PENGARUH PEMOTONGAN UMBI BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS BAWANG MERAH
(Allium cepa var. ascalonicum L.)
Oleh: Siti Sekar Wangi NIM 4122220012 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Kisaran Provinsi Sumatera Utara, 09 Pebruari
1995 yang bernama Siti Sekar Wangi. Ibu bernama Yusniati dan Ayah bernama
Abdul Latip, dan merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Pada tahun 2000
penulis memulai pendidikan pertamanya di SD Muhammadiyah Lubuk Palas, dan
lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan pendidikan ke
Madrasah tsanawiyah Alwasliyah 64 Pasar Lembu, dan lulus pada tahun 2009.
Pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan di SMA NEGERI 1 AIR
JOMAN, dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di
Program Studi Biologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
iii
PENGARUH PEMOTONGAN UMBI BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS BAWANG MERAH
(Allium cepa var ascalonicum L.)
Siti Sekar Wangi (4122220012) Email : wsitisekar@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui varietas yang memiliki pertumbuhan dan produksi terbaik dari perlakuan yang diberikan, yang dilaksanakan pada Pebruari 2016 sampai April 2016, di Kebun Percontohan Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja XII, Medan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi bawang merah varietas Brebes, Samosir, Tiron, Biru, dan Crok Kuning. Metode dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor yaitu varietas dan pemotongan umbi bibit. Parameter yang diamati adalah perkecambahan tanaman (hari), tinggi tanaman (cm), jumlah helaian daun (helai), jumlah anakan (buah), bobot basah umbi (gr), bobot kering umbi (gr), warna umbi, dan bentuk umbi. Data yang diperoleh diolah menggunakan analisis varians dan bila nyata atau sangat nyata dengan uji BNt/LSD (Least Significant Difference) pada taraf 0,01 dan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi varietas Crok Kuning pada pemotongan 1/3 bagian umbi (A5B2) dengan jumlah perkecambahan tertinggi 100 %, dan varietas Brebes tanpa pemotongan (A1B0) dengan jumlah perkecambahan terendah 87,5 %. Interaksi varietas Crok Kuning tanpa pemotongan (A5B0) dengan tinggi tanaman tertinggi 28,61 cm, dan varietas Biru pemotongan ¼ bagian umbi (A4B1) dengan tinggi tanaman terendah 17,88 cm. Interaksi varietas Crok Kuning pemotongan 1/3 bagian umbi (A5B2) dengan jumlah helaian daun tertinggi 17,62 helai dan varietas Brebes tanpa pemotongan (A1B0) dengan jumlah helaian daun terendah 8,73 helai. Interaksi varietas Crok Kuning pada pemotongan 1/3 bagian umbi (A5B2) dengan jumlah anakan tertinggi 7,33 buah, dan varietas Brebes tanpa pemotongan (A1B0) dengan jumlah anakan terendah 3,62 buah. Bobot basah umbi per rumpun tertinggi dihasilkan oleh varietas Crok Kuning pemotongan ¼ bagian umbi (A5B1) 26,18 gr dan varietas Samosir tanpa pemotongan (A2B0) dengan bobot umbi basah terendah 7,8 gr. Bobot kering umbi per rumpun tertinggi dihasilkan oleh varietas Crok Kuning pemotongan ¼ bagian umbi (A5B1) 24,2 gr dan varietas Samosir pemotongan 1/3 bagian umbi (A2B2) dengan bobot umbi kering terendah 7,54 gr.
iv
THE EFFECT OF CUTTING SEED BULBS ON THE GROWTH AND PRODUCTION OF FIVE SHALLOT VARIETIES
(Allium cepa var ascalonicum L.)
