• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PUBLIKASI SUSTAINABILITY REPORT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PUBLIKASI SUSTAINABILITY REPORT"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

i

(Studi Empiris Perusahaan-Perusahaan Industri Pertambangan yangListed (GO-Public)di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Mulyaningsih NIM 7211411015

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 21 Januari 2015

Mengetahui,

Jurusan Akuntansi Pembimbing

(3)

iii

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 04 Februari 2015

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Dr. S. Martono, M.Si

NIP 1966030819890111001

Penguji I Penguji II Penguji III

(4)

iv

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 04 Februari 2015

(5)

v MOTTO :

“All our dreams can come true, if we have the courage to persue

them” (Walt Disney Company).

“Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia, berlarilah tanpa

lelah sampai engkau meraihnya” (Nidji-Laskar Pelangi).

PERSEMBAHAN :

 Bapak Anwari dan Ibu Waisahyang selalu mendo’akan

dan memberikan yang terbaik bagi saya.

Kakakku Siti Maryam, M.Si., Mohammad Soleh, dan adikku Muhammad Agus Setiawan dan Muhammad Zakaria Akbar Falah yang selalu memberikan dukungan kepada saya.

Sugiono Pamungkas yang selalu memberikan motivasi kepada saya dalam menyelesaikan skripsi.

Teman-teman “Djarum Foundation” Beswan Djarum 29 yang memberikan semangat kepada saya.

(6)

vi

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, karena penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance terhadap Publikasi

Sustainability Report pada Perusahaan-perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2013” Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi

ini telah mandapatkan bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dengan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Fachrurrozie, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang.

4. Dr. Muhammad Khafid, S.Pd, M.Si, Dosen Pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Linda Agustina, SE, M.Si, Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Henny Murtini, SE, M.Si, Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

(7)

vii

menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang.

9. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah membantu dalam proses perkuliahan.

10. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak kekurangan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala kritik dan saran.Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Semarang, Januari 2015

(8)

viii

Mulyaningsih.2015. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governanceterhadap PublikasiSustainability Reportpada Perusahaan-perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Jurusan

Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.Pembimbing: Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si

Kata Kunci : Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi, Komite Audit,GovernanceCommittee,Sustainability Report.

Sustainability report adalah laporan sukarela untuk menyajikan laporan tanggung jawab perusahaan aspek sosial, ekonomi, lingkungan. Tercatat ada sekitar 47,1% perusahaan industri pertambangan yang membuat laporan keberlanjutan secara sukarela. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas,leverage, ukuran perusahaan, dewan direksi, komite audit, dangovernance committeeterhadap publikasisustainability report.

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri pertambangan terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2013. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Sampel yang masuk kriteria sebanyak 17 perusahaan. Unit analisis sampel untuk tahun 2011-2013 sebanyak 51 annual report. Metode analisis data penelitian ini yaitu regresi logistik.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, dan governance committee, berperan positif terhadap publikasi

sustainability report. Leverage, dewan direksi, dan komite audit tidak berpengaruh terhadap publikasisustainability report.

(9)

ix

Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period of 2011-2013”. Final Project. Accounting Department. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor: Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si

Keywords: Profitability, Leverage, Company Size, Board of Directors, Audit Committee, Governance Committee, Sustainability Report.

Sustainability report is a voluntary report to present corporate responsibility on social, economy, and environment aspects. There are about 47.1% of the company's mining industry makes voluntary sustainability reporting. The purpose of this study was to determine the effect of profitability, leverage, size of the company, the board of directors, audit committee, and governance committee toward sustainability report publication.

The population of the study is the entire mining industry companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2011 to 2013. Using purposive sampling technique, the study collected data from 17 companies. There are 51 annual reports as unit of analysis in 2011-2013. This study used logistics regression as an analysis method.

The results show that the variable profitability, firm size, and governance committee, contribute positively to the publication of sustainability report. Leverage, the board of directors and audit committee does not affect the sustainability report publication.

(10)

x

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

(11)

xi

2.1.3. Corporate Social Responsibility(CSR) ... 16

2.1.4. Konsep Keberlanjutan danTriple Bottom Line... 17

2.2. Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) ... 19

2.2.1. DefinisiSustainability Report ... 19

2.2.2. Prinsip-prinsip PengungkapanSustainability Report ... 21

2.2.3. Pengungkapan dalamSustainability Report ... 22

2.3. Faktor-Faktor yang MempengaruhiSustainability Report ... 23

2.4. Penelitian Terdahulu ... 37

2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 41

2.6. Pengembangan dan Perumusan Hipotesis ... 42

2.6.1. Pengaruh Profitabilitas terhadap publikasiSustainability Report... 42

2.6.2. PengaruhLeverageterhadap publikasiSustainability Report.... 43

2.6.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap publikasiSustainability Report ... 44

2.6.4. Pengaruh Dewan Direksi terhadap publikasiSustainability Report... 45

2.6.5. Pengaruh Komite Audit Terhadap publikasiSustainability Report... 46

(12)

xii

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 49

3.3. Variabel Dependen ... 51

3.3.1. Sustainability Report... 51

3.4. Variabel Independen ... 52

3.4.1. Profitabilitas ... 52

3.4.2. Leverage... 52

3.4.3. Ukuran Perusahaan... 52

3.4.4. Dewan Direksi... 53

3.4.5. Komite Audit... 53

3.4.6. Governance Committee... 54

3.5. Metode Pengumpulan Data ... 57

3.6. Metode Analisis Data ... 57

3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 58

3.6.2. Regresi Logistik ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 64

4.1.1. Statistik Deskriptif ... 64

4.1.2. Hasil Analisis Regresi Logistik ... 72

4.1.3. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model ... 76

4.1.4. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ... 78

(13)

xiii

Sustainability Report ... 82

4.2.2. Pengaruh Leverageterhadap publikasi Sustainability Report ... 83

4.2.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap publikasi Sustainability Report ... 84

4.2.4. Pengaruh Dewan Direksi terhadap publikasi Sustainability Report ... 85

4.2.5. Pengaruh Komite Audit terhadap publikasi Sustainability Report ... 87

4.2.6. PengaruhGovernance Committeeterhadap publikasi Sustainability Report ... 88

BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan ... 90

5.2. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(14)

xiv

Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 38

Tabel 3.1 Prosedur Penentuan Sampel Penelitian ... 50

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 55

Tabel 4.1 Hasil Analisis KelasFrequency Sustainability Report... 65

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Profitabilitas... 66

Tabel 4.3 Hasil Analisis DeskriptifLeverage... 67

Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Ukuran Perusahaan... 68

Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Dewan Direksi... 69

Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Komite Audit... 70

Tabel 4.7 Hasil Analisis KelasFrequency Governance Committee... 72

Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Logistik ... 73

Tabel 4.9 Iteration History... 76

Tabel 4.10Model Summary... 77

Tabel 4.11Hosmer and Lemeshow Test... 78

Tabel 4.12Variables In The Equation... 79

(15)

xv

(16)

xvi

Halaman

Lampiran 1 Pedoman Dokumentasi ... 99

Lampiran 2 Data Perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di BEI 101 Lampiran 3 Daftar Perusahaan yang Tidak Terpakai Sampel ... 104

