• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added Terhadap Market Capitalization Pada BUMN Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added Terhadap Market Capitalization Pada BUMN Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH WORKING CAPITAL TURNOVER, ECONOMIC

VALUE ADDED, DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP

MARKET CAPITALIZATION PADA BUMN YANG TERDAFTAR

DI BEI PERIODE 2009 – 2013

OLEH

HARRY SATRIA NUGRAHA

110503129

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

i PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added Terhadap Market Capitalization Pada BUMN Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari institusi atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2015 Yang Membuat Pernyataan,

(3)

ii KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT penulis panjatkan atas segala rahmat dan petunjukNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu. Tak lupa shalawat dan salam pada Rasulullah SAW, yang menjadi sumber pencerahan dan pembawa kebenaran. Penelitian ini merupakan tugas akhir yang menjadi prasyarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1-Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menerima doa, bimbingan, dukungan, semangat, dan motivasi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada orang tua penulis, yaitu Bapak Mahramal Syam dan Ibu Iriani S. Siahaan SE. Tanpa dukungan kedua orang tua, penulis tidak akan mampu menyelesaikan penelitian ini.

Penulis juga menerima bimbingan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

(4)

iii Ak selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,CA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. 5. Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, M.M., Ak selaku dosen

pembanding/ Penguji yang banyak memberikan saran, kritik, dan bimbingan yang sangat bermanfaat untuk proses perbaikan dan penyelesaian skripsi ini.

6. Kepada saudara penulis, Opung, Maktua, Bang Doni, dan Kak Tina, yang tak henti memberikan semangat dan dukungan pada penulis. Kepada teman-teman seperjuangan penulis di Akuntansi 2011 yang banyak membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang positif untuk menyempurnakan skripsi ini.Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi berbagai pihak.

Medan, April 2015 Penulis,

(5)

iv ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Working Capital Turnover (WCT), Economic Value Added (EVA), dan Market Value Added (MVA) secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap MarketCapitalization pada BUMN di Bursa Efek Indonesia. Konsep ini membuktikan bahwa ukuran suatu perusahaan tidak hanya bergantung pada laba dan kinerjanya, tapi juga pada kepuasan para pemegang saham perusahaan tersebut

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 20 BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 – 2013.Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh.Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari situs yang bersangkutan. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan, Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) berpengaruh signifikan terhadap Market Capitalization, sedangkan Working Capital Turnover tidak berpengaruh secara signfikan terhadap Market Capitalization.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kenaikan atau penurunan EVA dan MVA akan berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan Market Cap.

(6)

v ABSTRACT

The purpose of this research is to know whether the Working Capital Turnover (WCT), Economic Value Added (EVA), and Market Value Added (MVA) partially and simultaneously affect the Market Capitalization at the State-Owned Companies in the Indonesia Stock Exchange. This concept proves that companies size not only depends on its profit and performance but also depends on shareholder satisfaction.

This research is a kind of causal research with a total sample of 20 State-Owned Companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2009 to 2013. This research used total population sampling . The data used are secondary data obtained from the site companies. The process of data analysis done first is to test the classic assumption and hypothesis testing is then performed. Statistical methods used are multiple linear regression analysis.

(7)

vi DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Teoritis ... 9

2.1.1 Market Capitalization ... 9

2.1.2 Working Capital Turnover ... 12

2.1.2.1 Pengertian Modal Kerja ... 12

2.1.2.2 Pentingnya Modal Kerja Dan Sumber Daya ... 13

2.1.2.3 Manajemen Modal Kerja (Working Capital Management) ... 14

2.1.2.4 Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) ... 15

2.1.3 Economic Value Added ... 16

2.1.4 Market Value Added ... 20

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 25

2.3.1 Kerangka Konseptual... 25

(8)

vii

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 32

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 33

3.5.1 Variabel Dependen ... 33

3.5.2 Variabel Independen ... 33

3.6 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 35

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 35

3.6.1.1 Uji Normalitas Data ... 36

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas ... 36

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 37

3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 38

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 39

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 42

4.1 Gambaran Umum ... 42

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 43

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 43

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 44

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 45

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 48

4.2.2.3 Uji Heteroskedasitas... 49

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 51

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 53

4.2.3.1 Persamaan Regresi ... 53

4.2.3.2 Analisis Koefisien Determinasi ... 54

4.2.3.3 Pengujian Secara Simultan ... 55

4.2.3.4 Pengujian Secara Parsial ... 56

(9)

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 62

5.3 Saran ... 62

(10)

ix DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Tabel Perusahaan dengan Market Capitalization Terbesar 2009-2013... 3

2.1 Penelitian Terdahulu ... 23

3.1 Daftar Perusahaan Sampel ... 31

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 35

4.1 Daftar Perusahaaan Yang Belum IPO Pada Tahun 2009 ... 42

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 43

4.3 Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Ditransformasi ... 45

4.4 Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Ditransformasi ... 46

4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 48

4.6 Coefficient Correlations ... 49

4.7 Uji Durbin-Watson ... 51

4.8 Uji Runs Test ... 52

4.9 Analisis Hasil Regresi ... 53

4.10 Model Summary ... 54

4.11 Hasil Uji-F ... 55

(11)

x DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 26

4.1 Uji Normalitas Dengan Analisis Grafik Histogram ... 47

4.2 Grafik Normal P-Plot ... 47

(12)

xi LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Hasil Tabulasi Data ... 67

Lampiran ii Hasil Tabulasi Data ... 68

Lampiran iii Hasil Uji Normalitas Sebelum Logaritma natural ... 69

Lampiran iv Hasil Uji Normalitas Sebelum Logaritma natural ... 70

Lampiran v Hasil Uji Normalitas Setelah Logaritma natural ... 71

Lampiran vi Hasil Uji Normalitas Setelah Logaritma natural ... 72

Lampiran vii Hasil Uji Multikolinearitas ... 73

Lampiran viii Hasil Uji Heteroskedisitas ... 74

Lampiran ix Hasil Uji Autokorelasi... 75

(13)

iv ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Working Capital Turnover (WCT), Economic Value Added (EVA), dan Market Value Added (MVA) secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap MarketCapitalization pada BUMN di Bursa Efek Indonesia. Konsep ini membuktikan bahwa ukuran suatu perusahaan tidak hanya bergantung pada laba dan kinerjanya, tapi juga pada kepuasan para pemegang saham perusahaan tersebut

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 20 BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 – 2013.Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh.Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari situs yang bersangkutan. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan, Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) berpengaruh signifikan terhadap Market Capitalization, sedangkan Working Capital Turnover tidak berpengaruh secara signfikan terhadap Market Capitalization.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kenaikan atau penurunan EVA dan MVA akan berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan Market Cap.

