• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMASALAHAN DAN STRATEGI COPING PADA SUAMI YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN LEBIH RENDAH DARIPADA ISTRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERMASALAHAN DAN STRATEGI COPING PADA SUAMI YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN LEBIH RENDAH DARIPADA ISTRI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERMASALAHAN DAN STRATEGI COPING PADA SUAMI YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN LEBIH RENDAH DARIPADA ISTRI

SKRIPSI

OLEH: UMI BAROKAH

04810172

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

ii

PERMASALAHAN DAN STRATEGI COPING PADA SUAMI YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN LEBIH RENDAH DARIPADA ISTRI

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi Strata 1 (S1)

Oleh : UMI BAROKAH

04810172

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrokhim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Permasalahan Dan Strategi Coping Pada Suami Yang Mempunyai Penghasilan Lebih Rendah Daripada Istri”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Tri Dayakisni M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan, masukan dan motivasi dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini

3. Ni’matuzahro M.Si. selaku Dosen Pembimbing II juga memberikan arahan dan motivasi dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini

4. Yuni Nurhamidah M.Si, Siti Maimunah M.M, dan Ari Firmanto S.Psi selaku pengganti Dosen Wali kelas D, serta seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Kedua Orang Tuaku yang telah memberikan dukungan serta dorongan baik berupa materi, moral maupun spiritual. I Love You...Muaaacchh2x

6. Saudaraku yang selalu memberikan senyuman, motivasi, serta nasehat.

7. Seluruh subjek penelitian ini karena telah meluangkan waktunya untuk menjadi subjek penelitian.

(7)

vii

9. Buat Wewe smsx Lucu selalu menghiburku, telah menggugah semangat dan memberikan doa, kritik, dan saran.

10.Keluarga besar psikologi, khususnya kelas D angkatan 2004 terima kasih atas motivasi dan kebersamaannya selama ini.

11.Teman-teman kost mb Liya, Rusna, Desy, Sukriya dan Usa yg telah menggugah semangatKu...makasih ya, cepet nyusul.

12.Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khusunya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 18 Mei 2011

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

INTISARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Permasalahan ... 7

1. Pengertian Permasalahan ... 7

2. Sumber Permasalahan ... 7

3. Faktor-faktor Penyebab Permasalahan ... 8

B. Coping ... 9

1. Pengertian Coping ... 9

2. Jenis-jenis Coping ... 10

3. Faktor- faktor yang mempengaruhi Perilaku Coping ... 13

C. Suami ... 14

1. Pengertian Suami ... 14

(9)

ix

3. Dampak Psikologis pada Suami yang Mempunyai Penghasilan

Lebih Rendah daripada Istri ... 15

BAB III : METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 18

B. Batasan Istilah ... 18

C. Subyek Penelitian dan informan ... 18

D. Konteks penelitian ... 19

E. Jenis Data, Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data ... 19

F. Prosedur Penelitian ... 20

G. Teknik Analisis Data ... 23

H. Keabsahan Data ... 23

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 24

1. Deskripsi Subyek dan Informan Penelitian ... 24

2. Deskripsi Data ... 27

B. Analisa Data ... 31

C. Pembahasan ... 35

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan... 38

B. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

LAMPIRAN Lampiran 1 Guide Interview ... 41

Lampiran 2 Hasil Interview ... 43

(10)

x

DAFTAR TABEL

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2009). Diakses tanggal 15/12/2009. Jika gaji istri lebih besar. http://www.reidita.com/2009/05/ketika-gaji-istri-lebih-besar-dari.html

Ancok,. D. (1995). Nuansa psikologi pembangunan. Yogyakarta. Insan kamil

Bimo tejo. (2010). Suami yang tinggal di rumah dan menggantungkan hidup pada gaji sang isteri memiliki kemungkinan lebih besar untuk selingkuh. Diakses tanggal 13/11/2011. http://sosbud.kompasiana.com/2010/08/22/suami-minder-selingkuh

Brouwer, W.A.M. (1985). Ayah dan puteranya. Sorotan psikologi fenomenologi. Jakarta. Gramedia

Devito, A. Y. (1997). Komunikasi antar manusia. Jakarta. Proffesional Book

Effendi, N. (1997). Dasar –dasar. Keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta. Buku kedokteran EGC

