EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) MENGGUNAKAN
MEDIA SIMULASI PhET DAN AKTIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
FITRI MAWADDAH LUBIS NIM. 8136176014
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Fitri Mawaddah Lubis. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Menggunakan Media Simulasi Phet Dan Aktivitas Terhadap Hasil Belajar Siswa. Tesis Medan. Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT menggunakan simulasi PhET dan pembelajaran konvensional, menganalisis perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki aktivitas tinggi dan aktivitas rendah, serta mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat aktivitas siswa dalam mempengaruhi hasil belajar fisika siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Tritech Informatika Medan. Adapun tes yang digunakan untuk memperoleh data adalah dalam bentuk pilihan ganda. Uji persyaratan telah dilakukan berupa normalitas dan homogenitas, yang diperoleh hasil bahwa data normal dan homogen. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisi ANAVA dua jalur. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa aktivitas tinggi dan rendah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan Simulasi PhET adalah 88 dan 84,24, sedangkan siswa dengan pembelajaran konvensional adalah 76 dan 64,28. Sehingga diperoleh besar peningkatan hasil belajar siswa yakni 64,41%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Hasil belajar fisika antara siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan media simulasi PhET lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil belajar fisika antara siswa yang memiliki aktivitas belajar Tinggi lebih baik dibandingkan dengan aktivitas belajar rendah. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan media simulasi PhET dan tingkat aktivitas belajar dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Berinteraksi berarti pada satu sisi berpengaruh sedangkan disisi lain tidak berpengaruh.
ii
ABSTRACT
Fitri Mawaddah Lubis. Effects of Cooperative Learning Model Type NHT (Numbered Heads Together) Using Simulation Media Phet And Activities Toward Student Results. Thesis Medan. Physical Education Studies Graduate Program, State University of Medan, 2015.
This study aimed to analyze the differences in learning outcomes of students taught by cooperative learning model NHT using simulation PhET and conventional learning, analyzing the differences in learning outcomes of students who have high activity and low activity, as well as the interaction between learning model with the level of student activity in influencing the outcome students learn physics. This research is a quasi experimental. The population in this study were students of class X SMK Tritech Informatika Medan. The tests were used to obtain the data is in the form of multiple choice. Test requirements have been carried out in the form of normality and homogeneity, which showed that the normal data and homogeneous. The data were analyzed using ANOVA analysis of two paths. The results showed that: The physics learning outcomes of students who use cooperative learning model NHT using PhET simulations media is better than students who use conventional learning models. The physics learning outcomes of students who have high learning activities is better than students who have Low learning activities. There is an interaction between cooperative learning model NHT PhET simulations using the media and the level of learning activity in influencing student learning outcomes. Interacting means on one side effect while on the other hand has no effect.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbil`alamin, terlebih dahulu penulis panjatkan puji dan
syukur Kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan, serta Shalawat dan Salam kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW.
Tesis yang berjudul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
(Numbered Heads Together) Menggunakan Media Simulasi Phet Dan Aktivitas Terhadap Hasil Belajar Siswa.”disusun untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan pada Program Studi pendidikan Fisika di Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak
Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika
sekaligus dosen pembimbing I dan Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S. selaku
dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran
kepada penulis sejak awal sampai selesainya penyusunan tesis ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S, M.M selaku
Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana UNIMED sekaligus
narasumber, Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si, dan Ibu Dr. Eva Marlina Ginting,
M.Si, sebagai narasumber yang telah memberikan masukan dan saran-saran
mulai perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan tesis ini. Terimakasih
juga kepada Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur
Program Pascasarjana UNIMED dan Seluruh pegawai Pascasarjana UNIMED
v
penyelesaian tesis ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.
Suprianto selaku kepala sekolah SMK Tritech Informatika Medan yamg telah
memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
Teristimewa penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
Ayahanda H. Efendi Lubis dan Ibunda Hj. Arbaiyah yang terus memberikan
motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan tesis ini, juga kepada
Kakanda Diyah Sakinah Lubis, S.Pd dan Adinda-adindaku Ahmad Syuhada
Lubis, Fattah Maulana Lubis, dan Almarhum Adindaku Aulia Rahman Lubis yang
selalu memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis dalam
menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.