(14)

v ABSTRACT

The purpose of this research is to know whether the Working Capital Turnover (WCT), Economic Value Added (EVA), and Market Value Added (MVA) partially and simultaneously affect the Market Capitalization at the State-Owned Companies in the Indonesia Stock Exchange. This concept proves that companies size not only depends on its profit and performance but also depends on shareholder satisfaction.

This research is a kind of causal research with a total sample of 20 State-Owned Companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2009 to 2013. This research used total population sampling . The data used are secondary data obtained from the site companies. The process of data analysis done first is to test the classic assumption and hypothesis testing is then performed. Statistical methods used are multiple linear regression analysis.

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada akhir tahun 2013, terdapat 479 perusahaan yang terdaftar pada situs Bursa Efek Indonesia (BEI).Jumlah perusahaan yang demikian banyaknya dapat membuat investor, terutama investor pemula, kesulitan untuk memilih perusahaan mana yang baik untuk menjadi tempat berinvestasi. Untuk membantu para investor tersebut dalam mengambil keputusan, maka dapat digunakan berbagai cara untuk menilai suatu perusahaan, baik dengan melihat sendiri laporan keuangan perusahaan tersebut, ataupun dengan menggunakan jasa pialang saham. Namun, selain menggunakan cara tersebut di atas, BEI juga telah menyediakan laporan yang memberikan gambaran ringkas terhadap seluruh perusahaan-perusahaan yang terdaftar padanya. Laporan tersebut berupa IDX Yearly Statistic.Laporan ini diterbitkan tiap akhir tahun oleh pihak BEI, dan dapat diunduh oleh siapa saja melalui situs

(16)

2 yang belum memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai penilaian perusahaan, portfolio, dan lain lain, serta masih belum mau untuk menggunakan jasa pialang saham. Dari seluruh tabel yang disediakan oleh BEI, penulis tertarik dengan tabel Biggest Market Capitalization.Market Capitalization (biasa disebut Market Cap) merupakan suatu penilaian ukuran perusahaan. Semakin besar nilai Market Cap, maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.Maka dari itu, Market Cap dapat disebut juga sebagai harga yang harus dibayar seseorang untuk menjadi pemegang saham terbesar dalam suatu perusahaan. Penulis tertarik untuk meneliti Market Cap karena tabel Biggest Market Cap yang disediakan BEI tersebut memiliki perbedaan yang cukup mencolok dibandingkan tabel-tabel lain.

(17)

3 Tabel 1.1

Tabel Perusahaan dengan Market Capitalization Terbesar Periode 2009 – 2013

2009

No Kode Perusahaan Market Cap (mill Rp)

1 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk. 190,511,993 2 ASII Astra International Tbk. 140,477,929 3 BBCA Bank Central Asia Tbk. 118,381,027 4 BMRI Bank Mandiri (persero) Tbk. 97,572,549 5 PGAS Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk. 94,541,882

2010

No Kode Perusahaan Market Cap (mill Rp)

1 ASII Astra International Tbk. 220,837,782 2 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk. 160,271,994 3 BBCA Bank Central Asia Tbk. 156,214,138 4 BMRI Bank Mandiri (persero) Tbk. 135,112,216 5 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk. 128,277,806

2011

No Kode Perusahaan Market Cap (mill Rp)

1 ASII Astra International Tbk. 299,578,293 2 BBCA Bank Central Asia Tbk. 195,267,673

3 HMSP HM Sampoerna Tbk. 170,937,000

4 BBRI Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. 164,851,675 5 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 155,925,000

2012

No Kode Perusahaan Market Cap (mill Rp)

1 ASII Astra International Tbk. 307,675,004

2 HMSP HM Sampoerna Tbk. 262,541,700

3 BBCA Bank Central Asia Tbk. 222,116,978 4 BMRI Bank Mandiri (persero) Tbk. 187,110,000 5 TLKM Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk. 182,447,993

2013

No Kode Perusahaan Market Cap (mill Rp)

1 ASII Astra International Tbk. 275,288,161

2 HMSP HM Sampoerna Tbk. 273,499,200

(18)

4 Berdasarkan data yang terlihat pada tabel 1.1, dapat ditarik kesimpulan bahwa perhitungan berdasarkan Market Cap menunjukkan hasil yang relative stabil, artinya jika sebuah perusahaan telah menempati posisi 10 besar perusahaan dengan Market Cap terbesar pada tahun ini, maka besar kemungkinan bahwa perusahaan tersebut akan tetap berada pada posisi tersebut untuk tahun-tahun berikutnya, perbedaannya hanya terletak pada peringkat perusahaan tersebut. Berdasarkan hal ini, diyakini bahwa Market Cap dapat digunakan para calon investor pemula untuk menentukan perusahaan mana yang paling cocok untuk menjadi tempat berinvestasi mereka.

(19)

5 diberikan oleh EVA akan memberitahu apakah perusahaan telah menciptakan nilai ekonomik atau tidak. Jika nilai EVA lebih besar daripada biaya modal, maka perusahaan tersebut telah menciptakan nilai tambah ekonomik bagi para pemegang sahamnya (O’Byrne, 1996).Sedangkan untuk penilaian kekayaan perusahaan, digunakan variabel Market Value Added (MVA).MVA merupakan selisih dari nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku atas saham tersebut.Semakin tinggi MVA, berarti semakin makmur/kaya para pemegang saham perusahaan tersebut.Perusahaan yang memiliki MVA tinggi berarti memiliki nilai buku yang lebih rendah daripada nilai pasarnya, selisih inilah yang dianggap menjadi kekayaan perusahaan dan pemegang saham (Rosihana, 2012).

Penelitian ini menggunakan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai Populasi.BUMN yang terdaftar pada BEI hanya berjumlah 20 perusahaan, namun perusahaan-perusahaan itu tersebar ke dalam enam Sektor yang berbeda. Performa saham dan Market Cap perushaan-perusahaan tersebut pun berbeda, ada yang sudah beberapa kali masuk ke dalam index LQ-45 BEI dan berada dalam sepuluh besar Market Cap, ada juga yang sampai sekarang belum menujukkan performa yang memuaskan. Atas dasar inilah disimpulkan bahwa BUMN yang terdaftar di BEI sudah cukup mewakili perusahaan-perusahaan lainnya, baik dari segi sektor, maupun performa saham perusahaan tersebut.

(20)

6 Cap ditempatkan sebagai independent variable. Beberapa penelitian tersebut yaitu, Rahman (2013) meneliti pengaruh Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Economic Value Added (EVA) terhadap return saham serta kapitalisasi pasar. Populasi penelitian tersebut adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa ROA, ROE, dan EVA secara simultan dan parsial tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Penelitian tersebut juga memberikan hasil berupa ROA, ROE, dan EVA secara simultan berpengaruh terhadap kapitalisasi pasar. Miranty (2012) juga melakukan penelitian mengenai return saham, dan menggunakan DER, Kapitalisasi pasar, dan turnover ratio sebagai variabel independen. Hasil penelitian yang menggunakan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2005 – 2010 ini menemukan bahwa kapitalisasi pasar memiliki pengaruh terhadap return saham.

