• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Harga dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Konsumen Membeli Sepatu Merk The Little Things She Needs

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Harga dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Konsumen Membeli Sepatu Merk The Little Things She Needs"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Akdon, Riduwan. 2007. Metode dan Teknik Penyusunan Skripsi. Bandung: Alfabeta.

Gujarati, Damodar. 2003. Econometric. Jakarta: Erlangga.

Kotler, P. Amstrong, G. 2008. Principles of Marketing 12th Edition. New Jersey:

Prentice Hall.

Nasrimawati, Umi. 2011. Penulisan Karya Ilmiah: Panduan awal menyusun skripsi dan tugas akhir aplikasi pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis.

Nasution, M.N. 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Total Quality Management. Jakarta: CV. Ghalia Indo.

Saladin, Djalim. 2003. Intisari Pemasaran dan Pemasaran Jasa edisi revisi. Bandung: Lindakarya.

Santoso, Singgih. 2002. Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT. Elex Komputindo.

Sanusi, Anwar. 2003. Metodologi Penelitian Praktis untuk Ilmu Sosial dan Ekonomi. Malang: Buntara Media.

Singarimbun, M. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT. Bumi Aksara. _____________. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. ________. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Pertama. Bandung: Alfabeta. ________. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bnadung: Alfabeta. Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

(2)

Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Wibowo, Agung. 2012. Aplikasi Praktis SPSS dalam Penelitian.Yogyakarta: Gava Media.

Sumber Internet :

elib.unikom.ac.id/download.php?id=42435 (diakses pada tanggal 09 April 2013, pukul 18.03 WIB).

http://informatika.web.id/pengertian-keputusan.htm (diakses pada tanggal 09 April 2013, pukul 18.09 WIB).

http://bonteng.wordpress.com/2009/11/16/keputusan-pembelian/ (diakses pada tanggal 09 April 2013, pukul 18.11 WIB).

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/d3akuntansi09/205102016/bab2.pdf (diakses pada tanggal 20 April 2013, pukul 18.17 WIB).

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53165/BAB%20II%20Tinj auan%20Pustaka.pdf (diakses pada tanggal 20 April 2013, pukul 18.19 WIB). http://rumushitung.com/2013/01/23/tabel-t-dan-cara-menggunakannya/ (diakses pada tanggal 18 Juni 2013, pukul 17.21 WIB).

http://getut.staff.uns.ac.id/files/2011/03/tabel-distribusi-f.pdf (diakses pada tanggal 20 Juni 2013, pukul 13.00 WIB)

Sumber Skripsi :

Wijanyanti, E. 2006. Pengaruh Harga dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Toyota Kijang (Studi pada PT. Nasmoco Kaligawe Semarang). Universitas Diponegoro. Semarang.

Kurniawan, A.D. 2012. Analisis Pengaruh Produk, Promosi, Harga dan Tempat terhadap Keputusan Pembelian (studi kasus pada Kedai Amarta Semarang). Universitas Diponegoro. Semarang.

Syamsuddin. 2006. Analisis Pengaruh Produk dan Harga yang dipertimbangkan konsumen terhadap Keputusan Pembelian Handphone merk Nokia pada Nokia

Profesional Center Malang. Universitas Islam Negeri. Malang.

(3)
(4)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Terdapat beberapa metode dalam metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode yang diterapkan adalah teknik survei yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan mengadakan kuesioner sebagai pengumpulan data yang pokok (Singarimbun, 1995:3). Tujuannya yaitu untuk mengumpulkan data serta mempelajari gejala atau fenomena sosial dengan jalan meneliti variabel-variabel penelitian yang dilaksanakan. Metode survei yang digunakan adalah melalui penyebaran kuesioner.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di toko The Little Things Boutique yang beralamat di Jalan Dr. Mansyur No. 132 Medan, Sumatera Utara.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

(5)

3.3.2 Sampel

Dalam pengambilan sampel digunakan Simple Random Sampling. Yakni pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.

Menurut Sugiyono (2009:120) untuk menentukan besar sampel yang diperlukan dapat digunakan rumus sebagai berikut :

n

=

N 1+Ne2

=

1+1501500,1 2

=

150 / 2,5 = 60

Jadi, jumlah sampel yang diambil dari populasi yang ada yaitu sebanyak 60 responden.

3.4 Hipotesis

Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Menurut Sugiyono (1999:57) : “Hipotesa adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan

(6)

Hipotesis 1, dengan kriteria :

Hi : Terdapat pengaruh positif antara harga dengan keputusan pembelian Ho : Tidak terdapat pengaruh antara harga dengan keputusan pembelian Hipotesis 2, dengan kriteria :

Hi : Terdapat pengaruh positif antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian

Hipotesis 3, dengan kriteria :

Hi : Terdapat pengaruh positif antara harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian

3.5 Defenisi Konsep

Defenisi konsepsional diperlukan peneliti dalam melakukan penelitian yakni dengan menggunakan istilah yang khusus untuk menggambarkan sebuah fenomena yang hendak diteliti secara tepat, Singarimbun (2006:330). Defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Harga dapat juga dikatakan penentuan nilai suatu produk dibenak konsumen.

(7)

3. Keputusan Pembelian adalah pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan.

3.6 Defenisi Operasional

Operasional variabel dimaksudkan untuk memperjelas variabel-variabel yang diteliti beserta pengukurannya. Dalam melakukan penelitian ini penulis menetapkan tiga variabel seperti yang tertulis dalam judul penelitian, yaitu : 1. Variabel Bebas (X1)

Menurut Sugiyono (2006:33) variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas ada dua variabel adalah penetapan harga (X1) dan kualitas produk (X2).

2. Variabel Terikat (X2)

Menurut Sugiyono (2006:33) variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (terikat) adalah keputusan pembelian (Y).

Tabel 3.1 Indikator Operasional Variabel

Harga (X1) Kualitas Produk (X2) Keputusan Pembelian (Y) 1. Harga yang

terjangkau 2. Harga bersaing

dengan produk sejenis

3. Harga sesuai

1. Daya tahan produk 2. Kesesuaian desain

produk dengan selera dan kebutuhan konsumen 3. Variasi desain

1. Mencari informasi tentang produk 2. Merencanakan

pembelian

(8)

dengan kualitas produk

4. Harga sesuai dengan manfaat yang dirasakan konsumen

4. Kenyamanan penggunaan

4. Sesuai dengan keinginannya 5. Keputusan untuk

membeli

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang mendukung tujuan penelitian, penulis menggunakan dua cara teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari tempat penelitian, yang diperoleh melalui:

a. Observasi, yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung kepada konsumen yang berbelanja di toko The Little Things Boutique dan mengamati tingkah laku para konsumen dalam melakukan pembelian. b. Wawancara, yaitu dengan cara melakukan komunikasi kepada pemilik

toko dan pegawai-pegawai yang bekerja, serta beberapa orang konsumen yang melakukan pembelian sepatu di toko The Little Things Boutique. c. Kuesioner, yaitu dengan cara memberikan daftar pertanyaan tertutup

kepada konsumen mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Data sekunder, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui studi pustaka, yang terdiri dari:

(9)

b. Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca, mempelajari dan menganalisa buku-buku, peraturan-peraturan, surat kabar, majalah dan laporan penelitian, dokumen-dokumen perjanjian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.8 Teknik Pengumpulan Skor

Teknik pengolahan data hasil kuisioner menggunakan skala likert dimana alternatif jawaban nilai positif 5 sampai dengan 1. Pemberian skor dilakukan atas jawaban pertanyaan, baik mengenai penetapan harga (X1) dan kualitas produk (X2), maupun keputusan pembelian (Y). Sugiyono (2006:89) mengatakan bahwa

”jawaban responden diberi skor dengan menggunakan skala likert” seperti

terdapat dalam tabel berikut ini : Tabel 3.2 Skala Likert

Jawaban Skala Nilai

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono (2006:89)

Kemudian data-data responden yang diperoleh melalui kuesioner dianalisa secara deskriptif dan dilakukan kategorisasi skor terhadap tanggapan responden. Kategorisasi jumlah skor tanggapan responden dilakukan berdasarkan persentase skor jawaban responden dengan rumus sebagai berikut :

% skor =

skor aktual

(10)

Keterangan : Skor Aktual = Jumlah skor jawaban responden

Skor Ideal = Jumlah skor responden (skor maksimum

x jumlah responden)

Kriteria hasil jawaban responden diukur persentasenya dengan melihat table dibawah ini :

Tabel 3.3 Kriteria Persentase Tanggapan Responden

% Jumlah Skor Tingkat Kriteria

20.00% - <36.00% Sangat Tidak Baik 36.01& - <52.00% Tidak Baik

52.01% - <68.00% Cukup Baik

68.01% - <84.00% Baik

84.01% - <100% Sangat Baik Sumber: Umi Narimawati (2007:85).

3.9 Teknik Analisis Data 3.9.1 Metode Uji Instrumen

a. Uji Validitas

(11)

tebelnya. Nilai r hitung adalah nilai-nilai yang berada dalam kolom “corrected item total correlation”. Jika r hitung > r kritis (0,30), maka butir pertanyaan atau

variabel tersebut valid. b. Uji Reliabilitas

Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi atau dapat dipercaya, apabila alat ukur tersebut stabil sehingga dapat diandalkan (dependability) dan dapat digunakan untuk meramalkan (predictability). Dengan demikian alat ukur tersebut akan memberikan hasil yang serupa apabila digunakan berkali-kali. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa, suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang tidsak bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih-milih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang sesuai dengan kondisi sesungguhnya. Untuk pengujian reliabilitas dapat digunakan Cronbach Alpha dengan bantuan program SPSS. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan, jika nilai Alpha > 0,70 maka reliabel dan jika nilai Alpha < 0,70 maka tidak reliabel.

3.9.2 Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Data Deskriptif

(12)

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya menurut Sanusi (2003:309) digunakan rumus analisis regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2

Dimana : Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien Regresi X1 = Penetapan Harga X2 = Kualitas Produk

c. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linier berganda harus memenuhi syarat asumsi klasik sebelum data tersebut dianalisis (Ghozali 2005:123). Adapun syarat asumsi klasik tersebut meliputi :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.

(13)

a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dsari populasi adalah normal. b. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal.

2. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkolerasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah :

a. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

b. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas adalah dengan menggunakan Variance

Inflation Factors (VIF). Menurut Gujarati (2003) :

VIF =

-Ri

Dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas

(14)

atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-Glejser yaitu dengan mengregresikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).

d. Pengujian Hipotesis

Model regresi linier berganda yang sudah memenuhi syarat akan digunakan untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan :

1. Uji F

Bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel terikat. Besarnya kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi (R2). Semakin tinggi nilai R2 maka semakin besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat.

Kriteria uji F untuk mengetahui signifikan/tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama- sama, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

(15)

Jika Ho ditolak, berarti bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan secara bersama- sama terhadap variabel terikat.

2. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi atau pengaruh secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu dengan membandingkan ttabel dan thitung. Masing-masing t hasil perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan ttabel yang diperoleh dengan menggunakan taraf nyata 0,05.

Kriteria yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan menggunakan uji 2 pihak adalah :

H0 diterima bila : t-hitung < t-tabel H0 ditolak : t-hitung ≤ t-tabel

3. Koefisien Determinasi (R2)

Analisis Koefisien Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam presentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunkan rumus sebagai berikut menurut Narimawati (2011:50) :

(16)

Dimana : Kd = Seberapa besar persen perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X

(17)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

The Little Things Boutique merupakan sebuah unit usaha/bisnis yang

bergerak dalam industri fashion. Awal berdirinya The Little Things Boutique yaitu pada tanggal 5 Januari 2013. Disadari atas kegemarannya mengoleksi sepatu, sang pemilik toko Ibu Isti Sannah Triza mencoba untuk menyalurkan kegemarannya tersebut dengan membuka sebuah butik. Pada awalnya, The Little Things Boutique adalah sebuah toko yang khusus memasarkan sepatu dengan merk The Little

Things She Needs. Sepatu dengan merk The Little Things She Needs ini sudah

sangat populer dikalangan remaja yang suka berwisata ke Jakarta dan Bali. Dengan melihat masih minimnya pengetahuan masyarakat dengan sepatu ini, maka sang pemilik mencoba untuk mengenalkan sepatu tersebut kepada masyarakat khususnya di kota Medan.

Pada awal perkembangannya, The Little Things Boutique hanyalah sebuah toko yang khusus menjual sepatu merk The Little Things She Needs. Sang pemilik mencoba bekerjasama dengan counter The Little Things She Needs yang ada di Jakarta. Dari hasil kerjasama tersebut maka The Little Things Boutique berhasil didirikan sebagai satu-satunya usaha franchise dari sepatu merk The Little Things

She Needs di kota Medan. Namun melihat dari selera konsumen yang semakin

(18)

Boutique akan menarik perhatian konsumen dan memudahkan konsumen dalam

melakukan pembelian.

Perkembangan The Little Things She Needs pada mulanya memiliki pasang surut. Hal ini dikarenakan pada awal perkembangannya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui lokasi dari toko tersebut. Dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, akhirnya banyak masyarakat yang mengetahuinya melalui media sosial seperti Twitter dan Instagram. Dari informasi tersebut akhirnya banyak konsumen yang mendatangi toko The Little Things

Boutique dan sampai sekarang The Little Things Boutique mampu bertahan dalam

industri fashion dan tidak kalah maju dengan pesaing sejenis disekitarnya.

4.1.1 Struktur Perusahaan

Sumber: The little Things Boutique

Gambar 4.1 Struktur Organisasi The Little Things Boutique CEO

Bagian Keuangan

Bagian Produksi

Bagian Marketing

Bagian Personalia

(19)

4.1.2 Deskripsi Tugas dan Fungsi Bidang 1. CEO

Tugasnya :

1) Memegang kekuasaan secara penuh dan bertanggung jawab terhadap pengembangan perusahaan secara keseluruhan.

2) Menentukan kebijakan yang dilaksanakan perusahaan. 3) Melakukan penjadwalan seluruh kegiatan perusahaan. Fungsinya :

1) Sebagai pimpinan tertinggi perusahaan.

