• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pendispersi Minyak Sawit Mentah Terhadap Kompatibilitas Pencampuran Plastik Bekas (Jenis Polipropilena) Dengan Bahan Pengisi Magnesium Hidroksida

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Pendispersi Minyak Sawit Mentah Terhadap Kompatibilitas Pencampuran Plastik Bekas (Jenis Polipropilena) Dengan Bahan Pengisi Magnesium Hidroksida"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Sains Kimia Vol 7, No.2, 2003: 28-30

28

PERANAN PENDISPERSI MINYAK SAWIT MENTAH TERHADAP

KOMPATIBILITAS PENCAMPURAN PLASTIK BEKAS

(JENIS POLIPROPILENA) DENGAN BAHAN

PENGISI MAGNESIUM HIDROKSIDA

Amir Hamzah Siregar

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara

Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155

Abstrak

Magnesium hidroksida tidak bercampur secara homogen dengan plastik bekas (jenis polipropilena) yang disebabkan sifat bahan polimer komponennya mempunyai kepolaran yang berbeda, sehingga menghasilkan campuran yang tidak kompatibel. Peningkatan kompatibilitas campuran dapat dilakukan dengan penambahan bahan pendispersi yang berfungsi sebagai pembasah pada matriks polimer atau bahan pengisi.

Dalam penelitian ini digunakan minyak sawit mentah sebagai pembasah dalam campuran polimer. Hal ini diharapkan terbentuknya campuran plastik bekas yang mengandung pengisi magnesium hidroksida lebih kompatibel bila dibandingkan dengan tanpa minyak sawit mentah. Hasil foto Scannning Electron Microscopy (SEM) menunjukkan bahwa permukaan campuran akibat bahan pengisi merata secara baik. interaksi yang terjadi antara plastik bekas dengan magnesium hidroksida dan minyak sawit mentah merupakan interaksi secara fisik.

Kata kunci: Minyak sawit mentah, kompatibel dan Scanning Electron Microscopy.

PENDAHULUAN

Poliolefin merupakan bahan termoplatik yang sangat luas pemakaiannya pada kehidupan sehari–hari, karena sifatnya yang mudah diolah, dicetak dan harganya yang relatif murah serta mudah diperoleh (Allen, N.S., 1983).

Maka timbul pemikiran bagaimana usaha yang harus dilakukan untuk memanfaatkan palstik bekas (jenis polipropilena) secara khusus dan poliolefin secara umum, yang tidak terpakai lagi, sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, karena plastik bekas tersebut sulit terdegradasi.

Berdasarkan penelitian terdahulu Hornsby, P.R., (1995), yang menggunakan berbagai asam lemak dan turunannya sebagai pendispersi magnesium hidroksida dalam matriks polipropilena yang menunjukkan

bahwa asam lemak dan turunannya dapat digunakan sebagai penghubung di antara percampuran melalui gugus polar dan non polar dari campuran (Brydson, J.A., 1982).

(2)

Peranan pendispersi minyak sawit mentah (Amir Hamzah Siregar)

29

kompatibilitas campuran, sehingga terbentuk campuran yang kompatibel dan memiliki sifat mekanis yang tinggi (Feldman, dkk, 1986).

Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian agar plastik bekas tersebut dapat dimanfaatkan kembali dan dapat meningkatkan sifat mekanisnya dengan mencampurkan bahan pengisi magnesium hidroksida dan bahan pendispersi minyak sawit mentah secara ekstruksi pada suhu 180oC dengan variasi campuran yang berbeda-beda. Kemudian dilanjutkan dengan pembentukan spesimen-spesimen yang terbentuk digunakanm untuk pengujian kekuatan tarik, uji bentur, lentur dan analisis mikroskopik elektron payaran (SEM), analisis inframerah (IR)

BAHAN DAN METODA

Pembuatan campuran plastik bekas dengan Mg(OH)2

Ditimbang 70 g plastik bekas dengan 15 g Mg(OH)2 kemudian dicampur secara ekstrusi

pada suhu 1800C. Dengan cara yang sama dilakukan untuk variasai berat Mg(OH)2,

20,25, 30, dan 35 g.

