BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Masalah
Inflamasi adalah suatu respon dari jaringan hidup atau sel terhadap suatu
rangsang atau infeksi yang dilakukan oleh pembuluh darah dan jaringan ikat.
Tanda-tanda inflamasi yaitu berupa nyeri, bengkak, kemerahan, panas dan
hilangnya fungsi (Katzung, 2002).
Nyeri merupakan salah satu aspek yang penting dalam bidang medis, dan
menjadi penyebab tersering yang mendorong seseorang untuk mencari
pengobatan. Rasa nyeri seringkali timbul apabila suatu jaringan mengalami
gangguan atau kerusakan. Rasa nyeri akan disertai respon stress yang antara lain
berupa meningkatnya rasa cemas, denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi
napas. Nyeri yang berlanjut atau tidak ditangani secara adekuat, memicu respon
stress yang berkepanjangan, yang akan menurunkan daya tahan tubuh dengan
menurunkan fungsi imun, mempercepat kerusakan jaringan, laju metabolisme,
pembekuan darah dan retensi cairan, sehingga akhirnya akan memperburuk
kualitas kesehatan (Hartwig dan Wilson, 2006).
Obat antiinflamasi non-steroid (AINS) merupakan suatu golongan obat yang
memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas) dan
antiinflamasi (anti radang). Kerja utama kebanyakan AINS adalah sebagai
penghambat enzim siklooksigenase yang mengakibatkan penghambatan sintesis
senyawa endoperoksida siklik prostaglandin G2 dan prostaglandin H2. Kedua
senyawa ini merupakan proenzim semua senyawa prostaglandin, dengan demikian
sintesis prostaglandin akan terhenti (Mansjoer, 2003).
Obat anti inflamasi nonsteroid (AINS) merupakan salah satu kelompok obat
yang banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dokter atau swamedikasi
(Wilmana dan Gan, 2007). Obat antiinflamasi non-steroid (AINS) banyak
digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit yang melibatkan proses inflamasi.
Obat golongan AINS tersebut merupakan kelompok terbesar dari agen farmasetik
yang digunakan secara luas. Penggunaan AINS secara umum banyak
2
dikehendaki (ROTD) yang telah dilaporkan oleh berbagai badan regulasi obat
pada berbagai uji klinik dan studi epidemiologi. Reaksi obat yang tidak
dikehendaki yang paling sering terjadi adalah reaksi yang mempengaruhi saluran
pencernaan, khususnya dispepsia dan perdarahan saluran pencernaan bagian atas.
Dispepsia adalah suatu gejala yang menunjukan rasa nyeri pada perut bagian atas
(Almatsier, 2004). Risiko komplikasi saluran pencernaan pada penggunaan AINS
umumnya tergantung dari penggunaan AINS secara individual. Gangguan saluran
cerna akibat penggunaan AINS menunjukan rentang tingkat keparahan yang
bervariasi, dari mulai kerusakan mukosa yang bersifat asimptomatik
keluhan-keluhan seperti nyeri abdomen, heartburn dan dispepsia, sampai komplikasi
saluran cerna yang bersifat serius seperti pembentukan ulkus atau perdarahan
saluran cerna yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Semua bentuk keluhan
dan masalah yang timbul tersebut melibatkan berbagai tingkat kerusakan mukosa
lambung yang terjadi karena adanya penghambatan prostaglandin. (Saepudin dan
Wiranti, 2008).
Secara umum, 10-20% pasien yang menggunakan AINS akan mengalami
dispepsia. Prevalensi secara keseluruhan lesi gastrik yang ditemukan melalui
pemeriksaan endoskopi pada pasien yang mengunakan AINS berkisar antara
15-30%. Pada pasien artritis rheumatoid yang mendapatkan terapi AINS dalam kurun
waktu 6 bulan, sekitar 5-15% pasien akan menghentikan penggunaan AINS
karena keluhan dispepsia. Terdapat perbedaan di antara obat-obat AINS dalam hal
frekuensi dan intensitas gangguan saluran cerna yang ditimbulkan. Ibuprofen
merupakan obat AINS dengan risiko gangguan saluran cerna yang paling rendah.
