• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisi dan desain data warehouse pada perusahaan asuransi Syariah (studi kasus: Pt> Asuransi takaful umum)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisi dan desain data warehouse pada perusahaan asuransi Syariah (studi kasus: Pt> Asuransi takaful umum)"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

(STUDI KASUS : PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Disusun Oleh:

NUR LISKA AMELIA NIM: 107093002832

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)

v

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 14 November 2011

(5)

vi

NUR AENI HIDAYAH dan NIA KUMALADEWI.

PT. Asuransi Takaful Umum merupakan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang asuransi syariah yang saat ini sedang banyak diminati oleh masyarakat untuk mempercayakan kendaraan mereka ke dalam produk pertanggungan yang dikeluarkan oleh PT. Asuransi Takaful Umum. Berdasarkan data dari PT. Asuransi Takaful Umum, total premi yang berhasil dihimpun dari asurani kendaraan semakin meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2001 mencapai Rp.2,3 triliun, tahun 2002 Rp.2,8 triliun, tahun 2003 Rp. 3,2 triliun, dan tahun 2004 mencapai Rp.4 triliun. Seiring dengan meningkatnya jumlah peserta asuransi maka semakin banyak pula jumlah premi dari peserta asuransi, maupun jumlah peserta yang mengajukan klaim kepada PT. Asuransi Takaful Umum. Dengan demikian semakin banyak pula data yang masuk ke dalam perusahaan, data-data tersebut tentunya perlu disimpan, diolah, dan dianalisis untuk menghasilkan suatu informasi yang berguna bagi perusahaan, dan dilaporkan kepada manajer untuk mengetahui keadaan perusahaan pada periode waktu tertentu. Sementara itu, untuk membuat laporan tersebut, dibutuhkan waktu lebih untuk mengumpulkan informasi dan mengolah data yang tersimpan dalam database operasional di General Takaful System. Karena dianggap perlu untuk melakukan pengelolaan data yang berjumlah besar untuk dapat menghasilkan suatu informasi secara cepat, maka dibuatlah suatu perancangan data warehouse yang dapat memudahkan dalam melakukan pengolahan data-data, menganalisis, dan melaporkan hasil analisis data. Metode yang digunakan dalam merancang data warehouse ini adalah Nine Step Design Methodology yang terdiri dari sembilan langkah yaitu memilih proses, menentukan grain/sumber dari proses bisnis, mengidentifikasi dan penyesuaian dimensi, memilih fakta, menyimpan perhitungan awal dalam tabel fakta, melihat kembali tabel dimensi, memilih durasi database, menelusuri perubahan dari dimensi, dan yang terakhir adalah memutuskan prioritas query dan tipe query. Dari penelitian ini menghasilkan sebuah data warehouse untuk PT. Asuransi Takaful Umum, serta jumlah kapasitas media penyimpanan yang dibutuhkan untuk data histori.

Kata Kunci : Data Warehouse, Nine Step Design Method, OLAP, SQL Server

V Bab + 126 Halaman + xvii Halaman + 43 Gambar + 26 Tabel + Pustaka + Lampiran

(6)

vii

Alhamdulillahirrobbil ‘alamiin, segala puji dan syukur kepada Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan taufik-Nya sehingga penulisan skripsi dengan

judul “Analisis dan Desain Data Warehouse Pada Perusahaan Asuransi Syariah

(Studi Kasus: PT. Asurani Takaful Umum)” dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program

S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Sistem Informasi, Fakultas

Sains dan Teknologi.

Selama proses penyusunan skripsi ini mendapat banyak bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih ditujukan kepada:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi.

2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

sekaligus selaku Dosen Pembimbing I yang memberikan ilmu, motivasi dan

bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Zainul Arham, S.Kom, MSI, selaku Sekretaris Program Studi Sistem

Informasi.

4. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI, selaku Dosen Pembimbing II, yang selalu

memberikan masukan, motivasi, dan bimbingan selama proses penyusunan

(7)

viii

keponakan-keponakan kecil saya yang selalu berulah sekaligus memberi canda

dan tawa dalam keluarga besar saya.

7. Nia Mariana yang telah bersedia membantu saya mempelajari materi-materi

mengenai data warehouse serta SQL Server.

8. Seluruh SIBIS 2007 (#SIBIS2007BISA) dan anggota SI D 2007, serta Lele, Cha,

Rina, Tya, Lya, Ichan, Devika, Itun, Iwa, Oji, sahabat-sahabatku tersayang yang

selalu memberiku tempat nyaman dan hangat di sisi mereka, terima kasih atas

segala semangat dan semoga Allah membalas dengan segala kebaikan yang

berlipat ganda.

9. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

saya selama penyelesaian skripsi ini dan memberikan doanya.

Penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, dan jauh dari sempurna

sehingga saran dan kritik yang berguna dari pembaca dapat disampaikan melalui email

amelia.achmad@ymail.com. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan sedikit wacana dan bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu ‘alaikum wr. wb

Jakarta, 14 November 2011

(8)

ix

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Manfaat Penelitian ... 10

1.6 Metode Penelitian ... 10

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ... 10

1.6.2 Metode Perancangan Data Warehouse ... 11

1.7 Sistematika Penulisan ... 12

BAB II LANDASAN TEORI ... 14

2.1 Data Dan Informasi ... 14

2.1.1 Data ... 14

2.1.2 Informasi ... 14

2.2 Sistem Informasi ... 15

2.3 Pengertian Basis Data ... 16

(9)

x

2.7 Perbedaan OLAP dengan OLTP ... 37

2.8 Model Dimensional ... 38

2.8.1 Star Scheme ... 39

2.8.2 Snowflake Scheme ... 40

2.8.3 Starflake Scheme ... 41

2.9 Extract, Transform, Load ... 42

2.10 Nine Step Design Method ... 43

2.10.1 Memilih Proses ... 43

2.10.2 Menentukan Grain... 43

2.10.3 Mengidentifikasi Dan Penyesuaian Dimensi ... 44

2.10.4 Memilih Fakta ... 44

(10)

xi

2.11 Tools Pembuatan Data Warehouse ... 46

2.11.1 SQL Server ... 46

2.11.1.1 Komponen Dasar SQl Server ... 47

2.12 Asuransi Syariah ... 49

2.12.1 Pengertian Asuransi Syariah ... 49

2.12.2 Akad Dalam Asuransi Syariah ... 50

2.12.3 Prinsip Asuransi Syariah ... 50

2.12.4 Landasan Al-Qur’an dan Hadits Asuransi Syariah ... 51

2.12.5 Landasan Fatwa Asuransi Syariah ... 52

2.12.6 Perbedaan Asuransi Syariah dengan Konvensional ... 53

2.12.7 Hal-hal Terkait Dalam Asuransi Syariah ... 54

2.13 Metode Pengumpulan Data ... 56

2.13.1 Observasi ... 57

2.13.2 Wawancara ... 57

2.13.3 Studi Pustaka ... 58

2.13.4 Studi Literatur ... 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 62

3.1 Metode Pengumpulan Data ... 62

3.1.1 Observasi ... 62

3.1.2 Wawancara ... 63

3.1.3 Studi Pustaka ... 64

3.1.4 Studi Literatur ... 64

(11)

xii

3.2.5 Menyimpan Perhitungan Awal Dalam Tabel Fakta ... 69

3.2.6 Melihat Kembali Tabel Dimensi ... 69

3.2.7 Memilih Durasi Database ... 69

3.2.8 Menelusuri Perubahan Dari Dimensi ... 70

3.2.9 Memutuskan Prioritas Query Dan Tipe Query ... 70

3.3 Kerangka Penelitian ... 71

BAB IV PEMBAHASAN ... 72

4.1 Profil Perusahaan ... 72

4.2 Visi dan Misi PT. Syarikat Takaful Indonesia ... 73

4.2.1 Visi ... 73

4.2.2 Misi ... 73

4.3 Konsep dan Filosofi ... 74

4.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 75

4.5 Produk-produk Asuransi Kendaraan ... 76

4.6 Prosedur Umum Asuransi ... 77

4.7 Metode Desain Data Warehouse ... 78

4.7.1 Memilih Proses ... 78

4.7.1.1 Identifikasi Prosedur Klaim ... 79

4.7.1.2 Identifikasi Database yang Digunakan ... 81

4.7.1.3 Normalisasi ... 82

4.7.1.4 Rancangan ERD ... 85

4.7.1.5 Keterangan Tabel ... 86

(12)

