ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG TAHUN 2010-2015
THE ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCE THE HUMAN DEVELOPMENT INDEX IN THE PROVINCE OF KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG PERIOD 2010-2015
Disusun Oleh:
RAHMI SURYANTINI
20130430200
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
iv
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG TAHUN 2010-2015
THE ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCE THE HUMAN
DEVELOPMENT INDEX IN THE PROVINCE OF KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERIOD 2010-2015
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
RAHMI SURYANTINI
20130430200
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
v
PERNYATAAN
Nama : Rahmi Suryantini
Nomor mahasiswa : 20130430200
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALISIS FAKTOR
-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN
2010-2015” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan dalam daftar
pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya
tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 01 April 2017
vi
MOTTO
Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’minakan melihat pekerjaan itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang
mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan”
(QS At Taubah ayat 105)
Bersabar, berusaha dan bersyukuur
Bersabar dalam berusaha, berusaha dengan tekun dan panjang menyerah dan
bersyukur atas apa yang telah diperoleh
Wanita yang kuat adalah ketika 7 milyar orang di dunia tidak pernah tahu dia
menanggis. Terus berusaha, tidak menyerah. Terus berdiri, setiap kali jatuh
terduduk.
(Darwin Tere Liye)
vii
PERSEMBAHAN
Ya Allah....
Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku,
sedih, bahagia,dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman,
yang telah memberi warna-warni kehidupanku.
Ku bersujud dihadapan-Mu
Engkau berikan aku kesempatan untuk sampai di penghujung awal perjalananku
Segala puji bagi Mu Ya Allah..
“Alhamdulillah...Alhamdulillah...Alhamdulillahirobbil’alamin”...
Sembah dan sujudku kepada Allah SWT. Atas takdirmu telah kau jadikan aku
manusia yang senantiasa berfikir, berilmu, beriman dan sabar dalam menjalani
kehidupan ini. Yang telah memberikanku ilmu, kemudahan dan kekuatan untuk
melakukan penelitian ini, sehingga penelitian yang sederhana ini dapat
terselesaikan.
Dalam silah di lima waktu muali fajar terbit hingga terbenam. Seraya tanganku
menadah “ya Allah ya Rahman ya Rahim” Terimakasih telah kau tempatkan aku
diantara kedua malaikatku. Karya kecil ini Kupersembahkan untuk kedua
malaikatku Ibu Tugiyem dan Bapak Pahmi yang setiap waktunya ikhlas
viii
Kepada Kakakku Harni Setiawati dan David Riansyah, terimakasih untuk
dukungan dan semangatnya serta mau disibukkan membantu mencari data dalam
penelitianku. Dan untuk keponakanku Davha Abqory al-Asyraf yang selalu
menggemaskan....
Terimakasih untuk Almamaterku tercinta.. UMY
Teruslah belajar, berusaha dan berdo’a untuk menggapainya
Jatuh berdiri lagi, kalah mencoba lagi, gagal bangkit lagi
Never give up!
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN... vi
INTISARI ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 9
C. Rumusan Masalah ... 9
D. Tujuan Penelitian ... 10
E. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
A. Landasan Teori ... 12
1. Konsep Pembangunan ... 12
2. Pengertian Pembangunan Manusia ... 14
3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ... 15
x
5. Hubungan Antar Variabel ... 18
B. Penelitian Terdahulu ... 23
C. Kerangka Pemikiran ... 30
D. Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN... 32
A. Objek Penelitian ... 32
B. Jenis Data ... 32
C. Sumber Data ... 33
D. Teknik Pengumpulan Data ... 33
E. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 33
F. Uji Kualitas Data ... 35
G. Metode Analisis data ... 37
1. Pemilihan Model ... 41
2. Uji Statistik Analisis regresi ... 42
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 45
A. Profil Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ... 45
B. Wilayah Administratif ... 47
C. Konsentrasi Pembangunan ... 48
D. Perkembangan Variabel Penelitian ... 49
1. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia... 49
2. Perkembangan Kemiskinan ... 50
3. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto ... 54
4. Perkembangan Belanja Modal ... 55
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Uji Kualitas Data ... 57
1. Uji Heteroskedastisitas ... 57
2. Uji Multikolinearitas ... 58
xi
1. Uji Chow ... 60
2. Uji Hausman ... 61
C. Analisis Model Terbaik ... 62
D. Hasil Estimasi Model Regresi Panel ... 63
E. Uji Statistik ... 67
1. Uji F ... 67
2. Uji T ... 67
3. Koefisien Determinasi R2) ... 69
F. Pembahasan ... 70
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 73
A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 74
C. Keterbatasan Penellitian ... 76
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
1.1 Indeks Pembangunan Manusia menurut Provinsi dan Wilayah Sumatera tahun
2011-2015 ... 5
1.2 Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2010-2015 ... 7
2.1 Penelitian Terdahulu ... 23
4.3 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2010-2015 ... 49
4.4 Jumlah Penduduk Miskin menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2010-2015 ... 51
4.7 Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi Kepulauan Bangka Belitungtahun 2010-2015 ... 54
4.8 Belanja Modal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2010-2015 ... 56
5.1 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White ... 58
5.2 Uji Multikolinearitas ... 59
5.3 Uji Chow ... 61
5.4 Uji Hausman... 62
5.5 Hasil Estimasi Common Effect, Fixed Effect dan Random Effect ... 62
5.6 Hasil Estimasi Model Fixed Effect ... 64
xiii
DAFTAR GAMBAR
1.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung tahun 2010-2015 ... 6
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 30
4.1 Peta Kepulauan Bangka Belitung... 46
4.5 Garis Kemiskinan tahun 2010-2014... 52
INTISARI
Indeks Pembangunan manusia merupakan salah satu faktor untuk mengukur kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara Indeks Pembangunan Manusia terhadap kemiskinan, Produk Domestik regional Bruto dan belanja modal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2010-2015. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan menggunakan metode panel dengan 6 Kabupaten dan 1 Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Hasil dari analisis diketahui bahwa variabel kemiskinan, Produk Domestik Regional bruto, belanja modal memiliki pengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Variabel Kemiskinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia sedangkan Produk Domestik regional Bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia, dan belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
ABSTRACT
The human development index is one factor to measure the welfare of society. This study aims to determine the extent to which the relationship between the Human Development Index to poverty, the regional Gross Domestic Product and capital expenditure in the Province of Kepulauan Bangka Belitung Years 2010-2015. This research was conducted using secondary data and using panels with 6 districts and 1 city in the Province of Kepulauan Bangka Belitung while data analysis used is descriptive analysis.