Siti Sekar Wangi (4122220012) Email : wsitisekar@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to determine which varieties have the best growth and production of the treatment given, which was held on February 2016 until April 2016, at the Kebun Percontohan Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja XII, Medan. The materials used in this study are varieties of shallot bulbs Brebes, Samosir, Tiron, Biru, and Crok Kuning. The method used in this study is a randomized block design (RAK) Factorial with two factors: the variety and cutting of seed bulbs. Parameters measured were plant germination (day), plant height (cm), the number of leaf blade (blade), the number of tillers (pieces), wet weight of bulbs per hill (gr), and the dry weight of bulbs (gr). The data obtained were processed using analysis of variance and if very significant or followed by BNt / LSD (Least Significant Difference) at the level of 0,01 and 0,05. The results showed that the interaction of Crok Kuning varieties on the 1/3 bulbs (A5B2) with the highest germination number 100%, and Brebes varieties on the without cuts (A1B0) with the lowest germination number 87,5%. Interaction varieties of Crok Kuning on the without cuts (A5B0) with the highest plant height of 28,61 cm, and the Biru varieties on the ¼ bulbs (A4B1) with the lowest plant height of 17,88 cm. Interaction varieties of Crok Kuning on the 1/3 bulbs (A5B2) with the highest number of 17,62 pieces of the leaf blade, and the Brebes varieties on the without cuts (A1B0) with the lowest amount of the leaf blade 8,73 strands. Interaction varieties of Crok Kuning on the 1/3 bulbs (A5B2) with the highest number of tillers 7,33 pieces, and the Brebes varieties on the without cuts (A1B0) with the lowest number of tillers 3,62 pieces. Wet weight of bulbs per hill top varieties produced by Crok Kuning varieties on the ¼ bulbs (A5B1) 26,18 gr and the Samosir varieties on the without cuts (A2B0) produce wet weight of bulb per clump 7,8 gr. The heavest weight of dried bulbs produced by Crok Kuning varieties on the ¼ bulbs (A5B1) 24,2 gr and Samosir varieties on the 1/3 bulbs (A2B2) with the lowest weight of dried bulbs 7,54 gr.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
tepat pada waktunya.
Skripsi ini merupakan hasil penelitian penulis yang berjudul “Pengaruh Pemotongan Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Produksi Lima Varietas
Bawang Merah (Alliumcepa var. ascalonicum L.).” Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Pebruari sampai April 2016 di Lahan Percobaan Universitas
Sisingamangaraja XII, Jalan Djamin Ginting Km. 10,5 Medan Tuntungan.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis telah memperoleh banyak
kritik, saran, dan motivasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Dr. Tumiur Gultom, S.P, M.P.,
selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membantu dari segi material dan
non material terhadap penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Dra. Cicik Suryani, M.Si., Bapak Ir. Herkules Abdullah, M.S., dan Bapak Drs.
Nusyirwan, M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak saran
dan masukan dalam perbaikan skripsi ini. Terimakasih kepada Ibu Dr. Melva
Silitonga, M.S., sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., selaku Ketua
Jurusan Biologi, Ibu Dr. Melva Silitonga, M.S., selaku Ketua Program Studi
Biologi Non Kependidikan, serta kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen, beserta
para pegawai di Jurusan Biologi yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Teristimewa ucapan terimakasih untuk keluarga besar penulis yang selalu
memberikan doa dan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini,
yaitu Ayahanda Abdul Latip dan Ibunda Yusniati, Abangda Muliadi, Mpok
Melati, dan Mpok Sri Juwita Handayani, dan yang terkasih Ridho Kiki Nanjar,
serta seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan doa dan kasih
sayang, perhatian, serta dukungannya yang tiada henti kepada penulis secara moril
vi
Terimakasih juga kepada teman-teman terkasih penulis di Biologi
Nondik A dan B 2012, untuk kebersamaan yang terjalin hingga saat ini, terkhusus
untuk Agus Handoko, Quistina Sinaga, Siska Boru Panjaitan, dan Difa Diniandra,
serta rekan-rekan Biologi Nondik A 2014, yang telah memberi bantuan dan
motivasi kepada penulis. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Keluarga
Bang Arif yang telah menerima penulis untuk tinggal bersama selama melakukan
penelitian dan penyelesaian skripsi ini.
Penulis berharap kesediaan pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun bagi penyempurnaan skripsi ini, dan semoga bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta aplikasi dalam kehidupan
bermasyarakat.
