• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pemberian Dana Pensiun pada Nasabah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Putri Hijau Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pemberian Dana Pensiun pada Nasabah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Putri Hijau Medan"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak masyarakat Indonesia, berlomba-lomba untuk masuk menjadi pegawai negeri dengan tujuan untuk memperoleh pensiun dimasa tuanya. Pensiun merupakan dambaan memperoleh penghasilan setelah berakhir masa kerja seseorang dan dengan masa itu masyarakat masih berfikir bahwa pada usia menjelang pensiun adalah masa yang sudah tidak produktif lagi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pilihan utama mereka terjun ke dunia kerja adalah pegawai negri, karena dengan pegawai negrilah yang dapat memberikan kepastian adanya pensiun.

Menurut Kasmir (2000:307) Pensiun adalah “hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja dalam sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun. Atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan”. Penghasilan dalam hal ini biasanya diberikan dalam bentuk uang dan besarnya tergantung dari peraturan yang telah ditetapkan.

(2)

Perusahaan dana pensiun merupakan perusahaan yang memungut dana dari karyawan suatu perusahaan dan memberikan pendapatan kepada peserta pensiun sesuai perjanjian. Yang artinya bahwa dana pensiun dikelola oleh suatu lembaga dan memungut dana dari pendapatan karyawan suatu perusahaan, kemudian membayarkan kembali dana tersebut dalam bentuk pensiun setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara kedua belah pihak. Sesuai perjanjian dimaksudkan bahwa pensiun dapat diberikan pada saat karyawan tersebut sudah memasuki usia pensiun atau adanya sebab-sebab lain sehingga memperoleh hak untuk mendapatkan dana pensiun.

Pemberian pensiun kepada karyawannya bukan saja hanya memberikan kepastian penghasilan dimasa depan, akan tetapi juga ikut memberikan motivasi bagi para karyawan untuk lebih giat bekerja. Dengan memberikan program jasa pensiun, para karyawan merasa aman terutama bagi mereka yang menganggap pada usia pensiun sudah tidak produktif lagi. Sedangkan bagi sebagian masyarakat yang merasa masih produktif juga akan memberikan motivasi bahwa jasa-jasa mereka masih dihargai oleh perusahaannya.

Menurut Kasmir (2000:306) Dana pensiun adalah “Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun”. Dengan demikian, jelas bahwa yang mengelola dana pensiun adalah perusahaan yang memiliki badan hukum seperti bank umum dan asuransi jiwa. Berkembangnya jasa pensiun sekarang ini telah menarik beberapa lembaga untuk mendirikan dana pensiun. Lembaga dana pensiun merupakan lembaga yang penting dalam sistem “keamanan sosial” di setiap negara. Hal ini disebabkan

(3)

3

pengelolaan dana pensiun jika dilihat dari kaca mata bisnis sangat menguntungkan dan pengelolaan dana pensiun merupakan jaminan sosial hari tua bagi setiap pekerja. Dapat dibayangkan keuntungan yang akan diperoleh tanpa bunga yang kemudian diinvestasikan kembali dalam bentuk berbagai bidang investasi. Dalam siklus perekonomian setiap bangsa dan negara, di dalamnya selalu ada unsur-unsur investasi dan terdapat juga unsur-unsur untuk penciptaan lapangan kerja.

Menurut Achmad (2003:23), Pengelola dana pensiun di Indonesia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengelola negara (BUMN) dan pengelola masyarakat (swasta). Lembaga dana pensiun negara adalah PT. TASPEN, yang mengelola pensiun pegawai negri sipil dan PT.ASABRI, yang mengelola dana pensiun pegawai negeri militer. Oleh karena itu pihak swasta, baik pemberi kerja maupun bukan yang pemberi kerja, diberi izin untuk menyelenggarakan lembaga dana pensiun.

(4)

dimasa depan. Sistem pemberian dana pensiun merupakan suatu hal yang vital dalam pencapaian perekonomian Indonesia yang lebih baik.

Bank BTPN merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang salah satu kegiatan usahanya adalah memberikan dana pensiun bagi nasabahnya terutama bagi karyawan yang sudah tua atau tidak produktif lagi. Dimana hal tersebut memberikan peranan kepastian penghasilan dimasa depan. Serta memberikan motivasi bahwa jasa-jasa mereka masih dihargai oleh Bank BTPN.

Bank BTPN menjalin hubungan kerja sama dengan PT. Taspen dalam pemberian dana pensiun, dimana hal ini ditujukan untuk memperluas kegiatan usahanya dengan tidak hanya memberikan pinjaman dan pemotongan cicilan pinjaman, tetapi juga dapat melaksanakan “Tri Program Taspen”, yaitu Pembayaran Tabungan hari Tua, Pembayaran Jamsostek dan Pembayaran Uang Pensiun. Bank BTPN memiliki aktivitas pelayanan operasional kepada Nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Namun aktivitas utama Bank BTPN adalah tetap mengkhususkan kepada pelayanan bagi para pensiunan dan pegawai aktif, karena target market Bank BTPN adalah para pensiunan.

Menyadari bahwa target market dari Bank BTPN adalah para pensiunan maka diperlukan suatu sistem dan prosedur dalam pemberian dana pensiun. Dimana sistem dan prosedur tersebut merupakan hal yang sangat menentukan sehatnya pengendalian internal dari suatu perusahaan dan tata kerja operasional, sehingga penyempurnaan sistem dan prosedur menjadi upaya yang akan dilakukan secara terus-menerus. Namun standar keberhasilan atau usaha dari penyempurnaan sistem dan prosedur dari suatu pelayanan tersebut harus

(5)

5

diperkirakan, maka penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang sistem pemberian dana pensiun yang dapat menentukan peningkatan dan perkembangan dari suatu perusahaan. Berdasarkan dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Sistem Pemberian Dana Pensiun pada Nasabah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Putri Hijau Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa yang menjadi masalah utama dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah sistem pemberian dana Pensiun yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Putri Hijau Medan kepada nasabahnya?

2. Apakah hambatan yang dihadapi oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Putri Hijau Medan dalam pemberian dana pensiun.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui secara jelas bagaimana sistem pemberian dana pensiun yang dilaksanakan oleh Bank BTPN cabang Putri Hijau Medan serta b. Untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin akan timbul dalam sistem

(6)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, untuk dapat mengetahui aplikasi dari ilmu yang diperoleh secara teoritis dan menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam hal praktek-praktek yang dilakukan perusahaan secara nyata, terutama menyangkut masalah dana pensiun serta guna untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi perusahaan, sebagai sumbangan pemikiran berupa saran-saran bagi pimpinan perusahaan dalam hal dana pensiun dan kondisi yang diperlukan agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi perusahaan serta sebagai bahan masukan bagi yang membutuhkannya.

