• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI di ZONA INDUSTRI PALUR KABUPATEN KARANGANYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI di ZONA INDUSTRI PALUR KABUPATEN KARANGANYAR"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TUGAS AKHIR

FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN

LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI

di ZONA INDUSTRI PALUR KABUPATEN KARANGANYAR

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Jenjang Strata-1

Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh:

ISNAENI MURTI NUR WENI

NIM. I0606027

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

TUGAS AKHIR

FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN

LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI

di ZONA INDUSTRI PALUR KABUPATEN KARANGANYAR

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Jenjang Strata-1

Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh:

ISNAENI MURTI NUR WENI

NIM. I0606027

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN

FAKTOR PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI di ZONA INDUSTRI PALUR KABUPATEN KARANGANYAR

Disusun Oleh:

ISNAENI MURTI NUR WENI I0606027

Menyetujui, Surakarta, Juli 2010

Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ir. Soedwiwahjono, MT NIP. 19620306 199003 1 001

Ir. Sumardi SM NIP. 19450805 198410 1 001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Arsitektur Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Ir. Hardiyati, MT Ir. Galing Yudana, MT NIP. 19561209 198601 2 001 NIP. 19620129 198703 1 002

Pembantu Dekan I

Ir. Nugroho Djarwanti, MT 19561112 198403 2 007

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii ABSTRAK

Pertambahan penduduk suatu kota akan berimplikasi terhadap peningkatan kebutuhan lahan dan lapangan pekerjaan. Karena semua aktivitas dilakukan di atas lahan, maka akan terjadi persaingan penggunaan lahan. Kecenderungan dari persaingan ini menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan, terutama di daerah hinterland di mana lahan persawahan masih tersedia cukup luas. Di Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar dimana zona industri Palur berada di dalamnya adalah salah satu daerah hinterland dan menjadi limpahan dari pergeseran penggunaan lahan tersebut. Studi ini mencoba menangkap fenomena alih fungsi lahan pertanian menjadi industri yang terdapat di zona industri Palur, dilihat dari sisi permintaan dan penawaran lahan.

Sasaran dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi perubahan luas lahan pertanian dan industri, mengidentifikasi proses perubahan penggguna lahan yang terjadi, dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor serta bobot penyebab perubahan tersebut.

Metode yang digunakan untuk analisis perubahan luas adalah metode overlay peta dengan membandingkan peta lama (peta rencana tata guna lahan) dengan sumber data lama dan baru. Metode analisis kualitatif deskriptif dengan mengkaji aspek manajemen lahan yang merupakan paduan dari tiga sistem, yaitu sistem aktifitas, pengembangan dan lingkungan digunakan untuk mengidentifikasi proses perubahan penggunaan lahan yang terjadi. Sedangkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dan bobot faktor penyebab perubahan penggunaan lahan yang terjadi menggunakan metode analisis faktor.

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

faktor intervensi pemerintah mempengaruhi perubahan pernggunaan lahan sebesar 92,1%).

Berdasarkan temuan hasil studi ini dapat diberikan suatu rekomendasi bahwa RTRK Palur tahun 1991-2001 perlu dievaluasi. RTRK yang telah disusun dapat dipertahankan namun perlu dievaluasi agar mampu mengarahkan mekanisme pasar (kondisi permintaan dan penawaran lahan) yang terjadi, sehingga pada praktiknya mampu mengarahkan pertumbuhan aktivitas-aktivitas lain yang muncul sebagai akibat dari pertumbuhan aktivitas industri.

Selanjutnya perlu dibuatkan RTRK Palur yang baru untuk memperbaharui RTRK yang lama. Di dalam penyusunan RTRK yang baru diharapkan dapat mengevaluasi gejala perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kondisi eksisting, sehingga apabila terjadi perubahan yang cenderung menyimpang akan segera diantisipasi.

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v M O T T O

Perjalanan yang paling jauh adalah perjalanan menuju rasa puas.

Perjalanan yang paling dekat adalah perjalanan menuju mati dan putus asa. (Usman Gumanti)

Setiap manusia itu seperti bulan.

Di samping kecemerlangannya, selalu ada sisi gelapnya. (Mark Twain)

Teruntuk yang tersayang :

Ibu yang selalu mendorong dan mendoakan untuk selesainya tugas akhir ini

Adik yang turut memberi dorongan dan semangat

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

dengan ridlo-Nya penulis telah dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini, yang

berjudul ”Faktor Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

Lahan Industri di Zona Industri Palur Kabupaten Karanganyar”.

Dengan tersusunnya laporan tugas akhir ini, penulis secara khusus ingin

menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Ibu Ir. Hardiyati, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Progam Studi Perencanaan

Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Maret Surakarta..

3. Ibu Ir. Ana Hardiana, MT selaku ketua tim panitia tugas akhir.

4. Bapak Ir. Soedwiwahjono, MT selaku pembimbing pertama serta Bapak Ir.

Sumardi SM selaku pembimbing kedua yang telah membimbing penulis

dalam proses penyusunan laporan tugas akhir ini.

5. Bapak Ir. Marsudi, MT dan Ibu Isti Andini, ST, MT selaku dosen penguji.

6. Bapak Ir. Fx. Soewandi, MT selaku Pembimbing Akademik.

7. Ibu Suwarni, ibuku yang selalu mendoakanku, mendukung setiap langkahku

dan memberi motivasi dalam hidupku.

8. Wisma Yoga Nugraha, adikku yang turut memberi dorongan dan semangat.

9. Seluruh staf Bappeda dan dinas terkait atas dukungan data-datanya.

10. Para dosen dan staf karyawan Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan

Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

11. Teman-teman yang selalu memberikan dorongan dan bantuan dalam proses

penyusunan laporan tugas akhir ini, serta semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan tugas

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

menutup mata terhadap kesalahan dan kekeliruan yang mungkin terdapat dalam

penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis memohon maaf dan kiranya laporan

ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukannya.