Pembuatan campuran plastik bekas dengan Mg(OH)2 dan minyak sawit

Ditimbang 70 g plastik bekas dengan 15 g Mg(OH)2 dan 2 g minyak sawit mentah

kemudian dicampur secara ekstrusi pada suhu 1800C. Cara yang sama dilakukan untuk variasai berat Mg(OH)2, 20- 35 g dan variasi

berat minyak sawit mentah 4-10 gram. Hasil dari campuran tersebut dibuat film dengan alat hydraulic press pada tekanan 100 KN selama 3 menit dan suhu 1800C.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sifat mekanis campuran minyak sawit mentah, Mg(OH)2 dan polipropilena bekas

Kemuluran polipropilena bekas menunjukkan sebesar 4,5% dan kekuatan tarik sebesar 0,0035 kgf/mm2. Hal ini memberikan bahwa pencampuran antara 70 g plastik bekas dengan 15 g Mg(OH)2 dan 6 g

minyak sawit mentah kekuatan tarik maksimum sebesar 0,1117 kgf/mm2 dan kemuluran sebesar 8,79%.

Kekuatan tarik maksimum sebesar 0,0147 kgf/mm2 dan kemuluran sebesar 13,24%. Hal ini disebabkan karena plastik bekas mengalami regangan oleh pengaruh penambahan Mg(OH)2 dan minyak sawit

mentah sehingga mudah putus.

Hasil variasi campuran dengan berat yang berbeda, maka dapat dilihat kompatibilitas yang paling baik pada pencampuran dengan variasi berat Mg(OH)2 20 g dan minyak sawit

mentah 8 g. Hal ini disebabkan terdapatnya 3 jenis ikatan yang kompatibel yaitu interaksi Mg(OH)2 dan minyak sawit mentah, sesama

PP bekas dan PP bekas dengan Mg(OH)2 dan

minyak sawit mentah.

Kekuatan bentur campuran yang berbeda, kompatibilitas yang paling baik adalah pencampuran magnesium hidroksida 30 g dan minyak sawit mentah 8 g. Hal ini disebabkan oleh minyak sawit mentah dapat membasahi permukaan magnesium hidroksida melalui interaksi pada gugus COOH yang polar dan OH dari magnesium hidroksida karena waktu pencampuran terjadi PP bekas dengan mudah berinteraksi dengan minyak sawit mentah melalui gugus alkil dari minyak sawit mentah yang berfungsi sebagai penghubung PP bekas yang non polar.

(3)

Jurnal Sains Kimia Vol 7, No.2, 2003: 28-30

30

KESIMPULAN

Kekuatan tarik campuran dengan adanya bahan pengisi Mg(OH)2 dan minyak sawit

sebagai bahan pendispersi pada matriks PP bekas akan memberikan pengaruh yang besar. Kekuatan tarik maksimum pada pencampuran Mg(OH)2 20 g dan 8 g minyak sawit mentah.

Hal ini didukung foto SEM yang menunjukkan permukaan campuran lebih homogen dan memberikan sifat mekanis dan kekuatan lentur yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, N.S., 1983, “Degradation and Stabilisation of Polyolefin”, Applied Science Publishers. London.

Hornsby, P.R., 1995, “Interfacial Modification of Polypreopilene Compopsites Filled with Magnasium Hydroksida”, J.Material Sci., 30. Brydson, J.A., 1982, “Plastic Material”, 4th ed. Butter

Worth Sciencetific, London.

Feldman, D, Hartono, A.J., 1986, “Bahan Polimer Konstruksi Bangunan”, Gramedia Utama, Jakarta.

Ketaren, S., 1986, “Minyak dan Lemak Pangan”, Edisi Pertama, UI, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Pembagian tugas dan wewenang antara pengurus yayasan dengan pengelola universitas terlihat tidak seimbang karena pengurus yayasan sangat berperan dalam mengelola bidang administrasi

Keputusan Walikota Semarang Nomor 875.1/2 Tahun 2011 tentang Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Perijinan dan Non Perijinan kepada Kepala Badan Pelayanan.. Perijinan Terpadu

lokasi strategis sebagai koridor pembangunan di Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari. empat simpul pintu gerbang yaitu koridor pantai utara, koridor selatan,

Kenyataan di lapangan masih terjadi peristiwa yang menunjukkan adanya sikap perilaku siswa yang tidak sesuai dengan sikap perilaku demokratis seperti yang diharapkan. Pada

UGM Beraksi "Melakukan program mengajar anak jalanan dan berbagi makanan.. GAMASHEE (Gadjah Mada Safety Health

Sesi Pembentukan kelompok Kerja dipimpin oleh Bapak Didik Suhardjito dan Bapak Daru Asycarya sebagai ketua dan Sekretaris Komite Standar IFCC, dan dimulai

diidentifikasi untuk dikerjakan dari awal sampai akhir dengan hasil baik. Keberartian tugas merupakan dimensi yang menunjukan sejauh mana suatu pekerjaan mempunyai

Pengetahuan akan gaya manajemen, budaya bisnis, nilai-nilai manajemen serta metode dan perilaku bisnis yang ada di satu negara, dan kesediaan untuk mengakomodasi perbedaan- perbedaan