• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Harian, Status Gizi, Perkembangan Sosial Emosi dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Full Day dan Non Full Day

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktivitas Harian, Status Gizi, Perkembangan Sosial Emosi dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Full Day dan Non Full Day"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS HARIAN, STATUS GIZI, PERKEMBANGAN

SOSIAL EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

SEKOLAH DASAR FULL DAY DAN NON FULL DAY

MIRAWATI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aktivitas Harian, Status Gizi, Perkembangan Sosial Emosi, dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Full Day dan Non Full Day adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

MIRAWATI. Aktivitas Harian, Status Gizi, Perkembangan Sosial Emosi, dan Prestasi Siswa Sekolah Dasar Full Day dan Non Full Day. Dibimbing oleh M. RIZAL M. DAMANIK.

Sistem penyelenggaraan pendidikan formal di Indonesia terdiri atas sistem pendidikan full day school (pembelajaran selama kurang lebih 9 jam per hari) dan sekolah non full day (waktu pembelajaran kurang lebih 5 jam per hari). Perbedaan waktu belajar tersebut tentunya dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikis siswa yang dapat berdampak pada perolehan prestasinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan dan hubungan aktivitas harian, status gizi, perkembangan sosial emosi dan prestasi siswa sekolah dasar full day dan non full day. Kriteria sekolah yang termasuk sekolah full day adalah SDIT Nur Al Rahman dan non full day adalah SDN Cibeureum Mandiri I. Kedua sekolah beralamat di kota Cimahi. Jumlah contoh pada penelitian ini sebanyak 30 siswa setiap sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara aktivitas harian di kedua sekolah dimana aktivitas harian di sekolah full day tertinggi pada kategori sedang yaitu sebesar 70% dan non full day tertinggi pada kategori ringan yaitu sebesar 86,7%. Berdasarkan IMT/U, persentase status gizi subjek sekolah full day terbanyak pada kategori normal yaitu sebesar 50%, gemuk 30%, obesitas 20% dan tidak ada yang berkategori kurus, sedangkan pada jenis non full day persentase status gizi subjek terbanyak pada kategori normal yaitu sebesar 70%, kurus dan gemuk masing-masing 30%, obesitas 3,3%. Perkembangan sosial emosi siswa di sekolah full day dan non full day termasuk kedalam kategori tinggi, yaitu indeks lebih dari 80. Rata-rata prestasi belajar siswa di sekolah full day termasuk dalam kategori sangat baik (80-100), sedangkan rata-rata prestasi siswa di sekolah non full day termasuk kedalam kategori baik (70-79). Terdapat hubungan antara status gizi dengan perkembangan sosial emosi (p=0,036) di sekolah full day dan prestasi dengan perkembangan sosial emosi (p=0,021) di sekolah non full day.

Kata kunci: aktivitas harian, status gizi, perkembangan sosial emosi, prestasi belajar, sekolah full day, sekolah non full day

ABSTRACT

MIRAWATI. Daily Activities, Nutritional Status, Social Emotional Development, and Cognitive Intelligence in full day and non full day Elementary School Children. Supervised by M. RIZAL M. DAMANIK.

(5)

day school category. Both of school was located in Cimahi. The sample of the research is 30 students of each school. The study results show that there is significant differences between student who take daily activity in full day and non full day school. Most of full day school student had daily activity in everage category, by 70%. Beside, most of non full day school student had low category, by 86,5%. Based on IMT/U, most of subject nutritional status presentation of full day school was in normal level by 50%, fat 30%, obese 20% an none in thin category. Therefore in non full day school, the most subject nutritional status presentation was in normal category by 70%, each thin and fat by 30%, and obese 3,3%. Social emotional development in full day and non full day school was in high category, by more than 80. Achievement student everage in full day school was in excellent category (80-100), beside for non full day students was in good category (70-79). The was any correlation between nutritional status and social emotional development in full day school (p=0,036) and non full day school (p=0,021).

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi

dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat

AKTIVITAS HARIAN, STATUS GIZI, PERKEMBANGAN

SOSIAL EMOSI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

SEKOLAH DASAR FULL DAY DAN NON FULL DAY

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

(8)
(9)

Judul Skripsi : Aktivitas Harian, Status Gizi, Perkembangan Sosial Emosi dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Full Day dan Non Full Day Nama : Mirawati

NIM : I14080122

Disetujui oleh

Prof. drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Rimbawan Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2013 ini ialah faktor yang mempengaruhi prestasi anak, dengan judul “Aktivitas Harian, Status Gizi, Perkembangan Sosial Emosi, dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Full Day dan Non Full Day”.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada :

1. Prof. drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD selaku dosen pembimbing skripsi, atas segala perhatian, bimbingan, dan pengarahan yang diberikan kepada penulis

2. Prof. Dr. Ir. Siti Madanijah, MS selaku dosen penguji atas segala saran dan kritik yang diberikan kepada penulis untuk menyempurnakan skripsi

3. Dr. Ir. Cesilia Meti Dwiriani, M.Sc selaku pembimbing akademik dan perwakilan komisi akademik Departemen Gizi Masyarakat

4. Dr. Rimbawan selaku Ketua Departemen Gizi Masyarakat 5. Staf dosen dan administrasi Departemen Gizi Masyarakat

6. Mamah Yani (ibunda), bapak Yuyun Wahyudin (Alm), teteh, wa Imas, bibi, bapa Odeh, ibu mertua (ibu Euis Rosmiati), dan yuyut dedeku (H. M. Rustandi SHAF) serta adik-adik tercinta yang telah memberikan cinta, kasih sayang, dukungan materi maupun moril serta doanya kepada penulis

7. Suami dan anakku tercinta: Rifki Fazar Firmansyah dan dede M. Rashidqi Ilham Kautsar yang selalu menemani dan memberikan cinta, kasih sayang, dukungan materi maupun moril serta doanya kepada penulis

8. Teman-teman Al Fatah Cileungsi dan 3G alcent yang selalu ku rindukan (bedah, neng ayu, pia, rani, pani, umi, ka yakfi, ka mif, alpi, ica, ka oki dan yang Lainya)

9. Bapak H. Sony Sugema, MBA (Ketua Yayasan SMA Alfa Centauri Bandung) atas segala bantuan dan dukungan serta doanya kepada penulis

10. Siti Raudhoh dan keluarga (Umi, Abi, Umu, Awa dan adik-adik) atas bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis

11. Keluarga besar SDIT Nur Al Rahman dan SDN Cibeureum Mandiri I atas ijin dan informasi yang diberikan kepada penulis

12. Keluarga besar bimbingan belajar Etos Study sejak awal berdiri hingga sekarang dan Beastudi Etos Bogor atas motivasi dan semangat yang diberikan. 13. Teman seperjuangan GM angkatan 45, 46, dan 47, atas segala bantuan dan

motivasinya

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak memberikan bantuan hingga skripsi ini dapat terselesaikan

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... iii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 2