Surakarta, Oktober 2010

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN ABSTRAK ... iii

MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan dan Sasaran Studi ... 4

1.4 Ruang Lingkup dan Pembatasan ... 5

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Studi ... 5

1.4.2 Ruang Lingkup Materi ... 5

1.4.3 Pembatasan ... 6

1.5 Kerangka Pemikiran ... 9

1.6 Pendekatan dan Metode Studi ... 11

1.6.1 Pendekatan dan Metode Studi ... 11

1.6.1.1 Analisis Perubahan Luas Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri ... 13

1.6.1.2 Analisis Proses Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri ... 13

1.6.1.3 Analisis Faktor Permintaan dan Penawaran yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri ... 14

1.6.2 Kebutuhan Data ... 16

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

1.6.2.2 Data Sekunder ... 17

1.6.3 Pengumpulan Data ... 18

1.6.4 Teknik Sampling ... 19

1.7 Sistematika Penulisan ... 20

BAB 2 KONSEP-KONSEP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI ... 23

2.1 Tinjauan Umum Industri ... 23

2.1.1 Aktifitas Industri ... 23

2.1.2 Kebijakan Pengaturan Lokasi Industri ... 24

2.1.3 Teori Lokasi ... 25

2.1.3.1 Teori Alfred Weber ... 25

2.1.3.2 Teori Lokasi Pasar Losch ... 26

2.2 Tinjauan Terhadap Lahan ... 28

2.2.1 Pengertian Lahan ... 28

2.2.2 Hubungan Lahan dan Aktifitas Pertanian ... 28

2.2.3 Hubungan Lahan dan Aktifitas Industri ... 29

2.2.4 Harga Lahan ... 31

2.2.5 Teori Permintaan dan penawaran Lahan ... 31

2.2.6 Teori Permintaan Lahan ... 32

2.2.7 Teori Penawaran Lahan ... 33

2.3 Tinjauan Terhadap Alih Fungsi Lahan Pertanian ... 34

2.3.1 Pengertian Alih Fungsi Lahan Pertanian ... 34

2.3.2 Faktor Penentu Perubahan Pengunaan Lahan Ditinjau dari Sisi Pengusaha Industri ... 35

2.3.3 Faktor Penentu Perubahan Penggunaan Lahan Ditinjau dari Sisi Pemilik Lahan Pertanian ... 36

BAB 3 TEMUAN LAPANGAN ... 41

3.1 Tinjauan Regional Wilayah Perkotaan Surakarta ... 41

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

3.1.2 Hubungan Perkembangan Kota Surakarta dan Kabupaten

Karanganyar terhadap Perkembangan Zona Industri Palur 42

3.1.3 Arahan Pengembangan Kabupaten Karanganyar dan Zona

Industri Palur ... 43

3.1.4 Kebijakan Pengembangan Aktivitas Industri di Zona Industri Palur ... 44

3.2 Kondisi Umum Zona industri Palur ... 48

3.2.1 Letak Geografis ... 48

3.2.2 Kondisi Fisik Lahan dan Iklim ... 48

3.2.3 Struktur Kota dan Penggunaan Lahan ... 49

3.2.4 Karakteristik Kependudukan ... 53

3.2.4.1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ... 53

3.2.4.2 Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin ... 54

3.2.4.3 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 55 3.2.4.4 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 55 3.2.5 Kondisi Struktur Ekonomi ... 56

3.2.6 Karakteristik Sarana dan Prasarana Pendukung Aktivitas Industri ... 58

3.2.6.1 Sarana dan Prasarana Transportasi ... 58

3.2.6.2 Sarana Kesehatan ... 61

3.2.6.3 Sarana Perdagangan ... 61

3.2.6.4 Jaringan Listrik ... 62

3.2.6.5 Saluran Air Bersih ... 62

3.2.6.6 Jaringan Telekomunikasi ... 62

3.2.7 Karakteristik Harga Lahan dan Pasar Lahan ... 62

3.2.8 Karakteristik Perkembangan Kegiatan Industri ... 65

3.2.9 Karakteristik Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri ... 68

3.2.10 Karakteristik Permintaan Aktivitas Industri ... 68

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

3.2.11.1 Penawaran Internal ... 69

3.2.11.2 Penawaran Eksternal ... 69

BAB 4 PEMBAHASAN ... 72

4.1 Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur ... 72

4.1.1 Analisis Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur ... 73

4.1.2 Analisis Sebaran Keruangan Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur ... 76

4.2 Analisis Proses Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur ... 78

4.3 Analisis Faktor Permintaan dan Penawaran yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur ... 80

4.3.1 Analisis Faktor Permintaan yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur ... 81

4.3.1.1 Analisis Input Proses Produksi ... 81

4.3.1.2 Analisis Faktor Penunjang Proses Produksi... 84

4.3.1.3 Analisis Faktor Eksternal Produksi ... 87

4.3.2 Analisis Keterkaitan Faktor-Faktor Permintaan yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur ... 90

4.3.2.1 Keterkaitan Faktor Input Proses Produksi ... 91

4.3.2.2 Keterkaitan Faktor Penunjang Proses Produksi .. 94

4.3.2.3 Keterkaitan Faktor Eksternal Produksi ... 98

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

4.3.4 Analisis Keterkaitan Faktor-Faktor Penawaran yang

Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian

Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur ... 103

4.3.4.1 Keterkaitan Faktor Internal Pemilik Lahan Pertanian... 104

4.3.4.2 Keterkaitan Faktor Pertimbangan Ekonomis ... 106

4.3.4.3 Keterkaitan Faktor Intervensi Pemerintah ... 107

4.3 Faktor-Faktor Penentu yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur ... 108

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 112

5.1 Kesimpulan ... 112

5.2 Kelemahan Studi ... 116

5.3 Rekomendasi ... 117

5.3.1 Rekomendasi Bagi Rencana Penggunaan Lahan ... 117

5.3.2 Rekomendasi Bagi Studi Lanjutan ... 118

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kebutuhan Data ... 17

Tabel 2.1 Kriteria Lokasi Industri ... 27

Tabel 2.2 Faktor-Faktor Lokasi Industri ... 38

Tabel 2.3 Faktor-Faktor Penentu Perubahan Penggunaan Lahan

Ditinjau dari Sisi Pemilik Lahan Pertanian ... 39

Tabel 3.1 Pemanfaatan Lahan Eksisting Tahun 2009 dan Rencana

Tahun 1991-2001 di Zona Industri Palur (Ha) ... 50

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Jaten Tahun 2009 (Jiwa) ... 53

Tabel 3.3 Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin

di Zona Industri Palur Tahun 2009 (Jiwa) ... 54

Tabel 3.4 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di

Zona Industri Palur Tahun 2009 (Jiwa) ... 55

Tabel 3.5 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di

Zona Industri Palur Tahun 2009 (Jiwa) ... 56

Tabel 3.6 Upah Minimum Regional Provinsi Jawa Tengah dan

Kabupaten Karanganyar (Rupiah/bulan) ... 56

Tabel 3.7 Kontribusi Sektor-Sektor Ekonomi Terhadap Pembentukan

PDRB di Kabupaten Karanganyar Tahun 2004-2008 (Persen)57

Tabel 3.8 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan

Usaha di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008 (2000=100) 58

Tabel 3.9 Sarana Perdagangan di Zona Industri Palur Tahun 2009 .. 61

Tabel 3.10 Tingkat Harga Lahan di Zona Industri Palur Tahun

1991-2010 (Rp/m2) ... 63

Tabel 3.11 Jumlah dan Jenis Industri di Zona Industri Palur ... 65

Tabel 4.1 Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

Lahan Industri di Zona Industri Palur Tahun 1991-2009 (Ha)73

Tabel 4.2 Variabel Input Proses Produksi yang Berpengaruh terhadap

Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Tabel 4.3 Pembagian Komponen Variabel Input Proses Produksi

terhadap Perubahan Penggunaan Lahan dari Sisi

Permintaan pada Tiap Faktor Sebelum Rotasi Faktor ... 83

Tabel 4.4 Pembagian Komponen Variabel Input Proses Produksi

terhadap Perubahan Penggunaan Lahan di Zona Industri

Palur pada Tiap Faktor Berdasarkan Rotasi Faktor ... 83

Tabel 4.5 Variabel Faktor Penunjang Proses Produksi yang

Berpengaruh terhadap Perubahan Penggunaan Lahan

Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur

dari Sisi Pengusaha (Permintaan) ... 84

Tabel 4.6 Pembagian Komponen Variabel Penunjang Proses

Produksi .... terhadap Perubahan Penggunaan Lahan dari

Sisi Permintaan pada Tiap Faktor Sebelum Rotasi Faktor 86

Tabel 4.7 Pembagian Komponen Variabel Penunjang Proses

Produksi terhadap Perubahan Penggunaan Lahan di Zona

Industri Palur pada Tiap Faktor Berdasarkan Rotasi Faktor 87

Tabel 4.8 Variabel Faktor Eksternal Proses Produksi yang

Berpengaruh Terhadap Perubahan Penggunaan Lahan

Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona industri Palur

dari Sisi Pengusaha (Permintaan) ... 88

Tabel 4.9 Pembagian Komponen Variabel Eksternal Proses Produksi

Terhadap Perubahan Penggunaan Lahan dari Sisi

Permintaan pada Tiap Faktor Sebelum Rotasi Faktor ... 89

Tabel 4.10 Pembagian Komponen Variabel Eksternal Proses

Produksi terhadap Perubahan Penggunaan Lahan di Zona

Industri Palur pada Tiap Faktor Berdasarkan Rotasi Faktor 90

Tabel 4.11 Variabel Penawaran yang Berpengaruh terhadap

Perubahan Penggunaan Lahan Industri di Zona Industri

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Table 4.12 Pembagian Komponen Variabel Penawaran yang

