• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Promosi Penjualan, Kualitas Website, Dan Green Marketing Terhadap Minat Beli Konsumen The Body Shop (Studi Kasus Di Jakarta Dan Tangerang Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Promosi Penjualan, Kualitas Website, Dan Green Marketing Terhadap Minat Beli Konsumen The Body Shop (Studi Kasus Di Jakarta Dan Tangerang Selatan)"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PROMOSI PENJUALAN, KUALITAS WEBSITE,

DAN GREEN MARKETING TERHADAP MINAT BELI

KONSUMEN THE BODY SHOP

(Studi Kasus di Jakarta dan Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

DIAH SITI UTAMI

NIM. 1113081000088

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Diah Siti Utami

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Juni 1994

3. Alamat : Jl. Petamburan I RT 007/RW 02

No. 14

4. Agama : Islam

5. Telp : 085883765535

6. Email : utami.volution@gmail.com

7. Kewarganegaraan : Indonesia

B. Latar Belakang Keluarga

1. Ayah : Gempong Susanto

Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Maret 1965

Pekerjaan : Pegawai Swasta

2. Ibu : Sulicha

Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Agustus 1970

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

C. Data Pendidikan

1. Pendidikan Formal

Tahun 2002-2007 : SDN 03 Pagi Kota Bambu Jakarta

Tahun 2007-2009 : SMPN 40 Jakarta

(7)

vii

Tahun 2012-2016 : Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatulah Jakarta

2. Pendidikan Non Formal

Tahun 2004-2007 : Language course “Lingual” Jakarta

Tahun 2007 : Ujian Nasional Bahasa Inggris

Tahun 2007-2008 : Language course “Science College

Jakarta

Tahun 2012-2013 : Language course “Inggris La Tansa

BEC” Ciputat

Tahun 2013 : TOEFL and TOAFL Universitas

(8)

viii ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the effect of sales promotion, website quality, and green marketing to consumers purchase intention The Body Shop, a case study in Jakarta and Tangerang Selatan. This type of research is quantitative. The data source of this research is primary data derived from sample of The Body Shop customers who have used the products and visit the website of The Body Shop Indonesia (https://www.thebodyshop.co.id/). The data collection is done by distributing questionnaires to 100 respondents. The selected sampling was purposive sampling technique. The analytical method used in this research is multiple linear regression analysis.The results showed that: (1) promotional sales significantly influence consumers purchase intention The Body Shop (2) website quality significantly influences consumers purchase intention The Body Shop, (3) green marketing significantly influences consumers purchase intention The Body Shop, and (4) sales promotion, website quality, and green marketing significantly influence consumers purchase intention The Body Shop.

(9)

ix ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi penjualan, kualitas website, dan green marketing terhadap minat beli konsumen The Body Shop studi kasus di Jakarta dan Tangerang Selatan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Sumber data penelitian ini merupakan data primer yang berasal dari sampel yaitu konsumen The Body Shop yang pernah menggunakan

produknya dan mengunjungi website The Body Shop Indonesia

(https://www.thebodyshop.co.id/). Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden. Pengambilan sampel yang dipilih adalah teknik purposive sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) promosi penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen The Body Shop, (2) kualitas website berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen The Body Shop, (3) green marketing berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen The Body Shop, dan (4) promosi penjualan, kualitas website, dan green marketing berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen The Body Shop.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya, hingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Promosi Penjualan, Kualitas Website, dan Green Marketing Terhadap Minat Beli Konsumen The Body Shop (Studi Kasus di Jakarta dan Tangerang Selatan)”ini disusun dalam rangka menyelesaikan Program Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi

ini tentu tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada:

1. Mama dan Papa tercinta, terima kasih atas limpahan kasih sayangmuselama

ini, atas perhatian dan dukungannya serta berbagai nasihat yang diberikan,

dan juga doanya yang selalu dipanjatkan kepada Allah SWT sehingga saat

ini anakmu dapat menyelesaikan studi S1. Semoga Allah SWT selalu

memberikan rahmat-Nya kepada Mama dan Papa, Aamiin.

2. Keluarga besar (Alm) H. Ramelan dan Hj. Surati. Terima kasih atas

dukungan dan doanya yang selalu dipanjatkan kepada Allah SWT untuk

keberhasilanku dalam menyelesaikan studi S1.

3. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., MSi selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Ibu Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, MM selaku dosen pembimbing skripsi pertama

yang telah meluangkan waktu, membimbing, dan terus memberikan

(11)

xi

8. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA selaku dosen pembimbing skripsi

kedua yang telah meluangkan waktu, membimbing, dan terus memberikan

motivasi dengan penuh kesabaran dan pengertian kepada penulis.

9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan seluruh staf Tata Usaha serta karyawan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

10.Adikku Diaz Rivaldo Susanto, yang selalu menghiburku ketika lelah dan

menggantinya dengan senyum dan tawa. Terima kasih untuk doa dan

dukungannya selama ini.

11.Teman spesialkuHardiansyah Aji. Terimakasih telah menjadi salah satu

pendukungkudan untuk semua doanya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

12.Sahabat setiakuDita Nahlati, Rama Febriyanti, Ravena Sifa, dan Mahda

Nurhamidah, terimakasih atas persahabatannya dan berbagai dukungannya

selama ini semoga silahturahmi kita tetap berjalan sampai kapanpun.

13.Temanku Kak Adit, Tomi, Annur, Bang Iswandi, Anggita, Septiani N. H,

Dita, January, Syafwendy dan semua teman-teman jurusan Manajemen

Reguler dan Manajemen Internasional angkatan 2012, khususnya kelas

Pemasaran yang telah memberikan kenangan serta berbagi pengalaman

selama kita kuliah bersama-sama.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan

kesalahan, oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan. Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini

sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Jakarta, 8 September 2016

(12)

xii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II. LANDASAN TEORI ... 14

A. Promosi Penjualan ... 14

1. Pengertian Promosi Penjualan (X1) ... 14

2. Peran Promosi Penjualan ... 17

(13)

xiii

B. Kualitas Website(X2)... 21

1. Pengertian Kualitas Website ... 21

2. Dimensi Kualitas Website ... 22

C. Green Marketing(X3) ... 26

1. Pengertian Green Marketing ... 26

2. Dimensi Green Marketing ... 28

D. Perilaku Konsumen ... 29

E. Minat Beli (Y) ... 31

F. Hubungan Antar Variabel ... 34

1. Hubungan Promosi Penjualan dengan Minat Beli ... 34

2. Hubungan Kualitas Website dengan Minat Beli ... 35

3. Hubungan Green Marketing dengan Minat Beli ... 35

G. Penelitian Terdahulu ... 35

H. Kerangka Pemikiran ... 40

I. Hipotesis ... 42

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 43

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 43

B. Metode Penemuan Sampel... 45

1. Populasi ... 45

2. Sampel ... 45

C. Metode Pengumpulan Data ... 47

1. Sumber Primer ... 47

2. Sumber Sekunder ... 48

D. Metode Analisis Data... 49

1. Uji Validitas ... 50

2. Uji Reabilitas ... 51

E. Analisis Asumsi Klasik ... 52

1. Uji Normalitas ... 52

a. Uji Normalitas Secara Grafik ... 52

(14)