2. Bagian Keuangan Tugasnya :

1) Mengurusi tentang pembayaran gaji karyawan perusahaan.

2) Melaksanakan dan menyelenggarakan pengelolaan keuangan perusahaan.

3) Mengurus pembukuan mengenai transaksi yang dilakukan oleh perusahaan.

4) Mencatat keuangan setiap bulan.

5) Melakukan pengelolaan keuangan meliputi kebijaksanaan pengelolaan keuangan, pengelolaan kas dan pengendalian serta penyertaan modal karyawan.

Fungsinya :

(20)

3. Bagian Produksi Tugasnya :

1) Memimpin dan menyelenggarakan pengelolaan bidang produksi. 2) Menunjang fungsi lain di bidang produksi.

3) Melakukan koordinasi seluruh aktivitas produksi.

4) Membantu CEO menyusun kebijakan perusahaan yang dilandasi dengan bidangnya.

5) Mengkoordinasi dan mengawasi semua kegiatan dan pelaksanaan serta memeriksa hasil jadi agar sesuai dengan kualitas yang ditentukan.

Fungsinya :

1) Mengawasi dan mengembangkan bidangnya serta menjalankan penelitian dan penilaian kinerja serta mekanisme dibidangnya.

4. Bagian Marketing Tugasnya :

1) Mencari dan menerima pesanan dari pelanggan. 2) Melakukan promosi mengenai produk yang terkait.

3) Menarik perhatian konsumen dengan memberikan informasi yang menarik mengenai produk.

4) Menjual produk kepada konsumen dengan cara-cara tertentu untuk menarik hati konsumen.

Fungsinya :

(21)

5. Bagian Personalia Tugasnya :

1) Membina dan mengembangkan disiplin setiap karyawan dibidangnya masing-masing.

2) Mengurusi segala urusan mengenai permasalahan yang disebabkan oleh individu maupun kelompok dalam perusahaan.

Fungsinya :

1) Melaporkan perkembangan karyawan setiap bulannya, merekrut karyawan, memelihara dan menjaga aset perusahaan dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar perusahaan.

4.2 Penyajian Data

(22)

4.2.1 Profil Responden

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel konsumen yang melakukan pembelian di toko The Little Things Boutique sebanyak 60 orang dengan profil responden sebagai berikut :

Tabel 4.1 Profil Responden

Kriteria Sub Kriteria Jumlah Persentase (%)

(23)

Dari kuesioner yang disebar kepada 60 responden, maka didapatlah hasil yang disajikan dalam tabel diatas. Terlihat bahwa antara pria dan wanita lebih banyak jumlah wanita yang melakukan pembelian di toko The Little Things Boutique dengan jumlah 51 orang wanita dengan persentase 85%. Rata-rata usia responden yang berbelanja di toko The Little Things Boutique adalah 23-30 tahun dengan persentase 43,4 % dan dengan pekerjaan dari para responden yang kebanyakan adalah Mahasiswa yang berjumlah 22 orang dnegan persentase 36,7%.

4.2.2 Penyajian Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas dan Reliabilitas dilakukan kepada 10 buah kuesioner dan disebar kepada 10 orang responden sebagai sampel dengan r tabel sebesar 0,632 yang kemudian diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS. Adapun hasil dari uji validitas dan uji reliabilitas akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X1 (Harga) Korelasi Antara Nilai Korelasi (r) Keterangan

Item no.1 dengan total 0,458 Invalid

Item no.2 dengan total 0,884 Valid

Item no.3 dengan total 0,606 Invalid

Item no.4 dengan total 0,834 Valid

Item no.5 dengan total 0,682 Valid

Item no.6 dengan total 0,673 Valid

Item no.7 dengan total 0,643 Valid

Item no.8 dengan total 0,687 Valid

Item no.9 dengan total 0,884 Valid

Item no.10 dengan total 0,757 Valid

Hasil Uji Reliabilitas 0,883 > 0,5 Sumber: Lampiran 13 dan 14

(24)

nomor 3 tidak valid atau nilai r hitungnya lebih kecil dari r tabel (0,632). Dengan demikian, hal tersebut menyatakan bahwa pernyataan yang memiliki nilai r hitung lebih kecil dari r tabel tidak dicantumkan lagi dan hanya terdapat 8 (delapan) buah pernyataan yang selanjutnya akan disebar melalui sebuah angket kepada 60 orang responden. Hasil dari pengujian Reliabilitas kepada item-item pernyataan yang valid adalah sebesar 0,883 dan lebih besar dari r tabel (0,5).

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X2 (Kualitas Produk) Korelasi Antara Nilai Korelasi (r) Keterangan

Item no.1 dengan total 0,484 Invalid

Item no.2 dengan total 0,904 Valid

Item no.3 dengan total 0,910 Valid

Item no.4 dengan total 0,846 Valid

Item no.5 dengan total 0,647 Valid

Item no.6 dengan total 0,641 Valid

Item no.7 dengan total 0,622 Invalid

Item no.8 dengan total 0,676 Valid

Item no.9 dengan total 0,904 Valid

Item no.10 dengan total 0,783 Valid

Hasil Uji Reliabilitas 0,903 > 0,5 Sumber: Lampiran 13 dan 14

(25)

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y (Keputusan Pembelian)

Korelasi Antara Nilai Korelasi (r) Keterangan

Item no.1 dengan total 0,472 Invalid

Item no.2 dengan total 0,874 Valid

Item no.3 dengan total 0,911 Valid

Item no.4 dengan total 0,841 Valid

Item no.5 dengan total 0,665 Valid

Item no.6 dengan total 0,658 Valid

Item no.7 dengan total 0,633 Valid

Item no.8 dengan total 0,682 Valid

Item no.9 dengan total 0,895 Valid

Item no.10 dengan total 0,771 Valid

Hasil Uji Reliabilitas 0,903 > 0,5 Sumber: Lampiran 13 dan 14

Dari hasil pengujian variabel Keputusan Pembelian (Y) diatas yang dilakukan pada 10 pernyataan, terdapat 1 (satu) buah pernyataan yaitu pernyataan nomor 1 tidak valid atau nilai r hitungnya lebih kecil dari r tabel (0,632). Dengan demikian, hal tersebut menyatakan bahwa pernyataan yang memiliki nilai r hitung lebih kecil dari r tabel tidak dicantumkan lagi dan hanya terdapat 9 (sembilan) buah pernyataan yang selanjutnya akan disebar melalui sebuah angket kepada 60 orang responden. Hasil dari pengujian Reliabilitas kepada item-item pernyataan yang valid adalah sebesar 0,903 dan lebih besar dari r tabel (0,5).