Berpengaruh terhadap Perubahan Penggunaan Lahan

dari Sisi Penawaran pada Tiap Faktor Sebelum

Rotasi Faktor ... 101

Tabel 4.13 Pembagian Komponen Variabel Penawaran yang

Berpengaruh terhadap Perubahan Penggunaan Lahan

dari Sisi Penawaran pada Tiap Faktor Berdasarkan

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Orientasi Wilayah Studi ... 8

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran ... 10

Gambar 1.3 Proses Perubahan Penggunaan Lahan ... 12

Gambar 1.4 Kerangka Studi ... 22

Gambar 2.1 Sistem Proses Produksi ... 24

Gambar 2.2 Bagan Proses Pengaturan Lokasi Industri ... 25

Gambar 2.3 Penentu Harga Lahan ... 32

Gambar 2.4 Pengaruh Permintaan Terhadap Harga Lahan Kota ... 33

Gambar 2.5 Pengaruh Penawaran Terhadap Harga Lahan Kota ... 34

Gambar 2.6 Kerangka Teori ... 40

Gambar 3.1 Peta Hirarki Pusat Kota Wilayah Perkotaan Surakarta ... 46

Gambar 3.2 Peta Lokasi Industri Yang Diizinkan ... 47

Gambar 3.3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Zona Industri Palur Tahun 2009 ... 51

Gambar 3.4 Peta Rencana Penggunaan Lahan Zona Industri Palur Tahun 1991-2001 ... 52

Gambar 3.5 Jumlah Penduduk Kecamatan Jaten Tahun 2008-2009 (Jiwa) ... 53

Gambar 3.6 Jalan Lokal Yang Rusak ... 59

Gambar 3.7 Jalan Arteri Primer Palur-Sragen ... 59

Gambar 3.8 Peta Kondisi Aksesibilitas ... 60

Gambar 3.9 Peta Pasar Harga Lahan ... 64

Gambar 3.10 Prosentase Jenis Industri di Zona Industri Palur ... 65

Gambar 4.1 Peta Analisis Luas Perubahan Lahan ... 75

Gambar 4.2 Peta Sebaran Keruangan Industri ... 76

Gambar 4.3 Diagram Alir Proses Perubahan Penggunaan Lahan

Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur . 79

Gambar 4.4 Keterkaitan Faktor-Faktor Permintaan yang Berpengaruh

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Lahan Industri di Zona Industri Palur ... 91

Gambar 4.5 Keterkaitan Faktor Input Proses Produksi ... 92

Gambar 4.6 Perolehan Sumber Bahan Baku ... 93

Gambar 4.7 Daerah Asal Tenaga Kerja ... 94

Gambar 4.8 Katerkaitan Faktor Penunjang Proses Produksi ... 95

Gambar 4.9 Sarana dan Prasarana Pendukung yang Dikehendaki di Sekitar Lokasi Industri ... 96

Gambar 4.10 Perolehan Sumber Energi Listrik untuk Aktivitas Industri di Zona Industri Palur ... 97

Gambar 4.11 Sumber Perolehan Air untuk Aktivitas Industri di Zona Industri Palur ... 97

Gambar 4.12 Keterkaitan Faktor Internal Pemilik Lahan Pertanian ... 104

Gambar 4.13 Tingkat Usia Responden Pemilik Lahan Pertanian di Zona Industri Palur ... 105

Gambar 4.14 Luas Lahan Pertanian Responden Sebelum Dijual Kepada Pengusaha ... 106

Gambar 4.15 Pengaruh Biaya Produksi terhadap Pertimbangan Penjualan Lahan Pertanian ... 106

Gambar 4.16Pengaruh Penawaran Pengusaha terhadap Motivasi Penjualan Lahan Pertanian ... 106

Gambar 4.17 Katerkaitan Faktor Pertimbanagn Ekonomis ... 106

Gambar 4.18Pengaruh Pajak Lahan terhadap Motivasi Penjualan Lahan Pertanian ... 108

Gambar 4.19 Keterkaitan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri di Zona Industri Palur ... 111

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii LAMPIRAN

Lampiran A Form Kuisioner

Lampiran B Rekapitulasi Kuisioner

Lampiran C Hasil Output Analisis Berdasarkan Perhitungan SPSS

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.8 Latar Belakang

Pertambahan penduduk kota yang sangat pesat akan berimplikasi terhadap

peningkatan kebutuhan ruang untuk mewadahi kegiatannya dan salah satunya

dimanifestasikan dalam bentuk lahan. Di atas lahan inilah kemudian penduduk

melakukan berbagai kegiatan, baik secara individual maupun secara kelompok.

Padahal untuk memenuhi kebutuhan lahan tersebut terdapat

keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki suatu kota, baik secara fisik dan geografis, maupun

kemampuan pemerintah dalam menyediakan infrastruktur dan pelayanan kota.

Pertambahan penduduk yang pesat tersebut juga akan mengakibatkan peningkatan

tuntutan pemenuhan kebutuhan lapangan pekerjaan, dan salah satu penyedianya

adalah sektor industri.

Pertumbuhan lapangan pekerjaan di sektor industri menjadi sangat pesat

setelah masa orde baru. Dari tahun ke tahun, pangsa sektor industri dalam total

lapangan pekerjaan mengalami peningkatan. Sektor industri memiliki kemampuan

yang tinggi dalam menyerap tenaga kerja, menyebarkan kegiatan pembangunan di

daerah serta mempunyai kekuatan untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor

lainnya. Mengingat secara administrasi luas suatu kota adalah tetap dengan

meningkatnya kebutuhan akan lahan baik untuk kegiatan industri maupun dalam

penyediaan fasilitas, maka akan terjadi kelangkaan lahan di suatu kota yang

selanjutnya menyebabkan harga lahan mahal dan sulit didapat. Tidak dapat

dipungkiri jika industrialisasi tersebut kemudian juga akan menimbulkan gejala

alih fungsi lahan di daerah pinggiran (Hall, 1996:241-242).

Fenomena alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan industri secara teoritis

dapat dijelaskan dalam konteks ekonomi lahan yang menempatkan sumberdaya

lahan sebagai faktor produksi. Karena karakteristiknya, maka secara alamiah akan

terjadi persaingan dalam penggunaan lahan untuk aktifitas pertanian dan aktifitas

industri. Gejala alih fungsi lahan dari penggunaan persawahan menjadi non

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

lebih dari satu juta jiwa. Gejala ini cenderung terjadi di desa-desa di daerah

hinterland dimana lahan persawahan masih tersedia cukup luas (Bachriadi, 1997:2).

Salah satu kabupaten yang mempunyai potensi industri yang cukup tinggi

adalah Kabupaten Karanganyar. Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu

kabupaten yang termasuk dalam Wilayah Perkotaan Surakarta, dan Kota

Surakarta itu sendiri merupakan pusat pertumbuhan bagi Wilayah Pembangunan

IV Jawa Tengah. Wilayah terbangunnya secara fisik telah tumbuh dan

berkembang melebihi batas administrasinya (Peninjauan Kembali RTRW

Kabupaten Karanganyar, 2006). Perkembangan ini masih terjadi hingga saat ini

terutama di wilayah administrasi kabupaten tetangga yang berbatasan dengan

Kota Surakarta. Sehingga daerah-daerah ini telah menjadi satu kesatuan dalam

perkembangan Kota Surakarta, atau masuk ke dalam Wilayah Perkotaan

Surakarta.