Diklofenak, naproksen, dan indometasin memiliki risiko gangguan saluran cerna
yang sama yaitu lebih tinggi dari ibuprofen. Ketoprofen dan piroksikam memiliki
risiko paling tinggi menyebabkan gangguan saluran cerna. Terkait dengan adanya
risiko yang cukup besar dalam penggunaan obat-obat golongan AINS, evaluasi
terhadap penggunaan obat-obat golongan ini sangat penting untuk dilakukan.
Untuk mencegah reaksi obat yang tidak dikehendaki, khususnya gangguan saluran
cerna, pada penggunaan AINS diperlukan suatu perencanaan dalam penanganan
dan pencegahan kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki (Saepudin dan
3
Penanganan dan pencegahan tak lepas dari tindakan terapi obat. Namun
karena banyaknya obat saat ini sehingga diperlukan kecermatan pertimbangan
pemilihan obat untuk suatu penyakit tertentu (Depkes RI, 2000). Banyaknya jenis
obat yang tersedia saat ini menimbulkan beberapa masalah dalam praktek,
terutama menyangkut bagaimana memilih dan menggunakan obat secara benar
dan aman. Sehingga obat harus digunakan dengan benar agar obat tersebut aman
dan memberikan manfaat klinik yang optimal (Depkes RI, 2000). Kriteria yang
dipakai untuk memilih sumber pengobatan menurut Young (1980) adalah
pengetahuan tentang sakit dan pengobatannya, keyakinan terhadap obat/
pengobatan, keparahan sakit, dan keterjangkauan biaya, dan jarak ke sumber
pengobatan.
Pengetahuan merupakan hal penting yang dapat membentuk tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan terdapat 6 tingkatan yaitu: tahu
(know), memahami (comprehension), aplikasi (aplication), analisa (analysis),
sintesis (syntesis) dan evaluasi (evaluation). Pengetahuan dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain: usia, pendidikan, lingkungan, intelegensia, dan
pekerjaan (Notoatmodjo, 2003). Salah satu cara untuk menambah pengetahuan
pasien tentang cara menggunakan obat secara tepat dan aman adalah dengan
adanya pemberian Home Pharmacy Care oleh seorang apoteker.
Home Pharmacy Care adalah pendampingan pasien oleh apoteker dalam
pelayanan kefarmasian di rumah dengan persetujuan pasien atau keluarganya
(Depkes, 2008). Pelayanan kefarmasian di rumah terutama untuk pasien yang
tidak atau belum dapat menggunakan obat dan atau alat kesehatan secara mandiri,
yaitu pasien yang memiliki kemungkinan mendapatkan masalah terkait obat
misalnya, lanjut usia, lingkungan sosial, karateristik obat, kebingungan atau
kurangnnya pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana menggunakan obat
dan alat kesehatan agar tercapai efek yang tebaik (Depkes, 2008).
Masyarakat memerlukan informasi yang jelas dan tepat mengenai
penggunaan obat-obat AINS yang aman dan efektif. Seperti informasi tentang
dosis, aturan minum, interaksi obat, kontraindikasi, cara pemakaian dan cara
penyimpanan obat. Dengan adanya pemberian Home Pharmacy Care pada pasien
4
tentang obat AINS bertambah dan dapat memperkecil kemungkinan efek samping
yang dapat terjadi pada pasien.
Kecamatan Lowokwaru merupakan salah satu diantara 5 kecamatan yang
ada di kota Malang, yang terdiri dari 12 kelurahan. Berdasaarkan data yang
diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Malang, pada tahun 2013 Kecamatan
Lowokwaru memiliki 32 apotek. Masyarakat di wilayah ini mempunyai latar
belakang pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi yang beragam. Sehingga
penelitian dirasa perlu untuk dilakukan di Kecamatan Lowokwaru agar dapat
berkontribusi dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara
pemberian Home Pharmacy Care berupa booklet tentang cara penggunaan obat
yang benar.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian
Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan tentang cara penggunaan obat anti
inflamasi nonsteroid yang tepat dan benar di beberapa apotek Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang.
