• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Produksi dan Daya Saing Bawang Merah di Kabupaten Brebes Jawa Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Produksi dan Daya Saing Bawang Merah di Kabupaten Brebes Jawa Tengah"

Copied!
280
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)

ANALISIS PRODUKSI

DAN

DAYA SAIPJG BAWANG

MERAH

DX

KABUPATEZY

BREBES JAWA

TENGAH

PROGRAM

PASCASWANA

INSTITUT

PERTANEAN

BOGOR

(147)

S M

PURMIYANTI. Analisis Produksi dan Oaya Saing Bawang Mernh di

Kabupztten Bxtres Jawa Tengah. Dibawah bimbingan SRI MARTOYO sebagzti

ketua dan

X

WAYAN RUSASTRA sebagai anggota.

Bawang merah adalah kornoditas hortikultura yang penking. Permiotaan

bawang merah dari tahun ke bhun terus rneningkat tempi permintaan tersebut

k l u m dapat dicukupi oleh produksi dalam negeri, oleh karena itu impor bawang

memh juga cenderung rneningkat.

Penel itian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mernpengaruhi produksi, eftsiensi penggunaan input serta keunggulan b p e t i t i f

dan kamparatif bawang rnerah. Analisis produksi rnenggunakan fungsi praduksi

Cobb Douglas, sedmgtcan untuk rnengehui keunggulan brnpamtif digunakan

matrik anaiisis kebijakan (PAM).

Dengan analisis fungsi p d u k s i dapat ditunjukican bahwa pembahan

telurologi h i f a t neml dan produksi bawang merah brads padst kondisi cornan

return to scale. Dari 11 pubah bebas yang digunakan dalam fungsi pduksi,

peubah bebas luas lahan, bibit, puprik

P,

pupuk

K,

tingkat pendidiiran, ststus

garapan dm va~ietas bibit mempunyai pengmh ymg nya& pa& pduksi bawang

me&.

Analisis tingkat penggunaan input menunjukan bhwa 'mio nilai

produk marjind terhadap harga masingmasing input ti& sama dengrut 1, artinya

p n g g u m input dalam produksi bawotng m e d belurn efisien.

Awlisis d e n p PAM menunjukm W w a nil& miu biaya privat (FCR)

dm

rasio biaya sumbedayst domestik

(DRCR)

lebih k a l l d d 1, ymg brarti

bahwa bwang

me&

lay& untuk diusahakan dm dapat bersaing dengan produk
(148)

Dengan ini saya menyatakan bafiwa tesis yang krjudul :

ANALISIS PRODUKSI

DAN DAYA

SAING BAWANG M E W

DI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

Adztlah benar merupakan h a i l hrya saya sendiri dan belum pernah

dipublikasikan. Semua surnkr data dm informasi yang digunakan telah

(149)

ANALISIS PRQDUKSI DAN DAYA

SAJNG BAWANG

M E W H

DI

KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

Tesis

sebagii rsdair sahr sprat untuk memperoieh gdar

Msgistec Sains pada

(150)

N w a Makasiswa

Nornor

Pokuk

Program Studi

BLIF+

Sri, Hartoyo.

MS.

Ketua

: AKALISIS PRODUKSI DAN DAYA SANG

BAWANG MERAW Dl KABUPATEN

BREBES JAWA TENGAH

: XLMIl EKONOMI PERTANIAN

Menyehij ui,

1. Komisi Pembimbing

2. Ketua Program Studi 3. Direktur Program

Ilmu Ekonomi Pertmian

(151)

RIWAYAT BZDUP

Penulis d i l a h i a n di Yogyakarta pada ranggal 30 September 1967 xbagai

anak kelirna dari Iima bersaudara pasangan H. Mardjadi Hardjosumarta ckngan

Hj. Warsiyah.

Penuf is menamatkan pendidikan dasar di

SDN

Galunggung III Kabupaten

Tasikmalaya pada tahun 1981, kemudian pendidikan mtncngah di SMPN II

Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 1984 dan SMAN I Tasikmalaya pada tnhun

1987. Pada ~ h u n yang sama penulis melanjutkan pendidikannya - di tiniversitas

*

Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta pada hiusan Budidaya Tanaman

Fakultas Pertanian dan rnernih gelar satjana pada tatrun 1992.

Pada tahun 1993 penulis bekerja di Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian Jakarta dan pada tahun 1999 rnendapat basiswet dari ARMPXX untuk

melanjutkan pendidikan di Program Studi Ilmu Ekonorni Pertmian Program

Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Sebelumnya pada tahun 1995 pnulis

menibh dengan Ir. Asep Saptiadi dan dikaruniai dua orang anak yaitu

(152)

Fuji dnn s p k u r penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rakhrnat dan

karunia-Nya penufisan tesis dengan judul "Analisis Praduksi dan Daya Saing

Bawang Memh di Kabupaten Brebes fawa Tengah" dztpat disefesaikan..

Dengan terselesaikannya tesis ini, penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Sri I-fartayo,

MS

dan Dr. tr. I Wiiyan Rusastm,

MS

xfaku kamisi pernbimbing yang telair mernberikan birnbingan dan arahan

dalam pnulisan tesis ini serta penanggundawab kegiatan PAATP yang mana

penulis diizinkan turut dalam kegiatan tersebut guna kepentingan tesis ini,

Ucapan terirnabih juga penulis sarnpaih kepada:

I. KepaIa Badan Penelitian dm Pengembangan Pertanian, Ketua Kumisi

Pembinaan

Tenaga

Badan Penelitian dan Pengem bangan Permian b m t a staf

yang ktah memberikan kcpercayam kepada pnulis untuk rneiaksmakan

tugalas belajar pada Program Pascaszlrjana Institut Pertanian Bagor.

2. Pernirnpin Proyek ARMPIX beserta staf yang tetat.1 memberifran kasiswa

selama studi pada Program Pascasarjana Insritu t Pertanian Bogor.

3. Xbu

Hj.

Indratni Susilo, SH (Afrnarhumah) dm Ir Anny Slamet,

M M

yang

selalu mernberikan dorangan kepada penufis dalam menempuh studi pada

Program' Pascasarjana institut Pertanian Bogor.

4, Dr. Banar

M.

Sinaga s l & u ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Pertmian

Program Paswarjmit lf3 yang senantima rnemberikan pengarahan dan

(153)

5 . Suami dan an&-anak tercinta yang senantiasa membantu dan mendarnpinpi

dengan sabar untuk mcnyelesaikan studi pada Program Pascesarjana Institut

Pertanian Bagor.

6 . Kedua orrtngtua dan mertua beserta Crakak-kakak tercinta yang selaju

mendoakan, mernbantu dan memberi dorungan dalam belajar,

7. Seluruh rekan-rekan angkatan 1999, terutaina ibu Mari serta temen-ternen

lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu ynng telah turut

berpartisipasi dalarn proses penufisim tesis ini.

