• Tidak ada hasil yang ditemukan

AYAM KAMPUS ANTARA REVOLUSI KEBEBASAN SEKSUAL DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN EKONOMI SERTA KEPUASAN SEKSUAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AYAM KAMPUS ANTARA REVOLUSI KEBEBASAN SEKSUAL DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN EKONOMI SERTA KEPUASAN SEKSUAL"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

AYAM KAMPUS ANTARA REVOLUSI KEBEBASAN SEKSUAL DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN EKONOMI SERTA KEPUASAN SEKSUAL

disusun dalam rangka memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun Oleh : Ana Aminatul Aliyah

4301413093

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Memperhatikan di negara ini seseorang yang mempunyai skill yang tinggi masih dinilai dari tingkat tingginya pendidikan terakhir yang diperoleh. Tanpa melihat kemampuan lain yang dimiliki dari masing-masing individu tersebut. Sehingga banyak orang menganggap pendidikan formal itu segalanya. Dan mereka berjuang untuk mendapatkan pengakuan tersebut dengan meraih gelar sarjana. Karena menganggap dengan memperoleh gelar sarjana dapat menambah cerah masa depan. Menyadari hal tersebut pemerintah masih lupa untuk menyediakan pelayanan pendidikan yang murah terjangkau semua kalangan dengan sarana dan prasarana yang layak. Perguruan tinggi negeri yang diharapkan mampu menjawab masalah itu semua, ternyata juga sama. Biaya masih mahal dan membuat orang tua yang mempunyai ekonomi pas-pasan takut mengkuliahkan anaknya disana. Dan memilih memasukkan anaknya di kampus kecil di daerah yang sarana pendukungnya masih kurang. Tetapi banyak anak yang tetap memaksakan diri untuk nekad kuliah di luar kota tanpa melihat kondisi ekonomi keluarga. Ditambah jika mereka kuliah di kota besar biasanya biaya hidup mahal, pergaulan sangat komplek.

(3)

dengan keinginan para mahasiswa. Terutama mahasiswi mereka kadang tidak mau repot dan menginginkan yang serba instan. Sehingga mereka sering menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. Banyak diantara mereka yang bekerja sebagai ayam kampus. Mereka berpikir dengan cara inilah akan mendapatkan uang dengan mudah dan tidak memerlukan modal yang besar. Cukup dengan memanfaatkan keindahan dari tubuhnya, karena semua itu pergaulan bebas yang tidak bisa dihindari lagi oleh para mahasiswa apalagi mereka jauh dari pantauan orang tua. Dengan perkembangan matangnya fungsi seksual kadang timbul pula berbagai dorongan dan keinginan untuk pemuasan seksual. Ketika kontrol orangtua, masyarakat, dan pembinaan sangat minim, fenomena pergaulan bebas khususnya yang berkaitan dengan premarital intercourse (hubungan seks pranikah) semakin meningkat dan hal tersebut merupakan sesuatu yang lazim dikalangan remaja, termasuk mahasiswa.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat di gunakan untuk menjadi pusat perhatian dan kejadian adalah:

1. Apakah alasan mahasiswa memilih kerja sampingan sebagai ayam kampus?

2. Bagaimanakah manajemen kerja dari para ayam kampus?

3. Apakah dampak yang ditimbulkan dari mahasiswa yang memilih kerja sampingan sebagai ayam kampus?

4. Apakah solusi untuk mengurangi mahasiswa yang memlih kerja sampingan sebagai ayam kampus?

(4)

Berdasarkan masalah yang telah di rumuskan tujuan yang dicapai adalah

1. Mengetahui pengertian dari ayam kampus.

2. Mengetahui alasan mahasiswa memilih kerja sampingan sebagai ayam kampus.

3. Mengetahui manajemen kerja dari para ayam kampus. 4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari mahasiswa

yang memilih kerja sampingan sebagai ayam kampus. 5. Mengetahui solusi untuk mengurangi mahasiswa yang

memilih kerja sampingan sebagai ayam kampus.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian-uraian serta fakta-fakta dari penelitian ayam kampus adalah

1. Menambah pengetahuan kepada mahasiswa terhadap dampak untuk memilih kerja sampingan sebagai ayam kampus.

(5)

