• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pemasaran Telur Puyuh Pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) di Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pemasaran Telur Puyuh Pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) di Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRAT

PETERNAKAN P

SITU ILIR

DE

FAKULT

INS

ATEGI PEMASARAN TELUR PUYUH

PUYUH BINTANG TIGA (PPBT) DI

IR KECAMATAN CIBUNGBULANG

KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

MARLINDA SARI

H34051087

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

TAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

STITUT PERTANIAN BOGOR

2009

(2)

RINGKASAN

MARLINDA SARI. Analisis Strategi Pemasaran Telur Puyuh Pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga di Desa Situ Ilir, Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan LUSI FAUSIA).

Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadikan sektor peternakan sebagai salah satu tumpuan perekonomian masyarakat yang dapat dilihat dari besarnya sumbangan sector peternakan terhadap PDB Indonesia. Selain itu sektor peternakan juga merupakan sektor yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat terutama dalam mendukung tercapainya Pola Pangan Harapan (PPH) masyarakat. Sehingga keberadaan sektor peternakan sebagai penghasil sumber protein hewani bagi masyarakat mempunyai peranan penting dalam pencapaian Pola Pangan Harapan masyarakat dan menjadikan sektor peternakan sebagai suatu peluang usaha yang potensial bagi masyarakat.

Salah satu usaha yang banyak diminati adalah peternakan unggas. Peternakan puyuh merupakan salah satu peternakan unggas yang kembali diminati oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan beberapa keunggulan yang dimiliki oleh ternak puyuh diantaranya kemampuan produksi telurnya cepat dan tinggi. Salah satu peternakan telur puyuh yang terdapat di Bogor adalah Peternakan Puyuh Bintang Tiga yang terletak di Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Peternakan Puyuh Bintang Tiga merupakan peternakan yang saat ini sedang melakukan pengembangan usaha dengan terus meningkatkan jumlah populasi ternak puyuh yang dikelolanya. Selain itu, adanya sistem kemitraan yang dilakukan perusahaan dengan peternak – peternak puyuh skala rumah tangga hingga sedang yang ada didaerah Cibungbulang, Lido dan Sukabumi juga akan menambah banyaknya telur yang harus dijual oleh perusahaan. Sementara itu, tingkat persaingan semakin tinggi dengan masuknya telur puyuh yang berasal dari luar Bogor ke pasar di wilayah Bogor yang menjadi pasar sasaran Peternakan Puyuh Bintang Tiga menjadi suatu ancaman yang dapat menghambat kegiatan pemasaran yang akan dilakukan oleh perusahaan.

(3)

Hasil analisis internal menghasilkan lima faktor yang menjadi kekuatan dan sembilan faktor yang menjadi kelemahan PPBT dengan kekuatan utama PPBT yaitu pelayanan dan loyalitas pelanggan dan kelemahan utama adalah belum adanya merek pada kemasan produk. Berdasarkan matriks IFE PPBT berada pada posisi internal yang lemah atau dibawah rata – rata dalam usahanya menjalankan strategi untuk memanfaatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan

Hasil analisis faktor eksternal terdapat tujuh faktor yang menjadi peluang dan lima faktor yang menjadi ancaman dengan peluang utama PPBT yaitu permintaan yang semakin meningkat dan ancaman utama adalah masuknya telur puyuh dari luar Bogor ke pasar di wilayah Bogor. Hasil matriks EFE diketahui PPBT berada diatas rata – rata (2.50) dalam usahanya menjalankan strategi untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman.

Nilai skor dari matriks IFE adalah 2.309 dan nilai skor dari matriks EFE adalah 3.028, sehingga apabila masing – masing total skor dari faktor internal dan faktor eksternal dipetakan dalam matriks IE akan menempatkan Peternakan Puyuh Bintang Tiga pada kuadran II termasuk kedalam tumbuh dan kembangkan

(Growth and Build) dimana strategi yang paling sesuai digunakan pada posisi ini adalah strategi intensif atau integratif.

(4)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TELUR PUYUH PADA

PETERNAKAN PUYUH BINTANG TIGA (PPBT) DI DESA

SITU ILIR KECAMATAN CIBUNGBULANG

KABUPATEN BOGOR

MARLINDA SARI H34051087

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperolah gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Telur Puyuh Pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) di Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor

Nama : Marlinda Sari

NIM : H34051087

Disetujui, Pembimbing

Ir. Lusi Fausia, M.Ec

NIP. 196003211986012001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP 195809081984031002

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Telur Puyuh Pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga di Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2009

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 07 Agustus 1987. Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Dadang dan Ibunda Mayanih.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Cimanggis 03 pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Negeri 01 Bojonggede. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Negeri 6 Bogor diselesaikan pada tahun 2005.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB pada tahun 2005 dan selanjutnya penulis diterima pada Program studi mayor Agribisnis dan minor Ekonomi Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Strategi Pemasaran Telur Puyuh pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) di Desa Situ Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor” ini disusun untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen di Institut Pertanian Bogor.

Adapun pemilihan topik dari skripsi ini didasarkan kepada minat penulis terhadap bidang manajemen strategis dan pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat bagi Peternakan Puyuh Bintang Tiga sesuai dengan kondisi eksternal dan internalnya. Strategi pemasaran yang tepat dibutuhkan agar Peternakan Puyuh Bintang Tiga mampu bertahan ditengah tingkat persaingan pasar yang semakin tinggi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penelitian ini dikarenakan adanya keterbatasan serta kendala yang dihadapi. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat diharapkan. Harapan penulis, semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi siapapun yang membacanya.

(9)

UCAPAN TERIMAKASIH

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan beberapa pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi selama proses penulisan skripsi ini. Puji syukur penulis ucapkan atas Kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Selain itu pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kami kepada:

1. Yang teristimewa, tersayang dan paling berarti dalam hidupku mama dan bapak atas kasih sayang, dukungan, semangat, doa yang tiada henti – hentinya yang selalu dipanjatkan untuk penulis, serta kesabarannya dalam mendidik penulis hingga akhirnya bisa menjadi seperti sekarang ini.Adikku Iyad Mandagi “Sekarang saatnya kamu yang berjuang, jangan pernah menyerah!!!”.

2. Keluarga besarku yang juga selalu memberikan kasih sayang, semangat, dan doa kepada penulis.

3. Ir. Lusi Fausia,M.Ec selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta saran-saran selama penyusunan skripsi ini. 4. Dr.Ir.Bayu Krisnamurthi,MS selaku pembimbing akademik penulis yang telah

memberikan saran dan nasehat selama penulis kuliah.

5. Sahabat – sahabatku tersayang Rini Rahmawati, Bayu Agus Jumantara, Putri Wulandari, Riska Dwi Utami, Firdania Permata Sari, Suhada, Uci (kalian yang selalu ada untukku dan selalu mendukungku, semoga persahabatan kita tetap abadi ya…), Ka Triatma,STP (Atas doa dan nasehatnya untuk selalu fokus dan jangan pernah menyerah), Bang Tiar (Atas doa, semangat, perhatian dan keikhlasannya mengizinkan adiknya wisuda duluan he…he..) 6. Maired Safdi Darma atas doa, dukungan, semangat dan perhatian yang selalu

diberikan kepada penulis.

7. Febriantina Dewi,SE,MM,M.Sc selaku dosen penguji utama dan Eva Yolynda Aviny,SP,Msi sebagai dosen penguji dari departemen.

(10)

informasi yang diberikan kepada penulis

9. Bapak Ohi Zajuli yang telah bersedia menjadi salah satu responden dari pihak eksternal perusahaan pada penelitian ini.

10.Seluruh dosen dan staf departemen Agribisnis yang telah mengajarkan banyak hal dan ilmu kepada penulis.

11.Saudara seperjuangan ke IICC Gusri Ayu Farsa atas kekompakkannya dalam banyak hal, untuk selalu saling menyemangati dan meneriakkan motto dari sahabatku Daud “if you think you can, you can” dan Neina Ayu sebagai rekan satu pembimbing.

12.Tim Situ Ilir Suci Melani, Yanuary, Nurul Istiamuji atas kerjasama dan kekompakkannya selama melakukan penelitian.

13.Tim sukses seminar (Listy,Septi,Riana,Siti,Sarjul,Uci,Rachmat,Ayi) dan Mutiara Dewi sebagai pembahas pada seminar hasil penelitian terima kasih buat saran dan masukan – masukan yang sangat berarti.