xiii

4.7.7 Memilih Durasi dari Basis Data ... 95

4.7.8 Menelusuri Perubahan Dimensi Secara Perlahan ... 96

4.7.9 Memutuskan Prioritas Query dan Tipe Query ... 97

4.7.9.1 Proses ETL ... 97

4.7.9.2 Analisis Kapasitas Media Penyimpanan ... 117

4.8 Skema Bintang ... 121

4.9 Meta Data ... 122

BAB V PENUTUP ... 125

5.1 Simpulan ... 125

5.2 Saran ... 126

DAFTAR PUSTAKA

(13)

xiv

Gambar 2.3 Data Warehouse Berorientasi Subjek ... 26

Gambar 2.4 Data Warehouse Terintegrasi ... 27

Gambar 2.5. Data Warehouse Non-Volatile ... 28

Gambar 2.6. Data Warehouse Berorientasi Waktu ... 29

Gambar 2.7. Struktur Dari Data Warehouse ... 30

Gambar 2.8. Komponen Utama Dari Data Warehouse ... 34

Gambar 2.9. Star Scheme ... 39

Gambar 2.10. Snowflake Scheme ... 41

Gambar 3.1. Kerangka Penelitian ... 71

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Syarikat Takaful Umum ... 75

Gambar 4.2 Alur Prosedur Umum Kegiatan Asuransi ... 77

Gambar 4.3 Alur Prosedur Klaim ... 79

Gambar 4.4 Data sebelum dinormalisasi ... 82

Gambar 4.5 Normalisasi 1NF ... 83

Gambar 4.6 Normalisasi 2NF ... 84

Gambar 4.7 Entity Relationship Diagram (physical design) ... 85

Gambar 4.8 Database ‘takaful’ ... 98

Gambar 4.8 Tabel-tabel Database ‘OLAPtakaful’ ... 98

Gambar 4.10 Create New Data Source ... 99

Gambar 4.11 Jendela Data Source Wizard ... 99

Gambar 4.12 Jendela Data Source Wizard Pilih ‘takaful’ dan ‘OLAPtakaful’ ... 100

Gambar 4.13 Compleeting the Wizard ... 101

Gambar 4.14 New SSIS Package ... 101

Gambar 4.15 Connection Managers ... 102

Gambar 4.16 Jendela Select Data Source ... 102

(14)

xv

Gambar 4.22 Jendela Execute SQL Task Editor ... 106

Gambar 4.23 Jendela SQL Querry ... 107

Gambar 4.24 Data Flow Task Dan Execute Task Sukses ... 107

Gambar 4.25 Create Data Source ... 108

Gambar 4.26 Data Source Wizard Pemilihan Data Connection ... 108

Gambar 4.27 Impersonation Information ... 109

Gambar 4.28 Data Source Name ... 109

Gambar 4.29 Membuat New Data Source View ... 110

Gambar 4.30 Pemilihan Data Source ... 110

Gambar 4.31 Pemilihan Tabel Yang Akan Ditampilkan ... 111

Gambar 4.32 Penamaan Data Source View ... 111

Gambar 4.33 Create New Cube ... 112

Gambar 4.34 Pemilihan Metode Pembuatan ... 112

Gambar 4.35 Pemilihan Data Source ... 113

Gambar 4.36 Deteksi Tabel Dimensi Dan Fakta ... 113

Gambar 4.37 Identifikasi Tabel Dimensi Dan Fakta ... 114

Gambar 4.38 Pemilihan Measure ... 114

Gambar 4.39 Pendeteksian Hirarki ... 115

Gambar 4.40 Review New Dimension ... 115

Gambar 4.41 Pemberian Nama Cube ... 116

Gambar 4.42 Hasil Cube Star Schema ... 117

(15)

xvi

Tabel 2.3 Bentuk Normal Kedua ... 23

Tabel 2.4 Bentuk Normal Ketiga ... 24

Tabel 2.5. Perbedaan OLAP dengan OLTP ... 37

Tabel 2.6. Perbedaan Asuransi Syariah Dan Konvensional... 53

Tabel 2.7. penelitian Data Warehouse Sebelumnya ... 59

Tabel 4.1 Identifikasi Tabel Yang Digunakan ... 81

Tabel 4.2. Tabel trxklaim ... 86

Tabel 4.3 Tabel trxveh ... 87

Tabel 4.10 Tabel Grain Dan Dimensi Dari Klaim... 92

Tabel 4.11 Tabel-Tabel Dimensi ... 94

Tabel 4.12 Tabel Waktudim ... 94

Tabel 4.13 Tabel Dimensicustomer ... 94

Tabel 4.14 Tabel Dimensicauses ... 95

Tabel 4.15 Tabel Dimensiproduct ... 95

Tabel 4.16 Tabel Durasi Database ... 95

Tabel 4.17 Contoh Tabel Pada Dimensi Cause ... 96

Tabel 4.18 Contoh Perubahan Tabel Pada Dimensi Cause ... 96

Tabel 4.19 Contoh Tabel Pada Dimensi Product ... 96

Tabel 4.20 Contoh Perubahan Tabel Pada Dimensi Product... 97

(16)

xvii

Tabel 4.24 Meta Data Pada Dimensi Product... 123

(17)

1

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia teknolgi informasi saat ini semakin pesat, hampir

semua aspek kegiatan manusia dipengaruhi oleh teknologi informasi, tak luput

juga dalam dunia bisnis saat ini. Banyak perusahaan yang memanfaatkan

teknologi informasi untuk dapat meningkatkan kinerja bisnisnya sehingga dapat

menghadapi persaingan bisnis yang ketat yang bertujuan untuk meraih pangsa

pasar yang lebih besar, dengan harapan agar keuntungan perusahaan yang dicapai

dapat lebih meningkat pula. Data warehouse merupakan salah satu bagian dari

teknologi informasi yang dapat menunjang kegiatan perusahaan tersebut (Supawi,

2003).

Data warehouse dapat membantu pihak manajerial dan eksekutif

perusahaan dalam penentuan kebijakan perusahan, agar dapat menghasilkan

keputusan yang cepat dan tepat berdasarkan hasil analisa dari data dan fakta yang

ada. Keberadaan data warehouse akan mempermudah pembuatan

aplikasi-aplikasi seperti Decission Support System dan Sistem Informasi Eksekutif karena

memang kegunaan dari data warehouse ini adalah untuk mendukung proses

analisa bagi para pihak eksekutif dalam pengambilan keputusan (Oktavia, 2011).

Dengan membangun data warehouse dapat memberikan

keuntungan-keuntungan strategis bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan kemampuan data

(18)

kemampuan kinerja analisis yang cepat sehingga dengan kelebihan-kelebihan

tersebut dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi perusahaan dengan

kinerja yang efektif dan tanpa menambah biaya administrasi perusahaan

(Rahmadi, 2007).

Tidak hanya perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk, banyak

perusahaan jasa seperti asuransi yang kini juga saling berkompetisi untuk dapat

mempertahankan dan memajukan bisnisnya, seiring dengan semakin banyaknya

pesaing. Bahkan untuk perusahaan asuransi syariah, ditandai sejak tahun 2006

industri ini telah diwarnai oleh kegiatan marketing yang agresif oleh beberapa

perusahaan (Nina, 2008). Untuk itulah, perusahaan jasa seperti asuransi syariah

ini juga dianggap perlu untuk memiliki suatu data warehouse guna menunjang

kegiatan pengambilan keputusan dalam perusahaan.

Penelitian dengan tema data warehouse telah dilakukan oleh banyak orang,

dan dalam berbagai bidang. Seperti halnya yang disebutkan dalam sebuah

penelitian mengenai data warehouse berdasarkan framework-framework yang

ada, telah diungkapkan bahwa setidaknya ada 129 artikel yang di terbitkan dalam

31 jurnal sejak tahun 1995 dan tahun 2003 yang berkaitan dengan penelitian

dibidang data warehouse (Lin, 2006). Artikel-artikel tersebut diklasifikasikan

berdasarkan enam kategori framework, yaitu manajemen proyek, desain data,

arsitektur, realisasi, deployment, dan maintenance.