Tak lupa juga ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Sahabat
seperjuangan Kelas B-1 Eksekutif angkatan XXIII Program Studi Magister
Pendidikan Fisika, juga kepada Kakanda yuli, Kakanda bambang, deby, adinda
annisa yang telah memberikan dorongan, semangat, motivasi dan do`a dalam
penyelesaian tesis ini.
Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat untuk kemajuan
ilmu pengetahuan dan memberikan inspirasi bagi pembaca baik hanya sebagai
bahan bacaan ataupun yang ingin melakukan penelitian lanjutan.
Medan, Juli 2015
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan ... i
Abstrak ... ii
Abstract ... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... vii
Daftar Gambar ... ix
Daftar Lampiran ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 7
1.3 Batasan Masalah... 8
1.4 Rumusan Masalah ... 8
1.5 Tujuan Penelitian ... 9
1.6 Manfaat Penelitian ... 9
1.7 Defenisi Operasional ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 12
2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran ... 12
2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif ... 13
2.1.2.1 Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif ... 14
2.1.2.2 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif ... 17
2.1.2.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 19
2.1.2.4 Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif ... 20
2.1.2.5 Prinsip Reaksi Model Pembelajaran Kooperatif ... 21
2.1.2.6Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ... 22
2.1.3 Simulasi Physic Education Technology (PhET) ... 24
2.1.4 Aktivitas Belajar... 26
2.1.5 Hasil Belajar ... 27
2.2. Penelitian Terdahulu ... 29
2.3 Kerangka Konseptual ... 31
2.4 Hipotesis Penelitian ... 35
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ... 36
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 36
3.3 Variabel Penelitian... 36
3.4 Jenis dan Desain Penelitian ... 36
3.5 Prosedur Penelitian ... 38
vii
3.6.1 Validitas Tes... 40
3.6.2 Uji Reliabilitas ... 41
3.6.3 Lembar Observasi ... 42
3.7 Teknik Analisa Data ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian... 50
4.1.1. Deskripsi Data Pretes ... 50
4.1.1.1 Uji Normalitas ... 51
4.1.1.2 Uji Homogenitas ... 52
4.1.1.3 Uji Kesamaan (Uji-t) ... 52
4.1.2. Pemberian Perlakuan Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 53
4.1.3. Deskripsi Data Postes ... 55
4.1.3.1 Uji Normalitas ... 56
4.1.3.3Uji Homogenitas ... 58
4.1.3.3 Uji Anava 2 Jalur ... 58
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Saran ... 71
viii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Perbandingan Empat Model dalam Pembelajaran
Kooperatif ... 16
Tabel 2.2. Fase Model Pembelajaran Kooperatif ... 17
Tabel 2.3. Penelitian Terdahulu ... 29
Tabel 3.1. Rancangan Desain Penelitian ... 37
Tabel 3.2 Desain Penelitian Anava ... 37
Tabel 3.3 Spesifikasi Tes Hasil Belajar Fisika Materi Elastisitas dan Hukum Hooke ... 40
Tabel 3.4 Tabel Reliabilitas Tes ... 42
Tabel 3.5 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa... 43
Tabel 3.6 Analisis Varians Dua Jalur ... 48
Tabel 4.1 Data Pretes Siswa ... 50
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes ... 51
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Pretes ... 52
Tabel 4.4 Uji t Kemampuan Kognitif ... 53
Tabel 4.5 Data Postes Siswa ... 55
Tabel 4.6 Hasil Belajar Aktivitas Tinggi dan Rendah ... 56
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Postes ... 57
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Data Pretes ... 58
Tabel 4.9 Statistik Anava ... 58
Tabel 4.10 Output Perhitungan Anava 2 Jalur ... 59
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Contoh Simulasi Dalam Program PhET... 25
Gambar 3.1 Skema Rancangan penelitian ... 39
Gambar 4.1 Grafik Uji Normalitas Data Pretes ... 52
Gambar 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 54
Gambar 4.3 Grafik Uji Normalitas Data Pretes ... 57
Gambar 4.4 Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 65
Gambar 4.5 Hasil Belajar Siswa Aktivitas Tinggi dan Rendah ... 67
