• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

Tahun 2010-2014)

THE INFLUENCE OF STRUCTURE OF ASSETS, THE SIZE OF THE COMPANY, THE GROWTH OF THE COMPANY, PROFITABILITY, AND LIQUIDITY OF THE

CAPITAL STRUCTURE

(Study on Consumer Goods Industry Sector Company Listed at BEI in 2010-2014)

Oleh:

RINA ROMADHANI 20120410333

FAKULTAS EKONOMI

(2)

i

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP

STRUKTUR MODAL

(Studi pada Perusahaan Industri dan Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-2014)

THE INFLUENCE OF STRUCTURE OF ASSETS, THE SIZE OF THE COMPANY, THE GROWTH OF THE COMPANY, PROFITABILITY, AND

LIQUIDITY OF THE CAPITAL STRUCTURE

(Study on Consumer Goods Industry Sector Company Listed at BEI in 2010-2014)

Oleh:

RINA ROMADHANI 20120410333

FAKULTAS EKONOMI

(3)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Rina Romadhani

Nomo rmahasiswa : 20120510333

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH STRUKTUR

AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN,

PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL” (Studi pada Perusahaan Industri dan Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-2014)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 5 Agustus 2016

(4)

v

Motto dan Persembahan

“Bertawakalah pada Allah, maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. Al-Baqarah: 282)

“Berlelah – lelahlah, manisnya hidup terasa setelah berjuang. Jika engkau tak tahan lelahnya belajar, engkau akan menangung perihnya kebodohan”

(Imam Syafi’i)

“Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi sering ketakutanlah yang membuat jadi sulit, jangan mudah menyerah”

(Joko Widodo)

“Anak muda memang minim pengalaman, karena itu ia tak tawarkan masa lalu, anak muda menawarkan masa depan”

(Anies Baswedan)

Manusia tidak akan merasa lebih baik ketika tidak mau keluar dari kotak rasa nyaman, ingatlah orang sukses itu dilahirkan bukan dengan cara yang mudah.

(5)

vi

Persembahan

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah, terima kasih untuk Allah SWT dan Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan segala petunjuk kepada saya sehingga skripsi ini telah selesai pada waktunya. Skripsi ini akan saya persembahkan untuk-Nya dan Nabi Muhammad SAW.

Untuk kedua orang tuaku, Pak Bunardi dan Ibu Waldiyati yang amat sangat saya cintai dan saya sayangi, terima kasih selalu ku ucapkan untuk kedua orang tuaku yang telah banyak memberikan dukungan dan semangatnya sepanjang hidupnya. Telah memberikan motivasi dan semangat agar skripsi ini berjalan dengan lancar dan diberi

kemudahan. Terima kasih atas segala do’anya. Terima kasih banyak Ibu Bapak .

Untuk kakak ku tersayang, Fitri Budyawati terima kasih telah menghibur saya, terima kasih untuk segala keceriaannya, terimakasih telah mendengarkan keluh kesahku. Untuk mbah kakung Siswo Suwarno, terimakasih saya ucapkan.

Untuk keluarga besar Mbok Surtiyah dan keluarga Mbah Tarso, terimakasih banyak telah mendukung dan selalu mendoakan agar skripsi ini cepat terselesaikan. Terimakasih telah memberikan semangat dan motivasinya.

(6)

vii

Untuk sahabat-sahabat tersayang, Dita Anggarini Raharja, Della Nurprati Dina, Wahyu Beny Kurniawan, M.Rizky Arfiyanto, dan Soimah Munawaroh yang telah memberikan semangat, ilmu dan petuahnya, sehingga saya dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Terima kasih telah sabar dalam menyikapi segala tingkah laku saya. Terima kasih telah menemani sampai akhir skripsi selesai. Terima kasih juga karena selalu ada di saat saya suka maupun duka. Untuk sahabat kecilku Wahyu Widarti dan David Prasetyo Utomo, walaupun kita jarang ketemu, terimakasih banyak atas segala dukungan dari kalian, terimakasih telah mendengarkan keluh kesahku selama saya membuat skripsi ini.

Untuk mbak Dian dan mbak Bonci, terimakasih telah membantu, menemaniku, menghibur dan membuatku tersenyum. Terimakasih telah memberikan saya motivasi-motivasi agar skripsi ini berjalan dengan lancar.

Untuk Agin Purwoko, dari awal masuk kuliah sampai sekarang yang selalu merepotkan kamu, terimakasih teman selalu support saya agar skripsi ini cepat selesai. Untuk teman-teman SMA “Tsalenonae” terimakasih banyak atas do’a dan dukungan dari kalian. Untuk teman-teman dirumah, yang gak bisa saya sebutkan stu persatu, sya ucapkan terimakasih banyak.

Untuk keluarga SMK C, teman-teman Manajemen i dan teman-teman seperjuangan 2012 Terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini dan sukses untuk kita semua.

(7)

x

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikumwarahmatullahiwabarakaathu.

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah menciptakan manusia dengan akal dan pikiran sehingga manusia mampu untuk berpikir bagaimana mengembangkan kualitas hidupnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.

Skripsi dengan judul “PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerjasama, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, dengan ketulusan dan keikhlasannya memberikan waktu, saran, dan sumbangan pemikiran yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberi berbagai kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi. 2. Ibu Retno Widiowati PA, M.Si Ph.D selaku Kaprodi Manajemen Fakultas

(8)

xi

3. Ibu Arni Surwanti, Dr., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah begitu sabar membimbing, memberikan kemudahan, serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.

4. Segenap dosen Prodi Ekonomi Manajemen dan staff pengajar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses penyelesaian karya tulis ini.

5. Kedua Orang Tuaku, Bapak dan Ibu tercinta. Penulis yakin tanpa doa, bimbingan dan dukungan dari kalian semua ini hanya semu belaka. Semoga usaha bapak dan ibu dalam mendidik penulis tidak pernah sia-sia dan menjadi barokah bagi keluarga.

6. Teman - teman yang selalu memberikan semangat, perhatian, pengertian, dan dukungan dalam penyelesaian karya tulis ini.