3. Bagi peneliti lainnya, sebagai bahan referensi yang mungkin diperlukan dalam melakukan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.

(7)
(8)
(9)

3

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrrahim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Sang Mahakasih, Allahu Akbar, Tuhan, Raja dan Sembahan manusia, karena hanya dengan ridho dan rahmatNya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini berjudul “Sistem Pemberian Dana Pensiun Pada Nasabah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Putri Hijau Medan“, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Fakultas Ekonomi Departemen Diploma III Keuangan Universitas Sumatera Utara. Bermodal masalah sederhana dan pengetahuan yang terbatas penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis tercinta, dua insan hebat sepanjang masa, mamaku Juli Hartini dan papaku Brigadir (Pol) Edy Santoso yang selalu memberi dukungan, bimbingan, doa, cinta, peluk dan cium sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Selama proses penyusunan tugas akhir ini penulis banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat dan penghiburan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. DR. Paham Ginting, MSc, selaku Ketua Departemen Diploma III Keuangan dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE., M.Si, selaku Sekretaris Departemen Diploma III Keuangan dan Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.

(10)

ii

4. Ibu Anisah Harahap selaku Supporting Unit Supervisor Bank Tabungan Pensiunan Nasional cabang Putri Hijau Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan riset di perusahaan tersebut. 5. Untuk Bapak Teguh Ivan Riza, Ibu Syafrina, Ibu Indah Nasya dan Yuni di

Bank Tabungan Pensiunan Nasional cabang Putri Hijau Medan yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak masukan yang berartibagi penulis 6. Untuk yang tersayang, adikku Putri Dwi Rinanda dan Aditya Harsan Nugroho,

atas segala doa, sayang, dukungan dan segalanya yang telah mereka berikan kepada penulis selama ini.

7. Untuk kakek dan nenek yang terhebat sepanjang masa H. Amat Ngasori dan Zainidar, Palek Aan-Bulek Siti & kel, Palek Anto-istri, Bulek Titin, Palek Pon-Alm.Bulek Wati, semua palek-bulek, pakde-bukde yang berjasa kepada penulis, buat sayangku Yolanda Elfira yang selalu ada untuk berbagi suka & duka, Nenek Hj.Rosni, Ibu Hj. Arnisah, Te Icik Kamil & kel, yang telah banyak membantu penulis dan menganggap penulis sebagai keluarga.

8. Sahabat-sahabatku Frans, Rio, Rahman, Mulky, Helmi, Rizky, Jaya, Ferry dan semua teman-teman band. Juga untuk Yudha, Dolly, Alex, Anggi, Romy, Hendrico dan semua teman-teman di Keuangan ’06 untuk kebersamaan kita. Buat Irfan, Andi, Kiki Ajo, Adhita, Dedek, Teguh, Firza, Liza, Ayu, Titis, Devi, Zacki, Azmi, Hamzah, Euis, Petra kita punya kenangan bersama.

9. Sobat-sobat dari SMUN 1 Lupa ’06, Fahriza, Romi, Mian, Rendi, Pobe, Derlis, Vieschka, Tiwi, Tami, Bogel, terima kasih atas segalanya dan semua pasukan IPA2 Smunsa ’06 dimanapun berada, kita pernah indah bersama.

Semoga Allah SWT tetap memberikan ridhoNya kepada kita semua.

Medan, 22 Juni 2009

Youldimas Pramana Putra

Nim. 062101138

(11)

5

A. Pihak-pihak yang menjalin hubungan kerja sama ... 24

B. Syarat-syarat dalam pemberian dana pensiun ... 28

C. Sistem Pemberian dana pensiun yang dilakukan ... 29

(12)

iv

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 36 A. Kesimpulan ... 36 B. Saran ... 37 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

7

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 3.1 Dapen yang menjalin hubungan kerja sama

Dengan Bank BTPN cabang Putri Hijau Medan ... 26 Tabel 3.2 Nama-nama dapen, jumlah nasabah dan jumlah

(14)

vi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bank BTPN cabang

Putri Hijau Medan ... 13

(15)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN/INSTITUSI

A. Sejarah Ringkas

Bank BTPN didirikan setelah memperoleh izin operasional dari mentri keuangan RI tanggal 2 Desember 1986. Akan tetapi ditinjau dari sejarah dan operasionalnya, kegiatan bank ini telah ada sejak tahun 1958 yang ketika itu masih bernama “Bank Pegawai Pensiunan Militer” (BAPEMIL) yang didirikan di Bandung pada tanggal 15 Februari 1958. Dengan demikian dari kegiatan operasionalnya, bank BTPN telah lebih dari 40 tahun menjalankan misinya membantu pemerintah dalam meningkatkan perekonomian bangsa Indonesia melalui kegiatan perbankan, khususnya turut meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat pensiunan Indonesia.

Perubahan perkumpulan Bapemil menjadi PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional itu dilakukan untuk memenuhi ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No.14 tahun 1967 tentang pokok-pokok perbankan, dimana menurut Undang-Undang tersebut badan usaha bank itu harus dalam bentuk perseroan terbatas (PT). Dengan demikian sifat usaha perkumpulan Bapemil yang semula berstatus sebagai bank tabungan, dan berubah menjadi status yang baru bank ini telah berhasil mengembangkan operasionalnya secara mengesankan dibandingkan ketika ketika bank ini masih berstatus perkumpulan.

(16)

sehingga mampu memperoleh fungsi operasionalnya, meningkatkan hasil usaha serta mengembangkan wilayah operasionalnya. Apabila tahun 1986 bank ini hanya beroperasi di kota-kota pulau jawa dan sumatera utara, maka sejak tahun 1989 bank BTPN telah mampu melayani nasabahnya. Terutama nasabah pensiunan di kota-kota lainnya di pulau sumatera, kalimantan dan sulawesi.