Lampiran 4 Daftar Perusahaan Sampel... 108

Lampiran 5 Daftar Perusahaan Sampel BesertaAnnual Reportdan Sustainability Report ... 109

Lampiran 6 PengukuranSustainability Report ... 113

Lampiran 7 Pengukuran Profitabilitas ... 115

Lampiran 8 PengukuranLeverage... 117

Lampiran 9 Pengukuran Ukuran Perusahaan ... 119

Lampiran 10 Pengukuran Dewan Direksi ... 121

Lampiran 11 Pengukuran Komite Audit ... 123

Lampiran 12 PengukuranGovernance Committee ... 125

Lampiran 13 Hasil Tabulasi Penelitian ... 127

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perusahaan didirikan dengan tujuan utama adalah mencari laba atau keuntungan yang sebesar-besarnya guna mengembangkan kegiatan perusahaan menjadi lebih baik. Namun, perusahaan yang menjalankan aktivitas selain menghasilkan keuntungan juga harus membantu memecahkan masalah-masalah sosial terkait. Hal itu karena masyarakat semakin menyadari dampak sosial dan lingkungan dan menuntut perusahaan agar berupaya mengatasinya. Hampir 70% kerusakan lingkungan di Indonesia disebabkan oleh perusahaan pertambangan (Bangkapos.com, 28 September 2012).

Data Jatam menunjukkan sedikitnya aktivitas sepuluh perusahaan pertambangan diduga telah merusak dan mencemari sungai-sungai di Kalimantan, Jawa Timur, Papua, dan Sumatra Selatan. Lima di antaranya adalah perusahaan tambang berskala raksasa (Kabar24.com, 28 Mei 2012). Kasus lain adalah PT Newmont Nusa Tenggara yang melakukan pembuangan tailing ke laut, aktivitas penambangan batubara yang dilakukan oleh PT CMS Kaltim Utama sebagai kontraktor dari PT Cahaya Energi Mandiri yang dinilai merugikan warga baik dari sisi moril maupun material (Mongabay.co.id 04 Februari 2014).

Beberapa hal tersebut mengindikasikan kurangnya kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, serta informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Informasi mengenai dampak aktivitas ekonomi,

(18)

sosial dan lingkungan perusahaan dapat diungkapkan melaluisustainability report

sebagai laporan sukarela yang disajikan secara terpisah dari annual report.

Sustainability reportmerupakan alat untuk memenuhi kewajiban perusahaan yang melaporkan kinerjanya dalam tiga aspek yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan (Jalal 2007).

Isu lingkungan memang beberapa waktu terakhir ini terlihat begitu seksi. Sampai-sampai, sejumlah perusahaan yang bisnisnya bersinggungan langsung dengan aspek lingkungan melabeli dirinya dengan gerakan menjaga kelestarian alam. Mereka mengemasnya melalui kegiatan corporate social responsibility (CSR). Ini kalau perusahannya menyadari persoalan sosial dan lingkungan merupakan bagian tanggung jawab kelangsungan perusahaan di masa depan (Edward 2011).

Kegiatan corporate social responsibility (CSR) didukung pemerintah dengan menerbitkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) yang mengungkap berbagai ketentuan tentang pendirian PT. Pasal 74 dalam Undang-Undang ini membahas tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan tujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi PT itu sendiri, komunitas setempat dan masyarakat pada umumnya (Anke, 2009).

(19)

tanggung jawab sosial yang disajikan dalamannual report, atau perusahaan dapat menyajikan laporan tanggung jawabnya melalui sustainability report sebagai laporan yang terpisah dari annual report. Sustainability report dapat dijadikan sebagai bentuk transparansi perusahaan dalam mengungkapkan informasi dampak aktivitasnya.

The Global Reporting Initiative (GRI) yang berlokasi di Belanda dan

pemegang otoritas lain di dunia, berusaha mengembangkan “framework for

sustainability reporting”, dan versi terakhir dari pedoman pelaporan yang telah

dihasilkan dinamakan G3 Guidelines (Dilling, 2009). Semakin meningkatnya jumlah organisasi-organisasi maupun perusahaan-perusahaan global yang mengadopsi G3 Guidelines. Perusahaan-perusahaan yang telah menerbitkan

sustainability report berdasar G3 guidelines disyaratkan memenuhi tipe-tipe standar pelaporan, yakni: profil organisasi, indikator kinerja, dan pendekatan manajemen (GRI 2009B).

(20)

khususnya para investor dan kreditor (bank) karena investor maupun kreditor (bank) tidak mau menanggung kerugian yang disebabkan oleh adanya kelalaian perusahaan tersebut terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungannya (Anke, 2009).

Menurut NCSR (2014), tercatat ada sekitar 42 perusahaan yang membuat laporan keberlanjutan dengan mengacu pada standar pelaporan yang dikeluarkan oleh the Global Reporting Initiative (GRI). Bila dilihat berdasarkan sektor industri, pembuat laporan keberlanjutan oleh perusahaan dari sektor tambang masih relatif kecil. Masih banyak perusahaan tambang yang tidak membuat laporan keberlanjutan, padahal perusahaan dari sektor manufaktur, jasa dan perbankan sudah mulai membat laporan keberlanjutan.

Banyak hal harus dilakukan untuk dapat mewujudkan pembangunan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan berkelanjutan. Perkembangan pengetahuan dan teknologi tidak hanya dituntut untuk memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat membantu dalam memecahkan masalah terkait risiko dan ancaman keberlanjutan dari hubungan sosial, lingkungan dan perekonomian (GRI, 2006).

(21)

mendukung strategi perusahaan. Selain itu dapat menunjukkan komitmen mereka terhadapsustainable development(CSR Quest dalam Dilling, 2009).

Publikasisustainability report di Indonesia dan beberapa negara lain masih bersifat voluntary, artinya tidak ada aturan yang mewajibkan seperti halnya pada penerbitan financial reporting (Utama dalam Suryono, 2011). Di tengah sulitnya kondisi perekonomian, manajemen sebuah perusahaan mungkin akan tergoda untuk mengesampingkan masalah keberlanjutan (sustainability). Semua upaya difokuskan agar perusahaan dapat bertahan hidup dalam kondisi pasar dimana permintaan menurun dan biaya keuangan semakin tinggi. Oleh karena itu,

sustainability sebuah perusahaan “tidak hanya‟ terbatas pada memperhatikan dampak dari operasi perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat.