7. Teman-teman seperjuangan dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan informasi, bantuan, semangat dan kerjasamanya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, masukan dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 5 Agustus 2016

(9)

xii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAAN ... v

INTISARI ... vii

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

3. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal ... 13

B. Pengaruh antar variabel ... 17

1. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal... 17

2. Pengaruh Ukuran perusahaan terhadap Struktur Modal ... 19

3. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan terhadap Struktur Modal ... 21

4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal ... 23

(10)

xiii

C. Model Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Objek Penelitian... 28

B. Jenis Data ... 28

C. Teknik pengambilan Sampel ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 29

F. Uji Kualitas Data ... 31

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 37

B. Hasil Uji Kualitas Data ... 38

C. Hasil Linier Berganda ... 42

D. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 47

E. Pembahasan (Interprestasi)... 52

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN... 60

A. Simpulan... 60

B. Keterbatasan Penelitian ... 62

C. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA

(11)

xiv

DAFTAR TABEL

4. 1 Proses Seleksi Sampel ... 38

4.2 Hasil Uji Descriptive Statistic ... 39

4.3 Hasil Uji Normalitas ... 43

4.4 Hasil Multikolonearitas ... 44

4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas. ... 46

4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 46

4.7 Hasil Regresi Linier Berganda ... 48

4.7 Hasil Uji Nilai t ... 48

4.8 Hasil Uji F ... 51

(12)

xv

DAFTAR GAMBAR

(13)
(14)

viii

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal. Objek dalam penelitian ini adalah Perusahaan Industri dan Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, sehingga diperoleh 147 sampel. Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan metode dokumentasi yang diperoleh dari Indonesian Stock Exchange dan Capital Market Directory. Penilitian ini menggunakan model analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukandiperoleh hasil bahwa variabel struktur aktiva dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, variabel profitabilitas dan likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, sedangkan variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

(15)

ix

2014. The sampling technique in this study used purposive samlping method, in order to obtain 147 samples. Type of data collected in this research is secondary data with the method of documentation obtained from Indonesian Stock Exchange and Capital Market Directory. This research used multiple linear regression analysis model.

Based on the results of the analysis showed that variable asset structure and growth of the company have significant positive effect on the capital structure, profitability and liquidity variables have significant negative effect on the capital structure, while the size company variable has no significant effect on the capital structure.

(16)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi ekonomi global yang terus maju pada saat ini, akan dapat menimbulkan persaingan usaha yang sangat ketat. Hal ini akan mendorong manajer perusahaan dalam meningkatkan produktivitas kegiatan produksi, pemasaran dan strategi perusahaan. Kegiatan tersebut berkaitan dengan usaha perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan ditengah persaingan ekonomi global yang sangat ketat. Manajer perusahaan juga harus memaksimalkan kesejahteraan pemegang sahamnya. Pemenuhan tujuan tersebut, maka diperlukan pengambilan keputusan yang tepat dari manajer perusahaan baik keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen.

(17)

Struktur keuangan adalah keseluruhan yang terdapat di dalam Neraca sebelah kredit. Struktur modal hanya menyangkut pembelanjaan jangka panjang saja dan tidak termasuk pembelanjaan jangka pendek. Struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan karena mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan perusahaan, sehingga manajer keuangan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal agar dapat memaksimumkan kemakmuran pemegang saham perusahaan (Yuliati, 2011).

Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Kesalahan dalam penentuan struktur modal akan mempunyai dampak yang luas. Terutama dengan adanya hutang yang sangat besar, akan memberikan beban yang berat kepada perusahaan karena perusahaan harus menanggung beban tetap yang semakin besar (Bambang Riyanto, 2001).

Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Husnan, 2004). Struktur modal yang optimal merupakan perimbangan antara penggunaan modal sendiri dengan penggunaan pinjaman jangka panjang. Kombinasi yang tepat dalam pemilihan modal yang dipilih, akan mampu menghasilkan struktur modal yang optimal, yang mampu menjadi pondasi kuat bagi perusahaan.

(18)

perusahaan yang maksimal. Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Dalam kaitannya dengan struktur modal ini, nilai perusahaan bisa diukur dengan harga saham atau biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh sumber dana yang bersangkutan. Seorang manajer harus pandai mengalokasikan dana yang dimiliki perusahaan berupa modal sendiri dan modal yang berasal dari hutang yang optimal digunakan untuk operasional perusahaan. Sehingga perusahaan tidak mengalami kerugin akibat adanya hutang tersebut. Menurut Van Horne (1998), perusahaan dalam melakukan financing yang berkaitan dengan modal sendiri (equity) harus memperhatikan dua hal, (1) Apabila perusahaan ingin mempertahankan posisi solvabilitas dan likuiditas diperlukan modal sendiri yang memadai, (2) Pertumbuhan modal sendiri yang berlebihan dapat menurunkan reitabilitas modal sendiri dan juga akan meningkatkan biaya modal sendiri.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa perlu diketaui faktor apa yang dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan yang nantinya akan membantu didalam menentukan pembagian proporsi hutang dan ekuitas yang tepat pada perusahaan yang berbeda-beda sehingga menghasilkan struktur modal optimal.

(19)

Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi dana utuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap (Syamsudin, 2007). Struktur aktiva perusahaan memainkan peranan penting dalam menentukan pembiayaan perusahaan yang memiliki aktiva tetap jangka panjang tinggi. Perusahaan yang sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap maka akan lebih mengutamakan pendanaan internal (modal sendiri), sedangkan pendanaan eksternal (utang) hanya sebagai pelengkap. Sementara itu, perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya adalah aktiva lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya melalui utang jangka pendek. Oleh karenanya struktur aktiva perusahaan sangat menentukan struktur modal yang akan dibentuk oleh perusahaan.

Ukuran perusahaan adalah gambaran besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan, dan rata-rata total aktiva (Sigit dalam Hana Tiara, 2012). Perusahaan yang berukuran besar pada umumnya lebih mudah memperoleh hutang yang akan digunakan untuk pendanaan operasinya dibandingkan dari perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan oleh tingkat kepercayaan kreditur terhadap perusahaan-perusahaan besar. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan besar dimungkinkan memiliki

(20)

Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan perusahaannya. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan menggunakan modal sendiri sebagai sumber pembiayaannya, begitu juga sebaliknya perusahaan dengan tinggkat pertumbuhan yang rendah akan menggunakan modal eksternal sebagai sumber pendanaan operasinya. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat akan mendorong perusahaan tersebut untuk melakukan ekspansi, oleh karenanya kebutuhan modal akan meningkat baik internal maupun eksternal. Sehingga dapat dikatakan tingkat pertumbuhan perusahaan mampu menentukan proporsi struktur modal.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (R. Agus Sartono, 2010). Perusahaan dengan tingkat profitbilitas tinggi pada umumnya mempunyai hutang yang lebih sedikit hal ini disebabkan karena perusahaan tidak membutuhkan dana dari pihak eksternal. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi akan lebih mudah memperoleh pinjaman atau modal dari pihak eksternal, hal ini dikarenakan kepercayaan kreditor terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar pokok dan bunga pinjaman.