(21)

7 Market capitalization. Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa stock return berpengaruh negative terhadap Market Capitalization.

Berdasarkan uraian di atas tersebut, penulis berpendapat bahwa terdapat hubungan antara Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added terhadap Market Capitallization. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Working

Capital Turnover, EVA, dan MVA terhadap Market Capitalization pada BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusah masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Apakah Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added memiliki pengaruh secara simultan dan parsial terhadap Market Capitalization?”

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

(22)

8 secara parsial maupun simultan, terhadap Market Capitalization pada BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu :

1. Bagi Pemerintah, karena populasi penelitian ini adalah BUMN yang terdaftar di BEI, maka peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber pertimbangan bagi pemerintah dalam hal menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan Market Cap pada BUMN

2. Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak perusahaan dalam menyusun strategi-strategi untuk meningkatkan Market Cap nya.

3. Bagi calon investor, peneliti berharap agar hasil dari penelitian ini dapat membantu para calon investor dalam mengambil keputusan berkaitan dengan investasi mereka pada BUMN dengan menggunakan Market Cap sebagai dasar pertimbangannya.

(23)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Teoritis

2.1.1 Market Capitalization

Yasmin dan Yusuf (2008) menyebutkan bahwa Market Capitalization (biasa disebut sebagai Market Cap) adalah sebuah pengukuran terhadap ukuran perusahaan. Market Cap mengacu pada nilai perusahaan yang didapat dari jumlah saham yang beredar (outstanding stock) dikali dengan harga saham saat ini (current stock price). Secara singkat, Market Cap dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar seseorang untuk menjadi pemilik saham terbesar dari suatu perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan penentu dasar (basic determinant) dari alokasi asset (asset allocation) dan risk-return parameter untuk saham dan reksa dana saham. Istilah Market Cap berbeda dengan “Kapitalisasi (Capitalization)”, yang merupakan istilah laporan keuangan yang mengacu pada jumlah ekuitas pemegang saham perusahaan ditambah hutang jangka panjang.

(24)

10 1. Mega Cap

Merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki market cap senilai $ 200 Milliar atau lebih

2. Big/Large Cap

Merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki market cap yang bernilai antara $10 - $200 Milliar

3. Mid Cap

Merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki market cap yang bernilai antara $2 - $10 Milliar

4. Small Cap

Merupakan perusahaan-perusahaan yang memilki market cap yang bernilai antara $300 Juta - $2 Milliar

5. Micro Cap

Merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki market cap yang bernilai antara $50 - $300 Juta

6. Nano Cap

Merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki market cap senilai kurang dari $50 Juta

(25)

11 1. Saham Unggulan atau Papan Atas (Blue Chip – big cap)

Saham yang termasuk kategori ini adalah saham berkapitalisasi pasar diatas Rp. 40 triliun.

2. Saham Lapis Kedua (Second Layer – medium cap)

Kapitalisasi pasar perusahaan-perusahaan ini antara Rp. 1 triliun sampai Rp. 40 triliun.

3. Saham Lapis Ketiga (Third Layer – small cap)

Saham-saham jenis ini memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang amat kecil, yaitu dibawah Rp. 1 triliun.

(26)

12 berinvestasi. Tidak sedikit pula investor yang memilih untuk menyebarkan uangnya ke dalam berbagai perusahaan dengan Market Cap yang beragam (Yasmin dan Yusuf, 2008)

Yasmin dan Yusuf (2008) menyebutkan bahwa untuk menghitung Market Cap, digunakan rumus berikut :

Market Cap = Company's Shares Outstanding × Current Market Price

2.1.2 Working Capital Turnover

2.1.2.1Pengertian Modal kerja

Supadmini dan Darmawati (2008) menyatakan bahwa terdapat beberapa definisi modal kerja yang lazim digunakan, yaitu:

(27)

13 2. Modal kerja adalah jumlah aktiva lancar. Jumlah ini

merupakan modal kerja bruto (gross working capital). Definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dan unsur-unsur aktiva lancar, misalnya kas, surat-surat berharga, piutang, dan persedian. 3. Modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama

periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (Current Income) yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut. Definisi ini berdasarkan konsep fungsional, yaitu fungsi dana tersebut dalam menghasilkan pendapatan.

2.1.2.2Pentingnya Modal Kerja dan Sumber Daya

(28)

14 Kelebihan modal kerja, khususnya dalam bentuk kas dan surat-surat berharga, tidak menguntungkan, karena hal ini berarti laba tersebut tidak digunakan secara produktif. Dana yang menganggur, pendapatan yang rendah, investasi pada proyek-proyek yang tidak diinginkan, atau fasilitas pabrik dan perlengkapannya yang tidak perlu, semuanya merupakan operasi perusahaan yang tidak efisien (Supadmini dan Darmawati ,2008).

Menurut Nuzula (2010), Modal kerja menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni sebagai berikut : 1. Modal Kerja Permanent (Permanent Working Capital)

Modal kerja ini harus selalu ada pada perusahaan agar dapat berfungsi dengan baik.

2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) Modal kerja ini jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan dalam satu periode. Untuk itu, dikenal dengan istilah modal kerja seasonal dan darurat.

2.1.2.3Manajemen Modal Kerja (Working Capital Management)

(29)

15 Current Asset adalah sumber penerimaan kas, sementara Current Liabilities adalah sumber pengeluaran kas. Lebih lanjut, Makori dan Jagongo (2013) menjelaskan bahwa working capital management adalah kemampuan untuk mengendalikan current asset dan current liabilities secara efektif dan efisien dalam rangka memaksimumkan pengembalian (return) dari aset-asetnya, dan meminimumkan pembayaran kewajibannya.

(30)

16 Menurut Brigham &Houston (2007), untuk menghitung Working Capital Turnover Ratio digunakan rumus :

Working Capital Turnover Ratio = ����� ������� �������

Working capital = Current Asset – Current Liabilities

2.1.3 Economic Value Added

O’Byrne (1996) menyebutkan bahwa Economic Value Added (EVA), yang merupakan Net Operating Profit After Tax (NOPAT) dikurangi dengan biaya untuk seluruh modal yang di investasikan pada kegiatan usaha, memberikan pengukuran kinerja operasi dan valuation multiples yang kita perlukan untuk menghubungkan teori dengan praktek. Puspitawati (2011) juga menjelaskan bahwa EVA mengukur perbedaan, dalam perspektif keuangan, antara pengembalian atas modal perusahaan dan biaya modal.Metode ini digunakan terutama disebabkan terdapat beberapa kelemahan-kelemahan dan ketidakpastian dalam pengukuran kinerja tradisional, sehingga dikembangkanlah EVA sebagai konsep baru dalam pengukuran kinerja.EVA merupakan suatu perangkat finansial untuk mengukur keuntungan nyata operasi perusahaan (Singgih, 2012).

