• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Pengetahuan Mahasiswa Peserta Program Orientasi Pengenalan Sistem Perpustakaan Sebelum Dan Sesudah Kegiatan Dilaksanakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbandingan Pengetahuan Mahasiswa Peserta Program Orientasi Pengenalan Sistem Perpustakaan Sebelum Dan Sesudah Kegiatan Dilaksanakan"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PENGETAHUAN MAHASISWA PESERTA PROGRAM ORIENTASI PENGENALAN SISTEM PERPUSTAKAAN

SEBELUM DAN SESUDAH KEGIATAN DILAKSANAKAN

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

Oleh :

NIM: 040709033 AUDIO SINAGA

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI-S1

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Sinaga,Audio, 2010, Perbandingan Pengetahuan Mahasiswa Peserta Program Orientasi Pengenalan Sistem Perpustakaan Sebelum Dan Sesudah Kegiatan Dilaksanakan Medan : Departemen Studi Ilmu perpustakaan dan Informasi

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pengetahuan mahasiswa peserta program orientasi pengenalan sistem perpustakaan sebelum dan sesudah kegiatan dilaksanakan. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Perpustakaan USU, penulis serta bagi peneliti lain.

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif, dimana populasinya adalah seluruh mahasiswa yang mengikuti program orientasi dengan sampel sebanyak 102 responden yang diambil pada tiga hari berturut-turut pelaksanaan program orientasi pengenalan sistem perpustakaan USU.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program orientasi pengenalan sistem perpustakaan yang dilakukan oleh perpustaakaan dinilai berhasil. Hal ini ditunjukkan dari besarnya persentase nilai peningkatan pengetahuan mahasiswa sebelum mendapatkan materi orientasi perpustakaan dan sesudah mendapatkan materi orientasi yang nilainya mencapai 80 %.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadiratmu ya Tuhan Yesus, Allah yang hidup dan selalu menyertaiku dan yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Penulisan skripsi ini diajukan guna mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ayahanda St. H.K.Sinaga & ibunda Flora Banjarnahor, S.Pd yang telah banyak memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal, baik dalam penyajian maupun penguraiannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Syaifuddin, MA, Phd. selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, selaku Ketua Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi.

3. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan serta waktu dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Syakirin Pangaribuan, SH, selaku dosen pembimbing II atas segala petunjuk dan saran yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Ishak, S.S. M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

(4)

7. Buat keluarga dan saudaraku, kak Ance, Adek Johannes, Adek Tia, kalian orang-orang terhebat yang pernah kupunya. Buat tulang dan nantulang Grace makasih banyak dan buat semua keluargaku yang memberi perhatiannya untukku.

8. Secara khusus buat wanita yang selalu memberi motivasi dan semangat yang sangat besar untukku, Lidya Stevani, Makasih buat semuanya dan akhirnya selesai dek...

9. Buat bang Yudi, kawan seperjuangan Rahmad Hidayat, Zainal Abidin, Wahyu Satrio, Lela Mayasari, Jefrinaldi, Tirta Nugraha, Muswita Widya Rahma, Cici, Malahayati, Ani Riskia, Mega Jayanti, Siti, Josep Kaburuan, Erhan, Beby Riski, Veni, Suryawan, Palid Hanapi, Alex, Tri Nurjalina, Tiaman, Yanti Kaselta, Jelita, Valentina, Sovina, Melda, Atika Rambe, Priskila, Gohana, Hayatul Hasanah, Heri Satria, Resky Dina, dan semua rekan-rekan organisasi ikatan mahasiswa ilmu perpustakaan dan informasi (IMPUS), kalian adalah teman terbaik semoga kebersamaan kita utuh untuk selamnya. Terima kasih atas semua dukungan, bantuan, doa dan hari-hari yang dilalui bersama selama ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Medan,....Maret 2010 Penulis

Audio Sinaga

(5)

DAFTAR ISI ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Hipotesis ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 5

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5

2.1.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6

2.2 Pengguna Perpustakaan... 7

2.3 Orientasi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 8

2.3.1 Pengertian Orientasi Perpustakaan... 8

2.3.2 Fungsi dan Tujuan Orientasi Perpustakaan ... 10

2.3.2.1 Fungsi Orientasi Perpustakaan ... 10

2.3.2.2 Tujuan Orientasi Perpustakaan... 12

2.3.3 Manfaat Orientasi Perpustakaan ... 13

2.3.4 Metode Orientasi Perpustakaan ... 14

2.3.5 Waktu dan Lokasi Program Orientasi Perpustakaan ... 18

2.3.5.1 Waktu Program Orientasi Perpustakaan ... 18

2.3.5.2 Lokasi Program Orientasi Perpustakaan ... 18

2.3.6 Dampak Penerapan Orientasi Perpustakaan ... 19

(6)

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Lokasi Penelitian ... 23

3.3 Unit Analisis ... 23

3.4 Populasi dan Sampel ... 24

3.4.1 Populasi ... 24

3.4.2 Sampel ... 24

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.6 Instrumen Penelitian ... 25

3.6.1 Kisi-kisi check list ... 25

3.7 Analisis Data ... 27

BAB IV PEMBAHASAN ... 28

4.1 Pengenalan umum tentang Perpustakaan USU ... 28

4.1.1 Pengetahuan tentang Perpustakaan USU ... 29

4.1.2 Sejarah Perpustakaan USU ... 30

4.1.3 Visi dan Misi Perpustakaan USU ... 31

4.1.4 Jam buka dari Perpustakaan USU ... 32

4.1.5 Jumlah koleksi ... 33

4.1.6 Jumlah anggota ... 34

4.2 Pengenalan terhadap denah Perpustakaan ... 35

4.2.1 Lokasi gedung Perpustakaan USU ... 36

4.2.2 Letak pintu masuk Perpustakaan ... 37

4.2.3 Lokasi ruang baca ... 38

4.2.4 Lokasi layanan referensi ... 40

4.2.5 Lokasi layanan digital ... 41

4.2.6 Lokasi layanan KPS ... 42

4.3 Peraturan Perpustakaan ... 44

4.3.1 Bagaimana menjadi anggota Perpustakaan ... 44

4.3.2 Hak dari seorang anggota Perpustakaan ... 46

(7)

4.3.4 Jumlah buku yang dapat dipinjam ... 48

4.3.5 Jumlah denda yang harus dibayar ... 49

4.3.6 Cara memberikan saran untuk kemajuan Perpustakaan ... 51

4.4 Alat penelusuran informasi ... 52

4.4.1 Cara menggunakan OPAC ... 53

3.4.2 Teknik penelusuran OPAC ... 54

4.5 Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan Perpustakaan USU ... 55