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I ... 73
Lampiran 1b. Bahan Ajar I... 80
Lampiran 1c. Lembar Kerja Siswa I ... 83
Lampiran 2a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II ... 85
Lampiran 2b. Bahan Ajar II ... 93
Lampiran 2c. Lembar Kerja Siswa II ... 96
Lampiran 3a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III ... 98
Lampiran 3b. Bahan Ajar III ... 105
Lampiran 3c. Lembar Kerja Siswa III... 107
Lampiran 4. Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar ……… . 109
Lampiran 5. Tes Hasil Belajar………. ... 117
Lampiran 6 Perhitungan Validitas Tes ... 120
Lampiran 7 Perhitungan Reliabilitas Tes ... 122
Lampiran 8 Deskriptor Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 123
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 125
Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 126
Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 127
Lampiran 12 Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 128
Lampiran 13 Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 129
Lampiran 14 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ... 130
Lampiran 15 Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol ... 131
Lampiran 16 Hasil Belajar Siswa Aktivitas Tingkat Rendah dan Tinggi Kelas Eksperimen ... 132
Lampiran 17 Hasil Belajar Siswa Aktivitas Tingkat Rendah dan Tinggi Kelas Kontrol ... 133
Lampiran 18 Uji Normalitas ... 134
Lampiran 19 Uji Homogenitas ... 138
Lampiran 20 Uji Hipotesis Data Pretes ... 139
Lampiran 21 Uji Anava Dua Jalur ... 140
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin
kelangsungan hidup Bangsa dan Negara, karena pendidikan merupakan sarana
yang paling tepat untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya
manusia. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2006).
Sejalan dengan fungsi pendidikan nasional tersebut maka sangat penting untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Kualitas pendidikan yang masih rendah di Indonesia menjadi bahan
pembicaraan pemerintah maupun masyarakat Indonesia. Berbagai usaha
dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu Pendidikan antara lain dengan
melakukan perubahan kurikulum pendidikan, meningkatkan mutu pengajaran dan
perbaikan sarana dan prasarana. Sebahagian pendidik beranggapan bahwa belajar
adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji
dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian
biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu
menyebutkan kembali secara lisan (Verbal) sebagian besar informasi yang
2
memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan
membaca dan menulis. Berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan
merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu memperlihatkan
keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti
hakikat, dan tujuan keterampilan tersebut. Dalam konteks kemampuan tersebut,
maka hendaknya sebagai tenaga pendidik harus mampu bekerja secara profesional
dengan mencapai tujuan pembelajaran, baik secara umum yaitu semua pelajaran
di sekolah maupun secara khusus yakni pelajaran IPA atau Fisika.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Seperti yang dikemukakan oleh wahyana (dalam Trianto,
2008 : 61) bahwa : ”Sains adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara
sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala
alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi
oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Fisika (salah satu bidang IPA) merupakan mata pelajaran yang
mengharuskan siswa memahami, mengerti serta mengaplikasikannya dalam
kehidupan nyata. Selama ini siswa cenderung hanya menerima pengetahuan yang
disampaikan oleh guru, kurang berani mengemukakan ide atau pendapatnya
sendiri. Hal ini dapat menghambat kemampuan berpikir siswa, padahal proses
pembelajaran fisika menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir dan
3
tersebut sehingga terbentuk pengetahuan baru dalam individu. Pembelajaran siswa
aktif hanya akan muncul apabila siswa diberikan motivasi dan juga fasilitas.