(31)

17 model Return on Investment (ROI) atau Return on Equity (ROE) hanya berhenti pada laba (return) yang diraih, sedangkan EVA mengurangi laba dengan biaya modal, sehingga manajemen perusahaan dituntut untuk mampu memilih investasi dengan tingkat pengembalian yang optimum namun memiliki tingkat resiko minimum. Berdasarkan hal ini, maka dapat diyakini bahwa perusahaan yang memiliki nilai EVA yang tinggi, merupakan perusahaan yang dapat dipercaya oleh investor.

Lebih lanjut, O’Byrne (1996) menyebutkan bahwa parameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya proses penciptaan nilai suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Jika Economic Value Added (EVA) > 0, yaitu niai Economic Value Added (EVA) positif, menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.

2. Jika Economic Value Added (EVA) = 0, yaitu nilai Economic Value Added (EVA) menunjukkan posisi impas atau break event point, berarti tidak ada nilai tambah ekonomis, tetapi perusahaan mampu membayarkan semua kewajibannya kepada para penyandang dana atau kreditur.

(32)

18 Menurut Brigham &Houston (2007), untuk menghitung Economic Value Added (EVA), diperlukan lima tahapan, yaitu sebagai berikut :

1. Menghitung Net Operating Profit After Tax (NOPAT) NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan (financial cost) dan non cash bookkeeping entries seperti biaya penyusutan (Horne and Wachowicz, 2008)

�����=���� (1− �)

2. Menghitung Invested Capital

Invested Capital adalah jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh hutang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga hutang, dan kewajiban jangka panjang lainnya (Horne and Wachowicz, 2008).

��=�������������� & ������� − �����������.������

3. Menghitung Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang

WACC adalah jumlah biaya dari setiap komponen modal hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan ekuitas pemegang saham ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar (Horne and Wachowicz, 2008).

(33)

19 Dengan cara:

• Menghitung Tingkat Modal dari Hutang (D)

������������� (�) = ��������������

������������������������ × 100 %

• Menghitung Biaya Hutang Jangka Pendek (rd)

���������� (��) = ����������

�������������� × 100%

• Menentukan Tingkat Pajak Penghasilan (T)

������������ (�) = ����������

���������ℎ������������ × 100 %

• Menghitung Tingkat Modal dari Ekuitas (E)

������������ (�) = ������������

������������������������ × 100 %

• Menghitung Biaya Modal (re)

������������ (��) = ���������ℎ������ℎ�����

������������ × 100 %

4. Menghitung Capital Charges

Capital Charges adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti para investor atas resiko usaha dari modal yang ditanamkan (Horne and Wachowicz, 2008).

(34)

20 5. Menghitung Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA) adalah laba yang tersisa setelah dikurangi biaya modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut (Horne and Wachowicz, 2008).

���= ����� − ��������ℎ�����

2.1.4 Market Value Added

Menurut Winarto (2010), MVA adalah market value (total nilai pasar) semua saham dan hutang perusahaan, yang berarti jumlah yang diperoleh investor jika semua investasinya berupa saham dan obligasi dijual ke pasar finansial dikurangi total modal yang diinvestasikan (berupa ekuitas, laba ditahan, hutang lewat pasar modal dan hutang terhadap bank). Secara singkat, MVA merupakan selisih antara nilai pasar perusahaan saat ini dengan modal kesuluruhan yang diinvestasikan ke dalam perusahaan (termasuk shareholders dan bondholders).O’Byrne (1996) menyebutkan bahwa tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham, yang dilakukan dengan memaksimumkan MVA. Tujuan ini jelas menguntungkan investor, tetapi juga memastikan bahwa sumber daya yang terbatas telah dialokasikan secara efisien, sehingga menguntungkan perekonomian perusahaan itu sendiri

(35)

21 telah diciptakan.Sebaliknya, jika nilai pasar perusahaan lebih kecil daripada modal yang diinvestasikan, berarti kekayaan telah dimusnahkan, disebut juga sebagai MVA-Negatif. MVA dapat menjadi sumber referensi yang lebih baik bagi pemegang saham dalam mempertimbangkan apakah perusahaan dapat memberikan profit atau loss atas modal yang telah diinvestasikannya (Winarto, 2010).

Brigham &Houston (2007) mengatakan bahwa MVA diukur dengan mengurangi nilai pasar saat ini dengan modal yang diinvestasikan oleh investor, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

MVA = Company's market Value - Invested Capital by Investors atau

MVA = Market Value of Equity – Book Value of Equity

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu

(36)

22 Mahendra (2009) meneliti pengaruh intellectual capital terhadap Market Capitalization.Penelitian ini menggunakan Capital Employed, Human Capital, dan Structural Capital sebagai variabel independen, sedangkan untuk variabel dependen digunakan Market Capitalization. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Employed dan Structural Capital berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Market Capitalization, sedangkan Human Capital berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Market Capitalization.

Lockridge, et al (2009) meneliti hubungan antara Fixed Asset Liquidation Value dengan Market Capitalization.Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Liquidation Value, yang diukur dengan menggunakan Liquidation Value of the firm scaled by firm earnings (LV/E).Variabel dependennya Market Capitalization, yang diukur dengan menggunakan Market value of the firm scaled by firm earnings (MV/E).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara Liquidation Value dengan Market Capitalization.

(37)

23 Capitalization Rate, sedangkan Government Development Stock Rate berpengaruh secara negatif terhadap Stock Market Capitalization Rate.

Furi (2011) meneliti pengaruh antara Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Price Earning Ratio (PER) Dan Leverage Keuangan Terhadap Kapitalisasi Pasar.Penelitian ini menggunakan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia sebagai populasinya.Hasil dari penelitian adalah behwa ROA, ROE, NPM, OPM, CR, PER, DTA, dan DER berpengaruh secara signifikan terhadap Kapitalisasi Pasar.

Rahman (2013) meneliti pengaruh Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Economic Value Added (EVA) terhadap return saham serta kapitalisasi pasar. Populasi penelitian tersebut adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa ROA, ROE, dan EVA secara simultan dan parsial tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Penelitian tersebut juga memberikan hasil berupa ROA, ROE, dan EVA secara simultan berpengaruh terhadap kapitalisasi pasar.

