• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) MENGGUNAKAN MEDIA SIMULASI PHET DAN AKTIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) MENGGUNAKAN MEDIA SIMULASI PHET DAN AKTIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) MENGGUNAKAN

MEDIA SIMULASI PhET DAN AKTIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

FITRI MAWADDAH LUBIS NIM. 8136176014

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Fitri Mawaddah Lubis. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Menggunakan Media Simulasi Phet Dan Aktivitas Terhadap Hasil Belajar Siswa. Tesis Medan. Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT menggunakan simulasi PhET dan pembelajaran konvensional, menganalisis perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki aktivitas tinggi dan aktivitas rendah, serta mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat aktivitas siswa dalam mempengaruhi hasil belajar fisika siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Tritech Informatika Medan. Adapun tes yang digunakan untuk memperoleh data adalah dalam bentuk pilihan ganda. Uji persyaratan telah dilakukan berupa normalitas dan homogenitas, yang diperoleh hasil bahwa data normal dan homogen. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisi ANAVA dua jalur. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa aktivitas tinggi dan rendah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan Simulasi PhET adalah 88 dan 84,24, sedangkan siswa dengan pembelajaran konvensional adalah 76 dan 64,28. Sehingga diperoleh besar peningkatan hasil belajar siswa yakni 64,41%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Hasil belajar fisika antara siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan media simulasi PhET lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil belajar fisika antara siswa yang memiliki aktivitas belajar Tinggi lebih baik dibandingkan dengan aktivitas belajar rendah. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan media simulasi PhET dan tingkat aktivitas belajar dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Berinteraksi berarti pada satu sisi berpengaruh sedangkan disisi lain tidak berpengaruh.

(5)

ii

ABSTRACT

Fitri Mawaddah Lubis. Effects of Cooperative Learning Model Type NHT (Numbered Heads Together) Using Simulation Media Phet And Activities Toward Student Results. Thesis Medan. Physical Education Studies Graduate Program, State University of Medan, 2015.

This study aimed to analyze the differences in learning outcomes of students taught by cooperative learning model NHT using simulation PhET and conventional learning, analyzing the differences in learning outcomes of students who have high activity and low activity, as well as the interaction between learning model with the level of student activity in influencing the outcome students learn physics. This research is a quasi experimental. The population in this study were students of class X SMK Tritech Informatika Medan. The tests were used to obtain the data is in the form of multiple choice. Test requirements have been carried out in the form of normality and homogeneity, which showed that the normal data and homogeneous. The data were analyzed using ANOVA analysis of two paths. The results showed that: The physics learning outcomes of students who use cooperative learning model NHT using PhET simulations media is better than students who use conventional learning models. The physics learning outcomes of students who have high learning activities is better than students who have Low learning activities. There is an interaction between cooperative learning model NHT PhET simulations using the media and the level of learning activity in influencing student learning outcomes. Interacting means on one side effect while on the other hand has no effect.

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil`alamin, terlebih dahulu penulis panjatkan puji dan

syukur Kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Magister Pendidikan, serta Shalawat dan Salam kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW.

Tesis yang berjudul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

(Numbered Heads Together) Menggunakan Media Simulasi Phet Dan Aktivitas Terhadap Hasil Belajar Siswa.”disusun untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan pada Program Studi pendidikan Fisika di Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak

Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika

sekaligus dosen pembimbing I dan Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S. selaku

dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran

kepada penulis sejak awal sampai selesainya penyusunan tesis ini. Ucapan

terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S, M.M selaku

Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana UNIMED sekaligus

narasumber, Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si, dan Ibu Dr. Eva Marlina Ginting,

M.Si, sebagai narasumber yang telah memberikan masukan dan saran-saran

mulai perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan tesis ini. Terimakasih

juga kepada Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur

Program Pascasarjana UNIMED dan Seluruh pegawai Pascasarjana UNIMED

(7)

v

penyelesaian tesis ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.

Suprianto selaku kepala sekolah SMK Tritech Informatika Medan yamg telah

memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

Teristimewa penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada

Ayahanda H. Efendi Lubis dan Ibunda Hj. Arbaiyah yang terus memberikan

motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan tesis ini, juga kepada

Kakanda Diyah Sakinah Lubis, S.Pd dan Adinda-adindaku Ahmad Syuhada

Lubis, Fattah Maulana Lubis, dan Almarhum Adindaku Aulia Rahman Lubis yang

selalu memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis dalam

menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.

