• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Program Kredit Nduma Pakpak Bharat Dalam Mensejahterakan Masyarakat (Studi Pada Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Efektivitas Program Kredit Nduma Pakpak Bharat Dalam Mensejahterakan Masyarakat (Studi Pada Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat)"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PROGRAM KREDIT NDUMA PAKPAK BHARAT DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT

(Studi pada Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat)

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

DISUSUN OLEH: YUNI KARINA MARLIANA

070903016

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAKSI

Efektivitas Program Kredit Nduma Pakpak Bharat Dalam Mensejahterakan Masyarakat (Studi pada Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat)

Nama : Yuni Karina Marliana NIM : 070903016

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Alwi H Batubara, M.Si

Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penangananya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Program penanggulangan kemiskinan di negara ini biasanya menganggap masyarakat itu sebagai objek dari pembangunan, atau hanya sebagai penerima bantuan saja serta membuat masyarakat menjadi ketergantungan dan bukan memberdayakan.

Program Kredit Nduma Pakpak Bharat merupakan sebuah program dari Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat. Dengan mekanisme program berupa pinjaman bantuan modal bagi masyarakar yang kurang atau tidak memiliki modal untuk usaha. Program ini dilakukan untuk lebih mendorong upaya peningkatan kualitas hidup, kesejahteraan serta kemandirian masyarakat di Pakpak Bharat secara umum dan di Desa Boangmanalu khususnya. Tujuan dari program ini adalah mengembangkan kegiatan usaha rakyat, meningkatkan kegiatan pemberdayaan, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga, serta memudahkan masyarakat untuk memperoleh permodalan untuk membiayai usanhanya. Sasaran dari program ini adalah masyarakat yang dinilai layak dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan usaha yang masih berjalan tetapi mengalami kesulitan modal.

(3)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa program Kredit Nduma Pakpak Bharat di Desa Boangmanalu sudah berjalan dengan efektiv. Hal ini dapat dilihat dari indikator efektivitas yaitu berdasarkan tujuan, ketepatan waktu, manfaat serta hasil yang efektiv di Desa Boangmanalu.

(4)

KATA PENGANTAR

Rasa syukur serta sembah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus untuk segala hikmat, karunia dan kasihNya serta untuk setiap berkat yang telah dianugerahkanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efektivitas Program Kredit Nduma Pakpak Bharat dalam Mensejahterakan Masyarakat (Studi pada Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat).

Selama penyusunan skripsi ini, penulis menyadari akan sejumlah kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis membuka diri untuk saran dan kritik yang dapat membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.

Skripsi ini penulis persembahkan terkhusus kepada orang tua saya yang sangat saya sayangi, Ayahanda Drs. Ramly Boangmanalu dan Ibunda D. Hotmauli Malau, yang sudah mendidik dan membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang.

Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu dan pengetahuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan mungkin dapat terselesaikan dengan lancar tanpa bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(5)

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP, selaku sekretaris Depatemen Ilmu Admnistrasi Negara FISIP USU

4. Bapak Drs. Alwi H Batubara, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, pemikiran serta pengertian untuk membantu, membimbing dan mengarahkan penulis dengan sabar hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Seluruh staf pegawai Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU yang telah membantu penulis dalam segala urusan administrasi.

6. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Pakpak Bharata dan Kepala Bidang UMKM dan Koperasi Bapak Ir. Juhari Angkat.

7. Bapak Midun Angkat, selaku Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Pakpak Bharat.

8. Bapak Robby M Sihaloho, selaku Pemimpin Bank Sumut Capem Salak 9. Bapak R. Boangmanalu, selaku Kepala Desa Boangmanalu serta seluruh

masyarakat Desa Boangmanalu.

10. Untuk adikku tersayang Juncho Maholi R Boangmanalu, kamu harus bisa lebih dari kakak, mama dan bapa yah…

(6)

12. Untuk sahabat ku Hildong teman seperjuangan dan sependeritaan ku, terima kasih untuk kebersamaannya mulai dari awal kuliah samapai sekarang dan untuk selamanya.

13. Untuk pacar ku Wenli jelek yang udah selalu nemenin aku. Terima kasih ya buat dukungan juga waktunya untuk ngebantuin aku, dengerin keluh kesa ku dalam setiap hal, dan selalu ada disetiap susah ataupun suka, untuk semua-muanya deh. Jesus and mE Luv u

14. Untuk teman-teman seperjuangan ku, AN’07 terkhusus buat Afnong dan Elsi. Makasih ya teman, tetap semangad ya.

15. Untuk teman-teman, kakanda juga adinda di organisasi GMKI FISIP USU atas setiap dukungan dan semangatnya.UOUS

16. Untuk teman-teman Front (Mahasiswa Pakpak Bharat). Njuah-njuah.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, 19 Mei 2011

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Kerangka Teori... 8

1.5.1 Program Kredit Nduma Pakpak Bharat (KNPB) ... 8

1.5.1.1 Tujuan KNPB ... 8

1.5.1.2 Sasaran KNPB ... 9

1.5.1.3 Kriteria Masyarakat yang Menerima KNPB ... 9

1.5.1.4 Plafon dan Besar Kredit KNPB ... 10

1.5.1.5 Organisasi Pelaksana ... 11

1.5.1.6. Prosedur Kredit ... 12

1.5.2 Efektivitas Pelaksanaan Kredit Nduma Pakpak Bharat (KNPB) ... 15

1.5.2.1 Pengertian Efektivitas ... 15

1.5.2.2 Pelaksanaan Program ... 19

1.5.3 Kesejahteraan Masyarakat ... 22

1.6 Definisi Konsep ... 27

(8)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian ... 30

2.2 Lokasi Penelitian ... 31

2.3 Informan Penelitian ... 31

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 33

2.6 Teknik Analisis Data ... 34

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Pakpak Bharat ... 35

3.1.1 Visi Dan Misi ... 35

3.1.2 Lokasi dan Geografis ... 36

3.2 Gambaran Umum Desa Boangmanalu ... 38

3.2.1 Letak Administratif ... 38

3.2.2 Luas Wilayah ... 39

3.2.3 Dinamika Penduduk ... 40

3.2.4 Sarana ... 43

BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1 Identitas Informan ... 47

4.2 Data Variabel Informan... 54

4.2.1 Efektivitas Kredit Nduma Pakpak Bharat (KNPB) ... 54

4.2.1.1 PencapaianTujuan KNPB ... 54

4.2.1.2 Kualitas KNPB ... 63

4.2.1.3 Waktu Kegiatan KNPB ... 73

4.2.1.4 Manfaat dan Hasil KNPB ... 79

4.3 Hasil Wawancara ... 84

(9)

BAB V

ANALISIS DATA

5.1 Implementasi Kredit Nduma Pakpak Bharat... 97

5.1.1 Sumber Daya Kredit Nduma Pakpak Bharat (KNPB) ... 99

5.1.2 Kesederhanaan ... 101

5.2 Efektivitas ... 101

5.2.1 Standar dan Sasaran Kabijakan ... 102

5.2.2 Waktu ... 102

5.2.3 Manfaat Kredit Nduma Pakpak Bharat ... 103

5.2.4 Hasil Kredit Nduma Pakpak Bharat ... 104

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 105

6.2 Saran ... 107

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Klasifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 3.1 Klasifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 3.1 Klasifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 3.1 Klasifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 3.2 Klasifikasi Berdasarkan Pekerjaan ... 40