4.2.3 Penyajian Data Skor Hasil Penyebaran Kuesioner

(26)

Tabel 4.5 Data Jawaban Kuesioner Variabel X1 (Harga)

Harga sesuai dengan apa yang diharapkan

e. Sangat Tidak Setuju

17

Perbedaan harga dengan toko sepatu yang lain

e. Sangat Tidak Setuju

17 variasi produk sepatu dengan berbagai macam harga

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

25

Lebih tertarik membeli sepatu di toko The Little

e. Sangat Tidak Setuju

(27)

X1-5

Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produknya

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

12

Harga terlalu mahal untuk mahasiswa

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

9

Kualitas produk sesuai dengan manfaat yang

e. Sangat Tidak Setuju

11

e. Sangat Tidak Setuju

13

Tabel 4.5.1 Jumlah Skor Tanggapan Responden mengenai Variabel Harga

No. Pernyataan Skor Skor Ideal Persentase

(%)

1.

Harga sesuai dengan apa yang

diharapkan konsumen 256 300 85,33

2. Perbedaan harga dengan toko sepatu yang lain jauh berbeda

(28)

3.

The Little Things Boutique menawarkan variasi produk sepatu dengan berbagai macam harga

264 300 88,00

4.

Lebih tertarik membeli sepatu di toko The Little Things Boutique daripada di toko lain

237 300 79,00

5.

Harga yang ditawarkan sesuai

dengan kualitas produknya 243 300 81,00

6.

Harga terlalu mahal untuk

mahasiswa 194 300 64,67

7.

Kualitas produk sesuai dengan

manfaat yang dirasakan 246 300 82,00

8.

Tidak merasa kecewa setelah

melakukan pembelian 251 300 83,67

Total 1946 2400 81,08 %

Tabel 4.6 Data Jawaban Kuesioner Variabel X2 (Kualitas Produk)

Item Keterangan

Jumlah

Orang Persentase Skor X2-1 Sepatu tidak cepat rusak

e. Sangat Tidak Setuju

13

e. Sangat Tidak Setuju

(29)

X2-3 Merasa percaya diri setelah memakai sepatu merk The Little Things

e. Sangat Tidak Setuju

17 bervariasi dan banyak pilihan

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

22

X2-5 Bentuk dan desain sepatu tidak ketinggalan jaman a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

28

X2-6 Nyaman digunakan

sehari-hari dalam jangka waktu yang lama

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

25

e. Sangat Tidak Setuju

(30)

Total 60 100 % 265 X2-8 Karena kualitas yang

baik membuat lebih

e. Sangat Tidak Setuju

21

Tabel 4.6.1 Jumlah Skor Tanggapan Responden mengenai Variabel Harga

No. Pernyataan Skor Skor Ideal Persentase

(%)

1.

Sepatu tidak cepat rusak (lekang

dan robek) 251 300 83,67

2.

Bentuk sepatu menarik dan sesuai

dengan keinginan 264 300 88,00

3.

Merasa percaya diri setelah memakai sepatu merk The Little Things She Needs

254 300 84,67

4.

Jenis sepatu yang dijual bervariasi

dan banyak pilihan 262 300 87,33

5.

Bentuk dan desain sepatu tidak

ketinggalan jaman 267 300 89,00

6.

Nyaman digunakan sehari-hari

dalam jangka waktu yang lama 264 300 88,00

7.

Bahan yang digunakan berkualitas

sehingga nyaman digunakan 265 300 88,33

8.

Karena kualitas yang baik

membuat lebih percaya diri 261 300 87,00

(31)

Tabel 4.7 Data Jawaban Kuesioner Variabel Y (Keputusan Pembelian)

Item Keterangan

Jumlah

Orang Persentase Skor Y-1 Saran dari orang lain

sangat berguna dalam mendapatkan informasi

e. Sangat Tidak Setuju

9

Y-2 Informasi tentang produk dapat diperoleh dengan mudah

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

21

e. Sangat Tidak Setuju

21

Y-4 Setelah melihat langsung produknya, tertarik untuk membeli sepatu

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

(32)

Y-5 Saat melakukan pembelian sepatu sudah merasa yakin dan mantap dengan harga yang

e. Sangat Tidak Setuju

14 produk sesuai dengan keinginan konsumen a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

11

e. Sangat Tidak Setuju

20 cocok untuk kalangan remaja dan dewasa a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

(33)

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

0 0 0

Total 60 100 % 264

Tabel 4.7.1 Jumlah Skor Tanggapan Responden mengenai Variabel Harga

No. Pernyataan Skor Skor Ideal Persentase

(%)

1.

Saran dari orang lain sangat berguna dalam mendapatkan informasi mengenai produk

248 300 82,67

2.

Informasi tentang produk dapat

diperoleh dengan mudah 259 300 86,33

3.

Saat melakukan pembelian sepatu sudah merasa yakin dan mantap dengan harga yang ditawarkan

252 300 84,00

6.

Harga dan kualitas produk sesuai

dengan keinginan konsumen 249 300 83,00

7.

Harga sepatu yang terjangkau

tidak memberatkan konsumen 259 300 86,33

8.

Jenis dan desain sepatu cocok untuk kalangan remaja dan dewasa

264 300 88,00

9.

Pelayanan yang baik membuat konsumen tidak ragu untuk membeli sepatu

264 300 88,00

(34)

4.3 Analisis Data 4.3.1 Analisis Deskriptif

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer penelitian ini adalah teknik wawancara kepada 10 orang dan penyebaran kuesioner/angket kepada 60 orang. Wawancara dilakukan di toko

The Little Things Boutique pada tanggal 23 Juli 2013. Data hasil wawancara dan

penyebaran angket tersebut merupakan data pokok dimana analisisnya ditunjang oleh data-data sekunder yang analisisnya didapat dari obeservasi dilapangan dan beberapa sumber pustaka untuk memperkuat dan memperdalam hasil analisis.

Data responden adalah identitas responden yang dipandang relevan dengan permasalahan yang diidentifikasi. Sedangkan data penelitian adalah sejumlah skor yang diperoleh dari jawaban responden atas pertanyaan atau pernyataan terhadap variabel penelitian, yaitu X1 (Harga), X2 (Kualitas Produk dan Y (Keputusan Pembelian). Variabel tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dan koefisien determinasi.

Data lain yang diperoleh dari studi pustaka akan digunakan sebagai data sekunder untuk melengkapi dan mendukung data primer. Agar pembahasan ini lebih sistematis dan terarah maka peneliti membaginya kedalam sub-bab, yakni sebagai berikut :

1. Analisis Hasil Wawancara 2. Analisis Uji Asumsi Klasik

3. Analisis Uji Regresi Linier Berganda 4. Analisis Uji Hipotesis; dan

(35)

Dalam setiap sub-bab nya, tiap data diolah menjadi data-data statistika, kemudian penelitian menerjemahkan data statistika tersebut menjadi data uraian non-angka yang lebih jelas dan menganalisanya.