14.AGB 42 kalian memang yang terhebat! Keluarga yang telah mengajarkan aku banyak hal mulai dari semangat belajar, narsis bareng, pokoknya masa – masa bersama AGB 42 akan selalu menjadi sebuah anugerah terindah bagiku. 15.Adik – adik Ekum ku (angkatan 44 : A3 dan B4, angkatan 45 : A26 dan B17)

kalian telah memberikan warna baru yang indah dalam hidupku, membuat aku merasa menjadi orang yang lebih berarti dan bermanfaat, bahkan terkadang kalian yang bisa membangkitkan kembali semangatku. Juga untuk Anak – anak Responsi Kewirausahaan Manajemen 44 jangan pernah berhenti bermimpi ya…

16.Tim Gladikarya Cibodas Cikajang (wiyanto, Sandro, Retno, Gita) atas kekompakkannya hingga kita bisa melewati dinginnya Ngamplang selama dua bulan dengan semangat,juga buat Keluarga baru ku di Garut makasih atas

surprise party nya ultah yang ga akan bisa dilupain seumur hidup.

17.Dan buat semuanya yang sayang sama linda yang tak mungkin disebutkan satu persatu terima kasih banyak atas bantuan dan doanya.

(11)

ANALISIS STRAT

PETERNAKAN P

SITU ILIR

DE

FAKULT

INS

ATEGI PEMASARAN TELUR PUYUH

PUYUH BINTANG TIGA (PPBT) DI

IR KECAMATAN CIBUNGBULANG

KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

MARLINDA SARI

H34051087

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

TAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

STITUT PERTANIAN BOGOR

2009

(12)

RINGKASAN

MARLINDA SARI. Analisis Strategi Pemasaran Telur Puyuh Pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga di Desa Situ Ilir, Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan LUSI FAUSIA).

Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadikan sektor peternakan sebagai salah satu tumpuan perekonomian masyarakat yang dapat dilihat dari besarnya sumbangan sector peternakan terhadap PDB Indonesia. Selain itu sektor peternakan juga merupakan sektor yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat terutama dalam mendukung tercapainya Pola Pangan Harapan (PPH) masyarakat. Sehingga keberadaan sektor peternakan sebagai penghasil sumber protein hewani bagi masyarakat mempunyai peranan penting dalam pencapaian Pola Pangan Harapan masyarakat dan menjadikan sektor peternakan sebagai suatu peluang usaha yang potensial bagi masyarakat.

Salah satu usaha yang banyak diminati adalah peternakan unggas. Peternakan puyuh merupakan salah satu peternakan unggas yang kembali diminati oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan beberapa keunggulan yang dimiliki oleh ternak puyuh diantaranya kemampuan produksi telurnya cepat dan tinggi. Salah satu peternakan telur puyuh yang terdapat di Bogor adalah Peternakan Puyuh Bintang Tiga yang terletak di Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Peternakan Puyuh Bintang Tiga merupakan peternakan yang saat ini sedang melakukan pengembangan usaha dengan terus meningkatkan jumlah populasi ternak puyuh yang dikelolanya. Selain itu, adanya sistem kemitraan yang dilakukan perusahaan dengan peternak – peternak puyuh skala rumah tangga hingga sedang yang ada didaerah Cibungbulang, Lido dan Sukabumi juga akan menambah banyaknya telur yang harus dijual oleh perusahaan. Sementara itu, tingkat persaingan semakin tinggi dengan masuknya telur puyuh yang berasal dari luar Bogor ke pasar di wilayah Bogor yang menjadi pasar sasaran Peternakan Puyuh Bintang Tiga menjadi suatu ancaman yang dapat menghambat kegiatan pemasaran yang akan dilakukan oleh perusahaan.

(13)

Hasil analisis internal menghasilkan lima faktor yang menjadi kekuatan dan sembilan faktor yang menjadi kelemahan PPBT dengan kekuatan utama PPBT yaitu pelayanan dan loyalitas pelanggan dan kelemahan utama adalah belum adanya merek pada kemasan produk. Berdasarkan matriks IFE PPBT berada pada posisi internal yang lemah atau dibawah rata – rata dalam usahanya menjalankan strategi untuk memanfaatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan

Hasil analisis faktor eksternal terdapat tujuh faktor yang menjadi peluang dan lima faktor yang menjadi ancaman dengan peluang utama PPBT yaitu permintaan yang semakin meningkat dan ancaman utama adalah masuknya telur puyuh dari luar Bogor ke pasar di wilayah Bogor. Hasil matriks EFE diketahui PPBT berada diatas rata – rata (2.50) dalam usahanya menjalankan strategi untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman.

Nilai skor dari matriks IFE adalah 2.309 dan nilai skor dari matriks EFE adalah 3.028, sehingga apabila masing – masing total skor dari faktor internal dan faktor eksternal dipetakan dalam matriks IE akan menempatkan Peternakan Puyuh Bintang Tiga pada kuadran II termasuk kedalam tumbuh dan kembangkan

(Growth and Build) dimana strategi yang paling sesuai digunakan pada posisi ini adalah strategi intensif atau integratif.

(14)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TELUR PUYUH PADA

PETERNAKAN PUYUH BINTANG TIGA (PPBT) DI DESA

SITU ILIR KECAMATAN CIBUNGBULANG

KABUPATEN BOGOR

MARLINDA SARI H34051087

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperolah gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Telur Puyuh Pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) di Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor

Nama : Marlinda Sari

NIM : H34051087

Disetujui, Pembimbing

Ir. Lusi Fausia, M.Ec

NIP. 196003211986012001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP 195809081984031002

(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Telur Puyuh Pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga di Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2009

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 07 Agustus 1987. Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Dadang dan Ibunda Mayanih.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Cimanggis 03 pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Negeri 01 Bojonggede. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Negeri 6 Bogor diselesaikan pada tahun 2005.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB pada tahun 2005 dan selanjutnya penulis diterima pada Program studi mayor Agribisnis dan minor Ekonomi Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(18)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Strategi Pemasaran Telur Puyuh pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) di Desa Situ Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor” ini disusun untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen di Institut Pertanian Bogor.

Adapun pemilihan topik dari skripsi ini didasarkan kepada minat penulis terhadap bidang manajemen strategis dan pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat bagi Peternakan Puyuh Bintang Tiga sesuai dengan kondisi eksternal dan internalnya. Strategi pemasaran yang tepat dibutuhkan agar Peternakan Puyuh Bintang Tiga mampu bertahan ditengah tingkat persaingan pasar yang semakin tinggi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penelitian ini dikarenakan adanya keterbatasan serta kendala yang dihadapi. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat diharapkan. Harapan penulis, semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi siapapun yang membacanya.

(19)

UCAPAN TERIMAKASIH

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan beberapa pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi selama proses penulisan skripsi ini. Puji syukur penulis ucapkan atas Kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Selain itu pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kami kepada:

1. Yang teristimewa, tersayang dan paling berarti dalam hidupku mama dan bapak atas kasih sayang, dukungan, semangat, doa yang tiada henti – hentinya yang selalu dipanjatkan untuk penulis, serta kesabarannya dalam mendidik penulis hingga akhirnya bisa menjadi seperti sekarang ini.Adikku Iyad Mandagi “Sekarang saatnya kamu yang berjuang, jangan pernah menyerah!!!”.

2. Keluarga besarku yang juga selalu memberikan kasih sayang, semangat, dan doa kepada penulis.

3. Ir. Lusi Fausia,M.Ec selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta saran-saran selama penyusunan skripsi ini. 4. Dr.Ir.Bayu Krisnamurthi,MS selaku pembimbing akademik penulis yang telah

memberikan saran dan nasehat selama penulis kuliah.

5. Sahabat – sahabatku tersayang Rini Rahmawati, Bayu Agus Jumantara, Putri Wulandari, Riska Dwi Utami, Firdania Permata Sari, Suhada, Uci (kalian yang selalu ada untukku dan selalu mendukungku, semoga persahabatan kita tetap abadi ya…), Ka Triatma,STP (Atas doa dan nasehatnya untuk selalu fokus dan jangan pernah menyerah), Bang Tiar (Atas doa, semangat, perhatian dan keikhlasannya mengizinkan adiknya wisuda duluan he…he..) 6. Maired Safdi Darma atas doa, dukungan, semangat dan perhatian yang selalu

diberikan kepada penulis.

