• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMAN 1 BULU Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di Sman 1 Bulu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMAN 1 BULU Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di Sman 1 Bulu."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMAN 1 BULU

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (S.Pd.)

Oleh: Andri Avisha NIM: G000110086 NIRM : 11/X/02.2.1/0955

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)
(3)
(4)
(5)

5

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMA N 1 BULU

Abstrak

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang di organisasi, menuju kepada penentuan/pencapaian tujuan (Stogdill). Kepala sekolah mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pemimpin dalam menggerakkan kehidupan sekolah untuk mencapai tujuan. Fungsi kepala sekolah adalah menanamkan pengaruh kepada guru agar mereka melakukan tugasnya dengan sepenuh hati dan antusias. Keberadaan guru mempunyai peranan penting di dalam menentukan keefektifan proses belajar mengajar dan pencapaian tujuan sekolah, sehingga guru dituntut untuk dapat menampilkan kinerjanya secara optimal. Tinggi rendahnya pencapaian kinerja guru tersebut tidak terlepas dari pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah.

Baik atau buruknya suatu sekolah dan tinggi rendahnya mutu sekolah tidak hanya di tentukan oleh jumlah guru dan kecakapanya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh cara kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinan di sekolahnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Abd. Karim Masaong menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara semangat kerja guru dengan perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi terhadap semangat kerja guru sebesar 67,65%.

Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji adalah Apa gaya kepemimpinan kepala sekolah diterapkan kepala sekolah SMAN 1 Bulu? Dan Bagaimana kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMAN 1 Bulu?

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru.

Adapun manfaat penelitian ini adalah Agar dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam upaya meningkatkan kinerja guru. Sebagai bekal kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja guru.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapanan. dengan sumber data dari kepala sekolah, serta dokumen. Dalam pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis data menggunakan deskripsi kualitatif dan analisis yang digunakan adalah induktif. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMAN 1 Bulu menggunakan 3 gaya kepemimpinan yaitu : gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan otoriter dan, gaya kepemimpinan situasional-kontigensi.

Kata Kunci: Kepala Sekolah, kepemimpinan, Kinerja.

(6)

2 Abstract

Leadership is the process of influencing the activities of a group in the organization, leading to the determination / achievement of objectives (Stogdill). The school principal has a very important role as a leader in moving the school to achieve the goal of life. The principal function is to instill influence to teachers so that they perform their duties wholeheartedly and enthusiastically. Of teachers have an important role in determining the effectiveness of the learning process and the achievement of the objectives of the school, so that teachers are required to be able to show optimal performance. The level of achievement of the teacher's performance can not be separated from the influence of the principal's leadership style.

Good or bad a school & high school quality is not only determined by the number of teachers, but is determined more by way of principal in implementing leadership in school. As revealed by Abd. Karim Masaong conclude that there is a significant correlation between morale of teachers with school leadership behavior. Principal leadership behavior contributes to the morale of teachers by 67.65%.

In this study, the considered problem is what leadership style applied to the principal headmaster of SMAN 1 Bulu? And How to principals in improving teacher performance in SMAN 1 Bulu?

The purpose of this study was to determine the style of principal leadership in improving teacher performance., The benefit of this research is the order to give contributions in an effort to improve the performance of teachers. As a provision for principals in an effort to improve teacher performance.

This type of research is the study lapanan. the source data from the principal, as well as documents. In collecting data using interviews, observation, and documentation. While the method of data analysis using qualitative description and analysis is inductive.

Based on the analysis of research data, it can be deduced that the style of school leadership in improving the performance of teachers at SMAN 1 Bulu uses three styles of leadership, namely: democratic leadership style, authoritarian leadership style and, situational leadership style-contingency.

Keywords: headmaster, leadership, Performance

1. PENDAHULUAN

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang di organisasi, menuju kepada penentuan/pencapaian tujuan (Stogdill).1 Kepala sekolah mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pemimpin dalam menggerakkan kehidupan sekolah untuk mencapai tujuan.

