• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN DENGAN PENDAPATAN DI APOTEK (Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN DENGAN PENDAPATAN DI APOTEK (Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

SITI KHAIRATUN HISAN

HUBUNGAN PROFIL

PELAYANAN KEFARMASIAN

DENGAN PENDAPATAN DI APOTEK

(

Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,

taufik, serta hidayah-Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan profil pelayanan kefarmasian dengan pendapatan apotek (Studi Apotek di wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang) ini sesuai dengan waktu yang telah

direncanakan.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dengan segala kerendahan

hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti program sarjana farmasi.

2. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS selaku Ketua Program Studi Farmasi dan Drs. H. Achmad Inoni, Apt yang senantiasa dengan sabar memberikan bimbingan, nasehat, arahan dan semangat kepada penulis untuk lebih baik lagi.

3. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr. H. Abdul Rahem, Apt., M.Kes sebagai Dosen Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan memberi pengarahan, saran serta dukungan yang berarti kepada penulis selama penulisan skripsi.

4. Ibu Ika Ratna H, S.Farm., Apt dan Ibu Dian Ermawati, S.Farm., Apt selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan, kritik dan saran yang membangun kepada penulis untun kebaikan skripsi ini.

(3)

6. Ibu Siti Rofida S.Si., Apt, Ibu Arina Swatika, S.Farm., Apt dan para dosen serta seluruh staf tata usaha program studi farmasi yang telah mendidik dan berbagi ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan program sarjana farmasi.

7. Kedua Orang Tua tercinta Bapak Arif H.Nuruddin dan Ibu Yuniar Kurniati, adik vidi atas cinta dan doa keluarga besar yang selalu memberi semangat, dukungan moral dan materi yang diberikan selama menempuh program sarjana farmasi hingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8. Pemilik Sarana Apotek, Apoteker Pengelola Apotek dan Asisten Apoteker yang telah bersedia mengisis kuisioner penelitian ini.

9. Teman-teman kelompok komunitas Rizal, Cupal, Bangkit, Aga, atas kerjasamanya selama menyelesaikan skripsi ini. Teman-teman Farmasi 2007 Inaa, Fahniyah, Inayah, Evi.A, Neti, Hanifah, Hendra, Abang Pujon, Abi dan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu terimakasih atas persahabatan dan perjuangan kita selama ini semoga menuju awal kesuksesan. Dan terima kasih teman terbaikku Rizal Andriyono untuk kesabaran, dukungan dan semangatnya.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimaksih atas bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari

Allah SWT. Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

memerlukan,. AMIN.

Malang, 11 Juli 2011

Penyusun

(4)

RINGKASAN

HUBUNGAN PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN

DENGAN PENDAPATAN DI APOTEK

(Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)

Dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal, tentu diperlukan suatu pelayanan yang bersifat komprehensif dan professional dari para profesi kesehatan. Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang tidak terpisahkan, termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian di apotek. Oleh karena itu, Departemen Kesehatan bekerjasama dengan ISFI telah menyusun Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek yang tertulis pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004. Selain memiliki fungsi sosial sebagai tempat pengabdian profesi kesehatan dan pengembangan jasa pelayanan, pendistribusian dan informasi obat, perbekalan kesehatan, apotek juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek memperoleh laba dari gabungan produk dan jasa untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kelangsungan usahanya. Oleh karena itu apoteker sebagai salah satu tenaga professional kesehatan dalam mengelola apotek tidak hanya dituntut dari segi teknis kefarmasian saja tapi juga dari segi manajemen. Dari perputaran antara produk dan jasa inilah yang menghasilkan pendapatan apotek. Dalam penelitian ini bertujuan meneliti apakah ada hubungan antara profil pelayanan kefarmasian dengan pendapatan apotek yang berada di Kecamatan Klojen Kota Malang.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik, penelitian analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi. Berdasarkan waktu penelitian, penelitian ini termasuk Penelitian kohort.

Penelitian kohort bersifat analitik, yakni untuk mempelajari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, variabel bebas (independent) dalam penelitian ini yaitu profil standar pelayanan kefarmasian di apotek dan variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu pendapatan yang diperoleh apotek (Sastroasmoro dan Ismael, 1995).