Tnk

lupn juga kcpada Mas

Dcden Ixnudirt yang tetah mernbanyak membantu penuIis

-

datam

> "

penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masik jauh dari sernpurna, untuk itu

penulis tidak menutup Icemurigkinan adanya kritik dan saran mernbangun demi

Bogor, Nopember 2002

(154)
[image:154.614.97.504.55.731.2]

DAFTAR TABEL

...

xi

...

DAFTAR GAMBAR xii i

...

DAFTAR LAMPIRAN xiv

X

.

PENDANULUAN

...

I

I

.

1

.

Latar Belaknng

...

I

2.2. Perurnusan Masatah

~~....~~...~...~...

4 3.3. Tujuan

...

6

4.4. Kegunaan

...

6

...

5.5

.

Ruang Lingkup Penelitian 7

I1

.

TMJAUAN PUSTAICA

...

8

...

2

.

X

.

Kinerja Usahatmi Bawmg Merah 8

2.2. Mod& Andisis Praduksi

dm

Day& Saing

...

.

.

.

...

9 2.3. P i td a u

...

1 1

IIX. ERANGKA PEMIKIIZAN...

...

I6

3.1. PeriIaku Petani Bawang rclierah

...

16

...

3.2. Konsep Fungsi Pruduksi dan Efisiensi I 7

3 Keunggubn Kompetitif dan bmparatif

...

...

Bawang Merah

.

.

21

4.t. Data dan Surnber Data

...

28

.

4.2. Pemilihan Lokasi dan Petani Contoh

...

29

4.3. Fungsi Produksi Bawmg

Me&

...

,

...

30 4.4. hfinisi dm Pengukumn

...

33

4.5. Analisis Keunggulan Kumptitif dm K o m p t i f

...

(155)

V

.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DAN

[image:155.618.126.517.99.555.2]

PETANI BAWANG M E M H

...

...

5. I . Earnbaran Umum Bawang Merah

...

5.2. Garnbaran Umum Lohrasi Penelitian

5.3. Karakteristik Petani Contoh

...

..

5.4. Karaktcreristik Usahatani Bawang Merall

...

.,

VX

.

PRODUKSl DAN EFISXENSI USAHATAN1

BAWANG MERAH

...

.

6 . I Pernilihan Fungsi Produksi Bawang Merafi

...

6.2. Analisis Produksi Bawang Merah

... .. ...

6.3. Analisis Efisiensi Pengunam Input dalarn Usahatani Bawang Merah

...

VIX

.

KEWGGULAN KOMPETITIF DAN KOMPARATIF

BAWANG MERAH

...

7.1. Analisis FinansiaI dan Ekunami Usahatani Bawang Merah

...

7.2. Struktctur Insentif pada Usakatani Bawang Merah

...

...

.

7.3 Tingkat Keuntungan Usafiatani Bawang Merah ,.,,

7.4, Analisis Kepekam terhadap Harga, Wifai Tukar dm

Produktivitas

...

....,,

...

...

.

VIIX KESXMPULAN DAN IMPLIUSI KEBIJAKAN

(156)
(157)

14. Analisis Finansiat dan Elrunamis Usahatani Bawang Merah

Variebs Lokai per Helaar di Kabupaten Brebes,

Tahun 2000-200 I

...

,,

...

72

15. Analisis Finansial dan Ekonomis Usahaiani Bawang Merah

Varietas Non Lokal per Hektstr di Knbupaten Breks,

Tahun 2000-200 1

...

75 16. Anal isis Finansial dan Ekonamis Usahatani Bawang MeraI~

Gabungan per Hektar di Kabupaten Brehs,

T'ahun 2000-200 1

...

,,

...

77

17. Keuntungan Finansial dan Ekonomis, Nilai PCR serta DRCIi

Usahatmi Bawang Merah per Hektar di Kabupaten Brelxs,

Tahun 2000-200 1

... ,,... ...

,,.,

...

78

IS. Nilai

FT,

IT, dan Kwfisien Prateksi Nominal untuk Input (NPCX),

Output (NPCQ) serta Proteksi Efektif (EPC) Usahatani

Bawang Merah di Kabupaten B ~ b e s , Tahun 2000-200 1

...

..

8 1

f 9. Nilai NT, PC dan S W Usahatmi Bawmg Merah

di Kabupaten Brebes, Tahun 2000-200 I

...,..,...,,,,...,,,,,.

,,,.

. . . .

84

20. Perubahan Marga Paritas, Nilzti T u h dan Praduktivitas

untuk Mencapai Keuntungan Normal S w a m Ekonomis

(DRCR-1) pada Usafiatani Bawang Me& di Kabupaten Breks,

(158)

DAFTAR GAMBAR

Narnar Halaman

...

...

.

1 Grafik Fungi Produksi

...

20

2

.

Dampak Subsidi Positif terhadap Produsen dan Kansurnen Barang

...

Xmpor 23

3

.

Pajak dan Subsidi pada Input Tradabfe dan Pengaruhya

terhadapoutput

...~...

24

...

4

.

Dampak Subsidi dan Pajak Input Non Tradable 26
(159)
(160)

12. Matrik Analisis Kebijakart Usahatttni Bawang Merah per Hekt;ir di Kabupaten Brebes uMuk Varietas Nun Lokaf.

...

Tahun 2000-200 1 1 12

13

.

Matrik Analisis Kebijakan Usahatani Bawang Merah

per Hektar di Krtbupaten Breks Gabungan.

...

Tahun 2000-200 1 1 13

...

I4

.

?eta Propinsi Jawa Tengah (Lokasi Kabupaten Brebs) t I 4
(161)

I.

PENDAMULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejak Repelita Vl pemerintah tetah memkrikan perhatian kfiusus pada

pengembangan hortikultura wbagai sumbr perturn buhan b m . Tujuannyrt adalah

untuk: (1) memenuhi pemintaan domestik, (2) mengurangi ketergmtungan impar

dan meningkatkan volume ekspor, dm (3) mernprluas kegiatan usaha pertmian

dan rneningkatkan pendapatan petani. Pernerintah telah mengerahkm daya dm

upaya untuk rnencapai tujuan tersebut dm dalam mengantisip@i era perdagmgan

bcbas. Kumaditas ttortikultum yang dikenhngkan adalah sayuran, buah-buhan,

tanaman hias dm tanaman abat yang rnempunyai nilai ekonomi tinggi, wluang

pasar k, w s i produksi tinggi, dan pelumg pengembanp kknofugi ymg

mlzttif terbuk8,

Pmgmn utama pembangunan prtanian tahun 2000-2W &#ah

peningkatan ketahanan pangan dm pmgemhngan agribisnis. Seiring d e n p

prugm ternbut, Komara dm Sudradjat (2000), menyakdm bahwa peningkatan

produksi pemnian mutlak diprlukan untuk menghasilkan trahm pangan dm

bban h k u industri. Pertingkatan produksi rnernerlukan perbaikan kinerja, proses

produksi, dan keluarannya agar produktivitas dapat ditinghtkan. impor praduk

tanaman pangan dm haftikultura seharusnya daprtt dikkm sebalitcnya ekspor

hams ditinghtkan. Hal ini behitan dmgan perolehan clan pmghmm devisa

Bawang rnerah adalah

d h

satu komoditas hortikulhtm yang penting bagi

m a s w a t ,

&ik

dari segi nilai ekonomi yang tinggi maupun dari segi kandungan
(162)

yang tinggi, setta peluang pengembangan teknologi yang masih relatif ksar. Atas

dasar itulah maka kornod itas bawang mernh termasuk sebagai komod ittts

unggulan hortikultura yang prlu mendapt prioritas dalam pnangztnnnya.

