg, harga tomat di
7
wortel di Swalayan Rp 3.450,-/Kg sedangkan di Pedagang sayur keliling Rp
3.500,/Kg.
Dari berbagai uraian diatas yang melatar belakangi penelitian ini adalah
adanya kebutuhan konsumsi sayuran di masyarakat, di mana seorang konsumen dapat
melakukan keputusan pembelian sayuran di berbagai tempat/lokasi seperti : pasar
tradisional, swalayan, dan pedagang sayur keliling. Jika konsumen melakukan
pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor, maka pada konsumen sayuran di analisis
keputusan pembelian konsumen, karena peneliti merasa hal ini menarik untuk di kaji.
1.2Perumusan Masalah
Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi, masyarakat menyadari
kandungan vitamin dan gizi yang terdapat di dalam sayuran. Masyarakat banyak yang
melakukan pembelian sayuran di pasar tradisional dikarenakan mereka harus
memenuhi kebutuhan rumah tangga untuk makan sehari-hari. Berikut data konsumsi
sayuran (jenis komoditas tertentu) di Indonesia dari tahun 2003 – 2006.
Tabel 6. Konsumsi Sayuran di Indonesia tahun 2003 – 2006
Konsumsi Perkapita (Kg/Tahun)
Komoditas 2003 2004 2005 2006
Bawang Merah 2.22 2.19 2.21 2.08
Bawang Putih 1.13 1.15 1.21 1.09
Kentang 1.61 1.82 1.92 1.66
Kol 1.87 2.03 2.03 1.82
Sawi 0.47 0.47 0.78 0.47
Wortel 0.62 0.73 1.09 0.94
Cabe Besar 1.35 1.36 1.51 1.38
Cabe Rawit 1.20 1.14 1.16 1.16
Tomat 1.52 1.52 1.34 1.17
Terung 2.86 2.55 2.55 2.65
Buncis 0.99 0.94 0.94 0.94
Ketimun 2.18 1.92 1.92 1.98
Labu Siam 0.73 0.83 0.94 1.09
Kangkung 5.04 4.52 4.94 4.99
Bayam 4.78 4.42 4.78 4.37
Kacang Panjang 3.74 3.43 3.69 4.00
Jamur 0.04 0.05 0.05 0.42
Sayuran lainnya 1.92 2.18 2.03 1.72
Total 34.52 33.49 35.33 34.16
Sumber : Susenas BPS
Dari data di atas, minat masyarakat akan mengkonsumsi sayuran tidak stabil,
hal ini dapat di lihat dari tahun 2003 ke tahun 2004 mengalami penurunan sebesar
1.03 Kg/tahun perkapita dan pada tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami peningkatan
sebesar 1.84 Kg/tahun perkapita sedangkan pada tahun 2005 ke tahun 2006
mengalami penurunan lagi sebesar 1.17 Kg/tahun perkapita.
Sayuran dapat di peroleh di pasar tradisional namun seiring dengan
perkembangan zaman sayuran kini dapat di peroleh di swalayan. Beberapa swalayan
di Kota Bogor yang menjual sayuran di antaranya : Giant Hypermart, Toserba Yogya,
dan Matahari Market Place. Selain pasar tradisional dan swalayan sayuran kini dapat
di peroleh di pedagang sayur keliling, walaupun tidak semua jenis sayuran yang di
perjual belikan tersedia namun pedagang sayur keliling ini cukup banyak menarik
minat konsumen, khususnya konsumen yang tinggal di wilayah perumahan karena
pedagang sayur keliling ini menjual sayurannya di wilayah perumahan.
Di antara ketiga alternatif pilihan tempat untuk berbelanja sayuran ini, maka
peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik konsumen sayuran.
2. Apa saja atribut-atribut yang di pertimbangkan dalam pembelian sayuran pada
9
3. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di
Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor.
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen sayuran di lihat dari : umur,
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, pengeluaran per bulan
untuk membeli sayuran.
2. Menganalisis penilaian konsumen sayuran terhadap tingkat kepentingan dan
kinerja dari atribut-atribut sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor,
pedagang sayur keliling dan swalayan.
3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di
Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Memberikan informasi dan masukan mengenai penjualan sayuran bagi pedagang
sayur-mayur, Dinas Pasar khususnya UPTD Pasar Baru Bogor, masyarakat, serta
pihak - pihak lain yang membutuhkan informasi ini.