Results of the analysis show that the variables of poverty, Gross Regional Domestic Product, capital expenditure has an influence on the Human Development Index. Poverty variables significant negative effect on the Human Development Index while the regional Gross Domestic Product positive and significant impact on the Human Development Index, and capital expenditures and significant positive effect on the Human Development Index in the Province of Kepulauan Bangka Belitung.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan merupakan semua proses yang dilakukan melalui
upaya-upaya secara sadar dan terencana. Pada intinya pembangunan
merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan perubahan yang
terus menerus kearah yang lebih baik. Proses pembangunan meliputi
berbagai perubahan aspek sosial seperti ekonomi, politik, infrastruktur,
pendidikan, teknologi dan budaya. Oleh sebab itu pembangunan
merupakan syarat bagi kelangsungan suatu negara. Komponen dasar atu
nilai inti untuk memahami pembangunan yang paling hakiki antara lain
kecukupan (sustenance), jati diri (self-esteem) serta kebebasan (freedom).
Ketiga hal inilah yang merupakan tujuan pokok yang harus dicapai oleh
masyarakat (Todaro,1998).
Hidup layak merupakan hak asasi manusia yang diakui secara
universal. Konstitusi Indonesia UUD 1945, secara eksplisit mengakui hal
itu dengan mengamanatkan bahwa tugas pokok pemerintah adalah
“memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Hal itu
berarti, menikmati kehidupan yang layak serta hidup bebas dari
kemiskinan merupakan hak asasi setiap warga negara dan tugas
2
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komplisit
yang digunakan untuk mengukur pencapaian rata-rata suatu negara. Secara
khusus, IPM mengukur pencapaian pembangunan manusia berbasis
komponen dasar kualitas hidup. Konsep IPM pertama kali dipublikasikan
UNDP melalui Human Development Report yang kemudian berlanjut
setiap tahun. Unsur – unsur yang terpnting dalam laporan-laporan tersebut, yang mulai terbit sejak tahun 1990 adalah konstruksi dan penyempurnaan
Indeks Pembangunan Manusia. IPM mencoba memeringkatkan semua
negara pada skala antara nol (prestasi pembangunan manusia terendah)
hingga satu (kinerja pembangunan manusia tertinggi) berdasarkan tiga
kriteria atau hasil akhir pembangunan, yakni ketahanan hidup,
pengetahuan, serta kualitas standar hidup (Todaro,1998).
IPM dikembangkan oleh Amartya Sen dalam bukunya
Development as Freedom (Sen, 1999). Indeks ini lebih mengedepankan
hal-hal yang lebih sensitif dan mendetail sehingga dianggap lebih efektif
dan berguna daripada hanya sekedar pendapatan perkapita yang selama ini
digunakan. Empat elemen utama dalam pembangunan manusia yaitu,
produktivitas, pemberdayaan, pemerataan dan keberlanjutan
(UNDP,2014).
UNDP mengukur kesejahteraan dengan menyusun suatu Indeks
komoposit berdasarkan empat indikator yaitu,angka harapan hidup pada
waktu lahir, angka melek huruf penduduk dewasa, rata-rata lama sekolah,
3
karena: pertama, banyak negara berkembang termasuk Indonesia yang
berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi gagal dalam
mengurangi kemiskinan. Kedua, banyak negara-negara maju yang tingkat
pendapatannya tinggi ternyata tidak berhasil mengurangi masalah sosial
seperti: AIDS, gelandangan, kekerasan dalam rumah tangga. Ketiga,
beberapa negara berpendapat rendah mampu mencapai tingkat
pembangunan manusia yang tinggi karena mampu menggunakan secara
bijaksana semua sumber daya untuk mengembangkan kemampuan dasar
manusia (UNDP,1995).
Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara
di dunia. Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang saling berkaitan, antara lain tingkat pendapatan
masyarakat, pengangguran, pendidikan, kesehatan, akses terhadap barang
dan jasa, geografi, gender dan lokasi sekitar. Oleh karena itu, diperlukan
strategi untuk penanggulangan kemiskinan yang terpadu, terintegritas dan
bersinergi sehingga dapat menyelesaikan masalah karena permasalahan
kemiskinan merupakan lingkaran kemiskinan (Sukmaraga,2011).
Pertumbuhan ekonomi harus dikombinasikan dengan pemerataan
hasilnya. Pemerataan kesempatan harus tersedia, baik untuk semua orang,
laki-laki maupun perempuan harus diberdayakan untuk ikut dalam
berpartisipasi terhadap perencanaan dan pelaksanaan keputusan-keputusan
penting yang mempengaruhi kehidupan mereka. Fungsi dasar dari
4
mungkin kebutuhan dasar masyarakat, atas dasar itulah syarat penentu
keberhasilan ekonomi adalah membaiknya kualitas kehidupan seluruh
lapisan masyarakat (Ginting, 2008).
Pemerintah dalam hal ini memiliki berbagai jenis peran dalam
perekonomian. Terdapat tiga peran utama yang harus dilaksanakan dengan
baik dalam perekonomian oleh pemerintah (Guritno, 1993):
1. Peran Stabilisasi, pemerintah lebih berperan sebagai stabilisator untuk
menjaga supaya perekonomian berjalan dengan normal. Menjaga
supaya permasalahan yang tejadi pada sektor perekonomian tidak
menyebar ke sektor lainnya.
2. Peran Distribusi, pemerintah harus membuat kebijakan supaya alokasi
sumber daya ekonomi dilakukan secara efisien supaya kekayaan suatu
negara dapat terdistribusikan secara baik di masyarakat.
3. Peran Alokasi, pada dasarnya sumber daya yang dimiliki suatu negara
itu terbatas. Pemerintah harus menentukan seberapa besar sumber
daya yang dimiliki akan dipergunakan untuk memproduksi
barang-barang publik dan individu. pemerintah harus menentukan seberapa
besar barang-barang publik yang diperlukan masyarakat.
Semakin meningkatnya kegiatan manusia dalam menjalankan
ketiga peran diatas, maka tentunya diperlukan pengeluaran dana yang
besar untuk segala kegiatan yang berkaitan dengan pemerintah. Ini
5
atas kebijakan yang diambil dan diterapkan melalui ketiga peran tersebut.
Pengeluaran pemerintah digunakan untuk membiayai sektor-sektor publik
yang penting, diantaranya yang menjadi prioritas pemerintah mencapai
pembangunan kualitas sumber daya manusia.
Tabel 1.1
Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2011-2015
Provinsi Tahun nilai
rata-rata
2011 2012 2013 2014 2015
Aceh 67,45 67,81 68,3 68,81 69,45 68,364 Sumut 67,34 67,74 68,36 68,87 69,51 68,364 Sumbar 67,81 68,36 68,91 69,36 69,98 68,884 Riau 68,90 69,15 69,91 70,33 70,84 69,826 Jambi 66,14 66,94 67,76 68,24 68,89 67,594 Sumsel 65,12 65,79 66,16 66,75 67,46 66,256 Bengkulu 65,96 66,61 67,5 68,06 68,59 67,344 Lampung 64,2 64,87 65,73 66,42 66,95 65,634
Kepulauan
Bangka 66,59 67,21 67,92 68,27 69,05 67,808
Kepulauan
Riau 71,61 72,36 73,02 73,4 73,75 72,828
Sumber: Badan Pusat Statistik 2016
Dari Tabel 1.1 dilihat bahwa angka Indeks Pembangunan Manusia
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari tahun 2011-2015 menunjukkan
angka yang signifikan yang terus berfluktuasi positif dalam kurun waktu
terebut. Ditahun 2015 IPM sebesar 69,05. Diwilayah Sumatera IPM
Bangka Belitung berada diposisi ke enam yaitu berada di atas Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung dengan nilai rata-rata 67,808.