Seprti komaditas horti

ku

ltuw lainnya, harp bbawang ~nerah sangat

berfluktuasi. Bawang merah tidrtk tafian lama daiam penyimpanan, sehingga p d a

saat panen raya harga akan jatuh. Sehliknya pada saat rnusim hujzln dirnana

banyak petani yang $id& menanam bawang ~nerah akan mengakibatkan harga

naik. Kenaikan harga iini juga dapat disebabkan 01th permintam yang meningkat

seperti pada saat menjelang bbaran, Natal dan hari besar fainnya.

Bawang metali' selalu ada daIm menu pangan masyamkat. Nampir setiap

rumah tangga mengkunsumsi bawang merah sebagai bumbu u t m a atau wbagai

bahan obat tdisional. Menurut Sawit et 01. (1997) tingkat partisipasi konsurnen

dalam rnmgkonsumsi bawang me& pada tahun 1996 mencapai 88.5 persen,

Pada tahun t999 konsumsi rah-rata per minggu penduduk yang tinggaf di kuta

adalah 0.3 15 ons per kitpita, secfangkm penduduk di pedesaan sebesar 0.268

uns

per kapita. Dengan demiicim tnmhingbtnya jumlah dm penciapatan penduduk

akan mendorong peningkatan kansurnsi dan permincaan bawang merzlh, Hal ini

perlu d iikuti dengan peningkatstn ketersed im, baik mebt ui praduksi damestik

rnaupun impar.

Sebrang ini penggunaan bawang merah bukan saja untuk memenuhi

kebutuhan rumahtangga tetapi jugst industri pengalahan makanan dm industri

bawang gamg. Jumfatr perrriintam p a w krfradap bawang goreng mencapai 10

tan per bulm dm baru dapat dipenuhi sebesar 2 ton per bulm (Sinar Tani, 2000).

(163)

Sejak tahun 1992 volume ekspor bawang me& cederung menurun dari 10 375

tan pada tahun 1991 menjadi 2 725 tun pda tahun 1996. Sementam itu volume

impor bawang me& =gar cenderung men ingkat yaitu dari t 3 638 ton @a tzzhuxl 1991 menjadi 40 505 tan pada tahun 1996. Hal ini menunjukkan b&wa

perminmn bawang merah dalzlm negeri mengalami peningkatan, sehingga perlu

usaha untuk meningkatkan produksi dornestik.

Propinsi jawa Tengah mer!tpakan pengttasit bawang rnerah terkszt: di

Indonesia dengan produksi sebesar 245 517 ton pada tahun 2000 (Sihombing,

2000). Dacrah sentra produksi bawang merah di dawa Tengah adalah Kabupaten

Brebes, Tegai, Pemalang dan Kendal. Sekitar 30 persen dari kebutuhan total

k w m g rnerah Indonesia dipasok aleh bbupaten Brebes.

Perkembangan iuas areal panen bawang me& di Kabupam Bmbs

wlma 7

sun

terakhir (1993-1 999) mcferung meningirat. Pada tatrun 1993

luasnya setwar 12 209 h e h , sedan& pada tahun 1999 rnencapai 26 493

hektar.

Sejalan dertgan peningkatan has mi, =lama kumn waktu 1933

-

1999

produksi bawang memh di Kabupaten Breks mengalami peningkatan dengm

Inju 13-50 persen per hhun. Produksi bawang memh M u n f 993 sebesar 1 12 005

tan, sedangkan tahun 1999 s e w 244 466 ton. Pada &un 2000 produksi

ternbut menurun menjadi 249 057 ton. Penurunan groduksi ini dimbabkan

adanya serangm h m a L i r i o m p . Hamrt tersebut ofeh petani grebes dikenal

sebagai h a m gemdong yang menyerang ~ I u r u h organ tanman bwwang

me&.

(164)

sebesar 1.41 persen per tahun. Pada tahun 1993 produktivitas bawang merah di

B~ebes sebesar 9,17 ton per hekcar, Eahun f999 meningkat menjadi 9-23 ton per

hektar.

Riyanto (2000) rnenyebutkan bahwa praduktivicas bawang merah di

Brebes sekarang ini masih rendah yaitu 10.36 ton per hektar padahal potensinya

mencapai 20 tun per hektar. Kendata yang sering dihadapi dalam usahacani

bawang rnerah adalah rnusirn yanz tidak menentu serta adanya serangan hama

penyakit tanaman. Oleh karena itu Riyanto menyarankan masih diperlukan

pengkajim terhadap kandisi penanaman bawmg merah yang meliputi pola tanam,

penggunaan variebs bawang merafr, pnggunaan faktat-faktar produksi sem

penartganan hasif bawang rnerah guna rnmdapatbn hasil yang optimal,

Sedangkan Adreng dan Walujo (1988) berpendapat bahwa skala usaha btwang

maah yang digambadan oleh luw -pan, bila perfuasannya disertai dmgan

perbaikm

teicnik

produksi masih merupakan altematif yang Iayak d i l a k u h untuk

rnendorong peningkam produksi dan peridaptan petani. Dengan demikim perlu

diketahui faktor-faktor yang dapat meningkatkm pdukscsi bawang merafr di

Bmks.

f ,2. Perurnusan Masalah

Setragai komaditas hwrtikultura yang pnting, bawang merah seiatu ada

dalam setiap menu rnasymkat Indonesia. Nmpir setiap rumah hngga

mengkonsumsi bawang rnerah sebagai bumbu u m a atau sebagai b&an abat

tradisional. Pruduhi bawang me& di Kabupaten Brebes tnenunjukkm adanya

pningkatan dari tahun ke tahun, J i b pduksi pada Qhun I993 sebesar f 12 005

(165)

rnerupakan dasar ymg rnendukung unruk menunjang keberhasi Ian pembangunan

agribisnis komuditas tersebur,

Data Susenas menunjukan bahwa pada tatrun 1993 konsumsi bawang

merah rnencapai 1.35 kg per kapita per tahun, Pada tzthun 1986 konsumsi bawang

me& tidak mengafami pmbahan atau temp sehsar 1-96 kg per kapita p r tahun.

Sejalan dengm pertambakan dm pendapatan penduduk sem perkembangan

industri m a h a n ysng berbahan baku bawang metah, konsumsi bawang merah

terus mengalmi peningbtan. Hal ini rnengaki batkan perm intaan tertxadap

bawang rnmh tents rneningkat, terlebih pada saat menjelang hari mya h b x a n dm Natal atau hari besar lainnya,

Pada

keadaan seperti ini harga alran mengalami

peningkatan yang cukup ksar.

