• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh pelatihan keperawatan terhadap kinerja pegawai bidang keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh pelatihan keperawatan terhadap kinerja pegawai bidang keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PELATIHAN KEPERAWATAN

TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PASAR REBO

NADA SORAYA PUSPARINI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK

CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengaruh Pelatihan Keperawatan Terhadap Kinerja Pegawai Bidang Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2014

(4)

ABSTRAK

NADA SORAYA PUSPARINI. Pengaruh Pelatihan Keperawatan terhadap Kinerja Pegawai Bidang Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo. Dibimbing oleh SITI RAHMAWATI.

Tujuan penelitian ini dilaksanakan adalah mengetahui bentuk pelaksanaan pelatihan di bidang keperawatan yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, mengidentifikasi kinerja pegawai bidang keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo dan menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja pegawai bidang keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan uji wilcoxon. Hasil analisis regresi linear berganda dengan Uji F diketahui bahwa variabel materi pelatihan, metode pelatihan, fasilitas pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan memiliki pengaruh nyata secara bersama-sama terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sebagai faktor kinerja pegawai bidang keperawatan. Hasil analisis uji T pada tingkat signifikansi sebesar 0.005 pada program pelatihan keperawatan, dinilai bahwa variabel materi pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja pegawai bidang keperawatan. Variabel yang paling berpengaruh dalam program pelatihan keperawatan adalah metode pelatihan dan fasilitas pelatihan. Berdasarkan hasil uji wilcoxon menunujukkan bahwa kinerja pegawai sesudah dilaksanakan pelatihan meningkat dibandingkan dengan sebelum pelatihan.

Kata kunci: kinerja pegawai, pelatihan keperawatan, regresi linear berganda, RSUD Pasar Rebo, uji wilcoxon

ABSTRACT

NADA SORAYA PUSPARINI. The Influence Of Training on Employee Performance at Nursing Division at Pasar Rebo General Hospital. Supervised by SITI RAHMAWATI.

The purpose of this research was to determine the form of training on the implemented in nursing division conducted by RSUD Pasar Rebo, to

identify the nursing staff’s performance in the nursing field in RSUD Pasar Rebo and to analyze the effect of training on employee in nursing division of RSUD Pasar Rebo using multiple linear regression analysis and Wilcoxon Test. The analysis result showed that the training from conducted at the RSUD Pasar Rebo nursing division included training materials, training methods, training facilities, trainers and training evaluation are within good category. Performance of employees in RSUD Pasar Rebo nursing section are within good category.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Manajemen

ANALISIS PENGARUH PELATIHAN KEPERAWATAN

TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PASAR REBO

NADA SORAYA PUSPARINI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala

atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli-Oktober 2013 ini ialah Pengaruh Pelatihan Keperawatan terhadap Kinerja Pegawai Bidang Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd. selaku pembimbing, serta Ibu Lindawati Kartika, SE, Msi dan Dr. Eko Rudi Cahyadi, S.Hut yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Doni selaku komite keperawatan, Ibu Rini, Ibu Wieke bagian diklat, Ibu Lila bagian SDM beserta seluruh staff bagian keperawatan RSUD Pasar Rebo. Ungkapan terima kasih kepada kedua orang tua saya tercinta Bapak H. Agung Satrio, Ibu Maryati atas motivasi, doa dan kasih sayangnya, serta kepada kakak dan adik saya tercinta Mario Afif Nuho Satrio dan Aninndya Destri Puspitasari atas dukungannya. Terima kasih kepada mas David Adi Pradana, SE atas segala doa dan dukungannya. Penulis juga sampaikan terima kasih kepada keluarga Mas Nur dan Mba Sri dan kepada sahabatku tersayang Sakina Abdulrahman, SE, Cecilya Budiaman, S.Hut, Waisakzia Fatahilla Taher, S.Kpm dan Nurul Saqinah, SE, serta teman-teman Fatih, geng barbel, Sonny Yoga, Albert, Fauzia Istanti, Putri Mei Limbong, Tya, Elin, Lina, April, Sartika, Devi, serta teman-teman satu bimbingan skripsi Jise, Anis, Citra, Chipuy, Juwita dan seluruh teman-teman Manajemen 46. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2014

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

Konsep Pelatihan 4

Konsep Keperawatan 5

Kinerja 5

Penelitian Terdahulu 5

METODE PENELITIAN 6

Kerangka Pemikiran Penelitian 5

Lokasi dan Waktu Penelitian 8

Jenis dan Sumber Data 8

Metode Penarikan Sampel 8

Metode Pengumpulan Data 9

Pengolahan dan Analisis Data 9

HASIL DAN PEMBAHASAN 12

Gambaran Umum Perusahaan 12

Bentuk Pelatihan yang Dilaksanakan Bagian Keperawatan RSUD Pasar

Rebo 12

Karakteristik Responden 13

Persepsi Reaksi Pegawai Terhadap Program Pelatihan Keperawatan 15

Persepsi Reaksi Pegawai Terhadap Kinerja 18

Pengaruh Pelatihan Keperawatan Terhadap Pengetahuan Sebagai Faktor

(11)

Pengaruh Pelatihan Keperawatan Terhadap Keterampilan Sebagai Faktor

Kinerja Pegawai 23

Pengaruh Pelatihan Keperawatan Terhadap Sikap Kerja Sebagai Faktor

Kinerja Pegawai 24

Uji Koefisien Regresi secara Bersama-sama (Uji F) 26

Uji Koefisen Regresi secara Parsial (Uji T) 27

Analisis Pengetahuan, Sikap Kerja dan Keterampilan Pegawai Sebelum

dan Sesudah Pelatihan 30

Implikasi Manajerial 30

SIMPULAN DAN SARAN 31

Simpulan 31

Saran 31

DAFTAR PUSTAKA 32

LAMPIRAN 33

(12)

DAFTAR TABEL

1. Elemen Kinerja Perawat RSUD Pasar Rebo 2

2. Jumlah dan Proporsi Sampel Penelitian RSUD Pasar Rebo 8

3. Skala likert pada Penelitian 10

4. Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Materi Pelatihan 16 5. Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Metode Pelatihan 16 6. Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Fasilitas Pelatihan 17 7. Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Pengajar/Pelatih 17 8. Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Evaluasi Pelatihan 18 9. Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Pengetahuan 18 10. Persepsi reaksi Pegawai terhadap Keterampilan 19

11. Persepsi reaksi Pegawai terhadap Sikap 19

12. Hasil Uji Multikolinearitas 20

13. Hasil Uji F antara Variabel Pelatihan terhadap Pengetahuan 26 14. Hasil Uji F antara Variabel Pelatihan terhadap Keterampilan 26 15. Hasil Uji F antara Variabel Pelatihan terhadap Keterampilan 27 16. Hasil Analisis Uji T antara Pelatihan terhadap Pengetahuan 27 17. Hasil Analisis Uji T antara Variabel Pelatihan terhadap

Keterampilan 28

18. Hasil Analisis Uji T antara Variabel Pelatihan terhadap Sikap

Kerja 29

19. Hasil Uji Sebelum dan Sesudah Pelatihan menggunakan Uji

Wilcoxon 30

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pemikiran 7

2. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin 14

3. Karakteristik Responden berdasarkan Usia 14

4. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan 15 5. Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja. 15

6. Uji Normalitas Data 20

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perusahaan merupakan suatu organisasi yang memiliki visi, misi, dan tujuan organisasi. Setiap perusahaan akan selalu berusaha mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi. Keberhasilan suatu perusahaaan pada tingkat yang dominan ditentukan oleh kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya. Peran manajemen sumber daya manusia sangat menentukan bagi terwujudnya organisasi, tetapi untuk memimpin manusia merupakan hal yang cukup sulit. Apabila sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan berkualitas dan sesuai dengan harapan perusahaan, maka perusahaan tersebut memiliki daya saing yang tinggi, sehingga produk dan jasa yang dihasilkan juga berkualitas tinggi. Karyawan selain diharapkan mampu, cakap dan terampil juga hendaknya berkemauan dan mempunyai kesungguhan untuk bekerja efektif dan efisien. Kemampuan dan kecakapan akan kurang berarti jika tidak diikuti oleh moral kerja dan kedisiplinan karyawan dalam mewujudkan tujuan. Usaha mewujudkan semua itu, dibutuhkan peningkatan sumber daya manusia sebagai perencana dan pelaksana dalam organisasi, salah satunya adalah melalui kegiatan pengembangan SDM (Ningrum et al. 2013).