6
Sumatera Selatan, namun menjadi provinsi sendiri pada tahun 2000.
Dengan nilai rata-rata IPM Bangka Belitung yang lebih besar dari
Sumatera Selatan itu membutikan bahwa pembangunan manusia di
Bangka Belitung lebih baik dari Sumatera Selatan dan menunjukkan angka
yang signifikan yang berfluktuasi positif dalam kurun waktu tersebut.
Angka IPM ini merupakan salah satu indikator target pencapaian
pembangunan dan sebagai dasar pemerintah dalam mengambil kebijakan
pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kedepannya.
Sumber: Badan Pusat Statistik 2015
Gambar 1.2
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2010-2015
Pada Gambar 1.2 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk
miskin pada tahun 2010-2015 mengalami penurunan yang signifikan. Di
Bangka Tengah pada tahun 2010 Laju pertumbuhan penduduk lebih tinggi 0
0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
2010
2011
2012
2013
2014
7
dari pada Kepualuan Bangka Belitung yaitu 4,05 sedangkan di Kepulauan
Bangka Belitung sendiri yaitu 3,41 dan mengalami penurunan yang
signifikan sampai tahun 2015. Sumber daya manusia yang berkualitas
sangat penting dalam perluasan pembangunan, dengan meningkatnya
sumber daya manusia maka meningkat pula percepatan pertumbuhan suatu
daerah.
Tabel: 1.3 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2010-2015
Kabupaten/Kota Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Bangka 66,41 67,37 67,99 69,34 69,79 70,03 Belitung 66,79 67,17 67,87 69,27 69,56 70,29 Bangka barat 63,16 64,00 64,92 65,85 66,43 67,23
Bangka tengah 65,10 66,09 66,88 67,67 68,09 68,66 Bangka selatan 59,98 60,53 61,17 62,96 63,54 63,89 Belitung timur 64,99 65,86 66,59 67,71 68,10 68,83 Kota pangkapinang 74,68 75,02 75,69 76,14 76,28 76,61
Sumber: Badan Pusat Statistik 2017
Besarnya perubahan yang terjadi pada Indeks Pembangunan
Manusia dari tahun 2010-2015 pada kabupaten dan kota di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat dari Tabel 1.3 Pada tabel
tersebut terlihat bahwa adanya perubahan IPM di Kabupaten/Kota di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Perubahan tersebut secara jelas
dapat dilihat dari tahun ke tahun. IPM tahun 2010 paling tinggi di Kota
pangkalpinang sebesar 74,68% dan paling rendah di Bangka Selatan
8
mengalami peningkatan. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, faktor-faktor yang mempengaruhi dalam IPM harus
mendapatkan perhatian. Manusia merupakan faktor penting sebagai
indikator berhasil tidaknya pembangunan suatu daerah.
Dalam Indeks Pembangunan Manusia, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia diantaranya:
Penelitian Mirza (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh
kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan belanja modal terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Jawa Tengah tahun 2006-2009. Yang
menyatakan bahwa kemiskinan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tengah.
Penelitian Bhakti (2012) dengan judul penelitian “Faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia tahun
2008-2012. Yang menyatakan bahwa variabel Produk Domestim Regional
Bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan
Manusia di Indonesia.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Mirza (2012) dengan judul
penelitian “Pengaruh kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan belanja
modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tengah tahun
2006-2009. Yang menyatakan bahwa belanja modal berpengaruh positif
9
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini akan dilihat
sejauh mana pengaruh beberapa faktor seperti, kemiskinan, PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto) dan belanja modal dapat mempengaruhi Indeks
Pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Oleh
karena itu, penelitian ini berjudul “ Analisis faktor-faktor yang
Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia tahun 2010-2015 (studi
kasus di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)”.
B. Batasan Masalah
Mengingat ruang lingkup pertumbuhan Indeks Pembangunan
Manusia sangat luas, maka penulis membatasi pembahasan masalah pada
Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Penelitian pada penulisan ini yang akan dibahas adalah Kemiskinan,
Produk Domestik Regional Bruto dan Belanja modal. Data yang
digunakan adalah data tahunan yaitu dari tahun 2010-2015.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan
Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung?
2. Bagaimana pengaruh PDRB terhadap Indeks Pembangunan Manusia
10
3. Bagaimana pengaruh belanja modal terhadap Indeks Pembangunan
Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh kemiskinan terhadap
Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung?
2. Untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung?
3. Untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh belanja modal terhadap
Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung?
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,
sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran
11 2. Manfaat Praktis:
a. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan tentang hal yang telah diteliti, sehingga
mampu membandingkan teori yang dierima dilapangan maupun di
bangku perkuliahan.
b. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan terhadap
pemikiran dan perkembangan ilmu ekonomi khususnya masalah
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Pembangunan
Menurut (Irawan dan Suparmoko, 1992) Pembangunan ekonomi
adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang
diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan rill per kapita. Pengertian
pembangunan secara umum adalah proses perubahan yang terus menerus
untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma tertentu.
Pembangunan pada awalnya hanya diarahkan untuk mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi sebagai tingkat wujud kesejahteraan
penduduk yang tinggi disuatu negara, namun kenyataannya pertumbuhan
ekonomi yang tinggi belum tentu menunjukkan tingkat kesejahteraan
penduduk khususnya pada negara yang sedang berkembang.
Dalam buku BAPPENAS, arah pembangunan ditujukan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat indonesia
agar semakin maju, mandiri, makmur dan sejahtera berdasarkan pancasila.
Adapun arah kebijakan pembangunan di berbagai bidang antara lain
(Mustopadidjaja, 2012):
a. Pembangunan Ekonomi. Pembangunan ekonomi diarahkan mampu
untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri dan andal
berdasarkan demokrasi ekonomi untuk meningkatkan kemakmuran
13
b. Pembangunan Sumber Daya Manusia. Pembangunan sumber daya
manusia dan kesejahteraan rakyat yakni mencakup, pembangunan
pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia serta kualitas sumber daya manusia, pembangunan
kesehatan diarahkan untuk meningkatkan fisik atau kesehatan
masyarakat dan mutu pelayanan kesehatan, pembangunan
kependudukan diarahkan pada peningkatan kualitas penduduk dan
pengendalian laju pertumbuhan penduduk, pembangunan beragama,
pembinaan peranan wanita dikembangkan dengan tetap
memperhatikan kodrat serta harkat dan martabatnya.
c. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Air, tanah dan lahan
yang mempunyai nilai ekonomi dan fungsi sosial, pemanfaatan yang
perlu diatur dan dikembangkan dan terkoordinasi bagi sebesar-besar
kesejahteraan rakyat melalui berbagai penggunaan.
d. Pembangunan Daerah. Pembangunan daerah diarahkan mampu
untuk memacu pemerataan pembagunan serta hasilnya dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, peran serta aktif
masyarakat dan meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara
optimal.