Permintam di &lam negeri terhadap bawmg merA mmakin W, namun

i m p tlawang mmh juga tern meningkat Pertanyzamya o a d a mengap

praduksi dmestik ti& dapat mengimhgi k e n a i h permintaan. Kebijakm

impor tersebut sernuia hanya ditujukan untuk memenuhi kebututran bibit, namutl

akhirnya berubah untuk memenuhi ketrutuhm kansumsi. Volume: impor dari

tahun ke 'imthun terus krtambh. dika pdzt tafrun 1992 impor bawang rnerafi hanya

s e h w 16 593 ton m&a pada tahun 2000 telah meningkat rnenjadi 56 71 I ton.

Sernmtara itu volume ekspor bawang memh cenderung mengalami pewrunan,

Pada tahun 1992 volume ekspor bawang merah mencapai 7 843 ton dm pada

tahun 2000 menurun rnenjadi 6 753 tan. Kenyataan ini menunjuMcafi bahwa

pluang pasar d a l m negeri utltuk kwang maah cukup t>t.;sar. Impor bwarrg

mersrCI yang wmakin rnmingh untuk mengimbangi kebutuhan &lam negd

(166)

turun, kbih-l&ih jib impor dilakukm pada s a t panen raya, Pertanyan yang

rnuncut adalah sampai sejaufi mana daya saing bawang merah domestik datam

rnenghadapi irnpar bawang rnerah dari luar negeri.

Dengan adanya prmztsalahan bawang merah sebagaimana diuraikan

diatas, pertu dilakukan pmelitian mengenai faktor-faktor yang mempngaruhi

praduksi, efisiensi serta keunggu Ian kompetiti f dan kornpamti f bawang merah.

Penefitian tersebut wrlu dilakukan karena ketergantungan pada impor sangat

behitan dengan perofehan dm penghematan devisa, apalagi dafam keadan

krisis seperti sekarang.

1.3. Tujuan

Penelitian ini s e c m urnurn bertujuan untuk menganalisis produksi,

keunggufan komptitif dm komparatif bawang merah d i Kabupaten Brebes.

Secara rinci tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

I . Menganaf isis faktor-faktor yang mempenganrhi produksi bawang merah.

2. Menganalisis tingkat efisiensi penggunaan input daiam prod uksi bawang

rnerah.

3. MenganaI isis kcunggulrtn kornpetifif dan kamparacif bawang merah

.

1.4, Keggunstan

I . Sebagai bahm pertimbangan ddam penetapan kebijakan pengembangan

produksi clan perhgangan karnoditas bawang merah dilihat dari segi efisietlsi

(167)

2. Sebagai bahan peprtimbangan bagi petani datam memutuskan pilihan suatu

kornoditas yang &an diusahakan, dibandingkan dengan kornodim altemati f

fainnya.

I 5 . Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini Kabupaten Brebes dipi I ih sebagai lokasi penelitian

mengingat Brebes adalah sentra prodtrksi bawang rnerzth terbeser di Indonesia.

Data yang digunakan adnlah data cross section yang merupakan hasil wawancara

dengan para responden yaitu petani bawang memh di Kabupaten B ~ k s yang

krpilih sebagai petani cantah. 3umlah responden xluruhnya seban yak 120 petani

contoft. Wgai media, dalam w a w a n m digunakan daftar pertmyam atau

(168)

11.

TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan input dalam usahatmi bawang merah dan trargct output

berkaitan dengan aspek produksi dan daya saing bawang merah. Analisis yang

dilakukan dibedakan menjadi analisis produksi dan analisis keungguinn kompetitif

dan komparatif. Analisis produksi mencakup analisis tfisiensi penggunaan input,

sedangkan dalinrn anaf isis keunggulan karnpetitif dan komparatif rnencakup

analisis finansial dan ekonamis, Tinjaum berikut akan rnengungkap kinerja

usahatmi, analisis produksi dan daya saing kornoditas bawang merah.

Pemahaman dua aspek prtztrna a h memegang peranan' pent ing dat am perbai kan

daya s i n g komoditas tersebut. Perbaikan daya saing akan mendorung perbaikan

kinerja pruduksi. Pada hakekatnya keciga aspek ini krsifat itlklusif dan

komplementer.

2.1. Kinerjol Usahatani Bawang Merah

Di Indonesia komoditas bawang rnerah telah fama diusaksikan oteh ptani

sebagai usahatani komersil karena sebagian tfesar ahu seluruh hasil produksinya

ditujukan untuk memenuhi permin- pasar. Ushmtani bawang merah termasuk

salah satu jenis usaha yang membutuhkan biaya input tinggi jika dibandingkan

dengan usahatani sayuran lainnya. Tingginya biaya praduksi tersebut banyak

dipngm hi oleh beberapa f&or antara lain: ( I ) besar kecilnya usahatan i, (2)

efisiensi penggunaan modal, tenaga kerja clan saran& praduksi, (3) produktivitas

tanman, dm (4) cara pernasaran.

Meskipun putensi pasar bawang rnerah crakup besar namun pengelolaan

(169)

pefani. Keadaan dernikian rerutama disebabkan okh skafsl pengusafraannya ymg

relatif kecil karena sempitnya p e n g u m {ahan aleh petani (Sunarjona et ai.

I 995). Selain itu banyak faktor yang menyebabkan produksi bawang merah rid&

dapat memenuhi kebutuhan dornestik brenzl relatif lemahnya adopsi teknoIogi,

cam budidaya, dan praduktivitas yang belum uptimat. Kendafa musim juga dztpat

terjadi mengingat komditas bawang m r a h masih rnerupakan tanaman y m g

beresiko tinggi bila ditanam padzt musim penghujan. Sementara itu,

perkembangan konsumsi bawang memh terns rneningkat sejalan dengztn

prtambahan jumlah penduduk dan perkembangan industri makanan yang

menggunakan bawang rnerah setragai trahan baku.

2.2. Mdef Analisis Produksi dan Daya Saing

Penelitistn y m g m e n g g u n b beberap mode1 fungsi produksi klah

d i l a k u h oleh Barhiman (1982) twhtsdw komoditas padi di empat d m .

Pmeiitian tersebut mernbandingb

~~

Cngsi produksi yaitu: (2) fungsi

prasfuksi Log Log Inverse, (2) fun@ produksi Transedental, (3) fungsi pmduksi

Cobb Douglas dm (4) fungsi p d u k s i Linier. Kmmpat fungsi produksi tersebut

rnerupakan hubungan fungsionaf yang diperkirakan xsuai dengan keadam

produksi usahatmi sawah.

Berdaabn biteria tranyaknya peubah &bas yang brpngantfi nyatn

terhadap pubah tak bebas, terdapat: perbedaan mod& p n g cocak untuk masing-

motsing desa. Pada analisa prodtihi per usahatmi, model ymg cocok untuk

masing-masing d m ttdalah : ( 1) Mariuk --log Invem (LLI), (2) Bdida Linier

(LJN),

(3) Jatisari {LLI), (4) h h r l Cabb Douglas dm ( 5 ) Agregat (LLI), Pada
(170)

adalah: (1) Mariuk {LIN), (2) Balida (LIN), (3) latisari (LLI), (4) Sentuf (LLI) dan

( 5 ) Agregat ILL!), Perbedaan model tersebut disbabkan pengmh dari perbedaan

pubah M a s yang digunakan pada masing-masing desa.