Tak lupa juga ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Sahabat

seperjuangan Kelas B-1 Eksekutif angkatan XXIII Program Studi Magister

Pendidikan Fisika, juga kepada Kakanda yuli, Kakanda bambang, deby, adinda

annisa yang telah memberikan dorongan, semangat, motivasi dan do`a dalam

penyelesaian tesis ini.

Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat untuk kemajuan

ilmu pengetahuan dan memberikan inspirasi bagi pembaca baik hanya sebagai

bahan bacaan ataupun yang ingin melakukan penelitian lanjutan.

Medan, Juli 2015

Penulis

(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Batasan Masalah... 8

1.4 Rumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

1.7 Defenisi Operasional ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 12

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran ... 12

2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

2.1.2.1 Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif ... 14

2.1.2.2 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif ... 17

2.1.2.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 19

2.1.2.4 Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif ... 20

2.1.2.5 Prinsip Reaksi Model Pembelajaran Kooperatif ... 21

2.1.2.6Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ... 22

2.1.3 Simulasi Physic Education Technology (PhET) ... 24

2.1.4 Aktivitas Belajar... 26

2.1.5 Hasil Belajar ... 27

2.2. Penelitian Terdahulu ... 29

2.3 Kerangka Konseptual ... 31

2.4 Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ... 36

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

3.3 Variabel Penelitian... 36

3.4 Jenis dan Desain Penelitian ... 36

3.5 Prosedur Penelitian ... 38

(9)

vii

3.6.1 Validitas Tes... 40

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 41

3.6.3 Lembar Observasi ... 42

3.7 Teknik Analisa Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian... 50

4.1.1. Deskripsi Data Pretes ... 50

4.1.1.1 Uji Normalitas ... 51

4.1.1.2 Uji Homogenitas ... 52

4.1.1.3 Uji Kesamaan (Uji-t) ... 52

4.1.2. Pemberian Perlakuan Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 53

4.1.3. Deskripsi Data Postes ... 55

4.1.3.1 Uji Normalitas ... 56

4.1.3.3Uji Homogenitas ... 58

4.1.3.3 Uji Anava 2 Jalur ... 58

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran ... 71

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Perbandingan Empat Model dalam Pembelajaran

Kooperatif ... 16

Tabel 2.2. Fase Model Pembelajaran Kooperatif ... 17

Tabel 2.3. Penelitian Terdahulu ... 29

Tabel 3.1. Rancangan Desain Penelitian ... 37

Tabel 3.2 Desain Penelitian Anava ... 37

Tabel 3.3 Spesifikasi Tes Hasil Belajar Fisika Materi Elastisitas dan Hukum Hooke ... 40

Tabel 3.4 Tabel Reliabilitas Tes ... 42

Tabel 3.5 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa... 43

Tabel 3.6 Analisis Varians Dua Jalur ... 48

Tabel 4.1 Data Pretes Siswa ... 50

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes ... 51

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Pretes ... 52

Tabel 4.4 Uji t Kemampuan Kognitif ... 53

Tabel 4.5 Data Postes Siswa ... 55

Tabel 4.6 Hasil Belajar Aktivitas Tinggi dan Rendah ... 56

Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Postes ... 57

Tabel 4.8 Uji Homogenitas Data Pretes ... 58

Tabel 4.9 Statistik Anava ... 58

Tabel 4.10 Output Perhitungan Anava 2 Jalur ... 59

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Contoh Simulasi Dalam Program PhET... 25