Salah satu daerah yang termasuk dalam Wilayah Perkotaan Surakarta

adalah Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar dimana zona industri Palur

berada di dalamnya. Seperti yang disebutkan dalam Permenpera Nomor

16/PERMEN/M/2006, yang dimaksud dengan zona industri adalah bentangan

lahan yang diperuntukan bagi kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang

bersangkutan. Kecamatan Jaten ini meliputi 8 (delapan) desa. Namun dari delapan

desa tersebut, keberadaan industri di Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar

hanya tersebar di lima desa yaitu Desa Ngringo, Sroyo, Dagen, Jetis,dan Brujul

(RTRK Palur, 1991-2001). Lokasi zona industri ini sangat strategis karena berada

pada lokasi yang menghubungkan antara Kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar

dan Kabupaten Sragen.

Zona industri Palur adalah salah satu zona industri yang perkembangannya

sangat pesat. Sektor industri yang terdapat di zona industri Palur mempunyai

kontribusi yang cukup tinggi terhadap perekonomian Kabupaten Karanganyar.

Selama kurun waktu lima tahun terakhir sektor industri masih merupakan sektor

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Kabupaten Karanganyar, yaitu sebesar 52,08% (PDRB Kabupaten Karanganyar,

2008). Dari pembentukan PDRB, sektor industri didominasi oleh kelompok

industri besar dengan jumlah tenaga kerja minimal 100 orang dan kelompok

industri sedang dengan jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang (BPS dalam

PDRB Kabupaten Karanganyar, 2008).

Perkembangan industri di zona industri Palur sesungguhnya secara hukum

telah dibatasi dengan dikeluarkannya SK Gubernur Jawa Tengah No.

593.6/6865/1980. Berdasarkan peraturan tersebut, sejak tanggal 5 Juni 1980 izin

pendirian industri baru tidak dikeluarkan. Pengembangan zona industri Palur

hanya diperbolehkan pada lahan sela yang dibatasi antara jalan arteri primer

Solo-Sragen dan jalur kereta api Solo-Surabaya. Lahan yang terletak di sebelah barat

jalan arteri primer Palur-Sragen tidak dapat dikembangkan untuk kegiatan industri

kecuali yang sudah ada dan mempunyai izin serta tidak mengganggu sawah irigasi

teknis. Namun pada kenyataannya, masih terdapat pembangunan industri baru

setelah peraturan tersebut dikeluarkan (RTRK Palur, 1991-2001). Keberadaan

industri di zona industri Palur yang pertumbuhannya meningkat pesat itu tentunya

menimbulkan perubahan-perubahan segi fisik. Salah satu perubahan yang terjadi

adalah penyusutan luas lahan pertanian produktif.

Masih terdapatnya pembangunan industri baru setelah dikeluarkannya SK

Gubernur Jawa Tengah No. 593.6/6865/1980 dan RTRK Palur Tahun 1991-2001

mengenai peraturan pembatasan pembangunan industri, menimbulkan

ketidaksesuaian atau penyimpangan dengan peraturan yang ada. Studi ini

mencoba menangkap fenomena perubahan penggunaan lahan yang terjadi di

wilayah studi dilihat dari sisi permintaan lahan oleh pengusaha industri dan

penawaran lahan oleh pemilik lahan pertanian, yang kemudian akan diteliti lebih

lanjut dalam penelitian ini.

1.9 Perumusan Masalah

Pertumbuhan perkotaan yang pesat menyebabkan peningkatan intensitas

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

penggunaan lahan di daerah hinterland, baik di dalam maupun ke luar batas wilayah administrasi kota.

Zona industri Palur berpotensi dalam penyediaan lahan pertanian yang luas

dan memiliki lokasi strategis sebagai daerah penghubung antar kota-kota di

sekitar Kota Surakarta. Akibat potensi lokasi yang cukup strategis serta

ketersediaan lahan yang masih luas, zona industri Palur semakin tumbuh pesat dan

banyak diminati oleh para investor sebagai salah satu lokasi yang strategis untuk

pengembangan usaha dan bisnis. Pertumbuhan dan perkembangan industri di

Palur yang cukup pesat disisi lain menyebabkan perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi lahan non pertanian yang dalam hal ini menjadi lahan industri.

Fenomena perubahan penggunaan lahan tersebut berkaitan dengan adanya

persaingan kebutuhan lahan yaitu permintaan lahan untuk aktifitas industri dan

penawaran dari pemilik lahan pertanian. Masalah utama yang terjadi di zona

industri Palur adalah adanya faktor-faktor permintaan dan penawaran terhadap

lahan yang menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi lahan industri yang cenderung tidak sesuai dengan Rencana Palur.

Dalam penelitian ini, secara lebih jelas akan menjawab beberapa

pertanyaan penelitian,yaitu:

· Seberapa luas telah terjadi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri yang terjadi di zona industri Palur?

· Bagaimana proses perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan

industri di zona industri Palur?

· Apa saja faktor-faktor serta berapa bobot faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan

industri dilihat dari sisi demand dan supply di zona industri Palur?

1.10 Tujuan dan Sasaran Studi

Tujuan dari penyusunan studi ini adalah untuk mengidentifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Sasaran-sasaran yang ingin dicapai dalam studi ini adalah:

· Mengidentifikasi perubahan luas lahan pertanian dan lahan industri di zona

industri Palur.

· Mengidentifikasi proses perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi

lahan industri di zona industri Palur.

· Mengidentifikasi faktor-faktor dan besaran/bobot faktor-faktor demand (preferensi pengusaha dalam berlokasi industri) yang mempengaruhi

perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona

industri Palur.

· Mengidentifikasi faktor-faktor dan besaran/bobot faktor-faktor supply (preferensi pemilik lahan pertanian dalam penjualan lahannya) yang

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan

industri di zona industri Palur.

1.11 Ruang Lingkup dan Pembatasan

Ruang lingkup penelitian meliputi ruang lingkup wilayah studi dan ruang

lingkup materi. Penjelasan masing-masing ruang lingkup dan pembatasan tersebut

adalah sebagai berikut.

1.11.1 Ruang Lingkup Wilayah Studi

Ruang lingkup wilayah studi ini adalah zona industri Palur yang

merupakan bagian dari Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar, meliputi lima

desa yaitu Desa Ngringo, Sroyo, Brujul, Jetis dan Dagen. Analisis dilakukan

dengan unit spasial kelima desa di zona industri Palur. Peta orientasi wilayah studi

dapat dilihat pada gambar 1.1.

1.11.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi ini mencakup lingkup penjabaran aspek-aspek

sasaran studi. Adapun aspek-aspek bahasan tersebut adalah:

· Identifikasi perubahan luas lahan pertanian dan lahan industri di zona

industri Palur dengan perbandingan peta rencana penggunaan lahan

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

· Identifikasi proses perubahan penggunaan lahan di zona industri Palur

dengan mengaitkan sistem aktifitas, sistem pengembangan dan sistem

lingkungan dengan kompetisi lahan di zona industri Palur.

· Sintesa kajian literatur dan kondisi eksisting dalam mengidentifikasi

faktor-faktor dari sisi permintaan (preferensi pengusaha terhadap lokasi

industri) dan dari sisi penawaran (preferensi pemilik lahan dalam

penjualan lahan), yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur.

1.11.3 Pembatasan

Ruang lingkup wilayah studi dalam penelitian ini dibatasi pada lingkup

zona, yaitu zona industri Palur. Hal ini dikarenakan lokasi persebaran industri

berada di bagian wilayah administrasi Kabupaten Karanganyar. Dalam Peraturan

Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 16/PERMEN/M/2006, yang dimaksud

dengan “zona industri” adalah “bentangan lahan yang diperuntukan bagi kegiatan

industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan oleh

pemerintah daerah kabupaten/kota yang bersangkutan”. Dalam sebuah zona masih

dimungkinkan adanya kegiatan/aktivitas selain industri, seperti perumahan,

perdagangan, pendidikan dll.

