PEMERINTAH KOTA CIMAHI (PEMKOT)
(dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyusun tugas akhir)
Disusun Oleh :
Ryvia Tisha Destiarum
21110106
4-AK3
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 5
1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 6
1.3.1 Tujuan ... 6
1.3.2 Manfaat ... 6
1.4 Metode Kerja Praktek ... ... 7
1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 8
1.5.1 Lokasi Kerja Praktek ... 8
1.5.2 Waktu Kerja Praktek ... 8
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Pemerintah Kota Cimahi ... 10
2.2 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Cimahi ... 12
2.3 Deskripsi Jabatan Pemerintah Kota Cimahi ... 13
3.1.1 Pengertian Prosedur ... 30
3.3.2 Pengertian SPJ ... 31
3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek ... 32
3.2.1 Prosedur Penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
Pengeluaran Fungsional Pemerintah Kota Cimahi... 32
3.2.2 Dokumen, catatan, dan Laporan yang Digunakan ... 36
3.3 Pembahasan Kerja Praktek ... 37
3.3.1 Analisis Prosedur Penyusunan Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran Fungsional
Pemerintah Kota Cimahi... 37
3.3.2 Ananlisis Dokumen, catatan, dan Laporan yang
Digunakan ... 38
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan ... 40
4.2 Saran ... 40
A. Struktur Pemerintah Kota Cimahi... L-1
B. Contoh Format Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
Pengeluaran Pembantu... L-2
C. Contoh Format Surat Pertanggungjawabn (SPJ)
Pengeluaran... L-4
D. Contoh Format Kertas Kerja Verifikasi SPJ... L-6
E. Contoh Format Register Penerimaan Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran... L-8
F. Contoh Format Register Pengesahan Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran... L-9
G. Contoh format Register Penolakan Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran... L-9
H. Format Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran
Fungsioanal Bagian Keuangan Sekertariat Daerah
Pemerintah Kota Cimahi... L-10
I. Dokumen Pendukung
I.1 Contoh Format Kuitansi... L-19
I.2 Contoh Format Buku Kas Umum Pengeluaran... L-20
I.3 Contoh Format Buku Pembantu Simpanan/Bank... L-21
I.5 Contoh Format Buku Pembantu Pajak... L-22
I.6 Contoh Format Buku Pembantu Pengeluaran Per
L. Surat Pengantar dari Kesbang Pemerintah Kota Cimahi... L-26
M. Kartu Absensi Kegiatan Kerja Praktek... L-27
N. Surat Keterangan Nilai Kerja Praktek dari Instansi... L-28
Ketentuan Umum Undang-undang No.33 Tahun 2004 Pasal 1 Poin 18.
Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 13 dan No. 59 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pemerintah.
Undang-undang Nomor. 32 Pasal 157 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. undang Nomor. 34 Pasal 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Cecil Gillespie La. Midjan dan Azhar Susanto 2010 Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Jakarta: Salemba Empat
Nama : Ryvia Tisha Destiarum
Tempat Tanggal Lahir : Cimahi, 21 Desember 1991
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Alamat : Jl. Bina Lestari No 07 RT02/16 Buciper
II. Data Formal
1. Taman Kanak-Kanak An-Nur tahun 1996 - 1998.
2. Sekolah Dasar Negeri Karsawinaya tahun 1998 - 2004.
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 05 Cimahi tahun 2004 - 2007.
4. Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Cimahi tahun 2007 - 2010.
5. Terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi Program
Studi (S1) Akuntansi tahun 2010.
Bandung, Desember 2013
Yang bersangkutan
Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas segala karunia dan ridhoNya, serta shalawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja
Praktek (KKP) ini dengan baik.
Penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang berjudul “Tinjauan
Atas Prosedur Penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Bagian Keuangan
Pemerintah Kota Cimahi”, ini disusun sebagai salah satu syarat matakuliah dan
kelulusan.
Dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini, penulis
menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan,
kemampuan, serta pengalaman penulis. Namun penulis mengharapkan semoga
Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dapat memberi manfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pihak lain yang memerlukan.
Atas segala petunjuk dan bimbingan yang telah penulis dapatkan maka
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto,Msc, Selaku Rektor Universitas Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini,SE.,Spec.Lic ,M.Si, Selaku Dekan Fakultas
mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat selesai.
4. Lilis Puspitawati, SE.,M.Si.,Ak.CA Selaku Koordinator Kerja Praktek
Universitas Komputer Indonesia.
5. WatiArisAstuti, SE.,M.Si Selaku Dosen Wali kelas Ak 3.
6. Pak Fachmi Selaku Pembimbing, Pak Nandang, Ibu Eva, pak Achmad yang
telah meluangkan waktunya untuk membantu penulisan dalam memberikan
data, informasi, serta pengarahan dalam penyusunan laporan ini serta seluruh
Staf dan Karyawan Bag Keuangan Pemerintah Kota Cimahi.
7. Terimakasih buat Dikri yang sudah membantu dan mendukung dalam
mengerjakan Laporan Kerja Praktek ini.
8. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril
maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti yang diberikan kepada
penulis untuk keberhasilan penulis, serta teh Lilis terimakasih atas segala
bantuannya, arahan, perhatian, dan tumpangannya.
9. Sahabat-sahabatku terimakasih atas bantuan, tumpangan, dukungan, serta
memberikan semangat dalam penulisan laporan ini, serta teman-teman
Akuntansi Angkatan 2010 khususnya kelas AK-3, terima kasih atas
kebersamaannya.
10. Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan laporan
membaca.
Akhir kata, semoga kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amien.
Bandung, Desember 2009 Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang kerja praktek
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan sebuah negara
yang kaya akan budaya, bangsa yang beraneka ragam suku, dan kaya akan
hasil sumber alam yang subur. Seperti yang telah kita ketahui, kekayaan
Negara yang dikelola pemerintahan adalah dana yang sangat besar
jumlahnya. Dimulai ketika runtuhnya era reformasi, masyarakat Indonesia
menjadi lebih cerdas dan kritis terhadap langkah-langkah dan kebijakan
yang dikeluarkan oleh pemrinytah. Masyarakat selalu menuntut sikap
transparansi dan akuntabel dari kegiatan yang dilakukan pemerintah,
dengan pengelolaan keuangan yang dijadikan tolak ukurnya.