Sustainability harus menjadi bagian integral dari perencanaan jangka pendek dan perancangan strategi jangka panjang sebuah perusahaan. Krisis ekonomi global telah membuat masyarakat menjadi lebih curiga terhadap perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang mengabaikan norma-norma sosial akan kehilangan niat baik dari para konsumen, pekerja dan pihak regulator (Bary 2013). Meskipun demikian, minat perusahaan untuk mengungkapkan sustainability report tidak berkurang. Tuntutan masyarakat akan peran perusahaan dalam memberikan manfaat mendorong perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, akuntabel, serta praktik tata kelola perusahaan yang semakin baik (good corporate governance) (Utama, 2006).

(22)

Indonesia. Tingginya permintaan tentang publikasi Sustainability Report oleh

stakeholder membuat penelitian mengenai Sustainability Report ini menarik untuk diteliti, mengingat Sustainability Report merupakan isu yang masih baru meskipun perkembangannya sudah mulai banyak. Beberapa peneliti terdahulu telah meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi publikasi

Sustainability Report. Namun, dalam pengujian tentang faktor yang mempengaruhi publikasi Sustainability Report menunjukan hasil yang tidak konsisten.

Dilling (2009) menganalisis apakah terdapat perbedaan antara perusahaan yang mempublikasikan sustainabilty report dengan yang tidak, melalui karakteristik-karakteristik perusahaan. Karakteristik-karakteristik perusahaan dalam penelitian Dilling (2009) adalah tipe industri, kinerja keuangan, pertumbuhan jangka panjang, struktur modal, corporate governance, serta lokasi perusahaan-perusahaan didirikan. Hasil penelitian menunjukan perusahaan yang memiliki karakteristik profitabilitas yang tinggi, bergerak di sektor pertambangan, dan memiliki pertumbuhan jangka panjang yang kuat berpengaruh terhadap pembuatanSustainability Report.

(23)

Berbeda dengan hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukkan bahwa likuiditas, leverage, aktivitas, dan governance committee tidak berpengaruh pada publikasi Sustainability Report, sedangkan profitabilitas, ukuran perusahaan dan corporate governance (komite audit dan dewan direksi) berpengaruh signifikan terhadap publikasiSustainability Report.

Luthfia (2012) melakukan penelitian dimana variabel independen yang digunakan adalah kinerja keuangan, ukuran perusahaan, struktur modal, dan

corporate governance. Variabel kinerja keuangan diproksikan melalui profitabilitas, likuiditas, leverage, dan aktivitas perusahann. Corporate governance diproksikan melalui komite audit, dewan direksi dan governance committee. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel independen

leverage, ukuran perusahaan, dewan direksi, dan governance committee

berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report dan variabel independen profitabilitas, likuiditas, aktivitas perusahaan, komite audit dan struktur modal tidak berpengaruh terhadap publikasiSustainability Report

Hasil berbeda juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Idah (2013), dimana variabel independen yang digunakan adalah karakteristik perusahaan dan

(24)

publikasi Sustainability Report dan variabel independen dewan komisaris, komite audit, likuiditas, leverage, dan aktivitas perusahaan tidak berpengaruh terhadap publikasiSustainability Report

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti tertarik meneliti kembali mengenai publikasi Sustainability Report. Penelitian ini mencoba menguji kembali pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance

terhadap Publikasi Sustainability Report. Namun, penelitian sebelumnya masih menggunakan sampel dari semua jenis perusahaan kecuali perusahaan keuangan sehingga hasilnya bersifat general dan tidak spesifik, maka penulis dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-perusahaan industri pertambangan yang terdaftar di BEI. Peneliti mengangkat sektor pertambangan karena sektor pertambangan berkaitan eksploitasi sumber daya alam yang berhubungan erat dengan limbah dan pencemaran lingkungan sehingga memiliki tingkat risiko industri dan lingkungan yang tinggi. Lingkungan bekas tambang tidak bisa dikembalikan seperti 100% lingkungan awal sebelum kegiatan pertambangan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian

(25)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Publikasi Sustainability Report?

2. Apakah Leverage berpengaruh negatif terhadap Publikasi Sustainability Report?

3. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Publikasi Sustainability Report?

4. Apakah Dewan Direksi berpengaruh positif terhadap Publikasi Sustainability Report?

5. Apakah Komite Audit berpengaruh positif terhadap Publikasi Sustainability Report?

(26)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti secara empiris dan menganalisis terhadap hal-hal berikut:

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap PublikasiSustainability Report

2. Pengaruh Leverage terhadap PublikasiSustainability Report

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap PublikasiSustainability Report

4. Pengaruh Dewan Direksi terhadap PublikasiSustainability Report

5. Pengaruh Komite Audit terhadap PublikasiSustainability Report

6. PengaruhGovernance Committeeterhadap Publikasi Sustainability Report

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini dibagi dua yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara empiris yaitu:

1.4.1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para akademisi dalam mengembangkan penelitian dimasa yang akan datang, serta penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi khususnya di bidang akuntansi mengenai publikasiSustainability Report.

1.4.2. Secara Empiris

(27)

2. Bagi investor, sebagai wacana untuk mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam investasi sehingga tidak terpaku pada ukuran moneter saja.

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Stakeholder

Teoristakeholdermerupakan teori yang menjelaskan bagaimana manajemen perusahaan memenuhi atau mengelola harapan parastakeholder.Teoristakeholder

menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihi kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial danintelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya, untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder (Deegan, 2004).

Menurut Gray, et al. (1995) kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholderdan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Semakin powerful stakeholder, maka semakin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan denganstakeholder-nya.

Para stakeholder membutuhkan berbagai informasi terkait dengan aktivitas perusahaan yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena tumbuh kembang perusahaan bergantung pada dukungan dari para stakeholder-nya, maka perusahaan akan berusaha untuk memberikan berbagai informasi yang bermanfaat

(29)

bagi stakeholder dalam mengambil keputusan. Pengungkapan informasi dapat dibagi menjadi dua yakni yang sifatnya wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Salah satu bentuk pengungkapan sukarela yang berkembang pesat saat ini yaitu sustainability report. Menurut Ghozali dan Chariri (2007) melalui

sustainability report (pengungkapan sosial dan lingkungan) perusahaan dapat memberikan informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan kegiatan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan.