Diberlakukannya Undang-Undang perbankan No.7 tahun 1992 maka status bank BTPN sebagai bank tabungan telah berubah kembali menjadi bank umum, berdasarkan surat keputusan menteri keuangan RO No. Kep 055/KM. 17/1993 tanggal 22 Maret tentang izin usaha PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional untuk melakukan usaha sebagai bank umum. Dalam kedudukannya sebagai bank umum jangkauan dan sasaran usaha bank BTPN sudah dapat dipastikan kelahiran bank BTPN sebagai bank umum ini adalah sangat berat yaitu pada saat dunia perbankan sedang dalam era globalisasi dan situasi persaingan yang sangat ketat, sedangkan bank lain telah jauh lebih berpengalaman sebagai bank umum. Tentunya ini merupakan tantangan sangat berat bagi manajemen bank BTPN dengan bank lainnya.

Bank BTPN memiliki kesempatan yang luas untuk meningkatkan serta mengembangkan usahanya. Bank ini tetap menjaga komitmennya untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada kaum ekonomi lemah, khususnya dalam rangka membantu pemerintah mempercepat program pengentasan kemiskinan di Indonesia. Konsistensinya bank BTPN dibidang pengentasan kemiskinan telah diwujudkan dengan diraihnya penghargaan tertinggi dari

(17)

9

pemerintah tahun 1993 sebagai salah satu “Bank Pelopor Pengentasan Kemiskinan” di Indonesia.

Kiprah Bank BTPN dalam memberikan layanan jasa perbankan melalui beragam produk perbankan telah mendapatkan kepercayaan dari nasabah dan mitra kerjanya. Ini terbukti dengan pencapaian-pencapaian lain berupa prestasi dan penghargaan dari dalam dan luar negri. Sebagai Bank Swasta Nasional yang semula memiliki status sebagai Bank Tabungan kemudian berganti menjadi Bank Umum pada tanggal 22 Maret 1993, Bank BTPN memiliki aktivitas pelayanan operasional kepada Nasabah, baik simpanan maupun pinjaman.

Aktivitas utama Bank BTPN adalah tetap mengkhususkan kepada pelayanan bagi para pensiunan dan pegawai aktif, karena target market Bank BTPN adalah para pensiunan. Dalam rangka memperluas kegiatan usahanya, Bank BTPN bekerja sama dengan PT Taspen. Sehingga Bank BTPN tidak saja dapat memberikan pinjaman dan pemotongan cicilan pinjaman, tetapi juga dapat melaksanakan “Tri Program Taspen”, yaitu Pembayaran Tabungan hari Tua, Pembayaran Jamsostek dan Pembayaran Uang Pensiun.

FILOSOFI DARI LOGO BARU BANK BTPN

(18)

MISI Bank BTPN

”Menjadi penyedia jasa keuangan retail yang terpilih dan penuh kepedulian di Indonesia”.

VISI Bank BTPN

o

Melaksanakan Good Corporate Governance (GCG)setiap bisnis Bank BTPN

o

Menyediakan beragam produk dan layanan yang sesuai dengan bisnis Bank

BTPN kepada nasabah.

o

Memberikan pengalaman brand yang penuh arti bagi pemangku kepentingan (stakeholders) Bank BTPN setiap saat dimanapun kami berada secara konsisten.

o

Menjamin keamanan, kepercayaan, dan kemudahan akses bagi nasabah Bank BTPN melalui penggunaan teknologi mutakhir di setiap pengoperasian bisnis.

B. Jenis Usaha / Kegiatan

Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) merupakan usaha yang bergerak dibidang perbankan. Bank BTPN memiliki berbagai macam produk dan jasa yang ditawarkan. Produk dan jasa tersebut adalah :

a) Produk Dana 1. Rekening Giro

Rekening giro adalah simpanan bagi nasabah perorangan maupun perusahaan dalam mata uang rupiah atau valuta asing lainnya dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat.

(19)

11

2. Tabungan Citra

Tabungan citra adalah tabungan perorangan dalam mata uang rupiah dan bunga dihitung berdasarkan saldo harian dalam satu bulan takwin.

3. Tabungan Citra Pensiun

Tabungan citra pensiun adalah tabungan yang disediakan oleh Bank BTPN untuk menampung transfer dana dari PT. Taspen dan atau Lembaga Pengelola Pensiun Lainnya untuk setiap pensiunan yang memilih Bank BTPN sebagai tempat pembayaran pensiunannya. 4. Tabungan Citra Plus

5. Deposito Berjangka 6. Sertifikat Deposito b) Produk Kredit

1. Kredit Pensiunan

2. Kredit Pegawai Aktif (Sipil, ABRI, BUMN) 3. Kredit Deposan

4. Kredit Usaha Kecil 5. Kredit Investasi

6. Kredit Umum Lainnya 7. Bank Garansi c) Jasa Layanan Perbankan 1. Kliring

(20)

3. Transfer

4. BTPN cash / ATM (Jaringan ATM Bersama) 5. Voucher

6. Payment Point

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dari suatu perusahaan merupakan landasan bagi beroperasinya perusahaan tersebut untuk mencapai tujuannya. Tanpa adanya struktur organisasi yang baik maka tidak akan tercipta suatu kesatuan dalam tindakan, sehingga sulit untuk beroperasi secara efektif dan efisien. Semakin baik struktur organisasi suatu perusahaan akan semakin terintegrasi sistem operasionalnya dan juga akan terkoordinir dengan baik. Adapun struktur organisasi dari bank BTPN dapat dilihat sebagai berikut :

(21)

13

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Bank BTPN Cabang Putri Hijau Medan

Sumber : Bank BTPN Cabang Putri Hijau Medan Pimpinan Cabang

Kantor Cabang Pembantu

Seksi ADM umum/ Personalia

Seksi Akuntansi Seksi Pembinaan Kredit

Seksi Pemasaran Seksi ADM Kredit

Seksi Kredit Umum

Seksi Jasa Bank Seksi Kredit Pegawai

Sekretaris

Seksi CSO/ Teller

Seksi ADM Pengadaan Dana Seksi Kredit Pensiun

(22)

D. Uraian Tugas/ Job Description

Berikut ini adalah uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk jabatan pada Bank BTPN cabang Putri Hijau Medan adalah sebagai berikut : 1. Pimpinan Cabang

a. Memimpin kantor cabang sesuai dengan tugas pokok.

b. Menyusun anggaran kerja dalam anggaran tahunan bank BTPN cabang Putri Hijau Medan

c. Mengkoordinir pelaksanaan para pekerja pegawai yang menjadi bawahannya.

d. Melakukan hubungan terhadap mekanisme pengawasan kerja pada pegawai

e. Mengadakan hubungan kerjasama yang baik antara bank BTPN dan instansi lain.

