• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI SMP PARULIAN 2 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI SMP PARULIAN 2 MEDAN."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

PARULIAN 2 MEDAN T.A 2014/2015

Oleh :

Rico Charles Hutauruk 4103111068

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

berkat dan kasih-Nya yang memberikan kesehatan, kesempatan dan hikmat

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sesuai dengan waktu

yang direncanakan.

Skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah matematika

Siswa Kelas VIII pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di SMP

Parulian 2 Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak

Drs. Syafari, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan, masukan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga

disampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, dan

Drs. Yasifati Hia, M.Si sebagai dosen pemberi saran yang telah memberikan

banyak masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai dengan

selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada

Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Akademik dan

kepada seluruh Bapak/Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika

FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu

Hajar, M.Si beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak

Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu

Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku

Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D selaku Ketua

Program Studi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku

Sekretaris Jurusan Matematika.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Santur

(4)

v

melaksanakan penelitian di sekolah SMP Parulian 2 Medan. Ucapan terima kasih

juga kepada Ibu Refna Lumbanraja, S.Pd selaku guru bidang studi Matematika

yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Ayahanda Manogi

Hutauruk dan Ibu tercinta Minna br.Sidauruk, yang selalu senantiasa memberikan

semangat bagi penulis serta dana dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri

Medan. Teristimewa juga saya sampaikan kepada kakak saya Norma Hutauruk

beserta keluarga, Jerny Gusniaty Hutauruk beserta keluarga juga abang saya

Haryanto Hutauruk serta adik saya Chandra Hutauruk yang selalu mendoakan dan

memotivasi saya. Teristimewa juga untuk teman-teman yang menyemangati saya

dalam penyelesaian studi saya yaitu Libertina Panjaitan dan teman-teman Dik C

2010.

Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada teman-teman stambuk

2010 jurusan matematika serta teman-teman PPL SMA N.1 Balige yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa mendukung dan membantu penulis

dalam suka maupun duka.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Maret 2015

Penulis,

(5)

iii

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR

DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP PARULIAN 2 MEDAN T.A 2014/2015

Rico Charles Hutauruk (NIM. 4103111068)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemecahan masalah matematika siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas viii smp parulian 2 Medan T.A 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A SMP Parulian 2 Medan yang berjumlah 35 orang. Objek penelitian ini adalah peningkatan pemecahan masalah matematika siswa dengan menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes.

Hasil penelitian pada siklus I diperoleh siswa yang memahami masalah 82,6% (baik), siswa yang mampu merencanakan penyelesaian masalah 68,57% (buruk), siswa yang mampu menyelesaikan masalah 62,86% (buruk), dan siswa yang mampu memeriksa kembali sebesar 54,29% (sangat buruk). Hasil penelitian pada siklus II diperoleh siswa yang memahami masalah 97,14% (sangat baik), siswa yang mampu merencanakan penyelesaian masalah 82,86% (baik), siswa yang mampu menyelesaikan masalah 88,57% (baik), dan siswa yang mampu memeriksa kembali sebesar 82,86% (baik).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer diperoleh pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti pada siklus I termasuk dalam kategori cukup dengan nilai 68,75 dan pada siklus II dalam kategori baik dengan nilai 78,71.

(6)

vi

1.2 Identifikasi Masalah 5

1.3 Batasan Masalah 6

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika 8

2.1.2. Masalah Matematika 10

2.1.3 Pemecahan Masalah Matematika 12 2.1.4 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 13 2.1.5 Pendekatan pembelajaran 15 2.1.6 Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik 16 2.1.7 Teori Pembelajaran yang Terkait Pembelajaran Matematika

Realistik 23

2.1.8 Materi Ajar 27

2.2 Kerangka Konseptual 34

2.3 Penelitian yang Relevan 35

2.4 Hipotesis Penelitian 36

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 37

3.1.1 Lokasi Penelitian 37

3.1.2 Waktu Penelitian 37

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 37

3.3.1. Subjek Penelitian 37

3.3.2. Objek Penelitian 37

3.3 Jenis Penelitian 37

3.4 Prosedur Penelitian 37

3.4.1 Prosedur Penelitian Siklus I 38 3.4.2 Prosedur penelitian Siklus II 41

3.5 Indikator Kinerja 43

3.6 Teknik Pengumpulan Data 44

(7)