Tujuan Penelitian ... 3

Manfaat Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

KERANGKA PEMIKIRAN ... 4

METODE ... 6

Desain, Tempat, Waktu Penelitian ... 6

Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh ... 6

Jenis dan Cara Pengambilan Data ... 6

Pengolahan dan Analisis Data ... 7

Definisi Operasional ... 9

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 10

Gambaran Umum Sekolah... 10

Karakteristik Contoh ... 11

Aktivitas Harian ... 15

Status Gizi ... 17

Perkembangan Sosial Emosi ... 18

Prestasi ... 19

Hubungan antar Variabel ... 20

SIMPULAN DAN SARAN ... 22

Simpulan ... 22

Saran ... 23

DAFTAR PUSTAKA ... 23

LAMPIRAN ... 25

(12)

DAFTAR TABEL

1 Variabel, jenis data, dan cara pengumpulan data ... 6

2 Kategori variabel penelitian ... 8

3 Karakteristik siswa sekolah full day dan non full day ... 12

4 Sebaran subjek berdasarkan pendidikan orangtua ... 13

5 Sebaran subjek berdasarkan pekerjaan orangtua ... 14

6 Sebaran subjek berdasarkan pendapatan keluarga ... 14

7 Sebaran subjek berdasarkan besar keluarga ... 15

8 Sebaran subjek berdasarkan rata-rata lama aktivitas ... 16

9 Sebaran subjek berdasarkan aktivitas harian ... 16

10 Sebaran subjek berdasarkan status gizi ... 17

11 Perbedaan perkembangan sosial emosi sekolah full day dan non full day ... 18

12 Perbedaan prestasi belajar sekolah full day dan non full day ... 19

13 Hubungan karakteristik siswa dengan aktivitas harian, status gizi, dan perkembangan sosial emosi siswa di sekolah full day dan non full day ... 20

Hubungan antar variabel penelitian ... 21

DAFTAR GAMBAR

1 Bagan kerangka pemikiran contoh ... 5

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuisioner penelitian ... 25

2 Uji korelasi antar variabel siswa di sekolah full day ... 27

3 Uji korelasi dan regresi antar variabel siswa di sekolah non full day ... 28

(13)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Anak merupakan aset bangsa, pewaris, sekaligus sebagai generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu, diharapkan anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya sehingga nantinya menjadi orang dewasa yang sehat secara fisik, mental, maupun sosial-emosinya. Dengan mencapai perkembangan optimal pada potensi yang ada pada dirinya, maka seseorang dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas (Saidah 2003).

Dinamika pembangunan di Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang berusaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan yang berkualitas biasanya disertai dengan kuantitas prestasi belajar yang baik sehingga prestasi belajar tidak bisa dipisahkan dari perbuatan belajar karena belajar merupakan proses sedangkan prestasi belajar merupakan hasilnya. Salah satu cara menilai kualitas siswa adalah dengan melihat prestasi belajarnya (Wasis 2001).

Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal yaitu jasmani, fisiologis, psikologi, panca indra dan faktor eksternal meliputi lingkungan, sosial, instrumental (Slameto 2010, Wasis 2001 & Setiawati dkk 2002). Berhubungan dengan faktor jasmani dan panca indra, Friedman & Clark dalam Kusumaningrum 2006 mengatakan bahwa pencapaian prestasi sekolah anak sangat berhubungan dengan perkembangan fisik dan aktifitasnya. Anak yang mendapat kesempatan untuk melatih fisiknya akan lebih memiliki kemampuan dalam aspek mental intelektual dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan kesempatan untuk melatih fisiknya.

Aktifitas fisik selain membuat sehat juga mampu berpengaruh pada pencapaian hasil belajar yang lebih baik. Anak-anak yang tetap aktif secara fisik memiliki kebiasaan tidur yang lebih baik, selain itu mereka juga mampu menangani tantangan fisik dan emosional seperti berlari atau belajar untuk menghadapi ujian jauh lebih baik dibandingkan anak-anak yang inaktif. Ada beberapa manfaat akademis dari kelas pendidikan jasmani atau anak yang terlibat aktivitas fisik dalam waktu istirahat selama di sekolah. Beberapa peneliti menunjukkan adanya pengaruh positif dari aktivitas jasmani terhadap peningkatan kemampuan kognitif siswa dan juga dapat meningkatkan rentan perhatian mereka. Hal ini dapat menghasilkan performa yang lebih baik secara keseluruhan di bidang akademik.

Sebagai salah satu faktor internal yang penting pula adalah status gizi yang berpengaruh sehingga dapat menurunkan konsentrasi sesorang dalam proses belajar. Malnutrisi berhubungan dengan kecerdasan intelegensi dan perolehan hasil belajar yang rendah (Krisnawati dkk 2009). Menurut Khomsan (2004) mencetak generasi yang sehat dan cerdas harus dimulai sejak anak dalam janin sampai remaja. Berbagai intervensi harus diberikan kepada anak-anak khususnya dalam hal gizi, kesehatan dan pendidikan.

(14)

2 sumbangan yang lebih besar dari pada Intellegency Questien (IQ) dalam proses pembelajaran (Setiawati dkk 2002). Dalam hal ini Goleman (2004) dalam bukunya “Mengapa EI lebih penting daripada IQ” menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Kecerdasan emosional juga berperan dalam pencapaian prestasi seseorang dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan belajar.

Zink et al. (2001) diacu dalam Megawangi (2004) menyatakan bahwa penyebab kegagalan anak di sekolah bukan semata terletak pada kecerdasan kognitif, tetapi juga kecerdasan emosional yang terkait dengan rasa percaya diri, kemampuan bekerjasama, bergaul, berkonsentrasi, berkomunikasi dan rasa empati. Penelitian Coover dan Murphy (2000) menunjukkan bahwa semakin tinggi konsep diri dan perencanaan diri, maka semaki positif gambaran diri seseorang dan cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih baik. penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengenalan akan diri sendiri berkembang melalui interaksi sosial dan adanya komunikasi dengan orang lain yang akan meningkatkan prestasi seseorang. Hal ini sekaligus menggambarkan faktor eksternal (salah satunya sosial) yang mempengaruhi prestasi belajar.

Sistem penyelenggaraan pendidikan formal di Indonesia terus mengalami perubahan salah satunya adalah adanya sistem pendidikan full day school, yaitu sebutan untuk sekolah-sekolah yang menerapkan pembelajaran selama sehari penuh layaknya waktu seorang pekerja. Sekolah tersebut menerapkan kurang lebih 9 jam belajar dalam sehari, yakni mulai dari jam 07.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB. Hal ini berarti siswa lebih lama tinggal di sekolah dan mengurangi waktu mereka untuk bermain dan menyosialisasikan pribadi mereka dengan teman-teman atau orang-orang di sekitar rumahnya. Kondisi seperti ini sering kali menyebabkan siswa menjadi kurang terlatih jiwa sosialnya terhadap lingkungan rumahnya, karena teman yang dimilikinya hanyalah teman di sekolah. Selain itu, mereka kurang tanggap terhadap lingkungan (Fatimah 2011).