Tabel 3.3 Klasifikasi Berdasarkan Agama ... 41

Tabel 3.4 Klasifikasi Berdasarkan Pendidikan ... 42

Tabel 3.5 Prasarana Pendidikan ... 43

Tabel 3.6 Sarana Kesehatam ... 43

Tabel 3.7 Prasarana Peribadatan ... 44

Tabel 3.8 Sarana Irigasi/Pengairan... 45

Tabel 4.1 Distribusi Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

Tabel 4.2 Distribusi Data Informan Berdasarkan Usia ... 48

Tabel 4.3 Distribusi Data Informan Berdasarkan Asal Daerah ... 49

Tabel 4.4 Distribusi Data Informan Berdasarkan Pendidikan... 50

Tabel 4.5 Distribusi Data Informan Berdasarkan Pekerjaan ... 51

Tabel 4.6 Distribusi Data Informan Berdasarkan Penghasilan Per Bulan ... 52

Tabel 4.7 Distribusi Data Informan Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan ... 53

Tabel 4.8 Distribusi Data Informan Tentang Adanya Program KNPB... 55

Tabel 4.9 Distribusi Data Informan Tujuan KNPB... 56

Tabel 4.10 Distribusi Data Informan Berdasarkan Penggunaan KNPB ... 58

Tabel 4.11 Distribusi Data Informan Berdasarkan Penyuluhan ... 59

Tabel 4.12 Distribusi Data Informan Berdasarkan Penggunaan KNPB Sesuai Pemohonan ... 60

Tabel 4.13 Distribusi Data Informan Tentang Sasaran Pelaksanaan KNPB... 61

Tabel 4.14 Distribusi Data Informan Tentang Ketidaktepatan Sasaran KNPB ... 62

Tabel 4.15 Distribusi Data Informan Berdasarkan Cara Mendapatkan KNPB... 63

(11)

Tabel 4.17 Distribusi Data Informan Berdasarkan Jenis Surat Keterangan Agunan Untuk Syarat KNPB ... 66 Tabel 4.18 Distribusi Data Informan Berdasarkan Pengecekan Oleh Tim

Pokjanis KNPB ... 67 Tabel 4.19 Distribusi Data Informan Berdasarkan Pengawasan KNPB ... 68 Tabel 4.20 Distribusi Data Informan Tentang Sanksi KNPB ... 69 Tabel 4.21 Distribusi Data Informan Berdasarkan Pernah Mendapatkan Sanksi

KNPB ... 70 Tabel 4.22 Distribusi Data Informan Berdasarkan Kendala Dalam Proses

Pengajuan Permohonan KNPB ... 71 Tabel 4.23 Distribusi Data Informan Berdasarkan Kendala Setelah Mengelola

KNPB ... 72 Tabel 4.24 Distribusi Data Informan Dalam Mendapatkan Pinjaman KNPB ... 74 Tabel 4.25 Distribusi Data Informan Berdasarkan Tahun Ikut Program KNPB ... 75 Tabel 4.26 Distribusi Data Informan Berdasarkan Proses Pengajuan

Permohonan KNPB ... 76 Tabel 4.27 Distribusi Data Informan Berdasarkan Waktu yang Dibutuhkan

Untuk Mengurus KNPB ... 77 Tabel 4.28 Distribusi Data Informan Berdasarkan Angsuran Pengembalian

Pinjaman KNPB ... 78 Tabel 4.29 Distribusi Data Informan Tentang Program KNPB Dalam

Membantu Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari ... 80 Tabel 4.30 Distribusi Data Informan Tentang Program KNPB Dalam

Membantu Memenuhi Kebutuhan Kesehatan ... 81 Tabel 4.31 Distribusi Data Informan Tentang Program KNPB Dalam

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Izin Penelitian

Berkas Pengurusan Proposal Penelitian

Salinan Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Kredit Nduma Pakpak Bharat melalui Perbankan.

Salinan Kesepakatan kerjasama Chanelling antara Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dengan PT. Bank Sumut Nomor: 0241 Tahun 2008 Tentang Pembiayaan Usaha Sktor Industri Kecil, Kerajinan Rakyat, Sektor Perdagangan dan Koperasi.

Keputusan Bupati Pakpak Bharat Nomor: 0176 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Kelompok Kerja Teknis (POKJANIS) Kredit Nduma Pakpak Bharat.

(13)

ABSTRAKSI

Efektivitas Program Kredit Nduma Pakpak Bharat Dalam Mensejahterakan Masyarakat (Studi pada Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat)

Nama : Yuni Karina Marliana NIM : 070903016

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Alwi H Batubara, M.Si

Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penangananya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Program penanggulangan kemiskinan di negara ini biasanya menganggap masyarakat itu sebagai objek dari pembangunan, atau hanya sebagai penerima bantuan saja serta membuat masyarakat menjadi ketergantungan dan bukan memberdayakan.

Program Kredit Nduma Pakpak Bharat merupakan sebuah program dari Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat. Dengan mekanisme program berupa pinjaman bantuan modal bagi masyarakar yang kurang atau tidak memiliki modal untuk usaha. Program ini dilakukan untuk lebih mendorong upaya peningkatan kualitas hidup, kesejahteraan serta kemandirian masyarakat di Pakpak Bharat secara umum dan di Desa Boangmanalu khususnya. Tujuan dari program ini adalah mengembangkan kegiatan usaha rakyat, meningkatkan kegiatan pemberdayaan, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga, serta memudahkan masyarakat untuk memperoleh permodalan untuk membiayai usanhanya. Sasaran dari program ini adalah masyarakat yang dinilai layak dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan usaha yang masih berjalan tetapi mengalami kesulitan modal.

(14)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa program Kredit Nduma Pakpak Bharat di Desa Boangmanalu sudah berjalan dengan efektiv. Hal ini dapat dilihat dari indikator efektivitas yaitu berdasarkan tujuan, ketepatan waktu, manfaat serta hasil yang efektiv di Desa Boangmanalu.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(16)

melalui peningkatan pelayanan pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing pemerataan.

Dalam menanggulangi masalah kemiskinan, harus dipilih strategi yang dapat memperkuat peran dan posisi perekonomian rakyat dalam perekonomian nasional. Sehingga terjadi perubahan struktural yang meliputi pengalokasian sumber daya penguatan kelembagaan dan pemberdayaan sumber daya manusia. Selain itu, upaya penaggulangan kemiskinan harus senantiasa didasarkan pada penentuan garis kemiskinan yang tepat pada pemahaman yang jelas mengenai sebab-sebab timbulnya persoalan itu. Setiap upaya penaggulangan kemiskinan yang mengabaikan dua hal tersebut, akan cenderung memberikan hasil yang tidak efektif, dan juga dicurigai hanya sebagai retorika belaka.

Kabupaten Pakpak Bharat merupakan salah satu daerah otonom. Awalnya Kabupaten Pakpak Bharat tergabung ke dalam pemerintahan kabupaten Dairi. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat menjadi sebuah kabupaten baru dengan ibu kota yaitu Kota Salak. Jumalah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2008 berjumlah 41.062 jiwa (BPS 2008). Potensi utama daerah adalah di bidang pertanian dan perkebunan. Mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani dan pedagang. Pertumbuhan ekonomi (PDRB) per kapita sangat rendah1

1

.Sedangkan

(17)

jumlah masyarakat miskin dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2008 di Pakpak Bharat tercatat ada sebanyak 5.599 (13,63%) Rumah Tangga Miskin2

Sumber pembiayaan pada tersebut merupakan dana bergulir bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pakapak Bharat. Tim Pokjanis tersebut diangkat melalui Keputusan Bupati Pakpak Bharat

. Oleh sesbab itu Pemerintah Pakpak Bharat terus berusaha untuk mengurangi jumlah masyarakat miskin dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang ekonomi, maka pada tahun 2008 Bupati Pakpak Bharat membuat kesepakatan Kerjasama Chanelling antara Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dengan PT. Bank Sumut Tentang Pembiayaan Usaha Sektor Pertanian, Sektor Industri Kecil, Sektor Kerajinan Rakyat, Sektor Perdagangan dan Koperasi. Kerja sama menghasilkan program yaitu Kredit Nduma Pakpak Bharat(KNPB). Lalu Bupati Pakpak Bharat mengeluarkan Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Kredit Nduma Pakpak Bharat melalui Perbankan. Adapun kewajiban dari PT. Bank Sumut yaitu bertugas untuk menyalurkan dana kredit secara chanelling kepada masyarakat yang telah mendapat rekomendasi dari Tim Kelompok Kerja Teknis (POKJANIS). Program Kredit Nduma Pakpak Bharat ini diharapkan dapat mendorong tumbuhnya perekonomian rakyat yang kuat dan mandiri yang didukung dan difasilitasi permodalan melalui perbankan.