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ayam Kampus

Lika-liku dunia perkuliahan sangat beragam.pergaulan yang semakin keras, terlebih di kota-kota besar seakan menjadi sebuah perkumpulan baru buat mereka. Banyak sekali identitas-identitas baru yang terbentuk sesuai dengan aktifitas mereka dikampus, baik itu positif maupun negatif. Salah satu adalah munculnya istilah dalam kampus yaitu AYAM KAMPUS. Mungkin diantara kita sering mendengar istilah ini. Tetapi kurang mengerti definisi dari ayam kampus. Berikut penulis akan menuliskan beberapa pengertiian ayam kampus dari berbagai pihak,

(6)

apalagi pertanggungjawaban. Semuanya murni just for having fun. Kampus, Kampus adalah tempat kegiatan perkuliahan diselenggarakan. Ada dua pendekatan: kampus sebagai asal para pelaku seks, atau kampus sebagai tempat mereka melakukan kegiatan seks. Penulis lebih sepakat dengan pendekatan yang pertama. pelaku seks tersebut adalah bagian integral dari sivitas akademika sebuah kampus, disempitkan lagi peserta didik (mahasiswa).

Jadi ayam kampus adalah pelaku free sex baik antara laki-laki dengan perempuan, laki-laki-laki-laki dengan laki-laki-laki-laki (homoseks), laki-laki dengan laki-laki maupun perempuan (biseksual), perempuan dengan perempuan (lesbian) yang memiliki ikatan akademis di sebuah lembaga pendidikan tertentu (diploma dan sarjana). Jenis kelamin bisa laki-laki ataupun perempuan. Motifnya tidak harus didorong oleh masalah ekonomi. Rata-rata pelaku free sex, sudah mengenal seks sejak usia sangat dini, usia SMA, bahkan bisa jadi lebih awal lagi. Mereka sudah pernah mendapatkan pengalaman seks dengan teman. Tetapi lebih banyak dengan pacar. Bisa dikatakan jarang ditemukan seorang pelajar laki-laki, memulai seks coba-cobanya dengan pelacur di sebuah lokasi prostitusi. Rata-rata setelah pacaran, melakukan hubungan seksual.

(7)

mahasiswi, padahal yang namanya mahasiswi tingkatan berpikirnya seharusnya lebih tinggi dari siswi sekolah).

Dalam kamus besar bahasa Indonesia ayam kampus diartikan sebagai mahasiswi yang merangkap sebagai pelacur. Penulis sendiri menyimpulkan dari beberapa pengertian diatas mengenai ayam kampus yaitu mahasiswa/mahasiswi yang bekerja dibidang prostitusi.

2.2. Alasan Memilih Sebagai Ayam Kampus

Mahasiswa yang tengah mengenyam pendidikan tinggi selayaknya tidak sekedar masuk kuliah atau mengikuti ujian sebagai syarat kelulusan. Mereka, yang akan segera terjun ke masyarakat untuk menerapkan ilmu yang dimiliki, tentu

diharapkan juga bisa mengembangkan diri agar bisa menjadi sarjana yang berkualitas, kreatif, kritis dan bertanggung jawab.

Sungguh sayang. Pada kenyataannya, tidak semua kalangan terpelajar itu bisa mengikuti transformasi ilmu yang ditanamkan secara positif. Banyak di antara mereka yang justru terjebak pada perilaku tak bertanggung jawab, hal itu tercermin dari banyaknya kalangan mahasiswa yang terjebak pada obat-obatan terlarang atau narkoba hingga perilaku seks bebas. Selain itu, ada juga mahasiswi yang menyambi sebagai wanita

penghibur atau dikenal dengan sebutan ayam kampus.

(8)

kehidupan bangsa yang diatur dengan UU”. Jika membaca dari UUD diatas terlihat bahwa sudah jelas sistim dari pendidikan kita. Tetapi penulis merasa dalam pelaksanaanya dirasa masih kurang masih memenuhi banyak sekali kekurangan. Itulah sebabnya banyak kalangan terpelajar yang terjebak dalam perilaku negatif. Salah satunya berprofesi sebagai ayam kampus. Keterlibatan mahasiswi–mahasiswi dalam bisnis seks itu tidak terlepas dari susunan kejiwaan dan lingkungan yang mempengaruhinya. Permasalahan ini dapat dilihat dari 2 faktor, yaitu :

1. Faktor dari dalam diri mahasiswi (internal)

Faktor dari dalam diri mahasiswi ini berkaitan erat dengan keberadaan dirinya, yaitu keadaan badan dalam perkembangan dan keadaan kejiwaannya. Dari keadaan badan maupun jiwa yang tidak sehat dapat membawa mahasiswi ke arah perbuatan yang tidak baik dan jiwa yang tidak sehat akan tercermin dari tingkah laku atau perbuatan yang tidak baik pula.