1 Daryanto, kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2011), Cet

(7)

3

Fungsi kepala sekolah adalah menanamkan pengaruh kepada guru agar mereka melakukan tugasnya dengan sepenuh hati dan antusias. Keberadaan guru mempunyai peranan penting di dalam menentukan keefektifan proses belajar mengajar dan pencapaian tujuan sekolah, sehingga guru dituntut untuk dapat menampilkan kinerjanya secara optimal. Tinggi rendahnya pencapaian kinerja guru tersebut tidak terlepas dari pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang mendorong sekolah untuk mencapai tujuan secara aktif dan efisien. Oleh karena itu, dituntut keefektifan kepemimpinan, baik perempuan maupun laki-laki sebagai seorang kepala sekolah yang dapat dilihat dari tugas dan tanggung jawab kepala sekolahnya2. Salah satu upaya Kepala Sekolah dalam memajukan sekolah agar berkinerja baik yaitu dengan melakukan pembinaan kepada guru. Kinerja guru-guru dalam suatu wujud pelaksanaan tugas mendidik dan mengajar perserta didiknya, sangat banyak juga di tentukan atau dipengaruhi oleh adanya motivasi kerja mereka. Pembinaan tersebut di lakukan agar guru melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, efektif, dan efisien.

SMA N 1 Bulu merupakan salah satu sekolah Negeri di kabupaten Sukoharjo. SMA N 1 Bulu merupakan sekolah Negeri yang tergolong baru di kabupaten sukoharjo, karena SMA N 1 Bulu baru berdiri sejak tahun 2004. Sama halnya dengan sekolah Negeri lainnya, SMA N 1 Bulu juga menghadapi tantangan untuk meningkatkan kualitas dan mutu sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai salah satu misi yang sekolah canangkan. Sehingga peserta didik lulusan SMA N 1 Bulu mampu bersaing dengan peserta didik dari sekolah lain.

Meskipun SMAN 1 bulu tergolong sekolah yang baru berdiri namun SMAN 1 bulu mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah mempunyai upaya-upaya atau cara yang baik dalam

2 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

(8)

4

meningkatkan sekolah. Salah satu upaya yang ditrapkan kepala sekolah yaitu dengan kedisiplinan. Dengan demikian, kedisiplinan dapat menjadi salah satu jalan keluar atau cara untuk meningkatkan kemajuan sekolah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam terhadap permasalahan tersebut dan di tuangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMA N

1 BULU”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, masalah yang mendasar yang akan dikaji adalah:

Apa gaya kepemimpinan kepala sekolah diterapkan kepala sekolah SMAN 1 Bulu?

Bagaimana upaya dan motivasi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMAN 1 Bulu?

Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Setelah memaparkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

“Untuk mendeskripsikan gaya kepemimpinan apa saja yang

dipakai oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMAN 1 Bulu”.

Manfaat Penelian

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian, maka penulisan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

Manfaat Praktis

Sebagai tambahan wawasan atau pengetahuan bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar.

(9)

5

Sebagai salah satu sarana instrospeksi terhadap upaya yang telah di lakukan selama mengemban amanat melaksanakan profesi.

Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi guru dalam mengupayakan peningkatan mutu pendidikan di SMA N 1 Bulu.

1.1Tinjauan Pustaka

berikut ini adalah beberapa tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang memaparkan beberapa penelitian sejenis yang berkaitan dengan permasalahan, di antaranya :

Dwi Rahmawati (UIN Sunan Kalijaga, 2013) dalam skripsinya yang

berjudul “Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Peningkatan

Kedisiplinan Guru di MIN Patuk Gunungkidul” yang menghasilkan kesimpulan bahwa (1) Gaya kepemimpinan kepala madrasah di madrasah ibtidaiyah Negeri Patuk Gunungkidul menyatakan kepemimpinan Demokratis. (2) peningkatan kedisiplinan guru-guru di madrasah ibtidaiyah Negeri Patuk Gunungkidul rata-rata cukup baik. Peningkatan guru-guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Patuk Gunungkidul rata-rata cukup baik. Peningkatan kedisiplinan guru dapat dilihat dari aspek disiplin waktu, disiplin sikap, dan disiplin beribadah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Patuk Gunung kidul.