Secara ringkas, penelitian-penelitian terdahulu yang telah disebut diatas dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Glezakos

(1993)

The Market

Capitalization Value As A Risk Factor in The Athens Stock Exchange

(38)

24

Manufaktur di BEI 2006

Variabel Dependen : Market Capitalization; Variabel Independen : Capital Employed; negatif dan tidak signifikan terhadap Value And Market Capitalization

Variabel Dependen : Market value of the firm scaled by firm

earnings (MV/E); Variabel Independen :

Liquidation Value of the firm scaled by firm earnings (LV/E)

Liquidation Value memiliki hubungan yang kuat terhadap Market and Interest Rate : Evidence from Jordan

Variabel Dependen : Stock Market

(39)

25 Earning Ratio (PER) Dan Leverage Keuangan Terhadap Kapitalisasi Pasar Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI

Variabel Dependen : Kapitalisasi Pasar; Variabel Independen : Return on Asset ; Return on Equity; Net Profit Margin;

Operating Profit Margin; Current Ratio; Price Earning Ratio; Debt to Total Asset; Debt to Equity

ROA, ROE, NPM, Terdaftar di BEI

Variabel Dependen : Return Saham; Kapitalisasi Pasar; Variabel Independen : Return on Asset; Return on Equity; Economic Value

2.3Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual

(40)

26 1.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Working Capital (Modal Kerja) merupakan suatu indikator efisiensi dan kesehatan keuangan jangka pendek perusahaan.Jika aset lancer suatu perusahaan lebih kecil daripada kewajiban lancarnya, maka perusahaan tersebut dapat mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya kepada kreditor.Working capital turnover memberikan gambaran mengenai seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan working capital (modal kerja) nya untuk mendapatkan sales (penjualan).Perusahaan menggunakan modal kerja untuk mendanai kegiatan-kegiatan operasional.Kegiatan-kegiatan operasional ini kemudian diolah sedemikan rupa untuk menghasilkan pendapatan bagi EVA (Economic Value Added)

(X2)

MVA (Market Value Added) (X3)

Market Capitalization (Y)

(41)

27 perusahaan.Working capital turnover digunakan untuk menunjukkan hubungan/perbandingan antara uang yang digunakan untuk mendanai operasi, dan penjualan yang dihasilkan oleh kegiatan operasi tersebut.Oleh Karena itu, semakin besar nilai working capital turnover, artinya pendapatan perusahaan lebih besar daripada uang yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan tersebut.

Economic Value Added (EVA) merupakan suatu metrik kinerja (performance metric) dari suatu perusahaan.Performance metric menggambarkan hal-hal yang masih dalam kendali perusahaan. Kelebihan EVA dibandingkan indikator kinerja perusahaan yang lain yaitu EVA menyertakan penciptaan nilai perusahaan pada perhitungannya. Hal ini dicapai dengan cara mengurangi biaya modal dari laba operasi perusahaan. Semakin tinggi nilai EVA, artinya semakin tinggi nilai yang diperoleh investor dari perusahaan tersebut.Namun sebagaimana indikator kinerja lainnya, perubahan EVA per periode lebih penting daripada nilai EVA itu sendiri.

(42)

28 diinvestasikan oleh investor (invested capital). MVA memberikan gambaran seberapa besar kelebihan harga yang diberikan oleh investor terhadap saham suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai MVA, berarti semakin investor yakin bahwa perusahaan tersebut telah dan akan berhasil dalam menjalankan kegiatan usahanya. Sebaliknya semakin kecil nilai MVA, menunjukkan bahwa investor memiliki keraguan mengenai kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya.

2.3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris (Erlina, 2011: 41).Hubungan antara kesehatan perusahaan dengan Market Cap terletak pada kepercayaan investor atas suatu perusahaan.Kesehatan perusahaan yang digambarkan melalui Working Capital Turnover berhubungan erat dengan going concern perusahaan tersebut. Jika suatu perusahaan dapat menjamin going concern nya, dapat diyakini bahwa investor pun akan lebih percaya untuk berinvestasi pada perusahaan itu. Semakin banyak yang berinvestasi pada suatu perusahaan, maka semakin besar ukuran perusahaan tersebut, sehingga bisa disimpulkan bahwa kesehatan perusahaan dapat mempengaruhi Market Cap.

(43)

29 banyak pula outstanding shares perusahaan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa EVA dapat mempengaruhi outstanding shares.Untuk mendapatkan nilai Market Cap sebagai suatu penilaian ukuran perusahaan, diperlukan jumlah outsanding shares dan market price perusahaan tersebut. Atas dasar inilah dapat dipercaya bahwa EVA yang memberikan pengaruh terhadap outstanding shares juga dapat memberikan pengaruh terhadap Market Cap.

Jika terjadi MVA-Positif, maka berarti market value perusahaan mengalami kenaikan.Kenaikan market value perusahaan juga berarti kenaikan market price perusahaan tersebut.Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan market value yang tinggi, memiliki market price yang tinggi pula. Ukuran perusahaan (Market Cap) didapat dengan menggunakan outstanding shares dan harga saham. Berdasarkan hal ini, maka dapat diyakini bahwa MVA dapat memberikan pengaruh terhadap Market Cap.

Berdasarkan dengan rumusan masalah dan kerangka penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

(44)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Disebut penelitian kuantitatif karena menghasilkan atau membutuhkan data penelitian berupa angka-angka (kuantitas) dan analisis menggunakan statistik (Susilana dan Johan , 2012 : 53). Berdasarkan karakteristik masalahnya, maka penelitian ini merupakan penelitian kausal – komparatif. Penelitian kausal – komparatif merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa sebab akibat antara dua variabel atau lebih (Erlina, 2011)

3.2Populasi dan Sampel Penelitian

(45)

31 Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Susilana dan Johan, 2012: 178). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik Non Probability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Susilana dan Johan, 2012: 189). Karena populasi penelitian ini hanya berjumlah 20 perusahaan, maka diputuskan untuk menggunakan salah satu bentuk Non Probabiliy Sampling yang disebut sampel jenuh (Total Population Sampling), yaitu sampel yang mengambil seluruh jumlah populasi.