Medan, 07 Juni 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Identifikasi Masalah 3
1.3.Batasan Masalah 3
1.4.Rumusan Masalah 3
1.5.Tujuan Penelitian 4
1.6.Manfaat Penelitian 4
1.7.Definisi Operasional 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1.Tanaman Bawang Merah 5
2.2.Morfologi Bawang Merah 6
2.2.1. Akar 6
2.2.2. Batang 6
2.2.3. Daun 6
2.2.4. Bunga 7
2.2.5. Biji 7
2.2.6. Umbi 7
2.3.Varietas Bawang Merah 8
2.3.1. Varietas Brebes 8
2.3.2. Varietas Medan / Samosir 8
2.3.3. Varietas Tiron 8
2.3.4. Varietas Biru 8
2.3.5. Varietas Kuning 9
2.4.Budidaya Bawang Merah 9
2.4.1. Iklim 9
2.4.2. Tanah 10
viii
2.2.4. Air 10
2.5.Pemotongan Umbi Bibit 11
2.6.Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah 11
BAB III METODE PENELITIAN 13
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 13
3.2.Populasi dan Sampel 13
3.3.Alat dan Bahan 13
3.3.1. Alat 13
3.3.2. Bahan 13
3.4.Prosedur Kerja 13
3.5.Rancangan Percobaan 17
3.6.Parameter 19
3.7.Teknik Analisis Data 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24
4.1. Hasil 24
4.1.1. Perkecambahan Tanaman 24
4.1.2. Tinggi Tanaman 34
4.1.3. Jumlah Helai Daun (Helai) 36
4.1.4. Jumlah Anakan (Buah) 38
4.1.5. Bobot Umbi Basah per Rumpun (gr) 40
4.1.6. Bobot Umbi Kering per Rumpun (gr) 41
4.2. Pembahasan 43
4.2.1. Pengaruh Perlakuan Varietas terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Bawang Merah 43
4.2.2. Pengaruh Perlakuan Pemotongan Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Tanaman Bawang Merah 44
4.2.3. Pengaruh Interaksi Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 49
5.1. Kesimpulan 49
5.2. Saran 49
DAFTAR PUSTAKA 50
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Tata Letak Tanaman di Lapangan 18
Gambar 4.1. Diagram Persen Perkecambahan Tanaman (%) pada
Umur 1 HST berdasarkan Varietas Perlakuan Pemotongan 25
Gambar 4.2. Diagram Persen Perkecambahan Tanaman (%) pada
Umur 2 HST berdasarkan Varietas Perlakuan Pemotongan 26
Gambar 4.3. Diagram Persen Perkecambahan Tanaman (%) pada
Umur 3 HST berdasarkan Varietas Perlakuan Pemotongan 27
Gambar 4.4. Diagram Persen Perkecambahan Tanaman (%) pada
Umur 4 HST berdasarkan Varietas Perlakuan Pemotongan 28
Gambar 4.5. Diagram Persen Perkecambahan Tanaman (%) pada
Umur 5 HST berdasarkan Varietas Perlakuan Pemotongan 29
Gambar 4.6. Diagram Persen Perkecambahan Tanaman (%) pada
Umur 6 HST berdasarkan Varietas Perlakuan Pemotongan 30
Gambar 4.7. Diagram Persen Perkecambahan Tanaman (%) pada
Umur 7 HST berdasarkan Varietas Perlakuan Pemotongan 31
Gambar 4.8. Diagram Perkecambahan Tanaman (cm) pada Umur 1-7 HST
berdasarkan Varietas 33
Gambar 4.9. Diagram Batang Perkecambahan Tanaman (cm) pada Umur 1 HST Berdasarkan Interaksi Vrietas dan Pemotongan Umbi
Bibit 34
Gambar 4.10. Diagram Batang Tinggi Tanaman (cm) pada Umur 2-6 MST
berdasarkan Varietas 36
Gambar 4.11. Diagram Batang Jumlah Helaian Daun (helai) pada Umur
2-7 MST berdasarkan Varietas 37
Gambar 4.12. Diagram Batang Jumlah Anakan (buah) pada Umur 3 MST berdasarkan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit 39
Gambar 4.13. Diagram Batang Bobot Umbi Basah per Rumpun (gr) pada
Perlakuan Varietas 41
Gambar 4.14. Diagram Batang Bobot Umbi Kering per Rumpun (gr) pada
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Analisis Varians (ANAVA) 20
Tabel 3.2. Pengamatan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada
Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit 1-7 HST 21
Tabel 3.3. Pengaruh Pemotongan Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Produksi Lima Varietas Bawang Merah (Allium cepa var.