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian pada Siklus I 48

4.1.1 Permasalahan I 48

4.1.2 Pelaksanaan Tindakan I 49 4.1.3 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 51

4.1.4 Hasil Observasi I 56

4.1.5 Refleksi I 57

4.2 Hasil Penelitian pada Siklus II 59

4.2.1 Permasalahan II 59

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan II 60 4.2.3 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 61

4.2.4 Hasil Observasi II 64

4.2.5 Refleksi II 66

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 67 4.3.1 Pembahasan Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 67 4.3.2 Pembahasan Hasil Observasi 69 4.3.3 Pembahasan Model Pembelajaran 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 75

5.2 Saran 75

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Tes Diagnostik 3 Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran Matematika

Realistik 22

Tabel 3.1 Indikator Kerja 42

Tabel 3.2 Kriteria hasil Observasi Pembelajaran 44 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Berdasarkan Hasil Tes Diagnostik Awal 49 Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah

Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 51 Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 51 Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 52 Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali

Hasil Diperoleh Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 53 Tabel 4.6 Kesalahan siswa dalam menjawab soal 55 Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah

Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 61 Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 62 Tabel 4.9 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 63 Tabel 4.10 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas adaptasi dari PGSM 42 Gambar 4.1 Persentase hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 55 Gambar 4.2 Persentase hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 64 Gambar 4.3 Perbandingan Persentase Hasil Tes Diagnostik, TKPM I dan

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 79 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 85 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 92 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 99 Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa I 105 Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II 111 Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa III 115 Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa IV 119 Lampiran 9 Alternatif Jawaban Lembar Kerja Siswa I 123 Lampiran 10 Alternatif Jawaban Lembar Kerja Siswa II 127 Lampiran 11 Alternatif Jawaban Lembar Kerja Siswa III 131 Lampiran 12 Alternatif Jawaban Lembar Kerja Siswa IV 135 Lampiran 13 Kisi-Kisi Diagnostik Pemecahan Masalah 139 Lampiran 14 Lembar Validasi Tes Diagnostik Pemecahan Masalah 140 Lampiran 15 Tes Diagnostik Pemecahan Masalah 143 Lampiran 16 Kisi-Kisi Tes Pemecahan Masalah I 145 Lampiran 17 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika I 146

Lampiran 18 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 149 Lampiran 19 Kisi-Kisi Tes Pemecahan Masalah II 151 Lampiran 20 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika II 152

Lampiran 21 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 155 Lampiran 22 Rubrik Penilaian Tes Diagnostik Pemecahan Masalah 157 Lampiran 23 Rubrik Penilaian Tes Pemecahan Masalah I 163 Lampiran 24 Rubrik Penilaian Tes Pemecahan Masalah II 170 Lampiran 25 Lembar Observasi Guru Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

(Pertemuan 1) 177

Lampiran 26 Lembar Observasi Guru Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

(Pertemuan 2) 180

Lampiran 27 Lembar Observasi Guru Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

(Pertemuan 1) 183

Lampiran 28 Lembar Observasi Guru Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

(Pertemuan 2) 186

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Tes Diagnostik 3 Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran Matematika

Realistik 22

Tabel 3.1 Indikator Kerja 42

Tabel 3.2 Kriteria hasil Observasi Pembelajaran 44 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Berdasarkan Hasil Tes Diagnostik Awal 49 Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah

Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 51 Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 51 Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 52 Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali

Hasil Diperoleh Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 53 Tabel 4.6 Kesalahan siswa dalam menjawab soal 55 Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah

Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 61 Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 62 Tabel 4.9 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 63 Tabel 4.10 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas adaptasi dari PGSM 42 Gambar 4.1 Persentase hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 55 Gambar 4.2 Persentase hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 64 Gambar 4.3 Perbandingan Persentase Hasil Tes Diagnostik, TKPM I dan

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 79 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 85 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 92 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 99 Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa I 105 Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II 111 Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa III 115 Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa IV 119 Lampiran 9 Alternatif Jawaban Lembar Kerja Siswa I 123 Lampiran 10 Alternatif Jawaban Lembar Kerja Siswa II 127 Lampiran 11 Alternatif Jawaban Lembar Kerja Siswa III 131 Lampiran 12 Alternatif Jawaban Lembar Kerja Siswa IV 135 Lampiran 13 Kisi-Kisi Diagnostik Pemecahan Masalah 139 Lampiran 14 Lembar Validasi Tes Diagnostik Pemecahan Masalah 140 Lampiran 15 Tes Diagnostik Pemecahan Masalah 143 Lampiran 16 Kisi-Kisi Tes Pemecahan Masalah I 145 Lampiran 17 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika I 146