Sedangkan pengertian “kawasan” dalam Permenpera tersebut adalah

“kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana

dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan

industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri”. Dalam hal ini jika

dalam sebuah areal dikatakan sebagai kawasan industri, maka hanya terdapat

fungsi kegiatan/aktivitas industri saja. Seperti cantoh kawasan industri Jawa

Tengah di Cilacap, dalam areal aktivitas/kegiatan industri tersebut tidak

dimungkinkan terdapat aktivitas/kegiatan pendukung seperti perumahan dan

perdagangan di dalam kawasan industri tersebut. Adapun kegiatan pendukung

tersebut berada di luar kawasan industri.

Sedangkan “wilayah” dalam UU RI Nomor 26 Tahun 2007 mempunyai

pengertian yaitu “ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dan/atau aspek fungsional”. Dalam hal ini lingkup wilayah lebih general dan lebih

luas, sehingga istilah wilayah dirasa kurang lazim jika digunakan untuk menyebut

Palur.

Sehingga dalam studi ini, istilah zona dirasa lebih sesuai untuk obyek

penelitian karena di Palur tidak hanya terdapat kegiatan/aktivitas industri saja

yang umum disebut kawasan industri, tetapi juga masih dimungkinkan terdapat

peruntukan perumahan, perdagangan, pendidikan dan kesehatan serta

(27)

8

Gambar 1.1

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1.12 Kerangka Pemikiran

Pertambahan penduduk perkotaan yang meningkat menyebabkan

kebutuhan lahan untuk aktifitas juga meningkat. Namum di sisi lain

demand/permintaan lahan dengan supply/ketersediaan lahan yang tidak seimbang mengakibatkan terjadinya perkembangan pusat kota ke daerah hinterland sehingga muncul restrukturisasi keruangan daerah hinterland.

Perkembangan sektor industri di Provinsi Jawa Tengah yang pesat

memerlukan adanya penempatan lokasi industri di beberapa kabupaten atau kota

di Jawa Tengah untuk mendukung keberadaannya. Salah satu alternatif lokasi

yang cukup diminati oleh para investor atau pengusaha di Kabupaten Karanganyar

adalah zona industri Palur. Preferensi pengusaha dalam memilih lokasi industri

menjadi elemen demand yang mempengaruhi menjamurnya industri di Palur. Di sisi lain, penawaran (preferensi pemilik lahan dalam penjualan lahan) menjadi

faktor supply yang ikut menentukan perubahan penggunaan lahan yang terjadi di zona industri Palur.

Terkait dengan perluasan secara fisik yang dalam hal ini adalah

penggunaan lahan kota, maka diperlukan suatu instrumen pengendali penggunaan

lahan kota dan rencana penggunaan lahan yang terhimpun dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah/Kawasan. Adapun tujuan dari bentuk instrumen tersebut adalah

membatasi penggunaan lahan yang diizinkan, menjamin ketersediaan lahan untuk

seluruh aktifitas pada lokasi yang strategis, dan menghindari penggunaan lahan

yang tidak harmonis (Napitupulu, 1999:3). Kebijakan dan peraturan yang disusun

oleh pemerintah sangat menentukan proses perubahan yang terjadi. Jika arahan

kebijakan mampu mengendalikan proses perubahan tersebut, maka perubahan

yang terjadi tidak akan menimbulkan permasalahan baru.

Melalui identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan

penggunaan lahan, diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi evaluasi dan

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran

Pertambahan penduduk kota

Faktor supply penentu perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi

lahan industri Perkembangan aktifitas kota

Peningkatan kebutuhan lahan

Restrukturisasi daerah pinggiran

Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri

Analisis perubahan luas lahan pertanian dan lahan

industri

Analisis proses perubahan guna lahan pertanian menjadi lahan

industri

faktor-faktor penentu perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi lahan industri

Faktor demand penentu perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi

lahan industri

Faktor-faktor penentu yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi lahan industri

Temuan studi dan rekomendasi Perubahan luas

lahan pertanian dan lahan industri

Tahapan perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1.13 Pendekatan dan Metode Studi 1.13.1 Pendekatan dan Metode Studi

Studi ini didasari oleh pemikiran bahwa perubahan lahan yang terjadi

disebabkan oleh kuatnya pengaruh permintaan pasar industri terhadap penawaran

lahan dalam kompetisi lahan. Berdasarkan pemikiran ini, maka tahap awal yang

dilakukan adalah meneliti kondisi pasar lahan di zona industri Palur yang

menentukan preferensi lokasi industri dan karakteristik kebutuhan lahan untuk

industri.

Pendekatan studi ini didasarkan pada pengertian tentang preferensi

pengaruh demand/permintaan lahan untuk aktifitas industri yang dibandingkan dengan supply/ketersediaan lahan. Dasar pendekatan studi dalam penelitian ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Chapin (1979), dimana pertumbuhan

lahan dipengaruhi oleh keterkaitan atau interaksi antara tiga sistem, yaitu sistem

aktifitas, pengembangan dan lingkungan. Sistem aktifitas diasumsikan sistem

permintaan lahan sebagai pembentuk faktor demand dan sistem pengembangan serta lingkungan mewakili pembentuk faktor supply. Dengan adanya pasar, kedua aktifitas tersebut bertemu dan harga lahan ditetapkan sebagai standar nilai lahan.

Setiap aktifitas kota memiliki nilai harga lahan yang berbeda-beda, tergantung

dari potensi yang dimiliki lahan tersebut terhadap permintaan aktifitas dan

kemampuan membayar suatu lokasi. Nilai lahan yang tertinggi akan mengalahkan

penawaran dalam kompetisi nilai lahan dan akan mendapatkan lokasi lahan.

Harga lahan akan dipertimbangkan dengan kebijakan arahan penggunaan

lahan kota. Proses pasar menyesuaikan arah rencana penggunaan lahan sepanjang

bisa mengakomodasi permintaan pasar. Pada kenyataannya, rencana penggunaan

lahan tidak mempertimbangkan kecenderungan pasar dan kekuatan pasar cukup

kuat mempertahankan penggunaan lahan eksisting sehingga rencana tersebut

diabaikan. Di sisi supply, harga lahan mencerminkan keuntungan komparatif antar lokasi-lokasi yang ada. Elemen-elemen keuntungan komparatif terdiri dari

karakteristik penawaran suatu lahan. Elemen utama keuntungan komparatif dalam

penelitian ini adalah aksesibilitas dan tingkat pelayanan. Keduanya dibentuk oleh

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pengembangan tersebut disesuaikan dengan arahan rencana penggunaan lahan

agar pembangunannya dapat efektif dan dapat mempermudah arahan

pengembangan sistem pertumbuhan aktifitas. Untuk lebih jelas dalam mengetahui

keterkaitan antar tiga sistem aktifitas tersebut dapat diilihat pada bagan berikut.

Sistem Pengembangan

Sumber : Wijaya, 1999 dan hasil modifikasi

Gambar 1.3

Proses Perubahan Penggunaan Lahan SUPPLY SIDE

DEMAND SIDE

Proses kompetisi penggunaan lahan (penyebab perubahan fungsi lahan) Perkembangan kota

Pembentuk penggunaan lahan kota

· Komersial

· Perumahan

· Industri

· dll

Kemampuan daya beli lokasi Kebutuhan untuk industri

· Aksesibilitas dan aspek lokasi

· Fasosum

· Ekonomi/nilai lahan

· Kebijakan pemerintah Kebutuhan akan ruang dan lokasi

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Dalam penelitian ini ada beberapa analisis yang akan diulas berkaitan

dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Di bawah ini akan

diuraikan beberapa analisis yang akan dilakukan beserta metode pendekatan studi

yang dilakukan.