xiv

2. Uji Multikolinearitas ... 54

3. Uji Heterokedastisitas... 56

F. Pengujian Hipotesis ... 57

1. Uji t (Pengujian Secara Parsial) ... 57

2. Uji F (Pengujian Secara Simultan) ... 58

G. Analisis Regresi Linier Berganda ... 59

1. Persamaan Regresi Linier Berganda ... 59

2. Uji Determinasi (Adjusted R2) ... 60

H. Operasional Variabel Penelitian ... 61

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN... 67

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 67

1. Sejarah Singkat The Body Shop ... 67

2. Logo The Body Shop ... 74

B. Pembahasan Hasil Kuesioner... 75

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 75

2. Deskriptif Responden ... 78

a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 78

b. Responden Berdasarkan Usia ... 79

c. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 80

d. Responden Berdasarkan Pendapatan ... 81

C. Pembahasan Analisis Deskriptif ... 81

1. Deskripsi Variabel Promosi Penjualan (X1) ... 82

2. Deskripsi Variabel Kualitas Website (X2) ... 86

3. Deskripsi Variabel Green Marketing (X3) ... 93

4. Deskripsi Variabel Minat Beli (Y) ... 95

D. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 97

1. Hasil Uji Normalitas Data ... 97

2. Hasil Uji Multikolinieritas... 99

3. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 101

(15)

xv

b. Uji Heterokedastisitas Secara Statistik (Glesjer) ... 102

E. Uji Hipotesis ... 103

1. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 103

2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 106

F. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... 107

G. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ... 108

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 110

A. Kesimpulan ... 110

B. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 115

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 36

Tabel 3.1 Skala Likert ... 50

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian... 62

Tabel 4.1 Hasil Try Out Uji Validitas ... 77

Tabel 4.2 Hasil Try Out Uji Reliabilitas ... 78

Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasakan Jenis Kelamin ... 78

Tabel 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ... 79

Tabel 4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 80

Tabel 4.6 Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan ... 82

Tabel 4.7 The Body Shop Memberikan Sampel Gratis yang Menarik untuk Mencoba Sebuah Produk (Tester) ... 82

Tabel 4.8 The Body Shop Menyediakan Penawaran Pembelian dalam Bentuk Kupon (VoucherPotongan Harga Rp 50.000 untuk Setiap Pembelanjaan Rp 500.000) ... 83

Tabel 4.9 The Body Shop Pernah Memberikan Harga Khusus (Love Your Body Club Member, Program Bring Back Our Bottle) ... 83

Tabel 4.10 The Body Shop Menawarkan Potongan Harga dalam Pembelian Produk Tertentu (Buy One Get One Free) ... 84

(17)

xvii

Tabel 4.12 The Body Shop Menjadi Sponsor Berbagai Acara Kemanusiaan,

Lingkungan, Kepedulian terhadap Binatang, dan Lain Sebagainya ... 85

Tabel 4.13 The Body Shop Mengadakan Berbagai Acara Kuis/Kontes untuk

Memenangkan Hadiah (Kontes Foto Selfie #AbsolutelyKartini,

Kontes Foto Hewan Peliharaan) ... 86

Tabel 4.14 Website The Body Shop Indonesia (https://www.thebodyshop.co.id/)

Mudah Untuk dioperasikan, dinavigasikan dan digunakan, serta dapat

Berinteraksi Langsung dengan Customer Service pada Layanan

Online Chat ... 87

Tabel 4.15 Konten pada Website The Body Shop Indonesia (Teks, Gambar,

Grafik, Tata Letak) Menarik ... 87

Tabel 4.16 Fitur (Hyperlink, Navigasi) pada Website The Body Shop Indonesia

Fleksibel untuk dijelajahi ... 88

Tabel 4.17 The Body Shop Indonesia Selalu Update pada Halaman Websitenya..89

Tabel 4.18 Website The Body Shop Indonesia dirancang untuk Memudahkan

Konsumennya dalam Browsing ... 89

Tabel 4.19 Website The Body Shop Indonesia Menyediakan Tempat untuk

Keikutsertaan Konsumen dalam Meningkatkan Media Website

(Testimonial, Komentar dan Saran) ... 90

Tabel 4.20 Terdapat Informasi yang Jelas Tentang Promosi dan Keakuratan

Produk pada Website The Body Shop Indonesia ... 91

Tabel 4.21 Saya Percaya dalam Bertransaksi Belanja Via Website The Body Shop

Indonesia ... 91

Tabel 4.22 The Body Shop Indonesia Bertanggung Jawab terhadap Keamanan

(18)

xviii

Tabel 4.23 The Body Shop Indonesia Peduli dengan Pelanggannya dengan

Memberikan Informasi Melalui The Body Shop NewsletterViaE-Mail93

Tabel 4.24 Produk The Body Shop dikenal Sebagai Produk yang Ramah

Lingkungan... 94

Tabel 4.25 Produk The Body Shop Terbuat dari Bahan-bahan Alami dan Tidak Merusak Lingkungan... 94

Tabel 4.26 The Body Shop Sangat Peduli terhadap Isu-isu Permasalahan Lingkungan seperti Global Warming dan Save Earth ... 95

Tabel 4.27 Saya Sering Mencari Informasi tentang Produk The Body Shop ... 96

Tabel 4.28 Saya Ingin Segera Membeli/Memiliki Produk The Body Shop ... 96

Tabel 4.29 Saya Lebih Memilih Produk The Body Shop Daripada Produk Lain.. 97

Tabel 4.30 Hasil Uji Normalitas Secara Statistik... 99

Tabel 4.31 Hasil Uji Multikolinieritas ... 100

Tabel 4.32 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik (Uji Glesjer) ... 102

Tabel 4.33 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 104

Tabel 4.34 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 107

Tabel 4.35 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 108

Tabel 4.36 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ... 109

(19)

xix

Gambar 1.1 Jumlah dan Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia ... 2

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 41

Gambar 4.1 Logo The Body Shop ... 74

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Secara Grafik ... 98

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 118

Lampiran 2 Tabel Jawaban Responden... 125

Lampiran 3 Hasil SPSS Uji Kualitas Data ... 137

Lampiran 4 Hasil SPSS Uji Asumsi Klasik ... 143

Lampiran 5 Hasil SPSS Uji Hipotesis ... 146

Lampiran 6 Hasil SPSS Analisis Regresi Linier Berganda ... 147

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan, pemerintah dan masyarakat merupakan sebuah kesatuan yang

saling bergantung satu sama lain. Perusahaan telah memberi pengaruh yang

sangat besar kepada seluruh aspek kehidupan masyarakat luas, baik pengaruh

positif maupun negatif, tindakan-tindakan masyarakat juga dapat mempengaruhi

kinerja perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.Terlebih jika

melihat beberapa waktu belakangan ini banyak usaha berbentuk ritel mulai

menjamur.

Adapun pengertian dari ritel menurut Kotler dan Armstrong (2014:396),

ritel mencakup semua kegiatan yang terlibat dalam menjual produk atau jasa

secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi mereka, bukan

untuk penggunaan dalam industri bisnis.

Usaha ritel harus melihat serangkaian konsep pemasaran agar dapat

memasarkan produk-produknya, supaya mampu bertahan dalam

industrinya.Namun seiring dengan perkembangan zaman, khususnya dibidang

teknologi yang semakin dan menuntut untuk hidup lebih cepat. Hal ini juga

didukung dengan adanya koneksi internet yang semakin cepat.

Internet merupakan web publik yang luas, dari jaringan komputer yang

dapat menghubungkan pengguna dari berbagaikalangan di seluruh dunia untuk

(22)

2 Tentunya trend global ini mempengaruhi Indonesia secara siginifikan, hal

ini dapat terlihat dari bagaimana pertumbuhan pengguna internet di Indonesia.

Hasil riset dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang

bekerjasama dengan Pusat Kajian Komunikasi Universitas

Indonesiamengemukakan bahwa jumlah dan penetrasi pengguna internet di

Indonesia dari tahun 2005-2014 terus meningkat. Terlihat bahwa pertumbuhan

jumlah penduduk dibarengi juga dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet.

Gambar 1.1 (sumber APJII,2014)

Pertumbuhan jumlah pengguna internet dan gadget yang signifikan

(23)

3 onlinesaat ini menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat. Selain karena

dapat menghemat hemat waktu dan biaya yang lebih murah, tersedianya banyak

pilihan online shopping kian digemari oleh pengguna internet. Perkembangan ini

berdampak dengan banyaknya perusahaan, baik ritel maupun industri kecil yang

mulai merambah bisnisnya untuk memasuki perdagangan onlineatau e-commerce.