Publikasi sustainability report yang bersifat sukarela merupakan kebijakan suatu perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih transparan mengenai aktivitas perusahaan terhadap dampak sosial, ekonomi dan lingkungannya. Adanya kinerja yang baik dari perusahaan serta besar kecilnya suatu perusahaan memungkinkan untuk mengungkapkan informasi mengenai dampak sosial, ekonomi dan lingkungannya. Di samping itu, perusahaan dengan struktur

corporate governance yang baik, memilki kemungkinan besar untuk mengungkapkan laporan-laporan bersifat sukarela. Adanya struktur corporate governance, meliputi dewan direksi, komite audit, dan governance committee

diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan perusahaan untuk pengungkapan suatu laporan. Pengaruh corporate governance

dinilai mampu meningkatkan publikasi sustainability report yang berdasarkan pembangunan berkelanjutan. Di samping itu, publikasi sustainability report

(30)

2.1.2. Teori Legitimasi

Lindblom(1995) dalam Gray et al. (1995) menyatakan bahwa teori legitimasi merupakan suatu kondisi atau status yang ada ketika suatu sistem nilai perusahaan kongruen dengan sistem nilai dari sistem sosial yang lebih besar di mana perusahaanmerupakan bagiannya. Ketika suatu perbedaan yang nyata atau yang potensial ada antara kedua sistem nilai tersebut, maka akan muncul ancaman terhadap legitimasi perusahaan.

Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Dengan demikian, legitimasi dapat dikatakan sebagai manfaat atau sumber potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup. Ketika ada perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai yang dianut perusahaan dengan nilai-nlai masyarakat, legitimasi perusahaan akan berada pada posisi terancam (Lindbiom (dalam Ghozali dan Chariri, 2007)). Perbedaan yang terjadi ini antara nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai sosial masyarakat sering

dinamakan ”legitimacy gap” dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan

untuk melanjutkan kegiatan usahanya. Legitimacy gap menurut Wartol dan Mahon (dalam Ghozali dan Chariri, 2007) dapat terjadi karena tiga alasan :

1. Ada perubahan dalam kinerja perusahaan tetapi harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan tidak berubah;

(31)

3. Kinerja perusahaan dan harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan berubah ke arah yang berbeda, atau ke arah yang sama tetapi waktunya berbeda.

Perusahaan dengan kinerja baik, berusaha untuk mengungkapkan informasi lebih. Perusahaan dengan rasio profitabilitas, likuiditas, leverage

dan aktivitas yang baik memiliki kemungkinan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat sukarela. Besar kecilnya suatu perusahaan juga memberikan peran terhadap pengungkapan yang masih bersifat sukarela. Semakin besar perusahaan, semakin mungkin untuk mengungkapkan informasi yang bersifat sukarela karena ukuran perusahaan sering dijadikan sebagai sorotan masyarakat dalam kegiatan ekonomi, lingkungan dan sosialnya. Adanya informasi lebih mengenai karakteristik perusahaan, maka semakin mungkin untuk melakukan pengungkapansustainability report(Suryono dan Prastiwi, 2011).

Perusahaan berusaha memonitor nilai-nilai perusahaan dan nilai-nilai sosial masyarakat dan mengidentifikasi kemungkinan munculnya gap tersebut. Walaupun perlu diingat keberadaan dan besarnya legitimacy gap bukanlah hal

yang mudah untuk ditentukan. O’donovan (dalam Luthfia 2012) menyarankan

ketika terdapat perbedaan, perusahaan harus mampu mengubah nilai sosial atau persepsi terhadap perusahaan sebagai taktik legitimasi. Jadi untuk mengurangi

(32)

yang terus berusaha untuk memperoleh legitimasi melalui pengungkapan, berharap pada akhirnya akan terus-menerus eksis.

2.1.3. Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut The World Business Council for Sustainable Development

(WBCSD) CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.

(33)

2.1.4. Konsep Keberlanjutan danTriple Bottom Line

Keberlanjutan perusahaan adalah suatu pendekatan bisnis dalam menciptakan nilai pemegang saham secara jangka panjang dengan menggunakan peluang-peluang yang ada dan mengelola risiko yang diukur dari segi ekonomi, lingkungan dan pembangunan sosial. Pemimpin perusahaan berkelanjutan meningkatkan nilai jangka panjang pemegang saham dengan cara menyusun strategi dan manajemen mereka untuk mengusahakan dengan terus menerus pasar potensial bagi keberlanjutan produk dan jasa sedangkan dalam waktu yang sama dengan sukses mengurangi dan menghindari biaya dan risiko berkelanjutan (Akbar, 2008).

Menurut Suryono (2011), di dalam sustainabilityada prinsip-prinsip yang terkait dengan hak asasi manusia, standar bagi pekerja seperti penghapusan diskriminasi dalam pekerjaan, hal-hal yang terkait dengan lingkungan seperti pemakaian prinsip kehati-hatian, tanggung jawab lebih besar pada lingkungan, maupun mengembangkan teknologi ramah lingkungan.

Elkington (1998) memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah memerhatikan 3P, yaitu:

1) profituntuk meningkatkan pendapatan perusahaan,

2) people untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan masyarakat, serta

(34)

Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja, namun juga harus memerhatikan aspek sosial dan lingkungannya.Konsep “3P” ini kemudian diilustrasikan dalam bentuk segi tiga sebagai berikut :

Corporate sustainability and the triple bottom line approach(Elkington, 1998) Gambar 2.1Triple Bottom Line

(35)

pencapaian tujuan ini (Commission on Environment and Development dalam

GRI, 2006).

2.2. Laporan Keberlanjutan(Sustainability Report) 2.2.1. DefinisiSustainability Report

Saat ini perusahaan secara sukarela mulai menyusun laporan setiap tahun yang dikenal dengan sustainability report yang dirintis dari konsep sustainable development. Menurut GRI (dalam Dilling, 2009) mendefinisikan sustainability reportsebagai praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal maupun eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Sustainability report merupakan sebuah istilah umum yang dianggap sinonim dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan social, misalnya triple bottom line, laporan pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya. Laporan Keberlanjutan yang disusun berdasarkan Kerangka Pelaporan GRI mengungkapkan keluaran dan hasil yang terjadi dalam suatu periode laporan tertentu dalam konteks komitmen organisasi, strategi, dan pendekatan manajemennya (GRI, 2006).

Menurut World Business Council for Sustainable Development(WBCSD) menjelaskan manfaat yang didapat darisustainability report antara lain :

(36)

2. Sustainability reportdapat membantu membangun reputasi sebagai alat yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan brand value, market share, dan loyalitas konsumen jangka panjang;

3. Sustainability report dapat menjadi cerminan bagaimana perusahaan mengelola risikonya;

4. Sustainability report dapat digunakan sebagai stimulasi leadership thinking

danperformanceyang didukung dengan semangat kompetisi;

5. Sustainability report dapat mengembangkan dan menfasilitasi pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam mengelola dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial;

6. Sustainability report cenderung mencerminkan secara langsung kemampuan dan kesiapan perusahaan untuk memenuhi keinginan pemegang saham untuk jangka panjang.

7. Sustainability report membantu membangun ketertarikan para pemegang saham dengan visi jangka panjang dan membantu mendemonstrasikan bagaimanameningkatkan nilai perusahaan yang terkait dengan isu sosial dan lingkungan.