1.13.1.1 Analisis Perubahan Luas Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri

Analisis ini merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui luasan

lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan industri. Metode yang

digunakan dalam analisis ini adalah metode analisis peta/overlay peta. Menurut Sutanto (1986) dalam Maulana (1999:17), terdapat empat cara untuk mendeteksi

perubahan penggunaan lahan dengan menggunakan analisis peta, yaitu dengan

membandingkan:

1. Sumber data lama dengan data baru

2. Peta lama dengan sumber data baru

3. Peta lama dengan sumber data lama dan sumber data baru

4. Peta lama dengan peta baru

Pendeteksian perubahan penggunaan lahan suatu daerah, kawasan atau

wilayah dapat dilakukan dengan menerapkan salah satu metode di atas atau

gabungan dari beberapa metode (Sutanto, 1986 dalam Maulana, 1999:17). Pada

penelitian ini digunakan metode yang ketiga yaitu membandingkan peta lama

dengan sumber data lama dan sumber data baru. Hal ini disebabkan karena belum

dibuatnya peta baru tetapi data-data lama dan baru telah tersedia.

1.13.1.2 Analisis Proses Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri

Analisis ini merupakan analisis yang menjelaskan bagaimana

proses/tahapan perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri bisa

terjadi. Dalam analisis ini akan mengkaji aspek manajemen lahan yang

merupakan paduan dari tiga sistem, yaitu sistem aktifitas, pengembangan dan

lingkungan. Sistem aktifitas dikategorikan sebagai sistem permintaan lahan dan

kedua sistem lainnya mewakili sistem penawaran lahan. Metode yang digunakan

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1.13.1.3 Analisis Faktor Permintaan dan Penawaran yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri

Analisis ini merupakan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

perubahan penggunaan lahan di zona industri Palur yang dilihat dari sisi

permintaan dan penawaran. Metode yang digunakan dalam analisis ini yaitu

metode Analisis Faktor. Analisis faktor adalah teknik statistika yang berguna

untuk mengelompokkan kriteria-kriteria atau variabel-variabel menjadi beberapa

faktor (Davies, 1984 dalam Teknik Kuantitatif untuk Arsitektur dan Perancangan

Kota Disetai Contoh-contoh). Dasar bagi pengelompokkan itu adalah korelasi

antar variabel. Variabel-variabel yang saling berkorelasi cukup kuat akan

dikelompokkan ke dalam sebuah faktor. Jika sebuah variabel atau lebih

berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan

dikeluarkan dari analisis faktor.

Metode Analisis Faktor digunakan untuk mendukung analisis faktor-faktor

perubahan penggunaan lahan dari sisi permintaan (pengusaha) dan dari sisi

penawaran (pemilik lahan). Proses pengolahan dengan menggunakan metode

Analisis Faktor dalam studi ini dilakukan secara terpisah antara sisi pengusaha

dan sisi pemilik lahan. Hal ini disebabkan karena adanya jumlah sampel/data,

sehingga analisis yang dilakukan juga dipisahkan. Namun pada akhirnya akan

dikaitkan pada sub bab terakhir yang merupakan analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan secara keseluruhan.

Alat uji yang digunakan pada tahap ini adalah Kaiser Meyer Oitkin

Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan Bartlett’s Test of Sphericity (BTS). Kaiser Meyer Oitkin measures of sampling adequacy(MSA) yaitu ukuran tingkat korelasi antar dua variabel yang dapat diwakili oleh variabel-variabel lainnya.

kriteria tingkat korelasi sehingga model cukup baik adalah KMO MSA ≥ 0,5. Jika angka MSA yang dihasilkan di atas 0,5 maka kumpulan variabel tersebut dapat diproses lebih lanjut sebagai variabel terpilih. Sedangkan dari angka-angka MSA di bawah 0,5 pada tahap selanjutnya harus dilakukan proses reduksi (proses

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

tahap tersebut, nilai terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variabel. Tahap ini

dilakukan secara terus menerus hingga tidak ada lagi variabel yang memiliki

angka MSA di bawah 0,5.

Bartlet’st Test of Sphercity (BTS) yaitu test statistik terhadap matriks korelasi dari data apakah merupakan matrik identitas atau bukan. Sedangkan

kriteria uji statistiknya adalah membandingkan nilai BTS dengan nilai signifikasinya. Apabila nilai BTS > nilai signifikasinya maka matriks korelasinya disebut matriks identitas.

Setelah menguji variabel dengan mencari nilai/angka MSA dan nilai BTS untuk mencari variabel terpilih, tahapan selanjutnya adalah ekstraksi faktor utama.

Pada tahap ekstraksi faktor ini mencakup hasil perhitungan yang terdiri dari nilai

komunal (communalities), nilai total variansi (total variance explained), matrik komponen (component matrix), dan grafik scree plot.

Nilai komunal menunjukkan hubungan variabel dengan faktor yang akan

terbentuk. Semakin kecil nilai komunal, maka hubungannya semakin lemah.

Hubungan variabel tersebut dapat dijelaskan dengan besaran persentase ekstraksi

variabel.

Perhitungan nilai total variansi menunjukkan jumlah faktor yang

terbentuk, yang dapat dilihat dari nilai eigenvalues. Nilai eigenvalues itu sendiri menunjukkan kepentingan relatif masing-masing varians. Nilai eigenvalues di atas 1 dapat digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Sedangkan

nilai eigenvalues di bawah 1 tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Jumlah faktor yang terbentuk ini dapat juga dilihat pada grafik

scree plot.

Pada perhitungan matrik komponen, diperoleh nilai/angka faktor loading

yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor yang

terbentuk. Jika nilai faktor loading/nilai korelasinya besar, maka variabel

termasuk dalam komponen faktor yang terbentuk tanpa memperhatikan tanda

positif dan negatif. Nilai faktor loading tersebut harus di atas 0,55. Jika nilai

faktor loading di bawah 0,55 maka variabel tersebut tidak secara nyata masuk ke

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Rotasi faktor dimaksudkan agar dapat diperoleh faktor-faktor yang tidak

saling berkorelasi. Proses ini dilakukan untuk memperjelas apakah faktor yang

terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lain. Proses rotasi ini

merupakan kelanjutan dari ekstraksi faktor yang dilakukan sebelumnya, di mana

faktor loading tiap variabel pada masing-masing faktor yang semula kecil semakin

diperkecil, dan faktor yang besar akan semakin diperbesar. Rotasi akan terus

dilakukan jika masih terdapat variabel yang berada di bawah angka pembatas

yang ditetapkan yaitu 0,55.

Tahapan yang selanjutnya adalah penamaan faktor. Tidak ada ketentuan

secara khusus dalam memberikan nama faktor-faktor yang telah dihasilkan.

Penamaan faktor biasanya disesuaikan dengan kesamaan karakteristik dari

masing-masing komponen variabel yang membentuknya. Pada dasarnya tahap

penamaan faktor tidak terlalu diutamakan. Hal yang ditekankan adalah bagaimana

cara mendekati esensi/intisari dari variabel-variabel yang terpisah dan

mengidentifikasi abstraksi yang lebih mendalam untuk menghasilkan jalan cerita

yang lebih komplit untuk melukiskan subyek yang diteliti, dan mungkin jalan

cerita tersebut memberi pengembangan hipotesis lain yang dapat diteliti dalam

lingkup penelitian yang serupa (Kachigan, 1986:393-394).

1.13.2 Kebutuhan Data

Kebutuhan data berisi uraian data yang akan diperlukan dalam analisis.

Kebutuhan data tersebut dapat dilihat pada uraian di bawah ini.