Faisal, S. (1990). Penelitian kualitatif. Dasar-dasar dan aplikasi. IKIP malang Fakultas Psikologi UMM. (2010). Pedoman penulisan skripsi. Malang : UMMPress Goode, W. J. (1985). Sosiologi keluarga. Jakarta : PT .Bina Aksara

Gunarsa, S. D. (2001). Psikologi praktis : anak, remaja dan keluarga. Jakarta. PT. BPK Gunung Mulia

Huffman, Karen. (1997). Psychology in action. Published simultaneously in Canada Hurlock. E. B. (1980).Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Lazarus, Richard. S.(1976). Patterns Of adjustment (Third edition). International studet edition. mcgraw-hill kogakusha

Online tutorial & Businiss. (2011). Pengertian suami.. diakses tanggal 20/04/2011. http://tutorialkuliah.blogspot.com/2010/04/pengertian-suami.html

Moleong, L. J. (2006). Metode penelitian kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Poerwanti, E. (1998). Dimensi-dimensi. Riset ilmiah. UMM

Sadarjoen, S. S. (2005). Konflik marital : Pemahaman konseptual, actual dan alternatife solusi. Bandung. PT. Refika aditama

(13)

xiii

Smet, Bart. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Potensi pekerja wanita merupakan penunjang perkembangan industri yang besar. Dalam dunia kerja banyak wanita dibutuhkan di dunia industri, karena dunia industri banyak memerlukan sikap ramah tamah yang banyak dimiliki seorang wanita secara alamiah. Seseorang bekerja karena sesuatu yang dicapai dan berharap mampu membawa suatu keadaan yang memuaskan daripada sebelumnya. Maka penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan yang kurang dalam keluarga. Tetapi dalam dunia kerja, wanita kurang dianggap mempunyai peranan yang sangat penting, karena dianggap kurang mempunyai kemampuan atau skill. Setiap wanita mempunyai peran yang sudah menjadi kodratnya, seperti melahirkan, memasak, melayani suami, mendidik anak, serta mengerjakan tugas yang ada dirumah tangga

Belakangan ini banyak fenomena yang menyatakan bahwa faktor ekonomi adalah salah satu pendukung keharmonisan hubungan keluarga yang muncul pada beberapa tahun ini. Dimana kebutuhan-kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi bergantung pada kemampuan ekonomi dalam sebuah keluarga itu sendiri. Maka banyak kebutuhan yang harus dipenuhi dalam keluarga. Semakin kecil kemampuan ekonomi keluarga, maka semakin sedikit kemungkinan kebutuhan keluarga terpenuhi (Abdullah,2009).

Banyak keluarga yang cukup besar biaya hidupnya yang menyebabkan ayah dan ibunya harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya. Jika karir istri lebih sukses, maka suami akan merasa tanggung jawabnya berkurang sebagai tulang punggung keluarga. Yang mana banyak waktu luang yang disisihkan untuk berdiam di rumah, akhirnya dalam rumah tangga akan terjadi keretakan dan istri terus menerus menekunin karirnya demi kelangsungan hidup tanpa membutuhkan suami sebagai pendampingnya.

(15)

2

Akan tetapi sejarah menunjukkan bahwa perjuangan emansipasi wanita memperlihatkan perkembangan yang positif, meskipun terutama dikalangan masyarakat bawah masih banyak terjadi perlakuan yang tidak adil. Banyak kaum wanita menduduki jabatan strategis di berbagai di instansi pemerintah maupun swasta, dan bahkan sering mencapai produktivitas dan prestasi yang sama atau lebih tinggi dari mitra pria. Dimana lebih banyak yang bekerja untuk menambah tingkat kehidupan keluarga atau karena ingin bekerja. Wanita yang sudah berumah tangga, apalagi yang sudah berputra, tidak jarang mengalami dilema dalam memenuhi tuntutan pekerjaan diluar rumahnya (Goode, 1985).

Peran pria untuk mencari nafkah keluar rumah adalah lambang superioritasnya. Menurut Effendy (1997) suami sangat berperan dalam kehidupan keluarga, dimana suami dapat memimpin sebuah hubungan keluarga yang telah dibina, memberikan pendidikan, sebagai pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya dan sebagai anggota dari lingkungan. Salah satu peran yang terlihat jelas dalam kehidupan adalah tanggung jawab suami dalam pemberian nafkah. Para suami berharap menjadi lebih unggul dari istrinya, lebih pada warga negara barat status wanita dalam menopang ekonomi keluarga umumnya dianggap lebih rendah dari status pria. Pada saat ini banyak wanita yang mengalami peningkatan karir yang bisa menyeimbangkan penghasilan dengan suaminya, yang mungkin saja harga diri suami berbanding berbalik.