Berdasarkan Hasil Angket yang diberikan kepada siswa SMK Tritech
Informatika Medan banyak siswa yang mengganggap bahwa fisika itu merupakan
pelajaran yang sulit dipahami karena siswa banyak menjumpai
persamaan-persamaan fisika sehingga pelajaran fisika diidentikkan dengan angka dan rumus.
Bagi siswa yang mempunyai kemampuan matematika rendah maka konsep dan
prinsip fisika menjadi sulit dipahami dan dicerna oleh kebanyakan mereka.
Melalui survey awal juga diperoleh bahwa model yang digunakan guru selama ini
dalam mengajarkan materi/topik Fisika juga kurang bervariasi, masih
menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada guru, yang menyebabkan
rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran fisika.
Melalui pengalaman peneliti sebagai guru, minat siswa dalam mengikuti
pelajaran Fisika di sekolah tidak seperti mengikuti pelajaran lainnya. Bagi siswa
yang mempunyai kemampuan matematika rendah maka konsep dan prinsip Fisika
menjadi sulit dipahami dan dicerna oleh kebanyakan mereka. Hal ini berdampak
pada rendahnya minat serta pemahaman konsep untuk belajar Fisika yang
mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Masalah ini merupakan salah satu
masalah klasik yang kerap dijumpai oleh para guru Fisika di sekolah. Hal lain
juga ditemukan bahwa penyelesaian soal yang memiliki banyak variasi, dimana
saat variasi tersebut berubah, maka akan menciptakan kekeliruan siswa dalam
menyelesaikan soal yang diberikan guru.
Masalah lain yang juga menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa
4
mata pelajaran Fisika. Dalam mengajarkan fisika, guru cenderung menggunakan
model pembelajaran yang berpusat pada guru misalnya metode ceramah,
pemberian tugas, dan pekerjaan rumah (PR), penggunaan media juga hanya
terbatas berupa penggunaan gambar, sehingga siswa tidak berperan aktif dalam
proses pembelajaran. Hal ini sangat bertentangan dengan fisika yang
membutuhkan peran aktif siswa untuk memahami konsep-konsep fisika.
Pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam proses
pembelajaran merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa. Jika peran guru sangat mempengaruhi hasil belajar tersebut maka model
yang dilaksanakan guru saat mengajar perlu untuk di kembangkan. Model
pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk melaksanakan
proses pembelajaran, atau suatu format serta rentetan proses pembelajaran yang
dilaksanakan guru di dalam kelas (Joyce, 2009). Format tersebut dikatakan suatu
model yang di dalamnya terdapat beberapa metode yang sesuai untuk dipakai
dalam pembelajaran misalnya model kooperatif yang dibagi dalam
kelompok-kelompok saling berdiskusi pada materi yang diajarkan.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda-beda.
Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2009:15), pembelajaran kooperatif adalah suatu
model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok
heterogen. Dalam menyelesaikan tugas dengan kelompoknya, setiap anggota
5
materi pelajaran. Dalam pembelajaran Kooperatif, belajar dikatakan belum selesai
jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa bentuk atau tipe
seperti kooperatif Jigsaw, NHT, STAD dan lain sebagainya. Salah satu model
pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah kooperatif tipe NHT.
Model pembelajaran ini menekankan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam melihat kembali bahan yang
tercakup dalam suatu pembelajaran dan memeriksa pemahaman siswa mengenai
isi pelajaran tersebut serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
Kelebihan model kooperatif tipe NHT adalah setiap siswa menjadi siap
dalam belajar, siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh dan dapat
bertukar pikiran denan siswa lain sehingga mendorong untuk meningkatkan
semangat kerja sama. Model ini dapat diberikan pada semua mata pelajaran dan
pada berbagai tingkatan usia.