(37)

2.2.2. Prinsip-Prinsip PengungkapanSustainability Report

Pengungkapan Sustainability Report yang sesuai dengan GRI (Global Reporting Index) harus memenuhi beberapa prinsip. Prinsip - prinsip ini tercantumdalam GRI-G3 Guidelines, yaitu:

a. Keseimbangan

Sustainability Report sebaiknya mengungkapkan aspek positif dan negatif dari kinerja suatu perusahaan agar dapat menilai secara keseluruhan kinerja dari perusahaan tersebut.

b. Dapat dibandingkan

Sustainability Report berisi isu dan informasi yang ada sebaiknya dipilih, dikompilasi, dan dilaporkan secara konsisten.Informasi tersebut harus disajikan dengan seksama sehingga memungkinkan para stakeholder untuk menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu.

c. Akurat

Informasi yang dilaporkan dalam Sustainability Report harus cukup akurat dan rinci sehingga memungkinkan stakeholder untuk menilai kinerja organisasi.

d. Urut waktu

Pelaporan Sustainability Report tersebut harus terjadwal dan informasi yang ada harus selalu tersedia bagi parastakeholder.

e. Kesesuaian

(38)

f. Dapat dipertanggungjawabkan

Informasi dan proses yang digunakan dalam penyusunan laporan harus dikumpulkan, direkam, dikompilasi, dianalisis, dan diungkapkan dengan tepat sehingga dapat menetapkan kualitas dan materialitas informasi.

2.2.3. Pengungkapan dalamSustainability Report

Pengungkapan standar dalam Sustainability Report menurut GRI-G3

Guidelinesterdiri dari : a. Ekonomi

Menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan pada kondisi ekonomi dari stakeholder dan pada sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. b. Lingkungan

Menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan terhadap makhluk di bumi, dan lingkungan sekitar termasuk ekosistem, tanah, udara, dan air.

c. Hak Asasi Manusia

Adanya transparansi dalam mempertimbangkan pemilihan investor dan pemasok/kontraktor. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

d. Masyarakat

(39)

e. Tanggung jawab produk

Berisi pelaporan produk yang dihasilkan perusahaan dan layanan yang secara langsung mempengaruhi pelanggan, yaitu kesehatan dan keamanan, informasi dan pelabelan, pemasaran, dan privasi.

f. Sosial

Berisi kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan, apa saja yang sudah dilakukan dan bagaimana kegiatan tersebut dilakukan.

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi PublikasiSustainability Report

Adams (2002) dalam Setthasakko arreya (2013) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial dan lingkungan yang diteliti dalam literatur sebelumnya telah dibagi menjadi tiga kategori:

1. Karakteristik Perusahaan

Ukuran perusahaan dan kelompok industri muncul menjadi variabel penting yang mempengaruhi tingkat dan kualitas pengungkapan Umumnya, perusahaan besar, memiliki kinerja ekonomi yang baik dan beroperasi di industri lingkungan yang-sensitif lebih cenderung untuk mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan.

2. Faktor Kontekstual Umum

(40)

keberlanjutan terutama untuk meringankan kekhawatiran dari pemerintah dan pemangku kepentingan lain seperti kreditor dan pemegang saham. Pengungkapan lingkungan juga ditemukan meningkat seiring pemberitaan peristiwa lingkungan yang negatif atau terjadinya denda dan tuntutan hukum lembaga perlindungan lingkungan.

3. Faktor Kontekstual Internal

Tidak banyak penelitian sebelumnya yang meneliti hal ini. Faktor-faktor yang diteliti dalam literatur sebelumnya sampai saat ini adalah proses internal etika, sosial dan lingkungan pelaporan dan sikap terhadap pengaruh keefektifan pengungkapan, kualitas, kuantitas dan komprehensif pelaporan perusahaan (Adams, 2002). Selain itu, ada hubungan positif antara keberadaan komite pelaporan sosial perusahaan dan jumlah pengungkapan sosial (Cowenet al, 1987).

Berdasarkan grand theory dalam penelitian ini, yaitu teori stakeholder dan teori legitimasi, diikuti dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial dan lingkungan yang diteliti dalam literatur sebelumnya, maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi publikasi Sustainability Reportyaitu :

1. Karakteristik Perusahaan

(41)

perusahaan, menandai sebuah perusahaan dan membedakannya dengan perusahaan lain.

Menurut Mirfazil dan Nurdiono (2007) dampak lingkungan perusahaan tergantung pada jenis atau karakteristik perusahaan. Karakteristik perusahaan yang menghasilkan dampak lingkungan hidup yang tinggi akan menuntut pemenuhan tangung jawab lingkungan yang tinggi pula.

Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan, karakteristik perusahaan merupakan prediktor kualitas pengungkapan (Lang and Lundholm, 1993 dalam Rosmasita, 2007). Setiap perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda antara entitas yang satu dengan yang lain. Karakteristik perusahaan dapat berupa ukuran perusahaan

(size), leverage, basis perusahaan, jenis industri, serta profil dan karakteristik lainnya (Marwata, 2001). Berikut ini proksi karakteristik perusahaan yang diduga memiliki hubungan dengan publikasiSustainability Report:

a. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan entitas dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset, dan ekuitas (Kamil dan Herusetya, 2012). Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang menghasilkan

(42)

pengungkapan yang lebih luas dalam memenuhi kebutuhan informasi sesuai kebutuhan masing-masing pengguna (Suryono dan Prastiwi, 2011).

Menurut Almilia (2008), perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi cenderung untuk mengungkapkan informasi lebih banyak karena ingin menunjukkan kepada publik dan stakeholder bahwa perusahaan memiliki tingkat profitabilitas tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain. Beberapa pengukuran dalam menghitung rasio profitabilitas:

1. Laba Bersih atas Penjualan (Net Profit Margin/ NPM)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui penjualan. Cara menghitung NPM adalah dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih.

=

Menurut Kasmir (2002) menyatakan bahwa perusahaan dikatakan baik jika NPM yang dimiliki oleh perusahaan diatas rata-rata industri pada umumnya yakni di atas 20%.

(43)

ROA = EBIT Total Aktiva

Menurut Kasmir (2002), rata-rata industry untuk ROA adalah 30%. Perusahaan dikatakan baik jika mampu mencapai ROA di atas rata-rata industri.

3. Pengembalian Atas Total Ekuitas (Return On total Equity/ ROE ) Pengembalian atas total ekuitas dihitung dengan rata-rata ekuitas pemegang saham. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

ROE = EAT

Total Aktiva

Menurut Kasmir (2002), perusahaan dikatakan baik jika ROE yang dimiliki oleh perusahaan diatas rata-rata industri pada umumnya yakni di atas 40%.

b. Likuiditas

(44)

ingin menunjukkan bahwa perusahaan itu kredibel. Rasio likuiditas yang sering digunakan:

1. Rasio Lancar (Current Ratio/ CR)

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek atau hutang lancarnya.