1. 2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh pada pemberian Home Pharmacy Care terhadap
pengetahuan pasien tentang cara penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid yang
benar dibeberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru?
1. 3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya
pengaruh pada pemberian Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan pasien
dalam penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid.
1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan
pasien tentang obat anti inflamasi nonsteroid.
5
1. 4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan tentang obat anti
inflamasi nonsteroid.
2. Sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan dalam pemberian
edukasi kepada pasien tentang obat anti inflamasi nonsteroid serta
penggunaannya dengan benar.
3. Sebagai sarana untuk menerapkan Pharmaceutical Care sebagai
tanggung jawab farmasis kepada pasien pengguna obat anti inflamasi
nonsteroid dalam kegiatan Home Pharmacy Care.
4. Sebagai sumber informasi yang dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya.
1. 5 Hipotesis
Terdapat pengaruh yang signifikan pada pemberian Home Pharmacy Care
terhadap pengetahuan pasien tentang obat AINS dan penggunaanya yang benar
SKRIPSI
YUNIKA DEVIYANA
PENGARUH
HOME PHARMACY CARE
TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN
TENTANG OBAT ANTI INFLAMASI
NONSTEROID
DAN PENGGUNAANNYA YANG
BENAR
(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Lembar Pengesahan
PENGARUH
HOME PHARMACY CARE
TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN TENTANG
OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID
DAN PENGGUNAANNYA YANG BENAR
(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)
SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2014
Oleh:
YUNIKA DEVIYANA 201010410311028
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
iii
Lembar Pengujian
PENGARUH
HOME PHARMACY CARE
TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN TENTANG
OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID
DAN PENGGUNAANNYA YANG BENAR
(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)
SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2014
Oleh:
YUNIKA DEVIYANA 201010410311028
Disetujui Oleh:
Penguji I Penguji II
Dra. Liza Pristianty, M.Si., MM., Apt Ika Ratna Hidayati., Apt.,MSc. NIP. 169211151988102002 NIP. 11209070480
Penguji III Penguji IV
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Home Pharmacy Care Terhadap Pengetahuan Pasien Tentang Obat Anti Inflamasi Non Steroid dan
Penggunaannya yang Benar”.
Skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar sarjana Farmasi di Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah tujuan
akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.
Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom
2. Dra. Liza Pristianty, M.Si., MM., Apt selaku dosen pembimbing I dan Ika
Ratna Hidayati, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing II atas saran,
bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan waktu
untuk membimbing dan mengarahkan penulis demi terselesaikannya
skripsi ini.
3. Hidajah Rachmawati, S.Si, Apt.Sp.FRS selaku penguji I dan Dra. Lilik
Yusetyani, Apt., Sp.FRS selaku penguji II atas saran dan kritik yang
diberikan sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.
4. Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang Naylis Syifa’, S.Farm, Apt., M.Sc.
5. Dian Ermawati, S.Farm., Apt., Ratna Kurnia Illahi, M.Pharm., Apt., dan
Ni’matul Ikhrom ET, S.Farm., M.Farm,Klin., Apt. selaku dosen wali yang
telah membimbing serta mengarahkan studi akademik selama ini.
6. Seluruh pengajar dan staf Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak memberikan
v
7. Kedua orang tua penulis, Bapak Hariyanto dan Ibu Roslina Tjanning dan saudara penulis Aldy Rizaldy yang telah banyak memberikan do’a, dukungan, kasih sayang dan pengorbanan baik secara moril maupun
materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepada Nowval Surya Kusuma yang selalu bersedia untuk memberikan
motivasi dan mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman satu tim komunitas : Dwi Rusvellia Andriani, Kurnawati Nur
Anggraini, dan Adyka Pradana yang saling memberikan ide, diskusi dan
kerjasama yang baik dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.