Semakin banyak perekonomian keluarga yang sangat minim, sehingga banyak istri yang memilih untuk membentuk usaha baru atau mencari pekerjaan untuk membantu suami memenuhi kebutuhan keluarga. Semakin tinggi pendidikan istri maka semakin tinggi pula jabatan yang diperoleh, hal ini menimbulkan penghasilan yang besar bagi istri sehingga semakin mudah memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

(16)

3

dan peran sebagai wanita karir. Maka suami yang karirnya tidak sesukses istri harus siap terjepit oleh karir istri.

Fenomena yang terjadi sekarang ini adalah semakin banyak hubungan keluarga yang kurang harmonis, seperti perceraian yang menimpa pada suami istri. Dimana dengan penghasilan istri yang besar dapat menimbulkan peluang besar terhadap suami untuk selingkuh. Hal ini yang dikarenakan harga diri suami yang terluka, yang terluka karena kesuksesan istri melebihi dirinya, sehingga selingkuh adalah salah satu jalan yang mengembalikan harga diri para pria. Seperti pada contoh kasus yang diungkap Ancok (1995) ketika karir istrinya lebih unggul dapat menimbulkan berkurangnya kegairahan seksual pada suaminya. Hal ini khususnya terjadi bila istri terlalu dominan dan serba ingin mengatur suami. Suami dapat menjadi impoten karena ulah istri yang dominan. Dan suami bisa tertarik pada pembantu rumah tangganya daripada istrinya. Dikarenakan kesibukan istri yang sangat banyak, serta lebih padat waktunya dalam berkarir, maka banyak peluang yang besar bagi keterlibatan suami pada pembantu rumah tangga untuk mendapatkan sifat submisifnya yang tidak didapat dari istri, akan menjadi sumber kepuasan jiwa suami.

Masalah keuangan merupakan salah satu masalah terbesar dalam hubungan suami-istri. Soal gaji istri yang lebih tinggi dari gaji suami, misalnya, bisa menyebabkan konflik tingkat tinggi. Pria yang bergaji lebih rendah dari istri akan cenderung tidak setia. Semakin besar selisih perbedaan gajinya, kemungkinan pria selingkuh akan semakin besar (Kompas, 2010).

(17)

4

Ketika karir istri lebih tinggi daripada suami, maka membuat istri akan semakin tinggi ingin mempengaruhi pengambilan keputusan dalam rumah tangga. Semakin besar problem yang akan muncul dalam keluarga. Dimana istri mendominasi kehidupan dalam rumah tangga, maka dengan keadaan ini tentu saja akan mempersulit posisi suami. Selain itu suami yang menganggap bahwa pria harus selalu hebat dari wanita, suami akan merasa tersiksa karena karir istri lebih tinggi.

Dimana suami yang tinggal di rumah memiliki pendapatan lebih rendah ketimbang istri akan dilanda perasaan gamang disebabkan pandangan tradisional yang menempatkan suami sebagai pencari nafkah. Karena uang juga berkonotasi dengan kekuasaan, pria yang tak memiliki uang akan dilanda perasaan minder terhadap istri dan selanjutnya memicu perselingkuhan. Sebanyak 6,73 % responden lelaki mengaku pernah selingkuh, dan 3,33 % responden wanita mengaku pernah berbuat hal yang sama, akan tetapi jika istri berpenghasilan yang seimbang, maka suami kemungkinan tidak melakukan selingkuh (Bimo, 2010).

Ketika ekonomi terpenuhi dengan lancar oleh penghasilan istri, maka banyak masalah yang muncul. Sehingga istri dapat memenuhi kebutuhan keluarga, dan suami menghasilkan penghasilan yang rendah. Hal tersebut bisa menimbulkan masalah, sehingga suami merasa sangat minder yang dikarenakan gajinya rendah dan merasa tidak mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dengan maksimal. Suami merasa harga dirinya dijatuhkan dan menimbulkan pertengkaran pada hubungan suami istri. Hal ini suami berpandangan bahwa istri hanya mengatur kebutuhan dan mengurusi keluarga yang ada dalam keluarga, dan suami adalah pemimpin yang dapat memberikan nafkah pada keluarganya sebagaimana tugas para laki-laki atau suami. Yang membuat laki-laki berfikir lagi dengan gaji istri yang besar, suami merasa tersaingi (Abdullah, 2009).