Di dalam proses pembuatan data warehouse sendiri perlu ada beberapa

tahapan, diantaranya tahap analisis. Ada sebuah penelitian yang berpendapat

(19)

pengambilan keputusan maka harus fokus pada analisis kebutuhan dari

perusahaan, untuk itu diusulkan suatu metode yang disebut CADWA sebagai

panduan dalam proses analisis kebutuhan dari user (Gam et al. 2005). Penelitian

lainnya mengenai tahap mendesain data warehouse, dengan mengusulkan

pendekatan baru berbasis clover model untuk membantu user dalam mendesain

suatu data warehouse (Arfaoui et al. 2010).

Disamping proses analisis dan desain, masih ada proses lain seperti extract,

transform, dan loading data ke dalam database data warehouse dimana jika user

tidak memahami cara melakukannya, hal ini dapat menyita waktu. Karena itulah

dibangun sebuah framework yang dapat digunakan sebagai panduan dalam

melakukan kegiatan extract, transform, dan loading data (Wah et al. 2007).

Bahkan untuk lebih mempermudah dalam melakukan proses extract, transform,

dan loading ditemukan suatu cara untuk automasi dalam siklus ETL di dalam

pembuatan data warehouse (Amin dan Aziz, 2010).

Sebelum di implementasikan tentunya data-data yang ada harus di integrasi,

salah satu caranya adalah dengan menerapkan XML dan XSLT sebagai general

platform untuk mengintegrasikan dari berbagai sumber database yang

berbeda-beda (Tseng, 2007). Untuk mengimplementasikan data warehouse perlu

diperhatikan hal-hal yang dapat memengaruhi performa dari data warehouse, dan

dinyatakan pula bahwa kualitas data dan kualitas dari sistem juga dapat

mempengaruhi kesuksesan dari data warehouse yang telah dibuat (Hayen et al.

2007). Tidak hanya kualitas dari data di dalam data warehouse tetapi faktor

(20)

oleh peneliti, dengan memutuskan siapa saja yang berhak mengakses data

warehouse dan tabel mana yang boleh diakses (Rosenthal et al. 2000). Setelah di

implementasikan, masih ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebagai

efek dari implementasi dari data warehouse tersebut, hal ini dilakukan untuk

memfasilitasi integrasi dan pemilihan variabel pada penelitian-penelitian yang

akan dilakukan selanjutnya (Hwang et al. 2007).

Tidak hanya untuk Decision Support System dalam bidang bisnis, data

warehouse juga diterapkan dalam dunia marketing seperti salah satu jurnal yang

membahas bagaimana memanfaatkan data warehouse untuk menganalisis hal-hal

yang mempengaruhi perkembangan perusahaan dalam hal pemasaran (Payton et

al. 2005). Sedangkan dalam dunia science dan kesehatan ada beberapa ilmuan

yang juga memanfaatkan data warehouse seperti bagaimana penerapan integrasi

data untuk menampung data penyakit-penyakit cardiovascular (Kormeier et al.,

2009). Serta ada beberapa yang memanfaatkan data warehouse untuk

pengambilan keputusan dalam community centre mengenai angka kesehatan

(Berndt et al. 2003). Data warehouse dapat juga di integrasikan dengan web dan

dimanfaatkan untuk web intelligence (Domingues et al. 2004) dan dijadikan

acuan dalam pembuatan model untuk statistical mining (Kascelan, 2005).

Data warehouse merupakan metode dalam perancangan database, yang

menunjang DSS (Decission Support System) dan EIS (Executive Information

System). Menurut Inmon (2002), data warehouse adalah koleksi data yang

mempunyai sifat berorientasi subjek, terintegrasi, time-variant, dan bersifat tetap

(21)

Inmon (2002) juga menyatakan bahwa ada empat tugas yang dapat dilakukan

dengan adanya data warehouse, yaitu: Pembuatan laporan, On-Line Analytical

Processing, Data Mining, dan proses Informasi Executive.

Setiap pihak baik individu maupun korporasi akan selalu menghadapi

resiko, seperti kerusakan harta karena bencana alam, hilangnya keuntungan

karena gangguan usaha, maupun resiko sakit atau meninggal karena kecelakaan.

Kerugian yang di akibatkan oleh resiko-resiko tersebut dapat di minimalisasi

dengan adanya asuransi. Saat ini semakin banyak individu dan perusahaan yang

menyadari keuntungan dan kemudahan yang mereka dapat jika menyertakan

harta ataupun jiwanya dalam asuransi (Sula, 2009).

Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong

diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau

tabarru’ memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu

melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah (DSN MUI, 2001). Berbeda

dengan konvensional, dalam asuransi syariah yang terjadi adalah pembagian

resiko finansial di antara peserta, pihak perusahaan asuransi bertindak sebagai

pemegang amanah. Konsep seperti inilah yang dinilai lebih menguntungkan

peserta asuransi dibandingkan dengan asuransi konvensional. Hal ini

menyebabkan asuransi syariah semakin popular dan mulai berkembang

menyaingi asuransi konvensional (Sula, 2009).

PT. Syarikat Takaful Indonesia (Perusahaan) berdiri pada 24 Februari 1994

atas prakarsa Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) yang

(22)

Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri,

Departemen Keuangan RI, serta beberapa pengusaha muslim Indonesia. Melalui

kedua anak perusahaannya yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi

Takaful Umum, Perusahaan telah memberikan jasa perlindungan asuransi yang

menerapkan prinsip-prinsip murni syariah pertama di Indonesia. Anak

perusahaan yang bergerak di bidang asuransi umum Syariah yaitu PT Asuransi

Takaful Umum, yang diresmikan oleh Menristek/Ketua BPPT Prof. Dr. B.J.

Habibie pada 2 Juni 1995. Untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan

Perusahaan dan menjaga konsistensinya, Perusahaan memperoleh Sertifikasi ISO

9001:2000 dari SGS JAS-ANZ, Selandia Baru bagi Asuransi Takaful Umum.

Fokus utamanya adalah memberikan layanan dan bantuan menyangkut asuransi

di bidang kerugian seperti perlindungan dari kebakaran, pengangkutan, niaga,

dan kendaraan bermotor, dengan harapan bisa tercapainya masyarakat Indonesia

yang sejahtera dengan perlindungan asuransi yang sesuai Muamalah Syariah

Islam.

Seiring dengan semakin banyaknya individu atau organisasi yang

mempercayakan harta serta keselamatan jiwanya pada perusahaan asuransi

syariah (Sula, 2009), maka semakin banyak pula data-data yang masuk ke dalam

perusahaan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu dibutuhkan suatu cara untuk

mengelola dan menganalisis data untuk mendapatkan informasi yang akurat

dengan pertumbuhan data yang cepat, salah satu caranya adalah dengan adanya

(23)

Begitu juga halnya dengan apa yang terjadi di PT. Asuransi Takaful Umum,

seiring dengan meningkatnya jumlah peserta asuransi maka semakin banyak pula

jumlah premi dari peserta asuransi, maupun jumlah peserta yang mengajukan

klaim kepada PT. Asuransi Takaful Umum. Data-data tersebut tentunya perlu

disimpan, dan dilaporkan kepada manajer untuk mengetahui keadaan perusahaan

pada periode waktu tertentu. Sementara itu, untuk membuat laporan tersebut,

dibutuhkan waktu lebih untuk mengumpulkan informasi dan mengolah data yang

tersimpan dalam database operasional di General Takaful System. Oleh karena

itu perlu adanya suatu tool atau aplikasi pengelolaan data yang dapat digunakan

untuk mengetahui seberapa banyak peserta yang mengajukan klaim berdasarkan

jenis resikonya dan berapa jumlah peningkatan serta penurunanya dari tahun ke

tahun.

Dilihat dari latar belakang di atas, maka penelitian ini di tujukan kepada PT.

Asuransi Takaful Umum dengan menggunakan data warehouse dalam bidang

keilmuannya dalam melakukan pengolahan data-data yang dimiliki perusahaan.