2. Sekretaris

Membawahi dan mengatur sub seksi umum. 3. Manager Operasi

a. Menyediakan informasi dan melayai semua jenis nasabah b. Mengeola pengendalian resiko kredit

c. Mengelola kegiatan bank operasional dan mengendalikan likuiditas cabang

d. Mengelola laporan output dan laporan bank BTPN. e. Mengelola administrasi umum, logistik dan kepegawaian.

(23)

15

4. Seksi CSO/Teller

a. Mengatur voucher masuk dan keluar serta mengerjakan voore kapitalisasi dan gabungan rekapitulasi.

b. Mengisi penerimaan nota harian dan bulanan serta membuat perhitungan tunggakan bunga.

c. Bertanggung jawab atas penerimaan keamanan uang tunai dan saldo setiap hari kepada pemimpin cabang.

5. Seksi administrasi dan pengadaan dana

a. Menghitung bunga tabungan dan deposito setiap bulannya.

b. Memeriksa setiap setoran pengambilan terhadap buku nasabah yang ada.

c. Membuat daftar nominatif tabungan dan deposito.

d. Membuat pemindah bukuan bunga deposito setiap jatuh tempo. 6. Seksi jasa bank

Unit ini bertugas membantu pemimpin cabang dalam memasarkan dan mempromosikan produksi-produksi perbankan dan mengadakan pendekatan kepada nasabah serat calon nasabah agar dapat menggunakan semaksimal mungkin produk yang ditawarkan oleh bank.

7. Seksi administrasi kredit

a. Membuat laporan setiap bulan kepada kepala bagian kredit. b. Mengerjakan kredit yang telah dianalisa.

(24)

8. Seksi pembinaan kredit

Seksi ini bertugas sebagai peneliti, pengawas dari kreditur atau calon kreditur dengan melakukan penelitian, wawancara dan analisa penggunaan kredit dengan jenjang waktu yang diberikan atas nominal uang yang dikredit oleh kreditur. Dengan memberikan penjelasan mengenai keefektifan menggunakan kredit tersebut den mengevaluasi dari dana yang dikeluarkan untuk permohonan kredit.

9. Seksi administrasi umum/pers

a. Menyediakan, mengadakan dan menata seluruh kebutuhan barang-barang dan jasa dari perusahaan bank.

b. Mengatur ekspedisi surat-surat dan dokumen keluar.

c. Menata dana, menilai serta mengevaluasi prestasi dan kewajiban karyawan.

d. Menangani kegiatan-kegiatan yang sifatnya rutin dari bank. 10. Seksi akuntansi

a. Mengontrol setiap transaksi yang masuk dan yang keluar setiap hari. b. Mengkoreksi jumlah yang telah dikerjakan oleh juru buku diteruskan

kepada pemimpin cabang.

c. Membuat laporan laba-rugi ke pemimpin cabang dan membuat laporan bulanan ke bank BTPN pusat.

d. Mengerjakan pembayaran pajak setiap bulan. e. Mengerjakan laporan publikasi per semester.

f. Membuat daftar penyusutan aktiva produksi setiap bulan.

(25)

17

11. Manager pemasaran

Manager pemasaran ini bertanggung jawab kepada pimpinan cabang dengan tugas membantu pimpinan cabang dalam mempersiapkan pencapaian target bisnis yang telah ditetapkan pemimpin cabang dalam membina dan mengkoordinasikan unit-unit dan kerja dibawahinya untuk mencapai target yang telah ditetapkan terutama yang berkaitan dengan pemasaran memfungsikan dalam melaksanakan tugas yang sesuai dengan strategi ditetapkan kantor cabang guna mewujudkan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada nasabah.

12. Seksi kredit pensiun

Bertugas mengupayakan perbaikan kredit serta penagihan dan penyelesaian kredit bagian pensiun dengan mengadakan analisa tentang kegunaan dari dan kredit dibawah unit pemasaran dana dan jasa bank. 13. Seksi kredit pegawai

Bertugas untuk mengupayakan pengesahan, penagihan, dan penyelesaian kredit pegawai dengan menganalisa dan mengadakan wawancara pada calon nasabah dan dibawah unit pemasaran dana dan jasa bank.

14. Seksi kredit umum

(26)

15. Seksi pemasaran

a. Memasarkan produk dan jasa perbankan kepada nasabah dan calon nasabah.

b. Mengelola permohonan kredit dan melakukan fleksibilitas pinjaman. c. Membantu kantor besar, wilayah atau cabang lain dibidang pemasaran. d. Melayani dan mengembangkan hubungan dengan nasabah.

e. Melakukan penelitian potensi daerah dan menyusun peta bisnis.

E. Kinerja Usaha Terkini

PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) didirikan pada tahun 1958. Pada tanggal 12 Maret 2008, BTPN secara resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (“BTPN") membukukan kinerja yang positif per akhir 2008, ditunjukkan dengan berbagai parameter keuangan seperti yang tertera dalam Laporan Keuangan 31 Desember 2008. Telah diketahui bahwa kondisi perekonomian pada saat ini cukup dinamis dan menantang, oleh karena itu BTPN bersyukur tetap membukukan pertumbuhan kinerja pada tahun 2008, walaupun pada saat yang bersamaan BTPN juga melaksanakan berbagai investasi infrastruktur dibidang teknologi informasi dan sumber daya manusia, serta meluncurkan bisnis usaha baru pada segmen usaha mikro dan kecil (UMK).

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatat kenaikan laba bersih hingga 36,6% menjadi Rp 211 miliar per 30 Juni 2008. Sementara pertumbuhan kredit tumbuh 42,5% dengan total penyaluran kredit mencapai Rp

(27)

19

9,365 triliun. Pertumbuhan kredit yang tinggi tersebut diikuti dengan kemampuan untuk meningkatkan kualitas kredit yang tercermin dari NPL gross 0,67% dan NPL netto 0,03% per 30 Juni 2008.

Laba operasional BTPN per 30 Juni mencapai Rp 329 miliar atau tumbuh 39,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun BTPN mencapai Rp 11,123 triliun atau meningkat 61,3% dibandingkan posisi 30 Juni 2007 sebesar Rp 6,895 triliun. Rasio-rasio keuangan lain BTPN per 30 Juni 2008 adalah Return on Equity (ROE) sebesar 32,7% dan Return on Asset (besar 5,25%. Sementara itu rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) mencapai ROA) se25,91%.