Penelitian tentang produksi pernah dilakukan oleh Kasijadi (1 98 1)

terhadap kornditas bawang putih di Jawa Tirnur. Model yang digunaknn uncuk

mtnganat isis produhi tersebut adalah fungsi p d u k s i Cabb Douglas. Dengan

madel tersebut dipefajari faktor-faktur yang krpengarufr terhadap, pningkatan

p d u k s i bawang putih melalui fungsi respon produksi, fungsi respun araf dm

fungsi prmintaan input, Dari penetitian tersebut disimpulkan bahwa pruduksi

bawang putih per usatratani dapat ditingkabn dcngan rnemperluas usahatani dm

mmingkatkan penggunaan jumlah pupuk KzO, pupuk

N,

bibit, pupuk

PGs

serta

menggunakan bibit variem Lumbu Hijau.

Metode PAM adalah metode yang diperkenalkan aleh Eric A. Monke dm

Scott

R.

Pearsun yang rnerupaican penyemgurnaan dari metode sebelurnnya. Pada

metode sebelurnnya efisiensi ekanomi dan insentif kebijakan pemerintah dihitung

seem terpisah. Efisiensi ekonom i d ifritung dengan Biaya Surnkrdaya Darnwtik

(BSD) atau Domestic Resource Cost (DRC). Insent if kebijakan pernerintah dapat

d ihitung dengan

rash

Tingkat Proteksi Nominal &tau Nominal Proteeth Rate

(NPR), Tingkat Protelrsi Efektif atau Efieiive Protecbio~ k t e (EP

R)

dm Tarif Mutlak atau Implicit Tar@ (IT).

Konmp keungguian komparatif merupakan ukurztn daya saing puknsial

. .

dalam kondisi perekanomian tidak mengatmi distorsi atau dalm keadaan p;xsar

brsaing sempuma (Simatupang, 1 99 1 ; Sudaryanto dan S imampang, 1993).

(171)

Imgka. Ad iyoga dan Smiarso ( 1 997) melakukan pnef it ian tentang kmnggu Ian

komparatif dm insentif ekonomi usahttxatani bawang merah. Dalam malisisnya

keunggu Ian kompmtif diindikasi becdasarkan besaran Rasio B iaya Sumberdayiya.

Selanjutnya tingbt insentif ekonomi diukur dengan Tingkat Pmteksi Nominal dan Tingkrtt Proteksi Efektif.

Pengg unaan Policy Analysis Macric (PAM) un t uk menganalisis

kemggulan kompamtif bawang merah belum ada di Indonesia. Tinjaunn ini akan

menampilkan anal isis keunggulan komparatif komoditas kum jxtitor utama

bawang me& seperti kedelai, jagung dm ubikayu. H s i l anafisis ini dih-kan

skan

Bemanfaat di dalam mengrtntisipasi pengembangan bawang me& yang

bckampetisi m m m f ~ sumbrdaya t&an yang sama dalam upaya

memenuhi kcbutuhsn bawang

me&

di daiam negeri.

Oktaviani (1991) d d m p n e l i h n y a rnenggunh Policy Analysir

Matric (PAM) karena maberikan k m u d d m dalam rnenganaiisis efisierrsi

finansial, efisiexlsi ekmomi dm dam@ kebijakan pemerintah, Penelitian

dilakukan tehadap karnociim pangan di Indonesia, yang temyata efisien seem

finansial maupun ekonami sehingga lay& diproduksi di dalam negeri. Kebijakan

pemerintah krhadap kamoditas padi (1 9&4 dan 1988), jagung (1 984 dm 1989)

dan ubikayu (1884) fidak m e m b e r i h insentif bagi produsen untuk berproduksi.

Sebaiiknya pada ubikayu (1989) dm kdefai (1984 dstn 1989) rnemkikan

inmtif kepada produsen unmk krproduksi.

2.3. Penelitian Twdahulu

Penetitiotn terdahulu tentang upaya pingkatan p d u k s i & w a g merah

(172)

penelitian tentang penggunaan gupuk organik dan anorganik terhadap

perturnbuhzln dan prcaduksi bawang merah kultivar Palu. Penggunaan dosis pupuk

organik

MPK

plus dengan dasis 1 200 kgha rnemberikan hasit tefbaik umbi

kcring seksar 5.25 tonha. Pernupuksln anorganik

N,

P, dan K dengan dosis 90 :

80 : 70 kgha menghasilkan umbi kcring scbesar 5.3 1 tonha.

Penelitian tentang anafisis pendapatan dan faktar- faktur yang

m~mpengaruhi produksi pada usahatani bawang mtmh di

BE&

dilakukan oleh

Riyantu (2000) dengan menggurrakan analisis pendapatan (W) d m fungsi

prduksi Cobb Douglas. Input tidak tetap yang digunakan dafm analisis fungsi

produksi adafah mags icerja, bibit, pestisida,

TSP,

urea, ZA, KC1 dm luas lahan,

Dari analisis pendapatan diketahui bahwa struktur biaya dengm p a m t a s e

terbesar diserap old biaya bibit: se-r 63 -55 pemn dari total biaya, diikuti uleh

Maya tenaga kerja, pesEisida danpupuk

stxam

kwlunrfran srta pajak tanah.

Hasil uji mtistik menunjukan M w a model fungsi p d u k s i Cubb Dougias

yang digunakan daIam penelitian tersebut sangat nyata pada tingkat kepercayaan

99 persen. Peu bah k b a s yang d igunakan dapat rnmerangkan kcragaman pruduksi

dengan nifai

R2

~ebeSar 94 persen, Sernua input tidak tetap pngaruhnya nyata

pada tingkstt kepercayaan 99 persen, kwuali urea pada tingkat keprcayiyaan 95

persen. S e m i ekunamis pnggunaan input tidak efisien yang ditunjukan oleh

nilai NPWBKM ti& sama dengan saw. Kondisi skala usaha untuk usahatmi

bawmg m m b tpefada pada kundisi decreasing return to scale. Kesimputannya

usahatmi bawang merah di Kecamatan Keboledan belum efisietl dalarn

penggunm input, meskipun input yang digunakan dalam model krpengmh

(173)

rnerah di Kecamatan KeboMan K&upten Breks &!urn dapat mngoptirnalkan

produktivitasnya mengingat pensunaim input belum efisien whingga masih perlu

di takukan penelitian lebih lanjut tentang fitktor-faktor yang mmpengaruhi

praduksi bawang me&.