Karena dianggap perlu untuk melakukan pengelolaan data yang berjumlah besar

untuk dapat menghasilkan suatu informasi secara cepat. Dengan adanya data

warehouse di sini dapat memudahkan dalam pengimplementasian tool/aplikasi

untuk mengetahui jumlah klaim yang diajukan oleh peserta asuransi setiap

tahunnya. Hal-hal tersebut dapat dilakukan tanpa membutuhkan banyak waktu

untuk melihat, menganalisis, dan melaporkan perkembangannya kepada manajer

ataupun bagian-bagian terkait lainnya sebagai bahan pertimbangan dalam

(24)

Berdasarkan latar belakang diatas, di lakukanlah penelitian dalam bidang

pengelolaan data untuk PT. Asuransi Takaful Umum yang bergerak dibidang

asuransi syariah dengan judul “Analisis dan Desain Data Warehouse Pada

Perusahaan Asuransi Syariah”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana menganalisis data yang dibutuhkan untuk penyampaian

laporan statistik kepada manajer klaim?

2. Bagaimana cara pengambilan data dari database ke dalam data

warehouse?

3. Bagaimana desain data warehouse dan rancangan database yang akan

digunakan dalam data warehouse PT. Asuransi Takaful Umum?

4. Seberapa besar kapasitas data warehouse yang akan digunakan dalam

perusahaan?

1.3 Batasan Masalah

Agar lebih terarah, maka penelitian ini mempunyai batasan masalah sebagai

berikut:

1. Penelitian ini hanya membahas analisis data yang berkaitan dengan data

(25)

2. Desain data warehouse dalam penelitian ini hanya menggunakan satu

jenis skema yaitu skema bintang.

3. Analisis dan desain data warehouse dalam perusahaan asuransi syariah

PT. Asurani Takaful Umum menggunakan Nine Step Design Method.

4. Penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap bagaimana melakukan

migrasi dari database operasional menuju data warehouse yang akan

digunakan dalam perusahaan PT. Asuransi Takaful Umum.

5. Dalam penelitian ini, akan menggunakan SQL Server Management Studio

untuk mendesain database dan SQL Server BI Development Studio untuk

analisis data.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari dua

jenis, tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah

menghasilkan sebuah desain data warehouse yang dapat digunakan dalam

perusahaan PT. Asuransi Takaful Umum. Sedangkan tujuan khusus dari

penelitian ini adalah menghasilkan:

1. Analisis data terkait untuk penyampaian laporan statistik kepada manajer

klaim.

2. Penjabaran proses pengambilan data dari database General Takaful

System di PT. Asuransi Takaful Umum ke dalam data warehouse.

3. Desain data warehouse berdasarkan hasil analisis data, dengan

(26)

4. Perhitungan besar kapasitas data warehouse yang akan digunakan dalam

perusahaan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi bagi penelitian

berikutnya, khususnya di bidang data warehouse untuk perusahaan

asuransi syariah.

2. Dengan adanya analisis dan desain data warehouse dalam Asuransi

Syariah diharapkan kelak dapat memudahkan dalam

mengimplementasikan aplikasi pengelolaan data dan pembuatan laporan

statistik untuk manajer.

3. Memberikan pemahaman mengenai konsep data warehouse pada asuransi

syariah dan mengenai tahapan perancangannya berdasarkan Nine Step

Design Method.

4. Memberikan gambaran umum mengenai bagaimana salah satu cara untuk

memanfaatkan data warehouse pada suatu perusahaan asuransi syariah.

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi berarti mengamat-amati suatu obyek secara langsung. Dengan

(27)

mengamat-amatinya secara langsung selama waktu tertentu, dengan sedemikian

rupa (Duhu, 1985). Data-data yang didapat dari hasil observasi ini perlu dicatat

dan didokumentasikan, karena jika tidak dilakukan dengan semestinya, maka

sebagian atau seluruh data yang telah di dapat akan hilang sia-sia.

2. Wawancara

Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan

sesuatu kepada seseorang responden dengan bercakap-cakap secara tatap muka,

wawancara merupakan bentuk pengumpulan data yang paling sering digunakan

dalam penelitian kualitatif. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan

interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar

pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas seperti

yang dinyatakan oleh Creswell (Rachmawati, 2008).

3. Studi Pustaka

Memperoleh informasi dari penelitian terdahulu merupakan langkah yang

penting dan harus dilakukan dalam penelitian. Hal ini dilakukan dengan cara

menelusuri data dan informasi yang ada dan menelaahnya secara tekun (Nazir,

2005), dengan cara membaca buku-buku, jurnal, skripsi, maupun referensi

lainnya yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini.

1.6.2 Metode Perancangan Data Warehouse

Metode yang digunakan dalam membangun perancangan data warehouse

(28)

atau sering disebut Nine Step Design Method (Kimball et al. 2002) yang terdiri

dari beberapa fase, di antaranya:

a. Memilih proses.

b. Menentukan grain/sumber dari proses bisnis.

c. Mengidentifikasi dan penyesuaian dimensi

d. Memilih fakta.

e. Menyimpan perhitungan awal dalam tabel fakta.

f. Melihat kembali tabel dimensi

g. Memilih durasi database.

h. Menelusuri perubahan dari dimensi.

i. Memutuskan prioritas query dan tipe query, memilih physical design

1.8 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi enam bab dengan beberapa sub

pokok bahasan. Adapun sistematika dari skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang

penulisan, ruang lingkup atau batasan dalam penelitian

ini, tujuan yang hendak dicapai, manfaat yang

diharapkan dan metodologi yang digunakan dalam

penelitian ini secara sistematik.

(29)

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang

digunakan dalam pembahasan penulisan skripsi ini dan

sumber teori-teori tersebut.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang tata cara penelitian

berdasarkan metodologi penelitian yang dipilih. Metode

yang digunakan antara lain metode pengumpulan data

dan metode data warehouse multidimensi atau sering

disebut Nine Step Design Method. Dimana pada metode

pengumpulan data, penulis menggunakan metode

observasi, wawancara, dan studi pustaka.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum

perusahaan, analisis proses yang sedang berjalan, analisis

dari data-data yang digunakan dalam perusahaan, serta

akan dibahas perancangan data warehouse, juga

spesifikasi tabel dan rancangan skema bintang yang

dipakai.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan akhir penulisan skripsi, di mana

berdasarkan uraian-uraian yang telah dibahas akan

dituangkan ke dalam suatu bentuk kesimpulan akhir serta

(30)

14 2.1. Data Dan Informasi

2.1.1. Data

Data adalah fakta mengenai objek, orang dan lain-lain. Data dinyatakan

dengan nilai (angka, deretan karakter, atau simbol) (Kadir, 1998).

Menurut pendapat lainnya, Data adalah fakta tentang sesuatu di dunia nyata

yang dapat direkam dan disimpan pada media komputer. Definisi di atas perlu

diperluas untuk mencerminkan realitas yang ada saat ini. Basis data saat ini

digunakan untuk menyimpan objek-objek seperti: dokumen, citra fotografi, suara,

serta vedio, alih-alih hanya teks serta angka pada aplikasi basis data terdahulu.

Dengan demikian, pengertian data dapat diperluas menjadi: fakta, teks, grafik,

suara, serta video yang bermanfaat di lingkup pengguna (Hariyanto, 2004).

2.1.2. Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan

lebih berarti bagi yang menerimanya. sumber dari informasi adalah data. Suatu

informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan

biaya mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal

ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan.

Informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan

(31)

2.2. Sistem Informasi

Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

sasaran tertentu. Sistem informasi didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam

suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu

organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

diperlukan (Jogiyanto, 2005).

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan

istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukkan (input block), blok

model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology

block), bok basis data (database block), dan blok kendali (controls block) (Burch

dan Grudnitski, 1984)

TEKNOLOGI BASIS DATA KENDALI

INPUT MDEL OUTPUT

PEMAKAI

PEMAKAI PEMAKAI

PEMAKAI PEMAKAI

PEMAKAI

(32)

2.3.Pengertian Basis Data

Basis data adalah koleksi dari data-data yang terorganisasi dengan cara

sedemikian rupa sehingga data mudah disimpan dan dimanipulasi (diperbaharui,

dicari, diolah dengan perhitungan-perhitungan tertentu, serta dihapus) (Nugroho,

2004).