Pengembangan SDM diperlukan untuk meningkatkan pengembangan potensi, pengetahuan dan wawasan, keterampilan kerja, kemampuan manajerial, sikap dan kepribadian, serta faktor-faktor lain yang terdapat pada diri setiap pegawai. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan SDM adalah melalui pelaksanaan program pelatihan. Pelatihan merupakan upaya meningkatkan kualitas kemampuan yang menyangkut kemampuan kerja, berpikir dan keterampilan dan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan merupakan unsur yang terpenting dengan pengembangan sumber daya manusia, guna meningkatkan kemampuan kerja karyawan dan selanjutnya produktivitas organisasi (Firdaus 2013).

Berdasarkan Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, maka yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit umum daerah (RSUD) adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Rumah sakit publik adalah rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah dan bahan hukum yang bersifat nirlaba (Depkes 2011).. Rumah Sakit Umum merupakan lembaga pelayanan kesehatan masyarakat harus mampu bersaing menghadapi rumah sakit swasta, terutama menghadapi pesatnya peningkatan teknologi bidang pelayanan kesehatan yang dibarengi dengan semakin kompleknya kebutuhan masyarakat modren. Hal ini memberikan pengaruh terhadap praktisi kesehatan dalam mengimplementasikan sistem pelayanan masyarakat, tidak terkecuali perawat apalagi selama ini perawat yang paling sering berinteraksi langsung dengan pasien, oleh karena itu prestasi kerja perawat sangat diperlukan dalam sebuah Rumah Sakit (Lumbanraja et al. 2010).

(14)

2

Jakarta, sedangkan secara administratif dan operasionalnya bertanggung jawab kepada gubernur DKI Jakarta. Dalam perkembangannya, RSUD Pasar Rebo mengalami transformasi setelah terjadi perubahan bentuk badan hukum sebelum akhirnya menjadi rumah sakit. Sebagai salah satu layanan jasa rumah sakit yang ada di Indonesia, RSUD Pasar Rebo Jakarta dalam proses seleksi ataupun rekruitmen karyawan, tentunya pihak manajemen memiliki standar mutu staf perawat yang akan diterimanya agar menumbuhkan kinerja yang baik sehingga tujuan rumah sakit ini dapat tercapai. Elemen-elemen kinerja perawat yang diberikan oleh RSUD Pasar Rebo agar dapat tercapai dengan baik dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Elemen Kinerja Perawat RSUD Pasar Rebo

No Elemen Yang Dinilai Aspek Yang Dinilai

Umum 1 Disiplin

Ketaatan/kepatuhan terhadap ketentuan yang telah ditetapkan organisasi

a. Waktu b. Penampilan 2 Loyalitas

Kemampuan untuk memenuhi, mematuhi janji dan kesepakatan yang telah dibuat dalam melaksanakan tugas

a. Organisasi b. Pimpinan 3 Tanggung jawab

Kemampuan berperilaku secara profesional dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya terhadap tugas yang di embannya dengan berpedoman pada standar etika dan moral dari organisasi

a. Pelaksanaan tugas

4 Kejujuran

Kemampuan untuk memperlihatkan sikap, perilaku dan tindakan sesuai dengan norma dan tata nilai organisasi sehingga menghindarkan kerugian (materil, pasien, diri sendiri dan organisasi)

a. Tindakan yang dilakukan

5 Kerja sama

Kemampuan untuk bekerjasama dan berkoordinasi dalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama

a. Rekan kerja

b. Tim kesehatan lain/mitra kerja

6 Pengendalian infeksi

Kemampuan untuk melaksanakan fungsi pengendalian, infeksi silang di rumah sakit

Profesional / profesi 1 Komunikasi Interpersonal

Kemampuan seorang perawat dalam memberikan nasehat kepada pasien, keluarga pasien dan rekan kerja sesuai

Kemampuan untuk melakukan tindakan keperawatan dan menilai respon pasien terhadap tindakan tersebut

3 Proses Keperawatan (ASKEP)

Kemampuan untuk melakukan proses asuhan keperawatan secara komprehensif (Pengkajian, Identifikasi masalah, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi) serta mendokumentasikannya

Sumber: Bagian HRD RSUD Pasar Rebo, 2014

(15)

3

pelatihan yang berkelanjutan. Program pelatihan yang biasa diadakan oleh pihak RSUD Pasar Rebo adalah bidang keperawatan dan kedokteran serta bagian medis lainnya. Namun pada penelitian ini hanya lebih memfokuskan program pelatihan untuk bagian keperawatan saja. Hal ini dikarenakan bagian keperawatan merupakan salah satu peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit, seperti memberikan pertama darurat selama 24 jam. Oleh karena itu pelayanan keperawatan memberi konstribusi dalam menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit. Sehingga tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, baik dari keperawatan, medis maupun penunjang medis yang terus meningkat dan persaingan dalam indusri rumah sakit semakin kompetitif.

Kinerja perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan masalah yang sangat penting untuk dikaji dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Kinerja perawat yang baik merupakan jembatan dalam menjawab jaminan kualitas pelayanan kesehatan yang di berikan terhadap pasien baik yang sakit maupun sehat. Kunci utama dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan adalah perawat yang mempunyai kinerja tinggi. Namun tak jarang ditemukan keluhan berkaitan dengan kualitas pelayanan kesehatan yang muaranya berasal dari kinerja petugas kesehatan termasuk perawat. Untuk itu perlu kiranya rumah sakit memfokuskan masalah kualitas pelayanan terhadap kinerja perawat (Mulyono et al. 2013).

Dengan dilaksanakannya program pelatihan ini kepada staf perawat yang sudah lama bekerja maupun yang baru saja bekerja diharapkan mampu bekerja secara efektif dan efisien dalam melakukan pekerjaannya dengan lebih baik sehingga akan tercipta suatu pelayanan jasa yang baik sesuai dengan kebutuhan serta keinginan para pasien yang berkunjung ke RSUD Pasar Rebo. Program pelatihan ini secara umum bertujuan untuk menyediakan tenaga keperawatan yang handal di tingkat manajemen yang bisa terus meningkatkan kinerjanya baik sebagai divisi maupun secara keseluruhan didalam manajemen RSUD Pasar Rebo. Peningkatan kinerja keperawatan dapat dilihat dari sebelum dan sesudah diadakannya pelatihan. Ketika terjadi peningkatan kinerja perawat, maka akan terjadi pula peningkatan kinerja rumah sakit. Oleh karena itu, rumah sakit Pasar Rebo penting melakukan pelatihan pada bidang keperawatan sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi yang dibutuhkan agar terciptanya target, sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan yang semakin baik.

Perumusan Masalah

(16)

4

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui bentuk pelaksanaan pelatihan di bagian keperawatan yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Pasar Rebo, (2) mengidentifikasi kinerja pegawai bagian keperawatan Rumah Sakit Pasar Rebo, (3) menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja pegawai bagian keperawatan di Rumah Sakit Pasar Rebo.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu (1) bagi rumah sakit, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, saran, dan pertimbangan yang positif bagi pihak manajemen rumah sakit sebagai upaya peningkatan kinerja pegawai dan pelaksanaan program pelatihan yang akan datang, (2) bagi umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan juga dapat menjadi referensi awal bagi penulis lainnya untuk dilakukan penelitian yang lebih lanjut, (3) bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengalaman, serta dapat menerapkannya dan mengaplikasikan dengan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini lebih difokuskan pada ruang lingkup mengenai pengaruh pelatihan keperawatan terhadap kinerja pegawai bidang keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo. Penilaian kinerja dalam ruang lingkup penelitian ini meliputi beberapa variabel, yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sedangkan indikator pada pelatihan yang dibahas adalah materi pelatihan, metode pelatihan, fasilitas pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Pelatihan

(17)

5 masa yang akan datang. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pelatihan yaitu materi pelatihan, metode pelatihan, fasilitas pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan (Setiawan 2012).