4.5.1 Jenis layanan yang ada di perpustakaan USU ... 55

4.5.2 Fungsi dari semua layanan yang ada di Perpustakaan USU ... 57

4.5.3 Mendapatkan informasi layanan melalui website ... 58

4.5.4 Cara transaksi peminjaman buku ... 59

4.6 Pengenalan terhadap penempatan koleksi ... 61

4.6.1 Bagaimana menemukan bahan pustaka ... 62

4.6.2 Bagaimana koleksi diorganisasikan ... 63

4.6.3 Bagaimana koleksi dikelompokkan di rak ... 65

4.6.4 Indeks subjek dalam penyusunan bahan pustaka ... 66

4.6.5 Letak koleksi ilmu-ilmu sosial ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 68

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Check List ... 25

Tabel 2 Tabel Analisis data ... 27

Tabel 3 Tabel Pengetahuan Tentang Perpustakaan USU ... 29

Tabel 4 Tabel Sejarah Perpustakaan USU ... 30

Tabel 5 Tabel Visi dan Misi Perpustakaan USU ... 31

Tabel 6 Tabel Jam buka dari Perpustakaan USU ... 32

Tabel 7 Tabel Jumlah koleksi ... 33

Tabel 8 Tabel Jumlah anggota Perpustakaan ... 34

Tabel 9 Tabel Lokasi gedung Perpustakaan ... 36

Tabel 10 Tabel Letak Pintu masuk ... 37

Tabel 11 Tabel Lokasi ruang baca ... 39

Tabel 12 Tabel Lokasi Layanan referensi ... 40

Tabel 13 Tabel Lokasi layanan digital ... 41

Tabel 14 Tabel Lokasi layanan KPS ... 42

Tabel 15 Tabel Bagaimana menjadi anggota Perpustakaan ... 45

Tabel 16 Tabel Hak anggota Perpustakaan ... 46

Tabel 17 Tabel Kewajiban anggota Perpustakaan ... 47

Tabel 18 Tabel Jumlah buku yang dapat dipinjam ... 48

Tabel 19 Tabel Jumlah denda yang harus dibayar ... 49

Tabel 20 Tabel Cara memberikan saran ... 51

Tabel 21 Tabel Cara menggunakan OPAC ... 52

Tabel 22 Tabel Teknik penelusuran OPAC ... 53

Tabel 23 Tabel Jenis layanan yang ada di Perpustakaan ... 55

Tabel 24 Tabel Fungsi dari semua layanan ... 56

Tabel 25 Tabel Mendapatkan informasi melalui web site ... 58

Tabel 26 Tabel Cara transaksi peminjaman buku ... 59

Tabel 27 Tabel Teknik menemukan bahan pustaka ... 61

Tabel 28 Tabel Pengorganisasian koleksi ... 63

Tabel 29 Tabel Pengelompokkan koleksi di rak ... 64

Tabel 30 Tabel Indeks subjek dalam penyusunan bahan pustaka ... 66

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

ABSTRAK

Sinaga,Audio, 2010, Perbandingan Pengetahuan Mahasiswa Peserta Program Orientasi Pengenalan Sistem Perpustakaan Sebelum Dan Sesudah Kegiatan Dilaksanakan Medan : Departemen Studi Ilmu perpustakaan dan Informasi

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pengetahuan mahasiswa peserta program orientasi pengenalan sistem perpustakaan sebelum dan sesudah kegiatan dilaksanakan. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Perpustakaan USU, penulis serta bagi peneliti lain.

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif, dimana populasinya adalah seluruh mahasiswa yang mengikuti program orientasi dengan sampel sebanyak 102 responden yang diambil pada tiga hari berturut-turut pelaksanaan program orientasi pengenalan sistem perpustakaan USU.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program orientasi pengenalan sistem perpustakaan yang dilakukan oleh perpustaakaan dinilai berhasil. Hal ini ditunjukkan dari besarnya persentase nilai peningkatan pengetahuan mahasiswa sebelum mendapatkan materi orientasi perpustakaan dan sesudah mendapatkan materi orientasi yang nilainya mencapai 80 %.

(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

Salah satu fungsi dari Perpustakaan adalah sebagai sarana pemanfaatan informasi, yang artinya sebuah perpustakaan harus dimanfaatkan oleh penggunanya agar perpustakaan itu dapat dikatakan perpustakaan tepat guna. Dalam hal ini Perpustakaan perguruan tinggi dimana penggunanya adalah kalangan sivitas akademika sangat membutuhkan peran besar dari perpustakaan untuk menunjang dan mendukung kegiatan akademik yang meliputi kegiatan perkuliahan dan penelitian. Dengan kata lain perpustakaan adalah salah satu alat yang sangat vital dalam setiap program pendidikan, pengajaran dan penelitian (research) bagi setiap lembaga pendidikan dan Ilmu pengetahuan.

Bertolak dari pengertian-pengertian tersebut di atas, maka tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi. Tujuan tersebut akan dapat terlaksana sebagaimana mestinya apabila terjalin hubungan kerja sama antara perpustakaan dengan dosen,asisten,dan staf pegawai perguruan tinggi terutama mahasiswa dari masing-masing bidang studi dengan menetapkan kebutuhan umum maupun individual sebagai persiapan tugas-tugas kelas atau penelitian lainnya. Oleh sebab itu, secara internal perpustakaan sendiri juga harus dapat menyelenggarakan aktivitas pendidikan di dalam kegiatan operasionalnya dan yang paling penting dalam proses pendidikan adalah pemberian pengetahuan mengenai teknik dan metode kepada individu lain yang belum mengetahuinya. Proses pemberian pengetahuan ini dapat berjalan dengan baik apabila tersedia sarana penunjang pendidikan seperti gedung, Perpustakaan, Pedoman Akademik, Dosen, Kurikulum, Metode dan lain-lain.

(12)

49.71 % menyatakan tidak ada bimbingan pengguna. Mungkin telah terjadi salah penafsiran terhadap usaha perpustakaan yang telah dilaksanakan. Di sisi perpustakaan, sebenarnya telah melaksanakan bimbingan pengguna, sekalipun masih dalam taraf dasar sekali (misalnya: pemasangan rambu-rambu atau tanda-tanda di perpustakaan), namun dari sisi pengguna, hal tersebut belumlah dianggap sebagai bimbingan pengguna. Ini yang perlu diterjemahkan oleh pustakawan, sehingga sekalipun masih berskala kecil tetapi merupakan usaha pustakawan untuk membimbing penggunanya

Oleh karena itu, secara internal perpustakaan sendiri juga harus dapat menyelenggarakan aktivitas pendidikan di dalam kegiatan operasionalnya. Salah satu akitvitas pendidikan didalam perpustakaan adalah Orientasi Perpustakaan. Orientasi perpustakaan (pendidikan pengguna) merupakan suatu aktivitas pendidikan yang dilakukan sebuah perpustakaan untuk memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada sivitas akademikan dengan tujuan agar semua sarana dan fasilitas dari perpustakaan dapat digunakan dengan tepat dan bermanfaat sebagaimana mestinya sehingga anggaran yang dikeluarkan dalam menyediakan fasilitas dan sarana tersebut tidak terbuang dengan sia-sia.

Perpustakaan USU adalah perpustakaan perguruan tinggi yang menyediakan bahan perpustakaan bagi pemakainya, yaitu sivitas akademika, baik untuk mendukung program perkuliahan maupun penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen, pegawai, dan lain lain. Perpustakaan USU sendiri telah melakukan Orientasi Pengenalan Sistem Perpustakaan. Materi yang diberikan meliputi pengenalan akan sejarah perpustakaan,visi & misi perpustakaan, Jam buka,serta sistem yang digunakan dalam Perpustakaan USU.

(13)

Oleh sebab itu penulis ingin mengetahui seberapa besarkah manfaat dari program Orientasi Pengenalan Sistem Perpustakaan bagi mahasiswa program PMP 2009/2010 terhadap pengetahuan akan Sistem yang ada di Perpustakaan. Dengan demikian, judul dalam penelitian ini adalah “Perbandingan

Pengetahuan Mahasiswa Peserta Program Orientasi Pengenalan Sistem Perpustakaan Sebelum Dan Sesudah Kegiatan Dilaksanakan”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah, Bagaimanakah Perbandingan Pengetahuan Mahasiswa Peserta Program Orientasi Pengenalan Sistem Perpustakaan Sebelum Dan Sesudah Kegiatan Dilaksanakan?

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbandingan Pengetahuan Mahasiswa Peserta Program Orientasi Pengenalan Sistem Perpustakaan Sebelum Dan Sesudah Kegiatan Dilaksanakan.

1.4Manfaat Penelitian

Suatu penelitian diharapkan memberikan kemajuan bagi ilmu pengetahuan, disamping itu juga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca yang membaca hasil penelitian tersebut. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Perpustakaan USU, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan Sistem Orientasi Perpustakaan dan dalam penggunaan OPAC terhadap perpustakaan.

2. Bagi Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan penelitian pada topik yang sama.

(14)

1.5 Hipotesis

(15)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Pada dasarnya keberadaan perpustakaan perguruan tinggi sangat mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, karena dengan adanya perpustakaan setiap sivitas akademika dapat mencari dan memperoleh informasi pengetahuan yang dibutuhkannya. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi seperti perpustakaan universitas, perpustakaan akademi, perpustakaan sekolah tinggi, dan lain-lain.

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994 : 3) perpustakaan perguruan tinggi adalah :

Suatu unit pelaksanaan teknis perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain, turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.

Selain pengertian di atas masih ada pendapat lain tentang perpustakaan perguruan tinggi oleh Sulistyo-Basuki (1993 : 51), yang menyatakan bahwa :

Perpusatakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahnnya, maupun lembaga yang berafilasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Tujuan perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan nama Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat) maka perpustakaan perguruan tinggi pun bertujuan membantu melaksanakan ketiga darma perguruan tinggi.

(16)

pengabdian kepada masyarakat. Sesuai dengan kedudukannya, perpustakaan harus berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada sivitas akademika dalam hal ini mahasiswa, staf pengajar, pegawai administrasi dan masyarakat peneliti.