Dalam e-commerce sebuah kepercayaan terhadap website menyiratkan

sejauh mana pelanggan percaya bahwa website adalah etika, hukum dan kredibel

serta memiliki kemampuan untuk melindungi privasi mereka (Wan, 2000 dalam

Mona et. al, 2013).

Hal ini memunculkan berbagai ide kreatif dalam pembuatan website. Maka

sebuah websiteharus memiliki kualitas yang baik agar dapat menarik para

konsumen.

Menurut Law dan Bai (2008) dalam Mona et. al (2013) juga menemukan

bahwa dampak kualitas website pada niat pembelian secara online pengguna

melalui kepuasan mereka dengan fitur kegunaan dan fungsi website.

Berdasarkan persepsi tersebut, kualitas website memiliki manfaat lebih

bagi pelanggan terutama perusahaan. Websiteyang baik dapat memberikan lebih

banyak keuntungan kepada perusahaan. Di sisi lain website yang buruk dapat

memberikan bencana bagi perusahaan. Untuk mendapatkan tanggapan yang baik

dari para konsumennya, perusahaan harus mengerti tentang kualitas website.

Dalam penelitian ini, kualitas websitesebagai variabel independen (X2).

Sehingga tidaklah heran semakin banyak perusahaan baikskala besar

(24)

4 karena website memiliki keuntungan seperti yang telah disebutkan diatas. Selain

itu menurut Hermawan Kertajaya, dilansir dari vivanews.com, pengusaha yang

tidak mempromosikan produknya melalui media online akan merugi, sebab

menurutnya teknologi informasi secara online sangat efektif dalam memasarkan

berbagai produk (Kusumadewi dan Andalan, 2012).

Penting pula bagi para pebisnis untuk memahami niat pembelian

pelanggan mereka. Hal ini memungkinkan perusahaan dalam membuat berbagai

kegiatan menarik seperti promosi dalam hal penjualan agar dapat memikat serta

meningkatkan jumlah konsumen. Perusahaan berupaya mempromosikan agar

konsumen mengenal dan mengetahui produknya tersebut. Dalam penelitian ini,

promosi penjualan merupakan variabel independen (X1).

Promosi penjualan merupakan bentuk utama dalam pemasaran, terdiri dari

kumpulan alat insentif, jangka pendek, dan dirancang untuk merangsang lebih

cepat atau pembelian yang lebih besar dari produk atau jasa tertentu oleh

konsumen atau perdagangan (Kotler dan Keller, 2012:541).

Penjual dapat menggunakan promosi konsumen untuk mendesak

pembelian pelanggan dalam jangka pendek atau meningkatkan pelanggan dalam

keterlibatan merek (Kotler dan Armstrong, 2014:502).

Sejatinya wanita dan kecantikan merupakan dua hal yang tidak dapat

dipisahkan, wanita selalu identik dengan kecantikan, begitu pula sebaliknya. Hal

ini perlu ditunjang dengan peran penting dalam pembelian sehingga menciptakan

potensi dalam kehadiran industri kosmetik. Produk kosmetik baik lokal maupun

(25)

5 menciptakan produk terbaiknya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

perempuan Indonesia akan kecantikan kriteria ideal yang diakui secara

umum.Saat ini tren berubah ke arah yang lebih positif, di mana kosmetik tak

hanya alat untuk bersolek, akan tetapi kosmetik juga memiliki nilai-nilai

humanistik, yang pada prinsipnya membawa makna lebih dari sekadar media

kecantikan.Namun kini tidak hanya wanita yang membutuhkan perawatan tubuh,

tetapi pria juga butuh perawatan tubuh agar tetap tampil mempesona. Walau

perlengkapan perawatan tubuh pria tak sebanyak wanita, tidak membuat

perawatan pria menjadi tidak penting. Keadaan udara kota yang terbilang tidak

bersih dan tidak dapat dihindari dalam melakukan aktivitas sehari-hari membuat

kulit pria kering dan kusam. Untuk itu, The Body Shop menyediakan beragam

produk alami untuk perawatan khusus pria.

Dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa, Indonesia menjadi pasar

yang menjanjikan bagi para perusahaan kosmetik. Saat ini perkembangan industri

kosmetik Indonesia tergolong solid. Hal ini terlihat dari peningkatan penjualan

kosmetik pada 2012 14% menjadi Rp 9,76 triliun dari sebelumnya Rp 8,5 triliun,

berdasarkan data Kementerian Perindustrian (www.kemenperin.go.id).

Kaum hawa sudah tidak asing dengan berbagai produk tata rias dan

perawatan kulit. Namun, selain ragam warna, kualitas, dan varian produk,

kosmetika pun dituntut halal.Adapun dalam daftar MUI, beberapa label kosmetika

yang sudah mendapatkan sertifikasi halal selain Zahra, Sariayu, dan Wardah

adalah Camilla, Purbasari, Ristra, Trustee, Citra, La Tulipe, LT Pro, Inez, serta

(26)

6 membuat produk berlabel halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)

(http://lifestyle.okezone.com/ 2013).

Sehingga beberapa tahun belakangan ini mulai muncul promosi produk

kosmetik berlabelkan halal, dengan mengincar niche market di Indonesia yang

sebagian besar penduduknya beragama Islam. Dengan banyaknya pilihan produk

kosmetik dipasaran, konsumen di Indonesia dihadapkan pada kesulitan dan

kebingungan dalam memilih produk mana yang sesuai dengan kebutuhan dan

keinginannya, karena jika salah dalam memilih produk maka dapat berdampak

fatal bagi kesehatannya, terutama keindahan kulit dan wajah mereka. Maka

perusahaan yang mampu bertahan adalah mereka yang memanfaatkan brand

dengan berbagai konsep strateginya.

Dengan itu The Body Shop lahir menggunakan konsep dan ide-ide unik

terutama dengan konsep green marketing yang menjadi ciri khas untuk

memperkenalkan produk-produknya.Green marketing merupakan sebuah gaya

hidup baru didunia pemasaran. The Body Shop adalah perusahaan yang

memproduksi produk-produk kosmetik dan kecantikan yang membawa isu-isu

lingkungan dalam memasarkan produknya, beberapa diantaranya untuk

menggunakan kembali, mengisi ulang, dan mendaur ulang apa yang mereka bisa

pakai kembali, menjadi cerminan munculnya pendekatan “triple bottom lines

yang mengarahkan bisnis untukmengukur keberhasilan dari tiga pilar

pendukungnya yaitu profit, people, danplanet (Shankleman, 2013).

Polonsky (2011) dalam Wu dan Chen (2014) mendefinisikan bahwa

(27)

7 rangka untuk memenuhi kebutuhan manusia atau ingin dengan meminimalkan

dampakpada lingkungan alam.

Di tahun pertamanya, The Body Shop menjadi sponsor untuk poster

Greenpeace pada tahun 1985. Setahun kemudian, mereka juga menciptakan

kampanye besaruntuk pertama kalinya dengan tema "Save the Whale" bersama

perusahaan Greenpeace di tahun 1986 (www.thebodyshop.co.uk).

The Body Shop memiliki produk dengan menggubnakan bahan-bahan

yang alami, selain itu The Body Shop lahir dengan slogan “be your self” yang

dapat meyakinkan konsumennya dengan tidak pernah menjanjikan kecantikan,

karena menurutnya manusia harus dapat mengembangkan dan menumbuhkan rasa

percaya diri dengan keadaaan tubuh yang dimiliki. The Body Shop terkenal oleh

produk-produknya yang menggunakan zat herbal mulai dari Body Care and

Treatment Product, Bath Equipment Product, Skin Care Product, Make-Up

Product, Hair Care and Treatment Product, Fragrance (Aroma Theraphy), dan

Mens Care Product (www.thebodyshop.com).