ascalonicum L.) 22
Tabel 4.1. Rataan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (%) pada
Perlakuan Varietas Umur 1 HST 24
Tabel 4.2. Rataan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (%) pada
Perlakuan Varietas Umur 2 HST 26
Tabel 4.3. Rataan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (%) pada
Perlakuan Varietas Umur 3 HST 27
Tabel 4.4. Rataan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (%) pada
Perlakuan Varietas Umur 4 HST 28
Tabel 4.5. Rataan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (%) pada
Perlakuan Varietas Umur 5 HST 29
Tabel 4.6. Rataan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (%) pada
Perlakuan Varietas Umur 6 HST 30
Table 4.7. Rataan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (%) pada
Perlakuan Varietas Umur 7 HST 31
Tabel 4.8. Rataan Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm)
pada Perlakuan Varietas Umur 1-7 MST 32
Tabel 4.9. Rataan Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Interaksi Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 1 MST 33
Tabel 4.10. Rataan Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan
Varietas Umur 2-7 MST 35
Tabel 4.11. Rataan Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) Pada Perlakuan Varietas Umur 2-7 MST 37
Tabel 4.12. Rataan Rataan Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Interaksi Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
xi
Tabel 4.13. Rataan Bobot Umbi Basah per Rumpun Tanaman Bawang
Merah (gr) pada Perlakuan Varietas 40
Tabel 4.14. Rataan Bobot Umbi Basah per Rumpun Tanaman Bawang
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tata Letak Tanaman di Lapangan 53
Lampiran 2. Data Pengamatan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 1 HST 54
Lampiran 3. Sidik Ragam Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 1 HST 54
Lampiran 4. Data Uji BNt/LSD untuk Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan
Umbi Bibit Umur 1 HST 55
Lampiran 5. Data Pengamatan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 2 HST 56
Lampiran 6. Sidik Ragam Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 2 HST 56
Lampiran 7. Data Uji BNt/LSD untuk Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan
Umbi Bibit Umur 2 HST 57
Lampiran 8. Data Pengamatan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 HST 58
Lampiran 9. Sidik Ragam Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 HST 58
Lampiran 10. Data Uji BNt/LSD untuk Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan
Umbi Bibit Umur 3 HST 59
Lampiran 11. Data Pengamatan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 4 HST 60
Lampiran 12. Sidik Ragam Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
xiii
Lampiran 13. Data Uji BNt/LSD untuk Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan
Umbi Bibit Umur 4 HST 61
Lampiran 14. Data Pengamatan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 5 HST 62
Lampiran 15. Sidik Ragam Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 5 HST 62
Lampiran 16. Data Uji BNt/LSD untuk Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan
Umbi Bibit Umur 5 HST 63
Lampiran 17. Data Pengamatan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 6 HST 64
Lampiran 18. Sidik Ragam Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 6 HST 64
Lampiran 19. Data Uji BNt/LSD untuk Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan
Umbi Bibit Umur 6 HST 65
Lampiran 20. Data Pengamatan Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 7 HST 66
Lampiran 21. Sidik Ragam Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 7 HST 66
Lampiran 22. Data Uji BNt/LSD untuk Perkecambahan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan
Umbi Bibit Umur 7 HST 67
Lampiran 23. Data Pengamatan Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 1 HST 68
Lampiran 24. Sidik Ragam Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) padaPerlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 1 HST 68
Lampiran 25. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
xiv
Lampiran 26. Data Pengamatan Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 2 HST 70
Lampiran 27. Sidik Ragam Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 2 HST 70
Lampiran 28. Data Uji BNt/LSD untuk Tiinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 2 HST 71
Lampiran 29. Data Pengamatan Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 3 HST 72
Lampiran 30. Sidik Ragam Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 3 HST 72
Lampiran 31. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 3HST 73
Lampiran 32. Data Pengamatan Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 4 HST 74
Lampiran 33. Sidik Ragam Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 4 HST 74
Lampiran 34. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 4 HST 75
Lampiran 35. Data Pengamatan Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 5 HST 76
Lampiran 36. Sidik Ragam Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 5 HST 76
Lampiran 37. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 5 HST 77
Lampiran 38. Data Pengamatan Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
xv
Lampiran 39. Sidik Ragam Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) padaPerlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 6 HST 78
Lampiran 40. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 6 HST 79
Lampiran 41. Data Pengamatan Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 7 HST 80
Lampiran 42. Sidik Ragam Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 7 HST 80
Lampiran 43. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Perkecambahan Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 7 HST 81
Lampiran 44. Data Pengamatan Tinggi tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 2 MST 82