2.1.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Sebagai bagian integral dari suatu perguruan tinggi, perpustakaan perguruan tinggi haruslah mempunyai tujuan, dan tujuan perpustakaan perguruan tinggi hendaknya sejalan dengan tujuan lembaga induknya.

Menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 52), tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah :

1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa seiring pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi.

2. Menyediakan bahan pustaka rujukan ( referensi ) pada semua tingkatan akademis artinya dari mulai mahasiswa tahun pertama hingga mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar.

3. Menyediakan ruang belajar untuk pemakai perpustakaan.

4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai.

5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak hanya terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal.

Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979 : 1-2) menyatakan bahwa :

Tujuan diselenggarakannya Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah untuk mendukung, mempelancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi yang meliputi lima aspek yaitu :

a. Pengumpulan informasi b. Pelestarian informasi c. Pengolahan informasi d. Pemanfaatan informasi e. Penyebarluasan informasi.

(17)

Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Setiap organisasi memiliki fungsi tertentu yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Demikian halnya dengan perpustakaan perguruan tinggi juga memiliki fungsi. Menurut Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979 : 3) fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu:

a. Fungsi perpustakaan perguruan tinggi ditinjau dari segi proses pelayanan

1. Sebagai pusat pengumpulan informasi 2. Sebagai pusat pelestarian informasi 3. Sebagai pusat pengolahan informasi 4. Sebagai pusat pemanfaatan informasi 5. Sebagai pusat penyebarluasan informasi

b. Ditinjau dari segi program kegiatan perguruan tinggi yang didukung sesuai dengan perannya, perpustakaan perguruan tinggi mempunyai tiga macam fungsi, yaitu :

1. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pendidikan dan pengajaran.

2. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program penelitian. 3. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pengabdian

kepada masyarakat

c. Ditinjau dari segi pelaksanaannya, pada setiap fungsi perpustakaan perguruan tinggi tersebut di atas dapat dibedakan dua macam sifat fungsi, yaitu :

1. Fungsi yang bersifat akademis-edukatif 2. Fungsi yang bersifat administrasi teknis

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat merumuskan bahwa perpustakaan perguruan tinggi berfungsi sebagai sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian dan pengabdian masyarakat dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2.2 Pengguna Perpustakaan

(18)

Sementara itu Lupiyoadi (2001 : 135) menyatakan bahwa “pelanggan/pengguna adalah seorang yang secara kontinu dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya mendapatkan suatu pelayanan jasa”.

Sulistyo-Basuki (1991 : 8) menguraikan bahwa “pengguna dapat dibedakan sebagai pengguna yang aktif dan yang tidak aktif”. Dalam istilah yang lebih luas pengguna dapat dikatakan sebagai orang yang berhubungan dengan perpustakaan, baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencari informasi yang dibutuhkan.

Selanjutnya Sulistyo-Basuki (2004 : 399-400) juga mengkategorikan pemakai informasi ilmiah menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Ilmuwan (peneliti), yang bergerak dalam penelitian dasar dan eksperimental dalam ilmu-ilmu dasar.

2. Insinyur (engineers, rekayasawan, spesialis praktis), bergerak dalam bidang disain eksperimental, proyeksi dan aktivitas operasional dalam berbagai bidang teknologi dan industri.

3. Manajer dalam ruang lingkup sains, teknologi dan ekonomi nasional.

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan definisi di atas dapat dirumuskan bahwa pengguna perpustakaan adalah seseorang yang datang ke perpustakaan karena membutuhkan informasi dengan cara menggunakan jasa perpustakaan. Adanya pengguna perpustakaan datang ke perpustakaan karena didorong oleh kebutuhan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan ataupun memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

2.3 Orientasi Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.3.1 Pengertian Orientasi Perpustakaan

(19)

Davies (1973 : 39) menyatakan “learning how to use library is a basic component

of ... (any) instructional programs”. Jadi dengan demikian dapat dikatakan bahwa

belajar bagaimana memanfaatkan perpustakaan menjadi hal yang sangat mendasar dalam kaitannya terhadap kebutuhan informasi.

Dalam hal inilah perpustakaan diharapkan untuk meningkatkan jasa informasinya secara aktif. Salah satu langkah yang tepat untuk menanggulangi hal tersebut adalah menyelenggarakan suatu program pendidikan pengguna pada perpustakaan. Secara umum istilah pendidikan pengguna dalam konteks Ilmu Perpustakaan adalah memiliki pengertian yang sama dengan istilah bimbingan pemakai, orientasi perpustakaan atau User Education.

Definisi tentang orientasi perpustakaan dan tutorioal pemanfaatan perpustakaan dijelaskan sebagai berikut :

1. Orientasi perpustakaan ialah pendidikan pengguna untuk memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada sivitas akademikan.

2. Tutorial perpustakaan adalah mendidik pengguna agar dapat menggunakan perpustakaan serta sumber-sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dan di tempat lain, termasuk keterampilan dalam memanfaatkan berbagai media informasi sesuai dengan perkembangan teknologi (Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman, 2004 : 95 & 97).

Berdasarkan defenisi di atas hubungan antara orientasi perpustakaan dan pendidikan pengguna merupakan satu bagian yang tidak dapat terpisahkan,dimana orientasi perpustakaan adalah salah satu istilah (terminology) lain untuk kata pendidikan pengguna. Makna dari kata orientasi perpustakaan dan pendidikan pengguna adalah salah satu cara untuk memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada sivitas akademikan

Definisi pendidikan pemakai menurut Soedibyo (1987 : 121) adalah sebagai berikut :

Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau penunjang pada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efesien, bimbingan itu dapat berupa bimbingan individu ataupun secara kelompok.

(20)

petunjuk kepada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efesien.”

Jadi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan pemakai adalah serangkaian kegiatan yang berisi aktivitas belajar mengenai pengenalan dan tata cara memanfaatkan perpustakaan kepada pengguna maupun calon pengguna di perpustakaan.

Pada dasarnya materi yang diterapkan dalam pendidikan pemakai pada perpustakaan relatif sama antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya. Secara umum Darmono (2001 : 23) menyebutkan beberapa materi bimbingan pemanfaatan perpustakaan antara lain adalah :

1. Pengenalan terhadap denah perpustakaan 2. Peraturan perpustakaan

3. Alat penelusuran informasi

4. Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan 5. Pengenalan terhadap penempatan koleksi

6. Pengenalan terhadap ruang baca.

Melalui beberapa materi pendidikan pemakai di atas maka dapat diketahui bahwa penyelenggaraan pendidikan pemakai pada perpustakaan, harus mampu menginformasikan aspek-aspek penting yang berkaitan dan dimiliki oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan, dengan harapan melalui pendidikan pemakai maka pengguna perpustakaan tidak akan merasa asing dan lebih cepat beradaptasi terhadap tatanan sistem opersional perpustakaan.

Sementara itu, kemungkinan terdapatnya perbedaan materi pendidikan pemakai antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya sangat mungkin terjadi. Hal ini sudah lumrah karena pada dasarnya peraturan mengenai pendidikan pemakai belum diatur dalam undang-undang pendidikan. Selain itu tingkat kualifikasi (level) antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya juga banyak yang memiliki perbedaan atau dengan kata lain belum seragam. Namun materi yang menyangkut keadaan umum perpustakaan biasanya disertakan pada setiap pendidikan pemakai di seluruh perpustakaan.

(21)

2.3.2.1 Fungsi Orientasi Perpustakaan

Tidak dapat disangkal lagi bahwa pendidikan merupakan proses yang paling efektif untuk mentransformasikan informasi dari satu individu kepada individu lainnya. Wikipedia (2007 : 1) menjelaskan makna pendidikan sebagai berikut :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.

Pada pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa yang paling penting dalam proses pendidikan adalah pemberian pengetahuan mengenai teknik dan metode kepada individu lain yang belum mengetahuinya. Dengan demikian dalam konteks perpustakaan, pengetahuan yang perlu diberikan adalah mengenai tata cara penggunaan dan pemanfaatan perpustakaan dengan segala fasilitas yang dimilikinya.