4.3.2 Analisis Hasil Wawancara 4.3.2.1Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan kepada 2 orang konsumen yang melakukan pembelian sepatu di toko The Little Things She Needs. Hasil dari wawancara yang dilakukan adalah :

1. Wawancara kepada saudari Anggia Indira Sinaga

Anggia adalah seorang PNS berusia 27 tahun. Menurut saudari Anggia, harga sepatu yang ditawarkan oleh toko The Little Things Boutique termasuk dalam kategori murah dan terjangkau. Dalam sekali belanja, beliau rela menghabiskan uang lebih kurang Rp.300.000 untuk membeli sepatu. Harga sepatu yang ditawarkan oleh toko The Little Things

Boutique sudah sangat maksimal, karena di toko lain bisa sangat mahal

untuk sepatu yang sudah bermerk. Beliau juga mengungkapkan bahwa apalagi beliau berbelanja di toko lain, tidak mungkin mau mengeluarkan uang yang begitu banyak. Dikarenakan harga sepatu di toko The Little

Things Boutique yang sangat terjangkau, maka beliau rela untuk membeli

banyak sepatu. Banyaknya variasi model dan bentuk sepatu juga memudahkan dalam melakukan pembelian, semakin banyak model sepatu maka akan semakin mudah untuk memilihnya. Harga sepatu di toko The

Little Things Boutique juga sangat cocok untuk kalangan mahasiswa dan

(36)

ditawarkan sangat sesuai dengan kualitas dan bahannya yang sangat lembut dikaki sehingga tidak akan menyesal setelah melakukan pembelian. Tentunya dengan kualitas yang bagus akan membuat semakin lebih percaya diri. Sepatu merk The Little Things She Needs juga sangat nyaman digunakan dalam jangka waktu yang lama ungkap saudari Anggia.

2. Wawancara kepada saudari Vira Damanik

Vira merupakan seorang Dokter yang berusia 26 tahun. Saudari Vira sudah sangat sering berbelanja di toko The Little Things Boutique, bahkan beliau pernah menjadi re-seller dari sepatu tersebut. Dari hobinya yang senang membeli sepatu, maka beliau mengungkapkan bahwa harga sepatu yang ditawarkan oleh toko The Little Things Boutique sangat terjangkau dan cocok untuk kantong mahasiswa dan orang kantoran. Dalam melakukan pembelian, beliau sering membeli 3 sampai 4 pasang sepatu dalam sekali pembelian. Namun terkadang harga yang ditawarkan tidak selalu sesuai dengan kualitas produknya. Vira sering mendapatkan sepatu yang agak lecet, hal ini dikarenakan pada saat pengiriman terjadi desakan didalam kotak yang menyebabkan sepatu sedikit rusak. Sepatu yang sedikit rusak tersebut tidak terlalu mengecewakannya, karena masih bisa diperbaiki lagi dan beliau tidak akan pernah bosan membeli sepatu di toko The Little

Things Boutique. Beliau mengatakan bahwa sepatu yang dibelinya sangat

(37)

mengoleksi sepatu dengan merk The Little Things She Needs. Dulunya beliau sempat mengoleksi sepatu dengan merk lain yang juga sudah terkenal di Negara Malaysia, namun dengan adanya sepatu merk The Little

Things She Needs ini beliau sudah tidak ragu untuk melakukan pembelian

ulang sepatu di toko The Little Things Boutique.

4.3.3 Analisis Uji Asumsi Klasik 4.3.3.1 Uji Normalitas

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov

Hasil dari pengujian normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov diatas adalah :

1. Nilai Kolmogorov-Smirnov Z > Z tabel 2. Nilai Asymp. Sig (2-tailed) > α

Menganalisa nilai Kolmogorov-Smirnov diatas maka bisa diambil kesimpulan bahwa, data memiliki distribusi normal karena nilai

Kolmogorov-One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized

Predicted Value

N 60

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.00000000

Most Extreme Differences Absolute .093

Positive .093

Negative -.070

Kolmogorov-Smirnov Z .720

(38)

Smirnov memiliki tingkat Signifikansi 0,677 lebih > 0,05. Itu artinya semua variabel bebas berkolerasi kuat.

4.3.3.2 Uji Multikolinieritas

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 X1_harga .986 1.014

X2_kualitas_produk .986 1.014

a. Dependent Variable: Y_keputusan_pembelian

Coefficient Correlationsa

Model

X2_kualitas_produ

k X1_harga

1 Correlations X2_kualitas_produk 1.000 -.116

X1_harga -.116 1.000

Covariances X2_kualitas_produk .012 -.001

X1_harga -.001 .010

a. Dependent Variable: Y_keputusan_pembelian

(39)

4.3.3.3Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.10 Hasil Uji Hetroskedastisitas

Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.846E-16 5.337 .000 1.000

X2_kualitas_produk .000 .125 .000 .000 1.000

Penjelasan untuk tabel diatas yaitu nilai Signifikansi antara variabel-variabel independen tidak mengalami Heteroskedastisitas karena menunjukkan nilai 1.000 dan lebih besar dari 0,05, sehingga data ini dapat diolah untuk keperluan penelitian selanjutnya.

4.3.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4.11 Hasil Analisi Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 22.476 5.337 4.211 .000

X1_harga .193 .112 .213 1.721 .091

X2_kualitas_produk .282 .125 .280 2.261 .028

Berdasarkan hasil perhitungan tabel diatas, diperoleh bentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

(40)

Dari persamaan regresi linier berganda diatas, dapat diperoleh besarnya konstanta adalah 22,476. Artinya harga matematis perubahan Keputusan Pembelian (Y) pada saat semua variabel bebasnya nol (0) adalah 22,476.

Koefisien regresi variabel X1 (Harga) bernilai positif karena memiliki nilai koefisien 0,193, menunjukkan adanya hubungan yang searah antara Harga terhadap Keputusan Pembelian. Koefisien regresi variabel X2 (Kualitas Produk) bernilai positif dan memiliki nilai koefisiensi sebesar 0,282. Hal ini juga menunjukkan adanya hubungan yang searah antara Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian.

4.3.5 Analisis Uji Hipotesis 4.3.5.1 Uji F

Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis menggunakan Uji Parsial (Uji-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 44.454 2 22.227 4.551 .015a

Residual 278.396 57 4.884

Total 322.850 59

(41)

4.3.5.2 Uji Simultan (Uji-t)

Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis menggunakan Uji Simultan (Uji-t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 22.476 5.337 4.211 .000

X1_harga .193 .112 .213 1.721 .091

X2_kualitas_produk .282 .125 .280 2.261 .028

Dapat dilihat dari tabel diatas nilai t-hitung pada pengujian hipotesis ini adalah sebesar 1,721 dengan t-tabel 1,672 menunjukkan nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel yang membuat variabel X1 berkontribusi terhadap variabel Y.

Pada variabel X2, nilai signifikansi adalah lebih kecil dari t-tabel, menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Hi tidak dapat ditolak. Nilai t-hitung yang didapat yaitu sebesar 2,261 dengan t-tabel 1,672 menyatakan bahwa variabel X2 memiliki kontribusi terhadap variabel Y. Nilai t-hitung yang positif antara kedua variabel tersebut menunjukkan bahwa antara variabel X1 dan X2 searah dengan variabel Y.

4.3.6 Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2 )

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .371a .138 .107 2.21001

(42)
(43)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ditoko The Little Things

Boutique Medan mengenai pengaruh harga dan kualitas produk terhadap

keputusan pembelian, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Harga sepatu yang ditetapkan oleh toko The Little Things Boutique termasuk dalam kategori baik. Ini terlihat dari persentasi skor total untuk harga adalah sebesar 81,08% yang terletak antara rentang 68,01% dan 84,00%. Dengan demikian , harga sepatu yang ditetapkan oleh toko The Little Things Boutique berada dalam kategori baik.hal ini mengindikasikan bahwa harga pada toko The Little Things Boutique sudah baik. Hasil pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa Harga (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hitung (1,721) lebih besar sama dengan t-tabel (1,672). Menunjukkan bahwa Ho ditolak.