Perbedaan alokasi waktu pada siswa di sekolah full day dan non full day (sekolah negeri) tentunya dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut penelitian mengenai aktivitas fisik, status gizi, perkembangan sosial emosi dan prestasi belajar siswa di sekolah full day dan non full day perlu dilakukan.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan maka rumusan pokok-pokok permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perbandingan aktivitas harian, status gizi, perkembangan sosial emosi dan prestasi siswa sekolah dasar full day dan non full day 2. Bagaimana hubungan aktivitas harian, status gizi, perkembangan sosial

(15)

3 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan dan hubungan aktivitas harian, status gizi, perkembangan sosial-emosi dan prestasi belajar siswa kelas VI di sekolah dasar full day dan non full day. Tujuan Khusus

1. Menganalisis karakteristik siswa dan orang tua kelas VI di sekolah full day dan non full day

2. Menganalisis perbandingan aktivitas harian siswa kelas VI di sekolah full day dan non full day.

3. Menganalisis perbandingan status gizi siswa kelas VI di sekolah full day dan non full day

4. Menganalisis perbandingan perkembangan sosial emosi siswa kelas VI di sekolah full day dan non full day.

5. Menganalisis perbandingan prestasi belajar siswa kelas VI di sekolah full day dan non full day.

6. Menganalisis hubungan antar variabel (karakteristik siswa, aktifitas harian, status gizi, perkembangan sosial emosi, dan prestasi) siswa kelas VI di sekolah full day dan non full day.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada orang tua atau pihak yang terkait dengan pendidikan mengenai aktivitas harian, status gizi, perkembangan sosial-emosi dan prestasi belajar siswa sekolah dasar full day dan non full day. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk menentukan jalur pendidikan yang baik untuk anak.

Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Semakin lama waktu belajar di sekolah, maka semakin tinggi akivitas fisik siswa.

2. Semakin tinggi aktivitas fisik siswa, maka semakin rendah status gizi siswa.

3. Semakin rendah status gizi siswa, maka semakin rendah perkembangan sosial emosi siswa.

(16)

4

KERANGKA PEMIKIRAN

Sistem penyelenggaran pendidikan formal di Indonesia terus mengalami perubahan salah satunya adalah adanya sistem pendidikan full day school, yaitu sebutan untuk sekolah-sekolah yang menerapkan pembelajaran selama sehari penuh layaknya waktu seorang pekerja. Sekolah tersebut menerapkan kurang lebih 9 jam belajar dalam sehari, yakni mulai dari jam 07.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB. Hal ini berarti siswa lebih lama tinggal di sekolah dan mengurangi waktu mereka untuk bermain dan menyosialisasikan pribadi mereka dengan teman-teman atau orang-orang di sekitar rumahnya. Kondisi seperti ini sering kali menyebabkan siswa menjadi kurang terlatih jiwa sosialnya terhadap lingkungan rumahnya, karena teman yang dimilikinya hanyalah teman di sekolah. Selain itu, mereka kurang tanggap terhadap lingkungan.

Hal lain yang terjadi di sekolah full day, selain perkembangan sosial-emosi siswa yang diperkirakan berbeda dengan siswa di sekolah non full day, siswa juga diperkirakan mengalami penurunan status gizi disebabkan oleh padatnya aktivitas harian dan kurangnya pemantauan pola makan anak dari orang tua. Hal ini diperkirakan dapat mempengaruhi prestasi belajar di sekolah.

Adapun waktu belajar di sekolah non full day adalah 5 jam sehari. Kondisi ini diperkirakan membuat siswa memiliki waktu lebih banyak untuk melatih jiwa sosialnya (berinteraksi dengan keluarga/teman sebaya di sekitar rumah). Hal tersebut juga memungkinkan adanya kontrol pola makan dari orang tua sehingga diharapkan anak memiliki status gizi baik yang akan mempengaruhi tingkat kecerdasan dan kemampuannya dalam menangkap pelajaran menjadi lebih baik.

(17)

5

Keterangan:

: variabel yang diteliti : hubungan yang diteliti : variabel yang tidak diteliti : hubungan yang tidak diteliti

Gambar 1 Kerangka Pemikiran “Aktivitas Harian, Status Gizi, Perkembangan Sosial Emosi dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Full day dan Non Full Day

Sekolah full day Sekolah non full day

Karakteristik siswa: Umur

Jenis kelamin Berat badan Tinggi badan

Karakteristik keluarga siswa: Pendidikan orang tua Pekerjaan orang tua Pendapatan keluarga Besar keluarga

Aktivitas harian Status gizi

Prestasi belajar

(18)

6

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study dimana pengumpulan data dilakukan pada satu waktu untuk menggambarkan karakteristik sampel. Lokasi penelitian dilakukan di SDN Cibeureum Mandiri dan SDIT Nur Al Rahman Kota Cimahi. Penentuan sekolah yang dijadikan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan sekolah terletak di lingkungan strategis, dan mudah dijangkau. SDN Cibeureum Mandiri mewakili karakteristik sekolah non full day dan SDIT Nur Al Rahman mewakili karakterisik sekolah full day. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2013.

Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

Populasi penelitian adalah siswa kelas VI di SDN Cibeureum Mandiri dan SDIT Nur Al Rahman. Pertimbangan memilih siswa kelas VI adalah bahwa siswa yang bersangkutan selain memiliki tingkat perkembangan dan kemampuan anak untuk berpikir logis terhadap hal konkrit sudah baik (dapat menjawab pertanyaan) juga karena pada masa tersebut aktivitas harian siswa cukup padat atau terkategori paling padat dibandingkan tingkat sebelumnya. Pengambilan contoh dilakukan secara acak sederhana. Jumlah contoh dari penelitian ini adalah sebanyak 60 siswa yang terdiri atas 30 siswa SDN Cibeureum Mandiri dan 30 siswa SDIT Nur Al Rahman.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara langsung yang meliputi karakteristik contoh dan recall aktivitas fisik (2x24 jam). Data primer dikumpulkan dengan alat bantu kuesioner dan observasi langsung. Data lain yang dikumpulkan adalah status gizi dan prestasi belajar. Data status gizi diperoleh dengan menggunakan rumus indeks masa tubuh menurut umur (IMT/U). variabel, jenis data, dan cara pengumpulan data ditamplkan dalam tabel 1.

(19)

7 Perkembangan sosial-emosi siswa diukur menggunakan instrumen Social Emotional Assets and Resilience Scale (SEARS) (Cohn et.al 2009). Instrumen SEARS yang digunakan adalah instrumen SERAS A, yakni SEARS untuk mengukur perkembangan sosial emosi anak usia 7-12 tahun dengan menggunakan teknik laporan sendiri (self report). Jenis dan cara pengumpulan data primer dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Variabel, jenis data, dan cara pengumpulan data

No Variabel dan data Jenis Data

2 Karakteristik keluarga siswa Pendidikan orang tua

Primer Recall aktivitas fisik (2x24 jam) 4 Prestasi belajar siswa

Nilai rapor kelas IV – VI

Sekunder Data dari guru kelas

5 Perkembangan sosial-emosi siswa

Primer Pengisian kuesioner dan wawancara

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer selanjutnya dianalisis secara statistik. Tahapan pengolahan data dimulai dari verifikasi, coding, entri, cleaning, dan selanjutnya dianalisis. Verifikasi dilakukan untuk mengecek konsistensi informasi. Penyusunan code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data. Selanjutnya dilakukan entri data, kemudian dilakukan cleaning data untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Analisis data menggunakan program komputer Microsoft Excell dan Statistical Program for Social Science (SPSS) version 20 for Windows.