Lampiran 18 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 149 Lampiran 19 Kisi-Kisi Tes Pemecahan Masalah II 151 Lampiran 20 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika II 152

Lampiran 21 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 155 Lampiran 22 Rubrik Penilaian Tes Diagnostik Pemecahan Masalah 157 Lampiran 23 Rubrik Penilaian Tes Pemecahan Masalah I 163 Lampiran 24 Rubrik Penilaian Tes Pemecahan Masalah II 170 Lampiran 25 Lembar Observasi Guru Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

(Pertemuan 1) 177

Lampiran 26 Lembar Observasi Guru Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

(Pertemuan 2) 180

Lampiran 27 Lembar Observasi Guru Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

(Pertemuan 1) 183

Lampiran 28 Lembar Observasi Guru Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

(Pertemuan 2) 186

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena

dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Pendidikan sangat

penting dalam pembangunan bangsa dan dalam menghadapi perkembangan

teknologi yang semakin pesat. Peran pendidikan yang sangat vital ini diharapkan

mampu menghasilkan insan-insan yang cerdas juga manusia yang berpikir kreatif,

inovatif dan sebagai pemecah masalah dalam menghadapi perkembangan jaman

saat ini. Salah satu mata pelajaran yang dapat menghasilkan insan yang cerdas

memecahkan masalah, kreatif dan inovatif adalah matematika.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern dan penting dalam berbagai penerapan disiplin ilmu lain.

Banyak konsep dari matematika itu sendiri yang dipergunakan untuk

menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu matematika

menjadi salah satu mata pelajaran yang diprioritaskan, yang diberikan sejak

pendidikan terendah hingga pendidikan tinggi. Sejalan dengan itu Cornelius

(dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa :

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Melihat pentingnya peranan matematika tersebut pemerintah terus

berusaha untuk meningkatkan penyempurnaan kurikulum, pelatihan guru dan

perbaikan sarana dan prasarana sekolah. Demikian pula halnya dengan tema

kurikulum terbaru 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif,

kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap keterampilan, dan pengetahuan

yang terintegrasi (Muliasa, 2013:99). Namun kenyataannya sampai saat ini

matematika masih menjadi masalah bagi sebagian siswa. Hal ini memberikan

(15)

2

Fakta menyatakan berdasarkan kajian Programme for International Student

Asssessment (PISA), Sutarto Hadi mengemukakan sebanyak 50,5% siswa

Indonesia memiliki kemampuan keberaksaraan matematika di bawah level 1,

yaitu hanya mampu menyelesaikan satu langkah soal matematika (pada situasi ini

siswa bahkan tidak dapat menggunakan prosedur, rumus, dan algoritma sederhana

untuk menyelesaikan soal matematika). Sebanyak 27,6% berada pada level 1,

yaitu dapat menggunakan prosedur, rumus, dan alagoritma dasar, serta mampu

melakukan penafsiran yang bersifat aksara dan penalaran yang bersifat langsung.

Sebanyak 14,8% berada pada level 2, yaitu mampu menerapkan pemecahan

masalah sederhana, menafsirkan dan menyampaikannya. Sebanyak 5,5% berada

pada level 3, yaitu siswa dapat menyelesaikan persoalan secara efektif untuk

situasi konkret dan dapat menyampaikan penjelasan dan argumentasi dengan baik.

Hanya 1,4% berada pada level selanjutnya (dalam Ningsih, 2014:74).

Salah satu penyebabnya dikarenakan kurang mengikutsertakan peserta

didik pada proses pembelajaran. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung

teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Guru menjelaskan konsep-konsep

pada bahan ajar dan siswa hanya menghapal konsep dan kurang mampu

menggunakan konsep tersebut, lebih jauh lagi bahkan siswa kurang mampu

menentukan masalah dan merumuskannya (Trianto, 2010:90). Dalam hal ini siswa

tidak diajarkan bagaimana belajar, berpikir dan menyelesaikan suatu masalah.