(18)

5

soal gaji istri yang lebih tinggi amat sensitif untuk suami, sampai-sampai mengganggu hubungan antara suami istri itu sendiri (Puspayanti, 2008).

Pada dasarnya seseorang ketika mempunyai problem dalam keluarga maupun berada dalam lingkungan masyarakat. Seseorang tersebut akan menyelesaikan permasalahannya sesuai cara apa yang diinginkan atau disebut dengan kata coping. Coping merupakan usaha untuk mengatasi atau menghadapi tutuntan yang membuat strees. Yang pertama cara untuk mengatasi stres itu adalah mengurangi efek fisik, misalnya melalui relaksasi bertahap, meditasi, pemijatan dan olah raga. Yang kedua adalah memfokuskan diri untuk menyelesaikan masalah (problem-focused coping) dan tidak memfokuskan diri, hanya melampiaskan emosi-emosi yang disebabkan oleh masalah (emotion-focused coping). Cara yang ketiga adalah dengan cara memikirkan kembali masalah, melaui penilaian kembali (reapprasial), belajar dan menemukan dari pengalaman, dan perbandingan sosial dengan orang lain yang lebih buruk keadaannya atau yang dapat menyediakan contoh-contoh yang memberikan inspirasi bagaimana mengatasi masalah (Tavris & Wade, 2007).

Adanya permasalahan seperti tersebut, jika dibiarkan berlarut-larut akan berdampak negatif pada kondisi psikologis suami sendiri maupun pada keharmonisan hubungan dengan istri atau keluarganya. Selain itu juga berdampak negatif pada proses hubungan sosialnya dengan masyarakat. Menurut Lazarus&Folkman (dalam Smet, 1994) coping merupakan suatu proses individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada diantara tuntutan, baik dari individu maupun berasal dari lingkungan dengan menggunakan sumber-sumber yang ada, kemudian mereka gunakan dalam menghadapi stress, maka jika menggunakan coping yang efektif maka permasalahan akan reda dan dampak psikologis suami sendiri dapat dicegah.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang ”Permasalahan dan strategi coping pada suami yang mempunyai penghasilan lebih rendah daripada istri”.

B.Rumusan Masalah

(19)

6

2. Bagaimankah strategi coping pada suami terhadap permasalahan yang muncul?

C.Tujuan Masalah

1. Mengetahui permasalahan pada suami yang mempunyai penghasilan rendah 2. Mengetahui strategi coping pada suami yang mempunyai penghasilan rendah

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi psikologi perkembangan dan sosial, serta dapat memberi mengetahui permasalahan dan strategi coping pada suami yang mempunyai penghasilan lebih rendah daripada istri

2. Manfaat Praktis

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Houglum (2005), prinsip rehabilitasi harus memperhatikan prinsip- prinsip dasar sebagai berikut: 1) menghindari memperburuk keadaan, 2) waktu, 3) kepatuhan, 4)

Hasil pengamatan terhadap intensitas penyakit busuk batang yang disebabkan oleh S.rolfsii pada berbagai konsentrasi inokulum dilihat pada Tabel 3... Persentase

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa faktor-faktor yang memiliki hubungan signifikan terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik pada pasangan usia subur (PUS) di

intrinsic elements used to obtain Aung San Suu Kyi’s views of democracy in her poems: In the Quiet Land, Free Bird towards a Free Burma, and Why Do I Have..

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Tempat Tanggal Jabatan TMT Tahun Bulan Nama Diklat Kelulusan Tanggal Pendidikan Tingkat Nama Sekolah Fakultas Jurusan/ Program Studi.

(BI), sebuah sistem informasi yang mengambil dan mengolah data yang besar dan mengubahnya menjadi informasi yang berguna sehingga membantu penggunanya dalam membuat keputusan

Lingkungan sekitar kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon menganggap bahwa mahasiswa yang tinggal di pondok pesantren dianggap lebih baik dalam segala hal, terutama