Dalam bjian Suryana (1980) tentang keuntungan kumparatif usahatani

jagung dan ubikayu di daerah produksi utama t m p u n g dan Jawa Tirnur dengztn

menggunakan alat anal isa Biaya Im bangan Sumkrdaya Domestik

(BSD)

disebudran bahwa usahatani ubikayu dm jagung secara ekonomis taystk untuk

dikembangkan di kedua daemt.1 tersebut. Kdua daerah tersebut memifiki

sumkrdaya yang dapat digunaitan untuk pengembangan kedua komoditas

tersebut. btensi l a b di Lampung relatif kbih t e d i a d i b a n d h g h Jaw&

Timur. Sebalilurya Jaws Timur tx:rpt:nduduk kbih padat sehingga ten- kerja

Iebih tmedist. b b i h lanjut disebutkan bahwa usahatmi ubiirayu ekmomis

lebih mengunrungkan dibmdingh usafimi jagung. Hal ini ti& b e h bahwa

jagung tidak perfu dikembanglran di Indonesia, namun fakeor lain %perti

ketmlibatan petmi di rlalamnya, permintam dornestik dan sifat agronornis perlu

dipertimbmulgkan. S e c m ekonomis bagi Indonesia akan lebih rnenguntungkm

meningkathn p d u k s i ubihyu dar. jagung &lam rangka subtitusi impor atau

prornosi ekspor.

irnplikasi kajian ini adalah jib selama ini komaditas jagung kbiit

rnmdapat perhatian dibandingkan ubikayu maka untuk sefanjutnya ubikayu juga

perlu mendapt prkatian yang m a dengm jagung Secara ekonomis usahatani

jagung dm ubikayu m a m a mengunhingkan, bafrkan ubikayu lebih

(174)

meningkatkan p d u k s i k d u a kurnodita tersebut, mengingal sumberdaya

damestik yang d i perlukan cu kup temd ia. Uncuk mas# rnendatang bi !a

pengembangan kedua komoditas tersebut di lakukan makzt dihampkan

prighematan dan peratehan devisa dari kedua kumoditas tersebut dapat menjadi

andafan.

Peneli tian yang d i laku h n Rusastra ( 1 996) tentang keunggufnn kumparatif,

struktur proteksi dan perdagangan internasianal kdelai Indonesia menyebutkan

bahwa keragaman putensi sumberdaya alam dan rnanusia yang dimifiki fndonesia

&an menentukan keunggulan kumparatif kedelai. Dernikistn juga perbedaan

* . ' . --

tingkat adopsi teknologi, efisiensi pmgusahaan kdetai, biaya transpartasi dan

penmiam. Studi tentang keungguiam kompetitif j u g dilakukan mengingat

danya pnlbahan lingkungan strategi di tingkat global. Data yang digunakan

adahh data agegatif regional dengan memptimbangh pol# prdagmgan

substihrsi impor, prdagangan antar daerafi dm pmmosi ekspar.

Secara finansial usairatani kedelai di luar .law& cukup menguntungkm

dihdingkan dengan di Jawa dengn tingkat profitabilitas seksar 105-$21

persen, sdangkan di Jawa hanya 32-40 persen teFhadap total biaya. Srxam

finansial struktur biaya kdelai didominzlsi oleh biaya lzthan hampir SO'persen,

baik di Jawa maupun fuar Jawa, Berikutnya adalah biaya bibit dan tenaga kerja,

sedmgkm biaya input tradable addah m a . Seam ekanomis usahatani kedelai di Iuar dawa lebifi efisien dibandingkan di Jawa. Kwfisien DRCR brkisar antara

3.5302-1.7070 untu Jawa, Keadaan ini disekbkan mtam biaya ekonomis di l u x

(175)

Dinarnika proteksi yang dilakukan pemerintrth terfiadap icedelai diturrjukan

oleh adanya pningkatan proteksi nominal

(NPR)

sebesar 4.8 persen per tahun

selma periode 1985- f 994. B ~ r n y s t insentif terhadap ketdelai yang ditunjukan

oleh nilai EPR d i r m tidak proporsinal. Jawa rnenikmati Iebih k s a r dibanding

luar Jaw% padzthal tidak rnemeliki keunggufan karnpmtif.

Kesirnpulan dan implifcasi kebijakan dari penelitian ini adafah klah terjadi

pengontralan yang ketat terhadap pasar kedelal demestik sehingga usahatmi

kdelai semm finansial memberikan keunrungan, meskipun tidak menguntun*

secara ekunomis khususnya di Jawa. Di Jawa umhatani kdelai tidak memiliki

keunggulan kornparsttif ymg ditunjukan oleh nilai

DRCR

lebih besar dari satu.

Untuk mmcstpai titik i m p s hrga output h m s Iebih tinggi dari hwga paritamyet

di pasar intemasional, atau produktivitttsnya p l u ditingkatkan. Kondisi ini a m

w a b ~ d h t tidak realistis, oleh s&ab itu upya pngemhgan W b i dapat

dilakukan melaiui pencipban v a r h u n w i yang ahan tdetdap hama Qan

(176)

Pernasalahan utamrt bawnng merah adalah suplai pasar yang tidak

befkelanjutan, sehingga mmengakibatkan fluktuasi harga yang cukup tinggi. Pada

m u s h pnnen raya harp akan turun drastis sdangkan pada saat suplai berkurang,

hari besar xperti Lebmn dan Natal Rarga akan naik sampai 5 kali lipat. Kondisi

demikian rnemberi pluang masuknya bawang merah impor lebih besar, whingga

menirn bu lkan rnasalah pengurasan devisa negm. Terdapat indikasi bawang

me& tidak mampu bersaing dengan bawang memh impor, sehingga &an

mengganggu Irebeclanjutan praduksi dan usahatani bawang me&.

Seperti kornoditas hortikultura pada urnurnnya, bawmg memh perlu

mendapat perhatian ymg cukup dalm pengusahunnya. Terlebifr iagi bawang

m d

merupairm komoditas hortikuI~ra unggulan yang difimpkan mampu

rnenjadi komuditas andalan ekspor dan pmlehm devisa negara. Bagi Kabupaten

Breks, kumuditas bawang merah telah menjadi identitas dm surnbr

pertumbuhan ekunorni daerah. Untuk itu perlu diketahui perilaku petani bawang

merah, faktor-faktor apa saja yang rnernpengaruhi produksi bawang mernh,

bagaimana tingbt efisiensi usahataninya, serta bagaimma keunggulan kompetitif

dm kurnperati fnya.

3.1

.

Perilaku Petmi Bawang Merah

Bawang merafr adalah komaditm ymg sangat rentan terhacfap hama dan

penyakit sehingga pngetolaannya harus intensif. Konsekuensinya usahatmi

bawang mer& memeriukan modal dan k n q a kerja yang tinggi- Umumnya petmi

(177)

pada musim p g h u j a n sangat tinggi. Pula tanam yang demikim merupakan %kith

satu sebab kum-angnya suplsi pada saat m u s h pengfrujan sehingga harga

meningkat. SebaIiknya saat awal musim kemarau pemi cenderung menanam

bawang rnerah secara bersarnaan sehingga terjitdi panen raya dan haarga

mengalami penurunan.