Pertanggungjawaban atas penggunaan dan penyelenggara
seharusnya didukung dengan perencanaan yang lebih tinggi tepat agar
pendistribusian dan menjadi merata dan efektif pada semua pihak dan
sektor publik sehingga dana tersebut berguna dan bermanfaat sehingga
dana dapat dipertanggungjawabkan. Setiap instansi wajib segera
menyelesaikan perbendaharaan dan ganti rugi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Begitu pula dengan Pemerintah Kota Cimahi yang notabennya
adalah daerah pemekaran, harus mampu bahkan harus lebih baik dalam
sikap transparan dan akuntabilitas yang dilakukan Pemerintah Kota
Cimahi adalah penatausahaan atas penerimaan dan belanja daerah yang
dilakukan oleh tiap-tiap SKPD. Demi mendukung pertanggungjawaban
atas belanja daerah maka Pemerintah Kota Cimahi mengeluarkan
peraturan daerah no. 11 tentang pengelolaan keuangan daerah. Atas
adanya peraturan daerah tersebut maka tiap-tiap SKPD harus dapat
menatausahan dan mempertanggungjawabkan belanjanya.
Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah disusun
dalam rangka memenuhi amanat Peraturan Perundang-undangan dan
sebagai acuan serta pedoman teknis bagi aparat pemerintah kota Cimahi
dalam rangka pedoman pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah sebagai
penjabaran peraturan perundangan-undangan yang mengatur tentang
pengelolaan keuangan daerah. Dalam pelaksanaan pengeloalaan keuangan
daerah di tetapkan pejabat dan pelaksana pengelola keuangan
daerah.Pejabat dan pelaksana pengelola keuangan daerah mempunyai
tugas dan wewenang sesuai peraturan perundangan-undangan berlaku.
Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah Indonesia
memerlukan sumber daya manusia dan alat yang dapat mengolah,
mengatur, dan memanfaatkan kelebihan yang sudah tersedia ini agar
bangsa Indonesia menjadi lebih baik dalam berbagai bidang dan menjadi
negara yang berkembang dan sejajar dengan negara-negara lain.
Prosedur Perencanaan Daerah Tahunan terdiri dari: Rencana Kerja
Daerah (RK SKPD). Dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) diperlukan
DPA-SKPD (Dokumen pelaksanaan Anggara – Satuan Kerja Perangkat Daerah),
yaitu merupakan dokumen yang memuat pendapat, belanja dan
pembiayaan serta informasi perkiraan pendapatan dan rencana penarikan
dana untuk pengeluaran-pengeluaran yang membutuhkan tiap-tiap SKPD.
Selain DPA SKPD di perlukan juga anggaran kas untuk mengatur
persedian dana yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam
suatu periode tertentu. Kemudian ada perubahan APBD yang merupakan
penyesuaian capaian target kinerja atau perkiraan rencana keuangan
tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama antara
pemerintah kota dengan DPRD serta ditetapkan dengan peraturan daerah.
Konsekuensi dari keterlibatan pemerintah dalam perekonomian
untuk mewujudkan tujuan tersebut pemerintah membutuhkan aparat
investigasiprasarana dan saran melalui kebijaksanaan pengeluaran
pemerintahan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah harus
mencari sumber dana operasional dalam bidang keungan dan dituangkan
dalam rencana kerja tahunan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD).
Prosedur penata usahaan keuangan daerah terdiri dari prosedur
penerimaan dan pengeluaran yang terdapat dalam PERATURAN
MENTERI DALAM NEGERI, NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG
Untuk mempertanggungjawabkan dana yang ada stiap pengeluaran
diperlukan surat pertanggungjawaban (SPJ) surat tersebut digunakan untuk
bukti dan pertanggungjawaban atas dan yang sudah dikeluarkan dan
digunakan. Penulis yang melakukan kerja praktek di Sub Bag Verifkasi
dan Akuntansi Bagian Keuangan Sekertariat Keuangan Daerah Pemerintah
Kota Cimahi, masih banyak menemukan SKPD yang tidak dapat secara
benar dalam melaporkan SPJ nya. Masih banyak kesalah – keslahan
seperti pembuatan format maupun tidak disertakan bukti transaksi, dan
masih ditemukannya keterlambtan dalam penyerahan SPJ.
Namun ada pula fenomena sejumlah satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) di Pemerintah Kota Cimahi dianggap melakukan kekeliruan
dalam penyusunan anggaran surat pertanggung jawaban (SPJ) yang tidak
sesuai perundang-undangan. Anggaran tersebut mencapai ratusan
juta rupiah, sehingga wajib dikembalikan ke kas daerah. Dijelaskan,
secara standar akuntasi tiap SKPD sudah cukup bagus. Hanya saja, para
SKPD tersebut perlu pembenahan di internal terutama dalam hal
penyusunan SPJ. "Ada sejumlah prosedural yang dilanggar, dan itu kita
terus pertanyakan," ucap legislator dari Partai Demokrat ini tanpa
menyebut nama-nama SKPD tersebut. Supriadi juga membeberkan,
beberapa dana bantuan sosial (bansos) juga termasuk yang belum
disampaikan surat pertanggungjawabannya (SPJ). "Kalau bansos sih
sebenarnya tidak ada masalah. Yang lebih penting si penerimanya harus
pemahaman peraturan perundang-undangan yang belum maksimal di
beberapa SKPD. "Mereka (SKPD) masih ada yang belum paham prosedur
dan mekanisme pengelolaan keuangan. Sistem pengendalian internal
di tiap SKPD juga patut dibenahi," sebutnya. Tim pansus meminta,
sebelum 60 hari tiap SKPD sudah harus tuntas menyampaikan SPJ
tersebut. "Bila ada SKPD yang lambat, tentu memengaruhi SKPD lainnya.
Padahal untuk menyiapkan SPJ itu saya rasa tidak sulit dan bisa
diselesaikan tepat waktu. Tapi, kenyataannya hingga saat ini SPJ belum
rampung semua sehingga bagian keuangan sendiri belum bisa
mengirimkan full data pencairan ke pusat," jelas Supriadi. Kendati
demikian, pansus menilai pihak eksekutif cukup kooperatif dalam
menyampaikan SPJ tersebut. "Semua permasalahan bisa mereka
sampaikan dengan baik. Kondisi itu tentu akan memudahkan legislatif dan
eksekutif mencari solusi. Karena kalau tidak rinci melaporkannya,
dikhawatirkan di BPK akan berbuntut panjang sehingga nantinya bisa kena
pada dinas yang bersangkutan," tandasnya.