Hasil penelitian Hanum (2012) menyimpulkan bahwa model pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT efektif meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Fisika
siswa. Hasil penelitian Susanti (2010) pada materi Pokok Kalor di kelas VII
semester II SMP Negeri 7 Medan didapatkan hasil bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dimana dari nilai
pretes diperoleh 33,13 dan nilai postes sebesar 73,83. Demikian juga hasil
penelitian Sihotang (2009) pada materi pokok Hukum Newton di SMA Negeri 1
6
meningkatkan hasil belajar siswa dimana dari nilai pretes diperoleh 46,41 dan
nilai postes sebesar 78,46.
Selain penggunaan model pembelajaran yang tepat, pemilihan media
pembelajaran juga diperhatikan. Salah satu contoh simulasi virtual adalah simulasi
Physics Education Technology (PhET). Simulasi interaktif PhET Colorado merupakan media simulasi interaktif yang menyenangkan dan berbasis penemuan
(research based) yang berupa software dan dapat digunakan untuk memperjelas konsep-konsep fisis atau fenomena yang akan diterangkan yang merupakan
ciptaan dari komunitas sains PhET Project di University of Colorado, USA
(PhET.colorado.edu ). Pilihan ini didasari pertimbangan bahwa: (1) simulasi PhET merupakan media pembelajaran interaktif yang dapat menyediakan kesempatan bagi siswa/mahasiswa untuk mempelajari materi setiap saat, dapat
diulang-ulang sampai memahami konsep, memandu dan menggugah untuk
mengalami proses belajar secara mandiri, memahami gejala-gejala alam melalui
kegiatan ilmiah, dan meniru cara kerja ilmuan dalam menemukan fakta, konsep,
hukum atau prinsip-prinsip fisika yang bersifat invisible; (2) siswa/mahasiswa
pada umumnya telah memiliki fasilitas komputer/laptop untuk mengakses
program simulasi PhET melalui internet; dan (3) keberhasilan hasil penelitian
proses pembelajaran materi fisika melalui simulasi komputer dalam meningkatkan
pemahaman konsep (McKagan : 2008). Simulasi PhET menekankan hubungan
antara fenomena kehidupan nyata dengan ilmu yang mendasari, mendukung
pendekatan interaktif dan konstruktivis, memberikan umpan balik, dan
7
Efek penggunaan media simulasi PhET dalam pembelajaran fisika dapat
dilihat berdasarkan temuan Prihatiningtyas (2013) yang menunjukkan bahwa
implementasi simulasi PhET dan KIT sederhana untuk mengajarkan keterampilan
psikomotor siswa pada pokok bahasan alat optik dapat menuntaskan hasil belajar
psimotor siswa. Mutiara (2013) menyimpulkan bahwa penggunaan simulasi Phet
lebih efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada konsep pembiasan
cahaya. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Komyadi (2013)
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inquiry training
menggunakan media simulasi PhET dapat meningkatkan keterampilan proses
sains (aspek psikomotor dan kognitif).
Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian yang relevan agar
dapat meningkatkan hasil belajar Fisika siswa yang selama ini rendah atau masih
dibawah KKM. Dalam hal ini peneliti akan menawarkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT agar meningkatkan aktivitas belajar dan mengangkat hasil
belajar Fisika siswa. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti akan melakukan
penelitian yang berjudul: “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
(Numbered Heads Together) Menggunakan Media Simulasi Phet Dan Aktivitas Terhadap Hasil Belajar Siswa”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar fisika siswa secara umum masih rendah.
8
3. Model pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran masih
dominan model pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga
keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran masih rendah.
4. Media pembelajaran tidak dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran di
kelas.
5. Kemampuan matematika siswa terkait dengan bidang Fisika masih rendah.
6. Tidak tersedianya Laboratorium di sekolah.
7. Siswa menganggap fisika itu sulit dengan banyaknya rumus dan
hitungan-hitungan.