2. Sebagai sarana yang efektif dalam menambah wawasan dan pengetahuan serta
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sayuran
Sayuran adalah salah satu komoditas hortikultur di samping buah-buahan,
tanaman hias dan tanaman obat yang pada umumnya di manfaatkan sebagai bahan
pelengkap dari menu makanan keseharian dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi tubuh.
Istilah sayuran biasanya di gunakan untuk merujuk pada tunas, daun, buah, dan akar
tanaman yang lunak yang dapat di makan secara utuh atau sebagian, segar/mentah atau di
masak. Kebanyakan jenisnya adalah herbaseus (berbatang basah) dan definisi ini tidak mencakup buah – buahan manis pencuci mulut (dessert). Sayuran biasanya di panen bila sudah matang untuk memperoleh bijinya, polongnya, biji, minyaknya atau seratnya.
Selain untuk kesehatan sayuran juga berguna untuk perawatan kecantikan kulit wajah dan
tubuh karena didalam sayuran terkandung vitamin E yang baik untuk kulit.
Menurut Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura (2002), bahwa komoditas
sayuran sedikitnya memiliki tiga peranan strategis dalam pembangunan dan
perekonomian Indonesia, di antaranya yaitu :
1. Sebagai salah satu sumber pendapatan bagi masyarakat.
2. Sebagai bahan makanan masyarakat khususnya sumber vitamin dan mineral.
3. Salah satu sumber devisa negara non – migas. Sehingga pengembangan produksi dan
sistem pemasaran yang termasuk di dalamnya tentang bagaimana agar produk dapat
sampai pada konsumen dalam keadaan masih layak dan baik.
12
1. Pilih sayuran yang masih segar, asli penampilan dan warna, dan bertekstur segar.
Hubungan antara warna dan vitamin benar – benar ada. Sayuran yang berdaun gelap
mengandung lebih banyak vitamin A daripada sayuran yang berdaun lebih pucat.
Contoh lain : wortel yang segar dan berwarna merah gelap, lebih banyak mengandung
nutrisi, vitamin A dan C, folasin, dan vitamin B daripada wortel yang telah layu dan pucat.
2. Pilih sayuran yang masih utuh, tidak terlihat sobek, luka memar, bercak – bercak
busuk, lender atau warna yang pudar.
3. Pilih sayuran yang berukuran kecil dan muda untuk memperoleh tekstur yang empuk.
Ada sejenis sayuran bila tua mengayu, lebih keras,dan berlapis lignin. Sayuran semacam itu tidak akan empuk bila di masak, meskipun lama. Contoh, bagian dalam
wortel adalah tempat lignin yang tidak akan empuk bila di masak, demikian juga tangkai asparagus dan kangkung.
4. Hendaknya jangan membeli sayuran yang di tumpuk – tumpuk pada udara panas.
Sayuran seperti itu boleh jadi harganya lebih murah, tetapi tidak akan bertahan lama.
Sayuran meskipun telah di petik, di kemas, di angkut dan di pasarkan dapat masih
terus hidup. Tidak menjadi soal pada bagian mana yang di petik, tetapi sayuran tersebut
terus bernafas, selama di simpan pada sayuran segar berlangsung perubahan kimiawi
yang akan mengubah penampilan, citra rasa dan kualitasnya. Perubahan itu di sebabkan
oleh pengaruh enzim, karena sayuran mengandung zat gula yang rendah dan mengandung
lebih banyak zat tepung, maka perubahan berjalan lambat.
Semangkin tua sayuran di petik semangkin tinggi pula kandungan zat tepungnya.
menekan kegiatan enzim. Hal itu di lakukan dengan jalan mendinginkan sayuran pada
suhu yang tepat.
Pada bagian dalam jaringan sayuran terdapat susunan jaringan yang menyerupai
gelembung halus yang penuh dengan sari makanan yang banyak mengandung air. Jika
jaringan tersebut terkena tekanan pada dinding selnya maka cairannya akan keluar dan
sayuran akan mengering, keras dan kaku. Sayuran menjadi layu dan bersamaan dengan
itu tekstur dan vitaminnya ikut musnah. Karena sayuran banyak mengandung air, maka
sayuran yang berdaun akan lebih cepat busuk bila terkena udara panas atau tekanan.