(Sumber : Galamedia . Penyusunan Anggaran SPJ SKPD Keliru Rabu, 03
Juli 2013).
Hasil dari peneitian tersebut dituangkan dalam Laporan Kerja
Praktek dengan judul : “Tinjauan Pertanggungjawaban (SPJ) dan pada Bagian keuangan Pemerintah Kota Cimahi “.
Maksud dari laporan kerja praktek adalah untuk mendapatkan data
mengenai prosedur pelaporan Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
pelaksanaan APBD di pemerintah kota Cimahi. Sedangkan tujuan dari
laporan kerja praktek adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui prosedur pelaporan Surat Pertanggungjawaban
(SPJ) pelaksanaan APBD di Bagian Keuangan Pemerintah Kota Cimahi
2. Mengetahui Dokumen, catatan dan laporan apa yang digunakan pada
pelaporan Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
1.3 Kegunaan Kerja Praktek 1.3.1 Tujuan
Dengan melakukan kerja praktek pada Sub Bagian Verifikasi bukti
dan Akuntansi Bagian Keuangan Sekertariatan Pemerintah Kota Cimahi,
penulis dapat mengetahui aktivitas yang terjadi dalam suatu instansi
pemerintah daerah terutama dalam hal Pentausahaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan, khususnya prosedur penyusunan SPJ
pengeluaran Fungsional.
1.3.2 Manfaat 1. Bagi Penulis
a. Kerja praktek ini membantu dalam proses adaptasi yang
b. Menambhan wawasan mengenai tata cara pengelolaan keuangan
daerah di dunia nyata.
c. Mengetahui prosedur penyusunan SPJ pengeluaran Fungsional
Pemerintah Kota Cimahi.
2. Bagi Akademis
Pelaksanaan kerja praktek ini dapat menjadi masukan kepada pihak
program studi akuntansi mengenai kasus-kasus nyata yang terjadi di
instansi pemerintahan, yang kemudian dapat diakomodasi atau
diadaptasi kedalam proses pengajaran melalui mata kuliah terkait.
3. Bagi Pemerintah Kota Cimahi
Membantu pelaksanaan pekerjaan teknis yang berhubungan dengan
penyusunan SPJ pengeluara Fungsional Pemerintah Kota Cimahi.
Dengan berpedoman kepada standar Akuntansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, dapat dilihat
apakah Penyusunan SPJ pengeluaran Fungsioanal di Pemerintah Kota
Cimahi telah sesuai.
1.4 Metode Kerja Praktek
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk
mendapatkan dan mengumpulkan data adalah sebagai berikut:
Yaitu pengumpulan data dan informasi yang dilakukan secara langsung
pada objek penelitian. Studi lapangan dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Wawancara (Interview)
Penulis mengadakan tanya jawab secara langsung baik secara
formal maupun non formal dengan pihak-pihak yang terkait salah
satunya dengan staf bagian keuangan dalam permasalahan yang
akan dibahas dalam penulisan laporan kerja praktek, yaitu
mengenai Prosedur peyusunan laporan pertanggungjawaban
bulanan (SPJ) pada bagian keuangan pemerintah kota cimahi.
b. Dokumen
Penulis mendapatkan dokumen hardcopy berupa struktur organisasi
perusahaan, softcopy berupa contoh dokumen formulir berupa
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-DAERAH), formulir berupa
Surat Ketetapan Retribusi(SKR), Formulir beruapa Surat Tanda
Setoran (STS), Bagan alir bendahara penerimaan dan pengeluaran,
formulir Surat pertanggungjawaban Penerimaan Fungsional, Buku
Kas Umum Penerimaan Pembantu, Surat pertanggungjawaban
penerimaan, SPJ pengeluaran.
Lokasi penulis melaksanakan Kerja Praktek ini adalah di Bagian
Keuangan Pemerintah kota Cimahi Jln. Rd. Demang Hardjakusumah Blok
Jati Cihanjuang Cimahi 40513.
1.5.2 Waktu Kerja Praktek
Adapun waktu kerja praktek, dilaksanakan dari mulai tanggal 15
Juli 2013 sampai dengan 15 Agustus 2013, masuk setiap hari Senin
sampai dengan Jumat mulai pukul 08.00 – 16.00.
Aktivitas Kerja Praktek
Jadwal Kegiatan Dalam Penulisan Lap. KKP
NO. KEGIATAN
2013
JUL AGUSTUS SEPT OKTO NOV
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Mengajukan Permohonan KKP
2. Mencari Tempat KKP
3. Pelaksanaan KKP
4. Mengajukan Judul
6. Pengolahan Data
7. Membuat Lap. KKP
8. Bimbingan Lap. KKP
a. Judul
b. BAB I
c. BAB II
d. BAB III
2.1 Sejarah Singkat Pemerintah Kota Cimahi
Cimahi mulai dikenal pada tahun 1811, Gubernur Jendral Willem
Daendels membuat jalan Anyer – Panaruka, dengan dubuatnya pos
penjagaan (loJi) di Alun-alun Cimahi sekarang. Tahun 1874 – 1893,
dilaksanakan pembuatan jalan kereta api Bandung – Cianjur sekaligus
pembuatan stasiun kereta api Cimahi. Tahun 1886 dimulainya
pembangunan pusat pendidikan militer dan fasilitas lainnya (RS Dustira,
rumah tahanan militer, dl). Tahun 1935, Cimahi menjadi kecamatn
(lampiran saat blad tahun 1935). Tahun 1962 dibentuk setingkat
kewedanaan meliputi 4 kecamatan : Cimahi, Padalarang, Batujajar, dan
Cipatat. Tahun 1977, ditingkatkan menjadai kota administratip (pp no. 29
tahun 1976), diresmikannya pada tangggal 29 Januari 1976, merupakan
Kotip prtama di Jawa arat dan ketiga di Indonesia. Tahun 2001
ditingkatkan statusnya menjadi kota otonom.
Cimahi yang berasal dari status kecamatan yang berada di wilayah
Kabupaten Bandung sesuai dengan perkembangan dan kemajuan maka
berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974
tentang Pemerintah dan Otonomi Daerah dan Perturan Pemerintah Nomor
29 Tahun 1975 tentang Pembentukan Kota Administratif yang berada di
yang bertanggungjawab kepada Bupati Kepala Daerah Kabupaten
Bandung. Kota Administratif Cimahi dengan luas wilayah keseluruhan
mencapai 4.025,73 Ha, yang merupakan bagian dari kabupaten dalam
lingkungan Propinsi Jawa Barat.