Kirkpatrick (2006) mengembangkan konsep evaluasi program pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja karyawan yang dikenal dengan 4 level training evaluation

diantaranya adalah (1) level reaksi (reaction), pada level ini diukur mengenai reaksi peserta pelatihan yang dirancang untuk mengetahui pendapat dari para peserta mengenai program pelatihan. Usaha untuk mengetahui pendapat dari para peserta tentang pelatihan ini, didasarkan pada beberapa alasan utama, seperti untuk mengetahui kepuasan para peserta terhadap program pelatihan yang dilaksanakan selanjutnya melakukan beberapa revisi atas program pelatihan untuk menjamin agar para peserta yang lain bersikap represif untuk mengikuti program pelatihan, (2) level pembelajaran (learning), informasi yang ingin diperoleh melalui evaluasi ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh para peserta menguasai konsep-konsep, pengetahuan, keterampilan-keterampilan yang diberikan selama pelatihan, (3) level perilaku (behavior), tahap pengukuran perubahan sikap atau perilaku dan menerapkan ilmu baru ditempat kerja meliputi perilaku dari para peserta pelatihan sebelum dan sesudah pelatihan sehingga dapat dibandingkan tingkat pengaruh pelatihhan terhadap perubahan performansi mereka. Langkah ini penting karena sasaran dari pelatihan adalah untukmengubah perilaku atau kinerja para peserta pelatihan setelah diadakan program pelatihan, (4) level 4 adalah hasil (result), pada level ini untuk mengukur adanya dampak pelatihan terhadap unit kerja atau perusahaan secara keseluruhan. Pada level 4 merupakan posisi dimana metode perhitungan Return On Training Investment (ROTI) akan dilakukan. Menurut Kirkpatrick, hal yang paling utama untuk diketahui oleh manajemen adalah hasil atau dampak pengembangan sumber daya manusia atau pelatihan sesuai dengan yang diinginkan manajemen atau pimpinan perusahaaan. Pada level 4, hasil (result) sebagai evaluasi yang paling penting sekaligus paling sulit untuk dilakukan. Namun faktor-faktor lain yang juga sangat mempengaruhi peningkatan kinerja yang terjadi, sehingga pelatihan bukan hanya faktor utama yang memberikan dampak terhadap kinerja.

Konsep Keperawatan

Pengertian keperawatan yang dikutip dari jurnal Yuda, H.T. , Handoyono, Asti A.D. dalam International Council of Nurses (ICN) (2010) dengan mengadopsi definisi perawat dari Virginia Henderson merumuskan fungsi unik keperawatan adalah membantu individu, baik sehat maupun sakit yang ditampilkan dengan melakukan kegiatan berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan suatu penyakit ataupun untuk memberikan kematian yang damai dimana klien akan dapat melakukannya tanpa dibantu bila ia memiliki kekuatan keinginan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan semua dilakukan untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.

Kinerja

(18)

6

mempengaruhi kinerja individu yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Program pelatihan akan meningkatkan kinerja secara efektif dalam pencapaian tujuan organisasi (Mangkuprawira dan Hubeis 2007).

Penelitian Terdahulu

Yuni (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap kinerja Pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemkab Siak, menjelaskan bahwa pelaksanaan diklat sudah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari persepsi yang baik terhadap metode, materi, waktu, kesesuaian diklat dengan tegas, fasilitas, dan pengajar/trainner diklat. Selain itu pegawai memiliki persepsi yang baik terhadap kinerja yang meliputi pengetahuan, sikap kerja dan keterampilan. Dari hasil analisis korelasi rank spearman menunjukkan bahwa indikator diklat yang mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yaitu metode dan keseuaian diklat dengan tegas, untuk materi hanya dapat meningkatkan pengetahuan, sedangkan indikator diklat yang mampu meningkatkan sikap kerja adalah metode diklat. Hasil uji beda wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada pengetahuan, sikap kerja, dan keterampilan sesudah diklat karena probabilitas yang diperoleh dibawah taraf nyata 0,05.

Windi (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Metode Pelatihan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT Syngenta diketahui bahwa metode pelatihan dan produktivitas dinilai baik dengan rataan skor 3,10 dan 3,07 dan berdasarkan analisis regresi linear berganda berpengaruh nyata terhadap produktivitas karyawan

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Sumber daya manusia didalam sebuah organisasi menjadi sangat penting dan utama dalam sebuah organisasi. Dalam era globaliasasi dengan kemajuan teknologi, sumber daya manusia harus berusaha mengikuti perkembangan tersebut karena sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam manajerial sebuah organisasi. Pada sektor jasa pelayanan masyarakat, khususnya jasa rumah sakit, kemampuan sumber daya manusia menjadi perhatian utama di setiap manajemen ruumah sakit. Hal tersebut disebabkan manajemen perusahaan dalam usaha jasa pelayanan selalu melakukan pembenahan berdasarkan kinerja, keluhan, dan sasaran yang diberikan pelanggannya.

(19)

7 kemampuan pegawai. Sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai rumah sakit dan tercapai tujuan yang diharapkan.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana bentuk pelaksanaan pelatihan dan menganalisis pengaruhnya terhadap kinerja pegawai. Pelaksanaan pelatihan akan diteliti melalui beberapa indikator, diantaranya adalah materi pelatihan, metode pelatihan, fasilitas pelatihan, pengajar/pelatih, dan evaluasi pelatihan. Sedangkan peningkatan kinerja pegawai yang akan diteliti melalui beberapa indikator yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja. Selain itu, dalam penelitian ini akan dilakukan uji beda terhadap pengetahuan, keterampilan, sikap kerja pegawai sebelum dan sesudah pelatihan dilaksanakan. Uji beda ini dilakukan dengan menggunakan Uji Wilcoxon. Pengaruh pelatihan terhadap kinerja pegawai dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Pelatihan yang telah dilaksanakan oleh RSUD Pasar Rebo diharapkan dapat mendukung peningkatan kinerja pegawai. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.

Peningkatan Kinerja Karyawan RSUD Pasar Rebo Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Pasar Rebo

Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Rekruiment Pelatihan Pengembangan Karir Penilaian Kinerja Pemberhentian

(20)

8

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo yang terletak di Jalan Letnan Jendral TB Simatupang No. 30 Pasar Rebo, Jakarta Timur. Pengumpulan data dilakukan selama empat bulan yaitu bulan Juli sampai Oktober 2013.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden wawancara dengan berpedoman pada kuesioner yang dapat dilihat Lampiran 1. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari data tidak langsung atau data penunjang yang melengkapi data primer dalam bentuk dokumen, buku-buku, teori-teori, internet, literatur serta hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dan relevan untuk digunakan.

Metode Penarikan Sampel

Tujuan penarikan sampel dalam penelitian ini adalah untuk penarikan sampel yang lebih cepat dan lebih efisien dibandingkan menggunakan populasi. Agar dapat menggunakan sampel, penelitian ini menggunakan metode Slovin dalam penentuan jumlah perawat yang akan dijadikan responden. Dengan menggunaka rumus sebagai berikut:

………...(1)

Dimana :

n = jumlah contoh

N = Jumlah populasi

e = Kesalahan yang ditolerir 10 %

Dengan jumlah populasi sebanyak 300 orang dengan kesalahan yang ditolerir 10% maka sampel yang dapat diambil dalam penelitian ini sebanyak 75 orang.

75 orang

Responden yang akan dijadikan sampel diambil dari beberapa divisi dengan jumlah yang proporsional. Penyebaran jumlah responden yang akan dijadikan sampel dari beberapa divisi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jumlah dan Proporsi Sampel Penelitian RSUD Pasar Rebo11

No Divisi/Ruangan Bagian

Jumlah Pegawai (N)

Presetase (%) Jumlah Sampel (n) (Orang)

1 Anggrek 16 5.33 3

2 Melati 19 6.33 5

3 Mawar 15 5 4

4 HCU/Anak 8 2.67 2

5 Cempaka 18 6 5

6 Perinatologi 20 6.67 6

7 Delima/Kebidanan 22 7.33 6

8 Teratai 20 6.67 5

(21)

9 Lanjutan Tabel 2. Jumlah dan Proporsi Sampel RSUD Pasar Rebo

10 IGD 25 8.33 7

11 ICU 13 4.33 3

12 CVCU 15 5 3

13 IBS/Kamar Operasi 20 6.67 6

14 RR/Recoverirum 5 1.67 1

15 Penatarasesi/Bius 7 2.33 2

16 Rawat Jalan 35 11.67 9

17 Hemodialisa/Cuci Darah

4 1.33 1

18 Di bagian Manajemen 11 3.67 2

19 Di bagian Umum 2 2 2

20 Resain 5 - -

Total 300 100% 75

Sumber: Bagian HRD RSUD Pasar Rebo, 2014

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Multstage random sampling adalah pengambilan sampel yang membagi populasi menjadi beberapa fraksi kemudian diambil sampelnya. Cara ini dipakai karena populasi yang ada telah dibagi menjadi beberapa fraksi atau bagian sehingga mempermudah dalam pengambilan sampel.

Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap fraksi, ditentukan secara proporsional. Proposional adalah jumlah sampel dalam setiap fraksi sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam fraksi tersebut.

Metode Pengumpulan data

Sebelum kuesioner dapat digunakan, maka perlu dilakukan uji kuesioner dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas oleh perawat sebanyak 30 orang (Lampiran 1). Kemudian data yang diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara tersebut diolah untuk dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan regresi linear berganda.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Rumus Uji Validitas sebagai berikut :

r = ∑ ∑ ∑

………...(2)

∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi n = Jumlah responden

x = Skor masing-masing pertanyaan y = Skor total

Rumus Uji Reliabilitas Alpha Croncbachsebagai berikut ini :

(22)

10

Keterangan:

α = Koefisien alpha cronchbach

k = Banyaknya butir pertanyaan

Σσ² = Jumlah ragam butir pertanyaan σ² = Ragam Total

Hasil uji validitas yang dilakukan pada seluruh pernyataan pelatihan kerja dan kinerja pegawai. Hasil uji menunjukkan bahwa untuk seluruh pernyataan yang valid 0.402-0.927. Sehingga dapat disimpulkan bahwa (0.402-0.927) > (0.361) pada taraf alpha 5% yang artinya seluruh pernyataan mampu untuk mengukur apa saja yang ingin diukur.

Hasil uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pernyataan pelatihan kerja dan kinerja pegawai. Hasil uji menunjukan bahwa nilai alpha crobanch untuk seluruh pernyataan pelatihan kerja sebesar 0.930 dan kinerja pegawai sebesar 0.932. Berdasarkan metode alpha crobanch nilai ini menunjukkan bahwa pernyataan berada pada tingkat yang sangat reliabel yang artinya seluruh pernyataan dapat dipercaya sebagai alat ukur, apabila terjadi pengukuran ulang.

Pengolahan dan Analisis Data

Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Data yang telah terkumpul dari pengisiaan kuesioner oleh pegawai dengan menggunakan skala likert dan di interpretasikan kedalam rataan yang di olah dengan analisis deskriptif. Pembobotan skala likert dan posisi keputusan penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Posisi keputusan penilaian

Pernyataan Sikap Skala Likert Interpretasi Hasi

Sangat Setuju 5.00<x 4.75 Sangat Baik/Sangat setuju

Setuju 4.75<x 3.50 Baik/Setuju

Kurang Setuju 3.50<x 2.25 Kurang baik/kurang setuju Tidak Setuju 2.25<x 1.15 Tidak baik/Tidak setuju Sangat Tidak Setuju 1,15<x 1.00 Sangat Tidak Baik/Sangat

tidak setuju

Sumber: (Istijanto 2005)

Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan alat analisis berupa analisis regresi linear berganda. Regresi Linear Berganda adalah alat analisis peramalan nilai dua atau lebih variabel independen (X) terahadap satu variabel dependen (Y) dan digunakan sebagai alat analisis statistik untuk meneliti variabel-variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat, dimana variabel bebasnya lebih dari satu. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pelatihan, serta variabel terikatnya adalah kinerja pegawai.

Adapun menurut Umar (2003), rumus yang digunakan dalam analisis regresi ini adalah:

(23)

11 Keterangan:

Ŷ = Subyek dalam variabel dependen (kinerja pegawai) a = Konstanta (harga Y bila X = 0)

b,c,….,k = Koefisien arah garis regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel depnden yang didasarkan pada variabel independen ,…κ = Subyek dalam variabel independen (pelatihan)

Dalam memenuhi asumsi yang berlaku pada regresi linear berganda dapat dilakukan beberapa uji awal. Asumsi yang berlaku adalah sebagai berikut asumsi dasar dan asumsi klasik. Asumsi dasar dapat di uji dengan uji normalitas, sedangkan asumsi klasik dapat di uji dengan uji multikolineraritas, uji heteroskedatisitas dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai dari residual berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual berdistribusi normal merupakan suatu kurva yang berbentuk lonceng yang kedua sisinya melebar sampai tak terhingga.

2. Uji Multikolineraritas

Uji ini digunakan untuk menunjukkan ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik apabila tidak terjadi multikolineraritas. Ada atau tidaknya multikolineraritas dapat dilihat dari nilai VIF tiap variabel bebas yang lebih kecil dari sepuluh.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini digunakan untuk untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan ragam residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

4. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi.

Apabila telah dilakukan uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka dapat dilakukan analisis regresi linear berganda. Penelitian ini digunakan uji F dan uji T.

1. Uji F

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah:

= Pelatihan keperawatan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai bidang keperawatan.

= Pelatihan keperawatan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai

bidang keperawatan.

Jika > maka ditolak, namun jika < maka diterima. dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono 2005):

=

Taraf nyata (α) yang digunakan adalah 5% 2. Uji T

Rumus yang digunakan untuk mencari , yaitu:

(24)

12

Keterangan:

= koefisien regresi variabel i

= standar error variabel i

Uji Wilcoxon

Alat analisis ini digunakan untuk menguji perbedaan pengetahuan, sikap kerja serta keterampilan pegawai sebelum dan sesudah pelatihan yaitu dengan menggunakan Uji Wilcoxon. Menurut Supranto (2009), langkah-langkah dalam menggunakan uji Wilcoxon adalah sebagai berikut:

1. Menyatakan hipotesis dan taraf nyata (α).

2. Menyiapkan data mentah untuk pengujian serta menentukan besar dan tanda perbedaan antara pasangan data.

3. Menyusun peringkat harga-harga tanpa memperhatikan tanda dan buatlah rata-rata peringkat harga yang sama.

4. Pemberian tanda setiap perbedaan terhadap peringkat yang telah ditetapkan.

5. Menjumlahkan semua peringkat positif dan kemudian menjumlahkan semua peringkat negatif. Hasil yang paling kecil dari penjumlahan ini ditetapkan sebagai nilai hitung T.

6. Penarikan kesimpulan statistik tentang hipotesis nol degan membandingkan nilai hitung T dengan nilai T tabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

RSUD Pasar Rebo awal didirikan pada tahun 1945 dari sebuah bangunan Pos P3K yang berlokasi di Bidara Cina, Cawang, Jakarta Timur. Pada tahun 1992-1996, RSUD Pasar Rebo mengalami transformasi masa uji coba sebagai RSUD Unit Swadana DKI Jakarta selama lima tahun. Kemudian pada tahun keenam yaitu tahun 1996 berdasarkan Perda No.3/1996 rumah sakit ini diterapkan sebagai Rumah Sakit Unit Swadana Daerah. Perubahan kembali terjadi pada tahun 2011, dengan transformasi yang ke-XIV, RSUD Pasar Rebo mempersiapkan rencana akreditasi 16 pelayanan demi meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat hingga kini.

(25)

13

Struktur Organisasi Keperawatan

Pimpinan tertinggi pada bagian keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo yaitu dipimpin oleh direktur, kemudian direktur membawahi wakil direktur pelayanan. Wakil direktur pelayanan membawahi pelayanan bidang keperawatan. Kemudian pelayanan bidang keperawatan membawahi 3 asisten manajer (ASMEN), dimana ketiga asisten manajer masing-masing membawahi kepala satuan pelaksana. Struktur organisasi keperawatan RSUD Pasar Rebo dapat dilihat pada Lampiran 2.