10. Kepada Pretty Wulan Sari, Desi Anwar, Rizkia Nur Wahyuni, Triya
Denisia Putri, Niswan Sundari dan Indri Ramdhaningsih yang telah banyak
membantu dalam perkuliahan dan kehidupan sehari-hari, terima kasih
banyak atas bantuannya selama ini.
11. Teman-teman angkatan 2010 A Farmasi UMM atas suka dukanya dan
pengalaman yang berharga selama menjalani perkuliahan ini.
12. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
memberikan banyak bantuan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada
skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi
ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada
umumnya.
Malang, 21 Juni 2014
RINGKASAN
Pengaruh Home Pharmacy Care Terhadap Pengetahuan Pasien Tentang Obat Anti Inflamasi Non Steroid dan Penggunaannya Yang Benar
(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)
Nyeri merupakan salah satu penyebab tersering yang mendorong seseorang untuk mencari pengobatan. Rasa nyeri seringkali timbul apabila suatu jaringan mengalami gangguan atau kerusakan. Nyeri yang berlanjut atau tidak ditangani secara adekuat, memicu respon stress yang berkepanjangan, yang akan menurunkan daya tahan tubuh dengan menurunkan fungsi imun, mempercepat kerusakan jaringan, laju metabolisme, pembekuan darah dan retensi cairan, sehingga akhirnya akan memperburuk kualitas kesehatan. Obat antiinflamasi non-steroid (AINS) merupakan suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas) dan antiinflamasi (anti radang). Penggunaan AINS secara umum banyak menyebabkan adverse drug reaction (ADR) atau reaksi obat yang tidak dikehendaki. Efek samping yang paling sering terjadi adalah reaksi yang mempengaruhi saluran pencernaan, khususnya dispepsia dan perdarahan pada saluran cerna bagian atas. Terkait dengan adanya risiko yang cukup besar dalam penggunaan obat-obat golongan AINS, evaluasi terhadap penggunaan obat-obat golongan ini sangat penting untuk dilakukan.
Cara untuk mencegah efek samping agar tidak terjadi yaitu dengan menambah pengetahuan pasien terkait informasi tentang obat yang akan dikonsumsi. Home Pharmacy Care adalah salah satu bentuk pemberian informasi oleh apoteker kepada pasien. Home Pharmacy Care adalah pendampingan pasien oleh apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah dengan persetujuan pasien atau keluarganya (Depkes, 2008). Masyarakat memerlukan informasi yang jelas dan tepat mengenai penggunaan obat-obat AINS yang aman dan efektif, dengan adanya Home Pharmacy Care ini diharapkan pengetahuan pasien terkait obat AINS dapat bertambah sehingga dapat menggunakan obat AINS dengan aman dan efektif.
obat-vii
obat golongan AINS terkait indikasi, waktu minum, dosis, kontraindikasi, efek samping dan tempat penyimpanan obat, diharapkan pengetahuan pasien tentang obat AINS bertambah dan dapat memperkecil kemungkinan efek samping yang dapat terjadi pada pasien.
Penelitian ini menggunakan Pre Eksperimental Design Jenis One Group Pre Test-Post Test. Sampel berjumlah 30 responden yang dipilih menggunakan teknik Purposive Sampling. Variabel yang diamati adalah pengetahuan pasien sebelum dan sesudah pemberian Home Pharmacy Care. Instrument pada penelitian ini adalah Booklet dan kuesioner. Perlakuan yang diberikan kepada responden adalah pemberian Home Pharmacy Care dalam bentuk pendidikan dan konseling tentang obat AINS dalam bentuk Booklet. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji t (t test).
Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan jumlah responden terbesar pada usia 18-25 tahun (43%), pada jenis kelamin diperoleh responden terbesar adalah wanita (63%), sedangkan pada pekerjaan responden yang terbesar pada kategori lain-lain (mahasiswa dan ibu rumah tangga) (47%) dan pada tingkat pendidikan responden yang paling banyak berpartisipasi adalah pada tingkat SMA (60%). Hasil kriteria pengetahuan responden yang didapat sebelum pemberian Home Pharmacy Care adalah kurang baik yaitu sebanyak 63% responden sedangkan setelah pemberian Home Pharmacy Care kriteria pengetahuan responden berubah menjadi baik yaitu sebanyak 90% responden. Hasil uji-t yang didapatkan menunjukan t hitung = 13,4030 lebih besar dari t tabel = 2,045.
ABSTRAK
Pengaruh Home Pharmacy Care Terhadap Pengetahuan Pasien Tentang Obat Anti Inflamasi NonSteroid dan Penggunaannya Yang Benar
(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)
Penggunaan anti inflamasi nonsteroid secara umum banyak menyebabkan reaksi obat yang tidak dikehendaki. Untuk mencegah efek yang tidak dikehendaki, pada penggunaan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) diperlukan suatu perencanaan dalam penanganan dan pencegahan terjadinya efek tersebut. Home Pharmacy Care adalah pendampingan pasien oleh apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah terkait dalam memberikan informasi dan konseling tentang penggunaan obat AINS yang benar, sehingga diharapkan pengetahuan pasien tentang obat AINS bertambah dan dapat memperkecil kemungkinan efek samping yang dapat terjadi pada pasien.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya pengaruh yang signifikan pada pemberian Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan pasien dalam penggunaan obat AINS yang benar dibeberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian ini menggunakan Pre Eksperimental Design Jenis One Group Pre Test-Post Test. Sampel berjumlah 30 responden yang dipilih menggunakan teknik Purposive Sampling. Variabel yang diamati adalah pengetahuan pasien. Instrument pada penelitian ini adalah Booklet dan kuesioner. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji-t (t-test).
Dari penelitian ini diperoleh hasil kriteria pengetahuan responden sebelum pemberian Home Pharmacy Care adalah kurang baik sedangkan kriteria pengetahuan responden setelah pemberian Home Pharmacy Care adalah baik. Hasil uji-t menunjukan t hitung = 13,4030 lebih besar dari t tabel = 2,045. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan pasien tentang obat AINS dan penggunaanya yang benar.
ix
ABSTRACT
Home Pharmacy Care’s Effect to Patient’s Knowledge about Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs Use
(Pharmaceutical Care for Patients in Pharmacy Lowokwaru, Malang)
Non-steroidal anti-inflammatory (NSAID) uses in general can cause adverse drug reaction (ADR), so the patient need some planning to prevention and handling in order to avoid the ADR.Home pharmacy care is one of pharmacist’s ways to assisting the patient in homecare services related to providing information and counselling about how to use NSAID correctly, so it expected to increase patients' knowledge about NSAID and also can reduce the possibility of side effects that can occur in patients.
The purpose of this study is to show home pharmacy care’s effect can
increase patient’s knowledge about NSAIDs and how to use it correctly in some
Lowokwaru’s pharmacy, Malang. This study used a Pre Experimental Design type
One Group Pre Test-Post Test. Samples were 30 respondents selected by using purposive sampling technique. Observed variable is the effect of Home Pharmacy Care. Instrument in this study is booklets and questionnaires. The data analyses by using t-test.