Cimahi telah menunjukanperkembangan yang pesat, khususnya
dibidang pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jumlah penduduk,
yang pada tahun 1990 berjumlah 290.202 jiwa dan pada tahun 2000
meningkat menjadi 352.005 jika dengan pertumbuhan rata-rata 2,12% per
tahun. Hal ini mengakibatkan bertambahnya beban tugan dan Wewenang
kerja dalam penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan dan
pelayanan kemasyarakatan dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan
kesejateraan masyarakat di wilayah Cimahi. Kota Administratif Cimahi,
sebagaimana diatur dalam Perturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1975
tentang Pembentukan Kota Administratif Cimahi.
Kewenangan Kota Cimahi sebagai Otonom Daerah mencakup
seluruh kewenangan bidang pemerintah, termasuk kewenangan wajib yaitu
pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, perhubungan,
industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup,
pertahanan, koperasi dan tenaga kerja kecuali bidang politik luar negeri,
pertahanan keamanan, peradilan, moneter fisikal, agama serta kewenangan
bidang lain sesuai dengan praturan Perundnag-undangan Nomor 1 Tahun
2.2 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Cimahi
Bagian keuangan memiliki seorang kepala bagian tugas pokok
merencanakan operasional, mengelola, mengkoordinasikan,
mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan program dan kegiatan:
1. Kepala Daerah Pemerintah Kota Cimahi yang disebut dengan
B. Asisten Perekonomian dan Pembangunan
a) Bagian Administrasi Perekonomian.
b) Bagian Administrasi Pembangunan.
c) Bagian Administrasi Kesejahteraan Pembangunan.
C. Asisten Administrasi Umum.
a) Bagian Perlengkapan.
b) Bagian Humas dan Protokol.
c) Bagian Keuangan.
d) Bagian Umum.
3. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Kota.
4. Dinas Daerah.
6. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
7. Satuan Polisi Pamong Praja.
8. Kecamatan.
2.3 Deskripsi Jabatan Pemerintah Kota Cimahi
Kota Cimahi sebagai daerah otonom diberi kewenangan melalui
UU No.9 Tahun 2001, dengan maksud agar lebih meningkatkan
kemampuannya di dalam pengelolaan administrasi pemerintahan dan
pembangunan serta masyarakatkan sebagai perwujudan mengatur urusan
yang dimiliki pemerintah daerah dalam rangka otonomi daerah yang luas,
nyata dan bertanggungjawab.
Untuk mendukung maksud tersebut, terutama dalam rangka
kelancaran tugas umum pemerintahan dan pembangunan serta
kemasyarakatan, maka disusun struktur organisasi perangkat Pemerintah
Kota Cimahi yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun
2003 dengan susunan sebagai berikut:
1. Kepala Daerah Pemerintah Kota Cimahi yang disebut dengan Walikota, yaitu unsur pimpinan. Dalam pelaksanaannya walikota
melaksanakan tugasnya sebagai berikut:
1) Memimpin dan mengoordinasikan seluruh kegiatan tugas
unsur-unsur pemerintah wilayah Kota Cimahi.
2) Membantu rencana anggaran belanja pemerintah wilayah
bahan penyusunan RAPBD Kota Cimahi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3) Membuat program kerja pelaksanaan operasional pemerintah
wilayah Kota Cimahi.
4) Melakukan koordinasi dengan semua instansi pemerintah maupun
swasta dalam rangka melaksanakan tugas di bidang
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5) Melakukan pengendalian dan pemantauan terhadap
pelaksanaan pembangunan dalam wilayah Pemerintah Kota
Cimahi.
6) Melakukan pembinaan tehadap kegiatan pemerintahan kecamatan
dan kelurahan dalam wilayah Pemerintah Kota Cimahi.
7) Membina dan memelihara terus menerus kemampuan berprestasi
dan koordinasi kerja dari para pejabat dan pegawai lainnya di
lingkungan Pemerintah Kota Cimahi
2. Sekretaris Daerah Kota Cimahi dipimpin oleh seorang sekretaris yang disebut dengan sekrataris daerah. Adapun tugas-tugasnya
sebagai berikut:
1) Membantu tugas-tugas walikota guna memudahkan kelancaran
dan keberhasilan dalam penyelengaraan pemerintah,
2) Memimpin dan mengoordinasikan seluruh kegiatan
pelaksanaan tugas bagian-bagian di lingkungan sekretariat
daerah yang berada di bawah naungan pemerintah wilayah Kota
Cimahi .
3) Menyelengarakan penyusunan rencana anggaran pemerintah
wilayah Kota Cimahi unutk kegiatan rutin dan pembangunan.
4) Mengoordinasikan penyusunan program kerja pelaksanaan
operasional pemerintah wilayah Kota Cimahi.
5) Menyelenggarakan dan membina kegiatan administratif
kepegawaian, keuangan, perlengkapan, urusan rumah tangga
dan perjalanan dinas dalam lingkungan Pemerintah Kota
Cimahi.
6) Memberikan pelayanan teknis administrasi kepada walikota
dan semua unit kerja atau unsur-unsur pemerintah wilayah Kota
Cimahi.
7) Membina dan memelihara terus menerus kemampuan
berprestasi para pegawai di lingkungan sekretariat daerah Kota
Cimahi.
8) Menyiapkan laporan pelaksanaan tugas walikota.
A. Asisten Pemerintah
Asisten Pemerintahan Kota Cimahi mempunyai tugas pokok
membantu Sekretaris Daerah dalam mengoordinasikan kegiatan
bidang pemerintahan, hukum, humas dan protokol.
Fungsi dari Asisten Pemerintahan Kota Cimahi :
1. Penyusunan kebijakan di bidang pemerintahan, hukum, humas dan
protokol;
2. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang pemerintahan,
hukum, humas dan protokol;
3. Penyelenggaraan kebijakan bidang pemerintahan, hukum, humas
dan protokol;
4. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pemerintahan, hukum, humas dan protokol;
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Asisten pemerintah Kota Cimahi mencakup beberapa bagian, yaitu :
a) Bagian Pemerintah
Tugas pokok dari bagian Pemerintahan yaitu merencanakan
operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan,
mengevaluasi dan melaporkan program dan kegiatan di bidang
pemerintahan.