Sayuran yang masih segar yang baru saja di petik tidak luput dari serangan
mikroba, bakteri, parasit, atau jamur. Serangan ini berakibat rusaknya jaringan sayuran
hingga menjadi hancur, berlendir, kehilangan warna, dan tidak enak di makan. Setiap
sobekan, memar atau kerusakan lain yang menimpa jaringan sayuran akan memberi jalan
bagi mikroba untuk masuk. Oleh karena itu penanganan sayuran harus dengan sangat hati
- hati sejak sayuran di petik sampai kepada konsumen.
2.2 Pengertian Pasar
Dalam pengertian yang sederhana pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual
beli yang di lakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat
tertentu. Definisi pasar secara luas adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk
memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya. Pada
umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau jasa dengan uang
sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan di setujui oleh kedua belah pihak yang
14
Pasar sebagai tempat transaksi jual beli mengalami perkembangan yang semakin
maju. Saat ini pasar tradisional dapat bersaing dengan pasar modern. Perkembangan pasar
modern di tandai dengan munculnya berbagai minimarket, supermarket, dan
hypermarket. Untuk itu sebagian masyarakat kini telah memenuhi kebutuhan rumah tangganya dari pasar modern, terutama masyarakat perkotaan (Triyono, 2005). Pasar
tradisional adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli yang terjadi secara
tradisi atau terbentuk secara alami. Pembeli di pasar tradisional umumnya adalah
masyarakat berpenghasilan rendah sampai menengah, sedangkan di pasar swalayan
adalah golongan menengah keatas dan mempunyai pendidikan tinggi (Pangastuti, 2006).
Pasar Tradisional itu sendiri biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan
dasaran terbuka yang di buka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar, sebagian pasar
menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa sayuran,
buah-buahan, ikan, daging, bahan pakaian, pakaian jadi. Keberadaan pasar tradisional,
merupakan salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu
wilayah. Perkembangan jaman dan perubahan gaya hidup yang di promosikan begitu
hebat oleh berbagai media telah membuat eksistensi pasar tradisional menjadi sedikit
terganggu. Namun demikian, pasar tradisional ternyata masih mampu untuk bertahan dan
bersaing dengan pasar modern.
Hierarki pasar tradisional ini sendiri di bagi menjadi 3, diantaranya :
1. Pasar Kawasan 30.000 penduduk, pasar ini biasanya terdapat di kelurahan atau
desa. Fungsi utama pasar sebagai pusat perbelanjaan di lingkungan yang menjual
barang-barang kelontong. Lokasinya berada pada jalan utama lingkungan dan
mengelompok dengan pusat lingkungan dan mempunyai terminal kecil untuk
pemberhentian kendaraan. Luas tanah yang dibutuhkan berkisar 13.500m².
2. Pasar Kawasan 120.000 penduduk, pasar ini biasanya terdapat di kecamatan.
Fungsi utama sama dengan pasar lingkungan lain hanya dilengkapi sarana-sarana niaga
seperti kantor - kantor, bank, industri - industri kecil seperti konveksi. Lokasinya
mengelompok dengan pusat kecamatan dan mempunyai pangkalan transportasi untuk
kendaran - kendaran jenis angkutan penumpang kecil. Luas tanah yang di butuhkan
berkisar 480.000m².
3. Pasar Kawasan 480.000 penduduk, pasar ini biasanya terdapat di kabupaten atau
kotamadya. Fungsi utama sama dengan pasar yang lebih kecil dengan skala usaha yang
lebih besar dan lebih lengkap. Lokasinya di kelompokan dengan pusat wilayah dan
mempunyai terminal bis, angkutan umum, dan jenis kendaraan angkutan kecil lainnya.
Luas tanah yang di butuhkan berkisar 96000m² (Rahayu, 2005).
Peran dan fungsi pasar sebagai salah satu media bagi berlangsungnya kegiatan
perdagangan di tingkat masyarakat antara lain :
1. Memantau lalu lintas barang dan jasa, untuk mengetahui tingkat perkembangan
harga bahan kebutuhan pokok masyarakat sebagai bahan perhitungan inflasi, serta
sebagai upaya pengendalian stock barang
2. Sebagai pengembangan sistem informasi dan pemasaran dengan tujuan untuk
menciptakan informasi pasar, harga dan hasil produk serta mempromosikan produk.