Berbicara mengenai pendidikan khususnya dalam aspek pemanfaatan perpustakaan tentu saja harus diiringi dengan keberadaan fungsinya. Fungsi suatu metode pendidikan harus sudah sejak dini dipersiapkan (dipelajari) sehingga peserta didik, dalam hal ini pengguna perpustakaan dapat menyadari fungsi pendidikan yang diperolehnya tersebut. Sutarno (2006 : 95-96) menjelaskan bahwa fungsi dilakukannya orientasi perpustakaan bagi perpustakaan maupun pengguna perpustakaan yaitu agar :

1. Pemakai perpustakaan dapat mengenal dan memahami serta menggunakan sistem yang diberlakukan di perpustakaan tersebut.

2. Pemakai perpustakaan dapat menggunakan sarana temu informasi yang tersedia seperti kode/nomor klasifikasi, kartu katalog dan penunjuk yang lain.

3. Pemakai perpustakaan dapat dengan cepat dan tepat menemukan apa yang diperlukan, tanpa banyak membuang waktu, tidak menemui kesulitan atau hambatan.

4. Perpustakaan dapat memperluas jangkauan pemakaian koleksi oleh pengunjung dan anggota perpustakaan.

(22)

Jadi, dengan demikian pendidikan memiliki fungsi yang tak kalah pentingnya dengan fungsi perpustakaan itu sendiri. Hal ini berarti Orientasi Perpustakaan memiliki peran yang besar dalam mendukung perpustakaan yang ingin dimanfaatkan oleh masyarakat penggunanya secara lebih fungsional.

2.3.2.2 Tujuan Orientasi Perpustakaan

Orientasi Perpustakaan juga memiliki tujuan yang ditetapkan secara objektif. Dalam hal ini, perpustakaan harus dapat mengidentifikasi berbagai sasaran yang ingin dicapai didasarkan atas prioritas pada porsinya masing-masing. Oleh sebab itu, penerapan Orientasi Perpustakaan pada perpustakaan harus diiringi dengan berbagai target yang ingin dicapai.

Secara umum tujuan diadakannya Orientasi Perpustakaan tercantum dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 95) sebagai berikut :

1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri.

2. Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subjek tertentu.

3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan layanan perpustakaan. 4. Mempromosikan layanan perpustakaan.

5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi.

Sementara itu Darmono (2001 : 32) menjelaskan “bahwa pemanfaatan perpustakaan berkenaan erat dengan adanya proses bimbingan pemanfaatan perpustakaan. Bimbingan pemanfaatan perpustakaan merupakan salah satu bentuk layanan perpustakaan yang sering dilakukan oleh berbagai jenis perpustakaan”.

Sulistyo-Basuki (2004 : 392) menyatakan bahwa tujuan Orientasi Perpustakaan adalah sebagai berikut :

(23)

(pemakai), mengidentifikasi kisaran kemungkinan sumber informasi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, menilai ketepatan, kekuatan dan kelemahan masing-masing sumber informasi dan yang paling penting mampu menghadapi ketidaksamaan informasi yang disediakan oleh sumber yang berlainan dan mengasimilasi, mengumpulkan, menyajikan dan menerapkan informasi.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa tujuan diadakannya Orientasi Perpustakaan pada perpustakaan adalah untuk meningkatkan minat dan keterampilan pengguna sehingga dengan demikian pengguna perpustakaan akan menyadari arti penting memanfaatkan perpustakaan dengan lebih secara lebih maksimal, yang artinya pengguna diharapkan memiliki sifat kritis terhadap segala informasi yang diserap serta mampu menilai secara objektif informasi tersebut sehingga dapat lebih selektif menerapkan jenis informasi ke dalam kehidupannya.

Sementara itu Rice (1981 : 3) menguraikan beberapa jenjang atau tingkatan dalam proses pendidikan pemakai di perpustakaan sebagai berikut :

•Mengenal fasilitas-fasilitas fisik gedung perpustakaan itu sendiri.

•Mengenal bagian-bagian layanan dan staf dari tiap bagian secara tepat.

•Mengenal layanan-layanan khusus seperti penelusuran melalui komputer, layanan peminjaman, dan lain lain.

•Mengenal kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan, dan lain lain.

•Mengenal pengorganisasian koleksi dengan tujuan untuk mengurangi kebingungan pemakai dalam mencari bahan-bahan yang dibutuhkan.

•Termotivasi untuk datang kembali dan menggunakan sumber-sumber yang ada di perpustakaan.

•Terjalinnya komunikasi yang akrab antara pemakai dengan pustakawan.

2.3.3 Manfaat Orientasi Perpustakaan

Orientasi Perpustakaan yang diberikan oleh perpustakaan pasti memiliki manfaat bagi pengguna perpustakaan. Ada beberapa manfaat pendidikan pemakai yang mendukung tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan pemakai. Menurut Ratnaningsih (1994 : 2) pemberian orientasi perpustakaan sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak yaitu :

(24)

penemuan koleksi/informasi yang dibutuhkan, serta mampu memilih informasi yang spesifik bagi dirinya dengan cepat dan tepat.

2. Bagi Perpustakaan, kegiatan pendidikan pemakai dapat meningkatkan citra perpustakaan dan pustakawannya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat orientasi perpustakaan adalah untuk memudahkan pengguna dalam mencari dan menelusur informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat.

2.3.4 Metode Orientasi Perpustakaan

Program orientasi perpustakaan yang diterapkan perpustakan pada dasarnya memiliki berbagai metode. Metode adalah “Suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala masalah” (Subagyo, 1997 : 50). Jadi dengan demikian dapat dirumuskan bahwa metode pendidikan pemakai adalah cara penyelesaian masalah penggunaan fasilitas perpustakaan secara sistematis.

Kosterman (1978 : 269) menyarankan bahwa suatu metode pengajaran harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Dapat mengkomunikasikan tujuan-tujuan yang telah dibuat.

2. Dapat membuat peserta didik tertarik untuk memperhatikan dan memotivasi mereka untuk perhatian penuh terhadap apa yang sedang diajarkan.

3. Dapat mendorong peserta didik untuk ambil bagian dengan menolongnya mempersiapkan pelajaran-pelajaran.

4. Dapat ditindaklanjuti.

5. Dapat memberikan umpan balik untuk menguji efektivitas metode tersebut melalui indikator-indikator yang jelas.

Sementara itu Hills dalam Fjallbrant (1978 : 33) menyebutkan ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode dan media pengajaran untuk orientasi perpustakaan ini, antara lain:

(25)

Pengajaran harus memberikan suatu motivasi yang tinggi, misalnya ketika pengguna ingin menemukan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau pelajaran tertentu.

2. Activity

Kerja aktif dalam pembelajaran pemecahan masalah akan kelihatan lebih efektif daripada hanya sekedar menyebutkan atau menjelaskan suatu rangkaian pekerjaan.

3. Understanding

Pendidikan pemakai akan lebih efektif jika pengguna memahami apa dan kenapa mereka mengerjakan hal demikian, jika hal ini merupakan permasalahan yang baru dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

4. Feedback

Umpan balik atau informasi perkembangan yang dibuat harus tersedia bagi para pengguna.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran dalam orientasi perpustakaan selayaknya memperhatikan berbagai aspek dan dampak, baik terhadap pengguna maupun perpustakaan sendiri.

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 95) disebutkan beberapa ragam pendidikan pengguna yaitu : (1) Orientasi perpustakaan dan (2) Tutorial pemanfaatan perpustakaan dan sumber-sumber informasi.

Definisi tentang orientasi perpustakaan dan tutorioal pemanfaatan perpustakaan dijelaskan sebagai berikut :

1. Orientasi perpustakaan ialah pendidikan pengguna untuk memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada sivitas akademikan.

2. Tutorial perpustakaan adalah mendidik pengguna agar dapat menggunakan perpustakaan serta sumber-sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dan di tempat lain, termasuk keterampilan dalam memanfaatkan berbagai media informasi sesuai dengan perkembangan teknologi (Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman, 2004 : 95 & 97).

Sementara itu Rice (1981 : 3) menguraikan beberapa jenjang atau tingkatan dalam proses pendidikan pemakai di perpustakaan sebagai berikut :

1. Orientasi Perpustakaan.

Materi yang diajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakaan secara umum, biasanya diberikan ketika siswa/mahasiswa baru memasuki suatu lembaga pendidikan bersangkutan, materinya antara lain :

• Pengenalan Gedung Perpustakaan.

(26)

• Pengenalan beberapa sumber bacaan termasuk bahan-bahan rujukan dasar.

2. Pengajaran Perpustakaan.

Materi yang diajarkan merupakan penjelasan lebih dalam lagi mengenai bahan-bahan perpustakaan secara spesifik, materinya antara lain :

• Teknik penggunaan indeks, katalog, bahan-bahan rujukan, dan alat-alat bibliografi.