1. Penyusunan bahan kebijakan pemerintahan daerah dibidang
pemerintahan;
2. Penyelenggaraan tugas bidang keuangan yang meliputi
pemerintahan umum, perangkat kewilayahan dan pertanahan;
3. Pengaturan program dan kegiatan keuangan yang meliputi
pemerintahan umum, perangkat kewilayahan dan pertanahan;
4. Pengevaluasian pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan
yang meliputi pemerintahan umum, perangkat kewilayahan dan
pertanahan;
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
b) Bagian Hukum
Bagian hukum mempunyai tugas pokok merencanakan
operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan,
mengevaluasi dan melaporkan program dan kegiatan di bidang
hukum.
Fungsi dari bagian Hukum, yaitu :
1. Penyusunan bahan kebijakan pemerintahan daerah dibidang
hukum;
2. Penyelenggaraan tugas bidang hukum yang meliputi
perundang-undangan, jaringan dokumentasi informasi dan penyuluhan,
3. Pengaturan program dan kegiatan hukum yang meliputi
perundang-undangan, jaringan dokumentasi informasi dan penyuluhan,
bantuan hukum dan HAM;
4. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan yang meliputi
perundang-undangan, jaringan dokumentasi informasi dan
penyuluhan, bantuan hukum dan HAM.
c) Bagian Organisasi
Bagian organisasi mempunyai tugas pokok merencanakan
operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan,
mengevaluasi dan melaporkan program dan kegiatan di bidang
kelembagaan, ketatalaksanaan, analisis jabatan dan formasi jabatan.
Fungsi dari Bagian Organisasi, yaitu :
1. Penyusunan bahan kebijakan penyusunan bahan kebijakan
pemerintahan daerah dibidang kelembagaan, ketatalaksanaan,
analisis jabatan dan formasi jabatan;
2. Penyelenggaraan tugas bidang organisasi yang meliputi
kelembagaan, ketatalaksanaan, analisis jabatan dan formasi jabatan;
3. Pengaturan program dan kegiatan organisasi yang meliputi
kelembagaan, ketatalaksanaan, analisis jabatan dan formasi jabatan;
4. Pengevaluasian pelaksanaan program dan kegiatan yang meliputi
B. Asisten Perekonomian dan Pembangunan
Asisten Perekonomian dan Pembangunan mempunyai tugas
pokok Perekonomian membantu Sekretaris Daerah dalam
mengoordinasikan kegiatan bidang Perekonomian dan Pembangunan.
Fungsi dari Asisten Perekonomian dan Pembangunan, yaitu :
1. Penyusunan kebijakan di bidang administrasi perekonomian,
pengendalian pembangunan dan kesejahteraan rakyat;
2. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang administrasi
perekonomian, pengendalian pembangunan dan kesejahteraan
rakyat;
3. Penyelenggaraan kebijakan bidang administrasi perekonomian,
pengendalian pembangunan dan kesejahteraan rakyat;
4. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang
administrasi perekonomian, pengendalian pembangunan dan
kesejahteraan rakyat;
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan mencakup beberapa
bagian, yaitu :
a) Bagian Administrasi Perekonomian
Bagian Administrasi Perekonomian mempunyai tugas pokok
mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan program dan kegiatan
di bidang Administrasi Perekonomian.
Fungsi dari bagian Administrasi Perekonomian, yaitu :
1. Penyusunan bahan kebijakan pemerintahan daerah dibidang
Administrasi Perekonomian;
2. Penyelenggaraan tugas bidang Adminstrasi Perekonomian yang
meliputi Administrasi Sarana dan Lembaga Perekonomian serta
Administrasi Usaha Perekonomian;
3. Pengaturan program dan kegiatan organisasi yang meliputi
Administrasi Sarana dan Lembaga Perekonomian, Administrasi
Usaha Perekonomian;
4. Pengevaluasian pelaksanaan program dan kegiatan yang meliputi
Administrasi. Sarana dan Lembaga Perekonomian, Administrasi
Usaha Perekonomian;
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
b) Bagian Administrasi Pembangunan
Bagian Administrasi Pembangunan mempunyai tugas
pokok merencanakan operasional, mengelola, mengoordinasikan,
mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan program dan kegiatan
di bidang pengendalian pembangunan.
1. Penyusunan bahan kebijakan pemerintahan daerah dibidang
pengendalian pembangunan;
2. Penyelenggaraan tugas bidang pengendalian pembangunan yang
meliputi administrasi program dan pengendalian program;
3. Pengaturan program dan kegiatan organisasi yang meliputi
administrasi program dan pengendalian program;
4. Pengevaluasian pelaksanaan program dan kegiatan yang meliputi
administrasi program dan pengendalian program.
c) Bagian Kesejahteraan Rakyat
Bagian ksejahteraan rakyat mempunyai tugas pokok
merencanakan operasional, mengelola, mengoordinasikan,
mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan program dan kegiatan
di bidang kesejahteraan rakyat.
Fungsi dari bagian Kesejahteraan Rakyat, yaitu :
1. Penyusunan bahan kebijakan penyusunan bahan kebijakan
pemerintahan daerah dibidang kesejahteraan rakyat;
2. Penyelenggaraan tugas bidang kesejahteran rakyat yang meliputi
administrasi agama, pendidikan, pemuda dan olahraga,
administrasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dan sosial
dan administrasi tenaga kerja;
3. Pengaturan program dan kegiatan organisasi yang meliputi
administrasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dan sosial
dan administrasi tenaga kerja;
4. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan yang meliputi
administrasi agama, pendidikan, pemuda dan olahraga,
administrasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dan sosial
dan administrasi tenaga kerja.
C. Asisten Administrasi Umum
Asisten Administrasi Umum mempunyai tugas pokok
membantu Sekretaris Daerah dalam mengkoordinasikan kegiatan
bidang Administrasi Umum.
Fungsi dari bagian Asisten administrasi Umum, yaitu :
1. Penyusunan kebijakan di bidang organisasi, keuangan,
pengelolaan aset dan umum;
2. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang organisasi,
keuangan, pengelolaan aset dan umum;
3. Penyelenggaraan kebijakan bidang organisasi, keuangan,
pengelolaan aset dan umum;
4. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang
organisasi, keuangan, pengelolaan aset dan umum;
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
Asisten Administrasi Umum mencakup beberapa bagian, yaitu :
a) Bagian Perlengkapan dan Bagian Umum
Bagian perlengkapan dan Bagian Umum mempunyai tugas
pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas, dan
mengontrol kegiatan umum dan perlengkapan lingkup sekretariat
daerah.