Sedangkan Pasar modern umumnya di lengkapi dengan bentuk bangunan fisik
16
Barang-barang yang di perdagangkan berbagai macam jenisnya yang tentu dengan
kualitas yang baik tetapi pada umumnya harga barang - barang di pasar ini cenderung
lebih mahal, namun terkadang ada barang yang dijual dengan harga murah untuk
mengatasi persaingan yang cukup ketat. Harga barang - barang di pasar ini cukup tinggi
disebabkan oleh biaya investasi untuk sewa atau pemilikan tempat usaha. Keberadaan
Pasar modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup
modern yang berkembang di masyarakat. Tidak hanya di kota metropolitan tetapi sudah
merambah sampai kota kecil di tanah air.
Berdasarkan fasilitas yang di miliki serta luas areal yang dipakai untuk aktivitas
perdagangan eceran, pasar modern di bedakan menjadi :
1. Hypermarket, adalah toko modern yang memiliki luas areal diatas 5000m² per outletnya dengan variasi jenis barang dan merek yang lebih banyak. Konsep yang di
tawarkan Hypermarket adalah one stop shopping atau pusat pertokoan yang lengkap yang menyediakan berbagai macam kebutuhan rumah tangga sehari – hari dimulai dari
kebutuhan pokok hingga kebutuhan sandang. Kepemilikan Hypermarket adalah joint venture antara swasta lokal dengan swasta asing.
2. Supermaket, adalah toko modern yang memiliki luas 600-1000m². komoditi utama yang dijual adalah barang – barang / bahan – bahan pangan dan peralatan dapur. Model
kepemilikan dari Supermaket milik swasta baik lokal maupun asing.
3. Departement Store, adalah toko modern dengan luas areal yang bervariasi, biasanya berhubungan dengan proses retailing, penyortiran barang konsumsi yang di kelompokan
bawah satu manajemen umum. Barang – barang yang dijual di Departement Store
umumnya adalah barang – barang sandang.
4. Minimarket, adalah pasar swalayan yang berukuran kecil, dengan luas 100 – 300m² per outlet. Minimarket menerapkan sistem waralaba (franchising). Pengertian
franchising itu sendiri adalah perjanjain kontrak dimana Perusahaan induk (franchisor)
memberi hak kepada anak Perusahaan atau perorangan (franchisee) di bawah kondisi khusus.
2.3 Studi Terdahulu
2.3.1 Studi Terdahulu Tentang Sayur
1. Penelitian tentang sayuran sebelumnya sudah pernah di lakukan Budi Nurdiana
pada tahun 2007 yang berjudul ”Analisis Kinerja Kompetiti Bisnis Sayuran Segar,
Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Tujuan penelitian ini : 1).
Menganalisis lingkungan industri pada CV. Putri Segar 2). Merumuskan dan
menggambarkan peta strategi Balance Scorecard , konsep ini memiliki empat perspektif , di analisis dengan pendekatan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan informasi. Pada
perspektif keuangan di lakukan dengan melihat rasio profit margin perusahaan,
perspektif pelanggan di ukur dengan survey kepuasan pelanggan dan di bahas dalam
bentuk deskriptif evaluatif. Strategi utama yang menjadi acuan bagi perusahaan dalam
rancangan Balance Scorecard CV Putri Segar adalah strategi bertahan, karena perusahaan ini merupakan sudah lama dalam industri pemasok sayuran segar ke ritel modern.
Hasil pencapaian kinerja perusahaan secara keseluruhan dalam empat perspektif
18
pertumbuhan dan pembelajaran masing-masing adalah 90 %, 83,47 % dan 85 %. Angka
ini menunjukan perusahaan memiliki kinerja yang cukup sehat di tiga perspektif tersebut.
Namun pada perspektif keuangan , target yang di capai masih jauh dari yang di harapkan
yaitu 52 %. Hal ini di sebabkan oleh masih cukup banyaknya permintaan dari pelanggan
yang belum dapat terpenuhi dan besarnya biaya yang di keluarkan oleh perusahaan
terutama untuk pembelian bahan baku.