Bentuk Pelatihan yang Dilaksanakan Bagian Keperawatan RSUD Pasar Rebo

Berdasarkan hasil penelitian bentuk pelatihan yang telah dilaksanakan di bagian keperawatan RSUD Pasar Rebo meliputi materi pelatihan adalah inhouse trainning BTCLS, CVCU, ICU, NICU, PICU, HD, instrumentator orthopedi, instrumentator bedah urologi, instrumentator bedah syaraf, instrumentator bronchoscopy, instrumentator endoscopy, laparascopy kebidanan, uji alergi, komite keperawatan, manajemen mutu pelayanan keperawatan, perawatan kecantikan, onkologi paru, inhouse training manajemen laktasi (IMD), inhouse training resusitasi bayi, inhouse training penatalaksanaan pasien stroke, inhouse trainning pembimbing klinik, senam hamil, asto graf, body plastimo graf, cardio pulmoner exercise, imunisasi dan perawatan luka gangren. Metode pelatihan yang digunakan adalah metode ceramah/presentasi, demonstrasi/pemberian contoh, simulasi dan seminar. Fasilitas pelatihan yang digunakan seperti overhead, proyektor, invocus dan modul. Pengajar/pelatih yang menyampaikan materi adalah kepala/atasan yang berpengalaman. Evaluasi pelatihan dilakukan setelah mengikuti pelatihan, tetapi ada beberapa jenis pelatihan yang setelah dilaksanakannya pelatihan tidak dilakukan evaluasi pelatihan.

Karakteristik Responden

Responden yang diteliti berdasarkan kuesioner sebanyak 75 pegawai dari total 300 pegawai. Karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa kerja.

Jenis Kelamin

(26)

14

Gambar 2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Usia

Berdasarkan hasil kuesioner diketahui bahwa mayoritas pegawai berusia ≤ 30 tahun sebesar 53 persen atau 40 orang, selanjutnya pegawai berusia 31-40 tahun sebesar 35 persen atau 26 orang dan pegawai berusia > 40 tahun sebesar 12 persen atau 9 orang. Jumlah pegawai yang berusia ≤ 30 tahun lebih banyak di bandingkan pegawai yang berusia 31-40 dan yang berusia > 40 tahun. Hal ini terjadi karena pegawai yang berusia

≤ 30 tahun masih berada dalam masa produktif. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan pada Keperawatan RSUD Pasar Rebo sebagian besar di dominasi oleh pegawai yang memiliki tingkat pendidikan D3 sebesar 91 persen atau 68 orang, kemudian S1 sebesar 9 persen atau 7 orang. Lulusan diploma mendominasi sebaran responden dikarenakan kebutuhan akan staf perawat pada level pelaksana tersebut lebih banyak dalam divisi keperawatan. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Gambar 4.

13%

87%

JENIS KELAMIN

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

53% 35%

12%

USIA

<= 30 TAHUN

31 - 40 TAHUN

(27)

15

Gambar 4 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Masa Kerja

Mayoritas pegawai yang menjadi responden memiliki masa kerja dari ≤ 10 tahun sebesar 68 persen atau 51 orang, masa kerja 11-20 tahun sebesar 23 persen atau 17 orang, dan masa kerja > 20 tahun sebesar 9 persen atau 7 orang. Masa kerja dihubungkan dengan pengalaman, kepercayaan diri yang tinggi dan pemahaman tugas pokok (job description) yang lebih baik. Semakin tinggi masa kerja akan semakin mudah mereka menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja.

Persepsi Reaksi Pegawai Terhadap Program Pelatihan Keperawatan

Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Materi Pelatihan

Persepsi reaksi pegawai bagian keperawatan Rumah Sakit Pasar Rebo setuju dengan materi pelatihan yang diberikaan saat pelatihan. Pegawai setuju karena isi materi pelatihan menjawab kebutuhan pelatihan, materi pelatihan yang diberikan telah sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, bermanfaat mengatasi permasalahan pekerjaan dimasa yang akan datang, selalu diperbaharui dan telah sesuai dengan topik pelatihan. Persepsi reaksi pegawai terhadap materi pelatihan dapat dilihat pada Tabel 4.

91% 9%

PENDIDIKAN TERAKHIR

DIPLOMA

S1

68% 23%

9%

MASA KERJA

<= 10 TAHUN

11 - 20 TAHUN

(28)

16

Tabel 4. Persepsi reaksi pegawai terhadap materi pelatihan

No Pernyataan Keterangan Skor

Rataan 1 Isi materi menjawab kebutuhan pelatihan Setuju 4.04 2 Materi pelatihan yang diberikan dapat bermanfaat mengatasi

permasalahan pekerjaan dimasa yang akan datang.

Setuju 4.27 3 Materi pelatihan telah sesuai dengan kebutuhan pekerjaan Setuju 4.27 4 Materi pelatihan yang diberikan telah sesuai dengan topik pelatihan Setuju 4.16

5 Materi pelatihan yang diberikan selalu diperbaharui Setuju 3.96

Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa RSUD Pasar Rebo telah menggunakan materi untuk pelatihan dengan baik. Karena menurut pegawai setuju terhadap pernyataan mengenai isi materi yang diberikan pada saat pelatihan telah sesuai dengan kebutuhan pelatihan sehingga dapat bermanfaat saat mengatasi permasalahan pekerjaan. Hal ini dikarenakan materi pelatihan telah sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan topik pelatihan yang akan dilaksanakan selalu diperbaharui.

Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Metode Pelatihan

Persepsi reaksi pegawai keperawatan mengetahui dengan baik metode pelatihan yang dilaksanakan selama program pelatihan. Artinya pegawai keperawatan setuju dengan metode pelatihan yang diterapkan oleh Rumah Sakit Pasar Rebo. Hal tersebut dikarenakan metode yang digunakan bersifat umum yaitu dengan presentasi, simulasi dan contoh sehingga mudah dipahami oleh setiap pegawai. Persepsi reaksi pegawai terhadap metode pelatihan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Persepsi reaksi pegawai terhadap metode pelatihan

No Pernyataan Keterangan Skor

Rataan 1 Metode pelatihan yang dilakukan dengan cara ceramah (presentasi). Setuju 3.71 2 Metode pelatihan yang diberikan telah sesuai dengan kebutuhan

pekerjaan.

Setuju 3.89 3 Metode pelatihan membantu dalam pemahaman pelaksanaan

pekerjaan.

Setuju 4.15 4 Metode pelatihan yang dilakukan dengan cara simulasi. Setuju 4.32 5 Metode pelatihan demonstrasi/contoh telah sesuai dengan tujuan

pelatihan.

Setuju 4.25

Berdasarkan Tabel 5 dapat disimpulkan bahwa pegawai setuju dengan metode yang dilaksanakan selama program pelatihan. Metode pelatihan yang diberikan telah sesuai dengan kebutuhan pekerjaan sehingga membantu pemahaman dalam melakukan pekerjaan.

Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Fasilitas Pelatihan

(29)

17 Tabel 6. Persepsi reaksi pegawai terhadap fasilitas pelatihan

No Pernyataan Keterangan Skor

Rataan 1 Fasilitas ruangan kondisinya nyaman membuat fokus saat mengikuti

pelatihan.

Setuju 4.19 2 Fasilitas pelatihan yang disediakan dapat memperlancar proses

pelatihan.

Setuju 4.25 3 Alat bantu (overhead, proyektor, infocus ) yang telah ada membantu

dalam pelaksanaan pelatihan.

Setuju 4.17 4 Ukuran ruangan yang digunakan mampu menampung seluruh peserta

pelatihan.

Setuju 4.21 5 Fasilitas yang lengkap memudahkan dalam memahami materi. Setuju 4.32

Berdasarkan Tabel 6, dapat disimpulkan bahwa fasilitas pelatihan yang digunakan sudah memadai. Mayoritas jawaban pegawai setuju terhadap pernyataan fasilitas pelatihan. Hal ini dikarenakan fasilitas pelatihan yang disediakan sudah lengkap sehingga dapat memperlancar proses pelatihan dan memudahkan dalam memahami materi, serta kondisi ruangan yang nyaman membuat peserta pelatihan lebih fokus saat mengikuti pelatihan.

Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Pengajar/Pelatih

Persepsi pegawai terhadap pengajar/pelatih dapat dikatakan sudah baik. Pengajar/ pelatih menguasai materi pelatihan dan mempunyai pengalaman dalam menyampaikan materi pelatihan. Persepsi reaksi pegawai terhadap pengajar/pelatih dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Persepsi reaksi pegawai terhadap pengajar/pelatih

No Pernyataan Keterangan Skor

Rataan

1 Pengajar/pelatih menguasai materi pelatihan. Setuju 4.31

2 Sistematika penyampaian materi pelatihan oleh pengajar/pelatih mudah dipahami.

Setuju 4.20

3 Pengajar/pelatih telah mempunyai pengalaman dalam menyampaikan materi pelatihan.

Setuju 4.29

4 Penampilan pengajar/pelatih menambah semangat dalam pelatihan. Setuju 4.23

5 Pertanyaan dari peserta pelatihan dapat dijawab pengajar/pelatih dengan baik.

Setuju 4.15

Berdasarkan Tabel 7, dapat disimpulkan bahwa pengajar/pelatih yang membina saat pelatihan telah sesuai dengan yang diharapkan para peserta pelatihan. Mayoritas jawaban pegawai setuju mengenai pengajar/pelatih yang memberikan pelatihan. Hal ini dikarenakan sistematika penyampaian materi pelatihan oleh pengajar/pelatih mudah dipahami dan pertanyaan dari peserta pelatihan dapat dijawab pengajar/pelatih dengan baik serta penampilan pengajar/pelatih menambah semangat dalam pelatihan.

Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Evaluasi Pelatihan

(30)

18

Tabel 8 Persepsi reaksi pegawai terhadap evaluasi pelatihan

No Pernyataan Keterangan Skor

Rataan

1 Evaluasi yang dilakukan setiap pelaksanaan program pelatihan dilakukan secara obyektif

Setuju 3.89

2 Evaluasi yang dilakukan dalam pelatihan sudah sesuai dengan sasaran pelatihan

Setuju 3.97

3 Evaluasi pelatihan rutin dilakukan setiap akhir pelatihan Setuju 3.99

4 Evaluasi yang dilakukan setiap akhir pelatihan telah memberikan hasil yang baik

Setuju 3.95

5 Evaluasi pelatihan telah dilaksanakan secara efektif Setuju 3.91

Berdasarkan Tabel 8, dapat disimpulkan bahwa evaluasi pelatihan yang dilaksanakan telah sesuai dengan yang diharapkan para peserta pelatihan. Mayoritas jawaban pegawai setuju mengenai evaluasi pelatihan yang diterapkan oleh RSUD Pasar Rebo. Hal ini dikarenakan Pengajar/Pelatih melakukan evaluasi pelatihan secara rutin pada setiap akhir pelatihan sehingga memberikan hasil yang baik.

Persepsi Reaksi Pegawai Terhadap Kinerja

Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Pengetahuan

Persepsi reaksi pegawai terhadap pengetahuan dapat dikatakan sudah baik. Pengetahuan dapat membantu pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan mampu mengaplikasikan tugas atau pekerjaan dengan baik. Reaksi pegawai terhadap pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Persepsi reaksi pegawai terhadap pengetahuan

No Pernyataan Keterangan Skor

Rataan

1 Mampu bekerja dengan mandiri dalam menyelesaikan kesulitan mengenai pekerjaan.

Setuju 3.76

2 Memahami penentuan prioritas kerja pada saat yang mendesak. Setuju 3.80

3 Memiliki pengetahuan yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan. Setuju 3.96

4 Mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik. Setuju 3.95

5 Mampu mengaplikasikan tugas/pekerjaan dengan baik. Setuju 3.93

Berdasarkan Tabel 9, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pegawai dapat meningkatkan kinerja pegawai. Mayoritas jawaban pegawai setuju mengenai pengetahuan. Hal ini dikarenakan terlihat pegawai mampu bekerja dengan mandiri dalam menyelesaikan kesulitan mengenai pekerjaan dan memahami penentuan prioritas kerja pada saat mendesak.

Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Keterampilan

(31)

19 Tabel 10 Persepsi reaksi pegawai terhadap keterampilan

No Pernyataan Keterangan Skor

Rataan

1 Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan rumah sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Setuju 3.93

2 Mampu bekerjasama dengan baik sesama rekan kerja. Setuju 4.01

3 Mampu mengurangi kesalahan dalam bekerja. Setuju 4.03

4 Bersedia memperbaiki kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Setuju 4.01

5 Mampuberkomunikasi dengan baik dalam pekerjaan sehari-hari. Setuju 4.11

Berdasarkan Tabel 10, dapat disimpulkan bahwa keterampilan dapat meningkatkan kinerja pegawai. Mayoritas jawaban pegawai setuju mengenai keterampilan dapat meningkatkan kinerja pegawai keperawatan RSUD Pasar Rebo. Hal ini terlihat dari pegawai mampu bekerja sama dengan baik antara sesama rekan kerja dan mampu berkomunikasi dengan baik dalam pekerjaan sehari-hari.

Persepsi Reaksi Pegawai terhadap Sikap Kerja

Persepsi reaksi pegawai terhadap sikap dapat dikatakan sudah baik. Sikap pegawai terhadap pekerjaan sangat baik sehingga pegawai yakin pada kemampuan yang dimiliki dalam berhubungan baik dengan rekan kerja dan atasan.

Tabel 11 Persepsi reaksi pegawai terhadap sikap kerja

No Pernyataan Keterangan Skor

Rataan

1 Mempunyai hubungan yang baik dengan rekan sekerja dan atasan. Setuju 4.03

2 Yakin pada kemampuan yang telah saya miliki. Setuju 4.04

3 Memiliki disiplin kerja yang tinggi. Setuju 4.07

4 Bertanggung jawab dalam pekerjaan. Setuju 4.09

5 Mampu menyelesaikan tugas/pekerjaan dengan baik. Setuju 4.07

Berdasarkan Tabel 11, dapat disimpulkan bahwa sikap kerjadapat meningkatkan kinerja pegawai. Mayoritas pegawai setuju mengenai sikap kerja dapat meningkatkan kinerja pegawai. Hal ini terlihat dari sikap kerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan, pegawai memiliki disiplin kerja yang tinggi dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya.

Pengaruh Pelatihan Keperawatan terhadap Kinerja Pegawai

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk melihat apakah ada pengaruh pelatihan keperawatan terhadap kinerja pegawai bidang keperawatan RSUD Pasar Rebo. Sebelum pengujian analisis regresi linear berganda terlebih dahulu dilakukan uji data agar asumsi yang berlaku dapat terpenuhi. Uji yang dilakukan adalah uji asumsi klasik. Uji dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Ptastitical Product and Service Solution) 17.0 for windows pada taraf alpha 5%.

Uji Normalitas Data

(32)

20

Gambar 6 Uji normalitas data

Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa bentuk plot titik-titik tersebar mendekati garis lurus. Hal ini berarti bahwa model regresi memiliki distribusi normal sehingga uji asumsi dasar atau uji normalitas terpenuhi.

Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan ada atau tidak korelasi antara variabel bebas. Ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat pada nilai VIF tiap variabel bebas yang lebih kecil dari sepuluh. Hasil Uji Multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Hasil uji multikolinearitas

No Variabel Independen (Variabel X) Tolerance VIF

1 Materi Pelatihan 0.508 1.969

2 Metode Pelatihan 0.618 1.619

3 Fasilitas Pelatihan 0.530 1.888

4 Pengajar/ Pelatih 0.568 1.759

5 Evaluasi Pelatihan 0.849 1.177

Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa seluruh variabel independen memiliki nilai VIF < 10. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas.

Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil dari uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1.602, dimana nilai Durbin-Watson mendekati 2. Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menunjukkan dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 7.

1.0

(33)

21

Gambar 7 Uji Heteroskedastisitas

Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan tidak terdapat pola yang jelas dari titik-titik tersebut. Hal ini dikarenakan model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskedastisitas, yang artinya bahwa tidak terjadi gangguan yang berarti dalam model regresi ini.

Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji hubungan pengaruh secara linear antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil dari analisis regresi linear berganda dalam menganalisis pengaruh pelatihan keperawatan terhadap kinerja pegawai, menghasilkan persamaan yang dapat dilihat sebagai berikut:

Pengaruh pelatihan keperawatan terhadap pengetahuan sebagai faktor kinerja pegawai

Hasil dari analisis regresi linear berganda dalam menganalisis pengaruh pelatihan keperawatan terhadap kinerja pegawai, menghasilkan persamaan yang dapat dilihat sebagai berikut :

Y1 = 7.423 – 0.253 X1 + 0.391 X2 + 0.345X3 + 0.088 X4 + 0.095X5 ...(7) Keterangan:

Y1 = Pengetahuan sebagai faktor kinerja pegawai bidang keperawatan X1 = Materi pelatihan

X2 = Metode pelatihan X3 = Fasilitas pelatihan X4 = Pengajar/Pelatih X5 = Evaluasi Pelatihan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang diperoleh koefisien variabel materi pelatihan (X1) sebesar -0.253, koefisien variabel metode pelatihan (X2) sebesar 0.391, koefisien variabel fasilitas pelatihan (X3) sebesar 0.345, koefisien variabel pengajar/pelatih (X4) sebesar 0.088, dan koefisien variabel evaluasi pelatihan (X5) sebesar 0.095. Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada Lampiran 3. Sehingga model regresi yang dihasilkan mempunyai arti sebagai berikut:

(34)

22

keperawatan, semakin materi pelatihan digunakan maka pengetahuan pegawai semakin menurun. Hal ini terjadi karena pimpinan keperawatan tidak memperhatikan isi dalam materi pelatihan yang belum dapat menjawab kebutuhan pekerjaan untuk sebagian pegawai keperawatan, sehingga pegawai belum mampu bekerja dengan mandiri dalam menyelesaikan kesulitan mengenai pekerjaannya.

2. Metode pelatihan memiliki harga koefisien konstanta sebesar 0.391 dapat diartikan jika metode pelatihan meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, fasilitas pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka pengetahuan akan meningkat sebesar 0.319. Nilai koefisien yang positif memiliki arti bahwa terjadi hubungan positif antara metode pelatihan dengan pengetahuan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan, semakin metode pelatihan diterapkan dengan baik maka pengetahuan pegawai bidang keperawatan akan meningkat. Penerapan metode pelatihan dapat menghasilkan kinerja pegawai yang optimal melalui pelatihan secara rutin yang dilakukan dengan cara ceramah atau presentasi, dan cara demonstrasi atau pemberian contoh. Dilakukannya hal ini akan membantu pegawai dalam menentukan prioritas pekerjaan pada saat yang mendesak, sehingga menghasilkan hasil kerja yang baik. 3. Fasilitas pelatihan memiliki harga koefisien konstanta sebesar 0.345 dapat diartikan

jika fasilitas pelatihan meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, metode pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka pengetahuan akan meningkat sebesar 0.345. Nilai koefisien yang positif memiliki arti bahwa terjadi hubungan positif antara fasilitas pelatihan dengan pengetahuan sebagai faktor kinerja pegawai bidang keperawatan, semakin baik fasilitas pelatihan yang digunakan maka kinerja pegawai bidang keperawatan akan meningkat. Penggunaan fasilitas pelatihan dalam kondisi baik dapat menghasilkan kinerja pegawai yang optimal yaitu dengan menggunakan alat bantu seperti overhead, proyektor, modul, dan infocus. Dengan demikian pegawai dapat memahami dan menerapkan materi pelatihan saat melakukan pekerjaannya, sehingga menambah pengetahuan yang telah dimiliki pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya agar kinerja yang dihasilkan pegawai akan lebih maksimal.

4. Pengajar/pelatih memiliki harga koefisien konstanta sebesar 0.088 dapat diartikan jika pengajar/pelatih meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, metode pelatihan, fasilitas pelatihan dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka pengetahuan akan meningkat sebesar 0.088. Nilai koefisien yang positif memiliki hubungan positif, berpengaruh nyata antara pengajar/pelatih dengan pengetahuan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan. Hal ini karena pengajar/pelatih dalam menyampaikan materi pelatihan mudah dipahami oleh pegawai keperawatan yang mengikuti pelatihan, sehingga pegawai mampu mengerjakan pekerjaannya dengan baik.

(35)

23

Pengaruh pelatihan keperawatan terhadap keterampilan sebagai faktor kinerja pegawai

Hasil dari analisis regresi linear berganda dalam menganalisis pengaruh pelatihan keperawatan terhadap kinerja pegawai, menghasilkan persamaan yang dapat dilihat sebagai berikut :

Y2 = 9.908 – 0.494 X1 + 0.447 X2 + 0.481X3 + 0.111 X4 + 0.031X5 ...(8) Keterangan:

Y2 = Keterampilan sebagai faktor kinerja pegawai bidang keperawatan X1 = Materi pelatihan

X2 = Metode pelatihan X3 = Fasilitas pelatihan X4 = Pengajar/pelatih X5 = Evaluasi pelatihan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang diperoleh koefisien variabel materi pelatihan (X1) sebesar -0.494, koefisien variabel metode pelatihan (X2) sebesar 0.447, koefisien variabel fasilitas pelatihan (X3) sebesar 0.481, koefisien variabel pengajar/pelatih (X4) sebesar 0.111, dan koefisien variabel evaluasi pelatihan (X5) sebesar 0.031. Sehingga model regresi yang dihasilkan mempunyai arti sebagai berikut:

1. Materi pelatihan memiliki nilai koefisien konstanta sebesar -0.494 dapat diartikan jika materi pelatihan meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (metode pelatihan, fasilitas pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka keterampilan akan menurun sebesar 0.494. Nilai koefisien yang negatif memiliki arti bahwa terjadi hubungan negatif antara materi pelatihan dengan keterampilan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan, semakin materi pelatihan digunakan maka keterampilan pegawai semakin menurun. Penggunaan materi pelatihan dapat menghasilkan keterampilan pegawai yang tidak optimal karena pimpinan perawat dan bagian diklat tidak memperbaharui materi pelatihan, sehingga sebagian pegawai keperawatan belum mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Metode pelatihan memiliki harga koefisien konstanta sebesar 0.447 dapat diartikan jika metode pelatihan meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, fasilitas pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka keterampilan akan meningkat sebesar 0.447. Nilai koefisien yang positif memiliki arti bahwa terjadi hubungan positif antara metode pelatihan dengan keterampilan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan, semakin metode pelatihan diterapkan dengan baik maka keterampilan pegawai bidang keperawatan akan meningkat. Penggunaan metode pelatihan dapat membantu pemahaman pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga pegawai keperawatan mampu mengurangi kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan pekerjaan agar dapat menghasilkan kinerja pegawai yang optimal.

(36)

24

baik fasilitas pelatihan yang digunakan maka kinerja pegawai bidang keperawatan akan meningkat. Penggunaan fasilitas pelatihan dalam kondisi baik dapat menghasilkan kinerja pegawai yang optimal dengan kondisi ruangan yang digunakan memenuhi kapasitas seluruh peserta pelatihan. Dengan demikian pegawai keperawatan merasa nyaman dan fokus dalam memahami materi yang diberikan, sehingga pegawai bersedia untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

4. Pengajar/pelatih memiliki harga koefisien konstanta sebesar 0.111 dapat diartikan jika pengajar/pelatih meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, metode pelatihan, fasilitas pelatihan dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka keterampilan akan meningkat sebesar 0.111. Nilai koefisien yang positif memiliki hubungan positif dan berpengaruh nyata antara pengajar/pelatih dengan keterampilan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan. Hal ini karena penampilan pengajar/pelatih memiliki wawasan yang luas, sehingga menambah semangat pegawai keperawatan yang mengikuti pelatihan. 5. Evaluasi pelatihan memiliki harga koefisien konstanta sebesar 0.095 dapat diartikan jika pengajar/pelatih meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, metode pelatihan, fasilitas pelatihan dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka keterampilan akan meningkat sebesar 0.088. Nilai koefisien yang positif memiliki hubungan positif dan berpengaruh nyata antara evaluasi pelatihan dengan keterampilan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan. Hal ini karena evaluasi yang dilakukan setiap pelaksanaan program pelatihan secara obyektif, sehingga pegawai sudah mampu bekerjasama dengan baik sesama rekan kerja.