(18)

Nomor: 0242 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kelompok Kerja Teknis (POKJANIS) Kredit Nduma Pakpak Bharat.3

Menurut program ini, akar permaslahan kemiskinan adalah terletak pada manusia itu sendiri, sehingga upaya penanggulangannyapun tentu harus menitikberatkan pada pemeberdayaan manusia itu sendiri, yakni mendorong manusia agar dapat menemukan kembali jati dirinya sebagai pengelola sumber daya yang ada. Setiap individu menyadari bahwa masalah yang dihadapinya termasuk kemiskinan bukan merupakan persoalan yang sudah mapan, dan tidak dicari cara penyelesaiannya. Dengan melibatkan dan memikirkan tentang

Pelaksanaan Program KNPB di Kabupaten Pakpak Bharat pada umumnya dan Desa Boangmanalu khususnya sudah berjalan selama 2 (dua) tahun dan mempunyai tujuan (visi) yaitu untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan kemandirian masyarakat diharapkan dapat berjalan dengan baik. Pencapaian tujuan program KNPB diupayakan melalui peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaan, pelembagaan pembangunan partisiatif, pengefektifan fungsi dan peran pemerintah lokal, peningkatana kualitas dan kuantitas ekonomi masyarakat. Tentunya keberhasilan program ini tidak akan tercapai apabila tidak di dukung oleh pemerintah daerah, struktur dan kelembagaan, dan pastinya masyarakat setempat yang akan menerima bantuan program ini. Program ini dinilai efektiv bila sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dan memberikan manfaat dan hasil yang baik bagi masyarakat khususnya.

3

(19)

peningkatan kesejahteraan masyarakat diharapkan masyarakat itu sendiri secara tepat akan membantu mengatasi hal tersebut.

(20)

mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Inilah yang menjadi latar belakang penulis memilih judul penelitian ini. Peneliti tertarik untuk meneliti bagaimanakah efektivitas program KNPB. Apakah program ini dapat menjadi salah satu contoh program yang baik dan tepat yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum dan masyarakat Desa Boangmanalu khususnya.

1.2 Perumusan Masalah

Untuk dapat memudahkan penelitian ini nantinya dan supaya peneliti dapat terarah dalam menginterpretasikan fakta dan data ke dalam pembahasan, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya. Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.4

4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, CV. Albafbeta, Bandung,

2009, p.31.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian adalah :

“Bagaimanakah Efektivitas Pelaksanaan Program Kredin Nduma Pakpak

Bharat Dalam Mensejahterahkan Masyarakat di Desa Boangmanalu”

1.3 Tujuan Penelitian

(21)

1. Untuk mengetahui efektivitas program Kredit Nduma Pakpak Bharat yang berlangsung di Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat.

2. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan program Kredit Nduma Pakpak Bharat.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Secara subyektif, suatu sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan kemampuan bagi penulis untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari ilmu admnistrasi negara.

2. Manfaat secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah setempat tentang program KNPB.

(22)

1.5 Kerangka Teori

1.5.1 Program Kredit Nduma Pakpak Bharat (KNPB)5

1. Mengembangkan kegiatan usaha sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdagangan dan koperasi; Kredit Nduma Pakpak Bharat atau disingkat dan selanjutnya disebut dengan KNPB adalah suatu fasilitas pinjaman/kredit tanpa bunga dengan angsuran tetap berjangka waktu maksimum 2 (dua) tahun yang diberikan kepada perorangan dan koperasi untuk memberdayakan usaha sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdagangan dan koperasi dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan usahanya. Program KNPB ini merupakan program Kerjasama Chanelling Antara Pemerintah Kabupaten Pakapak Bharat dengan PT. Bank Sumut.

Sumber dana adalah berasal dari APBD Kabupaten Pakpak Bharat untuk disalurkan kepada masyarakat bidang usaha sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajian rakyat, sektor perdagangan dan koperasi secara bergulir melalui PT. Bank Sumut Cabang pembantu Salak.

1.5.1.1. Tujuan Kredit Lunak Pakpak Bharat

2. Meningkatkan kegiatan pemberdayaan terutama kelurga pra sejaterah dan keluarga sejahtera dibidang ekonomi agar mereka mampu dan dapat berperan mendorong pembangunan ekonomi rakyat;

3. Meningkatkan pendapatan dan kesejaterahan keluarga;

5

(23)

4. Memudahkan masyarakat usaha sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdagangan dan koperasi dalam memperoleh permodalan untuk membiayai usahanya.

1.5.1.2. Sasaran Kredit Nduma Pakpak Bharat (KNPB)

Pengusaha sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdagangan dan koperasi yang dinilai layak dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan usaha yang masih berjalan tetapi mengalami kesulitan modal.

1.5.1.3. Kriteria Masyarakat Penerima Kredit Nduma Pakpak Bharat (KNPB) Kriteria masyarakat yang dapat menerima KNPB ini adalah :

1. Memiliki usaha di sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdagangan;

2. Sektor pertanian wajib memiliki lahan minimal 0,5 ha yang akan dijadikan sebagai agunan;

3. Sektor industri kecil dan kerajinan rakyat wajib memiliki ijin industri;

4. Sektor perdagangan wajib memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

(24)

2. Pengurus koperasi aktif;

3. Melaksanakan administrasi dan pembukuan secara baik sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi koperasi;

4. Menerima dan memberdayakan Manajer koperasi terdidik yang akan ditempatkan pada koperasi tersebut.

5. Berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di wilayah Kabupaten Pakapak Bharat.

1.5.1.5 Plafond dan Besar Kredit Nduma Pakpak Bharat (KNPB)

Plafond dana yang akan disalurkan adalah Rp. 3,4 Milyar, yang terdiri dari : 1. usaha di sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat,

sektor perdagangan sebesar Rp. 3 Milyar;

2. Koperasi di 8 (delapan) kecamatan sebesar Rp. 400 juta;

3. Perbandingan dana untuk sektor usaha pertanian dan sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdangan adalah 3 : 1 (sebesar Rp. 2.250.000.000,- untuk sektor pertanian dan Rp. 750.000.000 untuk sektor industri kecil, sektor perdagangan);

Besarnya KNPB adalah sebagai berikut :

(25)

1.5.1.6 Organisasi Pelaksana

Adapun organisasi pelaksana dalam program KNPB ini yaitu sesuai dengan Keputusan Bupati Pakpak Bharat Nomor 0242 Tahun 2008 Tentang pembentukan Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) KNBP6

Tim Pelaksana kegiatan dikoordinir oleh Asiseten II Bidang Administrasi dan Pembangunan Setda Kabupaten Pakpak Bharat dengan anggota instansi/lembaga terkait dalam kegiatan ini bertugas : (1)Melakukan verifikasi dan seleksi atas permohonan yang diajukan pemohon; (2)Melakukan cross cek atas rekomendasi yang diajukan oleh Tim Teknis; (3)Mempersiapkan format-format permohonan kredit, format surat pernyataan perjanjian antara pemohon dan Pokjanis, format surat pernyatan permohonan dengan Bank Sumut Cabang Pembantu Salak; (4)Mempersiapkan segala sesuatu kelengkapan adminstrasi yang diperlukan dalam kegiatan pembiayaan usaha mikro sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdagangan dan koperasi.