7. Febriantina Dewi,SE,MM,M.Sc selaku dosen penguji utama dan Eva Yolynda Aviny,SP,Msi sebagai dosen penguji dari departemen.

(20)

informasi yang diberikan kepada penulis

9. Bapak Ohi Zajuli yang telah bersedia menjadi salah satu responden dari pihak eksternal perusahaan pada penelitian ini.

10.Seluruh dosen dan staf departemen Agribisnis yang telah mengajarkan banyak hal dan ilmu kepada penulis.

11.Saudara seperjuangan ke IICC Gusri Ayu Farsa atas kekompakkannya dalam banyak hal, untuk selalu saling menyemangati dan meneriakkan motto dari sahabatku Daud “if you think you can, you can” dan Neina Ayu sebagai rekan satu pembimbing.

12.Tim Situ Ilir Suci Melani, Yanuary, Nurul Istiamuji atas kerjasama dan kekompakkannya selama melakukan penelitian.

13.Tim sukses seminar (Listy,Septi,Riana,Siti,Sarjul,Uci,Rachmat,Ayi) dan Mutiara Dewi sebagai pembahas pada seminar hasil penelitian terima kasih buat saran dan masukan – masukan yang sangat berarti.

14.AGB 42 kalian memang yang terhebat! Keluarga yang telah mengajarkan aku banyak hal mulai dari semangat belajar, narsis bareng, pokoknya masa – masa bersama AGB 42 akan selalu menjadi sebuah anugerah terindah bagiku. 15.Adik – adik Ekum ku (angkatan 44 : A3 dan B4, angkatan 45 : A26 dan B17)

kalian telah memberikan warna baru yang indah dalam hidupku, membuat aku merasa menjadi orang yang lebih berarti dan bermanfaat, bahkan terkadang kalian yang bisa membangkitkan kembali semangatku. Juga untuk Anak – anak Responsi Kewirausahaan Manajemen 44 jangan pernah berhenti bermimpi ya…

16.Tim Gladikarya Cibodas Cikajang (wiyanto, Sandro, Retno, Gita) atas kekompakkannya hingga kita bisa melewati dinginnya Ngamplang selama dua bulan dengan semangat,juga buat Keluarga baru ku di Garut makasih atas

surprise party nya ultah yang ga akan bisa dilupain seumur hidup.

17.Dan buat semuanya yang sayang sama linda yang tak mungkin disebutkan satu persatu terima kasih banyak atas bantuan dan doanya.

(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1Burung Puyuh ... 9

2.1.1 Manfaat Beternak Puyuh ... 9

2.1.2 Skala Usaha dan Program Pemeliharaan ... 11

2.1.3 Perkandangan ... 12

2.1.4 Penyiapan Bibit ... 15

2.1.5 Pemeliharaan Ternak Puyuh ... 16

2.1.6 Penyakit Puyuh ... 16

2.2 Penelitian Terdahulu ... 17

2.2.1 Penelitian Puyuh ... 17

2.2.2 Strategi Pemasaran ... 17

III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 20

3.1Kerangka Pemikiran Teoritis ... 20

3.1.1 Pemasaran ... 20

3.1.2 Strategi Pemasaran ... 26

3.1.3 Analisi Lingkungan Internal ... 28

3.1.4 Analisis Lingkungan Eksternal ... 32

3.1.5 Tahapan Perencanaan Strategis ... 36

3.2Kerangka Pemikiran Operasional ... 38

IV. METODOLOGI PENELITIAN ... 41

4.1Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

4.2Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 41

4.3Metode Penarikan Sampel ... 42

4.4Pengolahan Data ... 42

4.5Metode Analisis Data ... 42

4.5.1 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan ... 42

4.5.2 Tahap Masukan (Input Stage) ... 43

4.5.3 Tahap Pencocokan (Matcing Stage) ... 47

4.5.4 Tahap Keputusan ... 50

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 53

5.1 Sejarah dan Perkembangan Peternakan Puyuh Bintang Tiga ... 53

5.2 Lokasi dan Keadaan Peternakan Puyuh Bintang Tiga ... 54

5.3 Visi dan Misi Peternakan Puyuh Bintang Tiga ... 57

5.4 Skala Usaha Peternakan Puyuh Bintang Tiga ... 58

5.5 Aspek Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... 58

(22)

5.7 Hubungan Kerjasama ... 61 5.8 Unit Bisnis Perusahaan ... 61 5.8.1 Unit Bisnis Budidaya Puyuh Petelur ... 61 5.8.2 Unit Bisnis Puyuh Pembibit ... 61 5.8.3 Unit Bisnis Pakan Ternak ... 62 5.9 Strategi Pemasaran Perusahaan ... 63 5.9.1 Unsur Strategi Persaingan ... 63 5.9.2 Strategi Bauran Pemasaran Perusahaan ... 65

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ... 70 6.1 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan ... 70 6.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ... 70 6.1.2 Pemasaran ... 74 6.1.3 Keuangan dan Akuntansi ... 75 6.1.4 Produksi ... 76 6.1.5 Penelitian dan Pengembangan ... 79 6.1.6 Sistem Informasi Manajemen ... 80 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan ... 80 6.2.1 Kekuatan Ekonomi ... 80 6.2.2 Kekuatan Sosial, budaya, demografi dan lingkungan ... 81 6.2.3 Kekuatan Politik, hukum, dan pemerintah ... 84 6.2.4 Kekuatan Teknologi ... 85 6.2.5 Kekuatan Kompetitif ... 85

6.2.5.1 Persaingan Antar Perusahaan Sejenis ... 85 6.2.5.2 Ancaman Masuknya Pendatang Baru ... 86 6.2.5.3 Ancaman Produk dan Jasa Pengganti ... 86 6.2.5.4 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok ... 87 6.2.5.5 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli/konsumen ... 89 6.3 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan ... 90 6.3.1 Kekuatan ... 90 6.3.2 Kelemahan ... 93 6.4 Identifikasi Peluang dan Ancaman ... 95 6.4.1 Peluang ... 96 6.4.2 Ancaman ... 98

VII. PERUMUSAN ALTERNATIF STRATEGI ... 101 7.1 Analisis Matriks IFE dan EFE ... 101 7.1.1 Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 101 7.1.2 Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ... 103 7.2 Matriks IE (Internal – Eksternal) ... 104 7.3 Matriks SWOT ... 106 7.4 Penentuan Prioritas Strategi Berdasarkan Matriks QSP ... 114

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 118 8.1 Kesimpulan ... 118 8.2 Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 121

LAMPIRAN ... 123

(23)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Produk Domestik Bruto Atas Harga Konstan 2000 Menurut

Lapangan Usaha ... 1 2. Perbedaan Susunan Protein dan Lemak telur Unggas ... 3 3. Konsumsi Rata – Rata Perkapita Seminggu Untuk Telur Puyuh dan

Telur Ayam Ras Menurut Golongan Pengeluaran PerKapita Sebulan .. 4 4. Perkembangan Populasi Ternak ... 5 5. Perkembangan Rata – rata Produksi Telur Per Bulan ... 5 6. Pasar Sasaran Peternakan Puyuh Bintang Tiga ... 6 7. Kandungan Zat – zat Makanan dalam Daging Mentah dan Matang

Dalam Burung Puyuh ... 10 8. Matriks IFE ... 44 9. Matriks EFE ... 46 10.Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ... 47 11.Penilaian Bobot Faktor Strategi eksternal perusahaan ... 47 12.Matriks SWOT ... 50 13.Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) ... 52 14.Kepemilikan Asset Peternakan Puyuh Bintang Tiga ... 55 15.Daftar Pesaing di Wilayah Pemasaran PPBT ... 66 16.Wilayah Pendistribusian Telur Puyuh PPBT ... 67 17.Data Karyawan PPBT ... 71 18.Upah Minimum Regional Kabupaten Bogor ... 72 19.Program Kesehatan Puyuh Petelur di PPBT ... 78 20.Banyaknya Telur yang dihasilkan Oleh Peternak Mitra PPBT ... 79 21.Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Tanpa Migas Atas

Dasar Harga Konstan 2000 menurut Provinsi ... 81 22.Komposisi Energi,Bobot dan Skor Pangan dalam Pola Pangan

Harapan ... 82 23.Jumlah Penduduk (dalam ribu) Menurut Provinsi ... 83 24.Perkembangan Harga BBM Tahun 2008-2009 ... 84 25.Konsumsi Rata – rata Per Minggu untuk Jenis Telur Berdasarkan