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Sampel

No Nama Perusahaan Kode

1 Adhi Karya (Persero) Tbk. ADHI

2 Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM

3 Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI

4 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI 5 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI

6 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN

7 Garuda Indonesia (Persero) Tbk. GIAA

8 Indofarma (Persero) Tbk. INAF

9 Jasa Marga (Persero) Tbk. JSMR

10 Kimia Farma (Persero) Tbk. KAEF

11 Krakatau Steel (Persero) Tbk. KRAS

12 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. PGAS

13 PP (Persero) Tbk. PTPP

14 Semen Baturaja (Persero) Tbk. SMBR

15 Semen Indonesia (Persero) Tbk. SMGR

16 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. PTBA 17 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. TLKM

18 Timah (Persero) Tbk. TINS

19 Waskita Karya (Persero) Tbk. WSKT

(46)

32 3.3Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berjenis data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu yang bersumber dari orang/pihak lain. Data tersebut bersifat kuantitatif, yang berarti bahwa data tersebut berbentuk bilangan. Menurut waktu pengumpulannya, data tersebut dapat dikelompokkan sebagai data time series, yaitu data yang dikumpulkan dari periode ke periode untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan/keadaan.Data dalam penelitian ini berupa laporan keuangan dan laporan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan sampel, dan diperoleh dengan cara meng-unduh dari situs BEI

3.4Metode Pengumpulan Data

(47)

33 3.5 Definisi Operasional dan Pengkuran Variabel

3.5.1 Variabel Dependen

Variabel dependen biasa disebut sebagai variabel terikat.Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Variabel terikat pada penelitian ini adalah Market Capitalization (Market Cap).Market Cap adalah nilai besaran perusahaan publik yang telah mencatatkan sahamnya di bursa saham.Dengan demikian, ukuran besar atau tidaknya suatu perusahaan adalah dengan melihat Market Cap nya.Variabel Market Cap menggunakan skala rasio. Untuk menghitung Market Cap, digunakan rumus berikut :

Market Cap = Company's Shares Outstanding × Current Market Price

3.5.2 Variabel Independen

Variabel Independen dapat juga disebut sebagai variabel bebas. Menurut Susilana dan Johan (2012: 126) , variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas, yaitu :

1. Working Capital Turnover

(48)

34 skala rasio. Untuk menghitung Working capital turnover digunakan rumus sebagai berikut :

Working Capital Turnover = ����� ������� �������

2. Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added merupakan konsep yang mengukur atau menciptakan nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal. Variabel Economic Value Added menggunakan skala rasio. Untuk menghitung EVA, dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Economic Value Added = NOPAT - Capital Charges

3. Market Value Added (MVA).

Market Value Added merupakan suatu konsep yang dapat menunjukkan berhasil atau tidaknya perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi investornya.Semakin besar nilai MVA, maka semakin kaya para pemegang saham perusahaan. Variabel Market Value Added dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

MVA = Company's market Value - Invested Capital by Investors atau

(49)

35 Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No Variabel Jenis

Variabel Perhitungan Skala

1 Market Cap Dependen Company's Shares Outstanding x

Current Market Price Rasio 2 Working Capital

Turnover Independen Rasio

3 Economic Value

Added Independen NOPAT - Capital Charges Rasio 4 Market Value

Added Independen

Market Value of Equity- Book

Value of Equity Rasio

3.6 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 18. Dalam penggunaaan metode analisis regresi pada pengujian hipotesis, terlebih dahulu peneliti menguji apakah model tersebut telah memenuhi asumsi klasik atau tidak.

3.6.1Pengujian Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang mendasari penggunaaan analisis regresi adalah terpenuhinya uji asumsi klasik. Pengujian tersebut dilakukan untuk menghindari atau mengurangi bias atas hasil penelitian yang diperoleh. Pengujian asumsi klasik terdiri dari pengujian normalitas data, pengujian multikolinearitas, pengujian heteroskedastisitas, dan pengujian autokorelasi.

(50)

36 3.6.1.1 Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas menurut Karim (2011) adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak.Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distrbusi normal.Penelitian ini menggunakan uji statistik non parametis Kolmogorov-Smirnov (K-S), grafik histogram dan grafik normal P-Plot.

Menurut Gujarati (2008), Uji K-S dilakukan dengan membadingkan nilai K-S penelitian dengan nilai signifikansi (0,05), dimana apabila nilai K-S lebih besar dari nilai signifikansinya maka K-S normal. Uji normalitas dengan analisis grafik histogram dilakukan dengan melihat apakah data tidak mennceng (skewness) ke kiri atau ke kanan.Sementara untuk melihat apakah normalitas data dengan P-Plot, dapat dilihat dengan apakah data mengikuti garis yang memotong sumbu X dan Y.

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas

(51)

37 lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolienaritas.

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Karim, 2011). Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.Salah satu uji untuk mengetahui heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pancar (scatterplot).

(52)

38 3.6.1.4 Uji Autokorelasi

Menurut Erlina (2011: 106), uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, berarti timbul masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.

1. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Erlina (2011: 106) adalah sebagai berikut: Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper Bound (DU) dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif.

3. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.

(53)

39 3.6.2 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi. Hipotesis diuji menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen yaitu working capital turnover, EVA dan MVA secara parsial terhadap variabel dependen yaitu market cap dengan model:

Y1 = a + b1X1

Y1 = a + b2X2

Y1 = a + b2X3

Kemudian dilanjutkan dengan pengujian menggunakan analisis regresi berganda untuk melihat pengaruh variabel independen working capital turnover, EVA dan MVA secara simultan terhadap variabel dependen yaitu market cap dengan model:

Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y1 = Market Cap

a = Konstanta

b1, b2, b3 = Parameter Koefisien Regresi

X1 = Working Capital Turnover (WCT)

(54)

40 X3 = Market Value Added (MVA)

e = Tingkat Kesalahan Pengganggu

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t (t-test) dan uji-F (F-test).

• Uji signifikan parsial (t-test)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh signifikan variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Hipotesis untuk uji-t adalah sebagai berikut:

 H0 : b = 0, artinya working capital turnover, EVA dan MVA secara

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap market cap.

 H1 : b ≠ 0, artinya working capital turnover, EVA dan MVA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap market cap.

Pada penelitian ini, nilai thitungakan dibandingkan dengan ttabel pada

taraf nyata (α) = 5%. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini

adalah:

 H0 diterima jika : -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel

 H1 diterima jika : thitung > ttabel

(55)

41 • Uji signifikan simultan (F-test)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh signifikan variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Hipotesis untuk uji-F adalah sebagai berikut:

 H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, working capital turnover, EVA dan MVA

secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap market cap.

 H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya working capital turnover, EVA dan MVA secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap market cap.

Pada penelitian ini, nilai Fhitungakan dibandingkan dengan Ftabel pada

taraf nyata (α) = 5%. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-F ini

adalah:

 H0 diterima jika : Fhitung ≤ Ftabel

(56)

61 BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum

Penelitian ini menganalisis pengaruh Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added terhadap Market Cap.Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2013.Sampel pada penelitian ini merupakan sampel jenuh.Sampel jenuh digunakan karena populasi penelitian ini hanya berjumlah 20 perusahaan saja. Daftar sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 di bab sebelumnya.

Penelitian ini menggunakan 100 unit analisis, dimana data cross section terdiri dari 20 perusahaan, dan data time series 5 tahun, namun karena ada beberapa perusahaan sampel yang belum melakukan IPO pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009, sehingga data yang diperoleh pada perusahaan-perusahaan tersebut tidak lengkap selama 5 tahun (lihat tabel 4.2). Hal ini menyebabkan jumlah sampel akhir penelitian ini menjadi 89 sampel perusahaan.