Siswa tidak diberikan kesempatan untuk membangun pengetahuannya sehingga

siswa hanya pasif menerima apa yang dismpaikan oleh guru.

Berdasarkan observasi awal (tanggal 6 Agustus 2014) yang dilakukan ke

SMP Parulian 2 Medan. Pembelajaran di sekolah masih menggunakan pola lama

(pembelajaran konvensional, pembelajaran didominasi oleh guru dengan

menerangkan semua materi dan memberikan contoh lalu memberikan soal untuk

dikerjakan, sesekali guru bertanya dan siswa menjawab). Aktivitas yang dilakukan

oleh siswa hanya duduk di bangku masing-masing mendengarkan penjelasan guru

dan mencatat dari papan tulis materi yang telah dicatat guru terlebih dahulu. Guru

(16)

3

aljabar. Keaktifan siswa dalam pembelajaran masih kurang dalam proses

pembelajaran dan pembelajaran cenderung tidak bermakna.

Peneliti juga mengadakan tes studi pendahuluan (tes diagnostik) kepada

siswa kelas VIII SMP Parulian 2 Medan. Tes yang diberikan berupa tes berbentuk

uraian untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam

matematika. Soal seperti berikut: “Panjang ruangan kantor guru adalah 8m

sedangkan lebarnya 2m lebih sedikit dibanding panjang ruangan kantor guru. Dapatkah kamu membantu menghitung keliling ruangan kantor guru tersebut?”

Tabel 1.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Tes Diagnostik Aspek Persentase siswa telah

memahami aspek

Persentase siswa belum

memahami aspek

Dari hasil tes yang dilakukan setiap aspek kemampuan pemecahan

masalah dikategorikan dalam kemampuan yang sangat rendah seperti keterangan

pada table di atas, maka dapat disimpulkan jika kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa masih rendah. Peneliti juga melakukan wawancara dengan

salah satu guru matematika kelas VIII SMP Parulian 2 Medan mengatakan bahwa: “ siswa masih banyak yang tidak suka pelajaran matemaika dan banyak siswa yang kurang mampu memecahkan masalah soal cerita karena belum dapat

memahami makna soal”.

Permasalahan lain yang masih sering muncul adalah penggunaan metode

pembelajaran oleh guru yang kurang tepat. Menurut Hadi (dalam Syaiful,

(17)

4

selama ini antara lain adalah (1) pembelajaran yang berpusat pada guru; (2) faktor

kebiasaan belajar, siswa hanya terbiasa belajar dengan cara menghafal, cara ini

tidak melatih kemampuan pemecahan masalah matematis, cara ini merupakan

akibat dari pembelajaran konvensional (pembelajaran matematika biasa), karena

guru mengajarkan matematika dengan menerapkan konsep dan operasi

matematika, memberikan contoh mengerjakan soal, serta meminta siswa untuk

mengerjakan soal yang sejenis dengan soal yang sudah diterangkan guru.

Hal yang sama seperti dikemukakan oleh Erman Suherman

(http://digilib.uNIM.ed.ac.id/public/UNIM.ED-Undergraduate

29208BAB%20I.pdf)

“Konon dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini pada umumnya guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru masih mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, nonton, berlatih, dan lupa). Guru memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi. Demikian juga dalam latihan, dari tahun ke tahun soal yang diberikan adalah soal soal yang itu-itu juga dan tidak bervariasi. Untuk mengikuti pembelajaran di sekolah, kebanyakan siswa tidak siap terlebih dahulu dengan membaca bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa bekal

pengetahuan seperti membawa wadah kosong”.

Kenyataan di lapangan siswa hanya menghapal konsep dan kurang

mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan

nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Dalam hal ini, siswa tidak

diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir, dan

memotivasi diri sendiri (self motivation), padahal aspek-aspek tersebut merupakan

kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran (Trianto, 2010:6). Dengan demikian

siswa menjadi tidak aktif dalam proses pembelajaran dan hanya menerima dalam

bentuk jadi sehingga siswa menganggap pembelajaran matematika sangat sulit

dan sangat membosankan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran adalah

dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas matematika

dan mengkaitkan matematika dalam kehidupan nyata. Hal tersebut adalah ciri

khas dari pembelajaran matematika realistik. Menurut Zulkardi pembelajaran

(18)

5

’real’ bagi siswa, menekankan keterampilan ’process of doing mathematics’, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga

mereka dapat menemukan sendiri (’student inventing’ sebagai kebalikan dari ’teacher telling’) dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik individual maupun kelompok. Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel merupakan materi yang diberikan di tingkat SMP yang

merupakan suatu cara untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari,

sehingga cocok digunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik.