Lampiran 45. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietasdan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 2 MST 82
Lampiran 46. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 2 MST 83
Lampiran 47. Data Pengamatan Tinggi tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 MST 84
Lampiran 48. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 MST 84
Lampiran 49. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 MST 85
Lampiran 50. Data Pengamatan Tinggi tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 4 MST 86
Lampiran 51. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
xvi
Lampiran 52. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 4 MST 87
Lampiran 53. Data Pengamatan Tinggi tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 5 MST 88
Lampiran 54. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 5 MST 88
Lampiran 55. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 5 MST 89
Lampiran 56. Data Pengamatan Tinggi tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 6 MST 90
Lampiran 57. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 6 MST 90
Lampiran 58. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 6 MST 91
Lampiran 59. Data Pengamatan Tinggi tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 7 MST 92
Lampiran 60. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 7 MST 92
Lampiran 61. Data Uji BNt/LSD untuk Tinggi Tanaman Bawang Merah (cm) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 7 MST 93
Lampiran 62. Data Pengamatan Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 2 MST 94
Lampiran 63. Sidik Ragam Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 2 MST 94
Lampiran 64. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
xvii
Lampiran 65. Data Pengamatan Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 3 MST 96
Lampiran 66. Sidik Ragam Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 MST 96
Lampiran 67. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 3 MST 97
Lampiran 68. Data Pengamatan Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 4 MST 98
Lampiran 69. Sidik Ragam Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 4 MST 98
Lampiran 70. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 4 MST 99
Lampiran 71. Data Pengamatan Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 5 MST 100
Lampiran 72. Sidik Ragam Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 5 MST 100
Lampiran 73. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 4 MST 101
Lampiran 74. Data Pengamatan Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 6 MST 102
Lampiran 75. Sidik Ragam Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 6 MST 102
Lampiran 76. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 6 MST 103
Lampiran 77. Data Pengamatan Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
xviii
Lampiran 78. Sidik Ragam Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 7 MST 104
Lampiran 89. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Helaian Daun Tanaman Bawang Merah (helai) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 7 MST 105
Lampiran 80. Data Pengamatan Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 MST 106
Lampiran 81. Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 3 MST 106
Lampiran 82. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 3 MST 107
Lampiran 83. Data Pengamatan Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 4 MST 108
Lampiran 84. Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 4 MST 108
Lampiran 85. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 4 MST 109
Lampiran 86. Data Pengamatan Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 5 MST 110
Lampiran 87. Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 5 MST 110
Lampiran 88. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 5 MST 111
Lampiran 89. Data Pengamatan Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 6 MST 112
Lampiran 90. Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
xix
Lampiran 91. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 6 MST 113
Lampiran 92. Data Pengamatan Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 7 MST 114
Lampiran 93. Sidik Ragam Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit
Umur 7 MST 114
Lampiran 94. Data Uji BNt/LSD untuk Jumlah Anakan Tanaman Bawang Merah (buah) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit Umur 6 MST 115
Lampiran 95. Data Pengamatan Bobot Basah Umbi Tanaman Bawang Merah (gr) padaPerlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit 116
Lampiran 96. Sidik Ragam Bobot Basah Tanaman Bawang Merah (gr)
pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit 116
Lampiran 97. Data Uji BNt/LSD untuk Bobot Basah Tanaman Bawang Merah (gr) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit 117
Lampiran 98. Data Pengamatan Bobot Kering Umbi Tanaman Bawang Merah (gr) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit 118
Lampiran 99. Sidik Ragam Bobot Kering Tanaman Bawang Merah (gr)
pada Perlakuan Varietas dan Pemotongan Umbi Bibit 118
Lampiran 100. Data Uji BNt/LSD untuk Bobot Kering Tanaman Bawang Merah (gr) pada Perlakuan Varietas dan
Pemotongan Umbi Bibit 119
1
BABBIB PENDAHULUANB B
1.1.BLatarBBelakangBMasalahB
Kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum L.) akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Namun produktivitas bawang merah di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan Negara lain seperti Thailand dan Filipina, yang rata-rata produksinya mencapai 12 ton umbi kering per hektar (Rismunandar dan Nio, 1986). Sementara produksi umbi kering di Nanggroe Aceh Darussalam antara 3 – 5 ton per hektar (Distan NAD, 2008).