Adapun komponen spesifik atas “kehidupan yang serba lebih baik” itu, bertolak dari tiga nilai pokok yakni, kecukupan, jati diri serta
kebebasan. Proses pembangunan di semua masyarakat paling tidak
14
1) Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam
barang kebutuhan hidup yang pokok seperti sandang, pangan, papan,
kesehatan dan perlindungan keamanan.
2) Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan
pendapatan tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan
kerja, perbaikan kualitas pendidikan serta peningkatan perhatian atas
nilai-nilai kultural dan kemanusiaan yang kesemuanya itu tidak hanya
untuk memperbaiki kesejahteraan materi melainkan juga
menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa yang bersangkutan.
3) Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu
serta bangsa secara keseluruhan, yakni dengan membebaskan mereka
dari belitan sikap ketergantungan, bukan hanya terhadap orang atau
negara atau bangsa lain, namun juga terhadap setiap kekuatan yang
berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka.
2. Pengertian Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator
yang menggambarkan perkembangan manusia secara terukur dan
representative. Pembangunan manusia menjadi salah satu yang
diperhatikan berbagai banyak pihak dalam upaya perluasan pilihan bagi
penduduk untuk membangun hidupnya yang dianggap penting dan
15
Dalam laporan Pembangunan Manusia tahun 2001, UNDP (United
National Development Program) menyatakan empat aspek utama yang
perlu diperhatikan dalam proses pembangunan manusia, yaitu:
a. Peningkatan produktivitas dan partisipasi penuh dalam lapangan
pekerjaan dan perolehan pendapatan.
b. Peningkatan akses dan kesetaraan untuk memperoleh peluang-peluang
ekonomi dan politik. Dengan kata lain, penghapusan segala bentuk
hambatan ekonomi dan politik yang mnghalangi setiap individu untuk
berpartisipasi dan memperoleh manfaat dari peluang-peluang tersebut.
c. Aspek berkelanjutan, yakni peluang-peluang yang disediakan kepada
setiap individu pada saat ini dapat dipastikan tersedia untuk generasi
yang akan datang, terutama daya dukung lingkungan atau modal alam
dan ruang kebebasan manusia untuk terus berkreasi.
d. Pembangunan tidak hanya serta-merta untuk masyarakat, tetapi juga
oleh masyarakat. Artinya, masyarakat harus terlibat penuh dalam
setiap proses-proses pembangunan bukan hanya sekedar obyek
pembangunan tetapi adanya partisipasi masyarakat dalam
pembangunan.
3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Indexs) adalah
indikator untuk mengukur kualitas perkembangan manusia dari hasil
pembangunan ekonomi. Konsep IPM pertama kali dipublikasikan UNDP
16
tahun. Unsur – unsur yang terpenting dalam laporan-laporan tersebut, yang mulai terbit sejak tahun 1990 adalah konstruksi dan penyempurnaan
Indeks Pembangunan Manusia. Seperti halnya PQLI, PQLI merupakan
indeks komposit atau gabungan dari tiga indikator, yaitu: harapan hidup
pada usia satu tahun, angka kematian, dan tingkat melek huruf. HDI
mencoba meranking semua negara dalam skala 0 (sebagai tingkat
pembangunan manusia yang tertunda) hingga 1 (pembangunan manusia
yang tinggi) berdasarkan atas tiga tujuan pembangunan (Kuncoro, 1997)
yaitu:
a. Usia panjang yang diukur dengan tingkat harapan hidup.
b. Pengetahuan yang diukur dengan rata-rata tertimbang dari jumlah
orang dewasa yang dapat membaca (diberi bobot dua pertiga) dan
rata-rata tahun sekolah (diberi bobot sepertiga) Penghasilan yang
diukur dengan pendapatan per kapita rill yang telah disesuaikan, yaitu
disesuaikan menurut daya beli mata uang masing-masing dan asumsi
menurunnya utilitas margin penghasilan dengan cepat.
Kendati Human Development Indexs (HDI) memberikan wawasan
yang lebih luas mengenai pembangunan (Todaro, 1995) memberi catatan
yaitu:
1. Pembentukan HDI sebagian didorong oleh strategi politik yang
didesain untuk memfokuskan perhatian pada aspek pembangunan,
17
2. Ketiga indikator tersebut merupakan indikator yang bagus namun
bukan ideal (misalnya, tim PBB ingin menggunakan status nutrisi bagi
anak berusia dibawah lima tahun sebagai indikator kesehatan yang
ideal, tetapi datanya tidak tersedia).
3. Nilai HDI suatu negara mungkin membawa dampak yang kurang
menguntungkan karena mengalihkan fokus dari masalah
ketidakmerataan dalam negara tersebut.
4. Alternatif pendekatan yang memandang ranking GNP perkapita dan
kemudian melengkapinya dengan indikator sosial yang masih di
hargai.
5. Harus selalu ingat bahwa indeks merupakan indikator pembangunan
yang relatif bukan absolut.
4. Komponen Indeks Pembangunan Manusia
Pembangunan manusia merupakan salah satu keberhasilan di suatu
wilayah dalam pembangunan meskipun hanya merangkum beberapa
indikator pembangunan. Secara operasional ada tiga komponen ukuran
Indeks Pembangunan Manusia yang merefleksikan pembangunan manusia
yaitu (Patak, 2014):
e. Indeks Hidup Layak
Untuk mengukur dimensi standar hidup yang layak diukur dengan
18 f. Indeks Harapan Hidup
Indeks Harapan Hidup menunjukkan jumlah tahun hidup yang
diharapkan penduduk disuatu wilayah dapat menikmatinya. Indeks
harapan hidup diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah dan hidup
ketika lahir dengan cara menstandarkan angka harapan hidup terhadap
nilai maksimum dan minimumnya.
g. Indeks Pendidikan
Salah satu komponen Indeks Pembangunan Manusia adalah
Pendidikan. Indeks Pendidikan diukur berdasarkan dua indikator yaitu
angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Populasi yang
digunakan adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas karena
mayoritas penduduk dengan umur tersebut sudah ada yang berhenti
sekolah.