(44)

Kualitas Produk (X2) juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). Hal ini dilihat dari nilai t-hitung (2,261) lebih besar sama dengan t-tabel (1,672). Menyatakan bahwa Ho ditolak.

3. Keputusan Pembelian pada toko The Little Things Boutique termasuk dalam kategori sangat baik. Ini terlihat dari persentasi skor total untuk harga adalah sebesar 85,67% yang terletak antara rentang 84,01% dan 100,00%. Dengan demikian , keputusan pembelian pada toko The Little Things Boutique berada dalam kategori sangat baik. Hal ini mengindikasikan bahwa keputusan pembelian pada toko The Little Things Boutique adalah sangat baik. Hasil dari pengujian korelasi menggunakan analisis regresi linier berganda adalah Y = 22,476 + 0,193 + 1,282. Hal ini menunjukkan bahwa nilai variabel Harga (X1) dan variabel Kualitas Produk (X2) adalah searah, karena menunjukkan nilai positif antara kedua variabel tersebut terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).

5.2 Saran

Setelah dilakukan penelitian yang dilaksanakan penulis pada toko The

Little Things Boutique mengenai pengaruh harga dan kualitas produk terhadap

keputusan konsumen pembelian, Penulis akan mencoba memberikan saran kepada perusahaan.

Adapun saran yang disampaikan penulis adalah sebagai berikut :

(45)

penilaian konsumen akan harga yang ditetapkan pada toko The Little

Things Boutique dari kategori baik meningkat menjadi kategori sangat

baik. Hal yang harus dilakukan contohnya seperti memberikan pengurangan harga yang selama ini selalu dikeluhkan konsumen karena banyak dari konsumen yang tidak setuju karena perbedaan harga dari harga sepatu di pusatnya.

2. Dalam hal kualitas produk, toko The Little Things Boutique sudah sangat baik. Maka dari itu perlu adanya peningkatan mutu dan kualitas produk agar konsumen senatiasa membeli di toko The Little Things Boutique dan tidak merasa kecewa setelah melakukan pembelian. Pemilihan produk sepatu sebelum dipajang juga harus diperhatikan untuk mengurangi keluhan konsumen akan sepatu yang kurang baik kualitasnya.

3. Keputusan konsumen dalam membeli sepatu di toko The Little Things

Boutique dinilai sangat baik. Hal ini dikarenakan kepercayaan penuh yang

(46)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Harga

Harga suatu barang atau jasa merupakan salah satu faktor penentu bagi konsumen dalam menentukan produk yang akan digunakannya. Harga memiliki peranan penentu dalam pilihan membeli yang merupakan unsur yang paling penting yang menentukan pangsa pasar dan probabilitas di perusahaan. Harga merupakan satu-satunya unsur dibauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, harga juga unsur bauran pemasaran yang paling fleksibel, harga dapat diubah dengan cepat.

Menurut Saladin (2003:95) pengertian harga adalah “sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Harga dapat juga dikatakan penentuan nilai suatu produk dibenak konsumen”. Harga memiliki pengaruh paling utama dalam posisi kompetitif perusahaan dan pangsa pasarnya. Karena itu harga menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih. Konsumen memandang harga sebagai persepsi tingkatan baik buruknya kualitas produk, terutama jika konsumen harus mengambil keputusan pembelian dengan informasi yang tidak cukup. Maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah kemampuan seseorang dalam menilai suatu barang dengan satuan alat ukur rupiah untuk dapat membeli produk yang ditawarkan.

2.1.1 Penetapan Harga

(47)

tersebut dapat disimpulkan bahwa penetapan harga adalah keputusan-keputusan yang telah dirundingkan dan diambil oleh manajemen mengenai harga-harga yang akan ditetapkan dalam jangka waktu tertentu untuk membuat konsumen tertarik dalam melakukan pembelian.

Menurut Tjiptono (2008:152) tujuan penetapan harga pada dasarnya terdapat empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :

a. Tujuan Berorientasi Pada Laba

Asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimalisasi laba. Dalam era persaingan global yang kondisinya sangat kompleks maksimalisasi laba sangat sulit dicapai, karena sukar sekali untuk dapat memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang dapat dicapai pada tingkat harga tertentu . dengan demikian, tidak munking suatu perusahaan dapat mengetahui secara pasti tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum.

b. Tujuan Berorientasi Pada Volume

Selain tujuan beroreintasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harganya berdasakan tujuan yang beroreintasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objectives. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan. Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan penerbangan, lembaga pendidikan pengusaha bioskop dan pemilik bisnis pertunjukan lainya. Bagi sebuah perusahaan penerbangan, biaya penerbangan untuk satu pesawat terisi penuh maupun yang hanya terisi separuh tidak banyak berbeda. Oleh karena itu, banyak perushaan penerbangan yang berupaya memberikan insentif berupa harga special agar dapat meminimalisasi jumlah kursi yang tidak terisi.

c. Tujuan Berorientasi Pada citra

Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menerapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value), misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah disuatu wilayah tertentu. Pada hakikatnyaa, naik penetapan harga tinggi mapun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhanbauran produk yang ditawarkan perusahaan.

d. Tujuan Stabilisasi Harga

(48)

2.1.2 Metode Penetapan Harga

Menurut Tjiptono (2008:152) metode penetapan secara garis besar dikelompokkan menjadi empat kategori utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba, dan berbasis persaingan.

a. Metode Penetapan Berbasis Permintaan

Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan preferensi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, dan persaingan. Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, diantaranya yaitu:

1) Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli) 2) Kemauan pelanggan untuk membeli

3) Posisi suatu produk dalam gaya hidup pelanggan, yakni menyangkut apakah produk tersebut merupakan simbol status atau hanya produk 4) Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan.

5) Harga-harga produk substitusi b. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya

Dalam metode ini faktor penentu yang utama adalah aspek penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba.

c. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba

Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan harganya. Upaya ini dilakukanatas dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi.

d. Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan

Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau laba harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Metode penetapan harga berbasis persaingan terdiri atas empat macam :

customary pricing, above, at, or below market pricing, loss leader pricing, sealed bid pricing.

2.1.3 Modifikasi Harga

1. Penetapan Harga per Wilayah Geografis

(49)

a. Penetapan harga FOB (Free On Board), yaitu penetapan harga dengan memperhitungkan biaya angkutan sampai ke geladak kapal, dari geladak kapal sampai ke konsumen ditambah dengan ongkos angkutannya.

b. Penetapan harga seragam, yaitu perusahaan menjual barang kepada konsumen dimanapun berada dengan harga plus biaya angkutan sama besarnya.

c. Penetapan harga per wilayah yaitu, penetapan harga oleh wilayah yang bersangkutan.

d. Harga titik patokan yaitu, penetapan harga dimana penjual menunjuk suatu kota titik patokan dan kemudian member semua pembeli dengan biaya angkutan dari kota tersebut ke tujuan masing-masing, tanpa melihat apakah barang yang dibeli benar-benar dikirim ke kota tadi.

e. Penetapan harga termasuk angkutan yaitu, kesediaan penjual untuk dibebani seluruh atau sebagian dari biaya angkutan, dengan maksud dapat memasarkan barangnya pada pelanggan khusus atau pada daerah tertentu yang diinginkan penjual.