2. Faktor dari luar diri mahasiswi (eksternal)

(9)

Ada yang menyebut mereka karena salah pergaulan. Ini sangat mungkin terjadi. Terlebih dikota besar, banyak orang dengan berbagai karakter yang berbeda-beda berada disana. Sehingga orang mahasiswa yang tidak siap menghadapi ini semua dan salah dalam memilih teman sangat rentan terpengaruhnya. Terutama orang yang berasal bukan dari kota, mereka seakan menemukan dunia yang baru baginya. Sehingga kerap kali mudah dimasuki berbagai pengaruh.

Namun tidak sedikit mereka yang mengatakan karena terdesak kebutuhan hidup, ini biasa terjadi di kota-kota besar. Karena dengan biaya yang minim mereka harus membaginya untuk berbagai hal seperti tugas dan biaya hidup. karena hidup dikota berbeda dengan hidup di desa. Di kota semua harus menggunakan uang. Dan ditambah dengan barang-barang yang mahal.

Biaya kuliah yang semakin hari semakin mahal. Selain terbebani dengan biaya hidup yang tinggi, mereka harus mencari uang tambahan untuk biaya kuliah. Selain biaya pokok kuliah seperti spp, uang bangunan, biaya praktik dll, mereka harus menyediakan anggaran untuk biaya-biaya tugas yang jumlahnya tidak sedikit.

(10)

Pengaruh teman dekat. Teman dekat sangat besar pengaruhnya bagi setiap orang Dalam hal apapun di dalam hidup ini sering kali terjadi dalam setiap tindakan hidup seseorang kerena pengaruh teman dan seoranag teman yang lebih dekat dari pihak lain. Peran teman begitu dominan sebagai tempat untuk mengadu apabila seseorang mengalami kesedihan dan kejenuhan, dan sering kali teman sangat menentukan jalan hidup seseorang, dari situlah akhirnya seseorang yang sekarang terjerumus dalam perbuatan seperti itu yang lebih dikenal sebagai “Ayam Kampus”.

Tuntunan biologis, ketika usia seseorang menginjak belasan tahun atau remaja, organ-organ reproduksi seseorang telah berkembang dan mulai bekerja ibarat listrik. Limbido sex mereka sudah mulai koneks, para remaja sudah mulai “bergetar” apabila berdekatan dengan lawan jenisnya dan inilah yang disebut pubertas. Pada masa ini para remaja akan mengalami sensasi seksual akibat perubahan mereka. Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan menjelaskan pubertas adalah periode perkembangan ketika anak-anak dari masa asekual menjadi seksual, dari penyebab itulah yang menyebabkan mereka terjerumus hingga sekarang ke dalam perbuatan haram tersebut. Seperti yang terjadi pada seorang peremupuan yang berusia 22 tahun dia mengungkapkan bahwa “yang terbesit dalam pikiran saya saat itu hanya rasa penasaran ingin mencoba melakukan ML (making love) bukan untuk menekuni profesi ini, tetapi pada akhirnya saya terjerumus hingga sekarang ke dalam dunia ini karena saya merasakan kenikmatan” ungkapnya.

(11)

keinginan untuk menyamakan akselerasi kompetisi budaya transisi. Mengapa demikian? Bisa jadi tuntutan mode tersebut lepas dari kalkulasi ekonomis orangtua sebagai donatur tunggal dalam proses akademik yang dijalani si anak. Misal, budget dana yang disediakan oleh orang tua hanya untuk kuliah saja. Sementara untuk keperluan lain mereka merasa masih kurang atau tidak cukup. Itulah salah satu alasan mereka melacurkan diri.

Padahal mahasiswa tersebut sebagai manusia adalah makhluk multi dimensional dan sedang berkembang menuju ke arah kedewasaan, sub-specie adolescenciae. Sebagai anak manusia yang mau menjadi manusia utuh maka tugasnya adalah melakukan transformasi diri sendiri melakukan identifikasi diri dan mengerti diri sendiri serta menerima diri.

Alkohol, Drugs dan Narkoba. Penggunaan narkoba biasanya linear dengan konsumsi alkohol. Seorang pecandu narkoba biasanya adalah seorang alkoholik. Aktivitas ini jelas mahal, baik dalam penyediaan alat-alatnya ataupun dalam proses rehabilitasinya. Kesimpulan untuk alasan ini, kemungkinan seseorang untuk melacurkan diri sangatlah besar. Bahkan tidak sedikit yang tidak peduli dengan tarif pelayanan yang dia berikan, cukup dibayar dengan beberapa biji pil saja.