5. Hubungan Antar Variabel
a. Hubungan Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Substansi kemiskinan adalah kondisi deprevasi terhadap sumber
untuk memenuhi kebutuhan dasar yang berupa sandang, pangan, papan,
dan pendidikan dasar, namun kemiskinan tidak hanya berkaitan dengan
persoalan ekonomi tetapi bersifat multidimensional karena pada
kenyataannya kemiskinan juga berkaitan dengan persoalan non-ekonomi
seperti, sosial, budaya, dan politik (Rais, 1995).
Kemiskinan dapat menjadikan efek yang cukup serius bagi
19
masalah yang kompleks yang bermula dari kemampuan daya beli
masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok sehingga
kebutuhan yang lain seperti pendidikan dan kesehatan terabaikan (Mirza,
2012).
Pada tahun 1973, WHO/FAO merekomendasi tentang jumlah
kalori dan protein untuk penduduk Indonesia yang besarnya
masing-masing 1.900 kalori dan 40 gram protein per orang per hari. Berdasarkan
ukuran tersebut, Sajogya telah membuat suatu batasan atau klasifikasi
kemiskinan sebagai berikut (Suyanto, 2013):
1) Untuk daerah perkotaan, seseorang dikatakan miskin apabila
mengkonsumsikan beras kurang dari 420 kilogram per tahunnya.
2) Untuk daerah pedesaan, seseorang disebut miskin apabila
mengkonsumsi 320 kilogram, miskin sekali apabila
mengkonsumsikan 240 kilogram dan paling miskin apabila
mengkonsumsikan kurang dari 180 kilogram per tahunnnya.
Semakin turunnya kesejahteraan masyarakat karena menganggur
tentunya akan meningkatkan peluang mereka yang terjebak ke dalam
kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan atau penghasilan. Apabila
pengangguran disuatu negara buruk serta kekacauan politik dan sosial
selalu menimbulkan efek yang buruk bagi kesejahteraan masyarakat dan
prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang. Hilangnya
lapangan pekerjaan menyebabkan berkurangnya sebagian besar
20
masalah pengangguran terjadi pada masyarakat berpendapatan rendah
terutama yang berada di atas garis kemiskinan maka insiden pengangguran
dengan mudah menggeser mereka pada posisi kemiskinan.
b. Hubungan Produk Domestik Regional Bruto terhadap Indeks
Pembangunan Manusia
Potensi ekonomi erat kaitannya dengan lapangan usaha unggulan.
Lapangan usaha unggulan atau yang mempunyai peranan besar dalam
perkonomian menjadi prioritas untuk lebih dikembangkan. Selain akan
lebih cepat dalam memacu perkembangan perekonomian, efek dominonya
akan dapat mendorong perkembangan lapangan usaha lainnya. Selain
potensi ekonomi tentunya juga perlu diperhatikan seberapa jauh
perkembangan ekonomi dapat meningkatkan kesejateraan masyarakat.
Karena pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah mengoptimalkan
kapasitas ekonomi yang dapat menciptakan nilai tambah tinggi dan
mampu menyerap tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. salah satu indikator yang dapat melihat
perkembangan perekonomian maupun dijadikan ukuran dalam
kemakmuran secara makro yaitu Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB).
Menurut Somodiningrat, PDRB dapat dibedakan menjadi tiga
pengertian, yaitu metode produksi, metode pendapatan, dan metode
pengeluaran. Pada metode produksi, PDRB diperoleh dengan
21
berbagai unit produksi di suatu daerah tertentu, yang biasanya dalam satu
tahun. Pada metode pendapatan, PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa
yang diterima oleh berbagai faktor-faktor produksi yang ikut andil dalam
proses produksi di suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu satu tahun,
sedangkan pada metode pengeluaran, PDRB diperoleh dari penjumlahan
seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk konsumsi rumah tangga dan
lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah, penambahan stok ekspor
neto dalam wilayah tertentu dan pembentukan modal domestik bruto.
Diantara ketiga pendekatan tersebut, yang paling banyak digunakan dan di
terapkan di berbagai daerah Kabupaten/Kota adalah pendekatan produksi
(Tjandra, 2010).
Tingkat pembangunan manusia yang ralatif tinggi akan
mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi melalui kapasitas penduduk
dan konsekuensinya adalah peningkatan produktivitas dan kreativitas
masyarakat setempat. Dengan meningkatnya produktivitas, maka
penduduk dapat menyerap dan mengelola sumber daya yang penting bagi
pertumbuhan ekonomi. Tingginya PDRB akan mengubah pola konsumsi
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan. Daya beli masyarakat untuk
mengkonsumsi suatu barang berkaitan erat dengan IPM, karena daya beli
merupakan salah satu indikator komposit dalam IPM yaitu indikator
22
c. Belanja Modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Menurut (Mirza, 2012) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
adalah sarana atau alat untuk menjalankan otonomi daerah yang nyata dan
bertanggung jawab dan memberi arti tanggung jawab Pemerintah Daerah
karena APBD menggambarkan seluruh kebijaksanaan Pemerintah Daerah.
Belanja modal adalah belanja yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
membangun insfratruktur dan kebutuhan masyarakat umum yang sering
disebut juga belanja pembangunan yang berupa pembangunan investasi
fisik (pembangunan infrastruktur) yang mempunyai nilai ekonomis lebih
dari satu tahun dan mengakibatkan penambahan aset daerah. Belanja
modal menampung seluruh pengeluaran negara yang dialokasikan untuk
pembelian barang-barang yamg dipergunakan untuk investasi dalam
bentuk aset tetap dan aset lainnya (Bastian, 2005).
Belanja modal untuk kesejahteraan masyarakat tidak bisa lepas dari
kebijakan pemerintahannya. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan
kualitas SDM didasarkan kepada pemikiran bahwa pendidikan tidak
sekedar menyiapkan peserta didik agar mampu masuk dalam pasaran
kerja. Pendidikan merupakan salah satu upaya pembangunan karakteristik
bangsa. sehingga pendidikan merupakan landasan untuk menjadikan
masyarakat lebih sejahtera. Belanja modal mempunyai dampak yang
signifikan dan negatif terhadap pendapatan perkapita dalam hubungan
langsung tetapi juga mempunyai hubungan positif dalam hubungan tidak
23
B. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini memuat tentang penelitian-penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya yang mendasari pemikiran dan pertimbangan dalam
menyusun skripsi ini. Secara terperinci penelitian terdahulu dapat dilihat
dalam Tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
No Penulis, tahun dan judul
Metode
Analisis Variabel Kesimpulan
1. Nur Baeti,
1. Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa variabel pengangguran berpengaruh negatif dan signifikan dengan koefisien negatif sebesar 1,96 terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tengah tahun 2007-Pemangunan Manusia di Jawa Tengah sebesar 1,96.
24
No Penulis, tahun dan judul
Metode
Analisis Variabel Kesimpulan
peningkatan sebesar 1% maka akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia sebesar 0,14.