"Kedepan BTPN akan terus mengkaji berbagai peluang khususnya pada pangsa usaha mikro dan kecil (UMK) yang masih memiliki potensi sangat besar di Indonesia. Untuk itu BTPN akan terus memacu pengembangan infrastruktur di bidang sumber daya manusia (SDM), teknologi informasi, operasional administratif dan manajemen risiko. Masuknya pemegang saham mayoritas baru, Texas Pacific Group Nusantara yang memiliki latar belakang internasional memberikan nilai positif bagi BTPN khususnya terkait dengan penerapan prinsip good corporate governance yakni transparansi, integritas dan meritokrasi yang

menjadi landasan tumbuhnya kinerja perusahaan secara berkesinambungan.

(28)

TPG Nusantara S.a.r.l, dan 27,39% milik publik. Sampai dengan Juni 2008, BTPN telah memiliki 412 kantor, yang terdiri dari kantor pusat, 44 kantor cabang, 74 kantor cabang pembantu, 238 kantor kas, serta 27 payment point dan 24 kas mobil yang tersebar di 23 provinsi.

Terhitung selama 51 tahun, diketahui bahwa BTPN memiliki fokus bisnis di segmen pensiunan, yang merupakan bisnis inti yang telah ditekuni BTPN selama bertahun-tahun. Selain mengembangkan bisnis baru di segmen UMK, BTPN juga senantiasa mengembangkan bisnis pensiunan melalui peningkatan pelayanan serta lebih meningkatkan program tanggung jawab sosial yang berkelanjutan. Sementara terkait dengan pengembangan segmen usaha, mikro dan kecil (UMK) yang saat ini sedang dilakukan, BTPN terpanggil untuk mengembangkan segmen UMK ini untuk memberikan akses pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil serta membuka lapangan kerja khususnya di tengah kondisi ekonomi saat ini. Berdasarkan data, 90% unit usaha di Indonesia masuk dalam kategori UMK.

Penopang pertumbuhan segmen UMK tersebut, dimulai sejak akhir 2008 lalu sampai Maret 2009. BTPN telah membuka 107 cabang BTPN - Mitra Usaha Rakyat (MUR), sehingga total jaringan BTPN menjadi 540, yang tersebar di seluruh Indonesia. Sementara itu dalam rangka pengembangan infrastruktur dan meningkatkan layanan kepada nasabah, BTPN telah melakukan peningkatan kapasitas teknologi informasi sehingga seluruh kantor cabang dan cabang pembantu BTPN kini telah terhubung secara online real time.

(29)

21

Bank BTPN juga melakukan pengembangan sumber daya manusia untuk menopang pertumbuhan usaha. Sampai saat ini BTPN telah merekrut dan melatih 2.200 karyawan baru dan direncanakan sampai dengan akhir 2009 akan direkrut tambahan 6.000 karyawan baru yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia. Pengembangan segmen UMK dan rekrutmen sumber daya manusia di berbagai daerah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pada perekonomian daerah dimana pun cabang BTPN berada.

Bank BTPN membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 1,31 triliun atau meningkat 25,85% dan laba bersih Rp 378,89 miliar atau tumbuh 9,06% selama tahun 2008 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah kredit yang disalurkan sampai akhir 2008 adalah sebesar Rp 10,43 triliun atau meningkat 32,81% dibandingkan dengan per akhir 2007. Sementara rasio kredit bermasalah kotor atau non-performing loan (NPL) gross mengalami penurunan per akhir 2008 menjadi 0,59% dibandingkan dengan posisi per akhir 2007 sebesar 1,31%.

(30)

Adequacy Ratio/CAR) sebesar 23,67 % dan Return on Equity (ROE) sebesar 28,44%.

Mewujudkan aspirasi sebagai bank yang memberikan kontribusi pada pangsa pensiunan dan UMK. BTPN senantiasa menjaga hubungan baik dengan semua stakeholder, khususnya dengan nasabah dan regulator. Pengakuan pihak luar terhadap pencapaian kinerja BTPN tercermin dalam bentuk penghargaan-penghargaan dari lembaga-lembaga terkemuka dan kredibel antara lain:

o "Best Performance Banking 2008" untuk kategori Bank Swasta Menengah, Asian Banking Finance and Informatic (ABFI) Award yang diselenggarakan oleh Perbanas.

o "The Best Bank 2008" untuk kategori Bank Umum dengan aset Rp 1 triliun - Rp 25 triliun, dari Majalah Investor.

o "Golden Trophy Award 2008" karena telah tujuh kali berturut-turut mendapat penghargaan sejak tahun 2002 dengan predikat Bank "Sangat Bagus" untuk kategori Bank dengan kegiatan usaha terfokus pada segmen usaha tertentu dengan modal Rp 100 miliar - Rp 10 triliun, dari Majalah Info Bank.

o "Peringkat pertama InfoBank Award 2008" untuk kategori Bank dengan kegiatan usaha terfokus pada segmen usaha tertentu dengan modal Rp 100 miliar - Rp 10 triliun, dari Majalah InfoBank

o "Banking Efficiency Award 2008" untuk kategori Bank dengan aset Rp 10 triliun - Rp 50 triliun, dari Bisnis Indonesia.

(31)

23

F. Rencana Kegiatan

Rencana pengembangan kegiatan ke depan, Bank BTPN mengembangkan pelatihan yang mengarah kepada peningkatan kompetensi penguasaan industri jasa keuangan, inovatif dalam pengembangan produk dan layanan. Serta menciptakan karyawan yang peduli kepada nasabah dengan memberikan rasa aman, kepercayaan dan kemudahan akses bagi nasabah. Upaya Bank BTPN untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja dilakukan melalui perbaikan kualitas pengelolaan SDM.