The result of patient’s knowledge before Home Care Pharmacy is unfavourable and after that criteria of patient’s knowledge become good. T-test results showed t = 13.4030 is greater than t table = 2.045. So the conclusion is home pharmacy care has significant influence to increase patient’s knowledge about NSAIDs and how to use it correctly.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Hipotesa ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan ... 6
2.1.1 Definisi Pengetahuan ... 6
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 7
2.2 Home Pharmacy Care ... 8
2.2.1 Pengertian Home Pharmacy Care ... 8
2.2.2 Tujuan dan Manfaat Home Pharmacy Care ... 8
2.2.3 Peran Apoteker dalam Home Pharmacy Care ... 9
2.3 Swamedikasi ... 10
2.3.1 Definisi Swamedikasi ... 10
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan Swamedikasi ... 10
2.4 Obat ... 11
xi
2.4.2 Dosis Obat ... 11
2.4.3 Efek Samping Obat ... 12
2.4.4 Waktu Minum Obat ... 13
2.4.5 Cara Pemilihan Obat ... 13
2.4.6 Penyimpanan Obat ... 14
2.5 Obat Wajib Apotek ... 14
2.6 Inflamasi dan Nyeri ... 17
2.6.1 Definisi Inflamasi ... 17
2.6.2 Definisi Nyeri ... 18
2.6.3 Mekanisme Terjadinya Inflamasi dan Nyeri ... 18
2.7 Obat Analgetika ... 20
2.7.1 Definisi Obat Analgetika ... 20
2.7.2 Mekanisme Kerja Obat Analgetika ... 20
2.7.3 Penggolongan Obat Analgetika ... 21
2.8 Obat Anti Inflamasi ... 22
2.9 Anti Inflamasi Non Steroid ... 22
2.9.1 Definisi AINS ... 22
2.9.2 Mekanisme Kerja AINS ... 23
2.9.3 Penggolongan Obat AINS ... 25
2.9.4 Efek Samping Obat AINS ... 29
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual ... 31
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 32
4.2 Populasi Penelitian ... 32
4.3 Sampel Penelitian ... 32
4.3.1 Definisi Sampel ... 32
4.3.2 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi ... 33
4.3.3 Teknik Samping ... 33
4.4 Kasifikasi dan Definisi Operasinal Variabel ... 33
4.4.1 Variabel Penelitian ... 33
4.5 Kerangka Penelitian ... 35
4.6 Pengumpulan Data ... 36
4.6.1 Instrument Penelitian ... 36
4.6.2 Teknik Pengumpulan Data ... 36
4.6.3 Uji Validitas ... 37
4.6.4 Uji Reliabilitas ... 37
4.7 Analisis Data ... 38
4.8 Analisis Statistik ... 39
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Penelitian ... 41
5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41
5.2.1 Uji Validitas ... 41
5.2.2 Uji Reliabilitas ... 43
5.3 Karakteristik Responden ... 44
5.3.1 Usia ... 44
5.3.2 Jenis Kelamin ... 44
5.3.3 Pekerjaan Responden ... 45
5.3.4 Tingkat Pendidikan ... 45
5.4 Analisis Deskripsi Jawaban dan Distribusi Frekuensi Skor Responden ... 46
5.4.1 Pengetahuan Tentang Indikasi AINS ... 46
5.4.2 Contoh Obat AINS ... 47
5.4.3 Waktu Pemakaian Obat ... 48
5.4.4 Dosis Obat ... 48
5.4.5 Klasifikasi Obat ... 49
5.4.6 Kontraindikasi Obat ... 49
5.4.7 Batas Penggunaan Obat ... 51
5.4.8 Efek Samping Obat ... 52
5.4.9 Tempat Penyimpanan Obat ... 54
5.5 Prosentase Skor Dan Kriteria Pengetahuan Responden ... 55
5.5.1 Prosentase Skor Responden ... 55
xiii
5.6 Analisis Data ... 56
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan ... 59
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ... 67
7.2 Saran ... 67
DAFTAR TABEL
Tabel
II.1 Tabel Daftar Obat Wajib Apotek No. 2 ... 15
II.2 Tabel Daftar Obat Wajib Apotek No. 3 ... 16
IV.1 Tabel Variabel ... 34
IV.2 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... 38
V.1 Hasil Uji Validasi Pertama ... 42
V.2 Hasil Uji Validasi Kedua ... 43
V.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 44
V.4 Distribusi Frekuensi Usia Responden ... 44
V.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden ... 44
V.6 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden ... 45
V.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden ... 46
V.8.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Indikasi Obat AINS ... 46
V.8.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Indikasi Obat AINS ... 46
V.9.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Contoh Obat AINS ... 47
V.9.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Contoh Obat AINS ... 47
V.10.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Waktu Pemakaian Obat AINS ... 48
V.10.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Waktu Pemakaian Obat AINS ... 48
V.11.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Salah Satu Dosis Obat AINS ... 49