2. Potongan Harga dan Imbalan Khusus

Harga yang disuaikan untuk menghargai pelanggan atas tindakan seperti pembayaran awal, volume penjualan dan pembelian diluar musim penetapan harga disesuaikan seperti :

(50)

b. Potongan kuantitas (quality discount), yaitu pengurangan harga jual bagi pembeli yang telah membeli dalam jumlah besar.

c. Potongan kumulatif (cumulatif discount), yaitu potongan yang diberikan atas dasar volume total pembelian yang dilakukan pada suatu periode tertentu. d. Potongan fungsional (functional discount), yaitu potongan yang diberikan

karena perantara menjalankan fungsi perushaan.disebut juga potongan dagang atau trade discount, yaitu potongan yang diberikan kepada saluran distribusinya bila mereka ikut berperan dalam penyimpanan, penjualan dan pencatatan.

e. Imbalan khusus (allowances), adalah imbalan yang diberikan kepada siapa saja yang membeli barang baru dengan membawa yang lama . misalnya pembeli mobil.

f. Tunjangan Promosi (Promotion allowances), yaitu berupa potongan harga atau pembayaran yang digunakan untuk memberi imbalan kepada dealer yang berperan serta dalam iklan dan program promosi.

3. Penetapan Harga Promosi

Yaitu penetapan harga dibawah daftar harga bahkan dibawah harga pokok, yang dilakukan pada saat-saat tertentu dalam rangka promosi. Penetapan harga ini terdiri dari :

a. Supermarket dan toko toserba ada memasang harga miring pada beberapa barang dan berfungsi sebagai tumbal (loss leader) untuk menarik calon pembeli.

(51)

c. Produsen kadang-kadang menawarkan potongan tunai bagi konsumen yang membeli barang dari dealer selama jangka waktu tertentu.

d. Potongan psikologis, merupakan suatu teknik harga promosi dimana penjual memasang harga semu yang tinggi dan menawarkan harga yang lain lebih rendah.

4. Penetapan Harga Diskriminatif

Terjadi bila perusahaan menjual barang atau jasa yang berbeda-beda meskipun perbedaan biaya produk tersebut tidak proporsional dengan perkembangan harga.penetapan harga diskriminatif terdiri dari empat dasar :

a. Konsumen, yaitu pembayaran harga yang berbeda-beda bagi konsumen yang berlainan. Contoh : anak-anak dan dewasa membayar harga berbeda jika masuk kolam renang.

b. Bentuk produk, yaitu produk yang sedikit berbeda dihargai berlainan dan tidak proporsional dengan perbedan biayanya. Contoh : sabun mandi LUX dijual lebih mahal dari sabun mandi Lifebuoy.

c. Tempat, yaitu yang didasarkan ditempat yang berbeda akan ditawarkan dengan harga yang berbeda pula, walaupunbiaya untuk pemasaran ditempat-tempat tersebut tidak berbeda sebesar p[erbedaan harga jual. Contoh : pertunjukan music memasang tarif berbeda sebesar perbedaan untuk kursi depan, tengah,dan belakang.

(52)

5. Penetapan Harga Baru

Yaitu penetapan yang berbeda-beda antara bauran produk asli yang dilindungi oleh hak paten dengan produk yang meniru produk yang sudah ada. Penetapan harga ini terdiri dari :

1. Penetapan harga inovatif.

Perusahaan yang sedang memperkenalkan suatu inovasi yang dilindungi oleh hak paten dapat memilih metode :

a. Penetapan harga untuk market skimming

Dapat berhasil baik pada keadaan-keadaan sebagai berikut : 1) Terdapat cukup banyak pembeli dengan permintaan tinggi

2) Biaya per unit untuk memproduksi dan menyalurkan dalam jumlah kecil tidak bertambah sangat banyak sehingga masih terbeli oleh konsumen.

3) Harga jual perdana yang tinggi tidak akan merangsang para pesaing untuk masuk

4) Harga jual tinggi mengandung citra produk istimewa. b. Penetapan harga untuk penetrasi pasar

Banyak perusahaan yang memasang harga relatif rendah pada produk inovatif mereka, dengan harapan akan menarik banyak sekali pembeli sehingga memperoleh bagian pasar yang luas.

2. Penetapan harga pada produk baru tiruan

(53)

6. Penetapan Harga dalam Bauran Produk

Harga yang memaksimalkan laba dari total bauran produk. Penetapan harga ini terdiri dari:

a. Penetapan harga lini produk, yaitu perushaan yang mengembangkan produk lini dari satu mata produk secara tersendiri

b. Penetapan harga produk opsional, yaitu perusahaan yang menawarkan produk atau ciri opsional disamping produk pokoknya.

Contoh: Pembeli mobil dapat saja memsan sistem jendela otomatis, sistem pengamanan, AC, dll disamping produk pokoknya.

c. Penetapan harga produk yang saling menarik, yaitu penetapan harga terhadap barang-barang yang penggunaanya harus bersama-sama dengan barang pokok yang lainnya.

Contoh: Kodak akan menjual kameranya dengan harga rendah karena penghasilan diharapkan lebih tinggi justru dari filmnya.

d. Penetapan harga produk sampingan, penetapan harga bagi produk sampingan disamping produk-pokok, agar lebih mampu bersaing di pasar.

Contoh: produk minyak sebagai produk pokok, sedangkan produk oli dan bahan-bahan kimia sebagai produk sampingan.

2.2 Kualitas Produk

Menurut Crosby dalam Nasution (2001:16) pengertian kualitas produk adalah:

conformance to requirement”, yaitu sesuatu dengan disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses

produksi dan produk jadi”.

(54)

kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk.

Meskipun tidak ada defenisi mengenai kualitas yang diterima secara universal, namun dari ketiga definisi tersebut terdapat beberapa persamaan elemen-elemen kualitas, yaitu kualitas yang meliputi usaha atau melebihi harapan pelanggan, kualitas mencakup produk (barang dan jasa). Tenaga kerja dan lingkungan kerja, kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.

(55)

2.2.1 Perspektif Terhadap Kualitas Produk

Menurut Tjiptono (2008:24) ada lima alternatif perspektif kualitas yang bias digunakan, yaitu :

1. Pendekatan Transendental (Transcendental Approach)

Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam seni music, drama, seni tari, dan seni tupa. Selain perusahaan dapat mempromosikan produknya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti tempat berbelanja yang menyenangkan (supermarket), elegan (mobil), kecantikan wajah (kosmetik) kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi) dan lain-lain. Dengan demikian fungsi perencanaan, produksi, dan pelayanan suatu perusahaan sulit sekali menggunakan definisi ini sebagai dasar manajemen kualitas.