Tabel 4.1

DaftarPerusahaan Sampel Yang Belum Melakukan IPO Pada Tahun 2009

No Nama Perusahaan Kode IPO

1 Garuda Indonesia (Persero) Tbk. GIAA 11-Feb-11 2 Krakatau Steel (Persero) Tbk. KRAS 10-Nov-10

3 PP (Persero) Tbk. PTPP 09-Feb-10

(57)

43 Data mentah yang telah terkumpul terlebih dahulu diolah dengan Microsoft Excel, yang dilanjutkan dengan pengolahan statistic deskriptif dan pengestimasian model regresi linier berganda.Kemudian berdasarkan model tersebut, dilakukan uji hipotesis.Pengolahan dan pengujian data secara statistic dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif menggunakan prosedur numerik dan grafis dalam meringkas gugus data dengan cara yang jelas dan dapat dimengerti. Statistik deskriptif membantu kita untuk menyederhanakan data dalam jumlah besar dengan cara yang logis (Kustituanto, 2009). Dalam Penelitian ini, data yang digambarkan melalui analisis statistik deskriptif adalah jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi.Hasil dari uji statistic deskriptif disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Statistics

Mean 48196235.96 1.3592 1466552.69 54093944.90

Median 14863000.00 2.6600 204476.00 20410800.00

Std. Deviation 5.930E7 13.33757 2994244.000 1.072E8

Minimum 248000 -77.25 -369872 -6777267

(58)

44 Dari tabel 4.2 diatas, dapat dijelaskan statistik masing-masing variabel penelitian, yaitu :

1. Variabel Dependen (Y), Market Capitalization, memiliki nilai minimum 248000, nilai maksimum 216720000, nilai median 14863000.00, sedangkan nilai rata-rata (mean) 48196235.96, dan standar deviasi 5.930E7, dengan jumlah sampel sebanyak 89.

2. Variabel Independen (X), Working Capital Turnover, memiliki nilai minimum negatif 77.25, nilai maksimum 29.62, nilai median 2.6600, sedangkan nilai rata-rata (mean) 1.3592, dan standar deviasi 13.33757, dengan jumlah sampel sebanyak 89.

3. Variabel Independen (X), Economic Value Added, memiliki nilai minimum negatif 369872, nilai maksimum 15105269, nilai median 204476.00, sedangkan nilai rata-rata (mean) 1466552.69, dan standar deviasi 2994244.000, dengan jumlah sampel sebanyak 89.

4. Variabel Independen (X), Market Value Added, memiliki nilai minimum negatif 6777267, nilai maksimum 692624662, nilai median 20410800.00, sedangkan nilai rata-rata (mean) 54093944.90, dan standar deviasi 1.072E8, dengan jumlah sampel sebanyak 89.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

(59)

45 4.2.2.1 Uji Normalitas

Sebelum menggunakan statistik parametis, telah digunakan pengujian normalitas data dengan uji statistik non parametis kolmogorov-Smirnov (K-S), dengan ketentuan sebagai berikut :

4.2.3.1 Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal.

4.2.3.2 Jika nilai signifikansinya lebih kecil daripada 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Bila data tidak berdistribusi normal, maka teknik statistik parametis tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Suatu data membentuk distribusi normal bila jumlah data diatas dan dibawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya.

Tabel 4.3

Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 89

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.57260448E7

Most Extreme Differences Absolute .194

Positive .194

Negative -.163

Kolmogorov-Smirnov Z 1.832

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

(60)

46 data menjadi bentuk Logaritma natural (Ln) agar data berdistribusi normal. Setelah dilakukan transformasi, dilakukan pengujian ulang dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.4

Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 89

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .83219267

Most Extreme Differences Absolute .088

Positive .088

Negative -.073

Kolmogorov-Smirnov Z .832

Asymp. Sig. (2-tailed) .493

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil penguian K-S diatas, K-S yang diperoleh adalah 0,832 dan signifikan pada 0,493 sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal dimana p > 0,005 (p= 0,493 >0,005). Dengan demikian secara keseluruhan bahwa nilai observasi telah terdistribusi normal.

(61)

47 Gambar 4.1

Uji Normalitas Dengan Analisis Grafik Histogram

(62)

48 4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gajala multikolonieritas adalah dengan melihat besaran korelasi anatara variabel independen dan besarnya tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu Tolerance > 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Ln_WCT .827 1.210

Ln_EVA .474 2.110

Ln_MVA .436 2.295

a. Dependent Variable: Ln_MC

(63)

49 Tabel 4.6

Coefficient Correlations Coefficient Correlationsa

Model Ln_MVA Ln_WCT Ln_EVA

1 Correlations Ln_MVA 1.000 .285 -.688

Ln_WCT .285 1.000 .024

Ln_EVA -.688 .024 1.000

Covariances Ln_MVA .003 .001 -.002

Ln_WCT .001 .005 .000

Ln_EVA -.002 .000 .004

a. Dependent Variable: Ln_MC

Dari tabel di atas dapat dilihat tingkat korelasi antar variabel bebas, yaitu : tingkat korelasi antar variabel bebas antara LN_MVA terhadap LN_WCT menunjukkan angka 0,285 atau -28,5%, tingkat ini masih jauh dibawah 95 %. Tingkat korelasi antara LN_MVA terhadap LN_EVA menunjukkan angka -0,688 atau -68,8 %. Tingkat korelasi antara LN_EVA terhadap LN_WCT menunjukkan angka 0,24 atau 24 %. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dibuktikan bahwa tidak terdapat korelasi antar variabel bebas atau tidak terdapat multikolonieritas.

4.2.2.3 Uji Heteroskedasitas

(64)

50 adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pancar (scatterplot).

Cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

(65)

51 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi MC berdasarkan masukan variabel WCT, EVA, dan MVA. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain .

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi anatara anggota/ observasi yang disusun menurut urutan waktu.Uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan tingkat kesalahan pada periode t-1. Data obeservasi yang menggunakan data time series harus diuji apakah data tersebut menggandung autokorelasi atau tidak.

Estimate Durbin-Watson

1 .908a .824 .815 .74721 1.688

a. Predictors: (Constant), Ln_WCT, Ln_MVA, Ln_EVA

(66)

52 Hasil penggujian pada tabel memperlihatkan nilai statistik DW sebesar 1.688. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel DW dengan nilai signifikansinya 5%, jumlah sampel 89 dan jumlah variabel independen 3 (k=3),maka akan diperoleh nilai dL ditabel sebesar 1,6095 dan dU 1,7012. Nilai DW sebesar 1.688 terletak diantara dL dan dU, sehingga tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.Maka dari itu dilakukan Uji Runs Test untuk memperoleh kesimpulan yang lebih jelas.