(32)

24

Berdasarkan titik tolak atas tinjauan terhadap PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Putri Hijau Medan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Maka selanjutnya penulis akan mencoba untuk menguraikan suatu pembahasan. Dimana dalam hal ini pembahasan tersebut akan lebih difokuskan pada :

1. Dengan pihak-pihak mana saja Bank BTPN menjalin hubungan kerja sama dalam penyaluran dana pensiun.

2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penerimaan dana pensiun. 3. Bagaimana sistem penyaluran dana pensiun yang dilakukan

4. Hambatan-hambatan dalam pemberian dana pensiun

A. Pihak-pihak yang menjalin hubungan kerja sama

Menurut Wahab (2001:44) bahwa suatu perusahaan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya bantuan dari pihak lain. Maka dari itu bank BTPN menjalin hubungan kerja sama dengan pihak lain. Dimana hal itu ditujukan untuk meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Bank BTPN sebagai salah satu bank fokus dalam penyaluran dana pensiunnya bekerja sama dengan PT. Taspen selaku pengelola pensiun. Dimana Bank BTPN dalam hal ini mempunyai fungsi sebagai kantor bayar yang

(33)

25

menyalurkan dana pensiun kepada nasabah dan PT. Taspen sebagai salah satu Kantor Pengelola Pensiun terbesar di Indonesia. Bank BTPN mempunyai 2 (dua) kantor cabang pembantu dan 5 (empat) kantor kas yang berada di wilayah Medan. Dimana kesemua kantor-kantor tersebut berfungsi untuk memberikan atau menyalurkan dana pensiun kepada nasabah, antara lain:

Dua (2) kantor cabang pembantu, yaitu :

a. Binjai

b. Tebing Tinggi Lima (5) kantor kas, yaitu :

a. Lubuk pakam b Belawan c. Kaban jahe

d. Pangkalan brandan e Kisaran

(34)

Tabel 3.1

Dapen yang menjalin hubungan kerja sama dengan Bank BTPN Cabang Putri Hijau Medan

14 Dapen yang menjalin hubungan kerja sama dengan Bank BTPN DAPEN PERTAMINA

DAPEN TELKOM DAPEN PEGADAIAN DAPEN DP4/PELABUHAN

DAPEN PERUM GAS DAPEN PERKEBUNAN

DAPEN PERUMKA DAPEN ANGKASA PURA II

DAPEN BKI

DAPEN PT POS INDONESIA DAPEN JAMSOSTEK

DAPEN PT BNI LIFE DAPEN PERUMNAS DAPEN PEGAWAI TASPEN

Sumber : Bank BTPN cabang Putri Hijau Medan

(35)

27

Tabel 3.2

Nama-nama Dapen, Jumlah Nasabah, dan Jumlah uang yang diberikan oleh Dapen kepada Bank BTPN

Nama-nama Dapen Jumlah nasabah Banyaknya uang PT. TASPEN (PERSERO) 11,194 Rp. 14,746,340,900

DAPEN PERTAMINA 1,220 Rp. 747,705,000

DAPEN TELKOM 405 Rp. 355,439,842

DAPEN PEGADAIAN 10 Rp. 6,278,500

DAPEN DP4/PELABUHAN 85 Rp. 82,567,900

DAPEN PERUM GAS 5 Rp. 4,772,493

DAPEN PERKEBUNAN 1,069 Rp. 410,594,673

DAPEN PERUMKA 1 Rp. 568,552

DAPEN ANGKASA PURA II 4 Rp. 4,876,300

DAPEN BKI 1 Rp. 497,500

DAPEN PT POS INDONESIA 1 Rp. 2,430,000

DAPEN JAMSOSTEK 1 Rp. 1,362,508

DAPEN PT BNI LIFE 1 Rp. 1,060,026

DAPEN PERUMNAS 8 Rp. 6,361,061

DAPEN PEGAWAI TASPEN 2 Rp. 2,478,100

JUMLAH 14,007 Rp.16,373,333,355

Sumber : Bank BTPN cabang Putri Hijau Medan

(36)

B. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pemberian dana pensiun Nasabah yang sudah pensiun yang ingin menerima dana pensiun yang diberikan oleh PT. Taspen, haruslah terlebih dahulu membuka rekening di kantor cabang BTPN Medan. Hal tersebut dikarenakan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi nasabah untuk dapat mengambil tabungan pensiunnya di PT. Taspen dan dengan melalui kerja sama dengan Bank BTPN. Dalam hal ini nasabah wajib membuka rekening, dimana dengan tahapan-tahapan antara lain :

1. Nasabah datang ke BTPN lalu membuka rekening atas nama pribadi dengan menunjukkan identitas diri seperti KTP, SK (surat keterangan dari PT. Taspen) dan bisa juga menunjukkan Karpeg ( Kartu Pegawai).

2. Nasabah melapor ke PT. Taspen untuk melengkapi syarat-syarat pensiunnya, antara lain:

a. Mengisi pembukaan rekening tabungan dana pensiun. b. Melampirkan identitas diri, seperti :

- foto copy KTP

- Kartu Karip ( Kartu Identitas Pensiun).

- Atau pun identitas pensiun yang dikeluarkan lembaga pengelola pensiun lain.

c. Menanda tangani kartu persyaratan.

d. Melampirkan formulir Surat Permohonan Pembayaran Pensiun Rekening (SP3R).

3. PT. Taspen memberikan dana pensiun kepada nasabah berdasarkan data lengkap yang telah dipenuhi di Bank BTPN.

(37)

29

4. Dan untuk pertama kalinya nasabah memperoleh THT (Tabungan Hari Tua) atau juga disebut dengan dana pensiun dari PT. Taspen. Dan selanjutnya dana tersebut akan diberikan oleh Bank BTPN kepada nasabah dengan tidak melalui PT. Taspen lagi. Dengan ketentuan bahwa dana yang diperoleh nasabah dari PT. Taspen harus dibayarkan ke Bank BTPN

C. Sistem pemberian dana pensiun yang dilakukan

Nasabah yang ingin mengambil dana pensiun di kantor cabang Bank BTPN Medan, haruslah mempunyai satu buah nomor rekening. Rekening tersebut dipergunakan nasabah untuk mengambil uang yang akan di transfer oleh Bank BTPN Medan. Setiap nasabah mempunyai nomor rekening masing-masing dan berbeda dengan nasabah yang lain, rekening tersebut dinamakan “Rekening Tabungan Citra Pensiun”.

(38)

Sistem pemberian dana pensiun dapat dilakukan melalui 2 tahap, yaitu : 1. Sistem pemberian dana pensiun dari PT. Taspen ke kantor BTPN

2. Mekanisme sistem pemberian dana pensiun yang dilakukan oleh teller Bank BTPN kepada nasabah.

A. Sistem pemberian dana pensiun dari PT. Taspen ke Bank BTPN, yaitu : 1. Bank BTPN sesuai dengan perjanjian kerja sama pembayaran pensiun

dengan PT. Taspen dan lembaga-lembaga pengelola dana pensiun lain yang menjalin hubungan kerja sama, setiap hari menerima bundel daftar pembayaran pensiun dan disket yang berisi nama dan jumlah rupiah dari masing-masing penerima pensiun.