(21)

tingkat likuiditas yang rendah akan menurunkan kepercayaan kreditor untuk memberikan pinjaman modal pendanaan jangka pendek, dengan kata lain berkurangnya utang jangka pendek berakibat menurunnya proporsi modal eksternal dalam struktur modal.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Glen Indrajaya et.al (2011) yang berjudul Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas, Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal. Penulis menghilangkan variabel risiko bisnis dan menggantinya dengan variabel likuiditas. Hal ini didasarkan pada pengamatan penulis terhadap beberapa penelitian terdahulu yang menyatakan tidak ada hubungan antara risiko bisnis terhadap struktur modal.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan,

Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas, Likuiditas Terhadap Struktur Modal”.

B. Batasan Masalah

1. Keterbatasan dalam mengambil variabel dalam melakukan penelitian ini adalah faktor karakteristik perusahaan.

2. Obyek penelitian ini hanya pada perusahaan industri dan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

(22)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal? 2. Apakah ukurn perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal? 3. Apakah tingkat pertumbuhan berpengaruh terhadap struktur modal? 4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal?

5. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal?

D. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menguji pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal. 2. Menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal. 3. Menguji pengaruh tingkat pertumbuhan terhadap struktur modal. 4. Menguji pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal.

5. Menguji pengaruh likuiditas terhadap struktur modal.

E. Manfaat

1. Manfaat Secara Teoritis

(23)

bagi mahasiswa yang melakukan kajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dengan permasalahan pendanaan yang sering terjadi.

2. Manfaat Secara Praktis

Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh tahapan pnelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian, penulis berharap manfaat hasil penelitian dapat diterima sebagai kontribusi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

(24)

9

TINJAUAN PUSTAKA A.Landasan Teori

a. Pengertian Struktur Modal

(25)

optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan kesimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham ( Brigham dan Houston, 2001).

b. Teori-teori Struktur Modal 1) Signaling Theory

Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan utang yang melebihi target struktur modal yang normal. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

2) Pecking Order Theory

(26)

retained earning, kemudian utang berisiko rendah dan terakhir ekuitas (Myers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004). Pecking order theory

memprediksi bahwa pendanaan utang eksternal didasarkan pada defisit pendanaan internal. Model pecking order theory memfokuskan pada motivasi manejer korporat, bukan pada prinsip-prinsip penilaian pasar modal. Pecking order theory mencerminkan persoalan yang diciptakan oleh asimetrik informasi. Dasar pemikirannya didasarkan pada penjelasan berikut ini, (Meyers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004):

a) Para manejer mengetahui lebih banyak tentang perusahaan daripada investor luar, namun mereka enggan untuk menerbitkan saham ketika percaya saham mereka adalah undervalued.

b) Investor memahami bahwa para manajer mengetahui lebih banyak dan mereka mencoba menerbitkan sesuai waktu yang tepat.

c) Para manejer menginterpresentasikan keputusan untuk menerbitkan ekuitas sebagai bad news, dan perusahaan dapat menerbitkan ekiutas hanya pada harga discount.

d) Perusahaan yang bekerja berdasarkan filosofi pecking order theory

dan membutuhkan ekuitas eksternal kemungkinan tidak akan memanfaatkan kesempatan investasi yang baik, karena saham tidak

(27)

Menurut Myers (1996) dalam Saidi (2004) perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan dari modal internal, yakni dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan dan depresiasi. Urutan penggunaan sumber dana dengan mengacu packing order theory adalah internal fund (dana internal), debt (utang), dan equity

(modal sendiri) (Kaaro, 2003).

3) Trade off Theory

Konsep trade off dalam balancing theory adalah menyeimbangkan manfaat dan biaya dari penggunaan utang dalam struktur modal sehingga disebut pula sebagai trade off theory

(28)

perusahaan, semakin tinggi nilainya dan harga saham perusahaan. Berdasarkan makalah Modigliani-Miller dengan pajak, harga saham perusahaann akan dimaksimumkan jika menggunakan utang 100 persen. Dalam kenyatannya, jarang ada perusahaan yang menggunakan utang 100 persen karena perusahaan membatasi penggunaan utang untuk menekan biaya-biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan (Brigham dan Houston, 2001).

Megginson (1997) model Trade off theory menggambarkan bahwa struktur modal yang optimal dapat ditentukan dengan menyeimbangkan keuntungan atas penggunaan utang dengan cost financial dan agency problem (Yuningsih, 2002). Trade off theory

menyatakan bahwa struktur modal optimal tercapai pada saat terjadi keseimbangan antara manfaat penggunaan utang dengan biaya menggunakan utang (Mutaminah, 2003).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal

Mamduh (2004) dalam bukunya menunjukkan bahwa ada beberapa variabel yang diprediksi mempengaruhi struktur modal, diantaranya adalah:

1) Struktur Aktiva

(29)

Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap yang lebih besar (yang berusia panjang), apalagi jika digabung dengan tingkat permintaan produk yang stabil, akan menggunakan utang yang lebih besar. Perusahaan yang mempunyai aset lancar lebih banyak yang nilainya akan tergantung dari profitabilitas perusahaan, akan menggunakan utang yang lebih sedikit (Mamduh, 2004).

Menurut pecking order theory perusahaan yang memiliki sedikit aset tetap akan mempunyai masalah asimetri informasi antara investasi dan manajemen, karena perusahaan akan lebih memilih pendanaan dengan berhutang. Namun sebaliknya apabila perusahaan memiliki tingkat aset tetap tinggi maka kecil kemungkinanasimetri informasi akan terjadi karena penilaian asetnya lebih mudah sehingga perusahaan lebih memilih untuk menerbitkan saham dibanding berhutang (Hestuningrum, 2012).

2) Ukuran Perusahaan

(30)

Ukuran perusahaan yang besar cenderung terdiversifikasi sehingga menurunkan resiko kebangrkutan. Disamping itu mereka bisa memberikan informasi lebih banyak sehingga bisa menurunkan biaya

monitoring argument tersebut memperkirakan hubungan positif antara ukuran dengan utang. Di lain pihak, ukuran besar mengurangi asimetri informasi. Asimetri yang semakin kecil tersebut mendorong perusahaan menggunakan saham, sehingga bisa diperkirakan adanya hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan utang (Mamduh, 2004).

Menurut Hestuningrum (2012) suatu perusahaan yang berukuran besar akan lebih mudah untuk mencari sumber pendanaan dari luar perusahaan karena perusahaan dengan skala yang lebih besar akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan dari para investor.