Pengaruh pelatihan keperawatan terhadap sikap kerja sebagai faktor kinerja pegawai

Hasil dari analisis regresi linear berganda dalam menganalisis pengaruh pelatihan keperawatan terhadap kinerja pegawai, menghasilkan persamaan yang dapat dilihat sebagai berikut:

Y3 = 9.737 – 0.464 X1 + 0.409 X2 + 0.408X3 + 0.240 X4 - 0.016X5 ...(9) Keterangan:

Y3 = Sikap kerja sebagai faktor kinerja pegawai bidang keperawatan X1 = Materi pelatihan

X2 = Metode pelatihan X3 = Fasilitas pelatihan X4 = Pengajar/pelatih X5 = Evaluasi pelatihan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang diperoleh koefisien variabel materi pelatihan (X1) sebesar -0.464, koefisien variabel metode pelatihan (X2) sebesar 0.409, koefisien variabel fasilitas pelatihan (X3) sebesar 0.408, koefisien variabel pengajar/pelatih (X4) sebesar 0.240, dan koefisien variabel evaluasi pelatihan (X5) sebesar -0.016. Sehingga model regresi yang dihasilkan mempunyai arti sebagai berikut:

(37)

25 dianggap konstan, maka sikap kerja akan menurun sebesar 0.464. Nilai koefisien yang negatif memiliki arti bahwa terjadi hubungan negatif dan tidak berpengaruh antara materi pelatihan dengan sikap kerja sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan, semakin materi pelatihan digunakan maka sikap kerja pegawai semakin menurun. Hal ini terjadi karena pimpinan keperawatan tidak memperhatikan isi dalam materi pelatihan yang belum dapat menjawab kebutuhan pelatihan untuk sebagian pegawai keperawatan, sehingga kurangnya kedisiplinan keperawatan pegawai saat melakukan pekerjaan.

2. Metode pelatihan memiliki nilai koefisien konstanta sebesar 0.409 dapat diartikan jika metode pelatihan meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, fasilitas pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka sikap kerja akan meningkat sebesar 0.409. Nilai koefisien yang positif memiliki arti bahwa terjadi hubungan positif antara metode pelatihan dengan pengetahuan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan, semakin metode pelatihan diterapkan dengan baik maka pengetahuan pegawai bidang keperawatan akan meningkat. Penggunaan metode pelatihan dapat menghasilkan kinerja pegawai yang optimal melalui pelatihan secara rutin yang dilakukan dengan cara simulasi dan telah sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Dilakukannya hal ini pegawai mempunyai hubungan yang baik dengan rekan kerja maupun dengan atasan.

3. Fasilitas pelatihan memiliki nilai koefisien konstanta sebesar 0.408 dapat diartikan jika fasilitas pelatihan meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, metode pelatihan, pengajar/pelatih dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka akan meningkat sikap kerja sebesar 0.408. Nilai koefisien yang positif memiliki arti bahwa terjadi hubungan positif antara fasilitas pelatihan dengan pengetahuan sebagai faktor kinerja pegawai bidang keperawatan, semakin baik fasilitas pelatihan yang digunakan maka kinerja pegawai bidang keperawatan akan meningkat. Penggunaan fasilitas pelatihan dalam kondisi baik dapat menghasilkan kinerja pegawai yang optimal yaitu dengan menyediakan fasilitas yang lengkap dalam memudahkan pegawai memahami materi pelatihan. Dengan demikian pegawai memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga menghasilkan kinerja yang maksimal.

4. Pengajar/pelatih memiliki nilai koefisien konstanta sebesar 0.240 dapat diartikan jika pengajar/pelatih meningkat sebesar 1 satuan dan variabel independen lainnya (materi pelatihan, metode pelatihan, fasilitas pelatihan dan evaluasi pelatihan) dianggap konstan, maka pengajar/pelatih akan meningkat sebesar 0.240. Nilai koefisien yang positif memiliki hubungan positif dan berpengaruh nyata antara pengajar/pelatih dengan sikap kerja sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan.

(38)

26

Uji Koefisien Regresi secara Bersama-sama (Uji F)

Pengaruh Variabel Pelatihan terhadap Pengetahuan

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Jika nilai signifikasi F hitung < 0.05 (alpha) dapat disimpulkan bahwa terjadi pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Sehingga hipotesis dari uji F pada penelitian ini adalah tolak H0 atau terima H1 jika P value < α dan terima H0 atau tolak H1 jika P value > α pada taraf alpha 5%.

H0 = tidak terdapat pengaruh secara signifikan pelatihan keperawatan terhadap pengetahuan sebagai faktor dari kinerja pegawai bagian keperawatan RSUD Pasar Rebo

H1 = terdapat pengaruh secara signifikan pelatihan keperawatan terhadap pengetahuan sebagai faktor dari kinerja pegawai bagian keperawatan RSUD Pasar Rebo.

Tabel 13 Hasil uji F antara variabel pelatihan terhadap pengetahuan

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 93.535 5 18.707 6.969 0.000a

Residual 185.211 69 2.684

Total 278.747 74

a. Predictors: (Constant), X5, X4, X3, X2, X1 b. Dependent Variabel: Y1

Berdasarkan hasil pengolahan dapat diketahui bahwa nilai F hitung 6.969 dengan nilai Pvalue sebesar 0,000, artinya nilai ini lebih kecil dari nilai alpha yaitu sebesar 0.05. Karena nilai P value < α (0.000 < 0.05), maka tolak H0 dan terima H1 yang artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh pelatihan terhadap pengetahuan sebagai faktor dari kinerja pegawai bidang keperawatan.

Pengaruh Variabel Pelatihan terhadap Keterampilan

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Jika nilai signifikasi F hitung < 0.05 (alpha) dapat disimpulkan bahwa terjadi pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Sehingga hipotesis dari uji F pada penelitian ini adalah tolak H0 atau terima H1 jika P value < α dan terima H0 atau tolak H1 jika P value > α pada taraf alpha 5%.

H0 = tidak terdapat pengaruh secara signifikan pelatihan keperawatan terhadap keterampilan sebagai faktor dari kinerja pegawai bagian keperawatan RSUD Pasar Rebo

H1 = terdapat pengaruh secara signifikan pelatihan keperawatan terhadap keterampilan sebagai faktor dari kinerja pegawai bagian keperawatan RSUD Pasar Rebo.

Tabel 14 Hasil uji F antara variabel pelatihan terhadap keterampilan

Model Sum of Squares

Df Mean Square F Sig.

1 Regression 110.004 5 22.001 6.093 0.000a

Residual 249.143 69 3.611

Total 359.147 74

Gambar

Tabel 1. Elemen Kinerja Perawat RSUD Pasar Rebo
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Tabel  2  Jumlah dan Proporsi Sampel Penelitian RSUD Pasar Rebo11
Gambar 2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
+3

Referensi

Dokumen terkait

dalam bentuk skripsi dengan judul: Pengaruh Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik (Studi Pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Salah satu tahapan proses peningkatan adalah dengan melakukan kajian tentang proses pembelajaran melalui umpan balik dari dosen, mahasiswa, alumni, dan pengguna

Pada tinja yang encer dengan gejala klinis yang nyata dapat dijumpai bentuk tropozoit sedangkan pada symptomless carrier dengan tinja yang padat akan dijumpai

Penulisan artikel ini bertujuan untuk menguraikan proses belajar mengajar yang efektif, inovatif, progresif dan kontekstual khususnya pada anak usia dini agar para

Perbandingan Aktivitas mahasiswa Peningkatan aktivitas belajar mahasiswa ini terjadi dengan baik yaitu pada saat mahasiswa mempraktikkan metode pembelajaran induktif

Proses hidrolisis dan fermentasi pada penelitian ini dilakukan menggunakan metode Simultan Saccharification Fermentation (SSF) , yang memiliki keunggulan

10 Didin mengutip bahwa di antara alasan profesi menjadi objek harta yang dikenai zakat oleh Yusuf Qardhawi dalam Fiqh az-Zakat adalah pertama; ayat-ayat

Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 diatur pula bahwa penempatan TKI oleh pemerintah di luar negeri hanya dapat dilakukan dengan syarat telah terjadi