(20)

8

x 100%

Pengukuran status gizi dengan metode antropometri melalui perhitungan indeks massa tubuh dibandingkan dengan umur (IMT/U) dengan menggunakan software WHO Anthroplus 2007. Kemudian hasilnya disesuaikan dengan nilai yang telah ditentukan oleh WHO 2007. Kategori status gizi pada anak yang berumur 5 – 19 tahun yaitu kurus (-3 ≤z ≤-2), normal (-2 ≤z ≤+1), gemuk (+1 ≤z ≤+2) dan obese (z > +2).

Data prestasi belajar diperoleh dari nilai rapor pada semester 1 dan 2 kelas IV dan V dan rapor semester 1 kelas VI. Untuk mengukur prestasi belajar siswa maka dilakukan pencarian nilai rata-rata dari mata pelajaran Matematika, IPA, IPS, B. Indonesia, B. Inggris dan Agama yang ada dalam rapor siswa. Pengambilan nilai rata-rata ini ditujukan agar hasil penelitian yang diperoleh dapat menggambarkan perkembangan prestasi dalam waktu yang cukup lama (lebih dari 2 tahun), bukan prestasi esaat saat penelitian dilakukan..

Perkembangan sosial-emosi siswa diukur menggunakan instrumen Social Emotional Assets and Resilience Scale (SEARS) (Cohn et.al 2009). Pertanyaan yang digunakan adalah 53 pertanyaan. Jawaban pertanyaan menggunakan skala likert, yaitu: (1) tidak pernah, (2) jarang, (3) kadang-kadang, dan (4) hampir selalu. Kategori penelitian dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Kategori variabel penelitian

No Variabel Kategori Keterangan

(21)

9 Pertanyaan yang digunakan dalam instrumen ini adalah pertanyaan positif. Jawaban “selalu” diberi nilai tiga, “kadang-kadang” diberi nilai dua, “jarang” diberi nilai satu, dan “tidak pernah” diberi nilai nol. Skor yang diperoleh dijumlahkan sehingga diperoleh indeks perkembangan sosial emosinya. Selanjutnya, indeks dikategorikan menjadi tinggi (indeks > 80), sedang (indeks 60 – 80), dan rendah (indeks < 60).

Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Analisis deskriptif meliputi :

a. Karakteristik siswa meliputi umur, jenis kelamin berat badan dan tinggi badan.

b. Karakteristik keluarga siswa meliputi pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, dan besar keluarga.

c. Aktivitas fisik siswa meliputi jenis kegiatan, lamanya waktu kegiatan, dan tingkat aktifitas fisik siswa.

d. Status gizi, prestasi belajar, dan kategori perkembangan sosial-emosi siswa.

2. Analisis Perbandingan

Analisis perbandingan dilakukan untuk mengetahui perbandingan antar variabel di kedua sekolah. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan uji beda (t-test) untuk data normal (p<0,05) dan uji mann-Whitney untuk data yang tidak normal (p 0,05).

3. Analisis Hubungan

Analisis hubungan antar variabel dilakukan dengan melakukan uji korelasi Pearson dan Spearman

Definisi Operasional

Siswa kelas VI sekolah dasar adalah anak yang terdaftar di sekolah sebagai siswa kelas VI

Karakteristik siswa adalah data atau informasi mengenai siswa meliputi umur, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan.

Karakteristik orang tua siswa adalah data atau informasi mengenai siswa meliputi pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan orang tua, serta besar keluarga.

Aktivitas harian adalah seluruh kegiatan contoh yang melibatkan fisik (tubuh) dan diperoleh melalui metode recall 2x24 jam dan dilakukan sebanyak dua kali yaitu hari sekolah dan hari libur.

Status gizi adalah keadaan fisik siswa yang diukur dengan antropometri dengan indeks IMT/U.

Prestasi belajar adalah hasil pembelajaran siswa dalam bentuk angka atau nilai yang ditulis dalam rapor dari kelas IV dan V semester I dan II serta kelas VI semester I seluruh mata pelajaran yang dihitung rataan nilainya.

Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

(22)

10 Pendapatan orang tua adalah besar penghasilan yang diterima oleh orang

tua dalam sebulan dan dinyatakan dalam satuan rupiah

Perkembangan sosial-emosi adalah kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain. Termasuk didalamnya adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, Mengelola emosi diri, memotivasi diri, berempati, dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini terletak pada prestasi belajar dimana prestasi belajar diukur dengan melihat nilai rapor siswa, sebaiknya jika ingin melihat hasil prestasi belajar siswa dapat dilihat pada nilai ulangan harian atau nilai hasil ulangan semester.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Sekolah

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nur Al Rahman merupakan salah satu sekolah full day yang berada di kota Cimahi, yaitu sekolah yang menerapkan pembelajaran selama sehari penuh, kurang lebih 8 jam belajar dalam sehari, yakni mulai jam 07.00 hingga jam 15.30 (Fatimah 2011). SDIT Nur Al Rahman beralamat di Jl. Daeng Muhammad Ardiwinata (Cihanjuang) No. 77 A, kota Cimahi.

Visi sekolah ini adalah menjadi berakhlak mulia, mandiri, dan unggul dalam prestasi, menuju insan Indonesia bermartabat, cerdas komprehensif, dan kompetitif. Adapun misi sekolah ini adalah menerapkan nilai-nilai islam dalam sistem pendidikan dengan semangat dakwah berdasarkan alqur’an dan al hadits, meningkatkan kesiapan input dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan output yang unggul, mengelola lembaga pendidikan secara amanah dan profesional, memfasilitasi pengembangan potensi anak untuk menjadi pribadi bermartabat, mandiri, dan siap berkompetisi, dan mengembangkan sekolah model yang berwawasan global dan rahmatan lil alamin.

(23)

11 Jam pelajaran di SDIT Nur Al Rahman pada hari Senin hingga Kamis dimulai pada pukul 07.00 WIB hingga 14.00 WIB (kelas 1 dan kelas 2) dan 15.30 WIB (kelas 3 sampai kelas 6). Sedangkan hari Jum’at, jam belajar diselenggarakan sejak pukul 07.00 WIB hingga 12.30 WIB.

Adapun salah satu sekolah yang termasuk ke dalam sekolah non full day dalam penelitian ini adalah SDN Cibeureum Mandiri, yaitu sekolah yang dikelola oleh pemerintah dengan konsep pembelajaran yang mengacu penuh pada kurikulum dan kebijakan yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Waktu belajar sekolah negeri dimulai pada pukul 07.00 WIB hingga 11.00 WIB (hari jum’at) dan 12.00 WIB (hari senin hingga kamis dan hari sabtu). SDN Cibeureum Mandiri beralamat di Jl. Mahar Martanegara No. 35, Kota Cimahi.