2. Pendekatan Berbasis Produksi (Produk-based Approach)

Pendekatan ini mengaggap bahwa kualitas sebagai karakteristik atau atribut yang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi individual.

3. Pendekatan Berbasis Pengguna (User-based Approach)

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kulias tergantung pada orang yang memandangnya, dan peroduk yang paling memuaskan referensi seseorang (misalnya perceived quality) merupakan produkyang berkualitas yang paling tinggi. Perspektif yang subyektif dan demand-oriented juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama dengan kepuasaan maksimum yang dirasakannya.

4. Pendekatan Berbasis Manufaktur (Manufacturing-based Approach)

Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendifinisikan kualitas sebagai sama dengan persyaratannya. Dalam sektor jasa, dapat dikatakan kualitasnya bersifat operations-driven. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang sering kali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penenkanan biaya. Jadi yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan, bukan konseumen yang menggunakanya.

5. Pendekatan Berbasis Nilai (Value-based Approach)

Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga dengan mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan

(56)

2.2.2 Dimensi Produk

Ada delapan dimensi kualitas yang dikembangakn Garvin yang dikutip Nasution (2001:17) dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan atrategis dan analisis, terutama untuk produk manufaktur, dimensi-dimensi tersebut adalah: 1. Kinerja (performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk.

2. Ciri-ciri atau kistimewaan tambahan (features), yaitu merupakan aspek kedua dari performa yang menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan–pilihan dan pengembangan krakteristik sekunder atau pelengkap.

3. Kehandalan (reability), yaitu berkaitan dengan kemungkinan suatu produk berfungsi secara berhasil dalam periode waktu tertentu dibawah kondisi tertentu. kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (comformance to specifications), yaitu sejauhmana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Daya tahan (durability), merupakan berapa lama daya pakai suatu produk karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan produk ini.

6. Kemampuan pelayanan (serviceability), merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan/keseragaman, komptensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan.

(57)

referensi. Dengan demikian estetika suatu produk dan mencakup karakteristik tertentu.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), bersifat subyektif berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk. Hal ini dapat juga berupa karakteristik yang berkaitan dengan reputasi.

2.3 Keputusan Pembelian

Menurut Sutisna (2002:15) keputusan pembelian adalah “pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya

kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan”.

Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan mempertimbangkan informasi – informasi yang ia ketahui dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya.

2.3.1 Jenis-jenis Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong ada empat jenis-jenis perilaku keputusan pembelian (2008:177) yaitu :

1. Perilaku pembelian kompleks

Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika meraka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antar merek. Konsumen munkin sangat terlibat ketika produk itu mahal, berisiko, jarang dibeli dan sangat memperhatikan ekspresi diri. Umumnya, konsumen harus mempelajari banyak hal tentang kategori produk.

(58)

Perilaku pembelian pengurangan disonansi ini terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau berisiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek.

3. Perilaku pembelian kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Contohnya garam. Konsumen hanya mempunyai sedikit keterlibatan dalam kategori produk ini mereka hanya pergi ketoko dan mengambil satu merek.

4. Perilaku pembelian mencari keseragaman

Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keseragaman dalam situasi ini yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus semacam ini , konsumen sering melakukan pertukaran merek. Contoh ketika membeli biskuit seorang konsumen mungkin memegang jumlah keyakinan, memilih merek biscuit tanpa melakukan banyak evaluasi.

2.3.2 Proses Keputusan Pembelian

Ada lima tahap dalam proses keputusan membeli, yaitu : Gambar 2.1 Tahap Proses Keputusan Pembelian

Sumber: Kotler dan Amstrong (2008:179)

Pengenalan Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif Keputusan

Pembelian Perilaku

(59)

1. Pengenalan kebutuhan/masalah (Problem Recognition)

Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman ynag sudah ada. Seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu.

2. Pencarian informasi (Information Search)

Setelah konsumen mengetahui dan merasakan adanya kebutuhan sesuatu barang atau jasa selanjutnya konsumen mencari informasi baik yang terdapat dalam pikiran ataupun yang didapat dari lingkungan.

Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari : a. Sumber Pribadi

b. Sumber niaga c. Sumber umum d. Sumber pengalaman

3. Evaluasi Alternatif (Evaluation of Alternative)

(60)

a. Sifat-sifat produk (Product Atributes )

Apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk tersebut.

b. Nilai Kepentingan ( Importance Weight)

Kecenderungan konsumen untuk lebih memperhatikan nilai kepentingan yang berbeda-beda pada setiap atribut produk yang dianggapnya lebih menonjol untuk diperhatikan.

c. Kepercayaan terhadap merek (Brand Belief )

Konsumen lebih cendrung memperhatikan merek pada suatu produk yang lebih menonjol menurut pandangannya sehingga menciptakan Brand Image pada benak konsumen.

d. Fungsi Kegunaan (Utility Function)

Bagaimana konsumen merasakan kepuasan atas produk yang bervariasi terhadap tingkatan suatu produk.

e. Tingkat Kesukaan (Preference Attitudes)

Bagaimana konsumen memberikan sikap preferensi terhadap merek-merek alternatif melaui prosedur penilaian yang dilakukan konsumen.

4. Keputusan Pembelian (Purchase Decision)

Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternatif biasanya memilih produk yang paling disukai yang membentuk suatu keputusan untuk membeli. Faktor-Faktor yang menyebakan keputusan pembelian yatu :

a. Sikap orang lain, antara lain : keluarga, tetangga, teman, dan lain-lain. b. Situasi tak terduga, antara lain : harga, pendapatan keluarga, manfaat yang

Gambar

Tabel 3.1  Indikator Operasional Variabel  Harga (X1) Kualitas Produk (X2)
Tabel 3.2  Skala Likert Jawaban
Tabel 3.3  Kriteria Persentase Tanggapan Responden  % Jumlah Skor Tingkat Kriteria
Gambar 4.1  Struktur Organisasi The Little Things Boutique
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode Course Review Horay (CRH) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 4 Cakranegara

Pertumbuhan sangat baik pada suhu ±20 °C Pertumbuhan penyakit pada cuaca sangat basah sangat tinggi.. Lampiran 3 : Suhu dan kelembaban bulan Agustus 2012. No.. Lampiran 4 : Suhu

Untuk mereka, Brahma impersonal adalah realitas tertinggi, dan tujuan dari ajarannya adalah realisasi roh atau jiwa (àtman) dari individu manusia menjadi

[r]

3J CV. Lain-lain yang dijumpai dalam pembukaan penawaran [mengunduh dan dekripsi file penawaran).. Perusahaan yang dievaluasi

Mengembalikan seluruh biaya selama pendidikan yang telah dikeluarkan Pemerintah, dikarenakan mengundurkan diri, diberhentikan dengan hormat maupun tidak hormat

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori dari Smeltzer and Bare (2010), yaitu kekambuhan gagal jantung dan dirawat kembali ke rumah sakit terjadi karena pasien tidak

Yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas peningkatan keberhasilan di sekolah, terutama kualitas lulusan ( out put ). Untuk lebih memfokuskan pembahasan dalam penelitian