, yaitu sebagai berikut: Tim Teknis

Tim Teknis kegiatan dikoordinir oleh Kepala Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian dengan anggota Koordinator PPL se-Kab. Pakpak Bharat dan bertugas untuk : (1) meneliti kebenaran lahan pemohon; (2) meneliti komoditi apa yang layak untuk ditanam dan dikembangkan oleh pemohon sesuai dengan kondisi lahan pemohon;(3) merekomendasikan besarnya kredit pinjaman yang dapat diajukan oleh pemohon.

Tim Pelaksana

6

(26)

Tim Pengawas

Tim Pengawas kegiatan terkoordinir oleh Komisi B DPRD Kabupaten Pakpak Bharat dengan anggota yang terdiri dari Komisi B, Inspektorat Pakpak Bharat dan LSM memiliki tugas: (1) melakukan pengawasan pengawasan terhadap pembiayaan usaha di sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdagangan dan koperasi mulai dari seleksi permohonan sampai kepada penyaluran kredit; (2) melakukan pengawasan atas kebenaran penggunaan kredit yang diterima oleh pemohon; (3) melakukan pengawasan terhadap laporan yang disampaikan oleh pihak Bank Sumut Capem Salak.

1.5.1.7 Prosedur Kredit

Adapun prosedur dalam pemberian KNPB sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 7 Tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Kredit Nduma Pakpak Bharat Melalui Perbankan Bab 5 Pasal 7 adalah sebagai berikut:

1. Permohonan Kredit bermaterai Rp. 6.000 diajukan kepada Pokjanis Pakpak Bharat dibuat rangkap 3.

2. Lampiran permohonan sebagaimana dimaksud pada poin 1 adalah sebagai berikut:

A. usaha sektor pertanian, sektor industry kecil dan kerajinan rakyat dan sektor perdagangan:

1. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) wilayah Pakpak Bharat yang dilegalisir;

(27)

3. Fotocopy Kartu Keluarga yang masih berlaku;

4. Surat Keterangan kepemilikan lahan yang ditandatangani oleh Kepala Desa dan diketahui oleh Camat setempat;

5. Fotocopy Ijin Industri bagi Usaha Industri;

6. Fotocopy Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk usaha perdagangan. B. Koperasi:

1. Berbadan Hukum; 2. Pengurus koperasi aktif;

3. Melaksanakan administrasi dan pembukuan secara baik sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi koperasi;

4. Menerima dan memberdayakan Manajer koperasi terdidik yang akan ditempatkan pada koperasi tersebut;

5. Surat Pernyataan dari pengurus koperasi tentang kesanggupan untuk mengolah dan mengembalikan kredit;

6. Surat pernyataan pengurus bahwa kredit yang diterima wajib disalurkan kepada anggota dengan melampirkan daftar nama anggota koperasi calon penerima kredit.

1.5.1.8 Mekanisme Seleksi dan Pengawasan Dana Kredit Nduma Pakpak Bharat (KNPB).

(28)

terhadap permohonan masayarakat dan koperasi yang akan menerima dana kredit tersebut. Adapun tahapan-tahapan dalam prosedur seleksi adalah sebagai berikut: 1. Mengintervensi usaha pemohon yang dikoordinir oleh Tim Teknis Pokjanis; 2. Mengevaluasi kelayakan usaha pemohon untuk menerima dana kredit;

3. Inventarisasi dan evaluasi yang sebagaimana dimaksud pada poin a dan b meliputi: luas lahan, letak lahan, komoditi yang akan ditanam, masa tanam dan panen, prospek usaha, tenaga kerja;

4. Berdasarkan evaluasi yang sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya, Tim teknis tersebut memberikan rekomendasi terhadap besarnya kredit yang diajukan oleh pemohon;

5. Selanjutnya rekomendasi dari Tim teknis tersebut akan diteliti dan di cross cek oleh Tim Pelaksana;

6. Apabila Tim pelaksana menilai layak permohonan kredit, maka akan diusulkan kepada penanggungjawab untuk menerbitkan rekomendasi kredit ke Bank Sumut Capem Salak;

7. Rekomendaasi yang dimaksud pada poin sebelumnya ditandatangani oleh Penanggungjawab dan Sekretaris atas nama Pokjanis;

(29)

1.5.2 Efektivitas Pelaksanaan Kredit Nduma Pakpak Bharat (KNPB) 1.5.2.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas dijabarkan berdasarkan kapasitas suatu organisasi untuk memperoleh dan memanfaatkan sumber dayanya yang langka secara sepandai mungkin dalam usaha mengejar tujuan operasi dan operasionalnya. Selain itu Dalam setiap organisasi efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain efektivitas disebut efektif apabila tercapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari ahli Sondang P. Siagian (2001). Ia memberikan definisi sebagai berikut: efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, saarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan jumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai atau tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil dari kegiatan yang dilakukan semakin mendekati sasaran, berarti semakin tinggi efektivitasnya.7

Georgopaulos dan Tannenbaum (1989) meninjau efektivitas dari sudut pencapaian tujuan, mereka berpendapat bahwa rumusan dari keberhasilan organisasi harus mempertimbangkan bukan saja pada sasaran organisasi, tetapi pada mekanismenya untuk mempertahankan diri dan mengejar sasaran organisasi.

(30)

Dengan kata lain, penilaian efektivitas harus berkaitan dengan masalah sarana yang dimiliki oleh organisasi dan juga tujuan-tujuan organisasi.8

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) efektivitas berasal dari kata “efektif” yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat, bisa juga diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga bahwa efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. Jadi, pengertian efektivitas adalah pengaruh yang ditimbulkan atau disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan.9

Tingkat pelayanan dan derajat kepuasan masyarakat merupakan salah satu ukuran efektivitas. Ukuran ini tidak mempertimbangkan biaya, tenaga dan waktu yang digunakan dalam memberikan pelayanan, tetapi lebih menitikberatkan pada tercapainya tujuan organisasi pelayanan publik. Senada dengan pendapat tersebut Steers dan Etzioni mengatakan bahwa efektivitas suatu organisasi tergantung pada seberapa jauh organisasi tersebut berhasil dalam pencapaian tujuannya.10

Bila ditinjau dari segi ketepatan waktu, maka menurut Siagian efektivitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya tepat pada

8 Richard M. Steers. Efektivita Organisasi, Lembagan Pendidikan dan Pembinaan

Manajemen, Jakarta, 1990. p. 47.

9

3 Januari 2011, pukul: 20.00 WIB

(31)

waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.11

Untuk mengetahui efektivitas kegiatan organisasi publik dapat diukur melalui pendekatan-pendekatan sebagai berikut:12

1. Pendekatan Sasaran (Goal Approach)

Pendekatan ini memusatkan perhatiannya dalam mengukur efektivitas pada aspek out-put, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi publik dalam mencapai

tingkat out-put yang direncanakan. Sasaran-sasaran yang dianggap penting dalam kinerja suatu organisasi adalah efektivitas, efisiensi, produktivitas, keuntungan, pengembangan, stabilitas dan kepemimpinan.

2. Pendekatn Sumber (System Resource Approach)

Pendekatan ini mengukur efektivitas dari sisi in-put, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi publik dalam mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mencapai performasi yang baik. Indikator yang yang dipergunakan dalam pendekatan ini adalah kemampuan untuk memenfaatkan dan menginterpretasikan lingkungan, dan juga kemampuan organisasi untuk bereaksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

3. Pendekatan Proses (Process approach)

Pendekatan ini menekankan pada aspek internal organisasi publik, yaitu dengan mengukur efektivitas layanan publik melaluli berbagai indikator internal

11 Siagian. Organisasi, Kempemimpinan dan Perilaku, Bumi Aksara, Jakarta, 2002. p.

171.

12 Rohman, Ahmad Ainur. Reformasi Pelayanan Publik, Program Sekolah Demokrasi

(32)

organisasi, seperti efisiensi dan iklim organisasi. Adapun indikator-indikatornya adalah komunikasi, desentralisasi, pengambilan keputusan, dan sebagainya.