Visi dari SDN Cibeureum Mandiri adalah “IMAN” (inisiatif, mandiri, agamis, dan nyaman), sedangkan misinya adalah “ISLAM” (intensif, selektif, lugas, akurat dan menyenangkan). Jumlah guru yang ada di SDN Cibeureum Mandiri terdiri atas 24 orang PNS dan 20 orang honorer dengan tingkat pendidikan S1 dan S2 (kepala sekolah). Jumlah siswa sebanyak 646 orang yang terdiri atas 302 siswa laki-laki dan 344 siswa perempuan. Fasilitas yang dimiliki sekolah antara lain 23 ruang kelas, lapangan olah raga, UKS, perpustakaan, ruang TIK dan kantin. Adapun ekstrakulikuler yang diselenggarakan di sekolah ini antara lain pramuka, paskibra, dan taekwondo.

Karakteristik Contoh

Karakteristik siswa

Karakteristik siswa yang diteliti dalam penelitian ini mencakup umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan (Tabel 3).

Tabel 3 memperlihatkan bahwa pada sekolah full day, siswa yang diteliti adalah lebih dari setengahnya yaitu 17 orang (56,7%) berumur 12 tahun, 12 orang (40%) berumur 11 tahun dan 1 orang (3,3%) berumur 13 tahun. Sedangkan pada sekolah non full day, sebagian besar yaitu 24 orang (80%) berumur 12 tahun, 4 orang (13,3%) berumur 13 tahun dan 2 orang (6,7%) berumur 11 tahun. Berdasarkan uji statistik, sebaran siswa berdasarkan umur pada sekolah full day dan non full day terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,006).

Menurut Yusuf (2005) masa usia sekolah dasar disebut juga masa intelektual karena keterbukaan keinginan anak untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman masa sekolah dasar dibagi menjadi dua fase, yaitu masa kelas rendah (6–9 tahun) dan masa kelas tinggi (12-13 tahun).

Dilihat dari jenis kelamin, dari kedua jenis sekolah full day dan non full day secara persentase terbanyak berjenis kelamin perempuan dimana masing-masingnya adalah 63,3% dan 66,7%. Berdasarkan uji statistik, sebaran siswa berdasarkan jenis kelamin pada sekolah full day dan non full day tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,787).

(24)

12 yaitu 48,48 kg (full day) dan 39,83% (non full day). Berdasarkan uji statistik, berat badan siswa pada sekolah full day dan non full day terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,004). Sedangkan untuk tinggi badan siswa full day dan non full day rata-ratanya masing-masing adalah 148,27 cm dan 150,77 cm, secara uji statistik, tinggi badan siswa pada sekolah full day dan non full day tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,198).

Tabel 3 Karakteristik siswa sekolah full day dan non full day Karakteristik

Median(Rentang) 44.5 (30-89) 38 (30-65)

Tinggi Badan (cm) 0.198

Mean (SD) 148.27 (8.115) 150.77 (8.110) Median(Rentang) 147.5 (130-162) 150 (137-167)

Karakteristik Orang Tua Siswa Pendidikan Orang Tua

Sebaran pendidikan orang tua siswa terdapat dalam Tabel 4. Tabel tersebut memperlihatkan bahwa persentase ayah yang berpendidikan sarjana di sekolah full day lebih besar dibanding sekolah non full day yaitu masing-masing 73,3% dan 13,3%. Persentase pendidikan ayah di sekolah non full day hampir setengahnya 46,7% berpendidikan SMA. Begitu pula persentase pendidikan ibu pada sekolah full day sebagian besar yaitu 66,7% berpendidikan sarjana sedangkan pada sekolah non full day hampir setengahnya yaitu 46,7% berpendidikan SMA. Secara uji statistik, sebaran pendidikan orangtua (ayah dan ibu) pada sekolah full day dan non full day terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000).

(25)

13 Tabel 4 Sebaran subjek berdasarkan pendidikan orangtua

Subjek

Hasil penelitian menunjukkan sebaran pekerjaan ayah (Tabel 5) pada sekolah full day lebih merata dimana secara persentase sebesar 26,7% bekerja di BUMN, 23,3% bekerja sebagai PNS dan pegawai swasta, 20% wiraswasta dan 3,3% dokter, sedangkan pada sekolah non full day, pekerjaan ayah secara persentase sebagian besar yaitu 70% pegawai swasta dan sisanya 30% berwiraswasta. Secara uji statistik, sebaran pekerjaan ayah pada sekolah full day dan non full day terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000). Sebaran pekerjaan ibu pada sekolah full day, secara persentase menunjukan hampir setengahnya yaitu 46,7% sebagai ibu rumah tangga, 13,3% PNS, pegawai swasta dan wiraswasta, serta 3,3% bekerja di BUMN dan sebagai dokter, sedangkan pada sekolah non full day sebarannya menunjukan lebih dari setengahnya yaitu 56,7% sebagai ibu rumah tangga, 33,3% pegawai swasta dan 10% berwiraswasta. Secara uji statistik, sebaran pekerjaan orangtua ibu pada sekolah full day dan non full day tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,088).

(26)

14 Tabel 5 Sebaran subjek berdasarkan pekerjaan orangtua

Subjek berdasarkan

Hasil penelitian pada sekolah full day, pendapatan keluarga (Tabel 6) secara persentase hampir seluruhnya yaitu 96,7% memiliki pendapatan ≥ UMR sedangkan pada sekolah non full day, lebih dari setengahnya 56,7% memiliki pendapatan ≥ UMR dan 43,3% memiliki pendapatan < UMR. Secara uji statistik, sebaran pendapatan keluarga pada sekolah full day dan non full day terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000).

Tabel 6 Sebaran subjek berdasarkan pendapatan keluarga Subjek

(27)

15 Besar Keluarga

Dilihat dari besar keluarga (Tabel 7), penelitian pada sekolah full day menunjukkan secara persentase lebih dari setengah yaitu 53,3% merupakan keluarga kecil, sisanya yaitu 43,3% merupakan keluarga sedang dan 3,3 % merupakan keluarga besar. Sedangkan pada sekolah non full day menunjukkan secara persentase sebagian besar yaitu 70% merupakan keluarga kecil dan sisanya yaitu 30% merupakan keluarga sedang. Secara uji statistik , sebaran besar keluarga pada sekolah full day dan non full day tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,301).

Tabel 7 Sebaran subjek berdasarkan besar keluarga Subjek

Besar keluarga menunjukkan banyaknya anggota dalam suatu keluarga. Adanya kepadatan dalam keluarga akan mengganggu pola dan corak hubungan antar anggota keluarga sehingga jaringan komunikasi antara anggota keluarga tidak berjalan sebagaimana mestinya (Gunarsa & Gunarsa 2004). Hasil penelitian Idrawati (2008) menunjukkan bahwa besar keluarga berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap prestasi belajar siswa di SMAN 09 Padang.