Usahatani bawang merah rnerupakan usahatani kurnersial, artinya sangat

intensif dalam pcnggunaan hput dan memkrikan keuntungan yang kbih betsar.

Dengan demikim udatani bawang mer& dapat menjadi sumber pendapatan

yang nyata

Mi

petani. Urnurnnya petmi M u m xpenuhnya mmgelola

usahataninya seem kumersial. Hal ini d i & b h skala usaha mlatif lrecil karena tafian yang dimiiikmya regatif xmpit sehingga penggunaan m aproduksi tidak

efisien. Irnplikasi tersbut mengakibatb produkivitas dan iruditas bawrtng

merah mas& mndah sehhgga dikhawatirkan daya saingnya Eerlrsiah aleh

bawang merah impor.

3.2. Konsep Fungsi Produksi dm Efisiensi

Swam umum produicsi dalam usahatmi ditentukan oleh f&tur-faktor

produksi seperti mah, tenaga kerja, modal dm mmajemen. Hubungan teknis

mtm input (faktor p d u k s i ) dengm output (hail) dapat dinyatakan d a l m

bentuk fungsi produksi. bbrtiin (1986), mendefinisih bahwa fungsi produksi

menerangh hubungan &his yrulg mentransfomasikan input &u surnbrdaya

menjadi output atau komoditas.

Untuk meng&ahui s a m &pat kadmistik dari suatu fuxlgsi produbi

sangat sulit d i l a k u h . Kits clapat rnengabshksikan fenomem dari proses

(178)

suatu model ymg diharapkan dapat menmgkttn mekanisme proses produbi

sesunggutxnya. Langhfr penyederhanaan dapat difakukan dengan rnenggunakan

kunsep ekunometrika dan statistika sebitgai alat pcndekatannya. S a r a rnwmatis

model umum fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y=

f ( Xi,

X2,

...

X n ) ...+...+...----+..-m~~~*~~~~~( 3-11

dimana :

Y

adalah jumlah output (produksi)

Xi adatah jumlah input ke i yang digunakan

i adaiah I , 2,

...,

n

Model umum fungsi produhi %perti pada prsamaati (3.1) b l u m dapat

menerangkm hubwglin input dan output secara kuantitatif. 01eh sebab itu fungsi

produksi hams dinyatakan dafam bentuk fungsi ymg spesifik, yaitu =perti fungsi

Iink, k w h & phominal, akar pangkat dua rttau Cabb DougIas.

Pemilihan fungsi produksi sangat tergantung parfa kondisi yang a&.

Menurut Soekartawi e6 nL. (19861, prsyaratan yang diperlukm untuk

mendapatkm fungsi produksi yang baik adatah adanya hubungan ymg logik dm

benar antara peubah yang dijelakm dengan peubah yang rnenjelaskan. Parameter

statistik dari parameter yang diduga mempunyai derajztt. kctelitinn yang tinggi

sehingga madel yang digunakan dapat dikatakan baik.

Konsep hngsi produksi berguna untuk rnengetahui kemgrtan proses

produksi. Dengan diketahuinya k e r a g m tersebut maka proses produksi dapat

diidentifikasi apakak tefah berjafan seas efisbn atau tiddc. h n g a n demikim

(179)

Efisiensi diartikan sebagai perbandingan antara nilai output terhdndap

input. Fungsi produicsi dikatakan lebih efisien dari fungsi produksi lainrtya biia

funpi produksi ternbut menghasilkan output yang Iebih ksar nilainya untuk

tingkat korbanarr yang sama. Dengan kata lain suatu fungsi produksi lebih efisien

dari yang lainnya bila untuk nilai output yang m a , fungsi produksi tersebut

rnemerlukan karbanan yang lebih kecif.

Dalzm mempelajari masalah efisiensi ada dua konwp f u n g i produksi

yang perlu dipejelas perbedaannya, yaitu fungsi p d u k s i frontier dan fufungsi

produ hi rata-mta. Fungsi produksi frontier rnenunj ukm p d u k maksimum yang

dapat dipewleh dari kumbinasi faktor p d u k s i tertenhr pada tingkat teiuroiogi

terkntu. Fungsi produksi ratet-mta menunjukan bahwa d a t a n i yang brproduksi pad& ting-lcat produhi tertentu hiurn tentu yang efisien,

Bila diasumsh bhwa produsen bertujuan memaksirnurnkan

keuntungan, mempunyai pengetahurn & h i s dm menghadapi hwga ymg m a

baik input maupun output, maka produsen aican bempya untuk mtmgalokaikan

input seeam optimal. Etisiensi daIarn pengunam input pada usahatani hawang

merah

akan

menentukan besamya keceuntungan yang dapat dicapai oleh petani.

Menurut Doll dm Omm.(X984), efisiensi ekonami akm tercslpai bila dipnuhi

dua syarat yaitu: (1) syarstt yang menunjukm hubungan fisik aritara input dan

output, bahwa proses produksi hams trerada pads hhap iX dimana terjadi efisiensi

seeam &his, yaitu parla saat produk fisik marjinal (MPP) menurun dm (2) syarat

kmdcupan yang bhubungan dengan tujuan bahwa seorang produsen

(180)

&an tercapai bila nilai produk motrjinal (VMP) sama dengan harga input, ini

G a m h 1 rnenjefaskan, bafrwa pada tingkat p d u k s i optimal

(Y)

besamya
(181)

titik A. Pada kondisi ini tingkat keuntungan rnaksirnurn dan cingkat efisiensi

penggunaan ingut

(X)

tercapai.

3.3. Keunggulan Kompetitif dan Karnparatif Bawang Merah

Penanganan pengembangan sektor pertanian, khususnya subsekror

hottikultura, karus ditaksanakan secara terarah dan terpadu agar produk-

produknya dnpat k m i n g dengan baik di pasar dalam negeri rnaupun di pasar

ekspar (Winarno, 1994). Dafam iraibn dengan pasisi pasar, maka infumasi

rnengenai daya wing bawmg merati sangat penting untuk dikefELhui. Analisis daya

saing sangat penting untuk mengetahui apakah usahahni bawang me& Iayk

dikemt>angkan s e c m ekonornis.

Komaditas bawang merah bersifat tradable: atau dipenlagan*. Okh mbab itu efisim tidaknya komuditi bawolrrg

me&

Ir:qgmtung day& wingpya di

pasar dunh krrinya, apaicafr biaya produksi riii yang Eexdki dari pmakaian

sumberdaya darnestik teruhma lahan, ten- kerja dm modal cukup rendah

sefiingga harga jualnya dalsm rupiah lebik rendah dibrtndingkan dengan harga

yang terbentuk di p m r dunia. Untuk itu prlu dikerahui faktor-fstktur y m g

mempengaruhi produksi, efisiensi, biaya produksi seFta kebijakan pemcrintah

krhadap usahatani bawang merah setxingga dapat ditentukan layak tidaknya

usahatmi tersebut dilaktrkan,

'

Suatu aktivitas ekonomi seperti usahatmi bawang merah dapat dievalurtsi

manbtnyya dsri dua scgi yaitu segi finmial (privat) dan segi ekonomi

{sosial).