Pendapat lain mengatakan bahwa basis data adalah suatu kumpulan data

terhubung (interrelated data) yang disimpan secara bersama-sama pada suatu

media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data

(controlled redudancy) dengan cara-cara tertentu sehingga mudah untuk

digunakan atau ditampilkan kembali; dapat digunakan oleh satu atau lebih

program aplikasi secara optimal; data disimpan tanpa mengalami ketergantungan

pada program yang akan menggunakannya; data disimpan sedemikian rupa

sehingga penambahan, pengambilan dan modifikasi data dapat dilakukan dengan

mudah dan terkontrol (Sutanta, 1995).

Basis Data adalah kumpulan data (elementer) yang secara logik berkaitan

dalam merepresentasikan fenomena/fakta secara terstruktur dalam domain

tertentu untuk mendukung aplikasi pada sistem tertentu, merupakan kumpulan

data yang saling berhubungan yang merefleksikan fakta-fakta yang terdapat di

organisasi (Hariyanto, 2004).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa basis data

adalah sekumpulan data yang saling terkait dan terintegrasi yang berkaitan

(33)

dilakukan operasi-operasi seperti penambahan, pengambilan, dan modifikasi data

lainnya dengan mudah.

2.4. Sistem Basis Data

Sistem basis data adalah koleksi dari file yang saling berelasi dan sebuah set

aplikasi yang memungkinkan untuk memodifikasi file tersebut (Rizky, 2008).

Atau dapat dikatakan sistem basis data merupakan gabungan antara basis data

dan perangkat lunak SMBD (Sistem Manajemen Basis Data) termasuk di

dalamnya program aplikasi yang dibuat dan bekerja dalam satu sistem disebut

dengan Sistem Basis Data. Sistem basis data dapat dianggap sebagai tempat

untuk sekumpulan berkas data yang terkomputerisasi dengan tujuan untuk

memelihara informasi dan membuat informasi tersebut tersedia saat dibutuhkan

(Dzacko, 2007).

Komponen-komponen utama dari sebuah sistem basis data adalah sebagai

berikut:

1. Basis Data

2. Perangkat Keras

3. Sistem Operasi

4. Sistem Pengelolaan Basis Data (DBMS)

5. Pemakai

(34)

Bila dibandingkan dengan sistem pemrosesan file yang didukung oleh

sistem operasi konvensional, maka penggunaan sistem basis data memiliki

banyak keuntungan, diantaranya:

1. Mengurangi duplikasi data.

2. Data yang independen, sehingga memisahkan data dengan aplikasi dalam

penyimpanannya.

3. Kemudahan, kecepatan, dan efisiensi akses atau pemanggilan data.

4. Menjaga ntegritas data.

5. Meningkatkan faktor keamanan data dengan memanfaatkan akses kontrol dari

database itu sendiri.

6. Dengan adanya penggunaan database waktu yang diperlukan untuk

mengembangkan aplikasi sistem informasi tentu saja menjadi lebih cepat.

2.5. Database Management System

DBMS adalah koleksi terpadu dari program-program (sistem perangkat

lunak) yang digunakan untuk mendefinisikan, menciptakan, mengakses dan

merawat database (basis data). Tujuannya adalah menyediakan lingkungan yang

mudah dan aman untuk penggunaan dan perawatan database. Perangkat tersebut

juga menerapkan mekanisme pengamanan data (security), pemakaian data secara

bersama (sharing data), pemaksaan keakuratan / konsistensi data, dan

sebagainya. Perangakat lunak yang termasuk DBMS adalah MS-Access, Foxpro,

Dbase-IV, Foxbase, Clipper, dan lainnya untuk kelas sederhana, dan Oracle,

(35)

Manfaat dari menggunakan DBMS tersebut adalah:

1. Untuk mengorganisasi dan mengelola data dalam jumlah besar.

2. Untuk membantu dan melindungi data dari kerusakan yang disebabkan

pengaksesan yang tidak sah.

3. Memudahkan dalam mengakses dan pengambilan data

4. Memudahkan untuk pengaksesan data secara bersamaan dalam suatu

jaringan.

2.5.1. Basis Data Relasional

Merupakan model basis data yang terdiri dari tabel-tabel terpisah yang

memiliki relasi antar tabel dimana setiap tabelnya mempunyai key sebagai kunci

relasi, dan setiap key mewakili semua field yang ketergantungan kepadanya

(Hutabarat, 2004). Dengan menggunakan model ini, pencarian field dari suatu

tabel atau banyak tabel dapat dilakukan dengan cepat. Pencarian atribut yang

berhubungan pada tabel yang berbeda dapat dilakukan dengan menghubungkan

terlebih dahulu tabel-tabel tersebut dengan menggunakan atribut yang sama (joint

operation).

Ada beberapa ciri dari basis data relasional yang baik (Hutabarat, 2004),

yaitu:

1. Mempunyai struktur basisdata yang lebih kompak (terdiri dari tabel-tabel

yang saling berhubungan).

2. Mempunyai struktur dari masing-masing table yang lebih efisien dan

(36)

3. Operasi basisdata yang lebih cepat (karena dlm perancangan basisdata ukuran

tabel diharapkan semakin kecil).

4. Tingkat redundansi yang lebih kecil.

2.5.2. Normalisasi

Normalisasi merupakan suatu teknik untuk mengorganisasi data kedalam

beberapa tabel, dimana tabel-tabel tersebut saling berhubungan satu dengan yang

lainnya (Hutabarat, 2004). Proses normalisasi menyediakan cara sistematis untuk

meminimalkan terjadinya kerangkapan data diantara relasi dalan perancangan

logikal basis data. Tujuan lain dari normalisasi adalah untuk mengurangi

kompleksitas, dan untuk mempermudah pemodifikasian data.

Format normalisasi terdiri dari lima bentuk, yaitu bentuk tidak normal,

bentuk normal pertama, bentuk normal kedua, bentuk normal ketiga,

Boyce-Codde, bentuk normal keempat, dan bentuk normal kelima, seperti yang

(37)

Gambar 2.2 Format Normalisasi

Namun yang umum digunakan adalah bentuk normal sampai 3NF, berikut

ini akan dijelaskan format normalisasi hingga 3NF:

2.5.2.1. Bentuk Tidak Normal

Pada bentuk ini biasanya data yang direkam tidak megikuti suatu format

(38)

Tabel 2.1 Bentuk Tidak Normal

2.5.2.2. Bentuk Normal Pertama (1NF)

Pada bentuk ini data dibuat dalam tabel dua dimensi dan tidak ada atribut

yang bernilai ganda atau berulang dan tidak mempunyai baris yang rangkap.

Tabel 2.2 Bentuk Normal Pertama (1NF)

2.5.2.3. Bentuk Normal Kedua (2NF)

Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal kedua bila relasi

tersebut sudah memenuhi bentuk normal kesatu, dan atribut yang bukan key

(39)

Tabel 2.3 Bentuk Normal Kedua

2.5.2.4. Bentuk Normal Ketiga (3NF)

Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal ketiga bila relasi

tersebut sudah memenuhi bentuk normal kedua dan atribut yang bukan key tidak

(40)

Tabel 2.4 Bentuk Normal Ketiga

2.6. Data warehouse

2.6.1. Pengertian

Data warehouse adalah kumpulan dari basis data yang terintegrasi dan

bersifat subject-oriented yang dirancang untuk memberikan (supply) informasi

yang dibutuhkan untuk pembuatan keputusan (Inmon, 1992). Data warehouse

berisi data hasil ekstraksi dari berbagai sistem operasi suatu perusahaan, setiap

sistem operasi tersebut berisi record yang berbeda-beda dari setiap transaksi

(41)

Data warehouse adalah sekumpulan data yang terintegrasi,

subject-oriented, nonvolatile, dan time-variant yang menunjang keputusan dari

manajemen (Kimball, 2002).

Data warehouse ialah sekumpulan informasi yang disimpan dalam basis

data yang digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam sebuah

organisasi. Data dikumpulkan dari berbagai aplikasi yang telah ada. Data yang

telah dikumpulkan tersebut kemudian divalidasi dan direstrukturisasi lagi, untuk

selanjutnya disimpan dalam data warehouse. Pengumpulan data ini

memungkinkan para pengambil keputusan untuk pergi hanya ke satu tempat

untuk mengakses seluruh data yang ada tentang organisasinya(Handojo, 2004).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa data warehouse

adalah sekumpulan informasi yang didapatkan dari berbagai sistem operasi dalam

suatu perusahaan dan di kumpulkan dalam suatu database dalam sistem terpisah

untuk dilakukan ekstraksi, transformasi agar data terintegrasi, dan dapat

digunakan untuk melakukan analisis dalam pengambilan suatu keputusan.