Husna (2013:185) mengemukakan dalam penelitiannya bahwa melalui

pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah dan komunikasi matematik siswa SMP kelas VII Langsa. Demikian

dengan Sugyanti (2006:102) bahwa menggunakan pendekatan pembelajaran

matematika realistik pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung

menghasilkan prestasi belajar yang secara signifikan lebih baik daripada

pembelajaran konvensional.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis terdorong untuk melakukan

penelitian yang berjudul: “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika

Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan masalah

Matematika Siswa Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Kelas VIII Di SMP Parulian 2 Medan T.A 2014/2015”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah.

2. Faktor kebiasaan cara belajar siswa yang hanya menghapal konsep.

3. Penggunaan metode pembelajaran oleh guru yang kurang tepat..

4. Pembelajaran masih berpusat pada guru dan belum menerapkan

(19)

6 1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka

penulis memberikan suatu batasan tentang masalah yang penulis teliti. Dalam

kesempatan ini penulis hanya membahas tentang pembelajaran masih berpusat

pada guru dan belum menerapkan pembelajaran matematika realistik serta

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah apakah penerapan pendekatan pembelajaran

matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII

SMP Parulian 2 Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitan ini dilaksanakan adalah untuk mengetahui apakah

penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi sistem persamaan

linear dua variabel di kelas VIII SMP Parulian 2 Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika

realistik.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penerapan

pendekatan pembelajaran matematika realistik sebagai salah satu

(20)

7

3. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan

pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai

calon tenaga pengajar di masa yang akan datang.

4. Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan

inovasi pembelajaran matematika disekolah.

5. Sebagai bahan informasi bagi pembaca atau peneliti lain yang ingin

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil

kesimpulan bahwa: Penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik

dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII pada

materi sistem persamaan linear dua variabel di SMP Parulian 2 Medan tahun

ajaran 2014/2015 dan proses pembelajaran dalam kategori baik.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan penelitian, bahwa saran (rekomendasi) yang diajukan

adalah :

Berdasarkan simpulan penelitian, saran yang diajukan adalah:

1. Bagi guru yang ingin meningkatkan pemecahan masalah matematika siswa

pada materi sistem persamaan linear dua variabel dapat menerapkan

pendekatan pembelajaran matematika realistik.

2. Berdasarkan keempat indikator pemecahan masalah matematika, dalam

penelitian ini ada dua indikator yang lebih lemah yang perlu mendapatkan

perhatian lebih yaitu merencanakan pemecahan masalah dan memeriksa

kembali hasil yang diperoleh. Bagi guru supaya lebih menekankan; dalam

mengubah soal-soal kedalam kalimat matematika, memisalkannya

kedalam variabel dan membuat langkah-langkah dalam pengerjaan

pemecahan masalah serta mengecek hasil yang diperoleh dengan

mensubstitusikannya ke dalam persamaan.

3. Kepada peneliti selanjutnya agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat

dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pendekatan pembelajaran

matematika realistik pada materi ajar sistem persamaan linear dua variabel

(22)

76

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Anggo, Mustamin. 2011. Pemecahan Masalah Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognisi Siswa. Edumatica Volume 01 No. 02. ISSN: 2008-2157.

Asikin, Mohammad. 2002. Pendidikan Matematika pada Era Otonomi Daerah, Profil Kurikulum, Paradigm Pembelajaran Dan Pengadaan Buku Ajar. Vol. 5 No. 2, Hal 65-85. ISSN : 1410-8518

Hamalik, Oemar. 2010, Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hobri. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jember: Center for Society Studies.

Hudojo, H., 2005. Mengajar BelajarMatematika. Jakarta. Depdikbud, P2LPTK. Husna, Ikhsan. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan

Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Model Pembelajaran Koperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS). Jurnal Peluang Vol. 1 ISSN 2302-5158.