Analisa finansial rne1ihat manfaat p y e k dari sudut lembaga atau individu yang

meiibatkan Biri ke dttIam airtivitas timebut, sedangkm analisa ekonomi menilai

(182)

memperhatikan siapa yang menyumbmgkan dan rnenerirna manfaat tersebut

(Kadariah, 1988).

Bebempa afat ana4isis donomi dm finztnsial tclah dikembangkan,

dian~ranya yang diperirenalkan oleh Monke dan Pearsun (1 995) yaitu Poiicy

Analysis Matrix (PAM). Analisis dengan menggunnkan PAM terd iri dari komponen krupn penerirnaan, biaya dan keuntungan yang dibedakan bedasarkan

h a r p privat dm harga sosial, Daiam karnponm biaya, input yang digunakan

digulongkan atas input tradable (yang diperdagangkan di pasar internasional) dan

darnstik (yang tidak diperdagangkan di pasar interniisional). Selisih anlara harga

privat dan h a r p sosial rnetupakm transfer unluk mengukur darnpak dari

kebijakan pemerintah yang ditempkan ahu danya kegqlnn p a r karnaditas

yang dianalisis.

Pemafiman pmlan k e b i j a h baik tecfiadap harp output maupun harga

input menrpakan topik utama ini. Gambar 2 fa) mengilustrasikan adanya

subsidi p i t i f untuk produsen bmng impor. Sebelurn ada kebijakan subsidi

11arga di dalm negeri adalah sama dengan harga dunia P,. Pada tingkat harga

P,

jurnlah produksi dornestik sebesar Qt sedanghn jumlatr prmintaan kansurnen

sebesar Q3. Akibatnya terjadi kefebihan pemintaan sebesar

Q3

-

Qt, sehingga

difakukan impor. Untuk mengurangi i m p dan memativasi pningkatan p d u k s i

dalam negeri pemcrinhh menerapkan kebijakan subsid i posit if kepada produsen

(domestik) b m g i m p , Kebijakm subsidi sebesar

P,

-

P, akan rneningkatkan

produhi domestik dari Q1 ke Qz dm menuninkan jurnfah impor dari @ -

Q1

(183)

Kebijakan ini rnenyebabkan hilangnya efisiensi ekanami sebesar selisih antma

biaya sumberdaya untuk rneningkatkan sumberdaya domestik sebesar Q1 C A

Q2,

dan biaya imbangan krproduksi setmar Qt

C B

Qz, atau sama dengan luas

segitiga CAB.

S u m k : M o n k dan Pea~son, 1995

pw : m d i p m r d u n i a p & W s i -Was

PP : h g a di pimr d o m d k setelaft diM&uksn s h i d i pasitif untuk pdusat

h gimpor

pd : h g a di pasar dotnaib s&d& diklodalkan suhidi positif untuk konsumen

b gimpor

S + PI : Subsidi positif icepack pmdusm h gimpor

[image:183.612.112.500.215.575.2]

S + C1 : Subsidi pasitif kqmda konsumen barang i m p

Gambar 2. Damp& Subsidi Positif terhadap M u s e n dm Kansumen

Bmng Impor

Selanjutrrya Gambar 2

(b)

rnenjefaskan adanya subsidi positif untuk

konswnen barang impox, Kandisi awal sebelurn kebijakan, harga di

&lam

negeri

sama d e n p hacga dunia

.

P

,

Pada tingkat harp f, jurnlah prduksi d a d k

s e k QI sedangicsln jumfah ymg dirninta sebes~tr Q3. Untuk rneningkatkotn

kunsumsi domestik d i t e m p h kebijaican subsidi pasitif Icepada konsurnen

fdomestik) b m g impor. K e b i j a h subsidi sdmm P,

-

Pa akm rnengurangi
(184)

Qs,

dan impor meningkat dafi Qs-Q1, ke Q4-Q2. Terdapat transfer S K I yang

rnencakup dua bagian, yaitu dari ppemerinbh ke bnsumen &sar

(P,

-

Pd)

(Q4-

Qa) atau luas AGHB dan transfer dari produsen ke kunsurnen sbesar P d B P d .

Efisiensi yang hilang terjadi pada dua sisi yaicu p d u k s i dan konsumsi.

Pendapatan krsih yang hilang s e k s a r AFB dm efisiensi konsumen yang hilang

sebesar EGH.

Ketmgan :

PW : hwga Q di pasat dunia S-II : Fajair unkk input i m p

S+ fI : Subsidi untuk input impr

Gambstr 3, Pajak dm Subsidi pada Input Tradable dan Pengaruhnya

terhadap Output.

Kebijaitan pemerinhh terhadap harga input, dikrfakukan baik pada input

W b l e maupun input nun tradable, Gambar 3 menunjukkan pgartfh subsirfi

dm pjak pada input tradable pertafiian terhadap uu$put, Embar 3 (a)

rnenunjukican darn@ adanya pajak input tradable krhdap output Seblum ada

paj& pada tingkat h a r e dunia sebesar

P,

kurva p e n a m output add& S.

Sementm itu jurnlah konsumsi domestik sebesar Q3 dan yang ditawwkan x h

(185)

memenuhi kebutuhan tersebut di takukan impor, Dengan diberlakukmnya pajak

input maka harga input rnenjadi lebih mzthal dm mengakibatkan biaya produksi

meningkat, dengan demikian pada harga output Pw yang %ma, kurva penawmn

output bergeser dari S ke

s'.

Akibat haf ini autput domestik turun dari Q1 ke

Q2,

Penururnan output tersebut rnengakibatksln impor naik dari QlQr rnenjadi Q3-

Q2. E

Gambar

GAMBAR ...........................................................................
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PETANI BAWANG M E M H  ...........................................................
Gambar 2. Damp& Subsidi Positif terhadap M u s e n  dm Kansumen
Gambar 4. Dampak Subsidi dm Pajak Input Non Tradabfe
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada akhirnya seluruh sasaran strategis yang telah terbentuk baik dari adopsi langsung yang terbentuk dari strategi bisnis perusahaan, dan strategi teknologi informasi harus

data tersebut untuk ikan semah di perairan Musi belum tersedia. Oleh karena itu, suatu penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan ikan semah di perairan Musi, Sumatera

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa: (1) terdapat kontribusi yang signifikan pengalaman diklat terhadap profesionalisme guru pada SMP Negeri di Kabupaten

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yangtelah melimpahkan segala nikmat-Nya dan Ridho-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan penelitian dengan

Pada perancangan alat prototype ultrasonic anemometers menggunakan dua buah sensor jarak (SRF-04) yang akan memancarkan sinyal gelombang ultrasonik secara bergantian

Namun, berdasarkan observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa dalam 4 (empat) triwulan terakhir terjadi penurunan penjualan sepatu sneaker merek Converse di

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling

Hasil penelitian menunjukkan bah- wa: (1) buku pegangan guru dan buku pegangan siswa dalam setiap tema mengandung muatan nilai- nilai karakter dengan jumlah bervariasi dan