2.6.2. Karakteristik Data warehouse

2.6.2.1. Berorientasi Subjek

Data warehouse berorientasi pada subjek-subjek area mayor dari

perusahaan. Data warehouse berorientasi subject artinya data warehouse

didesain untuk menganalisa data berdasarkan subject-subject tertentu dalam

organisasi,bukan pada proses atau fungsi aplikasi tertentu. Contohnya

(42)

diimplementasikan sebagai serangkaian tabel yang saling terhubung di dalam

data warehouse.

Gambar 2.3 Data Warehouse Berorientasi Subjek

2.6.2.2. Terintegrasi

Sumber data yang ada di dalam data warehouse tidak hanya berasal dari

database operasional (internal source) tetapi juga berasal dari luar sistem

(external source). Data warehouse dapat menyimpan data-data yang berasal dari

sumber-sumber yang terpisah kedalam suatu format yang konsisten dan saling

terintegrasi satu dengan lainnya. Dari seluruh aspek dari data warehouse,

integrasilah yang paling penting karena data yang akan dimasukkan ke dalam

(43)

Gambar 2.4 Data Warehouse Terintegrasi

2.6.2.3. Non-volatile

Maksud dari Non-volatile disini adalah data pada data warehouse tidak

di-update secara real time tetapi di refresh dari sistem operasional secara reguler.

Data yang baru selalu ditambahkan sebagai suplemen bagi database itu sendiri

dari pada sebagai sebuah perubahan. Database tersebut secara kontinyu

menyerap data baru ini, kemudian secara incremental disatukan dengan data

(44)

Berbeda dengan database operasional yang dapat melakukan update, insert

dan delete terhadap data yang mengubah isi dari database sedangkan pada data

warehouse hanya ada dua kegiatan memanipulasi data yaitu loading data

(mengambil data) dan access data (mengakses data warehouse seperti melakukan

query atau menampilan laporan yang dibutuhkan, tidak ada kegiatan updating

data).

Gambar 2.5 Data Warehouse Non-Volatile

2.6.2.4. Time-variant

Berbeda dengan database operasional, data yang terdapat di dalam data

warehouse tidak hanya mengandung data yang bernilai sekarang, tetapi juga data

history yang akan digunakan dalam analisis dan pengambilan keputusan . Seluruh

data pada data warehouse dapat dikatakan akurat atau valid pada rentang waktu

tertentu, data untuk analisis tersebut berisi berbagai nilai waktu, misalkan harian,

(45)

Gambar 2.6 Data Warehouse Berorientasi Waktu

2.6.3. Manfaat Data warehouse

Secara garis besar, data warehouse dapat meningkatkan produktivitas

pembuat keputsan melalui konsolidasi, konversi, transformasi, dan pemaduan

data operasional sehingga menyediakan pandangan konsisten terhadap

perusahaan. (Hariyanto, 2004).

Secara rinci manfaatnya sebagai berikut;

1. Kemampuan mengakses data yang berskala perusahaan.

2. Kemampuan memiliki data yang konsisten.

3. Kemampuan melakukan analisis secara cepat.

4. Dapat digunakan untuk mencari redudansi usaha diperusahaan.

5. Penemuan gap antara pengetahuan bisnis atau proses bisnis.

6. Mengurangi ongkos administrasi

7. Memberdayakan anggota perusahaan dengan informasi yang diperlukan

(46)

2.6.4. Struktur Data warehouse

Data warehouse memiliki struktur yang spesifik dan mempunyai

perbedaan dalam tingkatan detail data dan umur data (Poe, 2003).

Gambar 2.7 Struktur Dari Data Warehouse

Komponen dari struktur data warehouse adalah:

1. Current detail data

Current detail data merupakan data detil yang aktif saat ini,mencerminkan

keadaan yang sedang berjalan dan merupakan level terendah dalam data

warehouse. Didalam area ini warehouse menyimpan seluruh detail data yang

terdapat pada skema basis data. Jumlah data sangat besar sehingga memerlukan

storage yang besar pula dan dapat diakses secara cepat. Dampak negatif yang

ditimbulkan adalah kerumitan untuk mengatur data menjadi meningkat dan biaya M

E

T

A

(47)

yang diperlukan menjadi mahal. Berikut ini beberapa alasan mengapa current

detail data menjadi perhatian utama :

a. Menggambarkan kejadian yang baru terjadi dan selalu menjadi

perhatian utama

b. Sangat banyak jumlahnya dan disimpan pada tingkat penyimpanan

terendah.

c. Hampir selalu disimpan dalam storage karena cepat di akses tetapi

mahal dan kompleks dalam pengaturannya.

d. Bisa digunakan dalam membuat rekapitulasi sehingga current detail

data harus akurat.

2. Older detail data

Data ini merupakan data historis dari current detail data, dapat berupa hasil

cadangan atau archive data yang disimpan dalam storage terpisah. Karena

bersifat back-up(cadangan), maka biasanya data disimpan dalam storage

alternatif seperti tape-desk. Data ini biasanya memilki tingkat frekuensi akses

yang rendah. Penyusunan file atau directory dari data ini di susun berdasarkan

umur dari data yang bertujuan mempermudah untuk pencarian atau pengaksesan

kembali.

3. Lighlty summarized data

Data ini merupakan ringkasan atau rangkuman dari current detail data.

Data ini dirangkum berdasar periode atau dimensi lainnya sesuai dengan

kebutuhan. Ringkasan dari current detail data belum bersifat total summary.

(48)

kebutuhan warehouse pada tingkat departemen. Tingkatan data ini di sebut juga

dengan data mart. Akses terhadap data jenis ini banyak digunakan untuk view

suatu kondisi yang sedang atau sudah berjalan.

4. Highly summarized data

Data ini merupakan tingkat lanjutan dari Lightly summarized data,

merupakan hasil ringkasan yang bersifat totalitas, dapat di akses misal untuk

melakukan analisis perbandingan data berdasarkan urutan waktu tertentu dan

analisis menggunakan data multidimensi.

5. Metadata

Metadata bukan merupakan data hasil kegiatan seperti keempat jenis data

diatas. Metadata adalah „data tentang data‟ dan menyediakan informasi tentang

struktur data dan hubungan antara struktur data di dalam atau antara storage

(tempat penyimpanan data). Metadata berisikan data yang menyimpan proses

perpindahan data meliputi database structure, contents, detailed data dan

summary data, matrics, versioning, aging criteria, versioning, transformation

criteria. Metadata khusus dan memegang peranan yang sangat penting dalam

data warehouse. Metadata sendiri mengandung :

a. Struktur data: Sebuah direktori yang membantu user untuk melakukan

analisis Decission Support System dalam pencarian letak/lokasi dalam

data warehouse.

b. Algoritma: Algoritma digunakan untuk summary data. Metadata sendiri

(49)

summary data antara current detail data dengan lightly summarized data

dan antara lightly summarized data dengan hightly summaried data.

c. Mapping: Sebagai panduan pemetaan(mapping) data pada saat data di

transform/diubah dari lingkup operasional menjadi lingkup data

warehouse.

2.6.5. Arsitektur Data warehouse

Menurut Poe (2003), arsitektur adalah sekumpulan atau struktur yang

memberikan kerangka untuk keseluruhan rancangan suatu sistem atau produk.

Arsitektur data menyediakan kerangka dengan mengidentifikasikan dan

memahami bagaimana data akan pindah melalui sistem dan digunakan dalam

perusahaan. Arsitektur data untuk data warehouse mempunyai komponen utama

yaitu read-only database.

Karakterisitik arsitektur data warehouse (Poe, 2003) :

1. Data diambil dari sistem asal (sistem informasi yang ada), database dan file.

2. Data dari sistem asal diintegrasikan dan ditransformasi sebelum disimpan ke

dalam Database Management Sistem (DBMS) seperti Oracle,Ms SQL Server,

Sybase dan masih banyak yang lainnya.