Gambar 3.1 Skema Rancangan penelitian ... 39

Gambar 4.1 Grafik Uji Normalitas Data Pretes ... 52

Gambar 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 54

Gambar 4.3 Grafik Uji Normalitas Data Pretes ... 57

Gambar 4.4 Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 65

Gambar 4.5 Hasil Belajar Siswa Aktivitas Tinggi dan Rendah ... 67

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I ... 73

Lampiran 1b. Bahan Ajar I... 80

Lampiran 1c. Lembar Kerja Siswa I ... 83

Lampiran 2a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II ... 85

Lampiran 2b. Bahan Ajar II ... 93

Lampiran 2c. Lembar Kerja Siswa II ... 96

Lampiran 3a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III ... 98

Lampiran 3b. Bahan Ajar III ... 105

Lampiran 3c. Lembar Kerja Siswa III... 107

Lampiran 4. Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar ……… . 109

Lampiran 5. Tes Hasil Belajar………. ... 117

Lampiran 6 Perhitungan Validitas Tes ... 120

Lampiran 7 Perhitungan Reliabilitas Tes ... 122

Lampiran 8 Deskriptor Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 123

Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 125

Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 126

Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 127

Lampiran 12 Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 128

Lampiran 13 Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 129

Lampiran 14 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ... 130

Lampiran 15 Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol ... 131

Lampiran 16 Hasil Belajar Siswa Aktivitas Tingkat Rendah dan Tinggi Kelas Eksperimen ... 132

Lampiran 17 Hasil Belajar Siswa Aktivitas Tingkat Rendah dan Tinggi Kelas Kontrol ... 133

Lampiran 18 Uji Normalitas ... 134

Lampiran 19 Uji Homogenitas ... 138

Lampiran 20 Uji Hipotesis Data Pretes ... 139

Lampiran 21 Uji Anava Dua Jalur ... 140

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

kelangsungan hidup Bangsa dan Negara, karena pendidikan merupakan sarana

yang paling tepat untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

manusia. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2006).

Sejalan dengan fungsi pendidikan nasional tersebut maka sangat penting untuk

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Kualitas pendidikan yang masih rendah di Indonesia menjadi bahan

pembicaraan pemerintah maupun masyarakat Indonesia. Berbagai usaha

dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu Pendidikan antara lain dengan

melakukan perubahan kurikulum pendidikan, meningkatkan mutu pengajaran dan

perbaikan sarana dan prasarana. Sebahagian pendidik beranggapan bahwa belajar

adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji

dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian

biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu

menyebutkan kembali secara lisan (Verbal) sebagian besar informasi yang

(14)

2

memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan

membaca dan menulis. Berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan

merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu memperlihatkan

keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti

hakikat, dan tujuan keterampilan tersebut. Dalam konteks kemampuan tersebut,

maka hendaknya sebagai tenaga pendidik harus mampu bekerja secara profesional

dengan mencapai tujuan pembelajaran, baik secara umum yaitu semua pelajaran

di sekolah maupun secara khusus yakni pelajaran IPA atau Fisika.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. Seperti yang dikemukakan oleh wahyana (dalam Trianto,

2008 : 61) bahwa : ”Sains adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara

sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi

oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Fisika (salah satu bidang IPA) merupakan mata pelajaran yang

mengharuskan siswa memahami, mengerti serta mengaplikasikannya dalam

kehidupan nyata. Selama ini siswa cenderung hanya menerima pengetahuan yang

disampaikan oleh guru, kurang berani mengemukakan ide atau pendapatnya

sendiri. Hal ini dapat menghambat kemampuan berpikir siswa, padahal proses

pembelajaran fisika menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir dan

(15)

3

tersebut sehingga terbentuk pengetahuan baru dalam individu. Pembelajaran siswa

aktif hanya akan muncul apabila siswa diberikan motivasi dan juga fasilitas.

Berdasarkan Hasil Angket yang diberikan kepada siswa SMK Tritech

Informatika Medan banyak siswa yang mengganggap bahwa fisika itu merupakan

pelajaran yang sulit dipahami karena siswa banyak menjumpai

persamaan-persamaan fisika sehingga pelajaran fisika diidentikkan dengan angka dan rumus.

Bagi siswa yang mempunyai kemampuan matematika rendah maka konsep dan

prinsip fisika menjadi sulit dipahami dan dicerna oleh kebanyakan mereka.

Melalui survey awal juga diperoleh bahwa model yang digunakan guru selama ini

dalam mengajarkan materi/topik Fisika juga kurang bervariasi, masih

menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada guru, yang menyebabkan

rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran fisika.