4. Pendekatan Integratif (Integrative Approach)

Pendekatan ini merupakan gabungan dari ketiga pendekatan di atas yang muncul sebagai akibat adanya kelemahan dan kelebihan masing-masing pendekatan.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dipaparkan di atas, ada 4 hal yang merupakan unsur-unsur efektivitas yaitu sebagai berikut:

1. Pencapaian tujuan, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Ketepatan waktu, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila penyelesaian atau tercapai tujuan sesuai atau bertepatan dengan waktu yang telah ditentukan. 3. Manfaat, suatu kegiataan dikatakan efektif apabila tujuan itu memberikan

manfaat bagi masyaraakat sesuai dengan kebutuhannya.

4. Hasil, suatu kegiatan dikataakan efektif apabila kegiatan apabila kegiatan itu memberikan hasil.

(33)

1.5.2.2 Pelaksanaan Program

Merupakan konsekuensi logis dari suatu pembuatan kebijakan (policy-making) untuk mengimplementasikan kebijakan yang telah dibuat. Implementasi

kebijakan sesungguhnya tidak hanya bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik ke dalam prosedur-prosedur rutin lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari itu. Implementasi kebijakan menyangkut masalah konflik, keputusan dan siapa yang memperoleh hasil dari suatu kebijakan. Oleh sebab itu, tidak terlalu salah jika dikatakan implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dalam suatu kebijakan.

Pelaksanaan kebijakan adalah suatu yang penting, bahkan mungkin jauh lebih penting dari pada pembuat kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya akan sekedar impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan. Implementasi dapat dirumuskan sebagai suatu proses atau keluaran, atau juga sebagai suatu hasil akhir. Dilihat sebagai proses, implementasi akan mengacu pada serangkaian keputusan dan tindakan pemerintah yang dimaksudkan untuk segera mungkin menghasilkan akibat-akibat tertentu yang dikehendaki. Untuk konsep keluaran (output) implementasi mengacu pada cara-cara atau sarana yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu yang telah diprogramkan.

(34)

dalam mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan dengan cara untuk mencapainya”.13

Adapun fungsi dari implementasi kebijakan adalah untuk membentuk suatu hubungan yang memungkinkan tujuan-tujuan ataupun sasaran-sasaran kebijakan publik diwujudkan sebagai outcome (hasil akhir) dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah.14

1. Adanya tujuan yang ingin dicapai

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Program akan menunjang implementasi karena dalam program tersebut telah dimuat berbagai aspek, antara lain:

2. Adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilaalui

3. Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui 4. Adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan

5. Adanya strategi yang harus dilaksanakan

Dengan adanya program, maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan.

Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam proses implementasi yaitu adanya kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program sehingga masyarakat tersebut akan menerima manfaat dari program yang dijalankan serta terjadinya

13 Tangkilisan. Kebijakan Publik Yang Membumi, Lukman Offset dan YPAPI,

Yogyakarta, 2003. p.17.

14

(35)

perubahan dan peningkatan dalam kehidupan masyarakat. Tanpa memberikan manfaat kepada masyarakat, maka bisa dikatakan bahwa program tersebut gagal dilaksanakan.

Berhasil atau tidaknya suatu program diimplementasikan, tergantung dari unsur pelaksanaanya yang merupakan unsur ketiga. Pelaksanaan memiliki arti penting baik di dalam organisasi maupun perorangan karena pelaksanaan bertanggugjawab dalam pengelolaan maupun pengawasan dalam proses implementasi.

Kegagalan atau keberhasilan implementasi juga dapat dilihat dari kemampuan pembuat kebijakan dalam mengoperasionalkan program-program. Kebijakan yang telah direkomendasikan untuk dipilih bukanlah jaminan bahwa kebijakan tersebut pasti berhasil dalam pelaksaannya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan. Implementasi dari suatu program melibatkan upaya-upaya pembuat kebijakan untuk mempengaruhi perilaku birokrat pelaksana agar bersedia memberikan pelayanan dan mengatur perilaku kelompok sasaran.

(36)

1.5.3 Kesejahteraan Masyarakat

Istilah kesejahteraan sosial (masyarakat) bukanlah hal yang baru, baik dalam wacana global maupun nasional. Persatuan Bangsa-Bangsa, misalnya, telah lama mengatur masalah ini sebagai salah satu bidang kegiatan masyarakat internasional. Sedangkan di Indonesia sesuai dengan tujuan nasional, pembangunan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dalam suasana kehidupan berbangsa yang tertib, aman dan dinamis.15

Secara umum, istilah kesejahteraan sosial sering diartikan sebagai kondisi sejahtera (konsepsi Pertama), yaitu suatu keadaan diman terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan. Pengertian seperti ini menempatkan kesejahteraan sosial (masyarakat) sebagai tujuan (end) dari suatu Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

15

(37)

kegiatan pembangunan yang dilakukan. Misalnya, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial masyarakat. Kesejahteraan sosial dapat juga didefinisikan sebagai arena atau domain utama tempat berkiprahnya pekerjaan sosial. Sebagai analogi, kesehatan adalah arena dimana seorang dokter berperan atau pendidikan adalah wilayah dimana seorang guru melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Pemaknaan kesejahteraan sosial sebagai sarana atau wahana atau alat (means) untuk mencapai tujuan pemangunan.16

Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Di dalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai arti kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi budaya, dan lain sebagainya.17

16Suharto, Edi. Paradigma Baru Pembangunan Kesejahteraan Sosial, PT. Erika Aditama,

Bandung, 2004. p. 3.

17

Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 2003. p. 47.

(38)

Menurut Adi, kesejahteraan sosisal sebagai suatu keadaan, kesejahteraan sosail dapat dilihat dari rumusan UU No. 6 tahun 1974 bahwa:18

Menurut Segel dan Bruzy (1998:8), “Kesejahteraan sosial adalah kondisi sejahtera dari suatu masyarakat. Mereka lebih melihaat suatu masyarakat yang sejahtera merupakan masyarakat yang sudah mendapatkan kesehatan yang baik, keadaan ekonomi yang mencukupi, kebahagiaan, dan kualitas hidup masyarakat”.

Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjungjung tinggi hak-hak asasi serta masyarakat dengan menjungjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban sesuai dengan pancasila.

19

Walter A. Friedlander dalam Introduction to Social Welfare mengemukakan sebuah konsep dan istilah tentang kesejahteraan sosial, dimana dalam program yang ilmiah baru saja dikembangkan sehubungan dengan masalah sosial masyarakat yang industrial. Konsepnya tersebut dikemukakan sebagai berikut: kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga yang bermaksud untuk mencapai standar-standar kehidupan dan kesehatan yang memuaskan, serta hubungan-hubungan perorangan dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan

18

Ibid, hal. 41.

19Teguhaditya

(39)

segenap kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan mereka dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan juga masyarakat.20

Sedangkan menurut Midgley (1995) menjelaskan bahwa kesejahteraan sosial adalah suatu keadaan sejahtera secara sosial tersusun dari tiga unsur sebagai berikut. Pertama, setinggi apa masalah-masalah sosial dikendalikan, kedua, seluas apa kebutuhan-kebutuhan dipenuhi dan ketiga, setinggi apa kesempatan-kesempatan untuk maju tersedia. Tiga unsur ini berlaku bagi individu-individu, keluarga,-keluarga, komunitas-komunitas, dan bahkan seluruh masyarakat.

Dapat kita lihat dari penjabaran kesejahteraan sosial menurut Friedlander, bahwa ia lebih mengedepankan tujuan dari kesejahteraan sosial untuk menjamin kebutuhan dari manusia berdasarkan kebutuhan ekonominya, standar kesehatan, mendapatkan kesempatan yang sama dengan warga lain lainnya, peningkatan derajat harga diri, kebebasa berpikir melakukan kegiatan tanpa adanya hambatan sesuai dengan hak-hak azasi manusia. Apa yang disampaikan oleh Friedlander ini lebih mengarah kepada idealnya tipe tujuan yang hakiki dari sebuah kesejahteraan sosial. Dan jika dikaitkan dengan perkembangan masyarakat pada jaman sekarang ini, kesejahteraan bagi seluruh masyarakat merupakan sesuatu yang diidamkan.