V.11.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Salah Satu Dosis Obat AINS ... 49
xv
V.12.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Klasifikasi
Obat AINS ... 50
V.13.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Kontraindikasi
Obat AINS ... 50
V.13.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang
Kontraindikasi Obat AINS ... 50
V.14.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Batas Penggunaan
Obat AINS ... 51
V.14.2.1 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Batas
Penggunaan Obat AINS ... 51
V.14.2.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Batas
Penggunaan Obat AINS ... 52
V.15.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Efek Samping
Obat AINS ... 53
V.15.2.1 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Efek
Samping Obat AINS ... 53
V.15.2.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Efek
Samping Obat AINS ... 53
V.16.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Tempat
Penyimpanan Obat AINS ... 54
V.16.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Tempat
Penyimpanan Obat AINS ... 54
V.17 Distribusi Frekuensi Prosentase Skor Kuesioner
Responden ... 55
V.18 Distribusi Frekuensi Kriteria Pengetahuan Responden ... 55
V.19 Distribusi Nilai D Dari Home Pharmacy Care Tentang
Penggunaan Obat AINS ... 56
V.20 Distribusi Nilai Xd Dan X2d dari Home Pharmacy Care
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Biosintesis Prostaglandin ... 24
2.2 Klasifikasi Obat AINS Berdasarkan Mekanisme Kerjanya ... 25
3.1 Kerangka Konseptual ... 31
4.1 Kerangka Penelitian ... 35
5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru ... 44
5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru ... 45
5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru ... 45
5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru. ... 46
5.5 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Indikasi Obat AINS ... 47
5.6 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Contoh Obat AINS ... 47
5.7 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Waktu Pemakaian Obat AINS ... 48
5.8 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Dosis Obat AINS ... 49
5.9 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Klasifikasi Obat AINS ... 50
5.10 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Kontraindikasi Obat AINS ... 51
5.11.1 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Batas Penggunaan Obat AINS Soal No. 7 ... 52
xvii
5.12.1 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Efek
Samping Obat AINS Soal No. 9 ... 53
5.12.2 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Efek
Samping Obat AINS Soal No.10 ... 54
5.13 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Tempat
Penyimpanan Obat AINS ... 54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 Lembar Riwayat Hidup ... 73
Lampiran 2 Lembar Bebas Plagiasi ... 74
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 75
Lampiran 4 Pengantar Penelitian dan Kuesioner ... 82
Lampiran 5 Informed Consent ... 85
Lampiran 6 Booklet ... 87
Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 93
Lampiran 8 Hasil Pre-Test dan Post-Test ... 96
Lampiran 9 Hasil Uji T Berpasangan ... 98
Lampiran 10 Tabel r Product Moment dan Tabel T ... 99
xix
DAFTAR PUSTAKA
ASHP, 2002. AHFS Drug Information. Bethesda: American Society of Health Dydtem Pharmacist.Inc.
Almatsier, S., 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia.
Anief, M., 2007. Farmasetika. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.
Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi 2010.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
BPOM RI, 2012. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor hk.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 Tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta: BPOM RI.
Budi, T.P., 2006. SPSS 13.0 Terapan Statistik Parametik. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Chaerunissa, A., Y., Surahman, E., Imron, H., S., S., 2009. Farmasetika Dasar Konsep Teoritis dan Aplikasi Pembuatan Obat. Bandung: Widya Padjadjaran
Departemen Farmakologi dan Terapi FKUI. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Depkes RI, 1990. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 347/ MENKES/ SK/ VII/ 1990. Jakarta: Depkes.