(24)
(25)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Langkah – Langkah dalam STP ... 22 2. Empat Komponen P dalm Bauran Pemasaran ... 23 3. Strategi Bauran Pemasaran ... 25 4. Kekuatan – Kekuatan yang Mempengaruhi Industri ... 34 5. Kerangka Kerja Analitis Untuk Perumusan Strategi ... 37 6. Diagram Alur Kerangka Pemikiran Analisis Strategi Pemasaran Telur

(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jenis – Jenis Penyakit yang Menyerang Puyuh ... 124 2. Jadwal Rencana Kegiatan Penyusunan Skripsi ... 125 3. Kuisioner Penelitian ... 126 4. Tahapan Proses Produksi Pakan Pada Peternakan Puyuh Bintang

Tiga ... 138 5. Proses Kegiatan Pemeliharaan Puyuh Petelur Setiap Hari ... 139 6. Hasil Pengisian Kuisioner Pembobotan Faktor Internal Perusahaan

dan Rata – Rata Pembobotan ... 140 7. Hasil Pengisian Kuisioner Pembobotan Faktor Eksternal Perusahaan

dan Rata – Rata Pembobotan ... 142 8. Hasil Pengisian Kuisioner Rating Faktor – Faktor Internal dan

Eksternal Perusahaan ... 144 9. Matriks SWOT Pemasaran Peternakan Puyuh Bintang Tiga ... 145 10.Hasil Pengisian Kuisioner QSPM untuk Menentukan Attractiveness

Score Pada Strategi 1 ... 146 11.Hasil Pengisian Kuisioner QSPM untuk Menentukan Attractiveness

Score Pada Strategi 2 ... 147 12.Hasil Pengisian Kuisioner QSPM untuk Menentukan Attractiveness

Score Pada Strategi 3 ... 148 13.Hasil Pengisian Kuisioner QSPM untuk Menentukan Attractiveness

Score Pada Strategi 4 ... 149 14.Hasil Pengisian Kuisioner QSPM untuk Menentukan Attractiveness

Score Pada Strategi 5 ... 150 15.Hasil Pengisian Kuisioner QSPM untuk Menentukan Attractiveness

Score Pada Strategi 6 ... 151 16.Hasil Pengisian Kuisioner QSPM untuk Menentukan Attractiveness

Score Pada Strategi 7 ... 152 17.Hasil Pengisian Kuisioner QSPM untuk Menentukan Attractiveness

(27)

I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadikan sektor peternakan sebagai salah satu tumpuan perekonomian masyarakat. Sebagai salah satu sektor yang menjadi andalan perekonomian bagi masyarakat, sektor peternakan harus mampu menjadi sandaran perekonomian dan memiliki kontribusi yang cukup besar dalam pencapaian tujuan pembangunan perekonomian.

Kemampuan dari sektor peternakan sebagai salah satu andalan perekonomian Indonesia dapat dilihat dari besarnya sumbangan sektor ini pada Produk Domestik Bruto Indonesia yang menempati urutan ketiga di bidang pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ( Agriculture, Livestock, Forestry, and Fishery) setelah tanaman bahan pangan dan tanaman perkebunan seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha 2005 -2008 (Milliar Rupiah)

No

Lapangan Usaha Industrial Origin

Tahun

2005 2006* 2007**

2008*** 1

1

Tanaman Bahan Makanan

( Farm Food Corps) 125.801,8 129.548,6 134.075,6 77.072,5

2

Tanaman Perkebuan

( Non Food Corps) 39.810,9 41.318,0 42.751,3 18.950,8

3

Peternakan dan Hasil - hasilnya ( Livestock and

its Products) 32.346,5 33.430,2 34.530,7 17.561,8

4 Kehutanan ( Foresty) 17.176,9 16.686,9 16.401,4 7.818,7 5 Perikanan ( Fishery) 38.745,6 41.419,1 43.827,9 21.730,7 Catatan : * Angka sementara/ preliminary figures

** Angka Sangat Sementara/ Very preliminary figures

*** Angka Sangat Sangat sementara / Exremely preliminary figures 1 Data sampai semester 1/ Data up to first semester

Sumber : BPS (2008)

(28)

lapangan usaha yang dapat diandalkan sebagai tumpuan harapan pembangunan ekonomi di Indonesia.

Selain sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat, sektor peternakan juga merupakan sektor yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat terutama dalam mendukung tercapainya Pola Pangan Harapan (PPH) masyarakat. Menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan Jabar Lucki Rulyawan (2009) konsumsi pangan penduduk Jawa Barat berada di bawah pola pangan harapan (PPH) yaitu sebesar 84,8 dengan konsumsi energi masih didominasi kelompok padi-padian, minyak dan lemak, rumah tangga miskin, serta sangat miskin tersebar di beberapa kabupaten. Sehingga diperlukan motivasi terhadap pencapaian target PPH untuk meningkatkan skor PPH provinsi tahun 2015 menjadi 100 serta meningkatkan pola konsumsi pangan penduduk berbasis sumber daya lokal1. Berdasarkan hasil penelitian Cahyaningsih (2008) terhadap pola konsumsi pangan masyarakat Jawa Barat diketahui bahwa konsumsi protein hewani penduduk Jawa Barat sebesar 164.1 kkal sedangkan konsumsi protein hewani masyarakat berdasarkan pola pangan harapan Deptan dalam Adicita (2008) sebesar 240 kkal, hal ini menunjukkan bahwa konsumsi protein hewani masyarakat Jawa Barat masih dibawah harapan. Sehingga keberadaan sektor peternakan sebagai penghasil sumber protein hewani bagi masyarakat mempunyai peranan penting dalam pencapaian pola pangan harapan masyarakat dan menjadikan sektor peternakan sebagai suatu peluang usaha yang potensial bagi masyarakat.

Usaha peternakan yang banyak diminati oleh masyarakat saat ini salah satunya adalah usaha peternakan unggas. Hal ini dikarenakan peternakan unggas merupakan usaha yang dapat diusahakan mulai dari skala usaha rumah tangga hingga skala usaha besar. Salah satu peternakan unggas yang saat ini kembali diminati oleh masyarakat adalah peternakan puyuh, hal ini dikarenakan beberapa keunggulan yang dimiliki oleh ternak puyuh diantaranya kemampuan produksi telurnya cepat dan tinggi (Listiyowati dan Roospitasari,2007). Puyuh betina mampu bertelur saat berumur sekitar 41 hari. Pada masa bertelur, dalam satu tahun dapat dihasilkan 250 – 300 butir telur dengan berat rata – rata 10

1

(29)

gram/butir, yaitu dalam periode bertelur sekitar 9 – 12 bulan. Jika ditinjau dari nilai kandungan gizi telur puyuh memiliki keunggulan dibandingkan dengan telur jenis lainnya. Informasi perbandingan perbedaan susunan protein dan lemak telur unggas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perbedaan Susunan Protein dan Lemak Telur Unggas

Jenis Unggas

Protein (%)

Lemak (%)

Karbohidrat (%)

Abu (%)

Ayam ras 12.7 11.3 0.9 1.0

Ayam buras 13.4 10.3 0.9 1.0

Itik 13.3 14.7 0.7 1.1

Angsa 13.9 13.3 1.5 1.1

Merpati 13.8 12.0 0.8 0.9

Kalkun 13.1 11.8 1.7 0.8

Puyuh 13.1 11.1 1.0 1.1

Sumber : Woodar, et al, 1973 dan sastry, et al.1982 dalam Listiyowati dan Roospitasari (2007)

Berdasarkan data pada Tabel 2 terlihat bahwa telur puyuh memiliki kandungan protein yang tinggi tetapi kadar lemak yang rendah. Hal inilah yang membuat telur puyuh sangat baik untuk diet kolesterol karena dapat mengurangi terjadinya penimbunan lemak terutama dijantung, sedangkan kebutuhan proteinnya tetap terpenuhi. Keunggulan dari segi kandungan gizi inilah yang menjadikan telur puyuh semakin diminati oleh masyarakat yang dewasa ini semakin peduli terhadap kesehatan. Data mengenai konsumsi telur puyuh dapat dilihat pada Tabel 3.

(30)
[image:30.612.134.508.162.334.2]

meningkatnya konsumsi telur puyuh rata – rata perkapita masyarakat pada tahun 2006 sampai tahun 2007 merupakan suatu peluang yang dapat dimanfaatkan.