21

Wilensky dan Lebeaux (1965:138) merumuskan kesejahteraan sosial sebagai sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga sosial, yang dirancang untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok agar mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar tercipta hubungan-hubungan personal dan sosial yang memberi

20

Effendy, Muhadjir. Beberapa Pemikiran Tentang Pembangunan Kesejahteraan Sosial, UMM Press, Malang, 2007. p. 119.

(40)

kesempatan kepada individu-individu pengembangan kemampuan-kemampuan mereka seluas-luasnya dan meningkatkan kesejahteraan mereka sesua dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat.22

1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial.

Dengan demikian, kesejahteraan sosial memiliki beberapa makna yang relative berbeda, meskipun substansinya tetap sama. Kesejahteraan sosial pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu:

2. Institusi, arena bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan bernagai profesi kemanusiaan yang meyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.

3. Aktivitas, yaitu suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terencana dan terorganisir untuk mencapai kondisi masyarakat yang sejahtera.

Adapun tujuan dari peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah untuk meningkatkan kualitas manusia secara menyeluruh yang mencakup :23

1. peningkatan standar hidup, melalui seperangkat pelayanan sosial dan jaminan sosial segenap lapisan masyarakat.

2. Peningkatan keberdayaan melalui penetapan sistem dan kelembagaan ekonomi, sosial dan politik yang menjunjung tinggi harga diri dan martabat masyarakat/kemanusiaan.

3. Penyempurnaan kebebasan melalui perluasan aksesilitas dan pilihan-pilihan kesempatan sesuai aspirasi, kemampuan dan standar kemanusiaan/kemasyarakatan.

22Teguhhaditya

Diakses Pada Tangga 3 Januari 2011, Pukul: 20:10 WIB

23 Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. PT. Refika

(41)

1.6 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti.24

1. Program Pinjaman Lunak Nduma

Adapun yang menjadi definisi konsep dalam penelitian ini adalah :

KNPB adalah suatu fasilitas pinjaman/kredit tanpa bunga dengan angsuran tetap berjangka waktu maksimum 2 (dua) tahun yang diberikan kepada perorangan dan koperasi untuk memberdayakan usaha sektor pertanian, sektor industri kecil, sektor kerajinan rakyat, sektor perdagangan dan koperasi dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan usahanya. Program KNPB ini merupakan program Kerjasama Chanelling Antara Pemerintah Kabupaten Pakapak Bharat dengan PT. Bank Sumut.

2. Efektivitas

Yang dimaksud dengan efektivitas adalah derajat kepuasan ataupun unkuran keberhasilan akan suatu kegiatan yang ditinjau dari segi :

a. Pencapaian tujuan, adanya tujuan yang akan dicapai dari pelaksanaan program Pinjaman Lunak Nduma di desa Boangmanalu serta upaya untuk mencapai tujuan tersebut.

24

(42)

b. Ketepatan waktu, adanya kesesuaian waktu pelaksanaan program hingga berakhirnya program sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumya.

c. Manfaat, adanya manfaat yang dirasakan bagi penerima program dalam hal ini masyarakat program Pinjaman Lunak Nduma di desa Boangmanalu Kecamatan Salak.

d. Hasil, adanya hasil dari program Pinjaman Lunak Nduma yang telah terlaksana sasuai dengan harapan masyarakat.

3. Kesejahteraan Masyarakat

(43)

I.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, definisi konsep, dan sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan.

BAB III DESKRIPSI LOKASI

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, dan struktur organisasi.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini berisikan hasil data yang diperoleh dari lapangan berupa dokumen yang dianalisis.

BAB V ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data-data yang diperoleh setelah penelitian.

BAB VI PENUTUP

(44)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Seperti yang dikemukakan oleh Usman bahwa metode deskriptif bermaksud membuat penyandaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat polpulasi tertentu.25 Sudarwan Danim memberikan beberapa ciri dominan dari penelitian deskriptif yaitu:26

1. Bersifat mendeskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual. Ada kalanya penelitian ini dimaksudkan hanya membuat deskripsi atau narasi semata-mata dari suatu fenomena, tidak untuk mencari hubungan antarvariabel, menguji hipotesis, atau membuat ramalan;

2. Dilakukan secara survey. Oleh karena itu, penelitian deskriptif sering juga disebut dengan penelitian survey. Dalam arti luas, penelitian deskriptif mencakup seluruh metode penelitian, kecuali yang bersifat historis dan eksperimental;

3. Bersifat mencari informasi faktual dan dilakukan secara mendetail;

4. Mengidentifikasikan masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung; dan

5. Mendeskripsikan subjek yang sedang dikelola oleh kelompok orang tertentu dalam waktu yang bersamaan.

Berdasarkan pemahaman di atas, peneliti ingin menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan bagaimana efektivitas Program Kredit Nduma Pakpak Bharat bagi masyarakat yang tinggal di Desa Boangmanalu dan mencoba untuk menganalisa untuk kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh

(45)

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat. Alasan peneliti mengambil lokasi ini adalah karena Desa Boangmanalu merupakan salah satu desa di Kabupaten Pakpak Bharat yang mendapatkan program Kredit Nduma Pakpak Bharat.

2.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membahas generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan dengan sengaja, subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.27

Berapa jumlah informan dalam penelitian kualitatif belum dapat diketahui sebelum peneliti mengumpulkan data dilapangan. Yang demikian dimaksud tercapainya kualitas data yang memadai sehingga saampai ke informan beberapa

Untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai masalah penelitian yang sedang dibahas, maka diperlukan teknik informan. Informan adalah sesorang yang benar-benar menegetahui suatu persoalan/permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat dan terpercaya baik berupa pernyataan-pernyataan, keterangan, atau data-data yang dapat membantu persoalan/permasalahan terebut.

27

(46)

data sudah tidak berkualitas lagi atau sudah mencapai titik jenuh karena tidak memperoleh informasi baru lagi.28

Dalam penelitian ini penulis menggunakan informan kunci (key infoman) informan utama dan informan tambahann. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, sedangkan informan utama adalah mereka yang terlibat langsug dalam interaksi sosial yang sedang diteliti. Informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti29

1. Yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah : a. Kepala Bidang Koperasi dan UMKM

b. Anggota Komisi C DPRD Pakpak Bharat 2. Yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah:

a. Pemimpin PT. Bank Sumut Capem Salak b. PPL desa Boangmanalu

c. Kepala Desa Boangmanalu

3. Yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Boangmanalu yang menerima Kredit Nduma Pakpak Bharat.

28 Patilima, Hamid. Metode Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta, Bandung, 2005. p. 75.

29

(47)

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam cara menurut klasifikasi jenis sumbernya, yaitu :

2.4.1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian yang dilakukan dengan cara :

1. Metode Wawancara, yaitu teknik pngumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak yang berhubungan dengan penelitian. Adapun wawancara ini dilakukan kepada informan kunci dan informan utama.

2. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebar daftar pernytanyaan (kuesioner). Adapun kuesioner ini diberikan kepada informan tambahan.

2.4.2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

1. Penelitian Kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data melalui literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel dan makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang di teliti.

(48)

2.5 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik kualitatif. Menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh dari lapangan yang di dapat dari para informan. Penganalisaan ini diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubung-hubungkan fakta, data dan informasi lalu dianalisis. Sehingga dari analisis tersebut diharapkan muncul gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan dapat mengungkapkan permasalahan penelitian. Data- data yang terkumpul tersebut akan disajikan melalui analisis data tunggal.