2. Unit kerja dari dana pensiun harus melakukan pemeriksaan dan pencocokan atas daftar pembayaran pensiun dengan isi disket sebelum dilakukan pendistribusian up-load dan data kedalam sistem komputer. 3. Apabila data-data tersebut tidak cocok maka Bank BTPN segera

menghubungi PT. Taspen setempat dan lembaga pengelola pensiun lainnya untuk penyelesaian secepat mungkin.

4. Apabila telah cocok, bagi kantor yang bertindak sebagai koordinator harus melakukan pendistribusian daftar pembayaran pensiun ke kantor cabang / kantor kas yang berada di bawah koordinasinya.

5. Unit dana pesiun akan melakukan up-load data pensiun dari disket yang diterima ke rekening tabungan dana pensiun dibantu oleh unit EDP (Electronic Data Processing) cabang ke sistem komputer on-line

(39)

31

di kantor pusat dan sebagai back-up up-load juga dilakukan ke sistem komputer lama (non on-line).

6. Dana pensiun yang berupa bilyet giro yang diterima dari PT. Taspen atau lembaga pengelola pensiun lain, harus dicocokkan dengan daftar pembayaran pensiun dan jika telah cocok segera diserahkan dengan tanda terima ke unit kerja jasa bank untuk diproses melalui kliring. 7. Seluruh cabang mengajukan dropping dana untuk pembayaran pensiun

sesuai dengan kebutuhan tunai cabang atau sebesar jumlah yang tercantum pada daftar pembayaran pensiun yang diterima dari PT. Taspen atau lembaga pengelola pensiun lain ke divisi Treasury dan pelaksanaan dropping dilakukan melalui unit kerja sama treasury operation.,

8. Seluruh proses transaksi dibukukan sesuai dengan pos-pos neraca yang telah ditetapkan untuk nasabah.

9. Menyertakan atau melampirkan laporan-laporan yang akan diberikan kepada pimpinan dengan syarat, yaitu :

(40)

b. Laporan-laporan yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan dana pensiun yang dilakukan sesuai dengan perjanjian kerja sama oleh unit kerja tabungan dana pensiun.

B. Mekanisme sistem pemberian dana pensiun yang dilakukan oleh teller Bank BTPN kepada nasabah.

Sistem pembayaran dana pensiun yang dilakukan oleh teller kepada nasabah :

1. Teller menyiapkan uang dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk melayani pembayaran tabungan dana pensiun.

2. Penerima pensiun menyiapkan buku tabungan berikut karip yang akan diserahkan kepada teller dengan sistem antri menunggu giliran yang akan dilayani oleh teller.

3. Teller melakukan proses pembayaran dengan menerima, memeriksa, dan mencocokkan buku tabungan dana pensiun dan karip dari nasabah pensiun.

4. Apabila telah lengkap dan benar, teller melakukan posting ke dalam sistem komputer sesuai dengan menu yang ada pada user manual. 5. Teller mencocokkan data yang ada pada komputer dengan data

tabungan dana pensiun dan karip yang bersangkutan.

6. Setelah cocok, teller melakukan pencetakan bukti atau kwitansi (rangkap 3) pembayaran tabungan dana pensiun yang bersangkutan dan mencetak buku tabungan dana pensiun.

(41)

33

7. Berdasarkan bukti atau kwitansi teller menyiapkan uang tunai sesuai dengan jumlah yang harus dibayarkan.

8. Hitung uang secara terperinci sebelum diserahkan kepada nasabah yang bersangkutan.

9. Teller menyerahkan uang bersama-sama dengan bukti atau kwitansi kepada nasabah dan teller meminta nasabah untuk menghitung uang dan menandatangani bukti atau kwitansi pembayaran sebagai tanda terima.

10. Teller menyerahkan bukti atau kwitansi lembar ke-3 buku tabungan pensiun dan karip kepada nasabah.

11. Teller menyimpan bukti atau kwitansi lembar 1 dan 2 ditempat yang telah disediakan.

12. Apabila dalam pelayanan pembayaran dana pensiun persediaan dalam box teller telah sangat minim dan masih banyak nasabah yang belum menerima dana pensiun, maka teller dapat meminta tambahan uang tunai dari head teller atau antar teller dengan menggunakan atau mengisi formulir teller exchange untuk transaksi tersebut.

13. Teller melakukan posting kedalam sistem komputer sesuai menu komputer.

(42)

PT. Taspen memberikan struk gaji kepada Bank BTPN dan kemudian Bank BTPN memeriksa secara terperinci kepada nasabah mana dana pensiun akan diberikan. Banyaknya dana pensiun yang akan diberikan Bank BTPN kepada nasabah bergantung dari struk gaji yang diberikan oleh PT. Taspen. Penerimaan dana pensiun wajib diambil oleh diri sendiri dan tidak dapat dikuasakan. Kelebihan dari sistem pemberian dana pensiun yang diberikan oleh Bank BTPN kepada nasabah adalah adanya petugas yang mengantar langsung dana pensiun kepada nasabah. Nasabah juga bisa meminjam uang di Bank BTPN berdasarkan struk gaji. Banyaknya uang yang bisa dipinjam nasabah dari Bank BTPN maximal Rp. 100.000.000,00.

D. Hambatan-hambatan dalam pemberian dana pensiun

Adapun hambatan-hambatan dalam pemberian dana pensiun yang dialami oleh Bank BTPN adalah :

1. Surat Kuasa,

Surat kuasa dapat diberikan oleh Bank BTPN kepada nasabah untuk dapat diwakilkan oleh orang lain dikarenakan nasabah yang bersangkutan cacat, lumpuh, sakit ataupun keluar kota. Surat kuasa dari Bank BTPN khusus untuk pemberian dana pensiun harus melalui persetujuan lurah. Masa berlaku dari surat kuasa yang diberikan tersebut adalah 3 bulan terhitung dari mulainya tanggal yang tertera dalam surat kuasa.

(43)

35

2. Memo Instruksi Nasabah

Memo lnstruksi nasabah dapat digunakan bagi nasabah yang tidak membawa buku tabungan dan tanda pengenal lain atau pun nasabah yang bersangkutan sedang tidak berada dalam kota. Memo instruksi digunakan Bank BTPN untuk mentransfer dana yang dibutuhkan nasabah.