Pada penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampel Probability Sampling

(5)
(6)

ABSTRACT

Relationships with the Pharmaceutical Services Income Profiles in Pharmacy (Study Area Pharmacy in Malang District Klojen)

Pharmacies have a social function and economic functions. Social function as a place dedicated healthcare professionals and development services, patient care in the pharmacy can be a product, service, or a combination of products and services. And from the economic function pharmacies earn a profit from the combined products and services to improve service quality and maintain business continuity. Of rotation between these products and services that generate revenue. The purpose of this study was to determine the relationship with the income profile of pharmacy services pharmacy in the district Klojen, the city of Malang. Based on the research, this study included a cohort study. Cohort studies are analytic, ie, to study the relationship between independent variables with the variable bound. The number of samples according to the calculations obtained 9 samples pharmacies that are in district Klojen, Malang. Data analysis using the method sperman rank correlation, analysis of data from this study found the value of significant the expected significant of 0,48 should be smaller than 0.05. Then the conclusion of the study say there is no relationship between the profile of pharmacy services with pharmacy revenue. And recommended further research needs to be done on the relationship with income profiles pharmacy services with respect to some other factors in addition to pharmacy services that could affect the amount of revenue the pharmacy.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Hipotesis ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Tinjauan tentang apotek ... 6

2.1.1 Definisi Apotek ... 6

2.1.2 Tugas dan Fungsi Apotek ... 6

2.1.3 Pelayanan Apotek ... 6

2.2 Tinjauan tentang Pekerjaan Kefarmasian ... 7

2.2.1 Definisi pekerjaan kefarmasian ... 7

2.2.2 Tujuan Pengaturan Pekerjaan Kefarmasian ... 8

2.2.3 Pekerjaan Kefarmasian di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian ... 8

2.3 Tinjauan tentang pelayanan ... 8

2.3.1 Definisi Pelayanan ... 8

2.3.2 Pelayanan Umum ... 10

2.3.3 Pelayanan Prima ... 11

2.4 Prinsip-prinsip Pelayanan ... 11

2.5 Model Pelayanan Kefarmasian Prima di Apotek ... 12

(8)

2.7 Tinjauan Tentang Kualitas Pelayanan ... 14

2.8 Pelayanan Kefarmasian di Apotek ... 15

2.8.1 Definsi Pelayanan Kefarmasian ... 15

2.8.2 Fasilitas Pelayanan Kefarmasian ... 15

2.8.3 Pelayanan Resep ... 16

2.8.4 Pelayanan Informasi Obat (PIO) ... 17

2.8.5 Konseling ... 17

2.8.6 Pelayanan Residensial ... 18

2.9 Tinjauan tentang Mutu Pelayanan Kesehatan ... 18

2.10 Tinjauan tentang Pendapatan ... 19

2.10.1 Definisi Pendapatan ... 19

2.10.2 Pendapatan menurut Ilmu Ekonomi ... 19

2.10.3 Faktor yang mempengaruhi Pendapatan ... 20

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 22

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 23

4.1 Rancangan penelitian ... 23

4.1.1 Jenis penelitian ... 23

4.2 Populasi ... 23

4.3 Sampel ... 24

4.3.1 Besar Sampel ... 24

4.3.2 Teknik Pengambilan Sampel ... 25

4.4 Variabel Penelitian ... 25

4.5 Definisi Operasional ... 25

4.6 Klasifikasi dan Definisi Operasional ... 26

4.7 Teknik Pengumpulan Data ... 26

4.8 Teknik Pengolahan Data ... 28

4.9 Teknik Analisis Data ... 28

4.10 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 31

5.1 Gambaran Umum Penelitian ... 31

5.2 Hasil Penelitian Profil Pelayanan Kefarmasian ... 31

(9)

5.4 Hasil Penelitian Pendapatan Apotek Market 2011 ... 33

5.5 Tabulasi Silang ... 34

5.5.1 Tabulasi Silang profil pelayanan dan pendapatan Juni 2010 ... 34

5.5.2 Tabulasi Silang profil pelayanan dan pendapatan Maret 2011 ... 35

5.6 Hasil Analisis Data ... 36

5.6.1 Korelasi Speraman Rank ... 36

5.6.2 Regresi Sederhana ... 36

BAB 6 PEMBAHASAN ... 38

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

7.1 Kesimpulan ... 44

7.2 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1 Variabel Penelitian dan Indikatornya ... 26

5.1 Profil Pelayanan Kefarmasian ... 31

5.2 Pendapatan Apotek Bulan Juni Tahun 2010 ... 32

5.3 Pendapatan Apotek Bulan Maret Tahun 2011 ... 33

5.4 Tabulasi Silang Profil Pelayanan dengan Pendapatan Juni 2010 ... 34

5.5 Tabulasi Silang Profil Pelayanan dengan Pendapatan Market 2011 ... 35

5.6 Korelasi Spearman Rank ... 36

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

3.1 Bagan Kerangka Konseptual ... 22

5.1 Distribusi Frekuensi Profil pelayanan kefarmasian ... 32

5.2 Distribusi Frekuensi pendapatan apotek Juni 2010 ... 33

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y., 2004. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta : Universitas Indonesia.

Angki, P., 2004. Gambaran Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di

Apotek DKI Jakarta tahun 2003. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.1 No.2,

p. 102-15.