CR = Asset lancar Kewajiban lancar

2. Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test ratio)

Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (Kasmir, 2002).

=Aktiva Lancar Persediaan Kewajiban Lancar

c. Leverage

(45)

rasio leverage yang semakin tinggi menyebabkan peluang yang semakin besar bagi perusahaan untuk melanggar kontrak utang sehingga memicu manajer dalam melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi dibandingkan laba di masa mendatang (Anggraini, 2008).

Menurut Belkoui dan Karpik (1989), keputusan untuk mengungkapkan informasi sosial, akan diikuti pengeluaran untuk pengungkapan yang dapat menurunkan pendapatan. Artinya, leverage memberikan respon yang buruk bagi parastakeholder.

Ada beberapa pengukuran yang digunakan dalam menghitung leverage, yaitu:

1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Debt to Asset Ratio/ DAR)

Rasio hutang terhadap aktiva dihitung dengan membagi total hutang terhadap total aktiva. Rasio ini mengukur jumlah aktiva yang didanai dengan hutang.

(DAR) = Total utang Total Aktiva

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio/DER)

(46)

(DER) = Total utang Total Ekuitas

3. Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga (Time Interest Earned Ratio)

Rasio kelipatan pembayaran bunga dihitung dengan membagi jumlah laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan laba sebelum bunga dan pajak untuk membayar beban bunga.

= EBIT

Beban Bunga

d. Aktifitas Perusahaan

(47)

(Suryono dan Prastiwi, 2011). Aktivitas perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan bebarapa analisis rasio, yaitu:

1. Rasio Perputaran Persediaan (ITO =Inventory Turnover)

Rasio perputaran persediaan atau Inventory turnover ratio

mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.

= Penjualan ( ) Inventory

2. Rasio Perputaran Total Aktiva ( TAT =Total Assets Turnover)

Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) ini menunjukan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan.

(48)

e. Ukuran Perusahaan

Ukuran suatu perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan informasi perusahaan. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar umumnya memiliki jumlah aktiva yang besar, penjualan besar, skill karyawan yang baik, sistem informasi yang canggih jenis produk yang banyak, struktur kepemilikan yang lengkap, sehingga memungkinkan dan membutuhkan tingkat pengungkapan secara luas (Luthfia 2012). Perusahaan besar mempunyai biaya informasi yang rendah, kompleksitas dan dasar kepemilikan yang lebih luas dibanding perusahaan kecil sehingga perusahaan besar cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas (Rosmasita dalam Suryono dan Prastiwi, 2011). Ukuran perusahaan sering diukur dengan menggunakan jumlah karyawan, nilai total aset, volume penjualan, dan penjualan bersih (Adikara, 2011).

f. Tipe Industri

(49)

Sedangkan perusahaan yanglow-profile tidak terlalu mendapat sorotan luas dan lebih ditoleransi masyarakat luas manakala melakukan kesalahan.

Roberts (1992) dalam Hackston dan Milne (1996) mendefinisikan industri yang high-profile sebagai industri yang memiliki visibilitas konsumen, risiko politis yang tinggi, atau menghadapi persaingan yang tinggi. Preston (1977) dalam Hackston dan Milne (1996) mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki aktivitas ekonomi yang memodifikasi lingkungan, seperti industri ekstraktif, lebih mungkin mengungkapkan informasi mengenai dampak lingkungan dibandingkan industri yang lain.

2. Corporate Governance

Komite Nasional Kebijakan Governance(2006) mendefinisikanCorporate Governance dengan pencapaian keberhasilan usaha dan juga cara untuk memantau kinerja pencapaian sasaran keberhasilan usaha tersebut. Corporate Governance diperlukan untuk mengurangi permasalahan keagenan antara pemilik dan manajer (Rustiarini, 2012).

Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and Development), corporate governance merupakan suatu sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Terdapat beberapa prinsip dalam implementasi good corporate governance (GCG).

Menurut pedoman umum good corporate governance Indonesia, terdapat lima prinsip utama yang terkandung dalam good corporate governance yaitu

(50)

akan dijabarkan sebagai berikut :

1) Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan, termasuk tentang kegiatanCSR.

2) Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

3) Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan dengan prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.

4) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. 5) Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara

di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.

Proksi Corporate Governance yang diduga memiliki hubungan dengan publikasiSustainability Report:

a. Komite Audit

(51)

anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi (Jati, 2009 dalam Suryono dan Prastiwi, 2011).

Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-643/BL/2012 disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat secara berkala paling kurang satu kali dalam 3 (tiga) bulan. Rapat dilaksanakan untuk melakukan koordinasi agar efektif dalam menjalankan pengawasan laporan dan pelaksanaan corporate governanceperusahaan agar menjadi semakin baik (Suryono dan Prastiwi, 2011). b. Dewan Komisaris

Menurut Mulyadi (2002) dewan komisaris merupakan wakil dari para pemegang saham yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilakukan oleh manajemen dan mencegah pengendalian yang terlalu banyak di tangan manajemen. Dewan komisaris bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen telah memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern.

Teori Coller dan Gregory (1999) dalam Sembiring (2006) menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, semakin mudah untuk mengendalikan Chief Executives Officer (CEO) dan semakin efektif dalam memonitor aktivitas manajemen. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar mengungkapkannya.

(52)

Dewan direksi/dewan direktur merupakan seseorang yang ditunjuk untuk memimpin Peseroan Terbatas (PT), dapat berasal dari seseorang yang memiliki perusahaan tersebut ataupun orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha. Dewan direksi bertindak sebagai aspek sistem pengendalian dalam suatu perusahaan, memiliki peran ganda yaitu sebagai monitoring dan pengambil keputusan (Fama dan Jensen, dalam Dilling, 2009).

Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan

good corporate governance(Suryono dan Prastiwi, 2011). d. Governance Committee

(53)

bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk mendorong penerapan GCG, antara lain membentuk Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang telah mengeluarkan Pedoman GCG dan pada tahun 2004, KNKCG diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance

(KNKG).

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti hanya mengambil enam variabel independen yaitu Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi, Komite Audit, serta Governance Committee. Penelitian ini melanjutkan dari beberapa penelitian sebelumnya dengan beberapa perubahan dan eliminasi variable serta menggabungkan peneliti-peneliti Sustainability Report terdahulu berdasarkanresearch gap.

2.4 Penelitian Terdahulu

Di luar negeri penelitian mengenai Sustainability Report sudah banyak dilakukan. Penelitian mengenai sustainabilty report juga mulai berkembang di Indonesia. Tingginya permintaan tentang publikasi Sustainability Report oleh

stakeholder membuat penelitian mengenai Sustainability Report ini menarik untuk diteliti, mengingat Sustainability Report merupakan isu yang masih baru meskipun perkembangannya sudah mulai banyak.