2. Studi terdahulu tentang sayur berikutnya di lakukan oleh Theresia Mei M.H pada
tahun 2006 yang berjudul ” Analisis Pendapatan Usaha Tani dan Pemasaran Sayuran
Organik Yayasan Bina Sarana Bhakti ”. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis
sistem usahatani organik dan aspek finansial usahatani organik di YBSB , menganalisis
aspek finansial usahatani organik dan non organik di YBSB, menganalisis sistem
pemasaran sayuran organik yang di lakukan YBSB di bandingkan dengan sistem
pemasaran sayuran non organik. Pengolahan data di lakukan secara kualitatif dan
kuantitatif , analisis kualitatif di lakukan untuk mengetahui gambaran usahatani organik
sedangkan anaisis kuantitatif di lakukan dengan menggunakan analisis pendapatan,
analisis R/C ratio dan analisis marjin.
Secara umum untuk komoditi sayur organik, di peroleh hasil bahwa nilai marjin
dan efesiensi pemasaran komoditi brokoli organik lebih besar daripada wortel dan
bawang daun organik. Sedangkan untuk komoditi wortel non organik total marjin yang
diperoleh pada pola I adalah sebesar Rp 2500 sedangkan marjin pada pola II adalah
sebesar Rp 4500. Besarnya nilai efisiensi pada pemasaran pada pola I adalah sebesar 1,55
kedua pola ini cukup besar, besarnya biaya yang di keluarkan, pola pemasaran dan harga
jual yang di peroleh berpengaruh pada besarnya nilai efisiensi.
2.3.2 Studi Terdahulu Tentang Pasar
1. Studi terdahulu yang mengkaji tentang pasar pernah di lakukan oleh Devi
Nurmalasari pada tahun 2007, dengan judul “ Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
daya saing dan preferensi masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional”.
Penelitiannya bertujuan : 1). Menganalisa potensi dan kondisi faktor-faktor yang
mempengaruhi daya saing pasar tradisional 2). Menganalisa faktor- faktor yang
mempengaruhi preferensi masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional dan
merumuskan rekomendasi strategi yang dapat di lakukan pasar tradisional untuk
meningkatkan daya saingnya.
Metode yang di gunakan adalah analisa deskriptif dengan menggunakan
pendekatan Porter’s diamond dan analisis statistik regresi Binary dengan menggunakan model Probit. Hasil analisis yang didapat merupakan wadah utama penjualan produk-produk kebutuhan pokok dan citra pasar tradisional buruk dimata konsumen baik dari
bangunan maupun infrastukturnya, kondisi permintaan : produk yang berkualitas
terutama produk-produk segar dan pasar tradisional belum dapat memenuhi tuntutan di
luar sisi harga. Konsep tawar menawar belum ada aturan yang jelas dan tegas, sedangkan
rantai distribusi barang masih panjang namun pasar tradisional mampu menyediakan
barang dengan siklus harian sehingga barang lebih segar.
2. Penelitian tentang pasar berikutnya di lakukan oleh Dyah Arum Istiningtyas pada
20
tradisional di Kota Bogor”. Penelitian ini menggunakan tiga analisis. Analisis
stakeholders di lakukan untuk mengetahui tingkat keterlibatan, kepentingan dan pengaruh dari seluruh stakeholders yang terkait dalam pengembangan kebijakan pasar tradisional, analisis deskriptif di gunakan penyebab kegagalan kebijakan, analisis Proses hirarki
analitik (PHA) di gunakan untuk merumuskan strategi pengembangan pasar tradisional
yang tepat di Kota Bogor sehingga dapat menjadi masukan bagi pemerintah. Hasil
analisis stakeholders menunjukan bahwa tidak semua stakeholders yang berkepentingan dalam kebijakan pengembangan pasar tradisional di libatkan dalam proses perencanaan
dan penerapan kebijakan. Sehingga adanya kegagalan dalam kebijakan pengembangan
pasar tradisional di sebabkan karena tidak di libatkannya seluruh stakeholders dalam kebijakan ini.
Hasil analisa deskriptif menunjukan bahwa kegagalan kebijakan di sebabkan
karena proses penyusunan dan perencanaan kebijakan yang kurang tepat sehingga
penerapannya kurang tepat pula. Hasil PHA menunjukan bahwa aspek yang paling
penting dalam kebijakan pengembangan pasar tradisional secara berurutan yaitu aspek
ekonomi, manajemen, sosial, dan teknis.