Tabel 3. Konsumsi Rata – Rata Per Kapita Seminggu Untuk Telur Puyuh dan Telur Ayam Ras di Indonesia Menurut Golongan Pengeluaran Per kapita Sebulan

Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp)

Telur Puyuh / Quail Egg (Butir/unit)

Telur Ayam Ras/ Boiler Egg (Kg)

Tahun 2006

Tahun 2007

Tahun 2006

Tahun 2007

Kurang dari 100.000 - 0.011 0.040 0.020

100.000 -149.999 0.012 0.009 0.047 0.044

150.000 - 199.999 0.043 0.021 0.071 0.069

200.000 - 299.999 0.050 0.052 0.102 0.104

300.000 - 499.999 0.112 0.117 0.134 0.154

500.000 dan lebih 0.214 0.768 0.169 0.616

Rata - Rata per kapita 0.070 0.088 0.097 0,117

Sumber : BPS (2007 – 2008)

Terjadinya peningkatan permintaan masyarakat terhadap telur puyuh merupakan peluang pasar yang dapat dimanfaatkan oleh para peternak Telur Puyuh. Salah satu peternakan telur puyuh yang memanfaatkan peluang pasar ini adalah Peternakan puyuh Bintang Tiga yang terletak di Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor.

Adanya peluang pasar menunjukkan adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang maksimum bagi pelaku usaha di sektor tersebut. Sehingga dibutuhkan suatu strategi pemasaran yang tepat bagi setiap perusahaan agar dapat memanfaatkan peluang tersebut secara maksimal dan mencegah berbagai ancaman yang datang dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dengan sebaik – baiknya. Dengan demikian strategi pemasaran menjadi suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan agar perusahaan memperoleh keuntungan yang maksimal dan dapat bertahan dari persaingan.

I.2 Perumusan Masalah

(31)

jumlah populasi ternak puyuh yang dikelolanya. Perkembangan populasi ternak puyuh pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perkembangan Populasi Ternak Puyuh Peternakan Puyuh Bintang Tiga

Tahun Jumlah Ternak Puyuh (Ekor)

2007 5000

2008 3000

2009 20.000

Sumber : Peternakan Puyuh Bintang Tiga (Maret 2009)

Berdasarkan data pada tabel 4 dapat diketahui bahwa pada awal berdiri tahun 2007 Peternakan Puyuh Bintang Tiga mempunyai populasi sebanyak 5000 ekor namun pada akhir tahun 2007 populasi ternak habis karena terkena virus Tetelo

(Newcastle Disease). Sehingga pada tahun 2008 Peternakan Puyuh Bintang Tiga kembali memulai usahanya dengan jumlah populasi ternak sebanyak 3000 ekor dan terus mengalami perkembangan hingga saat ini jumlah populasi ternak puyuh menjadi sebanyak 20.000 ekor. Bahkan sampai akhir tahun 2009 Peternakan Puyuh Bintang Tiga akan menambah jumlah ternaknya sebanyak 12.000 ekor.

Penambahan jumlah ternak ini secara langsung akan menambah jumlah produksi telur yang dihasilkan oleh Peternakan Puyuh Bintang Tiga. Perkembangan jumlah produksi telur Peternakan Puyuh Bintang Tiga dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Perkembangan Rata – Rata produksi Telur per bulan

Tahun Rata - Rata Produksi Telur

Per Minggu (butir) Per bulan ( butir) Per bulan (peti)

2008 18.000 72.000 60

2009 63.750 255.000 213

Sumber : Peternakan Puyuh Bintang Tiga (Maret 2009)

(32)

Sistem kemitraan yang dilakukan perusahaan yaitu para peternak mitra akan menjual telur puyuh yang dihasilkannya melalui Peternakan Puyuh Bintang Tiga dan Peternakan Puyuh Bintang Tiga akan memenuhi kebutuhan pakan dan bibit bagi peternak mitra. Adanya pasokan telur yang berasal dari peternak mitra akan semakin meningkatkan jumlah telur puyuh yang harus dijual oleh perusahaan ke pasar. Saat ini jumlah pasokan telur yang berasal dari peternakan yang menjadi mitra yaitu dari Sukabumi sebanyak 127.200 butir per bulan (106 peti), Lido sebanyak 60.000 butir per bulan (50 peti) dan dari Cibungbulang sebanyak 67.200 butir per bulan (56 peti). Sehingga total telur yang harus dipasarkan PPBT dalam satu bulan sebanyak 509.400 butir atau sekitar 425 peti. Selain itu, peternak yang menjadi mitra dari PPBT juga akan melakukan kegiatan pengembangan usaha seperti yang dilakukan oleh peternak mitra yang ada di Cibungbulang yaitu peternakan milik bapak Ohi Jazuli yang akan menambah populasi ternaknya sampai akhir tahun 2009 sebanyak 12.000 ekor dan adanya permintaan bibit puyuh dari daerah jonggol yang mencapai 5000 ekor yang juga akan menjadi mitra dari perusahaan juga akan ikut menambah jumlah telur yang harus dipasarkan oleh Peternakan Puyuh Bintang Tiga.

Sementara itu, tingkat persaingan semakin tinggi dengan masuknya telur puyuh yang berasal dari luar Bogor ke pasar di wilayah Bogor yang menjadi pasar sasaran Peternakan Puyuh Bintang Tiga menjadi suatu ancaman yang dapat menghambat kegiatan pemasaran yang akan dilakukan oleh perusahaan. Beberapa pasar yang saat ini menjadi pasar sasaran utama dari Peternakan Puyuh Bintang Tiga dapat di lihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pasar Sasaran Peternakan Puyuh Bintang Tiga

No Pasar Sasaran Pesaing

1 Pasar Bogor Ardi(Sukabumi), Kediri, Blitar, Yogyakarta, Sleman, dan Solo

2 Pasar Anyar Ardi (Sukabumi)

3 Pasar Cibinong Yogyakarta, Sleman dan Solo Jawa Timur

4 Pasar Warung Jambu Yogyakarta, Sleman dan Solo Sumber : Data Primer ( Maret 2009)

(33)

pasokan telur puyuh tidak hanya berasal dari daerah Bogor tetapi juga berasal dari luar wilayah Bogor yaitu telur puyuh yang berasal dari daerah Yogyakarta, Kediri, Blitar, Sleman, Solo dan Sukabumi yang merupakan sentra peternakan puyuh. Berdasarkan fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat persaingan yang besar di pasar wilayah Bogor yang berasal dari peternakan yang ada diluar wilayah Bogor.

Adanya peningkatan persaingan dengan adanya telur puyuh yang berasal dari luar wilayah Bogor, adanya kegiatan pengembangan usaha yang terus dilakukan oleh perusahaan serta sistem kemitraan yang dilakukan oleh perusahaan dengan peternak skala rumah tangga di daerah Sukabumi, Lido, dan Cibungbulang semakin menuntut Peternakan Puyuh Bintang Tiga untuk memiliki strategi pemasaran yang tepat agar usaha yang dijalankan terus berkembang dan menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Agar dapat menyusun suatu strategi pemasaran yang tepat perusahaan harus mampu mengidentifikasi faktor – faktor lingkungan perusahaan yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan dalam merumuskan strategi pemasaran. Analisis lingkungan yang meliputi lingkungan internal dan eksternal ini bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan dapat memanfaatkan kekuatan – kekuatan yang dimiliki, meminimumkan kelemahan – kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, memanfaatkan peluang – peluang yang dimiliki oleh perusahaan dan mengantisipasi ancaman yang muncul dari lingkungan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan.

Keberhasilan dalam melakukan analisis lingkungan akan menentukan keberhasilan perusahaan untuk dapat bertahan hidup dan terus berkembang. Peran pihak manajemen sebagai pihak yang mengambil keputusan mengenai strategi pemasaran sangatlah penting, terutama dalam hal menentukan dan menetapkan strategi yang paling sesuai bagi perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan daya saing dalam industri peternakan unggas khususnya peternakan telur puyuh.

(34)

1. Bagaimana penerapan bauran pemasaran telur puyuh pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT)?

2. Apakah faktor – faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran telur puyuh pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT)?

3. Alternatif strategi pemasaran apa yang tepat bagi Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi penerapan bauran pemasaran telur puyuh pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT).

2. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhi pemasaran telur puyuh pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT).

3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan.

I.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi berbagai pihak yaitu:

1. Bagi penulis yaitu sebagai media untuk mengaplikasikan ilmu - ilmu yang telah diperoleh selama kuliah pada kondisi aktual di masyarakat.