3. Berdasarkan analisis dapat dijelaskan bahwa variabel pengeluaran pemerintah yang dalam hal ini adalah pengeluaran pemerintah yang dalam hal ini adalah pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan dan kesehatan bepengaruh positif sebesar 4,60. Hal ini menunjukkan bahwa apabila pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dan kesehatan mengalami peningkatan
1. Hasil regresi persamaan sloope koefisien dari Indeks Pembangunan Manusia menunjukkan angka -9.142907931 yang berarti bahwa kenaikan 1% Indeks Pembangunan
Manusia akan
25
No Penulis, tahun dan judul
Metode
Analisis Variabel Kesimpulan
2. Hasil regresi persamaan menunjukkan sloope koefisien dari PDRB per kapita menunjukan angka -0.3635990536 yang berarti bahwa kenaikan 1% angka PDRB per kapita akan menurunkan jumlah penduduk miskin sebesar -0.3635990536%. Pada persamaan tersebut
PDRB perkapita
hubungannya negatif dan signifikan pada alpha 5%.
3. Hasil regresi persamaan menunjukkan sloope
koefisien dari
Unemployment/ Jumlah
Pengangguran (U)
menunjukkan angka 0.8834590113 yang berarti bahwa kenaikan
1% angka Jumlah
Penagngguran akan meningkatkan jumlah penduduk miskin sebesar 0.8834590113%. pada persamaan tersebut
Unemployment/ Jumlah
pengangguran (U)
hubungannya positif dan signifikan pada alpha 5%
3. Denni Sulistio
26
No Penuis, tahun dan judul
Metode
Analisis Variabel Kesimpulan
Indeks apabila rasio kemiskinan mengalami penurunan sebesar 1% maka akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tengah sebesar 0,208.
2. Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan dengan elastisitas positif peningkatan sebesar 1% maka akan meningkatkan Indeks Pembangunan manusia di Jawa Tengah sebesar 0,153.
27
No Nama, tahun dan judul
Metode
Analisis Variabel Kesimpulan
4. Nadia Ayu panel diketahui bahwa PDRB di 33 provinsi di Indonesia berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM di Indonesia dengan koefisien sebesar 0,86. Berarti bahwa setiap
peningkatan PDRB
sebesar 1% maka dapat menyebabkan kenaikan IPM sebesar 0,86%.
2. Rasio ketergantungan di 33 provinsi di Indonesia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IPM di Indonesia dengan dengan asumsi variabel lain tetap.
28
No Nama, tahun dan judul
Metode
Analisis Variabel Kesimpulan
4. APBD untuk pendidikan di 33 provinsi di Indonesia dengan alpha 0,5 H0 tidak dapat ditolak, tapi pada alpha 0,1 H0 ditolak.
5. APBD untuk kesehatan di 33 provinsi di Indonesia berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM di Indonesia dengan koefisien sebesar 0,37% berarti bahwa setiap peninngkatan APBD untuk kesehatan sebesar
1%, maka dapat
menyebabkan kenaikan IPM sebesar 0,37% dengan asumsi vaariabel lain tetap (ceteris correction term) terlihat signifikan meskipun pada tingkat 10% saja. PDB dan PPN mempengaruhi IPM dalam jangka pendek (selain juga pengaruh jangka panjang terlihat juga bahwa DD dan DKI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap IPM.
2. Tentang pengaruh DD terhadap IPM , hal ini membenarkan keraguan sebagai ahli ekonomi bahwa diperlukan waktu
panjang sebelum
29
No Nama, tahun dan judul
Metode
Analisis Variabel Kesimpulan
dengan efisien dan efektif statusnya sebagai daerah otonom (Brojonegoro, 2007). Krisis tahun 1997
tampak tidak
berpengaruh terhadap IPM sementara krisis tahun 2008 secara
1. Hasil penguji statistik menunjukkan bahwa pada regresi dengan variabel idependen DAU, DAK dan DBH serta variael
dependen IPM
disimpulkan bahwa Dau dan DBH berpengaruh secara positif dan signifikan pada alpha 5% terhadap IPM. Artinya kenaikan DAU dan DBH
akan menyebabkan
kenaikan IPM . hasil
pengujian juga
menunjukkan bahwa DAK berpengaruh secara negatif dan signifikan pada alpha 5% terhadap IPM, artinya kenaikan DAK akan menurunkan
IPM. Model yang
30
C. Kerangka Pemikiran
Pada pembahasan ini, penulis memaparkan model/kerangka pikir
penelitian yang menjadi alur berfikir dalam melihat pengaruh variabel
yang menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Untuk
mengetahui kerangka pikir penelitian Gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1
Skema kerangka pemikiran
Data panel merupakan gabungan antara data runtut waktu dan data
silang. Menurut Agus Widarjono (2009) penggunaan data panel dalam
sebuah observasi mempunyai bebrapa keuntungan yang diperoleh yaitu:
pertama, data panel yang merupakan gabungan dua data time series dan
cross section mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan
menghasilkan data yang lebih banyak sehingga akan lebih menghasilkan
degree of freedom yang lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi
dari data time series dan cross section dapat mengatasi masalah yang
timbul ketika ada masalah penghilang variabel (omitted-variabel).
Kemiskinan (-)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) PDRB (+)
31
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian dan pembahasan diatas, mulai dari latar belakang
hingga penjelasan teori, maka penulis membangun hipotesis sebagai
berikut:
1. Diduga Kemiskinan berpengaruh negatif terhadap Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
2. Diduga PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) berpengaruh positif
terhadap nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
3. Diduga Belanja Modal berpengaruh positif terhadap nilai Indeks
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto,
2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dalam periode 2010-2015. Dengan pemilihan periode tersebut diharapkan
6 periode sudah dapat menjelaskan kondisi yang relevan serta kedepannya
dapat menjadi bahan refleksi bagi pemerintah. Dan populasi yang diambil
dalam penelitian ini adalah Kabupaten/Kota yang terdiri dari 6 Kabupaten
dan 1 Kota, antara lain Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah,
Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur dan kota Pangkal Pinang.
B. Jenis Data
Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder
yaitu data yang diambil dari pihak lain atau merupakan data yang sudah
diolah oleh pihak-pihak tertentu secara berkala yang dianggap kompeten.
Dimana data yang terkait dalam penelitian ini adalah Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), Kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
dan Belanja Modal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama lima
33
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai macam
sumber melalui data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Bangka Belitung dan instansi yang terkait serta dari berbagai
sumber studi kepustakaan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan data
sekunder. Data sekunder merupakan suatu cara untuk memperoleh data
atau informasi dalam berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian
dengan melihat kembali laporan-laporan yang tertulis baik berupa angka
maupun keterangan. Pada penelitian ini, untuk mengetahui data Indeks
pembangunan Manusia, Kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto
dan Belanja Modal diperoleh dari BPS Provinsi Kepulauan Bangka
belitung. Selain diperoleh dari BPS penelitian ini juga dirujuk dengan
studi pustaka, buku-buku, internet serta literatur-literatur maupun tulisan
yang berhubungan dengan tulisan ini.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) sebagai variabel terkait (dependen variabel)
dan variabel bebas (independen variabel) adalah kemiskinan, Produk
34
Adapun definisi operasional variabel yang digunakan dalam
penelitan ini antara lain:
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia merupakan indeks yang komposit
untuk mengukur pencapaian rata-rata suatu negara atau daerah.