Melalui pengalaman peneliti sebagai guru, minat siswa dalam mengikuti

pelajaran Fisika di sekolah tidak seperti mengikuti pelajaran lainnya. Bagi siswa

yang mempunyai kemampuan matematika rendah maka konsep dan prinsip Fisika

menjadi sulit dipahami dan dicerna oleh kebanyakan mereka. Hal ini berdampak

pada rendahnya minat serta pemahaman konsep untuk belajar Fisika yang

mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Masalah ini merupakan salah satu

masalah klasik yang kerap dijumpai oleh para guru Fisika di sekolah. Hal lain

juga ditemukan bahwa penyelesaian soal yang memiliki banyak variasi, dimana

saat variasi tersebut berubah, maka akan menciptakan kekeliruan siswa dalam

menyelesaikan soal yang diberikan guru.

Masalah lain yang juga menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa

(16)

4

mata pelajaran Fisika. Dalam mengajarkan fisika, guru cenderung menggunakan

model pembelajaran yang berpusat pada guru misalnya metode ceramah,

pemberian tugas, dan pekerjaan rumah (PR), penggunaan media juga hanya

terbatas berupa penggunaan gambar, sehingga siswa tidak berperan aktif dalam

proses pembelajaran. Hal ini sangat bertentangan dengan fisika yang

membutuhkan peran aktif siswa untuk memahami konsep-konsep fisika.

Pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam proses

pembelajaran merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa. Jika peran guru sangat mempengaruhi hasil belajar tersebut maka model

yang dilaksanakan guru saat mengajar perlu untuk di kembangkan. Model

pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk melaksanakan

proses pembelajaran, atau suatu format serta rentetan proses pembelajaran yang

dilaksanakan guru di dalam kelas (Joyce, 2009). Format tersebut dikatakan suatu

model yang di dalamnya terdapat beberapa metode yang sesuai untuk dipakai

dalam pembelajaran misalnya model kooperatif yang dibagi dalam

kelompok-kelompok saling berdiskusi pada materi yang diajarkan.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan sejumlah siswa

sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda-beda.

Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2009:15), pembelajaran kooperatif adalah suatu

model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok

heterogen. Dalam menyelesaikan tugas dengan kelompoknya, setiap anggota

(17)

5

materi pelajaran. Dalam pembelajaran Kooperatif, belajar dikatakan belum selesai

jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa bentuk atau tipe

seperti kooperatif Jigsaw, NHT, STAD dan lain sebagainya. Salah satu model

pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah kooperatif tipe NHT.

Model pembelajaran ini menekankan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam melihat kembali bahan yang

tercakup dalam suatu pembelajaran dan memeriksa pemahaman siswa mengenai

isi pelajaran tersebut serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling

membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

Kelebihan model kooperatif tipe NHT adalah setiap siswa menjadi siap

dalam belajar, siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh dan dapat

bertukar pikiran denan siswa lain sehingga mendorong untuk meningkatkan

semangat kerja sama. Model ini dapat diberikan pada semua mata pelajaran dan

pada berbagai tingkatan usia.

Hasil penelitian Hanum (2012) menyimpulkan bahwa model pembelajaran

Kooperatif Tipe NHT efektif meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Fisika

siswa. Hasil penelitian Susanti (2010) pada materi Pokok Kalor di kelas VII

semester II SMP Negeri 7 Medan didapatkan hasil bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dimana dari nilai

pretes diperoleh 33,13 dan nilai postes sebesar 73,83. Demikian juga hasil

penelitian Sihotang (2009) pada materi pokok Hukum Newton di SMA Negeri 1

(18)

6

meningkatkan hasil belajar siswa dimana dari nilai pretes diperoleh 46,41 dan

nilai postes sebesar 78,46.