Depkes RI, 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 924/ MENKES/ PER/ X/ 1993. Jakarta: Depkes.
Depkes RI, 1999. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 1176/ MENKES/ SK/ X/ 1999. Jakarta: Depkes.
Depkes RI, 2004. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Depkes.
Depkes RI, 2006. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1027/MENKES/SK/IX/2004. Jakarta: Depkes.
Depkes RI, 2006. Pedoman penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta: Depkes.
Depkes RI, 2008. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care). Jakarta: Depkes.
Goodman dan Gilman. 2007. Dasar Farmakologi Terapi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Hartwig, M.S., dan Wilson, L.M.,. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. 6th ed. Vol 2. Jakarta: EGC.
Irfan, M., 2010. Pengaruh Pemberian Home Pharmacy Care terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Cara Penggunaaan Obat Antihipertensi Oral Pada Pasien Penderita Hipertensi di Puskesmas Singosari, Malang. Malang: Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang
Kartasasmita, R.E., 2002. Perkembangan Obat Antiradang Bukan Steroid.
http://acta.fa.itb.ac.id/pdf_dir/issue_27_4_7.pdf. Diakses pada tanggal 03 Oktober 2013.
Katzung, B .G., 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika.
Katzung, B .G., 2007. Basic & Clinical Pharmacology 10th. San Fransisco: University of California.
Kee, J.L., dan Hayes, E.R., 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC
Lelo, A., Hidayat, D. S., dan Juli, S., 2004. Penggunaan Anti-Inflamasi Non-Steroid yang Rasional Pada Penanggulangan Nyeri Rematik. Medan: Universitas Sumatera Utara
Mansjoer, S., 2003. Mekanisme Kerja Obat Antiradang.
http://library.usu.ac.id/download/fk/farmasi-soewarni.pdf. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2013.
Misnadiarly, 2010. Osteoartritis Penyakit Sendi Pada Orang Dewasa dan Anak, Faktor Resiko, Infeksi, pencegahan, dan Pengobatan. Jakarta, Indonesia: Pustaka Populer Obor
Mubarak, W. I., 2007. Promosi Kesehatan (Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mutschler, E., 1999. Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi. Bandung: Penerbit ITB
Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe C.C. (2001). Farmakologi Ulasan
Bergambar. Lippincott’s illustrated reviews: Farmacology.
xxi
Neal, M.J., 2005. At a Glance Farmakologi Medis. Edisi 5. Jakarta: Erlangga Medical Series.
Notoatmodjo, S., 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.
Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Priyanto, 2008. Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa Farmasi dan Keperawatan. Liskonfi: Jawa Barat
Rinaningsih, W., 2011. Xerostomia Akibat Penggunaan Tramadol.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24986/3/Chapter%2 0II.pdf . Diakses pada tanggal 01 Juli 2014.
Saepudin dan Wiranti, W., 2008. Kualitas Peresepan Obat Golongan Anti Inflamasi Nonsteroid Disalah Satu Rumah Sakit Swasta di Yogyakrta.
http://jfi.iregway.com/index.php/jurnal/article/download/9/10.pdf. Diakses pada tanggal 2 Februari 2014
Saunders, W.B., 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 25. Jakarta: EGC.
Stringer, J. L., 2009. Konsep Dasar Farmakologi Edisi 3. Jakarta: EGC.
Sukasediati, N., 2000. Peningkatan Mutu Pengobatan Sendiri Menuju Kesehatan untuk Semua. Jakarta: Puslitbang Farmasi, Badan Litbangkes Depkes.
Siswandono dan Soekardjo, B., 2008. Kimia Medisinal. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press
Syamsuni, H., A., 2007. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Taufik, M., 2013. Asal Ususl Pengetahuan dan Hakekat Pengetahuan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Wilmana, P.F., 2009. Analgesik-Antipiretik, Analgesik Anti-Inflamasi Non Steroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.