Dalam memasarkan produknya The Body Shop juga memiliki satu filosofi

Profit With Principle” (Kartajaya, 2003), maksudnya adalah dalam menjalankan

semua aktivitas bisnisnya, The Body Shop tidak hanya menjual produk-produk

kosmetik, tetapi juga membentuk sebuah komunitas global yang bertanggung

jawab terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat sekitar.

Kegiatan pemasaran hijau dapat mempengaruhi sikap dan sikap mempengaruhi

niat beli (Atilgan-Inan dan Karaca, 2011 dalam Suciarco et. al, 2015). Sehingga

(28)

8 Kampanye The Body Shop atas kepedulian terhadap pendidikan HAM

juga turut menghadirkan produk hand cream yang tak hanya berkhasiat merawat

kulit tangan, tapi juga sebagai wujud partisipasi kepedulian sosial di mana setiap

hasil penjualan dari hand cream ini akan disisihkan untuk didonasikan dalam

program pendidikan HAM di Museum Omah Munir, Malang, Jawa Timur

(Fajrian, 2015).

The Body Shop tidak hanya sekedar melakukan kegiatan kampanye saja,

akan tetapi The Body Shop juga berusaha untuk lebih mendekatkan dan mengajak

para konsumen mereka, untuk lebih peduli terhadap apa yang terjadi di

sekitarnya.Di Indonesia sendiri konsumen loyal The Body Shop rata-rata berusia

antara 25-35 tahun.Dengan adanya perubahan gaya hidup remaja Indonesia

tersebut, saat ini range usia konsumen The Body Shop meluas dari 15-35 tahun

(Intana, 2013).

Fenomena inilah yang menjadi alasan bagi The Body Shop untuk peduli

terhadap masalah sosial, memfokuskan program kampanyenya sebagai salah satu

bentuk publisitas dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, dan menyediakan

berbagai promosi penjualan bagi para konsumennya. The Body Shop merupakan

salah satu merek yang gencar melakukan program daur ulang di Indonesia adalah

melalui program Bring Back Our Bottle (BBOB) yaitu, setiap 3 botol produk The

Body Shop yang dikembalikan ke counter, konsumen akan mendapatkan 5 poin.

Poin yang terkumpul bisa digunakan untuk ditukar dengan produk The Body Shop

(29)

9 GM Corporate Communication The Body Shop Indonesia, mengatakan

BBOB adalah program edukasi lingkungan dengan cara mengajak konsumen The

Body Shop Indonesia untuk mengembalikan kemasan kosong produk ke toko The

Body Shop guna mengurangi sampah rumah tangga agar tidak tertimbun di

lingkungan sekitar ataupun di Tempat Pembuangan Air (TPA) (Ratnaningsih,

2015).

Sehingga program tersebut bukan hanya sekedar strategi promosi

penjualan yang diterapkan oleh The Body Shop, namun juga sebagai salah satu

kampanye dalam pengurangan sampah.

Namun The Body Shop juga melakukan berbagai strategi pengembangan

produk yang berupa:

1. The Body Shop mendirikan The Body Shop Foundation sebagai program

charity (amal) dengan fokus pada hak asasi manusia, dan perlindungan

terhadap hewan serta lingkungan.

2. Strategi komunikasi promosi yang dilakukan The Body Shop yaitu adanya

direct marketing dengan mengaktifkan website yang dapat dijadikan akses

e-commerce untuk dapat berkomunikasi langsung dengan konsumennya.

3. The Body Shop juga melaksanakan program sales promotion dengan

mengadakan sale, buy one get one, dan inovasi sales promotion lainnya.

4. The Body Shop juga melakukan berbagai kegiatan-kegiatan kepedulian

dan social campaign sebagai salah satu program Public Relation mereka.

Bahkan The Body Shop pun kini telah merubah konsep bisnisnya dengan

(30)

10 websitesebagai salah satu strategi komunikasi promosi hingga penjualan

produk-produknya melalui penjualan online. The Body Shop menawarkan berbagai

pilihan produk yang dimilikinya kepada konsumennya yang berada di Indonesia

melalui website resminya di www.thebodyshop.co.id. Namun beberapa konsumen

The Body Shop menyayangkan bahwa pada saat mereka melakukan pembelian

produk secara online, sering terjadi keterlambatan dalam pengiriman barang. Hal

ini disampaikan langsung oleh konsumen The Body Shop melalui akun facebook

resmi The Body Shop Indonesia.

Melihat fenomena tersebut peneliti ingin melihat apakah promosi

penjualan yang dilakukan The Body Shop mempengaruhi minat beli

konsumennya, apakah kualitas website yang diberikan oleh The Body Shop

mempengaruhi minat beli konsumen selanjutnya, serta apakah konsep green

marketing yang dilakukan The Body Shop mempengaruhi minat beli

konsumennya.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Pengaruh Promosi Penjualan, Kualitas Website, dan Green

Marketing terhadap Minat Beli Konsumen The Body Shop (Studi Kasus di

Jakarta dan Tangerang Selatan)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan perkembangan penjualan kosmetik di Indonesia

dengan adanya tren konsumen ini kini lebih merujuk kepada belanja secara

online.Bahkan sekarang sudah banyak konsumen yang mulai peduli dengan

(31)

11 terjadinyapenjualan pada The Body Shop berkaitan dengan strategi pemasaran

perusahaan, apakah sudah tepat diterapkan untuk konsumen The Body Shop.

Dalam merumuskan promosi penjualan dari berbagai produk, serta penjualan

secara online danadanya strategi green marketingoleh The Body Shop. Sehingga

perlu diketahui seberapa besar pengaruh promosi penjualan, kualitas website, dan

green marketing The Body Shop yang dikaitkan dengan salah satu faktor penting

yakni minat beli konsumen terhadap The Body Shop itu sendiri. Selanjutnya,

untuk menjawab masalah penelitian tersebut, maka muncul pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Apakah variabelPromosi Penjualan mempunyai pengaruhsecara parsial

dan simultan terhadap Minat Beli konsumen The Body Shop(Studi Kasus

di Jakarta dan Tangerang Selatan)?

2. Apakah variabelKualitas Websitemempunyai pengaruh secara parsial dan

simultanterhadap Minat Beli konsumen The Body Shop(Studi Kasus di

Jakarta dan Tangerang Selatan)?

3. Apakah variabelGreen Marketingmempunyai pengaruh secara parsial dan

simultanterhadap Minat Beli konsumen The Body Shop(Studi Kasus di

Jakarta dan Tangerang Selatan)?

4. Apakah variabelPromosi Penjualan, Kualitas Website, dan Green

Marketingmempunyai pengaruh secara parsial dan simultanterhadap Minat

Beli konsumen The Body Shop(Studi Kasus di Jakarta dan Tangerang

(32)

12 C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada. Peneliti mempunyai tujuan

sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh promosi penjualan terhadap minat beli

konsumen The Body Shop(Studi Kasus di Jakarta dan Tangerang Selatan).

2. Untuk menganalisis pengaruh kualitas website terhadap minat konsumen

The Body Shop(Studi Kasus di Jakarta dan Tangerang Selatan).

3. Untuk menganalisis pengaruh green marketing terhadap minat beli

konsumen The Body Shop(Studi Kasus di Jakarta dan Tangerang Selatan).

4. Untuk menganalisis pengaruh promosi penjualan, kualitas website, dan

green marketing terhadap minat beli konsumen The Body Shop(Studi

Kasus di Jakarta dan Tangerang Selatan)secara dominan.

D. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitiannya dapat bermanfaat bagi semua pihak,

diantaranya:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah

pengetahuan dan pengalaman khususnya dibidang pemasaran,

tepatnya perilaku konsumen yaitu promosi penjualan, kualitas website,

dan green marketing terhadap minat beli konsumen yang berhubungan

(33)

13 prasyarat akademik untuk kelulusan Strata 1 (S1) di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bagi Akademisi

Bagi universitas, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai

bahan referensi untuk pengembangan kualitas pendidikan universitas

selanjutnya di masa depan dan dijadikan sumbangsih teoritis dalam

bidang ilmu pemasaran kepada Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya dengan menambahkan atau mengganti variabel

yang ada, dan juga dapat sebagai bacaan yang bermanfaat bagi yang

memerlukan.

4. Bagi Perusahaan

Adanya informasi yang bermanfaat bagi perusahaan yang dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan, serta dapat dijadikan pedoman

untuk melakukan perbaikan yang mungkin dapat memenuhi kualitas

yang diinginkan oleh konsumen saat ini maupun masa yang akan

(34)

14 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Promosi Penjualan

1. Pengertian Promosi Penjualan (X1)

Promosi penjualan terdiri dari semua insentif yang ditawarkan

kepada pelanggan dan semua anggota saluran untuk mendorong pembelian

produk (Clow dan Baack, 2014:342)

Menurut pendapat Peter dan Olson (2010:408) promosi penjualan

adalah bujukan langsung konsumen untuk melakukan pembelian.

Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2014:501), promosi

penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau

penjualan sebuah produk atau jasa.

Tujuan dari promosi penjualan sangat beraneka ragam. Melalui

promosi penjualan, perusahaan dapat menarik konsumen baru,

mempengaruhi konsumennya untuk mencoba produk baru, mendorong

konsumen membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing,

meningkatkan impulse buying(pembelian tanpa rencana sebelumnya) atau

mengupayakan kerjasama yang lebih erat dengan pengecer. Secara umum

tujuan-tujuan tersebut dapat digeneralisasikan menjadi:

a. Meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial dan

atau konsumen akhir

(35)

15 c. Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling

dan iklan.

Promosi penjualan dapat diartikan sebagai keinginan menawarkan

insentif dalam periode tertentu untuk mendorong keinginan para

konsumen, para penjual atau perantara. Promosi penjualan terdiri dari

serangkaian teknik yang digunakan untuk mencapai saran-saran

pemasaran dengan menggunakan biaya yang efisien dengan

memberikan nilai pada produk kepada para penjual atau perantara

maupun pemakaian langsung, biasanya tidak dibatasi oleh jangka

waktu tertentu.

Dalam Kotler dan Armstrong (2014:502) pengelompokan jenis

promosi penjualan merupakan alat yang menawarkan insentif para

pembeli adalah sebagai berikut:

1) Promosi konsumen (consumer promotion) yaitu upaya

mendorong pembelian unit-unit lebih besar, menciptakan

pengujian produk diantara non pemakai, dan menarik orang

beralih dari merek pesaing. Alat yang digunakan seperti

sampel, kupon, penawaran uang kembali, premi, pajangan dan

promosi titik pembelian, kontes, undian, dan penghargaan

dukungan

2) Promosi dagang (trade promotion) yaitu upaya membujuk

pengecer menjual produk baru dan mempunyai tingkat

(36)

16 yang digunakan seperti jaminan pembelian, hadiah barang,

iklan bersama, kerja sama iklan dan pemajangan,

pengembalian uang, kontes penjualan para penyalur

3) Promosi bisnis(business promotion)yaitu upaya yang

digunakan untuk menghasilkan lead bisnis, merangsang

pembelian, hadiah pelanggan, dan memotivasi para tenaga

penjual. Promosi bisnis mencakup banyak cara yang hampir

sama dengan yang digunakan untuk promosi konsumen

maupun promosi dagang. Namun terdapat dua tambahan alat

promosi bisnis, yaitu konvensi dan pameran dagang serta

kontes penjualan.

Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa promosi penjualan

mencerminkan sebuah insentif dan hadiah untuk membuat para pelanggan

membeli produk-produk perusahaan pada waktu sekarang dibandingkan

dengan membeli nanti. Promosi penjualan menghasilkan respons

konsumen yang lebih cepat dalam penjualan. Pertumbuhan promosi

penjualan dapat mencerminkan prioritas perusahaan yang lebih tinggi, hal

ini berkaitan dengan penjualannya dibandingkan dengan pembentukan

merek dalam jangka panjang. Promosi penjualan dapat diarahkan kepada

pelanggan, pengecer dan tenaga penjual lainnya. Pelanggan akan lebih

senang membeli produk kita jika disediakan kupon-kupon potongan harga,

paket harga, dan hadiah-hadiah lainnya. Pengecer juga akan bekerja lebih

(37)

produk-17 produk gratis. Tenaga penjual pun akan beroperasi lebih giat jika

diselenggarakannya kontes-kontes berhadiah untuk kinerja terbaik.

2. Peran Promosi Penjualan

Secara umum terdapat tiga peran dari promosi penjualan yaitu:

a. Merangsang permintaan oleh pengguna industri atau konsumen

rumah tangga

b. Memperbaiki kinerja pemasaran dari penjualan kembali

c. Sebagai suplemen periklanan, penjualan tatap muka, hubungan

masyarakat, dan pemasaran langsung

Namun secara spesifik, tujuan dari promosi penjualan hampir sama

dengan periklanan yaitu agar konsumen mau mencoba penggunaan

produk, mendorong peningkatan penjualan, dan mendorong konsumen

yang sudah ada agar menggunakan produk dengan intensitas yang lebih

sering lagi. Penjual bisa menggunakan promosi pelanggan untuk

mendorong pembelian jangka pendek atau dapat juga meningkatkan

hubungan pelanggan jangka panjang.

3. Dimensi Promosi Penjualan Konsumen

Alat-alat promosi penjualan konsumen menurut Kotler dan

Armstrong (2014:503-504) meliputi sampel produk, kupon,

pengembalian tunai, harga khusus, premi, barang khusus iklan,

pajangan dan demonstrasi di titik pembelian, dan kontes, undian serta

permainan, secara rinci akan dijabarkan sebagai berikut:

(38)

18 sebuah produk. Pemberian sampel dipercaya sebagai cara yang

efektif tetapi cukup menekan biaya perusahaan untuk

memperkenalkan produk baru atau menciptakan minat baru

bagi produk yang sudah ada.

b. Kupon (coupons) adalah sertifikasi yang memberikan

penghematan kepada pembeli ketika mereka membeli produk

tertentu. Sebagian besar konsumen menyukai kupon. Kupon

dapat mempromosikan percobaan merek baru atau mendorong

penjualan merek yang telah ada.

c. Pengembalian tunai (rabates or cash of refund) hampir sama

dengan kupon, namun pengurangan harga terjadi setelah

pembelian dan bukan saat membeli di gerai eceran. Konsumen

mengirimkan bukti pembelian kepada produsen, yang

kemudian mengembalikan secara tunai sebagian harga

pembelian lewat pos.

d. Harga khusus (price packs) menawarkan penghematan dari

harga resmi produk kepada konsumen. Produsen menandai

pengurangan harga secara langsung pada label atau kemasan.

Harga khusus biasa berupa kemasan tunggal yang dijual pada

harga murah atau dua produk terkait yang dikemas menjadi

satu. Harga khusus sangat efektif bahkan lebih baik daripada

kupon dalam mendorong penjualan jangka pendek.

(39)

19 atau pada harga murah sebagai insentif untuk membeli produk.

Barang yang ditawarkan dengan biaya yang relatif rendah atau

gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu. Premi

dengan paket menyertai produk di dalam atau pada kemasan.