Husna, Raudatul. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematik Melalui Pendekatan Matematika Realitik pada Siswa SMP Kelas VII Langsa. Jurnal pendidikan matematika paradikma, VOL 6 Nomor 2. Universitas Negeri Medan.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Muliasa,E. 2013. Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Nasution, Wahyuni. 2012. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematia siswa sekolah menenfah pertama melalui pendekatan matematika realistik. Tesis universitas negeri medan (tidak dipublikasikan).

Ningsih, Seri. 2014. Realistic Mathematics Education: Model Alternatif Pembelajaran Matematika Sekolah. JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari – Juni 2014.

Polya. 2001. How to Solve It A New Aspect of Mathematical Method Second Edition. New Delhi: Prentice Hall of India.

(23)

77

Roumauli, Mika. 2013. Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik dan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD Bharlind School Medan. Jurnal Tematik. ISSN : 1979-0633.

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Rineka Prenada Media

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suherman, Erman, dkk., 2003, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.Sugiman. 2010. Dampak Pendidikan Matematika Realistik terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masaalah Siswa SMP. Jurnal Matematika Edukasi IndoMS VOL.1 NO. 1.

Sugiyanti. 2006. Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Realistic Mathematic Education pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VIII SMP N.2 Grobongan T.A. 2005/2006. Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Syaiful. 2012. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui

Pendekatan PendidikanMatematika Realistik. Edumatica Volume 02 Nomor 01 , April 2012 ISSN: 2088-2157

Trinto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Waminton. 2011. Upaya Menngkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Penerapan Teori Belajar Bruner pada Pokok Bahasan Trigonometri di Kelas X SMA N.1 Kualah Hulu Aek Kanopan T.A. 2009/2010. Jurnal ISSN 0853-0203.

Wijaya,A.2012.Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Zulkardi., (2001), How to Design Mathematics Lessons on the Realistic

Approach?. www.Geocities.com/ratuilma/PMR.html. diakses 28 Agustus

2014.

(24)

78

http://ironerozanie.wordpress.com./2010/03/03/realistic-mathematiceducationrme-atau-pembelajaran matematika realistik-pmr.

http://nazwandi.wordpress.com/2010/06/22/jurnalpmri-pembelajaran-matematika- realistik-indonesia-suatu-inovasi-dalam-pendidikan-matematika-di-indonesia/

http://sharywatie90.wordpress.com/artikel2/perkembangan-pembelajaran-matematika di indonesia/.

Gambar

Gambar 3.1  Prosedur Penelitian Tindakan Kelas adaptasi dari PGSM Gambar 4.1  Persentase hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I Gambar 4.2  Persentase hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
Gambar 3.1  Prosedur Penelitian Tindakan Kelas adaptasi dari PGSM Gambar 4.1  Persentase hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I Gambar 4.2  Persentase hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
Tabel 1.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Tes Diagnostik   Aspek Persentase siswa telah Persentase siswa belum

Referensi

Dokumen terkait

Larutan stok standar dengan kadar 1000 ppm diencerkan dengan memipet 1 mL ke dalam labu takar 100 mL, encerkan dengan buffer asam sitrat dinatrium hidrogen

1) Mereview dan menilai kekayan, kecukupan, dan penerapan pengendalian akuntansi, pengendalian keuangan, dan pengendalian operasional lainnya, dan meningkatkan pengendalian

Kita hidup dalam masyarakat yang terobsesi dengan reality show dan tidak jarang menggunakan tragedi seseorang sebagai hiburan. Sejarah memang terus berulang dengan

Setelah dipanaskan, terjadi perubahan warna pada 4 sampel (glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa) menjadi berwarna oranye serta terdapat endapan merah bata,

Bank Mandiri (tbk) dan Perusahaan Listrik Negara untuk yang belum publik Sedangkan 2 perusahaan mendapatkan poin 3 yaitu ada relatif rinci tetapi tidak disertai dengan

Hasil analisis ragam menunjukkan komposisi substrat dan penambahan molases yang berbeda tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap kandungan abu silase batang dan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menarik kesimpulan variabel pemeriksaan pajak tidak berpengaruhterhadap persepsi wajib pajak mengenai etika

Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat terpenuhinya kebutuhan masyarakat atau perorangan terhadap asuhan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi yang baik dengan