1.13.2.1 Data Primer

Data primer ini diperolah dari pengamatan langsung di lapangan,

angket/kuisioner dan wawancara dengan informan terkait. Sasaran data primer

adalah pengusaha dan pemilik lahan pertanian. Sasaran pengumpulan data primer

melalui kuisioner bagi para pengusaha ditujukan untuk mengetahui latar belakang

para pengusaha dalam pemilihan lokasi industri di zona industri Palur. Sedangkan

bagi pemilik lahan pertanian, data primer diperoleh melalui pembagian kuisioner

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

1.13.2.2 Data Sekunder

Jenis data ini diperoleh melalui studi literatur atau studi pustaka yang

berkaitan dengan kecenderungan perkembangan wilayah studi untuk memperoleh

gambaran awal mengenai lokasi industri di wilayah studi dan untuk memperjelas

permasalahan yang akan dibahas selanjutnya.

Data sekunder ini misalnya dokumen Rencana Tata Ruang Kawasan Palur,

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar, Monografi Kecamatan

Jaten, data-data tentang perindustrian dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan

serta Koperasi Kabupaten Karanganyar, peraturan-peraturan terkait sektor

industri, peta-peta pendukung dan sumber ilmiah mengenai zona industri Palur.

Tabel 1.1

Peta rencana penggunaan lahan Bappeda

Peta penggunaan lahan eksisting Bappeda, digitasi dan plot kondisi eksisting Persebaran dan lokasi industri Disperindagkop Karakteristik fisik dan harga lahan BPN

Sarana dan prasarana Monografi Kecamatan

Analisis proses

Karakteristik segmen pasar yang berkembang

Analisis faktor Varibel-variabel penentu perubahan penggunaan lahan dari sisi

permintaan terkait pertimbangan industri memilih lokasi industri

Kuisioner kepada pengusaha dan pemilik lahan

Varibel-variabel penentu perubahan penggunaan lahan dari sisi

penawaran terkait karakteristik sosial ekonomi masyarakat petani yang menjual lahan (pendapatan, pendidikan, pekerjaan)

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1.13.3 Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data terdiri dari inventarisasi kebutuhan data, baik

data sekunder (data berbentuk peta, laporan atau dokumen yang tersedia di

beberapa instansi atau perpustakaan), maupun data primer (diperoleh langsung

dari beberapa pengusaha/instansi yang terkait dan masyarakat).

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik mendekati sumber informasi dengan

jalan tanya jawab kepada narasumber/informan yang tinggal di zona

industri Palur. Wawancara juga dilakukan terhadap pimpinan dan staf

Bappeda, Disperindagkop, BPN, kantor Kecamatan Jaten, kantor

Kelurahan Ngringo, Kelurahan Sroyo, Kelurahan Brujul, Kelurahan Jetis

dan Kelurahan Dagen, serta lembaga terkait lainnya.

2. Observasi Langsung

Observasi merupakan usaha yang dilakukan untuk memperoleh informasi

tambahan tentang apa yang dilihat, didengar dan diperhatikan pada saat di

lapangan yaitu di zona industri Palur yang terdiri dari lima desa, termasuk

dalam teknik ini adalah pengambilan gambar.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data dari sumber

buku literatur (buku referensi), laporan/penelitian terkait sebelumnya

(seperti skripsi atau jurnal) dan data-data instansional yang diperoleh dari

lembaga pemerintahan (seperti dokumen RTRW Kabupaten Karanganyar,

RTRK Palur, RTRK-RDTRK IKK Jaten, Monografi Kelurahan, UU dan

peraturan-peraturan terkait).

4. Kuisioner

Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang disusun oleh peneliti yang akan

ditujukan untuk dijawab oleh narasumber/responden. Dalam penelitian ini,

yang akan menjadi responden/narasumber adalah perusahaan untuk

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

1.13.4 Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diamati dalam penelitian, atau

dengan kata lain, sampel adalah individu yang diselidiki dalam penelitian. Sampel

diperlukan untik mengefisiensikan waktu, tenaga dan biaya. Dalam studi ini,

sampel dibutuhkan untuk penyebaran kuesioner kepada responden (pengusaha dan

petani). Hasil penyebaran kuisioner kepada responden melalui sampel dapat

dianggap mewakili kondisi seluruh populasi di wilayah studi.

Teknik sampling yang digunakan adalah Sampel Quota. Dalam pemilihan subyek-subyek sampelnya, diambil anggota-anggota sampel sedemikian rupa

sehingga sampel tersebut benar-benar mencerminkan ciri-ciri dari populasi yang

sudah dikenal sebelumnya. Sampel ini selalu melandaskan diri pada

informasi-informasi dan pengetahuan yang telah diperoleh dan dicek mengenai ciri-ciri

khusus satu populasi. Informasi tadi sudah bersifat tetap, jelas dan tidak

diragukan. Subyek-subyek yang dipilih menjadi anggota sampel itu mempunyai

sifat-sifat yang dimiliki oleh populasi tempat sampel untuk ditarik (Kartono,

1996:148).

Dalam penentuan jumlah sampel, yang diambil pada prinsipnya tidak ada

peraturan-peraturan yang ketat untuk secara mutlak menentukan berapa persen

sampel tersebut harus diambil dari populasi. Dalam studi ini, populasi sampel

pengusaha dan sampel pemilik lahan pertanian diasumsikan bersifat relatif

homogen. Setelah diketahui homogen atau tidaknya populasi, kemudian dihitung

besarnya populasi dengan menentukan perbandingann dan perimbangan riil dari

jumlah masing-masing kategori faktor-faktor tadi (Kartono, 1996:135).

1. Untuk Industri

Sampel yang diambil untuk industri adalah sebanyak 41 perusahaan.

Sampel ini diambil berdasarkan perhitungan proporsi dari jumlah

keseluruhan industri yang ada di zona industri Palur. Jumlah sampel

responden pengusaha tidak dibedakan berdasarkan jenis industrinya

(dianggap homogen) dan sampel yang diambil tidak berdasarkan unit per

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

f=

0 : (Singarimbun, 1989:22)

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = derajat kecermatan (0,1)

=

ú + 1

= 70

70.0,1 + 1

= 41 responden

2. Untuk pemilik lahan pertanian

Sampel yang diambil untuk masyarakat pemilik lahan pertanian sebanyak

30, sedangkan kuisioner yang disebarkan untuk mayarakat dibagi secara

merata untuk lima desa, sehingga masing-masing desa ada 6 sampel.

Sampel sebanyak 30 tersebut berdasarkan pertimbangan minimal sampel

distribusi normal yaitu 30 (Sudjana, 1992:32). Hal ini mengingat

terbatasnya data mengenai pemilik lahan pertanian yang menjual lahannya

untuk kepentingan industri. Ciri-ciri dari populasi dianggap homogen yaitu

responden merupakan pemilik lahan pertanian yang bertempat tinggal dan

yang pernah menjual lahan pertaniannya untuk kepentingan industri, di

lokasi pengambilan sampel.

1.14 Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari

lima bab pembahasan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi paparan latar belakang studi, perumusan masalah, tujuan dan

sasaran studi, ruang lingkup dan pembatasan, kerangka pemikiran,

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

BAB II KONSEP-KONSEP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI

Berisi teori-teori yang mendukung pembahasan permasalahan seperti

teori-teori tentang industri, lahan dan alih fungsi/perubahan penggunaan

lahan, serta kebijakan-kebijakan terkait.

BAB III TEMUAN LAPANGAN

Berisi paparan kondisi umum Wilayah Perkotaan Surakarta dan zona

industri Palur, seperti arahan kebijakan pembangunan, kondisi fisik dan

geografis, ekonomi dan kependudukan, karakteristik perkembangan

industri, karakteristik perubahan penggunaan lahan dan karakteristik

permintaan industri.