2. Bagi Perusahaan yaitu dapat membantu dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat sehingga dapat mendukung kemajuan perusahaan. 3. Bagi pembaca diharapkan dapat memberikan informasi dan sebagai bahan

(35)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Burung Puyuh

Puyuh adalah spesies atau subspesies dari genus coturnik yang tersebar diseluruh daratan, kecuali Amerika. Pada tahun 1870, puyuh jepang yang disebut

japanese quail ( Coturnix-coturnix Japonica ) mulai masuk Amerika. Namun, sebutan untuk puyuh ini kemudian berubah menjadi beragam seperti common quail, stubble quail, pharoah’s quail, eastern quail, asiatic quail, japanese grey

quail, king quail, dan japanese king quail.

Terdapat banyak jenis puyuh yang tersebar diseluruh dunia, termasuk di Indonesia. Namun, tidak semua puyuh tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil pangan. Saat ini baru beberapa jenis burung puyuh yang dikenal serta dipelihara untuk diambil daging dan telurnya. Puyuh yang saat ini banyak diternakan untuk diambil telurnya adalah puyuh Coturnix-coturnix Japonica

merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek, memiliki bulu loreng, lubang hidung berada dipangkal paruh dan dapat diadu. Burung puyuh termasuk kedalam hewan pemakan biji – bijian.

Burung puyuh dalam bahasa Jawa Indonesia disebut juga Gemak dan dalam Bahasa asingnya disebut “Quail”. Di Indonesia puyuh mulai dikenal dan diternakan sejak akhir 1979 dan terus berkembang hingga sekarang. Sentra Peternakan burung puyuh di Indonesia banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat,Jawa Timur dan Jawa Tengah.

2.1.1 Manfaat Beternak Puyuh

Selain sekedar penyaluran hobi, beternak puyuh dapat dilakukan sebagai usaha baik kecil – kecilan (skala rumah tangga), besar – besaran ( komersial), maupun untuk usaha sampingan. Nilai jual puyuh disetiap umurnya cukup tinggi, baik telur konsumsi, telur tetas, bibit, hingga apkirannya. Bahkan, bulu dan kotorannya pun masih memberi manfaat.

a. Telur

(36)

toko, supermarket, bahkan asongan di jalan maupun kendaraan umum. Dalam pesta pun hidangan berbahan telur puyuh dapat ditemui dengan mudah.

Secara umum komposisi kandungan telur puyuh adalah 47,4% albumin (putih telur), 31,9% Yolk ( kuning telur), serta 20,7% cangkang dan selaput tipis. Dari hasil penelitian, ketebalan cangkang telur puyuh sekitar 0.197 mm dan ketebalan membran/ selaput tipis 0.063mm. bobot telur puyuh rata – rata 10 gram atau sekitar 8% dari bobot tubuh puyuh betina.

Puyuh betina mampu bertelur saat berumur sekitar 41 hari. Pada masa bertelur, dalam satu tahun dapat dihasilkan 250 – 300 butir telur , yaitu dalam periode bertelur 9 – 12 bulan.

b. Daging

Sekarang ini, pamor daging puyuh sudah tidak kalah dibandingkan dengan daging ternak lainnya. Daging puyuh mempunyai rasa yang enak, gurih, dan nilai gizinya tinggi. Daging puyuh mengandung 21.10% protein, sedangkan lemaknya hanya 0.7%. oleh sebab itu,daging puyuh sangat diperlukan bagi penderita penyakit tekanan darah tinggi untuk mengurangi konsumsi lemak. Kandungan zat makanan pada daging puyuh dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Kandungan Zat – Zat Makanan dalam daging Mentah dan Matang Burung Puyuh

Zat Makanan Jumlah per 100 g Mentah Jumlah per 100 g Matang

Air 70.50 g 54.90 g

Lemak 7.70 g 8.30 g

Protein 21.10 g 19.40 g

Abu 1.00 g 1.40 g

Kalsium 129.00 g 66.00 g

Fosfor 189.00 g 169.00 g

Besi 1.50 mg 1.00 mg

Thiamin 0.05 mg 0.05 mg

Riboflavin 0.27 mg 0.27 mg

Niasin 5.20 mg 5.20 mg

Vitamin A 1636.00 IU 971.00 IU

Sumber : Siregar dan Samosir, 1981 dalam dalam Listiyowati dan Roospitasari (2007)

(37)

diternakkan hanya menghabiskan pakan sehingga akan memperbesar biaya pemeliharaan.

Daging puyuh biasanya dijual di supermarket dalam bentuk karkas (utuh) dan dimasukkan ke dalam kemasan plastik tertutup. Ada dua macam bentuk karkas yang dijual yaitu new york dress dan ready to cook. Pada karkas new york dress,

tubuh puyuh sudah dibersihkan dari darah dan bulu utuh.

Sementara pada karkas ready to cook, tubuh puyuh bersih dari darah, bulu, kepala, kaki, dan seluruh isi rongga perut, kecuali hati, ampela dan jantung. Di Indonesia, penjualan daging puyuh secara komersial belum begitu lazim, kecuali di Jawa Tengah.

c. Kotoran

Bau kotoran puyuh lebih menyengat dibandingkan dengan kotoran ayam atau unggas lain. Apalagi bila puyuh diberi pakan berkadar protein tinggi. Namun, kotoran puyuh masih dapat dimanfaatkan sebagai pupuk yang sangat baik untuk tanaman sayur, tanaman hias, dan campuran bahan pakan (konsentrat) ternak.

d. Hewan Laboratorium

Dalam percobaan – percobaan laboratorium, puyuh selalu dipilih sebagai hewan percobaan. Ada beberapa dasar pertimbangan yang dipakai, yaitu siklus hidupnya yang relatif singkat. Seekor puyuh khususnya Coturnix coturnix japonica, sudah mencapai dewasa kelamin pada umur 41 hari dan menghasilkan telur.

e. Tabungan

Ternak puyuh dapat dijadikan sebagai tabungan. Dari beternak puyuh, peternak dapat memperoleh telur, bibit, dan apkiran. Bibit puyuh banyak dicari oleh peternak puyuh pemula untuk memulai bisnisnya. Sementara puyuh apkir dapat dijual sebagai ternak potong bila sudah tidak produktif lagi. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk tabungan karena puyuh dapat dimanfaatkan mulai dari bibit hingga puyuh apkir.

2.1.2. Skala Usaha dan Program Pemeliharaan

(38)

dengan benar dan teratur sejak penetasan telur, pemeliharaan anakan puyuh, sampai masa apkir.

a. Skala Usaha Besar

Skala Usaha Besar adalah jika jumlah puyuh yang dipelihara lebih dari 8000 ekor. Menurut Abidin (2002) semakin besar skala usaha maka akan semakin beragam produk yang dihasilkan dan bisa dijual. Pengusaha ternak puyuh dalam skala besar biasanya melakukan hampir seluruh kegiatan pemeliharaan, dari penetasan, pemeliharan puyuh anakan (DOQ), pemeliharaan puyuh pembibit, dan petelur atau pedaging.

b. Skala Usaha Menengah

Peternak skala menengah biasanya memelihara jumlah ternak sebanyak 2400 – 8000 ekor. Bagi peternak skala menengah terdapat beberapa pilihan yaitu melakukan seluruh kegiatan pemeliharaan dari penetasan sampai pemeliharaan puyuh dewasa dengan populasi kecil atau hanya melakukan usaha pemeliharaan dari stater atau grower sampai dewasa. Pada skala usaha ini, usaha yang dapat dilakukan yaitu menghasilkan puyuh pembibit, petelur, atau pedaging. Namun, peternak di Indonesia umumnya lebih memilih beternak puyuh petelur, sedangkan puyuh apkiran dimanfaatkan sebagai puyuh pedaging/potong. Walaupun ada juga yang merangkap sebagai peternak puyuh pembibit.

c. Skala Usaha Kecil atau Usaha Sampingan

Peternak skala kecil atau sampingan biasanya hanya memelihara puyuh dari

starter atau grower sampai apkir yaitu dari puyuh petelur menjadi puyuh pedaging. Kandang yang diperlukan hanya kandang untuk puyuh petelur.