Aktivitas Harian

Aktivitas Fisik Siswa

(28)

16 Tabel 8 Sebaran subjek berdasarkan rata-rata lama aktivitas

Jenis Aktivitas

Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata lama aktivitas sekolah full day (480 menit/hari/orang) lebih lama daripada sekolah non full day (300 menit/hari/orang), sedangkan sebaliknya aktivitas belajar di rumah siswa non full day (100 menit/hari/orang) lebih lama daripada siswa sekolah full day (50 menit/hari/orang), begitu pula waktu luang main di luar (120 menit/hari/orang) dan aktivitas tidur siswa non full day (560 menit/hari/orang) lebih lama daripada siswa full day dimana masing-masing waktunya (480 menit/hari/orang) dan (560 menit/hari/orang).

(29)

17 (negri) berbeda dimana pada sekolah non full day terbanyak pada kategori ringan yaitu sebesar 86,7%, perbedaan tersebut secara statistik hal ini bermakna (p = 0,000).

Status Gizi

Menurut WHO (2007) pengukuran status gizi pada anak usia 5 hingga 19 tahun sudah tidak menggunakan indikator BB/TB, akan tetapi menggunakan indeks masa tubuh berdasarkan umur (IMT/U). Klasifikasi pengkategorian status gizi siswa dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kurus (-3 z normal (-2 +1), gemuk (+1 z +2) dan obese (z > +2). Penentuan nilai status gizi ditentukan berdasarkan software anthroplus 2007 yang mengacu pada referensi WHO 2007.

Tabel 10 Sebaran subjek berdasarkan status gizi Status Gizi

Jenis Sekolah

Full day Non Full day

n % n %

Kurus 0 0 4 13.3

Normal 15 50 21 70

Gemuk 9 30 4 13.3

Obes 6 20 1 3.3

Jumlah 30 100 30 100

Tabel 10 menunjukan bahwa terdapat sebaran status gizi pada jenis sekolah full day dimana persentase subjek terbanyak pada kategori normal yaitu sebesar 50%, gemuk 30%, obes 20% dan tidak ada yang berkategori kurus, sedangkan pada jenis non full day persentase subjek terbanyak pada kategori normal yaitu sebesar 70%, kurus dan gemuk masing-masing 13,3%, obes 3,3% . Secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna antara status gizi pada full day dan non full day (p = 0,015).

(30)

18 Perkembangan Sosial Emosi

Menurut Cohn et. al (2009), perkembangan sosial emosi siswa diukur menggunakan instrumen Social Emotioal Assets and Resillience. Instrumen SEARS yang digunakan adalah instrumen SEARS A untuk mengukur perkembangan sosial emosi anak usia 7-12 tahun dengan menggunakan tekhnik laporan sendiri (self report). Hasil penelitian mengenai perkembangan sosial emosi siswa di sekolah full day dan non full day ditampilkan dalam tabel 11.

Tabel 11 Perbedaan perkembangan sosial emosi sekolah full day dan non full day

Perkembangan Sosial Emosi Jenis Sekolah

Full day Non Full day

Mean (SD) 106.37 (17.729) 118.5 (15.222) Median (Rentang) 104 (67-147) 122 (84-144)

Tabel 11 menunjukan bahwa rata-rata nilai perkembangan sosial emosi siswa di sekolah full day dan non full day termasuk kedalam kategori tinggi, yaitu indeks lebih dari 80. Namun dilihat dari nilai rata-ratanya, nilai perkembangan sosial emosi siswa di sekolah non full day lebih tinggi dibandingkan di sekolah full day. Secara statistik, terdapat perbedaan antara perkembangan sosial emosi di sekolah full day dan perkembangan sosial emosi di sekolah non full day (p = 0,004).

Instrumen perkembangan sosial emosi memuat dimensi kompetensi emosional dan konsep diri, pengaturan diri, keterampilan dalam memecahkan masalah, ketahanan sosial emosi, strategi kognitif, dukungan, kematangan, dan kemerdekaan sosial, empati dan keterampilan interpersonal/bergaul (Elmanora et al. 2012). Perbedaan yang terjadi dalam hasil penelitian kali ini disebabkan oleh adanya dimensi tertentu yang lebih unggul pada siswa-siswa di sekolah non full day, misalnya pada dimensi pengaturan diri, kematangan, empati dan interpersonal/bergaul dimana hal ini terlihat dari perilaku mereka selama proses pengambilan data pnelitian. Adapun rincian mengenai dimensi perkembangan sosial emosi tidak dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini.

(31)

19

Prestasi Belajar

Prestasi belajar seringkali diukur dari nilai rapor siswa. Rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan atau hasil belajar siswa selama masa tertentu (Suryabrata 2005 dalam Juliani 2007). Hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sekolah full day dan non full day di tampikan dalam tabel 12.

Tabel 12 Perbedaan prestasi belajar sekolah full day dan non full day Prestasi Belajar

Jenis Sekolah

Full day

n=30

Non Full day

n=30 Mean (SD) 87.15 (5.122) 79.36 (5.277) Median (Rentang) 88.28 (76.57-95.63) 78.98 (71.63-89.38)

Tabel 12 menunjukan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa di sekolah full day termasuk dalam kategori sangat baik (80-100), sedangkan rata-rata prestasi siswa di sekolah non full day termasuk kedalam kategori baik (70-79). Terdapat perbedaan antara prestasi belajar di sekolah full day dan prestasi belajar di sekolah non full day (p = 0,000). Menurut Slameto (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar selain keadaan gizi adalah hereditas, keadaan sosial ekonomi keluarga, faktor lingkungan, stimulus, fasilitas belajar dan daya tahan tubuh.

(32)

20 Hubungan Antar Variabel

Hubungan karakteristik siswa dan orang tua dengan aktivitas fisik, status gizi, perkembangan sosial emosi, dan prestasi belajar siswa sekolah full day dan non full day

Suatu variabel dapat dikatakan berhubungan jika nilai p<0,05. Tabel 13 memperlihatkan bahwa di sekolah non full day terdapat korelasi negatif (r=-0,377) antara pendapatan keluarga dengan status gizi siswa (p=0,040). Korelasi negatif artinya bahwa semakin tinggi pendapatan keluarga maka status gizi siswa semakin rendah atau sebaliknya, semakin rendah pendapatan keluarga maka status gizi siswa semakin baik. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Hardinsyah (1997) dimana pendapatan akan menentukan daya beli terhadap pangan dan fasilitas lain, seperti pendidikan, perumahan, kesehatan, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi status gizi. Jika anak hidup dalam keluarga yang memiliki tingkat ekonomi rendah maka kebutuhan anak akan konsumsi menjadi kurang terpenuhi sehingga belajarnya juga terganggu.

Tabel 13 Hubungan karakteristik siswa dengan aktivitas harian, status gizi, dan perkembangan sosial emosi siswa di sekolah full day dan non full day Variabel

Sekolah full day Sekolah non full day

Aktivitas

Perbedaan hasil penelitian ini dapat terjadi karena keterbatasan pengolahan data status gizi, dimana urutan disesuaikan dengan tingkatan status gizi (kurus, normal, gemuk, obesitas). Sebaiknya urutan disesuaikan dengan kondisi yang terbaik ke kondisi terburuk (normal, gemuk, obesitas, kurus). Kesalahan ini diduga menyebabkan data tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Hubungan aktivitas fisik, status gizi, perkembangan sosial emosi, dan prestasi belajar siswa sekolah full day dan non full day

(33)

21 tidur yang lebih baik, selain itu mereka juga mampu menangani tantangan fisik dan emosional seperti berlari atau belajar untuk menghadapi ujian jauh lebih baik dibandingkan anak-anak yang inaktif. Hal tersebut tidak terjadi dalam penelitian ini dimana di kedua sekolah baik full day maupun non full day tidak terdapat hubungan antara prestasi dengan aktifitas fisik siswa.