3. Studi terdahulu penelitian tentang pasar yang ketiga di lakukan oleh Dzulfikar Ali
Hakim pada tahun 2007, yang berjudul “Analisis prospek permintaan pasar dan studi
kelayakan pembangunan pasar tradisional Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi”.
Tujuan dari penelitian ini yaitu : untuk melakukan sebuah analisis mengenai prospek
permintaan jasa pasar dan studi kelayakan proyek atas rencana pembangunan pasar
tradisional Kecamatan Cicantayan. Metode yang di pakai adalah regresi logistik untuk
kelayakan finansialnya. Hasil analisis frekuensi belanja masyarakat ke pasar, dapat di
lihat hasil regresi logistik yang menunjukan bahwa variabel-variabel yang di duga
berpengaruh terhadap frekuensi belanja masyarakat kepasar hampir seluruhnya signifikan
pada taraf nyata 5 %. Analisis sensitifitas yang di lakukan dengan asumsi kenaikan harga
input 8 % dan penurunan harga output sebesar 5 %, menyatakan bahwa proyek tetap
layak di laksanakan.
2.3.3 Studi Terdahulu Tentang Analisis Keputusan Konsumen
1. Penelitian – penelitian yang mengkaji tentang analisis keputusan konsumen atas
atribut suatu produk sudah banyak di lakukan salah satunya seperti skripsi yang di buat
oleh Eka Yanto Darmawan pada tahun 2007, yang mengkaji tentang “Analisis Proses
Keputusan Petani Dalam Pembelian Cabai Merah Keriting Varietas TM 999 (Kasus di
Desa Cisarua, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat). Penelitian ini
bertujuan untuk : 1). Menguraikan karakteristik petani pengguna benih TM 999 2).
Mengidentifikasi proses keputusan petani dalam membeli benih TM 999 3). Fokus
penelitian ini adalah petani cabai di Desa Cisarua Kecamatan Sukaraja khususnya petani
yang saat penelitian ini sedang menanam cabai merah keriting varietas TM 999 dan
pernah menanam cabai merah keriting varietas CTH 01 dan INKO 99.
Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik petani responden di Desa
Cisarua seluruhnya laki-laki, berusia antara 41-50 tahun, dengan tingkat pendidikan
hanya SD, memiliki 4-6 orang anggota keluarga, mempunyai luas lahan kurang dari 0,5
hektar dengan status hak milik dan memiliki pengalaman bertani kurang dari 10 tahun.
Proses keputusan pembelian menunjukan bahwa motovasi utama petani dalam membeli
22
keuntungan usaha yang lebih tinggi. Hasil multi atribut Fishbein menunjukan bahwa
benih varietas TM 999 memiliki keunggulan pada atribut ukuran benih, ketahanan
terhadap hama penyakit, umur panen, produksi merek, daya simpan buah dan ukuran
buah. Adapun kekurangan TM 999 adalah dalam atribut harga, kemasan, daya tumbuh,
tanggal kadaluarsa, ketersediaan dan kepedasan buah.
2. Studi terdahulu berikutnya di lakukan oleh Dewi Tresnawati pada tahun 2007
yang berjudul ” Analisis Penelitian Mutu Dan Proses Keputusan Pembelian Kosumen
Produk Pertanian Segar di Kota Bogor ( Kasus Pasar Modern, Pasar Tradisional dan
Pedagang Keliling ). Penelitian ini bertujuan : 1). Menganalisis perbedaan karakteristik
dan proses keputusan pembelian konsumen terhadap produk pertanian segar ( daging,
sayuran dan produk perikanan ) di pasar modern, pasar tradisional dan pedagang keliling
2). Membandingkan penilaian mutu produk pertanian segar oleh rumah tangga di
pasar tradisional, pasar modern, dan pedagang keliling 3). Menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi pembelian di pasar tradisional, pasar
modern, dan pedagang keliling.
Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah : 1). Analisis deskriptif,
untuk menganalisis karakteristik responden rumah tangga 2). Analisis pemetaan sematik
differensial untuk mengukur penilaian mutu terhadap produk pertanian segar 3). Analisis
diskriminan, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
lokasi pembelian produk pertanian segar di pasar tradisional, pasar modern, dan
pedagang keliling.
Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik kosumen dari ketiga lokasi
pedagang keliling di dominasi dengan jenis kelamin perempuan, dengan status sudah
menikah dan ibu rumah tangga, pendididkan terakhir responden adalah lulusan akademi
atau perguruan tinggi, pendapatan perbulan Rp 2000.000 s/d Rp 5000.000 /bulan.
Frekuensi pembelian di lakukan setiap hari. Responden memberikan alasan memilih
pasar modern karena mutu atau kualitas higienis, pencarian informasi di peroleh melalui
TV dan radio. Evaluasi alternatif dalam memilih tempat pembelian responden memilih
pasar modern karena kualitas atau mutu, untuk pasar tradisional dan pedagang sayur
keliling di karenakan harga lebih murah.
2.3.3 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
Tabel.7 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
No Persamaan No Perbedaan
1 Meniliti tentang sayuran segar seperti Budi Nurdiana pada tahun 2007 yang berjudul ”Analisis Kinerja Kompetiti Bisnis Sayuran Segar, Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
1 Alat analisis yang di gunakan oleh peneliti adalah IPA dan CSI sedangkan oleh penelitian terdahulu adalah Balance Score, R/C Ratio, Marjin, Porter’s Diamond, Regresi Binary, PHA, Regresi Logistik, NPV, IRR, Net B/C, Fishbein, Sematik Differensial, Diskriminan.
2 Meneliti tentang pasar
tradisional, pasar modern dan pedagang sayur keliling oleh Devi Nurmalasari pada tahun 2007, dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing dan preferensi masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional”.
2 Lokasi dan waktu penelitian yang berbeda, peneliti melakukan penelitian di pasar tradisional Pasar Baru Bogor dan penelitian di lakukan pada bulan Agustus s/d Oktober 2008.
24
2007 yang berjudul ”Analisis Penelitian Mutu Dan Proses Keputusan Pembelian Kosumen Produk Pertanian Segar di Kota Bogor ( Kasus Pasar Modern, Pasar Tradisional dan Pedagang Keliling ).
KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Definisi Konsumen
Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain,
maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk di perdagangkan. Menurut pengertian
tersebut, di nyatakan bahwa konsumen merupakan individu yang melakukan
pembelian suatu produk dan jasa serta menggunakan barang dan jasa tersebut tanpa di
jual kembali.
3.1.2 Definisi Perilaku Konsumen
Istilah perilaku konsumen di artikan sebagai tindakan yang di perlihatkan
konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan
produk dan jasa dalam memuaskan kebutuhan mereka. Rangkuti (2002) menyatakan
bahwa perilaku konsumen adalah dinamis, di mana seorang konsumen, kelompok
konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
3.1.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Proses pengambilan keputusan terdiri dari lima tahapan yaitu : 1).
Pengenalan kebutuhan 2). Pencarian informasi 3). Evaluasi alternatif 4).
Keputusan pembelian 5). Evaluasi setelah pembelian, untuk lebih jelasnya dapat di
26
Gambar 1. Model Proses Pembelian Lima Tahap Sumber : Kotler (2002)
1. Tahap Pengenalan Kebutuhan
Kebutuhan yang di rasakan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan
yang memenuhi kebutuhannya tersebut, ini disebut dengan motivasi. Kebutuhan itu
sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan antara yang
seharusnya di rasakan dan sesungguhnya di rasakan (Sumarwan 2004).
Pada tahap pengenalan kebutuhan ini mulai di rasakan konsumen ketika ada
ketidaksesuaian antara keadaan yang aktual (situasi konsumen sekarang) dan keadaan
yang di inginkan, jika tingkat ketidaksesuaian yang di rasakan berada di ambang
(batas tingkat kesesuaian antara keadaan yang aktual dan keadaan yang di inginkan)
maka pengenalan kebutuhan tidak akan terjadi, tetapi apabila sebaliknya tingkat
kesesuaian itu berada di atas ambang maka terjadi pengenalan kebutuhan, untuk lebih
jelasnya tahap pengenalan kebutuhan dapat dilihat pada Gambar 2.
Keputusan Pembelian
Evaluasi Setelah Pembelian Evaluasi
Alternatif Pencarian
Informasi Pengenalan