Tabel 4.8 Uji Runs Test

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea .06797

Cases < Test Value 44

Cases >= Test Value 44

Total Cases 88

Number of Runs 37

Z -1.715

Asymp. Sig. (2-tailed) .086

a. Median

(67)

53 4.2.3 Pengujian Hipotesis

Hasil uji asumsi klasik memperlihatkan data observasi tidak memenuhi asumsi normalitas, kemudian dilakukan transformasi ke dalam bentuk logaritma natural (LN).Sehingga persamaan yang baru memenuhi asumsi klasik dan dapat dianalisis lebih lanjut untuk pengujian hipotesis. Penulis menggunakan analisis regresi berganda untuk melakukan pengujian hipotesis dengan bantuan program SPSS 18.

4.2.3.1 Persamaan Regresi Tabel 4.9 Analisis Hasil Regresi

Coefficientsa

a. Dependent Variable: Ln_MC

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa :

1. Konstanta sebesar 5,522 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (WCT, EVA, MVA) maka Market Cap bernilai sebesar 5,522.

2. β1 sebesar 0,060 menunjukkan bahwa setiap penambahan Working

(68)

54

3. β2 sebesar 0,381 menunjukkan bahwa setiap penambahan Economic

Value Addedsebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan Market Cap sebesar 38,1 % dengan asumsi variabel lain tetap.

4. β3 sebesar 0,383 menunjukkan bahwa setiap penambahan Market

Value Added sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan Market Cap sebesar 38,3 % dengan asumsi variabel lain tetap.

4.2.3.2 Analisis Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas.

Tabel 4.10

(69)

55 Pada tampilan ouput SPSS model summary , nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,777 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara WCT,EVA, dan MVA (variabel independen) terhadap Market Cap (variabel dependen) kuat. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas 0,5 dan mendekati 1. Angka adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah 0,769. Hal ini berarti 76,9% variasi atau perubahan dalam variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya 23,1 % dijelaskan oleh faktor - faktor lain. StandarError of Estimate (SEE) adalah 0,84675, semakin kecil nilai SEE maka akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

4.2.3.3 Pengujian Secara Simultan

Uji Signifikan Simultan atau yang dikenal dengan Uji F digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data denagn program SPSS versi 18.0 maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.11 Hasil Uji-F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 211.963 3 70.654 98.543 .000a

Residual 60.944 85 .717

Total 272.907 88

(70)

56 Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 98,543 dengan nilai signifikansi (sig) sebesar 0,00. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel (98,543 > 2,71). Dilihat signifikansinya, nilai signifikansi adalah sebesar 0,000, lebih kecil dari nilai signifikan sebesar 0,05. Hasil perhitungan baik melalui F hitung maupun nilai signifikannya, menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Market Cap, atau dapat dikatakan bahwa WCT, EVA, dan MVA secara bersama-sama berpengaruh terhadap Market Cap.

4.2.3.4 Pengujian Secara Parsial

Uji - t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya.Hasil pengolahan dapat dilihat pada tabel 4.13.

(71)

57 Dari tabel hasil pengolahan SPSS dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel WCT sebesar 0,816 dengan nilai signifikan 0,417. Hasil uji tersebut dapat menunjukkan t hitung adalah lebih kecil dari t tabel ( 0,816<1,66298). Dilihat signifikansinya, nilai signifikansi WCT adalah sebesar 0,417, lebih besar dari nilai signifikan sebesar 0,05. Hasil perhitungan baik melalui t hitung maupun nilai signifikannya, menunjukkan WCT tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabelMarket Cap. Nilai t tabel, dimana level of significance (α) = 0,05 (5%) dan derajat kebebasan (df) = (n – k) atau (89 – 4).

Nilai t hitung untuk variabel EVA adalah 5,980 dengan nilai signifikan 0,000. Hasil uji tersebut dapat menunjukkan t hitung adalah lebih besar dari t tabel (5,980 > 1,66298). Dilihat signifikansinya, nilai signifikansi EVA adalah sebesar 0,000, lebih kecil dari nilai signifikan sebesar 0,05. Hasil perhitungan baik melalui t hitung maupun nilai signifikannya, menunjukkan EVA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Market Cap.

(72)

58 melalui t hitung maupun nilai signifikannya, menunjukkan MVA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Market Cap.

Berdasarkan tabel 4.9 dan penjelasan di atas, di dapatlah persamaan regresi sebagai berikut :

LN_MC = 5,522 + 0,060 LN_WCT + 0,381 LN_EVA + 0,383 LN_MVA + e

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,769. Hal ini berarti bahwa 76,9 % variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi WCT, EVA dan MVA, sedangkan sisanya sebesar 23,1 % dijelaskan oleh sebab – sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

Berdasarkan hasil pengujian, diketahui secara parsial bahwa Working Capital Turnover tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Market Cap, sedangkan Economic Value Added dan Market Value Added mempunyai pengaruh yang signifikan dan memiliki pengaruh ke arah positif terhadap Market Cap.

Dari hasil pengujian tersebut, maka hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar

Tabel
Tabel Perusahaan dengan Market Capitalization Terbesar Periode 2009 – 2013
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Kerangka KonseptualGambar  2.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menganalisis pengaruh metode simulasi menggosok gigi mengunakan teknik bass terhadap ketrampilan dan kebersihan gigi dan mulut pada anak usia sekolah usia 7-10 tahun di SDN

-Bolus alba mengadsorpsi lobih banyak asam bcnsoat dari pada natrium benzoat*. -Talk mengadsorpsi lobih banyak asam bonzoat dari pada natrium bcnsoat

Untuk retensi yang baik pada prostesa cekat, ada berbagai faktor mulai dari ukuran gigi, besarnya gaya pemindah/dislodging, geometri dari preparasi gigi, kekasaran

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian korelasional. Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui

Proses kerja uji untai reaktor riset merupakan miniatur untuk mempelajari proses pendinginan primer dan sekunder sebuah reaktor , sehingga sistem pemipaan yang digunakan

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektifitas ekstrak bunga kecombrang ( Nicolaia speciosa Horan) terhadap pengendalian penyakit MAS ( Motile

Untuk menghitung prakiraan pelanggan bisnis digunakan persamaan 2.2 dengan variabel pelanggan publik, sedangkan parameter yang digunakan untuk laju pertumbuhan

ىتح اهبيلاسأو اهطامنأو ةيبرعلا ةيوحنلا دعاوقلا قيبطت ميلعت يف زكرتي ءاشنلإا وأ ةباتكلا ميلعت رثكأ نأ فورعلمابو دعاوقلا ةدام يف ةبلطلا ملعتي امم اراركت ميلعتلا