Fungsi dari bagian perlengkapan dan bagian umum, yaitu :
1. Perencanaan kegiatan umum dan perlengkapan lingkup sekretariat
daerah;
2. Pelaksanaan kegiatan umum dan perlengkapan sekretariat daerah;
3. Pembagian tugas kegiatan umum dan perlengkapan sekretariat
daerah;
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
b) Bagian Humas dan Protokol
Bagian humas dan protokol mempunyai tugas pokok
merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas, dan
mengontrol kegiatan di bidang Humas dan Protokol
Fungsi dari bagian perlengkapan dan bagian umum, yaitu :
1. Perencanaan kegiatan Humas dan Protokol;
2. Pelaksanaan kegiatan Humas dan Protokol;
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
c) Bagian Keuangan
Bagian keuangan mempunyai tugas pokok merencanakan
operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan,
mengevaluasi dan melaporkan program dan kegiatan di bidang
keuangan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di
atas, Bagian Keuangan mempunyai fungsi:
1. Penyusunan bahan kebijakan pemerintahan daerah di bidang
keuangan.
2. Penyelanggaraan tugas di bagian keuangan meliputi anggaran,
perbendaharaan, verifikasi dan akuntansi
3. Pengaturan dan pengendalian program dan kegiatan bagian
keuangan yang meliputi anggaran, perbendaharaan ,verifiksi dan
akuntansi
4. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan
di bagian keuangan yang meliputi anggaran, perbendaharaan,
verifikasi dan akuntansi.
Kewenangan bagian keuangan selaku PPKD (Pejabat Pembuat
Komitmen Daerah) dan melaksanakan fungsinya selaku BUD
(Bendahara Umum Daerah),sebagaimana yang diamanatkan didalam
Daerah,serta Peraturan menteri Dalam Negeri No 13 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah adalah:
1. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah) ;
2. Mengesahkan DPA-SKPD(Dokumen Pelaksanaan
Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah);
3. Melakukan pengendalian pelaksanan APBD (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah) ;
4. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan
pengeluaran kas daerah ;
5. Melaksanakan pemungutan pajak daerah ;
6. Menetapkan SPD (Surat Pencairan Dana) ;
7. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas
nama pemerintah daerah ;
8. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah ;
9. Menyajikan informasi keuangan daerah ;
10.Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta
penghapusan barang milik daerah.
3. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Kota. Merupakan unsur pelayan terhadap DPRD Kota, dipimpin oleh
seorang sekretaris yang bertanggungjawab kepada pimpinan DPRD dan
DPRD mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan administratif
kepada pimpinan dan anggota DPRD.
Sekretariat DPRD mempunyai fungsi:
a. Fasilitas rapat pimpinan dan anggota DPRD.
b. Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perjalanan dinas anggota
DPRD kota.
c. Pengelolaan tata usaha DPRD Kota
4. Dinas Daerah
Adalah unsur pelaksana pemerintah kota, dipimpin oleh seorang
kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada walikota
melalui sekretaris daerah. Dinas kota mempunyai tugas pokok
melaksanakan kewenangan otonomi daerah kota dalam rangka
pelaksanaan tugas desentralisasi. Untuk menyelenggarakan tugas
pokoknya, dinas daerah mempunyai tugas:
a. Perumusan kebijakan teknis operasional sesuai dengan lingkup
tugasnya..
b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum.
c. Pembinaan terhadap unit pelayanan teknis dinas dalam lingkup
tugasnya
5. Lembaga Teknis Daerah
Merupakan unsur penunjang pemerintah kota yang dipimpin oleh
seorang kepala, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
tugas pokok membantu walikota dalam penyelenggaraan pemerintah
daerah di bidangnya.
Lembaga teknis daerah mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis sesuai bidangnya.
b. Pelayanan penunjang penyelengaraan pemerintah kota khususnya kota
Cimahi
6. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan
kebijakan teknis operasional pelayanan medis, keuangan dan program
serta melaksanakan urusan ketatausahaan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD).
Untuk melaksanakan tugas pokoknya RSUD, mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang pelayangan medis
dan farmasi.
b. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang keuangan dan
program
c. Pelaksanaan urusan ketatatusahaan RSUD
7. Satuan Polisi Pamong Praja
Mempunyai tugas pokok membantu walikota merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang pengamanan,
ketentraman, ketertiban, dan penegakan peraturan daerah serta
melaksanakan urusan ketatausahaan Satuan Polisi Pamong Praja.
a. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang ketentraman dan
ketertiban umum.
b. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang ketertiban dan
ketentraman.
c. Perumusan kebijakan teknis operasional di bidang penegakan
peraturan daerah.
d. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Satuan Polisi Pamong Praja
8. Kecamatan
Adalah perangkat daerah di bawah dan bertanggung jawab kepada
walikoa dan dipimpin oleh seorang camat.Kecamatan mempunyai tugas
pokok melaksanakan kebijakan operasional di bidang pemerintahan,
ekonomi dan pembangunan, pemberdayaan masyarakat, ketentraman
berdasarkan pelimpahan wewenang dari walikota.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya, kecamatan mempunyai fungsi:
a. Melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang pemerintahan.
b. Melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang ekonomi dan
pembangunan.
c. Melaksanakan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat.
d. Melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang ket entraman
2.4 Aspek Kegiatan Pemerintah Kota Cimahi Kota Cimahi mempunyai kegiatan, antara lain :
a. Melayani masyarakat yang akan membuat perizinan, baik perizinan
usaha maupun izin mendirikan bangunan.
b. Menyelenggarakan layanan administrasi kepegawaian di lingkungan
Sekretariat Daerah yang meliputi kenaikan pangkat, kenaikan gaji
berkala, pensiun, cuti pegawai, diklat, DP3K, SKUMPTK, DUK,
nominatif pegawai, data PNS dan TKK, absensi dan administrasi
kepegawaian lainnya.
c. Menyalurkan dana BOS ke sekolah-sekolah di daerah Kota Cimahi.
d. Membuka layanan mengenai administrasi pendidikan.
e. Menyalurkan bantuan sosial dan dana hibah kepada masyarakat.
f. Mengurus kependudukan di lingkungan daerah Kota Cimahi.
g. Membuat rencana umum pengadaan.