Tabel 15 menunjukkan hubungan antar variabel dimana variabel yang memiliki hubungan ditunjukkan dengan nilai p<0,05. Berdasarkan uji korelasi Spearman, variabel yang memiliki hubungan diantaranya adalah status gizi dengan perkembangan sosial emosi (p=0,036) di sekolah full day dan perkembangan sosial emosi dengan prestasi (p=0,021) di sekolah non full day.

Tabel 15 Hubungan antar variabel penelitian

Variabel Sekolah full day Sekolah non full day

R p r p

Aktivitas harian – Status gizi 0.081 0.669 0.070 0.716 Aktivitas harian – Prestasi 0.139 0.465 0.198 0.294 Aktivitas harian –

Perkembangan sosial emosi 0.025 0.895 0.340 0.066 Status gizi – Prestasi -0.074 0.697 -0.043 0.826 Status gizi – Perkembangan

sosial emosi -0.385 0.036*) 0.078 0.668

Perkembangan sosial emosi –

Prestasi 0.005 0.980 0.421 0.021*)

Menurut Parke dan Gauvain (2009), perkembangan emosi anak dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah genetik, lingkungan, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan teman sebaya, dan faktor lainnya. Dalam penelitian ini, perkembangan sosial emosi siswa dipengaruhi oleh status gizi siswa di sekolah full day dan mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah non full day.

Berdasarkan hasil tersebut, perlu kiranya di setiap sekolah diadakan program semacam posyandu (PSP = Pos Sehat Prestatif) agar pemantauan status gizi dan pendidikan mengenai gizi dapat diperoleh oleh setiap siswa. Dengan adanya pos tersebut, diharapkan pencatata n data status gizi dan pesan gizi yang tertulis dalam lembar setiap anak dapat menjadi perhatian orang tua dan guru dalam menjaga/memperbaiki status gizi siswa.

Dengan demikian, diharapkan setiap sekolah mampu memfasilitasi siswa untuk melatih perkembangan sosial emosinya. Misalnya dengan mengadakan kegiatan bakti sosial atau dapat pula berupa pemantauan dan pengarahan kegiatan kelompok sehingga setiap anak dapat tergali dan terarahkan sosial emosinya.

(34)

22

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Contoh adalah siswa kelas 6 SD di sekolah full day dan non full day. Terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,006) untuk umur siswa di sekolah full day dan non full day. Adapun terkait jenis kelamin siswa, dari kedua jenis sekolah full day dan non full day secara persentase terbanyak berjenis kelamin perempuan. Terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,004) untuk berat badan siswa di sekolah full day secara rata-rata lebih besar daripada sekolah non full day. Sedangkan untuk tinggi badan, tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,198).

Terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000) untuk distribusi pendidikan orangtua (ayah dan ibu) pada sekolah full day dan non full day. Begitu pula untuk distribusi pekerjaan ayah dan ibu di sekolah full day dan non full day, terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000) dimana sebaran pekerjaan ayah pada sekolah full day lebih merata dibandingkan pada sekolah non full day.

Hasil penelitian pada sekolah full day, pendapatan keluarga secara persentase hampir seluruhnya yaitu 96,7% memiliki pendapatan ≥ UMR sedangkan pada sekolah non full day, lebih dari setengahnya 56,7% memiliki pendapatan ≥ UMR dan 43,3% memiliki pendapatan < UMR. Sebaran pendapatan keluarga pada sekolah full day dan non full day terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000). Sedangkan untuk besar keluarga contoh, tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,301).

Aktivitas harian pada jenis sekolah full day tertinggi pada kategori sedang, sedangkan aktivitas harian pada jenis sekolah non full day terbanyak pada kategori ringan, perbedaan tersebut bermakna (p = 0,000). Status gizi pada jenis sekolah full day memiliki persentase subjek terbanyak pada kategori normal, begitu pula pada sekolah non full day. Secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna antara status gizi pada full day dan non full day (p = 0,010).

Rata-rata nilai perkembangan sosial emosi siswa di sekolah full day dan non full day termasuk kedalam kategori tinggi. Secara statistik, terdapat perbedaan antara perkembangan sosial emosi di sekolah full day dan perkembangan sosial emosi di sekolah non full day (p = 0,004). Rata-rata prestasi belajar siswa di sekolah full day termasuk dalam kategori sangat baik (80-100), sedangkan rata-rata prestasi siswa di sekolah non full day termasuk kedalam kategori baik (70-79). Terdapat perbedaan antara prestasi belajar di sekolah full day dan prestasi belajar di sekolah non full day (p = 0,000).

(35)

23

Saran

Saran yang dapat diberikan kepada pihak orang tua dan calon orang tua untuk lebih mempersiapkan dan memperhatikan keperluan anak terutama dalam hal gizi, pendidikan, dan pekembangan sosial emosi sehingga dengan terpenuhinya semua aspek yang dibutukan anak, anak dapat tumbuh optimal dan dapat menjadi generasi bangsa yang membanggakan. Adapun saran untuk civitas akademika, agar dalam penelitian selanjutnya mengenai topik yang sama, khususnya terkait sosial emosi, dapat lebih dibahas mengenai dimensi sosial emosi siswa sekolah dasar.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Khomsan. 2004. Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Jakarta : Gramedia.

Chon B, Merrell KW, Grant JF, Tom K, Endrulat NR. 2009. Strength-based assessment of social and emotional functioning: SEARS-C and SEARS A. Annual Meeting of the National Association of School Psychologists. 2009 Feb 27. Boston (US ).

Elmanora, Muflikhati, Alfiasari. 2012. Gaya pengasuhan dan perkembangan sosial emosi anak usia sekolah pada keluarga petani kayu manis. JIKK. 5(2):128-137.

Fatimah. 2011. Plus minus full day school.

http://www.fatahasolo.net/fataha/berita.php?id=28 [diakses 23 november 2013]

Ginting, EBR. 2005. Hubungan Pengsuhan dan Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar pada Remaja [skripsi]. Bogor (ID): Insttut Pertanian Bogor

Goleman D. 2004. Kecerdasan Emosional: Mengapa EI lebih penting daripada IQ. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Gunarsa, S.D. & Gunarsa, Y.S. 2004. Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia

Hoeger & Hoeger. 2005. Lifetime Physical Fitness and Wellness, a Personalized Program. Ed ke-5. USA: Thomson Wadsworth.

Krisnawati. Soelisyowati E, Itiyati A. 2009. Hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak kelas satu SDN Trisobo 2 Sidoarjo. Juke 11(3): 67-75.