Kemasan itu sendiri, jika berupa wadah yang dapat digunakan

kembali dapat berfungsi sebagai premi.

f. Barang khusus iklan (advertising specialities) disebut juga

produk promosi adalah pernak-pernik bermanfaat yang dicetak

dengan nama, lambang, atau pesan pengiklan yang diberikan

sebagai hadiah kepada konsumen. Hal tersebut dapat berupa

kaos, pulpen, cangkir, kalender, gantungan kunci, tote bags,

pendingin, bola golf, dan topi.

g. Promosi titik pembelian (Point of Purchase – POP

promotions) meliputi pajangan dan demonstrasi di titik

penjualan. Menampilkan lorong dengan berbagai tanda-tanda

promosi sebagai “rak pembicara”, atau mendemonstrankan

produk atau makanan secara gratis.

h. Penghargaan dukungan (event sponsorships) adalah

penghargaan tunai atau penghargaan lain yang diberikan

kepada pengguna rutin produk atau jasa perusahaan tertentu.

Ketika perusahaan mensponsori suatu acara, seperti

pertandingan balap mobil, konser musik atau acara amal, itu

(40)

20 sehingga membuat kredibilitas merek meningkat bersamaan

dengan para penonton di acara tersebut.

i. Kontes, undian, dan permainan (contests, sweeptakes, and

games) memberikan peluang kepada konsumen untuk

memenangkan sesuatu, seperti uang tunai, perjalanan, atau

barang, lewat keberuntungan atau suatu usaha. Kontes

mengharuskan konsumen memberikan masukan atau saran

untuk perusahaan. Sedangkan undian yaitu mengharuskan

konsumen mendaftarkan nama mereka untuk diundi.

Permainan dapat menghadirkan sesuatu bagi konsumen ketika

mereka sedang membeli, yang kemungkinan dapat

membantunya dalam memenangkan hadiah.

Sedangkan menurut Blattberg dan Neslin (1990) dalam Amusat et.

al (2013) dimensi promosi penjualan yaitu sebagai berikut:

1) Kupon (coupons)yaitu berupa penawaran kertas yang tersedia

di majalah dan koran, bisa di-download dari internet, atau

tersedia di promosi titik pembelian(point-of-purchase)dan

penerima berhak untuk mendapatkan pengurangan harga

untuk pembelian produk atau jasa.

2) Premi (premiums) yaitu item yang ditawarkan secara gratis

atau dengan pengurangan harga dengan pembelian item

lainnya.

(41)

21 produsen yang menyediakan produk tambahan dengan harga

biasa namun dalam sebuah paket ditingkatkan.

4) Gratis sampel (free sample) yaitu menawarkan konsumen

sebuah diskon atau hadiah produk secara gratis untuk

pembelian berulang atau perlindungan dari produk atau

perusahaan yang sama.

5) Harga promosi (price promotion) menawarkan berupa uang

atau bahkan barang dagangan kepada konsumen pada

promosi titik pembelian(point-of-purchase) melalui paket

khusus.

Sehingga peneliti menggunakan dimensi promosi penjualan

menurut Kotler dan Armstrong (2014) karena sesuai dengan objek

penelitian.

B. Kualitas Website(X2)

1. Pengertian Kualitas Website

Menurut Kotler dan Keller (2012:153) pengertian darikualitas yaitu

totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau

tersirat.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mona et. al (2013) bahwa

persepsi pelanggan tentang kualitas website didasarkan pada fitur

dalam website yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan terkesan

(42)

22 Situs belanja online yang secara signifikan penting untuk bisnis,

pengecer, dan konsumen dengan fitur-fitur inovatif sehingga mereka

dapat berkembang pesat. Untuk itu, organisasi harus mengembangkan

situs web berkualitas tinggi yang memberikan pengalaman online

yang lebih baik untuk menarik dan mempertahankan pelanggan

mereka di pasar e-retail(Stuart, J. et. al, 2003 dalam Hasanov dan

Khalid, 2015).

Menurut sekelompok peneliti yang dilakukan oleh Shaheen et. al

(2012) fitur situs memiliki pengaruh penting terhadap niat pembelian

online. Ditambah dengan adanya sebuah situs informatif

memungkinkan pelanggan untuk membandingkan dan mengevaluasi

alternatif produk, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan dan

memberikan kontribusi untuk niat beli secara online Hausman dan

Siekpe (2009) dalam Hasanov dan Khalid (2015).

Beberapapeneliti menyebutkan bahwa beberapa dimensi kualitas

website dapat dikategorikan sebagai keamanan, kenikmatan, kualitas

informasi, kemudahan penggunaan, dan kualitas layanan. Sehingga

kualitas sangat berpengaruh terhadap minat seseorang dalam memilih

suatu produk atau jasa.

2. Dimensi Kualitas Website

Penelitian ini mengadaptasi teori Barnes dan Vidgen (2006) dalam

Sam dan Tahir (2009) model yang berfokus pada kegunaan

(43)

23 desain website (website design), kepercayaan (trust) dan empati

(empathy) karena sesuai dengan objek penelitian.

a. Kegunaan (usability)

Mengoperasionalkan dimensi kegunaan pengguna sebagai

konsumen yang menganggap bahwa sebuah situs mudah

untuk dipelajari dan dioperasikan, mudah dinavigasi, mudah

digunakan dan interaktif dengan website harus jelas dan dapat

dimengerti.

b. Desain website (website design)

Website harus berfokus pada isinya seperti yang telah

diidentifikasi sebagai salah satu faktor utama yang

berkontribusi untuk mengulangi kunjungan. Konten di

webantara lainseperti teks, gambar, grafik, tata letak, suara,

gerak dan, bahkan suatu hari nanti, bau juga membuat

keputusan konten web yang tepat sangat penting untuk desain

web yang efektif.

Fitur situs seperti hyperlink, bar navigasi dan peta situs

harus menyediakan fitur yang fleksibel dengan

memungkinkan pengguna untuk browsing secara non-linear

dan kemampuan untuk melompat ke bagian yang berbeda dari

situs web tanpa backtracking. Hal ini tidaklah mudah karena

dengan membuat situs web yang lebih canggih,maka akan

(44)

24 yang diakukannya di website. Selanjutnyajika perubahan

sering terjadi pada halaman web, berarti pengunjung harus

berulang kali mempelajari tentang website tersebut. Selain itu,

websiteharus dirancang untuk mengurangi upaya browsing

pengguna dalam menyelesaikan tugas nya. Desain website

menunjukkan bahwa menyediakan media yang lebih kaya

dengan lingkungan yang lebih nyata memiliki pengaruh yang

lebih positif dengan keterlibatan pengguna.

c. Kualitas Informasi (information quality)

Kualitas informasi mengacu pada jumlah, akurasi dan

bentuk informasi tentang produk dan layanan yang ditawarkan

didalam situs web. Tujuan awal dari situs ini adalah untuk

menarik perhatian pelanggan potensial melalui segudang

produk dan jasa. Websiteakan memastikan pelanggan

potensial tertarik, isi website dapat memberikan info penting

dalam pembelian online. Desain yang mewah hanya akan

menarik pada tahap awal, tapi apabila website tersebut tanpa

konten yang baik, konsumen kemungkinan akan cenderung

untuk menjelajah ke tempat lain.

d. Kepercayaan (trust)

Di sisi lain, kepercayaan ditandai dengan ketidakpastian,

kerentanan dan ketergantungan. Ciri ini tercermin dalam

(45)

25 dengan penjual, memeriksa secara fisik barang yang ingi

dibeli, atau setelah melakukan pembayaran. Harapan para

pelanggan untuk mendapatkan pengiriman yang tepat

didasarkan pada keyakinan dan pengalaman masa lalu dengan

toko online. Selain itu, pelanggan biasanya melihat risiko

yang lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungan belanja

konvensional yang disebabkan oleh jarak, virtual identitas dan

kurangnya regulasi.

e. Risiko yang diterima (perceived risk)

Risiko yang diterima didefinisikan sebagai ketidakpastian

dari kemungkinan konsekuensi negatif dari penggunaan

produk atau jasa. Menurut Grabner-Krauter (2002) dalam Sam

dan Tahir (2009) pertukaran informasi melalui internet dapat

membawa beberapa risiko yang baik disebabkan oleh cacat

fungsional atau masalah keamanan di sistem informasi dan

komunikasi teknis atau dapat dijelaskan oleh perilaku aktor

yang terlibat dalam transaksi onlinetermasukkeamanan

informasi dan produk yang diterima oleh konsumen.

f. Empati (empathy)

Empati adalah interaksi elemen non langsung manusia yang

berhubungan dengan pemberian perhatian peduli dan

individual untuk pelanggan seperti komunikasi viae-mail.