Selain penggunaan model pembelajaran yang tepat, pemilihan media

pembelajaran juga diperhatikan. Salah satu contoh simulasi virtual adalah simulasi

Physics Education Technology (PhET). Simulasi interaktif PhET Colorado merupakan media simulasi interaktif yang menyenangkan dan berbasis penemuan

(research based) yang berupa software dan dapat digunakan untuk memperjelas konsep-konsep fisis atau fenomena yang akan diterangkan yang merupakan

ciptaan dari komunitas sains PhET Project di University of Colorado, USA

(PhET.colorado.edu ). Pilihan ini didasari pertimbangan bahwa: (1) simulasi PhET merupakan media pembelajaran interaktif yang dapat menyediakan kesempatan bagi siswa/mahasiswa untuk mempelajari materi setiap saat, dapat

diulang-ulang sampai memahami konsep, memandu dan menggugah untuk

mengalami proses belajar secara mandiri, memahami gejala-gejala alam melalui

kegiatan ilmiah, dan meniru cara kerja ilmuan dalam menemukan fakta, konsep,

hukum atau prinsip-prinsip fisika yang bersifat invisible; (2) siswa/mahasiswa

pada umumnya telah memiliki fasilitas komputer/laptop untuk mengakses

program simulasi PhET melalui internet; dan (3) keberhasilan hasil penelitian

proses pembelajaran materi fisika melalui simulasi komputer dalam meningkatkan

pemahaman konsep (McKagan : 2008). Simulasi PhET menekankan hubungan

antara fenomena kehidupan nyata dengan ilmu yang mendasari, mendukung

pendekatan interaktif dan konstruktivis, memberikan umpan balik, dan

(19)

7

Efek penggunaan media simulasi PhET dalam pembelajaran fisika dapat

dilihat berdasarkan temuan Prihatiningtyas (2013) yang menunjukkan bahwa

implementasi simulasi PhET dan KIT sederhana untuk mengajarkan keterampilan

psikomotor siswa pada pokok bahasan alat optik dapat menuntaskan hasil belajar

psimotor siswa. Mutiara (2013) menyimpulkan bahwa penggunaan simulasi Phet

lebih efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada konsep pembiasan

cahaya. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Komyadi (2013)

menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inquiry training

menggunakan media simulasi PhET dapat meningkatkan keterampilan proses

sains (aspek psikomotor dan kognitif).

Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian yang relevan agar

dapat meningkatkan hasil belajar Fisika siswa yang selama ini rendah atau masih

dibawah KKM. Dalam hal ini peneliti akan menawarkan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT agar meningkatkan aktivitas belajar dan mengangkat hasil

belajar Fisika siswa. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti akan melakukan

penelitian yang berjudul: “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

(Numbered Heads Together) Menggunakan Media Simulasi Phet Dan Aktivitas Terhadap Hasil Belajar Siswa”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar fisika siswa secara umum masih rendah.

(20)

8

3. Model pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran masih

dominan model pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga

keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran masih rendah.

4. Media pembelajaran tidak dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran di

kelas.

5. Kemampuan matematika siswa terkait dengan bidang Fisika masih rendah.

6. Tidak tersedianya Laboratorium di sekolah.

7. Siswa menganggap fisika itu sulit dengan banyaknya rumus dan

hitungan-hitungan.

1.3. Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi

dibandingkan waktu dan kemampuan peneliti, peneliti merasa perlu memberi

batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisis hasil penelitian ini dapat

dilakukan lebih dalam dan terarah, maka masalah yang dipilih dalam penelitian ini

adalah :

1. Hasil belajar fisika siswa rendah

2. Model pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran masih

dominan model pembelajaran yang berpusat pada guru

3. Media pembelajaran tidak dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran di

kelas

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

(21)

9

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran Kooperatif tipe NHT menggunakan media simulasi PhET

dan pembelajaran konvensional?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki aktivitas

rendah dan aktivitas tinggi

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat aktivitas

siswa dalam mempengaruhi hasil belajar fisika siswa?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan

model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT menggunakan simulasi PhET

dan pembelajaran konvensional.

2. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki aktivitas

tinggi dan aktivitas rendah

3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat

aktivitas siswa dalam mempengaruhi hasil belajar fisika siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT menggunakan

media simulasi PhET dapat memperkuat struktur kognitif siswa berupa

pemahaman terhadap konsep-konsep dan dapat memberi kesempatan

memperkaya pengalaman belajarnya menjadi budaya belajar kelompok

(22)

10

2. Bagi guru, penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

menggunakan media simulasi PhET merupakan salah satu model

pembelajaran yang baik digunakan dalam proses belajar mengajar dan

mudah untuk diterapkan dalam pembelajaran.