3. Data warehouse merupakan sebuah database terpisah bersifat hanya dapat

dibaca yang dibuat khusus untuk mendukung pengambilan keputusan

4. Pemakai mengakses data warehouse melalui aplikasi front end tool

Arsitektur dan komponen utama dari data warehouse dapat dilihat pada

(50)

Gambar 2.8 Komponen Utama Dari Data Warehouse

1. Operational Data

Sumber data dari data warehouse dapat diambil langsung dari mainframe,

basis data relasional seperti Oracle, Ms SQL server dan sebagainya. Selain itu

dapat melaluo Operational Data Source(ODS). ODS menampung data yang

diekstrak dari sistem utama atau sumber-sumber data yang ada dan kemudian

data hasil ekstrasi tersebut dibersihkan.

2. Load manager

Load manager juga disebut sebagai komponen front-end yang bertugas

melakukan seluruh operasi yang berhubungan dengan ekstrasi dan me-load data

ke warehouse.

(51)

Warehouse manager melakukan seluruh operasi-operasi yang berhubungan

dengan kegiatan manajemen data di dalam warehouse. Operasi-operasi tersebut

meliputi :

a. Analisis terhadap data untuk memastikan konsistensi

b. Transformasi dan penggabungan sumber data dari tempat penyimpanan

sementara menjadi tabel-tabel data warehouse.

c. Penciptaan indeks-indeks dan view berdasarkan tabel-tabel dasar

d. Melakukan denormalisasi dan agregasi jika diperlukan

e. Backing-Up dan mengarsipkan data

4. Query manager

Query manager juga disebut komponen back-end, melakukan

operasi-operasi yang berhubungan dengan manajemen user queries. Operasi-operasi-operasi yang

dilakukan oleh komponen ini termasuk mengarahkan query kepada tabel-tabel

yang tepat dan menjadwalkan eksekusi dari query tersebut.

5. End-user Access Tools

Prinsip atau tujuan utama dari dibangunnya data warehouse adalah untuk

menyediakan informasi bisnis kepada user-user untuk dapat melakukan

pengambilan keputusan secara cepat dan tepat. User ini berinteraksi dengan

warehouse melalui end-user access tools. Data warehouse harus secara efisien

mendukung secara khusus kebutuhan user serta secara rutin melakukan analisis.

Performa yang baik dapat dicapai dengan merencanakan dahulu

(52)

dengan end-users. Dimana terdapat lima grup utama dari tools tersebut, antara

lain :

1. Reporting and query tools

2. Application development tools

3. Executive information Sistem (EIS) tools

4. Online Analytical Processing (OLAP) tools

5. Data mining tools

Arsitektur dan infrastruktur dari data warehouse sangat erat hubungannya

dan satu dengan lainnya saling berkaitan.

2.6.6. Tiga Model Data warehouse

1. Enterprise Data warehouse

Semua informasi yang dikumpulkan berupa subjek, yang mencakup seluruh

organisasi perusahaan.

2. Data mart

Sebagian data dari bagian perusahaan yang mempunyai nilai bagi

pengguna. Ruang lingkupnya lebih spesifik, seperti data Penjualan atau

marketing saja.

Data mart adalah sistem yang mengumpulkan data yang dibutuhkan sebuah

departemen atau aplikasi terkait. Data mart dapat diimplementasikan di data

warehouse dengan cara membuat view khusus, spesifik aplikasi tertentu. Dapat

(53)

disimpan. Data mart dapat memiliki representasi berbeda dan menggunakan

OLAP engine sendiri (Hariyanto, 2004).

3. Virtual Warehouse

Memantau melalui data operasional pada database. Suatu ringkasan dari

data yang fleksibel, mengurangi biaya untuk pengguna yang membutuhkan.

Karena tersedianya data yang siap disajikan tidak hanya untuk beberapa

pengguna didalam perusahaan, akan tetapi perusahaan lain yang membutuhkan

data tersebut dapat mudah untuk memperolehnya.

2.7. Perbedaan OLAP Dengan OLTP

OLAP adalah operasi basis data (database) untuk mendapatkan informasi

dalam bentuk kesimpulan dengan menggunakan agregasi sebagai mekanisme

utama, mekanisme berupa analisis dan pengambilan keputusan. Analisis OLAP

menggunakan tabel fakta dan dimensi untuk dapat menampilkan berbagai macam

bentuk laporan, analisis, query dari data yang berukuran besar.

OLTP merupakan suatu pemrosesan yang menyimpan data mengenai

kegiatan operasional transaksi sehari-hari, dimana data yang ada adalah data

terbaru dan spesifik.

Berikut ini adalah beberapa perbedaan yang signifikan antara OLAP dengan

OLTP:

Tabel 2.5 Perbedaan OLAP Dengan OLTP

OLTP OLAP

(54)

Function Transaksi setiap hari Pendukung keputusan

Db design Aplikasi oriented Subjek oriented

Data Sekarang, terbaru,

lengkap detail

Historical, ringkas,

multidimensi

terintegrasi

Usage Repetitive Ad-hoc

Access Membaca,menulis dan

merubah

Membaca dengan rinci

<kompleks>

Unit of work Pendek,transaksi yang

ringkas

Query kompleks

Db size Mega byte Terra byte

2.8. Model Dimensional

Model dimensional merupakan rancangan logikal yang bertujuan untuk

menampilkan data dalam bentuk standar dan intuitif yang memperbolehkan akses

dengan performa yang tinggi. Model dimensional menggunakan konsep model

hubungan antar entity (ER) dengan beberapa batasan yang penting. Setiap model

dimensi terdiri dari sebuah tabel dengan sebuah komposit primary key, disebut

dengan tabel fakta, dan satu set tabel yang lebih kecil disebut tabel dimensi.

Setiap tabel dimensi memiliki sebuah simple primary key yang merespon tepat

pada satu komponen primary key pada tabel fakta. Dengan kata lain primary key

pada tabel fakta terdiri dari dua atau lebih foreign key. Struktur karakteristik ini

disebut dengan skema bintang.

Fitur terpenting dalam model dimensional ini adalah semua natural keys

diganti dengan kunci pengganti (surrogate keys). Maksudnya yaitu setiap kali

(55)

Kegunaan dari kunci pengganti adalah memperbolehkan data pada data

warehouse untuk memiliki beberapa kebebasan dalam penggunaan data, tidak

seperti halnya yang diproduksi oleh sistem OLTP.

Dimensional model yang sering digunakan pada data warehouse adalah

skema bintang atau snowflake yang mudah dimengerti dan sesuai dengan

kebutuhan bisnis, mendukung query sederhana dan menyediakan performa query

yang superior dengan meminimalisasi tabel-tabel join. Berikut ini adalah skema

dimensional model yang sering digunakan:

2.8.1. Star Scheme

Skema bintang merupakan struktuk logikal yang memiliki tabel fakta yang

terdiri atas data faktual ditengahnya, dan dikelilingi oleh tabel-tabel dimensi yang

berisi referensi data. Pada model ini setiap tabel dimensi hanya berhubungan

dengan tabel fakta (Connoly dan Begg, 2005).

(56)

1. Tabel Fakta

Tabel fakta berisi field yang menunjukkan fakta dari suatu subjek, yang

diidentifikasi bahwa dengan field ini kita bisa mengukur nilai suatu aktivitas

dalam subjek tertentu. Misalnya dalam subjek penjualan. Tabel fakta ini

berisi foreign key dari tabel dimensi, karena berhubungan dengan tabel-tabel

dimensi di sekelilingnya.

2. Tabel Dimensi

Tabel dimensi merupakan penjelasan dari data yang terdapat dalam tabel

fakta. Misalnya dalam tabel fakta menyebutkan penjualan produk ke

pelanggan PT.X, maka untuk melihat detail mengenai PT.X, bisa dilihat

dalam tabel dimensi Pelanggan yang berhubungan dengan tabel fakta

tersebut.