(46)

26 Tahir (2009) yang terkait empati sebagai 'personalisasi' yang

meliputi memahami kebutuhan spesifik pelanggan dan

menyediakan layanan yang terkait dengan kenyamanan.

Umumnya, personalisasi adalah dimensi yang unik yang tidak

ada di banyak situs perjalanan dan sebagai hasilnya dengan

memberikan layanan personal kepada pelanggan akan

membantu untuk meningkatkan nilai.

Adapun menurut Hasanov dan Khalid (2015), terdapat beberapa

dimensi kualitas websitedimensi model kualitas websiteyaitu kegunaan,

kualitas informasi, dan kualitas interaksi layanan.

Namun peneliti menggunakan dimensi kualitas website menurut

Barnes dan Vidgen (2006) dalam Sam dan Tahir (2009) karena sesuai

dengan objek penelitian.

C. Green Marketing(X3)

1. Pengertian Green Marketing

Pemasaran hijau (green marketing) di tahun 1990-an menjadi

subjek diamati dan diteliti Polonsky (1994) dalam Suciarco et al. (2015)

istilah pemasaran hijau dapat digunakan dalam barang-barang konsumsi,

barang industri dan bahkan jasa.

The American Marketing Association (AMA) mengadakan

lokakarya pertama pada pemasaran ekologi pada tahun 1975. Pada tahun

1980 adalah pertama kalinya pemasaran hijau muncul. AMA

(47)

27 aman lingkungan, menggabungkan beberapa kegiatan seperti modifikasi

produk, perubahan proses produksi, kemasan, strategi iklan dan juga

meningkatkan kesadaran tentang pemasaran kepatuhan antara industri

(Rashad dan Igbazua, 2011 ).

Menurut Polonsky (1994) dalam Suciarco et al. (2015) pemasaran

hijau atau lingkungan terdiri dari semua kegiatan yang dirancang untuk

menghasilkan dan memfasilitasi setiap pertukaran dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan manusia atau keinginan, sehingga kepuasan

kebutuhan ini dan ingin terjadi dengan dampak merugikan minimal pada

lingkungan alam.

Pemasaran hijau adalah kegiatan memproduksi dan

mempromosikan produk yang dapat digunakan kembali dan ramah

lingkungan (Schiffman dan Wisenblit, 2015:312)

Sedangkan Dahlstrom (2011:5) mendefinisikan pemasaran hijau

sebagai pengembangan dan pemasaran produk-produk yang dirancang

untuk meminimalkan dampak negatif pada lingkungan fisik.

Pemasaran hijau tidak hanya strategi pemasaran yang dapat

digunakan pada setiap produk lama. Pemasaran hijau adalah strategi

pemasaran yang berfokus pada produk yang dianggap kurang berbahaya

terhadap lingkungan dibandingkan produk sejenis. Seperti yang tercantum

dalam kamus American Marketing Association (AMA), mereka

mendefinisikan pemasaran hijau sebagai:

(48)

28 lingkungan.

2. (Definisi Pemasaran Sosial) pengembangan dan pemasaran

produk-produk yang dirancang untuk meminimalkan dampak

negatif pada lingkungan fisik atau untuk meningkatkan kualitas.

Pemasaran hijau mengacu pada proses menjual produk dan atau

jasa berdasarkan manfaat lingkungan mereka. Seperti produk atau layanan

mungkin ramah lingkungan di dalamnya atau diproduksi dan/atau dikemas

dengan cara yang ramah lingkungan. Secara umum, pemasaran hijau

adalah konsep yang jauh lebih luas yang dapat diterapkan untuk

barang-barang konsumsi, barang-barang industri dan bahkan jasa. Misalnya, di seluruh

dunia ada resort yang mulai mempromosikan diri mereka sebagai fasilitas

ecotourism”, yaitu fasilitas yang mengkhususkan diri pada alam atau

beroperasi dengan cara meminimalkan dampak lingkungan mereka.

Dengan demikian, pemasaran hijau menggabungkan berbagai kegiatan,

termasuk modifikasi produk, perubahan pada proses produksi, perubahan

kemasan, serta memodifikasi iklan.

2. Dimensi Green Marketing

Pemasaran hijau adalah pemasaran yang mencakup isu-isu

lingkungan dalam upaya pemasaran. Ide dasarnya adalah bahwa pelanggan

disediakan dengan informasi dari efek lingkungan dari produk dan mereka

dapat dan menggunakan informasi ini saat memutuskan produk yang untuk

membeli.

(49)

29 memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan aliansi

dengan kelompok kepentingan di luar organisasi (Dahlstrom, 2011:11).

Aspek-aspek didalamnya membuat perusahaan lebih cenderung

untuk menghasilkan produk yang lebih baik dari sudut pandang

lingkungan (Rex dan Baumann, 2007).

a. Produk (Products), yaitu produk yang ramah lingkungan. Hal

ini mungkin tampak mengesankan, sehingga menimbulkan

minat yang besar dari industri dan konsumen dalam produk

yang tidak akan merugikan lingkungan.

b. Bahan Baku Produk (Materials of Products), produk

perawatan terdiri dari komposisi bahan yang alami dan tidak

menimbulkan dampak kerusakan bagi lingkungan.

c. Isu yang Berkaitan dengan Lingkungan (Environmental

Issues), dimana perusahaan peduli terhadap isu-isu

permasalahan lingkungan seperti Global Warming dan Save

Earth.

D. Perilaku Konsumen

Semakin pesatnya laju perekonomian dan teknologi, maka perusahaan

semakin dituntut untuk dapat mengembangkan dan mempersiapkan strategi,

khususnya dalam bidang pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu mengenali dan

memahami perilaku konsumen dalam hubungannya dengan pembelian yang

(50)

30 produk atau jasa apa yang mereka butuhkan, dalam menentukan jenis produk atau

jasa tersebut, maka hal ini disebut sebagai perilaku konsumen.

Perilaku konsumen merupakan serangkaian proses yang dinamis yang

mencakup perilaku konsumen individual, kelompok, maupun anggota masyarakat

yang secara tetrus menerus mengalami perubahan.

American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen

(consumer behavior) sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi,

perilaku, dan kejadian di sekitar kita di mana manusia melakukan aspek

pertukaran dalam hidup mereka (Peter dan Olson, 2010:5).

Dari definisi diatas terdapat tiga hal penting, yaitu perilaku konsumen

adalah dinamis, hal tersebut melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi,

perilaku, dan kejadian disekitar, dan hal tersebut melibatkan pertukaran.

1. Perilaku konsumen itu dinamis maksudnya bahwakeinginan atau

perilaku konsumen atau masyarakat luas selalu berubah sepanjang

waktu.

2. Perilaku konsumen adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan

kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar maksudnya yaitu untuk

memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang

tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi), apa

yang mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku),

dan apa serta dimana (kejadian disekitar) yang mempengaruhi serta

dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan

(51)

31 3. Perilaku konsumen melibatkan konsumen maksudnya adalah

pertukaran di antara individu. Hal ini membuat definisi perilaku

konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini

juga menekankan pertukaran.