Brigham dan Houston (2011) dalam bukunya, perusahaan pada umumnya akan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini ketika melakukan keputusan struktur modal:

3) Pertumbuhan Perusahaan

(31)

Pada umumnya perusahaan yang tumbuh dengan pesat lebih tergantung pada modal dari luar perusahaan yang berarti cenderung menggunakan hutang dalam investasinya. Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah, kebutuhan modal baru relatif kecil, sehingga dapat dipenuhi oleh laba ditahan (Setyawan dan Laksito, 2008).

4) Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dalam penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Sartono (2010), profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam menentukan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang.

(32)

5) Likuiditas

Likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kemampun tersebut merupakan kemampuan perusahaan dalam melanjutkan operasionalnya ketika perusahaan tersebut diwajibkan untuk melunasi kewajibannya yang akan mengurangi dana operasionalnya. Tingkat likuiditas mempengaruhi tingkat kepercayaan terhadap sebuah perusahaan. Sehingga mempengaruhi besarnya dana eksternal atau hutang yang dapat diperoleh perusahaan tersebut. Besaran dana yang diperoleh dri dana ekternal mempengaruhi besarnya rasio struktur modal.

B. Hubungan Antar Variabel dan Penurunan Hipotesis

Berdasarkan teori-teori struktur modal serta berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, berikut hipotesis penelitian yang dapat dikembangkan:

a. Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal

Struktur aktiva dalam perusahaan mempunyai pengaruh terhadap sumber-sumber pembiayaan melalui beberapa cara menurut Weston dan Copeland (1997). Ketika perusahaan memiliki proporsi aktiva berwujud yang lebih besar, penilaian asetnya menjadi lebih mudah sehingga permasalahan asimetri informasi menjadi lebih rendah.

(33)

perusahaan. Perusahaan yang memiliki aktiva jangka panjang banyak menggunakan utang hipotik jangka panjang terutama jika permintaan akan produknya sangat meyakinkan. Perusahaan yang sebagian besar aktivanya berupa aktiva lancar, tidak begitu bergantung pada pembiayaan utang jangka panjang dan lebih tergantung pada pembiayaan jangka pendek.

Perusahaan yang struktur aktivanya memiliki perbandingan aktiva tetap jangka panjang lebih besar akan menggunakan hutang jangka panjang lebih banyak karena aktiva tetap yang ada dapat digunakan sebagai jaminan hutang (Brigham & Houston, 2011). Dengan demikian struktur aktiva dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar hutang jangka panjang yang dapat dimbil dan hal ini akan berpengaruh juga terhadap penentuan besarnya struktur modal.

Menurut trade off theory, struktur aktiva diprekdisikan memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal. Sartono (2008) menjelaskan bahwa semakin besar aktiva tetap yang digunakan maka perusahaan dapat menjaminkan aktiva tetapnya untuk mendapat pinjaman.

(34)

Adrianto dan Wibowo (2007), maka struktur aktiva diduga memiliki pengaruh positif signifikan terhadap struktur madal. Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.

b. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Madal

Menurut penelitian yang dilakukan Kurshev dan Strebulaev (2005) telah ditemukan bahwa ukuran perusahaan berhubungan secara positif terhadap leverage. Dalam penelitian tersebut ditemukan secara konsisten bukti-bukti yang menunjukan perusahaan-perusahaan besar di Amerika cenderung memiliki tingkat leverage yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang kecil. Dinyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh karena beberapa alasan, perusahaan besar akan mempunyai akses yang lebih mudah untuk mendapatkan pendanaan eksternal dengan begitu perusahaan yang lebih besar akan lebih cenderung memliki sumber pendanaan yang terdiversifikasi. Selanjutnya, ukuran perusahaan dapat mewakili probabilitasnya dalam kemampuannya membayar hutang.

(35)

perusahaan untuk lebih banyak mengandalkan hutang. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001) perusahaan yang lebih besar di mana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal.

Penelitian Putra dan Kesuma (2013) dalam Yunita Widyaningrum (2015), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang besar tidak akan menaikkan atau meningkatkan struktur modal. Hal tersebut terjadi karena beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiatelah menetapkan sebagian besar penerimaan laba digunakan untuk cadangan perusahaan. Dengan total asset yang selalu bertambah, labanya dibagikan kepada pemegang saham, sedangkan sisanya dijadikan cadangan perusahaan. Dengan begitu perusahaan memiliki persentase laba ditahan yang lebih besar, sehingga mampu mendanai kebutuhan pendanaan dengan biaya internal. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Friska Firnanti (2011) dan Haryanto (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

(36)

menggunakan utang dari pada perusahaan kecil (Chen dan Strange, 2006). Ini dikarenakan semakin besar perusahaan, maka lebih memiliki arus kas yang lebih stabil, yang dapat mengurangi risiko dari penggunaan utang (Chen dan Strange, 2006). Selain itu perusahaan besar memiliki default risk yang lebih rendah dan memiliki probabilitas kebangkrutan yang lebih rendah daripada perusahaan kecil (Elsas dan Florysiak, 2008), sehingga menurut hipotesis trade-off theory, semakin besar perusahaan maka perusahaan dapat memakai utang lebih banyak, ini terkait rendahnya risiko perusahaan besar. Rendahnya risiko perusahaan juga akan menyebabkan biaya utang perusahaan besar juga lebih rendah dibandingkan perusahaan kecil, sehingga mendorong akan perusahaan untuk menggunakan utang lebih banyak lagi (Song, 2005). Berdasarkan berbagai penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.

c. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal

(37)

menggunakan utang terlebih dahulu dibandingkan menerbitkan saham baru. Ini dikarenakan semakin tinggi peluang pertumbuhan akan menyebabkan semakin tinggi pula asimetri informasi yang terjadi. Sehingga menurut Myers dan Majluf (1977), perusahaan akan lebih memilih menggunakan utang untuk menekan asimetri informasi yang dapat terjadi. Selain itu menurut teori signaling, perusahaan dapat mengkomunikasikan prospek pertumbuhan yang baik bagi perusahaan di masa depan dengan menggunakan utang. Sebab utang dapat menjadi sinyal positif bagi investor luar, sehingga investor luar dapat yakin dan percaya bahwa prospek perusahaan dimasa depan akan baik.

(38)

oleh perusahaan sehingga perusahaan lebih mengutamakan dana eksternalnya dibandingkan dengan dana internal.