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah produksi bawang merah tahun 2013 sebesar 1,011 juta ton atau terjadi kenaikan jumlah produksi bila dibandingkan tahun 2012 sebesar 4,83%, yaitu 964,22 ribu ton. Untuk jumlah produksi bawang merah berdasarkan triwulan tahun 2013 maka pada triwulan I sebesar 242.929 ribu ton, triwulan II 237.753 ribu ton, triwulan III sebesar 299.299 ribu ton, dan triwulan IV 230.792 ribu ton. Pada tahun 2013 produksi bawang merah 1.010.773 ton dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebanyak 22,08 % yaitu 1.233.983 ton. Provinsi yang mengalami perkembangan produksi bawang merah tertinggi pada tahun 2013 terjadi di Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan NTT. Sedangkan, penurunan cukup drastis terjadi di Sumatera Utara, Jambi, Yogyakarta, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah (BPS dan Dirjen Hortikultura, 2015).
2
Tingginya impor bawang merah di Sumatera Utara menunjukkan bahwa kebutuhan akan bawang merah di Sumatera Utara masih jauh di bawah kebutuhan. Negara pengimpor bawang merah ke daerah Sumatera Utara yakni Thailand, India, dan Vietnam. Pada tahun 2013, Sumut mengimpor bawang merah sebanyak 15.684 ton, di tahun 2014 sebanyak 15.684 ton dan di tahun 2015 hingga bulan Mei sebanyak 8.233 ton. (Dinas Pertanian Sumut, 2015) mencatat bahwa hasil panen petani bawang merah Sumut memang belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Kondisi itu akibat kalah cepatnya kenaikan produksi di berbagai sentra pertanian seperti Deliserdang, Langkat, dan Samosir dibandingkan permintaan. Akibat masih kekurangan, pedagang Sumut biasanya memasok dari luar Sumut, terutama dari Jawa, seperti Brebes.
Hal itu membuktikan bahwa kebutuhan akan bawang merah didalam negeri masih tinggi dibandingkan ketersediaannya. Bisa dikatakan bahwa produktivitas bawang merah nasional masih rendah, sedangkan kebutuhan bawang merah secara nasional terus mengalami peningkatan seiring dengan laju pertambahan jumlah penduduk, sehingga perlu dilakukan optimalisasi dalam budidaya bawang merah agar dapat meningkatkan produksi bawang merah salah satunya adalah melalui penyeleksian umbi/bibit (Anonim, 2011).
Seleksi umbi bibit merupakan langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan produksi. Beberapa perlakuan perlu mendapat perhatian setelah umbi dipilih dan siap untuk ditanam. Menurut Jumini (2010), pemotongan yang optimal untuk pertumbuhan dan produksi bawang merah adalah ¼ bagian dari ujung umbi. Namun, pemotongan ini hanya diuji pada satu varietas saja yakni varietas Bangkok.
3
kualitas bawang merah adalah dengan pengembangan bahan tanam bawang merah dari biji yang dikenal dengan nama TSS (True Seed Shallot).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis memandang penting mengangkat kasus di atas ke dalam proposal dengan judul : Pengaruh Pemotongan Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Produksi Lima Varietas Bawang Merah (Allium cepa var. ascalonicum L.).
1.2.BIdentifikasiBMasalahB
Berdasarkan pembahasan latar belakang permasalahan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Tingkat impor bawang merah masih tinggi karena kebutuhan dalam negeri belum tercukupi.
2. Masih rendahnya kualitas dan produktivitas bawang merah lokal.
1.3.BBatasanBMasalahB
Penelitian ini dibatasi pada:
1. Jenis tanaman yang digunakan adalah bawang merah dengan lima varietas lokal Indonesia, yakni varietas Brebes, Samosir, Tiron, Biru, dan Kuning.
2. Pemotongan bagian ujung umbi bibit 5 (lima) varietas bawang merah dengan ukuran yang berbeda.
1.4.BRumusanBMasalahB
Beberapa permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh perbedaan varietas terhadap pertumbuhan dan produksi lima varietas bawang merah?
2. Bagaimana pengaruh pemotongan umbi bibit terhadap pertumbuhan dan produksi lima varietas bawang merah?
4
1.5.BTujuanBPenelitianB
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh varietas dan pemotongan terhadap kecepatan
berkecambah umbi bawang merah.
2. Mengetahui pengaruh perbedaan varietas terhadap pertumbuhan dan produksi lima varietas bawang merah.
3. Mengetahui pengaruh pemotongan umbi bibit terhadap pertumbuhan dan produksi lima varietas bawang merah.
4. Mengetahui interaksi antara varietas dan perlakuan pemotongan umbi bibit terhadap pertumbuhan dan produksi lima varietas bawang merah.