• Penggunaan bahan atau sumber pustaka sesuai dengan masing-masing jurusan.

• Melaksanakan teknik-teknik penelusuran informasi dalam sebuah tugas penelitian atau pembuatan karya ilmiah lainnya.

3. Pengajaran Bibliografi

Materi yang diajarkan lebih condong sebagai langkah persiapan mengadakan atau sebagai dasar penelitian dalam rangka menyusun karya akhir. Pada level ketiga ini bisa ditawarkan melalui kuliah formal sebagai bagian dari perkuliahan, baik ada nilai kreditnya atau tidak.

Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemakai , untuk keperluan penelitian kali ini peneliti membatasi hanya pada topik orientasi perpustakaan. Teknik-teknik tersebut antara lain: Ceramah atau Kuliah Umum di Kelas, Wisata Perpustakaan, Penggunaan Audio Visual, Permainan dan Tugas Mandiri, Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet, Teknik-teknik tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Ceramah atau Kuliah Umum di Kelas

Penejelasan mengenai pengenalan dan pelayanan perpustakaan dapat diberikan di kelas dengan cara memberikan ceramah atau kuliah secara umum atau melalui demonstrasi. Idealnya jumlah peserta perkelas kurang lebih antara 15-30 orang. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam metode ini para peserta diberikan beberapa tugas terstruktur dan latihan yang memungkinkan mereka mampu menggunakan perpustakaan secara mandiri. Pelaksanaan metode ini selayaknya dapat dilakukan dengan metode wisata perpustakaan, agar peserta lebih memahami dan akrab dengan dunia perpustakaan yang sebenarnya. 2 Wisata Perpustakaan

(27)

o Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka untuk beberapa pertanyaan.

o Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitif terhadap kebingungan yang dialami pemakai.

o Gunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu yang didiskusikan, misal: penggunaan katalog

o Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan fasilitas yang ada.

o Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit. o Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama

mengikuti wisata perpustakaan tersebut.

3. Penggunaan Audio Visual

Teknik ini biasanya dilakukan untuk wisata mandiri perindividual (perorangan), diantaranya adalah penggunaan kaset, televisi, slide, dll. Pemakai perpustakaan dapat menjelajahi perpustakaan dengan mendengarkan instruksi yang direkam dalam kaset. Mereka dapat mematikan dan mengulang kaset tersebut sesuai dengan kemampuannya dalam memahami instruksi yang terdapat dalam kaset. Orientasi perpustakaan dapat juga dilakukan melalui penggunaan televisi, para peserta dapat menyaksikan dan memperoleh penjelasan mengenai berbagai hal, seperti: fasillitas perpustakaan, pelayanan perpustakaan, dan fungsinya masing-masing.

Slide dapat digunakan dalam menerangkan lokasi, fasilitas dan pelayanan perpustakaan dengan memberikan keterangan-keterangan yang diberikan oleh pemandu atau rekaman suara.

4. Permainan dan Tugas Mandiri

(28)

menikmati penggunaan perpustakaan. Biasanya metode ini dilakukan di tingkat lebih tinggi untuk menghilangkan kejenuhan yang mungkin ada ketika proses pembelajaran dengan metode lain berlangsung. 5. Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet

Teknik ini biasanya menuntut pemakai untuk mempelajari sendiri mengenal perpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku panduan atau pamflet, dan biasanya diterapkan ketika peserta melaksanakan wisata perpustakaan.

Berdasarkan berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan bahwa berbagai jenis metode yang dapat diterapkan dalam pendidikan pemakai di perpustakaan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna perpustakaan itu sendiri.

2.3.5 Waktu dan Lokasi Program Orientasi Perpustakaan 2.3.5.1 Waktu Program Orientasi Perpustakaan

Program orientasi perpustakaan yang diadakan oleh perpustakaan juga perlu memperhatikan waktu yang tepat untuk pelaksanaanya. Hal ini dirasa penting karena pengguna perpustakaan (anggota perpustakaan) juga memiliki ketersediaan waktu yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, pelaksanaan program orientasi perpustakaan sebaiknya dapat dilaksanakan dengan waktu yang tidak terlalu lama namun sarat dengan informasi penting mengenai pemanfaatan perpustakaan.

Darmono (2001 : 168-169) menyatakan bahwa :

Bimbingan perpustakaan biasanya dilakukan oleh pustakawan atau petugas perpustakaan. Waktu yang diberikan sangat bervariasi, tergantung dari jenis perpustakaannya. Untuk perpustakaan besar dengan koleksi dan jenis layanan yang sangat banyak maka waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama bila dibandingkan dengan perpustakaan yang relatif kecil.

(29)

2.3.5.2 Lokasi Program Orientasi Perpustakaan

Lokasi untuk pelakasanaan program orientasi perpustakaan sebaiknya dipilih yang baik dan strategis. Hal ini dilakukan demi kenyamanan anggota dan pengguna perpustakaan. Namun pada umumnya lokasi pelaksanaan program orientasi perpustakaan berada pada salah satu ruang perpustakaan yang telah dipilih pihak perpustakaan. Oleh sebab itu hal ini sangat berkaitan erat dengan lokasi perpustakaan.

Soedibyo (1987 : 108-109) memberikan batasan pengaturan lokasi perpustakaan sebagai berikut :

1. Perpustakaan itu terletak dalam arus lalu lintas manusia, tetapi tidak dijadikan lalu lintas manusia.

2. Perpustakaan itu terletak di suatu tempat yang tanahnya memungkinkan dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan perkembangan perpustakaan serta instansi penaungannya.

3. Perpustakaan itu mudah dicapai oleh pemakai, sehingga mereka tidak membuang-buang waktu secara sia-sia.

4. Perpustakaan itu mempunyai hubungan yang fungsional dengan gedung-gedung lainnya dalam keseluruhan kompleks itu.

Hal senada juga dinyatakan oleh Sulistyo-Basuki (1993 : 307) bahwa perpustakaan universitas hendakya terletak di tengah-tengah universitas sehingga terjangkau oleh semua pihak.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa inti dari lokasi perpustakaan, dimana juga biasanya dipakai untuk pelaksanaan program orientasi Perpustakaan, harus mempertimbangkan jarak bagi semua pihak, yaitu anggota perpustakaan. Oleh sebab itu jika lokasi perpustakaan sudah memenuhi kriteria tersebut maka orientasi perpustakaan juga akan berjalan lancar.

2.3.6 Dampak Penerapan Orientasi Perpustakaan

Dengan diterapkannya orientasi perpustakaan pada perpustakaan diharapkan memberikan dampak positif yang signifikan di kalangan pengguna perpustakan. Hak (2007) mengutarakan beberapa dampak yang diharapkan dari adanya orientasi perpustakaan yaitu sebagai berikut :

(30)

menjadi tahu makna dan manfaatnya, sehingga dapat menggunakan katalog untuk penemuan kembali buku-buku yang dibutuhkan.

2. Sikap, misalnya: dari yang tadinya bersikap perpustakaan hanya sebagai tempat penyimpanan buku menjadi perpustakaan sebagai tempat untuk mencari informasi (sumber belajar), sehingga selalu datang ke perpustakaan untuk memenuhi segala kebutuhan informasinya baik itu yang berhubungan langsung dengan perkuliahannya maupun untuk keperluan informasi lainnya.

3. Keterampilan, misalnya: dari yang tadinya sering menyobek buku atau koleksi lainnya menjadi perhatian untuk memelihara keberadaannya dengan cara menjaga kerapihan dan menempatkan kembali sesuai dengan susunan klasifikasi atau “call number” buku di rak atau sarana perpustakaan lainnya.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa terdapat indikasi dengan adanya orientasi perpustakaan dampak positif memberikan kemungkinan yang lebih besar. Namun demikian, faktor yang juga perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan pengaruh yang dapat ditimbulkan adalah faktor pendidikan (proses dan aktivitasnya) dan pengguna perpustakaan (peserta didik) itu sendiri.

2.3.7 Peran Pustakawan dalam Orientasi Perpustakaan

Dalam Kamus Besar Indonesia Kontemporer (Salim, 2002 : 1132) disebutkan bahwa istilah peran memiliki arti “bagian dari tugas utama yang harus dilakukan”.