(12)

Menurut salah satu penndapat yang penulis kutip dari forum diskusi di facebook, ada faktor lain yang lebih bahaya, yaitu dari faktor idealisme. Seperti halnya yaitu:

1. semakin gencarnya perkembangan globalisasi

2. Tayangan-tayangan yang semakin “berani” dan memberi “teladan” ke arah itu

3. Adanya indikasi ingin merusak moral seluruh generasi penerus agar tercipta dunia liberalis, apatis, kapitalis dan sebagainya.

setelah mengetahui berbagai alasan di atas diharapkan pihak-pihak yang terkait dapat melakukan kerja sama sehingga dapat mengurangi eksistensi dari ayam kampus itu sendiri.

2.3. Manajemen Kerja Dari Para Ayam Kampus

(13)

praktek dengan konsumen seperti halnya tempat mereka nongkrong.

Berita tersebut juga dibenarkan oleh sejumlah mahasiswa perguruan tinggi swasta yang juga kerap nongkrong di lokasi dimana para “Ayam Kampus” sering nongkrong dan berinteraksi. Tetapi selain bertransaksi di pusat-pusat perbelanjaan dan di cafe-cafe mereka juga bertransaksi lewat SMS atau pun telpon. Selain lewat SMS dan telpon mereka juga memiliki teman di salah satu diskotik dan karaoke untuk meminta pelanggan atau pun konsumen. Dari kalangan apa saja konsumen yang menggunakan jasanya.Kalau ditanya dari kalangan apa saja konsumennya, konsumennya dari berbagai kalangan mulai dari anak SMU, mahasiswa sampai pada orang dewasa atau yang biasa mereka sebut “om-om”. Karena yang mereka cari tidak hanya kenikmatannya saja tetapi juga uang. Mareka juga

memilih-milih konsumen. Salah satu penjaja

mengungkapkan bahwa dia tidak suka bila konsumennya dari mahasiswa karena anak kuliahan banyak maunya dengan biaya yang sedikit dan mainnya di kosan. Dia lebih suka dan tertarik dengan pria yang sudah dewasa atau yang sering mereka sebut “om-om” alasannya, uangnya banayak dan labih loyal sedangkan dengan mahasiswa dia tidak mau.

(14)

Tempat mereka biasa melakukan prakteknya tergantung dari kesepakatan antara konsumen dengan para ayam kampus tersebut. Tetapi dari info yang didapatkan biasanya banyak di tempat kos yang notabene kos bebas. Bebas dalam ari kos putri yang laki-laki bebs untuk keluar masuk.

Ada ayam kampus, ada pula brokernya. Melalui perantara ini lah si lelaki hidung belang mendapatkan koneksi untuk berkenalan dengan si mahasiswi. Bertindak sebagai perantara, biasanya selain teman dekat sesama mahasiswi, ada juga perempuan diluar kampus yang sengaja mencari fee dari bisnis lendir ini. Aksi kedua jaringan dalam mencari mangsa sama gesitnya. Banyak orang berkata bahwa ayam ini memang dasyat,selain harganya yang tinggi,rasa nikmat nya pun tiada tara,maka wajar kalau segalanya menjadi acungan jempol apalagi untuk para pejantan,gak peduli muda atau jompo. Menikmati ayam kampus,di buat sate atau opor,apalagi di beri bumbu malam dan gerimis, kemudian menyantapnya di pinggiran pantai atau hawa pengunungan bikin semakin terasa kepalang.

Sayangnya untuk bisa membeli ayam kampus,tidak ada di pasar pedaging atau supermarket,bahkan di kampus kandangnya ayampun agak sulit. Seperti barang langka, dan hanya para kolektor saja yang setia menaruh alamat tempat membelinya di kolong ranjang tidur.

(15)

diri. Ada yang lewat Chat ataupun membuat Profil di Friendster agar si calon pemakai jasa persetubuhan mereka dapat langsung melihat foto maupun jati diri si ayam kampus. Harga yang dipatok pun pasti lebih mahal dibanding dengan kupu-kupu malam didaerah pelacuran.

Demikianlah berbagai cara yang mereka lakukan. Mungkin masih banyak cara-cara lain yang mereka gunakan.

