• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN POTENSI TAMAN WISATA WIRA GARDEN KELURAHAN BATU PUTUK KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENILAIAN POTENSI TAMAN WISATA WIRA GARDEN KELURAHAN BATU PUTUK KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN POTENSI TAMAN WISATA WIRA GARDEN

KELURAHAN BATU PUTUK KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

(Skripsi)

Oleh Bety Tri Astuti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENILAIAN POTENSI TAMAN WISATA WIRA GARDEN KELURAHAN BATU PUTUK KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT

KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

Oleh

Bety Tri Astuti

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi yang sudah dikembangkan dan mengetahui kategori potensi Taman Wisata Wira Garden Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Objek dalam penelitian ini adalah penilaian potensi Taman Wisata Wira Garden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, observasi, dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah scoring.

Hasil dalam penelitian ini: (1) Potensi yang sudah dikembangkan di Taman Wisata Wira Garden terdiri dari potensi buatan berupa taman. (2) Taman Wisata Wira Garden memperoleh skor yaitu 220 dan termasuk dalam kategori potensi sedang dengan kriteria pemandangan di objek wisata kurang menarik, tersedia sarana seperti; MCK, tempat ibadah, tempat parkir, tempat bermain dan istirahat, tempat makan dan minum, semua fasilitas tersebut ada namun tidak semua dapat digunakan atau kurang perawatan, aksesibilitas menuju lokasi objek wisata cukup sulit dan terdapat jalan yang rusak, pelayanan petugas wisata kurang ramah, atraksi wisata sedikit dan kurang menarik, cinderamata mata yang dijual kurang beragam.

(3)

ABSTRACT

ASSESSMENT OF POTENTIAL FOR GARDEN TOUR WIRA GARDEN KELURAHAN BATU PUTUK KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT

KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

By

Bety Tri Astuti

This study aimed to describe the potential that has been developed and determine the category of potential Taman Wira Garden Village Tourism Batu Putuk Teluk Betung Bandar Lampung Barat 2014. This study used a descriptive method. The object of this research is the assessment of the potential of Travel Taman Wira Garden. Data collection is done by way of documentation, observation, and interviews. Analysis of the data used is scoring.

The results in this study: (1) The potential that has been developed in Taman Wira Garden Tourism consisting of artificial potential of the park. (2) Taman Wira Garden Tourism obtain a score of 220 and was included in the category of potential being to the criteria in view of the attraction is less attractive, available facilities such as; MCK, places of worship, park, playground and rest, places to eat and drink, all the facilities are there but not all can be used or lack of care, accessibility to the location of attractions is quite difficult and there is a damaged roads, travel concierge services less friendly, tourist attractions less and less attractive, eye souvenirs sold less diverse.

(4)

PENILAIAN POTENSI TAMAN WISATA WIRA GARDEN KELURAHAN BATU PUTUK KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT

KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

Oleh Bety Tri Astuti

(Skripsi)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Bety Tri Astuti

dilahirkan di Karang Endah pada tanggal

(9)

PERSEMBAHAN

Terucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya kecilku ini sebagai tanda cinta, kasih sayang dan baktiku kepada:

Orangtuaku tersayang (Bapak Jaiman dan Ibu Yahumi)

Yang telah menjadi sosok yang aku kagumi, yang telah membesarkanku dengan penuh kesabaran, selalu memberikan yang terbaik untukku, menengadahkan tangan setiap sujudnya

untuk mendoakanku, menyemangatiku dan memberikan kekuatan dengan kasih sayangnya yang begitu besar dan selalu mengingatkanku untuk menggapai cita-cita, tak pernah lelah

dalam memberikan dukungan, tegas dan bertanggung jawab.

Kakak-kakakku (Sri Eni Wahyuni dan Gunawan Bowo Setiadi)

Yang selalu mendoakanku, memberikan yang terbaik untukku, menyemangatiku dan memberikan kekuatan dengan kasih sayangnya yang begitu besar.

Keponakan-keponakanku (Nanda, Nayla Dan Nando)

Yang telah menjadi penyemangat dalam kehidupanku, memberikan senyum, kebahagian, keceriaan dan selalu mendukungku.

Seseorang yang selalu menemaniku (Akhmad Zulfikar Kurniawan)

yang telah menjadi kakak, sahabat dan seseorang yang selalu memberi motivasi untuk menjadi lebih baik, lebih kuat dalam perjalananan menggapai impian dan memberikan arti pentingnya

tanggung Jawab.

Serta

(10)

MOTO

“Jika ragu dalam melakukan sesuatu, sebaiknya tanya kepada diri sendiri, apa yang kita inginkan esok hari dari apa yang telah kita lakukan sebelumnya.”

(John Lubbock)

“Keberhasilan bukan untuk diramalkan, tetapi untuk dibangun.”

(11)

ii SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, serta memberikan motivasi kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Ibu Irma Lusi Nugraheni, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, serta memberikan motivasi kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si., selaku Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan, sumbangan pikiran, kritik, dan saran selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

(12)

iii 2. Dr. Abdurahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja

Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 4. Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

6. Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 8. Kedua orang tuaku tercinta, kakak-kakakku serta keluarga besarku yang telah

memberikan kasih sayang, memberikan do’a, dukungan, semangat dan motivasi serta menantikan keberhasilanku.

(13)

iv 10. Seseorang yang spesial Akhmad Zulfikar Kurniawan, terima kasih telah memberikan motivasi dan do’anya untuk menjadi lebih baik dan lebih kuat

dalam perjalananan menggapai impian.

11. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Terima kasih..

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Juni 2015 Penulis,

(14)

v

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 7

A.Tinjauan Pustaka ... 7

1. Pengertian Geografi Pariwisata ... 7

2. Pengertian Pariwisata ... 8

D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 15

1. Variabel Penelitian ... 15

2. Definisi Operasional Variabel ... 16

a. Potensi Wisata ... 16

1. Potensi Tinggi ... 17

2. Potensi Sedang ... 17

(15)

vi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25

A.Keadaan Geografis Daerah Penelitian ... 25

1. Letak, Luas, dan Batas Administrasi ... 25

2. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 29

a. Topografi ... 29

1. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 36

2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 37

3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 38

c. Identitas Responden ... 38

1. Umur dan Jenis Kelamin Responden ... 39

2. Pendidikan Responden ... 39

B.Potensi Wisata ... 40

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data pengunjung Taman Wisata Wira Garden kelurahan batu putuk kecamatan teluk betung barat kota bandar lampung tahun

2011-2013 ... 2 2. Skor Untuk Menentukan Kategori Potensi Tinggi, Potensi Sedang,

Dan Potensi Rendah... 18 3. Data Curah Hujan Kecamatan Teluk Betung Barat Tahun 2003 -

2013 ... 32 4. Zona/Tipe Iklim Menurut Klasifikasi Scmidth-Ferguson ... 33 5. Komposisi penduduk kelurahan batu putuk tahun 2013 menurut

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik Jumlah Wisatawan Di Taman Wisata Wira Garden ... 3

2. Bagan kerangka pikir ... 13

3. Peta Administrasi Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2014 ... 28

4. Peta Topografi Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2014 ... 30

5. Taman Wisata Wira Garden ... 41

6. Sungai di Taman Wisata Wira Garden ... 41

7. Kondisi Fisik Taman Wisata Wira Garden ... 44

8. Sungai di Taman Wisata Wira Garden... 44

9. Tebing di Taman Wisata Wira Garden ... 44

10.Pusat Informasi Taman Wisata Wira Garden ... 45

11.Plang Informasi Taman Wisata Wira Garden ... 46

12.Kondisi Mushola di Taman Wisata Wira Garden ... 47

13.Tempat Parkir Taman Wisata Wira Garden ... 48

14.Kantin Taman Wisata Wira Garden ... 48

15.Toilet di Taman Wisata Wira Garden ... 48

(18)

17.Lokasi Taman Wisata Wira Garden ... 51 18.Jalan Aspal Menuju Taman Wisata Wira Garden ... 52 19.Jalan Rusak Menuju Taman Wisata Wira Garden ... 52 20.Peta Aksesibilitas Menuju Taman Wiata Wira Garden Kelurahan

Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung

(19)

1

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan industri pariwisata merupakan salah satu sarana untuk berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu tujuan wisata karena memiliki keanekaragaman kondisi fisik yang berpotensi untuk dikembangkan dan diupayakan menjadi daya tarik wisata dan menjadi daya tarik objek-objek wisata daerah. Pemerintah daerah berupaya menggali dan menemukan berbagai potensi alam yang tersebar diberbagai daerah untuk dikembangkan potensinya, baik berupa panorama alam ataupun kekhasan daerah. Salah satu daerah objek wisata yang memiliki potensi wisata di Provinsi Lampung yaitu di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat yang merupakan bagian dari Kota Bandar Lampung.

(20)

2

Taman Wisata Wira Garden menempati areal seluas ±13 Ha. Taman wisata ini dibuka sebagai objek wisata alam untuk pertama kali tahun 2007 oleh Bapak Tri Wibowo sebagai pemilik Taman Wisata Wira Garden. Jarak tempuh Taman Wisata Alam Wira Garden ini dari pusat kota Bandar Lampung 7 km atau sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraan sepeda motor.

Daya tarik wisata berupa taman yang luas, dan sungai yang mengalir di taman wisata tersebut. Fasilitas dan infrastruktur seperti, tempat penginapan, warung makan dan toko souvenir belum ada. Potensi Taman wisata seperti di atas belum dikembangkan atau diberdayakan secara optimal sebagai objek wisata dan daya tarik wisata, sehingga keadaan objek wisata nampak masih belum ada pengelolaan secara maksimal. Daya tarik yang merupakan aspek utama dalam pengembangan pariwisata seperti keadaan fisik maupun fasilitas dasar nampak belum disediakan. Atraksi budaya, kearifan lokal, dan keunikan atau kelangkaan juga merupakan komponen-komponen budaya lokal yang bisa dikembangkan menjadi produk dan aset utama dari suatu industri pariwisata.

Data pengunjung Taman Wisata Wira Garden dalam tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Data Pengunjung di Taman Wisata Wira Garden Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2011-2013

No Tahun

(21)

3

Tabel di atas menunjukkan jumlah pengunjung atau wisatawan di Taman Wisata Wira Garden mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2013 wisatawan mengalami hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk lebih jelasnya jumlah pengunjung Taman Wisata Wira Garden selama tiga tahun berturut- turut dapat digambarkan dalam sebuah grafik berikut ini.

Gambar 1. Grafik Jumlah Wisatawan Taman Wisata Wira Garden Tahun 2011-2013

Peningkatan jumlah pengunjung Taman Wisata Wira Garden sangat terlihat mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini terlihat pada grafik jumlah pengunjung Taman Wisata Wira Garden. Namun dengan kondisi ini, pengelola belum menargetkan jumlah pengunjung atau wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata tersebut. Namun untuk sebuah objek wisata yang belum lama berdiri, pengelola Taman Wisata Wira Garden ini menyebutkan sudah cukup puas dengan jumlah wisatawan yang berkunjung dengan peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut membuat pemilik dan pengelola Taman Wisata Wira Garden untuk selalu memperbaiki dan mengelola agar objek wisata tersebut layak dan bisa bersaing

Dewasa

(22)

4

dengan objek wisata lain yang sudah berdiri terlebih dahulu. Penelitian megenai Potensi Taman wisata Wira Garden dilakukan untuk mengetahui potensi yang ada di Taman Wisata Wira Garden untuk mengetahui potensi yang ada yang nantinya akan dikategorikan menjadi wisata yang berpotensi rendah, sedang dan tinggi. Potensi rendah, sedang maupun tinggi tersebut akan diukur dari kriteria yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, untuk mengetahui potensi Taman Wisata Wira Garden, dilakukan penelitian dengan judul Penilaian Potensi Taman Wisata Wira Garden di Kelurahan Batu Putuk, Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

1. Apa sajakah potensi yang sudah dikembangkan di Taman Wisata Wira Garden di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2014?

2. Termasuk kategori potensi apakah Taman Wisata Wira Garden di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

(23)

5

2. Mengetahui kategori potensi wisata pada Taman Wisata Wira Garden di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung yang kemudian diklasifikasikan dalam kelas potensi.

D. Kegunaan Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengetahui potensi pada Taman Wisata Wira Garden di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan masukan bagi pihak pengelola Taman Wisata Wira Garden di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung untuk mengembangkan potensi yang ada.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah hasanah pengetahuan dan bahan perkuliahan pada mata kuliah Geografi Pariwisata di Program studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup objek penelitian adalah penilaian potensi Taman Wisata Wira Garden di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung.

(24)

6

3. Ruang lingkup tempat peneltian adalah Taman Wisata Wira Garden di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung.

4. Ruang lingkup waktu penelitian: Tahun 2013-2014

5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Geografi Pariwisata, dimana kegiatan pariwisata banyak sekali seginya di mana semua kegiatan itu biasa disebut dengan industri pariwisata, termasuk di dalamnya perhotelan, restoran, toko cinderamata, transportasi, biro jasa dibidang perjalanan, tempat-tempat hiburan, objek wisata, atraksi budaya dan lainnya. Segi geografi umum yang perlu diketahui wisatawan antara lain iklim, flora, fauna, keindahan alam, adat istiadat, budaya, perjalanan darat, perjalanan laut dan udara, dan sebagainya. Dua segi tersebut yaitu segi industri pariwisata dan segi geografi umum menjadi bahasan dalam Geografi pariwisata (Ramaini 1992: 3)

(25)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Geografi Pariwisata

Menurut pendapat Ramaini (1992: 3) geografi pariwisata adalah ilmu yang mempelajari antara geografi dan pariwisata, yaitu industri pariwisata seperti perhotelan, rumah makan, cinderamata, biro perjalanan, dan atraksi wisata. Dalam segi geografi seperti iklim, flora, fauna, keindahan alam, adat budaya, perjalanan darat, udara dan sebagainya.

Sedangkan peranan geografi pariwisata Menurut pendapat James J Spillane (1997: 46-47) yaitu:

“pertumbuhan yang berimbang bagi perekonomian itu dapat terjadi sebagai akibat majunya pertumbuhan industri pariwisata yang dikembangkan dengan baik. Tidak hanya perusahaan-perusahaan yang dapat menyediakan kamar untuk menginap (hotel), makanan dan minuman (bar dan restoran), perencanaan perjalanan wisata

(tour operator), agen perjalanan (travel agent), industri kerajinan (handicraft),

pramuwisata (guiding and english course), tenaga terampil (tourism academy) yang diperlukan tetapi juga prasarana ekonomi seperti jalan raya, jembatan, terminal, pelabuhan dan lapangan udara.”

Cabang-cabang geografi menurut pendapat Nursid Sumaatmadja (1988: 52-53) adalah:

(26)

8

yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi yang meliputi tanah, air, udara dengan segala prosesnya. Kerangka kerja geografi fisik ditunjang oleh geologi, geomorfologi, ilmu tanah, meteorologi, klimatologi dan oseanografi. Geografi manusia adalah cabang geografi yang bidang studinya yaitu aspek keruangan gejala di permukaan bumi, yang mengambil manusia sebagai objek pokok. Yang termasuk geografi manusia yaitu: geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi pemukiman dan geografi sosial. Sedangkan geografi regional adalah studi suatu bagian atau semua bagian yang didasarkan atas aspek keseluruhan suatu wilayah.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pariwisata merupakan salah satu cabang dari geografi sosial, dimana manusia sebagai pelaku kegiatan pariwisata.

2. Pariwisata

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Orang yang melakukan wisata dikatakan sebagai wisatawan.

(27)

9

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu diluar tempat tinggal termasuk melakukan kegiatan pada tempat tersebut dengan tujuan untuk berekreasi serta keinginan yang beranekaragam. Geografi dan pariwisata mempunyai hubungan yang sangat erat, dengan demikian geografi pariwisata merupakan bagian dari ilmu geografi yang dapat membantu dalam mendeskripsikan potensi objek wisata pada suatu wilayah agar dapat berkembang dan menjadi hiburan tersendiri untuk masyarakat karena pariwisata memiliki potensi dan keindahan dari objek wisata.

Untuk memajukan pengembangan pariwisata sebagai industri secara terpadu dan baik, maka perlu diperhatikan beberapa unsur yang menunjang dalam kegiatan industri pariwisata tersebut.

Kemajuan pengembangan pariwisata sebagai industri, sebenarnya ditunjang oleh bermacam-macam usaha yang perlu dikelola secara terpadu dan baik, di antaranya adalah: (1) promosi untuk memperkenalkan objek wisata, (2) transportasi yang lancar, (3) kemudahan keimigrasian atau birokrasi, (4) akomodasi yang menjamin penginapan yang nyaman, (5) pemandu wisata yang cakap, (6) penawaran barang dan jasa mutu terjamin dan harganya wajar, (7) pengisian waktu dengan atraksi-atraksi yang menarik, (8) kondisi kebersihan dan kesehatan lingkungan hidup (James J Spilane, 1997: 129-130).

3. Pendekatan Geografi

Studi geografi pada dasarnya memiliki 3 pendekatan seperti yang dikemukakan

oleh Bintarto (1977: 2) bahwa ada 3 pendekatan geografi yaitu pendekatan analisi

keruangan (spatial analysis), analisa ekologi (ecological analysis), dan analisa

kompleks wilayah (regional complex analysis). Sehubungan dengan adanya

(28)

10

hanya mendiskripisikan tentang potensi wisata di Taman Wisata Wira Garden.

Berkaitan dengan analisis keruangan, Sujali (1989: 4) mengemukakan pendapat

sebagai berikut :

“Pendekatan geografi yang mendasar pada aspek keruangan mempunyai kaitan erat dengan persebaran suatu obyek pembahasan dan secara umum pendekatan geografi dapat dilakukan dengan melihat unsur, letak, batas, bentuk, maupun luas sehingga kajian tentang perkembangan pariwisata dapat dijadikan obyek penelitian geografi karena terdapat hubungan pemikiran dan penghidupan manusia tergantung pada potensi yang dimiliki daerahnya masing-masing”.

4. Jenis-jenis Pariwisata

Sesuai dengan fungsi dari kegiatan pariwisata, Sujali (1989: 21) membedakan pariwisata menjadi enam jenis. Yakni diuraikan sebagai berikut :

a. Pariwisata pendidikan: Pariwisata pendidikan merupakan suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan muatan pendidikan

didalamnya. Program ini dikemas sedemikian rupa menjadikan kegiatan wisata tahunan atau kegiatan ektrakulikuler memiliki kualitas dan berbobot. Materi-materi dalam pemanduan telah disesuaikan dengan bobot siswa dan kurikulum pendidikan.

b. Pariwisata olahraga, dibagi menjadi dua, yaitu: Big sport events, yaitu peristiwa-peristiwa olah raga besar seperti olimpiade game, kejuaraan tinju dunia, dan lain-lain. Sporting tourism of the practitioners, yaitu pariwisata olah raga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempratikan sendiri, seperti

pendakian gunung, rafting, berburu, dan lain-lain.

c. Pariwisata kebudayaan: Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, untuk mempelajari adat-istiadat, cara hidup rakyat, dan lain-lain.

d. Pariwisata kesehatan: Pariwisata kesehatan merupakan perjalanan dengan motivasi kesehatan pada hakekatnya dilakukan berkaitan dengan kesehatan, seperti pemeriksaan kesehatan (medical check-up), pemeliharaan (health care), pengobatan (treatment), pemulihan (recovery) dan sebagainya.

e. Pariwisata ekonomi: Dari segi ekonomi, pariwisata alam akan dapat menciptakan lapangan pekerjaan didaerah terpencil. Dibanding dengan pariwisata tradisional, pariwisata alam membutuhkan investasi yang relatif lebih besar untuk pembangunan sarana dan prasarananya. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi yang teliti terhadap kegiatan pariwisata alam tersebut. f. Pariwisata sosial: Dalam hal ini melakukan kegiatan wisata namun dibalik

(29)

11

Dari penjelasan di atas nantinya akan dianalisis dan diketahui bahwa Taman Wisata Wira Garden termasuk dalam pariwisata olahraga, kebudayaan, kesehatan, ekonomi, atau pariwisata sosial, yang mendasari dibangunnya objek pariwisata tersebut.

5. Potensi Wisata

Potensi wisata merupakan segala hal dan kejadian yang diatur dan disediakan sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata baik berupa suasana, kejadian, benda, maupun jasa (Nyoman S. Pendit, 1994: 108).

Menurut Karana Yankumara (2007), kategori potensi dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Potensi tinggi: dikatakan potensi tinggi apabila objek wisata tersebut memiliki pemandangan alam yang sangat menarik, tempat bersih, tersedia fasilitas lengkap, seperti MCK, tempat ibadah, tempat parkir, pos keamanan dan kesehatan, memiliki sarana bermain dan istirahat, mempunyai atraksi wisata yang menarik, tersedia tempat makan dan minum, terdapat oleh-oleh khas objek wisata, aksesbilitas menuju lokasi mudah dijangkau, pelayanan wisata memuaskan.

b. Potensi sedang: pemandangan di objek wisata kurang menarik, tersedia sarana seperti; MCK, tempat ibadah, tempat parkir, pos keamanan dan kesehatan, tempat parkir, tempat bermain dan istirahat, tempat makan dan minum, semua fasilitas tersebut ada namun tidak semua dapat digunakan atau kurang perawatan, aksesibilitas menuju lokasi objek wisata cukup sulit dan terdapat jalan yang rusak, pelayanan petugas wisata kurang ramah, atraksi wisata sedikit dan kurang menarik, cinderamata mata yang dijual kurang beragam.

(30)

12

B. Kerangka Pikir

Wira Garden merupakan salah satu taman wisata alam yang terletak di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung. Di Taman Wisata Wira Garden memiliki taman dan sungai yang terlihat asri. Namun, potensi wisata yang ada tersebut belum dimanfaatkan dan dikembangkan secara optimal, sehingga perlu adanya perencanaan yang lebih baik untuk menggali dan mengembangkan potensi-potensi wisata yang ada.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan penilaian potensi Taman Wisata Wira Garden, sehingga dapat diketahui mana potensi wisata yang bisa dimanfaatkan secara maksimal sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan pengelola dalam rangka perencanaan dan pengembangan Taman Wisata Wira Garden.

(31)

13

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Potensi

Wisata

Potensi Tinggi

Potensi Sedang

(32)

14

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain (Suharsimi Arikunto, 2010: 3).

Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan menggambarkan suatu keadaan atau fenomena yang terdapat di Taman Wisata Wira Garden secara objektif dan berpedoman pada permasalahan yang telah ditetapkan dengan melakukan observasi di lapangan dan wawancara dengan pihak pengelola Taman Wisata Wira Garden. Kemudian melakukan pengolahan data dilakukan dengan memberikan skor dan menganalisis data kemudian membuat simpulan dari fenomena yang terjadi di Taman Wisata Wira Garden.

B. Objek Penelitian

(33)

15

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu Taman Wisata Wira Garden di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara kepada pengelola untuk mengetahui potensi yang sudah dikembangkan berdasarkan persepsi pengelola itu sendiri. Selain itu, data juga diperoleh melalui wawancara kepada wisatawan yang berkunjung di Taman Wisata Wira Garden yang terdiri dari 20 orang responden. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan keadaan dan pendapat tentang potensi wisata yang nantinya akan dinilai dam diketahui klasifikasi potensi Taman Wisata Wira Garden di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Suharsimi Arikunto (2010: 118) mengemukakan bahwa Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2010: 38) bahwa variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

(34)

16

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Sofian Effendi dan Masri Singarimbun, 1989: 46).

a. Potensi Wisata

Potensi wisata meliputi potensi wisata yang sudah dikembangkan dan potensi wisata yang belum dikembangkan. Potensi wisata yang sudah dikembangkan merupakan segala hal yang dimanfaatkan untuk pegembangan pariwisata berdasarkan persepsi pengelola itu sendiri. Dalam penelitian ini potensi yang ingin diketahui adalah potensi wisata yang sudah dikembangkan di Taman Wisata Wira Garden berdasarkan persepsi pengelola.

Potensi yang dinilai dalam penelitian ini meliputi segala sesuatu baik suasana, kejadian yang sudah dikembangkan di taman wisata tersebut yang nantinya dibedakan menjadi jenis potensi yang dikembangkan, contohnya potensi yang bersifat alami atau buatan.

(35)

17

1. Potensi Tinggi

Potensi tinggi didapat berdasarkan kuesioner yang dilakukan dari hasil wawancara kepada 20 responden dengan mendapat nilai 3 dari setiap indikatornya. Potensi tinggi diukur berdasarkan beberapa kriteria, antara lain pemandangan alam yang sangat menarik, tempat bersih, tersedia fasilitas lengkap, seperti MCK, tempat ibadah, tempat parkir, pos keamanan dan kesehatan, memiliki sarana bermain dan istirahat, mempunyai atraksi wisata yang menarik, tersedia tempat makan dan minum, terdapat oleh-oleh khas objek wisata, aksesbilitas menuju lokasi mudah dijangkau, pelayanan wisata memuaskan. Penilaian ini diukur dengan beberapa indikator dengan kriteria masing-masing dan mendapat akumulasi nilai tertinggi.

2. Potensi Sedang

(36)

18

3. Potensi Rendah

Potensi rendah didapat berdasarkan kuesioner yang dilakukan dari hasil wawancara kepada 20 responden dengan mendapat nilai 3 dari setiap indikatornya. Potensi rendah diukur berdasarkan beberapa kriteria, antara lain pemandangan alam tidak menarik, tersedia fasilitas MCK namun tidak terawat, pos keamanan dan kesehatan tidak tersedia, tidak ada tempat ibadah, tidak ada pedagang makanan dan minuman, tidak ada atraksi wisata, petugas wisata tidak ramah, aksesbilitas menuju lokasi wisata buruk, tidak ada cinderamata khas objek wisata. Penilaian tersebut diukur dari indikator dengan kriterianya masing – masing yang mendapat nilai terendah setelah dilakukan penilaian dan klasifikasi kelas potensi.

Penilaian kategori potensi tinggi, potensi sedang, dan potensi rendah akan dihitung melalui kriteria yang telah ditentukan pada teori sebelumnya dimana penilaian tersebut dilakukan dengan menggunakan skoring. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Skor Untuk Menentukan Kategori Potensi Tinggi, Potensi Sedang, dan 2. Fasilitas (MCK, tempat ibadah,

tempat parkir, pos keamanan

3. Atraksi Wisata a. Tersedia atraksi wisata yang menarik

(37)

19

b. Ada atraksi wisata namun sedikit dan kurang menarik c. Tidak ada atraksi wisata

2 1 4. Toko Cinderamata a. Sangat beragam

b. Kurang beragam c. Tidak ada

3 2 1

5. Aksesibilitas Menuju Lokasi Objek Wisata

a. Mudah dijangkau

b. Cukup sulit dan ada jalan rusak 6. Pelayanan Petugas Wisata a. Ramah dan memuaskan

b. Kurang ramah Sumber: Karana Yankumara (2007), dengan modifikasi

Data pertanyaan di atas diajukan kepada wisatawan yang berkunjung sebanyak 20 orang, dengan tujuan mendapatkan pendapat pengunjung tentang kondisi Taman Wisata Wira Garden yang selanjutnya diskoring dan diidentifikasi untuk dikategorikan berdasarkan kelas potensi.

Klasifikasi potensi wisata dilakukan dengan rumusan Model Struges. Hal ini dilakukan untuk mengklasifikasikan perolehan skor dari teknik skoring untuk mengkategorikan potensi yang diperoleh. Rumus yang dimaksud yaitu:

K =

Keterangan:

a = total skor tertinggi, skor ini diperoleh dari jumlah skor tinggi yaitu 3 dikalikan dengan jumlah indikator dari setiap variabel.

(38)

20

u= jumlah kelas, merupakan jumlah kriteria yang digunakan untuk setiap indikator dalam variabel. Dalam penelitian ini, kriteria yang digunakan yaitu 3 sehingga jumlah kelasnya ada 3. Karena penilaian ini menggunakan sampel wisatawan sebanyak 20 orang maka skor tertinggi dan skor terendah dikalikan dengan 20.

Dengan menggunakan rumus Struges maka didapat kelas potensinya berikut ini:

K =

K = = 80

Sehingga dapat diketahui bahwa potensi Taman Wisata Wira Garden dikatakan memiliki:

1. Potensi tinggi apabila memiliki skor 280 – 360 2. Potensi sedang apabila memiliki skor 200 – 279 3. Potensi rendah apabila memiliki skor 120 – 199

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

(39)

21

Teknik observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data primer mengenai potensi wisata yang sudah berkembang di Taman Wisata Wira Garden.

2. Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan keterangan yang belum ada atau kurang jelas dari data yang sudah ada. Interview atau wawancara merupakan teknik mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (Kusmayadi, 2000: 150). Wawancara dilakukan dengan cara mendatangi pihak pengelola atau yang bertanggung jawab dan pengunjung dengan menggunakan pedoman wawancara.

Teknik wawancara ini menggunakan jenis wawancara yang bersifat tertutup. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, wawancara tertutup yaitu wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang terbatas jawabannya. Pertanyaan dari penelitian ini hanya memerlukan jawaban yang singkat, spesifik, dan respon yang datar dari narasumber. Pertanyaan wawancara tertutup dalam penelitian ini sangat efektif untuk menghemat waktu. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data primer dari pengelola Taman Wisata Wira Garden.

3. Dokumentasi

(40)

22

F. Teknik Analisis Data

Data-data yang telah diperoleh baik yang berupa data primer maupun data sekunder dari hasil observasi, dokumentasi dan wawancara akan dianalisis. Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Penganalisisan data ditujukan untuk menjawab rumusan masalah dalam hal ini potensi Taman Wisata Wira Garden di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung.

Penilian potensi Taman Wisata Wira Garden dilakukan dengan menggunakan teknik skoring seperti yang ditampilkan pada Tabel 2 pada DOV. Teknik ini digunakan untuk mengetahui perolehan skor yang terdiri dari skor tertinggi dan skor terendah yang nantinya akan dianalisis dan diklasifikasikan ke dalam kategori skor. Teknik skoring ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Penilaian terhadap parameter atau subindikator dari indikator variabel penelitian yang sudah ditentukan.

b. Scoring yaitu memberikan nilai relatif skor 1 sampai 3 untuk kriteria yang ditentukan dari sub-indikator setiap indikator penelitian. Skor 1 merupakan skor rendah, skor 2 merupakan skor sedang, dan skor 3 merupakan skor tinggi. Pemberian skor ini dilakukan untuk mengetahui perolehan skor terendah dan tertinggi.

c. Menjumlahkan skor ideal total pada setiap penelitian parameter dari indikator penelitian.

(41)

23

Klasifikasi potensi wisata dilakukan dengan rumusan Model Struges. Hal ini dilakukan untuk mengklasifikasikan perolehan skor dari teknik skoring untuk mengkategorikan potensi yang diperoleh. Rumus yang dimaksud yaitu:

K =

Keterangan:

a = total skor tertinggi, skor ini diperoleh dari jumlah skor tinggi yaitu 3 dikalikan dengan jumlah indikator dari setiap variabel.

b = total skor terendah, skor ini diperoleh dari jumlah skor rendah yaitu 1 dikalikan dengan jumlah indikator dari setiap variabel.

u = jumlah kelas, merupakan jumlah kriteria yang digunakan untuk setiap

indikator dalam variabel. Dalam penelitian ini, kriteria yang digunakan yaitu 3 sehingga jumlah kelasnya ada 3. Karena penilaian ini menggunakan sampel wisatawan sebanyak 20 orang maka skor tertinggi dan skor terendah dikalikan dengan 20.

Dengan menggunakan rumus di atas, maka akan diperoleh hasil penelitian dan kemudian diambil kesimpulan sebagai akhir laporan.

Potensi wisata Taman Wisata Wira Garden dapat diketahui melalui skoring yang sudah dijelaskan pada Tabel 2 pada DOV dan selanjutnya diklasifikasikan menggunakan rumus model struges sebagai berikut.

K =

(42)

24

Sehingga dapat diketahui bahwa potensi Taman Wisata Wira Garden dikatakan memiliki:

(43)

56

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data penelitian terhadap Taman Wisata Wira Garden di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Potensi yang sudah dikembangkan di Taman Wisata Wira Garden adalah potensi buatan berupa taman.

(44)

57

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Disarankan kepada pihak pengelola agar lebih meningkatkan potensi wisata yang bersifat alami atau panorama alam yang ada di Taman Wisata Wira Garden secara optimal, yaitu dengan upaya-upaya perbaikan pada potensi yang ada, maupun fasilitas yang memadai seperti menyediakan fasilitas secara maksimal seperti menyediakan warung makan, toko souvenir untuk menarik minat pengunjung di Taman Wisata Wira Garden.

2. Disarankan kepada pihak pengelola agar melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk mengadakan pertunjukkan kesenian dan pameran kerajinan tangan. Hal ini mengingat bahwa potensi wisata yang bersifat sosial dan budaya tidak ada di Taman Wisata Wira Garden.

(45)

58

DAFTAR PUSTAKA

Bintarto. 1977. Geografi Sosial. U.P Spring. Yogyakarta. Daldjoeni. 1992. Geografi Baru. Alumni. Bandung

Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum Edisi Kedua. Pustaka Belajar. Jogjakarta.

James J. Spillane. 1997. Ekonomi Pariwisata, Transformasi Budaya Indonesia. PT. Gramedia. Jakarta.

Karana Yankumara. 2007. Potensi Dan Pengembangan Wisata Di Objek Wisata Alam Gunung Kelud Kediri Pasca Letusan Tahun 2007. (Jurnal). Universitas Negeri Surabaya.

Kusmayadi dan Endar Sugiarto. 2000. Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.\

Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta. Monografi Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar

Lampung

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung. Alumni.

Nyoman S. Pendit. 1994. Ilmu Pengantar Sebuah Pengantar Perdana. Pradnya Paramita. Jakarta.

Oka A. Yoeti.1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa. Bandung.

Ramaini. 1992. Geografi Pariwisata. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

(46)

59

Subarjo, 2004. Meteorologi dan Klimatologi. Diktat. FKIP Unila. Bandar Lampung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Sujali. 1989. Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Tim Penyusun. 2013. Bandar Lampung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Bandar Lampung.

Undang-undang RI. 2010. Undang-undang No. 10 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 2010 Tentang Kepariwisataan. Citra Lembaga. Bandung.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 1960. Jakarta.

Gambar

Gambar
Tabel 1. Data Pengunjung di Taman Wisata Wira Garden Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2011-2013
Gambar 1. Grafik Jumlah Wisatawan Taman Wisata Wira Garden
Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian memperlihatkan profil asam lemak minyak biji labu kuning dengan metode soxhlet maupun maserasi menggunakan pelarut heksana maupun etanol tersusun dari

PENGARUH-PENGARUH KETERPAPARAN AKUT Tampaknya tidak menyebabkan pengaruh berbahaya pada kondisi yang direkomendasikan untuk penanganan dan penggunaan. PENGARUH-PENGARUH

Nilai ekonomi jasa lingkungan Gua Gudawang yang dihitung dalam penelitian ini adalah nilai ekonomi Gua Gudawang sebagai sumber air, sebagai habitat kelelawar (sebagai pengendali

Babi hutan yang disalaki oleh anjing Dandan kahaian itu, memang bukan babi biasa. Babi itu adalah raja segala babi dan tinggal di negeri Katungau. Negeri Katungau terletak

Dalam kehidupan media masih didapti faham sosialis Pancasila dan media sebagai alat revolusi sehingga berimpak pada tidak lancamya komunikasi politik dalam masyarakat,

Berdasarkan homogenitas/heterogenitas dan karakteristik semua partisipan yang terkait pada kelembagaan, pihak yang menjadi pelaku utama kemitraan adalah (1) petani cluster

Proses penerimaan (jika ada) akan dijelaskan dalam Materi Pendukung terkait, dan hanya berlaku untuk penyerahan yang ditentukan dan tidak berlaku untuk produk atau