Menurut United Nations Development Programme (UNDP) dalam
Indeks Pembangunan Manusia terdapat tiga indikator komposit yang
digunakan untuk mengukur pencapaian rata-rata suatu negara dalam
pembangunan manusia adalah: pertama, Indeks Harapan Hidup yang
diukur dengan angka harapan ketika lahir. Kedua, Indeks Pendidikan
yang diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah dan angka melek
huruf penduduk usia 15 tahun keatas. Ketiga, Indeks Pendapatan yang
diukur dengan daya beli konsumsi per kapita.
2. Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti; makanan, pakaian, pendidikan,
kesehatan dan tempat untuk berlindung. Kemiskinan terjadi atas
kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan dasar ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan. Secara ekonomis kemiskinan juga
diartikan sebagai kekurangan sumber daya yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kemiskinan
35
modal yang dimiliki, rendahnya pengetahuan dan keterampilan,
rendahnya produktivitas dan pendapatan.
3. Produk Domestik Regioonal Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB merupakan salah satu
indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara/ wilayah/ daerah.
Pertumbuhan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah insfratruktur ekonomi. PDRB adalah jumlah nilai
tambah bruto yang dihasilkan oeh seluruh unit usaha di wilayah
tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
4. Belanja Modal
Belanja modal adalah belanja yang dikeluarkan oleh pemerintah
untuk membangun insfratruktur dan kebutuhan masyarakat umum
yang sering disebut juga belanja pembangunan yang berupa
pembangunan investasi fisik (pembangunan infrastruktur) yang
mempunyai nilai ekonomis lebih dari satu tahun dan mengakibtkan
penambahan aset daerah.
F. Uji Kualitas Data
1. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan pengujian yang dapat dilakukan
untuk melihat apakah terdapat korelasi antara variabel-variabel bebas
dalam model regresi. Jika terdapat korelasi maka dinamakan terdapat
36
Cara untuk mendeteksi adanya multikolinearitas yaitu:
R2 cukup tinggi (0,7 – 0,1), tetapi uji untuk masing-masing koefisein regresinya tidak signifikan.Tingginya R2 merupakan syarat yang
cukup (sufficent) akan tetapi bukan syarat yang perlu (necessary)
untuk terjadinya multikoinearitas, karena pada R2 yang rendah < 0,5
bisa juga terjadi multikolinaritas.
a. Meregresikan variabel independen X dengan variabel-variabel
independen yang lain, kemudian dihitung R2nya dengan uji F
b. Jika F*> F tabel maka H0 ditolak, ada multikolinearitas
c. Jika F*< F tabel maka H0 ditolak tidak ada multikolinearitas.
Untuk mengetahui terjadinya multikolinearitas dalam satu model,
dengan salah satu cara melihat koefisien korelasi, jika terdapat
koefisiensi korelasi yang lebih besar dari [0,9] maka terdapat gejala
multikolinearitas.
2. Uji Heteroskedatisitas
Heteroskedastisitas merupakan suatu kondisi dengan nilai varian
dari variabel independen tidak memiliki nilai yang sama. Suatu model
regresi dikatakan terkena heteroskedastisitas apabila terjadi
ketidaksamaan varian dari residaul baik dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lainnya. Jika varian dari residual dan satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas ini dapat dapat dideteksi dengan melihat tingkat
37
maka model regresi terbebas dari heteroskedastisitas dan apabila
signifikan korelasi lebih kecil dari 0,05 maka mode regrei mengalami
heteroskedasisitas.
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang
lainnya. Jika varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang
lainnya tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Jika ada pola-pola tertentu
seperti titik-titik yang ada bentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melambat kemudian menyempit) maka telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
G. Metode Analisis data
Untuk menjawab permasalahan yang telah ditetapkan, maka dalam
menganalisis permasalahan data penulis akan menggunkan metode regresi
Data Panel. Analisis regresi data panel adalah analisis regresi dengan
struktur data yang merupakan data panel. Data panel adalah gabungan
antara data runtut waktu time series dan data silang cross section.
Menurut Wibisono (2005) keunggulan rgresi data panel yaitu:
pertama, data panel mampu memperhitungkan heterogenitas individu
secara eksplisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu. kedua,
38
digunakan untuk menguji dan membangun model perilaku lebih kompleks.
Ketiga, tingginya jumlah observasi memiliki implikasi pada data yang
lebih informatif, lebih variatif dan kolinearitas antara data semakin
berkurang dan derajat kebebasan degree of freedom/df lebih tinggi
sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien. Keempat, data
panel mendasarkan dari pada observasi cross section yang berulang-ulang
(time series) sehingga metode data panel ini cocok digunakan sebagai stuy
of dynamic adjustment. Kelima, data panel dapat digunakan untuk
mempelajari model-model perilaku yang kompleks. Keenam, data panel
dapat digunakan untuk meminimalkan bias yang mungkin ditimbulkan
oleh regresi data individu.
Berdasarkan studi empiris model regresi data panel dalam penelitian ini
sebagai berikut:
Y = + b1X1it + b2X2it + b3X3it e...(3.1)
Keterangan:
Y : IPM
: Konstanta
X1 : Kemiskinan
X2 : PDRB
X3 : Belanja Modal
i : Kabupaten/Kota
t : Waktu
39
untuk menjawab masalah/hipotesis dalam penelitian ini metode yang
digunakan dalam mengestimasi model regresi data panel dapat dilakukan
dengan tiga pendekatan, yaitu:
1. Common Effect Model (Pooled Least Suare)
Model common effect merupakan pendekatan data panel yang
paling sederhana. Model ini tidak memperhatikan dimensi individu
maupun waktu sehingga diasumsikan bahwa perilaku antar individu
sama dalam berbagai kurun waktu. Model ini hanya
mengkombinasikan data time series dan cross section dalam bentuk
pool, dengan mengestimasi menggunakan pendekatan kuadrat
terkecil/ pooled least square.
Pada beberapa penelitian data panel, model ini sering tidak pernah
digunakan sebagai estimasi utama karena sifat dari model ini yang
tidak membedakan perilaku data sehingga memungkinkan terjadinya
bias, namun mmodel ini digunakan sebagai pembanding dari kedua
pemilihan model lainnya.