2.4. Dampak yang Ditimbulkan dari Pekerjaan Para Ayam Kampus

Tidak ada satu agama pun yang mengizinkan perbuatan para ayam kampus tersebut. Perbuatan mereka sudah melanggar norma-norma dan susila agama. Pekerjaan seks seperti mereka, apapun alasanya. Tidak dibenarkan oleh agama ddan merupakan zina besar dan bisa menghilangkan nasab seorang anak.

Belum lagi dampak yang ditimbulkan akibat pergaulan bebas dan liar seperti itu. Hamil diluar nikah, penyakit kelamin dan kulit, yang bisa menularkan virus HIV dan penyakit AIDS. Berapa banyak janin yang digugurkan, berapa banyak bayi yang dibuang dan lahir tanpa diharapkan?

(16)

seksual, tentunya tidak bisa kembali perawan seperti dahulu lagi, kecuali dengan operasi selaput dara.

Tubuh yang tidak lagi seksi, memiliki tubuh yang seksi merupakan dambaan setiap wanita. Hal ini bisa terjadi karena aktifitas seksual yang dilakukan secara berlebihan, penggunaan alat kontrasepsi serta dampak psikologis dimana ketika seseorang telah mendapatkan kebutuhan yang dia inginkan dan memenuhi apa yang ingin dia dapat, tentunya seseorang menjadi lebih nyaman sehingga ini bisa membut bentuk/postur tubuh menjadi lebih berkembang.

Perlu saya tekankan disini adalah perilaku-perilaku yang dilakukan selama melakukan aktifitas seksual seperti yang dilakukan oleh pekerja seks mempunyai resiko yang tinggi, misal : kehamilan yang tidak diinginkan atau bisa terkena penyakit/infeksi menular seksual jika tidak diketahui pasangannya tersebut sehat atau tidak. Aktifitas seks yang dilakuakan dengan berganti2 pasangan dan dengan frekuensi yang berlebihan juga dapat berisiko menimbulkan kanker mulut rahim.

Resiko yang lain adalah dampak psikologis, hal itu dikarenakan aktifitas ayam kampus ini dilakukan secara sembunyi2 dan jika nantinya diketahui oleh orang lain tentunya akan mendapatkan sanksi sosial dimana sesorang secara psikologis menjadi merasa dikucilkan oleh masyarakat.

(17)

2.5. Solusi untuk Mengurangi Ayam Kampus

ayam kampus ada di setiap kampus di Indonesia. Inilah fenomena yang harus kita cermati bersama. Jangan sampai tingkat pendidikan tertinggi kita itu menjadi layaknya lokalisasi pelacuran. Peningkatan sistem keamanan dan monitoring harus dilakukan oleh setiap kampus di Indonesia agar kualitas pendidikan kita semakin bersaing.

Ada banyak hal yang harus kita lakukan sebagai beban moral untuk mahasiswi-mahasiswi yang masuk kejurang pelacuran ini. Jangan pandang mereka sebagai seorang pesakitan, namun ke arifan kita untuk memberikan sebuah solusi terbaik bagi merekalah yang diperlukan. Kiranya gambaran ini semua dapat membuka cakrawala berfikir kita mengenai fenomena ayam kampus di dunia kampus Indonesia. Beberapa hal yang bisa kita lakukan adalah:

1. Meningkatkan pengawasan orang tua terhadap anaknya yang sedang kuliah, terlebih lagi jika kuliiah di luar kota.

2. Mendukung anak mempunyai kesibukan yang positif. Seperti aktif diorganisasi karena dengan begitu tidak waktu bagi si anak untuk melakukan kegiatan yang negatif

3. Menyediakan pendidikan tinggi yang murah dan layak

4. Menginformasikan bahwa pekerjaan sebagai ayam kampus mempunyai dampak negatif pada suatu hari nanti

5. Membangun pondasi agama yang kuat pada usia dini sehingga kelak dewasa nanti dapat membentengi diri dari kelamnya pergaulan bebas

(18)

Setiap kegiatan pendidikan merupakan bagian dari suatu proses yang di harapkan untuk menuju ke suatu tuujuan, dan tujuan-tujuan ini ditentukan oleh tujuan-tujuan akhir. Perguruan tinggi harus dikembangkan dan diarahkan untuk mendidik mahasiswa agar mampu meningkatkan daya penalaran, meguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berjia penuhh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan Negara.

BAB 3

METODE PENEITIAN

(19)

Penelitian dilaksanakan di Semarang, pada hari Rabu tanggal 4 Juni 2014.