3. Bagi kelembagaan, penelitian pengembangan inovasi pembelajaran di

sekolah diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru dan dosen dalam

mengatasi masalah-masalah pada proses belajar mengajar khususnya

bidang pembelajaran fisika.

1.7. Defenisi Operasional

a. Kooperatif tipe NHT

Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling

membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat

kerja sama mereka. Model kooperatif tipe NHT mempunyai keunggulan

terutama memudahkan pembagian tugas diantara sesama siswa, dimana

siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dan saling terkait

dengan rekan-rekan kelompoknya. Tenik ini bisa digunakan dalam semua

mata pelajaran dan untuk semua tingkatan peserta didik (Lie, 2004).

Numbered Heads Together adalah suatu model belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru

memanggil nomor dari siswa, sehingga siswa mempresentasikan jawaban

(23)

11

b. Media Simulasi PhET

Simulasi interaktif PhET Colorado merupakan media simulasi

interaktif yang menyenangkan yang berupa software dan dapat digunakan

untuk memperjelas konsep-konsep fisis atau fenomena yang akan

diterangkan yang merupakan ciptaan dari komunitas sains PhET Project di

University ofColorado, USA (PhET.colorado.edu ). c. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah wujud interaksi siswa

dalam proses pembelajaran. Indikator siswa yang memiliki aktivitas tinggi

adalah keaktifan siswa dalam memperoleh pengetahuannya dalam proses

pembelajaran seperti perhatian siswa terhadap apa yang diajarkan,

kesungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran, keinginannya bertanya dan

hasil belajarnya yang baik.

d. Hasil belajar siswa

Gagne (Suprijono, 2010 : 5), hasil belajar dapat berupa : informasi

verbal, kemampuan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik dan

sikap. Hasil belajar yang digunakan sebagai data dalam penelitian ini

adalah hasil belajar ranah kognitif yang meliputi: mengingat (C1),

memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4),

(24)

70 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan diperoleh beberapa

kesimpulan. kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah :

a. Nilai hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT menggunakan media simulasi PhET adalah 83,20

dengan standar deviasi 11,07 sedangkan siswa yang menggunakan model

pembelajaran konvensional adalah 73,06 dan standar deviasi 11,78.

Berdasarkan hasil hipotesis diperoleh bahwa hasil belajar siswa yang

dibelajarkan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik

dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran

konvensional.

b. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang memiliki

aktivitas belajar rendah dengan aktivitas belajar tinggi. Hal ini dapat

dibuktikan dari nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil belajar siswa dengan

aktivitas belajar tinggi lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa

dengan aktivitas rendah.

c. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan Simulasi PhET dan tingkat aktivitas belajar dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Peningkatan rata-rata hasil belajar

pada kelas kontrol lebih besar dibandingkan pada kelas eksperimen. Hal

ini dikarenakan aktivitas siswa lebih dominan dibandingkan model

(25)

71

konvensional. Sedangkan pada kelas eksperimen model pembelajaran

yang digunakan lebih dominan berperan dibandingkan aktivitas siswa

dimana pada kelas ini model yang digunakan adalah model pembelajaran

Kooperatif tipe NHT.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti

mempunyai beberapa saran, yaitu :

1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan

media simulasi PhET disarankan lebih memperhatikan dan membimbing

siswa selama bekerja dalam kelompok dengan cara aktif bertanya kepada

tiap siswa tentang apa yang telah dikerjakannya dalam kelompok dengan

begitu siswa akan lebih termotivasi untuk aktif dalam menyelesaikan tugas

kelompok

2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan sebelum memulai proses

pembelajaran, terlebih dahulu dijelaskan kepada siswa bagaimana

pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan

media simulasi PhET. Sehingga pada saat pelaksanaan pembelajaran para

siswa sudah mengerti apa yang akan dilakukan dan tidak menyita waktu

untuk fase-fase pembelajaran lain.