Anief, M., 2000. Prinsip dan dasar manajemen, pemasaran umum dan farmasi.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Anief, M., 2005. Manajemen Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Departemen Kesehatan RI., 1993. Perubahan atas peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 922/MENKES/PER/X/1993 : Tentang Ketentuan dan Tata cara pemberian izin apotek. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI., 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 : Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI., 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 51 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Harianto., Khasanah N., dan Supardi S., 2005. Kepuasan Pasien terhadap

pelayanan resep di Apotek KOPKAR di RS Budhi Asih Jakarta. Majalah

Ilmu Kefarmasian, Vol.II, No. 1, p. 12-21.

Kotler, Philip. 2004. Marketing Management. Engelwood Cliffs : Prentice Hall International Inc.

(14)

Mun’im, A., Supardi S., dan Jamal S., 2009. Pengembangan model dan indikator pelayanan kefarmasian prima di Apotek.

http://apotekputer.com/ma/index.php?option=com_content&task=view&id =149&Itemid=63. Diakses tanggal 26 Desember 2010.

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Prasetyorini, R., 2003. Pelayanan Prima. Temanggung : Guruvalah Inc.

Rakhmat, J., 1998. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Rosda Karya.

Riduwan, 2009. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Rustam, 2002. Pendapatan menurut Standar Akuntasi Keuangan no.23. Fakultas Ekonomi : Universitas Sumatera Utara.

Sastroasmoro, S., Ismael, S., 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Binarupa Aksara.

Simanjuntak, M.P., 2010 Strategi Pelayanan Prima.

http://www.scribd.com/doc/17216928/strategi-pelayanan-prima. Diakses tanggal 11 Desember 2010.

Soesilo, S., 1991. Langkah antisipasi profesi farmasi dalam menghadapi peluang tantangan menjelang tahun 2000. Majalah Farmasi Indonesia, Vol. 2 No.1, p. 18-21.

Sugiyono, 2010. Statistik Nonparametris. Bandung : Alfabeta

Suwardjono, 1984. Teori Akuntansi.

http://dahlanforum.wordpress.com/2007/12/22/pendapatan/. Diakses tanggal 25

November 2010.

Tjiptono, F., 2006. Manajemen Jasa. Yogyakarta : Andi.

Trisna, Y., 2007. Aplikasi Farmakoekonomi dalam Pelayanan Kesehatan. Medisina, edisi 3, Vol.1, p.24-7.

(15)

Wijono, D., 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan (Teori, Strategi dan Aplikasi). Surabaya : Airlangga University Press.

Yasril dan Kasjono, H.S., 2009. Teknik sampling untuk penelitian kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

(16)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terjadinya perubahan orientasi nilai dan pemikiran tentang upaya memecahkan masalah kesehatan yang semula berupaya untuk penyembuhan penderita, secara berangsur-angsur berkembang kearah kesatuan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat. Peran serta masyarakat yang mencakup upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif), bersifat menyeluruh dan terpadu, serta berkesinambungan.

Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional yang bersifat dinamis, upaya kesehatan dikembangkan untuk dapat mengatasi masalah dan tantangan pembangunan kesehatan pada setiap tahap yang digariskan. Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah dan masyarakat secara serasi dan seimbang, yang dilaksanakan melalui upaya peningkatan dan pencegahan secara terpadu, untuk penyembuhan dan pemulihan sesuai kesehatan. Upaya kesehatan tersebut dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat, ditujukan untuk tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Dalam penyelenggaraan berbagai upaya peningkatan, pencegahan secara terpadu, untuk penyembuhan dan pemulihan kesehatan, apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan praktek profesi apoteker dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian (Slamet, 1991).

(17)

2

melakukan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pelayanan resep, pelayanan obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek dan perbekalan kesehatan lainnya juga pelayanan informasi obat dan monitoring penggunaan obat. Disamping itu ditambah lagi tugas seorang apoteker adalah memberikan obat yang layak, lebih efektif dan seaman mungkin serta memuaskan pasien. Dengan mengambil tanggung jawab langsung pada kebutuhan obat pasien individual, apoteker dapat memberikan kontribusi yang berdampak pada pengobatan serta kualitas hidup pasien (Departemen Kesehatan, 2004).

Sebagai salah satu tenaga kesehatan, apoteker membutuhkan keterampilan dan sikap untuk melakukan fungsi yang berbeda-beda. Konsep the seven star pharmacist diperkenalkan oleh WHO dan sebagai kebijaksanaan tentang praktek pendidikan farmasi yang baik (Good Pharmacy Education Practice) meliputi sikap apoteker sebagai : pemberi pelayanan (care-giver), pembuat keputusan

(decision-maker), penghubung antara dokter dan pasien (communicator),

pemimpin usaha (manager), pembelajaran jangka panjang (life-long learner),

guru (teacher) dan pemimpin (leader). Pada salah satu sumber juga mengatakan salah satu fungsi dari apoteker yaitu sebagai peneliti (research) (WHO, 2006).

Dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal, tentu diperlukan suatu pelayanan yang bersifat komprehensif dan professional dari para profesi kesehatan. Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang tidak terpisahkan, termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian di apotek. Oleh karena itu, Departemen Kesehatan bekerjasama dengan ISFI telah menyusun Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek yang tertulis pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004.

(18)

3

apoteker belum tahu tentang isi standar tersebut bahkan ada yang belum mengetahui jika standar pelayanan kefarmasian tersebut ada (Angki, 2004).

Implementasi dari tanggung jawab dan tugas farmasis sebagai tenaga professional, salah satunya adalah pelayanan yang di lakukan di apotek sebagai wadah penyelenggaraan profesi kefarmasian. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Selain memiliki fungsi sosial sebagai tempat pengabdian profesi kesehatan dan pengembangan jasa pelayanan, pendistribusian dan informasi obat, perbekalan kesehatan, apotek juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek memperoleh laba dari gabungan produk dan jasa untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kelangsungan usahanya. Oleh karena itu apoteker sebagai salah satu tenaga professional kesehatan dalam mengelola apotek tidak hanya dituntut dari segi teknis kefarmasian saja tapi juga dari segi manajemen.

Pelayanan sendiri mengandung makna sebagai aktivitas atau manfaat yang ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. Sementara itu yang disebut dengan konsumen adalah masyarakat yang mendapat manfaat aktivitas yang dilakukan oleh organisasi atau petugas tersebut.

Pelayanan pasien di apotek dapat berupa produk, jasa, atau gabungan produk dan jasa. Apotek merupakan pelayanan produk dan jasa yang dikaitkan dengan pendapatan. Model yang komprehensif dengan fokus utama pada pelayanan produk dan jasa meliputi lima dimensi penilaian yaitu Responsiveness

(Ketanggapan), Reliability (Kehandalan), Assurance (Jaminan), Emphaty

(19)

4

Dari perputaran antara produk dan jasa inilah yang menghasilkan pendapatan. Pendapatan sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan (Apotek), tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan. Pendapatan merupakan suatu penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan (apotek) yang biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa, bunga, royalti dan sewa. Hal inilah yang digunakan sebagai dasar pengukuran hubungan standar pelayanan di apotek dengan pendapatan di apotek.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan standar pelayanan kefarmasian di apotek dengan pendapatan di apotek. Penelitian ini dilakukan di apotek-apotek di daerah Kecamatan Klojen Kota Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka hal yang menjadi permasalahan dari penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara profil pelayanan kefarmasian dengan pendapatan apotek di apotek wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui profil pelayanan kefarmasian di Apotek Kecamatan Klojen Kota Malang sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di Apotek yang tertulis pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004.

2. Untuk mengetahui pendapatan Apotek di Apotek Kecamatan Klojen Kota Malang.

3. Untuk mengetahui hubungan antara profil pelayanan kefarmasian dengan pendapatan yang diperoleh Apotek yang berada di wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang.

1.4 Hipotesis

(20)

5

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui hubungan pelayanan kefarmasian di apotek dengan pendapatan yang dihasilkan oleh apotek di wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang.

1.5.2 Bagi Instansi

Sebagai bahan evaluasi bagi Apotek khususnya di wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian sesuai standar yang ada.

1.5.3 Bagi Masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan hasil test glukosa tolerans sebagai screening diabetes melitus di wilayah Puskesmas Kembaran I dengan hasil p value

Terimakasih atas doa dari kalian yang telah mengantarkan anakmu ini menyelesaikan jenjang pendidikan Sarjana Farmasi dan untuk kasih sayang yang selalu di berikan

[r]

Kan tidak mungkin orang BPS yang mana data BPS kita gunakan di semua program pemerintah memilih-milih orang miskin. Kan tidak mungkin juga kalau misalnya orang BPS tersebut survei

Kadar asam lemak jenuh pada ketiga sampel bulu babi berbeda, kadar yang tertinggi yaitu 34,99% pada gonad E.. Kandungan asam lemak tak jenuh tertinggi terdapat pada

Packaging yang menarik, harga yang cukup terjangkau, dan rasanya yang enak, serta bagaimana masyarakat menerimanya sedemikian rupa, membuat almond crispy cheese menjadi

______ murid dapat mencapai objektif yang ditetapkan dan ______ murid yang tidak mencapai objektif akan diberi bimbingan khas dalam sesi akan datang. PdP

Scientists from the Swedish University of Agricultural Sciences and from agricultural organisations in Sweden were recruited to form a Local Organising Committee with the task