3.2. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Metode wawancara 2. Metode kajian pustaka 3. Subjek penelitian

Orang yang akan menjadi subjek penelitian adalah teman mucikari (makelar ayam kampus)

3.3. Prosedur Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa tahap yaitu : 1. Tahap Perencanaan. Mencari dan menemukan sumber

untuk melakukan wanwancara. 2. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini dilakukan :

a. Menyiapkan daftar pertanyaan yang akan di gunakan untuk wawancara.

b. Di rekam dengan video. 3. Tahap Pelaksanaan.

Dalam tahap ini:

a. Menanyakan kepada subjek penelitian sesuai daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelum wawancara. b. Merekam saat wawancara dengan memvideo.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

(20)

teman mucikari (makelar ayam kampus), penulis memperoleh hasil sebagai berikut:

 Banyak faktor yang mempengaruhi para mahasiswa untuk bekerja sebagai ayam kampus.

 Faktor-faktor pengaruhnya diantaranya kebebasan seksual, pemenuhan kebutuhan ekonomi serta kepuasan seksual.

 Prostitusi ayam kampus sulit untuk ditemukan karena para ayam kampus memperlihatkan dirinya di depan umum/kampus seperti mahasiswa lainnya.

 Tempat untuk melakukan hubungan seks biasanya di

kos ayam kampustersebut.

 Uang untuk memboking ayam kampus bergantung dengan mucikari (makelar ayam kampus), serta kebutuhan.

 Ayam kampus berbeda dengan PSK di luar sana yang

dipanggil atau diboking harus mau dan menuruti para klien, namun sesuai dengan aturan para ayam kampus.

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

(21)

1. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual. 2. Ayam kampus yaitu mahasiswa/mahasiswi yang bekerja

dibidang prostitusi. Meskipun kebanyakan yang telihat saat ini bayam kampus identik dengan para mahasiswi. 3. Alasan yang melatar belakangi utnuk terju kedunia

lembah hitam bisa dari dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal bisa berasal dari keadaan mahasiswa itu sendiri dan faktor eksternal bisa dating dari luar, seperti keluarga, lingkungan, maupun teman dekat dan lain-lain.

4. Sistem kerja kerja dari ayam kampus sangat rapi dan terorganisir secara bagus. Mereka biasa menggunakan jasa perantara maupun memanfaatkan kecanggihan dari teknologi.

5. Banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari pekerjaan sebagai ayam kampus ini, karena selain berdampak pada tubuh, kesehatan maupun psikologi.

6. Solusi yang dapat mengurangi eksistensi ayam kampus salah satu dengan jangan menjauhi mereka tetapi dengan memberi perhatian penuh.

5.2. Saran

1. Untuk semua pihak jangan terlalu dini memberi label negatif terhadap para ayam kampus. Karena

sebenarnya fenomena ayam kampus bukanlah murni keinginan dari mereka, melainkan didorong oleh berbagai faktor intern maupun ekstern.

2. Ayam kampus tidak bisa berkurang tanpa adanya

(22)

3. Marilah kita rapatkan barisan, bergandengan tangan dan hilangkan semua kebencian terhadap mereka dan beri perhatian terhadap mereka.

(23)

Ardhana, wayan.1986. Dasar-Dasar Kependidikan.Malang: fakultas ilmu pendidikan IKIP malang.

Djumranjah, M.2004.Pemgantar Filsafat Pendidikan.Malang:Bayumedia Publishing

Depdiknas.2004. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

http://www.anneahira.com/pengertian-peradaban.htm

http://www.anneahira.com/ayam-kampus.htm

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19409/4/Chapter %20I.pdf

http://psiko-malangraya.blogspot.com/2010/05/pengertian-mahasiswa.html

http://definisipengertian.com/2011/pengertian-mahasiswa/

http://id.wikipedia.org/wiki/Pergerakan_Mahasiswa_Islam_Indones ia

http://www.gallerydunia.com/2011/02/menguak-skandal-ayam-kampus-indonesia.html

http://arek-komunikasi.blogspot.com/2009/03/fenomena-ayam-kampus-suatu-telaah.html

http://wahw33d.blogspot.com/2010/04/fenomena-ayam-kampus.html#ixzz1gtaQhemu

http://id.answers.yahoo.com/question/index? qid=20100218102830AASOAeP

http://sony-sigit.blogspot.com/2006/01/fenomena-ayam-kampus.html

http://dewirossilia.wordpress.com/2010/12/14/pengaruh- kehidupan-ayam-kampus-terhadap-lingkungan-pendidikan-kampus-di-kota-malang/

(24)

http://www.facebook.com/topic.php?

Referensi

Dokumen terkait