(10)

6

ranting puro dengan masyarakat ialah, berupa: a) hubungan sosial yang bersifat asosiatif, diantaranya: 1) kerjasama 2) asimilasi 3) konsultasi yang merupakan teori baru, sedangkan, pendidikan kemasyarakatan yang terjadi dimasyarakat yang dilaksanakan oleh PRM puro ialah : 1) pengajian bapak-bapak 2) pengajian ibu-ibu 3) pengajian anak-anak.

Siti Nurjannah (UMS, 2015) dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Kepala Seokolah dalam meningkatkan Kompetensi Prefesional Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah pertama Negeri 1 Selogiri Tahun Pelajaran 2014/2015” yang menghasilkan kesimpulan bahwa: upaya untuk meningkatkan kualitas aktivitas pembelajaran di sekolah, kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggungjawab memberikan dan bimbingan para guru sesuai dengan tujuan. Kepala sekolah dituntut menunjukkan kinerja secara profesional sesuai dengan kinerja dengan menggunakan ukuran kinerja yakni, akuntabilitas, responsifitas, efektivitas, dan efisiensi, semuanya sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas aktivitas pembelajaran di sekolah. Dalam penelitian tersebut fungsi kepala sekolah di SMK Muhammdiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dibagi menjadi dua yaitu supervisi dan pengelolaan administrasi.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, dapat dicermati bahwa belum ada penelitian yang berkaitan tentang gaya kepeimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, maka judul penelitian yang penulis lakukan belum ada penelitian yang sama sebelumnya, dengan demikian penelitian ini memenuhi unsur kebaharuan.

1.2Tinjauan teoritik

Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepemimpinan

(11)

7

demi tercapainya tujuan dengan cara yang efektif dan efisien.3 Sedangkan kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan orang-orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran (Dirawat dan kawan-kawan, 1976).4

Gaya kepemimpinan demokratis Gaya kepemimpinan otoriter5.

Gaya kepemimpinan situasional –Kontigensi.6 Kepala sekolah

Wahjosumidjo (2002) mengartikan kepala sekolah sebagai sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin sekolah tempat diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan siswa yang menerima pelajaran7. Fungsi kepemimpinan kepala sekolah

Kepala sekolah sebaga edukator (pendidik) Kepala sekolah sebagai manager

Kepala sekolah sebagai administrator

Kepala sekolah sebagai supervisor

Kepala sekolah sebagai leader

Kepala sekolah sebagai innovator

Kepala sekolah sebagai motivator

3 Hasan basri, kepemimpinan kepala sekolah,(Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), Cet ke 1. Hlm

11.

4 Hidayat soetopo, waty soemanto, kepemimpinan dan supervisi pendidikan, (Malang: PT. Bina

Aksara, 1984), Cet ke 1, Hlm 4.

5 Hidayat soetopo, waty soemanto kepemimpinan dan supervisi pendidikan, (Malang: PT. Bina

Aksara, 1984), Cet ke 1, Hlm. 7.

6 Daryanto, kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2011), Cet

ke 1. Hlm. 37.

(12)

8 Kompetensi Kepala Sekolah

Adapun secara lengkap mengenai lima dimensi kompetensi kepala sekolah tersebut:

Kompetensi kepribadian Kompetensi manajerial Kompetensi kewirausahaan Kompetensi supervise8.

2. METODE

Jenis Penelitian

Penelitian yang peneliti lakukan termasuk field research (penelitian lapangan), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dilapangan atau lokasi penelitian, sebagai tempat yang dipilih untuk menyelidiki gejala objektif sebagaimana yang terjadi di lokasi tersebut9. karena penelitian ini di lakukan dengan cara terjun langsung kelapangan yaitu kepada obyek penelitian. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif yaitu dengan metode studi kasus. Metode studi kasus adalah penelitian yang mengungkap suatu keadaan secara mendalam, intensif, baik perseorangan, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat10. Tempat Dan Subjek Penelitian

Tempat dan penentuan subjek penelitian ini adalah guru dan peserta didik di SMA N 1 Bulu.

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang di butuhkan secara valid dan dapat di pertanggungjawabkan. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu :

Metode Wawancara (interview)

Metode wawancara/interview adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang, atas dasar

8 Agus wibowo, Manajer dan Leader Kepala Sekolah Masa Depan Profil Kepala Sekolah professional dan berkarakter (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), Hlm 50.

9 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 96.

(13)

9

ketersediaan dan dalam setting alamiah, dimana arah pembicara mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam proses memehami 11

Metode Observasi (pengamatan)

Tujuan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, menjawab pertanyaan, membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi.12

Metode ini dilakukan untuk memperoleh keterangan secara langsung dari guru di SMA N 1 Bulu tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru.

Metode Dokumentasi

Arikunto berpendapat “metode dokumentasi, yaitu ”Mencari data tentang hal-hal atau variabel yang berupa, catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan lain sebagainya.13

Tujuan peneliti menggunakan metode dokumentasi dalam pengumpulan data adalah untuk mencari hal-hal yang berhubungan dengan kelembagaan dan administrasi, struktur organisasi sekolah, ketersediaan Sarana dan Prasarana, serta kegiatan pembelajaran di SMA N 1 Bulu.

Metode Analisis

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri dan orang lain.14

11 Haris hardiansyah, Observasi dan Fokus groups, (Jakarta: raja gravindo persada, 2013). Hlm

31.

12 Hamadi Darmadi, Metode Penelitian hlm. 290.

13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), hlm. 231.

14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : alfabeta, 2008), cet ke

(14)

10

Dalam melakukan metode analisis di atas digunakan dengan pola berfikir induktif, yaitu metode berfikir yang berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa khusus tersebut kemudian ditarik generalisasi yang memiliki sifat umum.15 Setelah itu peneliti mencocokan teori tersebut dengan keadaan dilapangan dan menarik kesimpulan teori mana yang paling relevan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan pada bab II dan data pada bab IV maka pada bab V ini penulis akan menganalisis data yang telah diperoleh dan dikumpulkan dari hasil penelitian di SMAN 1 Bulu. Data yang akan dianalisis berkaitan dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMAN 1 Bulu. Dalam analisis data penulis menggunakan analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang diperoleh dari tempat penelitian kemudian dianalisis terhadap teori yang telah di tulis di bab II.

Tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMAN 1 Bulu

Gaya kepemimpinan demokratis

Sebagaimana yang terdapat dalam bab II menjelaskan tentang gaya kepemimpinan demokratis. Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya kepemimpinan yang menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok atau organisasi.

Sesuai dengan data yang terdapat di bab IV tentang gaya kepemimpinan demokratis yaitu kepala sekolah harus memiliki gaya kepemimpinan yang mampu mengembangkan hubungan yang baik dalam lingkungan sekolah baik dengan guru maupun dengan peserta didik.

Gaya kepemimpinan otoriter

Sebagaimana yang terdapat dalam bab II tentang gaya kepemimpinan otoriter. Gaya kepemimpinan otoriter adalah Gaya

(15)

11

kepemimpinan yang menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap ada orang yang paling berkuasa.

Sesuai dengan data bab IV tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah selain menggunakan gaya kepemimpinan demokratis, kepala sekolah juga menggunakan gaya kepemimpian otoriter.

Gaya kepemimpinan situasional-kontigensi

Sebagaimana yang terdapat dalam bab II tentang gaya kepemimpinan situasional-kontigensi. Fiddler berpendapat bahwa pemimpin akan berhasil menjalankan kepemimpinannya jika menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda disuatu situasi yang bebeda pula.

Sesuai dengan bab IV tentang upaya kepala sekolah dalam melakukan pembinaan untuk meningkatkan kinerja guru. Dalam meningkatkan kinerja guru kepala sekolah mempunyai beberapa strategi. Strategi yang pertama yaitu pembinaan kepada guru dan karyawan sekolah.

Evalusi

Sebagaimana yang terdapat pada bab II tentang kopetensi kepala sekolah. Kompetensi kepala sekolah yaitu kompetensi supervisi. Menurut permendiknas tahun 2007 tentang standar kepala sekolah sebagai seorang supervisor kepala sekolah harus memiliki beberapa kompetensi, salah satunya yaitu kepala sekolah mampu melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan program pendidikan sesuai dengan prosedur yang tepat.

(16)

12 Motivasi

Sebagaimana yang terdapat dalam bab II tentang kompetensi kepala sekolah. Kompetensi yang sesuai dengan upaya kepala sekolah dalam memotivasi guru dan karyawan dalam meningkatkan kinerja adalah kompetensi kepribadian. kompetensi kepribadian ini berupa kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan akhlak mulia.

Sesuai dengan bab IV tentang upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Berdasarkan hasil observasi penulis tentang upaya memotivasi guru dan tenaga kependidikan di SMAN 1 Bulu, kepala sekolah memberikan contoh dengan melakukan hal-hal yang baik. Kepala sekolah. Seperti yang penulis jumpai yaitu kepala sekolah datang lebih awal yaitu pukul 6.30 WIB atau sebelum jam masuk sekolah.

4. PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan semua data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi di SMAN 1 Bulu, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

Gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah SMAN 1 Bulu dalam meningkatkan kinerja guru ada 3 yaitu :

Gaya kepemimpian demokratis Gaya kepemimpinan otoriter

Gaya kepemimpinan situasional-kontogensi

Saran-saran

Kepala sekolah

(17)

13 Kepada guru dan karyawan

Untuk guru dan karyawan diharpkan bisa memberikan contoh yang baik kepada peserta didik. Lebih memperhatikan peserta didik dalam perkembangan prestasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Alfabeta.

Bakar, A. 2015. "Peran Pimpinan Ranting Muhammadiyah Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen dalam Hubungan Sosial dan Pendidikan Kemasyarakatan Tahun 2014". Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Basri, H. 2014. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: CV Pustaka Setia. Darmadi, H. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta. Daryanto. 2011. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran. Yogyakarta:

Gava Media.

2013. Administrasi dan Manajemen Kepala Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fathoni, A. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hadi, S. 1987. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.

Hardiansyah, H. 2013. Observasi dan Fokus Groups. Jakarta: raja gravindo persada.

Hasbullah. 2006. Otonomi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Karwati, E., & Doni, J. P. 2013. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah

Membangun Sekolah yang Bermutu. Bandung: Alvabeta.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Nurjannah, S. 2015. "Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Komptensi

Prefesional Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Selogiri Tahun Pelajaran 2014/2015". Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.

(18)

14

Rahmawati, D. 2013. "Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Peningkatan Kedisiplinan Guru di MIN Pathuk Gunung Kidul". Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Rusyan, T. 2013. Membangun Guru Berkualitas. Jakarta: PT Dinamika Pendidikan.

Soetopo, H. 1984. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Malang: PT Bina Aksara.

Sopiatin, P. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Usman, H. 2008. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT Bumu Aksara.

Vembriarto, S. 1994. Kamus Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. Wahyosumijo. 2001. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo.

Wahyudi, I. 2015. Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif dan Kreatif dalam

Mengelola Pendidikan Secara Komperhensif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wibowo, A. 2014. Manajer dan Leader Kepala Sekolah Masa Depan Profil

Kepala Sekolah Profesional dan Berkarakter. Yogyakarta: Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

8 Tetapi temuan ini tidak sesuai dengan penelitian dari Korkmaz pada guru sekolah dasar dan sekolah menegah pertama di Turkey menemukan bahwa guru perempuan mengalami

Salah satu gejalanya adalah penyakit psiko-somatis (dikemukakan oleh Freud pada awal tahun 1900) yang disebabkan oleh konflik emosional yang tidak disadari

Hasil dari pengolahan citra penginderaan jauh tidak terlepas dari adanya kesalahan. Kesalahan tersebut dapat terjadi akibat beberapa hal. Hal-hal yang dapat mempengaruhi

Berdasarkan hasil analisis dan didukung data penelitian, maka ditarik kesimpulan bahwa: (1) Fungsi teman sebaya terhadap hubungan sosial pada siswa perokok kelas X SMA

Berdasarkan Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 130 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Pemukiman dan

Berdasarkan analisi program yang telah dibuat, penulis dapat menyimpulkan mengenai pembuatan program tersebut secara singkat, bahwa dengan Aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian

Pada wanita yang sudah berkeluarga selain pemeriksaan colok dubur, perlu juga dilakukan colok vagina guna melihat kemungkinan adanya kelainan di dalam alat kelamin wanita,

Penggunaan metode karyawisata ini juga diharapkan akan dapat menambah referensi mengenai metode pembelajaran matematika bagi guru untuk meningkatkan kemampuan