(54)

yang tidak konsisten. Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan publikasi

Sustainability Reportyang akan diteliti, antara lain sebagai berikut:

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Variabel

(55)

No Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian

Hasil Penelitian 3 Suryono (2011) Pengaruh

Karakteristik

(56)

No Nama Peneliti Judul Variabel

(57)

2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis

Penelitian ini mengungkapkan beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap publikasi Sustainability Report, antara lain: profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dewan direksi, komite audit, dangovernance committee.

Berdasarkan uraian landasan teoritis, serta untuk pemahaman lebih baik mengenai variabel-variabel yang diduga mempengaruhi publikasi Sustainability Report, maka penelitian ini menggunakan model kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

PublikasiSustainability Report

H1(+)

H2(-)

H3(+)

H4(+)

H5(+)

H6(+)

Profitabilitas

Leverage

Ukuran Perusahaan

Corporate Governance

(Ukuran Dewan Direksi)

Corporate Governance

(Ukuran Komite Audit)

Corporate Governance

(58)

2.6 Pengembangan dan Perumusan Hipotesis

2.6.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap PublikasiSustainability Report Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham Mahmud dan Halim (2007) dalam Widianto (2011)). Perusahaan yang memiliki kemampuan kinerja keuangan yang baik, akan memiliki kepercayaan yang tinggi untuk menginformasikan kepada stakeholder-nya, karena perusahaan mampu menunjukkan kepada mereka bahwa perusahaan dapat memenuhi harapan mereka terutama investor dan kreditor. Akibatnya, perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan cenderung untuk melakukan pengungkapan melalui

Sustainability report, karena profitabilitas merupakan salah satu indikator kinerja yang harus diungkapkan dalamSustainability report.

Publikasi Sustainability report ini dilakukan dalam rangka pertanggungjawaban kepada stakeholder untuk mempertahankan dukungan mereka dan juga untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Selain itu pengungkapan Sustainability report juga dapat digunakan sebagai media komunikasi dengan para stakeholder, yang ingin memperoleh keyakinan tentang bagaimana profit dihasilkan perusahaan. Informasi ini terutama penting bagi stakeholder selain investor dan kreditor yang biasanya dimotivasi oleh kepentingan ekonomi atau financial.

(59)

pengungkapanSustainability report. Oleh karena itu, dapat diasumsikan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap publikasiSustainability Report.

2.6.2 PengaruhLeverageterhadap publikasiSustainability Report

Semakin tinggi tingkat leverage, maka akan ada kecenderungan perusahaan berusaha untuk melaporkan profitabilitasnya agar tetap tinggi. Hal ini dikarenakan, tingkat profitabilitas yang tinggi akan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang kuat sehingga dapat meyakinkan perusahaan dalam memperoleh pinjaman dari para stakeholder-nya. Bahkan, semakin tinggi tingkat

leverage semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit, sehingga akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Para

stakeholder perusahaan, akan lebih percaya dan memilih untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan-perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat dan baik. Hal ini berarti, manajer perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi harus mengurangi biaya-biaya (termasuk biaya untuk mengungkapkan laporan sosial dan lingkungan).

(60)

mengungkapkan dampak dari aktivitas-aktivitas bisnis yang telah dilakukan perusahaan (Guthrie dan Parker (1990) dalam Ghozali dan Chariri (2007)).

Menurut Megginson (1997) dalam Widianto (2011) mengatakan leverage

memiliki pengaruh yang negatif terhadap profitabilitas. Hal ini diakibatkan karena struktur modal dengan pembiayaan utang, akan memperkecil tingkat profitabilitas yang dicapai, karena total modal yang relatif tinggi akan membawa biaya, yang berarti meningkatnya kesulitan keuangan. Sehingga perusahaan mengurangi pelaporan yang bersifat sukarela seperti halnya Sustainability report, karena pelaporan itu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar serta biaya yang cukup besar. Oleh karena itu asumsi yang kedua dari penelitian ini yaitu :

H2 :Leverageberpengaruh negatif terhadap publikasiSustainability Report.

2.6.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap publikasiSustainability Report

Semakin besar suatu perusahaan akan semakin disorot oleh para

(61)

organisasi; mengalihkan atau memanipulasi perhatian dari isu penting ke isu-isu lain yang berhubungan; atau mengubah ekspektasi eksternal tentang kinerja organisasi. Hal-hal tersebut dilakukan dalam rangka menyelaraskan aktivitas perusahaan dengan norma perilaku dalam sistem sosial masyarakat sebagai suatu wujud legitimasi perusahaan (Dowling dan Pfeffer (1975) dalam Ghozali dan Chariri (2007)).

Beberapa penelitian sebelumnya Dilling (2009) dan Suryono (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan Sustainability report. Hal ini karena semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula informasi yang terkandung di dalamnya, sehingga perusahaan terdorong untuk melakukan praktik pengungkapan

Sustainability report.Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap publikasiSustainability

Report.

(62)

direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011). Informasi yang diungkapkan perusahaan tidak hanya informasi mengenai keuangan, tetapi juga mengenai kinerja sosial dan lingkungan dalam suatu laporan keberlanjutan (sustainability reporting). Apabila corporate governance di perusahaan tersebut sudah berjalan baik, yang tercermin dari seringnya komunikasi dalam rapat dewan, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan dalam mengungkapkan kinerjanya. Penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) juga berhasil menemukan bahwa dewan direksi berpengaruh terhadap praktik pengungkapan Sustainability Report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:

H4 : Dewan direksi berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report.

2.6.5 Pengaruh Komite Audit Terhadap publikasiSustainability Report Komite audit merupakan salah satu dewan pengawasan dari sistem

(63)

mereka akan semakin dapat memahami makna strategis dari pengungkapan informasi dan apa yang dibutuhkan stakeholder secara luas (Suryono dan Prastiwi, 2011).

Penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukkan bahwa komite audit yang diproksikan dengan jumlah rapat berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan Sustainability Report. Merujuk pada teori stakeholder, perusahaan ingin memenuhi harapan para stakeholderdengan membuat Sustainability Report

yang mendeskripsikan mengenai aktivitas perusahaan dibidang sosial dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, komite audit dibentuk untuk membantu manajemen dalam mempublikasikan sustainability reportyang sangat dibutuhkan oleh stakeholder untuk mendapat legitimasi dari masyarakat. Oleh karena itu, dapat diasumsikan hipotesis sebagai berikut :

H5 : Komite Audit berpengaruh positif terhadap publikasiSustainability Report.