Sedangkan tujuan dari analisis data kualitatif adalah:30

1. Menganalisa proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut;

2. Menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data, dan proses suatu fenomena sosial

(49)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Pakpak Bharat

Kabupaten Pakpak Bharat merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Dairi berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara.

3.1.1 Visi dan Misi Kabupaten Pakpak Bharat

Visi: Terwujudnya masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat yang sejahtera serta kepemimpinan yang adil dan demokratis, dan kepemerintahan yang professional yang fokus kepada peningkatan perekonomian masyarakat, SDM, IPTEK, dengan menjungjung tinggi nilai budaya Pakpak dan Agama.

Misi:

1. Mewujudkan masyarakat sejahtera

2. Mewujudkan pemerintahan yang professional, efisien, efektiv, kreatif, inovatif, dan fasilitatif

(50)

4. Memantapkan net working dengan menjalin hubungan dinamika (aksesibilitas) dengan pemerintahan atasan dan seluruh daerah khususnya yang berbatasan langsung guna membuka kerjasama yang menguntungkan

5. Meningkatkan iklim keterbukaan, aspiratif dan partisipatif 6. Meningkatkan sinergitas dalam pemberdayaan masyarakat

7. Mewujudkan komitmen bersama dengan penegakan hukum secara konsisten dan konsekuan

8. Meningkatkan hubungan yang dinamis dengan masyarakat perantau

9. Menjadikan budaya Pakpak sebagai motivator dan landasan kebijakan publik 10. Melakukan tindakan nyata yang kreatif dan inovatif dalam menggali dan

meningkatkan PAD.

3.1.2 Lokasi dan Keadaan Geografis

Kabupaten Pakpak Bharat terletak pada garis 2°15’00’ - 3°32’00’ Lintang Utara dan 90°00’ - 98°31’ Bujur Timur dan berada di ketinggian 1.400 M di atas permukaan launt. Kabupaten Pakpak Bharat Memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Silima Punggapunga, Lae Parira Kabupaten Dairi.

(51)

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi dan Kecamatan Harian Kabupaten Toba Samosir.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Singkil / Pemko Subulussalam Propinsi Nagroe Aceh Darussalam .

Luas keseluruhan wilayah Kabupaten Pakpak Bharat adalah 1.218,3 km2, yang terdiri dari 8 (delapan) kecamatan yaitu :

1. Kecamatan Salak. 2. Kecamatan Kerajaan.

3. Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. 4. Kecamatan Pagindar.

5. Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut. 6. Kecamatan Tinada.

7. Kecamatan Siempat Rube.

8. Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu.

Dari luas wilayah tersebut, luas wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kawasan budidaya atas seluruh wilayah di luar kawasan hutan lindung untuk pemanfaatan adalah seluas 77.893,39 ha. Sedangkan kawasan hutan lindung seluas 43. 936,6 ha.

(52)

jumlah Kepala Keluarga sebanyak 8.018 KK yang terdiri dari laki-laki sebanyak 18.757 jiwa (48,99%) dan perempuan sebanyak 19.529 jiwa (51,01%) yang menyebar di delapan kecamatan dan 52 desa.

Persentase terbesar berada di kecamatan kerajaan (22,18%) sedangkan persentase Jumlah penduduk terkecil ada dikecamatan Pagindar (2,87 %). Melihat Luas wilayah Kabupaten Pakpak Bharat dibandingkan dengan jumlah penduduk , maka tingkat kepadatan penduduk di kabupaten ini masih relatif sangat kecil yaitu 31 jiwa/ km2, hal ini masih sangat memungkinkan menerima perpindahan penduduk dari daerah lain. Masyarakat Pakpak Bharat mayoritas suku Pakpak yang terdiri dari 5 (lima) suak (Simsim, Pegagan, Keppas, Kelasen dan Boang) dengan pemeluk agama Islam sekitar 35 %, Kristen Protestan 62,19 %, Katolik 2,55 % dan lain-lain 0,26 %.

3.2 Gambaran Umum Desa Boangmanalu 3.2.1 Letak Administratif

Desa Boangmanalu merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat. Desa ini mempunyai jarak kira-kira 1 Km dari Ibu Kota Kecamatan. Adapun batas-batas wilayah desa Boangmanalu sebagai berikut:

Utara : Desa Siempat Rube Timur : Desa Jambu

Barat : Desa Salak I

(53)

3.2.2 Luas Wilayah

Luas wilayah desa Boangmanalu adalah 335 Ha, yang terdiri dari Lima dusun. adapun luas wilaya Adapun dusun-dusun yang terdapat di Desa Boangmanalu adalah sebagai berikut:

1. Dusun Sosor, dengan jumlah penduduk sebanyak 427 jiwa atau 85 Kepala Keluarga

2. Dusun Lae Trondi, dengan jumlah penduduk sebanyak 562 jiwa atau 116 Kepala Keluarga

3. Dusun Kuta Payung, dengan jumlah penduduk sebanyak 369 jiwa atau 88 Kepala Keluarga

4. Dusun Kuta Tengah, dengan jumlah penduduk sebanyak 263 jiwa atau 67 Kepala Keluarga

5. Dusun Mborgang, dengan jumlah penduduk sebanyak 332 jiwa atau 87 Kepala Keluarga

3.2.3 Dinamika Penduduk

(54)

TABEL 3.1

Klasifikasi Penduduk Desa Boangmanalu Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Profil Desa Boangmanalu 2010

Dari tabel di atas bahwa desa Boangmanalu mempunyai jumlah penduduk lebih banyak berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 1012 jiwa, sedangkan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 941 jiwa.

TABEL 3.2

Klasifikasi Penduduk Desa Boangmanalu Berdasarkan Pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Jumlah (jiwa) 1

Sumber: Profil Desa Boangmanalu 2010 No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa)

(55)

Dari tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa mayoritas penduduk desa Boangmanalu berprofesi sebagai petani dan mata pencaharian utama di desa tersebut adalah dengan bercocok tanam.

Selanjutnya, penduduk Desa Boangmanalu adalah mayoritas beragama Kristen Protestan dan hanya sebagian kecil yang beragama di luar daripada agama Kristen Protestan. Berikut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

TABEL 3.3

Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah (KK)

1 2 3

Protestan Islam Katolik

321 79 43

Total 443

Sumber: Profil Desa 2010

(56)

TABEL 3.4

Sumber: Profil Desa Boangmanalu 2010

(57)

3.2.4 Sarana

Saran umum/fasilitas umum yang terdapat di Desa Boangmanalu jumlahnya tidak banyak. Hanya beberapa sarana umum diantaranya seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan, tempat peribadatan dan sarana irigasi (pengairan).

TABEL 3.5 Prasarana Pendidikan

Sumber:Profil Desa Boangmanalu 2010

TABEL 3.6 Sarana Kesehatan

Sumber: Profil Desa Boangmanalu 2010 No. Sarana Pendidikan Jumlah

(unit)

(58)

Dari tabel di atas dapat kita lihat hanya terdapat dua sarana kesehatan. Sarana kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah terletak di dusun Kuta Tengah, sedangkan untuk Puskesma Pembantu terletak di dusun Sosor.

TABEL 3.7

Prasarana Peribadatan

Sumber: Profil Desa Boangmanalu 2010

Dari tabel 3.7 tersebut dapat diketahui sarana peribadatan di Desa Boangmanalu yang palin banyak yaitu Gereja Kristen Protestan yang berjumlah tiga unit diantaranya adalah Gereja Metodis Indonesia (GMI), Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi dan Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII). Hal ini dikarenakan mayoritas penduduk di Desa Boangmanalu adalah penganut agama protestan.