3. Masalah dana pensiun yang diterima oleh nasabah.

Dana pensiun yang diterima nasabah tidak sama dengan struk gaji yang diberikan Bank BTPN, kebanyakan hal ini dikarenakan PT. Taspen bisa saja memotong langsung dana pensiun yang akan diberikan oleh nasabah.

4. Pensiun Punah

Pensiun punah atau dengan kata lain tidak terdapatnya lagi ahli waris yang akan diberikan oleh nasabah.

(44)

36 A. Kesimpulan

1. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Putri Hijau Medan menjalin hubungan kerja sama dengan PT. Taspen dan beberapa kantor pengelola pensiun dalam pemberian dana pensiun.

2. Kebijakan sistem pemberian dana pensiun memainkan peranan yang sangat penting dalam pemberian kepastian penghasilan dimasa depan dan sistem pemberian dana pensiun merupakan suatu hal yang vital dalam pencapaian perekonomian Indonesia yang lebih baik.

3. Sistem pemberian dana pensiun pada Bank BTPN cabang Putri Hijau dapat dilakukan dengan 2 tahap, yaitu :

a. Sistem pemberian dana pensiun dari PT. Taspen ke kantor BTPN

b. Mekanisme sistem pemberian dana pensiun yang dilakukan oleh teller Bank BTPN kepada nasabah.

4. Sistem pemberian dana pensiun yang dilakukan Bank BTPN cabang Putri Hijau Medan telah berjalan dengan baik, namun dalam prakteknya pada dunia perbankan, Bank BTPN cabang Putri Hijau Medan tidak terlepas dari masalah-masalah intern dan ekstern.

(45)

37

B. Saran

1. Sebaiknya dalam menjalankan sistem pemberian dana pensiun kepada nasabah, Bank BTPN cabang Putri Hijau Medan haruslah menjalin dan menjaga hubungan kerja sama yang baik dengan kantor-kantor pengelola dana pensiun.

2. Proses pemberian dana pensiun akan selalu dihadapkan pada hal-hal dimasa yang akan datang yang serba tidak pasti. Oleh karena itu Bank BTPN cabang Putri Hijau Medan dituntut untuk memperkirakan kejadian-kejadian yang akan terjadi pada masa-masa yang akan datang, misalnya bagaimana kegiatan pemasaran, bagaimana tingkat perkembangan teknologi dimasa yang akan datang, bagaimana kebijakan pemerintah untuk masa yang akan datang dan sebagainya, dimana semuanya itu harus dapat dirumuskan dan diperkirakan dengan cermat pada saat analisis pemberian dana pensiun.

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, S.E., 2000, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, edisi ke-6, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Rosyid, 2009, Artikel tentang Bank BTPN Medan, diakses tanggal 20 Mei 2009,< http: // www.rosyid.info / search/ label/ 2009 /02/ bank_btpn.html / content = abouts_details & id >

Subianto, Ahmad, 2003, Setelah Pensiun, Penerbit RBI Research, Jakarta.

Wahab, Zulaini, S.H, 2001, Dana Pensiun dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,

(47)

39

Lampiran 1

Contoh surat kuasa yang diberikan Bank BTPN kepada Nasabah

Surat Kuasa

Yang bertanda tangan di bawah ini nama : ...………. NOPEN : ………. PEMBAYARAN PENSIUN No. : ………. Alamat tempat tinggal : ………. karena sakit / telah lanjut usia / bepergian ke 1) ………... (lihat surat keterangan terlampir) dengan ini memberi kuasa untuk menerima pensiun atas nama saya, bulan : ……….. dan menandatangani bukti pembayaran yang bertalian, kepada :

N a m a : ………..

Pekerjaan : ………..

Alamat : ………..

Bukti diri ( KTP/ SIM / C7 1 : No. ………...

………. tgl ………….. 200 ...

Yang dikuasakan 2 Yang memberi kuasa 3 ( Tanda tangan atau cap jempol ( Tanda tangan atau cap jempol

tangan kiri ) tangan kiri )

( ………...) ( ………... )

Diketahui / Disahkan : Lurah / Kepala Desa

(48)

Lampiran 2

Contoh Memo Instruksi Nasabah yang diberikan oleh Bank BTPN

MEMO INSTRUKSI NASABAH ( STANDING INSTRUCTION )

Tanggal ……….……..

Dengan ini kami memohon untuk dilaksanakan hal-hal sebagai berikut : Harap Mendebet

Rekening kami No. : 026.00.002.02 .………. Atas Nama : ……….……….. N O P E N : ………..

Sejumlah : Sebesar uang pensiun / bulan Terbilang : Sebesar uang pensiun / bulan

UNTUK :

Dipindahkanbukukan ke rekening tabungan citra

Atas nama : ……….. Nomor rek : 026.00.00.2.01……….. berlaku bulan ………. s/d ……… selama 3 bulan berturut-turut.

Diterima / Disetujui T. Tangan oleh : Kabid operasi, Kaur Pemb. Pens

Hormat kami

Sumber : Bank BTPN cabang Putri Hijau Medan

(49)
(50)

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bank BTPN Cabang Putri Hijau Medan
Tabel 3.1
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

26 orang atau sebesar 27,66% dari nasabah yang menjawab sangat setuju.. 2) Pada item pertanyaan 2 (pelayanan dari karyawan Bank BTPN cepat). Bank BTPN dalam memberikan kepuasan

Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) Purna Bakti KCP Karanganyar, (3) mengetahui penyelesaian permasalahan dalam pengajuan klaim asuransi nasabah oleh ahli

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh temuan bahwa prosedur otorisasi dalam pemberian kredit pensiun pada PT BTPN cabang Surakarta telah dilakukan sesuai

Permasalahan Take Over Kredit Pensiun Pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Purna Bakti Kantor Cabang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi depresi pada pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang mengambil dana pensiun di Bank BTPN Cabang M.. Usia terbanyak berada pada

menunjukkan bahwa prevalensi depresi pada pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang mengambil dana pensiun di Bank BTPN Cabang M.. Usia terbanyak berada pada kategori usia ≥60 tahun,

Harapan atau kebutuhan pelanggan (nasabah) merupakan nilai yang diharapkan atau diperkirakan pelanggan(nasabah) serta merupakan tingkat kepuasan pelanggan (nasabah) terhadap

Dalam memberikan pelayanan yang baik terhadap nasabah customer service harus. memiliki sikap yang baik pada saat