2.6.6 Pengaruh Governance Committee Terhadap publikasi Sustainability Report

Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota dewan direksi. Penciptaan good corporate governance suatu perusahaan dapat diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota

governance committee yang berkompeten dan berkualitas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dilling (2009), menunjukkan bahwa governance committee

(64)

(2012) mengemukakan bahwa adanya prinsip responsibilitas dalam pencapaian

good corporate governance, maka governance committee sebagai komite penunjang pelaksanaan good corporate governance maka komite ini dapat merekomendasikan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan melalui

sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H6 :Governance committeeberpengaruh positif terhadap publikasi

(65)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan industri pertambang dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013 .Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data yang digunakan berasal dariannual report dan sustainability report perusahaan di BEI dari tahun 2011 sampai dengan 2013. Sumber-sumber data dapat diperoleh di

websiteBursa Efek Indonesia (BEI) danwebsiteresmi perusahaan.

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Industri Pertambangan yang listed go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 44 perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2013.

Sampel adalah bagian dari elemen–elemen populasi (Indriantoro dan Supomo, 2002:115). Teknik pemilihan sampel berdasarkan purposive sampling

dengan tujuan mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

(66)

Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan Industri Pertambangan yang listed go public di BEI.

2. Perusahaan Industri Pertambangan yang menerbitkan laporan tahunan di BEI untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011-2013.

3. Perusahaan Industri Pertambangan yang mempublikasikan Sustainability Reportterpisah dariannual reportuntuk variabledummy1.

4. Perusahaan Industri Pertambangan yang menampilkan data secara lengkap untuk menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan dan Corporate Governanceterhadap publikasiSustainability Report.

Tabel 3.1 Prosedur Penentuan Sampel penelitian

Identifikasi perusahaan Jumlah

Jumlah Perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2013

44

Jumlah Perusahaan yang tidak menerbitkanannual report

berturut-turut di BEI

(15)

Jumlah perusahaan yang tidak menampilkan data lengkap (12) Jumlah sampel perusahaan industry pertambangan yang dapat

dianalisis dalam penelitian ini.

17

Tahun pengamatan (tahun) 3

(67)

3.3. Variabel Dependen

3.3.1. Sustainability Report

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah praktik pengungkapan

Sustainability report oleh suatu perusahaan. Sustainability report merupakan laporan yang berisi praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal dan eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (GRI, 2006).

Sustainability report juga digunakan oleh institusi pemerintah misalnya dari pihak kementerian lingkungan untuk membuat penilaian atas kinerja perusahaan terhadap lingkungan dalam setiap pelaporan organisasi.Seperti halnya di Indonesia, peraturan dalam pengungkapan CSR dapat ditemukan dalam aturan yang dikeluarkan oleh Bapepam dan Undang-undang nomor 40/2007 tentang Perseroan Terbatas.Pengungkapan laporan keberlanjutan dalam aturan yang telah ditetapkan berupa laporan yang berdiri sendiri, meskipun masih banyaknya pengimplementasian CSR yang diungkapkan bersamaan dengan laporan tahunan suatu perusahaan (Widianto, 2011). Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy, nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan publikasi

Sustainability report dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan publikasi

(68)

3.4. Variabel Independen 3.4.1. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham (Mahmudah dan Abdul Halim dalam Almilia, 2007). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakanReturn On Asset(ROA) :

ROA = EBIT

Total Aktiva

3.4.2. Leverage

Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang jika suatu perusahaan dilikuidasi. Rasio leverage menggambarkan kontribusi pemilik (pemodal atau pemegang saham) dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor. Penelitian ini menggunakan rasio Debt Equity Ratio (DER) untuk mengukur

leverage:

(DER) = Total utang Total Ekuitas

3.4.3. Ukuran Perusahaan

(69)

nilai log of total asset yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan karena ukuran perusahaan merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang tampak dalam nilai total asset perusahaan pada neraca akhir tahun.

= log

3.4.4. Dewan Direksi

Realisasi perencanaan tertulis yang jelas mengenai tanggung jawab perusahaan dapat dipublikasikan melalui Sustainability report. Sustainability report merupakan laporan yang lebih menunjukkan keseriusan perusahaan untuk membuktikan aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan dikarenakan terpisah dari annual report. Selain itu dewan direksi merupakan salah satu komponen dalam mewujudkan GCG sehingga dewan direksi perlu mempublikasikan informasi mengenai tanggung jawab sesuai dengan salah satu prinsip GCG yaitu

accountability. Variabel Dewan Direksi diukur dengan melihat frekuensi rapat selama periode 1 tahun, dapat dilihat dalam laporan tahunan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkangood corporate governance(Suryono dan Prastiwi, 2011)

3.4.5. Komite Audit

(70)

audit eksternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi. Variabel ini diukur dengan melihat frekuensi rapat antara anggota komite audit. Frekuensi rapat akan mencerminkan keefektifan dalam komunikasi dan koordinasi antara anggota komite audit untuk mewujudkangood corporate governance.

3.4.6. Governance Committee

Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota dewan direksi (Willey dalam Luthfia, 2012). Komite ini bertugas untuk mengembangkan dan merekomendasi kepada dewan, pedoman dalam pelaksanaan dan etika corporate governance. Governance Committee diukur dengan variabel dummy, yaitu nilai 1 untuk perusahaan yang sudah membentuk

governance committee, dan 0 untuk perusahaan belum membentuk governance committee.

Gambar

Gambar 2.1 Triple Bottom Line
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Tabel 3.1 Prosedur Penentuan Sampel penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi nilai tekanan penduduk daerah pinggiran Kota Surakarta menunjukkan bahwa tekanan penduduk tinggi dan daya dukung lahan sawah yang

Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa suatu model yang dapat digunakan untuk memprediksi waktu inisiasi retak pada beton bertulang untuk beton yang berada pada daerah

Sistem yang dirancang selanjutnya akan diuji coba menggunakan simulator berdasarkan skenario pengujian yang telah dirancang agar sistem yang dibuat dapat berjalan sesuai dengan

Design ( perencanaan), Operation (Operasi) dan M aintanance ( Pemeliharaan), serta ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat.

Nilai-nilai pendhidhikan karakter kasebut yaiku (1) jujur minangka dhasar karakter kang asale saka olah ati, sing sajrone ana karakter amanah, adil, tresna asih, gedhe

Dhata (3) arupa dialog, tuturan ing ndhuwur nggunakake ragam basa dongeng yaiku ragam basa jawa krama diwenehi ragam basa jawa ngoko Konsep ragam basa dhewe yaiku

Hasil penelitian adalah (1) angka kejadian TB menunjukkan adanya peningkatan; (2) angka kejadian TB berdasarkan klasifikasi jenis kelamin lebih banyak ditemukan

Pada proses tahapan di atas telah ditunjukkan langkah untuk pemindahbukuan saldo jurnal khusus ke buku besar seperti Piutang Usaha, Kas, Penjualan, Pembelian Barang