Kotler dan Keller (2012:173), perilaku konsumen adalah studi yang

bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan,

dan bagaimana barang, jasa, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan mereka.

Sedangkan menurut Schiffman dan Wisenblit (2015:30) perilaku

konsumen didefinisikan sebagai perilaku yang menampilkan konsumen dalam

mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk dan

layanan yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka.

Dengan demikian, perilaku konsumen merupakan studi yang mencakup

bidang yang lebih luas, karena mempelajari dampak serta barbagai macam proses

dari segala aktivitas yang dilakukan konsumen ke konsumen lainnya ataupun

masyarakat.

E. Minat Beli (Y)

Suatu produk dapat dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila

produk tersebut telah diputuskan oleh konsumen untuk dibeli. Bila manfaat yang

dirasakan lebih besar dibandingkan dengan pengorbanan untuk mendapatkannya,

maka dorongan untuk membelinya akan semakin tinggi. Namun sebaliknya

bilamanfaatnya lebih kecil dibanding pengorbanannya maka biasanya konsumen

(52)

32 yang sejenis. Hal ini dikarenakan keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh nilai

produk yang dievaluasi.

Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali

dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari pihak eksternal, baik

berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungannya.

Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diri konsumen tersebut sesuai

dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya mengambil keputusan untuk

membeli. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses

rangsangan tersebut sangat komplek, dan salah satunya adalah motivasi konsumen

untuk membeli.

Menurut Aaker (2001:274) dalam Suciarco et al. (2015), niat mengacu

harapan seseorang dari perilaku masa depan terhadap suatu objek. Niat tergantung

pada kebiasaan membeli seseorang dan perencanaan cakrawala. Ini mencakup

kesediaan untuk membayar produk yang diinginkan.

Minat beli dianggap sebagai pengukuran kemungkinan konsumen membeli

produk tertentu, dimana tingginya minat beli akan berdampak pada kemungkinan

yang cukup besar dalam terjadinya keputusan pembelian (Schiffman dan Kanuk,

2010:253).

Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari

konsumen yang merefleksikan sebuah rencana pembelian sejumlah produk

dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk

(53)

33 pemasar maupun ahli ekonomi lainnya, menggunakan variabel minat untuk

memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang.

Pada minat, konsumen dirangsang untuk mencari informasi mengenai

inovasi seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau

mungkin tidak akan mencari informasi yang lebih banyak.

Minat beli konsumen merupakan masalah yang kompleks, namun harus

tetap menjadi perhatian bagi para pemasar. Minat konsumen untuk membeli dapat

muncul akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang ditawarkan oleh

perusahaan.

Adapun ciri-ciri minat adalah:

1. Minat tidak dibawa orang sejak lahir, melainkan di bentuk dan

dipelajari selama perkembangan orang itu dalam hubungannya dengan

objeknya.

2. Minat itu dapat berubah sejalan dengan kedekatan hubungan orang itu

dengan objeknya.

3. Minat itu tidak berdiri sendiri melainkan mengandung hubungan

terhadap suatu objek.

4. Objek minat bukan hanya merupakan satu hal saja, tetapi dapat

merupakan kumpulan hal-hal tertentu.

5. Minat merupakan segi motivasi dan perasaan.

Minat konsumen untuk membeli diakibatkan dari adanya stimulus atau

rangsangan yang ditawarkan oleh perusahaan. Masing-masing stimulus tersebut

(54)

34 untuk membeli timbul karena adanya penilaian yang objektif atau karena

dorongan emosi.

Menurut Ferdinand (2014:188)minat beli dapat didefinisikan melalui

indikator-indikator sebagai berikut:

a. Frekuensi Pencari Informasi: intensitas pencarian informasi mengenai

suatu produk

b. Keinginan Segera Membeli: keinginan untuk segera

membeli/memiliki suatu produk

c. Minat Preferensial: preferensi bahwa produk tertentu inilah yang

diinginkan, seseorang bersedia mengabaikan pilihan lain

F. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Promosi Penjualan dengan Minat Beli

Jika diulas mengenai perasaan minat, dapat dipahami

bahwa minat beli yang timbul merupakan pertemuan antara

stimulus (pemasaran) dan respon konsumen. Ketika sebuah

stimulus bisa memberikan daya tarik pada konsumen, maka akan

tercipta sebuah respon yang positif. Seberapa kuat minat beli sangat

tergantung pada kuat atau lemahnya sebuah stimulus dalam

memberikan daya tarik pada konsumen. Menurut Faryabi et. al

(2015) bahwa promosi penjualan dapat mempengaruhi minat beli

(55)

35 2. Hubungan Kualitas Website dengan Minat Beli

Faktor kualitas website yang di fungsionalitas menunjukkan

bahwa faktor kemudahan penggunaan, norma subjektif dan

kegunaan dirasakan memiliki dampak positif pada niat beli di

media sosial online (Sin et al., 2012). Menurut Law dan Bai (2008)

dalam Mona et. al (2013) juga menemukan bahwa dampak kualitas

websitepada niat pembelian secara online pengguna melalui

kepuasan mereka dengan fitur kegunaan dan fungsi website.

3. Hubungan Green Marketing dengan Minat Beli

Kegiatan pemasaran hijau dapat mempengaruhi sikap dan

sikap mempengaruhi niat beli (Atilgan-Inan dan Karaca, 2011

dalam Suciarco et. al, 2015).Menurut Agustin et. al (2015) bahwa

green marketing yang diterapkan perusahaan diharapkan akan

membentuk sebuah dorongan untuk membeli suatu produk dengan

adanya perasaan minat untuk membeli.

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai promosi penjualan, kualitas website, dan green

marketing, berpengaruh terhadap minat beli konsumen telah banyak dilakukan

oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian terdahulu dapat dijelaskan

(56)
(57)
(58)
(59)

39

(60)

40 H. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tujuan penelitian diatas mengenai variabel Promosi Penjualan

(X1), Kualitas Website (X2), dan Green Marketing (X3)terhadap Minat Beli (Y),

(61)

41 Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Uji Kualitas Data:

1. Uji Validitas 2. Uji Reabilitas

Uji Asumsi Klasik:

1. Uji Normalitas Data 2. Uji Multikolinieritas 3. Uji Heterokedastisitas

Uji Hipotesis:

1. Uji t (Parsial) 2. Uji F (Simultan)

Minat Beli (Y)

Analisis Regresi Linier Berganda

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Kesimpulan dan Saran

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1 Kategori
tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian konsumen terhadap program promosi penjualan yang sudah dilaksanakan Cross Shop Boutique sudah cukup baik, terlihat dari jawaban yang dituangkan dalam kuesioner, yang

Dependent Variable: MINAT BELI KONSUMEN Pengujian determinasi menunjukan r 2 = 0,468 yang artinya pengaruh variabel promosi terhadap variabel minat beli konsumen di

Beli Online Mahasiswa Promosi Penjualan Melalui Blackberrry Messenger Minat Beli Analisis Regresi Berganda Promosi penjualan di group blackberry messenger signifikan

Berdasarkan hasil penelitian, brand ambassador Korea dan promosi penjualan terhadap minat beli konsumen Clio Professional, serta kesimpulan yang diperoleh, adapun saran yang

Terdapat hubungan positif promosi penjualan bagi penjual kembali (reseller) Bukalapak dengan minat beli konsumen pada mahasiswa Unversitas Islam Bandung 2013, sehingga

Hasil Uji Hipotesis B Sig T Kesimpulan Harga terhadap Minat Beli 0.557 0.000 8.351 Berpengaruh Promosi Penjualan terhadap Minat Beli 0.350 0.035 4.632 Berpengaruh Hipotesis F Sig

PERANAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN JASA PELAYANAN MATRIX.. ( STUDI KASUS KARYAWAN BANK

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka kesimpulan dari penelitian ini adalah promosi penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli