• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) DAN PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN CAPPUCINO CINCAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) DAN PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN CAPPUCINO CINCAU"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

MARKETING MIX AND CONSUMER BEHAVIOR ON THE DECISION MAKING OF PURCHASING CAPPUCCINO GRASS JELLY

By

Terisia Muharam Sesunan

This study aims to determine the relationship between marketing mix with consumer behavior and purchase decision, in addition to determine the influencing factors of the consumer characteristics on purchase decision making of cappuccino grass jelly. The research was conducted at the University of Lampung campus as a center of education in Bandar Lampung and in its area is most often found cappuccino tent grass jelly. This study used a survey method with qualitative and quantitative analysis. The population of this study was uncertain; therefore the samples of a hundred students as consumers of cappuccino grass jelly and ten traders as a manufacturer of cappuccino grass jelly were defined. The data was analyzed by the rankSpearman analysis and multiple linear regression analysis. The results showed that of the four marketing mix factors, only place, promotion and quality of service associated with the real decision-making process. Of the three elements of consumer behavior, only the personal element associated significantly with the process of consumer decision making of cappuccino grass jelly and of the seven predicted students’ characteristics as consumers of cappuccino grass jelly, only variables of residence, gender, frequency of purchasing of instant coffee and frequency of grass jelly purchase had influences on purchase decisions of cappuccino grass jelly.

(2)

ABSTRAK

BAURAN PEMASARAN DAN PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN CAPPUCCINO CINCAU

Oleh

Terisia Muharam Sesunan

Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui bagaimanakah hubungan bauran pemasaran dengan pengambilan keputusan pembelian cappucino cincau; mengetahui bagaimanakah hubungan perilaku konsumen dengan pengambilan keputusan pembelian cappucino cincau; mengetahui bagaimanakah pengaruh faktor-faktor dari karakteristik konsumen terhadap pengambilan keputusan pembelian cappucino cincau. Penelitian dilaksanakan di kampus Universitas Lampung yang dinilai sebagai pusat pendidikan dan di lingkungan tersebut paling banyak dijumpai tenda cappucino cincau. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan analisis kualitatif dan kuantitatif . Populasi dalam penelitian ini tidak dapat diketahui secara pasti, oleh karena itu sampel yang diambil sebanyak seratus mahasiswa sebagai konsumen cappucino cincau dan sepuluh pedagang sebagai produsen cappucino cincau. Analisis data yang digunakan adalah analisis rank spearman dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan: dari empat faktor bauran pemasaran, hanya faktor tempat, promosi dan kualitas pelayanan yang nyata berhubungan dengan proses pengambilan keputusan; dari tiga unsur perilaku konsumen, hanya unsur pribadi yang nyata berhubungan dengan proses pengambilan keputusan konsumen cappucino cincau; dari tujuh karateristik konsumen mahasiswa yang diduga berepengaruh terhadap keputusan pembelian cappucino cincau, hanya variabel tempat tinggal, jenis kelamin, frekuensi pembelian kopi instan, dan frekuensi pembelian cappucino cincau yang nyata berpengaruh terhadap keputusan pembelian cappucino cincau.

(3)

BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) DAN

PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN PEMBELIAN CAPPUCINO CINCAU

Oleh

TERISIA MUHARAM SESUNAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) DAN

PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN PEMBELIAN CAPPUCINO CINCAU

(Skripsi)

OLEH

TERISIA MUHARAM SESUNAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL………. iii

DAFTAR GAMBAR ………. vi

I. PENDAHULUAN………... A. Latar Belakang dan Masalah……… 1

B. Tujuan Penelitian ………. 8

C. Manfaat Penelitian ………... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN….. 10

A. Tinjauan Pustaka ………. 10

1. Pengertian Pemasaran ……… 10

2. Pengertian Bauran Pemasaran ……… 13

3. Pengertian Perilaku Konsumen ……….. 17

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen …… 19

5. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ……… 24

6. Sistem Bisnis Waralaba (Franchise) ………. 28

7. Cappucino Cincau ……….. 30

B. Ringkasan Penelitian Terdahulu ……….. 34

C. Kerangka Pemikiran ………. 39

D. Hipotesis ………... 44

III. METODE PENELITIAN ……….. 45

A. Definisi Operasional dan Identifikasi Variabel ……… 45

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………... 54

(6)

1. Analisis Korelasi Rank Spearman ……… . 57

2. Analisis Regresi Linier Berganda ……… 59

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ……… 67

B. Karakteristik Sampel Pedagang Cappucino Cincau ………. 66

C. Karakteristik Konsumen Cappucino cincau……… 69

D. Bauran pemasaran yang dinilai oleh konsumen cappucino Cincau ………. 73

E. Perilaku konsumen cappucino cincau ………. 77

F. Proses pengambilan keputusan konsumen cappucino cincau …… 80

G. Hubungan Bauran Pemasaran dan Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Cappuccino Cincau………… 82

H. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Cappuccino Cincau………..……….. 91

V. KESIMPULAN DAN SARAN ………. 105 A. Kesimpulan ………. 105

B. Saran ……… 106

DAFTAR PUSTAKA ……… 107

LAMPIRAN ... 110

TABEL 20 - 28……… 111 - 139 KUESIONER ……… 140

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data perkembangan bisnis waralaba asing dan waralaba

lokal di Indonesia………... 2

2. Pengeluaran rata-rata per kapita per bulan menurut kelompok barang dan daerah tempat tinggal di Provinsi Lampung, September 2012 (rupiah)……… 3

3. Sebaran pedagang cappucino cincau di lingkungan pendidikan di Bandar Lampung menurut lokasi, Desember 2013……….. 7

4. Kandungan per satu cangkir cappucino (240 ml) ……… 31

5. Kandungan nutrisi per 100 gram cincau hitam ……… 32

6. Ringkasan hasil penelitian terdahulu ... 35

7. Sebaran pedagang cappucino cincau di lingkungan Universitas Lampung, Desember 2013 ... 55

8. Sebaran konsumen cappucino cincau berdasarkan jenis kelamin dan usia……….…. 70

9. Sebaran konsumen cappucino cincau berdasarkan tempat tinggal dan uang saku, 2014 ……… 70

10.Sebaran konsumen cappucino cincau berdasarkan semester, 2014 ………. 71

11.Sebaran konsumen berdasarkan frekuensi pembelian cappucino cincau dan frekuensi pembelian kopi sachet, 2014 ………. 72

12.Sebaran konsumen cappucino cincau berdasarkan kebersihan tenda, 2014 ……… 75

(8)

lingkungan dan kesukaan, 2014 ………... 77

15.Sebaran konsumen cappucino cincau berdasarkan pengenalan

kebutuhan, 2014 ……….. 78

16.Hubungan variabel bebas (X) dengan proses pengambilan

keputusan (Y) ……….. 82

17.Hasil uji multikolinearitas faktor-faktor yang berpengaruh

keputusan pembelian cappucino cincau, 2014 ………. 92

18.Hasil pengujian heteroskedastisitas faktor-fakktor yangberpengaruh terhadap keputusan pembelian cappucino cincau, 2014………….. 93

19.Hasil analisis regresi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

keputusan pembelian cappucino cincau, tahun 2014 ……….. 94

20.Rekapitulasi identitas responden ………. 111

21.Rekapitulasi data bauran pemasaran cappucino cincau (X1-X6) ….. 113

22.Rekapitulasi data perilaku konsumen cappucino cincau (X7-X10)… 118

23. Rekapitulasi data tahapan pengambilan keputusan konsumen cappucino

cincau (Y1) ………... 123

24.Rekapitulasi data karakteristik responden mahasiswa konsumen

cappucino cincau………..……… 128

25.Output uji rank Spearman hubungan bauran pemasaran dan perilaku konsumen dengan pengambilan keputusan pembelian cappucino

cincau ………... 133

26.Output model summary regresi linier berganda pengaruh pengaruh karakteristik mahasiswa terhadap keputusan pembelian cappucino

cincau ………... 135

27.Output annova regresi linier berganda pengaruh pengaruh

karakteristik mahasiswa terhadap keputusan pembelian cappucino

cincau …...………. 135

28.Output coefficients regresi linier berganda pengaruh pengaruh karakteristik mahasiswa terhadap keputusan pembelian cappucino

cincau ………. 136

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Konsep - konsep inti pemasaran ………. 11

2. Proses pengambilan keputusan konsumen ………. 17

3. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ... 23

4. Paradigma pengaruh bauran pemasaran dan perilaku konsumen

terhadap pengambilan keputusan pembelian cappucino cincau... 34

5. Sebaran konsumen cappucino cincau berdasarkan pengetahuan

kandungan gizi, 2014 ………. 80

6. Pengaruh tempat tinggal terhadap pembelian cappucino cincau

oleh konsumen ……… 99

7. Pengaruh jenis kelamin terhadap permintaan cappucino cincau

oleh konsumen ……… 100

8. Pengaruh tempat tinggal terhadap pembelian cappucino cincau

(10)
(11)
(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung 02 Juli 1992 dari

pasangan Bapak Teguh Sesunan dan Ibu Risnu Farida

sebagai anak keempat dari empat bersaudara.

Penulis menyelesaikan studi tingkat Sekolah Dasar di SDN

2 Harapan Jaya, Bandar Lampung 2004, kemudian

menyelesaikan studi di MTs N 2 Bandar Lampung pada tahun 2007, kemudian

melanjutkan studi ke MAN 1 Bandar Lampung pada tahun 2010. Pada tahun

yang sama penulis diterima di Universitas Lampung, Fakultas Pertanian, Jurusan

Agribisnis, melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).

Selama di bangku kuliah, penulis pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah

Ekologi Manusia, Pengembangan Masyarakat, Teknologi Informasi dan

Multimedia, dan Usahatani. Pada tahun 2013 penulis melakukan Praktik Umum

(PU) di Perum Bulog Divre Lampung. Penulis juga memiliki pengalaman

organisasi di Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung (BEM-U KBM)

pada tahun 2011/2012sebagai anggota Bidang Kepemudaan, Anggota English

Society (ESo) tahun 2012/2013, Anggota Himaseperta pada tahun 2012/2013

sebagai Anggota Bidang IV, dan Surveyor Konsumen Bank Indonesia periode

(13)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdullilahirobbil‘alamin, rasa syukur terucap hanya kepada Allah SWT,

karena hanya dengan izin dan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada manusia teladan sepanjang zaman

Rasulullah SAW.

Banyak pihak yang telah memberikan sumbangsih, bantuan, nasehat, serta

saran-saran yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini, yang berjudul “Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Dan Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Cappucino Cincau”. Dalam kesempatan ini, dengan segala hormat dan rendah hati penulis mengucapkan terimakasih yang tak

terhingga kepada:

1. Dr. Ir. Yaktiworo Indriani, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Pertama yang

senantiasa memberikan arahan, nasihat, dan motivasi selama membimbing

penulis menyelesaikan skripsi ini, merupakan proses yang sangat berharga.

2. Indah Listiana, S.P., M. Si., selaku Dosen Pembimbing Kedua, atas

bimbingan, nasihat, motivasi, dan kesabaran yang telah diberikan selama

membimbing Penulis menyelesaikan skripsi ini.

3. Ir. Suriaty Situmorang, M. Si., selaku Dosen Penguji skripsi atas bimbingan,

(14)

atas dukungan, bantuan dan nasehat yang telah diberikan.

5. Dr. Ir. Sumaryo Gitosaputra., M. Si., selaku Pembimbing Akademik yang

telah memberikan bantuan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung atas inspirasi pengalaman hidup.

7. Orang tuaku tercinta dan terkasih, Ayahanda Teguh Sesunan dan Ibunda

Risnu Farida yang selalu menggerakkan bibirnya untuk mendoakan dan

memberikan nasihat-nasihat penentram qalbu penyemangat jiwa, keempat

kakanda tercinta dan terkasih M. Efendi Sesunan, SH, Armansyah Sesunan,

S. IP, Tri Hartarto Sesunan, S. I. Kom serta Nuril Huda, ST atas motivasi dan

inspirasi yang telah diberikan hingga tercapainya gelar Sarjana Pertanian,

sungguh hal yang amat sangat terindah yang penulis miliki. Kesuksesanku

kelak kupersembahkan kepada kalian.

8. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis atas semua ilmu dan bimbingan yang telah

diberikan selama Penulis menjadi mahasiswi di Universitas Lampung.

9. Karyawan-karyawan di Jurusan Agribisnis, Mba Aie, Mba Iin, Mas Boim,

Mas Sukardi, dan Mas Bukhari atas semua bantuan dan pengertian yang telah

diberikan.

10. Sahabat dan saudaraku seperjuangan semasa kuliah Tati Musoleha, Yuni

Elmita Sari, Ita Musliha, Erisa Widyanti, dan Meitri Sugesti, yang senantiasa

memberikan tawa, canda, semangat, dan penghibur dikala lara dalam

(15)

11. Saudara-saudara seperjuangan Agribisnis 2010 Sastra, Keti, Ayi, Devi, Elis,

Andini, Susi, Rani, Lina, Raisa, Ike, Madu, Ayu, Cipit, Fitria, Nisya, Jeny,

Ayas, Tania, Ludi, Pram, Bara, Hendra, Riza, Ajus, Cherry, Doni, David,

Chandra, Altri, Dion, Hasan, Maryadi, dan Wahyu yang senantiasa

memberikan tawa, cerita, semangat, doa, dan kebersamaan. See you on top,

guys ^^ .

12. Atu Kiyai Agribisnis 2008 dan 2009, adik-adikku Agribisnis 2011, 2012, dan

2013 atas informasi, media diskusi dan peran berbagi.

13. Almamater tercinta dan semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah

diberikan dan memberikan ilmu yang lebih baik kepada kita semua. Penulis

meminta maaf atas ketidaksempurnaan dalam skripsi ini dan kepada Allah SWT

penulis mohon ampun. Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang membutuhkan. Aamiin.

Bandar Lampung,

Penulis,

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Terbukanya peluang bisnis di bidang makanan dan minuman merupakan hal

yang sangat menarik bagi para pebisnis untuk memulai usaha dan mendapatkan

omset yang besar. Hal ini tidak terlepas dari adanya pergeseran pola konsumsi

dan gaya hidup masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan yang

menginginkan kepraktisan dalam mengonsumsi makanan dan minuman

(Hutabarat, 2006). Perkembangan bisnis waralaba (franchise) yang sangat

pesat di Indonesia telah menjadi bagian yang tidak dapat dihindarkan dalam

praktik bisnis. Bisnis dengan sistem waralaba (franchise) adalah salah satu

pola bisnis yang sangat dikenal dan sangat digemari.

Hal tersebut disebabkan oleh karena bisnis waralaba tidak saja menguasai satu

sisi kebutuhan konsumen, tetapi telah merambah pula ke kebutuhan lainnya,

seperti: jasa pendidikan, makanan, dan minuman. Produk waralaba yang

masuk ke Indonesia telah mengalami banyak perkembangan dari waktu ke

waktu yang ditandai dengan masuknya waralaba asing bersamaan dengan

munculnya waralaba lokal. Data perkembangan bisnis waralaba asing dan

(17)

Tabel 1. Data perkembangan bisnis waralaba asing dan waralaba lokal di Indonesia, periode 1990 s.d 2008

Tahun Jenis waralaba

Lokal Asing

1990 6 29

2002 47 212

2003 49 190

2004 85 200

2005 129 237

2006 230 220

2008 450 250

Sumber: Beranda Miti, 2013

Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa perkembangan jumlah bisnis

waralaba di Indonesia mengalami peningkatan jumlah dari waktu ke waktu,

bahkan pada tahun 2008 jumlah waralaba milik dalam negeri (lokal) jauh lebih

banyak dibandingkan dengan waralaba dari luar negeri (asing). Hal ini

menandakan bahwa waralaba dalam negeri mulai semakin diminati oleh para

pebisnis, mengingat modal yang digunakan waralaba lokal relatif lebih

terjangkau dibandingkan waralaba asing. Salah satu bisnis waralaba lokal

dengan modal yang relatif terjangkau adalah bisnis cappucino cincau.

Bisnis makanan dan minuman waralaba pada umunya merupakan jenis

makanan dan minuman siap saji. Kegemaran masyarakat Bandar Lampung

dalam mengonsumsi makanan dan minuman siap saji ditunjukkan oleh

tingginya jumlah pengeluaran rata-rata per kapita per bulan pada kelompok

makanan dan minuman di Provinsi Lampung. Pengeluaran rata-rata per kapita

penduduk perkotaan Provinsi Lampung untuk makanan dan minuman jadi

memiliki angka yang paling besar dibandingkan kelompok makanan lainnya.

(18)

untuk mengonsumsi makanan dan minuman jadi dan memberikan referensi

pula kepada para pebisnis bahwa bisnis makanan dan minuman adalah bisnis

yang mendatangkan keuntungan besar. Data pengeluaran rata-rata per kapita

per bulan pada kelompok makanan dan minuman di Provinsi Lampung dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengeluaran rata-rata per kapita per bulan menurut kelompok barang dan daerah tempat tinggal di Provinsi Lampung, September 2012 (rupiah)

Kelompok makanan Perkotaan Perdesaan Perkotaan dan pedesaan

Kacang-kacangan / legumes 13386 8883 10041

Buah-buahan / fruits 19637 8946 11695

Minyak dan lemak / oil and fats 16048 10860 12194

Bahan minuman / beverages stuffs 10845 10860 12194

Bumbu-bumbuan / Spices 7016 5570 5942

Konsumsi lainnya lainnya /

miscellaneousfood items

8205 4885 5739

Makanan dan minuman jadi /

prepared food and beverages

84083 43698 54083

Tembakau dan sirih / tobacco and betel

51185 37761 41213

Jumlah 375071 249371 281698

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, 2012

Agar setiap pengusaha dapat memperluas pangsa pasar dan merebut pasar,

maka masing-masing pengusaha perlu mengetahui strategi bauran pemasaran

atau tataniaga campuran (marketing mix) yang diperlukan untuk meningkatkan

volume penjualan. Bauran pemasaran merupakan kombinasi antara empat

unsur pemasaran, yakni price, product, promotion, dan place yang merupakan

(19)

untuk memengaruhi tanggapan atau respon konsumen. Setiap komponen dapat

berpengaruh positif atau negatif terhadap keputusan pembelian oleh konsumen

(Kotler, 1996). Oleh karena itu, para pengusaha perlu mengetahui bagaimana

kombinasi bauran pemasaran (marketing mix) yang tepat untuk diterapkan agar

dapat menarik konsumen atau pelanggan sebanyak mungkin, sehingga

memperoleh keuntungan yang maksimal.

Keberhasilan dari setiap bisnis yang dijalankan oleh para pengusaha atau

produsen minuman siap saji, seperti cappucino cincau, tidak terlepas dari

pemahaman terhadap perilaku konsumen. Perilaku konsumen perlu untuk

diketahui oleh masing-masing produsen untuk dapat memaksimalkan

keuntungan dan mendapatkan konsumen yang loyal terhadap produk minuman

yang dipasarkan. Agar para produsen dapat memperoleh dua hal tersebut,

maka mereka harus memahami konsumen, harus berusaha mempelajari

bagaimana konsumen berperilaku, bertindak, dan berpikir. Meskipun

konsumen memiliki berbagai macam perbedaan, baik dari segi selera,

pendapatan, maupun pola kosumsi, namun mereka juga memiliki banyak

persamaan. Oleh karena itu, para produsen wajib memahami keragaman dan

kesamaan konsumen agar mereka mampu memasarkan produknya dengan baik

(Sumarwan, 2003).

Shiffman dan Kanuk (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,

mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan

(20)

mengartikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam

mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk

keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Secara

sederhana, perilaku konsumen meliputi hal-hal: apa yang dibeli konsumen,

mengapa konsumen membelinya, seberapa sering mereka membelinya, dan

seberapa sering mereka menggunakannya. Beberapa faktor yang memengaruhi

perilaku konsumen adalah faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.

Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan oleh pedagang untuk merebut pasar.

Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian,

pembelian, penggunaan beragam produk, dan merek pada setiap periode

tertentu, termasuk dalam mengambil keputusan pembelian minuman cappucino

cincau, seperti menentukan macam atau varian rasa yang diinginkannya atau di

kedai mana ia akan membeli. Schiffman dan Kanuk (1994) mendefinisikan

suatu keputusan sebagai suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.

Jika konsumen tidak memiliki pilihan alternatif atau konsumen tidak diberikan

pilihan, maka keputusan tanpa pilihan tersebut disebut sebagai sebuah hobon’s

choice. Langkah-langkah pengambilan keputusan konsumen dalam

mengonsumsi atau membeli produk dengan merek tertentu diawali dengan

pengenalan kebutuhan, dilanjutkan dengan pencarian infomasi, evaluasi

alternatif, menentukan pilihan alternatif, dan diakhiri dengan menentukan

pilihan produk yang akan dikonsumsi atau dibeli (Sumarwan, 2003).

Salah satu jenis usaha yang terkait penyediaan minuman jadi disertai dengan

(21)

cincau. Cappucino cincau merupakan jenis minuman kopi yang dicampur

dengan cincau hitam yang disajikan dalam keadaan dingin dan dijual dengan

harga yang cukup terjangkau, sehingga minuman ini sangat digemari oleh

berbagai lapisan masyarakat, baik anak-anak, remaja, bahkan orang tua.

Perkembangan industri minuman jadi, seperti cappucino cincau, menjadi suatu

tantangan bagi masing-masing pengusaha untuk dapat bersaing serta

memperluas pangsa pasarnya.

Minuman cappucino cincau adalah salah satu minuman yang sangat diminati

dari banyak kalangan. Minuman ini dihasilkan dari perpaduan antara

cappucino dengan cincau hitam yang disajikan dalam keadaan dingin, disertai

dengan berbagai pilihan varian rasa seperti rasa blackforest, caramel, vanilla,

dll yang dapat dijangkau dengan mudah serta dijual dengan harga yang

terjangkau. Kegemaran masyarakat mengonsumsi minuman cappucino cincau

tidak terlepas dari perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih menyukai

hal-hal yang praktis tanpa harus repot membuat minuman sendiri dan mengolah

cincau menjadi bagian-bagian yang kecil agar lebih enak untuk dinikmati.

Berkembanganya bisnis cappucino cincau memberikan dampak positif dengan

semakin ketatnya persaingan dalam merebut pasar, sehingga masing-masing

pengusaha akan lebih meningkatkan kualitas produk dan pelayanan yang

diberikan kepada konsumen agar bisnis yang dijalankannya tidak kalah

bersaing dengan bisnis minuman sejenis. Konsumen cappucino cincau di

Bandar Lampung cukup banyak, terbukti dengan semakin ramainya pengusaha

(22)

pendidikan di Kota Bandar Lampung, seperti di Jalan Z.A Pagar Alam, Jalan

Sumantri Brojonegoro, Jalan Pramuka, dan Bataranila. Kalangan muda,

terutama mahasiswa, merupakan salah satu segmen pasar yang cukup

menjanjikan untuk dijadikan target sebagai konsumen yang loyal, karena

mahasiswa cenderung menyukai makanan dan minuman siap saji, terlebih lagi

bila dijual dengan harga yang murah dan rasa yang enak.

Kedai minuman cappucino cincau paling banyak dijumpai di lingkungan

Universitas Lampung di Jalan Sumantri Brojonegoro. Hal ini dibuktikan

berdasarkan hasil pra penelitian pada bulan Desember 2013, di lingkungan

Universitas Lampung terdapat sepuluh kedai cappuccino cincau dengan

penjualan rata-rata adalah 100 cup per hari per kedai. Oleh karena itu,

penelitian ini dipusatkan dilakukan di lingkungan Universitas Lampung dengan

pertimbangan bahwa di daerah ini paling banyak dijumpai kedai cappucino

cincau dibandingkan daerah lainnya, seperti dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Sebaran pedagang cappucino cincau di lingkungan pendidikan di Bandar Lampung menurut lokasi, Desember 2013

No Lokasi Jumlah pedagang 1 Jalan Z.A Pagar Alam

(Lingkungan Teknokrat, Umitra, dan UBL)

8

2 Jalan Sumantri Brojonegoro 10

3 Jalan Pramuka 1

4 Bataranila 3

Total 22

(23)

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka permasalahan pada penelitian

diidentifikasikan sebagai:

1. bagaimanakah hubungan bauran pemasaran (harga, produk, tempat, dan

promosi) dengan pengambilan keputusan pembelian cappucino cincau di

Bandar Lampung?

2. bagaimanakah hubungan perilaku konsumen (sosial, pribadi, dan

psikologi) dengan pengambilan keputusan pembelian cappucino cincau di

Bandar Lampung?

3. bagaimanakah pengaruh faktor-faktor dari karakteristik konsumen

terhadap pengambilan keputusan pembelian cappucino cincau di Bandar

Lampung?

B.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah :

1. mengetahui hubungan bauran pemasaran (harga, produk, tempat, dan

promosi) dengan pengambilan keputusan pembelian cappucino cincau di

Bandar Lampung,

2. mengetahui hubungan perilaku konsumen (sosial, pribadi, dan psikologi)

dengan pengambilan keputusan pembelian cappucino cincau di Bandar

Lampung,

3. mengetahui pengaruh karakteristik konsumen mahasiswa terhadap

(24)

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna:

1. bagi pengusaha cappucino cincau, sebagai bahan informasi dan masukan

untuk mengetahui faktor apakah dari bauran pemasaran dan perilaku

konsumen yang menjadi pertimbangan konsumen untuk mengonsumsi

produk yang ditawarkan, sehingga pihak pengusaha dapat menyusun

strategi pemasarannya untuk memenuhi harapan konsumen dan

memaksimalkan keuntungan mereka.

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Pemasaran

Pemakaian kata pemasaran akan mengacu pada ketiga pengertian di

bawah ini secara bergantian tergantung pada konteks kalimatnya

(Ma’ruf, 2006). Kata pemasaran berasal dari kata “pasar”, yang

mengandung tiga arti, yaitu:

a. pasar dalam arti tempat yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli

b. pasar dalam arti interaksi permintaan dan penawaran

c. pasar dalam arti sekelompok anggota masyarakat yang memiliki

kebutuhan dan akan daya beli

Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai

faktor, yakni faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial.

Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing

individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan

dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang

memiliki nilai (Rangkuti, 2006). Pemasaran memiliki beberapa

(26)

Gambar 1. Konsep - konsep inti pemasaran Sumber: Fuad, dkk, 2006

a. Kebutuhan

Konsep paling pokok yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan

manusia. Kebutuhan adalah suatu keadaan perasaan yang

membutuhkan pemenuhan terhadap sesuatu, seperti makanan,

pakaian, perumahan, harga diri, rasa aman, dan kasih sayang.

b. Keinginan

Keinginan merupakan suatu yang dibentuk oleh budaya dan pribadi

seseorang. Ragam dari keinginan semakin berkembang seiring

dengan berkembangnya kebudayaan.

c. Permintaan

Manusia memiliki kebutuhan atau keinginan yang tidak terbatas,

sementara jumlah sumber daya yang dimiliki terbatas. Oleh karena

itu, dengan keterbatasan sumber daya yang ada, manusia memilih Kebutuhan

Keinginan

Permintaan Pasar

Produk Pertukaran

(27)

produk yang menghasilkan kepuasan maksimal. Keinginan manusia

akan menjadi permintaan apabila didukung oleh daya beli.

d. Produk

Kebutuhan, keinginan, permintaan memberi kesan akan adanya

produk untuk memenuhinya. Produk adalah sesuatu yang dapat

ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk

dimiliki, digunakan, maupun dikonsumsi dalam rangka memenuhi

kebutuhan atau keinginan. Produsen perlu mengetahui apa yang

diinginakan atau dibutuhkan konsumen untuk kemudian menyediakan

produk yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhannya.

e. Pertukaran

Pertukaran adalah kegiatan memperoleh barang atau jasa yang

diinginkan dari pihak lain.

f. Transaksi

Transaksi mengandalkan adanya nilai yang ditukarkan. Transaksi

melibatkan sedikitnya dua barang atau jasa yang bernilai, sesuai

kesepakatan.

g. Pasar

Himpunan pembeli, baik nyata maupun tidak nyata yang berhubungan

dengan pembeli potensial atas suatu produk.

Menurut Kotler (2002), konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci

(28)

tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam

menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan

kepada pasar sasaran yang terpilih. Kotler (2002) menggambarkan

perbedaan pemikiran antara penjualan dan pemasaran. Penjualan

berfokus pada kebutuhan penjual, sedangkan pemasaran berfokus pada

kebutuhan pembeli. Penjualan memberi perhatian kepada kebutuhan

penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai, sedangkan

pemasaran mempunyai gagasan untuk memmuaskan kebutuhan

pelanggan lewat sarana-sarana produk dan keseluruhan kelompok barang

yang dihubungkan dengan hal menciptakan, menyerahkan, dan akhirnya

mengonsumsinya.

2. Pengertian Bauran Pemasaran

Alma (1992) mendefiniskan bauran pemasaran sebagai

komponen-komponen yang dikombinasikan dalam tataniaga campuran (marketing

mix) yang lebih popular dengan sebutan 4P, yaitu product, price,

promotion, dan place (distribution), dengan demikian, kesuksesan dalam

pemasaran suatu barang harus ada keterpaduan dari komponen-komponen

tersebut. Suatu hal yang amat penting adalah bagaimana pengusaha

mencari kombinasi terbaik dari 4P tersebut.

a. Kombinasi Komponen Produk (Product Mix)

Jenis sub kombinasi komponen produk dapat dipecahkan menjadi

(29)

(1) jumlah macam barang yang akan ditawarkan perusahaan. Bagi

perusahaan yang menawarkan jasa, yang terpenting adalah segala

macam (jenis) jasa yang ditawarkan

(2) seluruh pelayanan khusus-teknik, pemeliharaan dan pelayanan

setelah transaksi penjualan yang ditawarkan perusahaan guna

mendukung penjualan barang (after sales service)

(3) reputasi cap dagang (untuk barang konsumsi) dan kualitas,

ketangguhan serta faktor umum penggunaan

(4) faktor yang bersangkutan dengan penampilan barang dan

kemasannya

Oleh karena itu kombinasi komponen produk untuk barang-barang

konsumsi terdiri dari: barang-barang itu sendiri, potongannya, model,

warna cap dagang, dan labelnya, kualitas, penampilan, serta

keawetannya. Sementara itu kombinasi komponen produk untuk

barang industri terdiri dari: model, penampilan, keawetan, spesifikasi

teknis dan ketangguhannya. Menurut Umar (2005) produk adalah

sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, agar

dibeli, digunakan, atau dikonsumsi, yang dapat membantu memenuhi

kebutuhan atau keinginan. Jasa juga termasuk produk yang dapat

ditawarkan.

b. Kombinasi Komponen Penjualan

Komponen yang termasuk dalam penjualan adalah kegiatan kontak

(30)

harga yang ditawarakan, maupun penetapan syarat dan persyaratan

kredit yang ditawarkan kepada pembeli. Kombinasi penjualan (sales

mix) adalah suatu kombinasi yang menguntungkan dari cara-cara

penjualan personal selling, reklame, premium, trading stamps, store,

display, dan publikasi yang digunakan dalam aktivitas penjualan.

Menurut Umar (2005), harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan

konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk

atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui

tawar-menawar. Penetapan harga dinilai sebagai masalah utama yang

dihadapi perusahaan namun, banyak perusahaan yang tidak menangani

harga dengan baik, keputusan mengenai harga dipengaruhi oleh

berbagai faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

c. Kombinasi Komponen Distribusi (Place Mix)

Banyak perusahaan menganggap bahwa distribusi hasil produksi

merupakan kegiatan yang akan berjalan dengan sendirinya. Mereka

melupakan bahwa dengan distribusi yang efisiean, operasi pemasaran

akan berhasil. Kombinasi komponen distribusi terdiri dari persediaan

dan pengawasan, angkutan yang dipergunakan, metode distribusi dan

saluran distribusi. Semua komponen tersebut harus diselidiki dengan

seksama serta diintregrasikan dengan kombinasi komponen pemasaran

yang lain untuk mencapai tujuan operasi pemasaran dengan efisien.

Seorang manajer harus mengambil keputusan untuk menentukan

(31)

kepada pelanggan (Kotler, 2001). Keputusan pemilihan tempat yang

tepat akan sangat menentukan tingkat penjualan dan omset yang diraih

oleh manajer (Mursid, 2006).

d. Kebijakan Promosi

Menurut Umar (2005), komponen promosi adalah kegiatan periklanan,

promosi, penjualan, hubungan dengan masyarakat, pameran dan

demonstrasi, yang keseluruhannya digunakan perusahaan untuk

meningkatkan penjualan barang. Kegiatan promosi dari perusahaan

pesaing merupakan faktor lain yang perlu dipertimbangkan. Bilamana

perusahaan belum terkenal reputasinya dan pesaing terlalu aktif dalam

promosinya, maka perusahaan perlu mengambil langkah-langkah yang

tepat. Dua cara yang paling ampuh yang dapat digunakan dalam

promosi, yakni personal selling (penjual keliling, pramunaiaga), dan

advertising (periklanan).

3. Pengertian Perilaku Konsumen

Shiffman dan Kanuk (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli,

menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang

mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Engel, Blackwell,

dan Miniard (1993) mengartikan perilaku konsumen sebagai tindakan

yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan

(32)

mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Schiffman dan Kanuk

(2000) dalam Prasetijo dan Ihalauw (2004) menyatakan bahwa perilaku

konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan

(decision units), baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat

keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu

produk dan mengonsumsinya.

Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2004), ada beberapa hal penting yang

diungkapkan dari penjelasan sebelumnya. Perilaku konsumen adalah

suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a. tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli

(purchasing)

b. tahap konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan

mengevaluasi (evaluating)

c. tahap tindakan pascabeli (disposition): apa yang dilakukan oleh

konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi. Proses itu

digambarkan sebagaimana terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Proses pengambilan keputusan konsumen Sumber: Prasetijo dan Ihalauw, 2004

Unit-unit pengambilan keputusan beli (decision units) menurut Kotler

(33)

a. konsumen individu yang membentuk pasar konsumen (consumer

market)

b. konsumen organisasional yang membentuk pasar bisnis (business

market)

Adapun konsep personal consumers dalam definisi tersbut bisa diperjelas

lagi sebagai berikut: mereka adalah individu yang membeli barang dan

jasa untuk:

a. dirinya sendiri

b. memenuhi kebutuhan keluarga

c. dijadikan hadiah untuk orang lain

Jadi, personal consumers membeli produk untuk penggunaan pribadi,

sehingga personal consumers merupakan pengguna akhir (end user).

Istilah pembeli (buyer) untuk konsumen yang membeli tetapi belum tentu

menggunakan (user). Dapat disimpulkan bahwa untuk melaksanakan

semua kegiatan dalam proses manajemen pemasaran, pemasar perlu

mengetahui perilaku konsumen. Sasarannya agar kiat-kiat pemasaran

yang dilakukan benar-benar mengarah pada profitability dari perusahaan.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Setiadi (2003) menyatakan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh

empat faktor, yakni faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi dari

pembeli. Sebagian besar dari empat faktor tersebut tidak dapat

(34)

diperhitungkan. Empat faktor tersebut dijelaskan sebagai (Kotler dan

Amstrong, 2004):

a. Faktor Kebudayaan

Budaya adalah segala nilai, pemikiran, dan simbol yang

mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan serta kebiasaaan

seseorang dan masyarakat. Budaya bukan hanya yang bersifat

abstrak, seperti nilai pemikiran, dan kepercayaan, tetapi budaya bisa

berbentuk objek material. Suatu nilai bisa dianggap sebagai makna

budaya jika semua orang dalam sebuah masyarakat memilki

pemahaman yang sama terhadap nilai tersebut. Faktor kebudayaan

sendiri memiliki pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap

perilaku konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari budaya,

subbudaya, dan kelas sosial. Budaya adalah penyebab dasar

keinginan dan perilaku konsumen. Subbudaya meliputi

kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis yang

serupa. Kelas sosial adalah pembagian kelompok masyarakat yang

relatif permanen dan relatif teratur di mana anggotanya memiliki nilai,

minat, dan perilaku serupa (Kotler dan Amstrong, 2004).

Produk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting dalam

mempengaruhi budaya, karena produk mampu membawa pesan

makna budaya. Makna budaya atau makna simbolik yang telah

melekat kepada produk akan dipindahkan kepada konsumen dalam

(35)

pemakaian (grooming ritual), dan pelepasan (divestmen ritual).

Makna budaya bisa berpindah kepada konsumen dengan cara

memiliki suatu produk (Sumarwan, 2005).

b. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor

faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status

sosial. Kelompok acuan merupakan titik pembanding secara langsung

maupun tidak langsung dalam pembentukan sikap atau perilaku

seseorang. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok

yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung

terhadap sikap atau perilaku seseorang. Pemasar berusaha

mengidentifikasi kelompok acuan konsumen, meskipun tingkat

pengaruh kelompok acuan terhadap produk dan merek berbeda-beda

(kotler dan Amstrong, 2004).

Faktor keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku

membeli. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang

paling penting dalam masyarakat dan telah menjadai objek penelitian

yang luas (Kotler dan Amstrong, 2004). Faktor terakhir dalam faktor

sosial adalah peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang

diharapkan akan dilakukan seseorang. Masing-masing peran akan

menghasilkan status. Gaya hidup dari setiap orang kemungkinan akan

berbeda dan hal tersebut mencermikan peran dan status mereka dalam

(36)

c. Faktor Pribadi

Karakteristik pribadi juga mempengaruhi keputusan pembelian.

Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan,

keadaan ekonomi, gaya hidup, serta keperibadian, dan konsep pembeli.

Pembelian barang dan jasa seseorang dipengaruhi oleh usia dan tahap

siklus hidup, karena kebutuhan seseorang akan berubah seiring dengan

perubahan usia dan sikulus hidupnya, oleh karena itu pemasar sering

memilih kelompok berdasarkan siklus hidup seseorang sebagai pasar

sasaran mereka (Kotler dan Amstrong, 2004).

Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dipengaruhi pola

konsumsinya. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan

ekonomi seseorang. Pemasar barang-barang yang peka terhadap harga

terus menerus memperhatikan kecenderungan penghasilan pribadi,

tabungan, dan tingkat suku bunga (Kotler dan Amstrong, 2004).

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan

dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan

”keseluruhan diri seoseorang” yang berinteraksi dengan

lingkungannya. Orang-orang yang berasal dari subbudaya, kelas

sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memilki gaya hidup yang

berbeda. Para pemasar sering kali mencari hubungan antara produk

(37)

Kepribadian dan konsep diri dari masing-masing orang pasti berbeda.

Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda

dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten

dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian biasanya

dijelaskan melalui ciri-ciri, seperti kepercayaan diri, dominasi,

otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan

kemampuan berdaptasi. Pemasar berusaha mengembangkan citra

merek yang sesuai dengan citra pribadi pasar sasaran (Kotler dan

Amstrong, 2004).

d. Faktor Psikologis

Faktor psikologis terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, serta

keyakinan dan pendirian. Faktor psikologis menurut Setiadi (2003),

faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan di mana

seseorang tinggal dan hidup, pada waktu sekarang tanpa mengabaikan

pengaruh di masa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan

datang. Faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen

dalam melakukan pembelian adalah motivasi, persepsi, proses belajar

serta kepercayaan dan sikap.

Prasetijo dan Ihalauw (2004) menyatakan bahwa motivasi adalah daya

dorong bagi konsumen untuk berperilaku kepada tujuan tertentu.

Motivasi membawa konsumen untuk terlibat dalam proses perilaku

beli, terutama dalam proses mencari dan mengevaluasi. Motivasi

(38)

Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan

ketidaknyamanan antara yang seharusnya dirasakan seseorang dengan

yang sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang seharusnya dirasakan

tersebut mendorong seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi

kebutuhan tersebut. Inilah yang disebut motivasi (Sumarwan, 2004).

Urutan teori kebutuhan menurut Maslow disusun berdasarkan hierarki

seperti Gambar 3.

Pertama-tama, seseorang akan berusaha memuaskan kebutuhan

mereka yang paling penting. Jika seseorang berhasil memuaskan

sebuah kebutuhan yang penting, kebutuhan tersebut tidak lagi menjadi

motivator, dan seseorang akan mencoba memuaskan kebutuhan yang

berikutnya. Teori Maslow membantu pemasar memahami bagaimana

bermacam-macam produk dapat disesuaikan dengan rencana, sasaran,

dan kehidupan konsumen.

Gambar 3. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow Sumber: Kotler, 2004

Aktualisasi diri

Harga diri (ego)

Kebutuhan sosial

Kebutuhan rasa aman

(39)

Persepsi adalah proses yang digunakan seseorang individu untuk

memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan-masukan

informasi guna menciptakan gambaran yang memilki arti. Persepsi

tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga bergantung

pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan

keadaan individu yang bersangkutan (Kotler, 2004).

Pembelajaran meliputi perilaku seseorang yang timbul dari

pengalaman. Pembelajaran seseorang dihasilkan melalui dorongan,

rangsangan, isyarat, tanggapan dan penguatan. Melalui tindakan dan

proses belajar, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang

kemudian mempengaruhi perilaku membeli. Keyakinan adalah

gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal.

Keyakinan timbul berdasarkan pengetahuan, pendapat, atau

keyakinan, kesemuanya itu mungkin atau tidak mungkin faktor

emosional. Sikap adalah evaluasi, perasaan, emosional, dan

kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak

menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu

objek atau gagasan (Kotler, 2004).

5. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Shiffman dan Kanuk (1994) mendefinisikan suatu keputusan sebagai

pemilihan suatu tindakan dari satu atau lebih pilihan alternatif. Seorang

konsumen yang hendak melakukan pilihan, maka ia harus memiliki

(40)

hal tersebut disebut hobon’s choice. Langkah-langkah keputusan

konsumen tersebut diawali oleh langka-langkah:

a. Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapai suatu

masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara

keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.

Kondisi ini membangkitkan pengenalan kebutuhan. Kebutuhan harus

diaktifkan terlebih dahulu sebelum ia bisa dikenali. Ada beberapa

faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuhan, yaitu: waktu,

perubahan situasi, pemilikan produk, konsumsi produk, perbedaan

individu, dan pengaruh pemasaran.

b. Pencarian Informasi

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang

bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan

mengonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang

tersimpan di dalam ingatannya (pencarian internal) dan mencari

informasi di luar (pencarian eksternal). Konsumen akan mencari

informasi internal maupun eksternal. Pencarian internal dilakukan

konsumen dengan mengingat kembali semua informasi yang ada di

dalam ingatannya. Informasi yang dicari meliputi berbagai produk

dan merek yang dianggap bisa memecahkan masalahnya. Pencarian

(41)

sekitarnya yang diharapkan dapat memberikan tanggapan yang

sebenarnya yang dirasakan oleh seseorang yang telah membeli

barang atau jasa terlebih dahulu.

c. Evaluasi Aternatif

Tahap ketiga dari proses pengambilan keputusan adalah evaluasi

alternatif. Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan

produk dan merk, dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan

konsumen. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen

membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah

yang dihadapinya.

Mowen dan Minor (2002) menyatakan bahwa pada tahap ini

konsumen membentuk kepercayaan, sikap, dan intensinya mengenai

alternatif produk yang dipertimbangkannya tersebut. Evaluasi

alternatif muncul karena banyaknya alternatif pilihan. Hasil akhir

dari proses evaluasi alternatif pada keterlibatan tinggi adalah

pembentukan sikap umum terhadap masing-masing alternatif. Pada

situasi keterlibatan rendah, proses evaluasi alternatif hanya

melibatkan pembentukan sedikit kepercayaan kepada evaluasi

alternatif.

d. Penentuan Pilihan Alternatif

Setelah konsumen kriteria atau atribut dari produk atau merek yang

(42)

pilihan. Pada proses evaluasi kriteria, konsumen akan mendapatkan

sejumlah merek yang dipertimbangkan. Konsumen akan mengurangi

jumlah alternatif merek yang akan dipertimbangkan lebih lanjut.

Konsumen akan membagi merek tersebut ke dalam beberapa

kelompok.

Pertama adalah kelompok merek yang tidak berbeda (the inert set),

yaitu kumpulan merek yang dianggap tidak memiliki kelebihan,

sehingga konsumen tidak mengevaluasinya secara positif atau

negatif. Konsumen tidak termotivasi mempertimbangkannya lebih

lanjut. Kedua adalah kelompok produk yang diliai negatif (the inept

set). Ketiga adalah (consideration set), yaitu sejumlah yang akan

dievaluasi selanjutnya, dan konsumen akan memilih satu dari

merek-merek tersebut.

e. Penentuan Pilihan Produk

Setelah menentukan alternatif yang akan dipilih, selanjutnya

konsumen akan menentukan produk yang akan dipilihnya. Proses

pemilihan alternatif tersebut akan menggunakan beberapa teknik

pemilihan alternatif. Decision rules adalah teknik yang digunakan

konsumen dalam memilih alternatif produk atau merek. Teknik

pemilihan terbagi ke dalam dua teknik utama, yaitu teknik

kompensatori (compensatory decision rules) dan teknik non

(43)

6. Sistem Bisnis Waralaba (Franchise)

Waralaba secara bahasa berasal dari bahasa Inggris: franchising dan

bahasa Perancis: franchise, yang artinya kejujuran atau kebebasan. Kata

waralaba pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Lembaga

Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM) tahun 2008 berdasarkan

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/8/2008 tentang

Penyelenggaraan Waralaba Pasal 1 dan Pasal 2. Waralaba sebagai

gabungan dari dua kata, yaitu wara yang artinya yang berarti lebih atau

istimewa, dan laba yang artinya untung, sehingga waralaba dimaknai

sebagai usaha yang memberikan keuntungan yang lebih atau istimewa dan

memiliki sistem berbeda dengan sistem bisnis konvensional. Menurut

Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud waralaba ialah suatu sistem

pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, di mana pemilik

merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan

untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur, dan

cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu dan area

tertentu.

Franchisor atau pemberi waralaba adalah badan usaha atau perorangan

yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau

menggunakan hak atas kekayakaan intelektual atau penemuan ciri khas

usaha yang dimilikinya, sedangkan franchisee atau penerima waralaba

adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk

(44)

penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba (Wikipedia,

2014). Waralaba diperkenalkan di dunia (internasional) pertama kali pada

tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin

meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya

tersebut gagal, namun Isaac Singer kemudian dikenal sebagai orang yang

pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba di AS, kemudian

cara bisnisnya ini diikuti oleh pewaralaba lainnya (International Franchise

Business Management, 2011).

Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, dengan

munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi.

Tonggak kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia mulai pada

tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah

(PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang waralaba dan Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 31/M-DAG/8/2008 tetang penyelenggaraan waralaba

pada pasal 1 dan pasal 2. Beberapa asosiasi waralaba di Indonesia antara

lain APWINDO (Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia), WALI

(Waralaba and License Indonesia), AFI (Asosiasi Franchise Indonesia).

Konsultan waralaba Indonesia di antaranya adalah IBFM (International

Franchise Business Management), Hans Consulting, The Bridge, dan

lain-lain (Wikipedia, 2014).

Mengimbangi pesatnya penjualan barang impor ke Indonesia, pada tahun

1980 bisnis waralaba Indonesia mulai mengalami perkembangan yang

(45)

CFC, dan lain-lain. Jika dulu masyarakat Indonesia hanya mengenal fast

food asing, maka saat ini masyarakat Indonesia telah menjumpai banyak

bisnis fast food dan minuman khas dari dalam negeri yang tidak kalah

bersaing dengan fast food dan minuman dari luar negeri (International

Franchise Business Management, 2011). Data perkembangan bisnis

waralaba di Indonesia, baik waralaba asing maupun lokal dapat dilihat

pada Tabel 1 halaman 2.

7. Cappucino Cincau

Cappucino ialah minuman kopi tradisional asal Italia. Nama cappucino

diambil dari nama jubah biarawan Capuchin yang berwarna cokelat muda.

Warna cokelat pada cappucino berasal dari campuran antara espresso, susu

yang dikukus dan busa yang dikukus dengan warna kopi alami yang

dicampur dengan gula yang berfungsi sebagai pembuat rasa. Terdapat

beberapa kandungan gizi di dalam cappucino cincau, yaitu: kandungan

lemak, kandungan protein, kandungan karbohidrat, kandungan air, dan

kafein. Kandungan gizi per satu cangkir cappucino disebutkan

sebagaimana tertera pada Tabel 4.

Dalam satu cangkir cappucino (240 ml) mengandung 74 kalori. Lemak

yang terdapat dalam cappucino berasal dari susu (Fatsecret Indonesia,

2014). Kandungan karbohidrat cappucino hampir seluruhnya berasal dari

gula yang digunakan sebagai pembuat rasa manis. Jumlah gula yang

digunakan dapat bervariasi. Kandungan protein cappucino juga berasal

(46)

Tidak hanya ketiga kandungan tersebut, segelas cappucino juga

mengandung sekitar 90% air, baik yang berasal dari kopi maupun susu

yang telah disatukan (Cappucino cincau, 2013).

Tabel 4. Kandungan per satu cangkir cappucino (240 ml)

Kandungan gizi cappuccino Jumlah kandungan gizi

Energi (kkal) 74

Lemak (g)

Lemak Jenuh (g)

Lemak tak Jenuh Ganda (g) Lemak tak Januh Tunggal (g) Kolesterol (mg)

Karbohidrat (g) 5,81

Serat (g) 0,2

Gula (g) 6,41

Soduim (mg) 50

Kalium (mg) 233

Sumber: Fatsecret Indonesia, 2014

Minuman cappuccino cincau juga mengandung cincau yang berwarna

hitam. Cincau hitam (Mesona palustris) dikenal pula dengan nama

janggelan. Tanaman ini tumbuh baik di daratan menengah hingga daratan

tinggi. Tanaman cincau hitam dapat diperbanyak dengan biji, stek batang,

bonggol batang, dan anakan. Tanaman cincau hitam berbentuk perdu,

merumpun, batang beruas, berkayu, persegi, kecil, berbulu, dan berwarna

kemerahan dengan tinggi tanaman sekitar 50 cm. Tanaman cincau hitam

telah banyak dibudidayakan dalam skala besar di berbagai daerah (Pitojo

dan Zumiati, 2008).

Cincau sangat baik dikonsumsi oleh semua kalangan, karena cincau sangat

(47)

menjalani diet karena kalorinya rendah. Seiring dengan semakin

gencarnya program pemerintah untuk back to nature, semakin banyak pula

informasi tentang cincau. Beberapa manfaat cincau adalah:

a. sebagai bahan pangan dan minuman,

b. sebagai bahan pangan berkhasiat obat, karena mengandung serat alami

yang mudah dicerna tubuh,

c. tanaman konservasi, karena tanaman ini mampu bertahan dalam

kondisi kering,

d. sebagai komoditas agribisnis dan agroindustri

Data kandungan nutrisi per 100 gram cincau hitam disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Kandungan nutrisi per 100 gram cincau hitam

Kandungan gizi cincau hitam Jumlah kandungan gizi

Energi (kkal) 122

Karbohidrat (g) 26

Protein(g) 6

Lemak(g) 1

Serat(g) 6,23

Vitamin A (SI) 10,750

Vitamin B1(mg) 80

Vitamin C (mg) 17

Kalsium (mg) 100

Fosfor (mg) 100

Sumber: Depkes, 1999

Cappucino cincau merupakan salah satu produk franchise lokal yang

mulai berkembang di Indonesia khususnya, di Bandar Lampung, pada

awal tahun 2013 dan mendapat tanggapan yang baik dari masyarakat

(48)

dapat dilihat dari ramainya jumlah pembeli cappuccino cincau (Prasurvei

penelitian, Desember, 2013).

Bisnis minuman cappucino cincau ini bermula di Riau, Pekanbaru pada

akhir tahun 2011. Bermula dari keinginan seorang pedagang jus yang

merasa kesulitan dengan usaha minuman jus, kemudian ia mencoba

membuat produk baru yaitu mencampurkan cappucino dengan cincau

hitam. Ide tersebut diperoleh dari Padang, di Padang minuman cappucino

umumnya dicampur dengan gula secara manual kemudian dicampur

dengan cincau dan es, namun ide tersebut diubah dengan mencampurkan

cappucino cincau dengan gula menggunakan blender. Ternyata benar, ide

tersebut disambut baik oleh masyarakat sekitar, dalam waktu singkat

minuman ringan ini menjadi minuman yang disukai oleh masyarakat

(Kabari, 2013). Varian rasa yang umumnya di tawarkan di tenda

cappucino cincau adalah: cappucino cincau, cappucino jelly, moccacino

jelly, teh tarik cincau, teh tarik jelly, lemon tea jelly, chococino jelly,

chococino cincau, nut coffee cincau, nut coffe jelly, green tea latte,

thailand tea, strawberry jelly, vanilla latte, blackforest, tiramisu,

blueberry, orchid, durian, cadburry coklat, caramel, dan cappucino cincau

oreo.

Keberhasilan bisnis ini tidak terlepas dari sejauh mana upaya yang

dilakukan oleh pemilik bisnis agar bisnisnya dikenal dan produknya

disukai oleh masyarakat. Promosi bagaimana yang dilakukan oleh para

(49)

faktor apakah yang menjadi motivasi utama oleh setiap pembeli

cappuccino cincau. Oleh karena itu penelitian ini dianggap sangat menarik

karena hasil penelitian ini akan sangat berguna bagi para pengusaha

franchise cappucino cincau dalam menjalankan usahanya.

B. Ringkasan Penelitian Terdahulu

Peneliti-peneliti sebelumnya banyak meneliti tentang bauran pemasaran

maupun perilaku konsumen terhadap pembelian produk minuman dan

makanan jadi. Penelitian-penelitian tersebut meneliti seberapa besar

pengaruh bauran pemasaran maupun perilaku konsumen dan faktor yang

paling mempengaruhi pembelian serta loyalitas konsumen, yang

menggunakan alat analisis yang sama maupun berbeda dengan penelitian ini.

Pada penelitian ini, penulis memusatkan untuk meneliti minuman cappuccino

cincau dalam hal bauran pemasaran, perilaku konsumen, serta atribut-atribut

yang paling disukai oleh konsumen dalam memilih cappuccino cincau yang

dikonsunsumsinya. Penelitian ini melibatkan dua pihak secara langsung

sebagai respondennya, yakni penjual (produsen) dan pembeli (konsumen).

Penelitian terdahulu yang hampir serupa di antaranya mengenai perilaku

konsumsi kopi bubuk instan siap saji oleh mahasiswa Universitas Lampung,

pengaruh bauran pemasaran dan perilaku konsumen terhadap pengambilan

keputusan pembelian jus buah segar di Bandar Lampung, serta masih banyak

lagi penelitian-penelitian terdahulu yang secara singkat dijelaskan pada

(50)

Tabel 6. Ringkasan hasil penelitian terdahulu

Judul Penelitian, Peneliti, dan Tahun Penelitian

Tujuan Penelitian Alat Analisis Hasil / Temuan Penelitian

Perilaku Konsumsi Kopi Bubuk Instan Siap Saji Oleh Mahasiswa Universitas Lampung

d. Sikap mahasiswa (penilaian) terhadap berbagai merek kopi bubuk instan siap saji di Bandar Lampung

Deskripstif-kualitatif, analisis komponen utama, dan analisis multiatribut fishbein

Alasan utama responden

mengonsumsi kopi adalah sebagai penghilang rasa kantuk, komponen utama yang paling mempengaruhi keputusan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Air Minum Mineral Di Kotamadya Surabaya (Tedjakusuma, dkk 2001)

Mengetahui pengaruh perilaku konsumen terhadap pengambilan keputusan pembelian air minum mineral di kotamadya Surabaya

Statistik kuantitatif, uji validitas dan reliabitas, analisis regresi linier berganda

a. Perilaku konsumen dalam pembelian air minum dipengaruhi secara bersama-sama dan bermakna oleh faktor pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi, dan promosi b. Harga mempunyai pengaruh

yang paling dominan rterhadap perilaku konsumen air minum mineral.

(51)

Tabel 6. Lanjutan

Judul Penelitian, Peneliti, dan Tahun Penelitian

Tujuan Penelitian Alat Analisis Hasil / Temuan Penelitian

Pengaruh Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Dan Perilaku Konsumen Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Jus Buah Segar Di Bandar Lampung (Wedanimbi, 2013)

a. Karakteristik responden konsumen jus buah segar di Bandar Lampung

b. Pengaruh bauran pemasaran keputusan konsumen untuk membeli jus buah segar di Bandar Lampung

c. Pengaruh faktor sosial, pribadi dan psikologi konsumen dalam membeli jus buah segar di Bandar Lampung

d. Faktor dari bauran pemasaran dan perilaku konsumen yang dominan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan konsumen untuk membeli jus buah segar di Bandar Lampung.

Analisis deskriptif dan analisis

Structural Equation Models (SEM)

a. Konsumen jus buah segar di Bandar lampung didominasi oleh mahasiswa perempuan dan berusia 21 tahun

b. Variabel laten bauran pemasaran yaitu variabel produk dan harga nyata berpengaruh terhadap

keputusan pembelian jus buah segar.

c. Faktor pribadi dan sosial nyata berpengaruh terhadap

keputusan pembelian jus buah segar oleh konsumen di Bandar Lampung

d. Variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian jus buah segar di Bandar Lampung adalah variabel produk.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli produk makanan dan minuman usaha kecil menengah Kabupaten Tangerang

(Meilani dan Simanjuntak, 2012)

Melihat pengaruh kualitas produk, layanan yang dirasakan dan harga terhadap minat beli produk-produk UKM Kabupatean Tangerang.

Regresi linier berganda Secara simultan, kualitas produk, layanan yang dirasakan dan harga berpengaruh terhadap minat beli. Secara parsial. Kualitas produk dan harga berpengaruh pada minat beli.

(52)

Tabel 6. Lanjutan

Judul Penelitian, Peneliti, dan Tahun Penelitian

Tujuan Penelitian Alat Analisis Hasil / Temuan Penelitian

Faktor-Faktor Yang Mempengarui Konsumen Dalam Pembelian Makanan Jajan Tradisional Di Kota Malang

(Yulianti, 2011)

a. Melihat variasi kecenderungan konsumsi masyarakat terhadap makanan jajan tradisional pada berbagai tingkat pendapatan. b. Faktor-faktor apa saja yang

dipertimbangkan konsumen dalam membeli makanan jajanan tradisional.

Skala beda semantik a. Masyarakat Kota Malang

dalam melakukan keputusan pembelian makanan jajan tradisional mempertimbangkan faktor kepribadian, faktor harga, faktor promosi, faktor budaya, faktor pengetahuan, faktor lokasi atau tempat, faktor pengalaman dan faktor gaya hidup.

b. Kecenderungan masyarakat Kota Malang dalam melakukan konsumsi makanan jajan tradisional tidak terlalu mempertimbangkan pendapatan dengan alasan keyakinan diri, budaya Jawa dan nilai-nilai kesederhanaan.

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Air Minum Mineral Di Kotamadya Surabaya (Tedjakusuma, dkk 2001)

Mengetahui pengaruh perilaku konsumen terhadap pengambilan keputusan pembelian air minum mineral di kotamadya Surabaya

Statistik kuantitatif, uji validitas dan reliabitas, analisis regresi linier berganda

c. Perilaku konsumen dalam pembelian air minum dipengaruhi secara bersama-sama dan bermakna oleh faktor pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi, dan promosi d. Harga mempunyai pengaruh

yang paling dominan rterhadap perilaku konsumen air minum mineral.

(53)

Tabel 6. Lanjutan

Judul Penelitian, Peneliti, dan Tahun Penelitian

Tujuan Penelitian Alat Analisis Hasil / Temuan Penelitian

Analisis Kepuasan Konsumen Dan

Positioning Produk Warabala Teh Instan (Studi Kasus: Es Teh Poci) (Resfani, 2013)

Mengetahui kepuasan konsumen yang dan positioning produk untuk

franchise atau waralaba es teh instan, merk Es Teh Poci terhadap beberapa merk lainnya.

Analisis deskriptif, importance performance analysis, semantic differential, multidimensional scaling.

Pesaing utama Es Teh Poci adalah Good tea, Teh 2tang, dan Tong Tji.

Kajian Faktor-faktor yang

mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Membeli / Mengkonsumsi Buah Lokal

Sudiyarto dan Hanani (2010)

Menganalisis pengaruh faktor-faktor budaya, lingkungan sosial, individu, psikologis, strategi pemasaran terhadap perilaku konsumen dalam membeli / mengkonsumsi buah lokal dan impor serta faktor mana yang dominan.

Structural Equation Model (SEM) a. Perubahan budaya maupun peningkatan psikologis

konsumen, dapat meningkatkan secara nyata

sikap-kepercayaannya dalam membeli / mengkonsumsi bua lokal. b. Konsumen tidak

mempertimbangkan lingkungan sosialnya dalam membeli buah lokal.

c. Konsumen tidak merasakan adanya strategi pemasaran yang ditempuh.

(54)

C. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini diawali dari keingintahuan peneliti terhadap bauran pemasaran

dan perilaku konsumen cappucino cincau sebagai produk minuman siap saji

yang baru dikenal di awal tahun 2013. Ruang lingkup penelitian ini adalah

pemilik usaha (produsen) serta pembeli (konsumen). Melihat ramainya

pembeli (konsumen) cappucino cincau dan semakin ramainya pengusaha

(produsen) yang membuka cabang-cabang baru kedai cappuccino cincau

menjadikan fenomena ini semakin menarik untuk diteliti. Semakin banyak

penjual berarti semakin besar pula persaingan yang dihadapi produsen

minuman waralaba cappucino cincau dan semakin memberikan pilihan pula

pada pembeli (konsumen) untuk menentukan varian rasa apa yang paling

disenanginya dan di tenda mana ia akan membeli cappucino cincau. Oleh

karena itu, produsen harus benar-benar mengetahui kombinasi bauran

pemasaran apa yang paling tepat digunakan untuk memperoleh keuntungan

yang maksimal sehingga pembeli (konsumen) menjadi ingin melakukan

pembelian ulang di tenda cappucino cincau miliknya, faktor apakah yang

paling memengaruhi konsumen untuk membeli cappucino cincau, dan

bagaimana tahap pengambilan keputusan konsumen dalam membeli

cappucino cincau.

Alma (1992) mendefinisikan bahwa bauran pemasaran adalah

komponen-komponen yang dikombinasikan dalam tataniaga campuran (marketing mix)

yang lebih popular dengan sebutan 4P, yaitu product, price, promotion, dan

(55)

barang harus terdapat keterpaduan dari komponen-komponen tersebut.

Dilihat dari bauran pemasaran, penelitian ini mengandung atribut produk,

yaitu macam / jenis rasa cappucino cincau. Atribut harga juga merupakan hal

yang sangat diperhatikan oleh konsumen, tingkat harga diduga akan

mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli cappuccino cincau dan

menentukan varian rasa mana yang akan dipilih, karena beda rasa beda pula

harganya. Atribut tempat meliputi kebersihan tempat dan tampilan tenda

diduga menjadi indikator penilaian konsumen dan merupakan hal yang perlu

diperhatikan pula oleh penjual (pengusaha). Terakhir promosi, promosi

penjualan dan kualitas pelayanan diduga menjadi salah satu indikator dari

promo promosi cappuccino cincau.

Menurut Shiffman dan Kanuk (1994) perilaku konsumen merupakan perilaku

yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,

mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan

akan memuaskan kebutuhan mereka. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard

(1993) mengartikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam

mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk, dan jasa termasuk

proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

Pemasar yang memahami konsumen akan memiliki kemampuan bersaing

yang lebih baik (Sumarwan, 2005). Setiadi (2003) menjelaskan bahwa

keputusan pembelian dipengaruhi oleh empat faktor, yakni faktor

Gambar

TABEL 20 - 28 …………………………………………………………  111 - 139
Tabel 2.  Pengeluaran rata-rata per kapita per bulan menurut kelompok barang dan daerah tempat tinggal di Provinsi Lampung, September 2012 (rupiah)
Tabel 3.  Sebaran pedagang cappucino cincau di lingkungan pendidikan di Bandar Lampung menurut lokasi, Desember 2013
Gambar 1. Konsep - konsep inti pemasaran  Sumber: Fuad, dkk, 2006
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara bauran pemasaran produk Mizone dengan pengambilan keputusan pembelian. Keywords:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan bauran pemasaran dan keputusan pembelian jamu Tolak Angin di Surakarta, mengetahui besarnya pengaruh

Berdasarkan hasil temuan penelitian maka bauran pemasaran, kualitas pelayanan, keputusan pembelian berpe- ngaruh terhadap komitmen konsumen di Roti Conses di

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel bauran pemasaran meliputi 4P, yaitu produk , harga, tempat/lokasi, dan promosi terhadap keputusan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor- faktor bauran pemasaran yang terdiri dari produk (X1), harga (X2), tempat (X3) dan promosi (X4) terhadap

Dengan demikian secara simultan terdapat pengaruh secara positif yang signifikan variabel bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi

variabel bauran pemasaran jasa produk, harga, promosi, tempat, orang bukti fisik, dan proses memiliki pengaruh terbukti secara signifikan mempengaruhi variabel dependen

Analisa Data Bauran Pemasaran Promosi untuk produk Mastin® Capsul Ekstrak Kulit Manggis Variabel Pernyataan untuk Bauran Promosi Jumlah Responden yang menjawab Ya atau