Penelitian yang dilakukan Yeniatie dan Destriana (2010),Ellili dan Farouk (2011). Menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang. Semakin besar pertumbuhan perusahaan akan semakin besar dana yang dibutuhkan dan semakin besar pula hutang yang digunakan. Begitu pula penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti Khairin dan Harto (2014), Kartika dan Dan (2014), Cahyono dan Prabawa (2011), Ticoalu (2013). Berdasarkan berbagai penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Tingkat pertumbuhan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.

d. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu.

(39)

kepada perusahaan dengan laba/aliran kas tinggi, Hanafi (2012). Profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam menentukan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan lebih sering menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang. Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang menyarankan bahwa manajer lebih senang menggunakan pembiayaan dari pertama, laba ditahan, kemudian utang, dan terakhir penjualan saham baru. Meskipun secara teoritis sumber modal yang biayanya paling murah adalah utang, kemudian saham preferen dan yang peling mahal adalah saham biasa serta laba ditahan. Hal ini juga tidak terlepas adanya informasi tidak simetris atau asymmetric information antara manajemen denga pasar. Manajemen jelas memiliki informasi yang lebih tentang prospek perusahaan dibandingan dengan pasar, Sartono (2001).

(40)

digunakan dapat ditekan. Begitu pula penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti Yuliati (2011), astuti (2014), Kartika dan Dana (2014), Ticoalu (2013).Berdasarkan berbagai penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.

e. Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal

(41)

penelitian Shyam-Sunder dan Myers (1998) serta Mehmet dan Eda (2008) menyatakan perusahaan yang mengalami defisit kas penggunaan hutang sangat diperlukan untuk membiayai aktivitas perusahaan, sebaliknya perusahaan yang mengalami surplus kas maka penggunaan sumber dana eksternal (hutang) tidak diperlukan. Begitu pula penelitian yang telah dilakukan oleh penelitiYuliati (2011), Astuti (2014), Wijaya dan Hadianto (2008), Ticoalu (2013). Berdasarkan berbagai penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

(42)

C. Model Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

H1 H2 H3 H4 H5

Gambar 1. Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Struktur Modal

Struktur Aktiva

Ukuran Perusahaan

Struktur Modal Tingkat

Pertumbuhan

Profitabilitas

(43)

28 A. Obyek Penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah perusahaan industri dan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 – 2014.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan data sekunder atau tidak langsung, yaitu berupa laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan akhir tahun pada 31 Desember 2010-2014. Data sekunder digunakan dalam penelitian ini karena kemudahan perolehan data dan informasi.

Data yang diperoleh adalah data kuantitatif. Data kuantutatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan, seperti data yang berupa laporan keuangan. Sesuai bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. C. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode

(44)

a. Perusahaan yang masuk dalam sampel penelitian adalah perusahaan industri dan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014.

b. Perusahaan yang memperoleh profit selama periode 2010-2014 c. Perusahaan yang memiliki hutang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui studi pustaka mengkaji jurnal-jurnal, buku dan makalah untuk memperoleh landasan teoritis yang komprehensif tentang struktur modal serta menelaah laporan keuangan perusahaan. Data yang digunakan dlam penelitian dikumpulkan melalui teknik dokumentasi, yaitu dengan mencatat dan menyalin data-data dalam Indonesia Capital Market Directory (ICMD) yang relevan dengan penelitian ini.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian a. Variabel Dependen

(45)

Struktur Modali.t = T a T a a aa a a a . .

b. Variabel Independent

1) Struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva (Weston dan Copeland, 1995:175). Struktur aktiva dapar dihitung dengan rumus:

Tangibility asset ratiot = �� �� � �. �.

2) Ukuran perusahaan (Firm Size), dalam penelitian ini menggunakan nilai buku dari total asset, sebagai proksi Firm Size. Rasio ini juga digunakan dalam penelitian oleh Paramu (2006). Mengingat nilai aktiva perusahaan yang besar, maka dalam proses penghitungan, nilai total aktiva dihitung dalam jutaan rupiah serta ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural (Ln). Ukuran perusahaan dapat dihitung dengan rumus:

Firm Sizeit = Ln Total asset

(46)

GROWi,t = � � � � −1� � −1

4) Profitabilitas (Profitability) dalam penelitian ini menggunakan ratio of operating income to sales sebagai proksi. Proksi ini juga digunakan oleh Khrisnan dan Moyer (1996), Christianti (2006), Soejoko dan Soebiantoro (2007), Wijaya dan Hadianto (2008) sebagai proksi profitabilitas dalam studi yang mereka lakukan. Profitabilitas dapat dihitung dengan rumus:

Ratio of Operating Income to Salesi.t = � �, � �,

5) Likuiditas adalah mengukur kemampuam likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhdap utang lancarnya. Utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan. Likuiditas dapat dihitung dengan rumus:

Rasio Lancari,t = � � �� � �,��� �� � �,

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data a. Analisis Linear Berganda

(47)

antara variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut:

Leveragei,t = + i.t TANGBi.t+ i.t FSIZEi.t+ i.t GROWi.t+ i.t

PROFi.t+ i.t LIQUIDi.t + �

Keterangan:

LEVERAGE = Proporsi penggunaan utang terhadap keseluruhan modal dalam kebijakan struktur modal perusahaan.

α = Nilai Intercept

βi.t = Koefisien variabel bebas

TANGB = struktur Aktiva FSIZE = Ukuran Perusahaan GROW = Tingkat Pertumbuhan PROF = Profitabilitas

LIQUID = Likuiditas

b. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah model yang digunakan dalam regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif maka model yang digunakan tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik regresi. Dengan pengujian ini diharapkan agar model regresi yang diperoleh bisa dipertanggungjawabkan dan tidak biasa.

(48)

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi , variabel terikat dan variabel bebas keduanya memounyai distribusi normal ataukah tidak.model regresi yang baik adalah memliki distribusi data normla atau mendektai normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak maka dapat dilakukan analisis grafik atau dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal, jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis dialognya (Ghozali,2001) .

2) Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan melihat perolehan nilai VIF (Variance Inflance Faktor) dan nilai tolerance

dari model regresi untuk masing-masing variabel bebas. Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 maka disimpulkan bahwa variabel bebas tersebut tidak mempunyai masalah dengan multikolinieritas, yang artinya tidak mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya.

3) Uji Autokorelasi

(49)

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Imam Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian ini menggunakan uji Durbin-Waston (DW-test) dengan mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel ladi diantara variabel. Mekanisme DurbinWaston adalah sebagai berikut:

H0 : tidak ada autokorelasi (r=0) Ha : ada autokorelasi (r≠0)

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai variance kesalahan pengganggu atau bersifat konstan. Untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji white.

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data a. Uji t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independen) secara parsial atau individu mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (dependen). Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

1) Menentukan Ho dan Ha

(50)

b) Jika Ho : β1 ≠ β2 ≠ ……….. ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dan independennya secara parsial.

2) Menentukan taraf signifikansi

Taraf signifikansi yang ditetapkan adalah sebesar 0,05 atau 5% karena pada penelitian ini merupakan penelitian sosial. 3) Kesimpulan

a) Jika P Value < 0,05 (α), Ho ditolak maka variabel independen secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

b) Jika P Value ≥ 0,05 (α), Ho diterima maka variabel independen secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

b. Uji F

Pengujian F statistik merupakan pengujian regrasi secara keseluruhan yang menunjukkan apakah variabel bebas secara keseluruhan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

c. Koefisien determinan (Uji R2)

Koefisien determinan (R2)dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Nilai koefisien determinasi (R2) antara nol

(51)

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Koefisien determinan R2 yaitu:

1) R2 dan beberapa koefisien regresi yang signifikan

2) R2 kemungkinan signifikan namun tidak ada koefisien regresi

yang signifikan.

3) R2 tidak signifikan namun semua koefisien regresi mungkin

signifikan, dan

(52)

37

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah perusahaan industri dan barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dan menyampaikan laporan keuangannya. Hasil perolehan sampel dari kriteria purposive sampling yaitu diperoleh sebanyak 147 sampel yang selalu menyampaikan laporan keuangannya mulai dari tahun 2010 sampai dengan 2014.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui laporan tertulis berupa laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal dan juga dari laporan ringkasan kinerja perusahaan tercatat yang diperoleh dari web resmi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

purposive sampling dengan kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan yang masuk dalam sampel penelitian adalah perusahaan industri dan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014.

(53)

Tabel 4.1

Proses Pengambilan Sampel Proses Seleksi Sampel

Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah

Jumlah Perusahaan Industri dan Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek indonesia tahun 2010 sampai dengan 2014

32 33 36 37 38 176

Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan dan data yang tidak lengkap untuk penelitian

4 2 4 2 3 (15)

Perusahaan yang Rugi 2 2 2 4 4 (14)

Total perusahaan yang disajikan sampel

147

Sumber: Lampiran 1

B. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

(54)

Statistik deskriptif untuk variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.2

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Struktur Aktiva 147 0,1371675 0,8175700 0,380545158 0,154184391

Size 147 5,4997530 13,0942975 10,038082900 2,3584898307

Growth 147 -0,0784436 0,8535889 0,176419328 0,1853587013 Profitabilitas 147 0,0053579 1,7783118 0,151517679 0,1942327227 Likuiditas 147 0,5139058 11,7335882 2,848559696 2,0522746377 Struktur Modal 147 0,0004967 1,4042188 0,205525709 0,2595842735

Valid N

(listwise)

147

Sumber : Lampiran 3

(55)

struktur modal dibawah angka 100% menunjukkan bahwa perusahaan cenderung menggunakan modal sendiri sebagai sumber pendanaan perusahaan. Perusahaan dengan struktur modal terendah adalah PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk pada tahun 2013 sebesar 0,0004967, sedangkan nilai tertinggi adalah PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk pada tahun 2010 sebesar 1,4042188.

Variabel Struktur Aktiva adalah perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva. Berdasarkan tabel 4.2, hasil Uji Statistik Deskriptif besarnya struktur aktiva dari 147 sampel perusahaan industri dan barang konsumsi mempunyai nilai minimum 0,1371675 dan maksimum sebesar 0,8175700, nilai rata-rata sebesar 0,380545158 dan standar deviasi menunjukkan angka sebesar 0,154184391. Hal ini berarti rata-rata perusahaan sampel menggunakan aktiva tetap sebesar 0,380545158 dari total aktiva perusahaan dalam satu periode. Perusahaan dengan Struktur Aktiva terendah adalah PT. Delta Djakarta Tbk tahun 2013 sebesar 0,1371675 , sedangkan Struktur Aktiva tertinggi adalah PT. Nippon Indosari Corporindi Tbk pada tahun 2012 sebesar 0,8175700.

(56)

Perusahaan (Size) terendah adalah PT. Akasya Wira International Tbk tahun 2011 sebesar 5,4997530, sedangkan Ukuran Perusahaan (Size) tertinggi adalah PT. Kalbe Farma Tbk pada tahun 2014 sebesar 13,0942975.

, Variabel Tingkat Pertumbuhan yang diproksikan dengan Growth

yaitu selisih antara jumlah penjualan periode ini dengan periode sebelumnya dibandingkan dengan penjualan periode sebelumnya. Berdasarkan tabel 4.2, hasil Uji Statistik Deskriptif besarnya Growth dari 147 sampel perusahaan industri dan barang konsumsi mempunyai nilai minimum -0,0784436 dan maksimum sebesar 0,8535889, nilai rata-rata sebesar 0,176419328 dan standar deviasi menunjukkan angka sebesar 0,1853587013. Perusahaan dengan Pertumbuhan Perusahaan (Growth) terendah adalah PT. Multi Bindang Indonesia Tbk tahun 2011 sebesar -0,0784436, sedangkan Pertumbuhan Perusahaan (Growth) tertinggi adalah PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk pada tahun 2013 sebesar 0,8535889.

(57)

sedangkan Profitabilitas tertinggi adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2013 sebesar 1,7783118.

Variabel Likuiditas adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan jangka pendek dengan melihat besarnya aktiva lancar terhadap hutang lancar. Berdasarkan tabel 4.2, hasil Uji Statistik Deskriptif besarnya Likuiditas dari 147 sampel perusahaan industri dan barang konsumsi mempunyai nilai minimum 0,5139058 dan maksimum sebesar 11,7335882, nilai rata-rata sebesar 2,848559696 dan standar deviasi menunjukkan angka sebesar 2,0522746377. Perusahaan dengan Likuiditas terendah adalah PT. Multi Bindang Indonesia Tbk pada tahun 2014 sebesar 0,5139058, sedangkan perusahaan dengan Likuiditas tertinggi adalah PT. Mandon Indonesia Tbk sebesar 11,7335882..

C.Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

(58)

(2-tailed) variabel residual berada di atas 0,05. Sebaliknya, apabila nilai

Asymp.Sig (2-tailed) variabel residual berada di bawah 0,05, maka data tersebut tidak berdistribusi normal atau data tidak memenuhi uji normalitas (Ghozali, 2011). Hasil pengujian diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas

Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Sminov diketahui total data 147 dengan besar signifikasinya sebesar 0,829 lebih besar dari α

(0,05). Hal ini berarti data residual berdistribusi normal, sehingga dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Unstandardized Predicted Value

N 147

Normal Parameters(a,b) Mean 0,0000000

Std. Deviation 0,40334070

Most Extreme Differences Absolute 0,052

Positive 0,052

Negative -0,047

Kolmogorov-Smirnov Z 0,625

(59)

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Mulitkolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variablititas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya, sehingga nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi, karena VIF = 1 /

tolerance. Data dikatakan bebas dari masalah multikolinieritas apabila memiliki nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2011). Uji Multikolenieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF) yang hasilnya disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Struktur Aktiva 0,703 1,423

Size 0,692 1,444

Growth 0,971 1,030

Profitabilitas 0,687 1,456

Likuiditas 0,609 1,643

Sumber : Lampiran 5

(60)

Factor (VIF) untuk masing-masing variabel < 10. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi untuk masing-masing variabel tidak terjadi multikolenieritas.

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi kesalahan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pada pengujian heteroskedastisitas ini menggunakan uji Glejser. Uji Glejser digunakan untuk meregresi nilai absolut residual

terhadapvariabel independen. Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas Model R Square Adjusted Rsquare Std. Error of the Estimate DurbinWatson menggunakan tingkat kepercayaan 5%. Jika nilai signifikansinya di atas 5% maka tidak mengandung heteroskedastisitas dan sebaliknya. Hasil uji Heterokedastisitas ditampilkan pada tabel berikut :

(61)
(62)

Berdasarkan pada tabel hasil uji autokorelasi dengan Watson dapat dilihat data sebanyak 147 sampel dengan nilai Durbin-Watson sebesar 1,837. Nilai ini akan dibandingkan dengan tabel alpha 5%, jumlah sampel (n) 147 dan jumlah variabel 5 (k=5), maka didapatkan nilai tabel Durbin Watson du = 1,802.

Dari nilai Durbin-Watson yang didapat sebesar 2,198 maka dapat disimpulkan bahwa DU < DW < (4-DU) dengan nilai dU < DW < 4-dU = 1,802 < 1,837 < 2,198. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi autokolerasi.

D.Hasil Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk menguji hipotesis, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, likuiditas terhadap variabel terikat (struktur modal). Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan SPSS. Hasil yang diperoleh selanjutnya akan diuji kemaknaan model tersebut secara simultan dan parsial. Hasil analisis di sajikan dalam tabel berikut :

1. Uji Parsial Uji t

(63)

variabel terikat (struktur modal) yang merupakan variabel dependennya. Hasil Pengujian disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.7

Hasil Pengujian Secara Parsial Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Hasil Uji t

Berdasarkan hasil pengujian regresi di atas diketahui dapat dibentuk sebuah persamaan sebagai berikut:

y = -0,553 + 0,969x1 + (-0,087) x2 + 0,366 x3 + (-0,194) x4 + (-0,304)x5

Dari Persamaan linier berganda diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

(64)

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan hasil perhitungan persamaan regresi linear berganda didapatkan nilai koefisien variabel struktur aktiva sebesar 0,969. Dari perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar 4,441 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi menunjukkan kurang dari 5%, maka terdapat pengaruh signifikan struktur aktiva terhadap struktur modal, sehingga hipotesis satu diterima.

b. Ukuran Perusahaan

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan hasil perhitungan persamaan regresi linear berganda didapatkan nilai koefisien variabel ukuran perusahaan sebesar -0,87. Dari perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar -0,239 dan nilai signifikansi sebesar 0,812. Nilai signifikansi menunjukkan lebih dari 5%, maka tidak terdapat pengaruh signifikan ukuran perusahaan terhadap struktur modal, sehingga hipotesis dua ditolak.

c. Tingkat Pertumbuhan

(65)

pengaruh signifikan tingkat pertumbuhan terhadap struktur modal, sehingga hipotesis tiga diterima.

d. Profitabilitas

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan hasil perhitungan persamaan regresi linear berganda didapatkan nilai koefisien variabel profitabilitas sebesar -0,194. Dari perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar -2,053 dan nilai signifikansi sebesar 0,042. Nilai signifikansi menunjukkan kurang dari 5%, maka terdapat pengaruh signifikan profitabilitas terhadap struktur modal, sehingga hipotesis empat diterima.

e. Likuiditas

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan hasil perhitungan persamaan regresi linear berganda didapatkan nilai koefisien variabel likuiditas sebesar -0,304. Dari perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar -2,029 dan nilai signifikansi sebesar 0,044. Nilai signifikansi menunjukkan kurang dari 5%, maka terdapat pengaruh signifikan likuiditas terhadap struktur modal, sehingga hipotesis lima diterima.

(66)

Pengujian hipotesis uji F ini digunakan untuk melihat apakah secara keseluruhan variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat. Dari hasil pengujian simultan diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Pengujian Secara Simultan Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal

Hasil Uji F

Model

Sum of Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 11,830 5 2,366 14,046 0,000(b)

Residual 23,752 141 0,168

Total 35,582 146

Sumber : Lampiran 9

Berdasarkan tabel 4.8 pada uji ANOVA atau F-test diperoleh nilai F hitung sebesar 14,046 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi dalam uji ini menunjukkan lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi stuktur modal atau dapat dikatakan bahwa struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, profitabilitas dan likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal.

(67)

Koefisien determinasi (R²) untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan Adjusted R² untuk mengevaluasi model regresi karena Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Hasil pengujian disajikan dalam tabel berikut ini :

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa koefisien determinasi yang ditunjukkan dari nilai Adjusted R² sebesar 0,309. Hal ini berarti bahwa 30,9% variasi struktur modal dapat dijelaskan oleh struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, profitabilitas dan likuiditas sedangkan sisanya sebesar 69,1% struktur modal dijelaskan oleh variabel lain atau sebab-sebab lainya diluar model.

E. Pembahasan

(68)

konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2010-2014. Pembahasan dari hasil pengujian yaitu:

1. Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal

Hasil analisis statistik untuk variabel struktur aktiva diketahui bahwa regresi struktur aktiva bernilai 4,441. Hasil statistik uji-t untuk variabel struktur aktiva diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000, sehingga lebih kecil dari nilai toleransi kesalahan sebesar 0,05. Dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaanindustri dan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014, sehingga hipotesis pertama yang diajukan diterima.