1.3. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi
dibandingkan waktu dan kemampuan peneliti, peneliti merasa perlu memberi
batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisis hasil penelitian ini dapat
dilakukan lebih dalam dan terarah, maka masalah yang dipilih dalam penelitian ini
adalah :
1. Hasil belajar fisika siswa rendah
2. Model pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran masih
dominan model pembelajaran yang berpusat pada guru
3. Media pembelajaran tidak dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran di
kelas
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
9
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajaran Kooperatif tipe NHT menggunakan media simulasi PhET
dan pembelajaran konvensional?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki aktivitas
rendah dan aktivitas tinggi
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat aktivitas
siswa dalam mempengaruhi hasil belajar fisika siswa?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan
model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT menggunakan simulasi PhET
dan pembelajaran konvensional.
2. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki aktivitas
tinggi dan aktivitas rendah
3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat
aktivitas siswa dalam mempengaruhi hasil belajar fisika siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa, model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT menggunakan
media simulasi PhET dapat memperkuat struktur kognitif siswa berupa
pemahaman terhadap konsep-konsep dan dapat memberi kesempatan
memperkaya pengalaman belajarnya menjadi budaya belajar kelompok
10
2. Bagi guru, penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
menggunakan media simulasi PhET merupakan salah satu model
pembelajaran yang baik digunakan dalam proses belajar mengajar dan
mudah untuk diterapkan dalam pembelajaran.
3. Bagi kelembagaan, penelitian pengembangan inovasi pembelajaran di
sekolah diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru dan dosen dalam
mengatasi masalah-masalah pada proses belajar mengajar khususnya
bidang pembelajaran fisika.
1.7. Defenisi Operasional
a. Kooperatif tipe NHT
Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat
kerja sama mereka. Model kooperatif tipe NHT mempunyai keunggulan
terutama memudahkan pembagian tugas diantara sesama siswa, dimana
siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dan saling terkait
dengan rekan-rekan kelompoknya. Tenik ini bisa digunakan dalam semua
mata pelajaran dan untuk semua tingkatan peserta didik (Lie, 2004).
Numbered Heads Together adalah suatu model belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru
memanggil nomor dari siswa, sehingga siswa mempresentasikan jawaban
11
b. Media Simulasi PhET
Simulasi interaktif PhET Colorado merupakan media simulasi
interaktif yang menyenangkan yang berupa software dan dapat digunakan
untuk memperjelas konsep-konsep fisis atau fenomena yang akan
diterangkan yang merupakan ciptaan dari komunitas sains PhET Project di
University ofColorado, USA (PhET.colorado.edu ). c. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah wujud interaksi siswa
dalam proses pembelajaran. Indikator siswa yang memiliki aktivitas tinggi
adalah keaktifan siswa dalam memperoleh pengetahuannya dalam proses
pembelajaran seperti perhatian siswa terhadap apa yang diajarkan,
kesungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran, keinginannya bertanya dan
hasil belajarnya yang baik.
d. Hasil belajar siswa
Gagne (Suprijono, 2010 : 5), hasil belajar dapat berupa : informasi
verbal, kemampuan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik dan
sikap. Hasil belajar yang digunakan sebagai data dalam penelitian ini
adalah hasil belajar ranah kognitif yang meliputi: mengingat (C1),
memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4),
70 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan diperoleh beberapa
kesimpulan. kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah :
a. Nilai hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT menggunakan media simulasi PhET adalah 83,20
dengan standar deviasi 11,07 sedangkan siswa yang menggunakan model
pembelajaran konvensional adalah 73,06 dan standar deviasi 11,78.
Berdasarkan hasil hipotesis diperoleh bahwa hasil belajar siswa yang
dibelajarkan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik
dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran
konvensional.
b. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang memiliki
aktivitas belajar rendah dengan aktivitas belajar tinggi. Hal ini dapat
dibuktikan dari nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil belajar siswa dengan
aktivitas belajar tinggi lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa
dengan aktivitas rendah.
c. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan Simulasi PhET dan tingkat aktivitas belajar dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Peningkatan rata-rata hasil belajar
pada kelas kontrol lebih besar dibandingkan pada kelas eksperimen. Hal
ini dikarenakan aktivitas siswa lebih dominan dibandingkan model
71
konvensional. Sedangkan pada kelas eksperimen model pembelajaran
yang digunakan lebih dominan berperan dibandingkan aktivitas siswa
dimana pada kelas ini model yang digunakan adalah model pembelajaran
Kooperatif tipe NHT.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran, yaitu :
1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan
media simulasi PhET disarankan lebih memperhatikan dan membimbing
siswa selama bekerja dalam kelompok dengan cara aktif bertanya kepada
tiap siswa tentang apa yang telah dikerjakannya dalam kelompok dengan
begitu siswa akan lebih termotivasi untuk aktif dalam menyelesaikan tugas
kelompok
2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan sebelum memulai proses
pembelajaran, terlebih dahulu dijelaskan kepada siswa bagaimana
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan
media simulasi PhET. Sehingga pada saat pelaksanaan pembelajaran para
siswa sudah mengerti apa yang akan dilakukan dan tidak menyita waktu
untuk fase-fase pembelajaran lain.
3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan ada langkah Penomoran, siswa dalam
satu kelompok tidak harus terdiri dari 5 atau 6 orang, karena hal ini
72
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach edisi ke-7. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Bukunola, Bilesanmi. 2012. Effectiveness of Cooperative Learning Strategies on Nigerian Junior Secondary Students’ Academic Achievement in Basic Science. British Journal of Education, Society & Behavioural Science. Vol 2(3) : 307-325.
Cahyani, Mutiara Dwi. 2012. The Effect of PhET Simulation Media on
Improvement of Student’s Achievement In The Concept Of Light Refrection.
Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.
Efendi.R. 2010. “Kemampuan Fisika Siswa Indonesia Dalam TIMSS (Trend Of International On Mathematics And Science Study)”Prosiding Seminar Fisika 2010 (Online). http:/www.fi.itb.ac.id
Hanum, Faridah. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Smp Negeri 18 Medan. Vol 1 : 38.
Ho, Fui Fong. 2007. Cooperative Learning NHT : exploring its effectivenessin the physics classroom. Asia-Pasific forum on scienceLearning and Teaching.
Vol 8 : 2
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Joyce, B. 2009. Model-model Pembelajaran. Yokyakarta : Pustaka Pelajar.
Komyadi. 2014. Penerapan Media Simulasi PhET (Physics Education
Technology) Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa pada Fase Pengumpulan Data Percobaan dan Mengolah Serta Merumuskan Suatu Penjelasan
dalam Model Pembelajaran Inquiry Training di SMA Negeri 5 Takengon.
Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.
Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta : Gramedia.
Manurung, Rosa B.. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
73
McKagan, S.B; Perkins, M., Dubson, C., Malley, S., Reid, R., LeMaster., & Wiemna, C.E. (2008). Developing and Researching PhET Simulation for
Teaching Quantum Mechanics. Physics Education Technology Journal.
Perkins, Katherine, Wendy Adams, Michael Dubson, Noah Finkelstein, Sam Reid, and Carl Wieman, and Ron LeMaster. 2006. PhET: Interactive Simulations for Teaching and Learning Physics. Vol. 44 : 18-21.
Prihatiningtyas, S. 2013. Imlementasi Simulasi PhET dan Kit Sederhana untuk Mengajarkan Keterampilan Psikomotor Siswa pada Pokok Bahasan Alat Optik. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, UNNES, Semarang.
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Sihotang, Ebtan. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hokum Newton di SMA
Negeri 1 Air Putih T.P 2009/2010, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.
Susanti, Elji. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor di Kelas VII
Semester II SMP Negeri 7 Medan T.P 2010/2011, Skripsi, FMIPA
UNIMED, Medan.
Sudjana. 2005. Metoda Statistik. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sutikno, M. Sobry, 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok : Holistica.
Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas, Surabaya : Cerdas Pustaka Publisher.
Tran, Van Dat. 2014. The Effects of Cooperative Learning on the Academic Achievement and Knowledge Retention. International Journal of Higher Education. Vol 3 : 2