No. Sarana Ibadah Jumlah (unit) 1

2 3

Gereja Protestan Masjid

Gereja Katolik

3 1 1

(59)

TABEL 3.8

Sarana Irigasi/Pengairan

No. Sarana Irigasi Jumlah (unit)

1 Lae Serdang 1

2 Lae Tarondi 1

Total 2

Sumber: Profil Desa Tahun 2010

(60)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Setelah diadakan penelitian dan pengumpulan data di lapangan, baik melalui kuesioner maupun wawancara maka diperoleh berbagai data dari informan kunci, informan utama dan informan tambahan dalam kaitannya dengan efektivitas program Kredit Nduma Pakpak Bharat dalam mensejahterakan masyarakat di Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat. Data yang diperoleh selama penelitian disajikan dalam bentuk analisis data dengan menggunakan tabel frekuensi dan presentase yang kemudian akan diinterpretasikan.

Adapun penyajian data berisikan tentang karakteristik responden serta data variabel penelitian. Penyajian data mengenai karakteristik responden adalah untuk mengetahui spesifikasi (ciri-ciri khusus) yang dimiliki oleh responden, yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan per bulan, pengeluaran per bulan, sedangkan penyajian data variabel penelitian adalah untuk menjawab permasalahan-permasalahan dalam penelitian.

(61)

ini, waktu pengurusan, kualitas kegiatan program, hasil, sasaran, kuantitas kegiatan dan manfaat dari program ini.

4.1 Identitas Informan

TABEL 4.1

Distribusi Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) 1

2

Laki-laki Perempuan

18 7

72 28

Total 25 100

Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

(62)

TABEL 4.2

Distribusi Data Informan Berdasarkan Usia

No. Usia

Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

(63)

TABEL 4.3

Distribusi Data Informan Berdasarkan Asal Daerah

No. Asal Daerah

Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

(64)

TABEL 4.4

Distribusi Data Informan Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

(65)

TABEL 4.5

Distribusi Data Informan Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 1

2 3

Petani Wiraswasta Pegawai

18 7

-

72 28 -

Total 25 100

Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

(66)

TABEL 4.6

Distribusi Data Informan Berdasarkan Penghasilan Per Bulan(sebelum mengikuti program KNPB)

No. Pendapatan

Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

(67)

TABEL 4.7

Distribusi Data Informan Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan

No. Pengeluaran Frekuensi Persentase (%)

Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

(68)

4.2 Data Variabel Penelitian

Pada bagian ini disajikan data mengenai variabel penelitian yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 25 informan. Data dari variabel tersebut meliputi indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian.

4.2.1 Efektivitas Pelaksanaan Program Kredit Nduma Pakpak Bharat.

Efektivitas secara definisi yang sering diutarakan oleh para ahli memiliki berbagai pengertian yang berbeda-beda. Namun, secara keseluruhan efektivitas itu berhubungan dengan pencapaian tujuan, ketepatan waktu, manfaat serta hasil dari suatu program ataupun kegiatan.

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program Kredit Nduma Pakpak Bharat yang ada di desa Boangmanalu, penulis melihatnya dari pelaksanaan Kredit Nduma Pakpak Bharat yang ada di desa tersebut, apakah program tersebut sudah terlaksana dengan baik atau belum dapat diketahui berdasarkan keberhasilan program dalam pencapaian tujuan, manfaat, hasil dan juga ketepatan waktu pelaksanaannya.

4.2.1.1 Pencapaian Tujuan

(69)

elemen yang ikut terlibat dalam pelaksanaan program. Dalam Program Kredit Nduma Pakpak Bharat, ada tujuan-tujuan yang ingin dicapai baik tujuan umum maupun khusus. Tujuan-tujuan tersebut telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

Berikut ini akan disajikan data dari hasil jawaban para informan atas pertanyaa yang berhubungan dengan pencapaian tujuan Program Kredit Nduma Pakpak Bharat di desa Boangmanalu:

TABEL 4.8

Distribusi Jawaban Informan Tentang Tahu Adanya Program KNPB

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa masyarakat yang mengetahui program tersebut dari sosialisasi oleh pemerintah adalah sebanyak 15 orang atau 60%. Masyarakat yang mengetahui program tersebut dari tetangga mereka adalah sebanyak tujuh orang atau 28%. Sedangkan masyarakat yang mengetahui program ini dari papan informasi adalah sebanyak tiga orang atau 12%.

(70)

sosialisasi, pelaksanaan program Kredit Nduma Pakpak Bharat di Desa Boangmanalu sudah bisa dikatakan efektif. Kepala desa Boangmanalu mengatakan:

“ sosialisasi untuk program KNPB ini diserahkan oleh Dinas Perindagkop kepada masing-masing kepala desa untuk menyampaikan kepada masyarakat desa. Adapun sosialisasi yang diberikan oleh kami (pemerintahan desa) yaitu dengan cara mengundang masyarakat ke kantor kepala desa. Selain itu kepala dusun desa Boangmanalu disini juga kami suruh untuk menginformasikan tenteng program ini di masing-masing dusunnya. Pihak pemerintah desa juga membuat informasi melalui selebaran yang ditempelkan di beberapa tempat. Selain itu, setiap ada masyarakt yang datang ke kantor kepala desa kami pasti memberi tahu tentang program ini ke masyarakat. Misalnya saja waktu pembagian Raskin atau ada masyarakat yang mengurus sesuatu di kantor kepala desa ”.

TABEL 4.9

Distribusi Jawaban Informan Tentang Tujuan KNPB

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

(71)

meningkatkan kesejahteraaan masyarakat. Adapun masyarakat yang mengetahui tentang tujuan dari program ini sebanyak 19 orang atau 76%, dan masyarakat yang kurang mengetahui tujuan dari program ini adalah sebanyak empat orang atau 16%. Dan banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui tujuan program ini sebanyak dua orang atau 8%. Adapun penjelasan dari salah satu informan yaitu Bapak Derita Boangmanalu adalah sebagai berikut:

“saya tahu apa tujuan dari program pinjaman lunak ini yaitu untuk membantu masyarakat yang terkendala dengan modal untuk usahanya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seperti saya contohnya, sebelum saya mendapatkan bantuan modal dari program ini saya tidak mampu untuk membeli mesin pencetak opak hal ini karena uang saya masih belum cukup untuk membeli mesin itu. Tetapi karena saya mendapatkan kesempatan untuk menerima pinjaman modal dari pemerintah, saya telah membeli mesin pencetak opak”

(72)

TABEL 4.10

Distribusi Jawaban Informan Berdasarkan Penggunaan Pinjaman dari KNPB

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sumber: Kuesioner Penelitian 2011

Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa hampir secara keseluruhan informan yaitu masyarakat di desa Boangmanalu menggunakan pinjaman atau bantuan modal usaha untuk mengembangkan usaha pertanian mereka, yaitu sebanyak 24 orang atau 96% menggunakannya untuk pertanian dan sisanya yaitu sebanyak satu orang atau 4% menggunakannya untuk usaha mereka di bidang industry kecil.

Gambar

TABEL 3.1
TABEL 3.3
TABEL 3.4
TABEL 3.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam modul ini, karya tulis ilmiah yang akan dibahas terdiri dari dua macam, yaitu laporan hasil penelitian khususnya laporan penelitian tindakan kelas

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Fakultas Ilmu Budaya dalam bidang Ilmu Sejarah..

REDESAIN KONTEN DAN PEDAGOGIK GENERIK MATERI REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Capaian Program Jumlah cakupan (jenis) layanan administrasi perkantoran yang dilaksanakan sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku.

(1) Sub Bagian teknis administrasi pembangunan mempunyai tugas mengumpulkan bahan program tahunan pembangunan, mengkoordinasikan penyusunan pedoman dan petunjuk

Musik underground adalah musik yang merdeka dan bebas, bebas dalam menciptakan lirik, membuat nada, dan untuk mengapresiaikan apa saja, mulai dari cara bersikap, bersosialisasi

[r]

Memberikan penguatan atas apa yang dikemukakan oleh peserta didik dan mengaitkannya dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai4. Sebelum masuk pada inti