2. Fixed Effect Model
Model fixed effect ini mengasumsikan bahwa terdapat efek yang
berbeda antar individu. Perbedaan ini dapat diakomodasi melalui
perbedaan intersepnya. Oleh karena itu, dalam model fixed effect,
setiap merupakan parameter yang tidak diketahui dan akan diestimasi
40
sebutan model efek tetap atau Least Square Dummy Variable atau
disebut juga Covariance Model
3. Random Effect Model
Berbeda dengan fixed effect model, dalam analisis regresi data
panel juga menggunakan pendekatan random effect model.
Pendekatan random effect model ini digunakan mengatasi kelemahan
dari pendekatan fixed effect model yang menggunakaan variabel semu,
sehingga menyebabakan model mengalami ketidakpastian. Metode
random effect ini akan mengestimasi data panel dimana variabel
gangguan diduga memiliki hubungan antar waktu antar obyek.
Perbedaan antara metode Common effect, Fixed effect dan
Random effect antara lain:
1. Common effect:
a. Menggunakan metode OLS biasa.
b. Regresi data panel yang dihasilkan berlaku untuk setiap
individu.
c. Diasumsikan setiap unit individu memiliki intersep dan slope
yang sama ( tidak ada perbedaan pada dimensi kerat waktu).
2. Fixed effect
a. Intersep dibedakan antar individu.
b. Dalam membedakan intersepnya dapat digunakan peubah
41
c. Metode ini dikenal dengan model Least Square Dummy
Variable (LSDV).
3. Random effect
a. Metode random dikenal dengan sebutan Error Components
Model (ECM)
b. Intersep tidak dianggap konstan, namun dianggap sebagai
peubah random dengan suatu nilai rata-rata.
1. Pemilihan Model
Untuk menganalisis Indeks Pembangunan Manusia menggunakan
regresi data panel yang menggabungkan antara data time series dengan
cross section. Produser regresi data panel adalah dengan memilih model
yang paling tepat dengan cara sebagai berikut:
a. Uji Chow
Chow test yaitu pengujian untuk menentukan model Fixed Effect atau
Random effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data
panel. Uji ini dapat dilakukan dengan uji restricted F-test atau uji
Chow. Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai
berikut:
H0 : Common Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
H0 ditolak jika p-value <
42 b. Uji Hausman
Hausman test yaitu penguji statistik untuk memilih apakah
model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan.
Dimana uji Hausman memiliki hipotesis berbentuk:
H0 : Random Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
Jika H0 diterima maka dalam model terdapat efek random
Jika H0 ditolak atau menerima H1 maka dalam model terdapat efek
tetap. Dasar penolakan H0 adalah dengan menggunakan pertimbangan
statistic Chi-Sqaure. Jika Chi-Square statistic > Chi-Square tabel maka
H0 (model yang digunakan adalah Fixed Effect).
2. Uji Lagrange Multiplier
Lagrange Multiplier test yaitu untuk mengetahui apakah model
Random Effect lebih baik daripada metode Common Effect (OLS).
1. Uji Statistik Analisis Regresi
Uji siginifikansi merupakan prosedur yang digunakan untuk
menguji kesalahan atau kebenaran dari hasil hipotesis nol dari sampel.
a. Uji F-Statistik
Uji F-Statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar
pengaruh variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel
dependen. Untuk pengujian ini dilakukan hipotesa sebagai berikut:
a. H0 : 1=2=0, artinya secara bersamaan tidak ada pengaruh
43
b. H1 : 1=2=0, artinya secara bersamaan ada pengaruhvariabel
independen terhadap variabel dependen.
Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai F-hitung
dengan F-tabel. Jika F-hitung lebih besar dari F-tabel maka H0 ditolak,
yang berarti variabel independen secara bersamaan mempengaruhi
variabel dependen.
Jika probabilitas F-statistik > 0,05 maka hipotesis H0 diterima, artinya
variabel independen secara simultan (bersamaan) tidak berpengaruh
secara nyata terhadap variabel dependen.
Jika probabilitas F-statistik < 0,05 maka hipotesis H0 ditolak, artinya
variabel independen secara simultan (bersamaan) berpengaruh secara
nyata terhadap variabel dependen.
b. Uji T-Statistik
Uji hipotesis dengan t-test yaitu dengan mencari nilai signifikansi
apakah variabel independen secara parsial memiliki pengaruh yang
signifikan atau tidak dengan variabel dependen. Uji ini dilakukan
untuk membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan hipotesis
sebagai berikut:
1. Jika p < 0,05 maka variabel independen tersebut berpengaruh
terhadap Indeks Pembangunan Manusia
2. Jika p > 0,05 maka variabel independen tersebut berpengaruh
44
c.
Uji Koefisien Determinasi (R-Square)Suatu model mempunyai kesalahan dan kebenaran jika diterapkan
dalam model (goodnes of fit) digunakan koefisien determinasi (R2).
Nilai koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan besar sumbangan dari variabel independen terhadap
variabel dependen atau dengan kata lain koefisien determinasi
menunjukkan variasi turunnya Y yang diterangkan oleh pengaruh
linier X. Nilai koefisien determasi diantara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), nilai
(R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel independen sangat terbatas. Nilai
yang mendekati 1 berarti variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi model
45
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Profil Provinsi Kepulauan Bangka belitung
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atau yang disingkat Babel adalah
sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau kecil yaitu Pulau
Bangka dan Pulau Belitung yang beribukotakan Pangkalpinang. Bangka
Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatera yang berdekatan dengan
Sumatera Selatan. Bangka Belitung dikenal dengan pantainya yang indah,
kerukunan antar etnis dan dikenal dengan penghasilan timahnya. Selat
Bangka memisahkan Pulau Sumatera dan Pulau Bangka dan Selat Gaspar
memisahkan antara Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung sebelumnya merupakan bagian dari Sumatera Selatan,
namun pada tahun 2000 menjadi provinsi sendiri. Pembentukan
didasarkan Undang-Undang Nomor 27 tahun 2000 tanggal 21 November
2000 yang terdiri dari:
1. Kabupaten Bangka
2. Kabupaten Belitung
3. Kota Pangkalpinang
Pemerintahan provinsi ini disahkan pada tanggal 9 Februari 2001 setelah
dilantiknya Pj. Gubernur yakni H. Amur Muchasim, SH yang menandai
Undang-46
Undang Nomor 5 pada tanggal 23 Januari 2003 dilakukan pemekaran
wilayah dengan menambahkan empat Kabupaten yaitu:
1. Kabupaten Bangka Barat
2. Kabupaten Bangka tengah
3. Kabupaten Bangka Selatan
4. Kabupaten Belitung Timur
Sumber: Kepulauan Bangka Belitung Dalam Angka 2016
Gambar 4.1
Peta kepulauan Bangka Belitung
Saat ini, sekitar 1,37 juta warga tinggal di Pulau Bangka Belitung
dan 50an pulau lainnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pada
tahun 2015, lapangan usaha pertanian menyerap 37% dari 665 ribu
angkatan kerja. Akan tetapi tingkat pengangguran naik 1,15 poin menjadi