Definisi pustakawan menurut Harahap (1998 : 1) adalah :

Seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat di ambil kesimpulannya bahwa pengertian peran pustakawan adalah kewajiban atau tugas pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada penguna perpustakaan. Dimana salah satu tugasnya adalah memberikan pendidikan, bimbingan, dan bekerjasama kepada pengguna dalam memilih sumber yang diperlukan serta cara mencari dan memanfaatkan informasi tersebut.

(31)

Pustakawan harus mengajari ilmuwan bagaimana mencari informasi dari sebuah pangkalan data. Ilmuwan bisa memilih informasi yang diperlukan sesuai minatnya. Pustakawan juga harus bisa memberi informasi yang berasal dari siaran. radio, televisi, faksimili, dan dari berbagai sumber informasi lainnya. Pustakawan harus berprestasi yang pasti agar memperoleh pengakuan dari masyarakat dan menjadi lahan yang basah.

Pustakawan memiliki peran yang paling besar dalam proses penerapan orientasi perpustakaan. Hal ini disebabkan karena pustakawanlah yang memang seharusnya benar-benar mengetahui segala seluk beluk fasilitas dan aktivitas jasa yang ada di perpustakaan. Oleh sebab itu, para pustakawan diharapkan harus benar-benar profesional dalam mengajarkan materi ketika pendidikan pemakai dijalankan.

Kegiatan kerja profesional pustakawan yang harus dilakukan pada layanan pendidikan pengguna menurut Soedibyo (1987 : 121) adalah :

1. Membuat perencanaan penyampaian bahan, metode, teknik dan sasaran usaha bimbingan pemakai.

2. Menetapkan tingkat dan sistem penyampaian bimbingan yang sesuai. 3. Menetapkan dan mengatur waktu pemberian bimbingan dan

pendidikan kepada pengguna.

4. Melaksanakan usaha pendidikan baik secara individu maupun secara kelompok.

Dalam rangka menyelenggarakan orientasi perpustakaan pada perpustakaan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pustakawan dan staf perpustakaan, yaitu sebagai berikut :

1. Petugas perpustakaan harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan sumber daya dan fasilitas perpustakaan secara optimal.

2. Materi dan metode pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

3. Petugas perlu melibatkan dosen, jurusan dan fakultas.

4. Pendidikan dilakukan baik secara terprogram maupun sewaktu-waktu. (Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman, 2004 : 95).

(32)

dan minat pengguna juga menjadi faktor pendukung. Hal belum berkembangnya orientasi perpustakaan dimungkinkan karena masih terbatasnya pengertian akan arti dan pentingnya pendidikan pengguna dari pustakawan sendiri.

Alasan ini sangat mendasar sekali, karena masih sangat minimnya literatur dan informasi mengenai pendidikan pengguna. Walaupun kita tahu bahwa, Direktorat Jendaral Pendidikan Tinggi melalui Sub Proyek Pembinaan Perpustakaan Perguruan Tinggi telah menerbitkan buku “Panduan pelaksanaan pendidikan pengguna di perguruan tinggi”, literatur dan informasi dari perpustakaan-perpustakaan negara maju yang mengetengahkan berbagai “issues” dan “trends” pendidikan pengguna yang berada di dekat pustakawan tentunya akan sangat membantu dalam pelaksanaan pendidikan pengguna. Dari alasan yang mendasar tadi akan menimbulkan effek terhadap pelaksanaan pendidikan pengguna, misalnya:

• Kurang atau tidak adanya “written policy statement” dari masing-masing perpustakaan;

• Kurangnya koordinasi dalam pelaksanaan pendidikan pengguna, baik antara staff perpustakaan maupun dengan staff dosen;

• Kurangnya dana dan fasilitas yang lain, hal ini karena masih adanya anggapan yang merendahkan terhadap status atau posisi pustakawan dan perpustakaan, sehingga aktivitas perpustakaan sering terbentur birokrasi yang berbelit dan sempitnya dana. Wijoyo (2008 : 5)

Hal lain yang dianggap sebagai benturan dalam pelaksanaan pendidikan pengguna, adalah karena kurangnya tenaga dalam arti dari segi kualitas dan kuantitasnya. Dari segi kualitas, yang diperlukan untuk mensukseskan pelaksanaan pendidikan pengguna adalah: pengalaman dan pendidikan, bisa berkomunikasi secara jelas dan efektif, mempunyai kemapuan dalam “public relations”, ramah, sabar, dewasa, mempunyai motivasi yang tinggi untuk melaksanakan tugas tersebut, dan lain lain.

(33)

jumpai anggapan “tugasmu adalah tanggungjawabmu sendiri”, dan belum adanya rasa kebersamaan untuk memiliki dan menyajikan layanan perpustakaan.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat komparatif. Menurut Nazir (2003 : 58), “penelitian komparatif adalah jenis penelitian deskritif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.

Sudjud dalam Arikunto (2002 : 236) menyatakan bahwa :

“Penelitian komparatif akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur, kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok terhadap suatu idea tau suatu prosedur kerja. Dapat juga membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau Negara, terhadap kasus, terhadap orang, peristiwa atau terhadap ide-ide.”

(34)

Dari ketiga pendapat di atas, maka dapat diketahui bahwa penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan tentang orang, benda dan hal lain dengan cara menganalisis persamaan dan perbedaan yang ada dari objek/subjek yang diteliti. Penelitian ini menggunakan proses kualitatif sehingga untuk menganalisis datanya dilakukan dengan instrumen penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di Jalan Perpustakaan No.1 Kampus USU Padang Bulan-Medan

3.3 Unit Analisis

Unit analisis adalah subjek yang akan menjadi sasaran penelitian. Arikunto (2002 : 121) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan unit analisis penelitian adalah “suatu tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian”. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa, “yang dapat diklasifikasikan sebagai subjek penelitian adalah benda dan manusia”. Maka, berdasarkan pendapat tersebut, penulis mengambil subjek penelitian atau unit analisis dalam penelitian ini adalah Mahasiswa yang mendapatkan materi Orientasi Perpustakaan 2009 pada Perpustakaan USU.

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2006 : 72) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pernyataan diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti program Orientasi pengenalan Sistem Perpustakaan 2009/2010.

3.4.2 Sampel

(35)

dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2006 : 73). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sampling. Dimana sampel yang digunakan adalah seluruh mahasiswa PMP angkatan 2009 yang mengikuti program Orientasi pengenalan sistem perpustakaan yang diadakan oleh Perpustakaan USU.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Daftar Check list, yaitu memberikan daftar check list kepada responden yang dijadikan sampel.

2. Wawancara, yaitu melakukan wawancara dengan pihak perpustakaan yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data atau dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian melalui bahan perpustakaan.

3.6 Instrumen Penelitian

Pada hakekatnya alat pengumpulan data dalam suatu penelitian terdiri dari beberapa macam, hal itu erat hubungannya dengan sifat penelitian yang dilakukan. Menurut Sugiyono (1999 : 84) Instrumen penelitian adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik”. semua fenomena ini disebut Variabel Penelitian.

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah check list. Setiap daftar check list terdiri atas indikator-indikator yang akan diteliti berkaitan dengan Pengenalan terhadap denah perpustakaan, Peraturan perpustakaan, Alat penelusuran informasi, Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan, Pengenalan terhadap penempatan koleksi, dan Pengenalan terhadap ruang baca.

(36)

didapat, jawaban ditally untuk mendapatkan jumlah jawaban ya dan jumlah jawaban tidak lalu diambil persentase jumlah jawaban ya dan jumlah persentase jawaban tidak. Kedua data ini yang kemudian dianalisis dan diperbandingkan sehingga didapat kesimpulan sejauh mana tingkat pengetahuan mahasiswa.

3.6.1 Kisi-kisi Check list

Daftar check list disusun dar berbagai indikator. Untuk membangun daftar

check list sebagai instrument penelitian yang sistematis diperlukan kisi-kisi.

Menurut Arikunto (2002 : 138), “kisi-kisi adalah sebuah tabel menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yandisebutkan dalam kolom”. Kisi-kisi ini dibuat untuk mengkontrol dan memudahkan pengkoreksian. Kisi-kisi check list dapat dilihat pada tabel-1 berikut ini.

Tabel-1 Kisi-Kisi Check list

No Variabel Indikator yang Diukur Jmlh

Item

YA TIDAK

1. Pengenalan umum tentang

perpustakaan.