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek 3.1.1 Pengertian Prosedur
Prosedur diartikan dengan suatu kegiatan yang biasanya
melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih,
yang juga dibuat untuk menangani secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Adapun pengertian prosedur menurut Cecil Gillespie yang
dikutip dan diterjemahkan oleh La. Midjan dan Azhar Susanto
pelaksanaan yang seagam dari transakasi-transaksi yang terjadi secara berulang-ulang di perusahaan”
Sedangkan pengertian prosedur menurut Mulyadi (2008:10):
“ Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya
melibatkan
beberapa organisasi dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat
untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan
yang terjadi secara berulang”
“Sebuah prosedur, rangkaian tugas-tugas yang berhubungan satu sama lain serta merupakan urutan kronologis dan cara yang telah digariskan untuk melaksanakan suatu pekerjaan”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur berfungi
sebagai pedoman manajemen dalam melakukan pekerjaan atau
kegiatan-kegiatan untuk pelaksanaan tugas agar sesuai dengan tujuan
organisasi.
3.1.2 Pengertian SPJ
Menurut Indra Bastian (2008:370) pada bukunya yang berjudul sistem akuntansi sektor publik mendefinisikan SPJ adalah
sebagai berikut:
“SPJ merupakan surat yang mempertanggungjawaban
pengeluaran-pengeluaranm dan buku besar pembantu pengeluaran kas yang dilengkapi dengan bukti-bukti pengeluaran”
Menurut Gatot Soepriyanto (20009:56) pada bukunya yang berjudul akuntansi sektor publik mendifinisikan bahwa SPJ adalah
sebagai berikut:
“laporan yang diberikan secara lisan dan tertulis untuk mempertanggungjawabkan kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan lembaga atau instansi”(20009:56)
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa surat
pertanggungjawaban (SPJ) adalah surat yang
bukti-bukti kegiatan yang dilengkapi dengan bukti-bukti pengeluaran pada
lembaga atau instansi.
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
3.2.1 Prosedur Penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran Fungsional Pemerintah Kota Cimahi
a. Tahap Pertama-Penyusunan SPJ Bendahara Pengeluaran
Pembantu.
1. PPTK menyiapkan bukti-bukti pertanggungjawaban
bersama-sama bendahara pengeluaran pembantu atas uang yang
diterima dari bedahara pengeluaran. Data kelengapan
bukti-bukti pertanggungjawaban terlampir.
2. Bendahara pengeluaran pembantu melakukan pencatatan
bukti-bukti pembelanjaan dana dari UP, GU, dan TU,
keudian bukti pembelanjaan tersebut diarsipkan. Dari proses
pencatatan ini, Bendahara pengeluaran pembantu hanya akan
mencatat pengeluaran atas pembelanjaan dana tersebut pada
dokumen-dokumen Buku kas pengeluaran pembantu, Buku
pajak PPH/PPN pembantu, dan Buku panjar pembantu.
Ketiga dokumen tersebut dibuat arsip oleh bendahara
pengeluaran pembantu.
3. Bendahara Pengeluaran Pembantu membuat SPJ-Belanja
Pengeluaran Pembantu. Kemudian dirangkum menjadi
SPJ-Belanja yang akan diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran
paling lambat tanggan 5 bulan berikutnya.
b. Tahap Kedua-Penyusunan SPJ Bendahara Pengeluaran
1. Dalam proses pelaksanaan belanja, dokumen-dokumen yang
diberikan oleh PPTK dicatat ileh bendahara dalam buku-buku
sebagai berikut :
Buku kas umum pengeluaran.
Buku pembantu pengeluaran per rinci obyek.
Buku pembantu kas tunai.
Buku pembantu simpanan/bank.
Buku pembantu panjar.
Buku pembantu pajak.
2. Berdasarkan 6 (enam) dokumen tersebut, ditambah dengan
SPJ pengeluaran pembantu yang dibuat oleh Bendahara
Pengeluaran Pembantu, Bendahara pengeluaran membuat
SPJ pengeluaran. SPJ Pengeluaran tersebut harus dilampiri
dengan:
Buku kas pengeluaran.
Ringkasan pengeluaran per rinci obyek (Buku Pembantu
Pengeluaran Per Rinci Obyek) yang disertai dengan
rincian obyek yang tercantum dalam ringkasan
pengeluaran per rinci obyek yang dimaksud.
Buku Pembantu Pajak beserta bukti atas penyetor
PPN/PPh ke kas negara.
Register penutupan kas.
3. SPJ Pengeluaran dibuat rangkap empat, satu untuk arsip, dan
tiga untuk diverifikasi PPK-SKPD.
4. Apabila disetuji, maka PPK-SKPD menyampaikan satu kopi
SPJ pengeluaran kepada Kepala SKPD paling lambat tanggal
10 bulan berikutnya, satu kopi SPJ lainnya dicatat pada
register Penerimaan SPJ Pengeluaran.
5. Apabila ditolak, maka PPK-SKPD mengembalikan dua kopi
SPJ Pengeluaran kepada bendahara pengeluaran untuk
diperiksa ulang, sementara satu kopi lainnya dan dicatat pada
register pada Register Penolakan SPJ Pengeluaran.
c. Tahap ketiga-Verifikasi dan Pengesahan SPJ
1. PPK-SKPD melakukan Verifikasi atas kelengkapan dan
kebsahan bukti-buktipengeluaran seperti surat pernyataan
tanggungjawab pengguna/kuasa pengguna anggaran dan
Surat pengantar SPP LS.
2. Verifikasi Kelengkapan Bukti Pengeluaran mencakap
kelengkapan bukti-bukti pengeluaran per rekening
Daftar Kelengapan bukti-bukti pengeluaran per jenis
belanja/rekening ada pada Persyaratan Kelengkapan Bukti
Belanja/Penggunaan Dana.
3. Verifikasi Keabsahan Bukti pengeluaran antara lain:
Keaslian dokumen yang menjadi bukti pengeluaran
Keaslian tandatangan dalam dokumen (bukti).
Ditandatangani pihak berwenang.
4. Verifikasi harus dilakukan secara tertulis ditadatangani oleh
petugas verifikasi SPJ serta disetuji/diketahui oleh PPK
SKPD.
Kebenaran perhitungan termasuk perhitungan pajak.
Kebenaran kode program, kegiatan, dan rekening.
Ketersediaan anggaran.
Kesesuaian dengan SPM dan SP2D sebelumnya.