1.6.BManfaatBPenelitianB
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai sumber informasi pertumbuhan 5 (lima) varietas bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum L.) yang diberikan perlakuan pemotongan ujung umbi bibit yaitu varietas Brebes, Samosir, Tiron, Biru, dan Kuning.
2. Sebagai sumber informasi produksi 5 (lima) varietas bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum L.) yang sesuai ukuran pemotongan bagian ujung umbi bibit bagi para petani maupun peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.
1.7.BDefenisiBOperasional B
1. Umbi bibit : umbi yang berasal dari hasil produksi dan digunakan sebagai bibit awal.
2. Pertumbuhan : proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat irreversible (tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel akibat adanya proses pembelahan sel.
3. Produksi : proses mengeluarkan hasil.
49
BABBV
KESIMPULANBDANBSARANB B
5.1.BKesimpulanB
B Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik yang telah dilakkukan maka dipernleh kesimpulan bahwa :
1. Varietas dan pemntnngan umbi berpengaruh nyata terhadap kecepatan perkecambahan. Varietas Crnk Kuning pada pemntnngan 1/3 umbi berkecambah lebih cepat pada umur 1-7 HST.
2. Varietas berpengaruh nyata terhadap kecepatan berkecambah, tinggi tanaman, jumlah helai daun, jumlah anakan, bnbnt basah umbi, dan bnbnt kering umbi. Varietas yang memiliki nilai tertinggi pada seluruh parameter pengamatan adalah Crnk Kuning, diikuti varietas Tirnn, Biru, Samnsir, dan Brebes. 3. Pemntnngan umbi berpengaruh nyata terhadap kecepatan berkecambah, namun
tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah helai daun, jumlah anakan, bnbnt basah umbi, dan bnbnt kering umbi. Pemntnngan 1/3 umbi berkecambah lebih cepat, dibandingkan pemntnngan ¼ umbi, dan tanpa pemntnngan. Sedangkan perlakuan tanpa pemntnngan memiliki nilai tertinggi untuk parameter tinggi tanaman, jumlah helai daun, jumlah anakan, bnbnt basah umbi, dan bnbnt kering umbi.
4. Interaksi varietas dengan pemntnngan umbi berpengaruh nyata terhadap kecepatan berkecambah, tinggi tanaman, dan jumlah anakan. Varietas Crnk Kuning pada pemntnngan 1/3 umbi (A5B2) berkecambah lebih cepat dan memiliki tinggi tanaman terbaik, varietas Tirnn pada pemntnngan ¼ umbi (A4B2) memiliki jumlah anakan terbanyak pada umur 3 MST dan varietas Crnk Kuning pada pemntnngan 1/3 bagian (A5B2) pada umur 7 MST.
5.2.BSaran
50
DAFTAR PUSTAKA
Anonimn, 2011, http:// www.bps.go.id, Produksi Bawang Merah, Diakses 20
September 2015n
Badan Pusat Statistik dan Dirjen Hortikultura Sumuatera Utaran, 2015, Produksi
dan Impor Bawang Merah di Sumatera Utara, diakses dari http://wwwnbpsungonid tanggal 26 September 2015n
Badan Pusat Statistik dan Dirjen Hortikulturan, 2015, Luas Panen, Produksi dan
Produktivitas Bawang Merah, diakses dari http://wwwnbpsngonid tanggal 29 September 2015n
Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (BALITBANG) Pertaniann,
2015, Inovasi Hortikultura Pengungkit Peningkatan Pendapatan Rakyat,
IAARD PRESS, Jakartan
Bangun, En, Mn Nur, HnIn, FnHn Silalahi, dan Jn Alin, 2000, Pengkajian Teknologi
Pemupukan Bawang Merah di Sumatera Utara, Prosiding Seminar Nasional Teknologi Spesifik Lokasi Menuju Desentralisasi Pembangunan
Pertanian,13-14 Maret 2000, Medan, Hlmn 338-342n
Departemen Pertaniann, 2010n Modul diklat tugas dan fungsi penyuluhan pertaniann
http://wwwnpustakandeptanngonidn
Distan NADn, 2008, Informasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Nanggroe Aceh