3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan ada langkah Penomoran, siswa dalam

satu kelompok tidak harus terdiri dari 5 atau 6 orang, karena hal ini

(26)

72

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach edisi ke-7. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Bukunola, Bilesanmi. 2012. Effectiveness of Cooperative Learning Strategies on Nigerian Junior Secondary Students’ Academic Achievement in Basic Science. British Journal of Education, Society & Behavioural Science. Vol 2(3) : 307-325.

Cahyani, Mutiara Dwi. 2012. The Effect of PhET Simulation Media on

Improvement of Student’s Achievement In The Concept Of Light Refrection.

Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Efendi.R. 2010. “Kemampuan Fisika Siswa Indonesia Dalam TIMSS (Trend Of International On Mathematics And Science Study)”Prosiding Seminar Fisika 2010 (Online). http:/www.fi.itb.ac.id

Hanum, Faridah. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Smp Negeri 18 Medan. Vol 1 : 38.

Ho, Fui Fong. 2007. Cooperative Learning NHT : exploring its effectivenessin the physics classroom. Asia-Pasific forum on scienceLearning and Teaching.

Vol 8 : 2

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Joyce, B. 2009. Model-model Pembelajaran. Yokyakarta : Pustaka Pelajar.

Komyadi. 2014. Penerapan Media Simulasi PhET (Physics Education

Technology) Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa pada Fase Pengumpulan Data Percobaan dan Mengolah Serta Merumuskan Suatu Penjelasan

dalam Model Pembelajaran Inquiry Training di SMA Negeri 5 Takengon.

Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta : Gramedia.

Manurung, Rosa B.. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

(27)

73

McKagan, S.B; Perkins, M., Dubson, C., Malley, S., Reid, R., LeMaster., & Wiemna, C.E. (2008). Developing and Researching PhET Simulation for

Teaching Quantum Mechanics. Physics Education Technology Journal.

Perkins, Katherine, Wendy Adams, Michael Dubson, Noah Finkelstein, Sam Reid, and Carl Wieman, and Ron LeMaster. 2006. PhET: Interactive Simulations for Teaching and Learning Physics. Vol. 44 : 18-21.

Prihatiningtyas, S. 2013. Imlementasi Simulasi PhET dan Kit Sederhana untuk Mengajarkan Keterampilan Psikomotor Siswa pada Pokok Bahasan Alat Optik. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, UNNES, Semarang.

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sihotang, Ebtan. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hokum Newton di SMA

Negeri 1 Air Putih T.P 2009/2010, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.

Susanti, Elji. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor di Kelas VII

Semester II SMP Negeri 7 Medan T.P 2010/2011, Skripsi, FMIPA

UNIMED, Medan.

Sudjana. 2005. Metoda Statistik. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sutikno, M. Sobry, 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok : Holistica.

Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas, Surabaya : Cerdas Pustaka Publisher.

Tran, Van Dat. 2014. The Effects of Cooperative Learning on the Academic Achievement and Knowledge Retention. International Journal of Higher Education. Vol 3 : 2

Gambar

Gambar 2.1 Contoh Simulasi Dalam Program PhET.........................

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap siswa. Penilaian yang dilakukan disini adalah penilaian aktivitas dan hasil belajar. Untuk aktivitas, penilaian yang

 Periode pemantauan untuk kualitas udara ambien saat ini di Indonesia belum ada aturannya, namun sebaiknya juga dilakukan 6 bulan sekali untuk melihat pengaruh kualitas udara

PT. Nityasa Idola memiliki izin konsesi pada kawasan hutan yang banyak diklaim sebagai kawasan hutan adat oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu, dalam

Puji syukur ke hadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan barokahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ Sistem Informasi

Penelitian ini berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Berbagai Tanaman Lahan Kering Di Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali” yang bertujuan untuk : (1) mengetahui

Ekstrak etanol rimpang jahe diuji terhadap Staphylococcus aureus untuk mendapatkan konsentrasi yang dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan diameter zona

Untuk Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Sebahagian Sebahagian Sebahagian Sebahagian Syarat-Syarat Syarat-Syarat Syarat-Syarat Syarat-Syarat Guna Guna menyelesaikan Guna

Lampiran 16 Instrumen Lembar Observasi Guru Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Siklus 1 Pertemuan kedua...165. Lampiran 17 Instrumen Lembar Observasi