2.1.3 Perkandangan a. Persyaratan Kandang

(39)

a. Jauhkan lokasi kandang dari kebisingan. Puyuh termasuk burung yang peka terhadap suara. Bila dibiarkan ditempat bising, puyuh akan terkena stres dan secara langsung akan berpengaruh terhadap produktivitas telurnya.

b. Hindarkan kandang dari percikan air, baik tidak langsung maupun langsung. Pilihlah lokasi yang tidak menimbulkan genangan dan tidak terlalu lembab. Lokasi yang terlalu lembab dapat mengakibatkan puyuh mudah terkena penyakit.

c. Jaga kelancaran sirkulasi udara dengan membuat ventilasi udara dalam kandang. Untuk menunjang hal tersebut sebaiknya dinding kandang dibuat dari kawat ram.

d. Kandang sebaiknya dibuat menghadap timur agar sinar matahari pagi bisa masuk kandang. Sinar matahari sangat diperlukan untuk menghangatkan puyuh dan kandang, membunuh bibit penyakit, menghindarkan kelembaban, dan menyuplai vitamin D. Tidak hanya pada siang hari puyuh perlu cahaya, saat malam hari puyuh pun tetap perlu penghangat. Karena itu, kandang perlu dilengkapi dengan penerangan yang cukup.

e. Lantai kandang sebaiknya bukan dari tanah atau tidak menempel pada tanah. Jarak ideal antara tanah dan lantai kandang adalah 40 cm. Supaya tidak terlalu lembab, lantai dibuat dari susunan bata merah atau campuran semen, pasir dan kapur. Paling baik lantai terbuat dari bahan tras.

f. Karena kotoran burung puyuh berbau tajam, sebaiknya pilih lokasi usaha yang cukup jauh dari pemukiman atau tempat tinggal penduduk. Bila tidak memungkinkan, bau kotoran dapat dinetralisir dengan bubuk zeolit. Bubuk tersebut ditabur dalam wadah penampung kotoran.

b. Sistem Kandang

Terdapat beberapa jenis kandang yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing – masing. Sistem kandang yang biasa digunakan adalah sistem litter dan sangkar ( baterai).

a. Sistem Litter

(40)

tidak tersedia peternak dapat menggunakan serbuk gergaji sebagai pengganti. Manfaat dari sistem litter adalah dapat menghemat tenaga dan praktis karena litter tidak perlu dibersihkan setiap hati. Sedangkan kelemahannya adalah telur banyak tertutup oleh litter sehingga banyak terinjak oleh puyuh, pakan serta air minum puyuh akan kotor tercemar oleh litter. Efek yang paling merugikan adalah mudahnya puyuh terserang penyakit pernapasan karena debu yang dihasilkan pada saat mengais dan ”mandi” litter.

b. Sistem Sangkar/ baterai

Sistem sangkar paling banyak digunakan oleh peternak puyuh di Indonesia. Dinding dan lantai terbuat dari kawat kasa/ram sehingga disediakan alas dibawah lantai untuk menampung kotoran (dropping board). Dengan adanya tempat penampungan kotoran tersebut, pemeliharaan kebersihan ruangan tempat kandang berada lebih mudah dilakukan dan kotoran tidak menimpa kandang puyuh dibawahnya. Sistem kandang ini mempunyai sirkulasi udara yang sangat baik sehingga dapat mencegah beberapa penyakit yang disebabkan oleh parasit.

c. Jenis Kandang

Puyuh baik dewasa maupun anakan selalu dikandangkan. Penempatan puyuh dalam kandang berdasarkan umur yang sama atau rata – rata sama. Pengelompokan ini akan memudahkan peternak untuk memberikan pakan, minum perawatan kesehatan dan pengambilan telur. Selain itu, untuk memudahkan melakukan pengawasan bila ada yang sakit dan mengendalikan sifat kanibalisme. Menurut Abidin (2002) berdasarkan peruntukannya, kandang puyuh dibedakan menjadi berberapa jenis kandang yaitu :

a. Kandang DOQ atau Starter

(41)

untuk menghindari udara dingin yang kurang baik bagi puyuh. Untuk memberikan kehangatan yang optimal, setiap kandang harus dilengkapi dengan lampu pijar yang berfungsi sebagai brooder.

b. Kandang Grower

Puyuh disebut berada pada masa grower jika sudah mencapai umur 20-45 hari. Kebutuhan kandang adalah 50 ekor/m2. Penutup kandang sudah bisa dibuka secara bertahap. Didalam kandang ini puyuh mempersiapkan diri menghadapi masa produksi. Pada tahap ini juga dilakukan sexing yang bertujuan untuk memisahkan puyuh jantan dan betina dan proses seleksi terhadap puyuh betina yang beratnya sangat rendah dan cacat agar tidak memboroskan pakan.

c. Kandang Layer

Periode layer adalah periode saat puyuh mulai berproduksi, biasanya setelah berumur 45 hari ( 6-7 minggu) sampai umur apkir (60 minggu). Pada prinsipnya, kandang puyuh layer tidak berbeda dengan kandang grower,sehingga puyuh tidak harus dipindahkan dari satu kandang ke kandang lainnya. Jika harus dibedakan, perbedaannya biasanya terletak pada kemiringan lantai kandang. Pada kandang

layer, lantai perlu dibuat miring sekitar 10 – 20 derajat dengan tujuan mempermudah pengumpulan telur.

d. Kandang Induk dan Pejantan

Kandang induk dan pejantan tidak berbeda dengan kandang puyuh grower

dan layer. Yang perlu diperhatikan adalah isi kandang yaitu rasio antara induk dan pejantan 3-5 : 1. Jadi jika dalam satu kandang induk dan pejantan bibit ada 50 ekor puyuh, 10 -15 ekor diantaranya harus pejantan.

2.1.4 Penyiapan Bibit

Sebelum memulai usahanya peternak harus memahami tiga unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan. Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada tiga macam tujuan pemeliharaan yaitu untuk :

a. Produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.

(42)

c. Pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.

2.1.5 Pemeliharaan Ternak Puyuh

a. Sanitasi dan Tindakan Preventif

Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.

b. Pengontrolan Penyakit

Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan, dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.

c. Pemberian Pakan

Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan dua kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh dan pada bibitan terus-menerus.

d. Pemberian Vaksinasi dan Obat

Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis sebagian dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup).

2.1.6 Penyakit Puyuh

(43)

2.2 Penelitian Terdahulu 2.2.1 Penelitian Puyuh

Waluyo (2006) menganalisis tentang tingkat penerimaan media situs web burung puyuh pada mahasiswa (kasus pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Jurusan Penyuluhan Peternakan di Cinagara Kab. Bogor). Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden umur 18 – 25 tahun. Mayoritas responden membelanjakan uang sakunya untuk keperluan mencari informasi sebesar Rp. 50.000 tiap bulan. Mayoritas responden sebanyak 87,5 % menyatakan bahwa media situs web burung puyuh sudah sesuai bagi mahasiswa STPP.

Ramlan (2007) menganalisis pengaruh substitusi bungkil kedelai dengan bungkil jarak pohon (Ricinus communis Linn) terhadap komposisi gizi, fisik dan kualitas telur puyuh (Coturnix coturnix japonica). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum perlakuan tidak berpengaruh terhadap komposisi gizi, komposisi fisik, dan kualitas telur.

Suhaely (2008) meneliti perencanaan fasilitas fisik usaha ternak puyuh skala komersial di Kecamatan Ranca Bungur, Kabupaten Bogor. Hasil dari penelitian ini adalah penentuan lokasi dan tata letak berdasarkan ketersediaan sumberdaya dan kemudahan dalam perawatan. Sedangkan secara struktural, komponen konstruksi yang dirancang telah diuji terhadap tegangan lentur, tegangan geser, dan defleksi.

Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian – penelitan terdahulu. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada kesamaan komoditi peternakan yang diambil yaitu puyuh petelur (Coturnix coturnix japonica). Sedangkan perbedaannya terletak kepada topik penelitian. Penelitian ini akan menganalisis dari sudut pandang ekonomi yaitu akan menganalisis strategi pemasaran telur puyuh yang belum pernah dilakukan pada penelitian – penelitian sebelumnya.

2.2.2 Strategi Pemasaran

(44)

perusahaan terhapap faktor – faktor eksternal yang dihadapi tergolong tinggi. Penentuan prioritas strategi yang telah didapatkan dengan menggunakan matriks SWOT yaitu dengan menggunakan QSPM merekomendasikan strategi pengembangan pasar dengan skor tertinggi yaitu 5,984.