BAB IV PEMBAHASAN

Berisi hasil analisis luas perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi lahan industri, analisis proses perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi lahan industri, dan analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan

industri dari sisi permintaan oleh dan sisi penawaran .

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan, kelemahan

(41)

22

Sumber: Analisis, 2010

Gambar 1.4 Kerangka Studi Tema :

Alih fungsi lahan

Judul :

Faktor pengaruh perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur Kabupaten Karanganyar

Latar belakang :

· Pertambahan penduduk

· Peningkatan kebutuhan infrastruktur, pelayanan serta lapangan pekerjaan

· Peningkatan kebutuhan lahan, namun luas administrasi tetap

· Persaingan penggunaan lahan

· Perubahan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian di daerah pinggiran/hinterland salah satunya adalah zona industri Palur

Permasalahan :

· Seberapa luas telah terjadi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri yang terjadi di zona industri Palur?

· Bagaiman proses perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri yang terjadi di zona industri Palur?

· Apa saja faktor-faktot serta bobot faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur dilihat dari sisi demand/permintaandan supply/penawaran lahan?

Tujuan :

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur dilihat dari sisi permintaan dan penawaran terhadap lahan

Sasaran :

· Mengidentifikasi perubahan luas lahan pertanian dan lahan industri di zona industri Palur.

· Mengidentifikasi proses perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur

· Mengidentifikasi faktor-faktor demand yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur

· Mengidentifikasi faktor-faktor supply yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi lahan industri di zona industri Palur Tinjauan Teori :

· Tinjauan terhadap industri

· Tinjauan terhadap lahan

· Tinjauan terhadap alih fungsi lahan pertanian

Data :

· Peta rencana penggunaan lahan

· Peta penggunaan lahan eksisting

· Persebaran dan lokasi industri

· Karakteristik fisik dan harga lahan

· Sarana dan prasarana

· Arahan pengembangan zona industri Palur

· Karakteristik aktifitas sosial ekonomi yang berkembang

· Karakteristik segmen pasar yang berkembang

· Varibel-variabel penentu perubahan guna lahan dari sisi permintaan dan penawaran

Analisis :

· Analisis perubahan luas lahan pertanian dan lahan industri, menggunakan metode overlay peta

· Analisis proses perubahan guna lahan pertanian menjadi lahan industri, menggunakan metode kualitatif diskriptif

· Analisis faktor permintaan dan penawaran yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan industri, menggunakan metode analisis faktor

Output :

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23 BAB 2

KONSEP-KONSEP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI

2.4 Tinjauan Umum Industri

Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, industri adalah

kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah

jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk

penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Djoko santoso, 2003:11 membagi industri menjadi empat, yaitu:

1. Industri Rumah Tangga

Seperti industri batik tulis, kerajinan tenun, kerajinan logam, kerajinan

anyaman, kerajinan ukir-ukiran, dan kerajinan tanah liat.

2. Industri Ringan

Seperti industri jenang dodol, industri batik cap, dan industri sepatu.

3. Industri sedang

Seperti industri pakaian jadi dan industri percetakan.

4. Industri Besar

Seperti industri dasar (mesin, besi baja, pemintalan, dan kimia dasar)

Dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor

16/Permen/M/2006, yang dimaksud dengan “zona industri” adalah “bentangan

lahan yang diperuntukan bagi kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang

bersangkutan”.

2.4.1 Aktifitas Industri

Aktifitas industri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yang

berkaitan satu sama lain sebagai suatu sistem produksi. Sistem produksi adalah

gabungan dari beberapa unit/elemen yang saling berhubungan dan saling

menunjang untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Input :

·Bahan baku

·Tenaga kerja

·Modal

Proses produksi Output/ produk Pasar

Secara garis besar sistem produksi industri terbagi menjadi tiga bagian

yaitu input, proses produksi dan output industri. Input sistem produksi terdiri dari

bahan baku, tenaga kerja dan dana. Sedangkan proses produksi meliputi fasilitas,

mesin dan peralatan, serta lingkungan kerja dan output sistem yang berupa produk

yang dihasilkan (Djojodipuro, 1990:7-8).

Dalam faktor yang termasuk input, proses dan output, masih terdapat

faktor lain yaitu berupa permintaan pasar, manajemen perusahaan, lingkungan

eksternal yang meliputi pemerintah, teknologi, perekonomian dan kondisi sosial

politik (David&Russel, 1994:11). Selain itu, Smith (1981:84) menambahkan

bahwa masih terdapat faktor transportasi dan pasar dalam proses produksi

industri.

Transportasi

Sumber : Smith, 1981:24

Gambar 2.1 Sistem Proses Produksi

2.4.2 Kebijakan Pengaturan Lokasi Industri

Penanganan masalah pendirian di suatu daerah melibatkan berbagai

instansi dalam proses perizinannya. Secara umum penanganan dilakukan oleh dua

instansi yang berbeda untuk jenis yang berbeda pula, yakni BKPM/BKPMD

(Badan Koordinasi Penanaman Modal/Daerah) serta Departemen Perindustrian

dan Perdagangan.

Dalam hal pengaturan lokasi industri, proses terjadi pada tingkatan Daerah

Tingkat II. Instansi Pusat dan Dati I, tidak memiliki kebijaksanaan pengalokasian

khusus karena hanya mengeluarkan Persetujuan Prinsip Usaha dan Izin Usaha

Tetap (IUT). Mengenai persetujuan lokasi industri, instansi ini berpedoman pada

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

pada Rencana Tata Ruang yang telah ada. Adapun jenis dan proses pengaturan

lokasi dapat dilihat dari gambar berikut.

Sumber : Keppres No.41 tahun 1996

Gambar 2.2

Bagan Proses Pengaturan Lokasi Industri

Bagan tersebut menunjukkan bahwa lokasi industri sangat bergantung dari

kualitas rencana tata ruang yang ada, dan pemerataan pertumbuhan industri akan

sulit terjadi. Bila perencana dan pemda salah menetapkan rencana pengalokasian

kegiatan industri, maka dampak apapun akan terjadi. Padahal posisi pemerintah

pusat dalam mempengaruhi lokasi kegiatan ekonomi sangat penting.

2.4.3 Teori Lokasi

2.4.3.1Teori Alfred Weber

Pemilihan lokasi industri menurut Weber didasarkan pada prinsip

meminimalisasi biaya. Weber mengatakan bahwa lokasi setiap industri tergantung

Izin UUG oleh sekwilda dati II a.n. Bupati/

Walikota

· Izin Usaha Tetap

· Izin tenaga kerja asing

Perusahaan di dalam

Izin lokasi oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kodya

sesuai RTR

Izin lokasi oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kodya

Gambar

Tabel 1.1 Kebutuhan Data
  Gambar 1.4 Kerangka Studi
Gambar 2.1 Sistem Proses Produksi
  Gambar 2.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

mempengaruhi permintaan dan penawaran komoditi padi serta konversi lahan sawah. ke penggunaan non pertanian dan juga dampak konversi lahan

Untuk menentukan perubahan penggunaan lahan yang mengacu terhadap zona nilai tanah dapat dilakukan dengan overlay peta penggunaan lahan tiap tahunnya dengan peta zona

Perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian menjadi non pertanian banyak terjadi di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Penelitian ini dilakukan dengan mengambil kurun waktu

Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi, oleh sebab itu tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis

Pertumbuhan industri sangat berpengaruh terhadap tingkat alih fungsi lahan pertanian, karena industri memerlukan bangunan fisik untuk melakukan aktifitas

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi keputusan petani mengkonversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian yang

Jenis la han yang dialihfungsikan m enjadi pertam bangan batukapur dikedua desa sebagia n besar m erupakan lahan sem ak belukar, tetapi perubahan laha n pertanian m

Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian di Desa Kuwu yaitu usia petani, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, pendapatan