2.8.2. Snowflake Scheme

Merupakan varian dari skema bintang dimana tabel-tabel dimensi tidak

terdapat data yang di denormalisasi. Dengan kata lain satu atau lebih tabel

dimensi boleh tidak bergabung secara langsung kepada tabel fakta tapi pada tabel

(57)

Gambar 2.10 Snowflake Scheme

2.8.3. Starflake Scheme

Keduanya merupakan model-model dimensional, perbedaannya terletak

pada implementasi fisikal. Skema snowflake memberi kemudahan pada

perawatan dimensi, dikarenakan strukturnya yang lebih normalisasi. Sedangkan

skema bintang lebih efisien serta sederhana dalam membuat query dan mudah

diakses secara langsung oleh pengguna. Adapun starflake merupakan gabungan

diantara keduanya. Keuntungan menggunakan masing-masing model tersebut

dalam data warehouse antara lain :

a. Efisien dalam hal mengakses data

b. Dapat beradaptasi terhadap kebutuhan-kebutuhan user

c. Bersifat fleksibel terhadap perubahan yang terjadi khususnya perubahan

yang mengarah pada perkembangan

(58)

e. Meskipun skema yang dihasilkan sangat kompleks, tetapi pemrosesan

query dapat diperkirakan, hal ini dikarenakan pada level terendah, setiap

tabel fakta harus di query secara independen.

2.9. Extract, Transform, Load

ETL (Extract, Transform, Load) adalah proses pengambilan data dari

application data dan mengintegrasikannya ke dalam data warehouse (Inmon,

2002). Atau bias diartikan sebagai proses migrasi dari database operasional

menuju data warehouse (mariana et al. 2010). Tujuan ETL adalah

mengumpulkan, menyaring, mengolah, dan menggabungkan data-data yang

relevan dari berbagai sumber untuk disimpan ke dalam data warehouse

(Darudiato, 2010). Hasil dari proses ETL adalah dihasilkannya data yang

memenuhi kriteria data warehouse seperti data yang historis, terpadu, terangkum,

statis, dan memiliki struktur yang dirancang untuk keperluan proses analisis.

Proses ETL ini dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Extraxt, adalah proses penentuan source yang akan digunakan sebagai

sumber data bagi data warehouse. Dalam proses ini ditentukan data apa saja

yang dibutuhkan, tabel apa yang dijadikan sumber.

2. Transform, setelah data ditentukan barulah data-data tersebut dirubah agar

sesuai dengan standard yang ada pada data warehouse.

3. Kemudian di Load, yaitu proses untuk memasukkan data-data yang sudah

(59)

Masalah-masalah yang terjadi dalam ETL adalah sumber-sumber data

umumnya sangat bervariasi (Darudiato, 2010) diantaranya:

1. Platform mesin dan sistem operasi yang berlainan.

2. Mungkin melibatkan sistem kuno dengan teknologi basis data yang sudah

ketinggalan zaman.

3. Kualitas data yang berbeda-beda.

4. Aplikasi sumber data mungkin menggunakan nilai data (representasi) internal

yang sulit dimengerti.

2.10.Nine Step Design Method

Berikut ini adalah Sembilan langkah untuk merancang suatu data

warehouse yang di cetuskan oleh Kimball (2002):

2.10.1.Memilih Proses

Pada proses pertama ini, yang dilakukan adalah menganalisa dan

menentukan subyek permasalahan yang dihadapi, lalu mengidentifikasi proses

bisnis yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Pemilihan proses

dilakukan untuk memperjelas batasan data warehouse yang akan dibuat.

2.10.2. Menentukan Grain

Grain merupakan calon fakta yang dapat dianalisis. Pemilihan grain

(60)

Pada proses kedua ini dipilihlah data dari calon fakta, dengan memutuskan

record apa yang akan direpresentasikan pada tabel fakta.

2.10.3. Mengidentifikasi Dan Penyesuaian Dimensi

Dalam tahap ini dilakukan identifikasi dimensi untuk setiap tabel fakta yang

ada. Misal, setiap data pelanggan pada tabel dimensi pembeli dilengkapi dengan

id_pelanggan, no_pelanggan, tipe_pelanggan, tempat_tinggal, dan lain

sebagainya.

2.10.4. Memilih Fakta

Pada tahap ini dipilih fakta-fakta yang akan mengisi setiap tabel fakta,

dimana fakta-fakta yang dipilih harus sesuai dengan grain yang telah ditentukan.

Biasanya penyesuaian dimensi dan grain ini ditampilkan dalam bentuk matriks.

2.10.5. Menyimpan Perhitungan Awal Dalam Tabel Fakta

Sesuai dengan grain yang telah ditentukan sebelumnya yang merupakan

calon-calon fakta. Masing-masing fakta memiliki data yang dapat dihitung, pada

tahap inilah perhitungan tersebut dilakukan. Hal ini terjadi apabila fakta

(61)

2.10.6. Melihat Kembali Tabel Dimensi

Pada tahap ini ditambahkan keterangan selengkap-lengkapnya pada tabel

dimensi. Keterangannya harus bersifat intuitif dan mudah dipahami oleh

pengguna.

2.10.7. Memilih Durasi Database

Pada proses ini yang dilakukan adalah menentukan pembatasan waktu

untuk data yang diambil dan dipindahkan kedalam tael fakta. Penentuan durasi

ini tergantung terhadap kebutuhan informasi perusahaan. Misalnya pada suatu

perusahaan asuransi, mengharuskan data disimpan selama 10 tahun atau lebih.

2.10.8. Menelusuri Perubahan Dari Dimensi

Pada proses ini yang dilakukan adalah mengamati perubahan data dari tabel

dimensi. Cara yang dapat dilakukan ada tiga, yaitu:

a. Atribut dimensi yang telah berubah tertulis ulang

b. Atribut dimensi yang telah berubah menimbulkan sebuah dimensi baru

c. Atribut dimensi yang telah berubah menimbulkan alternatif sehingga

nilai atribut lama dan yang baru dapat diakses secara bersama pada

(62)

2.10.9. Memutuskan Prioritas Query Dan Tipe Query, Memilih Physical

Design

Pada langkah ini difokuskan pada perancangan fisik untuk data warehouse.

Persoalan perancangan fisik yang paling kritis adalah urutan fisik dari tabel fakta

pada tempat penyimpanan dan pengadaan ringkasan yang disimpan sebelumnya

atau penggabungan antara keduanya.

Diluar persoalan tersebut ada sejumlah persoalan perancangan fisik

tambahan yang memengaruhi administrasi, backup, kinerja pengurutan, dan

keamanan dalam pengaksesan maupun penyimpana data dan analisis kapasitas

media penyimpanan.

2.11.Tools Pembuatan Data Warehouse

2.11.1.SQL Server

Microsoft SQL Server merupakan aplikasi database handal yang digunakan

oleh sebagian besar perusahaan terkemuka di dunia termasuk di Indonesia.

Microsoft SQL Server merupakan pendobrak dan inovasi database modern yang

mengetengahkan kemudahan, kecepatan, ketepatan dan kecanggihan dalam

mengelola sebuah database modern berskala kecil, menengah dan besar. Melihat

kemampuan yang sangat hebat ini Microsoft SQL Server mendapat julukan The

Next Generation Database. Dengan demikian Microsoft SQL Server merupakan

solusi database modern yang mampu mengelola data warehousing, komputer

Gambar

Gambar 2.1 Blok sistem informasi yang berinteraksi
tabel atau banyak tabel dapat dilakukan dengan cepat. Pencarian atribut yang
tabel diharapkan semakin kecil).
Gambar 2.2 Format Normalisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa, dimana atas segala nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi guna memenuhi salah satu

Dalam penelitian ini, penulis mengangkat suatu permasalahan yaitu seberapa besar profitable produk asuransi kendaraan bermotor yang dipasarkan oleh Unit Syariah PT Asuransi

Untuk dapat menangani data dalam jumlah besar dan memanfaatkannya semaksimal mungkin, diperlukan analisa dan perancangan teknologi informasi yang lebih lanjut untuk

Multi Strada Arah Sarana Tbk., Bekasi, berupaya untuk melakukan pengobatan secara cepat, bahkan jika perlu dilakukan perawatan bagi korban kecelakaan kerja yang dianggap

Bahwa dengan menggunakan teknik data mining dapat menggali data kasus yang berjumlah besar dan menghasilkan informasi tentang pengelompokkan nasabah peminjaman modal

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa, dimana atas segala nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi guna memenuhi salah satu

Upaya untuk mengatasi sifat alamiah yang berwujud sebagai suatu keadaan yang tidak pasti tadi, antara lain dilakukan oleh manusia dengan cara menghindari, atau

Untuk dapat menangani data dalam jumlah besar dan memanfaatkannya semaksimal mungkin, diperlukan analisa dan perancangan teknologi informasi yang lebih lanjut untuk