Nainggolan (2008) Penelitian dilakukan pada PT. Indo Prima Food Cikarang Bekasi yang merupakan salah satu perusahaan yang menjadi produsen sosis. Metode perumusan dan pemilihan strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dilakukan berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal, matriks IE, Matriks SWOT, dan matriks QSP. Berdasarkan matriks IFE didapatkan skor sebesar 2,688 dan matriks EFE didapatkan skor sebesar 3,384 memposisikan perusahaan pada kuadran II (tumbuh dan bina) alternatif strategi yang paling sesuai yaitu strategi intensif dan integratif. Prioritas strategi utama PT. Indo Prima Foods dari sembilan pilihan strategi yang diperoleh dari matriks SWOT dianalisis dengan menggunakan QSPM adalah mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan.

Pasaribu (2008) menganalisis strategi pemasaran susu UHT (Ultra High Temparatur) pada PT. Ultrajaya Tbk yang merupakan salah satu perusahaan besar yang bergerak dalam industri pengolahan susu dalam negeri. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh total skor IFE sebesar 3,174 dan total skor EFE diperoleh sebesar 3,081 yang menempatkan perusahaan berada pada sel I dalam matriks IE sehingga strategi yang tepat yaitu strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal. Berdasarkan hasil analisis QSPM didapat bahwa strategi terbaik yang dapat dilakukan perusahaan yaitu ; menambah jaringan pemasaran luar dan dalam negeri dan meningkatkan kinerja jaringan distribusi. Peningkatan jaringan distribusi akan meningkatkan wilayah pemasaran perusahaan.

(45)
(46)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pemasaran

Kegiatan pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu definisi pemasaran terpendek adalah “memenuhi kebutuhan secara menguntungkan”. Asosiasi Pemasaran Amerika menawarkan definisi formal yaitu pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyerahkan nilai dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik saham.

Kotler dan Keller (2007) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Menurut David (2006) pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Rangkuti (2006) pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing – masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.

Tujuan dari pemasaran bukan hanya untuk memperluas penjualan tetapi untuk mengetahui dan memahami pelanggan sehingga produk atau jasa yang ditawarkan cocok dengan pelanggan dan selanjutnya produk tersebut dapat menjual dirinya sendiri. Idealnya pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli.

(47)

produknya menjadi uang tunai, sementara pemasaran mempunyai gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana – sarana produk dan keseluruhan kelompok barang yang dihubungkan dengan hal menciptakan, menyerahkan dan akhirnya mengkonsumsinya.

Amir (2005) mengklasifikasikan konsep dasar pemasaran menjadi delapan konsep yaitu : a) Kebutuhan adalah kondisi dimana kita merasa kekurangan atas suatu barang tertentu, dan ada sebuah dorongan untuk memenuhinya. b) Keinginan adalah kebutuhan manusia yang telah dibentuk oleh budaya dan kepribadian individu. c) Permintaan dalam konteks ilmu pemasaran, adalah keinginan manusia yan didukung oleh daya beli. d) Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan kepada pasar agar dapat dibeli, digunakan atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. e) Nilai pelanggan

(Customer Value) adalah sebuah konsep penting yaitu perbandingan antara nilai yang didapatkan dengan biaya total. f) Kepuasan pelanggan adalah sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan (perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan. Pada dasarnya kepuasan pelanggan inilah yang menjadi tujuan setiap pemasaran. g) Pasar dirumuskan sebagai mereka yang membeli barang sekarang, termasuk mereka yang potensial untuk barang tersebut.

Rangkuti (2006) mengklasifikasikan unsur – unsur utama dalam pemasaran menjadi tiga unsur utama yaitu :

1. Unsur Strategi Persaingan

Unsur strategi persaingan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : a. Segmentasi pasar

Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing – masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk, dan bauran pemasaran tesendiri.

b. Targeting

(48)

c. Positioning

Positioning adalah penetapan posisi pasar. Tujuan Positioning ini adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen.

Gambar 1. Langkah – langkah dalam STP Sumber : Amir (2005)

2. Unsur Taktik Pemasaran

Terdapat dua unsur taktik pemasaran yaitu :

a. Diferensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan yang dilakukan oleh perusahaan lain.

b. Bauran pemasaran, yang berkaitan dengan kegiatan – kegiatan mengenai produk, harga, promosi dan tempat.

Unsur - unsur bauran pemasaran secara garis besar terdiri dari bauran produk

(Product), harga (price), tempat (Place) dan promosi (promotion). Unsur – unsur bauran pemasaran dapat dilihat pada gambar 2.

a. Produk (product)

Amir (2005) mendefinisikan produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan kepada pasar agar dapat dibeli, digunakan atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan mereka. Tjiptono (1997) produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan

Segmentasi pasar

1. Mengindentifikasi basis segmentasi 2. Mengembangkan profil setiapsegmen

Penyasaran pasar ( Targeting)

3. Membuat ukuran dari daya tarik pasar 4. Memilih segmen sasaran

Positioning Pasar

(49)

kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk bisa berupa manfaat

[image:49.612.131.505.159.461.2]

tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan. Selain produk juga dapat didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya.

Gambar 2. Empat Komponen P dalam Bauran Pemasaran Sumber : Kotler dan Keller (2007)

b. Harga ( price)

Harga merupakan satu – satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (Produk, distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya atau pengeluaran (Tjiptono, 1997). Menurut Kotler dalam Amir (2005) harga adalah jumlah keseluruhan nilai yang diperlukan konsumen untuk manfaat yang didapatkan atau digunakan atas produk dan jasa. David (2006) mengemukakan terdapat lima pemangku kepentingan utama yang mempengaruhi keputusan penetapan harga yaitu konsumen, pemerintah, pemasok distributor dan pesaing. Amir (2005) mengemukakan terdapat dua metode penetapan harga yaitu :

(50)

1. Cost Based dan Value Based

Cost Based Pricing penetapan harga didasarkan kepada berapa jumlah biaya yang sudah dikeluarkan. Kita menciptakan produk baru, menghitung biaya, baru kemudian menentukan harganya. Sedangkan Value Based Pricing lebih berangkat dari pelanggan terlebih dahulu. Memulai pemahaman mendalam tentang apa sesungguhnya yang menjadi value bagi konsumen tersebut barulah kemudian pemasar menentukan harga yang sesuai dengan pendekatan ini , dan terakhir menentukan produk seperti apa yang sebaiknya ditawarkan. 2. Competition Based Pricing

Competition Based Pricing adalah penetapan harga yang memperhatikan faktor lingkungan, terutama elemen pesaing. Ada bebera

Gambar

Tabel 3. Konsumsi Rata – Rata Per Kapita Seminggu Untuk Telur Puyuh dan Telur Ayam Ras di Indonesia Menurut Golongan Pengeluaran Per kapita Sebulan
Gambar 2. Empat Komponen P dalam Bauran Pemasaran
Gambar 3. Strategi Bauran Pemasaran
Gambar 4. Kekuatan – Kekuatan yang Mempengaruhi Industri  Sumber : Porter (1991)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis pada tahap pencocokan selanjutnya menggunakan matriks SWOT, diperoleh enam strategi alternative yang dapat dikembangkan, yaitu (1) Memperluas

Hasil dari analisis SWOT, dihasilkan 7 alternatif strategi yang dapat dipilih oleh perusahaab dan berdasarkan dari matriks SWOT, dari 7 alternatif strategi yang ada terdapat

Hasil analisis SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh “Abang Sayur Organik” dan prioritas strategi alternatif terpilih yang tepat untuk

Perumusan alternatif strategi menggunakan matriks SWOT dihasilkan empat alternatif pengembangan pemasaran Usaha Olahan Nanas Madu Tiga Sekawan yaitu (1) Mempertahankan

sekunder dilakukan melalui studi dokumentasi. Perumusan strategi alternatif dan strategi prioritas menggunakan analisis matriks SWOT dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan

Penentuan prioritas strategi dengan menggunakan QSPM, merekomendasikan strategi pengembangan usaha berdasarkan alternatif-alternatif strategi yang diperoleh dari matriks

Tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan, menjadi peluang usaha yang cukup prospektif. Masyarakat mulai perduli terhadap kesehatan dan memperhatikan

Prioritas strategi terbaik yang dapat dijalankan perusahaan berdasarkan hasil analisis matriks QSP secara berurutan adalah sebagai berikut (1) Meningkatkan