5. Verifikasi harus dilakukan secara tertulis ditandatangani oleh
petugas verifikasi SPJ serta disetuji/diketahui oleh PPK
SKPD.
6. Apabila dari hasil verifikasi PPK SKPD menyatakan SPJ
Pengeluaran telah lengkap dan sah, kemudian PPK SKPD
membuat draf surat pengesahan SPJ. SPJ pengeluaran, draf
surat pengesahahn SPJ beserta kertas kerja hasil verifikasi
diserahkan kepada Kepala SKPD selaku pengguna anggaran.
kewenangannya Kepala SKPD selaku Pengguna Anggarab
menandatangani SPJ Pengeluaran dan Surat Pengesahan SPJ
Pengeluaran tersebut.
7. Surat Pengesahan SPJ dibuat tiga rangkap, satu diregistrasi
dalam arsip, satu diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran
untuk arsip bendahara pengeluaran dan satu lagi diserahkan
oleh bendahara pengeluaran kepada bendahara umum daerah
sebagia Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Fungsional.
3.2.2 Dokumen, catatan, dan Laporan yang Digunakan
Dalam menyusun Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
Fungsioanal Pemerintah Kota Cimahi, dibutuhkan dokumen, catatan,
dan laporan sebagai berikut:
a. DPA
b. Buku kas umum pengeluaran
c. Buku pembantu pengeluaran per rincian obyek
d. Buku pembantu kas tunai
e. Buku pembantu simpanan/bank
f. Buku pembantu panjara
g. Buku pembantu pajak
h. SPM
i. SP2D
j. Kertas kerja verifikasi SPJ
l. Register pengesahan laporan pertanggungjawaban pengeluaran
m. Register penolakan laporan pertanggungjawaban pengeluaran
n. Kuitansi pembayaran
3.3 Pembahasan Kerja Praktek
3.3.1 Analisis Prosedur Penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran Fungsional Pemerintah Kota Cimahi Dari hasil analisis yang dilakukan penulis didaerah
Pemkot Cimahi dapat penulis sampaikan tentang prosedur
penyusunan surat pertanggungjawaban fungsioanal. Menurut penulis
antara kondisi di lapangan dengan Sistem prosedur menerut
Permendagri no 13 tahn 2006 yang telah mengalami perubahan ke
Permendagri n0 59 tahun 2007 tidak ada perbedaan yang cukup
signifikan dari prosedur penyusunan surat pertanggungjawaban (SPJ)
pengeluaran fungsional pemerintah Kota Cimahi. Namun ada
beberapa atuaran yang tidak diimplementasikan seperti SPJ
pengeluaran untuk bulan Desember selambat lambatnya disampaikan
tanggal 31 Desember. Dalam Sistem dan Prosedur selanjutnya disebut
sisdur tidak disebutkan bahwa SPJ untuk bulan Desember harus
disampaikan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember. Dalam sisdur
Pemerintahan Kota Cimahi hanya disebutkan SPJ harus diserahkan
selambat lambatnya pada tanggal 10 bulan berikutnya. Dalam hal ini
bulan Januari. Perbedaan itu tidak menjadi masalah yang besar karena
Pemerintah Kota Cimahi melakukan rekapitulasi terhadap SPJ
pengeluaran pada bulan Januari dan Februari. Dan sebagai tambahan
pada kenyataan masih ada beberapa SKPD yang menyerahkan SPJ
pengeluaran fungsionalnya padabulan Februari tahun selanjutnya atau
pada saat rekapitulasi SPJ pengeluaran fungsional di PPKD selaku
BUD.
Entitas yang terkait dengan prosedur penyusunan SPJ
pengeluaran fungsioanal seperti Bendahara Pengeluaran Pembantu,
PPTK, Bendahara Pengeluaran, PPK-SKPD, dan Penggunaan
Anggaran telah melaksanakan fungsi sebagai mana mestinya sesuai
dengan tugas, fungsi, dan tata kerja yang terdapat pada Peraturan
daerah Kota Cimai nomor 11 tahun 2007 tentang pokok-pokok
pengelolaan keuangan daerah.
3.3.2 Analisis Dokumen, Catatan, dan Laporan yang Digunakan Dari hasil analisis yang dilakukan penulis didaerah
Pemkot Cimahi dapat penulis sampaikan tentang dokumen, catatan
dan laporan yang digunakan. Sesuai dengan yang telah diatur dalam
permendagri no 13 tahun 2006 yang telah mengalami perubahan
menjadi Permendagri no 59 tahun 2007, Dokumen yang digunakan
untuk mendukungmu Surat Peranggungjawabn (SPJ) Pengeluaran
pengeluaran per rincian obyek disertai denagn bukti-bukti pengeluaran
yang sah atas pengeluaran dari setiap rincian obyek yang tercantum
dalam ringkasan pengeluaran per rinci obyek dimaksud, bukti atas
penyetoran PPN/PPh ke kas negara, dan register penutup kas. Dan
untuk penyampaian SPJ pengeluaran fungsioanal ini pun harus disetuji
atau disakan terlebih dahulu oelh pengguna anggaran/kuasa pengguna
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan kerja praktek yang penulis lakukan di
Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi Bagian Keuangan Sekertariat Daerah
Pemerintah Kota Cimahi, penulis dapat mengambil kesimpulan antara lain:
1. Prosedur penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran
Fungsioanal Pemerintahan Kota Cimahi telah sesuai dengan Permendagri
No. 13 Tahun 2006 yang diubah oleh Permendagri No 59 tahun 2007, tetapi
kenyataannya hingga saat ini SPJ belum rampung semua sehingga
bagian keuangan sendiri belum bisa mengirimkan full data pencairan ke
pusat
2. Dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam Prosedur penyusunan Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran Fungsioanal Pemerintah Kota
Cimahi telah sesuai dengan permendagri no 13 tahun 2006 yang diubah oleh
Permendagri No. 59 Tahun 2007, tetapi ada dokumen yang belum lengkap.
4.2 Saran
Dari kesimpulan-kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran
dan masukan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam peningkatan proses
penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran Fungsioanal di
Pemerintah Kota Cimahi:
1. Mengingatkan kepada SKPD untuk lebih tepat waktu dan dilengkapi dengan
sehingga nantinya bisa kena pada dinas yang bersangkutan.
2. Menyempurnakan lagi dokumen-dokumen agar penyusunan SPJ pengeluaran