1. Pengetahuan tentang Perpustakaan 2. Sejarah Perpustakaan USU

3. Visi dan Misi Perpustakaan USU. 4. Jam buka perpustakaan USU. 5. Jumlah koleksi Perpustakaan USU. 6. Jumlah anggota Perpustakaan USU.

6

2. Pengenalan

terhadap lokasi dan denah

Perpustakaan.

1. Lokasi gedung perpustakaan USU.

2. Letak pintu masuk pada perpustakaan USU. 3. Lokasi ruang baca pepustakaan USU.

4. Lokasi layanan referensi perpustakaan USU. 5. Lokasi layanan digital perpustakaan USU.

(37)

3.7 Analisis Data

Penelitian yang dilakukan terdiri dari dua variabel yaitu orientasi pengenalan sistem perpustakaan dan kemampuan mahasiswa sebelum (pre test) dan Sesudah (post test) mendapatkan materi orientasi perpustakaan, jadi teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, yang bertujuan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum. Dalam mendeskripsikan data, setiap hasil pertanyaan akan diolah sehingga menghasilkan deskripsi jawaban yang akan diolah dalam bentuk tabulasi.

Tabel-2 Tabel Analisis Data

6. Lokasi layanan KPS perpustakaan USU. 3. Peraturan

Perpustakaan

1. Bagaimana menjadi anggota perpustakaan. 2. Hak dari seorang anggota perpustakaan. 3. Kewajiban dari anggota perpustakaan. 4. Jumlah buku yang dapat dipinjam. 5. Jumlah denda yang harus dibayar. 6. Cara memberikan saran.

6

4. Alat penelusuran informasi.

1. Cara menggunakan Katalog Online (OPAC). 2. Teknik penelusuran OPAC.

2

5. Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan

1. Jenis layanan yang ada di perpustakaan USU. 2. Fungsi dari semua layanan yang ada.

3. Mendapatkan layanan melalui website. 4. Cara transaksi peminjaman buku.

4

6. Pengenalan terhadap penempatan koleksi.

1. Bagaimana menemukan bahan pustaka. 2. Bagaimana koleksi diorganisasikan. 3. Bagaimana koleksi dikelompokkan di rak. 4. Indeks subjek dalam penyusunan bahan

pustaka.

5. Letak koleksi ilmu-ilmu sosial.

5

(38)

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, penulis memakai standart evaluasi berdasarkan materi yang diberikan pada saat program Orientasi pengenalan sistem perpustakaan berlangsung. Materi orientasi yang diberikan memiliki persamaan dengan materi Orientasi perpustakaan secara umum yang dikemukakan oleh Darmono dalam tulisannya yang berjudul “Manajemen dan Tata kerja

perpustakaan: Konsep dasar dan aplikasinya” (2001:23). Standar evaluasi ini

kemudian diterjemahkan dan diaplikasikan dalam membangun daftar check list kepada responden yang dijadikan sampel.

Standar evaluasi yang diberikan yaitu : 7. Pengenalan umum tentang Perpustakaan 8. Pengenalan terhadap denah Perpustakaan 9. Peraturan Perpustakaan

10.Alat penelusuran informasi

11.Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan Perpustakaan 12.Pengenalan terhadap penempatan koleksi.

(39)

Standar evaluasi ini kemudian disajikan dalam tabel analisis data yang mengukur perbandingan indikator sebelum dan sesudah pelaksanaan Orientasi Perpustakaan dalam persentase jumlah jawaban yang diberikan.

4.1 Pengenalan Umum tentang Perpustakaan USU

Salah satu materi yang diberikan pada saat program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan USU adalah materi pengenalan umum tentang perpustakaan yang meliputi pengetahuan tentang Perpustakaan USU, Sejarah, visi dan misi, jam buka, jumlah koleksi, dan jumlah anggota. Setiap indikator dari Variabel pengenalan Umum tentang Perpustakaan USU akan disajikan dalam bentuk tabel analisis yang menyajikan besar jawaban YA dan TIDAK dan besar persentase dari setiap jawaban YA dan persentase dari jawaban TIDAK.

4.1.1 Pengetahuan tentang Perpustakaan USU

Indikator yang ditanyakan dalam kuesioner penelitian pada saat program orientasi pengenalan sistem perpustakaan berlangsung adalah pengetahuan tentang perpustakaan itu sendiri. Apakah responden sudah mengetahui tentang Perpustakaan USU.

Pendapat responden terhadap indikator pengetahuan tentang Perpustakaan USU dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :

Tabel-3 Pengetahuan Tentang Perpustakaan USU

No Variabel Indikator Sebelum Sesudah

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1. Pengenalan

Umum

Tentang

Perpustakaan

USU.

Pengetahuan

tentang

Perpustakaan

USU.

YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK 53 49 51,9% 48,0% 100 2 98% 1,9%

(40)

53 responden (51,9%) menyatakan bahwa mereka sudah mengetahui tentang perpustakaan USU sedangkan 49 responden (48,0%) menyatakan mereka tidak mengetahui tentang perpustakaan USU. Hal ini disebabkan karena pada umumnya Mahasiswa yang mengikuti program orientasi pengenalan sistem perpustakaan sudah memiliki pengetahuan tentang apa itu Perpustakaan USU.

Sementara itu,setelah program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan selesai diadakan. sebanyak 100 responden (98%) menyatakan bahwa mereka sudah semakin mengetahui tentang perpustakaan USU, sedangkan 2 responden (1,9%) menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui tentang perpustakaan USU.

Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa terjadi peningkatan terhadap pengetahuan mahasiswa yang mengikuti program orientasi sebesar 46,1% terhadap mahasiswa yang mengikuti program orientasi pengenalan sistem perpustakaan

4.1.2 Sejarah Perpustakaan USU

Salah satu materi yang diberikan pada saat program orientasi berlangsung adalah Sejarah dari Perpustakaan USU yang juga menjadi salah satu indikator pertanyaan dalam kuesioner penelitian. Hal ini perlu diketahui oleh peserta orientasi agar mereka dapat memahami bagaimana awal berdirinya Perpustakaan USU itu sendiri.

Pendapat responden terhadap pengetahuan tentang sejarah Perpustakaan USU dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :

Tabel-4 Sejarah Perpustakaan USU

No Variabel Indikator Sebelum Sesudah

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1. Pengenalan

Umum

Tentang

Perpustakaan

USU.

Pengetahuan

tentang sejarah

Perpustakaan

USU.

(41)

Dari tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa dari 102 responden, pada saat sebelum program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan berlangsung sebanyak 97 responden (95%) menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui tentang sejarah perpustakaan USU sedangkan 5 responden (4,9%) menyatakan mereka mengetahui tentang sejarah perpustakaan USU. Sementara itu, sesudah program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan selesai diadakan sebanyak 95 responden (93,1%) menyatakan bahwa mereka mengetahui tentang sejarah Perpustakaan USU sedangkan 7 responden (6,8%) menyatakan mereka tidak mengetahui sejarah Perpustakaan USU.

Dengan demikian berdasarkan tabel 4 dapat diinterpretasikan bahwa terjadi peningkatan sebesar (88,2%) tentang sejarah Perpustakaan USU terhadap pengetahuan responden yang mengikuti program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan. Hal ini dikarenakan sebelum mengikuti orientasi,responden sama sekali belum mengetahui tentang sejarah perpustakaan USU dan setelah mendapatkan penjelasan yang terperinci, responden menjadi paham dan mengetahui bagaimana sejarah dari Perpustakaan USU.

4.1.3 Visi dan Misi Perpustakaan USU

Setiap perpustakaan memiliki visi dan misi tentang apa arah tujuan yang harus dicapai kedepannya dalam melaksanakan pelayanan kepada setiap pengguna perpustakaan. Begitu juga dengan Perpustakaan USU, sebagai salah satu pelaksana dari fungsi Tridharma Perguruan Tinggi harus dapat memaparkan visi dan misi Perpustakaan sehingga pengguna mengetahui tujuan dari Perpustakaan USU itu sendiri.

Pendapat responden terhadap visi dan misi Perpustakaan USU dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini :

Tabel-5 Visi dan Misi Perpustakaan USU

No Variabel Indikator Sebelum Sesudah

(42)

Umum

Tentang

Perpustakaan

USU.

Perpustakaan

USU.