Kusumaningrum, A. 2006. Keragaan anak-anak sibuk: prestasi belajar, kecerdasan emosional, status gizi, dan status kesehatan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

(36)

24 Parke RD, Gauvain M. 2009. Child Psychology: A Contemporary

Viewpoint. New York (US): Mc Graw Hill Companies, Inc. Saidah, E. S. 2003. Pentingnya Stimulasi Mental Dini. PJIP. 2(51)

Setiawati M, Wijayanto P, Setiadi W. 2002. Hubungan kecerdasan emosional, status gizi dengan prestasi belajar [Tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro Hlm: 19-29

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta. Hlm: 42-50

Supariasa, Bakri dan Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi. EGC : Jakarta. Syah. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.Cohn at al 2009 (kategori sosem)

[USU] Universitas Sumatera Utara (ID). [Tahun terbit tidak diketahui]. Hubungan Kebiasaan Makan dan Aktivitas Fisik dengan tingkat ringan, sedang, dan berat. http://www.repository.usu.ac.id/bitstream [23 November 2013]

Wasis, D. 2001. Hubungan intelegensi, status gizi dengan prestasi belajar siswa SLTP [Tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm: 11 – 30

[WHO] World Health Organization. 2007. BMI for Age (5-19 years). http://www.who.int/growthref/who2007bmi-for-age/en/index.html [diakses 11 Oktober 2013]

(37)

25

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian

Instrumen SEARS A (Cohn et al. 2009)

Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kebiasaan atau sikap Anda dengan cara memberikan checklist ( ) pada kolom yang sesuai.

Ada empat pilihan jawaban untuk masing-masing pertanyaan yang mempunyai arti sebagai berikut:

S = Selalu KK = Kadang-Kadang J = Jarang TP = Tidak Pernah

NO Pertanyaan S KK J TP

1 Jika ada masalah, saya .... melewatinya dengan tenang

2 Saya ... mengetahui apa yang dipikirkan orang lain

7 Jika saya tidak sependapat dengan orang lain, saya ... menyampaikan tanpa berdebat

8 Saya ... mencoba merasakan perasaan teman yang sedang kecewa

9 Saya... menjadi tempat curhat orang lain 10 Anak-anak lain ... meminta saya untuk

bermain dan berkumpul bersama

11 Orang lain ... menilai saya sebagai orang yang menyenangkan

12 Saya ... dapat melalui hal buruk dengan tenang

13 Orang lain ... suka kepada saya

14 Teman- teman ... suka membantu saya 15 Saya ... melakukan sesuatu untuk orang lain 16 Saya ... pintar menyelesaikan masalah

17 Saya ... membuka pembicaraan dengan orang lain dengan mudah

18 Saya ... faham yang dirasakan orang lain 19 Saya ... memutuskan sesuatu dengan mudah 20 Saya ... mengagumi diri saya

21 Saya ... dpat menyelesaikan pertentangan dengan orang lain

22 Saya ... menyampaikan perasaan saya kepada orang lain dengan mudah

(38)

26 membutuhkan

24 Saya ... mengajarkan orang lain untuk tenang saat marah

25 Saya ... memberikan pujian kepada orang lain 26 Saya ... mengerti bahwa setiap orang memiliki

pandangan yang berbeda terhadap suatu hal 27 Saya ... mengetahui perbedaan amarah dan

agresi

28 Saya ... bersikap tenang saat merasakan amarah

29 Saya ... peduli terhadap orang lain

30 Saya ... berpikir dahulu sebelum bertindak 31 Saya ... merasa nyaman dalam sebuah

kelompok besar

32 Orang lain ... menganggap saya sebagai ketua 33 Saya ... mengagumi diri saya

34 Teman-teman ... menghargai saya

35 Saya ... menjadi teman curhat teman-teman saya

36 Saya ... membuat keputusan yang tepat

37 Saya ... memikirkan penyelesaian masalah

41 Saya ... tegar dalam masalah apapun

42 Saya ... dapat membedakan berbagai perasaan (marah/sedih/kecewa)

43 Saya ... tetap bersikap tenang saat kecewa atau stres

44 Saya ... berusaha berpikir hal-hal yang baik 45 Saya ... dalam memahami perasaan dengan

mudah

46 Jika ada masalah, saya ... berusaha bersikap baik (tidak marah dan tidak bersedih)

47 Saya ... dapat menentukan tujuan sesuai yang saya inginkan dalam hidup

48 Saya ... dapat membantu mengatasi masalah teman

49 Saya ... bertanya kepada guru ketika tidak memahami tugas sekolah

50 Orang tua saya ... mempercayai saya

(39)

27 52 Saya ... dapat mengindari pemikiran negatif

yang muncul

53 Saya merasa ... diterima dan merasa nyaman di sekolah

Lampiran 2 Hasil uji korelasi antar variabel dan regresi siswa sekolah

full day

Hasil uji korelasi parametrik

Aktivitas Harian

Status Gizi Prestasi Sosial Emosi *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(40)

28

(41)

29

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 1 Oktober 1989. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Yuyun Wahyudin (Alm) dan Ibu Yani Maryani. Penulis memulai jenjang pendidikan formal di MI Cimindi I (1996-2002), MTS. Al-Fatah Cileungsi (2002-2005), SMA Alfa Centauri Bandung (2005-2008). Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008 di Fakultas Ekologi Manusia, Departemen Gizi Masyarakat melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam beberapa organisasi kewirausahaan seperti UKM Koran Kampus IPB sebagai staf perusahaan (2008-2009) dan anggota Entrepreneur Community Beastudi Etos Bogor (2009-2011). Penulis aktif menjadi panitia dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan di Institut Pertanian Bogor. Penulis juga pernah mengikuti Kuliah Kerja Profesi (KKP) di desa Taraban, Brebes pada Juni-Agustus 2011. Selain itu penulis juga pernah Internship Dietetic di Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong, Bogor pada Februari-Maret 2012.

Gambar

Gambar 1
Tabel 1 Variabel, jenis data, dan cara pengumpulan data
Tabel 2 Kategori variabel penelitian
Tabel 3 Karakteristik siswa sekolah full day dan non full day
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apakah ada manfaat yang diperoleh dengan adanya kebijakan pemerintah tentang penyelenggaraan dan pembinaan

Karena memang tidak semua masyarakat Kota Semarang dapat mengakses media dan biasanya maksud dari sosialisasi ini adalah sebagai suatu penegasan atas program dan

Aplikasi ini dapat berfungsi layaknya pemandu wisata dimana informasi-informasi yang diberikan mancakup data restoran, tempat wisata, penginapan, tempat ibadah dan

Kualitas pembelajaran pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilakukan dengan tujuan adalah Untuk mengtahui proses kegiatan belajar

Fluks nutrien yang dihitung pada program QUAL2K diasumsikan sebagai fluks yang terjadi pada tiap-tiap box yang mewakili daerah antara 2 kedalaman sedimen (kedalaman atas

Berdasarkan uraian tersebut, maka menarik untuk dikaji tentang pengaruh penggunaan elbow 75° terhadap global void fraction juga pola aliran yang terjadi pada aliran dua

Nur Salam,

Gambar D.10 Perbandingan Tingkat Pengetahuan dengan Prodi Responden Mahasiswa.... D-13 Gambar D.11 Perbandingan Kepedulian dengan Jenis