Darussalam, Provinsi Acehn
Djuariah, Dn dan Sumiati, En, 2003, Perbaikan Teknologi Biji Botani Bawang
Merah dengan Teknik Polinasi Artificia, Laporan hasil Penelitian BALITSAn
Erythrinan, 2013, Pembenihan dan Budidaya Bawang Merah, Seminar Nasional
Inovasi Teknologi Pertanian Mendukung Ketahanan Pangan dan Swasembada Beras Berkelanjutan di Sulawesi Utara, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknoloogi Pertanian, Bogorn
Hadiati, Sn, 2010, Pendugaan Jarak Genetik dan Hubungan Kekerabatan Nanas
Berdasarkan Analisis Isozim, Jurnal Hortikultura Voln 13 Non 2n Hlmn 87-94n
Harjadi, Setyadi, Sn, 2009, Zat Pengatur Tumbuh, PTn Penebar Swadaya, Jakartan
Hidayatn, 2004, Budidaya Bawang Merah, Beberapa Penelitian di Kabupaten
51
Hortikulturan, 2010, Pengenalandan Pengendalian beberapa OPT Benih
Hortikulturan, 36 halamann
Jasmi, Sulistyaningsih, E, dan Indradewan, 2013, Pengaruh Vernalisasi Umbi
terhadap Pertumbuhan, Hasil, dan Pembungaan Bawang Merah (Allium cepa L. aggregatum Group) di Dataran Rendah, Jurnal Ilmu Pertanian Voln 16 Non1n Hlmn 42 – 57n
Jumini, Sufyati, Y, dan Fajri, Nn, 2010, Pengaruh Pemotongan Umbi Bibit dan
Jenis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah, Jurnal Floratek Voln5 Non 1n Hlmn 164-171n
Mayun, In An, 2007, Efek Mulsa Jerami dan Pupuk Kandang Sapi terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah di Daerah Pesisir, Jurnal Agritop Voln 28 Non1n Hlmn 33 - 40n
Putrasmedja, Sn, 2007, Pengaruh Berbagai Macam Bobot Umbi Bibit Bawang
Merah (Allium ascalonicum Ln) yang Berasal dari Generasi Ke Satu terhadap Produksi, Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin” Voln 11 Non1n Hlmn 1-6n
Rapa, Y, Haryati, dan Lisa, Mn, 2012, Respons Pertumbuhan dan Hasil Bawang
Sabrang(Eleutherine Americana Merr.) pada Beberapa Jarak Tanam dan
Berbagai Tingkat Pemotongan Umbi Bibit, Jurnal Online
Agroekoteknologi Voln 1 Non 1n Hlmn 159-171n
Rahayu, E, Berlian, Nn Vn An, 2004, Bawang Merah, PTn Penebar Swadaya, Jakartan
Rukmana, Rn, 2007, Bawang Merah dari Biji, Aneka Ilmu, Semarangn
Rukmana, Rn, 2000, Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen, Kanisius,
Yogyakartan
Samadi, B dan B, Cahyonon, 2005, Intensifikasi Budidaya Bawang Merah,
Kanisius, Yogyakarta, 74 hlmn
Satopo, Litan, 2002, Teknologi Benih, PTn Raja Grafindo Persada, Jakartan
Sudaryanton, 2012, Pengaruh Pemaparan Bunyi “Jangkrik” (Gryllidae)
Termanipulasi pada Peak Frequency (4,43 ± 0,05) 103 Hz terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.), Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakartan
52
Sumarni dan Hidayatn, 2005, Budidaya Bawang Merah, Balai Penelitian Tanaman
Sayuran, Bandung, 22 hlmn
Sumarni dan Hidayatn, 2005, Respon Bawang Merah terhadap Pemupukan Posfat pada Beberapa Tingkat Kesuburan Lahan (status p-tanah), Jurnal Hort,Voln 22 Non2n Hlmn 130-138n
Susanto, Sn, Hartini, Bn, Khumaida, Nn, 2010, Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Stroberi pada Sistem Fertigasi yang Berbeda, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta, IPB, Kumpulan Makalah Seminar Ilmiah Perhoti, ISBN: 978-979-25-1262-5, 460-471n
Suwandi dan Putrasamedja, Sn, 2006, Bawang Merah di Indonesia, BALITSA, Bandungn
Tim Bina Karya Tanin, 2008, Pedoman Bertanam Bawang Merah,Yrama Widia,
Bandungn
Tjitrosoepomo, Gn, 2009, Morfologi Tumbuhan, UGM PRESS, Yogyakartan
Wibowo, Sn, 2009, Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah dan Bawang Bombay,