15 87 14,7% 85,2% 97 5 95,0% 4,9%

Dari tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa dari 102 responden, pada saat sebelum program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan berlangsung sebanyak 87 responden (85,2%) menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui tentang visi dan misi perpustakaan USU sedangkan 15 responden (4,9%) menyatakan mereka mengetahui tentang visi dan misi perpustakaan USU. Sementara itu, sesudah program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan selesai diadakan sebanyak 97 responden (95,0%) menyatakan bahwa mereka mengetahui visi dan misi dari Perpustakaan USU sedangkan 5 responden (4,9%) menyatakan mereka tidak mengetahui visi dan misi dari Perpustakaan USU.

Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diinterpretasikan bahwa terjadi peningkatan sebesar (80,3%) terhadap responden yang sudah memiliki pengetahuan tentang visi dan misi dari Perpustakaan USU dan penurunan sebesar (80,3%) terhadap responden yang sama sekali tidak mengetahui visi dan misi dari perpustakaan USU.

Hal ini dikarenakan hampir setengah dari responden sangat memahami akan materi visi dan misi Perpustakaan yang diberikan pada saat program orientasi pengenalan sistem perpustakaan berlangsung dan responden dapat menyerap dengan baik akan arah tujuan dari Perpustakaan USU kedepannya.

4.1.4 Jam buka dari Perpustakaan USU

Dalam melayani kebutuhan pengguna, jam buka perpustakaan merupakan faktor yang dapat memberikan kepuasan terhadap pengguna Perpustakaan USU. Oleh karena itu setiap pengguna harus memiliki pengetahuan akan jam buka dari perpustakaan terlebih terhadap pengguna tahun ajaran baru.

(43)

Tabel-6 Jam Buka dari Perpustakaan USU

No Variabel Indikator Sebelum Sesudah

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1. Pengenalan

Dari tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa dari 102 responden, pada saat sebelum program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan berlangsung sebanyak 54 responden (52,9%) menyatakan bahwa mereka mengetahui tentang jam buka dari perpustakaan USU sedangkan 48 responden (47,0%) menyatakan mereka tidak mengetahui jam buka perpustakaan USU. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden sudah sering melakukan kunjungan kePerpustakaan USU dan sudah memahami akan jam buka dari Perpustakaan. Sementara itu, sesudah program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan selesai diadakan sebanyak 100 responden (98%) menyatakan bahwa mereka mengetahui jam buka dari Perpustakaan USU sedangkan 2 responden (1,9%) menyatakan mereka tidak mengetahui jam buka dari Perpustakaan USU.

Berdasarkan tabel 6 diatas dapat diinterpretasikan bahwa terjadi peningkatan sebesar (45,1%) terhadap responden yang sudah mengetahui jam buka dari Perpustakaan USU. Hal ini dikarenakan setelah mendapat penjelasan dan arahan pada saat program orientasi berlangsung, responden lebih memahami akan fasilitas mana saja yang dapat dipergunakan sesuai dengan jam buka dari Perpustakaan USU.

Seluruh fasilitas:

 Senin s.d. Jumat, pukul 08.00-16.00  Sabtu 08.00-13.00

Fasilitas Lantai-1 (Ruang Baca, Koleksi Pinjam Singkat, American

(44)

 Senin s.d. Jumat, pukul 08.00-22.00  Sabtu 08.00-18.00

4.1.5 Jumlah Koleksi pada Perpustakaan USU

Setiap mahasiswa USU perlu mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan. Hal ini dikarenakan, pemenuhan koleksi diperpustakaan diperoleh dari dana kemahasiswaan, yang dibayarkan oleh setiap mahasiswa pada saat mereka masuk untuk pertama kalinya diuniversitas dan seberapa banyak koleksi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing mahasiswa.

Pendapat responden terhadap Jumlah koleksi Perpustakaan USU dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :

Tabel-7 Jumlah Koleksi pada Perpustakaan USU

No Variabel Indikator Sebelum Sesudah

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1. Pengenalan

Umum

Tentang

Perpustakaan

USU.

Jumlah

Koleksi

Perpustakaan

USU.

YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK 4 98 3,9% 96% 90 12 88,2% 11,7%

Dari tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa dari 102 responden, pada saat sebelum program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan berlangsung sebanyak 4 responden (3,9%) menyatakan bahwa mereka mengetahui jumlah koleksi dari perpustakaan USU sedangkan 98 responden (96,0%) menyatakan mereka tidak mengetahui jumlah koleksi dari perpustakaan USU. Sementara itu, sesudah program orientasi pengenalan sistem perpustakaan selesai diadakan sebanyak 90 responden (88,2%) menyatakan bahwa mereka mengetahui jumlah koleksi dari Perpustakaan USU sedangkan 12 responden (11,7%) menyatakan mereka tidak mengetahui jumlah koleksi dari Perpustakaan USU.

(45)

penjelasan dan arahan pada saat program orientasi berlangsung, responden lebih memahami apa saja koleksi yang ada pada Perpustakaan USU

4.1.6 Jumlah anggota pada Perpustakaan USU

Anggota perpustakaan merupakan pengguna aktif yang setiap saat memerlukan semua layanan dan fasilitas dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang diinginkannya. Perpustakaan USU sendiri saat ini melayani lebih dari 30.000 orang pengguna yang setiap tahunnya selalu bertambah.

Pendapat responden terhadap Jumlah anggota Perpustakaan USU dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini :

Tabel-8 Jumlah anggota pada Perpustakaan USU

No Variabel Indikator Sebelum Sesudah

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1. Pengenalan

Umum

Tentang

Perpustakaan

USU.

Jumlah

Anggota

Perpustakaan

USU.

YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK 1 101 0,9% 99% 90 12 88,2% 11,7%

Dari tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa dari 102 responden, pada saat sebelum program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan berlangsung sebanyak 1 orang responden (0,9%) menyatakan bahwa mereka mengetahui jumlah anggota pada perpustakaan USU sedangkan 101 responden (99%) menyatakan mereka tidak mengetahui jumlah koleksi pada perpustakaan USU. Sementara itu, sesudah program orientasi pengenalan sistem perpustakaan selesai diadakan sebanyak 90 responden (88,2%) menyatakan bahwa mereka mengetahui jumlah koleksi dari Perpustakaan USU sedangkan 12 responden (11,7%) menyatakan mereka tidak mengetahui jumlah koleksi dari Perpustakaan USU

(46)

anggota perpustakaan saat ini. Namun setelah mendapatkan materi orientasi, responden menjadi akan banyaknya pengguna perpustakaan. Hal ini dikarenakan setelah mendapat penjelasan dan arahan pada saat program orientasi berlangsung, responden lebih memahami akan fasilitas mana saja yang dapat dipergunakan sesuai dengan jam buka dari Perpustakaan USU

4.2 Pengenalan terhadap denah Perpustakaan USU

Materi yang tidak kalah pentingnya yang diberikan pada saat program orientasi pengenalan sistem Perpustakaan USU adalah materi pengenalan terhadap denah perpustakaan yang meliputi pengetahuan tentang lokasi gedung perpustakaan, letak pintu masuk, lokasi ruang baca pada gedung perpustakaan, lokasi layanan referensi, lokasi layanan digital, dan lokasi layanan KPS Hal ini menjadi sangat penting dibahas karena sering sekali terjadi salah pemahaman akan letak setiap layanan pada perpustakaan sehingga pengguna cenderung menjadi bingung ketika memasuki gedung Perpustakaan USU. Setiap indikator dari Variabel pengenalan terhadap denah Perpustakaan USU akan disajikan dalam bentuk tabel analisis yang menyajikan besar jawaban YA dan TIDAK dan besar persentase dari setiap jawaban YA dan persentase dari jawaban TIDAK.

4.2.1 Lokasi Gedung Perpustakaan USU

Lokasi Perpustakaan USU menempati sebuah gedung berlantai empat seluas sekitar 6.090 meter persegi yang terletak di tengah-tengah kampus. Letak yang sangat strategis seperti ini memudahkan pengguna untuk menjangkau perpustakaan, sehingga mahasiswa dengan fleksibel dan dapat kapan saja mengunjungi perpustakaan tanpa mempertimbangkan waktu dan jarak tempuh.

Pendapat responden terhadap Lokasi gedung Perpustakaan USU dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini :

Tabel-9 Lokasi Gedung Perpustakaan USU

No Variabel Indikator Sebelum Sesudah

Gambar

Tabel-1 Kisi-Kisi Check list
Tabel-2 Tabel Analisis Data
Tabel-3 Pengetahuan Tentang Perpustakaan USU
Tabel-4 Sejarah Perpustakaan USU
+7

Referensi

Dokumen terkait