(69)

perlindungan bagi pihak kreditur adalah aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Menurut Myers (1977) dalam Khrisnan Moyers (1995), semakin besar aktiva tetap maka akan semakin besar pula collateral/jaminan perusahaan, yang dapat mereduksi financial distress cost perusahaan. Sehingga dengan mengasumsikan hal lain konstan, maka ketika aktiva tetap perusahaan meningkat, penggunaan hutang juga akan semakin meningkat pula. Selain itu semakin tinggi jaminan yang diberikan perusahaan kepada kreditur, akan semakin besar pula jumlah hutang yang dapat diberikan oleh kreditur kepada perusahaan. Terlebih dalam sektor manufaktur, kondisi ketidakpastian dan risiko yang tinggi yang dihadapi perusahaan manufaktur, menyebabkan pihak kreditur mungkin sangat berhati-hati dalam memberikan hutang kepada perusahaan, dan pihak kreditur mungkin hanya akan memberikan hutang baru kepada perusahaan ketika kreditur tersebut mendapatkan jaminan/collateral yang memberikan kepastian perlindungan bagi kepentingan mereka, dan collateral yang dapat memberikan kepastian perlindungan bagi pihak kreditur adalah aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, sehingga menurut Khrisnan dan Moyer (1995), aktiva tetap merupakan jenis collateral/ jaminan yang paling utama bagi para kreditur.

(70)

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Pengujian pada hipotesis kedua menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, dengan nilai t hitung sebesar -0,239 dan nilai signifikansi sebesar 0,812.

(71)

Ukuran perusahaan yang besar tidak akan menaikkan atau meningkatkan struktur modal. Hal tersebut terjadi karena beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiatelah menetapkan sebagian besar penerimaan laba digunakan untuk cadangan perusahaan. Dengan total asset yang selalu bertambah, labanya dibagikan kepada pemegang saham, sedangkan sisanya dijadikan cadangan perusahaan. Dengan begitu perusahaan memiliki persentase laba ditahan yang lebih besar, sehingga mampu mendanai kebutuhan pendanaan dengan biaya internal. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Friska Firnanti (2011) dan Haryanto (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

3. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Pada pengujian hipotesis ketiga, maka diperoleh hasil bahwa variabel tingkat pertumbuhan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penggunaan hutang (struktur modal). Ini dapat dilihat dari nilai t hitung tingkat pertumbuhan bernilai 2,136 dan tingkat signifikansinya sebesar 0,034. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan yang dialami perusahaan, maka semakin tinggi pula proporsi penggunaan hutang yang digunakan perusahaan.

(72)

semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditor) terhadap perusahaan, maka proporsi hutang akan semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya asset yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997).

Hasil penelitian ini konsisten dengan hipotesis awal penelitian serta mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Yeniatie dan Destriana (2010), Ellili dan Farouk (2011), menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang. Semakin besar pertumbuhan perusahaan akan semakin besar dana yang dibutuhkan dan semakin besar pula hutang yang digunakan.

4. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

Pada pengujian hipotesis keempat, maka diperoleh hasil bahwa variabel profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap penggunaan hutang (struktur modal). Ini dapat dilihat dari nilai t hitung profitabilitas bernilai -2,053 dengan nilai signifikansi 0,042. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin profitable perusahaan, maka perusahaan cenderung mengurangi proporsi hutangnya. Semakin besar profit

(73)

ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang.

Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang menyatakan bahwa semakin tinggi profitabilitas maka semakin kecil struktur modalnya, karena peusahaan yang semakin untung, akan menggunakan dana internalnya untuk pendanaan perusahaannya, sehingga perusahaan tidak memutuhkan dana eksternalnya melainkan menggunakan dana internalnya. Penalitian ini menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Yuliati (2011) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Sementara itu secara teori menurut Brigham dan Houston (2011) menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.

(74)

5. Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal

Pengujian pada hipotesis kelima menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, dengan nilai t hitung sebesar sebesar -2,029 dan nilai signifikansi sebesar 0,044. Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal yang menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal sehingga hipotesis kelima ini diterima.

Kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dari hasil analisis diatas adalah perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi cenderung memenuhi kewajiban jangka pendek, sedangkan tingkat likuiditas yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan baik.

Perusahaan yang menggunakan aktiva lancarnya dapat memenuhi kewajiban-kewajiban dalam jangka pendeknya dari pada hutang jangka panjangnya, sehingga semakin besar tingkat likuiditas perusahaan yang berarti semakin kecil struktur modalnya perusahaan yang berarti semakin kecil pula penggunaan hutang (dana eksternal).

(75)
(76)

60

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, profitabilitas dan likuiditas terhadap struktur aktiva. Pada perusahaan industri dan Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 – 2014.

Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, setelah melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan yang terakhir interpretasi hasil analisis mengenai pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, profitabilitas dan likuiditas terhadap struktur modal dengan alat yang terdistribusi normal, tidak terdapat multikolenieritas, bebas autokorelasi dan tidak adanya heterokedasitas. Dari hasil penelitian ini yang dilakukan pada 147 sampel selama periode 2010 sampai dengan 2014, maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut :

Gambar

Gambar 1. Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penulis merancang sebuah set furnitur kamar tidur yang berukuran lebih kecil daripada umumnya, mengingat ukuran lahan yang terbatas sehingga furnitur pada ukuran normal

Berdasarkan kondisi masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara saat ini dengan tantangan yang dihadapi dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang serta dengan memperhitungkan

Pada saat harga bunga cengkeh tinggi, bunga cengkeh yang digunakan sebaiknya bunga cengkeh dengan mutu rendah (hasil sortiran). Penggunaan bunga cengkeh sebagai rempah dalam industri

BPRS Al Salaam Amal Salman (Studi kasus BPRS Al Salaam Cabang Depok) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk promosi produk pembiayaan syariah sepeda motor yang

1) survei pengukuran obyektif yang meliputi pengumpulan data personal berupa pakaian yang digunakan dan aktifitas siswa, dan data parameter lingkungan

Meninjau hasil perhitungan yang diperoleh dari seluruh percobaan dengan berbagai variabel, selektivitas gasoline tertinggi adalah sebesar 52,42% diperoleh pada penggunaan

Keamatan isyarat dan bilangan voksel bagi pengaktifan pada hemisfera kanan otak (gerakan jari tangan kiri) didapati lebih tinggi berbanding dengan hemisfera kiri (gerakan jari

pengamatan yang diperoleh dari individu pertama sampai dengan ke-N. Model tersebut bisa berupa nilai rata-rata, median, modus dan lainnya ataupun yang lebih rumit mengikuti suatu